hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan tentang

advertisement
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016
Riza Alfian
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN
KEPATUHAN TENTANG PENGGUNAAN INSULIN
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK
PENYAKIT DALAM RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN
CORRELATION BETWEEN THE KNOWLEDGE AND
THE ADHERENCE IN DIABETES MELLITUS PATIENTS USING
INSULIN AT INTERNAL DISEASE POLYCLINIC
DR. H. MOCH. ANSARI SALEH HOSPITAL BANJARMASIN
Riza Alfian
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang banyak ditemukan
sekarang ini. Perkumpulan Endokrinologi memperkirakan jumlah penderita
Diabetes Mellitus di Indonesia akan terus melonjak, dari semula 8,4 juta penderita
di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta di tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien serta untuk mengetahui
bagaimana hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan tentang penggunaan
insulin pada pasien Diabetes Mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam di RSUD Dr.
H. Moch. Ansari saleh.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional bersifat prospektif
dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Sampel yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 52 pasien. Pengumpulan data
dilakukan dengan memberikan dua kuesioner yaitu kuesioner pengetahuan dan
kuesioner kepatuhan (MMAS). Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi
Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien
penggunaan insulin yaitu tingkat pengetahuan kurang 3 pasien (5,77%), tingkat
pengetahuan cukup 16 pasien (30,77%), tingkat pengetahuan baik 33 pasien
(63,46%). Kategori tingkat kepatuhan pasien penggunaan insulin yaitu tingkat
kepatuhan rendah 21 pasien (40,38%), tingkat kepatuhan sedang 23 pasien
(44,24%), tingkat kepatuhan tinggi 8 pasien (15,38). Terdapat korelasi yang tidak
bermakna antara dua variabel yang diuji dengan arah korelasi positif dan kekuatan
korelasi rendah dengan hasil signifikansi 0,082 (p > 0,05).
Berdasarkan penelitian ini disimpulkan pasien pengguna Insulin di
Poliklinik Penyakit Dalam RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
didominasi pasien yang mempunyai tingkat pengetahuan baik dan tingkat
kepatuhan sedang. Hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan pada penelitian ini
tidak bermakna secara statistik.
Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Insulin, Pengetahuan, Kepatuhan
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
9
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016
Riza Alfian
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a degenerative disease that a lot of found today. The
Society of Endocrinology (PERKENI) estimates the number of people with Diabetes
Mellitus in Indonesia will increasing from the baseline 8.4 million people in 2000
to about 21.3 million in 2030.
This study aims to determine the level of knowledge and adherence patient
as well as to determine the correlation between knowledge and adherence at the
use of insulin in patients with Diabetes Mellitus in Internal Medicine Clinic at the
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Hospital. This study was using cross
sectional design and prospective with purposive sampling technique. The Sample
who met the inclusion and exclusion criteria were 52 patient. The data were
collecting by completion knowledge and adherence questionnaire (MMAS).
The results showed that the level of knowledge on the use of insulin is low
knowledge level 3 patients (5.77%), the level of knowledge moderate 16 patients
(30.77%) , a high level of knowledge of 33 patients (63.46%). The level of patient
adherence in the use of insulin were low adherence rate of 21 patients (40.38%),
the moderate level of adherence were 23 patients (44.24%), a high level of
adherence were 8 patients (15,38). There is no significant correlation between two
variables and the correlations was positive with the direction and low strength
correlation (0.082) (p> 0.05).
Based on this study, it can be concluded that patients on insulin therapy at
Internal Disease Polyclinic Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Hospital
predominantly have a high knowledge level and the level of adherence was
moderate. So the correlation was no significant between knowledge and adherence
with the positive correlation.
Key Words: Diabetes Mellitus, Insulin, Knowledge, Adherence
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan
Endokrinologi
(PERKENI)
penyakit degenerative yang banyak
menyatakan bahwa jumlah penderita
ditemukan sekarang ini. Menurut
diabetes
laporan
Diabetes
disebut-sebut telah bergeser naik, dari
Federation (IDF) 2013 Indonesia
peringkat ke-7 menjadi peringkat ke-
masuk 10 negara terbesar penderita
5
diabetes mellitus di dunia. Indonesia
dengan
ada di peringkat ke-7 dengan jumlah
terbanyak dunia. Diperkirakan jumlah
penderita sebanyak 8,5 juta orang.
penderita
Data terbaru di tahun 2015 yang
Indonesia akan terus melonjak, dari
ditunjukkan
semula 8,4 juta penderita di tahun
10
International
oleh
Perkumpulan
teratas
mellitus
di
diantara
jumlah
Indonesia
negara-negara
penderita
Diabetes
Mellitus
DM
di
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016
Riza Alfian
2000 menjadi sekitar 21,3 juta di
tahun 2030.
peningkatan
penggunaan insulin ini, menyebabkan
Diabetes mellitus yang tidak
tertangani
Adanya
dengan
baik
menimbulkan
dampak
penderitanya,
yaitu
dapat
bagi
berupa
penderita diabetes mellitus yang
menggunakan
terapi
insulin
seharusnya perlu mengetahui dan
mengerti
bagaimana
penggunaan
komplikasi kronis. Sebagian besar
insulin yang baik dan benar. Selain
penderita diabetes mellitus tidak
penderita harus mengetahuinya yang
paham tentang tujuan terapi diabetes
tidak kalah penting lagi penderita
mellitus sehingga tidak sadar akan
harus patuh tentang hal tersebut agar
bahaya komplikasi yang bisa muncul
tercapainya
akibat penyakit diabetes mellitus itu.
insulin. Kadang penderita diabetes
Komplikasi
mikrovaskuler
tujuan
utama
terapi
mellitus yang sudah mempunyai
antara lain retinophati, neuropati,
pengetahuan
nephropati
komplikasi
insulin masih saja tidak patuh dalam
penyakit
penggunaan karena adanya keluhan-
dan
makrovaskuler
jantung
seperti
koroner,
stroke,
dalam
penggunaan
dan
keluhan tertentu selama pemakaian
gangguan pembuluh perifer (ADA,
insulin, maupun sebaliknya ada juga
2015).
penderita yang sudah patuh namun
Penatalaksanaan
diabetes
tidak mempunyai pengetahuan karena
mellitus terdiri dari beberapa terapi,
sikap patuhnya itu timbul karena
pertama terapi non farmakologis yang
adanya paksaan bukan berasal dari
meliputi
perubahan
gaya
kesadaran diri sendiri (Ejeta dkk,
dengan
melakukan
pengetahuan
hidup
2015)
terhadap pola makan (terapi gizi
medis)
dan
terapi
insulin
jasmani
cukup sering ditemukan dan menjadi
Kedua
terapi
masalah klinis yang penting. Bahkan
yang
meliputi
terapi insulin termasuk dalam lima
pemberian obat anti diabetes oral dan
besar “pengobatan beresiko tinggi
terapi insulin (abdulazeez dkk, 2014).
(high-risk medication)” bagi pasien di
(olahraga).
farmakologis,
aktivitas
Kesalahan
rumah
sakit.
Sebagian
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
besar
11
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016
Riza Alfian
kesalahan tersebut terkait dengan
yaitu sebanyak 31 orang (39,7%).
kondisi hiperglikemia dan sebagian
Penelitian
lagi
Jenis
penggunaan insulin pada DM Tipe II
lain
pernah dilakukan oleh Polonsky dkk
disebabkan keterbatasan dalam hal
(2005) dan diketahui bahwa ada
keterampilan (skill-based), cara atau
beberapa pasien yang menghentikan
protokol
dan
penggunaan insulinnya karena merasa
pengetahuan (knowledge) dalam hal
injeksi merupakan beban, adanya
penggunaan insulin (Perkeni, 2008)
ketidakpuasan akan terapi insulin itu
akibat
kesalahan
hipoglikemia.
tersebut
antara
(rule-based)
Ketidakpahaman
ketidakpatuhan
dan
pasien
dalam
ketidakpatuhan
sendiri serta adanya dampak negatif
terhadap kualitas hidup.
menjalankan terapi merupakan salah
Berdasarkan daftar 10 besar
satu penyebab kegagalan terapi. Hal
penderita penyakit pasien instalasi
ini
rawat
sering
kurangnya
disebabkan
pengetahuan
karena
jalan,
penderita
diabetes
dan
mellitus di RSUD. Dr. H. Moch.
pemahaman pasien tentang obat dan
Ansari Saleh selama tahun 2013
segala sesuatu yang berhubungan
menempati peringkat ketiga dengan
dengan
untuk
jumlah pasien sebesar 3.740 orang
terapinya. Akibat dari ketidakpatuhan
dengan persentase 15,88% dan pada
dan ketidaktahuan pasien terhadap
tahun
terapi atau penggunaan obat yang
dengan jumlah pasien 5.980 orang
diberikan
dengan persentase 16,43%
penggunaan
antara
obat
lain
adalah
2014
terjadi
peningkatan
yang
kegagalan terapi, terjadinya resistensi
menempati peringkat kedua setelah
antibiotika dan yang lebih berbahaya
hipertensi pada penyakit terbesar di
adalah terjadinya toksisitas (Depkes,
instalasi rawat jalan RSUD. Dr. H.
2007)
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Hasil penelitian yang telah
Dari
keterangan
tersebut
dilakukan Sartunus dkk (2015) dari
dilakukan
78 orang responden didapatkan data
hubungan antara pengetahuan dengan
bahwa mayoritas tingkat pengetahuan
kepatuhan
pada penelitiannya masih rendah
insulin pada pasien Diabetes Mellitus
12
penelitian
perlu
tentang
mengetahui
penggunaan
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016
Riza Alfian
di Poli Penyakit Dalam RSUD. Dr. H.
wawancara dan mengisi kuesioner
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
pengetahuan
tentang
penggunaan
insulin dan kuesioner kepatuhan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
Morisky Medication Adherence Scale
desain cross sectional yang bersifat
(MMAS). Uji pendahuluan untuk
prospektif
mengetahui
menentukan validitas dan reliabilitas
hubungan antara pengetahuan dan
kuesioner dilakukan pada 30 pasien.
kepatuhan penggunaan insulin pada
Kuesioner dinyatakan valid karena
pasien diabetes mellitus rawat jalan di
nilai R hitung lebih besar dibanding
poliklinik penyakit dalam Rumah
nilai R tabel yang dipersyaratkan.
Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh
Nilai uji realibilitas Cronbach alpha
Banjarmasin. Sampel yang memenuhi
kuesioner pengetahuan setelah diuji
kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah
adalah 0,650 dan kuesioner kepatuhan
52 pasien. Sampel diambil dengan
0,645
menggunakan
kuesioner
untuk
metode
purposive
sampling. Kriteria inklusi dalam
mengindikasikan
yang
akan
bahwa
digunakan
dalam penelitian ini sudah reliabel.
Data yang diperoleh dianalisis
penelitian ini adalah pasien usia 18-65
diabetes
dengan SPSS 18.00 dan data hasil
mellitus, mendapatkan terapi insulin,
analisis ditampilkan dalam mean ±
minimal telah menggunakan satu pen
standar
insulin
dianggap secara statistika signifikan.
tahun
dengan
dan
diagnosa
bersedia
mengikuti
penelitian dengan mengisi informed
consent. Kriteria eksklusinya adalah
deviasi.
Nilai
P
<0,05
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini diawali dengan
pasien yang mengalami ketulian dan
pengumpulan
buta
yang
pasien yang didapatkan dari lembar
distribusi
penilaian kesehatan pasien dan data
huruf.
digunakan
Uji
adalah
statistik
uji
frekuensi dan uji korelasi Spearman.
data
karakteristik
klinik yang didapatkan dari rekam
Data penelitian dikumpulkan
medis pasien. Karakteristik data
pada periode Desember 2015 sampai
subjek penelitian seperti tersaji pada
Januari 2016. Pengumpulan data
tabel I. Berdasarkan data karakteristik
dilakukan
pasien, dapat dilihat bahwa mayoritas
dengan
melakukan
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
13
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016
Riza Alfian
subyek penelitian adalah perempuan
pasien (32,70%). Tingkat pekerjaan
sebesar
didominasi oleh pasien tidak bekerja
33
pasien
(63,46%)
sedangkan laki laki hanya 19 pasien
sejumlah
(36,54%).
paling
Kategori lama penggunaan insulin
mendominasi adalah pada rentang
didominasi oleh pasien yang telah
usia lebih dari 50 tahun yaitu 34
menggunakan insulin selama satu
pasien (65,38%). Pendidikan pasien
sampai lima tahun dengan jumlah 26
didominasi oleh pendidikan tingkat
pasien (50,00%).
Usia
yang
26
pasien
(50,00%).
Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 17
Tabel I. Karakteristik pasien diabetes mellitus
Sampel
Karakterisrik Pasien
Jenis Kelamin
Usia (tahun)
Pendidikan
Pekerjaan
Penggunaan Insulin
Laki – laki
Perempuan
0 – 50
> 50
Tidak Sekolah
SD
SLTP
SLTA
PT
PNS
Wiraswasta
Tidak Bekerja
< 1 tahun
1-5 tahun
6-10 tahun
> 10 tahun
(N= 52)
19
33
18
34
3
10
7
15
17
11
15
26
20
26
5
1
%
36, 54
63, 46
34, 62
65, 38
5,77
19,23
13,46
28,85
32, 70
21, 15
28,85
50,00
38,46
50,00
9,61
1,92
Tabel II. Presentase tingkat pengetahuan
Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah (n=52)
3
16
33
%
5,77
30,77
63,46
Tabel III. Presentase tingkat kepatuhan
Kepatuhan
Rendah
Sedang
Tinggi
14
Jumlah (n=52)
21
23
8
%
40,38
44,24
15,38
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016
Berdasarkan
hasil
Riza Alfian
yang
anti diabetes mellitus yang bekerja
terlihat pada tabel II, pasien dengan
dengan onset yang cepat. Apabila
tingkat
terjadi kesalahan pada dosis maka
pengetahuan
tentang
penggunaan insulin kategori kurang
akan
sejumlah 3 pasien (5,77%), tingkat
Apabila terjadi kelebihan dosis maka
pengetahuan cukup sejumlah 16
pasien akan langsung mengalami
pasien (30,77%), dan kategori yang
kondisi
mendominasi tingkat penegtahuan
membahayakan dan apabila terjadi
pasien adalah tingkat pengetahuan
kekurangan dosis maka kadar gula
baik sejumlah 33 pasien (63,46%).
dalam darah tetap akan bertahan pada
Pengetahuan
memegang
terjadi
dua
kemungkinan.
hipoglikemik
level
yang
tinggi.
yang
Pengetahuan
peranan penting untuk menunjang
mengenai waktu penggunaan insulin
keberhasilan terapi diabetes mellitus.
juga wajib dimiliki oleh pasien.
Pasien yang menjalani terapi diabetes
Insulin digunakan lima belas menit
mellitus
berbekal
sebelum makan dengan tujuan untuk
pengetahuan mengenai penyakit dan
menurunkan kadar glikemik darah
terapinya cenderung akan lebih bagus
yang akan mencapai puncak segera
luaran terapinya. Pasien diabetes
setelah selesai makan (Delamater,
mellitus selain mendapatkan terapi
2006).
dengan
anti diabetika oral juga mendapatkan
terapi
insulin.
penggunaan
menunjukkan bahwa pasien diabetes
insulin, pengetahuan pasien mutlak
melitus dengan tingkat kepatuhan
diperlukan terkait tujuan dan cara
rendah 21 pasien (40,38%), tingkat
penggunaannya. Pemahaman pasien
kepatuhan
yang salah dan tidak benar mengenai
(44,24%), dan tingkat kepatuhan
penggunaan
dapat
tinggi 8 pasien (15,38%). Kuesioner
yang
MMAS
menghambat
Pada
Hasil penelitian pada tabel III
insulin
proses
terapi
sedang
23
menyediakan
dijalani (Clark, 2004). Penggunaan
mengenai
kebiasaan
insulin juga memiliki efek berbahaya
berhubungan
dengan
apabila
kepatuhan.
pasien
salah
dalam
menggunakannya. Insulin adalah obat
pasien
informasi
yang
rendahnya
Kebanyakan
pasien
diabetes melitus mengabaikan akan
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
15
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016
Riza Alfian
pentingnya pengobatan anti diabetika
untuk
menggunakan insulin. Hal ini yang
glikemik darah agar senantiasa berada
mungkin
oleh
dalam rentang normal. Pasien yang
(contohnya
mendapatkan terapi insulin adalah
kelalaian atau terlupa), sengaja (tidak
pasien yang telah menjalani terapi
minum obat saat merasa penyakitnya
antidiabetika oral, tetapi antidiabetika
bertambah parah atau membaik), dan
oral tersebut dirasa masih belum
kurangnya
tentang
optimal untuk mencapai keberhasilan
tujuan
terapi yang diinginkan. Dengan kata
disebabkan
ketidaksengajaan
pengetahuan
diabetes
melitus
dan
pengobatannya (Alfian, 2015).
mempertahankan
kadar
lain, pasien yang mendapatkan terapi
Terapi insulin harus dijalani
insulin adalah pasien yang kondisi
dengan teratur, sama hal nya dengan
diabetes mellitusnya relatif lebih
terapi anti diabetika oral. Kepatuhan
parah dibandingkan dengan pasien
penggunaan
insulin
mutlak
yang hanya mendapatkan terapi anti
diperlukan
mengingat
tujuan
diabetika oral (Farsaei dkk, 2014).
penggunaan insulin sendiri yaitu
Tabel IV. Alasan Ketidakpatuhan
No
1
2
3
4
5
6
Alasan Ketidakpatuhan
Lupa
Sengaja tidak menggunakan
Kondisi lebih buruk
Terganggu oleh keharusan menggunakan
Kondisi lebih baik
Tidak nyaman dan bingung dengan kewajiban
penggunaannya
Jumlah
19
9
18
14
2
11
(%)
36,54
17,31
34,62
26,92
3,85
21,15
Tabel V. Hasil Uji Korelasi Pengetahuan dengan Kepatuhan
Variabel
Pengetahuan
r
p
Kepatuhan
0,243
0,082
Terdapat korelasi yang tidak
bermakna antara dua variabel
yang diuji dengan arah
korelasi positif dan kekuatan
korelasi rendah
Ket : p = signifikansi; r = korelasi
Ketidakpatuhan pengobatan
merupakan
16
salah
satu
penyebab
kegagalan terapi diabetes mellitus.
Ketidakpatuhan dalam menggunakan
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016
Riza Alfian
insulin dapat berdampak pada tidak
dengan
terkontrolnya kadar glikemik darah,
Berdasarkan hasil uji korelasi yang
lebih
menyebabkan
tertera pada tabel V didapatkan bahwa
kerusakan organ-organ tubuh seperti
korelasi antara pengetahuan dan
pembuluh darah, ginjal dan jantung
kepatuhan penggunaan insulin pada
(Alfian, 2015). Pada tabel IV dapat
pasien
dilihat
bermakna secara statistik. Hal ini
lanjut
dapat
berbagai
alasan
ketidak
kepatuhan
diabetes
pasien.
mellitus
tidak
patuhan pasien dalam menggunakan
mungkin
disebabkan
insulin. Alasan ketidakpatuhan pasien
banyaknya
faktor
tertinggi adalah lupa dan merasa
mempengaruhi
kondisi
setelah
dalam menggunakan insulin selain
menggunakan insulin. Alasan lupa
pengetahuan. Faktor lain yang dapat
memang adalah alasan yang paling
memiliki korelasi yang signifikan
lazim ditemukan pada pasien rawat
dengan
jalan. Alasan lupa harusnya dapat
insulin adalah tingkat keparahan
diminimalisis dengan menggunakan
penyakit
suatu
langsung dari tenaga kesehatan untuk
lebih
buruk
metode
pengingat
untuk
lain
yang
kepatuhan
pasien
kepatuhan
dan
menggunakan insulin.
Sebagai
KESIMPULAN
pasien
bisa
penggunaan
adanya
menggunakan insulin secara teratur.
contoh
karena
intervensi
menggunakan
alarm
untuk
Tingkat pengetahuan tentang
meningkatkan
kepatuhan.
Alasan
penggunaan insulin pasien diabetes
kondisi lebih buruk dapat disebabkan
mellitus didominasi oleh tingkat
karena cara penggunaan insulin yang
pengetahuan
salah. Apabila insulin digunakan
kepatuhan pasien didominasi oleh
dengan cara yang salah maka tidak
tingkat kepatuhan sedang. Korelasi
akan terjadi efek pengontrolan kadar
antara
glikemik darah (Raut dkk, 2014).
penggunaan
Secara
mengenai
teori,
pengobatan
pengetahuan
berkorelasi
baik
dan
pengetahuan
insulin
tingkat
tentang
dengan
kepatuhan tidak bermakna secara
statistika.
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
17
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 9-18, 2016
Riza Alfian
DAFTAR PUSTAKA
Abdulazeez, F.I., Omole, M., Ojulari,
S.L.,
2014,
Medication
Adherence Amongst Diabetic
Patients
in
a Tertiary
Healthcare Institution in
Central Nigeria, Tropical
Journal of Pharmaceutic al
Research; 1 3 (6): 997-1001
American Diabetes Association,
2015, Standards Of Medical
Care
IN
Diabetes-2015,
Diabetes Care., 38(1): S01S94.
Clark, M., 2004, Adherence to
treatment in patients with type
2 diabetes, Journal of
Diabetes Nursing Vol 8 No 10
Delamater, A.M., 2006, Improving
Patient Adherence, Clinical
Diabetes,
Volume
24,
Number 2
Depkes, 2007, Profil Kesehatan
Indonesia,
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia, Jakarta, Indonesia.
Ejeta, F., Raghavendra, Y., WoldeMariam, M., 2015, Patient
Adherence to Insulin Therapy
in Diabetes Type 1 and Type 2
in Chronic Ambulatory Clinic
of
Jimma
University
Specialized Hospital, Jimma,
Ethiopia,
International
Journal of Pharma Sciences
and Research, Vol. 6 No. 4
18
Farsaei, S., Radfar, M., Heydari, Z.,
Abbasi, F., Qorbani, M., 2014,
Insulin adherence in patients
with diabetes: Risk factors for
injection omission, Primary
care diabetes vol.2 no.1
IDF, 2013, IDF Diabetes Atlas Sixth
Edition, International
Diabetes Federation.
Perkeni,
2008,
Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia, Perkeni, Jakarta,
Indonesia.
Polonsky, W.H., Lawrence, F, Susan,
G, Leonel, F.C., Steven, V.E.,
2005, Psycological Insulin
Resistance In Patients With
Type 2 Diabetes, Diabetes
Care 28 No.10:2543-2545.
Raut, M.S., Balasubramanian, J.,
Anjana, R.M., Unnikrishnan,
2014, Adherence to insulin
therapy at a tertiary care
diabetes center in South India,
Journal of Diabetology; 1:4
Saturnus, R., Yessi, H., Jumaini,
2015, Hubungan Antara
Pengetahuan, Persepsi dan
Efektifitas Penggunaan Terapi
Insulin Terhadap Kepatuhan
Pasien Diabetes Mellitus tipe
II dalam Pemberian Injeksi
Insulin, JOM 2 No.1:699-707.
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Download