pengelolaan lahan berkelanjutan pengelolaan

advertisement
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
AL
PENGELOLAAN LAHAN BERKELANJUT
BERKELANJUTAN
UNTUK
UN
NTUK M
MENDUKUNG
EN
NDUKUNG K
KETAHANAN
PANGAN NASIONAL
Diselenggarakan atas Kerjasama:
Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) Komda Aceh
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh
Di Gedung Academic Activity Center (AAC) Dayan Dawood
Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 16 – 17 September 2014
Editor:
Syakur
Suwardi
Fikrinda
Manfarizah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
AL
PENGELOLAAN LAHAN BERKELANJUTA
BERKELANJUTAN
UNTUK
K MENDUKUNG KETAHA
KETAHANAN
PANGAN NASIONAL
Diselenggarakan atas Kerjasama:
Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) Komda Aceh
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Aceh
Di
Gedung Academic Activity Center (AAC) Dayan Dawood
Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 16 – 17 September 2014
Editor:
Syakur
Suwardi
Fikrinda
Manfarizah
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
AL
PENGELOLAAN LAHAN BERKELANJUTAN
UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
Penerbit:
SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS
Kampus Universitas Syiah Kuala
Darussalam, Banda Aceh 23111
ACEH-INDONESIA
Telp. 0651-7552440
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang;
dilarang memperbanyak, menyalin, merekam sebagian
atau seluruh buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun
tanpa izin tertulis dari penerbit
ISBN: 978-602-1270-17-2
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Prosiding Seminar Nasional:
Pengelolaan Lahan Berkelanjutan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional /
Syakur [et al.] – Banda Aceh: Syiah Kuala University Press, 2015.
Xv, 400 p.; ilus. 20 cm
Bibliografi
ISBN: 978-602-1270-17-2
Dicetak di Banda Aceh, Indonesia
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Kata Sambutan Ketua Panitia
BIDANG KONSERVASI TANAH DAN AIR
Potensi dan Keberlanjutan Budidaya Padi Sawah di Lahan Gambut Pantai Timur
Sumatera Utara, Abdul Rauf dan Rahmawaty
1
Pengaruh Aplikasi Hidrogel Terhadap Beberapa Karakteristik Tanah, Abraham
Suriadikusumah
9
Pertanian Terpadu Berbasis Rambutan Menunjang Pertanian Berkelanjutan di
Lahan Kering, Bachrul Ibrahim, Muh. Jayadi, dan Asmita Ahmad
17
Aliran Permukaan, Erosi dan Kadar Hara Sedimen akibat Tindakan Konservasi
Tanah Vegetatif pada Pertanaman Kelapa Sawit, Zahrul Fuady, Halus Satriawan,
dan Nanda Mayani
27
Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah Terdegradasi di Kabupaten Belitung
Timur, D. Subardja, Erna Suryani, dan A. Kasno
36
Efek Salinitas pada Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah di
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Wan Arfiani Barus, Abdul
Rauf , B. Sengli J. Damanik(Ϯ), dan Rosmayati
47
Panen Air Hujan Menggunakan Rorak dan Saluran Resapan dalam Pengelolaan
Lahan Pala Berkelanjutan Kabupaten Aceh Selatan, Fachruddin, Mustafril, Budi
Indra Setiawan, dan Prastowo
54
Analisis Kualitas Tanah yang Telah Mengalami Konversi Lahan Menjadi Lahan
Industri Batu Bata di Kabupaten Serdang Bedagai, Muhammad Rizwan, dan Abdul
Rauf
65
Pengaruh Kadar Air terhadap Dekomposisi Bahan Gambut, Putri Oktariani, G.
Djajakirana, dan B. Sumawinata
73
Akumulasi Logam Berat dan Respon Tanaman Padi terhadap Ameliorasi Gambut
Dengan Dregs, Nelvia
80
Manajemen Restorasi Rawa Tripa di Provinsi Aceh, Hairul Basri dan Ahmad Reza
Kasuri
88
Manajemen Lahan dalam Konteks Tataguna pada Pembukaan Lahan Transmigrasi
di Gampong Owaq Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah, Zulkifli Nasution,
Ichwana, Ashfa, dan Kansih Sri Hartini
99
BIDANG BIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI TANAH
Pengaruh Pemberian Azospirillum Sp. Menggunakan Carrier Kompos dan Pupuk
Urea dalam Meningkatkan Serapan Nitrogen serta Pertumbuhan Tanaman Tebu
(Saccharum officinarum L.), Wanda Syahdul Haq, Sarifudin, dan T. Sabrina
109
Peningkatan Ketahanan Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) terhadap
Cekaman Air Melalui Penggunaan Va-Mikoriza Di Rumah Kasa, Asmarlaili Sahar
Hanafiah, T. Sabrina, Diana Sofia Hanafiah dan Yossi C Manurung
118
Dampak Pemupukan Nitrogen Terhadap Hama Penggerek Batang dan Pelipat
Daun Padi, Hendrival
125
Pengaruh Gulma Siam Terhadap Kandungan Bahan Organik Tanah dan
Pertumbuhan Sawi di Entisol, Fikrinda dan Nazir Akhmad
134
Pemanfaatan Kompos Jerami Dan Biochar pada Dosis Pupuk NPK yang Berbeda
untuk Meningkatkan Kesehatan Tanah dan Hasil Tanaman Padi Berbasis
Teknologi IPAT-BO, Ania Citraresmini, Bobby Clinton Siregar, Emma Trinurani
Sofyan, Tien Turmuktini dan Tualar Simarmata
142
Seleksi Isolat-Isolat Bakteri Pelarut Kalium dan Pemanfaatannya dalam
Penyediaan Kalium untuk Pertumbuhan Tanaman, Diyan Herdiyantoro, Mieke
Rochimi Setiawati, dan Ridha Hudaya
152
Efek Residu Pupuk Organik dan Penambahan Pupuk Anorganik terhadap Sifat
Kimia dan Biologi Tanah pada Lahan Sawah Tadah Hujan, Elli Afrida, Abdul Rauf,
Hamidah Hanum, dan Didik Harnowo
160
Kandungan P Tanah dan Pertumbuhan Jagung yang Dipengaruhi Oleh Aplikasi
Mikroba Pelarut Fosfat dan Pupuk P pada Tanah Marginal, Betty Natalie Fitriatin,
Anny Yuniarti, dan Tien Turmuktini
167
Seleksi Isolat Bakteri Penambat N2 Asal Tanah dan Tanaman Padi Sawah dalam
Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan N Planlet Padi Sawah, Mieke
Rochimi Setiawati, Pujawati Suryatmana, dan Diyan Herdiyantoro
175
Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L) Merr ) pada Ultisol Yang
Diinokulasi dengan Rhizobakteri Penghasil Fitohormon IAA, Agustian, Muthia
Oktaviana, dan Lusi Maira
182
Dampak Inkubasi Kombinasi Kompos Jerami dan Biochar pada Berbagai Dosis
Pupuk NPK terhadap C-Organik dan Populasi Mikroba Tanah serta Hasil Tanaman
Padi Berbasis Teknologi Budidaya IPAT-BO, Ania Citraresmini, Ivan Ezer Barus,
Yuliati Machfud, dan Tualar Simarmata
190
BIDANG KESUBURAN TANAH
Biochar dan Kompos Memperbaiki Sifat Kimia dan Biologi Tanah Andisol pada
Dataran Tinggi Aceh Tengah, Sufardi, Muyassir, dan Darwin Efendi
201
Ameliorasi Air Laut Untuk Tanah Gambut Dataran Rendah Sumatera, Sarifuddin,
Zulkifli Nasution, A. Rauf dan B. Mulyanto
213
Fosfor Total, P Tersedia Tanah dan Serapan P Tanaman Jagung akibat Pemberian
Kompos Sampah Pasar dan Pupuk Fosfat pada Fluventic Eutrudepts, Yusra
221
Formula Pupuk untuk Lahan Padi Sawah Tercemar Kadmium dan Timbal, Rija
Sudirja, Benny Joy, Santi Rosniawaty, Ade Setiawan, dan Dadang Supriatna
230
Pengaruh Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Abu Vulkanis yang Dikapur
serta Produksi tanaman gandum (Triticum aestivum L.) Di Alahan Panjang,
Syafrimen Yasin, Irfan Suliansyah, Gusnidar, Juniarti, dan Irwan Darfis
239
Peningkatan Fosfat Larut dari Batuan Fosfat dengan Campuran Limbah Cair
Industri Tapioka dan Asam Sulfat pada Waktu Inkubasi Berbeda, Ainin Niswati,
Riana Maulida, Abdul Kadir Salam, dan Sri Yusnaini
248
Peningkatan Kualitas Limbah Cair Agroindustri Nanas dengan Penambahan
Limbah Kepala Udang sebagai Bahan Dasar Pembuatan Pupuk Organik Cair, Sri
Yusnaini, Ainin Niswati, dan Udin Hasanudin
256
Dinamika Respirasi Tanah Selama Pertumbuhan Tanaman Jagung Akibat
Pemberian Kombinasi Biomassa Azolla dan Pupuk Urea, Dermiyati, Tia Amendia
Putri, Ainin Niswati dan Sri Yusnaini
262
Hasil Dan Kadar Gula Jagung Manis Dengan Aplikasi Pupuk Hayati dan berbagai
Sumber Pupuk P , Asritanarni Munar, Alridiwirsah, dan Dani Prayoga
271
Keragaman Genetik Padi Lokal Aceh Toleran Nitrogen Rendah, Bakhtiar,
Muyassir, dan Chairunas
278
Respons Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Terhadap Intensitas
Cahaya Rendah, Taufan Hidayat , Zaitun, Hasanuddin
285
BIDANG KLASIFIKASI TANAH DAN EVALUASI LAHAN
Karakterisasi Ultisol Di Perkebunan Kelapa Sawit PTPN I Pulau Tiga Aceh Tamiang,
Teti Arabia, Ashabul Anhar, Fikrinda, dan Noor Faiqoh Mardatin
291
Karakteristik dan Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Jagung (Zea mays L.) di Daerah
Tropika Basah Sulawesi Selatan, Risma Neswati, Christianto Lopulisa, dan
Hernusye Husni
301
Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Memetakan Daya Dukung Lahan
Permukiman di Banda Aceh, Indonesia, Muhammad Rusdi, Ruhizal Roosli, dan
Mohd Sanusi S. Ahamad
309
Evaluasi Kemampuan Lahan untuk Pertanian di Sub Das Krueng Sieumpo Aceh,
Halus Satriawan, Erwin Masrul Harahap, Rahmawaty, dan Abubakar Karim
317
Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah sebagai Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan di Kabupaten Aceh Selatan, Mustafril
327
Fluks CO2 Andisol dari Tanaman Hortikultura di Bogor Jawa Barat, Jon Hendri,
Suwardi, Basuki Sumawinata, dan Dwi Putro Tejo Baskoro
337
Analisis Sumberdaya Lahan Kakao Rakyat Dengan Mengintegrasikan Komunitas
Fauna Tanah, Hasbullah Syaf dan Laode Muhammad Harjoni Kilowasid
347
Karakteristik Kimia dan Total Elemental Oksida Abu Vulkanis Gunung Sinabung
Kabupaten Karo Pasca Erupsi Januari 2014, Dian Fiantis, Shamshuddin Jusop, dan
Eric Van Ranst
356
Penilaian Potensi Lahan Berdasarkan Analisis Kemampuan Lahan di Kecamatan
Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar, Manfarizah, Syamsidah Djuita, dan Abubakar
Karim
365
Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Manggis di Kecamatan
Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar, Syamsidah Djuita, Zainabun, dan
Syakur
374
Daftar Peserta Seminar Nasional Pengelolaan Lahan Berkelanjutan untuk
Mendukung Ketahanan Pangan Nasional, Kerjasama HITI Komda Aceh, Fakultas
Pertanian Universitas Syiah Kuala dan Bappeda Aceh, Tanggal 16 – 17 September
2014 Di Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
384
PENILAIAN POTENSI LAHAN BERDASARKAN ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN
DI KECAMATAN LHOK NGA KABUPATEN ACEH BESAR
Manfarizah, Syamsidah Djuita, dan Abubakar Karim
Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK
Konflik penggunaan lahan dapat terjadi akibat dari adanya benturan kepentingan antar
sektoral,dan pembangunan karena pertambahan penduduk. Konflik penggunaan lahan tersebut
misalnya perubahan lahan sawah, tegalan, hutan, menjadi daerah pemukiman, pertokoan,
perkantoran, jalan dan sarana perhubungan. Sehingga diperlukan perencanaan secara terpadu.
Untuk mendukung perencanaan tersebut, Evaluasi kemampuan lahan merupakan salah satu
upaya untuk memanfaatkan lahan sesuai dengan potensinya. Penilaian potensi lahan sangat
diperlukan terutama dalam rangka penyusunan kebijakan, pemanfaatan lahan dan pengelolaan
lahan secara berkesinambungan. Untuk menyusun kebijakan tersebut sangat diperlukan petapeta yang salah satunya adalah peta kemampuan lahan. Analisis dan evaluasi kemampuan lahan
dapat mendukung proses dalam penyusunan rencana penggunaan lahan di suatu wilayah yang
disusun dengan cepat dan tepat sebagai dasar pijakan dalam mengatasi benturan pemanfaatan
penggunaan lahan/sumberdaya alam
PENDAHULUAN
Perubahan fungsi tata guna lahan dan perambahan hutan yang sering muncul di berbagai
wacana, menuntut pemerintah dan masyarakat untuk segera menindak lanjuti dengan
tindakan nyata. Tindakan nyata tersebut tentu saja harus disertai dengan perencanaan yang
matang dari berbagai aspek. Salah satu aspek yang menonjol dalam hal ini adalah aspek
pengelolaan lahan. Dalam perencanaan pengelolaan lahan, informasi yang dibutuhkan salah
satunya adalah tentang potensi lahan dan kesesuaiannya untuk jenis tanaman tertentu.
Informasi ini diperlukan terutama untuk menentukan kegiatan atau jenis konservasi tanah
yang harus dilakukan adalah perencanaan pengembangan wilayah.
Perencanaan pengembangan wilayah merupakan satu langkah untuk mendapatkan pola
penggunaan lahan yang sesuai dengan yang diinginkan. Perencanaan merupakan semua
persiapan untuk melakukan suatu kegiatan agar hasil yang diharapkan tercapai dengan baik.
Persiapan ini dapat berupa penyediaan alat atau bahan, ataupun dengan menentukan metode
atau langkah (Hardjowigeno,dkk. 1999)
Pola penggunaan lahan yang tidak sesuai mengakibatkan penyalahgunaan lahan disuatu
wilayah tanpa mempertimbangkan tata cara dalam prosedur kesesuaian lahan.
Kesesuaian lahan (land suitability) adalah gambaran tingkat tingkat kecocokan suatu lahan
untuk menentukan pola penggunaan lahan yang paling sesuai dengan kemampuannya
sehingga dapat dicapai penggunaan lahan yang lestari dan menguntungkan (Sitorus, 1985).
Kerangka dasar evaluasi lahan adalah karakteristik sumber daya yang ada pada lahan tersebut.
Sebagai dasar pertimbangan utama dalam prosedur evaluasi adalah kenyataan bahwa
berbagai aspek sesuai dengan rencana peruntukan yang sedang dipertimbangkan.
365
Meningkatnya kebutuhan lahan dan langkanya lahan-lahan yang subur dan potensial
menimbulkan persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan non pertanian.
Konflik penggunaan lahan dapat terjadi akibat dari adanya benturan kepentingan antar
sektoral, dan pembangunan oleh pertambahan penduduk. Konflik penggunaan lahan tersebut
misalnya perubahan lahan sawah, tegalan, hutan, menjadi daerah pemukiman, pertokoan,
perkantoran, jalan dan sarana perhubungan. Oleh karena itu diperlukan upaya perencanaan
secara terpadu, seperti rencana umum tata ruang. Untuk mendukung upaya perencanaan
tersebut sangat diperlukan data sumberdaya alam, teknik analisis dan pengolahan data yang
tepat dan cepat dan model pendekatan perencanaan.
Evaluasi kemampuan lahan merupakan salah satu upaya untuk memanfaatkan lahan
(sumberdaya lahan) sesuai dengan potensinya. Penilaian potensi lahan sangat diperlukan
terutama dalam rangka penyusunan kebijakan, pemanfaatan lahan dan pengelolaan lahan
secara berkesinambungan. Untuk menyusun kebijakan tersebut sangat diperlukan peta-peta
yang salah satunya adalah peta kemampuan lahan. Analisis dan evaluasi kemampuan lahan
dapat mendukung proses dalam penyusunan rencana penggunaan lahan di suatu wilayah yang
disusun dengan cepat dan tepat sebagai dasar pijakan dalam mengatasi benturan
pemanfaatan penggunaan lahan/sumberdaya alam. (Winoto J. 1997)).
Kecamatan Lhok Nga merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Besar,
yang potensi lahannya cukup baik, namun pasca tsunami banyak penggunaan tanah yang
berubah terutama lahan-lahan pertanian menjadi non pertanian. Perubahan penggunaan
lahan yang tadinya merupakan lahan pertanian subur sebagai lahan yang diandalkan untuk
menopang kebutuhan bahan makanan seperti padi, ubi-ubian, tanaman perkebunan, sayursayuran, buah-buahan dan sebagainya. Dengan demikian masalah utama adalah yang
berkaitan dengan perencanaan penggunaan lahan dan benturan kepentingan di berbagai
sektor yang terkait dengan potensi lahan.
Selain itu juga adanya variasi kondisi bentang lahan sangat berpengaruh pada kelas
kemampuan lahan di suatu bentang lahan, dan oleh karena itu penggunaan lahannya juga
bervariasi. Untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan penggunaan
lahan, kemampuan lahan dan konflik penggunaan lahan maka diperlukan model evaluasi dan
perencanaan penggunaan lahan secara umum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan kemampuan lahan untuk penilaian potensi
lahan dan perencanaan penggunaan lahan secara umum dengan menggunakan pendekatan
bentuk lahan dan potensi wilayah di Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar, penelitian ini
dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2013.
Bahan–bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah (1) Peta Administrasi
Kabupaten Aceh Besar, skala 1 : 100.000, Bappeda Aceh Besar, (2) Peta Rupa Bumi Indonesia
(RBI) skala 1 : 100.000, yang dikeluarkan Bakosurtanal, (3) Peta Penggunaan Lahan Kecamatan
Lhok Nga skala 1 : 100.000, yang dikeluarkan BPN Aceh Besar, (4) Alat-alat yang digunakan
dalam pelaksanaan penelitian ini adalah (1) Satu ( 1 ) perangkat PC, Scanner, Printer, (2)
366
Software ArcGIS Dekstop versi 9.3 untuk membantu menganalisis dalam pengukuran
perubahan pengunaan lahan, (3) GPS (Global Positioning System) yang digunakan untuk
melakukan groundcheck dan (4) Kamera digital dan alat tulis menulis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang
tujuannya untuk mendeskripsikan apa-apa yang terlihat di lapangan, mencatat, melakukan
analisis terhadap berbagai data dan informasi yang didapat dari survei lapangan dengan
bantuan alat GPS.
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan langkah yang dilakukan seperti
pendayagunaan SIG yang terbagi dari dua kegiatan, yaitu Inventarisasi Sumber Daya Lahan
(ISDL) sebagai masukan data (data entry) dan pendayagunaan SIG dengan menggunakan data
ISDL tersebut untuk klasifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan. Berdasarkan dua jenis
kegiatan tersebut, maka prosedur pendayagunaan SIG untuk klasifikasi kemampuan dan
kesesuaian lahan dapat dirinci menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap survei
lapangan dan pengumpulan data penunjang, serta tahap analisa klasifikasi. Tahap persiapan
dan survei lapangan yang disertai pengumpulan data penunjang merupakan kegiatan ISDL,
sedang tahap analisa klasifikasi merupakan kegiatan pendayagunaan SIG untuk klasifikasi
kemampuan dan kesesuaian lahan.
Pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, baik data spasial maupun data
non spasial yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait seperti Bappeda Kabupaten Aceh
Besar, Badan Pertanahan Kabupaten Aceh Besar dan Kantor Kecamatan Lhok Nga seperti (1)
Data spasial : peta Administrasi Kabupaten Aceh Besar, peta Rupa Bumi Indonesia, peta
Penggunaan tanah Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar, dan (2) Data non spasial : data
penggunaan tanah 2009 dan 2012/2013 (eksisting), data iklim, data jenis tanah, data topografi,
data kependudukan dan mata pencarian penduduk di Kecamatan Lhok Nga.
Pembatasan unit lahan dilakukan melalui penafsiran citra, baik foto udara maupun citra satelit.
Penafsiran foto udara atau klasifikasi citra satelit pada tahap persiapan dititik beratkan untuk
membatasi satuan lahan yang mempunyai karakteristik fisik yang sama. Dalam hal ini
digunakan satuan bentuk lahan (landform). Hasil dari tahap ini akan menjadi masukan data
yang berupa data grafis pada SIG. Satuan lahan ini selanjutnya dapat digunakan untuk
referensi batas petak, sehingga setiap petak akan mempunyai karakteristik fisik yang sama.
Prosedur pembatasan unit lahan dapat diuraikan sebagai berikut (1) Persiapan : Peta Rupa
Bumi sebagai peta dasar skala 1:100.000, peta lereng, peta jenis tanah dan peta penggunaan
tanah skala 1:100.000 untuk mendapatkan peta kerja, (2) Identifikasi Lokasi : sesuai
perencanaan penelitian dengan penandaan gambaran yang mudah ditentukan, sesuai
penggunaan tanah saat ini, (3) Delineasi Unit Lahan : Batasi tiap-tiap satuan bentuk lahan
(landform unit). Setiap satuan bentuk lahan dibagi lagi menjadi beberapa unit berdasarkan
keseragaman kemiringan lereng. Unit yang ada dibagi lagi berdasarkan jenis tanaman, satuan
terkecil yang diperoleh tersebut merupakan unit lahan yang akan dinilai parameter-parameter
fisik lahannya, dan (4) Transfer Batas Unit Lahan ke Peta dasar, hasil penafsiran foto udara
ditransfer ke peta dasar. Peta dasar yang digunakan sebagai peta kerja skala 1 : 50. 000
Parameter fisik yang dikumpulkan dalam inventarisasi sumber daya lahan terdiri dari (1) Aspek
Lahan : Bentuk lahan, Kemiringan lereng, Kondisi drainase, (2) Aspek Tanah : Jenis tanah,
367
Kedalaman efektif, Sifat fisik tanah, Keasaman tanah, (3) Kondisi Erosi : Prosentase lahan
tererosi dalam satu satuan lahan, (3) Aspek Tanaman : Jenis tanaman dan (5) Aspek Iklim :
Rata-rata hujan setahun (dari rekaman data 10 tahun terakhir) – Jumlah bulan basah dalam
setahun – Jumlah bulan kering dalam setahun.
Berdasarkan hasil analisis yang diamati, dapat diambil kesimpulan untuk merencanakan
keadaan peruntukan lahan untuk masa yang akan datang, dengan memperhatikan klasifikasi
lahan yang akan dikembangkan.
KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Letak dan Luas Wilayah Penelitian
Secara geografis Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar terletak diujung Pulau Sumatera
terletak antara 5024’13” – 5031’55”LU dan 95011’22”- 95019’27 BT. Berada pada ketinggian 0 –
500 m diatas permukaan laut (dpl). Secara administratif Kecamatan Lhok Nga berbatasan
dengan wilayah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Peukan Bada,
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Leupung, sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Darul Imarah dan Darul Kamal, sebelah timur berbatasan dengan Samudra
Indonesia. Luas wilayah Kecamatan Lhok Nga adalah 8.787,28 ha yang terdiri dari 4
kemukiman yaitu kemukiman Lampuuk, Lamlhom, Kueh dan Keudebing. Dari 4 kemukiman
tersebut terdapat 28 desa.
Tanah dan Topografi
Berdasarkan peta jenis tanah di Kecamatan Lhok Nga terdapat empat (4) jenis tanah yaitu
Regosol (3.016,46 ha), Hidramof Kelabu (2.932,22 ha), Podsolik Coklat 1.734,21 ha), dan
Podsolik Merah Kuning (1.104,39 ha).
Topografi merupakan bentuk suatu wilayah, keadaan topografi di Kecamatan Lhok Nga yaitu
datar, berombak, bergelombang, berbukit dan curam. Untuk lebih jelasnya tingkat kemiringan
lereng dan luasnya terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Keadaan Topografi di Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar
Tingkat Kemiringan
%
Bentuk
0–3
Datar
3–8
Berombak
8 – 15
Bergelombang
15 – 25
Berbukit
> 25
Curam
Jumlah
Luas Lahan
Ha
3.367,21
1.353,02
155,58
1.362,13
2.549,34
8.787,28
%
38,31
15,39
1,77
15,50
29,07
100,00
Sumber : Data diolah dari Peta Rupa Bumi 1977
Penggunaan Tanah
Penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia baik secara permanen
ataupun tidak permanen terhadap suatu gabungan sumberdaya alam ataupun buatan, yang
secara umum disebut tanah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
368
Penggunaan lahan di suatu wilayah akan memberikan gambaran mengenai tingkat
penggunaan tanah di suatu wilayah yang akan memberikan gambaran mengenai tingkat
penggunaan lahan. Kemudian dapat dipergunakan sebagai masukan dalam perumusan suatu
kebijakan dalam rangka pengembangan dan kegiatan pembangunan yang menggunakan lahan.
Kondisi penggunaan lahan saat ini di wilayah Kecamatan Lhok Nga dapat dilihat pada Tabel 2
yang datanya berdasarkan peta penggunaan tanah tahun 2009 (BPN-Kabupaten Aceh Besar)
Tabel 2 Penggunaan Lahan di Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar
No Jenis Penggunaan Lahan
Luas
Ha
%
1.
Hutan
3.575,24
40,68
2.
Kebun campuran
3.135,17
35,67
3.
Sawah
764,04
8,69
4.
Semak Belukar
514,95
5,86
5.
Pemukiman
513,87
5,84
6.
Wisata Pantai & Konservasi
224,51
2,55
7.
Pertambangan Industri
59,5
0,71
Jumlah
8.787,28
100,00
Sumber : Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Lhok Nga (2009)
Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang peranannya sangat penting terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman faktor iklim yang paling berpengaruh terhadap kehidupan
tanaman adalah curah hujan, suhu dan kelembaban. Berdasarkan data curah hujan selama 10
tahun terakhir yaitu 2002-2011 yang diperoleh dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika) Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar. Keadaan iklim ditentukan berdasarkan jumlah
curah hujan yaitu bulan basah dan bulan kering. Data curah hujan dapat disimpulkan sebagai
berikut : (1) Rata-rata curah hujan selama 10 tahun adalah 1.4435,56 mm/tahun, (2) Rata-rata
hari hujan selama 10 tahun adalah 158,6 hh/tahun, (3) Rata-rata bulan basah selama 10 tahun
adalah 6,8 bulan/tahun, dan (4) Rata-rata bulan kering selama 10 tahun adalah 2,6 bulan/
tahun
Berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt & Ferguson(1986) dalam Karim (1986), untuk
menentukan bulan basah (BB) jika curah hujan diatas 100mm/bulan, sedang bulan kering (BK)
dibawah 60 mm/bulan. Maka untuk ratio nilai Q yaitu dari perbandingan antara rata-rata
bulan kering dengan rata-rata bulan basah dikalikan 100% adalah 38,23 %. Tipe iklim di
Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar termasuk tipe iklim C (agak basah), dengan nilai Q
yaitu : 38,23%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Satuan Bentuk Lahan dan Karakteristiknya
Di wilayah Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar secara geomorfologis terdiri dari
satuan bentuk lahan yang terbentuk oleh proses asal struktural dan denudasional. Beberapa
satuan bentuk lahan tersebut dijelaskan pada Tabel 4.
369
Karakteristik lahan di setiap satuan lahan dapat diperoleh melalui pengamatan dan
pengukuran sifat tanah, lereng, erosi dan banjir serta keairan. Data hasil pengukuran dipakai
untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan disetiap satuan bentuk lahan di daerah
penelitian. Data yang diperoleh di lapangan disajikan secara tabular dan sistimatik, seperti
pada Tabel 5.
Tabel 4 : Satuan Bentuk lahan Di Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar
No
Satuan bentuk lahan
Wilayah/Desa
1
Perbukitan
Mns Lamgirek, Mns Beutong, Beuraden,
Seubun ketapang
2
Lereng atas pegunungan
Lam ateuk, Lambaro keuh,
3
Lereng tengah pegunungan
Keuh, Lamcok, Tanjong,
4
Lereng bawah pegunungan
Lam gaboh, Aneuk paya
5
Dataran kaki lereng
Lamlhom, Mns Beutong,Mns Baro
6
Dataran alluvial
Mon Ikeun, Lam Kruet, Lampaya
7
Dataran pantai
Mns Mesjid Lampuuk, Mns Lambaro
8
Perbukitan terdenudasi
Mns Blang, Mns Cut, Mns Balee
Sumber : Hasil interpretasi bentuk lahan
Tabel 5 Karakteristik Lahan Pada Setiap Satuan Bentuk lahan di Kecamatan Lhok Nga
Solum
Tek
Lereng
Bahaya
No
Kesuburan
pH
Drainase
Erosi
(cm)
%
Banjir
stur
1
> 75
D
Sedang
6,65 baik
8 -15
Rendah Sangat ringan
2
>100
A
Sedang
7,01 baik
15-25
Sedang
Sangat ringan
>100
A
Sedang
3
6,65 baik
15-25
Sedang
Sangat ringan
<75
D
Rendah
4
6,40 agak baik 8 -15
Rendah Sangat ringan
<75
F
Rendah
5
5,35 agak baik 8 -15
Rendah Sangat ringan
<75
E
Sedang
3 -8
6
5,50 sedang
Rendah Sangat ringan
<75
I
Rendah
3 -8
7
6,78 sedang
Rendah Sangat ringan
<75
Rendah
3 -8
E
8
6,14 baik
Rendah Sangat ringan
Sumber : Hasil pengukuran lapangan, 2013
Keterangan : D = Lempung berliat; A= Liat; F= Lempung liat berpasir; E= Lempung liat
berdebu; I= Lempung berpasir
Kemampuan Lahan
Berdasarkan pada model pendekatan perencanaan penggunaan lahan atas dasar kelas
kemampuan lahan seperti dikembangkan oleh Klingebiel dan Montgomery (1961), maka
penggunaan lahan di Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar dapat disusun menurut
kemampuan lahannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan pemanfaatan sumberdaya
alam yang sesuai, lestari dan berlanjut. Jelasnya terlihat pada Tabel 6 yang menunjukkan
rencana penggunaan lahan dalam setiap satuan medan berdasarkan kemampuan lahannya.
Berdasarkan pada Tabel 6, maka dapat dijelaskan bahwa terdapat 5 bentuk lahan yang
merupakan wilayah yang dapat diolah (arable land), sedangkan wilayah yang tidak dapat
diolah (non arable land) mencakup 2 satuan medan, tetapi lahan yang dapat diolah dengan
memperhatikan faktor pembatasnya.
370
Arahan Penggunaan Lahan
Arahan penggunaan lahan di Kecamatan Lhok Nga dapat disusun atas kelas kemampuan lahan
yang ditunjukkan oleh setiap satuan bentuk lahan. Proses perencanaan penggunaan lahan ini
dilakukan agar dapat dicapai asas optimalisasi potensi, kesesuaian, kelestarian dan
keberlanjutan manfaat sumber alam, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan dapat ditekan
serendah mungkin.
Tabel 6. Kelas Kemampuan Lahan Pada Setiap Satuan Bentuk Lahan di Kecamatan Lhok
Nga Kabupaten Aceh Besar
Kelas Kemampuan
Satuan Bentuk
Wilayah/Desa
Devisi
Lahan
Lahan
Dapat Diolah
I
Dataran Alluvial Mon Ikeun, Lam Kruet
Lampaya
II
Dataran pantai
Mns Mesjid Lampuuk,
Mns Lambaro
III
Dataran kaki
Lamlhom, Mns Beutong
lereng
Mns Baro
IV
Lereng bawah
Lam gaboh, Aneuk paya
gunung
Tidak dapat diolah
V
Lereng tengah
Keuh, Lamcok,Tanjong,
gunung
VI
Lereng atas
Beuraden, Seubun
gunung
ketapang
VII
Perbukitan
Mns Lamgirek, Mns
Beutong,
VIII
Perbukitan Beuraden, Seubun
Bergunung
ketapang
Sumber : Data Diolah Berdasarkan Sitorus, 1985
Arahan penggunaan lahan di Kecamatan Lhok Nga disajikan pada Tabel 7 dan sebaran secara
keruangan hubungan kemampuan lahan dan rencana penggunaan lahan dapat disimpulkan
berdasarkan kemampuan dan kesesuaian lahan yang diaplikasikan dengan pola tata guna
lahan.
Berdasarkan pada bentuk lahan dan arahan penggunaan lahan, maka dapat dijelaskan bahwa
daerah yang memiliki lereng datar-landai dengan tanah yang subur dan tersedia sumber air
yang cukup secara terus menerus merupakan kawasan pertanian lahan basah yang dapat
dimantapkan sebagai sentra tanaman pangan.
Daerah dengan kemiringan agak curam dengan tanah yang subur tetapi kesulitan air sebaiknya
dimanfaatkan untuk tanaman perkebunan (agro politan), sedangkan daerah yang berlereng
berbukit sampai dengan bergunung dengan kelas kemiringan lahan di atas VII sebaiknya
dimanfaatkan untuk hutan produksi terbatas, hutan lindung dan cagar alam. Lahan yang
potensial untuk pertanian yang berada di pinggiran desa maupun di sekitar jalan secara
perlahan beralih fungsi kebudidaya non pertanian termasuk untuk permukiman. Oleh karena
itu, penetapan lahan untuk pertanian secara umum segera dilakukan, demikian juga lahan di
sekitar kota kecamatan dan beberapa lahan kering dapat lebih beralih fungsi ke peruntukan
non pertanian seperti perumahan, perdagangan dan jasa.
371
Perubahan penggunaan lahan semestinya disesuaikan dengan kemampuan lahannya yang
paling sesuai, sehingga tidak akan terjadi masalah degradasi sumberdaya alam dan lingkungan
maupun ketimpangan pembangunan baik di desa maupun perkotaan.
Masalah utama yang dihadapi di wilayah Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh Besar ditinjau
dari aspek lahan adalah adanya ketimpangan dan perubahan penggunaan lahan yang kurang
didukung oleh suatu rencana penggunaan lahan pedesaan dan perkotaan secara umum hingga
secara detil. Hal ini dapat berakibat pada menurunnya fungsi kawasan resapan, menyempitnya
kawasan lahan basah yang produktif yang menghasilkan kebutuhan pangan bagi masyarakat.
Tabel 7. Kelas Kemampuan Lahan dan Arahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Lhok
Nga Kabupaten Aceh Besar
1
Satuan Bentuk
Lahan
Perbukitan
2
3
Pegunungan
Lereng atas gunung
4
Lereng tengah
V
5
Lereng bawah
IV
6
Dataran kaki lereng
III
7
Dataran alluvial
II
8
Dataran pantai
I
No
Kls Kemam
puan lahan
VII
VIII
VI
Arahan
Penggunaan
Hutan produksi,
hutan wisata
Hutan produksi
Hutan produksi
Perkebunan
Pertanian
terbatas
Penggunaan
Saat ini
Hutan, Semak
belukar
Semak belukar
Perkebunan
Pemukiman
Kebun campuran
Pemukiman,tamban
g
Pertanian intensif Kebun campuran
Pemukiman
Pertanian intensif Kebun campuran
Pemukiman
Pertanian intensif Persawahan,
pemukiman
Mangrove,
Wisata pantai,
wisata pantai
pemukiman
Ketidak
sesuaian
Sesuai
Sesuai
dikendalikan
dikendalikan
dibatasi
dikendalikan
dikendalikan
dikendalikan
dikendalikan
dibatas
Sumber : Data diolah (2013)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Satuan bentuk lahan yang disesuaikan dengan kelas kemampuan lahan I hingga IV
merupakan lahan potensial untuk budidaya pertanian yang menempati bentuk lahan
Beuraden, Seubun ketapang lereng bawah pegunungan sampai kekaki lereng yang meliputi
dataran alluvial dan dataran pantai. Satuan bentuk lahan dengan kelas kemampuan lahan
V dan VI merupakan lahan potensial untuk penggunaan hutan dan perkebunan yang
menempati lereng tengah dan atas pegunungan. Kelas kemampuan lahan VII dan VIII
merupakan lahan untuk pelestarian fungsi lindung bawahan sehingga sangat sesuai untuk
hutan lindung yang juga bermanfaat menjadi Hutan wisata.
2. Pola Penggunaan tanah saat ini berdasarkan analisis kemampuan lahan yang lokasinya
pada kelas kemampuan lahan I- V diperuntukan untuk persawahan (764,04 ha), kebun
campuran (3.135,17 ha) dan pemukiman (513,87 ha).
372
3. Pada bentukan lahan lereng tengah pegunungan dengan kelas kemampuan lahan V
ditemukan barang tambang kapur seluas 59,5 ha yang saat ini penggunaannya masih
terkendali.
4. Kawasan pantai yang berada pada kelas kemampuan lahan I dimanfaatkan sebagai objek
wisata pantai.
Saran
1. Arahan rencana penggunaan lahan secara umum di Kecamatan Lhok Nga Kabupaten Aceh
Besar, dapat diaplikasikan untuk identifikasi fungsi kawasan budidaya pertanian dan
lindung terutama pada kawasan pantai.
2. Perencanaan penggunaan lahan pedesaan di wilayah Kecamatan Lhok Nga perlu dilakukan
melalui pendekatan kemampuan lahan untuk menuju pembangunan kawasan pedesaan
yang berbasis pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Pres, Bogor
Barus, B., Wiradisastra, U.S., 1996 Sistem Informasi Geografis. Laboratorium Penginderaan
Jauh dan Kartografi, Ilmu Tanah IPB, Bogor
Bernhardsen. 1992 Geographic Information Sistems: an introduction. West Susex: John Wiley
& Sons, 2002.
Budiyanto, E. 2005. Sistem Informasi Geografi menggunakan Arc View GIS, Yogyakarta
FAO. 1976. A Framework For Land Evaluation. FAO Soil Bull. 32. Soil Recources Management
and Conservation Service Land and Water Development Division.
____ 1983. Reconnaissance Land Resources Survai 1 : 250.000 scale atlas format procedure.
Ministry Of Agriculture Government of Indonesia/UNDP/FAO
Hardjowigeno, S. 1999. Klasifikasi tanah dan Pedogenesis. Bogor
____________Widiatmika dan A.S.Yogaswara. 1999. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata
Guna Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor
Hockensmith, R.D. and Steele J.B. (1943). “Recent Trend in Use of Land Capability
Classification”. Proc Soil Sci Soc.
Klibengiel, A.A. and Montgomery, P.H. 1961. Land Capability Classification Agricultural,
Handbook No.210 US Dept. Agric Soil Service. Washington DC.
Puslittanak. 1993. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan, Bogor.
Roberts. 1986. Principles of Land Use Planning, dalam Beatty et al. Planning The Uses And
Management of Land. Agronomy no. 21. America Society of Agronomy, Inc., Crop
Science Society of America, Inc., Soil Science Society of America,Inc. USA.
Sitorus, Santan R.P. (1985). Evaluasi Sumberdaya Lahan PT Tarsito, Bandung
Suratman Worosuprojo, Suharyadi, Suharyanto (1993). .Evaluasi Kemampuan Lahan untuk
Perencanaan Penggunaan Lahan dengan Metode GIS di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, Fakultas Geografi UGM,Yogyakarta.
Winoto J. 1997. Konsep Ruang Perspektif Akademik dan Kebijakan Penataan Ruang Program
Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Pedesaan IPB, Bogor
373
Download