1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA di

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
IPA di sekolah dasar diajarkan mulai kelas I hingga kelas VI. Adapun
ruang lingkup yang dipelajari dari kelas I hingga VI adalah (1) makhluk hidup
dan proses kehidupan, yaitu: manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya
dengan lingkungan, serta kesehatan; lalu ada juga tentang (2) benda/materi,
sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dam gas; kemudian (3) energi
dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan
pesawat sederhana; dan yang terakhir adalah (4) bumi dan alam semesta
meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya (Depdiknas,
2006). Salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan
(Depdiknas, 2006).
Ruang lingkup pelajaran mengenai energi dan perubahannya, disajikan
mulai kelas I hingga VI yang kesemuannya diajarkan pada semester II. Kelas I
mempelajari tentang mengenal berbagai bentuk energi dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari, kelas II mengenal berbagai sumber energi yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya, kelas III memahami
berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi,
kelas IV memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda,
kelas V memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
dan kelas VI mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energi. Kelas V
yang mempelajari secara khusus mengenai gaya meliputi gaya gravitasi, gaya
gesek dan gaya magnet (Depdiknas, 2006).
1
2
Persoalan utama dalam proses belajar mengajar adalah bagaimana menghadirkan
suasana belajar yang menarik, menantang, tetapi kemudian hasil belajar itu dapat
dipahami, juga sekaligus dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata peserta
didik. Pembelajaran, akhirnya tidak saja berkaitan dengan konsep-konsep yang
terkandung dalam suatu materi tertentu, tetapi pembelajaran tersebut didesain
dari kehidupan nyata peserta didik – misalnya persoalan banjir, kemudian
persoalan-persoalan nyata inilah yang diangkat untuk ditemukan solusinya.
Sehingga, pembelajarannya meskipun bersumber dari satu pelajaran, namun
pada tingkat analisisnya, ternyata juga dapat mengambil sumber solusi dari
mata-mata pelajaran lainnya (Ratmi, 2004: 22).
Model pembelajaran yang digunakan diharapkan akan terciptanya suasana
belajar yang lebih menyenangkan, lebih komunikatif, lebih apresiatif, sehingga
dapat menumbuhkan minat serta kreatifitas siswa dalam belajar. (Mulyasa, 2010:
20). Untuk dapat mewujudkan sekolah yang berprestasi, maka siswa juga harus
diberi kesempatan untuk berperan penting dalam menggali konsep pengetahuan.
Keadaan ini akan mempengaruhi siswa dalam memahami materi yang dipelajari,
sehingga hasil belajar siswa dapat menjadi lebih tinggi.
Penerapan metode mengajar yang tidak tepat dalam pembelajaran akan
menghambat proses pembelajaran itu sendiri dan hal ini akan menyebabkan
rendahnya hasil belajar. Dalam pelaksanaannya proses pembelajaran menuntut
guru agar memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan metode dan strategi
pembelajaran. Kemampuan seorang guru dapat dilihat dari model belajar dan
strategi belajar yang digunakan karena model pembelajaran salah satu parameter
utama keberhasilan seorang guru dalam mengajar.
Pembelajaran IPA pada siswa kelas 5 SDN Salatiga 10 Kota Salatiga
berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas adalah siswa mengalami
kesulitan belajar sesuatu yang baru, hal tersebut terjadi karena siswa telah
memahami alam sekitarnya sebelum masuk kelas, siswa kurang berani
mengajukan pertanyaan saat pembelajaran, sebagian besar siswa tidak dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tepat, sehingga hasil belajarnya
masih banyak yang belum mencapai standar yang sudah ditentukan. Berdasarkan
3
hal tersebut, peneliti menemukan kesenjangan-kesenjangan kemampuan
pemahaman konsep siswa yang dapat dilihat dari tabel 1.
Tabel 1 Nilai ulangan hasil observasi
Ketuntasan
Nilai
Jumlah Siswa
Persentase
Belum tuntas
≥ 70
20
62 %
Tuntas
< 70
13
38 %
33
100 %
Jumlah
Dalam hal ini guru berperan untuk menciptakan kondisi lingkungan
pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk dapat belajar aktif dalam
memecahkan masalah IPA karena kemampuan ini harus dimiliki oleh siswa
untuk menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu model
pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah IPA adalah Problem Based Learning (PBL). Menurut Tan dalam
Rusman (2014, 229) PBL merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam
PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses
kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan,
mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
berkesinambungan. Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat
diselesaikan
siswa
melalui
kerja
kelompok
sehingga
dapat
memberi
pengalaman–pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerja sama
dan interaksi dalam kelompok, di samping pengalaman belajar yang
berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang
percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterprestasikan
data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat
laporan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan
pengalaman yang kaya kepada siswa.
Pengaruh PBL terhadap prestasi belajar dapat dilihat dari penelitianpenelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Suci (2006) yang menyatakan
bahwa penerapan PBL dapat meningkatkan prestasi belajar dan mendapat respon
4
yang positif dari siswa karena pembelajaran lebih bermakna. Begitu pula
penelitian yang dilakukan Kusumaningsih (2008) menyimpulkan bahwa
penerapan model PBL dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar dan
kemampuan menerapkan sikap siswa.
Dari latar belakang di atas maka peneliti perlu mengadakan penelitian
untuk melakukan upaya perbaikan proses pembelajaran mata pelajaran IPA
dengan menggunakan PBL dengan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Pada Siswa Kelas 5 SDN Salatiga 10 Kota Salatiga Semester II
Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang didapat beberapa masalah dalam pembelajaran
IPA yang dilaksanakan di kelas 5 SDN Salatiga 10 Kota Salatiga, masalah
tersebut diantaranya:
a) Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan saat pembelajaran.
b) Sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
dengan tepat.
c) Hasil belajarnya masih banyak yang belum mencapai standar yang sudah
ditentukan
d) Siswa masih salah konsep dan belum menguasai materi pelajaran.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini
dikemukakan perumusan masalahnya yaitu:
1. Apakah penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas 5 di SDN Salatiga 10 Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran
2015/2016?
2. Bagaimana penggunaan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas 5 di SDN Salatiga 10 Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran
2015/2016?
5
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk:
1. Meningkatkan hasil belajar IPA dengan menerapkan model PBL pada
siswa kelas 5 di SDN Salatiga 10 Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran
2015/2016.
2. Mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran PBL
dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SDN Salatiga 10
Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1.5.1
Manfaat Teoritis
a. Memberikan manfaat untuk mendukung teori-teori di bidang
pendidikan tentang penggunaan metode dan model pembelajaran
khususnya PBL.
b. Memberikan suatu inovasi dalam dunia pendidikan khususnya
dalam pemilihan metode dan model
pembelajaran yang sesuai
dengan materi pelajaran.
c. Memberi sumbangan positif untuk lebih mengembangkan ilmu
pendidikan khususnya aspek metode dan model belajar mengajar.
1.5.2
Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Sebagai masukan bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkan
strategi belajar mengajar yang tepat dalam usaha untuk
meningkatkan mutu lulusan supaya dapat bersaing di tingkat
nasional maupun internasional.
b. Bagi Guru
Memberikan masukan bagi guru untuk menerapkan PBL dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa.
6
c. Bagi Siswa
Mendorong siswa agar bisa memecahkan masalah atau persoalan
yang dihadapi dalam mempelajari mata pelajaran IPA.
Download