Teori Perilaku Konsumen - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL 4
Teori Perilaku Konsumen
Teori
perilaku
konsumen
adalah
teori
yang
mempelajari
cara
konsumen
memaksimumkan kepuasan dari suatu barang yang dikonumsinya.
Di dalam mempelajari teori perilaku konsumen dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
pendekatan :
1. Pendekatan nilai guna kardinal (cardinal utility) yang sering disebut teori nilai
subyektif (subjective value theory).
2. Pendekatan nilai guna ordinal (ordinal utility) yang sering disebut dengan analisis
kurva indifference/kurva kepuasan sama (indifference curve analysis).
CARDINAL UTILITY APPROACH
Di dalam menerangkan perilaku konsumen dengan pendekatan “cardinal utility”
menggunakan asumsi :
(1) Utility atau kepuasan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi suatu
barang atau jasa dapat di kwantifisir (di ukur). Satuannya dinamakan “util”
(2) Berlaku “Law of Diminishing Marginal Utility” yang menyatakan :
“Semakin banyak suatu barang yang di konsumsi oleh seseorang semakin
besar pula utility (kepuasan total) yang akan diperolehnya, tetapi tingkat
pertambahan kepuasan (marginal utility) yang diperolehnya semakin lama
semakin kecil. Suatu saat marginal utility-nya mencapai nol dan total utilitynya akan maksimum. Apabila penambahan konsumsi barang tersebut
dilanjutkan, maka marginal utility-nya akan negatif dan total utility-nya akan
menurun”.
(3) Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total (total utility) yang
maksimum.
‘12
1
Teori Ekonomi
Drs. Hasanuddin Pasiama, MS.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1.
Kurva Total Utility dan Marginal Utility
TU
Max
TU
Q
0
MU
Q
0
MU
‘12
3
Teori Ekonomi
Drs. Hasanuddin Pasiama, MS.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 2.Mrginal Utility Barang X dan Barang Y.
Jumlah (Q)
MUX
MUY
1
16
11
2
14
10
3
12
9
4
10
8
5
8
7
6
6
6
7
4
5
8
2
4
Cara membelanjakan pendapatan tersebut :
(1) Rupiah pertama dan kedua dari pendapatan uang tersebut harus dibelikan “unit Y”
yang pertama dan kedua, maka akan diperoleh kepuasan sebanyak 21 util yaitu
11+10 util.
Tetapi jika “dua rupiah pertama” tersebut dibelikan barang X yang pertama, maka
kepuasan yang diperolehnya hanya 16 util.
(2) Rupiah ketiga dan keempat, juga harus dibelikan barang Y yang ketiga dan
keempat, dan akan diperoleh kepuasan sebanyak 17 util(9+8util). Sebab jika
dibelikan unit X yang pertama, maka kepuasan yang diperolehnya hanya 16 util.
(3) Rupiah yang kelima dan keenam harus dibelikan barang X yang pertama, dan
akan diperoleh kepuasan sebanyak 16 util. Karena kalau uang tersebut dibelikan
barang Y yang kelima dan keenam, maka kepuasan yang diperolehnya hanya 13
util yaitu 7+6 util.
‘12
5
Teori Ekonomi
Drs. Hasanuddin Pasiama, MS.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Download