evaluasi program pendidikan luar sekolah

advertisement
Edu-Math; Vol. 4, Tahun 2013
EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH /
PELATIHAN ORANG DEWASA
Oleh: M. Hurmaini
Abstraksi
Salah satu faktor penyebab seringnya program pendidikan
luar sekolah (PLS) mendapat kritik tajam dari masyarakat dan
lembaga-lembaga lain adalah kurangnya evaluasi yang dilakukan
secara teratur dan berkelanjutan. Evaluasi dilakukan terhadap
seluruh atau sebagian unsur-unsur program serta terhadap
pelaksanaan program pendidikan luar sekolah. Tulisan ini mencoba
memaparkan jawaban mengenai tujuan evaluasi program PLS,
orang-orang yang terlibat sebagai evaluator, unsur-unsur dan teknik
untuk mengevaluasi program PLS serta pengelolaan data dalam
evaluasi program PLS.
Kata Kunci : Evaluasi, Pendidikan Luar Sekolah
A.
Pendahuluan
Pelaksanaan sistem pendidikan nasional, termasuk subsistem
pendidikan luar sekolah (disingkat PLS)/pendidikan orang dewasa, sering
mendapat kritik tajam dari masyarakat dan lembaga-lembaga lain karena
kebijakan dan pelaksanaannya sering berubah-ubah tanpa didukung oleh
data yang akurat. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya
evaluasi yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Oleh karena itu,
perubahan yang terjadi dalam kebijakan dan pelaksanaan subsistem
pendidikan luar sekolah perlu didasarkan atas data yang akurat, handal,
dan relevan. Evaluasi perlu dilakukan secara berkesinambungan terhadap
proses, hasil, dan dampak program pendidikan luar sekolah, dengan
standar baku yang digunakan dalam menilai program yang sistemik.
Evaluasi dapat menggunakan berbagai pendekatan, metode, dan
teknik yang tepat untuk menghimpun data untuk disampaikan kepada
penyelenggara, pengelola, dan pelaksana program, serta pihak-pihak
lainnya yang terkait. Evaluasi program dilakukan terhadap seluruh atau
sebagian unsur-unsur program serta terhadap pelaksanaan program
pendidikan. Evaluasi program harus dan dapat diselenggarakan secara
terus-menerus, berkala, dan/atau sewaktu-waktu. Kegiatan evaluasi ini
dapat dilakukan pada saat sebelum, sedang, atau setelah program
pendidikan luar sekolah dilaksanakan. Evaluasi program berguna bagi para
1
M. Hurmaini, Evaluasi …
pengambil keputusan untuk menetapkan apakah program akan
dihentikan, diperbaiki, dimodifikasi, diperluas, atau ditingkatkan.
Berkenaan dengan itu, tulisan ini mencoba menjawab enam
pertanyaan sebagai berikut: (1) apa yang dimaksud dengan evaluasi
program? (2) apa saja tujuan evaluasi program PLS/pelatihan orang
dewasa? (3) Siapa yang terlibat sebagai evaluator? (4) Apa saja unsurunsur evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa? (5) Apa teknik untuk
mengevaluasi program PLS/pelatihan orang dewasa? (6) Bagaimana
pengelolaan data dalam evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa?
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan jawaban atas pertanyaan
tersebut secara singkat.
B.
2
Pengertian Evaluasi Program
Beragam pengertian tentang evaluasi program diberikan sesuai
dengan latar belakang pakar dan sasaran yang dinilai. Oleh karena itu
perlu dikemukakan beberapa pendapat pakar sebagai berikut. Paulson,
dalam Grotelueschen (1976:17) mengemukakan bahwa evaluasi program
adalah proses pengujian berbagai objek atau peristiwa tertentu dengan
menggunakan ukuran-ukuran nilai khusus dengan tujuan untuk
menentukan keputusan-keputusan yang sesuai. Berdasarkan pengertian
ini, maka evaluasi program adalah kegiatan pengujian terhadap sesuatu
fakta atau kenyataan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Pakar
lain, Alkin (1981:11) bahwa evaluasi program merupakan proses yang
berkaitan dengan penyiapan berbagai wilayah keputusan melalui
pemilihan informasi yang tepat, pengumpulan dan analisis data, serta
pelaporan yang berguna bagi para pengambil keputusan dalam
menentukan berbagai alternatif pilihan untuk menetapkan keputusan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Mugiadi (1980) menjelaskan
bahwa evaluasi program adalah upaya pengumpulan informasi mengenai
sesuatu program, kegiatan, proyek. Informasi tersebut berguna bagi
pengambilan keputusan, antara lain untuk memperbaiki program,
menyempurnakan kegiatan program lanjutan, menghentikan suatu
kegiatan, atau menyebarluaskan gagasan yang mendasari suatu program
atau kegiatan. Informasi yang dikumpulkan harus memenuhi persyaratan
ilmiah, praktis, tepat guna, dan sesuai dengan nilai yang mendasari dalam
setiap pengambilan keputusan.
Syamsu Mappa (1984) mendefiniskan bahwa evaluasi program
pendidikan luar sekolah sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
menetapkan keberhasilan dan kegagalan suatu program pendidikan.
Sedangkan Stake (1975) menggambarkan bahwa evaluasi program adalah
kegiatan untuk merespon suatu program yang telah, sedang, dan akan
dilaksanakan. Stake mengemukakan bahwa evaluasi program pendidikan
Edu-Math; Vol. 4, Tahun 2013
berorientasi langsung pada kegiatan dalam pelaksanaan program dan
evaluasi dilakukan untuk merespon pihak-pihak yang membutuhkan
informasi mengenai program tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan, evaluasi program adalah kegiatan sistematis untuk
mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data sebagai
masukan untuk pengambilan keputusan. Data adalah fakta, keterangan,
atau informasi yang dapat ditarik generalisasi.
C.
Tujuan Evaluasi Program PLS/Pelatihan Orang Dewasa
Tujuan adalah unsur yang amat penting dalam evaluasi program
pendidikan luar sekolah/pelatihan orang dewasa. Tujuan evaluasi
berfungsi sebagai pengarah kegiatan evaluasi program dan sebagai acuan
untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas evaluasi program. Tujuan
evaluasi terdiri atas tujuan umum (goals) dan tujuan khusus (objectives).
Menurut D.Sudjana (2006:48) Tujuan umum evaluasi program PLS adalah
menyediakan atau menyajikan data sebagai masukan bagi pengambilan
keputusan tentang program tersebut. Menurut Sujana, tujuan umum
dapat dijabarkan dalam berbagai tujuan khusus.
Tujuan-tujuan khusus evaluasi program pendidikan luar sekolah
atau pelatihan orang dewasa tersebut bermacam-macam, di antaranya
sebagaimana dikemukakan D. Sujana (2006: 35-49) sebagai berikut: (1)
memberikan masukan untuk perencanaan program, (2) memberikan
masukan untuk kelanjutan, perluasan, dan penghentian program, (3)
memberi masukan untuk modifikasi program, (4) memperoleh informasi
tentang faktor pendukung dan penghambat program, (5) memberi
masukan untuk motivasi dan pembinaan pengelola dan pelaksana
program, (6) memberi masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi
evaluasi program pendidikan luar sekolah atau pelatihan orang dewasa.
D.
Siapa saja yang Terlibat sebagai Evaluator?
Banyak pihak yang terlibat dalam evaluasi program belajar/
pelatihan orang dewasa. Di dalamnya terdapat para pelaksana evaluasi
program dan masing-masing pelaksana memiliki tanggung jawab etik.
Mereka adalah evaluator, orang-orang atau lembaga yang membidangi
evaluasi, berbagai pihak yang terlibat dalam program yang sedang
dievaluasi, masyarakat yang menerima laporan evaluasi, dan khususnya
yang memberikan tugas untuk mengevaluasi, dan evaluator lain yang
mungkin akan melakukan analisis kembali terhadap data hasil evaluasi
dan mungkin menginterpretasi kembali data tersebut.
Menurut D.Sudjana (2006:285) pertanggungjawaban etik dalam
evaluasi program belajar/pelatihan orang dewasa dialamatkan oleh
3
M. Hurmaini, Evaluasi …
evaluator kepada penyelenggara, pengelola, pemesan, dan pengguna hasil
evaluasi,
peserta,
masyarakat
dan
profesi.
Sebaliknya,
pertanggungjawaban etik juga terdapat pada penyelenggara, pengelola,
profesi, peserta program dan pihak lainnya yang terkait.
E.
Unsur-unsur Program PLS/Pelatihan Orang Dewasa yang Dievaluasi
Banyak pakar evaluasi program yang membahas berbagai unsur,
variabel, dimensi, indikator atau atribut program PLS/pelatihan orang
dewasa yang menjadi sasaran atau objek evaluasi program. Dalam
makalah ini pembahasan dibatasi pada dua unsur-unsur utama yaitu: (1)
unsur sistem yang diterapkan dalam program pendidikan luar
sekolah/pelatihan orang dewasa; (2) unsur-unsur manajemen program
pendidikan luar sekolah/pelatihan orang dewasa.
Unsur-unsur sistem dalam program yang dievaluasi mencakup:
komponen, proses, dan tujuan program. Unsur-unsur manajemen
program yang dievaluasi adalah perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan. Unsur-unsur
yang berkaitan dengan daya dukung mencakup: landasan keilmuan,
kemitraan, dan peran serta masyarakat.
1. Unsur-unsur Program yang Dievaluasi Berdasarkan Sistem
Pendidikan Luar Sekolah/ Pelatihan Orang Dewasa
Unsur-unsur program yang dievaluasi berdasarkan sistem
pendidikan luar sekolah/pelatihan orang dewasa adalah komponenkomponen masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mentah,
proses, keluaran, masukan lain, dan pengaruh. Kaitan fungsional
antara unsur program PLS/Pelatihan orang dewasa secara sistemik
dikemukakan dalam gambar 1 berikut ini.
Masukan Lingkungan
Masukan
Sarana
Masukan
Lain
Proses
Keluaran
Masukan
Mentah
Pengaruh
Masukan Lingkungan
Gambar 1 Keterkaitan Fungsional antara Komponen, Proses, dan
Tujuan Sistem PLS Sumber: D. Sudjana (2006:89)
4
Edu-Math; Vol. 4, Tahun 2013
Secara rinci komponen, proses, dan tujuan sistem PLS/Pelatihan
orang dewasa yang sistemik diuraikan sebagai berikut:
a. Masalah lingkungan meliputi: lingkungan alam, sosial budaya, dan
kelembagaan. Lingkungan alam yang perlu diperhatikan dalam
program PLS dapat terdiri atas lingkungan alam hayati, lingkungan
alam non-hayati, dan lingkungan alam buatan. Lingkungan hayati
adalah flora (tumbuhan) dan fauna (hewan). Lingkungan alam nonhayati mencakup tanah, air, mineral, cuaca, sungai, dan sebagainya.
Lingkungan buatan/binaan meliputi: pemukiman, sarana dan alat
transfortasi, bendungan, pasar, kampus, dan sebagainya.
Lingkungan sosial-budaya meliputi: kondisi kependudukan dengan
berbagai potensinya, seperti kebiasaan atau tradisi, pendidikan,
agama, komunikasi, kesenian, bahasa, kesehatan, mata
pencaharian, lapangan kerja, ideologi dan politik, keamanan,
kebutuhan, dan apresiasi masyarakat. Ke dalam lingkungan ini
termasuk perubahan sosial, yaitu perkembangan masyarakat dari
masyarakat pertanian, ke masyarakat industri, dan ke masyarakat
informasi. Lingkungan sosial juga mencakup kondisi ekonomi
masyarakat, seperti mata pencaharian, pekerjaan, tingkat
pendapatan, serta struktur masyarakat yang terdiri atas individu,
kelompok, dan komunitas. Lingkungan kelembagaan terdiri atas
instansi-instansi pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya
masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang terkait dengan
program, dan terdapat dalam lingkungan di tempat program PLS
dilaksanakan.
b. Masukan sarana terdiri atas kurikulum atau program pembelajaran,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta biaya. Kurikulum
atau program pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode-teknik, dan media pembelajaran,
serta alat evaluasi hasil belajar. Tujuan pembelajaran berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan pendidik atau kebutuhan belajar.
Materi pembelajaran terdiri atas bahan-bahan yang disusun secara
sistemik dan disediakan untuk dipelajari oleh peserta didik sesuai
dengan kebutuhan belajarnya. Metode, teknik dan media
pembelajaran digunakan dalam strategi pembelajaran untuk
membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Alat
evaluasi adalah instrumen, berupa tes atau soal-soal ujian, untuk
mengukur sejauh mana perubahan perilaku peserta didik setelah
mengalami pembelajaran, dibandingkan dengan sebelum mengikuti
pembelajaran. Kurikulum harus dievaluasi, menurut Lewy (1977),
evaluasi kurikulum dilakukan terhadap materi pembelajaran, media
pembelajaran, organisasi bahan belajar, strategi pembelajaran,
5
M. Hurmaini, Evaluasi …
pengelolaan kegiatan belajar, peranan pendidik serta tenaga
kependidikan lainnya, dan aktivitas peserta didik. Dengan demikian,
variabel-variabel masukan sarana yang dirvaluasi mencakup: tujuan
program, kurikulum, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya,
sarana dan prasarana, penyelenggara, pengelola, dan pembiayaan.
c. Masukan mentah ialah peserta didik yang terdiri atas warga belajar,
peserta pelatihan, peserta penyuluhan, pemagang, jamaah majelis
taklim, santri, dan sebagainya. Peserta didik mempunyai
karakteristik internal dan eksternal. Karakteristik internal ialah
atribut fisik, psikis, dan fungsional peserta didik. Atribut fisik yaitu
usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan, serta kondisi
pancaindra. Aspek psikis adalah kebutuhan belajar, motivasi belajar,
aspirasi, keinginan, minat, tujuan, masalah yang dihadapi, dan masa
kritis. Aspek psikis ini mencakup pula kesiapan belajar, persepsi,
struktur kognisi, kemampuan mental. Atribut fungsional meliputi:
pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan status sosial ekonomi
keluarga. Karakteristik eksternal peserta didik berkaitan dengan
lingkungan hidup peserta didik, meliputi: lingkungan keluarga,
teman bergaul, pekerjaan, kebiasaan, dan sarana belajar yang
terdapat di masyarakat atau daerah. Evaluasi terhadap masukan
mentah ini adalah untuk menjawab pertanyaan tentang
karakteristik mana yang paling mendorong atau menghambat
peserta didik untuk belajar dan bagaimana pengaruhnya terhadap
proses, hasil, dan dampak pembelajaran.
d. Proses pendidikan melalui pembelajaran adalah interaksi edukatif
antara masukan sarana, terutama pendidik (tutor, pamong belajar,
pelatih, penyuluh, dan sebagainya) dengan masukan mentah, yaitu
peserta didik, melalui kegiatan pembelajaran, bimbingan,
penyuluhan, dan pelatihan. Pendekatan pembelajaran yang
digunakan adalah pendekatan kontinum atau berkesinambungan,
yang dimulai dari pedagogi ke andragogi, atau sebaliknya. Pedagogi
adalah ilmu dan seni mengajar kepada anak-anak, sedangkan
andragogi adalah ilmu dan seni untuk membantu orang dewasa
belajar. Kedua pendekatan ini dapat digunakan bagi anak-anak dan
orang dewasa. Dengan demikian, pembelajaran dapat dimulai dari
pedagogi kemudian dilanjutkan ke andragogi, atau sebaliknya
secara berdaur (berulang). Dalam evaluasi program PLS perlu pula
didentifikasi tentang efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
e. Keluaran (Output) adalah lulusan program PLS/pelatihan orang
dewasa. Keluaran yang dievaluasi adalah kuantitas dan kualitas
lulusan program setelah mengalami proses pembelajaran. Kuantitas
adalah jumlah lulusan yang berhasil menyelesaikan proses
6
Edu-Math; Vol. 4, Tahun 2013
pembelajaran dalam program pendidikan. Kualitas adalah
perubahan tingkah laku peserta didik atau lulusan meliputi ranah
afektif, kognisi, dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut, berkaitan
dengan materi yang telah dipelajari dan kebermaknaannya bagi
kehidupan peserta didik dan lulusan program pendidikan luar
sekolah/pelatihan orang dewasa.
f. Masukan lain, adalah sumber-sumber atau daya dukung yang
memungkin lulusan dapat menerapkan hasil belajar (keluaran)
dalam kehidupannya. Masukan lain dapat digolongkan ke dalam
bidang bisnis (dunia usaha), pekerjaan, dan aktivitas
kemasyarakatan. Masukan lain perlu dipelajari oleh peserta didik
dalam proses pembelajaran. Misalnya, permodalan dapat dipelajari
tentang sumber-sumber permodalan, cara memperoleh, mengolah,
dan mengembangkan permodalan.
g. Pengaruh (outcome) adalah dampak yang dialami peserta didi atau
lulusan setelah memperoleh dukungan dari masukan lain. Pengaruh
ini dapat diukur terutama dalam tiga aspek kehidupan, yaitu (a)
peningkatan taraf kesejahteraan hidup dengan indikator pemilikan
pekerjaan atau usaha, (b) upaya membelajarkan orang lain, (c)
keikutsertaan dalam kegiatan sosial atau pembanguna masyarakat.
Dengan demikian, PLS/pelatihan orang dewasa baru dikatakan
lengkap apabila program dan evaluasinya menyangkut semua unsur
sistem pendidikan, yaitu masukan lingkungan, masukan sarana,
masukan mentah, proses, keluaran, masukan lain, dan pengaruh.
2. Unsur-unsur Program yang Dievaluasi Berdasarkan Fungsi-fungsi
Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolah/ Pelatihan Orang
Dewasa
Evaluasi manajemen program dilakukan terhadap fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian,
dan pengembangan program PLS/Pelatihan orang dewasa. Evaluasi
program PLS terhadap fungsi-fungsi manajemen tersebut diadaftasikan
dari D.Sudjana (2006), Grotelueschen (1976), Anwar Iskandar (1978),
diuraikan secara ringkas berikut ini.
Fungsi perencanaan program PLS perlu dievaluasi untuk
memperoleh informasi tentang alasan penetapan program, proses
identifikasi kebutuhan belajar dan potensi serta kemungkinan
hambatan dalam pelaksanaan program. Dievaluasi pula mengenai
proses penyusunan tujuan program, penyusunan strategi dan kegiatan
pembelajaran, pengadaan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya,
penyusunan alat tes awal, dan tes akhir pembelajaran, pelatihan
pendidikan, dan tenaga kependidikan, penyususnan alat pemantauan
7
M. Hurmaini, Evaluasi …
pelaksanaan program, dan penyusunan instrumen evaluasi terhadap
proses, hasil dan dampak program. Perlu dievaluasi juga jenis-jenis
perencanaan program yang digunakan apakah perencanaan alokatif,
perencanaan inovatif, perencanaan strategis atau tipe lainnya, apakah
perencanaan tingkat mikro, tingkat meso, atau tingkat makro, apakah
keterkaitan antara ketiganya.
Fungsi pengorganisasian dalam pengelolaan program perlu
dievaluasi. Apakah prinsip-prinsip pengorganisasian berkaitan dengan
kebermaknaan, keluwesan, dan kedinamisan organisasi pelaksanaan
program. Apakah langlah-langkah pengorganisasian memuat: (1)
pemahaman terhadap tujuan dan kegiatan yang telah direncanakan
dan bentuk-bentuk organisasi yang digunakan, (2) penetapan tugas
pekerjaan berdasarkan kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan,
(3) penilaian tugas pekerjaan dengan diikuti pengelompokan tugas, (4)
pembagian tugas pekerjaan dengan batas-batas yang jelas, (5)
persyaratan personalia untuk melakukan tugas pekerjaan dan
kedudukan hirarkis dalam organisasi, (6) penyusunan struktur dan
komposisi organisasi dan personalia, serta pembagian tugas pekerjaan,
dan (7) penetapan peraturan tentang prosedur pelaksanaan tugas
pekerjaan, pembinaan, dan penilaian terhadap kinerja pelaksanaan
program.
Penggerakan berfungsi untuk menumbuhkan situasi yang secara
langsung dapat mengarahkan dorongan-dorongan yang ada dalam diri
seseorang atau kelompok yang terlibat dalam organisasi, sehingga
mereka menampilkan kinerja yang tinggi dalam melaksanakan
program yang telah direncanakan. Evaluasi terhadap penggerakan
bertujuan untuk menghimpun informasi tentang alasan-alasan
melakukan motivasi, unsur-unsur motivasi yang meliputi: situasi,
upaya penggerakan, dan bertujuan. Pertanyaan-pertanyaan dalam
evaluasi adalah untuk mengungkapkan: (1) apakah jenis motivasi
instrinsik atau ekstrinsik yang digunakan, (2) sifat motivasi apakah
untuk memberi harapan, penyadaran, atau punya “paksaan sosial”, (3)
fungsi motivasi apakah sebagai pendorong, pemberi arah kegiatan,
atau penyeleksi kegiatan para pelaksana program, (4) apakah aspekaspek yang digerakkan meliputi: kebutuhan, keinginan, dorongan,
aspirasi, emosi, dan kata hati pelaksana program, (5) apakah
pendekatan penggerakan mencakup kesejawatan, produktivitas, atau
pemuasan keinginan pelaksana program.
Fungsi pembinaan adalah kegiatan fungsional untuk menjaga
dan memlihara supaya gerakan yang dilakukan para pelaksana
program tetap sesuai dengan tugas-tugas organisasi dalam
melaksanakan program yang telah direncanakan sebelumnya. Fungsi
8
Edu-Math; Vol. 4, Tahun 2013
pembinaan meliputi tiga fungsi, yaitu pengawasan, supervisi, dan
pemantauan. Pengawasan dilakukan dengan sasaran lembaga
penyelenggara program. Supervisi ditujukan kepada pelaklsana
program. Selanjutnya, pemantauan (monitoring) ditujukan terhadap
kegiatan pelaksanaan program.
Fungsi evaluasi program, adalah kegiatan pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian data sebagai masukan bagi pengambilan
keputusan tentang program yang sedang dan/ atau telah dilaksanakan.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai fungsi evaluasi adalah untuk
mencari jawaban tentang: (1) tujuan evaluasi, (2) pendekatan evaluasi,
(3) aspek-aspek yang dievaluasi, (4) metode dan teknik evaluasi, dan
(5) langkah-langkah evaluasi. Evaluasi terhadap hasil rvaluasi
berhubungan dengan penggunaan hasil evaluasi dalam proses
pengambilan keputusan, sejauh mana masukan dapat digunakan
sepenuhnya, sebagian, atau mungkin tidak digunakan sama sekali.
Sejauh mana pula hasil evaluasi digunakan untuk memutuskan tentang
penghentian program, perbaikan atau modifikasi program, perluasan
dan peningkatan program.
Terakhir, fungsi pengembangan program akan digunakan apabila
pengambilan keputusan menetapkan bahwa program tersebut perlu
diperluas atau ditingkatkan. Pertanyaan-pertanyaan evaluasi terhadap
fungsi pengembangan adalah sebagai berikut: apakah alasan untuk
pengembangan program, apakah fungsi pengembangan menggunakan
pendekatan partisifatif, kolaboratif, dan strategi pemecahan masalah,
apakah strategi pengembangan dilakukan dengan kegiatan sebagai
berikut: (1) Mengakaji lingkungan, (2) menilai berbagi isu dari hasil
evaluasi informasi, (3) meramalkan, (4) perumusan dan penentuan
tujuan, (5) pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan, dan (6)
pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan.
F.
Teknik-teknik Evaluasi Program PLS/Pelatihan Orang Dewasa
Pengumpulan data memerlukan teknik-teknik yang tepat. Teknik
evaluasi program disebut pula instrumen atau alat pengumpulan data.
Teknik-teknik evaluasi program perlu disiapkan oleh evaluator sebelum
melakukan upaya penggalian dan penghimpunan data. Oleh karena itu,
evaluator perlu memilih dan menyusun teknik pengumpulan data yang
tepat, yaitu memenuhi syarat realibilitas dan validitasnya dengan
mempertimbangkan tujuan, sumber, dan jenis data, serta kelancaran
pengelolaannya. Teknik-teknik atau alat pengumpulan data tersebut
adalah angket, wawancara, pengamatan, dan beberapa teknik lainnya.
Teknik angket, wawancara, dan pengamatan sering digunakan
secara konvensional dalam evaluasi program. Di samping itu, D.Sudjana
9
M. Hurmaini, Evaluasi …
(2006:202) menambahkan terdapat teknik evaluasi yang dilakukan secara
partisipatif: dalam arti, bahwa evaluator melibatkan subjek yang
dievaluasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Teknik
evaluasi partisipatif antara lain adalah teknik respon terinci dan teknik
cawan ikan.
Teknik respon terinci biasanya digunakan untuk mengevaluasi
proses pembelajaran yang mencakup materi, proses pembelajaran,
keluaran, atau dampak pembelajaran. Penggunaan teknik ini menuntut
keterlibatan subjek-subjek yang dievaluasi secara sungguh-sungguh.
Dalam menggunakan teknik cawan ikan evaluator membuat dua
kolom dan lajur pada sehelai kertas lebar atau papan tulis. Kolom sebelah
kiri ditulis pernyataan berbunyi ” hal-hal yang telah dianggap baik
tentang materi/proses pembelajaran yang baru dilakukan”. Pada kolom
sebelah kanan ditulis ”hal-hal yang masih perlu dikembangkan dalam
materi atau proses pembelajaran yang baru dilakukan”.
Teknik cawan ikan digunakan dalam evaluasi dengan mengamati
kegiatan diskusi yang sedang berlangsung. Kegiatan dilakukan oleh
kelompok yang anggotanya 20 orang atau lebih. Subjek dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran
luar. Misalnya, kelompok lingkaran dalam terdiri atas 7 peserta, dan
kelompok lingkaran dalam terdiri atas 13 orang. Tempat duduk kelompok
diskusi disusun secara melingkar, dan bertugas untuk melakukan diskusi
tentang berbagai topik, misalnya program pelatihan, proses pengelolaan
program, dan sebagainya.
G.
10
Pengelolaan Data dalam Evaluasi Program PLS/Pelatihan Orang Dewasa
Pengelolaan data dalam evaluasi program PLS/Pelatihan orang
dewasa dilakukan sesuai dengan pendekatan yang dipilih evaluator, yaitu
pendekatan kualitatif atau kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan
dalam mengolah data yang bukan berbentuk angka-angka, sehingga hasil
pengolahannya berupa uraian naratif yang menghubungkan antara suatu
fakta dengan fakta lainnya. Pendekatan ini dilakukan dengan
menggambarkan indikator-indikator yang dievaluasi secara holistik, dan
kebermaknaan melalui ilustrasi dan kajian kasus. Evaluasi kualitatif
dilakukan secara mendalam dan menyeluruh terhadap suatu fenomena
untuk menghasilkan kesimpulan dalam konteks waktu dan situasi
tertentu, tidak mengutamakan kuantifikasi tetapi menakankan pada
kontruktivis, naturalistik, interpretatif, post-positivistik dengan
penghayatan terhadap interaksi antarkonsep secara empiris.
Analisis data dalam pendekatan kualitatif dilakukan dengan
langkah-langkah: reduksi, display, dan verifikasi data. Reduksi data adalah
menelaah kembali seluruh catatan yang diperoleh dalam wawancara,
Edu-Math; Vol. 4, Tahun 2013
observasi, dan instrumen lainnya. Display data ialah merangkum
informasi-informasi pokok yang kemudian disusun dalam bentuk
deskriptif naratif yang sistematis. Verifikasi data adalah mencari makna
tentang data yang didiskripsikan dalam bentuk pola, tema, hubungan,
proses, hasil, dampak, dan sebagainya, sehingga dapat ditarik kesimpulan
menjadi satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang
berupa angka-angka dengan menggunakan prosedur statistik, sehingga
laporannya berupa analisis dan interpretasi data, berdasarkan standar
atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pendekatan ini
menggunakan analisis secara mendalam terhadap indikator-indikator yang
dievaluasi. Evaluasi program dengan pendekatan ini ditujukan untuk
menguji hipotesis atau guna memecahkan masalah yang dihadapi oleh
penyelenggara, pengelola, pelaksana, dan peserta program. Pendekatan
kuantitatf juga digunakan untuk merekayasa atau mencari hubungan
antara unsur-unsur program yang dievaluasi. Analisis data dengan
menggunakan statistik, sedangkan generalisasi diangkat dari sampel yang
dapat menggambarkan seluruh populasi.
Analisis data dalam pendekatan kuantitatif dilakukan secara
deduktif atau induktif. Secara deduktif, berangkat dari kaidah-kaidah
umum, yang lazim merujuk pada teori, prinsip, konsep yang telah ada dan
dapat dituangkan ke dalam hipotesis, kemudian dicari fakta-faktanya di
lapangan. Sedangkan secara induktif, evaluasi program berangkat dari
fakta-fakta di lapangan, kemudian diangkat menjadi informasi, dan
digenaralisasikan, selanjutnya disusun konsep, prinsip-prinsip, dan
kemungkinan menjadi teori.
Langkah-langkah pengelolaan dan analisis data dalam pendekatan
kuantitatif adalah: Verifikasi data, pemberian skor, tabulasi data, penaikan
skala pengukuran, komputasi, dan tes statistik, analisis (rincian) data,
penyajian data, pengujian hipotesis, pembahasan, dan kesimpulan.
H.
Penutup
1. Batasan evaluasi program PLS/Pelatihan Orang dewasa mengandung
tiga unsur penting, yaitu kegiatan sistematis, data, dan pengambilan
keputusan.
2. Tujuan evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa secara khusus
untuk memberi masukan tentang kebijaksanaan pendidikan, hasil
program pendidikan, kurikulum, tanggapan masyarakat terhadap
program, sumber daya program pendidikan, dampak pembelajaran,
manajemen pendidikan, dan sebagainya.
3. Evaluasi program PLS/pelatihan orang dewasa berkaitan dengan
penilaian terhadap sistemik mencakup aspek-aspek: komponen
11
M. Hurmaini, Evaluasi …
masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mentah, proses,
keluaran, masukan lain, dan pengaruh.
4. Evaluasi proram PLS/pelatihan orang dewasa berkaitan dengan
penilaian terhadap manajemen atau pengelolaan program mencakup:
fungsi perencanaan program, fungsi pengorganisasian, fungsi
penggerakan, fungsi pembinaan, fungsi evaluasi program , dan fungsi
pengembangan program.
5. Teknik evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa adalah angket,
wawancara, studi dokumentasi, pengamatan, dan teknik respons
terinci, serta teknik cawan ikan.
6. Pengelolaan data dalam evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa
dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, S.B. dan Samuel Ball. 1978. The Profession and Practice of Program
Evaluastion. Sans Francisco: Jossey-Bass Publishers.
Arikunto, S. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.
Farmer, J.A. and G. Papagianis. 1975. Program Evaluation: Functional
Education for Family Life Planning, III. New York: World Education.
Grotelueschen, Arden G. Program Evaluation. (dalam Alan B. Knox (1980).
Developing, Administering, and Evaluating Adult Education. Sans
Francisco: Jossey-Bass Publishers.
Sudjana, D. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah: Untuk Pendidikan
Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tayibnapis, F.Y. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.
12
Download