sistem telepon

advertisement
SISTEM TELEPON
(PSTN)
Week 11
Oleh: EMI IRYANTI
Overview
• PSTN = Public Switched Telephone Network
• Jumlah sambungan PSTN Indonesia (akhir 2006) = 9 juta (tidak termasuk
Fixed Wireless)
• Awalnya PSTN hanya digunakan sebagai jaringan pembawa (bearer
Network) untuk layanan suara dan fax. Dalam perkembangannya PSTN
digunakan sebagai layanan pembawa untuk data kecepatan rendah (X.25 –
9,6 kbps) dan data narrow band (max 64 kbps).
• PSTN juga diperkaya dengan adanya Supplementary Services seperti Call
Waiting, Call Forwarding, Three Party dan Value Added Services (VAS)
serta layanan Intelligent Network (Free Call, Premium Call, Unicall)
• Evolusi PSTN = ISDN (Integrated Services Digital Network) & ADSL
(Asymmetric Digital Subscriber Line  produk Speedy)
• Karateristik utama PSTN :
– Akses kanal analog : 300-3400 Khz
– Hubungan sirkit switched duplex
– Band switch 64 Kbps atau analog 300-3400Khz
Telepon & Sentral Telepon
Sentral
• kemampuan dasar yang dimiliki sentral telepon :
– Menghubungkan dua pengguna yang akan saling terkoneksi
(switching)
– Memberikan informasi adanya panggilan, terjadinya percakapan,
berakhirnya percakapan dll (signaling)
– Memberikan identitas kepada tiap pemakai (numbering)
Jaringan Telepon
Public Switched Telephone Network (PSTN)
Komponen jaringan telepon terdiri dari :
•Terminal
•Sentral (Switching)
•Transmisi/saluran/Jaringan aksess
Sentral
Sentral
Terminal
Sentral
Transmisi
Sentral
Saluran
lokal
Topologi Jaringan
MESH
•
•
•
•
•
•
Derajat semua sentral sama
Hubungan lebih cepat (tdk ada sentral
transit)
Peralatan switching lebih sederhana
Penambahan jumlah saluran kwadratis
Konsentrasi saluran agak kurang,
efisiensi saluran rendah
Sulit utk digabungkan jaringanjaringan
STAR
•
•
•
•
•
•
Ada satu sentral yang berderajat lebih
tinggi
Hub antar sentral yang bukan sentral
utama tdk dpt dilakukan
Peralatan switching lebih sulit
Penambahan jumlah saluran linier
Konsentrasi saluran besar, efisiensi
tinggi
Relatif mudah menghubungkan
jaringan-jaringan
Hirarki Sentral/Jaringan
•
•
Hubungan telepon dilakukan dalam lingkup lokal, regional, nasional, internasional
Dalam struktur/topologi jaringan telepon diperlukan tingkatan-tingkatan yang
disebut Hirarki Sentral/Jaringan Telepon
Hirarki sentral (versi Amerika)
Kelas
Fungsi
1
Regional Center
(Tertiary Center)
2
Sectional Center
(Secondary Center)
3
Primary Center
4
Toll Center
5
End Office
Hirarki Jaringan PSTN Umum
Gate way
Gate way
Setra
Tertier
Setra
Transmisi
Tertier
[ Fiber Optik, Satelit, Mikrowave ]
Sekunder
Sekunder
Primer
Primer
Lokal
Local
Subcriber s
Hirarki Jaringan PSTN Indonesia
Network Configuration
Versi FTP Telkom
Versi Amerika
Gate way : Sentral
Gerbang Internasional
Class 1
Tertiary Center : Sentral Trunk
/ Transit Nasional
Class 2
Secondary Center : Sentral trunk
/ Transit Regional
Class 3
Primary Center : Sentral Trunk/Tandem
Class 4
STO : Sentral Lokal atau End office
Class 5
Subscriber
Struktur Jaringan PSTN Indonesia
Gate way
Jaringan Internasional
Tertier
Jaringan Nasional
Sekunder
Jaringan Regional
Primer
Lokal
Hubungan Lokal
LE
LOCAL EXCHANGE
LE
LOCAL EXCHANGE
Hubungan Interlokal (Jarak Jauh)
TRANSMISI
LE
LOCAL EXCHANGE
TE
TE
TRUNK EXCHANGE
LE
LOCAL EXCHANGE
Private Branch Exchange (PBX)
Regular
Phone
LE
PSTN
LE
PBX
PBX
SALURAN
INDUK
Dari / Ke Sentral SLJJ lainnya
Legend :
Sentral SLJJ
SentraL Tandem
Sentral Lokal
RSU
Pelanggan
Prinsip Dasar Penyambungan
• Secara umum arti switching adalah melakukan proses
hubungan antara dua pelanggan telepon sehingga keduanya
dapat berbicara satu sama lain.
• Definisi ITU : The establishing, on demand, of an individual
connection from a desired inlet to desired outlet within a set
of inlets and outlets for as long as required for the transfer of
information (Membangun hubungan atas permintaan, secara
individu, dari langganan tertentu yang memanggil kepada
langganan yang dipanggil/tujuan tertentu melalui seperangkat
inlets dan outlets, selama hubungan tersebut dibutuhkan
untuk menyalurkan informasi atau tukar menukar informasi
oleh kedua belah pihak}
Elemen-elemen Switching
Crosspoint
matrix
Signaling
Control
Signaling
• Signaling
– Menerima permintaan dari pemanggil
– Mengecek status yang dipanggil (idle/sibuk)
• Control
– Menentukan saluran yang harus dihubungkan
• Crosspoint
– Membangun hubungan (melakukan penyambungan antara pemanggil
dengan yang dipanggil)
Fungsi dan Konsep Dasar Teknik Switching
Teknik Dasar Switching (Penyambungan) :
1)
4)
1 saluran
2)
15 saluran
3 saluran
Rumus Umum =
n(n-1)
2
5)
3)
Switching
6 saluran
N saluran
N = jumlah pemakai
Evolusi Teknologi Switching
• Manual switching
• Electromechanical switching
– Step-by-step (Strowger switch)
– Crossbar
• Electronic switching
– Stored Program Control dengan digital computer
Manual Switching
Fungsi switching
dilakukan secara
manual oleh manusia
(operator)
Electromechanical Switching
Step-by-step (Strowger Switch)
• Pembangunan hubungan pada crosspoint dilakukan oleh “step-by-step switch” yang
meresponse langsung setiap “dialing pulse”
• Gerakan switch terdiri dari “vertical step” dan “rotary step” secara bergantian
• Setiap step mewakili urutan digit nomor telepon yang dipanggil
Karena kemampuannya yang terbatas,
step-by-step switch hanya digunakan
untuk sentral telepon dengan
kapasitas kecil.
Electromechanical Switching
Crossbar
• Elemen control baru melakukan proses untuk membangun hubungan setelah semua
digit lengkap dari nomor yang dipanggil diterima
• Crosspoint berupa persilangan antara horizontal dan vertical bars dengan
electromagnetic switch yang memperoleh energi listrik melalui sirkit hubungan yang
yang dibangun. Apabila sirkit terbuka, crosspoint putus secara otomatis
• Crossbar switch digunakan di sentral dengan kapasitas besar dan toll network
Electronic Switching
Stored Program Control
• Pada sistem step-by-step maupun crossbar, fungsi “switching matrix”
dan “control elemets” keduanya masih menggunakan komponen
elektromekanik.
• Sistem electronic switch menggunakan “stored program digital
computer” untuk melakukan fungsi kontrol, sedangkan fungsi switching
masih elektromekanik.
SUBCRIBER
MODUL
SWITCHING
MODUL
ADMINISTRATION MODUL
Keuntungan penggunaan Stored Program Control
• Pengadministrasian saluran dan cross-connect cukup
dengan melalui tabel data pada komputer
• Physical line numbers (keadaan secara fisik) yang
independen dengan logical line numbers (direktori)
• Kemampuan komputer untuk menyimpan data historis
• Kemampuan pemrograman
• Pekerjaan administrasi dan pemeliharaan sistem lebih mudah
• Mampu menangani sentral dengan kapasitas lebih besar
• Perubahan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat
• Automated record keeping, traffic statistics, automated call
tracing, accounting/billing
• Customized features: abbreviated dialing, call forwarding, call
waiting, three-way calling, dll
Sistem Penomoran
• Sistem penomoran adalah penomoran pelanggan dan layanan (service)
tertentu
• Latar belakang : penomoran merupakan sumber daya terbatas  perlu
pengaturan
• Tujuan : memberi alamat (nomor) yang unik (unique) di tingkat : lokal,
nasional maupun internasional
• Cakupan :
– Pelanggan tetap (fixed) : pelanggan biasa, PABX (DDI), pelayanan
khusus/darurat
– Pelanggan bergerak (mobile)
– Nomor pribadi (personal numbering) spt UPT (Universal Personal
Telecommunication)
• Nomor pelayanan IN (spt free phone, credit card calling, premium call dll)
Struktur/pola penomoran
(ITU-T : E.164)
Kode Negara
(CC)
Kode Tuj Nas
(NDC)
1-3 digit
Nomor Pelanggan
(SN)
Nomor (Signifikan) Nasional
Nomor Internasional
(maks : 15 digit)
- CC (Country Code), utk Ind : 62  maks N(S)N = 13 digit
- NDC (National Destination Code)  2 kategori tujuan
Mengand info
GEOGRAFIS
Kode Wilayah (area code)
Kode Tuj Nas
(NDC)
Tdk mengand info
GEOGRAFIS
Kode akses jaringan/
Pelayanan
Implementasi Rek. E.164 di Indonesia
Jaringan tetap (PSTN/ISDN)
· Tingkat Lokal
Nomor
Pelanggan
· Tingkat Nasional
· Tingkat Internasional
Kode
Negara
NDC
(Kode Wilayah)
Nomor
Pelanggan
NDC
(Kode Wilayah)
Nomor
Pelanggan
Jaringan bergerak (PLMN/selular)
· Tingkat Nasional
· Tingkat Internasional
Kode
Negara
NDC
(Kode Akses Jar)
Nomor
Pelanggan
NDC
(Kode Akses Jar)
Nomor
Pelanggan
NDC
(Kode Akses Lay)
Nomor
Pelanggan
NDC
(Kode Akses Lay)
Nomor
Pelanggan
Layanan IN :
· Tingkat Nasional
· Tingkat Internasional
Kode
Negara
Beberapa Ketentuan
• Register sentral : min 16 digit (tidak termasuk
prefix internasional)
• Analisis digit di negara asal : maks 7 digit
• Ruting (& charging) dalam wilayah penomoran
: 4 digit pertama SN (= kode sentral)
Prosedur Pemanggilan
• Untuk Jaringan Tetap (PSTN/ISDN)
– Nomor Pelanggan
• Panggilan lokal
• Cat : Panggilan ke nomor layanan khusus/darurat lokal seperti :
gangguan, polisi, pemadam kebakaran, ambulance dll :
langsung menekan nomor layanan tanpa prefix.
• Nomor darurat tidak dapat dipanggil secara SLJJ
• Panggilan SLJJ
• Cara Pemilihan Jaringan :
• Dalam lingkungan multi penyelenggara, dimungkinkan
pelanggan memilih jaringan  terdapat 3 cara:
Pemilihan Jaringan
Pemilihan
Jaringan SLJJ
Pelanggan
memilih
a) Praseleksi
b) Langsung utk
setiap panggilan
(call-by-call)
Pelanggan
Tidak memilih
c) Jaringan lokal memilih
utk pelanggan
(call-by-call)
Prosedur Panggilan
• Cara a) perlu pengaturan tersendiri oleh
regulator (Ditjen POSTEL)
• Sementara ini yang berlaku cara b) dan c)
Prefix SLJJ + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan
• Cara b)
Prefix Nasional + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan
• Cara c)
• Cat : Panggilan nasional melalui operator
(interlokal), prosedur yg dilakukan operator
sama dengan SLJJ dg prefix Nasional
Panggilan Internasional
• Panggilan langsung / SLI (tanpa operator)
– Tanpa info biaya
Prefix SLI + Kode Negara
+ Nomor (Signifikan) Nasional
(neg tujuan)
(negara tujuan)
– Dengan info biaya
Prefix SLI + 0 + Kode Negara + Nomor (Signifikan) Nasional
(neg tujuan)
(negara tujuan)
• Dengan bantuan operator
– Langsung ke nomor tujuan (tanpa bentuan operator negara tujuan)
Kode
Negara
+ Nomor (Signifikan) Nasional + Akhir informasi
(kode 15)
– Melalui operator neg tujuan (hubungan antar operator internasional)
Kode
Negara
+ Digit Bahasa + Kode Akses Penyelenggara + Akhir Informasi
(L)
(kode 11 atau 12)
(kode 15)
Jaringan Bergerak Seluler (STBS)
• Ke Terminal STBS
Prefix Nasional + Kode Akses Jaringan + Nomor Pelanggan
• Cat :
Dlm hal pangg. mel. jar. SLJJ maka
pemilihan jaringan SLJJ dilakukan oleh sentral lokal
asal atau sentral STBS asal
• Untuk panggilan dari PSTN/ISDN, pelanggan dapat
memilih jaringan SLJJ dengan menggunakan prefix
SLJJ (bukan prefix Nasional)
Prefix S L J J + Kode Akses Jaringan + Nomor Pelanggan
Jaringan Bergerak Seluler
• Dari Terminal STBS
• Ke PSTN/ISDN
Prefix Nasional + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan
• Cat :Dlm hal pangg. mel. jar. SLJJ maka pemilihan jaringan SLJJ
dilakukan oleh sentral STBS asal
• Jika interkoneksi telah memungkinkan, pelanggan dapat memilih
jaringan SLJJ dengan menggunakan prefix SLJJ (bukan prefix
Nasional)
• Ke Pelayanan Darurat : langsung memilih nomor darurat tanpa
prefix (oleh MSC akan diarahkan ke pelayanan darurat terdekat
dari lokasi pemanggil)
Prefix S L J J + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan
Panggilan Pelayanan
•
Layanan IN  Baik dari terminal PSTN/ISDN maupun dari STBS :
Prefix Nasional + Kode Akses Pelayanan +
•
Nomor Pelanggan
Layanan VoIP
– Adalah pangg. SLJJ/Nasional atau Internasional yang dilewatkan melalui jaringan
Internet atau jaringan lain yg menggunakan protokol IP.
– Untuk saat ini pelayanan VoIP adalah untuk PSTN, namun tdk menutup
kemungkinan untuk STBS.
Terminal
PSTN/ISDN
STBS
Gerbang
VoIP
JARINGAN IP
Gerbang
VoIP
PSTN/ISDN
STBS
Terminal
– Prosedur panggilan dari/ke PSTN/ISDN/STBS melalui jaringan IP pada
prinsipnya tidak mengubah struktur nomor PSTN/ISDN/STBS (hanya
mengubah prefix dengan Prefix VoIP) sebab Gerbang VoIP akan mengkonversi sistem penomoran PSTN/ISDN/STBS ke sistem addressing IP.
Panggilan Pelayanan VoIP
• Panggilan ke Terminal PSTN/ISDN
Prefix VoIP + Kode Wilayah +
Nomor Pelanggan
• Panggilan ke Terminal STBS
Prefix VoIP + Nomor (Signifikan) Nasional - Mobile
• Panggilan Internasional
Prefix VoIP + Kode Negara + Nomor (Signifikan) Nasional
Format dan Alokasi Penomoran
• Untuk penomoran pelanggan, prefix, kode
wilayah, kode akses dll digunakan angka 0,1 ….
9
• Angka 11, 12, …… 15 hanya untuk komunikasi
antar operator dan tujuan pengetesan
• “Angka”  dan  digunakan untuk layanan
suplementer dan sub address pada ISDN
•
•
•
•
•
Prefiks
Prefix Internasional : 00
Prefix SLI : 00X
– X = 1 ... 8 menunj operator/penyelenggara jaringan SLI.
– Jika penyelenggara melebihi kapasitas, maka utk 10 penyelenggara berikutnya
menggunakan :
– 009X  X = 0,1 … 9
Prefix Nasional : 0
Prefix SLJJ : 01X
– X = 1 ... 9 menunj operator/penyeleng jaringan SLJJ.
– Jika penyelenggara melebihi kapasitas, maka digunakan :
– 010XY
– Kombinasi XY menunj penyelenggara SLJJ dimana X = 0,1 … 9 dan Y = 1 … 9.
– (Cat : format XY ini digunakan bersama dg penyeleng VoIP)
Prefix VoIP : 01XYZ
– XY = penyelenggara VoIP (dengan Y0)
– Z = jenis jasa, misal : Z=0 : samb jarak jauh nasional
– Z=1 : samb internasional
– Cat : XY harus dipilih yg blm digunakan prefix SLJJ
– Jika penyeleng VoIP melampaui kap, gunakan :
– 01X0YZ dimana X0Y = penyelenggara dan Z sama spt di atas
Pola Penomoran
• N(S)N
• Cat : Panggilan ke nomor layanan khusus/darurat lokal spt : gangguan
Prefix VoIP + Kode Negara + Nomor (Signifikan) Nasional
8
7
1
3/4
9
8
2
5
6
Pola Penomoran
A=6
A=4
A=5
A=7
A=9
A=2
A=3
B=1
B=5
B=3
B=2
B=9
B=6
B=8
B=7
Signaling
 Signaling adalah proses pertukaran informasi di antara komponenkomponen dalam sistem telekomunikasi untuk membangun,
memonitor dan memutuskan hubungan, serta pengontrolan operasi
jaringan dan sistem yang terkait.
 Fungsi-fungsi signaling :
• Memberikan dial tone (nada panggil), ringing (panggilan), nada sibuk, dll
• Mengirim nomor yang dipanggil ke sentral
• Pengiriman informasi antar sentral yang menyatakan panggilan tidak dapat
dilakukan, atau percakapan sdh selesai (hubungan sdh bisa diputuskan)
• Mengirim sinyal untuk membunyikan bel panggilan
• Pengiriman informasi billing
• Pengiriman informasi untuk keperluan routing dan pemeliharaan (status perangkat
atau trunk)
Jenis Signaling
 In-channel Signaling
• Sinyal untuk pengontrolan dan sinyal informasi (voice) melalui kanal yang sama
o Tidak ada fasilitas transmisi tambahan untuk signaling
• Dua macam in-channel signaling :
o In-band signaling
 Sinyal pengontrolan dan sinyal informasi menduduki band frekuensi yang sama
o
Out-of-band signaling

Sinyal pengontrolan dan sinyal informasi menduduki band frekuensi yang berbeda
 Common-channel Signalling
• Semua sinyal pengontrolan dari satu kelompok trunk menggunakan kanal tersendiri
yang terpisah dari sinyal informasi
signaling
A
signaling
signaling
B
A
B
Proc
Proc
signaling
In-channel signaling
Common-channel signaling
Download