Pola Komunikasi Organisasi dalam Menangani Konflik

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar
dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya
selalu berkeinginan untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai
berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Komunikasi berlangsung untuk
menjalin hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok
dengan kelompok.
Komunikasi menurut Rogers (Mulyana, 2001:60), yaitu proses dimana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Komunikasi menurut Miller (Mulyana, 2001:62), terjadi ketika suatu
sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang
disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke
dalam empat bentuk komunikasi yaitu komunikasi personal (personal
communication), komunikasi kelompok (group communication), komunikasi
organisasi (organizational communication), dan komunikasi massa (mass
communication).
1
Setiap hari manusia selalu berhubungan dengan organisasi. Mulai dari
lingkup terkecil, sampai yang terbesar. Apabila mereka tidak menghabiskan
sebagian besar waktu mereka sebagai anggota organisasi (pekerjaan, sekolah,
sosial, dan sebagainya), maka mereka dipengaruhi oleh organisasi, sebagai
nasabah, pasien, pelanggan, atau warga negara. Alasan orang mendirikan
organisasi untuk beberapa tujuan tertentu, yang hanya dapat dicapai lewat
tindakan yang harus dilakukan dengan persetujuan bersama.
Organisasi adalah salah satu sumber pendidikan yang memerlukan
komunikasi secara komunikatif. Menurut Preston1 yang dimaksud organisasi
adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok,
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Manusia membentuk
sebuah organisasi karena ingin bekerjasama dengan manusia yang lain untuk
memiliki tujuan yang sama.
Ciri organisasi adalah perilakunya terarah pada tujuan (goal-directed
behavior) yang berarti organisasi itu mengejar tujuan dan sasaran yang dapat
dicapai secara lebih efisien dan lebih efektif dengan tindakan yang dilakukan
bersama-sama (Gibson, 1997:3).
Manusia yang berperan dalam menjalankan sebuah organisasi
merupakan partisipan organisasi yang memberikan kontribusi kepada
organisasi untuk mencapai tujuan umum yang telah ditentukan. Komunikasi
1
Dunia Baca, 2011, http://duniabaca.com/pengertian-organisasi.html. Diunduh pada tanggal
4 November 2011 pukul 20.45
2
dalam sebuah organisasi sangat berperan penting dalam mewujudkan tujuan
organisasi. Komunikasi organisasi merupakan komunikasi antar manusia
(human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi. Komunikasi
organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat
hubungannya saling bergantung satu sama lain.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat tidak mengadakan jalinan
hubungan dengan manusia lain. Salah satu jalan penghubungnya adalah
komunikasi. Jadi komunikasi merupakan jiwa interaksi sosial dalam
kehidupan
bermasyarakat.
Begitupun
dalam
organisasi,
komunikasi
diperlukan untuk menjalin hubungan yang harmonis dan tukar menukar
informasi antara ketua organisasi dengan anggota organisasi atau sebaliknya
dari anggota organisasi dengan ketua organisasi dan antar sesama anggota
organisasi.
Jenis organisasi tidak hanya satu, ada organisasi pemerintah, semi
pemerintah, swasta, dan lain-lain. Sifatnya dari organisasi juga bermacammacam mulai dari pendidikan, kebudayaan, kemiliteran, keolahragaan,
perekonomian, pertanian, kesosialan, kesenian, dan sebagainya
Lingkup organisasi pun berbeda: internasional, nasional, regional,
lokal, bahkan lebih kecil lagi dari lingkupan lokal. Berdasarkan jenis yang
berbeda-beda tersebut, tentu saja memiliki bentuk komunikasi apa yang
berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan,
3
media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi
penghambat yang berbeda-beda pula (Gibson, 1997:3).
Dimensi komunikasi organisasi ada 2 (dua) jenis, yaitu komunikasi
internal dan komunikasi eksternal yang kemudian masing-masing dibagi
menjadi 2 (dua). Menurut Brennan (Effendy, 2006:113) komunikasi internal
adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam
suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan
atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) serta
pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau
jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung.
Secara internal, komunikasi organisasi dibagi secara vertikal yang
berarti komunikasi dari atas ke bawah ataupun sebaliknya, seperti pimpinan
memberikan
instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk,
informasi-informasi,
penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Lalu bawahannya
memberikan
laporan-laporan,
saran-saran,
pengaduan-pengaduan,
dan
sebagainya kepada pimpinan. Komunikasi secara horizontal ialah secara
mendatar, antara anggota, karyawan, dan sebagainya. Pada komunikasi
horizontal seringkali berlangsung tidak formal, berbeda dengan komunikasi
vertikal. Komunikasi organisasi secara internal, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
komunikasi personal dan kelompok. Komunikasi eksternal ialah komunikasi
antara pimpinan organisasi dengan khalayak diluar organisasi yang memiliki
4
hubungan timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan
dari khalayak kepada organisasi.
Komunikasi
organisasi
mempunyai
potensi
besar
dalam
pengembangan suatu organisasi. Komunikasi mutlak diperlukan dalam suatu
organisasi baik dalam hal bersifat teknis dalam suatu kerja seperti tingkat
kejelasan perintah atasan, tingkat kejelasan petunjuk kerja, penyampaian ideide gagasan, diskusi kerja, tingkat kejelasan pemberian laporan, sampai halhal yang bersifat hubungan informal seperti tingkat dukungan, penghargaan,
tingkat perhatian (empati), dan tingkat penghargaan.
Komunikasi yang dilakukan seringkali tidak banyak diperhatikan baik
kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya individu
yang terlibat dalam organisasi dengan berbagai sifat, kepribadian, perilaku
dan kebutuhan yang berbeda. Komunikasi dengan demikian memegang
peranan penting karena bagaimanapun juga kecakapan seseorang dalam
berkomunikasi menentukan langkah selanjutnya untuk berinteraksi.
Kurangnya
intensitas komunikasi yang terjadi di organisasi dapat
menjadi lahan yang subur bagi tumbuhnya konflik yang mengganggu
kelangsungan hidup organisasi. Baik komunikasi dalam perencanaan,
pelaksanaan dan operasional organisasi maupun dalam fungsi kontrol
(pengawasan). Koordinasi-koordinasi antar bagian organisasi mempunyai
peranan yang penting. Intensitas komunikasi yang terjalin dengan baik akan
menciptakan fungsi koordinasi yang optimal, saling pengertian diantara
5
anggota organisasi, kepercayaan dan kerjasama yang membawa pada
hubungan antar manusia yang harmonis. Selain itu akan menimbulkan
keyakinan positif dari anggota organisasi akan adanya perhatian dan
perlakuan yang baik dari rekan mereka dalam hubungan tugas maupun dalam
hubungan antar pribadi. Timbulnya keyakinan akan perhatian dan perlakuan
yang baik ini akan membuat anggota organisasi merasa diakui keberadaan dan
peranan mereka. Hal ini akan memunculkan sikap positif anggota organisasi
terhadap keberadaan organisasi.
Salah satu jenis organisasi kemahasiswaan adalah Himpunan
Mahasiswa Pecinta Alam (HMPA) Mitra Gahana. HMPA Mitra Gahana
adalah sebuah organisasi lembaga kemahasiswaan yang bernaung di bawah
bendera Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Mitra Gahana berasal dari bahasa jawa kuno, Mitra berarti kawan, sedangkan
Gahana berarti hutan belantara. Disadur secara bebas menjadi sahabat alam.
Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam (HMPA) Mitra Gahana berdiri pada
tanggal 4 Juli 1990 dan mampu bertahan menjadi salah satu organisasi yang
aktif di bawah bendera Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen
Satya Wacana sampai dengan sekarang.
Organisasi ini memiliki fokus ruang gerak di bidang kepecinta alaman
yang notabene berlandaskan pada asas kekeluargaan (Istilah Indonesia yang
sengaja diciptakan untuk memberi arti brotherhood). Jarang ada sebuah
instansi atau organisasi yang menggunakan asas itu karena sifat dan
6
perilakunya yang abstrak dan sulit untuk menemukan batasan riil tentang arti
kata "keluarga" tersebut. Mitra Gahana menggunakan asas tersebut
dimaksudkan bahwa setiap individu yang masuk ke dalamnya atau menjadi
anggota adalah orang yang benar-benar siap untuk "dianggap" sebagai
saudara, saudara disini maksudnya adalah bisa merasakan susah dan senang
bersama (dalam konteks organisasi dan keseharian umum).
Melihat dari asas yang dipergunakan, maka sifat dari keanggotaan
dalam organisasi ini adalah mengikat seumur hidup, maksudnya adalah di
manapun, kapanpun dan siapapun anggota Mitra Gahana adalah tidak terbatas
hanya saat berada di bangku perkuliahan2. Meski anggota Mitra Gahana sudah
lulus sekalipun orang-orang yang berada di dalamnya tetap "guyub rukun"
dan saling membantu bila ada kesulitan yang dialami oleh anggota.
Mitra Gahana mempunyai struktur yang menunjukkan hubungan
dengan lembaga sekitarnya. Mitra Gahana diposisikan dalam bidang
humanistik skill, dimana secara struktural setiap kegiatan yang dilaksanakan
harus diketahui dan dipertanggung jawabkan pada organisasi dan kepada aras
yang lebih tinggi yaitu fakultas dan universitas. Secara keorganisasian, Mitra
Gahana mempunyai susunan kepengurusan inti yang terdiri dari ketua,
sekretaris, dan bendahara. Selain itu Mitra Gahana didukung oleh beberapa
divisi yang semuanya diangkat oleh rapat anggota, yaitu
2
Divisi Rock
Inung, 2009, http://bukan-mapala.blogspot.com/2009/10/hmpa-mitra-gahana.html. Diunduh
pada tanggl 4 November 2011 pukul 20.30
7
Climbing yang berfungsi menangani dan mengkoordinasi kegiatan panjat
tebing,
Divisi
Hutan
Gunung
yang
berfungsi
menangani
dan
mengkoordinasi kegiatan perjalanan gunung dan hutan, Divisi Lingkungan
Hidup yang berfungsi mengadakan, mengkoordinasi penelitian, seminar
lingkungan
hidup,
juga
aktif
berperan
dalam
menumbuhkan
dan
mengembangkan kesadaran dalam mengelola lingkungan hidup, Divisi
Outbound yang berfungsi menangani dan mengkoordinasi kegiatan outdoor
training, dan Divisi Logistik yang bertugas mencatat, menyimpan dan
memelihara inventaris organisasi.
Keunikan lain dari Mitra Gahana adalah memiliki anggota dengan sifat
dan karakter yang berbeda satu sama lain. Akan tetapi anehnya dari perbedaan
itu, mereka bisa saling mengisi dan menutupi kelemahan masing-masing.
Begitu juga dengan ide-ide yang dikeluarkan, bila ada satu ide yang tercetus
dari salah satu orang, maka yang lain akan cenderung mencari kelemahan dari
ide tersebut yang sebenarnya adalah merupakan solusi terselubung, karena
dengan kita mengetahui kelemahan tersebut maka kita bisa memperbaikinya
dan menyempurnakannya.
Keberadaan organisasi Mitra Gahana bukan berarti tidak terlepas dari
konflik organisasi. Hal tersebut terungkap dari hasil wawancara peneliti
dengan Herlif Takaria sebagai berikut 3:
3
Hasil wawancara dengan Herlif Takaria penggurus aktif Mitra Gahana Pada Tanggal 3
Februari 2012
8
“Konflik yang sekarang ini sering muncul ketika kegiatan di lapangan
maupun diksar dan banyak terjadi karena kurang puasnya senior atas
teknis kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus saat ini sehingga
terkadang menimbulkan konflik bahkan sampai dengan perpecahan di
anggota organisasi sendiri.”
Namun dari permasalahan yang telah diungkapkan, organisasi Mitra
Gahana ini mampu bertahan sampai dengan sekarang, dan tidaklah mudah
bagi sebuah organisasi mampu bertahan sampai dengan lebih dari 20 tahun.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: Pola Komunikasi Organisasi dalam Menangani
Konflik (Studi Pada Organisasi Himpunan Pecinta Alam Mitra Gahana
Universitas Kristen Satya Wacana).
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana pola komunikasi organisasi dalam menangani konflik di
organisasi Himpunan Pecinta Alam Mitra Gahana Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga ?”
1.3.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi organisasi dalam
menangani konflik di organisasi Himpunan Pecinta Alam Mitra Gahana
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
9
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang komunikasi dalam organisasi dan dapat
membantu penelitian lain yang berkaitan dengan komunikasi
organisasi.
1.4.2. Secara Praktis. Hasil penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan
penulis dalam berpikir ilmiah dan sistematis ketika mengamati
fenomena yang ada disekitarnya. Juga dapat menambah wawasan dan
berguna sebagai bahan masukan bagi sesama rekan mahasiswa serta
dapat memberikan manfaat bagi para peminat dunia organisasi, serta
dapat menjadi rujukan bagi mahasiswa yang sudah berkecimpung
dalam organisasi, khususnya organisasi bidang Pecinta Alam.
1.5.
Konsep Batasan Penelitian
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas
sehingga peneliti dapat terarah dengan baik sesuai tujuan maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti. Penelitian ini dibatasi pada pola
komunikasi organisasi dengan teori De Vito. Konflik disini adalah konflik
antara individu yang biasanya diakibatkan dari perbedaan kepribadian dan
tekanan-tekanan karena peranan dan konflik antara individu dan kelompok
yang sering timbul karena tekanan kelompok-kelompok terhadap anggotanya
untuk menyesuaikan diri dengan norma yang berlak
10
Download