ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
PADA By. Ny. F DENGAN ASFIKSIA DI RUANG PERISTI
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komperhensif
Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun oleh :
Rahma Adi kurniawati
A01301804
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2016
i
program Studi D III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, 2016
Rahmah Adi Kurniawati1, Eka Riyanti M.Kep, Sp.Kep, Mat2
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN OKSIGENASI PADA BY. NY F
DIRUANG PERISTI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar belakang: Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang digunakan dalam kelangsungan metabolisme didalam tubuh, mempertahankan hidupnya,
serta untuk aktivitas berbagai organ sel yang ada didalam tubuh. Angka menurut WHO (World
Healt Organization), pada setiap tahunya, diperkirakan 3% atau setara dengan (3,6 juta) dari 120
juta bayi baru lahir yang mengalami asfiksia, sekitar 1 juta bayi ini kemudian dapat
meninggal.Tujuan umum: untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan
masalah pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan asfiksia.Masalah keperawatan yang
muncul khususnya pada klien By. Ny. F yaitu ketidakefektifan pola nafas, hipotermia, resiko
infeksi, dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.Tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah ketidakefektifan pola nafas yaitu terapi oksigenasi. Terapi oksigenasi yang
diberikan kepada klien menggunakan binasal kanul 1,5 liter per menit. Intervensi untuk mengatasi
masalah hipotermia mengatur suhu inkubator dan menyelimuti klie untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh. Intervensi yang dilakukan untuk masalah keperawatan resiko infeksi yaitu
memberikan terapi antibiotik. Intervensi yang dilakukan untuk masalah keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi yaitu memasang OGT dan memberikan intake nutrisi.Evaluasi tindakan
dari keempat diagnosa tersebut masalah yang belum teratasi adalah resiko infeksi. Terapi
oksigenasi dengan aliran rendah menggunakan air tidak menyebabkan Hospital Acquired
Pnemonia jika dilakukan sesuai dengan Standar operasional.
Kata kunci : Asuhan keperawatan, asfiksia, oksigenasi, terapi oksigen
iv
program Studi D III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, 2016
Rahmah Adi Kurniawati1, Eka Riyanti M.Kep, Sp.Kep, Mat2
ABSTRACT
NURSING CARE FULFULLMENT OXYGENATION OF BY. NY F
IN ROOM PERISTI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Background: Physiological Needs oxygenation is one of the basic human needs that are used in the
continuity of metabolism in the body, to survive, as well as to the activity of various organs that
the cells are in the body. Figures according to the WHO (World Healt Organization), in every year,
an estimated 3% or the equivalent (3.6 million) from 120 million newborns asphyxia,
approximately 1 million babies could then be dead.The aim common: to provide an overview
about nursing care to meet the needs of problem oxygenation in patients with nursing
asfiksia.Problem appearing particularly on the client by. Ny. F is the ineffectiveness of breathing
patterns, hypothermia, risk of infection, and nutritional imbalance is less than the need to address
the problem of nursing body.Nursing action ineffective breathing pattern that oxygenation therapy.
Oxygenation therapy provided to clients using a cannula binasal 1.5 liters per minute.
Interventions to address the problem of hypothermia set the temperature of the incubator and
envelop Client f to prevent loss of body heat. Interventions for nursing problems the risk of
infection is to give antibiotic therapy. Interventions for nursing problems that attach OGT
nutritional imbalance and provide nutrisi.Evaluasi intake action of the fourth diagnosis unresolved
issue is the risk of infection. Oxygenation therapy with low-flow water use does not lead to
Hospital Acquired Pneumonia if done in accordance with the operational standards.
Keyword: Nursing care, Asphyxia, Oxygenation, Oxygen therapy
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokhatuh
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan ujian komperhensif dengan judul “ASUHAN KEPERAWTAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA BY. NY. F DI RUANG
PERISTI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN”
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam pendidikan Diploma
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Selesainya laporan ini tidak lain berkat bantuan, pembimbing, dan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan ucapan terimakasih
kepada
1. H. Madkhan Anis, S.Kep, NS, M,Kep. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
2. Sawiji, S.Kep, NS, M.sc Selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombonng.
3. Eka Riyanti, M.kep, Sp.kep, Mat. Selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah.
4. H. Sarwono, SKM. Selaku Pembimbing Akademik Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
5. Segenap Staf dan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong.
6. Kepada Ibu, Adiku Jamal Aji Setiawan, dan segenap keluarga yang selalu
memberikan semangat dan dukungan baik materil, spiritual, sarana dan
prasarana kepada penulis.
7. Kepada Repti Roqima Dianingsi, Retno Wulandari, Rifki Arif Wibowo yang
sudah memberikan suport serta kerjasama yang baik.
8. Eko Purwanto yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, serta
motivasi kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan mahasiswa seperjuangan D III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong yang telah
memberikan dorongan semangat dan bantuan selama penulisan karya tulis
ilmiah ini.
Penulis menyadari penyusunan laporan uji komperhensif ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi bentuk maupun isinya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik ddan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan ujian komprehensif.
Wassalamu’alaikum warohmatullah hiwabarokatuh
Gombong,………Juli 2016
Rahmah Adi Kurniawati
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .... ............................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan …................................................................................5
C. Manfaat Penulisan...................................................................................6
BAB II KONSEP DASAR
A. Konsep Dasar Kebutuhan Oksigenasi ....................................................7
1. Definisi Oksigenasi.............................................................................7
2. Diagnosa Keperawatan .....................................................................12
3. Inovasi Tindakan Keperawatan Oksigenasi......................................14
BAB III RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian ........................................................................................... 16
1. Identitas Pasien ............................................................................... 16
2. Riwayat Kesehatan ......................................................................... 16
3. Fokus Pegkajian ............................................................................. 18
B. Analisa Data ....................................................................................... 20
C. Prioritas Diagnosa .............................................................................. 21
D. Intervensi……………………………………………………………..22
E. Implementasi, dan Evaluasi .................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN
A. Ketidakefektifan pola nafas …........................................................... 38
a. Definisi ketidakefektifan pola nafas……………………………..38
b. Batasan Karakteristik…………………………………………….38
vi
c. Patofisiologi dan Faktor yang Berhubungan…………………….39
d. Tindakan keperawatan…………………………………………...39
e. Kekuatan dan kelemahan implementasi...………………………..39
B. Hipotermia....................……………………………………………...40
a. Definisi Hipotermia……………………………………………...40
b. Batasan karekteristik……………………………………………..41
c. Patofisiologi dan faktor yang berhubungan……………………...41
d. Tindakan keperawatan…………………………………………...42
e. Kekuatan dan kelemahan implementasi………………………….42
C. Resiko Infeksi .....................................................................................42
a. Definisi Resiko Infeksi…………………………………………..42
b. Patofisiologi dan Faktor yang berhubungan……………………..43
c. Tindakan Keperawatan…………………………………………..43
d. Kekuatan dan kelemahan implementasi………………………….43
D. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh……………..44
a. Definisi Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh………………………………………………...44
b. Batasan Karakteristik……………………………………………..45
c. Patofisiologi dan Faktor yang Berhubungan……………………..45
d. Tindakan Keperawatan…………………………………………...46
e. Kekuatan dan Kelemahan Implementasi………………………....46
E.
Inovasi Keperawatan………………………………………………….47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................50
B. Saran .....................................................................................................52
LAMPIRAN
vi
Daftar Tabel :
1. Tabel
Indikator
Diagnosa
Keperawatan
Ketidakefektifan
pola
nafas……………………………………………………………………..13
2. Tabel Riwayat Persalinan By. Ny, F…………………………………….16
3. Tabel Gizi Menurut WHO……………………………………………….18
4. Tabel Apgar Skor………………………………………………………...20
5. Tabel Indikator Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan Pola Nafas ….22
6. Tabel Indikator Diagnosa Keperawatan Hipotermia…………………….23
7. Tabel Indikator Diagnosa Keperawatan Resiko Infeksi…………………23
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asfiksia merupakan keadaan dimana bayi lahir tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkapnea
dan asidosis. Asfiksia dapat terjadi karena kurangnya kemampuan organ
pernafasan bayi dalam menjalankan fungsinya, seperti pengembangan paru
(Indrayani, 2013). Menurut Prawirohardjo (2009) mengatakan, asfiksia
adalah hipoksia yang progresif melakukan penibunan CO2 dan asidosis.
Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan
otak atau kematian.
Angka Kematian pada bayi di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, sekitar
146000 bayi usia 0-1 tahun dan 86000 bayi baru lahir (0-28) meninggal
setiap tahun di indonesia. Angka kematian bayi pada setiap kelahiran
hidup 34 per 1000. Penyebab kematian bayi baru lahir lainya yaitu Bayi
Berat Lahir Rendah sebanyak 226 bayi (36%), cacat bawaan sebanyak
210 bayi (33%), kekurangan oksigen yang dapat menjadi faktor penyebab
dari (Asfiksia) sebanyak 199 bayi (31%), sedangkan penyebab lain dari
kematian bayi lahir disebabkan oleh sepsis infeksi sistemik, kelainan
bawaaan serta trauma pada persalinan (Depkes, 2010).
Angka menurut WHO (World Healt Organization), pada setiap
tahunya, diperkirakan 3% atau setara dengan (3,6 juta) dari 120 juta bayi
baru lahir yang mengalami asfiksia, sekitar 1 juta bayi ini kemudian dapat
meninggal. Di negara Indonesia sendiri, dari seluruh kematian bayi,
Sebanyak 57% dapat meninggal pada masa bayi baru lahir pada usia
dibawah 1 bulan. Setiap dalam 6 menit terdapat 1 bayi lahir yang
meninggal. Data pada Negara berkembang 90% bayi baru lahir meninggal
1
2
meninggal dirumah dan 98% meninggal pada periode neonatal (JNPK-KR,
2008).
Provinsi Jawa Tengah sendiri pada tahun 2013 Terdapat peningkatan
kinerja dalam upaya untuk menurunkan angka kematian bayi di Provinsi
jawa tengah. Dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan pada
Millenium Development Goals (MDGS) ke-4 pada tahun 2015 yaitu
sekitar 23/1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013 sudah sangat baik dalam memenuhi target.
Provinsi Jawa Tengah yang terbagi atas beberapa Kabupaten itu sendiri
dan salah satunya adalah Kabupaten Kebumen. Survey hasil di Kabupaten
Kebumen pada tahun 2011 didapatkan data angka kematian bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah sebayak (31%), asfiksia sebanyak (14%),
kelainan kongenital sebanyak (11%), lain-lain sebayak (44%).
Asfiksia merupakan sekian banyak penyebab dari kematian bayi
baru lahir dan menduduki penyebab ke-3 dari kematian bayi baru lahir
yaitu berkisar (14%) di daerah Kabupaten Kebumen serta memegang
peran penting dalam hal pencapaian penurunan dalam
angka dari
kematian bayi baru lahir. Menurut Arief & Sari (2009) asfiksia yaitu
dimana keadaan bayi yang tidak dapat bernafas secara spontan/ dalam
kisaran normal serta teratur saat bayi baru dilahirkan.
Kejadian asfiksia di indonesia pada bayi baru lahir disebabkan karena
banyak faktor Gomella (2009) yang dikutip dari AHA dan American
Academy of Pediatrics (AAP) menyebutkan penggolongan penyebab
kegagalan pernafasan pada bayi yaitu, faktor dari ibu, faktor plasenta,
faktor janin, dan faktor dari neonatus.
Pengembangan paru pada bayi baru lahir terjadi pada menit-menit
pertama pada kelahiran yang kemudian disusul dengan pernafasan teratur.
Bila didapatkan adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan
oksigen dari ibu ke janin akan berakibat asfiksia janin. Gangguan ini dapat
timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Hampir
sebagian besar asfiksia pada bayi baru lahir merupakan kelanjutan asfiksia
3
janin, oleh karena itu penilaian janin selama masa kehamilan dan
persalinan memegang penanan yang penting bagi keselamatan bayi.
Asfiksia di Indonesia sendiri lebih banyak dikarenakan oleh kurangnya
pengetahuan para ibu yang mengalami kecenderungan pada beberapa
kenyataan seperti buruknya perawatan kesehatan sebelum dan selama
masa kehamilan, selama persalinan serta kurangnya akses untuk menerima
perawatan kesehatan selama hamil.
Salah satu penyebab dari asfiksia pada kasus ini yaitu dari faktor
persalinan. Faktor dari persalinan yang lama atau partus macet maka
dilakukan induksi. Induksi persalianan merupakan rangsangan uterus
untuk terjadinya persaliinan (Saifuddin, 2009). Induksi persalinan
merupakan suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu, baik
secara operatif maupun medikal, untuk merangsang timbulnya kontraksi
rahim sehingga dapat terjadi persalinan (Wiknjosastro, 2014).
Asfiksia juga dapat mempengaruhi organ vital lainya. Pada bayi yang
kekurangan oksigen akan terjadi pernafasan yang cepat dalam periode
yang singkat dan apabila berlanjut gerak nafas akan berhenti, denyut
jantung juga mulai menurun, sedangkan denyut jantung neuromuskular
berkurang berangsur-angsur memasuki periode apnu yang dikenal dengan
apnu primer adalah kondisi pernafasan yang megap-megap dan tonus otot
yang turun, bayi akan terlihat lemas (flaccid) lalu apabila pernafasan
makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apnu sekunder,
selama apnu sekunder ini denyut jantung, tekanan darah dan kadar oksigen
didalam darah (PaO2) terus menurun bayi tidak menunjukan pernafasan
secara spontan.
Asfiksia jika tidak segera ditangani dengan baik akan berdampak pada
peningkatan tonus otot, sehingga dapat mengalami episode apnea kadangkadang atau sering disebut dengan konvulsi, bayi tidak mau menyusu atau
minum asi dan bayi dapat terkulai atau tidak sadar (Subekti, 2008). Setelah
mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh asfiksia tersebut, sebagai tenaga
kesehatan tertarik untuk mengambil masalah keperawatan yang menjadi
4
prioritas untuk menangani kasus asfiksia yaitu Ketidakefektifan pola nafas.
Ketidakefektifan pola nafas itu sendiri yaitu inspirasi dan atau ekspirasi
yang tidak memberi ventilasi adekuat.
Adapun batasan karakteristik yang dapat muncul dari pasien asfiksia
seperti pola nafas yang abnormal misalnya ( irama,frekuensi, dan
kedalaman), penurunan tekanan ekspirasi, penurunan tekanan inspirasi,
pernapasan bibir, dispnea. Serta banyak faktor yang dapat menyebabkan
masalah keperawatan pola nafas. Faktor yang berhubungan dengan
masalah pola nafas antara lain, hiperventilasi, imanutiras neurologis,
Keletihan otot bantu pernafasan, nyeri, serta adanya gangguan neurologis
(Herdman & Kamitsuru, 2015).
Intervensi yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen
tersebut dapat segera di tangani dengan menggunakan terapi oksigen.
Oksigen itu sendiri merupakan unsur gas gas yang tidak berwarna, dan
berbau, dan diperlukan untuk kehidupan serta menunjang pembakaran
(Chis Brooker, 2005). Oksigen memegang peran penting dalam semua
proses secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh
mengalami kemunduran atau dapat menimbulkan kematian. Oleh karena
itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan manusia yang paling utama
dan sangat vital bagi tubuh (Asmadi, 2008)
Dari banyaknya kasus dari angka kematian bayi yang disebabkan
oleh Asfiksia serta dampak yang diakibatkan dari asfiksia jika tidak segera
ditangani, maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan
pada klien By. Ny. F di ruang Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen
dengan Asfiksia Ringan.
5
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum karya tulis ilmiah ini adalah untuk menguraikan hasil
asuhan keperawatan pada By. Ny. F di ruang Peristi RSUD Dr. Soedirman
Kebumen dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan
pendekatan proses keperawatan yang komperhensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memaparkan hasil dari pengkajian pada bayi baru lahir
By. Ny. F dengan Asfiksia Ringan di Ruang Peristi RSUD Dr.
Soedirman Kebumen
b. Mampu memaparkan hasil dari Diagnosa Keperawatan pada
bayi baru lahir By. Ny. Ny. F dengan Asfiksia Ringan di Ruang
Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen
c. Mampu memaparkan hasil Intervensi Keperawatan atau
tindakan segera yang telah dilakukan pada bayi baru lahir By.
Ny. F dengan Asfiksia Ringan di Ruang Peristi RSUD Dr.
Soedirman Kebumen
d. Mampu melaksanakan tindakan asuhan Keperawatan pada bayi
baru lahir By. Ny. F dengan Asfiksia Ringan di ruang Peristi
RSUD Dr. Soedirman Kebumen
e. Mampu Mengevaluasi Tindakan Keperawatan yang telah
direncanakan pada By. Ny. F dengan Asfiksia Ringan di ruang
Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen
6
C. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Keilmuan
a. Bagi Penulis
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah
wawasan dalam hal cara penanganan Asfiksia ringan pada bayi
baru lahir.
b. Bagi Klien dan Keluarga
Adanya Asuhan Keperawatan yang ditujukan kepada
Klien By. Ny. F dengan Asfiksia ringan diharapkan pada
keluarga By.Ny. F dapat memahami apa arti dari asfiksia itu
sendiri dan bagaimana cara perawatanya.
c. Bagi Rumah Sakit
Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan akan
memberikan saran yang dapat bermanfaat dalam perawatan
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
khususnya pada klien By. Ny. F dengan asfiksia ringan.
d. Bagi Profesi Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan akan dapat menjadi
tambahan informasi
yang bermanfaat
di
dalam dunia
keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
secara komperhensif
2. Manfaat Aplikatif
Karya Tulis Ilmiah ini diharapakan dapat menjadi wawasan
dalam dalam pengembangan inovasi keperawatan dalam pemberian
Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada
pasien-pasien yang mengalami asfiksia ringan.
Daftar Pustaka
Arif, dkk. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Asmadi (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC
Boedi Swidarmoko dan Agus Dwi Susanto, (2010). Pulmonologi Intervensi dan
Gawat Darurat Napas.Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran
Respirasi Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia.
Brooker, Chris (editor). (2008). Ensiklopedia Keperawatan Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: EGC.
Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Dinkes Jateng. 2010. Profil Kesehatan 2009 Provinsi Jawa Tengah Semarang:
Dinas Kesehatan Jawa Tengah.
Djami, Moudy M & Indriyani. 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: CV Trans Info Media.
Hermand t & k, (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC.
Kurniawati, n. D. (2011). Pencegahan Iritasi Mukosa Hidung pada Pasien yang
Mendapatkan Oksigen nasal. Jurnal ners, Vol 6. No 2: 136-140.
Mubarak, W. I. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi
Dalam Praktik. Jakarta: Media Aesculapsius.
Nafisah, S.,(2007). Pengaruh Lama Penggantian air humidifier lebih dari 24 jam
Terhadap Pertumbuhan Bakteri pada Terapi Oksigen Low Flow
Concentration Diruang Rawat Inap Interna RSUD dr. Soebandi Jember.
Surabaya: Universitas Airlangga, hlm 41-49.
Nursing Diagnosis. (2015). Definitions and Clasifications edisi 10. Jakarta:EGC.
Pawiroharjo. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta;
YBPSP.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental: Konsep, proses, dan
Praktik. Jakarta : EGC.
Saifuddin, AB, 2009. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: EGC.
Smeltzer & Bare .(2008). Textboox of Medical Surgical Nursing Vol 2.
Philadelphia: Linppincott William & Wilkins.
Sue Moorhead & dkk. (2008). Nursing Intervention Clasivication Fifth Edition.
Elsevier.
Sylviati M, 2008. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi.In:
Sholeh Kosim, dkk.Buku Ajar Neonatologi.: Badan Penerbit IDAI, 11-30.
Tawarto & Wartonah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Prose Keperawatan
Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.
Download