metode penelitian

advertisement
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Umum
Penulisan laporan skripsi ini memerlukan adanya suatu metode atau cara yaitu
tahapan–tahapan dalam memulai penulisan sampai selesai, sehingga penulisan skripsi
ini sesuai dengan jadwal. Pengumpulan data-data serta informasi diperoleh dari
instansi terkait maupun masyarakat guna dapat memperoleh hasil akhir. Selanjutnya
data-data tersebut dianalisis dan disusun secara sistematis.
Adapun metodologi pelaksanaan skripsi yang berjudul “Analisis Frekuensi
Debit Maksimum Menggunakan Distribusi Gumbel Di Bendung Katulampa” dapat
digambarkan dalam diagram alir pada Gambar 3.3.
3.2
Metode Pengumpulan Data
3.2.1
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari buku, jurnal,
dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan judul skripsi ini yang dapat
dijadikan sebagai referensi dalam menjalankan penelitian.
3.2.2
Pengumpulan Data
Dalam yang digunakan adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan lama
mmaupun kondisi terbaru Data ini diperoleh dari instansi yang terkait yaitu Pos
Pemantau Pintu Air Katulampa dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) CiliwungCisadane. Data tersebut meliputi :
 Data debit harian maksimum tahunan pada Pos Pemantau Pintu Air Katulampa
tahun 1990-2014 (25 tahun)
 Data stasiun hujan dan curah hujan harian dalam beberapa tahunan terakhir
pada catchment area Bendung Katulampa
 Data debit harian maksimum tahunan pada Pos Pemantau Pintu Air Depok
tahun 2004-2013 (10 tahun)
 Informasi Alat Ukur Tinggi Muka Air
 Peta Daerah Aliran Sungai Ciliwung
37
38
3.3
Lokasi Penilitian
3.3.1 Bendung / Pos Pemantau Air Katulampa
Objek penelitian pada skripsi ini adalah Bendung Katulampa, Bogor, Jawa
Barat (6°38'1.43"S 106°50'18.67"E 327). Bendung Katulampa saat ini menjadi
multifungsi untuk berbagai keperluan, diantaranya sebgaian Flood Warning System,
untuk peringatan debit banjir Jakarta. Aliran air pada bendung/pos ini adalah Daerah
Aliran Sungai (DAS) Ciliwung bagian hulu yang tersebar di wilayah Gunung
Pangrango hingga Bendung Katulampa. Selanjutnya data debit aliran dicatat di Pos
Pemantau Air Bendung Katulampa, Bogor. Peta lokasi pada gambar 1.1.
Pencatatan Tinggi Muka Air (TMA) pada pos ini menggunakan sistem manual
dengan cara visual membaca elevasi permukaan air sungai yang tertera pada dinding
bendung Katulampa yang sudah diberikan batas elevasinya. Tinggi muka air setiap
jam (tergantung dengan kondisi) diamati secara manual oleh operator dan dicatat pada
formulir yang tersedia.
Gadog
Gn. Mas
(Sumber: BPDAS Ciliwung-Cisadane, 2003)
Gambar 3.1 Wilayah DAS Ciliwung Hulu
39
3.3.2
Pos Pemantau Air Jembatan Panus Depok
Objek yang merupakan pembanding adalah debit pada Pos Pemantau Air
Jembatan Panus Depok, Jawa Barat (6°24'1.93"S 106°49'54.43"E 90). Pos ini
berlokasi di daerah DAS Ciliwung bagian tengah yang merupakan hilir dari
Katulampa. Bagian tengah Ciliwung ini sendiri seluas 94 km2. Peta lokasi pos ini dapat
dilihat pada gambar 3.2.
Pencatatan data tinggi muka air pada pos ini menggunakan sistem Telemetri.
Data diperoleh dari hasil pencatatan alat pengukur tinggi muka air AWLR (Automatic
Water Level Recorder), alat pengukur TMA digital. Data TMA direkam dalam bentuk
digital di komputer. Sistem operasi data telemetri merupakan cara mengakses,
menyimpan, mengedit dan mengcopy data-data yang berasal dari pengumpulan data
telemetri secara on-line.
3.4
Analisis Hidrologi
Data curah hujan dan debit merupakan data yang paling fundamental dalam
menganalisa frekuensi debit maksimum tahunan. Adapun langkah-langkah dalam
analisis hidrologi terdiri dari :
1. Metentukan besar debit dan hujan harian maksimum di hari yang sama untuk
tiap-tiap tahunnya data dengan menggunakan tipe Annual Maximum Series
2. Menentukan
curah
hujan
maksimum
harian
rerata
daerah
dengan
menggunakan Metode Thiessen
3. Memperoleh IDF Curve dan debit aliran sungai dari hasil curah hujan rerata
daerah dengan metode rasional
4. Menentukan analisa frekuensi debit maksimum pendekatan statistik
menggunakan metode :
 Distribusi Gumbel (berdasarkan hipotesa)
yang dibandingkan juga dengan metode :
 Distribusi Normal
 Distribusi Log Pearson III
5. Selanjutnya adalah pengujian kesesuaian distribusi, dengan menggunakan uji
Chi-Kuadrat dan Smirnov-Kolmogorov.
6. Membandingkan hasil perhitungan yang diperoleh dengan hasil pengukuran
langsung di lokasi.
40
7. Membandingkan hasil yang diperoleh di Bendung Katulampa dengan hasil
yang diperoleh di Jembatan Panus Depok.
8. Dari jenis distribusi yang terpilih dapat dihitung debit rencana berdasarkan
umur rencana dan tingkat risiko nya.
(Sumber: BBWS Ciliwung-Cisadane)
Gambar 3.2 Peta Daerah Aliran Sungai Ciliwung
41
Latar Belakang
Tujuan
Tinjauan Pustaka
Rencana Penelitian
Pengumpulan Data
Data Belum
Terpenuhi
Data Terpenuhi
Analisa Hubungan Curah
Hujan dan Debit
Analisa Distribusi
Frekuensi
Distribusi Normal
Distribusi Gumbel
 Uji Chi-Kuadrat
 Uji Smirnov-Kolomogorov
Perbandingan Hasil Pada
Daerah Berbeda
Perhitungan Debit Rencana
dengan Umur rencana
tertentu & Tingkat Risiko
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.3 Bagan Alir Penelitian
Distribusi Log
Pearson III
42
Download