26 BAB II EKSTRAKURIKULER TEATER DAN KECERDASAN

advertisement
BAB II
EKSTRAKURIKULER TEATER DAN KECERDASAN VERBAL
LINGUISTIK
A. Ekstrakurikuler Teater
1. Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstra adalah tambahan. Kurikuler adalah berkaitan dengan kurikulum.1
Dengan kata lain bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar jam
pelajaran dengan tujuan sebagai sarana dan wadah bagi siswa untuk
mengembangkan kemampuan yang telah dimiliki. Seperti pramuka, palang
merah indonesia ( PMR ), olah raga, kesenian, karate, taekwondo dan lain
sebagainya.
Menurut Suharsimi Arikunto (1988:57), Kegiatan Ekstrakurikuler adalah
kegiatan tambahan, diluar struktur program yang pada umumnya merupakan
kegiatan pilihan. Hal ini sejalan dengan pendapat W.S Winkel (1991:529) yang
mengemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang mencakup aktivitas aktivitas yang tidak termasuk kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler menurut Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan (Dekdikbud, 1984: 6) adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam
pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah ataupun diluar sekolah agar
1
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke-4 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2012), hlm. 479.
26
27
lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan
yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.2
Kegiatan siswa dalam kegiatan KO dan ekstrakurikuler antara lain:
a) Semua siswa mengikuti salah satu cabang kegiatan KO dan ekstrakurikuler.
b) Sebagian besar siswa mengikuti salah satu cabang kegiatan KO dan
ekstrakurikuler.
c) Sebagian siswa mengikuti
salah satu
cabang kegiatan KO dan
ekstrakurikuler.
d) Sebagian kecil siswa mengikuti salah satu cabang kegiatan KO dan
ekstrakurikuler.
e) Hampir tidak ada siswa yang mengikuti salah cabang kegiatan KO dan
ekstrakurikuler.3
b.Tujuan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga
pengembangan kepribadian dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk
kemajuan
dari
siswa-siswi
itu
sendiri.
Kegiatan
intrakurikuler
dan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan utama sebuah institusi sekolah yang
tujuannya adalah sebagai fasilitas penunjang bagi peserta didik.4
Pelaksanaan program ekstrakurikuler bertujuan mengembangkan nilainilai kepribadian, selain itu kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat
memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar
2
http://www.ras-eko.com/2013/05/pengertian-kegiatan-ekstrakurikuler.html. Diakses pada
tanggal 10 September 2013.
3
Nana Syaodih Sukmadinata, dkk., Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah
:Konsep, Prinsip dan Instrumen (Bandung: Refika Aditama, 2008), hlm. 162.
4
Suparlan, Membangun Sekolah Efektif (Yogyakarta: Hikayat, 2008), hlm. 164.
28
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya.
Selain itu maksud diadakannya ekstrakurikuler juga untuk lebih
memantapkan pendidikan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara
pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dan kebutuhan
lingkungan. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan
kesiswaan
disamping
jalur
organisasi
intra
sekolah
(osis),
latihan
kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala.
Tujuan dari diadakannya kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk
mengembangkan bakat, minat, intelektual, keimanan, wawasan kebangsaan
dan keterampilan, dengan cara:
a) Mengadakan pendampingan untuk siswa berprestasi
b) Mengikuti lomba mapel dan siswa teladan tiap tahun
c) Mengadakan kegiatan yang memacu kreativitas anak serta mengembangkan
bakat, minat dan menggali kompetensi anak
d) Mengikuti lomba kepramukaan untuk siaga dan penggalang.
e) Mengadakan pembinaan kepribadian dan religiositas siswa melalui kegiatan
pembinaan
f) Menggerakkan siswa dalam pengadaan Mading.5
5
Depdikbud. Petunjuk Pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Salah Satu Jalur
Pembinaan Kesiswaan (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Dirjen Dikdasmen,
1998), hlm. 38.
29
c. Manfaat Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau
universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada
pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan
ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat
dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini
diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri
untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.
Secara teoretis, organisasi sekolah dalam menyelenggarakan programprogram terlebih dulu menyusun tujuan dengan baik yang implementasinya
dilakukan secara efisien dan efektif dalam proses belajar mengajar. Keefektifan
organisasi sekolah tergantung pada desain organisasi dan pelaksanaan fungsi
komponen organisasi. Menurut Steers (1977) adalah sejauh mana organisasi
melaksanakan seluruh tugas pokoknya dan anggota organisasi cenderung
berusaha lebih keras untuk mencapai tujuan organisasi.6
2. Teater
a. Pengertian Teater
Kata drama berasal dari bahasa Yunani yaitu dram yang berarti gerak.
Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik
para pemain (akting) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu
memeragakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton
6
Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah Dan Masyarakat (Jakarta: PT Nimas Multima,
2004), hlm. 63-65.
30
dapat langsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus membayangkan.
Drama sering disebut sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal dari bahasa
Jawa yaitu sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara
berarti ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tidak terang-terangan.7
Kata teater berasal dari bahasa Inggris yaitu theater yang berarti gedung
pertunjukan atau dunia sandiwara.Teater dalam bahasa Inggris tersebut diserap
dari bahasa Yunani theatron yang artinya takjub melihat atau memandang.
Karena banyak penonton yang takjub dan puas ketika menyaksikan tontonan
drama yang dipentaskan. Dewasa ini kata teater mempunyai dua makna.
Pertama,
teater
yang
berarti
gedung
pertunjukan,
yaitu
tempat
diselenggarakannya suatu pertunjukan. Di tempat ini penonton berkumpul
bersama-sama menyaksikan dan menikmati tontonan yang dipentaskan. Kedua,
teater yang berarti bentuk tontonan yang dipentaskan di depan orang banyak.
Bentuk tontonan ini biasanya mempunyai nama menandai grup satu dengan
grup lainnya. Misalnya, Teater Koma, Teater Kerikil, dan Teater Ada. 8 Teater
adalah cabang seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting atau peran di
depan orang banyak.9
Teater sebagai bagian dari kebudayaan pada masing-masing etnis
berbeda-beda sesuai dengan sifat kebudayaan yang mempengaruhinya. Oleh
karena itu, perubahnnya pun menjadi berbeda-beda. Dalam hal ini, faktorfaktor yang mempengaruhi proses perubahan di dalam teater tertentu
mencakup sampai seberapa jauh sebuah kebudayaan mendukung dan
7
Asul Wiyanto, Terampil Bermain Drama, Cet 2 (Jakarta: PT Grasindo, 2004), hlm. 1.
Ibid., hlm. 2.
9
Timas Comunity, Kesenian (Bandung: Tinta Emas Publishing, 2008), hlm. 48.
8
31
menyetujui adanya fleksibilitas, kebutuhan-kebutuhan masyarakat itu sendiri
pada waktu tertentu, dan yang terpenting adalah tingkat kecocokan diantara
unsur-unsur baru dengan kebudayaan yang ada. Perubahan bentuk teater dapat
berjalan secara lamban, agak lama, dan cepat.
Media ungkap yang utama dalam seni teater memang gerak laku para
pemain yang disebut “akting”. Di samping itu, juga didukungan oleh unsur
percakapan (dialog). Kata drama digunakan pula untuk menyebut salah satu
teater daerah di Bali. Akan tetapi, dalam perkembangannya, kata ini lebih
lazim dipakai untuk menamai pertunjukkan atau tontonan baru yang
menggunakan naskah tertulis dalam bahasa indonesia.10
Teater sebenarnya tanpa kita sadari, sudah kita lakukan sejak kecil. Kita
tahu kalau saat itu kita sedang bermain teater. Misalnya, waktu kecil kita
bermain rumah-rumahan (berperan menjadi bapak, ibu, dan anak), jual-jualan
berperan menjadi penjual dan pembeli dengan transaksi uang (daun atau
kertas), dokter-dokteran, perang-perangan, bermain kombet, dan permainan
lain sebagainya yang berkaiatn dengan peran (akting).11 Empat alasan
mempelajari teater yaitu: 1) teater sebagai kemanusiaan dan seni kebebasan, 2)
teater adalah gerakan sosial, 3) teater sebagai gerakan dan kekuatan pribadi, 4)
teater sebagai bentuk seni.12
10
I Made Bandem, Teater daerah Indonesia (Denpasar: KANISIUS, 1996), hlm. 10.
Rudi Iteng, Apa sih Teater Itu: Seri Pemahaman (Solo: CV. Pinesti Allah Gusti Ijabahi,
2013), hlm. 12.
12
Ibid., hlm. 13
11
32
b. Unsur-Unsur Teater
Dalam pentas drama atau teater sekurang-kurangnya ada enam unsur
yang perlu dikenal sebagai berikut:
1) Naskah drama
Naskah drama adalah bentuk pokok dari pementasan. Naskah yang telah
dipilih harus dicerna atau diolah, bahkan mungkin diubah atau dikurangi dan
disinkronkan agar sesuai dengan tujuan pementasan tafsiran sutradara, situasi
pentas, kerabat kerja, pealatan, dan penonton yang dibayangkan.
2) Sutradara
Peran sutradara dalam suatu peentasan sangatlah penting. Sutradara
inilah yang mengkoordinasikan lalu lintas pementasan agar pementasannya
berhasil. Ia bertugas membuat naskah drama, mencari pemeran, kerabat kerja,
penyandang dana (produsen), dan dapat mensikapi calon peneonton.
3) Pemeran
Pemeran adalah lakon, artis, atau orang yang berperan dalam suatu drama
atau film. Pemeran inilah yang harus menafsirkan perwatakan yang
diperankannya. Karena walaupun sutradara sudah menyiapkan naskah
sedemikian rupa, akan tetapi pemerannya bermain tidak maksimal, hasilnya
pun akan sia-sia.
4) Panggung
Panggung adalah tempat atau arena, di mana sebuah drama atau film
dipentaskan.
33
5) Perlengkapan panggung
a) Cahaya (lighting)
Cahaya diperlukan untuk memperjelas penglihatan penonton terhadap
mimik pemeran, sehingga dapat mendukung penciptaan suasana sedih,
murung, gembira dan juga dapat mendukung karakteristik set yang dibangun
dipanggung.
b) Rias
Rias (make-up) adalah sebuah usaha untuk membantu para pemeran
membawakan perwatakan tokoh sesuai dengan tokoh yang diinginkan.
c) Bunyi (sound efect)
Bunyi dapat diusahakan secara langsung (orkestra, band, gamelan), tetapi
juga dapat lewat rekaman yang jauh hari sudah dipersiapkan oleh awak pentas.
d) Pakaian
Pakaian sering disebut juga denagn kostum, adalah pakaian yang
dikenakan para pemain untuk membantu pemeran dalam menampilkan
perwatakan tokoh yang diperankannya. Dengan kostum tersebut penonton
dengan mudah mengenali profesi atau peran dari tokoh tersebut.
6) Penonton.
Penonton adalah orang yang menikmati atau melihat drama, film,
sayembara, dan pertunjukan lainnya.13
13
M. Noor Said, Mengenal Teater Indonesi (Semarang: Aneka Ilmu, 2010), hal. 6.
34
c. Bentuk-Bentuk Teater
Teater sebagai tontonan mempunyai dua bentuk, yaitu:
1) Teater Tradisional
Teater tradisional adalah sebuah karya yang berbentuk sastra yang
diciptakan oleh pengarangnya yang biasanya menceritakan bagaimana seluk
beluk tingkah laku kehidupan manusia. Teater tradisional ini biasanya kurang
diminati oleh masyarakat hal ini dikarenakan oleh kurangnya daya tarik teater
tersebut memikat hati dan minat para penikmat dan pendengar teater tersebut
sehingga membuat masyarakat kurang menyukai teater tersebut. Contoh teater
tradisional di antaraya adalah randai dan lenong betawi. Perkembangan
masyarakat indonesia yang semakin bergaya hidup global secara langsung
berdampak pada gaya hidup masyarakat. Banyak hal dari aspek kehidupan
masyarakat tidak lagi dapat ditemukan saat ini, terutama dalam hal kesenian.
Hal tersebut yang memicu adanya faktor utama hilangnya kesenian tradisional.
Kesenian yang berfungsi tidak saja sebagai hiburan tetapi di dalamnya
terkandung berbagai kegunaan (dulce et utile) adalah representasi dari ekspresi
budaya masyarakat itu sendiri. Norma dan nilai kehidupan disampaikan dan
mendapat salurannya melalui kesenian. Artinya, kesenian akan hidup dan
berkembang
manakala
masyarakatnya
memelihara,
mengembangkan,
melakukan secara aktif, dan mengapresiasi.14
Teater tradisional tidak menggunakan naskah. Sutradara hanya menugasi
para pemain untuk memerankan tokoh tertentu dari lakon yang dipentaskan.
14
Ibid., hlm. 10.
35
Pengarahan hanya dilakukan seperlunya. Pemain tidak menghafalkan naskah
baik dalam berbicara maupun dalam bergerak. Karena tidak ada nasakah inilah
para pemain berbicara dan bergerak sesuai dengan kemampuan spontanitas
masing-masing. Resiko gagal sangat besar, terlebih bagi pemain pemula atau
pemain amatir. Yang termasuk teater tradisional, antara lain Ludruk (Jawa
Timur), Ketoprak ( Jawa Tengah), dan Lenong (Jawa Barat).
2) Teater Modern
Teater modern menggunakan naskah. Naskah ini dipegang teguh,
dipatuhi, dan dilaksanakan seluruhnya. Penataan panggung, pengaturan lampu,
musik penggiring, dan lain-lain, semuanya mengikuti naskah. Percakapan
pemain dan gerak-geriknya (akting) sesuai dengan yang dikehendaki naskah.
Jadi, yang ditampilkan di panggung itu benar-benar perwujudan dari naskah
yang digunakan. 15
d. Jenis- Jenis Teater
Jenis teater (drama) bermacam-macam tergantung dasar penggunaanya.
Dalam hal ini digunakan tiga dasar yaitu:
1) Berdasarkan Penyajian Lakon
Berdasarkan penyajian lakon, dibedakan menjadi delapan jenis yaitu:
a) Tragedi
Tragedi atau duka cerita adalah drama yang penuh kesedihan.
15
Ibid.,hlm. 2-3.
36
b) Komedi
Komedi atau suka cerita adalah drama penggeli hati. Drama ini penuh
kelucuan yangmenimbulkan tawa penonton.
c) Tragekomedi
Tragekomedi adalah perpaduan antara drama tragedi dan komedi. Isi
lakonnya
penuh
kesedihan,
tetapi
juge
mengandung
hal-hal
yang
menggembirakan dan menggelikan hati. Sedih dan gembira silih berganti.
Kada-kadang penonton larut dalam kesedihan, kadang-kadang tertawa
terbahak-bahak sebagai wujud rasa geli dan gembira.
d) Opera
Opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
Lagu yang dinyanyikan pemain satu berbeda dengan lagu yang dinyanyikan
pemain lain. Demikian pula iringan musik pengiringnya. Jenis drama ini
memang mengutamakan nyanyian dan musik, sedangkan lakonnya hanya
sebagai sarana.
e) Melodrama
Melodrama adalah drama yang dialognya diucapkan dengan iringan
melodi atau musik. Tentu saja cara mengucapkannya sesuai dengan musik
pengiringnya.
Bahkan
kadang-kadang
pemain
tidak
bicara
apa-apa.
Pengungkapan perasaannya diwujudkan dengan ekspresi wajah dan gerakgerik tubuh yang diiringi musik.
37
f) Farce
Farce adalah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya
dagelan dan ceritanya berpola komedi. Gelak tawa dimunculkan lewat kata dan
perbuatan. Yang ditonjolkan dalam drama ini adalah kelucuan yang
mengundang gelak tawa agar penonton merasa senang.
g) Tablo
Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak. Para pemainnya
tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan geraka-gerakan. Jalan
cerita dapat diketahui lewat gerakan-gerakan itu. Bunyi-bunyian pengiring
(bukan musik) untuk memperkuat kesan gerakan-gerakan yang dilakukan
pemain. Jadi, yang ditonjolkan dalam drama jenis ini kekuatan akting para
pemainnya.
h) Sendratari
Sendratari adalah gabungan antara seni drama dan seni tari. Para pemain
adalah penari-penari berbakat. Rangkaian peristiwanya diwujudkan dalam
bentuk tariyang diiringi musik. Tidak ada dialog. Hanya kadang-kadang
dibantu narasi singkat agar penonton mengetahui peristiwa yang sedang
dipentaskan. Drama ini memang lebih mengutamakan tari daripada ceritanya
dan cerita yang digunakan hanya sebagai sarana.
b) Berdasarkan Sarana
Jenis drama berdasarkan sarana atau alat yang digunakan terbagi menjadi
enam jenis, yaitu:
38
a) Drama Panggung
Drama panggug dimainkan oleh para aktor di panggung.
b) Drama Radio
Drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa di dengarkan
oleh penikmat.
c) Drama Televisi
Drama televisi dapat didengar dan dilihat. Hampir sama dengan drama
panggung. Hanya bedanya, drama televisi tak dapat diraba.
d) Drama Film
Drama film hampir sama dengan drama televisi. Bedanya, drama film
menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukan di bioskop.
e) Drama Wayang
Ciri khas tontonan drama adalah ada cerita dan dialog. Karena itu, semua
bentuk tontonan yang mengandung cerita disebut drama, termasuk tontonan
wayang.
f) Drama Boneka
Drama boneka hampir sama dengan wayang. Bedanya, dalam drama
boneka para tokoh digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa
orang.16
16
Ibid., hlm. 7-12.
39
e. Tujuan Teater
Kegiatan yang dilakukan pada dasarnya bermanfaat jika dilakukan secara
bersungguh-sungguh. Teater merupakan bentuk terkecil dari kehidupan,
berteater pada dasarnya mencontoh segala hal yang terjadi dalam kehidupan.
Teater merupakan tempat untuk berlatih bermasyarakat dalam bentuk yang
paling sederhana. Dibuktikan bahawa berteater itu dapat memberi pelajaran
kepada manusia seperti bekerjasama, menghormati orang lain,tanggungjawab,
disiplin, dan lain sebagainya. Teater juga bermanfaat untuk pembangunan
sebuah kecerdasan linguistik kerana dalam teater terdapat olahan mengenai
bahasa yang baik.
Teater juga bertujuan sebagai hiburan bagi masyarakat. Disamping itu,
teater dilestarikankan bertujuan untuk mengekalkan kesusasteraan melayu yang
telah ada sejak dahulu. Sehingga generasi pada zaman globalisasi ini akan
dapat menghargai kesenian warisan sastra melayu yang unik tersebut.
f. Manfaat Teater
Manfaat atau fungsi teater terbagi menjadi tiga tingkatan.
1) Manfaaat Pada Anak
Sejak usia balita anak telah menyukai bermain peran. Banyak manfaat
yang dapat diperoleh oleh anak, karena dapat menyalurkan emosi berlebihan
yang mungkin ada pada anak-anak tertentu. Beberapa manfaat yang dapat
diperoleh sebagai berikut:
a) Mengekspresikan emosi
b) Belajar disiplin
40
c) Mengembangkan kognitif anak
d) Kemampuan berbahasa
e) Sosialisasi
2) Manfaat Individual
Manfaat ini terpecah menjadi dua yaitu manfaat individual teater untuk
memenuhi kebutuhan rohani dan manfaat individual untuk memenuhi
kebutuhan jasmani.
a) Manfaat individual teater untuk memenuhi kebutuhan rohani
Setiap individu pasti memiliki emosi dan tuntutan emosi itu perlu
disalurkan agar tidak menjadi beban bagi dirinya. Bagi seorang seniman emosi
itu dapat disalurkan melalui kegiatan seni, seperti melukis, mematung dan
lainnya. Karena seni adalah suatu kagiatan yang melibatkan ekspresi yang
mendalam, dam mengekspresikan perasaan merupakan kegiatan rohani.
Sementara bagi individu-individu yang bukan seniman seni dapat
berfungsi pula untuk memenuhi kebutuhan rohani yaitu dengan cara menikmati
(mengekspresikan) hasil karya seni, misalnya menonton film, menyaksikan
pertunjukan drama, mendengarkan musik, atau mengunjungi pameran.
Kegiatan-kegiatan
tersebut
dapat
menimbulkan
rasa
keindahan
atau
kesenangan batin secara individu.
b) Manfaat individual untuk memenuhi kebutuhan jasmani
Selain karya seni murni, juga banyak karya seni pakai yang diciptakan
oleh para seniman. Seperti pakaian, meubel, alat-alat dapur, perkakas dan
41
perhiasan. Secara individual karya seni tersebut dapat berfungsi fisik, karena
hasilnya dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3) Manfaat Sosial
Suatu karya seni memiliki nilai sosial apabila:
a) Dapat mempengaruhi tingkah laku masyarakat secara kolektif
b) Diciptakan untuk dilihat dan digunakan dalam suasan umum
c) Mencetuskan atau melukiskan aspek-aspek eksistensi yang bersifat sosial
atau kolektif sebagai kebalikan dari suatu pengalaman individual
Dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai karya seni yang diterapkan
di berbagai bidang, yaitu bidang rekreasi, komunikasi, pendidikan, dan bidang
agama.17
Teater merupakan bagian kehidupan masyarakat indonesia , dan hampir
seluruh kegiatan masyarakat diikuti dengan pertnjukan teater. Teater memiliki
banyak fungsi, seperti pengungkapan sejarah, keindahan, kesenangan,
pendidikan, pengiring ritus, dan hiburan. 18
B. Kecerdasan Verbal Linguistik
1. Pengertian Kecerdasan Verbal Linguistik
Kecerdasan berarti kesempurnaan perkembangan akal budi, kepandaian
dan ketajaman pikiran. Ilmu bahasa disebut dengan linguistik. Ilmu ini bersifat
empiris (Sudaryanto, 1999:1, Subroto, 2007:11). Linguistik merupakan ilmu
yang mengkaji seluk beluk bahasa. Bahasa yang dimaksud adalah bahasa
17
Ibid., hlm. 46-49.
I Made Bungin, op,cit., hlm. 19.
18
42
keseharian yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dalam masyarakat.
Istilah linguistik berasal dari bahasa Inggris yaitu Linguistics, sedangkan dari
bahasa Perancis yaitu Linguistique.19 Kecerdasan verbal linguistik merupakan
kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif, baik
secara lisan atau tertulis. Seperti yang dimiliki para pencipta puisi, editor,
jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, penerjemah, atau orator.
Kecerdasan ini berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa
secara umum, baik lisan atau tulisan. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini
mampu berbahasa dengan lancar dan dapat mengembangkan pengetahuannya
dengan bahasa yang bagus. Dia dapat menangkap bahasa lisan dan tulisan
dengan mudah, bahkan memiliki kemampuan menghafal yang luar biasa.20
Kecerdasan ini memiliki empat ketrampilan yaitu menyimak, membaca,
menulis dan berbicara.
Menurut Darwin dalam Mahsun, menyatakan bahwa perkembangan rasras manusia diversifikasi bahasa adalah dua sisi dari sekeping mata uang yang
sama. Pada suatu saat sebuah bahasa digunakan oleh sekelompok orang di
dunia ini, kemudian kelompok tersebut terpecah mungkin karena masalah
eksternal dan internal karena konflik di tempat yang lama. Lama kelamaan
tampilan fisik dan juga bahasa dari kelompok baru hasil perpecahan itu
menjadi berbeda.21
19
Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2011), hlm. 111.
Arifudin, Neuro Psiko Linguistik (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 265.
21
Mahsun, Genolinguistik: kolaborasi Linguistik dengan Genetika dalam Pengelompokan
Bahasa dan Populasi penuturnya ( Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010), hlm. 4.
20
43
Kecerdasan linguistik sering disebut sebagai kecerdasan bahasa.
Kegiatan berbahasa merupakan pekerjaan otak yang paling tinggi dan canggih,
yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Bahasa dapat menunjukkan
cara kerja otak. Hanya dengan berbahasalah pekerjaan berpikir manusia dapat
diamati. Teristimewa, dari segi praktisnya melalui kemampuan berbicara.
Bahasa dan berbicara memiliki hubungan yang sangat dekat. Kata “language”
(Inggris) dibentuk dari kata “lingua” (latin) yang berarti “lidah” atau
“berbicara”.
Noam Chomsky, yang terkenal dengan teori Transformasi Generatifnya, adalah salah seorang yang berpendapat bahwa berbahasa merupakan
kegiatan asasi manusia. Karena manusia pada fitrahnya atau secara genetis
dilengkapi dengan kemampuan berbahasa. Kemampuan itu ada secara
potensial dalam otak manusia. Noam Chomsky menyebutnya Language
Acquasition Device (LAD). Karena itu gejala berbahasa pada umumnya
bukanlah suatu kebetulan. Sementara Van Peursen menyatakan bahwa bahasa
adalah alat bagi manusia untuk belajar karena bahasa “membungkus”
pengalaman-pengalaman manusia bagi manusia lainnya dari rentang waktu
yang berbeda, sehingga dengan bahasa manusi menjadi lebih cerdas dan lebih
beradap.
Kemampuan berbahasa itu pula yang terkandung dalam diri Adam,
manusia berakal pertama. Menurut Al-Qur’an, Adam dilebihkan atas makhluk
Tuhan yang lain, sehingga iblis harus tunduk padanya, karena Adam memiliki
kemampuan “menyebut nama-nama” (Qs. Al-Baqarah (2): 33), suatu keahlian
44
untuk menciptakan dan memahami simbol-simbol. Lebih tegas lagi manusia
disebut makhluk Al-Bayan yang mengandung arti mampu berbicara dan
berkomunikasi.22
Sudut pandang linguistik dalam mendekati objek kajiannya menurut
pakar bahasa berkebengsaan Swiss, yang dijuluki Bapak Linguistik modern,
Ferdinand de Saussure. Beliau menyatakan bahwa dalam mengkaji bahasa
yang menjadi obkjek linguistik dapat dilakukan dari dua sudut pandang, yaitu
sinkronis dan diakronis. Kajian secara sinkronis merupakan kajian terhadap
bahasa dalam kurun waktu tertentu tanpa mengaitkan dengan kurun lainnya.
Sedangkan kajian secara diakronis merupakan kajian terhadap perkembangan
bahasa dari suatu masa kemasa yang lain, serta menyelidiki perbandingan suatu
bahasa dengan bahasa yang lain.23
2. Ruang Lingkup Kecerdasan Verbal Linguistik
Kecerdasan verbal linguistik sangat berakar ketika mengenai kompetensi
dan kepercayaan diri. Semakin banyak anak-anak latihan dalam kecerdasan ini
di tempat yang kondusif, semakin mudah untuk mereka mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan ini, yang akan bermanfaat bagi mereka sepanjang
hayat. Ada empat ruang lingkup dalam kecerdasan verbal linguistik di
antaranya mendengar, berbicara, membaca , dan menulis.
22
Taufik Pasaik, Revolusi IQ,IEQ, ISQ Antara Neurosains dan Al-Qur’an, Cet. Ke-1(Bandung:
Mizan, 2002), hlm. 145-146
23
Ibid.,hlm. 30.
45
a. Mendengar
Bagi orang yang bisa mendengar, suara manusia memberikan
pengalaman pertama pada bahasa. Pendengar yang baik menggunakan waktu
yang
ekstra
untuk
mengaktifkan
pikiran
mereka,
ketika
seseorang
mendengarkan penjelasan, ceramah atau yang lainnya mereka dapat
menggunakan kelambanan waktu untuk mengidentifikasi tujuan pembicara,
maksud poin utama, dan tema-tema inti. Mereka dapat mengkaji ulang, dan
engevaluasi apa yang disampaikan, mengantisipasi apa yang akan datang dan
berpikir apa yang pentina bagi dirinya.
b. Berbicara
Berbicara yang efektif tidak hanya melibatkan kata-kata yang kita
gunakan, tetapi cara yang digunakan nada suara, ekspresi wajah, sikap dan
gerak tubuh.
c. Membaca
Kesusastraan memberikan pondasi latihan pengembangan seluruh
kecerdasan linguistik. Cerita novel, biografi, assai, drama, puisi dapat
memberikan titik awal untuk mengembangkan ketampilan khusunya membaca,
sama halnya dalam mendengar, membaca yang efektif memerlukan kecerdasan
yang menyeluruh dari semua kecerdasan, mengidentifikasi maksud bacaan,
maksud poin utama, tema-tema utama, mengevaluasi bacaan, merangkum dan
kemudian menerangkan kembali maksud dari isi bacaan tersebut.
46
d. menulis
kegiatan menulis tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bahasa lainnya.
Menulis didorong oleh kegiatan berbicara, mendengar, dan membaca. Ada
beberapa kategori dalam kegiatan menilis, pertama pemakaian kegiatan
menulis secara mekanis, misalnya latihan-latihan pilihan ganda, mengisii
bagian yang kosong, jawaban pendek, kalkulasi matematika, dan transkrip dari
bahan oral. Kedua kategori yang berhubungan dengan informasi misalnya
membuat catatan, mencatat pengalaman dalam bentuk laporan, ringkasan,
analisis, teori, atau tulisan persuasif. Ketiga, kategori untuk penggunaan
personal misalnya diary dan jurnal, surat dan catatan buku harian. Keempat,
kategori imajinasi misalnya untuk cerita dan puisi.
3. Ciri-Ciri Kecerdasan Verbal Linguistik
Kecerdasan verbal linguistik mempunyai beberapa cirri khusus dari
kecerdasan. Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada
bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Individu yang memiliki
kecerdasan ini cenderung menunjukkan hal-hal sebagai berikut.
a. Senang dan efektif berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan.
b. Senang dan baik dalam mengarang cerita, mereka senang membuat cerita,
merangkainya secara bagus dan memyajikannya dalam bentuk yang
menarik
c. Senang berdiskusi dan mengikuti debat suatu masalah
d. Mudah mengingat kutipan
47
e. Tidak mudah salah tulis atau salah eja
f. Pandai membuat puisi
g. Tepat dalam tata bahasa
h. Kaya kosa kata
i. Menulis secara jelas
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa individu cerdas secara linguistik
menonjol dalam berkata-kata, baik lisan maupun tertulis serta mampu
mengekspresikan secara proporsional.24
4. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Kecerdasan Verbal
Linguistik
Manusia dalam perkembanagn kehidupannya menjadi seorang dewasa
dipengaruhi oleh dua hal yaitu crystallizing experiences and paralyzing
experiences. Pertama, pengalaman yang mengkristal (crystallizing experiences)
adalah titik balik perkembangan bakat dan kemampuan pengalaman yang
mengkristal adalah opini yang menghidupkan kecerdasan dan memulai
pengembangannya menuju puncak kematangannya. Kedua, pengalaman yang
melumpuhkan (paralyzing experiences) adalah pengalaman yang mematikan
biasanya dipenuhi oleh perasaan malu, takut gagal, dan emosi negatif lain yang
menghambat perkembangan dan pertumbuhan kecerdasan.25
24
Journalism Club New, Delapan Kategori Kecerdasan, http:// Jaisy,multiply.com/
jurnal/item/71, diakses pada 20 Februari 2014.
25
Thomas Amstrong, Sekolah Para Juara, Terjemahan Yudhi Murtandho, Cet. 1 (Bandung:
Kaifa, 2002), hlm. 100
48
Semua itu berkaitan dengan kondisi. Oleh sebab itu, perkembangan
dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya.
1. Kondisi lingkungan .
Lingkungan tempat untuk anak tumbuh dan berkembang memberi peran
andil yang cukup besar dalam berbahasa. Seperti halnya lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Perkembangan bahasa
dimasing-masing lingkungan akan berbeda dengan daerah perkotaan, pedesaan,
pantai, pegunungan akan tampak jelas perbedaannya bahkan pada kelompok
sosial juga memiliki perbedaan bahasa.
2. Kecerdasan anak.
Untuk meniru linguistik tentang bunyi, suara, gerakan, dan mengenal
tanda-tanda memerlukan kemempuan motorik yang baik. Kemampuan motorik
seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual tingkat berpikir.
Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat,
kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami, menangkap
maksud suatu pernyataan pihak lain sangat dipengaruhi oleh kerja pikir
kecerdasan seorang anak.
3. Kondisi fisik.
Kondisi fisik yang dimaksud adalah kondisi kesehatan seseorang yang
cacat atau terganggu kemampuannya untuk berkomunikasai seperti bisu, tuli,
gagap, organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan dalam
berbahasa.
Download