KERAGUAN KEPADA TUHAN PADAREMAJA

advertisement
KERAGUAN KEPADA TUHAN
PADAREMAJA
Muhammad ldrus
Universitas Islam Indonesia
Abstract
This article Is an efforl. to describe the development faith from childhood to adolescence.
The Fowler's theory
of faith development is used as reference. The focus of this article is to
answer the question on how children who already developed ( /ea med f
rom child) can later on
show doubt In their religion.
The failure to overcome the life crisis and social influence Is
believed to be the important factor for the emergence of religious doubts.
Keywords: Religious doubt, fa;th development, adolescence
lni
Pengantar
leblh
menguatkan
dilakukan
Peran
orangtua
kepercayaan
dalam
atas Tuhan
menanamkan
kepada anak dan
remaja pastilah sangat penting.
pandangan
ini
dlsampaikan
Kebenaran
sekurang-kurangnya
Artanto
(2006)
melalui
pembentukan
Kongkrit.
orang
gagasan­
eksistensi
Akhlr
Operas/anal
bahwa
sangat
anak
yang
bahwa
kunci
kepercayaan
dibangkltkan
( i m a n ) .
dari
anak
dan
01
mengembangkan
tegas
menyatakan
perkembangan
adalah
rumah,
diterimanya
r u m a h
tempat
kepercayaan
a n a k - a n a k
pemahaman
ntuk
terhadap
mengungkap
U
akan
d i gunakan
mes
Ja
owler
W.
F
mengenai
kepercayaan,
teoretis
memahaml
diajarkan
dan
pada
menerima
mereka
Mereka
apa
tanpa
yang
kritlk,
ang
y
yang
perintis
teori
dimaksudkan
nelitian
pe
mpiris dan
e
mentara
se
ni
diakui
l
untuk
eksi
refl
ecara
s
intemasionar sebagai psikologi agama yang
sangat
nting
pa
yang
(Cremers,
bahkan
memposisikan psikologl agama
angan
sama,
1995).
tu1isannya
sebagai
ames
J
perkembangan
mencontoh kepercayaan orang sekitar dan
menjadikannya
tersebut
per ke mbangan
adalah
tahap
dewasa
mereka.
masalah
eori
kepercayaan atau keimanan menurut
menunjukkan
sekitar
t
W. Fowler (1978, 1982, 1988, 1995, 2001).
Tuhan dengan memproyeksi ide dari orang
di
mungkin
Teori Perkembangan Kepercayaan Fowler
tentang siapa dan bagaimana Tuhan. Trttley
lebih
kepada
dak
ti
orangtua
dan gurunya anak-anak memilikl gambaran
secara
menjadi
maja menjadi memilikl keraguan terhadap
keberadaan Tuhan?
(2001a)
dengan
akan
yakin
Apakah
re
pengajaran
bahwa
remaja
benar-benar
uhan?
T
lebih merupakan doktrin yang dihasilkan dari
Melalul
dalam
keberagamaan
benar
dan
gagasan yang dimitiki anak mengenai Tuhan
pengajaran.
panting
komitmen
apakah
Anak
mengungkapkan
yang
menyimpulkan
remaja.Yang kemudian menjadl pertanyaan
adalah:
sendirinya
Usia
penetitian
bahwa peranan orangtua dan pola asuh yang
dilaksanakannya
penelitlan yang bertopik Konsep Tuhan pada
Artanto
hasil
Hart (1990) yang
antara
dua
remers
C
lam
Da
995)
(1
owler pada
F
macam
psikologi
kepercayaan bagi dirlnya. Alma dan Heitink
persil
(1994) mengungkap bahwa orangtua adalah
perkembangan
model identifikasi yang sangat penting bagi
berpengaruh
keberkembangan agama anak.
perkembangan yang bercorak psikoanalisls
Pemyataan
PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun X1 Januari 2006
paradigmatis
dewasa
nJ,
l
ang
y
yaitu
paling
psikologi
27
Muhammad ldrus
dan psikologi perkembangan konotatif yang
Khusus
bercorak
perkembanqan
struktural-konstruktif.
tahap diadopsi Fowler dari
Piaget
(Fowler,
bahwa
pemikiran Jean
yang
1978)
manusia
Konsep
menunjukkan
mengembangkan
tersebut
sama
ke lo m po k
untuk
seluruh
ataupun
kelompok­
budaya-budaya
(universal).
yang digunakan
Fowler merujuk pada
dikemukakan
Smith.
Smith
tahap
(1)
primal
literal faith; (4) synthetic-conventional faith.
Pada
Tahap
Faith.
Primal
terjadi
pada
usia
awalnya
kepercayaan
O tahun
Fowler
sampai
ini
2 tahun.
menamakan
(1981)
tahap awal ini sebagai undifferentiated faith,
oleh
(Fowler,
Wilfred
pribadi,
yaitu
benih
rasa.
baik
rasa
Cantwell
kasih sayang masih bersatu dan tidak dapat
dibedakan.
(1981)
Lebih
bahwa
Janjut
diungkap
kepercayaan
Fowler
elementer
orientasi
ada1ah suatu rasa yang menyusun gambaran
kepribadian seseorang menanggapi nilai dan
tentang suatu realitas yang dapat diandatkan
kekuasaan
anak untuk membentuk kualitas mutualitas,
transenden,
suatu
berbagai
percaya, otonomi, keberanian, harapan dan
menyatakan
1981)
karena
apa
bahwa kepercayaan eksistensial merupakan
kualitas
remaja
adalah
kepercayaan yang belum dibedakan. Hal inl
Konsep tentang agama dan kepercayaan
yang
dan
mereka
faith; (2) intuitive-projective faith; (3) mythic­
proses
mentalnya melalui tahapan, dan tahap..tahap
anak
orientasi
terhadap
dirinya, sesamanya dan alam semesta yang
kuatnya kepercayaan, otonomi, harapan dan
dilihat,
dan
keberanian
tradisi
kumulatif.
menurut
dipahami
lewat
bentuk-bentuk
Kepercayaan
Smith
(Fowler,
itu
sendiri
bersifat
1981)
manusia.
manusia
yang
merupakan
dimifiki
dengan
bahwa
Artinya
hal
kepercayaan
satu
manusia.
ini
Smith
manusia
kodrat,
Dalam
(1981)
standar
bagi
alamiah
kaitannya
menyatakan
adalah
manusia
yang berkepercayaan.
Fowler
adalah
pola
eksistensial
Dalam
tentang
mengulas
pendapat
kepercayaan
awal
mengungkap
(1995)
kepercayaan
awal
ini,
Fowler
Cremers
bahwa
dan
tahap
elementer
yang
ditandai oleh cita rasa yang bersifat praverbal
terhadap
kondisi-kondisi
eksistensi,
yaitu
rasa percaya dan setia yang elementer pada
menyebut
(1978)
sesuatu
menghadapi
kepercayaan
selanjutnya.
universal yang dimiliki bersama oleh semua
umat
dalam
perkembangan
yang
kepercayaan
universal,
ciri
semua
orang
dan
lingkungan
yang
dari
mengasuh sang bayi, serta pada gambaran
seluruh hidup, tindakan dan pengertian diri
kenyataan yang paling akhir dan mendasar.
semua manusia, entah mereka menyatakan
Lebih lanjut diungkap oleh Cremers (1995)
diri sebagai orang yang percaya dan orang
bahwa
berkeagamaan
pengalaman
tidak
percaya
tampak
atau
pada
betapa
sebagai
semata,
tetapi
Dalam
kepercayaan
atau
yang
sebagai
atau
dalam
yang
hal
tidak
terutama
hidup
disebutnya
eksistensial,
apapun.
orang
kepercayaan
dipahami
kepercayaan
sebagai
ini
harus
religius
sebagai
ofeh
Fowler
kepercayaan
bahasa
Dalam
teorinya,
memberi
nteraksl
(1981,
1995)
dan
mutual,
saling
antara
i
yang secara
dan
di
dalam
berupa
saling
menerima
yang
bersyarat
Jika
anak
dan
pengasuhnya,
onsisten memenuhi
ebutuhan
k
memberi
yang
Fowler
berakar
faith
relasi
dirituatisasikan dafam semacam permainan
agama
disebut sebagai iman. B
primal
perhatian
k
serta
nta
tak
ci
epada anak.
k
merujuk
diajukan
merupakan
pada tahapan
kson
Eri
tahapan
(1963),
pslkososial
ahapan
ni
t
terjadinya
s
i
dan
krisi
menggambarkan tujuh tahap perkembangan
k
kepercayaan sebagai kejadian penting yang
sebagal tahapan awal yang diajukan
paling menentukan perjatanan religius setiap
dalam
orang.
(1963) menyadari bahwa kepercayaan yang
Ketujuh tahapan tersebut adalah (1)
onflik antara
epercayaan dan
k
tahapan
ecurigaan,
k
psikososialnya.
Erikson
kson
Eri
primal faith; (2) intuitive-projective fa#h; (3)
dihasilkan dari pengalaman masa bayl
mythic-literal faith; (4) synthetic-conventional
bergantung pada banyaknya makanan atau
faith;
demontrasi
(5)
indMduative-reflective
conjunctive
28
faith;
(7
)
faith;
universalizing
(6)
faith.
namun
kasih
lebih
sayang
pada
yang
ualitas
k
ak
tid
drberlxan,
hubungan
PSIKOLOGIKA Nornor 21 Tahun XJ Januari 2006
KERAGUAN KEPAOA TUHAN PADA REMAJA
pengasuhan.
(terutama
percaya
Bagi
ibu)
Erikson,·· Orangtua-1ah
yang
pada
diri
menciptakan
anak
mereka
rasa
dengan
sebagai
masa
meletakkan
undffferentiated
dasar
yang�
faith,
kepercayaan
dan
mutualitas, tahapan berikut dari kepercayaan
model pengasuhan sensitif yang berkualitas,
merupakan gabungan hasil pengajaran dan
dan
bayi.
contoh-contoh signifikan dari orang dewasa,
Selanjutnya jika bayi merasa kebutuhannya
anak-anak masih dikuasi oleh egosentrisme
terpenuhi, maka dia akan mengembangkan
kognitif
rasa aman dan percaya.
imajinasi
atas
dasar
Pada
Fowler
kebutuhan
situasi
individual
semacam
itulah
terbentuknya
(1981)
menurut
kepercayaan
dan
pengembangan
(Fowler,
kemampuan
Pad a
1981 ).
kondisi
tersebut menurut Cremers (1995) dan Wulff
anak
(1991),
tidak
mampu
membedakan
pada diri bayi, baik rasa percaya pada cara
perspektifnya
pengasuhan
lain, sehingga tidak sanggup mengambil allh
yang
diberikan,
lingkungan
sendiri
dari
perspektif
orang
diri
perspektif orang lain, serta daya imajinasinya
sendiri, kepercayaan pada dunia yang lebih
merajalela dan menguasai pikirannya tanpa
luas dimulai dari lingkungan sang bayi dan
dihalangi
pengasuhnya, yang dimediasikan oleh tubuh
hukum-hukum pemikiran yang logis.
yang
dan
disiapkan,
suara
kepercayaan
mereka,
serta
pada
pola-pola
pengasuhan anak yang diberikan. Carver &
Scheier
menengarai
(1996)
bahwa
rasa
dan
dikendalikan
Cremers
sedikitpun
oleh
menenqarai
(1995)
pada
kondisl tersebut proses berpikir anak bersifat
agak
episodis,
anak
mengalami
dan
percaya oleh bayi direfleksikan dengan cara
memikirkan dunia sebagian demt sebagian,
makan yang mudah, tidurdengan nyaman.
masing-masing unsur belum berkaitan satu
Lebih lanjut diungkap Carver & Scheier,
bahwa
(1996)
ditingkatkan
rasa
percaya
dengan
ini
interaksi
dapat
dengan
dengan yang lain secara mantap, tetapi lebih
diasosiasikan
pemberian perhatian secara tepat, responsif
Ditambahkan
terhadap
dialog
anak,
Sebaliknya
muncu/
rasa
dan
ketidakpercayaan
karena
per1akuan,
tersebut
atau
tidak
menyayanginya.
akan
ketidak-konsistenan
secara
emosional
diinginkan
atau
hal
adanya
dengan
saatnya
menurut
irama dan aturan perasaan serta fantasinya.
yang
Fowler {1981)
muncul
pada
bahwa
masa
dialog­
intuitive­
projective faith bercirikan dual-monologues,
setiap
pembicaraan
menyimpulkan
pengalaman
tentang
dan
sebagai
minat
ca r a
identitasnya,
persepsinya
yang
tidak
erkait dengan perspektif orang lain.
penolakan.
t
Cremers
(1995)
mengungkap
bahwa
pengalaman pemisahan dan ketidakhadiran
sementara
sang
menjadikan
anak
ibu
dan
bapak
menyadari
akan
akan
adanya
Sebagaimana
diungkap
Fowler
(1981)
bahwa kepercayaan anak masih merupakan
gabungan
hasiJ
pengajaran
dan
contoh­
contoh signifikan dari orang dewasa, dengan
dunia yang terpisah dari dirinya. Se!ain itu ha!
begitu pengenalan kepercayaan anak-anak
tersebut
sifatnya masih
bahwa
menumbuhkan
juga
orang
ternyata
lain,
Cremers,
dari
akhirnya
bagaimanapun
tetap
mengkhianatinya.
se t!e
Lebih
pengalaman
manusia
tidak
diungkap
tersebut
dasar
tetap
akan
kebijaksanaan
juga,
dan
jauh
pengalaman
menjadi
keteraturan,
kesadaran
tahap
faith.
kepercayaan
Fowler
Tahap
ini
adalah
yang
intuitive-projective
bertangsung
antara
usia
2
menya
me r angsang,
l
perhatian
urkan,
dan
spontan
serta
Pada akhirnya contoh-contoh yang diberikan
daya
dewasa
merupakan
pembentuk
tahapan
yang
kepercayaan
alat
paling
religi
bantu
kuat
dan
dalam
seorang
anak
sesuai dengan persepsinya.
Mythic-Literal
tahun hingga 6 tahun, atau 7 tahun. Setelah
dalam
melalui masa yang oleh Fowler disebutnya
menurut
PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006
berhas i l
gambaran intuitif dan proyektifnya pada llahi.
orang
eksistensial
anak
mengarahkan
Intuitive-Projective Faith. Tahapan kedua
dari
epercayaan autoritatif lahiriah orang
bagi
posisinya
ni Cremers
i
k
membentuk,
sebagai bawahan.
diajukan
bentuk
dewasa,
pada
kekuasaan.
dan
ruan. Dalam hal
ti
{1995) menambahkan bahwa dengan meniru
fase
Faith.
Tahapan
rkembangan
pe
Fowler adalah
tahap
etiga
k
kepercayaan
mythic-literal
29
Muhammad ldrus
yaitu
faith,
kepercayaan
mistis
harfiah.
operasional
formal
menandai
permulaan
Tahapan lni dialami anak usia antara 7 tahun
tahap kepercayaan ini. Tahap ini bagi Fowler
hingga 11 tahun. Sesuai tahapan kognisinya,
(1981) merupakan tahap konformlstis. Hal ini
pada masa ini anak mulai dapat berpikir log is,
karena adanya penyesuaian individu dengan
dan
harapan
mengatur
kategori
baru.
sistematis
dunla
dengan
Pada tahap
mengambil
masyarakatnya.
menemukan
lni
anak
makna
Anak
koherensi
kategori­
bahwa
cerita
jauh
diungkap
orientasi
menjadl
pada
karena cerita dipilih
Pola kepercayaan yang dibangun remaja
pada
afektif,
dan
sosla1
Fowler
yang
penting bagi dirinya (significant others), dan
naratif dan
dengan mayoritas orang. Pada tahapan ini,
pokok
tahap
ini,
utama
muncul
keinginan
penyesuaian
Dengan
kesetiakawanan
menciptakan,
untuk
diri
kelompok,
anak
remaja
lain
(1981)
sebagai sarana
lni
seorang
menyesuaikan diri dengan orang
untuk menyatukan dan menllai pengalaman.
sarana
orang­
berstfat konvensional, sebab secara kognitif,
makna
hal yang
orientasi
penilaian-penllaian
tradisi
bentuk-bentuk naratif (Fowler, 1981 ).
Lebih
dan
orang yang panting (significant others).
khusus
dari
secara
dan
secara
melakukan
dengan
sedangkan
kelompok­
loyalitas
antar
pribadl
dan
dalam
menyusun, menyimpan dan menyampaikan
ketompok tampak begitu tinggi.
Di fain sisl,
seluruh
remaja
menyadari
artJ
eksistensinya,
dan
dengan
juga
sudah
mulal
bantuan cerlta anak mampu memberikan arti
keunikan dirinya, yang mungkin tidak dapat
dan
dikomunikaslkannya
kesatuan
pada
pengalamannya.
seluruh
Carita
cakrawala
naratif
tersebut
dapat berupa mitos, cerita drama,
ataupun
cerita-cerita dalam kitab sucl.
Pada
tahapan
inl,
atau
gambaran
bertindak
dengan
secara
keras
seorang
tentang
konsekuen,
(Cremers,
penguasa
sikap
1995).
dan
Lebih
bahwa
lanjut
dalam
mempunyal
Kelemahan
pada
pegangan
sendiri,
cerita
diproyeksikan
otonom
yang
selalu
keadllan
tidak
dan
kewajaran.
bermasalah
dalam
cerita,
kejujuran,
Hal
manakela
lingkungan
digambarkan
slkap
inl
mungkin
enek
hidup
menghadapl
dari
dalam
luar,
dirinya,
memunculkan
pertu
antropomolf,
datang
dari
kelompok­
selalu
serta
yang
pertanyaan
"sfapakah saya?".
tahap lni adalah semua pelaku dalam cerita­
memllikl
diri yang
jika
secara
kepada
Remaja
berasal
kemudian
yang
memperhatikan
tegas,
gambaran
yang
Tuhan difbaratkan sebagal seorang pribadl,
orangtua,
ketompoknya.
diungkap
tahap
suatu
yang
dan
ini
belum
tentang
penllaian
menyusun
suatu
dan
identltasnya
mempunyai
untuk
mempertahankan
(1981)
pemahaman
pasti
belum
Fowler
remaja
dan
perspektif
yang
bebas. Pergumulan inilah yang oleh Erikson
disebutnya
(1963)
"idea!"
sebagaimana
diri,
namun
kenyataannya
terjadi
yang
dalam
sebagai
krlsls
gambaran
karena
Jdentitas
Fowler
(1981)
ketidaksesuaian
dan
kehidupan selalu diwamai dengan pola yang
kejanggalan antara gambaran-gambaran diri
kerap
dengan
bersebrangan
dengan
nilai
ideal.
Di
laln sisi, anak belum dapat menjauhkan diri
dari
medan
secara
cerita
kritis
abstrak,
arti
dan
sedangkan
tidak
arti
untuk
merefleksikan
umumnya
harfiah
harfiah
yang
(arti
bersifat
simbolis),
menentukan
dan
membatasl pengertlan anak.
adalah
convenlional
faith,
tentang
Pada
Tuhan
yaitu
tahapan
sebagal
Tuhan
Faith.
tahap
Tahap
synthetic­
30
transisi
pada
kepercayaan
dewasa.
pada
dipantulkan
memandang
"konvensional",
diyaklni
oleh
sintetls
kumpulan
berbagai
usia
kemampuan
Terjadlnya
12
tahun,
berpikir
macam
sikap,
nllai,
gambar, dan keyaklnan kepercayaan umum
yang konvensional (Cremers, 1995). Sistem
mencerminkan
menuju
remaja
yang
sebagalmana
tahun
perubahan
yang
pandangan konvensi mayoritas masyarakat.
kepercayaan
usia
inl
suatu
konvenslonal. Tahap ini dialami pada usla 12
sampai
diri
Seakan-akan wajah Allah tersusun bagaikan
Synthetic-Conventional
keempat
nilal
oleh orang lain yang pen ting bagi dirinya.
masyarakat
kesadaran
yang
pada
dialami
pola
umumnya,
kritisnya
remaja
kepercayaan
sesuai
namun
tahapan
PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006
KERAGUAN KEPAOA TU HAN PADA REMA.JA
operasional
formal-
melakukan
krltik
diberikan
menjadikan
atas
remaja
ajaran-ajaran
lembaga
keagamaan
yang
resmi
kepadanya. Meski demikian, kesadaran dirl
dan
refleksi
peranan
remaja
yang
keterbatasan
belum
berarti,
dalam
memalnkan
karena
adanya
penggunaan
daya
refleksinya.
mitos
slmbol
dan
upacara,
yang
dlsatukan
orang
dengan
keterkaitan,
simbol-simbol
kedalaman
akhimya
Allah
arti
itu
sendiri.
dlpandang
sebagai
"Pdbadi lain" yang berperan sangat penting
dalam
hidup remaja
hanya
itu
terhadap
diberlkan
nilai
mencintainya tanpa syarat.
Muncul
dan
nl
tahap inl.
pada
dalam
ringkas.
ahap
T
ndividuatif-reflektif.
dialami
pada
owler
orang
masa
)
menandai
kesadaran
(1995
andangan
dunia yang
p
ain,
ndlvidu
l
T
saat
adanya
F
(1 )
mengambil
l
terhadap asumsi-asumsi
terdahulu;
kepercayaan
faith,
ahap
i
ni
i
relativitas
kritis
diterangkan
angat
s
dengan
i
Bukan
intim,
kepribadian;
ni terjadl dan
i
individuative-reflectlve
awal.
hapan
ta
pribadi
paling
adalah
dewasa
mengetahui
yang
tidak
kecuali
lnl.
sebagai
1981).
dipandang
ang berada
kepercayaan
jarak
prlbadi
mengenal
remaja,
(Fowler,
juga
epercayaan
k
y
kepercayaan
yang
sahabat
pallng
Allah
at-slfat khas
sif
dewasa
kelima
memiliki
e dalam
k
Tahap perkembangan kepercayaan pada
simbol sebagaimana diungkap Fowler (1981)
saling
dalam
mengfntegraslkan
menguasal masa remaja, tetapi banyak juga
tulisan
Pada
leh
o
(4) meski tahap
dianggapnya sakral. Pada tahap ini arti dan
identik
seseorang
yang
masa depan yang diantisipasfkan
orang dewasa
melalul
diri
iman,
satu gambaran mengenai realitas dasar yang
Rasa bersatu dengan Yang Transenden
dicapai
menjadikan
identitas dan
(2)
terhadap
slstem
mengabaikan
otoritas
eksternal
pengakuan bahwa Allah lebih dekat pada diri
dengan munculnya "ego eksekutif' sebagai
remaja, ketimbang remaja itu dengan dirinya
tanggungjawab
sendiri.
prioritas
Kesadaran
memunculkan
ini
rasa
pada
akhirnya
komitmen
dalam
dirl
kepada Allah
dan
Fowler(1981) dapat berpengaruh kuat dalam
akhir).
upaya menata identitas dan tata nilai
pe
engan
begitu
rang
seo
secara
tidak
konjungktif.
pada
usla
ahap
tahap
sebelumnya
sungguh-sungguh
mungkin
kepada
sebab
Allah,
dentitas seseorang.
iman
harus
hal
ni
i
t e rhadap
i
komitmen
elain
S
memberikan
akan
sangat
dimensi tunggal,
er,
Fowl
dasar
bagi
man
I
sintetis-konvensional,
ciri-ciri
berada
tahap
tahap
pada
ni
l
(1 )
yakni
Mideologi",
keyakinan
tetapl
yang
belum
untuk
(2)
pemegang
tradisional;
pribadi
tidak
otoritas
)
ebih
l
mitos
yang
bersikap
perpindahan
lainnya,
kesatuan
alasan
karena
yang
inilah
dari
polar
yang
satu
keduanya
dialeklis
menjadikan
Fowler pada awalnya menamakan tahapan
dan
objek
ebagai
pada
otoritas
muncu1
prlbadi,
kini ia mulai
mulai
model
ini
s
dilokallsasi
lndividu
berpikir
Pada
konslsten,
sebagai
tidak
suatu
nllai
disadari
kemampuan
mbentukan
pe
itu.
memillki
peranan-peranan
(3
kutub
merupakan
seperangkat
kurang
ke
(barangkali
kepercayaan
menjadikannya
diselidiki
mlliknya-;
adalah
setiap
dan
kemungklnan
kutub
81)
(19
utuh.
k e1 emahan
dan
dipersatukan
oleran terhadap ambiguitas dan paradoks,
seseorang
Fowler
manakala
kini
pada
sebagai
t
serta
ntang
te
terpisah
kesatuan
tu bagi
i
suatu
akhir paparannya
memberlkan
satu
menyadari
ldentitas dan pandangan.
Pada bagian
dalam
pembentukan
yang
dirasakan
diperdamaikan,
muncul
(dewasa
menyatukan
kontradiksi,
akan
berpengaruh
akan
ini
baya
berusaha
dan
langsung paparan yang dikemukakan Fowler
entingnya
Tahap
tengah
ini
T
rtentangan
mengingatkan
p
antara
yang
ahap keenam adalah conjunctive faith,
kepercayaan
kira-kira
D
memitih
T
gambaran
diri yang berhubungan dengan-Nya, menurut
remaja.
dalam
komitmen
membantunya membentuk identitas d1ri.
remaja terhadap Sang Sahabat Karib.
Komitmen
dan
altu
y
PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006
dengan
tahap
kepercayaan
polar­
dialektis).
ahap ketujuh dari tahapan kepercayaan
T
yang dlajukan Fowler adalah
faith,
kepercayaan
yang
universalizing
universal.
Tahap
kepercayaan universal lni berkembang pada
usia
lanjut,
sangat
dan
arang
j
menengarai
menurut
terjadi.
tahapan
ini
Fowler
Ciri
(
khas
adalah
1981 )
yang
adanya
31
Muhammad ldrus
desentrasasi
(emptying
diri,
dan
desentrasi
pengosongan
(Wulff,
self)
diri
menganalisisnya
ini
diri
1991).
Tentang
Fowler
(1987)
secara
epistemologi
dan
dengan sifat-sifat kebapakannya.
Simpulan
yang dibuat al-Mafigy di atas sejalan dengan
pendapat
Freud
(Crapps,
1994)
yang
menyatakan bahwa Tuhan tak lain hanyalah
aksiologi. Secara epistemologis, desentrasi
orangtua
ego berarti kemampuan untuk mencocokkan
ditegaskan
dan
Tuhan pertama anak-anak adalah orangtua,
menyelaraskan
pandangannya
perspektif
perspektif
sendiri
orang
lain
dengan
yang
semua
masuk
jangkauan universal yang paling
dan
Dalam
diproyeksikan.
Freud
(Crapps,
Selanjutnya
1994)
Tahap kedua,
1992),
sewaktu
menurut al-Maligy (Nizar,
menginjak
masa
konteks ini, seseorang akan mengenal dunia
merasakan
dorongan--dorongan
rnelalui
dorongan
seks
orang
pengalaman
lain,
dan
sehingga
kebenaran,
tradisi
dalam
seseorang
akan
banyak kebenaran dari banyak
religius
memandang
menerima
pandang
titik
bahwa
yang biasanya terdiri dari bapak dan ibu.
dalam
luas.
yang
perkembangan
terjadi
yang
dalam
yang
dan
timbul
akibat
yang
Dorongan-dorongan
sebagai
dengan
kebenaran
universal,
namun
agama maupun nilai-nilai dalam masyarakat.
bersangkutan
tidak
menghilangkan
pemah
asal titik pandang kebenaran,
dijadikannya
parsial
sebagai
dalam
malah justru
kekhasan
upaya
kebenaran
menyingkap
tabir
yang
bertentangan
yang berbeda, yang justru akan memperkaya
yang
nilai-nilai
ia
terutama
pertumbuhan
dirinya.
dianggap
remaja
baik
Hal ini menyebabkan muncul
dalam
azab
dirinya
neraka.
dan
darl
berdosa
mendapat
karenanya
bantuan
nilai-nilai
rasa
ia takut akan
Oleh
membutuhkan
melepaskannya
kebenaran universal.
ada
ia
merasa
Allah
azab
untuk
tersebut.
Keimanannya pada tahap ini untuk mencari
Keraguan kepada
Jerslld,
dkk
biasanya
Tuhan
(1978)
anak
orangtuanya
pada
menyatakan
beragama
beragama,
sandaran dan bantuan moral.
Remaja
atau
Tahap ketiga, menurut al-Maligy (Nizar,
bahwa
karena
menirukan
1992), dengan bertambahnya
orangtuanya yang beragama. Ungkapan ini
maka
sejalan
mengarah
dengan
dilakukan
oleh
menemukan
penelitian
anak
penelitian
ldrus
bahwa
beragama
orangtuanya.
hasil
(1998)
seorang
karena
yang
yang
remaja
"warts an"
dari
Hal senada sekali lagi sesuai
Artanto
memiliki
berdasarkan
(2006)
bahwa
gagasan
pengajaran
Tuhan
orangtuanya.
pemahaman
dan
ah
ngaturan
ni
alam.
sudah
pengajaran
optimum,
memitiki
orangtuanya.
serangkaian proses yang dinamis.
199 5 )
Rumke (MOnks, dkk. 2001) menunjukkan
yang
mencerminkan
masyarakat
beberapa
hasil
stadium.
Hal
penelitian yang
Mun'im 'Abdul
yang
berlangsung
'
Azjz
sejalan
dengan
dilakukan oleh 'Abdul
al-Maligy (Nizar,
menyimpulkan
anak tentang Allah
ini
melalui
bahwa
mulai
dari
1992)
pemahaman
masa
anak­
kesadaran
diberikan
lembaga
peranan
anak
k
Allah
ia
membayangkan Allah sebagai tokoh bapak
32
berbeda
Cremers,
(
bahwa
sistem
pada
remaja
kepercayaan
sesua i
namun
tahapan
menjadikan
atas
guru
remaja
remaja
ajaran-ajaran
keagamaan
yang
esmi
r
kepadanya. Meski demikian, kesadaran diri
penahapan. Tahap pertama, pada saat anak­
tentang
formalkritik
yang
umumn y a,
kritisnya
operasional
dan
berpikir
pola
pada
melakukan
anak sampai remaja mengalami tiga proses
mulai
ada
dan
adi
j
Fowler
mengungkapkan
kepercayaan
bahwa perkembangan kepercayaan kepada
sehat
eh
bol
keyakinan
Tuhan
yang
orangtua
namun
akhimya
melalui
dan
dari
ebagaimana diungkapkan sebelumnya,
dengan
bergerak
engalaman
bersumber
S
sekalipun
bersifat
la
la
penciptaan
orangtua dan guru.
Namun, kepercayaan anak terhadap Tuhan,
dinamis.
mulai
P
terutama
i
Allah
filosofis.
dengan
All
pe
awasan
w
tentang
kepada
menghubungkan
seorang
tentang
pengalaman,
wawasan dan perkembangan daya pikimya
refleksi
remaja
yang
eterbatasan
belum
berarti,
dalam
memainkan
karena
a
penggunaan
danya
daya
refleksinya.
PSIKOLOGIKA
Nomor
21 Tahun Xl Januari 2006
KERA.GUAN KEPADA TUHAN PAOA REMA.IA
Oalam
tulisannya
Tambunan
(2001)
mengungkap bahwa masa remaja sering kali
ditandai
dengan
meragukan
mulainya
konsep
agamanya di
masa
dan
mereka
keyakinan
akan
maka
kegagalan
kematangan
kegagalan
individu
dalam
untuk
beragama
mengatasi
meraih
disebabkan
krisis
pada
tahap
sebelumnya.
kanak-kanak, sehingga
Mengambil
analogi
dari
teori
Erikson
periode in! disebut sebagai periode keraguan
(1968)
religius (religious doubt). Penelitian al-Maligy
epigenetik-
(Nizar,
kepercayaan individu juga akan mengalami
1992) menemukan bahwa keraguan
yang
menggunakan
maka
prinsip
perkembangan
tahap
remaja akan agamanya mutai ban yak dialami
situasi
yang
sama
remaja yang berusia 17 tahun, dan kemudian
perkembangan
siklus
menurun pada usia 21 tahun. Hasil penelitian
kematangan pada tahap sebetumnya seiring
yang
Verhoeven .
dengan
persentase
dasar
dilakukan
Hutsebaut
(1991)
menyimpulkan
subjek
yang
tidak
dan
bahwa
percaya
pada
Tuhan
bertambahnya
bagi
individu.
sebagaimana
hidup.
usia-
akan
perkembangan
Jlka
pada
Artinya,
menjadi
kepercayaan
tahap
sebelumnya
semakin meningkat pada usia akhir remaja,
individu tidak mengalami kematangan dalam
sedangkan persentase mereka yang sangat
satu
percaya menurun pada usia yang sama.
maka dtyakini yang bersangkutan tidak dapat
tahap
kepercayaan
eksistensialnya,
juga
meningkat
pada
terungkap dari dialog antara Nelson (1997)
eksistensial
berikutnya.
dengan Laura seorang remaja yang tinggal di
Sanders
Wisconsin,
inclividu yang tidak matang dalam satu tahap
Keraguan
terhadap
USA,
Tuhan
sebagaimana
tertuang
(1998)
psikososial
dalam kutipan berikut:
tahap
kepercayaan
Hasil
penelitian
menunjukkan
sebagaimana diajukan
bahwa
Erikson,
akan berdampak pada rendahnya keyaklnan
•1 don't know who and where God is,
dalam beragama.
but I care. I feel a pressure t
o fi
nd out,
to know.
God
Bila
I guess my general idea of
is
largely
influenced
by
tahap
mempengaruhi
thought
perkembangannya
menghadapi
gaga! menghadaplnya,
childhood views ... •
".... / never really
satu
seseorang
setiap
seriously
tahap
krisis
maka
hidup
hal
lni
kepercayaannya.
perkembangan
dan
dapat
Pada
kehidupan,
about God is recently; Ijust took it for
seseorang akan dihadapkan pada dua titik
granted .... •
.
ekstrim
sebagaimana
dipaparkan
Erikson
(1963)-pada setiap tahap selalu terjadi krisis
antara dua poslsi ekstrim, positif dan negatif,
Dampak Keraguan kepada Tuhan
Paparan
terjadinya
di
atas
keraguan
ber1angsung
pada
mengisyaratkan
terhadap
masa
Tuhan
remaja.
yang
Hal
lni
dan
beragama
keragu-raguan
(religious
merupakan
kehidupan
bahwa
salah
beragama
memang
doubt)
satu
pada
yang
dengan
terjadi
perkembangan
masa
Ketidakmampuan
juga
remaja
dalam
kepercayaan
menjadi
hal
yang
beragama
merujuk
krisis
pada
memang
manakala
remaja
tidak
dapat
bersangkutan
menyelesaikan
jika
hal
yang
prinsip
terjadi.
Artinya,
epigenetik
yang
diajukan Erikson (1968) bahwa keberhasilan
penyelesaian
menjadi
krisis
landasan
mengatasi
krisis
pada
bagi
pada
tahap
awal
keberhasilan
tahap
akan
untuk
berikutnya,
PSIKOLOGIKA Nomor 21 Tahun XI Januari 2006
komitmen­
dalam
untuk
pada
usaha
akan
Rasionalnya,
berkembang
menyelesaikan
satu
sendirinya
karakteristik
remaja
melakukan
Ketidakmampuan
krisis
yang sangat menonjol. Keraguan dan konflik
yang serius,
akan
tertentu
meny8'esaikan konfliknya.
sejalan dengan ungkapan Clark (1958) yang
menyatakan
individu
k omit men
tahap,
tahap
tersebut
berikutnya.
pada
mempengaruhi
eksistenslal
seharusnya
tlngkat
eksistensialnya,
akan
mengganggu
akhimya
tingkat
seseorang.
individu
telah
kepercayaan
hanya
saja
karena
kegagalan penyelesaian krisls yang dengan
sendirinya
kehklupannya-
mengganggu
maka
indvidu
siklus
tersebut juga
akan mengalami hambatan untuk meningkat
dari
tingkat kepercayaan
eksistensial
yang
33
Muhammad ldrus
saat !tu diataminya.
perkembangan
Hasil penelitian yang dilakukan Sanders
adatah
kepercayaan
keanggotaan
eksistensial
dalam
kelompok.
(1998) menunjukkan bahwa lndividu dengan
Biasanya
status
reference group yang menjadi pusat aktivitas
difusi
komitmen)
(tanpa
eksplorasi,
ternyata
dan
memiliki
tanpa
tingkat
kematangan yang rendah dalam keyakinan
beragama.
difusi
Artinya
yang
individu
tidak
dengan
mampu
status
menyelesaikan
bagi
setiap
dirinya.
lkatan
konsekuensi
logis
ditampilkannya.
pula
bahwa
mengembangkan
kepercayaan
Kegagalan
atas,
bila
yang
memiliki
muncul
keanggotaannya
dari
pada
teman
perilaku
Lingren
sebaya
yang
(tt)
harus
menyatakan
memainkan
peranan
panting dalam kehidupan remaja, dan secara
menangani krisis
bertemu
eksternal
akan
kelompok tersebut, akan dengan sendirinya
mempengaruhi
krisis pada tahap difusi temyata tidak dapat
beragamanya.
individu
yang
perkembangan
dengan
tidak
internal
di
lingkungan
khas menggantikan ketuarga sebagai pusat
aktivitas sosiat remaja.
mendukung
kepercayaan,
akan
Begitu
juga
dalam
beragamanya,
menjadikan remaja terseret dalam pengaruh
mempengaruhi
cara
lingkungan.
Jika
tersebut
Seorang
indiviclu
hidup
dalam
lingkungan sosial yang lebih luas, dan dirinya
kelompok
aktivitas
kelompok
seseorang
akan
beragama.
membangun
iklim
beragama yang sehat, maka dimungkinkan
tidak mungkin untuk melepaskan lingkungan
individu
tersebut.
terdorong untuk melakukan aktivitas agama
dan
Bila pengaruh lingkungan itu kuat
bersifat mendukung kepercayaan
atau
yang
Krisis
akan
dibantu
krislsnya.
untuk
menyelesaikan
Sebaliknya,
bila
pengaruh
menjadi
semakin
keyakinan yang dimiliki remaja, maka remaja
terbantu
yang
lama
kepercayaan
Sebaliknya,
jika
memperhalikan
matah
malah
mengganggu
krisis
kepercayaan
dialami remaja,
kepada
remaja
mengalami
Tuhan
yang
Keraguannya
putra
Tuhan
yang
kepercayaan
dari
terselesaikan.
agama.
menjadi
ingkar
Tuhan. Apa yang
dapat
terhadap
terjadi
pada
cenderung
nuansa
pada
anti
akan
disetesaikan.
kurang
religiusitas
reJigiusitas,
yang
oleh
agama
Krisis
muncul
bahkan
kepada Tuhan
seorang
remaja
kelompok
tidak
untuk
atau
maka
adalah
menentang
yang
dialami
dibantu
oleh
mendapatkan
penyelesaiannya.
Nabl Nuh dapat membenarkan
pandangan ini. Nabi Nuh telah menanamkan
keyakinan
meningkat.
Tuhan
ketompok tersebut
masalah
kecenderungan
tidak
Tuhan
untuk
akan
anggota akan larut pada aklivitas yang sepl
krisis
kepada
menyebabkannya
keberadaan
penyelesaian
maka akan mengakibatkan
kepada
kisah
proses
cenderung
terhadap
kelompok
lingkungan itu kuat dan tidak membantu atau
anggotanya
kepada Tuhan
anaknya,
sedemikian
namun
saat
anaknya
luar,
keyakinan
memperoleh pengaruh
dari
yang
temyata
ditanamkan
Nuh
kalah
Penutup
rupa
oleh
Penjelasan
yang
dipaparkan
di
atas
menggariskan suatu pemikiran bahwa boleh
jadi
pengajaran
yang
Nuh
yang
orangtua dan guru.
yang
tahap perkembangannya remaja mengalaml
tidak
dalam
percaya
dipercaya
bahwa
Nabi
ia
dibangun
datang
ia
kepada
Dalam
Tuhan
dituliskan
percayanya
kekuasaan
enggan
ayahnya,
termasuk
orang
sejarah
tidak
kepada
menyebabkan
yang
lagi
Nuh.
sedemikian
Nuh
kelompok
putra
Tuhan,
menglkuti
kapal
dan
banjir
salah
saat
seorang
yang
Faktor terakhir yang oleh Fow1er (1988)
34
yang
ditanamkan
oleh
Namun, sesuai dengan
menyebabkannya
memitiki
keraguan kepada Tuhan. Kemampuan untuk
mengatasl
sukses
krisis
akan
menjalani
selanjutnya.
membantu
tahap
Kegagalan
remaja
perkembangan
untuk
mengatasi
krisis yang berupa keraguan terhadap Tuhan
rnenyebabkan remaja mengalami hambatan
menjadi korban.
diidentifikasikan
krisis
telah
kepercayaan
kepada
masuk
Tuhan
berisi
pengaruh lingkungan. Ak.ibatnya, putra Nabi
berpengaruh
terhadap
dalam
dafam
mengikuti
perkembangan
berikutnya.
PSIKOLOGIKA Nomot 21 Tahun XI Januari 2006
KERAGUAN KEPADA TUHAN PADA REMAJA
Daftar Pustaka
Fowler,
J.
W
.
Psychology
1995.
Aksan.
I/mu
dan
Sosrokarlono.
Laku
Ors.
Surabaya:
RMP.
Theology
in
Study
the
Development.
Citra
PT.
1982.
Tracy,
Jaya Murti.
0.
Dalam
(Eds.).
and
of
Faith
Kepnes,
The
S.,
Challenge
of
Psychology to Faith. Edinburgh: T. &
T. Clark LTD: 87-90.
Manto,
2006.
D.R.
Anak
Carver,
Konsep
Akhir
Usia
Tuhan
pada
Operasional
Fowler, J. W.
Pastoral Care. Philadelphia: Fortress
5-21
Press.
&
S
C.
Scheier,
Perspective
on
M.
F.
1996.
Personality:
1968.
H.W.
Religion.
The
New
Faith
The
Development Theory.
Journal
of Empirical Theology, 1, 1, 29-42.
Psychology
York:
1988. The Enlightenment and
Fowler, J. W.
Third
Edition. Boston:Allyn and Bacon.
Clark,
1987. Faith Development and
Kongkrit. Jumal Psikologika, XI, (1),
of
Fowler,
McMillan
J.
1995.
W.
Teori
Kepercayaan.
Company.
Cremers.
Perkembangan
Alih
Editor
Bahasa
A.
Agus
Supratiknya.
Yogyakarta: Kanisius.
Crapps,
1994.
R.W.
Dialog
Psiko/ogi
dan
Agama: Sejak Wilfiam James Hingga
Gordon
Allport.
Fowler,
A.M.
Pentenemah
J.
W.
2001.
Theories.
Hardjana. Yogyakarta: Kanisius.
From
2001.
Faith
Retrieved
the
Development
November
World
Wide
rn,
Web:
http://www,youtb,co.za.modeVfaith2.
Cremers,
1995.
A.
Tahap-tahap
Perkembangan
Menurot James
htm
Kepercayaan
W Fowler. Sebuah
Hart,
Gagasan
Baru
da/am
J.
1990.
D.,
Impact
of
Religious
Psikologi
Socialization
in
the
Family.
Oalam
Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Journal of Empirical
Theology 3,
1,
59-78.
1963. Childhood and Society.
Erikson, E.H.
(Second
Edition).
New
York:
W.W.
ldrus, M.
1998. Otonomi Moral Keagamaan
Norton & Company. Inc
Mahasiswa
Universitas
Fakultas
Islam
Tarbiyah
Indonesia.
Tesis.
Erikson, E.H. 1968. Identity: Youth and Crisis:
Yogyakarta: Program Pasca Sarjana
New York: W.W. Norton & Company.
IKIPYogyakarta.
Inc
Jersild,
Fowler,
J.
1978.
Life
Faith
Structural of Trust and Loyalty. Dalam
Fowler,
J.,
&
S.
Keen,
A.T.,
Brooks,
J.S.,
&
Brook,
D.W.
Patterns:
Ufe
(Eds.).
Maps: Conversations on the Journey
1978.
The
Psychology
of
Adolescence. :1'1 (Edition). New York:
McMillan Publ. Co. Inc.
of Faith. Edited by Jerome Berryman.
Waco, Texas: Word Books Publisher:
MOnks,F.J.,
Koers, A.M.P & Haditono,
2001.
14-101.
Psikologi
Pengantar
Fowler,
J.
W.
1981.
Stages
of Faith:
The
Psychology of Human Development
and
the
Quest
for
Meaning.
bagiannya.
dalam
Cet.
S.R.
Perkembangan:
13.
berbagai
Yogyakarta:
Gadjah Mada University
New
York: Harper & Row Publishers.
PSIKOLOGIKA
Nomor 21 Tahun XI Januari 2006
35
Muhammad ldrus
Nizar,
H.
1992.
Pemahaman
Keagamaan
Oleh
Nilai-nilai
Remaja
Sumatera
Barat.
Disertasi.
Yogyakarta:
Fakultas
Pascasarjana
dan
Pendidikan
Doktor IAIN
Tittley, M .. 2001a. Youth and Discipleship In
the
di
t h e
J.L.
Level
Model.
W o r l d
W i d e
W e b :
http://www,youth.co.zalmodel/ages/
Sunan
Kalijaga.
Sanders,
Commitment
Retrieved November 10, 2001. From
l!lm-
1998.
Religious
Ego
Identity
Tittley,
M.
2001b.
Youth
Culture
and
the
and Its Relationship to Faith Maturity.
Commitment Level Model. Retrieved
132 (6).
November 10, 2001. From the World
The Journal of Psychology,
653-658.
From
Retrieved
the
World
May
5,
Wide
2002.
W i d e
Web:
htto:/fWNW.youth.co.za/model/vcultu
htto;//proguest.umi.com/oodweb?Oi
W
e
b
:
res/htm.
d=000000036632597&Emt=40eli= l
&Mtd=1&1dx=3&Sid=6&RQT=309&L
Verhoeven, 0. & Hutsebaut, 0. 1995. Identity
and
=1
Reliousity.
Journal
Empirical
Theology 8, 1, 46-64.
Tambunan,
R.
2001.
Remaja
dan Agama.
Retrieved March, 28. 2003. From The
Wortd
Wide
Web:
htto://www.e­
psikoloqi.com/remaia/aaama.htm
36
Wulff, 0. M. 1 99 1 . Psychology of Religion:
Classic and Contemporary Views.
New York: John Wiley & Sons.
PSIKOLOGIKA Nornor 21 Tahon XI Januari 2006
Download