BAB I KEPRIBADIAN APAKAH KEPRIBADIAN

advertisement
BAB I
KEPRIBADIAN
APAKAH KEPRIBADIAN ITU?
Kepribadian membentuk perilaku setiap individu. Jadi apabila ingin memahami
dengan lebih baik perilaku seseorang dalam suatu organisasi, sangatlah berguna jika
kita mengetahui sesuatu tentang kepribadiannya. Berikut pendapat dari beberapa ahli:
1. Para Psikolog cenderung mengartikan KEPRIBADIAN sebagai :
“suatu konsep dinamis yang mendeskripsikan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang ”.
2. Definisi yang paling digunakan dibuat oleh Gordon Allport hampir 70 tahun yang
lalu. Ia mengatakan bahwa KEPRIBADIAN adalah
“ organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang
menentukan
caranya
untuk
menyesuaikan
diri
secara
unik
terhadap
lingkungannya ”.
Kesimpulan :
Keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan
berinterkasi dengan individu lain.
FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPRIBADIAN.
Perdebatan awal dalam penelitian kepribadian berkisar pada apakah
kepribadian seseorang merupakan faktor keturunan atau lingkungan. Apakah
kepribadian merupakan sifat bawaan sejak lahir , atau apakah merupakan hasil interaksi
individu dengan lingkungan sekitarnya?. Tentu saja, tidak ada jawaban hitam dan putih
yang sederhana. Tampaknya, kepribadian dihasilkan oleh faktor keturunan dan
lingkungan.
1
2
1. Faktor Keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik,
bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi,
dan irama biologis adalah karakteristik yang ada pada umumnya dianggap,
entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua
Anda, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan mereka.
Pendekatan keturunan berpendapat bahwa penjelasan pokok mengenai
kepribadian seseorang adalah struktur molekul dari gen yang terdapat dalam
kromosom.
Terdapat tiga dasar penelitian berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas
terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam
menentukan kepribadian seseorang.
a. Dasar Pertama, berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan
temperamen anak-anak.
b. Dasar Kedua,
berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan
sejak lahir.
c. Dasar Ketiga, meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke
waktu dan dalam berbagai situasi.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lain yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap pembentukan
karakter kita adalah lingkungan dimana kita tumbuh dan dibesarkan. Norma
dalam keluarga, teman-teman, dan kelompok sosial, dan pengaruh-pengaruh
lain yang kita alami. Faktor-faktor lingkungan ini memiliki peran dalam
membentuk kepribadian kita.
Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap dan nilai yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan
konsistensi seiring berjalannya waktu. Ideologi yang secara intens berakar dari
suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur lain.
3
Ada cara lain dimana lingkungan relevan untuk membentuk
kepribadian. Kepribadian seseorang, meskipun pada umumnya stabil dan
konsisten, dapat berubah bergantung pada situasi yang dihadapinya. Meskipun
kita mampu mengembangkan pola klarifikasi yang akurat untuk situasi-situasi
ini, kita tahu bahwa ada beberapa situasi misalnya tempat ibadah atau
wawancara pekerjaan, membatasi perilaku. Sementara situasi lainnya seperti
piknik di taman umum, membatasi relatif lebih sedikit perilaku. Dengan
perkataan lain, tuntutan yang berbeda dari situasi yang berbeda memunculkan
aspek kepribadian seseorang. Oleh karena itu, kita tidak boleh melihat polapola kepribadian secara terpisah.
Pertimbangan yang saksama mengenai argumen-argumen yang
mendukung faktor keturunan maupun lingkungan sebagai penentu utama dari
kepribadian seseorang mendorong kesimpulan bahwa keduanya adalah penting.
Faktor keturunan membekali kita dengan sifat dan kemampuan bawaan, tetapi
potensi penuh kita ditentukan oleh seberapa baik kita menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
SIFAT-SIFAT KEPRIBADIAN.
Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di
seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen
yang menjelaskan perilaku seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat dalam
diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia dan takut.
Karakteristik-karakteristik tersebut, ketika ditunjukkan dalam berbagai situasi,
disebut sifat-sifat kepribadian (personality traits). Semakin konsistendan sering
munculnya karakteristik tersebut dalam berbagai situasi, maka akan semakin
mendeskripsikan karakteristik seorang individu.
Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama
yang mengatur perilaku. Akan tetapi, seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan
daftar panjang sifta yang sulit untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan
sedikit bimbingan praktis bagi para pembuat keputusan organisasional. Dua
4
pengecualian adalah Myers-Briggs Type Indicator dan Model Lima Besar. Selama
20 tahun terakhir, dua pendekatan ini telah menjadi kerangka kerja yang dominan
untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasikan sifta-sifat seseorang.
1. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)
Myers-Briggs Type Indicator adalah instrumen penilaian kepribadian
yang paling sering digunakan. Instrumen penilaian berisi 100 pertanyaan
mengenai bagaimana individu akan merasa atau bertindak dalam situasi tertentu.
Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan dalam tes tersebut maka dapat di
klarifikasikan sebagai berikut :

Ekstraver versus Introver yaitu Individu dengan karakteristik ekstraver
digambarkan sebagai individu yang ramah, suka bergaul, dan tegas,
sedangkan individu dengan karakteristik introver digambarkan sebagai
individu yang pendiam dan pemalu.

Sensitif versus Intuitif
yaitu individu dengan karakteristik sensitif
digambarkan sebagai individu yang praktis dan lebih menyukai rutinitas
da urutan. Mereka berfokus pada detail. Sebaliknya, individu dengan
karakteristik intuitif mengandalkan proses-proses tidak sadar dan melihat
“gambaran umum”.

Pemikir versus Perasa yaitu individu yang termasuk dalam karakteristik
pemikir menggunakan alasan dan logika untuk menangani berbagai
masalah, sedangkan individu dengan karakteristik perasa mengandalkan
nilai-nilai dan emosi kepribadian mereka.

Memahami versus Menilai yaitu individu yang cenderung memiliki
karakteristik memahami menginginkan kendali dan lebih suka dunia
mereka teratur dan terstruktur, sedangkan individu dengan karakteristik
menilai cenderung lebih fleksibel dan spontan.
2. Model Lima Besar
Mungkin kurang memiliki bukti pendukung yang valid, tetapi hal
tersebut tidak berlaku pada Model Lima Besar ( Big Five Model ). Tes inilah
5
yang dilakukan oleh John Bearden yang membuatnya memikirkan kembali
cara mengatur individu. Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah besar
penelitian mendukung bahwa lima dimensi dasar saling mendasari dan
mencakup sebagaian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian
manusia. Faktor-faktor Lima Besar mencakup :

Ekstraversi (Extraversion). Dimensi ini mengungkapkan tingkat
kenyamanan seseorang dalam berhubugan dengan individu lain.
Individu yang memiliki sifat ekstraversi cenderung suka hidup
berkelompok, tegas, dan mudah bersosialisasi. Sebaliknya, individu
yang memiliki sifat introver cenderung suka menyendiri, penakut, dan
pendiam.

Mudah akur atau mudah bersepakat (Agreeableness). Dimensi ini
merujuk pada kecenderungan individu untuk patuh terhadap individu
lainnya. Individu yang sangat mudah, bersepakat adalah individu yang
senang bekerja sama, hangat, dan penuh kepercayaan. Sementara itu,
individu yang tidak mudah bersepakat cenderung bersikap dingin,
tidak ramah, dan suka menentang.

Sifat berhati-hati (Conscientiousness). Dimensi ini merupakan
ukuran kepercayaan. Individu yang sangat berhati-hati adalah individu
yang bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan gigih.
Sebaliknya, individu dengan sifat berhati-hati yang rendah cenderung
mudah bingung, tidak teratur, dan tidak bisa diandalkan.

Stabilitas emosi
(Emotional
Stability).
sering juga
disebut
berdasarkan kebalikannya, yaitu nuerosis. Dimensi ini menilai
kemampuan seseorang untuk menahan stres. Individu dengan
stabilitas emosi yang positif cenderung tenang, percaya diri, dan
memiliki pendirian yang teguh. Sementara itu, individu dengan
stabilitas emosi yang negatif cenderung mudah gugup, khawatir,
depresi, dan tidak memiliki pendirian yang teguh.
6

Terbuka terhadap hal-hal baru (Openness To Experience). Dimensi
ini merupakan dimensi terakhir yang mengelompokkan individu
berdasarkan lingkup minat dan keterkaitannya terhadap hal-hal baru.
Individu yang sangat terbuka cenderung kreatif, ingin tahu, dan
sensitif terhadap hal-hal yang bersifat seni. Sebaliknya, mereka yang
tidak terbuka cenderung memiliki sifat konvensional dan merasa
nyaman dengan hal-hal yang telah ada.
MENILAI KEPRIBADIAN.
Alasan paling penting mengapa seorang manajer perlu mengetahui cara menilai
kepribadian adalah karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian
sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian
membantu manajer meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan. Beberapa
manajer ingin mengetahui cara menilai individu dalam tes kepribadian agar lebih
memahami dan lebih baik dalam mengatur individu yang bekerja dengan mereka.
Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian:
1. Survei mandiri
Survei mandiri (yang diisi sendiri oleh individu) adalah cara paling
umum yang digunakan untuk menilai kepribadian. Kekurangan dari survei
jenis ini adalah individu mungkin berbohong untuk mendapat hasil tes terbaik
guna menciptakan kesan yang baik. Hal ini benar-benar menjadi masalah
ketika hasil survei tersebut dijadikan dasar penerimaan karyawan.
Kekurangan lain dari survei jenis ini adalah akurasi. Seorang kandidat dengan
talenta yang bagus bisa saja sedang dalam suasana hati yang buruk ketika
survei tersebut dilakukan.
2. Survei peringkat oleh pengamat
Survei peringkat oleh pengamat dikembangkan untuk memberikan
suatu penilaian bebas mengenai kepribadian. Oleh karena itu, daripada
dilakukan sendiri oleh individu (seperti dalam kasus survei mandiri). Survei
7
mungkin dapat dilakukan oleh rekan kerja
(bisa dengan sepengetahuan
individu yang dinilai, bisa tidak). Meskipun survei mandiri dan survei
peringkat oleh pengamat sangatlah berkaitan, penelitian mengungkapkan
bahwa survei peringkat oleh pengamat merupakan dasar pertimbangan yang
lebih atas keberhasilan suatu pekerjaan. Penting untuk disadari bahwa baik
survei mandiri maupun survei peringkat oleh pengamat bisa memberi tahu kita
sesuatu yang unik mengenai perilaku seorang individu di tempat kerja.
3. Ukuran proyeksi (Rorschach Inkbolt Test dan Thematic Apperception
Test)
Beberapa contoh dalam ukuran proyeksi adalah Rorschach Inkbolt Test
dan Thematic Apperception Test (TAT). Dalam Rorschach Inkbolt Test,
individu diminta untuk menyatakan menyerupai apakah inkbolt yang
disediakan.
Thematic Apperception Test (TAT) adalah serangkaian gambar (lukisan
atau foto). Individu yang diuji diminta menuliskan kisah dari setiap gambar
yang dilihatnya. Dengan Rorschach dan TAT, para ahli kemudian menilai
respons-respons tersebut. Namun, penilaian respons-respons tersebut telah
terbukti sebagai suatu tantangan karena seorang ahli acap kali menilai hasilhasil tersebut secara berbeda satu sama lain. Dengan demikian, tidak
mengejutkan jika penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ukuran proyeksi
sangat tidak efektif. Untuk alasan ini, ukuran proyeksi jarang digunakan.
8
SIFAT KEPRIBADIAN UTAMA YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
ORGANISASI.
Evaluasi inti diri (Core self evaluation), konsep ini mengatakan bahwa individu
memiliki pandangan akan dirinya sendiri, ada 2 hal dalam evaluasi inti diri yaitu
positif dan negative. Artinya positif adalah individu menyukai diri sendiri,
menganggap diri mereka efektif, cakap dan mengendalikan lingkungan mereka,
sedangkan negative menganggap diri mereka tidak berdaya atas lingkungan
mereka.
1. Evaluasi inti diri ditentukan 2 elemen yaitu :

Harga diri (seft esteem) adalah tingkat menyukai atau tidak menyukai diri
sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka
berharga dan tidak berharga sebagai seorang manusia.

Lokus kendali (locus of control) adalah tingkat dimana individu yakin akan
mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Internal (ilternals) adalah
individu yakan bahwa mereka pemegang kendali atas apa pun yang terjadi
pada mereka sedangkan eksternal (externals) adalah individu yakin bahwa
apa pun dikendalikan oleh kekuatan luar seperti keberuntungan dan
kesempatan.
2. Machiavellianisme (Machiavellianismemach)
berasal dari nama niccolo Machiavelli berpendapat tentang bagaimana
cara
mendapatkan
dan
menggunakan
kekuasaan.
Individu
dengan
Machiavellianisme cenderung pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan
yakin
bahwa
hasil
lebih
penting
dari
pada
proses.
Namun
sifat
Machiavellianisme dapat diredam oleh faktor – faktor situasional yaitu :

Ketika mereka berinterasi secara langsung dengan individu lain, bukan
secara tidak langsung.
9

Ketika situasi mempunyai sedikit peraturan, yang memungkinkan
kebebedan improvisasi.

Bila keterlibatan emosional dengan detail-detail yang tidak relevan dengan
keberhasilan menggangu individu mach yang rendah.
3. Narsisme (nascissism)
adalah individu yang mendeskripsikan yang menpunyai rasa
kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih,
mengutamakan diri sendiri dan arogan. Menurut penelitian individu tipe ini
mempunyai pandangan mereka adalah peminpin yang labih baik bila
dibandingkan rekanrekan mereka sedangkan atasan mereka menilai mereka
pemimpin yang buruk.
4. Pemantau diri (self monitoring)
Pemantau diri (self monitoring) merujuk pada kemampuan seorang
individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktorfaktor situasional
eksternal. Mereka sangat peka terhadap isyarat-isyarat eksternal dan mampu
menyesuaikan perilaku dengan situasi yang berbeda-beda.
Pengambil Resiko, kecenderungan untuk mengambil atau menghindari resiko
telah terbukti berpengaruh terhadap berapa lama waktu yang dibutuhkan manajer
untuk membuat keputusan dan berapa banyak informasi yang mereka butuhkan
untuk membuat pilihan.
Kepribadian tipe A adalah individu yang luar biasa kompetitif dan selalu terlihat
mengalami keterdesakan waktu. Karakteristik kepribadian tipa A yaitu :
1) Selalu bergerak, berjalan, dan makan dengan cepat
2) Merasa tidak sabaran
3) Berusaha keras untuk memikirkan atau melakukan dua hal atau lebih pada
saat yang bersamaan.
4) Tidak dapat menikmati waktu luang
10
5) Terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk
jumlah hal yang bisa mereka peroleh.
Berbeda dengan kepribadian tibe B, jarang tergoda oleh keinginan untuk
mendapatkan sejumlah hal yang terus meningkatkan atau berpartisipasi dalam
serangkaian peristiwa yang terus berkembang dengan jumlah yang selalu berkurang.
Karakteristik tipe B adalah :
1) Tidak pernah pengalami keterdesakan waktu atau ketidaksabaran
2) Merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan pencapaian maupun
prestasi mereka kecuali atas tuntusan situasi
3) Bersenang-senang dan bersantai daripada berusaha menunjukkan keunggulan
mereka
4) Bisa santai tanpa merasa bersalah.
Kepribadian proaktif (Proactive personality) cenderung oportunis, berinisiatif,
berani bertindak, dan tekun sehingga berhasil mencapai perubahan yang berarti.
Mereka menciptakan perubahan positif dalam lingkungan tanpa memperdulikan
batasan dan halangan sehingga individu yang proaktif sangan dibutuhkan dalam
perusahaan. Individu proaktif juga cenderung mencari informasi pekerjaan mengenai
organisasi, mengembangkan kontak posisi yang tinggi, terlihat dalam perencanaan
karier, dan tekun ketika menghadapi rintangan-rintangan karier.
KEPRIBADIAN DAN KULTUR NASIONAL.
Tidak ada tipe kepribadian umum untuk suatu Negara tertentu, Menemukan
pengambil resiko yang tinggi dan rendah hampir setiap kultur. Namun, kultur suatu
Negara mempengaruhi karakteristik kepribadian yang dominan dari populasinya.
Terbukti bahwa kulturkultur berbeda berdasarkan hubungan individu dengan lingkungan
mereka. Dalam beberapa kultur orang-orang yakin bahwa mereka bisa mendominasi
11
lingkungan mereka sedangkan dinegara lain yakin bahwa kehidupan pada dasarnya telah
ditentukan sebelumnya oleh kekuatan yang lain. Contoh dari beberapa negara yaitu:
ASIA, CHINA VS AMERIKA
1. ASIA
Kesuksesan orang asia adalah seberapa banyak materi yang didapatkan oleh
personal itu sehingga dapat menaikkan prestise atau gengsi semata Bangsa Asia lebih
cenderung menganggap bahwa banyak kekayaan lebih penting dari pada cara
mendapatkannya, mengambil keputusan dengan risiko yang besar, asalkan kita mampu
bertanggung jawab dengan setiap konsekuensinya. Bangsa Asia tidak suka dikritik.
Apalagi jika yang memberikan kritik adalah junior-nya (notabene yang lebih muda
usianya ataupun yang lebih rendah jabatannya) orang Asia lebih senang menjadi
personal yang cerdas.
Seringkali orang cerdas lebih sukar mengatasi persoalan
dibandingkan orang cerdik.
Orang Asia menganggap bahwa motivasi diri itu tidak baik. Motivasi diri ini
selalu dikaitkan dengan kesombongan pribadi semata, seperti seseorang yang
mengatakan bahwa “Saya adalah orang yang sukses.” Pernyataan itu dianggap
pernyataan yang menyombongkan diri bagi orang Asia.
2. CHINA
Orang China yang selalu bekerja keras
3. AMERIKA
Amerika tidak menjadikan materi sepenuhnya yang menjadi tolak ukur suatu
kesusksesan seseorang, tetapi apa yang dapat personal itu lakukan untuk mengubah
sesuatu menjadi yang lebih baik lagi (banyaknya inovasi dan terobosan yang
diciptakan). Orang amerika dikenal diseluruh dunia karena ketidaksabaran
dan
keinginan untuk disukai orang Amerika memiliki pola pikir, bahwa bahaya yang
mengancam dalam kehidupan dan carrier-nya datang dari dalam dirinya sendiri
(personal). Bahaya yang ada dalam diri sendiri itu memang sering tidak dideteksi.
Bahaya itu seperti rasa mudah puas, tingkat percaya diri yang berlebihan atau juga
12
kekurangan, keingintahuan yang sedikit, Amerika beranggapan bahwa kritik akan
membangun mereka. Walaupun ada kritik yang bersifat negatif, seperti merendahkan
bahkan tersirat bahwa “anda tidak mampu”, akan dijadikan positif oleh orang Amerika.
Jadi Orang-orang yang terlahir dibangsa ASIA,CHINA cenderung memiliki tingkat
ambisius yang tinggi, hal ini dikarenakan kultur nasional yang sudah ada dikehidupan
mereka sejak mereka lahir, seperti faktor pendidikan dan lingkungan yang diterima
mengajarkan dan membentuk karakter yang cenderung keras ,ambisius dan bekerja
keras dalam mencapai tujuannya.
Sedangkan orang-orang Amerika akan cenderung bersikap lebih santai dalam
mencapai tujuan mereka, namun bukan berarti mereka diam, hal ini juga sudah
terbentuk oleh kultur nasional yang ada dalam kehidupan mereka yang mengajarkan
keterbukaan, dan mampu berpikir cerdik tanpa harus berperilaku tergesa-gesa.
AMERIKA VS PRANCIS ,SWEDIA
1. PRANCIS, SWEDIA
Prancis dan Swedia merupakan bangsa EROPA yang memiliki kepribadian dan
kultur nasional dengan tipe kepribadian B , karena : Orang eropa selalu memiliki
standar ksederhanaan dalam kesehariannya. Semua orang bisa mengkritik dan di kritik
tanpa merasa tersinggung jika memang pekerjaannya tidak tepat. Mengkritik bisa
setiap saat di lakukan tanpa canggung sedikitpun, tujuannya adalah untuk
meningkatkan kinerja setiap orang.
Seseorang akan menerima kritikan dan
memperbaiki segala tindakan yang memang tidak tepat ia lakukan.
Orang perancis menyukai konflik , mereka seringkali mendapatkan pengakuan
dan membangun reputasi dengan cara berpikir dan bertindak berlawanan dengan orang
lain, sehingga cenderung perlu waktu lama dalam memutuskan kesepakatan dan tidak
terlalu peduli apakah lawan mereka suka atau tidak.
MENGAPA TIPE B LEBIH DOMINAN DI PRANCIS
Karena orang Prancis sudah dibentuk oleh kultur Nasional yang ada dalam
Negaranya untuk hidup sederhana dan lebih tenang dalam menyelesaikan masalah
13
maupun mencapai tujuannya, dan Revolusi Prancis telah membawa banyak perubahan
termasuk dalam perubahan pola pikIr dan kepribadian bangsa Eropa , yang sekarang
ini dominan bersikap lebih tenang dalam hal apapun, tidak ambisius, namun meskipun
begitu telah menyiapkan strategi yang sangat baik untuk mencapai tujuan
walaupun cenderung terlihat santai.
Download