siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Pebisnis Online Wajib Perhatikan SNI, MKG, dan Label
Jakarta, 18 Februari 2016 – Ada tiga hal yang harus diperhatikan para pelaku bisnis dalam jaringan
(daring/online), yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI), Manual Kartu Garansi (MKG), dan label
berbahasa Indonesia. Selain itu juga harus diperhatikan perizinan lain yang dipergunakan dalam
memperdagangkan barang. Demikian ditegaskan Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga
(PKTN), Widodo pada acara “Sinergitas Peningkatan Pemahaman Ketentuan Pengawasan Produk
yang Diperdagangkan Secara Online”, yang berlangsung hari ini (Kamis, 18/2) di Auditorium
Kemendag, Jakarta.
“Kami selalu mengawasi perdagangan online. Kami mengingatkan agar semua barang yang
diperdagangkan sesuai dengan iklannya, sesuai dengan janji pelayanan purnajualnya, patuh
terhadap klausula baku, dan sesuai yang diperjanjikan,” tegas Widodo.
Menurut Widodo, konsumen wajib dilindungi dari bahaya barang-barang yang tidak memenuhi
SNI. Jika semua pelaku usaha memahami pentingnya aturan ini, menurutnya, pelaku usaha dapat
menjaga kelangsungan bisnisnya karena konsumen semakin percaya. “Untuk itulah sinergitas ini
diselenggarakan. Kegiatan ini akan meningkatkan pemahaman para pelaku usaha online yang
bergerak di bidang marketplace, e-retail, dan iklan baris online terhadap aturan yang berlaku,”
ujar Widodo.
Dalam sinergitas tersebut, Ditjen PKTN bersama Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag
menggandeng Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika serta
Bareskrim Mabes Polri.
Ketentuan Barang yang Diperdagangkan
Dijelaskan Widodo, pelaku usaha online harus memperhatikan Permendag Nomor 72/MDAG/PER/9/2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14/MDAG/PER/3/2007 Tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan Standar
Nasional Indonesia (SNI) Wajib Terhadap Barang dan Jasa Yang Diperdagangkan.
Dalam Permendag tersebut, pelaku usaha wajib mengetahui identitas pemasok, minimal nama
dan alamat lengkap produsen, importir, distributor, subdistributor, serta pemasok lainnya untuk
mempermudah penelusuran barang. Disebutkan pula pelaku usaha wajib memiliki Nomor
Pendaftaran Barang (NPB) untuk produk SNI wajib yang berasal dari luar negeri (impor) dan
Nomor Registrasi Produk (NRP) untuk produk yang berasal dari dalam negeri.
Ada pula Permendag Nomor 19/M-Dag/PER/5/2009 Tentang Pendaftaran Petunjuk Penggunaan
(manual) dan Kartu Jaminan/Garansi Purna Jual Dalam Bahasa Indonesia Bagi Produk Telematika
dan Elektronika.
Pelaku bisnis online juga harus secara terus-menerus memonitor peraturan yang ada terkait
perizinan, pendaftaran, maupun ketentuan lain yang mengatur barang-barang yang
diperdagangkan, misal untuk bahan berbahaya harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) B-2.
Untuk memberikan kemudahan bagi pelaku usaha, Kemendag telah menderegulasi ketentuan
pencantuman label berbahasa Indonesia melalui Permendag Nomor 73/M-DAG/PER/9/2015
Tentang Kewajiban Pencantuman Label Dalam Bahasa Indonesia Pada Barang, yang berlaku sejak
tanggal 1 Oktober 2015.
“Ketentuan pencantuman label semula adalah pada saat memasuki wilayah Republik Indonesia,
barang impor sudah wajib berlabel bahasa Indonesia. Ketentuan saat ini adalah pencantuman
label dilakukan sebelum barang diperdagangkan di pasar dalam negeri. Kemudian sistem
pengawasan post-audit diterapkan pada barang yang beredar di pasar dan berada di tempat
penyimpanan barang,” kata Widodo menjelaskan.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Ani Mulyati
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Ojak Simon Manurung
Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa
Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3858189
Email: [email protected]
Download