hospital liability system

advertisement
HOSPITAL LIABILITY SYSTEM:
Upaya Keselamatan Pasien
Herkutanto
Herkutanto
•
•
•
Guru Besar Ilmu Kedokteran Forensik, Universitas Indonesia
Ketua Komite Nasional Keselamatan Pasien
Ketua Konsil Kedokteran, KKI, 2014 – 2019
LATAR BELAKANG
• Karakteristik masyarakat yang gemar menggugat (litigeous society)
– menjaga keseimbangan hak Pasien dan Rumah Sakit pada situasi
konflik akibat suatu KTD (yang berupa accident atau incident)
• MENINGKATNYA KONFLIK pemberi layanan dengan pasien terkait KTD
– Praktik penyelesaian konflik selama ini tidak menyelesaikan akar
masalah dan tidak melindungi hak keduabelah pihak
– bila hak RS tidak dijaga dan dirugikan terus maka RS akan bersikap
defensif menjaga kerugian bahkan menghentikan pelayanan kesehatan
• Gerakan Keselamatan Pasien
– Pelaporan kejadian
ISUE UTAMA
• Faktor2 Pencetus KTD senantiasa ada (terkait akuntabilitas RS dan Tenaga
Kesehatan)
– perilaku RS harus dikelola dengan Corporate Governance yang baik
untuk mencegah / mengurangi timbulnya faktor risiko KTD
– perilaku Tenaga Kesehatan harus dikelola dengan Clinical Governance
mengurangi timbulnya faktor risiko KTD
• Bagaimana menjaga keseimbangan hak Pasien dan Rumah Sakit pada
situasi konflik akibat suatu KTD
– Apakah sistem yang ada sudah adil bagi pasien yang cedera akibat
kurang baiknya pelayanan?
– Kegamangan dalam sistem pelaporan insiden
ALASAN UTAMA MELAKUKAN REGULASI
(Schellekens, W : Patient Safety Conference,
European Union Presidency Luxembourg, 4 – 5 April 2005)
HOSPITAL CIRCLE
ON PATIENT SAFETY
Corporate Leadership
HOSPITAL
MANAGEMENT
Corporate Governance
Clinical Leadership
CORPORATE CULTURE
SAFETY CULTURE
Service Excellence
MEDICAL
COMMITTEE
Clinical Governance
Clinical Excellence
PATIENT SAFETY
TIGA TINGKAT DETERMINAN KESELAMATAN
PASIEN
Governance (Corporate & Clinical): determinan
dalam perilaku manusia
Governing Board: determinan dalam
menciptakan “good” governance (corporate &
clinical)
SAFETY CULTURE
Perilaku manusia (Manajemen & Klinisi):
sebagai determinan Keselamatan pasien
RUJUKAN REGULASI PENYUSUNAN WHITE PAPER UNTUK KOMPETENSI
YANG SAMA DARI BEBERAPA DOKTER SPESIALIS AYNTG BERBEDA
•
•
•
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 42
Tahun 2016 Tentang Pengesahan Kompetensi
yang sama dalam standar Kompetensi Bidang
Spesialisasi Yang berbeda untuk Dr/Drg
Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia No. 20 /
KKI/KEP/VII/2016 Tentang Pengesahan Buku
Putih Kompetensi Stenting pada Arteri Karotis
Dalam Bidang Spesialisasi Kedokteran Yang
Berbeda
Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia No. 2 /
KKI/KEP/XI/2016 Tentang Pengesahan Buku Putih
Kompetensi Kemoterapi Dalam Bidang
Spesialisasi Kedokteran Yang Berbeda
TUJUAN DISKUSI
• Mendiskusikan kepantasan kompensasi pada
pasien yang cedera akibat KTD
• Mendiskusikan akuntabilitas profesi dan
rumah sakit perihal kompensasi pada pasien
dan kaitannya dengan Keselamatan Pasien
• Mendiskusikan pola “ liability system “ dan
sumber pembiayaannya
SISTIMATIKA PAPARAN
1. Pelaporan Insiden dan hambatannya
2. Konsep Dasar “Liability System” dalam
pelayanan kesehatan
3. Contoh Model “Medical Liability System” di
beberapa negara
4. Bagaimana Dengan di Indonesia …?
1
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DAN
KENDALANYA
Mengapa Memulai Pelaporan Kejadian
“PENTING” ?
Untuk memulai PROSES PEMBELAJARAN  mencegah kejadian
yang sama berulang kembali.
Bagaimana Memulainya ?
Seluruh Karyawan harus memahami KTD,
bagaimana ALUR serta CARA melaporkannya.
(Dibuat Sistem Pelaporan Kejadian di RS)
TUJUAN PELAPORAN INSIDEN
• Primer : utk tujuan manajemen risiko,
• Khusus : utk menciri risiko potensial
terhadap pasien & menyempurnakan
asuhan pasien melalui pengembangan
dan implementasi sistem pemantauan
menyeluruh
BENEFIT “ PELAPORAN”
•
•
•
•
Resources targeted more effectively
Increased responsiveness
Pre-empting complaints
Reducing costs
IDENTIFIKASI RISIKO MELALUI “PELAPORAN KEJADIAN”
• Adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat
menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara
finansial.
• Identifikasi akan membantu Manajemen mengambil
langkah-langkah antisipatif terhadap risiko tersebut.
SUMBER2 YANG DIGUNAKAN UNTUK IDENTIFIKASI RISIKO
Reaktif

Incident reporting

Case Report
Complaint
Claim data
Clinical care review
Medical Audit
Occurrence Screening / Medical Record Review
Survey / Self Assesment




Proaktif


BARIER OF “REPORTING”
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Sense of Failure
Fear of Blame
Report being used out of the contex
Fear of increase medico legal risk
Benefits of reporting are unclear
Lack of resources
Not my job
Lack of clear definitions
Difficulty in reporting
LITIGIOUS SOCIETY & COMPENSATING SYSTEM
• Ketidak pastian Hasil Pengobatan dan KTD di Rumah Sakit
– Komplikasi dan Kejadian Tak Diharapkan pada tiap kasus di rumah sakit tidak
jarang terjadi
– Membedakan komplikasi dan KTD tidak mudah
• Konflik Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit dan Ganti Rugi
– Konflik Pasien vs. Dokter dan Rumah Sakit
– Ganti rugi materiel dan Ganti rugi immateriel
• Belum ada pola penanggulangan biaya ganti rugi bagi pihak pasien
– Saling melempar tanggung gugat dalam rumah sakit sehingga menganggu
relasi
– Tidak ada persiapan / alokasi finansial sehingga mengganggu
ISSUE UTAMA
• Sejauh manakah Rumah Sakit dan / atau dokter seharusnya
bertanggunjawab atas klaim yang diajukan pasien yang cedera akibat
Pasien kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
– Akankah setiap klaim dipenuhi tanpa perlu membuktikan adanya kelalaian
dokter atau rumah sakit?
• Bagaimanakah kita menyikapi klaim dengan Permintaan ganti rugi
materiel dan/atau immateriel yang luarbiasa tingginya
– Sejauh mana klaim ganti rugi materiel atau immateriel akan dipenuhi ..?
• Belum ada pola penanggulangan biaya ganti rugi bagi pihak pasien
– Bagaimana cara menanggulangi saling melempar tanggung gugat dalam
rumah sakit akibat tidak adanya persiapan / alokasi finansial ?
– Sumber dana manakah yang sebaiknya digunakan untuk menanggulangi
tanggung gugat?
2
KONSEP DASAR “LIABILITY SYSTEM”
INCIDENT
Clinical Privileges
Clinical Privileges
Tindakan Medis
Tindakan Medis
Clinical Privileges
Tindakan Medis
Clinical Privileges
Tindakan Medis
ACCIDENT
RISK
?
UNWANTED RESULT IN MEDICINE
NEGLIGENCE
31/07/2017
Herkutanto, 2001
?
23
MEDICAL PROCEDURES LIABILITY
DAMAGE
RISK
Consent
obtained
31/07/2017
NEGLIGENCE
No Consent
obtained
Not liable
liable
Herkutanto, 2001
24
MEDICAL MISHAPS
FORESEEN
Prevention
not performed
UNFORESEEN
Prevention performed
liable
Not liable
BUT WHO IS GOING TO PAY THE COMPENSATION ...... ?
Hospital
Patients
Doctors
BASIC CONCEPT
International Medical Liability System, CMPA, 2005
Healthcare System and Patient’s Right
• One of the necessary components of an effective
health care system is
– well-designed, functional medical liability protection that
assures both health care professionals and their patients
that their interests and access to due process will be
protected.
• In the event of adverse health care outcomes
resulting from practitioner negligence, it enables
injured patients to receive appropriate compensation
THE CANADIAN MEDICAL PROTECTIVE ASSOCIATION, 2005
POTENTIAL COMPENSATED EVENTS
• Any events where the provider suppose to
redress the patient
• Setiap peristiwa dimana sewajarnyalah pasien
dipulihkan kerugian (finansial)nya
– Patient falls from the bed
– Lefting objects behind in body cavity
PATIENT SAFETY
PEMBIAYAAN
PELAYANAN KESEHATAN
HASIL YANG DIHARAPKAN DARI “LIALIBITY SYSTEM”
RUMAH SAKIT
• Proteksi tanggunggugat atas
kejadian tak diharapkan (KTD)
• Pelaporan Insiden lebih lancar
TENAGA KESEHATAN
• Kesadaran akuntabilitas profesi
• Rasa aman dalam Pelaporan
Insiden
PASIEN
• Kejelasan akuntabilitas dalam
pelayanan kesehatan
• Keselamatan Pasien
POTENTIAL COMPENSATED EVENTS
• Any events where the provider suppose to
redress the patient
• Setiap peristiwa dimana sewajarnyalah pasien
dipulihkan kerugian (finansial)nya
– Patient falls from the bed
– Lefting objects behind in body cavity
CREATE AN INJURY COMPENSATION SYSTEM THAT IS
PATIENT-CENTERED AND SERVES THE COMMON GOOD
if the Risk is Known … Prevent it
If its Broken ..... Fix it
3
CONTOH MODEL DINEGARA LAIN
UNITED STATES
• Multiple factors are contributing to a crisis
situation in which medical liability costs have
increased dramatically.
• These costs contribute to spiralling health care
costs and may be negatively impacting the
supply of physicians, particularly in high-risk
specialties
CMPA, Towards, the Right Balance, 2005
UNITED KINGDOM
• A tort-based, government-sponsored indemnity program run
in parallel with a private system.
• National Health Service (NHS) Trusts manage public hospitals
and clinics and the NHS Litigation Authority (NHSLA) is
responsible for insuring all work done in the Trusts.
• Three medical defence societies provide medico-legal
protection and advice to physicians in private practice.
• While this system appears to be working effectively, costs are
on the rise.
CMPA, Towards, the Right Balance, 2005
FRANCE
• A system in flux, with elements of no fault, fault, public and private
health care.
• A fault system exists for injured patients when the physician is unable
to demonstrate that the injury was not caused by his/her actions.
• Injured parties have access to civil, criminal, administrative and
professional tribunals.
• A no fault system is in place for injuries resulting in invalidity of at
least 25% when no fault is declared. L'Office National d'Indemnisation
des Accidents Médicaux (l'ONIAM) is responsible for no fault
payments.
Medicolegal
Assessment
International Medical Liability System, CMPA, 2005
NEW ZEALAND
• A restricted version of no fault that includes more than
medical injury.
• Unless the medical injury is a rare complication, the injured
party must establish fault in order to receive indemnification.
• Should a physician be found to be at fault, he or she is then
open to professional, financial and legal sanctions (separate
from patient compensation).
• A recently proposed change seeks to separate the patient
compensation deliberations from the accountability process.
International Medical Liability System, CMPA, 2005
SWEDEN
• A top-up 'no-blame' system built on a foundation of a
particularly comprehensive social welfare program.
• To warrant compensation, the adverse outcome must have
been “unintended and avoidable,” with the test being
whether an experienced doctor would have achieved a
different result.
• This model has been replicated in Finland, Denmark and
Norway.
2
1
3
International Medical Liability System, CMPA, 2005
CANADA ...... 4 MODELS
• NO FAULT
– A no fault model based largely on the New Zealand experience.
• COMBINATION FAULT/NO FAULT
– Based in part on the Prichard Commission recommendations, a model providing
– access to both tort and no fault for significant avoidable adverse events.
• SEVERELY COMPROMISED INFANT PROGRAM
– Segregated dealings for severely neurologically impaired children, based in part
– on the impaired infant programs in Florida and Virginia.
• LITIGATION AUTHORITY
– Government sponsored indemnification of medical injuries, similar to the UK's
– National Health Service Litigation Authority (NHSLA).
2
Medicolegal
Assessment
1
3
International Medical Liability System, CMPA, 2005
4
MODEL BAGI INDONESIA …?
Dealing with a Compensation Claim
Claim
identification
Medical
evidence
collection
Analysis of
evidence
Assessment
of liability
Position
analysis
Settlement
negotiations
Preparation
for court
FINANCIAL ARRANGEMENT .... ??
PERSIAPAN FINANSIAL
• BIAYA PENYELESAIAN KLAIM
– LEGAL COST
:
• LITIGASI vs NON LITIGASI
– GANTI RUGI
• MATERIEL
• IMMATERIEL
: REAL,
: LIMITASI
Dalam masalah liabilitas medis
• RS yang menghadapi penggugat, mewakili seluruh
komponen RS
• Ke dalam RS bertanggungjawab:
–
–
–
–
–
Mengatur kewenangan klinik
Mengatur tatakerja dan SOP
Mengatur mutu pemberi layanan
Mengatur tentang pendisiplinan
Mengatur tentang pengumpulan dana untuk memberikan
kompensasi
Pendanaan
• Insurance (risk transfer)
– Membayar premi untuk asuransi indemnity
– RS bisa membayari, atau berbagi, atau mewajibkan dokter
• Self Insured (risk retain)
– Menyiapkan dana khusus untuk itu
• Dana amanah: Kontribusi semua komponen secara proporsional
(% penghasilan)
• Menganggarkan (RS Pemerintah: beli asuransi)
– Mengatur tatacara penggunaannya
Penghindaran, pencegahan, pengurangan dampak tetap dilakukan
Manajemen Risiko
adalah suatu pendekatan terstruktur / metodologi
dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia,
termasuk:
penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya
dan
mitigasi
risiko
dengan
menggunakan
pemberdayaan
/
pengelolaan
sumberdaya.
EMPAT STRATEGI MENGELOLA RISIKO
•
•
•
•
menghindari (risk avoidance),
mencegah (risk control),
menahan (risk retention) atau,
memindahkan risiko (risk transfer).
Severity
Frequency
Low
High
Low
Risk retention
Risk tranfer
High
Risk control
Risk avoidance
Pilihan Mengelola Risiko (1)
• Menghindari risiko
kerugian tertentu tidak akan diperoleh karena
sudah ada tindakan menghindari risiko tersebut
contoh : daripada kena musibah tabrakan mobil
lebih baik saya jalan kaki saja.
Pilihan Mengelola Risiko (2)
• Mencegah kerugian
Mengambil beberapa tindakan yang digunakan
untuk mencegah timbulnya kerugian
contoh : Aturan larangan merokok di SPBU bagi
pekerja maupun konsumen yang berada di lokasi
SPBU.
Pilihan Mengelola Risiko (3)
• Mengurangi Kerugian
Mengambil beberapa tindakan yang digunakan untuk
mengurangi kerugian saat kerugian itu terjadi
Contoh : mengeluarkan dana yang besar untuk
pelatihan keselamatan kerja dan zero error.
Pilihan Mengelola Risiko (4)
• Transfer Risiko
Mengambil tindakan mengalihkan beberapa risiko
kepada pihak lain untuk dikelola.
Contoh : mengasuransikan kebakaran untuk
mengalihkan kerugian akibat kebakaran.
KESIMPULAN
• Pelaporan Insiden merupakan Tindakan yang paling
mutlak perlu untuk terselenggaranya keselamatan pasien
• Rumah Sakit dan Tenaga Kesehatan perlu diproteksi dari
kekhawatiran untuk melakukan Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien
• Rumah Sakit dan pasien perlu diproteksi dalam suatu
“liability system” yang sesuai dengan situasi terkini
Herkutanto 2009
Download