BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Perilaku
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu
sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan,
berbicara, bereaksi, berpikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan
sebagai aktifitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung (Notoatmodjo, 2012). Perilaku kesehatan menurut Skinner dalam
Notoatmodjo adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, minuman dan lingkungan (Notoatmodjo, 2007).
Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas. Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2007) seorang ahli psikologi
pendidikan membagi perilaku ke dalam tiga domain atau ranah/kawasan yaitu
ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain) dan ranah
psikomotor (psychomotor domain), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak
mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan
untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan
ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari:
a. Pengetahuan peserta terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).
b. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang
diberikan (attitude)
c. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan
materi pendidikan yang diberikan (practice).
Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2007), seorang ahli psikologi
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Berdasarkan rumus teori Skinner tersebut maka
perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Perilaku tertutup (covert behavior) Perilaku tertutup terjadi bila respon
terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar)
8
9
secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian,
perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan.
b. Perilaku terbuka (overt behavior) Perilaku terbuka ini terjadi bila respon
terhadap stimulus sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang
lain dari luar atau observable behavior.
Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa perilaku itu terbentuk di
dalam diri seseorang dan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :
a. Faktor eksternal, yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri
seseorang. Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik
lingkungan fisik, maupun non-fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi
maupun politik.
b. Faktor internal, yaitu respon yang merupakan faktor dari dalam diri
seseorang. Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus
dari luar dapat berupa perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi,
sugesti dan sebagainya
2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari
pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang dicakup di
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
10
c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang
sebenarnya.
d. Analisis (analysa) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau subjek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (syntesa) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru sari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
3. Sikap
Allport (1954) dalam Herlina ( 2011) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
(tiga) komponen pokok, yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave).
Sikap ini terdiri dari 4 (empat) tingkatan yaitu :
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek). Misalnya : sikap orang terhadap lingkungandapat
dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah
tentang lingkungan.
b. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban, apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu
usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang
menerima ide tersebut.
11
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang ibu yang
mengajak ibu yang lain untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu
atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut
telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
d.
Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi
4. Prostitusi
a. Pengertian
Menurut kartono (dalam Zuroida, 2012) pelacuran adalah bentuk
penyimpangan seksual dengan pola-pola organisasi seks yang tidak wajar
yang tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks itu sifatnya
impersonal, tanpa afeksi dan emosi, berlangsung cepat, tanpa mendapatkan
orgasme di pihak wanita. Prostitusi, adalah melakukan hubungan seksual
dengan berganti-ganti pasangan yang bukan istri atau suaminya, yang
dilakukan ditempat-tempat tertentu (lokalisasi, hotel, tempat rekreasi dan
lain-lain), yang pada umumnya mereka mendapatkan uang setelah melakukan
hubungan badan( Dewi dkk, 2012)
b. Jenis pelacuran
Menurut Kartono (2007) membagi jenis-jenis prostitusi menjadi empat
macam, yaitu :
1) Pergundian: pemeliharaan bini tidak resmi, bini gelap atau perempuan
piaraan. Mereka hidup sebagai suami istreri, namun tanpa ikatan
perkawinan. Gundik-gundik orang asing ini pada zaman pemerintahaan
belanda dahulu disebut “nyai”.
2) Tante girang atau loose married woman : yaitu wanita yang sudah kawin,
namun tetap melakukan hubungan erotic dan seks dengan laki-laki lain;
baik secara iseng untuk mengisi waktu kosong, bersenang-senang “just
for fun” dan mendapatkan pengalaman-pengalaman seks lain, maupun
secara intensional untuk mendapatkan penghasilan.
12
3) Gadis-gadis panggilan ialah gadis-gadis dan wanita-wanita biasa yang
menyediakan diri untuk dipanggil dan dipekerjakan sebagai prostitute,
melalui saluran-saluran tertentu. Mereka ini terdiri atas ibu-ibu rumah
tangga, pelayan-pelayan toko, pegawai-pegawai, buruh-buruh perusahaan,
gadis-gadis lanjutan, para mahasiswi, dan lain-lain.
4) Gadis-gadis bar atau B-girls yaitu gadis-gadis yang bekerja sebagai
pelayan-pelayan di bar dan lebih luas lagi bekerja di tempat-tempat yang
biasa dijadikan tempat nongkrong dan sekaligus bersedia memberikan
layanan seks kepada para pengunjung.
5) Gadis-gadis juvenile delinquent adalah gadis-gadis muda dan jahat yang
didorong oleh ketidakmatangan emosinya retardasi/ keterbelakangan
inteleknya, menjadi sangat psaif dan sugestibel sekali. Karakternya sangat
lemah. Sebagai akibatnya, merka itu mudah sekali jadi pecandu
minuman-minuman keras atau alkohol, dan pecandu obat-obat bius
(ganja, heroin, morfin, dan lain-lain), sehingga mudah tergiur melakukan
perbuatan-perbuatan immoril seksual dan pelacuran.
6) Gadis-gadis binal atau Free Girls, di Bandung mereka menyebut diri
sebagai “bagong lieur” (babi hutan yang mabuk). Mereka itu adalah
gadis-gadis sekolah atau putus sekolah, putus studi di akademi atau
fakultas, dengan pendirian yang “brengsek” dan menyebarluaskan
kebebasan seks secara ekstrem, untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Mereka menganjurkan seks bebas dan cinta bebas.
7) Gadis-gadis taxi (di Indonesia ada juga gadis-gadis becak); yaitu wanitawanita cantik dan gadis-gadis panggilan yang ditawarkan dibawa
ketempat “plesiran” dengan taksi-taksi atau becak.
8) Penggali emas atau gold-diggers yaitu gadis gadis dan wanita-wanita
cantik
ratu
kecantikan,
pramugari/mannequin,
penyanyi,
pemain
panggung, bintang film, pemain sandiwara, teater atau opera, anak
wayang, dan lain-lain yang pandai merayu dan bermain cinta, untuk
mengeduk kekayaan orang-orang berduit. Pada umumnya, sulit sekali
mereka itu diajak bermain seks. Yang diutamakan oleh mereka ialah:
13
dengan “kelihatannya” menggali emas dan kekayaan dari pada
“kekasihnya”.
9) Hostes atau pramuria yang menyemarakkan kehidupan malam dalam
nightclub-nightclub (vide EL Ci Ci, Mirasa, Nirwana, Golden Gate, Bina
Ria, Mini Disco, Tanamur di Jakarta). Pada intinya, profesi hostes
merupakan bentuk pelacuran halus. Sedang pada hakikatnya, hostes itu
adalah predikat baru dari pelacuran. Sebab, di lantai-lantai dansa mereka
itu membiarkan diri dipeluki, diciumi dan diraba-raba seluruh badannya.
Juga di meja-meja minum badannya diraba-raba dan diremas-remas oleh
langganan. Para hostes ini harrus melayani makan, minum, dansa dan
memuaskan naluri-naluri seks para langganan dengan jalan menikmati
tubuh para hostes/pramuria tersebut. Dengan demikian langganan bisa
menikmati keriaan atau kesenangan suasana tempat-tempat hiburan.
10) Promiskuitas / promiscuity ialah hubungan seks secara bebas dan awutawutan dengan pria mana pun juga; dilakukan dengan banyak laki-laki.
c. Dampak prostitusi
Menurut
Marzuki
(2013)
pelacuran
merupakan
perilaku
yang
menyimpang dari norma masyarakat dan agama, maka pelacuran hanya akan
mengakibatkan efek negatif, antara lain:
1) Menimbulkan dan menyebarkuaskan penyakit kelamin dan kulit, terutama
syphilis dan gonorrhoe (kencing nanah).
2) Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga. Suami-suami yang tergoda oleh
pelacur biasanya melupakan fungsinya sebagai kepala keluarga, sehingga
keluarga menjadi berantakkan.
3) Mendemoralisasikan atau memberikan pengaruh demoralisasi kepada
lingkungan khususnya anak-anak muda pada masa puber dan adolesensi.
4) Berkolerasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan narkotika.
5) Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum, dan agama.
6) Dapat menyebabkan terjadinya disfungsi seksual, misalnya impotensi,
anorgasme, nymfomania, satyriasis, ejakulasi premature.
14
5. Kesehatan Reproduksi
Definisi kesehatan reproduksi menurut ICPD Kairo (1994) dalam Field Lab
FK UNS ( 2013 ) yaitu suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara
utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Dengan
adanya definisi tersebut maka setiap orang berhak dalam mengatur jumlah
keluarganya, termasuk memperoleh penjelasan yang lengkap tentang cara-cara
kontrasepsi sehingga dapat memilih cara yang tepat dan disukai. Selain itu, hak
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya, sepertipelayanan
antenatal, persalinan, nifas dan pelayanan bagi anak, dan kesehatan remaja perlu
dijamin.
Ruang lingkup kesehatan reproduksi menurut Depkes ( 2008 ) yaitu :
a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b. Keluarga berencana
c. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi (ISR), termasuk
PMS-HIV/AIDS
d. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
e. Kesehatan reproduksi remaja
f. Pencegahan dan penanganan infertilitas
g. Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
h. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi
genital, fistula, dan lain lain.
a. Menstruasi
1) Pengertian
Haid (menstruasi) ialah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai
tanda bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Panjang siklus haid
ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
yang baru. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus.
Panjang siklus haid yang normal atau siklus dianggap sebagai siklus yang
klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara
beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak
beradik bahkan saudara kembar, siklusnya selalu tidak sama. Lebih dari
15
90% wanita mempunyai siklus menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Lama
haid biasanya antara 3 – 6 hari, ada yang 1 – 2 hari dan diikuti darah
sedikit sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada setiap
wanita biasanya lama haid itu tetap. Kurang lebih 50% darah menstruasi
dikeluarkan dalam 24 jam pertama. Cairan menstruasi terdiri dari
autolisis fungsional, exudat inflamasi, sel darah merah, dan enzym
proteolitik . Menurut Warianto ( 2011) menstruasi merupakan proses
pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan
dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan
membentuk siklus menstruasi. Menstruasi pertama (menarche) pada
remaja putri sering terjadi pada usia 11 tahun. Namun tidak tertutup
kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan
pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang
dimulai dari menarche sampai terjadinya menopause merupakan peristiwa
pengeluaran darah, lendir dan truasi merupakan peristiwa normal dimana
sisa-sisa sel secara berkala yang berasal dari mukosa uterus dan terjadi
relatif teratur mulai dari menarche sampai menopause, kecuali pada masa
hamil dan laktasi
2) Siklus menstruasi
Menurut Warianto (2011) Pada wanita siklus menstruasi rata-rata
terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua
wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus
terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi
5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai
7 hari paling lama 15 hari. Jika darah keluar lebih dari 15 hari maka itu
termasuk darah penyakit. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi
adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata
35mL per harinyan . Siklus ini berhenti sementara selama kehamilan dan
permanen setelah menopause.
Siklus menstruasi sebagian besar wanita terjadi pada pertengahan usia
reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan
16
median panjang siklus adalah 28 hari. Fase menstruasi menurut Cahyani
(2014) yaitu :
a) Fase menstruasi
Pendarahan dalam setiap siklus umumnya berlangsung selama
empat atau lima hari, meski kurang lebihnya bisa cukup besar. Pada
awal tahap pendarahan, yang dianggap sebagai awal siklus
menstruasi, kedua indung telur, yang berbentuk oval dan tempat sel –
sel telur jadi matang, tidak banyak beraktivitas. Pada tahap itu hanya
sedikit hormon perempuan, yakni estrogen dan progesteron, yang
beredar dalam aliran darah.
b) Fase pra ovulasi
Sebagai akibat rendahnya aktivitas indung telur, sekumpulan sel
otak seukuran buah kenari dengan fungsi sangat khusus –
mengirimkan pesan-pesan kimiawi, yang disebut hormon, kepada
kelenjar hipofisis yang terletak di dasar otak. Hormon – hormon
hipofisis yang memengaruhi indung telur terpicu. Beberapa jaringan
sel yang disebut folikel, masing-masing mengandung telur muda,
mulai terbentuk dalam indung telur dan menghasilkan hormon
golongan estrogen yang dikenal sebagai estradiol. Inilah hormon yang
membuat leher rahim mengeluarkan lendir, zat yang muncul di mulut
vagina dan menandakan masa subur.
c) Fase ovulasi
Ovulasi hanya berlangsung dalam satu hari tertentu dalam setiap
siklus. Ovulasi adalah proses terlepasnya sel telur dari indung telur,
siap dibuahi sperma. Dengan keluarnya estradiol dari indung telur,
sel-sel pelapis leher rahim, yang menjulur dari pangkal rahim sampai
ke vagina, mengeluarkan lendir sangat khusus. Lendir ini penting
untuk
mempertahankan
memungkinkan sperma
daya
pembuahan
bergerak dalam
sperma.
Lendir
leher rahim dengan
menyediakan jalur penuntun dan lingkungan yang aman, serta
menjaga sperma tetap memperoleh nutrisi sepanjang perjalanan
menuju ke saluran telur (tuba fallopi). Lendir juga menangkap sperma
17
yang rusak. Bukti-bukti menunjukkan, jika leher rahim tidak
menghasilkan lendir khusus ini maka pembuahan tidak akan terjadi.
Ketika sel telur meninggalkan folikel, sel-sel lain berkembang
menjadi suatu struktur berwarna kuning bernama korpus luteum, yang
menghasilkan hormon progesteron selain hormon estradiol. Kedua
hormon ini menyebabkan dinding dalam rahim terus berkembang dan
menebal siap memberi nutrisi bila terjadi kehamilan. Progesteron
sangat berpengaruh terhadap ciri-ciri lendir yang keluar dari leher
rahim, sehingga perubahan lendir mudah dikenali oleh perempuan itu
sendiri.
d) Fase pasca ovulasi
Proses menstruasi mirip dengan pohon yang gugur daunnya di
musim dingin, dengan datangnya siklus baru maka petumbuhan
dimulai kembali. Folikel baru berkembang, estrogen dihasilkan, dan
endometrium baru terbentuk, siap menyambut datangnya kehamilan.
Jika tidak dibuahi, telur akan mati dan hancur. Sekitar 14 hari
(berkisar antara 11 hingga 16 hari) kemudian. Endometrium
mengelupas ketika kadar hormon estrogen dan progesteron menurun.
Kadang terjadi pendarahan tanpa pelepasan sel telur, disebut
pendarahan tanpa ovulasi. Pendarahan ini biasa terjadi pada masa
pubertas dan menopause, ketika kadar hormon tidak cukup untuk
melepaskan sel telur. Tetapi, karena pengaruh estrogen, selaput
dinding rahim tetap tumbuh dan kemudian luruh menjadi pendarahan
saat kadar hormon menurun
18
Gambar 2.1 Siklus menstruasi
Sumber : www.likebilogi.com
e) Masa subur
Dalam satu bulan wanita akan mengalami ovulasi atau masa
subur yakni suatu kondisi sel telur dilepaskan dari ovarium ke tuba
falopi yang kemudian dapat dibuahi sperma. Pada saat ini terjadi
perubahan hormon yang juga berpengaruh terhadap perubahan
senyawa kimia di otak. Selain perubahan di otak, pada saat masa
subur juga memengaruhi tubuh, dan perilaku yang unik (Detik health,
2015). Menurut Nurcahyanti ( 2014 ) rasa basah seperti ketika
menstruasi sering menjadi penanda awal mulainya haid. Demikian
juga dengan munculnya lendir. Lendir itu dihasilkan oleh sel-sel leher
rahim kira-kira enam hari sebelum ovulasi. Lendir yang menunjukkan
ciri-ciri subur itu sangat penting untuk kesuburan. Baik penelitian
klinis maupun laboratorium menunjukkan, masa paling subur dalam
suatu siklus bersamaan dengan munculnya lendir subur, dan masa
tidak subur dengan pola lendir tidak subur yang tidak berubah-ubah.
Masa subur dimulai sekitar enam hari sebelum ovulasi. Tapi seberapa
lama pun lendir ini muncul, itu merupakan peringatan bahwa masa
ovulasi akan segera datang. Dan diharap untuk menghindari
persetubuhan atau melakukan kontak kelamin jika tidak menginginkan
kehamilan karena lendir subur akan menjaga sperma tetap hidup dan
19
sehat. Sensasi dan munculnya lendir yang memperlihatkan datangnya
masa subur ini bisa disertai dengan rasa padat, lembek, atau bengkak
pada jaringan di sekitar mulut vagina. Lendir subur melindungi sel-sel
sperma sehingga sperma dapat mempertahankan daya pembuahan
sampai tiga hari, dan kadang mencapai lima hari (hanya jika ada
lendir). Tanpa lendir subur, sel-sel sperma cepat rusak, sekalipun
hanya dalam hitungan menit, sperma akan lumpuh bila berada dalam
lingkungan vagina yang asam.
Menurut kajian yang dilakukan Kompas (2015) menyebutkan
bahwa ada beberapa tanda lain selain lendir servik yang menandakan
bahwa wanita sedang dalam masa subur
a) Wajah terlihat lebih memerah
Perubahan warna pipi terungkap ketika peneliti di Inggris
mengambil foto 22 wanita setiap hari selama satu bulan. Setelah
menganalisis foto tersebut, para peneliti menemukan wajah wanita
menjadi lebih merah pada waktu ovulasi. Menurut peneliti, tidak ada
perubahan dalam pencahayaan kulit wajah wanita, tapi terlihat
perubahan warna wajah. Kemerahan di pipi wanita meningkat pada
hari-hari sebelum berovulasi dan tetap muncul pada beberapa periode
berikutnya. Kemudian warna kemerahan perlahan menghilang dengan
cepat setelah wanita mulai menstruasi. Menurut Burris, pipi
kemerahan mungkin saja membuat pria melihat wajah wanita jadi
lebih menarik ketika wanita berovulasi. Namun, dalam penelitian yang
dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE ini, tak ada yang menyadari
perubahan itu ketika wanita memasuki masa subur.
b) Merasa lebih riang
Masuk akal bahwa libido seorang wanita naik selama masa
subur. Tetapi wanita yang berovulasi tidak secara sadar berpikir lebih
soal seks. Menurut studi pada 2010 di jurnal Consumer Research,
selama masa ovulasi wanita tanpa sadar membeli dan memakai baju
lebih seksi. Riset juga menemukan wanita memimpikan lebih soal
seks di paruh pertama siklus menstruasinya ketika tubuh menuju
20
ovulasi dibandingkan paruh kedua saat tubuh bersiap memasuki masa
menstruasi. Satu studi kecil menemukan wanita mungkin memiliki
interpretasi seni abstrak erotis lebih banyak ketika mereka sedang
berovulasi dibandingkan di masa belakangan siklus menstruasinya.
c) Tertarik pada satu jenis pria
Wanita tak hanya sedang "mood" selama ovulasi tetapi juga
lebih tertarik pada sejenis pria dibandingkan yang lain. Studi
menemukan wanita cenderung memilih dan memperhatikan pria
menarik selama masa subur, khususnya jika pasangan yang ada saat
ini kurang punya ciri wajah pria seperti bentuk rahang kotak. "Ketika
berada di masa subur, kita mencari ciri yang ada kaitannya dengan
kesehatan yang baik. Hal itu meliputi kadar testosteron sehat yang
memampukan pria memproduksi dan melindungi keturunannya."
Studi lain dari 2011 di jurnal Psychological Science menemukan
wanita lebih baik menilai orientasi seks pria ketika mereka berovulasi.
Mungkin dilihat dari perspektif evolusi, tak ada gunanya mengejar
pria yang tidak tertarik.
d) Indera jadi lebih sensitif
Wanita subur cenderung lebih mampu mendeteksi bau-bauan
dan hormon feromon pria dibandingkan mereka yang minum
kontrasepsi oral pencegah ovulasi. Demikian menurut studi kecil dari
2013 di jurnal Hormone and Behaviour. Studi lain dari tahun yang
sama menemukan wanita memiliki rasa penciuman yang lebih baik
secara umum selama masa ovulasi. Selain itu wanita juga lebih
mampu mendeteksi bahaya yang mengancam diri dan keturunan.
Sebuah studi awal pada 2012 di Kyoto University menemukan wanita
di fase luteal dari siklusnya (yang dimulai dengan ovulasi) lebih
mampu menemukan ular yang tersembunyi dalam foto bunga-bungaan
e) Menghindari kerabat pria
Menurut studi UCLA pada 2010, wanita menghindari bicara
dengan ayahnya di telepon selama masa paling subur dalam sebulan.
Peneliti berspekulasi secara historis, demi kepentingan wanita dan
21
keturunannya, mereka lebih baik menghindari kerabat pria dari
kemungkinan inces.
3) Gangguan yang Berhubungan dengan Haid
a) Sindrom pramenstruasi (pre-menstrual syndrom/ PMS)
Menurut Manuaba ( 2007 ) PMS merupakan keluhan-keluhan
yang biasanya terjadi mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum
datangnya haid yang menghilang sesudah haid datang walaupun
kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Penyebab
terjadinya
tidak
jelas,
tetapi
mungkin
faktor
penting
ialah
ketidakseimbangan estrogen dan progesteron dengan akibat retensi
cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang
edema.
Dalam
hubungan
dengan
kelainan
hormonal,
pada
premenstrual syndrom terdapat defisiensi luteal dan pengurangan
produksi progesterone. Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga,
masalah sosial juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah
menderita keluhan-keluhan ini adalah wanita yang lebih peka terhadap
perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor
psikologis. Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa emosional
berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung,
mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dsb. Sedang pada
kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan
konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala tersebut di atas.
b) Dismenorrhea
Menurut Manuaba ( 2007 )Dismenorea adalah nyeri atau rasa
sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan
gangguan pekerjaan sehari-hari. Nyeri sering bersamaan dengan rasa
mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah, dll. Keluhan
ini biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche. Umumnya
hanya terjadi pada siklus haid yang disertai pelepasan sel telur.
Kadang-kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai pengeluaran
sel telur (disebut siklus anovulatory), terutama bila darah haid
membeku di dalam rahim. Jadi rasa sakit terjadi ketika beku-bekuan itu
22
didorong keluar rahim. Rasa sakit yang menyerupai kejang ini terasa di
perut bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam sebelum haid datang dan
berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesuatu itu semua
rasa tidak enak tadi hilang. Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup
ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan
aktivias sehari-hari), sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk
menghilangkan
rasa
sakit,
tetapi
masih
dapat
meneruskan
pekerjaannya), berat (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga
memerlukan isirahat dan pengobatan untuk menghilangkan nyerinya).
30 Sebab dismenorea dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
dismenorea primer, semata-mata berkaitan dengan aspek hormonal
yang mengendalikan uterus dan tidak dijumpai kelainan anatomis,
umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berevolusi.
Dismenorea sekunder, rasa nyeri yang terjadi saat menstruasi berkaitan
dengan kelainan anatomis uterus seperti endometriosis dan infeksi
kronik genitalia interna.
b. Alat kontrasepsi
1) Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau
melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur
yang matang dengan sel sperma tersebut (Maryani, 2008). Kontrasepsi
menurut buku petugas fasilitas pelayanan keluarga berencana (Depkes RI,
2005) berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan
sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi
menurut Kapita Selekta Kedokteran ( 2001 ) adalah upaya mencegah
kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat dilakukan
tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan obat / alat atau
dengan operasi.
23
2) Jenis kontrasepsi
a) Alat kontrasepsi non hormonal menurut BKKBN dan Kemenkes (
2012 )
(1) Senggama terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana
tradisional, dimana pria mengeluarkan penis dari vagina sebelum
pria mencapai ejakulasi. Cara kerja alat kelamin (penis)
dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke
dalam vagina sehingga kehamilan dapat dicegah. Manfaat
kontrasepsi
efektif
bila
digunakan
dengan
benar
tidak
mengganggu produksi ASI · Dapat digunakan sebagai pendukung
metode KB lainnya tidak ada efek samping · Dapat digunakan
setiap waktu, tidak membutuhkan biaya non kontrasepsi
meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana Untuk
pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian
yang sangat dalam. Hal-hal yang perlu di perhatikan ketika
melakukan senggama terputus meningkatkan kerja sama dan
membangun saling pengertian sebelum melakukan hubungan
seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati
penggunaan metode sanggama terputus. Sebelum berhubungan
pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih
dan
membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari
ejakulasi sebelumnya. Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera
mengeluarkan
penisnya
dari
vagina
pasangannya
dan
mengeluarkan sperma di luar vagina. Pastikan pria tidak terlambat
melaksanakannya. Hubungan seks dengan senggama terputus
tidak dianjurkan dilakukan pada masa subur wanita.
(2) MAL
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif,
24
artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan ataupun
minuman apa pun lainnya selama 6 bulan.
(3) Pantang berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada
masa subur seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi. Agar
kontrasepsi dengan cara ini berhasil, seorang wanita harus benar
benar mengetahui masa ovulasinya (waktu dimana sel telur siap
untuk dibuahi). Kerugian dengan cara ini adalah masa puasa
bersenggama sangat lama sehingga menimbulkan rasa kecewa dan
kadang-kadang berakibat pasangan tersebut tidak mentaati.
(4) Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet sebagai salah satu
metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan atau
penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama.
b) Alat kontrasepsi hormonal
(1) Suntik
(a) Depoprovera, mengandung 150 mg DMPA ( Depo Medroxi
Progesteron Asetat ), yang diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntik intramuskular
(b) Depo Noristerat, mengandung 200 mg Noretindron Enantat,
yang diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuskular (Saifuddin, 2006)
(2) Pil kombinasi menurut Saifudin ( 2006 )
Pil Kombinasi adalah pil atau tablet untuk mencegah terjadinya
kehamilan yang mengandung hormon estrogen dan hormon
progesteron
(a) Monofasik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang
sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
25
(b) Bifastik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang
mengandung 35 mcg EE+0,05 mg norethindrone untuk hari 110, 35 mcg EE+1,0 mg norethindroneuntuk hari 11-21 dari
tiap siklus.
(c) Triphastik
Yaitu pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang
mengandung 30 mcg+0,05 mg levonogestrel untuk hari 1-6,
40 mcg EE+0,075 mg levonogestrel untuk hari ke 7-11 dan 30
mcg EE+0,125 mg levonogestrel untuk hari ke 12-21
(3) Implan
Implan adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung
progestin
yang
dibungkus
dalam
kapsul
silastik
silikon
polidimetri. dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 5 tahun
serta efek perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan darah.
Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen ( BKKBN, 2006 ).
c) IUD
Alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit
kedua saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi
pembuahan, terdiri dari bahan plastik polietilena, ada yang dililit oleh
tembaga dan ada yang tidak
d) Kontrasepsi mantap / permanen
(1) Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode
kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita
bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba falupii
(mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga
sperma tidak dapat bertemu dengan ovum
(2) Vasektomi (Metode Operasi Pria/MOP) adalah prosedur klinik
untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara
mengoklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma
26
terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak
terjadi.
c. Kehamilan tidak diinginkan
1) Pengertian
Suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya kehamilan
yang merupakan akibat dari suatu perilaku seksual baik secara sengaja
maupun tidak sengaja. KTD dapat menimpa siapa saja baik yang sudah
menikah maupun belum menikah, remaja, pasangan muda ataupun ibuibu tengah baya, golongan atas atau bawah dari agama apapun (Hidayatin,
2012)
PKBI (2004), menjelaskan kehamilan tidak diinginkan (KTD) dialami
banyak perempuan, misalnya saja satu alasannya adalah kegagalan KB,
tapi juga ada alasan lain seperti masih adanya kelompok unmet need,
yaitu mereka yang tidak pernah memakai kontrasepsi atau sedang
menggunakan kontrasepsi padahal mereka termasuk aktif secara seksual.
Adrianus (2004), menguraikan banyak faktor yang menyebabkan KTD
antara lain :
a) Hamil sebelum menikah
b) Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual
yang dapat menyebabkan kehamilan. Misalnya masih banyak
perempuan yang beranggapan selesai melakukan hubungan seksual
kemudian loncat-loncat agar tidak hamil.
c) Kehamilan akibat pemerkosaan.
d) Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengijinkan.
e) Kehamilan pada saat yang belum diharapkan, keadaan ini sering
terjadi pada perempuan yang masih dalam proses pendidikan/sekolah,
bekerja dan karena alasan ekonomi.
f)
Bayi dalam kandungan cacat berat.
g) Gagal dalam menggunakan alat kontrasepsi.
h) Kehamilan karena incest (hubungan seksual antara saudara saudara)
27
2) Dampak
Menurut Lestari (2004) menyebutkan dampak yang ditimbulkan dari
perbuatan seksual dalam pranikah, lebih banyak ditanggung oleh pihak
wanita, yaitu kehamilan. Kehamilan ini berdampak pada kehidupan
selanjutnya antara lain
a) Putus sekolah
b) Kemungkinan pengangguran yang mempunyai resiko tinggi bagi
jiwanya
c) Kemungkinan mempunyai masalah dengan dengan calon pasangan
hidup yang masih mengagungkan “keperawanan”.
Adapun menurut Nainggolan (2009) dampak dari kehamilan remaja
adalah sebagai berikut:
a) Pengguguran
kandungan
Faktor
yang
mendukung
terjadinya
pengguguran kandungan adalah:
(1) Status ekonomi sebuah keluarga
(2) Keadaan emosional
(3) Pasangan yang tidak bertanggung jawab
b) Resiko persalinan yang akan terjadi
c) Perceraian pasangan muda
d) Hubungan seks usia muda menyebabkan kanker
d. Aborsi
1) Pengertian
PKBI (2004), menuliskan bahwa secara mental perempuan nekat
memilih jalan aborsi meskipun tidak aman, sedang mengalami
kebingungan, rasa percaya dirinya menurun, dan desparate atau putus
asa. Tidak tahu lagi harus kemana berkonsultasi setelah mengalami
kehamilan yang tidak diinginkan. Disamping itu jika ia melakukan aborsi,
akan timbul ketakutan akibat-akibat yang terjadi yang terasa mengerikan
baginya. Keadaan ini menunjukan bahwa sedang mengalami gangguan
kesehatan mental. Aborsi yang tidak aman ikut menambah angka
kematian ibu.
28
2) Dampak
Dalam Alia (2004) dampak aborsi dapat dibedakan jadi 2 hal yaitu secara
kesehatan dan psikologi
a) Dampak kesehatan
1) Kematian karena perdarahan
2) Kematian karena kegagalan pembiusan
3) Infeksi rahim
4) Uterine Perforation yaitu rahim yang robek
5) Kerusakan leher rahim ( Cervikal laceration )yang dapat
menyebabkan kecacatan
6) Kanker payudara(karena ketidak seimbangan hormon estrogen )
7) Kanker indung telur ( Ovarian Cancer )
8) Kanker leher rahim ( Cervical Cancer )
9) Kanker hati ( Liver Cancer )
10) Kelainan pada placenta ( Placenta Previa )
11) Kemandulan ( Ectopic Pregnancy )
12) Infeksi rongga panggul ( Pelvic Inflamantory Disease )
13) Infeksi lapisan rahim ( Endometritis )
b) Dampak psikologi
1) Kehilangan harga diri
2) Depresi kronis
3) Berteriak histeris
4) Mimpi buruk mengenai bayi
5) Mengalami trauma
6) Beberapa wanita timbul perasaan benci pada semua laki – laki
7) Ingin melakukan bunuh diri
8) Mulai menggunakan obat – obatan terlarang
9) Tidak bisa menikmati hubungan seksual
10) Dipenhi rasa bersalah dan tidak hilang bertahun - tahun
e. Infeksi Menular Seksual ( IMS )
Menurut UNICEF infeksi menular seksual (IMS) sering juga disebut
penyakit kelamin yaitu penyakit yang sebagian besar ditularkan melalui
29
hubungan seks atau hubungan kelamin. Ada banyak sekali jenis infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seks.
Beberapa penyakit infeksi menular seksual yang sering terjadi pada Pekerja
Seks Komersial (PSK) menurut Fahmi (2008) adalah :
1) Gonore (kencing nanah) penyakit ini ditularkan melalui hubungan
seksual. Sebutan lain penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini
menyerang organ reproduksi dan menyerang selaput lendir, mucus, mata,
anus dan beberapa organ tubuh lainnya. Bakteri yang membawa penyakit
ini adalah Neisseria Gonorrhoeae.
Gejala akibat penyakit ini pada wanita antara lain :
a) Keputihan kental berwarna kekuningan
b) Rasa nyeri di rongga panggul
c) Dapat juga tanpa gejala
Sedangkan gejala pada laki – laki antara lain:
a) Rasa nyeri pada saat kencing
b) Keluarnya nanah kental kuningkehijauan
c) Ujung penis agak merah dan bengkak
2) Sifilis
Penyakit ini disebut raja singa dan ditularkan melalui hubungan
seksual atau penggunan barang-barang dari seseorang yang tertular
(misalnya : baju, handuk dan jarum suntik). Penyebab timbulnya penyakit
ini adanya kuman Treponema pallidum, kuman ini menyerang organ
penting tubuh lainya seperti selaput lender , anus, bibir, lidah dan mulut.
Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh
lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu
ke anak dalam uterus).
Dengan gejala klinis :
a) Luka atau koreng, jumlah biasanya satu, bulat atau lonjong, dasar
bersih,
b) Perabaan kenyal sampai keras, tidak ada rasa nyeri pada penekanan
30
3) Chlamydia Trachomatis
Chlamydia trachomatis adalah salah satu dari tiga spesies bakteri dalam
genus Chlamydia, famili chlamydiaceae, kelas Chlamydiae, filum
Chlamydiae, domain Bacteria. Chlamydia trachomatis adalah agen
chlmydial pertama yang ditemukan dalam tubuh manusia. Bakteri ini
pertama kali diidentifikasi tahun 1907. Infeksi chlamydia trachomatis
sering tidak menimbulkan gejala dan sangat beresiko bila terjadi pada
ibu-ibu karena dapat menyebabkan kehamilan ektopik, infertilitas dan
abortus. Dengan gejala klinis
a) Pada pria terdapat duh (sekret/cairan) tubuh uretra dapat disertai
eritema meatus
b) Pada wanita terdapat duh tubuh serviks seropurulen, serviks mudah
berdarah.
4) Herpes Genitali
Saat ini dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes
simpleks. Kedua herpes ini berasal dari virus yang berbeda. Herpes zoster
disebabkan oleh virus Varicella zoster, sedangkan herpes simpleks
disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV). Gejala klinis yang
disebabkan oleh Virus Herpes Simplex sebagai berikut :
a) Herpes genital pertama : diawali dengan bintil lentingan dan
luka/erosi berkelompok, di atas dasar kemerahan, sangat nyeri,
pembesaran kelenjar lipat paha dan disertai gejala sisitemik
b) Herpes genital kambuhan : timbul bila ada faktor pencetus yaitu :
daya tahan tubuh menurun, stres pikiran, senggama berlebihan,
kelelahan.
5) Kondiloma akuminata (Kutil Genitalis)
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam
atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Kutil genitalis sering ditemukan dan menyebabkan
kecemasan karena tidak enak dilihat, bisa terinfeksi bakteri, bisa
merupakan petunjuk adanya gangguan sistem kekebalan. Pada wanita,
virus papiloma tipe 16 dan 18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak
31
menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker
leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan
tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil pap smear
yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis, mulut,
tenggorokan atau kerongkongan.
6) HIV-AIDS
HIV singkatan dari Human Immuno Deficiency Virus, yaitu sejenis
virus yang menyebabkan AIDS. HIV ini menyerang sel darah putih
dalam tubuh sehingga jumlah sel darah putih semakin berkurang dan
menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lemas. AIDS adalah
singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan
dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh
makhluk
hidup.
Sindrom
AIDS
timbul
akibat
melemah
atau
menghilangnya sistem kekebalan tubuh karena sel CD4 pada sel darah
putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
7) Ulkus mole disebabkan oleh Haemophillus Ducreyi, dengan gejala klinis
seperti koreng jumlahnya banyak, bentuk tidak teratur, dasar kotor, tepi
bergaung, sekitar koreng merah dan edema, sangat nyeri.
6. Mahasiswa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan
sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa dapat didefinisikan
sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik
negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan
tinggi. Umumnya mahasiswa berada pada tahapan remaja akhir, yaitu berusia
18–21 tahun. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi,
kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan
bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada
diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.
Mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk selalu berpikir yang saling
melengkapi (Siswoyo, 2007). Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap
perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan
32
pada 19 masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi
perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan
pendirian hidup ( Yusuf,2012).
Istilah adolescenne atau remaja (Hurlock 1980) berasal dari kata latin
(adolescere) (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. E.H. Erikson (dalam Gunarsa, 2003)
mengemukakan bahwa adolensia merupakan masa dimana terbentuk suatu
perasaan baru mengenai identitas. Identitas mencakup cara hidup pribadi yang di
alami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain. Secara hakiki ia tetap sama
walaupun telah mengalami berbagai macam perubahan.
Singgih dan
Gunarsa (2003) menentukan batasan usia remaja di Indonesia
adalah tahun 12-22 tahun, dengan mengelompokkan tahap perkembangan
menjadi 3 yaitu:
1) Remaja awal (12-14 tahun)
2) Remaja tengah (15-17 tahun)
3) Remaja akhir (18-22 tahun)
Beberapa ahli memberikan batasan usia remaja yang berbeda-beda. Monks
et al (dalam Jaffar, 2005 ) mengemukakan suatu analisa yang cermat mengenai
semua aspek perkembangan dalam masa remaja yang secara global berlangsung
antara umur 12-21tahun, dengan pembagiannya:
1) 12-15 tahun termasuk masa remaja awal
2) 15-18 tahun termasuk masa remaja pertengahan
3) 18-21 tahun termasuk remaja akhir
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan
sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan
bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan
remaja menurut Hurlock ( Ali, 2008 )
1) Mampu menerima keadaan fisiknya
2) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan
jenis
4) Mencapai kemandirian emosional
33
5) Mencapai kemandirian ekonomi
6) Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan
untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7) Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8) Mengembangkan perilaku tanggung jawab social yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa
9) Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10) Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.
7. Jejaring Sosial
Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul
(yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau
lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan. Jejaring sosial
adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi.
Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan
sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.
Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954.
Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul
(yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau
lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Jejaring
sosial sebenarnya bentuk baru komunitas di Internet yang saling terhubung
dengan cepat. Ini berbeda dengan jejaring sosial lima tahun yang lalu yang
mungkin lebih dikenal sebagai forum diskusi , chat, messenger atau milis
dimana pola komunikasinya terbatas hanya dalam forum tersebut saja (
Pamungkas,2012)
Dua situs jejaring sosial yang paling terkenal dan banyak digunakan saat ini
adalah Facebook dan Twitter.
1) Facebook: Facebook adalah situs jejaring sosial yang sedang populer saat ini.
Didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama temannya sesama mahasiswa
Universitas Harvard, Eduardo Saverin. Salah satu keunggulan yang dimiliki
oleh facebook dan jarang dimiliki oleh situs jejaring sosial lain adalah
34
beragamnya aplikasi yang dapat memanjakan pengguna, baik yang
dikembangkan oleh pihak internal maupun eksternal facebook.
2) Twitter: Twitter merupakan jenis situs jejaring sosial pertemanan yang
memungkinkan para penggunanya dapat mendapatkan relasi dengan
mendaftarkan dirinya pada situs tersebut. Twitter didirikan oleh Jack Dorsey
pada bulan Maret 2006, kemudian secara resmi diluncurkan pada bulan Juli.
Twitter adalah jejaring sosial sejenis micro-blogging.
Jejaring sosial saat ini telah menguasai kehidupan para pengguna Internet.
Layanan yang dihadirkan oleh masing-masing situs jejaring sosial berbeda-beda.
Hal inilah yang merupakan ciri khas dan juga keunggulan masing-masing situs
jejaring sosial. Tetapi umumnya layanan yang ada pada jejaring sosial adalah
chating, email, berbagi pesan, berbagi video atau foto, forum diskusi, blog, dan
lain-lain. Pemanfaatan situs jejaring sosial atau social networking telah menjadi
trend atau gaya hidup bagi sebagian masyarakat. Buktinya situs jejaring sosial
Facebook berada pada peringkat pertama website yang paling banyak diakses di
Indonesia( Kompas, 2014 )
8. Teori Healt Belief Model (HBM)
Health Belief Model (HBM) adalah model psikologis yang mencoba untuk
menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan. Konsep yang mendasari
HBM adalah bahwa perilaku kesehatan ditentukan oleh keyakinan pribadi atau
persepsi tentang penyakit dan strategi yang tersedia untuk mengurangi terjadinya
penyakit (Hoch-Baum, 1958). Persepsi pribadi dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan interpersonal. HBM
bertujuan untuk merubah perilaku dalam menghindari suatu penyakit atau
memperkecil risiko kesehatan (Maulana, 2009)
HBM terdiri dari lima komponen yang memmengaruhi upaya yang ada
dalam diri individu untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, yaitu
perceived susceptibility (kerentanan yang dirasakan), perceived severity
(keseriusan yang dirasakan), perceived benefit (manfaat yang dirasakan),
perceived barrier (hambatan yang dirasakan akan tindakan yang diambil), dan
35
cues to action (pemicu tindakan). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan self
efficacy atau upaya diri sendiri untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya.
Tiga faktor penting dalam HBM, yaitu :
a. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu
penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
b. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah
perilaku.
c. Perilaku itu sendiri.
Menurut Shelly (2012) HBM adalah model yang paling umum digunakan
dalam pendidikan dan promosi kesehatan. HBM digunakan untuk menjelaskan
perubahan dan pemeliharaan dari perilaku yang berhubungan dengan kesehatan,
serta sebagai pedoman dari intervensi perilaku kesehatan. Model ini
menggambarkan, membandingkan, dan menganalisa dengan menggunakan
sebuah aturan yang luas dari beraneka ragam teknik analitik.
HBM dikembangkan pada tahun 1950 oleh psikolog sosial Irwin M.
Rosenstock, Godfrey M. Hochbaum, S. Stephen Kegeles, dan Howard Leventhal
di US Public Health Service untuk lebih memahami penyebab kegagalan
program skrining TBC (Hoch-Baum, 1958). Baru-baru ini, metode ini
digunakan untuk memahami tanggapan pasien untuk gejala penyakit, sesuai
dengan aturan medis, perilaku gaya hidup (misalnya, perilaku seksual berisiko),
dan perilaku yang berkaitan dengan penyakit kronis yang mungkin memerlukan
perawatan jangka panjang. Penyempurnaan model ini dilakukan hingga akhir
1988 untuk memasukkan bukti yang muncul dalam bidang psikologi tentang
peran self-efficiacy dalam pengambilan keputusan dan perilaku.
36
Gambar.2.2 Teori HBM
Sumber : www. Rina WahyuningsihH.HBM.com
a. Perceived Susceptibility (Kerentanan)
Perceived susceptibility mengacu pada penilaian subjektif dari risiko
melakukan kebiasaan tidak sehat. HBM memprediksi bahwa individu yang
merasa bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu akan
melakukan upaya untuk mengurangi risiko terjangkit penyakit tersebut.
Individu yang percaya bahwa mereka mempunyai risiko yang rendah terhadap
suatu penyakit lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku tidak sehat, atau
berisiko. Individu yang merasa berisiko tinggi, mereka akan secara pribadi
terpengaruh untuk menjauhi dan tidak terlibat dalam perilaku tidak sehat, atau
berisiko
b. Perceived Severity (Keseriusan)
Preceived security mengacu pada penilaian subjektif dari keparahan
masalah kesehatan. HBM mengemukakan bahwa individu yang merasa
masalah kesehatan yang diterimanya lebih serius mungkinannya untuk
melakukan pencegahan atau mengurangi penyebabnya. Preceived security
meliputi keyakinan tentang penyakit itu sendiri (misalnya, apakah itu
mengancam jiwa atau dapat menyebabkan cacat atau sakit) serta dampak yang
lebih luas dari penyakit pada peran dalam kondisi sosial. Misalnya, seseorang
37
mungkin menganggap bahwa secara medis influenza tidak serius, tetapi jika
dia berfikir bahwa jika dia terkena influenza dapat menyebabkan tidak masuk
kerja selama beberapa hari, dapat menulari orang lain disekitarnya, dan
sebgainya maka ia akan menganggapinfluenza menjadi kondisi yang sangat
serius.
c. Perceived Benefits (Keuntungan)
Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan juga dipengaruhi oleh
manfaat yang dirasakan. Manfaat yang dirasakan merujuk pada penilaian
individu dari manfaat melakukan atau tidak melakukan perilaku sehat. Jika
seseorang percaya bahwa tindakan tertentu akan mengurangi kerentanan
terhadap masalah kesehatan atau menurunkan keseriusannya, maka ia
cenderung untuk melakukannya (terlepas dari fakta-fakta objektif mengenai
efektivitas tindakan). Sebagai contoh, individu yang menganggap bahwa
memakai tabir surya mencegah kanker kulit lebih mungkin untuk memakai
tabir surya dibandingkan orang yang percaya bahwa memakai tabir surya tidak
akan mencegah terjadinya kanker kulit.
d. Perceived Barriers (Hambatan)
Perceived barriers mengacu pada penilaian individu tentang hambatan
untuk perubahan perilaku. Bahkan jika seseorang merasakan kondisi
kesehatan yang mengancam dan percaya bahwa ada tindakan efektif untuk
mengurangi ancaman, hambatan dapat mencegahnya. Dengan kata lain,
manfaat yang dirasakan harus lebih besar daripada hambatan yang dirasakan
agar suatu perilaku terjadi. Hambatan dapat berupa ketidaknyamanan dan
beban yang dirasakan. Sebagai contoh, persepsi bahwa vaksin flu akan
menyebabkan nyeri yang parah. Neyri yang parah tersebuat adalah merupakan
suatu hambatan.
e. Cues to Action (Isyarat untuk Bertindak)
Selain empat keyakinan atau persepsi dan variabel memodifikasi, HBM
menunjukkan perilaku yang juga dipengaruhi oleh Cues to Action. Cues to
Action adalah peristiwa-peristiwa, orang, atau hal-hal yang menggerakkan
orang untuk mengubah perilaku mereka. Cues to action dapat berasal dari
internal ataupun eksternal. Isyarat fisiologis ( misalnya, nyeri, gejala) adalah
38
contoh isyarat internal untuk bertindak. Isyarat eksternal mencakup peristiwa
atau informasi dari orang lain, dan dari media. Intensitas isyarat yang
diperlukan untuk mendorong tindakan bervariasi antara individu dengan yang
dirasakan kerentanan, keseriusan, manfaat, dan hambatan. Seperti contohnya
setelah individu mendapatkan penyuluhan tentang penyakit HIV/AIDS dan
mengetahui seberapa ganas dan seberapa banyak orang yang telah menderita
karena penyakit itu, maka pengetahuan itu dapat menjadi cues of action karena
membuat orang agar menjauhi hal-hal yang menyebabkan penyakit
HIV/AIDS.
f. Self-Efficacy
Pada tahun 1988, self-efficacy ditambahkan pada empat keyakinan asli dari
HBM (Rosenstock, Strecher, & Becker, 1988). Self-efficacy adalah
kepercayaan pada kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu (Bandura,
1977). Orang umumnya tidak mencoba untuk melakukan sesuatu yang baru
kecuali mereka pikir mereka bisa melakukannya. Jika seseorang percaya suatu
perilaku baru yang berguna (manfaat dirasakan), tetapi berpikir dia tidak
mampu melakukan itu (penghalang dirasakan), kemungkinan bahwa hal itu
tidak akan dilakukan.
Penerapan Teori HBM dalam perilaku seksual mahasiswa sebagai pekerja
seks
a.
Yakin (percaya) mereka rentan terhadap kehamilan tidak diinginkan dan
penyakit menular seksual ( Perceived susceptibility)
b.
Yakin akibat dari pekerjaan tersebut akan mengakibatkan mereka jadi
bahan pergunjingan dan akan mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri
dalam pergaulan baik di kampus dan masyarakat (perceived severity)
c.
Yakin sebagai pekerja seks dapat meningkatkan pendapatan mereka
untuk memenuhi kebutuhan dan membayar uang kuliah (perceived
benefit)
d.
Yakin bahwa keuntungan dari perilaku tersebut lebih besar harga
manfaatnya daripada faktor penghalangnya dan hambatan yang ada
adalah mereka harus memilih milih pasangan yang sesuai dan
39
penggunaan kontrasepsi agar tidak terjadi kehamilan dan infeksi menular
seksual (perceived barrier)
e.
Menerima dukungan untuk melakukan tindakan dengan adanya penyalur
yang akan memberikan mereka pekerjaan. (cues to action)
f.
Keyakinan pada kemampuan diri untuk berhasil melakukan tindakan
tersebut seperti selalu melakukan dan menjaga perilaku seksual yang
aman dengan pelanggan. (Self Eficacy)
B. Penelitian Yang Relevan
No
Nama
Tahun
Judul
Metode
Hasil
2015
Supporting
Metode : cluster-
Setelah dilakukan wawancara
adolescent girls to
randomized
didapatkan bahwa dalam
stay in school,
controlled
struktur masyarakat ada yang
reduce child
dengan 40
belum lulus berpendidikan
marriage and
kelompok
menengah dan sebagian kecil
reduce entry into
perlakukan, 40
lulus pendidikan menengah.
sex
kelompok kontrol
Dalam usia remaja tersebut
work as HIV risk
di 8 desa
mereka melakukan hubungan
prevention in north
dengan sampel
seksual sekitar usia 15 th.
Karnataka,
remaja pria, wanita
India: protocol for a
dan guru
Penulis
1
Beattie et al
cluster randomised
controlled trial
2
Berg at al
2015
Differentiated
Metode : studi
Pekerja seks komersial yang
typology of sex work
cross seccional
ada merupakan WPS
and implication for
dengan anlysis
terselubung di sepanjang
HIV
deduktif pada 50
jalan raya. Para WPS
prevention
WPS
semakin mudah beroperasi
programs among
karena kecanggihan teknologi
female sex workers
seperti HP dan difasilitasi
in Nepal
oleh micikari sehingga lebih
mudah dan pendapatan
mereka menjadi lebih banyak.
40
3
Transactional sex:
Metode : jenis
Dari 184.469 populasi yang
and
supply and demand
penelitian Cross
ada didapatkan yang
Neupane,
among european
Seccional serentak
memenuhi kriteria sebanyak
S.R
men who
di 38negara
180.988 (98,1%) memenuhi
have sex with men
transaksi yang
kriteria inklusi, dari 38
(msm) in the context
dilakukan oleh
negara Eropa menyebutkan
of local laws
pria di 38 negara
bahwa pria sebagai pekerja
Mishra,S.R
2015
sek melakukan transaksi antar
2-3 x sebulan dengan
pekerjaan utama sebagai
pekerja paruh waktu, pekerja
tidak tetap dan ada yang
menganggur.
4
Johnson
et 2015
al
Young women
Metode :
Sebagai seoramg pekerja sek
selling sex online –
wawancara dengan
yang profesional dibutuhkan
narratives
15 wanita muda
pemahaman tentang dunia
on regulating
antara usia 15 dan
online yang baik. Dalam
feelings
25 th dengan
melakukan perannya sebagai
menggunakan
penjual sekS dibutuhkan
analisis tematik
persaan dalam memainkan
emosional dengan pelanggan.
Para wanita muda penjual sek
memerlukan bimbingan dan
pendampingan untuk
menGhindarkan dari
perlakukan yang bisa
menyebabkan tekanan
psikologis dan traumatis.
5
Todd et al
2010
WPS di Jalalabad,
Dari 520 WPS, sebagian
Kabul, dan Mazar-
besar (82,3%) telah hamil
Pregnancy
i-Sharif direkrut
setidaknya sekali (berarti 4,9
Termination
antara Juni 2006
2,7, kisaran 1-17), Di
Among Female Sex
dan Desember
antaranya
Workers
2007
kehamilan yang tidak
melalui program
direncanakan (36,9%) dan
Contraceptive
Utilization
Afghanistan
and
in
41
6
Aironi
Zuroida
2012
outreach.
terminasi (33,2%) yang
Penelitian ini
umum. Peserta Jalalabad
dengan melakukan
lebih cenderung
survei dan
melaporkan kedua kehamilan
wawancara yang
yang tidak direncanakan
menggambarkan
sebelumnya (60,6% vs
demografi,
48,3% di Kabul atau 20,7%
perilaku yang
di Mazar, p <0,001) dan
terkait dengan
sebelum
risiko infeksi
terminasi (54,9% vs 31,8% di
menular seksual
Kabul atau 26,8% di Mazar,
(IMS) dan
p <0,001). Kebanyakan WPS
kehamilan yang
(90,0%) menyatakan
tidak diinginkan,
kehamilan adalah
dan
Saat ini tidak diinginkan, dan
riwayat kesehatan.
85,2% adalah menggunakan
Berhubungan
kontrasepsi. Unmet need
dengan
untuk kontrasepsi (14,7%
penghentian
dari peserta)
kehamilan
positif terkait dengan telah
sebelum dan
menjual seks di luar kota
kebutuhan yang
tempat tinggal mereka (rasio
belum terpenuhi
odds yang disesuaikan
saat ini untuk
[AOR]
kontrasepsi yang
1,88, 95% confidence interval
dinilai dengan
[CI] 1,28-2,77) dan
analisis regresi
berbanding terbalik terkait
logistik,
dengan penggunaan narkoba
mengendalikan
(AOR 0,41, 95% CI
jejaring
0,31-0,53).
Konsep Diri Pada
wawancara dan
Mereka mengatakan bahwa
Remaja Yang
observasi pada 3
dalam menjalani pekerjaan
Terlibat Prostitusi
wanita yang
diakibatakan karena himpitan
( Studi Kasus Pada
terlibat dalam
ekonomi dan mereka tidak
Remaja Yang
prostitusi dalam
merasa minder walaupun
42
Terlibat Prostitusi )
waktu 2 bulan
pekerjaan mereka tidak
pekerjaan halal. Teman –
eman yang ada di lingkungan
mereka juga sudah
mengetahui pekerjaan mereka
walaupun orang tua tidak
mengetahui pekerjaan yang
mereka jalani.
7
Musafaah
2007
Pengetahuan dan
Metode :
Penelitian ini menemukan
Sikap Pemakaian
Penelitian dengan
bahwa remaja putri “tersebut
Kontrasepsi pada
desain cross
yang berpengetahuan baik
Remaja Putri
sectional ini
(54,1%) dan bersikap positif
“Gaul”
dilakukan pada
terhadap pemakaian
di Parkir Timur
remaja
kontrasepsi (57,1%). Tidak
Senayan, Jakarta
putri berumur 15 –
ditemukan hubungan yang
24 tahun yang
signifikan antara pengetahuan
belum menikah
dengan sikap terhadap
yang biasa
pemakaian kontrasepsi.
nongkrong dan
Remaja gaul tersebut
berkumpul pada
memerlukan penyuluhan
malam Minggu, di
kesehatan reproduksi,
Parkir Timur
pendidikan seksual dan
Senayan, Jakarta
pelayanan kesehatan
Selatan.
reproduksi yang
Sampel diambil
komprehensif dan
dengan Quota
terintegrasi.
Sampling.
8
Raharjo dkk
2013
Kehidupan Prostitusi
Metode :
Faktor penyebab prostitusi di
Remaja Dan Solusi
penelitian
tenda biru khususnya
Penanggulangan
kulitatif dengan
perempuan remaja ( 16-21
melakukan survey
tahun ) , faktor utama yang
di lapangan,
menyebabkan mereka untuk
kesimpulan atau
terjun ke
hipotesis ditarik
dunia prostitusi adalah faktor
43
berdasarkan data
ekonomi dan pendidikan (
empiris.
dari lima pelacur
Penelitian
diwawancarai , empat dari
dilaksanakan di
mereka menikmati prostitusi
tenda biru cibitung
karena faktor-faktor ini ).
( belakang RSUD
Selain faktor-faktor lain itu
cibitung )
menyebabkan mereka terjun
ke dunia prostitusi adalah
dorongan orang tua , salah
satu cacat dalam tubuh
mereka , dorongan dari teman
dan calo ( germo ) .
9
Dewi
2015
Kajian sosiologis
Metode :
Dengan statusnya itu,
tentang mahasiswa/i
penelitian
mahasiswa/i “jualan” akan
“jualan” melalui
kualitatif
mendapatkan harga jual
pendekatan teori
dengan pendekatan
tinggi dan sedikit atau banyak
dramaturgi di
phenomenological
mendapatkan penghargaan
perguruan tinggi
research
dari para pelanggan mereka.
kota Samarinda
Mereka juga memiliki nilai
yang cukup tinggi
dibandingkan dengan
praktek prostitusi lainnya,
malah ada yang dibayar untuk
perjam dengan harga
500ribu. Praktek terselubung
ini tidak hanya bekerja
sendiri, mereka
membutuhkan rekan kerja
untuk mencarikan mereka
pelanggan.
10
Azinar M
2013
Perilaku seksual
Metode :
Hasil penelitian ini
pranikah berisiko
Metode penelitian
menunjukkan bahwa 12,1%
terhadap kehamilan
adalah explanatory
mahasiswa memiliki perilaku
tidak diinginkan
research dengan
seksual pranikah berisiko
pendekatan cross
terhadap Kehamilan Tidak
44
sectional. Sampel
Diinginkan (KTD). ada lima
penelitian adalah
variabel yang secara
sebagian
signifikan berhubungan
mahasiswa yang
dengan perilaku seksual
berusia remaja
pranikah mahasiswa yaitu
(18-24 tahun) yang
religiusitas, sikap, akses dan
berjumlah 380
kontak dengan media
mahasiswa,
pornografi , sikap teman
dengan
dekat, serta perilaku seksual
proporsional
teman dekat. Simpulan
simple random
penelitian adalah perilaku
sampling
seksual teman dekat, sikap
responden terhadap
seksualitas, dan religiusitas
dominan mempengaruhi
perilaku seksual pranikah
berisiko KTD pada
mahasiswa.
C. Kerangka Berpikir
Dengan kemajuan jaman yang semkain modern ada beberapa hal yang
melatar
belakangi mahasiswi dimana seorang dengan intelektual tinggi bisa
terjerumus menjadi pekerja seks sepert latar belakang keluarga yang beragam
baik status sosial masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah sampai
tingkat ekonomi atas. Dengan bekerja menjadi pekerja seks akan dilihat berapa
penghasilan yang didapatkan oleh seorang pekerja seks dalam memenuhi
kebutuhan hidup dan kuliah. Dalam menjalani pekerjaan menjadi pekerja seks
bagaimana perilaku seks seorang mahasiswa dalam melindungi kesehatan
reproduksinya sehingga tidak terjadi dampak dari pekerjaan tersebut seperti
infeksi menular seksual ( IMS ), kehamilan tidak diinginkan dan tindakan aborsi
yang membahayakan keselamatan sang pelaku.
Dalam menjalani pekerjaan yang beresiko dalam melindungi kesehatan
reproduksinya bagaiaman akses pelayanan kesehatan yang digunakan seperti
45
pengunaan KB untuk mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual,
melakukan tes skrening IVA untuk menghindari atau mendeteksi adanya
penyakit organ reproduksi seperti infeksi menular seksual.
Dalam melakukan pekerjaan sebagai pekerja seks di jaman moden
bagaimana seorang mahasiswa menggunakan jejaring / penyalur untuk
mendapatkan pelanggan dimana pekerjaan yang mereka lakukan bersifat rahasia
dan tersembunyi, sehingga dalam menggunakan jejaring sosial harus secara hati
– hati dan menggunakan kode – kode tertentu yang tidak semua orang tahu.
Dalam berhubungan dengan jejaring untuk mendapatkan pelanggan dengan
memanfaatkan media sosial seperti facebook atau tweeter untuk mempermudah
transaksi.
Gambar 2.3 Kerangka berfikir
Faktor internal:
1. Latar belakang
2. Sosial ekonomi
3. Pengetahuan
Faktor pendukung :
1. Media sosial,
2. Peningkatan sosial
ekonomi
Perilaku seksual dan
kesehatan reproduksi
mahasiswi sebagai
wanita pekerja seks
Dampak dari perilaku
seksual
1. IMS
2. KTD,
3. Aborsi
Pelayanan kesehatan :
1. Penggunaan alat
kontrasepsi
2. Pengobatan IMS
Download