BAB5 PENUTUP 5.1. Simpulan 1. Tugas pokok dan fungsi

advertisement
BAB5
PENUTUP
5.1. Simpulan
1. Tugas pokok dan fungsi Inspektorat Daerah X berpedoman pada Pearturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) dan Peraturan Daerah Kabupaten X Nomor 26 Tahun
2008. PP Nomor 60 Tahun 2008 menyatakan bahwa Inspektorat Daerah
melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten yang
didanai
APBD. Peran dan fungsi pengawasan Inspektorat Daerah
Kabupaten X masih pada tataran mendeteksi kesalahan (detective control),
sedangkan untuk membantu mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan
(preventive control) dan mengarahkan atau mempertajam (directive
control) aktivitas operasional untuk mencapai tujuan atau target dan
sasaran yang telah ditetapkan belum terasa secara signifikan.
2. Auditor Inspektorat Kabupaten X masih berperan sebagai wacthdog,
belum sebagi katalis apalagi konsultan. Bobot terbesar peran auditor
internal adalah hams sebagai konsultan, kemudian katalis, dan dalam
jumlah bobot yang minimal auditor internal juga menjalankan perannya
sebagai watchdog.
3. Hasil pemeriksaan BPK-RI atas laporan keuangan Daerah Kabupaten X
menunjukkan adanya peningkatan jumlah nilai temuan dan jumlah nilai
111
112
kerugian negara pada tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun 2009.
Temuan hasil pemeriksaan BPK-RI tersebut menunjukkan bahwa
pelaksanaan tugas pengawasan Inspektorat Daerah belum efektif dan
efisien sebagaimana diamanatkan oleh peraturan dan perundang-undangan.
4.
Peran Inspektorat Daerah belum memadai sebagai quality assurances,
Inspektorat Daerah belum mampu mengarahkan aktivitas operasional
dalam pencapaian tujuan dan memberikan nilai tambah bagi Pemerintah
Daerah untuk mendorong terciptanya tata kelola yang baik, pengelolaan
risiko yang efektif, penciptaan lingkungan pengendalian yang memadai
disebabkan
oleh
belum
memadainya
a)
keselarasan
instrument
pengawasan pemerintah, b) kompetensi sumber daya manusia, c) saran a
dan prasarana d)Anggaran e) sifat kooperatif dan peran serta obyek
pemeriksaan
5.
Atas hasil temuan
BPK-RI menunjukkan bahwa dalam pengawasan
pengelolaan keuangan daerah Kabupaten X, peran Inspektorat Kabupaten
X
belum menciptakan prinsip akuntabilitas dan transparansi yang
memadai bagi pihak eksternal untuk pengambilan keputusan ekonomi
maupun politik.
5.2. Implikasi
erdasarkan pembahasan fungsi Inspektorat Daerah dalam menciptakan
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah Kabupaten X dapat
diberikan saran-saran kepada beberapa pihak sebagai berikut :
1. Bagi Inspektorat Daerah
113
Untuk revitalisasi peran Inspektorat Daerah sebagai katlais dalam memberikan
quality assurance, fasilitas dan agents of change bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten X, maka Inspektorat Daerah diharapkan : 1) meningkatkan
integritas, kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia , 2)
mempercepat
reformasi
APIP,
3)
meningkatkan
kualitas
koordinasi
komunikasi dan sinergitas pengawasan, 4) meningkatkan kualitas tata kelola
pengawasan.
2. Bagi Bupati Kabupaten X
Dengan terciptanya prinsip akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
keuangan daerah untuk mencapai good governace pada Pemerintah Daerah
Kabupaten X, diharapkan kepada Bupati Kabupaten X sesuai dengan
kewenangannya pada Peraturan Daerah No.
mengalokasikan anggaran
belanj a
25
tahun
2008
untuk
daerah pada program peningkatan
profesionalisme sumber daya manusia Inspektorat Daerah, peningkatan sarana
dan prasarana dalam mendukung pelaksanaan tugas Inspektorat Daerah.
3. Bagi Pemerintah Pusat
Untuk
menghindari
penyalahgunaan
wewenang
yang
disebabkan
ketidakselarasan instrumen pengawasan intern pemerintah atau tumpang
tindih peraturan perundang-undangan, diharapkan kepada Pemerintah Pusat
bersama dengan pihak yang terkait (DPR) untuk melakukan reformasi
terhadap peraturan perundang-undangan terhadap keberadaan Lembaga
Pemeriksa Keuangan Negara dan Daerah. Di samping melakukan reformasi
peraturan perundang-undangan pemerintah diharapkan dapat mendorong bagi
114
pihak ekstemal untuk berperan dalam penguatan pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan negara dan daerah.
5.3. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini dengan satuan kajian fungsi Inspektorat Daerah dalam
menciptakan akuntabilitas dan menciptakan akuntabilitas dan transparansi
pengeloaan keuangan daerah Kabupaten X, apabila dilakukan penelitian
dengan
satuan
kajian
pada Pemerintah Daerah
yang
berbeda
akan
menyebabkan perbedaan hasil penelitian yang disebabkan karena situasi dan
kondisi Pemerintah Daerah.
2. Hasil penelitian ini merupakan hasil analisis terhadap data pada tahun anggaran
2008 dan 2009, apabila dilakukan penelitian dengan satuan kajian dan pada
Pemerintah Daerah yang sama dengan menganalisis data tahun yang berbeda,
akan menyebabkan hasil penelitian yang berbeda.
3. Peran dan fungsi Inspektorat Daerah dalam menciptakan akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan daerah dapat dianalisis dengan pendekatan
teori yang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu yang pada saat
penelitian belum digunakan, apabila dilakukan penelitian dengan satuan kajian
dan Pemerintah Daerah yang sama namun dengan menggunakan pendekatan
teori yang berbeda akan menyebabkan perbedaan hasil penelitian.
Download