1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, untuk berinteraksi antara satu sama lain selalu
dibutuhkan komunikasi. Bahasa adalah alat komunikasi yang dimiliki setiap orang
untuk berinteraksi. Dalam setiap aspek kehidupan manusia, tidak soal dimanapun ia
berada, bahasa diperlukan agar terjadi komunikasi yang baik dan dapat saling
mengerti. Bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud tujuan dan perasaan
maupun pendapat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Sutedi (2011:2) mengemukakan bahwa “bahasa digunakan sebagai alat untuk
menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain.” Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa bahasa memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia karena tanpa adanya bahasa hubungan sosial antara satu sama
lain tidak akan bisa terjalin dan kita akan kesulitan untuk bersosialisasi dengan
orang-orang di sekitar kita. Sekarang ini, tidak bisa dipungkiri lagi bahasa
merupakan alat komunikasi yang penting. Setiap negara memiliki bahasa tersendiri
yang berbeda dari negara lainnya, baik dari segi ucapan, perkataan, maupun tulisan.
Maka itu, semakin banyak orang yang mempelajari bahasa asing agar dapat
mendukung berbagai aspek dalam kehidupannya.
Saat ini begitu banyak bahasa yang dapat dipelajari selain Bahasa Inggris
sebagai bahasa internasional. Salah satunya adalah Bahasa Jepang. Bahasa Jepang
merupakan salah satu bahasa yang unik karena memiliki huruf dan tata bahasa yang
berbeda dengan bahasa negara lain. Huruf dalam bahasa jepang disebut moji,
termasuk di dalamnya huruf-huruf kanji, hiragana, katakana, roomaji (huruf latin),
dan ada pula yang menyebutnya dengan istilah ji (Sudjianto, 2004: 54). Tetapi
seperti bahasa lainnya, baik dalam bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia, bahasa
yang digunakan terbentuk dari beberapa kalimat. Kalimat itu sendiri terbentuk dari
susunan beberapa buah kata. Setiap kalimat mengandung makna di dalamnya. Makna
1
2
yang terkandung dalam kalimatlah yang menyampaikan pesan kepada penerima
pesan sehingga terjadi suatu proses interaksi yang bisa disebut bahasa.
Ilmu yang mempelajari kajian bahasa disebut dengan linguistik. Dalam
mempelajari linguistik, kita belajar mengenai morfologi, fonologi, sintaksis, dan
semantik. Sintaksis adalah bidang linguistik yang mempelajari masalah pembentukan
kalimat termasuk satuan-satuan bahasa lainnya, seperti pengaturan dan hubungan
antara kata dengan kata, atau dengan satuan-satuan yang lebih besar dalam bahasa.
Ada beberapa hal yang biasa ditemukan dalam sintaksis, yaitu struktur sintaksis
yang mencakup masalah fungsi, kategori dan peran sintaksis serta komponen yang
digunakan dalam membentuk suatu struktur tertentu. Salah satu bagian dari satuan
sintaksis adalah kata. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, kata
adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan
kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Bahasa
sebagai alat interaksi dalam peristiwa tutur, terbentuk dari susunan kata. Kata juga
dapat diartikan sebagai morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan
dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
atau dapat berdiri sendiri.
Dalam bahasa Jepang, kata dibagi dalam sepuluh kelompok kelas kata yakni
doushi ‘verba’, i-keiyoushi ‘adjektiva-i’, na-keiyooshi ‘adjektiva-na’, atau ada juga
yang menyebutnya keiyoudoushi, meishi ‘nomina’, fukushi ‘adverbia’, rentaishi
‘prenomina’, setsuzokushi ‘konjungsi’, kandoushi ‘interjeksi’, jodoushi ‘verba bantu’
dan joshi ‘partikel’ (Sudjianto dan Ahmad Dahidi, 2004: 14-15). Kemudian
berdasarkan jenisnya, kata dibagi dalam kata tunggal dan kata majemuk. Kata
majemuk merupakan gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kata baru
yang memiliki makna tersendiri. Makna kata tersebut dapat dilihat dari salah satu
atau seluruh komponen komponennya (endosentris), dan dapat juga dilihat bukan
dari komponen-komponen pembentuknya (eksosentris). Dalam bahasa Jepang, kata
majemuk disebut fukugougo. Fukugougo adalah kata gabungan dari dua kata dasar
atau lebih secara semantik dan sintaksis yang membentuk senyawa kosakata baru
(Nakaya, 2013:147). Fukugougo itu sendiri terbagi dalam beberapa tipe berdasarkan
kelas kata yang menjadi bagian inti maknanya atau sebagai kepala kata. Kata yang
menjadi kepala (head) dalam kata majemuk dapat terletak di bagian depan maupun
belakang kata yang berperan sebagai kata yang diterangkan. Ada juga dalam kasus
3
tertentu, kata majemuk yang terbentuk dari dua kata yang digabungkan secara
sintaksis menjadi suatu kata majemuk jika ditambahkan pewatas (modifier) ditengah
dua kata penyusunnya. Gabungan dua kata menjadi kata majemuk secara sintaksis
membentuk sebuah makna baru, oleh karena itu terdapat kata yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain (Nakaya, 2013:148).
Menurut Tamura (2006:13) ada beberapa jenis fukugougo dalam bahasa
Jepang, yaitu fukugoumeishi ‘nomina majemuk’, fukugoudoushi ‘kata kerja
majemuk’, fukugoujodoushi ‘adverbia majemuk’, fukugoukeiyoushi ‘adjektiva
majemuk’, fukugoukeiyoudoushi ‘kata kerja adjektif majemuk’, fukugoufukushi ‘kata
keterangan majemuk’, dan fukugoujoshi ‘partikel majemuk’. Dalam fukugougo
bahasa Jepang yang paling banyak ditemui adalah fukugoumeishi, kemudian
fukugoudoushi dan fukugoukeiyoushi. Jenis-jenis fukugougo dibagi berdasarkan
struktur kata pembentuknya, hal ini biasanya ditentukan dari jenis kata yang ada di
bagian belakang dari suatu kata majemuk.
Berdasarkan kelas kata, keiyoushi adalah kata sifat atau adjektiva. Menurut
Masuoka dan Takubo (2000:21) kata sifat adalah kata-kata yang menunjukkan suatu
kondisi, berfungsi sebagai predikat dan berfungsi sebagai pemberi keterangan pada
kata benda. Selain itu kata sifat dalam kalimat mengalami konjugasi. Kata sifat
menunjukkan karakter dari manusia maupun benda, atau emosi dan perasaan
manusia.
Dalam kata majemuk yang terbentuk dari gabungan adjektiva dengan nomina,
kata sifat berperan sebagai kata yang menerangkan nomina. Contohnya pada kata
aosora yang berarti ‘langit biru’, kata sifat menerangkan keadaan nomina langit yag
berwarna biru. Kata majemuk yang menggunakan adjektiva sebagai unsur
pembentuknya disebut dengan fukugoukeiyoushi. Dari segi komposisi bahasa,
fukugoukeiyoushi memiliki tiga tipe pembentuk, yaitu gabungan antara nomina
dengan adjektiva, adjektiva dengan adjektiva, dan verba dengan edjektiva. Namun,
tipe yang paling banyak ditemui adalah gabungan nomina dengan adjektiva (Tamura,
2006:13).
Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan di atas, penulis memilih
fukugoukeiyoushi sebagai dasar tema dari penelitian ini. Fukugoukeiyoushi yang
ingin diteliti penulis dalam skripsi adalah fukugoukeiyoushi kusai. Kata kusai 「臭い」
itu sendiri secara leksikal dalam Shiang (2003:263) diartikan sebagai bau, berbau dan
4
bernuansa. Jadi kata kusai bisa juga diartikan untuk menerangkan keadaan berbau
atau bernuansa jika digabungkan dengan kata lainnya atau sebagai kata majemuk.
Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan novel berjudul Koizora
karya Mika dan buku sekuel dari novel tersebut yang berjudul Kimisora yang terbit
secara tercetak pada tahun 2006 dan 2007 sebagai korpus data. Novel Koizora itu
sendiri terdiri dari dua jilid dan sekuelnya Kimisora, satu jilid. Penulis tertarik untuk
meneliti makna dan struktur pembentukan fukugoukeiyoushi kusai yang terdapat
dalam kalimat-kalimat bahasa Jepang yang ada dalam novel tersebut. Novel Koizora
awalnya adalah novel cellphone atau online yang terdapat dalam situs bernama
Mahou no Iland. Novel ini merupakan novel yang menceritakan kehidupan
percintaan seorang anak perempuan bernama Mika, yang juga adalah penulis dari
novel ini dengan kekasih semasa sekolahnya yang bernama Hiro. Dikarenakan
kepopulerannya, novel ini juga telah diadaptasi menjadi drama-tv, movie dan manga
pada tahun-tahun setelah diterbitkannya novel tersebut dalam bentuk novel fisik.
1.2 Masalah Pokok
Berdasarkan latar belakang diatas, pokok permasalahan yang akan penulis
bahas dalam penelitian ini adalah makna fukugoukeiyoushi kusai dalam novel Jepang.
1.3 Formulasi Masalah
Formulasi masalah dalam penelitian ini adalah peneliti akan menganalisa
makna dari fukugoukeiyoushi kusai serta mencari tahu dan memahami jenis-jenis
struktur pembentuk fukugoukeiyoushi kusai yang terdapat dalam kalimat-kalimat
bahasa Jepang yang ada di dalam novel.
1.4 Ruang Lingkup Permasalahan
Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti tentang makna fukugoukeiyoushi
kusai dalam kalimat bahasa Jepang yang terdapat dalam novel Koizora serta buku
sekuel dari novel tersebut yang berjudul Kimisora karya Mika yang terbit secara
tercetak pada tahun 2006 dan 2007. Penulis memilih menggunakan novel sebagai
korpus data karena di dalam novel terdapat berbagai macam kalimat bahasa Jepang
dalam berbagai situasi dan keadaan yang berbeda.
5
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memahami makna
serta struktur pembentuk fukugoukeiyoushi kusai dalam kalimat bahasa Jepang dari
novel Koizora dan Kimisora karya Mika.
1.6 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan penulis dengan membaca jurnal serta artikel yang
berkaitan dengan fukugougo terutama fukugoukeiyoushi yang dapat membantu dalam
melakukan penelitian skripsi ini.
Menurut Matsui (1969:1) Fukugougo atau kata majemuk adalah kata yang
terbentuk dari proses penggabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu
kesatuan kata baru. Kata majemuk umumnya terbentuk dari kombinasi nomina
dengan nomina, nomina dengan adjektiva, adjektiva dengan nomina, dan ada juga
kombinasi antara verba dengan nomina. Setiap kata majemuk, baik yang terdiri atas
dua kata atau lebih selalu memiliki dua bagian utama, yaitu bagian yang biasa
disebut sebagai head atau kata yang menjadi kata utama dari kata majemuk itu dan
juga modifier atau kata yang menerangkan kata utamanya sebagai pembatas makna
kata tersebut. Kebanyakan kata majemuk terbentuk dengan nomina sebagai head,
tapi ada juga kata majemuk yang terbentuk dari adjektiva dan participle atau verba
dengan suffix -ing sebagai head jika dalam bahasa inggris atau yang menyatakan
keadaan verba tersebut sedang berlangsung.
6
Download