1 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Ketika seseorang atau

advertisement
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Ketika seseorang atau sekelompok orang dihadapkan pada suatu
lingkungan sosial budaya yang berbeda akibat adanya suatu perpindahan,
tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah
satu cara untuk bisa mencapai hal tersebut adalah melalui sebuah proses yakni
proses adaptasi. Proses adaptasi merupakan suatu proses penyesuaian diri yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang ketika memasuki suatu
lingkungan sosial budaya yang baru. Proses adaptasi diperlukan untuk mengenal
serta mempelajari nilai, norma, adat, kebiasaan serta masyarakat yang ada di
lingkungan sosial budaya tertentu sehingga memudahkan proses komunikasi yang
terjalin yaitu komunikasi antarbudaya mengingat bahwa mereka berasal dari
budaya yang berbeda dalam hal ini masyarakat pendatang dengan budayanya dan
masyarakat asli dengan budayanya. Namun
selain menyangkut adaptasi dan
komunikasi antarbudaya, dalam pertemuan tersebut juga terjadi penyebaran
unsur-unsur kebudayaan yang meliputi tiga proses yakni symbiotic, asimilasi dan
akulturasi. Masing-masing proses ini bisa saja terjadi dan ditemukan dalam
kehidupan bersama antara budaya yang berbeda. Namun yang sering ditemukan
adalah proses akulturasi yakni saling mempengaruhi namun tidak menghilangkan
kebudayaan asli itu sendiri dan proses akulturasi ini sangat berhubungan erat
dengan proses adaptasi. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Young
Yun Kim (dalam Mulyana dan Rakhmat, 2003:144) yang mengidentikan
1
akulturasi sama dengan adaptasi, yaitu proses yang dilakukan imigran untuk
menyesuaikan
diri
dengan
memperoleh
budaya
pribumi
namun
tidak
menghilangkan kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Dengan demikian ketiga proses tersebut yakni proses adaptasi, proses
komunikasi antarbudaya dan proses akulturasi merupakan tiga proses yang saling
berkaitan satu sama lain dan saling berkesinambungan dalam sistem hidup
bersama diantara orang-orang yang berbeda budaya. Adaptasi dilakukan dengan
mempelajari nilai, norma, adat dan kebiasaan setempat seperti norma sosial dan
norma agama serta bahasa namun tidak menghilangkan kepribadian kebudayaan
asli itu sendiri dan dengan demikian proses komunikasi antarbudaya yang terjalin
dapat berjalan dengan baik. Dan ketiga proses inilah yang juga dapat ditemukan
dalam kehidupan bersama di Desa Baumata Timur RT 008/RW 004 antara
masyarakat pendatang dari suku-suku di Flores dengan masyarakat asli setempat.
Masyarakat pendatang dari suku-suku di Flores berusaha untuk menyesuaikan diri
dengan adap, kebiasaan serta norma/aturan yang berlaku di desa tersebut serta
berusaha untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat asli dengan terlibat dalam
acara maupun kegiatan yang diadakan oleh masyarakat setempat dan juga
sebaliknya melibatkan masyarakat setempat dalam kegiatan maupun acara yang
diadakan oleh masyarakat pendatang dari suku-suku di Flores.
Berdasarkan pemaparan di atas, ada beberapa hal yang dapat penulis
simpulkan yakni:

Masyarakat pendatang dari suku-suku di Flores mampu menyesuaikan diri
dengan masyarakat setempat dengan terlibat serta melibatkan masyarakat
2
setempat dalam acara atau kegiatan yang ada sehingga mendukung proses
komunikasi antarbudaya yang terjalin antara dua golongan masyarakat
tersebut.

Proses adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat pendatang dari suku-suku
di Flores adalah proses akulturasi yakni tidak menghilangkan kebudayaan
asli.

Masyarakat pendatang dari suku-suku di Flores mampu menyerap nilai
dan norma masyarakat setempat (sosial dan agama) yang dibuktikan
dengan minimnya konflik yang timbul antara masyarakat pendatang dari
suku-suku di Flores dan masyarakat asli setempat.
6.2
Saran
Sesuai dengan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:

Masyarakat dari suku-suku di Flores tetap menjaga keharmonisan dengan
masyarakat asli melalui komunikasi antarbudaya yang baik dan tetap
melakukan adaptasi dengan selalu terlibat maupun melibatkan masyarakat
setempat dalam kegiatan yang ada.

Proses akulturasi yang terjadi hendaknya tetap dipertahankan sehingga
kepribadian kebudayaan dari masing-masing tidak hilang.

Masyarakat pendatang dari suku-suku di Flores hendaknya meningkatkan
pemahaman terhadap berbahasa daerah setempat agar mempermudah
proses komunikasi yang terjalin mengingat masyarakat asli khususnya
orang tua yang tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
3

Hendaknya masyarakat pendatang dari suku-suku di Flores juga
mengajarkan proses adaptasi kepada generasi berikutnya sehingga tidak
hanya orang tua yang berhasil melakukan adaptasi, tetapi anak-anak juga
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan budaya di sekitarnya.
4
DAFTAR PUSTAKA
Aw Suranto, Komunikasi Sosial Budaya, Yogyakarta; Graha Ilmu, 2010.
Bungin Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2006.
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta; Rineka Cipta ,2009.
Liliweri Alo, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2004.
__________, Gatra-gatra Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2001.
Mulyana Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya, Bandung; Remaja Rosdakarya, 2003.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta;
Balai Pustaka, 2005.
Ratna Nyoman Kutha, Metodologi Penelitian Kajian budaya dan Ilmu social Humaniora
Pada Umumnya, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2010.
Non publikasi:
Darus Antonius, Metode Penelitian Komunikasi, Kupang, 2009.
Liliweri Alo, Teori Komunikasi, Kupang, 2007.
Dokumen RPJM Desa Baumata Timur, 2011.
Saku Bouk Hendrikus,Komunikasi Antarbudaya,2011.
Setyaningsih FD, Pengantar Ilmu Komunikasi, Kupang, 2007.
5
Download