naskah publikasi efektivitas dosis hemodialisis pada pasien

advertisement
NASKAH PUBLIKASI
EFEKTIVITAS DOSIS HEMODIALISIS PADA PASIEN PENYAKIT
GINJAL KRONIK DI RSU DOKTER SOEDARSO PONTIANAK
PERIODE AGUSTUS 2013 – OKTOBER 2013
TRI CATUR SARI
I11111048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
TAHUN 2014
Lembar Pengesahan
Naskah Publikasi
Efektivitas Dosis Hemodialisis Pada Pasien Penyakit
Ginjal Kronik di RSU Dokter Soedarso Pontianak
Periode Agustus 2013 – Oktober 2013
Tanggung Jawab Yuridis Material Pada
Tri Catur Sari
I11111048
EFEKTIVITAS DOSIS HEMODIALISIS PADA PASIEN PENYAKIT
GINJAL KRONIK DI RSU DOKTER SOEDARSO PONTIANAK
PERIODE AGUSTUS 2013 – OKTOBER 2013
Tri Catur Sari1; Ivan Lumban Toruan2; Ambar Rialita3
Intisari
Latar Belakang: Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KDOQI)
pada tahun 2006 menetapkan nilai dosis minimum hemodialisis (spKt/V)
adalah >1,2. Nilai spKt/V yang tidak tercapai merupakan penyebab utama
tingginya risiko mortalitas. Tujuan: Mengetahui pencapaian nilai spKt/V
tiap bulan di Rumah Sakit Umum (RSU) Dokter Soedarso Pontianak.
Metode: Penelitian analitik dengan desain cross-sectional. Sampel
diambil dari ruang hemodialisa RSU Dokter Soedarso Pontianak dengan
jumlah sebanyak 30 orang, Instrumen yang digunakan adalah data rekam
medis. Data dianalisis dengan uji repeated ANOVA. Hasil: Usia pasien
terbanyak 40-44 (23,3%). Distribusi konsentrasi urea darah pra dan pasca
hemodialisis terbanyak >110-190mg/dL (63,3%; 60%; 50%) dan >2559mg/dL (46,7%; 50%; 66,7%). Distribusi selisih berat badan terbanyak
<1-2kg (63,3%; 46,7%; 90%). Distribusi tekanan darah pra dan pasca
hemodialisis terbanyak untuk non-diabetes >140/90mmHg (63,3%; 70%;
73,3,%) dan >140/90mmHg (63,3%; 60%; 56,6,%), untuk diabetes
>130/80mmHg (16,7%; 16,7%; 16,7%) dan >130/80mmHg (16,7%;
16,7%; dan 16,7%). Nilai rata-rata spKt/V 1,40+0,46; 1,46+0,51; dan
1,56+0,57 (66,7%; 63,3%; 70%), efektivitas kenaikan nilai spKt/V dengan
lama pemberian terapi selama tiga bulan dengan uji repeated ANOVA
didapatkan nilai p=0,419. Kesimpulan: Pemberian terapi hemodialisis
pada bulan Agustus–Oktober 2013 telah efektif.
Kata kunci: Penyakit ginjal kronik derajat lima, Hemodialisis, spKt/V
1) Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas
Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat.
2) Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Rumah Sakit Umum Dokter
Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat.
3) Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran,
Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat.
1
2
THE EFFECTIVITY OF DOSAGE HEMODIALYSIS IN CHRONIC
KIDNEY DISEASE PATIENTS IN PUBLIC HOSPITAL
DOCTOR SOEDARSO PONTIANAK PERIOD OF
AUGUST 2013 – OCTOBER 2013
Tri Catur Sari1; Ivan Lumban Toruan2; Ambar Rialita3
Abstract
Background: Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KDOQI) 2006
has established the minimum dosage of hemodialysis adequacy (spKt/V)
is >1,2. An inadequate value of spKt/V is the main cause of high mortality
risk. Objective: This research was aimed to define the effectivity of spKt/V
value every month in public hospital Doctor Soedarso Pontianak. Method:
This study was an analytic study with cross-sectional design. Sample was
taken from hemodialysis room in public hospital Doctor Soedarso
Pontianak, with a total of 30 samples. The instrument used for this
research was medical records. The data was analyzed by using repeated
ANOVA test. Results: Most of patients were aged 40-44 (22,3%), the
distribution of urea blood concentration pre- and post-hemodialysis most
at >110-190mg/dL (63,3%; 60%; 50%) and >25-59mg/dL (46,7%; 50%;
66,7%), the distribution of lost body weight most at <1-2kg (63,3%; 46,7%;
90%), the distribution of blood pressure pre- and post-hemodialysis for
non-diabetic most at >140/90mmHg (63,3%; 70%; 73,3,%) and
>140/90mmHg (63,3%; 60%; 56,6,%), for diabetic most at >130/80mmHg
(16,7%; 16,7%; 16,7%) and >130/80mmHg (16,7%; 16,7%; 16,7%). The
mean spKt/V value were 1,40+0,46; 1,46+0,51; and 1,56+0,57 (66,7%;
63,3%; 70%). The effectivity of the increasing spKt/V value with the length
of hemodialysis therapy within three months by repeated ANOVA test
acquired of p=0,419. Conclusion: The hemodialysis therapy from
August–October 2013 is effective.
Keywords: End stage renal disease, Hemodialysis, spKt/V
1) Medical school, Faculty of Medicine, Universitas Tanjungpura,
Pontianak, West Kalimantan.
2) Department of Internal Medicine, Doctor Soedarso, Pontianak, West
Kalimantan.
3) Department of Dermatovenereology, Faculty of Medicine, Universitas
Tanjungpura, Pontianak, West Kalimantan.
3
PENDAHULUAN
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) pada awalnya dikenal dengan istilah Gagal
Ginjal Kronik (GGK) sebelum Kidney Disease Outcomes Quality Initiative
(KDOQI) pada tahun 2002 mengeluarkan definisi dan klasifikasi PGK
secara spesifik.1 Penyakit ginjal kronik adalah hilangnya fungsi ginjal
karena adanya kerusakan. Glomerulonefritis, hipertensi esensial, dan
pielonefritis penyebab terbanyak dari 60% kasus PGK.2,3 Penyakit ginjal
kronik mempunyai risiko kematian 16 hingga 40 kali lebih tinggi sebelum
berkembang menjadi PGK derajat lima.4
Prevalensi PGK menjadi 2% pada tahun 2005 hingga 2010. Kenaikan
angka prevalensi bertahan sekitar 1,7% hingga 2,3% dari tahun 2004
hingga tahun 2010.5 Angka total prevalensi tertinggi di Asia adalah China
dengan 10,6% pada tahun 2007.6 Jumlah pasien yang menjalani
hemodialisis di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 19.621 orang.7
Pengobatan PGK adalah transplantasi dan dialisis.8 Keberhasilan
transplantasi ginjal dapat menyelamatkan hidup pasien. 9 Jumlah pasien
yang ingin mendapatkan donor ginjal sebanyak 75.807 pasien pada tahun
2010.5 Waktu yang tidak pasti untuk menerima donor ginjal membuat
sebagian besar PGK derajat lima diterapi dengan dialisis.10,11 Indikator
untuk menilai efektivitas terapi hemodialisis adalah nilai dosis hemodialisis
(Kt/V) yang telah dicapai. Nilai dosis minimal Kt/V adalah >1,2.12
METODE
Penelitian ini merupakan studi analitik observasional cross-sectional. Uji
repeated ANOVA dilakukan untuk menilai hubungan antara variabel bebas
(lama hemodialisis) dan terikat (nilai dosis hemodialisis).
4
Data dikumpulkan pada tanggal 22-25 Januari 2014. Sampel penelitian ini
adalah pasien hemodialisis di RSU Dokter Soedarso Pontianak dengan
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien hemodialisis
durasi empat jam jadwal seminggu dua kali. Kriteria eksklusi adalah
pasien terputus jadwal terapi atau meninggal, pasien yang baru mendapat
terapi hemodialisis <90 hari, dan data yang tidak lengkap. Besar sampel
minimal adalah 15 responden, diambil dengan cara consecutive sampling.
Instrumen penelitian adalah data rekam medis.
HASIL
Tabel 1. Karakteristik Pasien PGK
Jumlah Pasien(n)
Jenis Kelamin
Laki-laki(%)
Perempuan(%)
Lama pasien HD rata-rata (Bulan)
Usia
40-44 tahun (%)
Etiologi PGK Derajat Lima
Hipertensi(%)
Diabetes Melitus(%)
Glomerulonephritis(%)
Konsentrasi Urea Darah (Tiga Bulan)
Pra hemodialisis >110-190mg/dL(%)
Pasca Hemodialisis >25-59mg/dL(%)
Selisih Berat Badan (Tiga Bulan)
<1-2kg(%)
Tekanan Darah (Tiga Bulan)
Pra hemodialisis
Non-Diabetes >140/90mmHg(%)
Diabetes >130/80mmHg(%)
Pasca hemodialisis
Non-Diabetes >140/90mmHg(%)
Diabetes >130/80mmHg(%)
SpKt/V (Tiga Bulan)
>1,2(%)
30
50
50
23
23,3
73,3
16,7
10
63,3;60;50
46,7;50;66,7
63,3;46,7;90
63,3;70;73,3
16,7;16,7;16,7
63,3;60;56,6
16,7;16,7; 6,7
66,7;63,3;70
5
Hasil penelitian tidak didapatkan kenaikan yang signifikan antara lama
pemberian terapi tiap bulan selama tiga bulan dengan pencapaian nilai
spKt/V pada uji repeated ANOVA dengan nilai p=0,419.
Tabel 2. Hasil Uji Repeated ANOVA.
Lama Pemberian
Terapi Hemodialisis
Bulan Pertama(8xHD)
Bulan Kedua(16xHD)
Bulan Ketiga(24xHD)
Rerata + s.b.
spKt/V
1,40 + 0,46
1,46 + 0,51
1,56 + 0,57
p
0.419
PEMBAHASAN
Hubungan Antara Lama Pemberian Terapi Dan spKt/V
Salah satu indikasi pemberian terapi hemodialisis yang efektif adalah
spKt/V sebesar ≥1,2.12 Hasil penelitian menunjukkan nilai kenaikan dosis
spKt/V dengan lamanya terapi hemodialisis selama tiga bulan tidak
signifikan (p=0,419), angka pencapaian dosis rata-rata tiap bulan telah
efektif sebesar 1,40; 1,46; dan 1,56. Kenaikan spKt/V yang tidak signifikan
ditemukan pada penelitian Grezegorzewska dkk, dengan meningkatkan
kecepatan aliran darah dan dialisat.14 Hasil penelitian yang berbeda
menunjukkan
kenaikan
nilai
spKt/V
yang
signifikan
dengan
mempertahankan nilai residual kidney function.15
Pencapaian nilai dosis hemodialisis dalam penelitian selama tiga bulan
telah efektif dengan presentase sebesar 66,7%, 63,3%, dan 70%. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan sebagian besar sampel telah mendapat terapi
>1 tahun. Pengaruh lamanya terapi yang telah didapat sebelum penelitian
ini mempengaruhi nilai spKt/V. Dua penelitian menilai spKt/V yang dicapai
setelah menjalani terapi >6 bulan adalah 0,94 dan 0,95.16,17 Penelitian lain
menilai pencapaian nilai spKt/V setelah menjalani terapi >1 tahun
mencapai 0,94 dan 1,17 dan 1,50.18,19,20
6
Nilai spKt/V yang tidak efektif didapatkan sebesar 33,3%, 36,7%, dan
30%. Dua parameter lain dalam penelitian ini mempengaruhi nilai spKt/V.
Parameter pertama adalah waktu hemodialisis. KDOQI menganjurkan
waktu efektif terapi >5 jam dan jadwal seminggu tiga kali.12 Waktu pasien
penelitian adalah hemodialisis empat jam dengan jadwal seminggu dua
kali. Keterbatasan waktu dapat menjadi penyebab +1/3 dari total sampel
pasien penelitian tidak mencapai dosis efektif. Sebuah penelitian
menyatakan adanya hubungan antara durasi hemodialisis dan kenaikan
nilai spKt/V.21 Durasi waktu yang pendek membuat pencapaian nilai
spKt/V tidak maksimal.22 Dua penelitian lain dengan durasi 1,5 – 2,75 jam
hemodialisis dan jadwal seminggu enam kali, dan durasi <3,5 jam
hemodialisis dengan jadwal seminggu tiga kali, memberikan gambaran
klinis dan pencapaian spKt/V yang lebih baik.23,24 Dua penelitian berbeda
yang menyatakan durasi dan gambaran klinis pasien tidak berhubungan
serta tidak memiliki pencapaian spKt/V yang lebih baik.25,26
Parameter kedua adalah perbandingan konsentrasi urea darah. Kadar
urea darah akan meningkat pada peningkatan asupan protein.27 Sampel
penelitian tidak memiliki data status nutrisi. Peran dialiser yang digunakan
mempengaruhi pembuangan urea dalam tubuh pasien, High-flux dan lowflux membran dialiser memberikan perubahan nilai spKt/V. 28,29 Pada
penelitian ini pasien menggunakan reuse dialiser. Jenis reuse dialiser
tidak menunjukkan pencapaian nilai spKt/V yang baik.17,30 Pengambilan
darah sampel seperti pengenceran dan rebound urea mempengaruhi nilai
spKt/V.12,31 Data penelitian merupakan data sekunder sehingga prosedur
pengambilan darah tidak diketahui.
Parameter seperti waktu dan kadar konsentrasi urea darah pasien dalam
sampel penelitian dapat menjadi penyebab +1/3 dari total sampel
penelitian tidak efektif. Nilai kenaikan spKt/V yang tidak signifikan dari total
sampel penelitian dapat disebabkan dua parameter yang mempengaruhi
7
nilai spKt/V tersebut. Dalam penelitian ini tidak diberikan intervensi kontrol
ketat tekanan darah untuk mempertahankan nilai residual kidney function.
KESIMPULAN
Pencapaian nilai spKt/V dari bulan Agustus-Oktober 2013 telah efektif
dengan nilai rata-rata spKt/V 1,40+0,46; 1,46+0,51; dan 1,56+0,57
(66,7%; 63,3%; dan 70%).
8
DAFTAR PUSTAKA
1.
Eckardt KU, Berns JS, Rocco MV, Kasiske BL. Article Definition and
Classification of CKD: The Debate Should Be About Patient Prognosis
– A Position Statement From KDOQI and KDIGO. American Journal of
Kidney Diseases 2009; 53 (6): 915-920.
2.
Centers for Disease Control and Prevention. National Chronic Kidney
Disease Fact Sheet: General Information and National Estimates on
Chronic Kidney Disease in the United States, 2010. Atlanta, GA: U.S.
Department of Health and Human Services, Centers for Disease
Control and Prevention, 2010.
3.
Sukandar E. Gagal Ginjal dan Panduan Terapi Dialisis. Bandung:
Pusat Informasi Ilmiah Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran; 2006.
4.
Centers for Disease Control and Prevention. National Chronic Kidney
Disease Fact Sheet: Chronic Kidney Disease and Kidney Failure Fact
Sheet, 2010. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human
Services, Centers for Disease Control and Prevention, 2010.
5.
United States Renal Data System. USRDS 2012 Annual Data Report
Atlas of Chronic Kidney Disease and End-Stage Renal Disease in the
United States. Bethesda, MD: National Institute of Diabetes and
Digestive and Kidney Diseases (Incidence, Prevalence, Patient
Characteristics, and Modality), 2012.
6.
Tsukamoto Y, Wang H, Becker G, Chen HC, Han DS, Harris D, Imai
E, Jha V, Li PKT, Lee EJC, Matsuo S, Tomino Y, Tungsanga K,
Yamagatha K, Hishida A. Article: Report of the Asian Forum of
Chronic Kidney Disease Initiative (AFCKDI) 2007. Current Status and
Perspective of CKD in Asia: Diversity and Specificity among Asian
Countries. Clinical and Experimental Nephrology 2009; 13 (3): 249256.
9
7.
Persatuan Nefrologi Indonesia. Indonesia Renal Registry. 2012.
Tersedia dalam website http://nephrology.medicine.ufl.edu.patientcare/renal-replacement-therapy/home-dialysis/
diakses
tanggal
5
Desember 2013.
8.
Division of Nephrology, Hypertension, and Renal Transplantation
University of Florida. Home Hemodialysis and Peritoneal Dialysis.
2013.
Tersedia
dalam
website
http://nephrology.medicine.ufl.edu/patient-care/renal-replacementtherpay/home-dialysis/ diakses tanggal 3 Oktober 2013.
9.
Stuart FP, Abecassis MM, Kaufman DB. Organ Transplantation. 2 nd
Edition. United State of America: Landes Bioscience; 2003. h. 107108.
10. Weiner DL, Rosen L, Vining AR. Addressing the Shortage of Kidneys
for Transplantation: Purchase and Allocation through Chain Auctions.
Journal of Health Politics, Policy, and Law 2011; 36 (4): 717-755.
11. Organization for Economic Co-operation and Development. Treatment
of Renal Failure (Dialysis and Kidney Transplants). Health at a Glance
2011: OECD Indicators, 2011.
12. National Kidney Foundation. KDOQI Clinical Practice Guidelines and
Clinical Practice Recommendations for 2006 Update: Hemodialysis
Adequacy, Peritoneal Dialysis Adequacy and Vascular Access.
American Journal of Kidney Diseases 2006; 48 (Suppl 1): S2-S322.
13. Held PJ, Port FK, Wolfe RA, Stannard DC, Carroll CE, Daugirdas JT,
Bloemergen WE, Greer JW, Hakim RM. The Dose of Hemodialysis
and Patient Mortality. Kidney International 1996; 50: 550-556.
14. Grzegorzewska AE, Banachowicz W, Leander M. Results of
Improvement in Adequacy of Intermittent Hemodialysis in Uremic
Patients. Annales Academiae Medicae Bialostoncensis 2005; 50.
15. Termorshuizen F, Dekker FW, Van Manen JG, Korevaar JC,
Boeschoten EW, Krediet RT. Relative Contribution of Residual Renal
Function and Different Measures of Adequacy to Survival in
10
Hemodialysis Patients: An Analysis of the Netherlands Cooperative
Study on the Adequacy of Dialysis (NECOSAD-2). Journals American
Society of Nephrology 2004; 15: 1061-1070.
16. Sultania P, Acharya PS, Sharma SK. Adequacy of Hemodialysis in
Nepalese Patients Undergoing Maintenance Hemodialysis. Journal
Nepal Medical Association 2009; 48 (173): 10-13.
17. Manandhar DN, Chhetri PK, Tiwari R, Lamichhane S. Evaluation of
Dialysis Adequacy in Patients Under Hemodialysis and Effectiveness
of Dialysers Reuse. Nepal Medical Collection Journals 2009; 11 (2):
107-110.
18. Roozitalab M, Mohammadi B, Najafi S, Mehrabi S, Fararouei M. Kt/V
and URR and the Adequacy of Hemodialysis in Iranian Provincial
Hospital: An Evaluation Study. Life Science Journal 2013; 10 (12): 1316.
19. Manouchehr A, Aghighi M, Masoudkabir F, Zamyadi M, Norouzi S,
Rajolani H, Rasouli MR, Pourbakhtyaran E. Hemodialysis Adequacy
and Treatment in Iranian Patients. Iranian Journal of Kidney Diseases
2011; 5: 103-109.
20. Shaza AM, Rozina G, Izham MI, Azhar SS. Dialysis for End Stage
Renal Disease: A Descriptive Study in Penang Hospital. Medical
Journal Malaysia 2005; 60: 320-327.
21. Saran R, Brag-Gresham JL, Levin NW, Twardowski ZJ, Wizemann V,
Saito A, Kimata N, Gillespie BW, Combe C, Bommer J, Akiba T,
Mapes DL, Young EW, Port FK. Article:Longer Treatment Time and
Slower Ultrafiltration in Hemodialysis: Associations with Reduced
Mortality in the DOPPS. International Society of Nephrology 2006; 69:
1222-1228.
22. Twardowski ZJ. Article:Treatment Time and Ultrafiltration Rate are
more Important In Dialysis Prescription than Small Molecule
Clearence. Blood Purification 2007; 25: 90-98.
11
23. Chertow GM, Levin NW, Beck GJ, Depner TA, Eggers PW, Gassman
JJ, Gorodetskaya I, Greene T, James S, Larive B, Lindsay RM, Mehta
RL, Ornt DB, Rajagopalan S, Rastogi A, Rocco MV, Brigitte S,
Sergeyeva O, Schuman G, Ting GO, Unruh ML, Star RA, Kliger AS. In
centre Hemodialysis Six Times per Week versus Three Times per
Week. New England Journal Medicine 2010; 363: 2287-2300.
24. Miller JE, Kovesdy CP, Nissenson AR, Mehrotra R, Streja E, Van
Wyck D, Greenland S, Kalantar-Zadeh K. Association of Hemodialysis
Treatment Time and Dose with Mortality and the Role of Race and
Sex. American Journal of Kidney Diseases 2010; 1: 100-112.
25. Marshall MR, Byrne BG, Kerr PG, McDonald SP. Association of
Hemodialysis Dose and Session Length with Mortality Risk in
Australian and New Zealand Patients. Kidney International 2006; 69:
1229-1336.
26. Gotch F. Article:The Basic, Quantifiable Parameters of Dialysis
Prescription is Kt/V Urea; Treatment Time is Determined by the
Ultrafiltration Requirement; All Three Parameters are of Equal
Importance. Blood Purification 2007; 25 (1): 18-26.
27. Thomas L. Clinical Laboratory Diagnosis of Kidney and Urinary Tract
Disorders – Use and Assessment of Clinical Laboratory Results. 1st
English Edition. Frankfurt: TH-Books Verlagegesselschaft mBH; 1998.
h. 362-366.
28. Woods HF, Nandakumar M. Improved Outcome for Hemodialysis
Patients Treated with High-Flux Membranes. Nephrology Dialysis
Transplantation 2000; 15 (Suppl 1): 36-42.
29. Eknoyan G, Beck GJ, Cheung AK, Daugirdas JT, Greene T, Kusek
JW, Allon M, Biley J, Delmez JA, Depner TA, Dwyer JT, Levey AS,
Levin NW, Milford E, Ornt DB, Rocco MV, Schulman G, Schwab SJ,
Teehan BP, Toto R. Effect of Dialysis Dose and Membrane Flux in
Maintenance Hemodialysis. New England Journal Medicine 2002;
347: 2010-2019.
12
30. Lawrie EG, Li Z, Ofsthun N, Lazarus JM. Reprocessing Dialysers for
Mutiple Uses: Recent Analysis of Death Risks for Patients.
Nephrology Dialysis Transplantation 2004; 19: 2823-2830.
31. Daugirdas JT, Greene T, Depner TA, Gotch FA, Leypoldt J, Schulman
G, Star RA. Factors that Affect Postdialysis Rebound in Serum Urea
Concentration, Including the Rate of Dialysis: Results from the HEMO
Study. Journal American Society of Nephrology 2004; 15: 194-203.
Download