Survei Khusus Perusahaan Swasta Nonfinansial

advertisement
S K P S 2014
BUKU PEDOMAN PENCACAHAN
Survei Khusus Perusahaan
Swasta Nonfinansial (SKPS)
Tahun 2014
Subdirektorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha
Direktorat Neraca Pengeluaran
Badan Pusat Statistik, Republik Indonesia
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..............................................................................................
1
1.1. Latar Belakang .........................................................................................
1
1.2. Tujuan .......................................................................................................
4
1.3. Ruang Lingkup dan Cakupan ....................................................................
4
1.4. Jadwal Kegiatan ........................................................................................
5
II. METODOLOGI SURVEI ...................................................................................
7
2.1. Jumlah Responden ....................................................................................
7
2.2. Pemilihan Sampel .....................................................................................
7
2.3. Teknik Pencacahan ...................................................................................
8
2.4. Petugas Lapangan ....................................................................................
8
2.5. Penanggung Jawab ...................................................................................
8
2.6. Pengiriman Dokumen ................................................................................
8
2.7. Pengolahan Data SKPS ............................................................................
9
III. KONSEP DEFINISI DAN CARA PENGISIAN DAFTAR ISIAN (KUESIONER)
S K P S 2014
11
i
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
System of National Accounts (SNA) 2008 yang diterbitkan oleh United
Nations (PBB) menyebutkan bahwa unit institusi domestik (residen) sebagai
pelaku aktivitas ekonomi dikelompokkan menjadi lima institusi (sektor) yaitu
sektor Korporasi Nonfinansial, sektor Korporasi Finansial, sektor Pemerintahan
Umum, sektor Lembaga Nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) dan
sektor Rumah Tangga.
Salah satu sektor domestik yakni sektor Korporasi Nonfinansial mencakup
Korporasi Swasta Nonfinansial dan Badan Usaha Milik Negara/Daerah
(BUMN/D) Nonfinansial. Jika dilihat lebih rinci, korporasi nonfinansial swasta
dibedakan menjadi korporasi nonfinansial swasta berbadan hukum (seperti PT,
PT Terbuka, Yayasan, Koperasi) dan korporasi nonfinansial swasta tidak
berbadan hukum (CV, Firma, UD, PD, dan lain-lain).
Di Indonesia, dari sisi investasi nonfinansial, kegiatan sektor korporasi
nonfinansial swasta merupakan bagian terbesar dan memegang peranan penting
dalam perekonomian nasional. Gambaran terperinci mengenai pentingnya
peranan korporasi swasta nonfinansial tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Sebagai penopang pembangunan ekonomi yang berdampak pada
tumbuhnya perekonomian, perkembangan investasi di Indonesia menunjukkan
keadaan yang menggembirakan. Selama periode tahun 1996-2012 total investasi
di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1.680 persen, yakni dari Rp. 163,52
triliun pada tahun 1996 menjadi Rp. 2.911.37 triliun pada tahun 2012.
Investasi tersebut dilakukan oleh pemerintah, perusahaan pemerintah
nonfinansial (BUMN/D), korporasi swasta nonfinansial (bisnis), rumah tangga dan
lembaga keuangan (korporasi finansial) yang masing-masing memiliki peran
pada tahun 1996 sebesar 17,72 persen; 6,58 persen; 66,19 persen; 8,89 persen
dan 0,61 persen.
Korporasi nonfinansial tetap memegang peranan terbesar sebagai pelaku
investasi nasional pada tahun 2012 dibandingkan keempat institusi lainnya, yakni
sebesar Rp. 2.034,12 triliun atau 69,87 persen dari total investasi. Sedangkan
investasi yang dilakukan keempat institusi lainnya, yakni pemerintah sebesar Rp.
275,23 triliun (9,45 persen); BUMN sebesar Rp. 292,72 triliun (10,05 persen);
S K P S 2014
1
Rumah tangga sebesar Rp. 291,50 triliun (10,01 persen) dan lembaga keuangan
sebesar Rp. 17,79 triliun (0,62 persen).
Berdasarkan uraian di atas yang menunjukan sangat pentingnya peranan
korporasi swasta nonfinansial dalam menopang pertumbuhan ekonomi, perlu
disusun suatu laporan perusahaan swasta nonfinansial yang akan sangat
bermanfaat bagi banyak pihak baik pemerintah, pengusaha maupun pihak lain
yang peduli terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia pada tahun 2012
dan 2013.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga pemerintah yang salah satu
fungsinya adalah penyedia data ekonomi makro, telah melakukan upaya
kompilasi data statistik korporasi/perusahaan swasta nonfinansial melalui Survei
Khusus Perusahaan Swasta Nonfinansial (SKPS). Supaya kesinambungan
proses pemantauan dan pengumpulan data terjaga, BPS melalui Subdirektorat
Neraca Pemerintah dan Badan Usaha akan melaksanakan kembali SKPS pada
tahun 2014, yang mencakup data laporan keuangan perusahaan swasta
nonfinansial tahun 2012 dan 2013.
2
S K P S 2014
Tabel 1. Perkembangan Investasi Nonfinansial di Indonesia
Tahun 1996-2012
Investasi Nonfinansial (Triliun Rp)
Tahun
Pemerintah
1996
108.23
14.54
1.00
163.52
(66.19)
(8.89)
(0.61)
(100.00)
34.30
19.47
125.76
16.57
3.20
199.3
(17.21)
(9.77)
(63.10)
(8.31)
(1.61)
(100.00)
41.11
21.38
95.61
29.47
3.70
191.27
(21.49)
(11.18)
(49.98)
(15.41)
(1.93)
(100.00)
48.50
7.76
63.38
24.99
1.59
146.22
(33.17)
(5.31)
(43.34)
(17.09)
(1.09)
(100.00)
48.50
50.96
178.52
25.29
5.89
309.16
(15.69)
(16.48)
(57.74)
(8.18)
(1.91)
(100.00)
53.60
86.782
191.52
34.042
5.13
371.07
(14.44)
(23.39)
(51.61)
(9.17)
(1.38)
(100.00)
2001
2002
62.00
118.84
147.40
58.62
3.09
389.95
(15.90)
(30.48)
(37.80)
(15.03)
(0.79)
(100.00)
82.56
82.65
317.52
23.64
9.10
515.47
(16.02)
(16.03)
(61.60)
(4.59)
(1.76)
(100.00)
2003
2004
76.44
147.62
250.64
74.32
3.27
552.29
(13.84)
(26.73)
(45.38)
(13.46)
(0.59)
(100.00)
90.21
70.46
538.73
33.43
5.90
738.73
(12.21)
(9.54)
(72.93)
(4.52)
(0.80)
(100.00)
2005
2010
2011
2012
Total
10.77
2000
2009
Keuangan
(6.58)
1999
2008
Rumah
Tangga
28.98
1998
2007
Bisnis
(17.72)
1997
2006
BUMN
113.72
78.01
620.32
31.42
4.70
848.17
(13.41)
(9.20)
(73.14)
(3.70)
(0.55)
(100.00)
133.69
75.51
610.24
161.77
3.36
984.57
(13.58)
(7.67)
(67.42)
(12.36)
(0.61)
(100.00)
181.31
114.54
1017.18
186.53
9.27
1508.83
(12.02)
(7.59)
(67.42)
(12.36)
(0.61)
(100.00)
189.83
110.37
1210.77
215.30
11.96
1738.24
(10.920)
(6.350)
(69.660)
(12.390)
(0.690)
(100.00)
168.11
28.10
1657.51
217.78
15.13
2086.63
(8.06)
(1.35)
(79.43)
(10.44)
(0.72)
(100.00)
219.90
130.45
1854.65
227.02
1.85
2433.86
(9.04)
(5.36)
(76.20)
(9.33)
(0.08)
(100.00)
275.23
292.72
2.034.12
291.50
17.79
2911.37
(9.45)
(10.05)
(69.87)
(10.01)
(0.62)
(100.00)
Sumber
: Neraca Arus Dana, berbagai tahun
Keterangan
: Angka di dalam tanda kurung merupakan persentase terhadap total investasi
S K P S 2014
3
1.2. Tujuan
SKPS 2014 bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai:
1. Karakteristik korporasi/perusahaan swasta nonfinansial, antara lain tentang
jenis usaha, struktur permodalan, jumlah tenaga kerja dan sebagainya.
2. Hasil transaksi usaha korporasi/perusahaan swasta nonfinansial melalui
laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari Neraca Akhir Tahun (Balance
Sheet) dan Laporan Laba/Rugi (Income Statement), sehingga dapat diketahui
struktur aktiva (aset/harta/kekayaan), struktur pasiva (kewajiban dan modal),
output, input (biaya) dan sebagainya.
Data yang diperoleh dari informasi-informasi di atas akan digunakan untuk
menyusun :
a. Struktur neraca-neraca pokok korporasi/perusahaan swasta nonfinansial
baik secara agregat maupun dirinci menurut lapangan usaha.
b. Struktur Neraca Arus Dana (NAD) sektor swasta nonfinansial yang akan
dikonsolidasikan ke dalam sistem NAD Indonesia.
c. Analisis deskriptif mengenai karakteristik usaha, struktur aktiva, struktur
pasiva, output dan struktur biaya perusahaan sampel.
1.3. Ruang Lingkup dan Cakupan
SKPS 2014 dilaksanakan di tiga belas provinsi terpilih, yaitu Provinsi
Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Adapun sasaran SKPS 2014 ini adalah
korporasi swasta nonfinansial berbadan hukum dan tidak berbadan hukum.
Sedangkan lapangan usaha yang dicakup meliputi:
a. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
b. Pertambangan dan Penggalian
c. Industri Pengolahan
d. Listrik, Gas dan Air Bersih
e. Bangunan
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran
g. Pengangkutan dan Komunikasi
h. Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan
4
S K P S 2014
i.
Jasa-jasa Swasta, mencakup Jasa Sosial dan Kemasyarakatan (termasuk
pendidikan dan kesehatan) serta Jasa Hiburan dan Rekreasi
Cakupan survei ini utamanya ditujukan untuk korporasi swasta
nonfinansial induk atau tunggal, yang memiliki jumlah aset/harta cukup
besar dan mempunyai laporan keuangan berupa Neraca Akhir Tahun dan
Laporan Laba/Rugi yang diterbitkan secara berkala dan teratur.
1.4. Jadwal Kegiatan
a. Persiapan dan Perencanaan
1. Penyusunan Metodologi, Pedoman Pencacahan & Daftar Isian
2. Penggandaan Pedoman Pencacahan dan Daftar Isian ………
3. Pelatihan Instruktur…………………………………………………
4. Pelatihan Pencacah Daerah ……..………………………………
5. Pengiriman Dokumen ke Daerah ..………………………………
Januari – Februari 2014
Februari 2014
Februari 2014
Februari – Maret 2014
Februari – Maret 2014
b. Pelaksanaan
1. Pengambilan Sampel ..……………………………………………
2. Pencacahan…………………………………………………………
3. Pemeriksaan dan Pengawasan ..………………………………..
4. Pengiriman Dokumen ke Pusat ..………………………………..
Maret 2014
April – Agustus 2014
Mei – September 2014
Juni – September 2014
c. Pengolahan
1. Penyusunan Program Komputer …………………………………
2. Pengolahan Pra Komputer ………………………………………..
3. Pengolahan Komputer ………………………………………….....
Mei – Juni 2014
Juni – Oktober 2014
Juni – Oktober 2014
d. Analisa dan Penyajian
1. Tabulasi ………….………………………………………………….
2. Analisa dan Penulisan Laporan..…………….……………………
3. Penggandaan dan Diseminasi Laporan...…………….………….
Oktober - November 2014
Oktober - November 2014
Desember 2014
S K P S 2014
5
6
S K P S 2014
II. METODOLOGI SURVEI
2.1. Jumlah Responden
Tabel 2. Daftar Alokasi Sampel SKPS Tahun 2014
Menurut Provinsi Dan Lapangan Usaha
Lapangan Usaha
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air
Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel
& Restoran
Pengangkutan &
Komunikasi
Persewaan
Bangunan & Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa Swasta
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Jumlah
Pertambangan dan
Penggalian
(1)
Koperasi
Provinsi
Pertanian
Non-Koperasi
(12)
Sumatera Utara
23
1
27
1
5
22
9
4
4
4
100
Riau
24
2
22
1
6
11
3
1
2
3
75
Sumatera Selatan
24
2
22
1
6
11
3
1
2
3
75
Kepulauan Riau
23
1
4
1
2
11
4
1
1
2
50
DKI Jakarta
0
0
65
5
12
68
20
37
28
15
250
Jawa Barat
20
3
40
2
10
50
10
5
5
5
150
Jawa Tengah
15
2
28
2
4
14
4
2
2
2
75
DI Yogyakarta
12
2
13
1
8
16
8
6
5
4
75
Jawa Timur
16
2
28
2
4
30
5
3
5
5
100
Bali
10
2
15
1
5
20
7
6
5
4
75
Kalimantan Selatan
11
8
4
1
3
10
5
2
2
4
50
Kalimantan Timur
10
15
22
2
4
11
3
2
3
3
75
Sulawesi Selatan
12
5
25
2
6
15
2
2
3
3
75
200
45
315
22
75
289
83
72
67
57
1225
Jumlah
2.2. Pemilihan Sampel
Jumlah sampel SKPS 2014 sebanyak 1225 responden dan tersebar di tiga
belas provinsi terpilih. Alokasi sampel menurut lapangan usaha dilakukan secara
proporsional berdasarkan struktur ekonomi di masing-masing provinsi terpilih.
Dengan pemilihan sampel sedemikian rupa diharapkan data yang diperoleh
dapat menggambarkan kondisi perekonomian secara nasional. Alokasi sampel
per provinsi ditunjukkan oleh tabel 2 di atas.
S K P S 2014
7
Hasil SKPS tahun 2014 akan disajikan menurut lapangan usaha, sehingga
diharapkan target sampel menurut lapangan usaha yang ditunjukkan oleh tabel di
atas dapat tercapai. Apabila penentuan sampel menurut lapangan usaha seperti
yang tertera pada tabel di atas tidak dapat dipenuhi, maka dapat dialokasikan ke
sektor nonfinansial swasta lainnya dengan tetap memperhatikan keterwakilan
setiap lapangan usaha.
2.3. Teknik Pencacahan
Pencacahan dilakukan dengan cara kunjungan. Petugas dari BPS Provinsi
mendatangi setiap korporasi/perusahaan swasta nonfinansial yang terpilih sesuai
sampel. Daftar isian yang mencakup keterangan umum perusahaan harus diisi
petugas pada saat wawancara. Untuk jenis data seperti Neraca Akhir Tahun
dan Laporan Laba/Rugi, petugas diharuskan meminta atau mengkopi laporan
keuangan perusahaan tersebut.
2.4. Petugas Lapangan
Pencacahan SKPS 2014 akan dilakukan oleh staf yang ditugaskan oleh
BPS Provinsi terpilih. Jika tidak ada staf BPS dapat ditugaskan KSK atau mitra
kerja dan dibekali dengan surat tugas. Petugas pengawas SKPS 2014 adalah
tenaga teknis BPS provinsi yang berpengalaman mengawasi berbagai aktivitas
survei BPS utamanya Kepala Seksi Neraca Konsumsi.
2.5. Penanggung Jawab
Penanggung jawab di tingkat pusat adalah Sub Direktorat Neraca
Pemerintah dan Badan Usaha, Direktorat Neraca Pengeluaran BPS RI.
Sedangkan penanggung jawab daerah adalah Bidang Neraca Wilayah dan
Analisis Statistik di bawah koordinasi Kepala BPS Provinsi.
2.6. Pengiriman Dokumen
Hasil pencacahan SKPS 2014 yang sudah selesai diperiksa, dikirim ke
BPS RI c.q. Sub Direktorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha, Direktorat
Neraca Pengeluaran. Diharapkan SKPS 2014 dapat diselesaikan sesuai dengan
jadwal dan BPS Provinsi dapat mengatur pengiriman dokumen secara bertahap.
8
S K P S 2014
2.7. Pengolahan Data SKPS
Pengolahan data untuk Survei SKPS dilakukan di BPS RI dengan petugas
pengolah Subdit Neraca Pemerintah dan Badan Usaha. Jika provinsi ingin
mengolah Survei SKPS di provinsi dapat dilakukan dengan mandiri, tetapi tetap
mengirimkan dokumen dan softcopy hasil pengolahan Survei SKPS sesuai
jadwal.
S K P S 2014
9
10
S K P S 2014
III. KONSEP DEFINISI DAN CARA PENGISIAN DAFTAR ISIAN
(KUESIONER)
Untuk memudahkan pengisian daftar isian (kuesioner) SKPS 2014 yang
terdiri dari enam blok, berikut ini diberikan pedoman pengisiannya. Untuk
memperlancar pengecekan dan pemeriksaan tulislah daftar isian ini dengan huruf
kapital.
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT
Rincian 1 s/d 5: Isikan nama provinsi, kabupaten/kota, nama perusahaan,
alamat lengkap perusahaan dan nomor telepon/email/fax pada
tempat yang tersedia.
BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN
Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui keterangan umum/karakteristik usaha
perusahaan swasta nonfinansial sampel.
Rincian 1: Tahun Mulai Beroperasi Secara Komersial
Isikan tahun pertama kali perusahaan melakukan operasi kegiatan
usaha secara komersial, pada tempat yang tersedia.
Rincian 2: Struktur Modal (%)
Isikan persentase besarnya modal perusahaan tahun 2013. Tulis
sesuai status permodalannya apakah modal pemerintah, swasta
asing, swasta nasional atau lainnya, pada tempat yang tersedia.
Jumlah struktur modal sama dengan 100%.
Modal pemerintah, swasta asing, swasta nasional dan lainnya,
adalah besarnya modal atau saham perusahaan yang dimiliki oleh
pemerintah, swasta asing, swasta nasional dan lainnya.
Rincian 3: Bentuk Badan Usaha
Lingkari salah satu bentuk badan usaha yang tersedia sesuai dengan
bentuk badan usaha perusahaan. Bentuk Badan Usaha adalah status
yang dimiliki oleh suatu kegiatan ekonomi berdasarkan akte
pendiriannya yang dikeluarkan oleh notaris, berupa akte notaris atau
berdasarkan suatu keputusan dari pejabat instansi yang berwenang.
Bentuk badan usaha tersebut adalah sebagai berikut:
S K P S 2014
11
1.
Perseroan
Terbatas
(PT)
adalah
bentuk
badan
hukum
perusahaan yang didirikan dengan modal yang terbagi dalam
saham-saham, dan pemegang saham bertanggung jawab
terbatas pada nilai nominal saham yang dimiliki. Dalam
menjalankan kegiatannya pemegang saham ikut serta berperan
sesuai dengan besar-kecilnya jumlah saham yang dimiliki, atau
berdasarkan perjanjian antar pemegang saham. Bentuk badan
hukum ini disahkan oleh notaris.
2.
PT Terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya
kepada masyarakat melalui pasar modal (go public).
3.
Koperasi adalah perusahaan yang beranggotakan orangseorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan.
Bentuk badan hukum koperasi ini dikeluarkan dan disahkan oleh
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
4.
CV/Firma adalah bentuk badan usaha perusahaan perorangan
yang modalnya dimiliki oleh beberapa orang dan digunakan
untuk menjalankan usaha bersama dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan. Bentuk badan usaha ini disahkan oleh
notaris.
5.
Lainnya adalah bentuk badan usaha yang belum termasuk
kategori di atas seperti yayasan dan sebagainya.
Rincian 4: Lapangan Usaha Dari Kegiatan Utama
Lingkari salah satu jenis lapangan usaha yang tersedia sesuai
dengan kegiatan utama perusahaan, yaitu bergerak di lapangan
usaha/kegiatan Pertanian, Pertambangan & Penggalian, Industri
Pengolahan, Listrik Gas dan Air Bersih, Bangunan, Perdagangan
Hotel & Restoran, Pengangkutan & Komunikasi, Persewaan
Bangunan dan Jasa Perusahaan, serta Jasa-jasa Swasta sesuai
dengan konsep PDRB. Apabila satu perusahaan mempunyai dua
kegiatan atau lebih, tentukanlah kegiatan utama perusahaan tersebut
sesuai dengan pendapatan usaha yang paling besar nilainya.
12
S K P S 2014
Rincian 5: Produk (barang/jasa) Utama
Isikan jenis produk perusahaan yang paling tinggi nilainya.
Rincian 6: Pendapatan Usaha
Isikan pendapatan usaha perusahaan tahun 2012 dan 2013 dalam
jutaan rupiah.
Pendapatan Usaha adalah penjumlahan dari pendapatan utama dan
pendapatan lainnya dari perusahaan.
Pendapatan Utama merupakan pendapatan dari hasil penjualan
produk utama dengan kriteria nilai yang paling tinggi. Jika nilainya
ternyata sama, maka yang diperhitungkan adalah volume fisik dan
waktu pengerjaan.
Pendapatan Lainnya merupakan pendapatan dari hasil penjualan
produk sekunder yang dihasilkan selain produk utama.
Produk Sekunder terdiri dari produk ikutan dan produk sampingan.
a. Produk Ikutan adalah barang dan jasa yang dihasilkan bersama
dengan produk utama atas penggunaan teknologi tunggal.
b. Produk Sampingan adalah barang dan jasa yang dihasilkan
sejalan dengan produk utama tapi dengan menggunakan teknologi
yang berbeda.
Rincian 7: Total Harta (Aktiva)
Isikan total harta perusahaan tahun 2012 dan 2013 dalam jutaan
rupiah. Isian ini direkap dari Total Harta Neraca Akhir Tahun (NAT)
Blok III.
Total Harta adalah penjumlahan dari seluruh harta perusahaan, yaitu
harta lancar dan harta tidak lancar.
Harta adalah seluruh harta perusahaan baik berwujud maupun tidak
berwujud yang mempunyai nilai uang, dan memberikan manfaat bagi
pemiliknya di masa mendatang. Secara umum dapat dikatakan harta
adalah kekayaan (sumber daya) yang dimiliki perusahaan dan
mempunyai nilai uang.
Harta Lancar adalah bagian harta yang dimiliki perusahaan berupa
uang tunai dan harta lain yang dapat ditukarkan ke dalam uang tunai
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Termasuk disini adalah:
S K P S 2014
13
kas, piutang, persediaan, surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan, biaya-biaya dibayar dimuka dan harta lainnya.
Harta Tidak Lancar terdiri dari harta tetap berwujud, harta tetap tak
berwujud dan harta lain-lain.
-
Harta Tetap Berwujud adalah harta yang memiliki substansi
nyata dan berumur lebih dari satu tahun. Tujuan pemilikan harta
tetap berwujud adalah untuk operasi perusahaan jangka panjang,
seperti:
tanah,
bangunan
dan
gedung,
investasi
kantor,
kendaraan, mesin dan peralatan pabrik dan sebagainya.
-
Harta Tetap Tak Berwujud adalah harta yang tidak memiliki
substansi nyata yang nilainya timbul karena hak-hak yang
diperoleh dari kepemilikan harta tersebut dan dapat digunakan
lebih dari satu tahun, seperti: hak paten, goodwill, franchise,
lisensi dan lainnya.
Rincian 8: Jumlah Tenaga Kerja (orang)
Isikan jumlah tenaga kerja perusahaan tahun 2012 dan 2013.
Jumlah Tenaga Kerja adalah banyaknya tenaga kerja tetap dan
tidak tetap yang biasanya bekerja setiap harinya di perusahaan ini.
BLOK III. NERACA AKHIR TAHUN (NAT) PERUSAHAAN
A. HARTA (AKTIVA) adalah seluruh kepemilikan perusahaan baik berwujud
maupun tak berwujud yang mempunyai nilai uang dan memberikan manfaat
bagi pemiliknya di masa mendatang. Secara umum dapat dikatakan bahwa
harta adalah kekayaan (sumber daya) yang dimiliki oleh perusahaan dan
mempunyai nilai uang. Harta terdiri dari Harta lancar dan Harta tidak lancar
(Investasi Jangka Panjang, Harta Tetap Berwujud, Harta Tetap Tak Berwujud
dan Harta Lain-Lain).
A.1 HARTA LANCAR adalah bagian harta yang dimiliki oleh perusahaan berupa
uang tunai dan harta lain yang dapat ditukarkan ke dalam uang tunai dalam
jangka waktu kurang dari satu tahun. Termasuk disini adalah: Kas, Investasi
Jangka Pendek, Piutang Jangka Pendek, Wesel Tagih, Persediaan, Biaya
Dibayar di Muka, Cadangan Piutang Tak Tertagih dan Harta Lancar lainnya.
14
S K P S 2014
1.
Kas adalah uang yang ada yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk
perusahaan yang relatif besar biasanya kas dipisahkan menjadi kas di
perusahaan (cash on hands) dan kas di bank (cash in bank).(1.1 +
1.2).
1.1 Kas di Perusahaan (cash on hands) adalah uang tunai yang
disimpan di kas perusahaan baik dalam bentuk rupiah ataupun
mata uang asing (yang telah dikonversikan setara rupiah).
1.2 Kas di Bank (cash in bank) adalah uang tunai yang merupakan
saldo rekening giro yang disimpan di bank dalam bentuk rupiah
ataupun mata uang asing.
2.
Investasi Jangka Pendek adalah penanaman modal yang dilakukan
oleh perusahaan dalam bentuk deposito berjangka, saham, surat-surat
berharga, emas, valuta asing dan lain-lain guna memperoleh
pendapatan tambahan secara periodik atau keuntungan atas penjualan
kembali harta tersebut. Harta ini dikuasai untuk sementara waktu
(kurang dari 1 tahun). Investasi Jangka Pendek terdiri dari Deposito
Berjangka, Surat-surat Berharga dan Investasi Jangka Pendek Lainnya
(2.1 s/d 2.3).
2.1 Deposito adalah simpanan yang menghasilkan bunga dengan
batas waktu tertentu dan dibuktikan dengan sertifikat yang
dikeluarkan atas nama pemilik deposito tersebut.
2.2 Saham adalah saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan
terbatas.
Wujud
saham
berupa
selembar
kertas
yang
menerangkan siapa pemiliknya.
2.3 Investasi Jangka Pendek Lainnya adalah penanaman modal
(dalam rupiah atau mata uang asing) yang dilakukan oleh
perusahaan di luar deposito dan obligasi (2.3).
3.
Piutang Jangka Pendek adalah hak atau tagihan perusahaan kepada
perusahaan lain yang akan dimintakan pembayarannya jika sudah
jatuh tempo (kurang dari 1 tahun). Piutang jangka pendek terdiri dari
Piutang Usaha, Piutang Pegawai, Piutang dari Perusahaan Afiliasi,
Piutang Ragu-Ragu dan Piutang Jangka Pendek Lainnya.
S K P S 2014
15
4.
Wesel Tagih adalah janji tertulis tanpa syarat pihak lain pada
perusahaan untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.
Wesel ini dapat diperjualbelikan.
5.
Persediaan adalah yang dimiliki perusahaan yang siap untuk dijual.
Persediaan ini meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses,
barang dalam perjalanan dan barang hasil produksi yang siap untuk
dijual. Serta dikurangi dengan persediaan barang usang (5.1 - 5.2)
6.
Biaya Dibayar Dimuka adalah biaya-biaya yang belum merupakan
kewajiban perusahaan untuk membayar
pada periode tersebut.
Namun perusahaan sudah membayarnya terlebih dahulu. Biaya
dibayar dimuka terdiri dari Biaya Bunga, Premi Asuransi, Sewa, Pajak
dan Biaya Lainnya.
7.
Penyisihan Piutang Ragu-Ragu adalah perkiraan penilaian atas
piutang
yang
timbul
karena
piutang
debitor
yang
diragukan
pelunasannya. Perkiraan ini merupakan pengurangan aset (contra
assets) atas perkiraan piutang ragu-ragu.
8.
Harta Lancar Lainnya
adalah aktiva lancar selain yang telah
disebutkan.
A.2 HARTA TIDAK LANCAR adalah bagian harta yang dimiliki oleh
perusahaan yang jangka waktu pemakaiannya lama. Termasuk disini
adalah Investasi Jangka Panjang, Harta Tetap Berwujud, Harta Tetap Tak
Berwujud, dan Harta Lain-Lain. (A.2.9 s/d A.2.19)
9.
Deposito Berjangka: konsep idem R.2.2.1 tetapi jangka waktu lebih
dari satu tahun.
10. Investasi Jangka Panjang adalah penanaman modal yang dilakukan
oleh perusahaan dalam bentuk saham, obligasi, atau surat berharga
lainnya dengan tujuan untuk digunakan dalam waktu lebih dari satu
tahun. (10.1+10.2+10.3).
10.1 Investasi Dalam Bentuk Saham adalah penanaman modal yang
dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk saham-saham yang
dikeluarkan perusahaan lain. Penanaman modal ini ditujukan,
16
S K P S 2014
misalnya untuk ikut serta menjadi pemilik perusahaan yang
mengeluarkan saham-saham tersebut.
10.2 Investasi Dalam Bentuk Obligasi adalah
yang
dilakukan
perusahaan
dalam
penanaman modal
bentuk
obligasi
yang
dikeluarkan perusahaan lain. Penanaman modal ini ditujukan
misalnya, agar perusahaan mendapat laba yang teratur di masa
mendatang.
10.3 Investasi Jangka Panjang Lainnya penanaman modal yang
dilakukan perusahaan dalam bentuk surat berharga selain saham
& obligasi, misalnya reksadana.
11. Piutang Tidak Lancar adalah hak atau tagihan perusahaan kepada
perusahaan lain yang akan dimintakan pembayarannya jika sudah
jatuh tempo (lebih dari satu tahun). Piutang jangka panjang terdiri dari
Piutang Usaha, Piutang Pegawai, Piutang dari Perusahaan Afiliasi,
Piutang dan Piutang Jangka Panjang Lainnya.
12. Harta Tetap Berwujud adalah harta yang memiliki substansi nyata
dan berumur lebih dari 1 tahun. Tujuan pemilikan harta tetap berwujud
adalah untuk operasi perusahaan dalam jangka panjang. Harta tetap
berwujud ini terdiri dari tanah, bangunan, perlengkapan kantor, mesin
& peralatan pabrik, kendaraan, sumur kilang minyak/tambang,
tanaman menghasilkan dan harta tetap berwujud lainnya (12.1 s/d
12.8).
12.1
Tanah adalah harta tetap yang umurnya tak terbatas seperti
tanah untuk bangunan perusahaan, tanah pertanian dan
lainnya. Tanah dinilai berdasarkan nilai perolehan. Untuk harta
ini tidak dikenakan penyusutan (non depreciable).
12.2-3 Bangunan dan Perlengkapan Kantor adalah harta
tetap
berupa bangunan dan perlengkapan kantor, yang umurnya
terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis jika habis
pengggunaannya. Kelompok harta ini dikenakan penyusutan
(depreciable). Harta ini dinilai atas harga perolehan.
12.4
Mesin dan Peralatan Pabrik adalah harta tetap berupa mesin
dan peralatan pabrik, yang umurnya terbatas dan dapat diganti
S K P S 2014
17
dengan harta sejenis apabila habis penggunaannya. Untuk
kelompok aktiva ini dikenakan penyusutan (depreciable). Aktiva
ini dinilai atas harga perolehan.
12.5
Kendaraan adalah harta tetap berupa kendaraan, yang
umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis
apabila habis penggunaannya. Untuk kelompok harta ini
dikenakan penyusutan (depreciable). Harta ini dinilai atas
harga perolehan.
12.6
Sumur Kilang Minyak/Tambang adalah harta tetap berupa
sumur kilang minyak/tambang, yang umurnya terbatas dan
dapat
diganti
penggunaannya.
penyusutan
dengan
Untuk
(depreciable).
harta
sejenis
kelompok
Harta
harta
ini
apabila
ini
dinilai
habis
dikenakan
atas
harga
perolehan.
12.7
Tanaman Menghasilkan/Belum Menghasilkan adalah harta
tetap berupa tanaman yang dapat menghasilkan, yang
umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis
apabila habis penggunaannya. Untuk kelompok harta ini
dikenakan deplesi. Harta ini dinilai atas harga perolehan.
12.8
Harta Tetap Berwujud Lainnya adalah harta tetap berwujud
selain kategori harta tetap berwujud yang telah disebutkan.
13. Akumulasi Penyusutan adalah total penyusutan atas harta tetap
berwujud yang dinilai dengan metode tertentu. Akumulasi penyusutan
merupakan contra assets dari nilai perolehan harta tetap berwujud
untuk mendapatkan nilai buku harta tersebut pada periode tertentu.
14. Akumulasi Deplesi adalah total penyusutan yang diakui dan dicatat
atas berkurangnya nilai perolehan dari sumber-sumber alam yang
dieksploitasi seperti hutan, tanah tambang dan lain-lain.
15. Nilai Buku Harta Tetap Berwujud adalah total harta tetap berwujud
dikurangi dengan penyusutan dan deplesi. (12-13-14)
16. Harta Tetap Tidak Berwujud adalah suatu harta yang tidak memiliki
substansi nyata yang nilainya timbul karena hak-hak yang diperoleh
dari kepemilikan harta tersebut dan dapat digunakan lebih dari 1
18
S K P S 2014
tahun. Harta tetap tak berwujud terdiri dari hak paten, biaya
praoperasi (riset dan pengembangan) serta instalasi program (set up).
16.1
Hak Paten adalah hak ekslusif yang diberikan pemerintah
kepada pencipta barang dan jasa untuk memproduksi dan
memasarkan
suatu
barang
dan
jasa
tertentu
disertai
perlindungan hukum dari pemalsuan dan peniruan. Hak Paten
terdiri dari Goodwill, Franchise, Lisensi dan Trade Mark.
Goodwill adalah suatu kelebihan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan
dibanding
perusahaan
lain.
(seperti:
letak
perusahaan yang strategis, manajemen perusahaan yang baik,
produk unggul yang sudah dikenal masyarakat, dan lainnya).
Franchise adalah hak kelola pendistribusian barang atau jasa
kepada masyarakat konsumen yang dijual kepada pihak lain
dengan standarisasi mutu,
misalnya pengelolaan Kentucky
Fried Chicken.
Lisensi
adalah izin khusus dari pribadi atau perusahaan
kepada
pribadi
atau
perusahaan
lain,
misalnya
hak
menerbitkan, hak memperdagangkan barang dan jasa dan lainlain.
Trade Mark adalah hak menggunakan suatu tanda pengenal
atau simbol dari suatu barang yang diusahakan dan disahkan
oleh pemerintah serta dilindungi terhadap kemungkinan ditiru
atau dipalsukan.
16.2
Biaya Praoperasi adalah biaya-biaya yang terjadi sebelum
dimulainya kegiatan usaha komersial perusahaan. Yang
termasuk ke dalam kelompok biaya ini, antara lain: biaya riset
dan pengembangan, dan biaya ditangguhkan lainnya. Biaya
praoperasi dikapitalisasi dan diamortisasi dalam jangka waktu
dan metode tertentu.
Biaya
Riset
dan
Pengembangan
adalah
biaya
yang
dikeluarkan untuk riset, percobaan, analisa, penyajian serta
berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan segala aspek
operasi perusahaan.
S K P S 2014
19
Biaya
Ditangguhkan
adalah
pengeluaran
yang
belum
merupakan biaya dalam tahun buku yang sedang berjalan,
tetapi masih tercatat sebagai harta.
17. Akumulasi Amortisasi adalah total penyusutan atas harta tetap tak
berwujud sesuai nilai
perolehan. Akumulasi ini merupakan contra
assets dari nilai perolehan harta tersebut pada periode tertentu.
18. Nilai Buku Harta Tetap Tidak Berwujud adalah nilai harta tetap tidak
berwujud dikurangi dengan nilai amortisasi.
19. Harta Tidak lancar Lainnya adalah harta lain-lain yang tidak
digolongkan ke dalam kelompok harta perusahaan yang telah
disebutkan
sebelumnya.
Harta
lain-lain
terdiri
dari
Pinjaman
Karyawan, Hak Sewa Jangka Panjang, Uang Jaminan dan Lainnya
(17.1 s/d 17.4).
19.1 Pinjaman
Karyawan
adalah
perusahaan
meminjamkan
sejumlah hartanya kepada karyawannya, sehingga menjadi
bagian harta bagi perusahaan tersebut.
19.2 Hak
Sewa
Jangka
Panjang
adalah
hak
sewa
atas
penggunaan tanah, bangunan/gedung, mesin-mesin atau
barang bergerak lainnya untuk suatu periode jangka panjang.
19.3 Uang Jaminan adalah perusahaan mempercayakan atau
menyimpankan sejumlah uang kepada pihak lain untuk
keamanan uang tersebut.
19.4 Lainnya adalah harta jangka
lain-lain
yang
telah
panjang selain kategori harta
disebutkan
(misalnya:
aktiva
pajak
tangguhan).
B. KEWAJIBAN DAN MODAL terdiri dari Kewajiban dan Modal. (B1 + B2).
B.1 KEWAJIBAN adalah kewajiban atau hutang perusahaan untuk melunasi
suatu jumlah hutang atau melaksanakan suatu kewajiban kepada pihak lain
jika telah jatuh tempo. Kewajiban terdiri dari Kewajiban Lancar (jangka
pendek) dan Kewajiban Jangka Panjang (B.1.1 + B.1.2).
20
S K P S 2014
B.1.1 Kewajiban Lancar adalah hutang jangka pendek yang diperkirakan harus
dilunasi kurang dari 1 tahun. Kewajiban Lancar terdiri dari bermacammacam hutang dan Kewajiban Lancar Lainnya (1 s/d 7).
1. Hutang Usaha adalah hutang perusahaan (berupa rupiah atau valuta
asing) kepada pihak lain karena perusahaan membeli barang atau jasa
secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari 1 tahun.
2. Hutang Bank/Kredit Modal Kerja adalah pinjaman untuk modal kerja
perusahaan (baik dalam rupiah atau valuta asing) yang diperoleh dari
bank
berdasarkan
permohonan
perusahaan
tersebut,
biasanya
mempunyai jangka waktu kurang dari 1 tahun.
3. Hutang Pajak adalah beban yang dikenakan atas penghasilan,
kekayaan, transaksi/sumber-sumber lainnya dari perusahaan untuk
dibayarkan kepada pemerintah.
4. Hutang yang Masih Harus Dibayar adalah hutang yang masih harus
dibayarkan
perusahaan
kepada
pihak
lain
untuk
kepentingan
perusahaan. Hutang-hutang ini terdiri dari hutang sewa dan hutang
bunga.
5. Uang Muka dari Langganan adalah sejumlah uang dari pihak lain
(pemesan) yang dititipkan kepada perusahaan. Dalam hal ini
perusahaan melakukan penyelesaian order dari pihak lain tersebut
dengan memperhitungkan termin yang diajukan.
6. Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Kurang dari 1 Tahun
adalah kewajiban atau hutang perusahaan kepada pihak lain dalam
jangka panjang (lebih dari satu tahun) namun pembayaran pinjaman
tersebut harus dilakukan secara berangsur sesuai dengan tanggal
pembayaran (dalam satu tahun).
7. Kewajiban Lancar Lainnya adalah selain kategori kewajiban lancar
yang telah disebutkan.
B.1.2 Kewajiban Jangka Panjang adalah kewajiban atau hutang perusahaan
kepada pihak lain yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun
(8 s/d 12).
S K P S 2014
21
8.
Hutang Usaha adalah hutang perusahaan (berupa rupiah atau valuta
asing) kepada pihak lain karena perusahaan membeli barang atau
jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu
tahun.
9.
Hutang Bank/Kredit Investasi adalah pinjaman yang diperoleh
pihak perusahaan dari bank berdasarkan permohonan perusahaan
tersebut. Pinjaman bank dalam kategori ini biasanya mempunyai
jangka lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kredit investasi
perusahaan. Rincian ini terdiri dari nilai hutang jangka panjang setelah
dikurangi pokok cicilan hutang yang sudah dibayar atau jatuh tempo
dalam waktu satu tahun pada periode yang sama.
10. Hutang Sewa Guna Usaha adalah beban sewa atas penggunaan
tanah, bangunan/gedung, mesin-mesin, peralatan dan kendaraan
yang dikuasai dan digunakan berdasarkan kontrak dalam jangka
waktu lebih dari satu tahun.
11. Hutang Pajak Tangguhan adalah konsekuensi pajak periode
mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat kewajiban
menurut
laporan
keuangan
dengan
dasar
pengenaan
pajak
kewajiban.
12. Setoran Jaminan adalah uang jaminan yang diterima dari pihak lain
oleh perusahaan dengan ketentuan sesuai perjanjian yang telah
disepakati
kegunaannya
untuk
menjamin
keamanan/kelancaran
transaksi dari barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
13. Kewajiban Jangka Panjang Lainnya
adalah
selain
kategori
kewajiban jangka panjang yang telah disebutkan sebelumnya.
B.2 MODAL adalah sumber dana peusahaan baik yang berasal dari pemilik
maupun kreditor. Sumber dana ini digunakan untuk membeli harta-harta
yang digunakan dalam operasi perusahaan. Dengan demikian baik pemilik
maupun kreditor berhak atas kekayaan perusahaan.
14. Modal Saham
Ditempatkan dan Disetor adalah sebagian dari
modal dasar yang telah ditentukan kepemilikannya di dalam akta
22
S K P S 2014
pendirian atau perubahannya sebagai pemegang saham dan telah
disetorkan oleh para pemegang sahamnya tersebut.
15. Tambahan Modal Disetor merupakan tambahan penyertaan modal
yang diterima oleh perusahaan.
16. Saldo Laba/Rugi yang Ditahan mencakup Saldo Laba/Rugi yang
dicadangkan dan yang belum dicadangkan.
16.1 Saldo Laba/Rugi yang Dicadangkan adalah sebagian atau
keseluruhan laba/rugi yang tidak dibagikan kepada pemilik
(stockholders)
perusahaan
dicadangkan
maupun
dalam
ini
pemegang
(shareholders)
bentuk
dividen.
Jumlah
digunakan
oleh
perusahaan
saham
laba/rugi
untuk
memperbesar modal dan pengembangan usaha.
16.2 Saldo Laba/Rugi yang Belum Dicadangkan adalah saldo
laba/rugi neto yang belum ditentukan penggunaannya.
17. Modal Lain-lain yaitu modal yang tidak tercakup dalam item
sebelumnya.
BLOK IV. LAPORAN LABA/RUGI PERUSAHAAN
1.
Pendapatan Utama merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk
utama dengan kriteria nilai yang paling tinggi atau volume fisik maupun
waktu pengerjaannya yang paling besar.
2.
Pendapatan Lainnya merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk
sekunder (produk ikutan + produk sampingan) yang dihasilkan selain produk
utama.
Produk Ikutan adalah barang & jasa yang dihasilkan bersama dengan
produk utama atas penggunaan teknologi tunggal.
Produk Sampingan adalah barang & jasa yang dihasilkan sejalan dengan
produk utama tapi menggunakan teknologi yang berbeda.
3.
Pendapatan Usaha merupakan penjumlahan pendapatan utama dan
pendapatan lainnya (1+2).
4.
Biaya Pokok Penjualan (cost of goods sold/cost of sales) adalah seluruh
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dan mempersiapkan
barang sampai siap dijual yaitu penjumlahan biaya pokok produksi,
S K P S 2014
23
persediaan awal barang jadi dan pembelian barang jadi dikurangi dengan
persediaan akhir barang jadi dan pemakaian sendiri. (4.1 + 4.2 + 4.3 - 4.4 –
4.5).
4.1
Biaya Pokok Produksi adalah penjumlahan biaya produksi, dan
persediaan awal barang dalam proses dikurangi dengan persediaan
akhir barang dalam proses (4.1.a + 4.1.b - 4.1.c).
4.1.a
Biaya Produksi bagi perusahaan yang bergerak di lapangan
usaha industri pengolahan adalah penjumlahan Pemakaian
Bahan Baku dan Penolong, Upah dan Gaji Tenaga Kerja
Produksi dan Biaya Pabrikasi (Overhead Cost) (4.1.a.1 s/d
4.1.a.3).
Biaya Pabrikasi terdiri dari biaya-biaya produksi langsung,
seperti penyusutan alat-alat produksi, biaya listrik dan air untuk
produksi, biaya pemeliharaan alat-alat produksi dan biaya
produksi lainnya (4.1.a.3.1 s/d 4.1.a.3.4). Bagi perusahaan yang
bergerak di lapangan usaha perdagangan, biaya produksi ini
meliputi harga beli barang dagangan ditambah biaya lain seperti
biaya transportasi dan penyimpanan.
4.1.b
Persediaan Awal Barang dalam Proses adalah jumlah barang
dalam proses yang ada di perusahaan pada awal periode
pencatatan.
4.1.c
Persediaan Akhir Barang dalam Proses adalah jumlah barang
dalam proses yang ada di perusahaan pada akhir periode
pencatatan.
4.2
Persediaan Awal Barang Jadi adalah jumlah barang jadi yang ada di
perusahaan pada awal periode pencatatan.
4.3
Pembelian Barang Jadi adalah jumlah pembelian barang jadi dari
pihak lain oleh perusahaan pada periode pencatatan.
4.4
Persediaan Akhir Barang Jadi adalah jumlah barang jadi yang ada di
perusahaan pada akhir periode pencatatan.
4.5
Pemakaian Sendiri adalah jumlah barang jadi yang ada di perusahaan
yang digunakan untuk konsumsi perusahaan itu sendiri.
5.
Laba/Rugi Bruto Usaha merupakan pengurangan pendapatan usaha
dengan biaya pokok penjualan (3-4).
24
S K P S 2014
6.
Biaya
Administrasi dan Penjualan merupakan penjumlahan biaya
administrasi umum dan biaya penjualan (6.1 s/d 6.15).
Biaya Administrasi dan Umum adalah biaya yang bersifat umum dalam
perusahaan, misalnya upah dan gaji tenaga kerja tak langsung, biaya listrik,
air & telepon, pemeliharaan, asuransi, iuran, sumbangan dan lain-lain.
Biaya Penjualan adalah semua biaya yang terjadi dalam hubungan dengan
menjual dan memasarkan barang dan jasa seperti biaya promosi dan iklan,
VAT (PPN) dan pajak penjualan (PPn) serta diskon dan lain-lain.
7.
Laba/Rugi Neto Usaha merupakan pengurangan Laba/Rugi Bruto Usaha
dengan Biaya Usaha (5-6).
8.
Selisih Pendapatan dengan Biaya di Luar Usaha adalah pendapatan di
luar usaha dikurangi dengan biaya di luar usaha (8.1 - 8.2).
8.1 Pendapatan di Luar Usaha adalah pendapatan yang bukan berasal
dari
kegiatan
utama
perusahaan.
Termasuk
dalam
kelompok
pendapatan ini antara lain: jasa giro, laba selisih kurs, keuntungan
penjualan harta, pendapatan sewa dan lain-lain (8.1.a s/d 8.1.j).
8.2 Biaya di Luar Usaha adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan
secara langsung dengan kegiatan utama perusahaan (8.2.a s/d 8.2.g).
9.
Laba (Rugi) Sebelum Pajak yaitu penjumlahan Laba/Rugi neto usaha &
selisih pendapatan dan biaya di luar usaha (7+8).
10. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan
yang diperoleh perusahaan.
11. Laba/Rugi Setelah Pajak merupakan pengurangan Laba/Rugi Sebelum
Pajak dengan Pajak Penghasilan (9-10).
12. Pembayaran
Dividen
adalah
bagian
laba
yang
diterima
oleh
pemilik/pemegang saham perusahaan. Bagian ini berasal dari keuntungan
yang diperoleh perusahaan selama menjalankan kegiatannya dalam satu
periode.
13. Cadangan adalah bagian laba yang digunakan sebagai cadangan
perusahaan.
14. Tambahan Modal adalah bagian laba yang digunakan sebagai tambahan
modal perusahaan.
S K P S 2014
25
15. Saldo Laba/Rugi Tahun Lalu bagian laba/rugi tahun lalu yang belum
digunakan oleh perusahaan.
16. Laba Ditahan adalah Laba/Rugi bersih dikurangi pembayaran dividen
ditambah sisa Laba/Rugi tahun lalu (15+11-12-13-14).
BLOK V. CATATAN
Tuliskan hal-hal yang penting yang berkaitan dengan laporan keuangan
perusahaan.
BLOK VI. KETERANGAN PETUGAS DAN RESPONDEN
Tujuan blok ini adalah selain untuk mengetahui siapa yang bertanggung
jawab dalam pengisian daftar isian (kuesioner) ini dan kapan dilakukan
pencacahan serta pemeriksaan, juga untuk melihat keabsahan pencacahan.
Isikan nama, tanggal pencacahan/pemeriksaan/pengawasan serta tanda
tangan pencacah dan pemeriksa/pengawas. Responden juga diminta untuk
membubuhkan tanda tangan dan cap perusahaan (jika ada) pada tempat yang
tersedia.
26
S K P S 2014
Diagram Alur
Pelaksanaan dan Tujuan SKPS
Sampel
Perusahaan
SKPS
Sampel
Propinsi
Perusahaan
(Korporasi) Swasta
B erbadan Hukum
No n Koperasi
Neraca Akhir
Tahun
Perusahaan
(Korporasi) Swasta
B erbadan Hukum
Ko perasi
Laporan Laba/
Rugi
Neraca Akhir
Tahun
Neraca Arus Dana
Sektor Swasta N on
Finansial dan
Ko perasi
Laporan Laba/
Rugi
Neraca Pokok
Ko rpo rasi Swasta
No n Finansia l dan
Ko perasi
Laporan Akhir
S K P S 2014
27
Download