Banyak sekali ulah manusia yang dapat menyebabkan kepunahan

advertisement
Banyak sekali ulah manusia yang dapat menyebabkan kepunahan terhadap Flora dan
Fauna di Indonesia juga di seluruh dunia.Tetapi,bukan hanya ulah manusia saja,berikut
beberapa penyebab kepunahan flora dan fauna di Indonesia:
Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan:
1. Bencana Alam
Gempa yang dahsyat, tsunami, gunung meletus bisa mengurangi jumlah komunitas hewan
dan tumbuhan. Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi
ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu
pun yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat
spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti banjir,
kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan
mungkin tidak akan terelakkan lagi.
2.Kebakaran Hutan
Terbakarnya Hutan pada setiap musim kemarau baik yang terjadi secara alami maupun akibat
aktivitas pembukaan lahan oleh manusia, sangat merusak habitat satwa liar tersebut. bahkan
tak jarang satwa-satwa liar tersebut yang ikut mati terbakar.
3. Didesak Populasi Lain Yang Kuat
Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang
lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang
menyebabkan kepunahan.
4. Aktivitas Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu
tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara
membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya
dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet
untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah
satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat
banyak spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau
pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.
5. Perburuan Satwa Liar / Satwa Langka
Perburuan terhadap satwa liar sebenarnya telah dimulai dari jaman nenek moyang kita.
Namun pada jaman itu nenek moyang kita berburu binatang untuk dikomsumsi. Berbeda
dengan jaman sekarang, berburu binatang liar tujuan utamanya tidak lagi untuk di komsumsi,
tapi untuk di ambil bagian tubuhnya untuk dibuat kerajinan seperti kerajinan kulit dan lainlain. dan yang lebih parah lagi ada juga yang berburu satwa liar hanya untuk hobi.
6. Perdanganya Satwa Liar / Satwa Langka
Besarnya potensi keuntungan yang diperoleh dari perdangan satwa liar khusunya satwa
langka telah mendorong meningkatnya aktivitas perdagangan satwa. Semakin langka satwa
tersebut maka harganya akan semakin mahal. Ini merupakan ancaman yang sangat serius bagi
kelestarian satwa liar terutama satwa-satwa yang sudah langka.
7. Pembalakan Hutan
Hutan merupakan tempat tinggal (habitat alami) bagi sebagian besar satwa liar, khusunya di
daerah tropis seperti Indonesia. Tingginya aktivitas pemalakan hutan (pembalakan liar) yan
terjadi, telah menggangu dan merusak serta menghilangkan habitat para satwa liar tersebut.
Macam - Macam Upaya Konservasi Flora dan Fauna
Pelestarian in situ
Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asli suatu flora dan fauna itu
berada. Jadi dalam pelestarian in situ, flora dan fauna tidak dipindahtempatkan. Terdapat
berbagai bentuk pelestarian in situ, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Taman nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam baik daratan maupun perairan yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang buidaya, budaya, pariwisata, dan
rekreasi (Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 56 Tahun 2006 tentang Pedoman Zonasi).
2. Cagar Alam
Cagar alam adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alamnya yang khas
termasuk alam hewani dan alam nabati, perlu dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan kebudayaan (UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Kehutanan).
Jadi cagar alam adalah suaka alam yang mempunyai hewan, tumbuhan, atau ekosistem khas
yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.
3. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai tempat hidup
margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta
merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional (UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan –
Ketentuan Pokok Kehutanan).
4. Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang karena keadaan alamnya diperuntukkan guna
mengatuur tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi, serta pemeliharaan kesuburan tanah
(UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Keehutanan). Walaupun dalam
pengertiannya, tidak disinggung tentang usaha konservasi flora dan atau fauna dalam hutan
lindung, namun hutan lindung masuk ke dalam pelestarian in situ. Mengapa? Karena dengan
terjaganya kondisi hutan, maka dengan otomatis ekosistem yang ada di dalamnya juga akan
terjaga dengan baik.
Daftar pustaka :
Sumber:http://geographyeducation.wordpress.com/2011/11/02/usaha- pelestarian-floradan-fauna/
Sumber : http://sapakabar.blogspot.co.id/2015/08/upaya-konservasi-flora-dan-fauna.html
Download