7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1
Kajian Teoretis
2.1.1 Hakikat Seni Musik
Disadari atau tidak, dalam kehidupan kita sehari – hari banyak
melibatkan musik karena definisi paling mendasar dari musik itu sendiri
adalah merupakan bunyi yang teratur. Musik sendiri mempunyai banyak
kegunaan dalam kehidupan sehari hari.
Terkait dengan seni musik Kamtimi dkk (2005:9) mengemukakan
bahwa musik adalah bagian dari kehidupan
dan perkembangan jiwa
manusia. Sejak anak dilahirkan, dia telah memiliki aspek tertentu dari
musik yang menjadi bagian pengalaman alami dari kehidupannya.
Kehidupan manusia tidak lepas dari pangaruh musik karena dari dalam diri
manusia sendiripun memiliki sumber musik. Seperti pita suara atau
dengup jantung yang mirip seperti suara drum band.
Wikipedia (2009:1) mengemukakan bahwa saat mulai belajar
tentang musik sama dengan saat mulai belajar apa saja. Musik adalah
wadah segala jenis pendidikan. Hal itu muncul secara alami menjadi
kebutuhan anak – anak.
Menurut Jamalus (1988,3) berpendapat bahwa Seni musik atau
seni suara adalah seni yang diserap melalui indra pendengaran. Rangkaian
bunyi yang didengar dapat memberikan rasa senang dan rasa puas bagi
yang mendengarnya karena adanya keserasian susunan dari rangkaian
7
8
tangga nada bunyi-bunyi tersebut. Secara garis besar ada dua jenis musik
yaitu musik vokal dan musik instrumental. Musik vokal adalah musik
yang hanya mengandalkan suara manusia saja, sedangkan musik
instrumental adalah musik yang diperoleh dari memainkan alat-alat musik.
Dengan demikian musik adalah pengalaman estetis yang tidak
mudah dibandingkan dengan setiap orang, sebagaimana sesorang dapat
mengatakan sesuatu dengan berbagai cara (Ewen 1993,7), dari prespektif
interpretasi atau penikmatnya, musik juga dapat dipahami sebagai bahasa
karena ia memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan bahasa.
Berkaitan dengan itu Machlis (1963:4) berpendapat memahami musik
sebagai bahasa emosi – emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada
umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Sebagai bahasa
musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun tentunya
musik merupakan bahasa yang berbeda. Setiap kata – kata memiliki
pengertian yang kongkrit, sementara nada - nada memiliki pengertian
karena hubungannya dengan nada – nada yang lain.
Masduki (2006:53) musik adalah produk kebudayaan manusia.
Keterkaitan antara musik dan manusia selalu menjadi fokus kajian karena
kebudayaan musik adalah produk konseptual (cognitive) dan perilaku
(behavior) masyarakat. Musik adalah ungkapan rasa indah dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada – nada atau bunyi
lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu
9
bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain
dalam lingkungan.
Ewen ( 1993: 33) musik adalah pengetahuan dan seni tantang
kombinasi ritmik dari nada – nada, baik vokal maupun instrumental, yang
meliputi melodi, harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin
diuangkapkan terutama aspek emosional. Mengenal musik dapat
memperluas pengetahuan dan pandangan selain juga mengenal banyak hal
lain diluar musik. Pengenalan terhadap musik akan menumbuhkan rasa
penghargaan akan nilai seni, selain menyadari akan dimensi lain dari suatu
kenyataan yang selama ini tersembunyi. Musik merupakan ciri khusus
species manusia karena musik merupakan aspek perilaku manusia yang
ada dimana – mana. Musik bukan hanya bersifat moral normatif,
melainkan juga diakui selaras berdasarkan perhitungan para ahli ilmu
fisika.
Dengan mengenal musik sesorang dapat memperoleh tambahan
ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara menghargai nilai seni dari suatu
musik. Musik diciptakan oleh manusia sebagai ungkapan perasaan dari
seorang penulis musik. Tidak lepas dari penghargaan terhadap seni maka
Seorang pencipta lagu akan menuangkan segala perasaannya melalui syair
– syair lagu yang dia ciptakan, sehingga menyebabkan syair – syair lagu
yang berragam sesuai dengan suasana hati sang penulis lagu tersebut.
10
Heru Susanto (2008:13) medium seni mempunyai ciri – ciri yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Ciri medium seni disebut unsur seni.
Unsur seni meliputi :
1. Ruang
Salah satu unsur seni yang banyak terdapat di beberapa cabang seni
adalah ruang. Ruang terdapat dap seni rupa juga terdapat pada seni tari
dan seni drama. Akan tetapi ruang tidak terdapat pada seni sastra dan
seni musik.
Seni suara atau musik tidak mengenal adanya ruang. Ruang yang
dimaksudkan adalah ruang yang bersangkutan dengan karya seni
musik. Akan tetapi untuk keperluan pementasan sendiri masih tetap
memerlukan ruang atau tempat
Musik sebenarnya adalah bukan untuk dilihat, tetapi untuk didengar
saja. Jadi pagelaran musik, apa yang ditonton sebenarnya adalah di
luar musiknya, sedangkan yang termasuk musik adalah apa yang
didengar saja
2. Warna
Istilah warna dalam musik digunakan dalam hubungan dengan istilah
warna nada. Warna nada atau timbre digunakan dalam musik untuk
menyebutkan perbedaan kualitas nada yang sebabkan oleh perbedaan
bahan sumber nada. Misalnya, nada yang dihasilkan oleh seruling
akan berbeda dengan nada yang dihasilkan oleh piano, walaupun nada
11
kedua instrumen itu sama. Perbedaan itu terjadi karena berbeda bahan
sumber nada.
3. Nada dan Vokal
Nada merupakan unsur musik yang paling utama, sedangkan pada seni
rupa, seni tari dan seni drama tidak mengenal nada. Nada merupakan
unsur pokok pada musik. Nada adalah suara yang mempunyai
frekuensi yang teratur. Sedangkan suara yang mempunyai frekuensi
yang tidak teratur disebut dengan “desah”. Nada dapat dihasilkan oleh
suara alat atau instrumen musik, tetapi dapat pula dihasilkan oleh
suara manusia atau vokal. Musik yang menggunakan nada dari
instrumen musik disebut musik instrumen. Musik yang menggunakan
nada dari vokal disebut musik vokal dan musik yang menggunakan
nada dari instrumen musik dan vokal disebut musik campuran.
Ada beberapa sistem nada yang dikenal di dunia. Sistem nada yang
menggunakan lima nada disebut “pentatonis” dan yang menggunakan
tujuh nada disebut “diatonis”. Contoh sistem nada pentatonis adalah
sistem nada karawitan Jawa, karawitan Bali, karawitan Sunda dan
sebagainya. Contoh sistem nada Diatonis adalah sistem nada musik
barat.
4. Gerak
Dalam seni suara atau musik, gerak tampak dalam kekuatan suara –
suara nada. Nada dapat disuarakan dengan kaut dan dapat pula
disuarakan dengan lemah. Kuat dan lemanya nada inilah yang
12
menjadikan sebuah gerak dalam musik. Gerak dalam musik disebut
“Dinamik”.
Dinamik
dapat
menggambarkan
semangat
yang
dikehendaki dalam sebuah lagu. Lagu yang bersemangat misalnya
lagu perjuangan akan lebih terasa apabila disuarakan dengan keras dan
tegas.
5. Ritme
Ritme dalam bahasa indonesia disebut juga irama. Irama itu terbentuk
dengan adanya cepat atau lambatnya sesuatu. Dalam seni suara, irama
itu terbentuk dengan adanya percepatan atau perlambatan nada –
nadanya dengan teratur.
Unsur – unsur musik yang dapat berpengaruh mencerdaskan anak antara
lain musik yang mengandung nada pendek dan panjang. Nilai ketukan (tanda
birama), potensi tinggi rendah nada, dinamika, trasplantasi suara (mengukur
ketinggian nada dari satu nada ke nada lain). Dengan unsur tersebut anak akan
belajar matematika dan mengekspresikan nada tinggi dan nada rendah yang
berbeda – beda, fantasi, emosi, dan dapat mengontrol emosi.
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa pembelajarn seni memiliki
keunggulan untuk mengembangkan nalar, emosi serta rasa menghayati terhadap
sebuah lagu yang dinyanyikan atau yang didengar sehingga berpengaruh terhadap
perkembangan jiwa siswa.
13
2.1.2 Fungsi Musik
Bicara mengenai musik Merriam (1964:32) mengemukakan bahwa musik
sebagai suatu lambang dari hal – hal yang berkaitan dengan ide – ide maupun
perilaku suatu masyarakat. Selain itu Merriam (1964:33) menyatakan 10 fungsi
musik yaitu :
1. Fungsi pengungkapan emosional
Disini musik berfungsi sebagai suatu media bagi sesorang untuk
mengungkapkan perasaan atau emosinya. Dengan kata lain si pemain dapat
menngungkapkan perasaan atau emosinya melalui musik.
2. Fungsi penghayatan estetis
Musik merupakan suatu karya seni. Suatu karya dapat dikatakan karya seni
apabila dia memiliki unsur keindahan dan estetika didalamnya. Melalui musik
kita dapat merasakan nilai – nilai keindahan baik melalui melodi ataupun
dinamikanya.
3. Fungsi hiburan
Musik memilki fungsi hiburan mengacu pada pengertian bahwa sebuah musik
pasti mengandung unsur – unsur yang besrifat menghibur. Hal ini dapat
dinilai dari melodi ataupun liriknya.
4. Fungsi komunikasi
Musik memiliki fungsi komunikasi berarti bahwa sebuah musik yang berlaku
disuatu daerah kebudayaan mengandung isyarat – isyarat tersendiri yang
hanya diketahui oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Hal ini
dapat dilihat dari teks ataupun melodi musik tersebut.
14
5. Fungsi perlambangan
Musik memiliki fungsi dalam melambangkan suatu hal. Hal ini dapat dilihat
dari aspek – aspek musik tersebut, misalnya tempo sebuah musik. Jika tempo
sebuah musik lambat, maka kebanyakan teksnya menceritakan hal – hal yang
menyedihkan. Sehingga musik itu melambangkan akan kesediahan.
6. Fungsi reaksi jasmani
Jika sebuah musik dimainkan, musik itu dapat merangsang sel – sel saraf
manusia sehingga menyebabkan tubuh kita bergerak mengikuti irama musik
tersebut. Jika musiknya cepat maka gerakan kita cepat, demikian pula
sebaliknya.
7. Fungsi yang berkaitan dengan norma sosial
Musik berfungsi sebagai media pengajaran akan norma – norma atau
peraturan – peraturan. Penyampaian kebanyakan melalui teks – teks nyanyian
yang beisi aturan – aturan.
8. Fungsi pengesahan lembaga sosial
Fungsi musik disini berarti bahwa sebuah musik memiliki peranan yang
sangat penting dan menjadi bagian dalam upacara, bukan hanya sebagai
pengiring.
9. Fungsi kesinambungan budaya
Fungsi ini hampir sama dengan fungsi yang berkaitan dengan norma sosial.
Dalam hal ini musik berisi tentang ajaran – ajaran untuk meneruskan sebuah
sistem dalam kebudayaan terhadapat generasi selanjutnya.
15
10. Fungsi pengintegrasian masyarakat
Musik memiliki fungsi dalam pengintegrasian masyarakat. Suatu musik jika
dimainkan secara bersama – sama maka tanpa disadari musik tersebut
menimbulkan rasa kebersamaan diantara pemain atau penikmat musik.
Selain itu Boedhisantoso, (1982:23) mengemukakan fungsi musik yaitu
sebagai berikut:
1. Sebagai media pendidikan
Dalam proses belajar, musik sangat berperan dalam pembentukan berfikir
kreatif, sebagai media pendidikan lagu – lagu musik nusantara harus dapat
menanamkan jiwa dan budi pekerti yang luhur, misalnya: keagungan
Tuhan, cinta orang tua, cinta tanah air dan perilaku yang baik lainnya.
2. Sebagai media hiburan
Dalam media hiburan, musik nusantara menempati ruang yang paling
luas. Baik musik tradisional sampai musik modern, telah banyak
digunakan manusia sebagai sarana rekreatif untuk melepas kecapekan
atau kepenatan hidup sehari – hari.
3. Sebagai media apresiasi
Musik seni adalah musik yang dinikmati semata – mata karena unsur
keindahannya. Musik yang digunakan sebagai media apresiasi di wilayah
nusantara sebagian besar masih berkisar pada lagu – lagu seriosa,
dikarenakan masih kurangnya apresiasi masyarakat indonesia terhadap
musik barat.
16
2.1.3 Hakikat Membirama
Birama adalah pengelompokkan ketukan menjadi unit-unit hitungan,
dimana musik dihitung dalam hubungannya dengan kerangka waktu. Birama atau
maat (Belanda) atau Metrum (Latin) adalah ketukan-ketukan yang datangnya
berulang-ulang dengan teratur dalam waktu yang sama pada lagu, yang dalam
penulisannya dibatasi oleh garis-garis vertical (Shanti, 2011/10).
Jenis birama terdiri dari 2 jenis, yakni binair dan ternair (tunggal dan
susun) dan gantung. Pengelompokkan birama berkaitan dengan elemen-elemen
musik seperti: melodi, ritmik, dan sebagainya. Shanti (2011/10) menguraikan
macam-macam birama, yakni:
b) Birama 4/4, artinya dalam tiap, tiap batas garis (yang dinamakan 1
birama)ada 4 ketukan dengan hitungan 1, 2, 3, dan 4;
c)
Birama 3/4, artinya dalam tiap-tiap batas garis (yang dinamakan 1 birama)
ada ketukan dengan hitungan 1, 2, dan 3;
d) Birama 6/8 artinya dalam tiap-tiap batas garis ketukan dengan hitungan 1, 2,
3, 4, 5, dan 6;
e)
Birama 2/4 artinya dalam tiap-tiap batas garis ketukan dengan hitungan 1,
dan 2.
Senada dengan pendapat diatas, akhmad (2011/07) mengemukakan bahwa
tanda birama sangat menentukan bentuk not, nilai not dan tanda diam. Untuk itu
cara membaca setiap karya musik, harus memperhatikan tanda birama. Karya
musik ada yang menggunakan birama ¾, 4/4, dan 2/4. Perbedaannya bukan hanya
pada pengelompokkan not pada setiap bar, akan tetapi juga berbeda dalam
17
membirama (mengetuk). Cara membirama atau memberi ketukan dasar harus
dapat dirasakan baik oleh pembaca itu sendiri maupun oleh pendengar yang lain.
Fungsi tanda birama adalah untuk mempertegas perasaan metris (ketukan
bertekanan dan tidak bertekanan), menentukan jumlah ketukan dalam setiap
birama, dan menentukan not yang digunakan untuk ketukan dasar (kerangka
dasar) (Akhmad, 2011).
Tim Bina Karya (2007:56) mengemukakan bahwa birama adalah ayunan
gerak beberapa pulsa yang pulsa pertamanya mendapat aksen kuat secara berulang
dan teratur. Kita mengenal 4 birama, yaitu 2/4, ¾, 4/4, dan 6/8. Tiap birama
tersebut memiliki pola dasar memimpin lagu yang berbeda. Pola gerakan ini
dipakai oleh dirgen atau pemimpin lagu. Dirgen membirama sesuai birama lagu.
Ia bertugas memberi aba – aba agar lagu dapat dinyanyikan dengan baik.
1. Birama 2/4
Pola birama 2/4 dilakukan dengan gerakan menurun diikuti dengan gerakan
naik.
1
2
2
1
Pola Gerakan aba aba
Pola Gerakan ekspresif
18
2. Birama ¾
Pola birama ¾ dilakukan dengan gerakan menurun diikuti dengan gerakan
membuka tangan keluar dan gerakan naik
3
3
1
2
2
1
Pola Gerakan aba aba
Pola Gerakan ekspresif
3. Birama 4/4
Pola birama 4/4 dilakukan dengan gerakan menurun, diikuti dengan gerakan
tangan menutup dan membuka, setelah itu, dilanjutkan dengan gerakan naik.
1
2
4
4
3
3
2
1
Pola Gerakan aba aba
Pola Gerakan ekspresif
19
4. Birama 6/8
Pola birama 6/8 dilakukan dengan gerakan yang mirip dengan pola birama
4/4, namun gerakan menutup dan membukanya dilakukan 2 kali.
6
1
3
6
5
2
4
5
Pola Gerakan aba aba
4
3
2
1
Pola Gerakan ekspresif
Tim Bina Karya (2007:54) mengemukakan bahwa ada 3 macam pola irama
yaitu pola irama birama 2 memiliki 2 hitungan, pola irama birama 3 memiliki 3
hitungan dan pola irama 4 memiliki 4 hitungan.
1. Birama 2/4
Dalam tiap birama terdapat 2 hitungan yang masing – masing bernilai
seperempat. Lagu berirama 2/4 artinya tiap birama terdiri atas dua ketukan.
Ketukan pertama dimainkan kuat dan ketukan kedua lemah
2. Birama ¾
Dalam tiap birama terdapat 3 hitungan yang masing – masing bernilai
seperempat. Lagu berirama empat artinyatiap birama terdiri atas empat
ketukan, ketukan pertama dimainkan kuat, ketukan kedua dan keempat lemah
20
3. Birama 4/4
Dalam tiap birama terdapat 4 hitungan yang masing – masing bernilai
seperempat. Pada penulisan not balok, birama 4/4 sering ditulis dengan
lambang huruf C. Lagu berirama empat, artinya tiap birama terdiri atas empar
ketukan, ketukan pertama kuat, ketukan keempat agak kuat, ketukan kedua
dan keempat lemah.
Lahardika ( 2009:1 ) mengemukakan bahwa birama adalah suatu ketukan
tetap yang berulang-ulang dalam sebuah lagu. Ketukan tetap ini dapat menentukan
tempo, dan estetika perpindahan chord. Birama memiliki tanda yang mengandung
arti bagaimana ketukan lagu tersebut ditetapkan.
Selain birama juga ada istilah membirama, yakni keterampilan yang
berwujud pola-pola isyarat dengan menggunakan gerakan tangan dalam
memimpin sajian music secara bersama-sama misalnya pada paduan suara.
Membirama juga memiliki pengertian memimpin atau memberikan aba-aba
kepada segenap atau sekumpulan orang untuk menyanyi bersama. Gerakan
membirama berupa gerak ke atas, ke bawah dan ke samping (vertical and
horizontal). Gerakan dapat dilakukan dengan tangan atau bantuan tongkat.
Dengan adanya birama dan membirama dalam irama maka akan terdengar alunan
lagu yang indah dan merdu.
2.1.4 Hakikat Metode Praktek Langsung
Metode adalah mengimplementasikan rencana yang disusun dalam
kegiatan nyata untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu pendekatan dapat
dilakukan dengan berbagai metode. Mappa dan Anisa, (1994:40) menjelaskan
21
bahwa metode dan teknik pembelajaran memegang peranan penting dalam
penyusunan strategi dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Suryosubroto (1997:26) mengemukakan metode dapat dirumuskan sebagai
cara untuk menyampaikan apa yang diharapkan sehingga proses pembelajaran
akan berlangsung baik sehingga mencapai hasil yang baik pula. Metode juga
merupakan cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
adalah metode praktek langsung.
Ahmad (2004:1) mengemukakan Direct method atau model langsung yaitu
suatu cara mengajikan materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung
menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa
menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada suatu katakata yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru dapat mengartikan dengan
menggunakan alat peraga, mendemontstrasikan, menggambarkan dan lain-lain.
Metode praktek langsung dapat digunakan oleh guru, jika materi yang
diajarkan membutuhkan penguasaan suatu keterampilan. Metode ini dapat
membantu siswa lebih memahami dan menguasai keterampilan dalam suatu
proses pembelajaran.
Anisa (2011/04) menguraikan kelebihan metode praktek langsung sebagai
berikut:
a. Pembelajaran lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat mempelajari
dan memecahkan masalah secara langsung,
22
b. Metode ini sangat sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme yang
sedang dikembangkan dalam pembelajaran saat ini, yaitu merangsang anak
untuk berfisik dalam memecahkan masalah.
Selanjutnya kelemahannya antara lain (Anisa, 2011/04):
a. Terkadang membutuhkan biaya yang cukup besar, khususnya dalam praktek
langsung terhadap alat-alat tertentu,
b. Tanpa bimbingan secara baik, biasanya ada anak-anak yang mengalami
kesulitan dan tidak mendapatkan bimbingan dengan benar dari gurunya.
2.1.5 Meningkatkan keterampilan membirama melalui motode praktek
langsung
Keterampilan membirama siswa dapat ditingkatkan melalui metode
pembelajaran praktek langsung, dimana siswa melakukan sendiri kegiatan
membirama dengan pola birama yang telah disajikan oleh guru.
Berikut ini langkah langkah penerapan metode praktek langsung
pada materi membirama siswa:
-
Guru memperkenalkan topik membirama kepada siswa
-
Guru mendemonstrasikan cara membirama yang baik kepada siswa.
-
Siswa dilatih untuk mempraktekkan secara langsung membirama
dengan baik secara kalsikal
-
Memberi waktu kepada siswa untuk berkonsentrasi berpikir, untuk
melahirkan berkreasi berdasarkan hasil pengamatannya sehingga
dapat membirama dengan baik.
23
-
Menugaskan siswa secara berpasangan untuk membirama dan saling
memberikan masukan dalam pasangan masing-masing.
-
Menilai tingkat keterampilan siswa dalam membirama memberikan
penguatan
terhadap
peningkatan
keterampilan
siswa
dalam
membirama.
-
Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan.
Penggunaan metode praktek langsung siswa diharapkan dapat melakukan
sendiri pola birama yang ada sehingga siswa akan mendapatkan
pengalaman secara langsung yang akan memudahkannya dalam mengingat
setiap birama pola birama yang telah dikenalnya.
2.2
Kajian Penelitian yang relevan
Suatu penelitian tindakan kelas telah dilaksanakan oleh Marganingsih
Prasetyo, yakni pengembangan perilaku tertib makan melalui metode
praktek langsung pada anak kelompok B1 TK pertiwi 24 Sampangan
Wirokerten Banguntapan Bantul. Penelitian tersebut bertujuan untuk
mengembangkan perilaku tertib makan pada anak kelompok B1 TK Pertiwi
24 Sampangan Wirokerten Banguntapan Bantul melalui metode praktek
langsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku tertib makan pada anak
kelompok B1 TK Pertiwi 24 Sampangan dapat kembangkan melalui
pembiasaan dengan metode praktek langsung. Hal ini ditunjukkan dengan
anak sudah dapat memegang dan menggunakan alat makan seperti sendok
dan garpu, dengan benar. Secara keseluruhan ada 24 anak (96%) yang sudah
24
mampu memegang dan menggunakan alat makan dengan benar, dan satu
anak (4%) yang belum mampu memegang dan menggunakan alat makan
dengan benar.
Pada siklus II diupayakan untuk dapat meningkatkan keterampilan
membirama melalui metode praktek langsung dan dapat mengoreksi
kekurangan yang ditemukan pada siklus I.
Dari hasil pengamatan yang ditunjukkan pada siklus II maka terjadi
peningkatan menjadi 23 orang siswa yang terampil dalam membirama dan
5 orang yang belum terampil. Jika dirata-ratakan menjadi 82,14%
keterampilan membirama telah berhasil. Dengan melihat hasil yang telah
dicapai, maka berarti indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini
telah tercapai.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tidak perlu melaksanakan lagi
siklus berikutnya, sebab dengan melakukan tindakan perbaikan terhadap
hal-hal yang menjadi kelemahan-kelemahan, peneliti telah mendapat
gambaran hasilnya telah sesuai dengan harapan.
2.3
Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindaka kelas ini adalah sebagai berikut:
“Jika guru menggunakan metode praktek langsung, maka kemampuan
membirama siswa kelas IV SDN 1 Buhu meningkat”
25
2.4
Indikator Pencapaian
Apabila 75% dari jumlah subyek penelitian sudah terampil dalam
membirama atau meningkat 50% dari hasil observasi awal yakni 25% atau
7 orang menjadi 75% atau 21 orang. Maka penelitian ini dianggap berhasil dan
tindakan tidak harus dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Download