IMPLIKASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM

advertisement
IMPLIKASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
BAGI SISWA SEKOLAH DASAR
Daswarman
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta
[email protected]
Abstract
Mathematics learning is more emphasis on efforts to revive the initiative
or the role of students in digging his own knowledge. This is in line with
a constructivist approach in which students construct their own
knowledge based on individual experience and apply it directly to their
environment. Application of constructivism in mathematics learning
approach will train primary school students to learn independently and
make their own understanding. Thus, in learning mathematics students
do not just memorize formulas but rather to understand the concept to
solve the problem. Through this constructivist approach of primary
school students are expected to solve mathematical problems. The main
target of this problem solving skills that students are able to solve a
math problem in many ways completion.
Key Words: problem solving, constructivist approach, primary school
permasalahan sosial, ekonomi dan
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah
alam.
Matematika
memiliki
mata pelajaran yang diajarkan di
keterkaitan dengan ilmu yang lain.
Sekolah Dasar (SD). Matematika
Matematika sangat bermanfaat dalam
berdampingan dengan mata pelajaran
kehidupan
yang lain. Matematika tidak bisa
dinayatakan
beridiri
(2003:58)
sendiri,
sebagaimana
manusia.
Sebagaimana
oleh
Suherman
bahwa
dinyatakan oleh Suherman (2003:17)
diberikannya
bahwa
jenjang
matematika
itu
bukanlah
tujuan
umum
matematika
pada
pendidikan
dasar
dan
pengetahuan menyendiri yang dapat
menengah meliputi dua hal yaitu : a)
sempurna karena dirinya sendiri,
mempersiapkan siswa agar sanggup
tetapi
itu
menghadapi perubahan keadaan di
terutama untuk membantu manusia
dalam kehidupan dan di dunia nyata
dalam memahami dan menguasai
yang selalu berkembang, melalui
adanya
matematika
Implikasi Pendekatan ... (Daswarman)
latihan
bertindak
dasar
Pembelajaran matematika haruslah
pemikiran secara logis, rasional,
bertahap dan berkelanjutan sehingga
kritis, cermat, jujur, efektif, dan
terjadi
efisien, b) mempersiapkan siswa agar
mewujudkan hal ini perlu peran guru
dapat menggunakan matematika dan
mencari pendekatan pembelajaran
pola
dalam
yang sesuai agar siswa bisa belajar
kehidupan sehari-hari dan dalam
dengan baik sehingga bisa menggali
mempelajari
potensi dirinya. Uno (2011:127)
pikir
atas
44
matematika
berbagai
ilmu
pengetahuan.
Karena
diajarkan
itulah
di
matematika
setiap
jenjang
pendidikan. Hal ini ditegaskan oleh
proses
berfikir.
Untuk
menjelaskan
bahwa
belajar
matematika
penekanannya
adalah
pada proses anak belajar, sedangkan
guru sebagai fasilitator.
Uno (2011:126) bahwa matematika
Pembelajaran matematika di
merupakan salah satu disiplin ilmu
beberapa sekolah dasar mitra Praktek
yang
Lapangan
dipelajari
di
lembaga
setiap
jenjang
pendidikan.
Di
pendidikan
terdapat
pelajaran
Kependidikan
Universitas
Bung
menggunakan
Hatta
(PLK)
masih
pendekatan
matematika. Oleh karena itu perlu
pembelajaran berorientasi pada guru
penguasaan matematika oleh siswa
(teacher
centered
approaches).
sekolah dasar. Suherman (2003:25)
Rusman
(2013:45)
menjelaskan
menyatakan
bahwa
pendekatan
pembelajaran
sebagai
ratu
dimaksudkan
bahwa
matematika
atau
ibunya
bahwa
ilmu
matematika
berorientasi
pada
guru
yaitu
pembelajaran
yang
menempatkan
adalah sumber dari ilmu yang lain.
siswa sebagai objek dalam belajar
Dengan perkataan lain, banyak ilmu-
dan kegiatan belajar bersifat klasik
ilmu
atau
yang
penemuan
dan
konvensional
dimana
guru
pengembangannya bergantung dari
menempatkan diri sebagai orang
matematika. Matematika berkenaan
yang serba bisa dan sebagai satu-
dengan
konsep-konsep
satunya sumber belajar. Pendekatan
abstrak yang tersusun secara hirarki
pembelajaran berorientasi pada guru
dan
mengakibatkan siswa hampir tidak
ide-ide,
penalaran
deduktif.
Implikasi Pendekatan ... (Daswarman)
melakukan aktivitas dengan minat
pelaksanaan
dan
disajikan bisa beradaptasi dengan
keinginannya.
Pendekatan
agar
siswa.
menurunnya kemampuan pemecahan
pembelajaran yang bisa diterapkan
masalah pada siswa.
dalam
pembelajaran
pendekatan
perlu
dilaksanakan
pembelajaran
satu
yang
pembelajaran ini akan berakibat akan
Oleh karena itu, pada proses
Salah
konsep
45
pembelajaran
pendekatan
matematika
adalah pendekatan kondtruktivisme.
Suherman
(2003:79)
menjelaskan
yang
bahwa di dalam konstruktivisme
menjadikan siswa sebagai subjek.
peranan guru bukan pemberi jawaban
Suherman
akhir
(2003:26)
menjelaskan
atas
pertanyaan
siswa,
mengarahkan
mereka
bahwa proses pembelajaran adalah
melainkan
pembentukan
untuk
untuk membentuk (mengkonstruksi)
menuju pada pembangunan manusia
pengetahuan matematika sehingga
seutuhnya, jadi tidak melalui ‘trial
diperoleh struktur matematika. Hal
and eror’. Hal ini lebih lanjut
ini berbeda sekali dengan pendekatan
dijelaskan oleh Rusman (2013:46)
konvensional
dimana
guru
bahwa
mendominasi
pembelajaran
dan
diri
siswa
pendekatan
pembelajaran
yang menempatkan siswa sebagai
senantiasa menjawab dengan segera
subjek belajar dan kegiatan belajar
setiap pertanyaan-pertanyaan siswa.
merupakan pendekatan pembelajaran
berorientasi pada
siswa
(student
PEMBAHASAN
centered approaches). Pendekatan
Matematika
adalah
mata
pembelajaran yang berorientasi pada
pelajaran yang sangat penting bagi
siswa akan memberikan kesempatan
perkembangan kemampuan berpikir
kepada siswa untuk beraktivitas dan
siswa sekolah dasar. Tetapi, tidak
berkreatifitas sesuai dengan minat
sedikit siswa yang kurang berminat
dan keinginannya.
dalam
Suherman
mengikuti
pembelajaran
(2003:74)
matematika. Sebagian besar siswa
pendekatan
dalam pembelajaran matematika di
pembelajaran matematika yaitu cara
kelas hanya duduk pasif dan siap
yang
menerima
menyatakan
bahwa
ditempuh
guru
dalam
materi
yang
akan
Implikasi Pendekatan ... (Daswarman)
disampaikan oleh guru, tetapi mereka
tidak
ikut
terlibat
secara
aktif
c. Memiliki
sikap
kegunaan
46
menghargai
matematika
dalam
sehingga pembelajaran yang terjadi
kehidupan, yaitu memiliki rasa
hanya transfer pengetahuan. Pada
ingin tahu, perhatian, dan minat
dasarnya
dalam mempelajari matematika,
tujuan
pembelajaran
matematika
di
sekolah
adalah
menyiapkan
siswa agar memiliki
serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
kompetensi matematika. Kompetensi
atau kemahiran
dalam memahami
Siswa cenderung menghapal
rumus
dan
langkah-langkah
matematika diharapkan dapat dicapai
penyelesaian
melalui pembelajaran matematika.
memahami konsep. Sehingga potensi
Depdiknas
(2006)
melalui
yang ada dalam diri siswa tidak dapat
Permendiknas
No.
tentang
berkembang
Standar Isi telah dinyatakan bahwa
Pemahaman
tujuan pembelajaran matematika di
diperlukan
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
berpikir
SMK/MAK adalah diantaranya agar
bermanfaat dalam proses pemecahan
peserta didik:
masalah. Kemampuan pemecahan
a. Memahami konsep matematika,
masalah
menjelaskan
22
soal
dari
dengan
maksimal.
konsep
agar
kritis
siswa
pada
siswa
sehingga
masih
sangat
terbiasa
dapat
perlu
keterkaitan
ditingkatkan agar mereka terbiasa
antarkonsep dan mengaplikasikan
menuangkan pemikiran mereka baik
konsep atau algoritma, secara
itu dalam bentuk lisan maupun
luwes, akurat, efisien, dan tepat,
tulisan.
dalam pemecahan masalah.
kemampuan
b. Mengomunikasikan
gagasan
dengan simbol, tabel, diagram,
atau
media
memperjelas
masalah.
lain
keadaan
untuk
atau
Untuk
meningkatkan
pemecahan
masalah
matematika siswa tidaklah mudah,
namun
bukan
tidak
mungkin
diwujudkan. Karena itu pemilihan
pendekatan
pembelajaran
harus
disesuaikan dengan bentuk-bentuk
tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran matematika.
Implikasi Pendekatan ... (Daswarman)
Muhsetyo
menjelaskan
(2009:1.26)
bahwa
matematika
pembelajaran
adalah
pemberian
Suherman
47
(2003:75)
menyatakan bahwa konstruktivisme
merupakan
teori
belajar
pengalaman belajar kepada peserta
implikasinya
didik melalui serangkaian kegiatan
dapat
yang terencana sehingga peserta
dijelaskan oleh Trianto (2011:28)
didik
memperoleh
bahwa menurut teori konstruktivis ini
tentang
bahan
kompetensi
matematika
yang
dalam
dimana
disusun.
siswa
harus
matematika
Lebih
lanjut
membangun
sendiri
dipelajari. Sejalan dengan Muhsetyo,
pengetahuan di dalam benaknya.
Nikson memberikan penjelasannya
Dalam teori konstuktivisme ini lebih
dalam Muliyardi (2002:3) bahwa
ditekankan
pembelajaran
belajar secara mandiri memecahkan
upaya
matematika
membantu
adalah
siswa
masalah
kepada
siswa
matematika.
untuk
Rusman
mengkonstruksi konsep atau prinsip-
(2013:247)
prinsip
dengan
konstruktivisme (individual learning)
melalui
dapat
matematika
kemampuannya
sendiri
menyatakan
mendorong
pelajar
internalisasi sehingga konsep atau
membangun
prinsip tersebut terbangun kembali.
sendiri
berdasarkan
Pembelajaran
tersebut
individu
dan
menekankan
pada
lebih
upaya
membangkitkan inisiatif atau peran
siswa
dalam
bahwa
pengetahuan
untuk
mereka
pengalaman
mengaplikasikannya
secara langsung pada lingkungan
mereka.
menggali
Melalui
pendekatan
pengetahuannya dan bukan hasil
konstruktivisme diharapkan siswa
transformasi
bisa
dari
guru.
Dalam
membangun
pembelajaran matematika diharapkan
mereka
siswa
membuat pengertian sendiri dalam
bisa
pengetahuannya
sejalan
mengkonstruk
sendiri.
dengan
konstruktivisme
Hal
ini
pendekatan
dimana
siswa
sendiri
pengetahuan
pembelajaran
(2011:127)
orang
sehingga
matematika.
menjelaskan
mempelajari
mampu membangun pengetahuannya
senantiasa
sendiri.
sendiri.
membentuk
Diharapkan
bisa
Uno
bahwa
matematika
pengertian
siswa
bisa
Implikasi Pendekatan ... (Daswarman)
memahami
matematika
sesuai
mampu.
Interaksi
48
sosial
ini
pengertian sendiri bukan sekedar
memacu terbentuknya ide baru
menghafal
dan memperkaya perkembangan
rumus
matematika.
Dengan memiliki pengertian sendiri
intelektual
siswa.
Menurut
maka
mudah
Vygotsky
fungsi
kognitif
melalui
manusia berasal dari interaksi
belajarnya.
sosial masing-masing individu
siswa
memecahkan
akan
lebih
masalah
pengalaman
Sebagaimana
dijelaskan
oleh
dalam
konteks
budaya.
Rusman (2013:37) bahwa belajar
Pengetahuan
menurut pandangan konstruktivistik
dikonstruksi bila seorang terlibat
lebih sebagai proses regulasi diri
secara
dalam
Pembentukan
menyelesaikan
konflik
dan
sosial
pengertian
dalam
dialog.
makna
adalah
kognitif yang sering muncul melalui
dialog antar pribadi dalam hal
pengalaman
ini
konkret,
wacana
pebelajar
tidak
hanya
kolaboratif, dan interpretasi. Belajar
memerlukan akses pengalaman
adalah kegiatan aktif siswa untuk
fisik tetapi juga interaksi dengan
membangun pengetahuannnya.
pengalaman yang dimiliki oleh
Ratumanan
(2004:45)
individu
lain.
Prinsip
ini
menyatakan ada 5 prinsip-prinsip
melahirkan model pembelajaran
kunci teori Konstruktivisme oleh
kooperatif (cooperative learning).
Vygotsky:
1.
2.
Penekanan
pada
hakekat
Daerah Perkembangan Terdekat
(Zone of Proximal Development
sosiokultural belajar. Vygotsky
=
menekankan pentingnya peranan
bahwa belajar terjadi jika anak
lingkungan
kebudayaan
bekerja atau belajar menangani
interaksi
sosial
perkembangan
tipe-tipe
sebaiknya
dan
dalam
sifat-sifat
dan
ZPD).
Vygotsky
tugas-tugas
dipelajari
yang
tetapi
yakin
belum
tugas-tugas
manusia.
Siswa
tersebut masih berada dalam
belajar
melalui
daerah perkembangan proksimal
interaksi dengan orang dewasa
mereka.
dan teman sebaya yang lebih
adalah
Daerah
tingkat
proksimal
perkembangan
Implikasi Pendekatan ... (Daswarman)
sedikit
diatas
tingkat
teman
sebaya
atau
49
orang
perkembangan seseorang saat ini,
dewasa. Pembelajaran di sekolah
artinya bahwa daerah ini adalah
hendaknya bekerja dalam daerah
daerah
ini,
antara
tingkat
perkembangan
kemampuan
sesungguhnya
(aktual)
dan
kemampuananak
maksud
tingkat perkembangan potensial
anak.
menarik
dengan
mendorong
pertumbuhan seefektifnya.
Tingkat
perkembangan
adalah
pemfungsian
menekankan bahwa pemagangan
intelektual individu saat ini dan
kognitif mengacu pada proses di
kemampuan untuk mempelajari
mana seseorang yang sedang
sesuatu dengan kemampuannya
belajar
sendiri
memperoleh keahlian melalui
aktual
3.
(kemampuan
memecahkan
tahap
demi
tahap
secara
interaksinya dengan pakar. Pakar
tingkat
yang dimaksud adalah orang
perkembangan potensial anak
menguasai permasalahan yang
adalah
dapat
dipelajari, jadi dapat berupa
dicapai oleh seseorang individu
orang dewasa atau teman sebaya.
dengan bantuan orang dewasa
Dalam konteks kooperatif, siswa
atau melalui kerja sama dengan
yang
teman sebaya yang lebih mampu.
kelompoknya dapat merupakan
(kemampuan
pakar bagi teman-teman dalam
mandiri),
sedang
kondisi
masalah
orang
masalah
Pemagangan kognitif. Vygotsky
yang
memecahkan
dibawah
dewasa
bimbingan
atau
pandai
dalam
kelompok tersebut.
Perancahan
(Scaffolding).
sebaya). Jadi pada saat siswa
Perancahan
(scaffolding)
bekerja
mengacu
dalam
perkembangan
teman
lebih
daerah
4.
kepada
pemberian
terdekat
sejumlah bantuan oleh teman
(ZPD) mereka, tugas-tugas yang
sebaya atau orang dewasa yang
tidak dapat mereka selesaikan
berkompeten
sendiri,
mereka
Menurut
bantuan
2004:47),
akan
selesaikan
dapat
dengan
kepada
Slavin
anak.
(Ratumanan,
scaffolding
berarti
Implikasi Pendekatan ... (Daswarman)
memberikan
kepada
anak
siswa ke jenjang lebih tinggi
sejumlah besar dukungan selama
tahap-tahap awal pembelajaran
dan
kemudian
bantuan
dan
menjadi optimum.
5.
Bergumam
(Private
Speech).
mengurangi
Berguman
adalah
berbicara
memberikan
dengan
diri
sendiri
atau
hati
untuk
membimbing
dan
kesempatan kepada anak untuk
berbicara
mengambil
jawab
tujuan
segera
mengarahkan
yang
tanggung
semakin
50
besar
dalam
diri
sendiri.
setelah ia mampu melakukan
Menurut
tugas tersebut secara mandiri.
speech
Bantuan
diberikan
interaksi sosial anak dengan
berupa
orang lain. Private speech dapat
petunjuk, peringatan, dorongan,
dilihat pada seorang anak yang
menguraikan
dalam
dihadapkan pada suatu masalah
bentuk lain yang memungkinkan
dalam sebuah ruangan di mana
siswa dapat mandiri. Vygotsky
terdapat orang lain, biasanya
mengemukakan
orang
yang
pembelajar
dapat
pencapaian
masalah
tiga
kategori
siswa
dalam
upayanya
memecahkan
Vygotsky
dapat
private
memperkuat
dewasa.
kelihatannya
dirinya
Anak
berbicara
sendiri
pada
mengenai
permasalahan, yaitu (1) siswa
masalah
mencapai keberhasilan dengan
pembicaraanya diarahkan pada
baik,
mencapai
orang dewasa. Private speech
keberhasilan dengan bantuan, (3)
kemudian dihalangi, tertangkap
siswa
dan ditransformasikan ke dalam
(2)
gagal
siswa
dalam
meraih
keberhasilan. Scaffolding, berarti
upaya
pembelajar
membimbing
siswa
untuk
Dari 5 prinsip-prinsip kunci
dalam
teori Konstruktivisme oleh Vygotsky
perlu
Dorongan
kemampuan
dibutuhkan
agar
tetapi
proses berfikir.
upayanya mencapai keberhasilan.
guru
tertentu,
sangat
pencapaian
dalam
juga
siswa
memiliki
pemecahan
masalah
belajar
matematika.
Uno
(2011:131) menjelaskan bahwa ada
Implikasi Pendekatan ... (Daswarman)
51
delapan tipe belajar yaitu : 1) belajar
masalah dipandang sebagai suatu
sinyal, 2) belajar stimulus respon, 3)
proses untuk menemukan kombinasi
belajar merangkai tingkah laku, 4)
dari sejumlah aturan yang dapat
belajar sosial verbal, 5) belajar
diterapkan dalam upaya mengatasi
diskriminasi, 6) belajar konsep, 7,
situasi baru.
belajar
aturan,
8)
belajar
memecahkan masalah.
Winkel
menjelaskan
Suherman
(1999:96)
bahwa
cara
belajar
(2003:75)
memecahkan masalah menghasilkan
dalam
suatu prinsip yang dapat dipergunkan
konstruktivisme proses pembelajaran
dalam pemecahan suatu problem.
senantiasa”problem
Problem yang dihadapi akan dapat
menjelaskan
bahwa
centered
approach” dimana guru dan siswa
dipecahkan
terikat
hubungkan
dalam pembicaraan
yang
dengan
menghubung-
beberapa
kaidah
memiliki makna matematika. Dengan
sedemikian rupa, sehingga terbentuk
kata lain dapat dijelaskan bahwa
suatu kaidah yang lebih tinggi, dan
pembelajaran
pendekatan
kerap dilahirkan sebagai hasil dari
merupakan
berpikir, bila orang menganggap
dengan
konstruktivisme
pendekatan
pembelajaran
yang
berpusat pada masalah.
Masalah
suatu problem untuk dipecahkan.
Rusman
timbul
(2011:230)
menyatakan
karena
bahwa masalah dapat mendorong
adanya ketidak sesuaian antara apa
keseriusan, inquiry, dan berpikir
yang diharapkan dengan kenyataan,
dengan cara yang bermakna dan
antara apa yang telah diketahui dan
sangat kuat (powerful).
apa yang ingin diketahui, serta apa
Beberapa
indikator
yang dimiliki dengan apa yang
kemampuan
pemecahan
masalah
dibutuhkan.
menurut
NCTM
sesuaian
Karena
tersebut
itu
ketidak
matematika
harus
diatasi.
(1989:209)
sebagai
berikut:
1)
Proses mengatasi ketidak sesuaian
mengidentifikasi unsur-unsur yang
tersebut
diketahui,
disebut
dengan
proses
yang
ditanyakan,
dan
pemecahan masalah. Wena (2013:52)
kecukupan unsur yang diperlukan, 2)
menyatakan
merumuskan
bahwa
pemecahan
masalah
matematik
Implikasi Pendekatan ... (Daswarman)
atau menyusun model matematik, 3)
menerapkan
strategi
untuk
menyelesaikan
berbagai
masalah
52
PENUTUP
Kemampuan
masalah
siswa
pemecahan
akan
(sejenis dan masalah baru) dalam
ditingkatkan
atau
4)
pendekatan konstruktivisme. Melalui
atau
pendekatan konstruktivisme siswa
sesuai
akan memiliki pengalaman konkret
di
luar
matematika,
menjelaskan
menginterpretasikan
hasil
dengan
dapat
permasalahan asal, 5) menggunakan
dalam
matematika secara bermakna.
sendiri. Siswa akan belajar secara
Pemecahan
masalah
membangun
penerapan
pengetahuan
mandiri karena pada hakekatnya
merupakan salah satu kemampuan
penerapan
matematik
konstruktivisme merupakan belajar
yang
sangat
penting
pendekatan
dalam proses pembelajaran dimana
mandiri
siswa
memperoleh
Melalui pendekatan konstruktivisme
menggunakan
pembelajaran lebih berpusat pada
pengetahuan serta keterampilan yang
siswa dimana siswa diharapkan bisa
sudah dimiliki untuk diterapkan pada
memecahkan masalah matematika
penyelesaian
secara mandiri.
dimungkinkan
pengalaman
(2009:1.27)
soal.
Muhsetyo
menyatakan
bahwa
sasaran utama pemecahan masalah
adalah: 1) soal yang mempunyai
banyak penyelesaian, 2) soal yang
diperluas, 3) soal yang mempunyai
banyak cara menyelesaikan. Dengan
kemampuan pemecahan masalah ini
siswa akan mampu menyelesaikan
soal
dengan
penyelesaiannya.
banyak
cara
(individual
Pemecahan
learning).
masalah
merupakan salah satu kemampuan
matematik yang perlu dimiliki oleh
siswa sekolah dasar. Masalah dapat
mengarahkan siswa untuk melakukan
investigasi,
mengeksplorasi
pola-
pola, dan berpikir secara kritis.
Untuk memecahkan masalah, siswa
perlu melakukan pengamatan yang
teliti, membuat hubungan, bertanya
dan
menyimpulkan.
Kemampuan
memecahkan masalah adalah hasil
Implikasi Pendekatan ... (Daswarman)
utama dari suatu proses pembelajaran
Matematika
Kontemporer,
Bandung:
Universitas
Pendidikan Indonesia
matematika atau dengan kata lain
pemecahan
masalah
merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari
semua pembelajaran matematika.
DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas. 2006. Permendiknas No.
22 tentang SI dan SKL. Jakarta:
Sinar Grafika.
Muhsetyo,
Gatot
dkk.
2009.
Pembelajaran Matematika SD,
Jakarta: Universitas Terbuka
Muliyardi.
2002.
Strategi
Pembelajaran
Matematika.
Padang : Jurusan FMIPA UNP.
NCTM. 1989. Curriculum and
Evaluation Standars for School
Mathematics. Reston, VA:
NCTM
Ratumanan, T.G. 2004. Belajar dan
Pembelajaran.
Surabaya:
Unesa Univercity Press.
Rusman.
2013.
Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
______.
2011.
Model-Model
Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme Guru, Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada.
Suherman, Erman
Strategi
53
dkk. 2003.
Pembelajaran
Trianto. 2011. Mendesain Model
Pembelajaran
InovatifProgresif: Konsep, Landasan,
dan implementasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Jakarta:
Prenada Media
Uno,
Hamzah B. 2011. Model
Pembelajaran
Menciptakan
Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif, Jakarta:
Bumi Aksara.
Wena,
Made.
2013.
Strategi
Pembelajaran
Inovatif
Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual
Operasional,
Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, W.S. 1999. Psikologi
Pengajaran,
Jakarta:
PT
Grasindo
Download