BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tingginya AKI di

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tingginya AKI di indonesia yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup
tertinggi di ASEAN, dan mendapatkankan upaya penurunan AKI sebagai
program prioritas. Penyebab langsung kematian ibu di indonesia, seperti
halnya dinegara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia. Pada
perdarahan dan infeksi merupakan penyebab kematian, sebenarnya tercakup
pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 50%
kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan,
misalnya
penyakit jantung dan infeksi yang kronis (Sarwono, 2008; h.6).
Selain itu, keadaan ibu sejak pra-hamil dapat berpengaruh terhadap
kehamilannya, penyebab tak langsung kematian ibu ini antara lain anemia
yang disebabkan pengeluaran darah
melalui vagina yang berlangsung
beberapa hari atau minggu (Mufdlilah,2009; h.22)
Normalnya setiap kehamilan akan berakhir dengan lahirnya bayi yang
sudah cukup bulan dan sehat. Tetapi dalam kenyataannya kehamilan yang
normal dapat berubah menjadi patologis, misalnya pada awal kehamilan atau
trimester pertama sering terdapat gangguan seperti perdarahan yang
berwarna merah segar atau kecoklatan. Biasanya perdarahan ini terjadi
secara ringan namun menetap sampai berhari-hari atau tiba-tiba terjadi
perdarahan yang hebat dan akan mengalani gejala keguguran atau abortus
(Varney, 2007; h.602).
Asuhan Kebidanan Ibu..., Prihatin, Kebidanan DIII UMP, 2013
2
Pada dasarnya keguguran sulit untuk diidentifikasi dengan tepat
seberapa sering keguguran terjadi. Hal ini disebabkan karena sebagian besar
keguguran terjadi sebelum usia gestasi 12 minggu, ketika wanita tersebut
belum menyadari bahwa ia sedang hamil. Diperkirakan presentase insiden
tersebut antara 15% dan 40% dari seluruh konsepsi, jika dibandingkan
dengan kematian neonatus dan janin sebanyak 20% dan kehamilan ektopik
sebanyak 1%. Kurang lebih 700.000 wanita pertahun mengalami perdarahan
pada awal kehamilan. Insiden keguguran pada umumnya dipengaruhi oleh
usia terlalu muda dan riwayat keguguran kehamilan sebelumnya. Apabila
terdapat riwayat keguguran maka kemungkinan pada kehamilan berikutnya
akan meningkat (Handerson, 2008;h.256)
Kejadian abortus berkisar antara 16-25% dari seluruh kehamilan,
perdarahan dari jalan lahir merupakan gejala pada 10-15% kehamilan muda
setengah-nya berakhir dengan abortus, sebagian besar (60%) abortus terjadi
sebelum kehamilan berusia 12 minggu dan sisanya terjadi pada rentang 1220 minggu. Laporan epidemiologi mengatakan bahwa di America Serikat
angka kejadian abortus spontan berkisar antara 10-20% dari kehamilan,
angka kejadian abortus incomplit bervariasi antara 16-20%. Laporan dari
Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia menunjukan kejadian abortus
berkondisi 2,5-15%. Dirumah sakit dr.Hasan Sadikin Bandung, prevelensi
abortus masih merupakan masalah besar dalam pelayanan obstetri karena
merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan janin sampai saat ini
(Noerjasin,2010;).
Rata-rata kasus abortus terjadi 114 perjam.Sebagian besar studi
menyatakan kejadian abortus spontan antara 15-20% dari semua kehamilan.
Asuhan Kebidanan Ibu..., Prihatin, Kebidanan DIII UMP, 2013
3
Jika dikaji jauh kejadian abortus sebenarnya mencapai 50%. Hal ini
dikarenakan tingginya angka chemical pregnancy loss yang tidak bisa
diketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi, sebagian besar kegagalan
kehamilan ini dikarenakan kegagalan gamet.(Sarwono, 2008; h.460). Pada
53% abortus spontan trimester pertama dan pada 36% abortus spontan
trimester kedua, janin tidak normal. Kebanyakan merupakan kemungkinan
mutasi dan bukan kelainan yang akan berulang pada kehamilan berikutnya.
Abortus spontan dengan kromosom normal lebih sering dialami wanita usia
lanjut (Sinclair, 2010; h.75)
Berdasarkan
data
di
RSUD
dr.
R
Goeteng
Taroenadibrata
Purbalingga. Kejadian abortus dalam kurun waktu satu tahun dimulai dari
bulan Januari-November 2012 sebanyak 153 orang (84,3%) dari 181 kejadian
abortus yang ada, dan emua pasien dapat ditangani dengan baik .
Dengan angka kejadian abortus diatas maka diharapkan bidan
sebagai salah satu tenaga kesehatan harus mampu melakukan pelayanan
kegawatdaruratan agar penanganan dini atau pertolongan pertama dapat
dilakukan secara cepat dan tepat waktu untuk mengurangi komplikasi lebih
lanjut yang berakibat pada kematian ibu. Berdasarkan uraian diatas maka
penulis tertarik untuk melakukan asuhan pada Ny. tentang masalah abortus
incomplete di RSUD dr.R Goeteng Taroenadibrita Purbalingga.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana asuhan kebidanan pada Ny.Umur tahun dengan Abortus
Incomplet di RSUD dr.R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga?”
Asuhan Kebidanan Ibu..., Prihatin, Kebidanan DIII UMP, 2013
4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan kebidanan pada kasus
kehamilan
dengan
abortus
incomplet
di
RSUD
dr.
R
Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan
abortus incomplet
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data pada ibu hamil dengan
abortus Incomplet.
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan diagnosa yang dapat terjadi
pada ibu hamil dengan abortus Incomplet.
d. Mahasiswa mampu mengantisipasi seluruh masalah potensial yang
mungkin terjadi pada ibu hamil dengan abortus Incomplet
e. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan yang akan diberikan pada
ibu hamil dengan abortus Incomplet
f. Mahasiswa mampu melaksanankan tindakan kebidanan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan pada ibu
hamil dengan abortus Incomplet.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Yang menjadi sasaran studi kasus adalah Ny. S dengan abortus
incomplet di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Asuhan Kebidanan Ibu..., Prihatin, Kebidanan DIII UMP, 2013
5
2. Tempat
Pengambilan kasus ini dilakukan di ruang Bersalin RSUD Purbalingga.
3. Waktu
a. Penyususan proposal ini dilaksanakan
tanggal November –
Desember 2012
b. Pengambilan kasus ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013
c. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni
2013.
E. Manfaat
1. Praktis
Bagi tenaga kesehatan, diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat sebagai
bahan untuk memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan abortus Incomplet.
2. Teoritis
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan masukan, pengalaman dan
penambahan wawasan ilmu pengetahuan dibidang kebidanan terutama
yang terkait dengan ibu hamil dengan abortus Incomplet
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengambilan kasus penulis menggunakan metode studi kasus dengan
pendekatan Tujuh langkah varney.
Asuhan Kebidanan Ibu..., Prihatin, Kebidanan DIII UMP, 2013
6
1.
Data Primer
a. Observasi
Pengamatan atau observasi merupakan suatu prosedur yang
berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan
mencatat sejumlah dan tarf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Jadi dalan melakukan
observasi bukan hanya mengunjungi, melihat, atau menonton saja,
tetapi
disertai
keaktifan
jiwa
atau
perhatian
dan
melakukan
pencatatan-pencatatan (Notoatmojo, 2010;h.131)
b. Wawancara
Wawancara adalh suatu metode yang dipergunakan untuk
Mengumpilkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden),
atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face
to face).(Notoatmojo,2010; h.139)
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui kesehatan fisik ibu dan
janin serta yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan
berikutnya. (Mufdlilah; 2009, h.14 )
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil dengan anemia
dapat dilakukan dengan pemeriksaan Hb dengan menggunakan alat
Sahli (Manuaba, 2010, h.239).
Asuhan Kebidanan Ibu..., Prihatin, Kebidanan DIII UMP, 2013
7
2.
Data Sekunder
a. Dokumentasi
Penulisan menggunakan rakam medik pasien yang ada hubungannya
dengan pasien.Contohnya riwayat kesehatan ibu.
b. Studi Pustaka
Penulis menggunakan buku yang berhubungan dengan kasus yang
diambil yaitu tentang kehamilan dengan abortus Incomplet.
G. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun KTI di gunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Berisi latarbelakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup,
manfaat, metode pemerolehan data, dan sisitematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
a. Tinjauan medis
Berisi
tentang
definisi
,etiologi/faktor
presdiposisi,
fisiologi/patofisiolog,tanda dan gejala,pemeriksaan penunjang,
penetalaksaan medis.
b. Tinjauan manajemen asuhan kebidanan
1. Teori manejemen asuhan kebidanan
2. Penerapan asuhan
3. Landasan hukum kewengan bidan
BAB III : TINJAUAN KASUS
Membahas tentang keseluruhan asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan yang terdiri dari: pengumpulan data, interpretasi data,
Asuhan Kebidanan Ibu..., Prihatin, Kebidanan DIII UMP, 2013
8
identifikasi
diagnosa,
kebutuhan
terhadap
tindakan
segera,
perencanaan, pelaksanaan asuhan, dan evaluasi
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi perbandingan antara teori dengan kenyataan pada kasus ibu
hamil dengan abortus
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan Kebidanan Ibu..., Prihatin, Kebidanan DIII UMP, 2013
Download