agama dan negara - USD Repository

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDIDIKAN SEKS
OLEH ORANG TUA DI INDONESIA
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Yose Emeraldo Theofilus
NIM : 089114067
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENDIDIKAN SEKS OLEH ORANG TUA
DI INDONESIA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Yose Emeraldo Theofilus
NIM: 089114067
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
C. Siswa Widyatmoko, M.Psi.
Tanggal: 24 Juni 2013
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENDIDIKAN SEKS OLEH ORANG TUA
DI INDONESIA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Yose Emeraldo Theofilus
NIM: 089114067
Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal: 18 Juli 2013
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Penguji 1
C. Siswa Widyatmoko, M.Psi.
………………..
Penguji 2
Dra. L. Pratidamanastiti, MS.
………………..
Penguji 3
Y. Heri Widodo, M.Psi.
………………..
Yogyakarta, ……… 2013
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
(C. Siswa Widyatmoko, M.Psi.)
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“The chief end of man is to glorify God and enjoy Him forever.”
(Westminster Shorter Catechism)
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
(Kolose 3:23 - ITB)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Untuk saya dimasa depan, seorang ayah dengan anak yang membutuhkan
pendidikan seksualitas yang memadai dalam hidupnya
Untuk semua orang tua yang mencintai anak-anaknya
dengan sepenuh hati dan menginginkan yang terbaik bagi mereka
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 24 Juni 2013
Penulis,
Yose Emeraldo Theofilus
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDIDIKAN SEKS OLEH ORANG TUA DI INDONESIA
Yose Emeraldo Theofilus
ABSTRAK
Pendidikan seks penting dalam perkembangan individu. Melalui pendidikan seks
seseorang dapat memberdayakan dirinya terkait seksualitas. Orang tua merupakan salah satu pihak
utama yang memiliki peran besar dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Sayangnya
orang tua belum maksimal dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Penelitian ini hendak
mengetahu kondisi pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia dengan menggali dan
mengeksplorasi beberapa aspek dari pendidikan seks oleh orang tua. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif yaitu Grounded Theory. Pengambilan data dilakukan melalui Focus Group
sebanyak 4 kali dengan jumlah partisipan 13 ayah dan 14 ibu. Hasil penelitian ini mengungkapkan
bahwa orang tua menyadari perlunya memberi pendidikan seks. Walaupun begitu materi yang
diberikan terbatas pada aspek moralitas dan kepantasan perilaku seksual (rambu-rambu). Orang
tua menjadikan media TV sebagai sumber informasi seksual yang utama. Hambatan utama orang
tua dalam memberikan pendidikan seks adalah keterbatasan skill dan tabu. Pendidikan seks dari
orang tua umumnya berbentuk komunikasi satu arah dan isinya berupa nasihat, arahan dan
peringatan. Orang tua tidak menyediakan waktu khusus membicarakan seks dan pembicaraan
mengenai seks terjadi secara spontan dan bergantung pada trigger. Pendidikan seks oleh orang tua
biasanya diberikan oleh ibu.
Kata Kunci : pendidikan seks, orang tua, pendidikan seks oleh orang tua,
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SEX EDUCATION BY PARENTS IN INDONESIA
Yose Emeraldo Theofilus
ABSTRACT
Sex education is important for individual development. Through sex education, one can
empower himself about sexuality. Parents are one of some major agent, that have important role
in giving sex education to their children. Unfortunately parent have not yet been maximal in giving
sex education to their child. This research aim to understand the situation of sex education by
parents in Indonesia, by digging and exploring several aspect of sex education by parents. This
research use qualitative method, that is Grounded Theory. Data collection conducted through
Focus Group as much as 4 times with total participant is 13 fathers and 14 mothers. Research
findings reveals that parents are aware of the needs to give sex education. Even so the content
usually restricted to morality and appropriate sexual behavior. Parents make TV as their primary
source of sexual information. Their major difficulty to give sex education are their limited skill and
feeling of taboo. Sex education from parents usually happen in form of one way communication
and the content are in form of advice, guidelines, and warning. Parents doesn’t allocate specific
moment to speak about sex, rather communication happen spontaneously and rely on trigger. Sex
education from parents usually given by mother.
Keywords: sex education, parent, sex education by parent
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Yose Emeraldo Theofilus
Nomor Mahasiswa
: 089114067
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:
PENDIDIKAN SEKS OLEH ORANG TUA DI INDONESIA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya atau memberikan
royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 30 Juli 2013
Yang menyatakan
(Yose Emeraldo Theofilus)
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaanNya sehingga
penulisan skripsi “Pendidikan Seks oleh Orang Tua di Indonesia” dapat
diselesaikan dengan baik oleh penulis.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
psikologi dari Fakulas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Bagi penulis, pengerjaan skripsi ini melalui proses yang panjang, berat,
melelahkan, namun sekaligus menantang, membangun, dan menginspirasi
penulis. Skripsi ini tidak akan dapat terwujud tanpa pertolongan, kerjasama,
dukungan, dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Allah Bapa, Yesus Kristus Sahabat dan Juruselamat, dan Roh Kudus
Penolong dan Penghibur yang memberkati, menuntun, dan menjaga
penulis dalam setiap langkah.
2.
Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan arahan, panduan, masukan, nasihat,
dan teladan bagi penulis.
3.
Mbak Haksi selaku asisten pembimbing skripsi yang telah memberi
semangat dan arahan dalam penulis mengerjakan skripsi
4.
Bu Agnes Indar Etikawati M.Si., Psikolog, selaku dosen pembimbing
akademik yang telah mau mengasuh dan membimbing penulis semasa
kuliah.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah berbagi ilmu baik
didalam maupun diluar kelas yang mendidik penulis menjadi seorang
psikologis.
6.
Seluruh karyawan Fakultas Psikologi (Mas Muji, Mas Gie, Mas
Gandung, Mas Doni, Bu Nanik) atas segala bantuannya baik yang
bersifat administratif, teknis, ataupun sekedar senyum dan sapa ramah.
7.
Kedua orang tua penulis, Pdt John Then dan Milka Winatayudha yang
memberikan dukungan, motivasi, saran, dan doa-doanya. Tak lupa
juga terimakasih untuk segala makanan nikmat yang boleh penulis
rasakan, yang memberi kekuatan untuk mengerjakan skripsi ini.
8.
Liza, Unk, pacar saya tercinta yang menjadi sahabat yang mendukung
dan menguatkan penulis selama proses skripsi. Terima kasih untuk
senyum yang menghidupkan hari-hari penulis.
9.
Teman-teman bimbingan pak Siswa, Vincent, Difka, Arisa, Winas,
Pritha, Hembah, dan Franz yang mana penulis mendapat kesempatan
untuk berproses bersama-sama, banting tulang bersama, mandi
keringat bersama. Penulis berterimakasih untuk segala pertolongan,
dukungan, dan kebersamaan.
10. Anggit, Ade, Lita, Rio, Sari, Shita, Hesty, Nina, Noni, dan temanteman Genk Remponk lainnya yang sangat banyak jumlahnya.
Terimakasih untuk segala kebersamaan, canda tawa, susah sedih dari
hari pertama kuliah sampai saat ini.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Para responden yang terhormat, yang bersedia dengan sukarela dan
sukahati meluangkan waktu, perasaan, dan pemikirannya untuk
berbagi dan membuka diri sehingga skripsi ini dapat ditulis.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih
atas segala doa, dukungan, dan bantuannya selama ini.
Yogyakarta, 24 Juni 2013
Penulis
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTO .............................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 12
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 13
1. Manfaat Teoritis ......................................................................... 13
2. Manfaat Praktis .......................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 14
A. Pendidikan Seks ............................................................................... 14
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Definisi ...................................................................................... 14
2. Agen Pendidikan Seks .............................................................. 15
3. Model Pendidikan Seks ............................................................. 17
4. Materi Pendidikan Seks ............................................................. 19
B. Pendidikan Seks oleh Orang Tua .................................................... 20
1. Definisi Orang Tua ................................................................... 20
2. Topik dan Isi Pendidikan Seks .................................................. 22
3. Waktu untuk Memulai Pendidikan Seks ................................... 23
4. Hal yang Memudahkan Terjadinya Pendidikan Seks ............... 24
5. Hambatan Memberikan Pendidikan Seks ................................. 26
6. Konteks Pendidikan Seks ......................................................... 30
7. Gaya Komunikasi ...................................................................... 31
8. Gender dan Jenis Kelamin ........................................................ 32
C. Focus Group .................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 36
A. Metode Penelitian ............................................................................ 36
B. Partisipan Penelitian ........................................................................ 37
1. Karakteristik Partisipan ............................................................ 37
2. Metode Pemilihan Partisipan .................................................... 37
C. Instrumen Penelitian ........................................................................ 37
1. Definisi Focus Group ............................................................... 37
2. Kelompok dan Jumlah Partisipan ............................................. 38
3. Komposisi dan Struktur ............................................................ 38
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Panduan Pertanyaan .................................................................. 39
D. Prosedur Penelitian ......................................................................... 40
E. Prosedur Analisis Data .................................................................... 41
1. Memparafrasekan Data ............................................................. 42
2. Interpretasi ................................................................................ 42
3. Membuat Kategori Informasi (Open Coding) .......................... 42
4. Membuat Pengkategorian yang Lebih Tinggi (Axial Coding) .. 42
F. Kredibilitas Penelitian ..................................................................... 43
1. Triangulasi ................................................................................. 43
2. Paper Trail ................................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 44
A. Pelaksanaan ..................................................................................... 44
B. Deskripsi Hasil ................................................................................ 49
1. Materi Pendidikan Seks ............................................................ 49
2. Sumber Informasi Pendidikan Seks ........................................... 52
3. Hambatan dalam Memberi Pendidikan Seks ............................. 54
4. Kemudahan dalam Memberi Pendidikan Seks .......................... 58
5. Konteks Pemberian Pendidikan Seks ........................................ 61
6. Metode ....................................................................................... 68
7. Pihak Pemberi Pendidikan Seks ................................................ 75
8. Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua ...................................... 79
C. Pembahasan ..................................................................................... 80
1. Materi Pendidikan Seks ............................................................ 81
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Sumber Informasi Pendidikan Seks .......................................... 86
3. Hambatan dan Kemudahan dalam Memberi Pendidikan Seks ... 88
4. Konteks Pemberian Pendidikan Seks ........................................ 92
5. Metode ....................................................................................... 96
6. Pihak Pemberi Pendidikan Seks .............................................. 101
7. Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua ..................................... 104
8. Pembahasan Umum ................................................................. 105
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 109
A. Kesimpulan .................................................................................... 109
B. Kekuatan ........................................................................................ 110
C. Kelemahan ..................................................................................... 111
D. Saran .............................................................................................. 112
1. Orang Tua ................................................................................ 112
2. Sekolah dan Guru ..................................................................... 112
3. LSM, Psikolog, dan Pemerintah .............................................. 113
4. Media Massa ........................................................................... 114
5. Peneliti Selanjutnya ................................................................. 114
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 116
LAMPIRAN ....................................................................................................... 125
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persentase Anak yang Menerima Informasi Perubahan Fisik dari
Orang Tua pada Tahun 2002 dan 2007 .................................................... 7
Tabel 2. Daftar Pertanyaan Focus Group ............................................................ 39
Tabel 3. Persiapan Pengambilan Data ................................................................... 44
Tabel 4. Pelaksanaan Focus Group ...................................................................... 46
Tabel 5. Pelaksanaan Analisis Data ...................................................................... 47
Tabel 6. Kategori dalam Materi Pendidikan Seks ................................................ 49
Tabel 7. Kategori dalam Sumber Informasi Seks ................................................. 52
Tabel 8. Kategori dalam Hambatan dalam Memberikan Pendidikan Seks ......... 54
Tabel 9. Kategori dalam Kemudahan dalam Memberikan Pendidikan Seks ...... 58
Tabel 10. Kategori dalam Konteks Pemberian Pendidikan Seks ......................... 61
Tabel 11. Kategori dalam Metode ......................................................................... 68
Tabel 12. Kategori dalam Pihak Pemberi Pendidikan Seks ................................. 75
Tabel 13. Kategori dalam Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua ........................ 79
Tabel 14. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Materi Pendidikan Seks ... 81
Tabel 15. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Sumber Informasi
Pendidikan Seks ................................................................................... 86
Tabel 16. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Hambatan dan
Kemudahan dalam Memberikan Pendidikan Seks ............................. 88
Tabel 17. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Konteks Pemberian
Pendidikan Seks ................................................................................... 92
Tabel 18. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Metode ............................. 96
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 19. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Pihak Pemberi
Pendidikan Seks ................................................................................ 101
Tabel 20. Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Kebutuhan
Pemberdayaan Orang Tua .................................................................. 104
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Panduan Rekrutmen Partisipan ..................................................... 126
Lampiran 2. Surat Konfirmasi Partisipan .......................................................... 127
Lampiran 3. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG1 .................................... 131
Lampiran 4. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG2 .................................... 189
Lampiran 5. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG3 .................................... 226
Lampiran 6. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG4 .................................... 281
Lampiran 7. Open dan Axial Coding ................................................................ 344
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seksualitas adalah salah satu bagian paling penting dari kehidupan
manusia yang memiliki dimensi fisik, psikologis, spiritual, sosial, ekonomi,
politik, dan kultural (Kakavoulis, 2001; Rathus, Nevid, & Fichner-Rathus, 2008;
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization [UNESCO]
2009). Kesadaran sebagai seorang laki-laki dan perempuan, kapasitas untuk
memiliki pengalaman dan respon erotis, dan pengetahuan akan peran gender
dalam budaya adalah aspek dari seksualitas manusia (Rathus et al., 2008). Dalam
seksualitas, seks merupakan aspek kecil namun sangat penting (Carrera, 2008).
Seks adalah bentuk individu sebagai laki-laki atau perempuan dilihat organ dan
struktur reproduksinya (Merriam-Webster‟s Collegiate Dictionary, 2003).
Pendidikan seks penting untuk diberikan kepada anak secara khusus di
usia remaja, karena remaja sedang mengalami pematangan seksual (Mappiare,
1982; Sarwono, 1989). Pematangan seksual pada aspek fisik disebut sebagai
pubertas (Sarwono, 1989; Steinberg, 2002). Dalam pubertas ini terjadi
perkembangan dan perubahan fisik pada alat-alat kelamin, kemampuan untuk
bereproduksi, dan kemunculan karakteristik seks sekunder (Rathus et al., 2008,
Santrock, 2007; Steinberg, 2002).
Selain perubahan fisik, Steinberg (2002) mengatakan bahwa pada masa
remaja terjadi peningkatan dorongan dan aktivitas seksual. Hal ini mendorong
remaja untuk mengeksplorasi seksualitasnya (Santrock, 2007). Remaja melakukan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berbagai macam perilaku seksual, mulai dari aktivitas yang dilakukan sendiri,
seperti fantasi erotis dan masturbasi, sampai dengan aktivitas yang dilakukan
dengan pasangan seperti berpelukan, berciuman, menyentuh bagian-bagian tubuh
seperti payudara dan alat kelamin, seks oral, seks anal, dan sanggama (Rathus et
al., 2008; Santrock, 2007; Steinberg, 2002).
Perilaku-perilaku seksual remaja seperti disebutkan diatas ditemukan pada
banyak remaja. Di Amerika Serikat, antara 46 – 70% remaja dibawah usia 19
tahun sudah pernah berhubungan seksual. Sedangkan di Indonesia sekitar 30%
remaja sudah pernah berhubungan seksual (Guttmacher Institiute, 2012; The
Youth Risk Behavior Surveillance System, 2009; Muchtar, 2010; Syn, 2011,
2012). Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey [IYARHS] (2007)
menemukan bahwa 29,3% remaja perempuan dan 41,2% remaja laki-laki sudah
pernah berciuman, serta 9,1% dan 26,5% sudah pernah melakukan petting.
Bagi Steinberg (2002), kekhawatiran orang mengenai remaja yang aktif
secara seksual adalah rendahnya jumlah pemakaian kontrasepsi. Di Amerika
sekitar 40% - 60% remaja tidak menggunakan kontrasepsi atau menggunakannya
secara tidak konsisten (Steinberg, 2002; The Youth Risk Behavior Surveillance
System, 2009). Di Indonesia sendiri, hanya 10% remaja perempuan dan 18%
remaja laki-laki yang menggunakan kondom pada hubungan seks terakhirnya
(IYARHS, 2007). Khan dan Mishra (2008) menyebutkan bahwa tingkat
penggunaan kontrasepsi pada wanita muda tidak menikah di negara-negara
berkembang tergolong rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Penggunaan kontrasepsi yang rendah dan tidak konsisten, terutama
kondom, menempatkan remaja pada resiko kehamilan tidak diinginkan dan
terkena penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS. Guttmacher
Institute (2010) menemukan bahwa pada tahun 2006, 750.000 perempuan berusia
dibawah 20 tahun pernah hamil. Steinberg (2002) mengatakan bahwa 25% remaja
mengalami kehamilan sebelum usia 18 tahun, dan meningkat menjadi 45% pada
usia dibawah 21 tahun. Kehamilan tidak diinginkan membawa remaja pada
kemungkinan
konsekuensi
negatif
seperti
kemiskinan,
putus
sekolah,
pengangguran, dan kehilangan harapan untuk masa depan (Rathus et al., 2008).
Terkait resiko PMS, 1 dari 4 remaja perempuan mengalami PMS sebelum lulus
SMA (Steinberg, 2002). Sementara data dari UNESCO (2009) menyebutkan
bahwa anak muda usia 15 -24 tahun menyumbangkan 45% dari total infeksi HIV
terbaru.
Hal-hal di atas inilah yang menjadi salah satu alasan diperlukannya
pendidikan seks. Melalui pendidikan seks, remaja akan dimampukan untuk
menjadi sadar atas seluruh kemungkinan perilaku dan nilai seksual yang ada
sehingga remaja dengan kesadaran dan pengertian mampu memilih sendiri
perilaku yang sesuai bagi dirinya (Roger, 1974).
Sejauh ini penelitian menunjukkan bahwa remaja yang menerima
pendidikan seks memiliki perilaku seksual yang lebih sehat, menunda hubungan
seks pertama, dan secara umum menunda mulainya aktivitas seksual (Furstenberg,
Moore, & Peterson, 1985; Kohler, Manhart, & Lafferty, 2008; Lindberg, in press).
Secara lebih rinci UNESCO (2009) menyatakan bahwa pengaruh pendidikan seks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang diterima remaja terhadap perilaku seksual cukup positif yaitu kurang lebih
40% remaja menunda hubungan seks pertama, mengurangi frekuensi hubungan
seks, mengurangi jumlah partner seksual, meningkatkan penggunaan kondom dan
kontrasepsi, dan mengurangi perilaku seksual yang beresiko. Memang ada yang
menjadi lebih negatif yaitu sekitar 4,3% remaja meningkatkan frekuensi seks,
mengurangi penggunaan kontrasepsi dan melakukan perilaku seks yang lebih
beresiko, namun dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks memberi kontribusi
positif bagi seksualitas remaja. Meskipun begitu kontribusi positif pendidikan
seks hanya ditemukan pada pendidikan seks yang komprehensif, sedangkan
pendidikan seksualitas yang berfokus pada abstinience (berpantang) saja tidak
memiliki manfaat tersebut (Kohler et al., 2008; SIECUS, tanpa tahun).
Di Indonesia, muncul respon yang beragam terkait masuknya pendidikan
seks di sekolah. Ada beberapa pihak yang mendukung, seperti guru, dokter,
psikolog, konsultan seks, akademisi, tokoh masyarakat, LSM, wakil DPRD, dan
menteri kesehatan (Tempo, 2007; Kompas, 2008; Nurhayati, 2012; Rachmawati,
2008; Rosdiansyah, 2012; Suryanto, 2012). Di sisi lain, juga terdapat pihak-pihak
yang kurang mendukung adanya pendidikan seks di sekolah. Menurut Prof. DR.
Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And, FACCS (dalam Sari, 2008b) reaksi penolakan
yang kuat terhadap pendidikan seks muncul dengan alasan bahwa pendidikan seks
bukanlah budaya Indonesia melainkan budaya Barat. Terdapat pandangan bahwa
pendidikan seks tidak sesuai dengan kultur Indonesia, membicarakan hal terkait
seks adalah tabu dan porno, serta akan mendorong anak aktif secara seksual lebih
dini (Inilah Jabar, 2012; Faturochman, 2012; Sari, 2008b; Rachmawati, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Mempertimbangkan hak setiap orang untuk dapat mengambil keputusan
sendiri dengan kesadaran penuh maka pendidikan seks perlu diberikan kepada
anak. Melalui pendidikan seks individu dapat memperoleh pengetahuan dan
pengertian yang memadai sehingga dapat mengambil keputusan mengenai
seksualitasnya dengan kesadaran dan tanggung jawab. Selain itu ketakutan bahwa
memberi pendidikan seks kepada anak akan mendorong anak aktif secara seksual
lebih dini merupakan miskonsepsi masyarakat. Hasil-hasil penelitian justru
menunjukkan bahwa pendidikan seks menunda keaktifan seksual (Furstenberg et
al., 1985; Kohler et al., 2008; Lindberg, in press; UNESCO, 2009)
Terlepas dari perdebatan yang terjadi, pendidikan seks terutama terkait
kesehatan reproduksi sudah mulai dicanangkan pada tahun 1980-an. Namun
sampai saat ini pendidikan seks tetap tidak berhasil dimasukkan ke dalam
kurikulum pendidikan nasional (Nababab, 2011). Walaupun demikian, ada usaha
pemerintah untuk mengenalkan pendidikan seks di luar kurikulum pendidikan
nasional. Saat ini pemerintah Indonesia sedang mendorong didirikannya
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR) di berbagai sekolah,
pesantren, dan lembaga kemasyarakatan, yang sampai dengan tahun 2008 sudah
tersebar di 4.200 kecamatan di seluruh Indonesia (Susanto, 2008). Selain itu,
BKKBN Provinsi Bali juga telah membuat Pusat Informasi Konseling dan
Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) dalam usaha mengedukasi remaja di
Bali (Candra, 2008).
Terkait perdebatan diatas, konsultan seks, Dr. H. Boyke Dian Nugraha,
SpOG, MARS (dalam Kompas, 2008) menyarankan dan mendorong orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
agar menjadi pendidik seks bagi anak-anaknya. Para pemerhati pendidikan
seksualitas mengatakan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab memberikan
pendidikan seks di rumah. Pendidikan seks dari keluarga perlu untuk mencegah
anak mencari referensi lain dan memperoleh informasi yang keliru mengenai
pengetahuan seksual, misalnya dari pornografi (Kompas, 2013; Nababab, 2011;
Rachmawati, 2008; Sari, 2008).
Orang tua memang salah satu pendidik seks utama bagi anak (Walker,
2004; Walker & Milton, 2006). Menurut Sarwono (1989) seks adalah masalah
yang sangat pribadi sehingga keluarga adalah tempat paling nyaman untuk
membahasnya. Sementara menurut Eisenberg, Sieving, Bearinger, Swain, dan
Resnick (2006) orang tua memiliki peran kunci karena orang tua bisa
mengekspresikan nilai, keyakinan, dan ekspektasi mereka kepada anak, disamping
juga memberikan informasi yang disesuaikan dengan tahap pertumbuhan anak
dengan melihat konteks sosial dan kondisi hidup sekarang. Orang tua juga
memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki peran penting dalam memberikan
pendidikan seksualitas kepada anak (Rosenthal & Feldman, 1999). Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seks dari orang tua membuat remaja
menjauhi hubungan seksual pranikah dan pergaulan bebas (Indra, 2009;
Risnawati, 2002). Bahkan menurut Santrock (2007) remaja yang mampu
membicarakan topik seksual dengan orang tua secara terbuka cenderung lebih
tidak aktif secara seksual.
Meskipun banyak pihak merekomendasikan dilakukannya pendidikan seks
oleh orang tua, sangat sedikit orang tua yang benar-benar nyaman mendiskusikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
seks dengan anaknya (Rosenthal, Senserrick, & Feldman, 2001). Frekuensi
komunikasi dan pendidikan seks dari orang tua ke anak tergolong sangat rendah,
bahkan sebagian besar topik seks tidak pernah dibahas (Santrock, 2007, Rosenthal
& Feldman, 1999). Topik yang dibahas umumnya terbatas soal keamanan
melakukan hubungan seksual (kondom, AIDS) namun tidak membahas perilaku
seksual atau relasi (Steinberg, 2002). Suasana percakapan dengan orang tua pun
lebih defensif dibanding saat remaja bicara dengan teman sebayanya, sehingga
remaja lebih memilih teman sebaya sebagai sumber informasi seks (Rozema,
1986). Bahkan dalam penelitian Kakavoulis (2001), ditemukan bahwa hanya 18%
responden (orang tua, guru SD, guru SMP-SMA, dan mahasiswa keperawatan)
yang percaya bahwa keluarga mampu memberikan pendidikan seks secara
memadai. Sementara itu di India, Nair et al. (2011) menemukan bahwa hanya
1,1% orang tua yang benar-benar mendiskusikan seks dengan anaknya, walaupun
lebih dari setengah orang tua merasa pendidikan seks itu penting.
Di Indonesia agaknya terjadi penurunan dalam pendidikan seks oleh orang
tua. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan penurunan pemberian informasi
perubahan fisik dari orang tua kepada anak (IYARHS 2002, 2007).
Tabel 1
Persentase anak yang menerima informasi perubahan fisik dari orang tua pada
tahun 2002 dan 2007
Anak perempuan
Pendidik
Anak laki-laki
2002
2007
2002
2007
Ibu
32,1%
20%
10,9%
3,4%
Ayah
3,8%
3,7%
3,9%
2,6%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Dari tabel tersebut ibu tampaknya menjadi pendidik seks yang utama bagi
anak. Meskipun begitu persentase anak yang menerima informasi seks dari ibu
masih sedikit, terlebih lagi dari ayah. Pada kedua survei tersebut juga ditemukan
bahwa teman sebaya dan guru adalah sumber informasi seksual terbanyak bagi
remaja. Selanjutnya Baby Jim Aditya (dalam Kompas, 2013) menyatakan bahwa
orang tua masih menganggap tabu mendiskusikan kesehatan reproduksi dengan
anak. Ini mengakibatkan orang tua menjadi pihak yang paling tidak tahu
mengenai perkembangan seksual anak.
Melihat kondisi di atas peneliti ingin lebih memahami dan mengetahui
kondisi pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia. Peneliti ingin melihat lebih
dalam mengenai aspek-aspek pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia.
Menurut Walker dan Milton (2006) meskipun pendidikan seks memiliki dimensi
yang universal namun juga terdapat perbedaaan dan keberagaman tergantung pada
budaya dan konteks. Penelitian Epstein dan Ward (2007) mengindikasikan bahwa
kelompok etnis yang berbeda memiliki pola komunikasi yang berbeda. Norma dan
budaya setempat yang berbeda-beda juga berperan dalam menciptakan
keberagaman pendidikan seksualitas oleh orang tua (Bastien, Kajula, & Muhwezi,
2011; Kirkman, Rosenthal, & Feldman, 2005). Oleh karena itu tetap dibutuhkan
penelitian mengenai pendidikan seks yang terjadi di daerah setempat untuk
melihat keunikan atau variasi pendidikan seks yang muncul.
Menurut Kaljee et al., (2011), penelitian mengenai komunikasi orang tuaanak mengenai seks masih sangat sedikit dilakukan di luar negara-negara Barat,
termasuk juga di negara-negara berkembang. Penelitian mengenai komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
seksual orang tua-anak pernah dilakukan oleh Trinh, Steckler, Ngo, dan Ratliff,
(2009) di Vietnam. Penelitian Trinh et al. mengeksplorasi beberapa aspek
pendidikan seks oleh orang tua yaitu materi, konteks, dan penghambat. Sementara
penelitian Ha dan Fisher (2011), juga di Vietnam, mengeksplorasi pandangan
orang tua mengenai topik yang perlu diajarkan, pihak yang tepat untuk
memberikan pendidikan seks, usia yang tepat untuk memulai pendidikan seks,
kesulitan dalam berkomunikasi mengenai seks dengan anak, dan bantuan yang
orang tua perlukan untuk menjalankan perannya sebagai pendidik seks.
Aspek-aspek yang diteliti dalam dua penelitian di atas dapat dieksplorasi
secara lebih mendalam dan sesuai kondisi di Indonesia. Kedua penelitian tersebut
juga menggali beberapa aspek yang berbeda yang dapat digali seluruhnya
bersama-sama. Aspek yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah konten,
sumber informasi orang tua, hambatan, kemudahan, konteks, metode, pihak yang
layak memberikan pendidikan seksualitas, dan kebutuhan pemberdayaan orang
tua. Alasan peneliti memilih aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut
1. Konten. Aspek ini dipilih karena aspek konten adalah salah satu aspek
utama dan muncul juga dalam berbagai penelitian (Bastien et al., 2011;
Doskoch, 2011; Ha & Fisher, 2011; Trinh et al., 2009; Wamoyi,
Fenwick, Urassa, Zaba, & Stones, 2010), sehingga aspek ini layak
diteliti ulang untuk melihat variasi yang muncul di Indonesia.
2. Sumber informasi orang tua. Menurut peneliti aspek ini kurang diteliti
pada penelitian-penelitian sebelumnya (Bastien et al., 2011; Ha &
Fisher, 2011; Trinh et al., 2009; Wamoyi et al., 2010), padahal aspek ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
penting untuk memahami sumber-sumber informasi seksual yang
digunakan oleh orang tua.
3. Hambatan. Penelitian Trinh et al., (2009) membahas hambatan
memberikan pendidikan seks secara jelas, sementara Ha dan Fisher
(2011) membahas alasan orang tua tidak memberi pendidikan seks.
Hambatan juga dibahas dalam penelitian-penelitian lain seperti
penelitan Bastien et al. (2011), Jerman dan Constantine (2010), Walker
(2001), dan Wamoyi et al. (2011). Oleh karena itu peneliti merasa
bahwa aspek ini merupakan aspek yang penting untuk diteliti.
4. Kemudahan. Baik dalam penelitian Ha dan Fisher (2011), maupun
penelitian Trinh et al. (2009), aspek kemudahan tidak dibahas.
Meskipun begitu dalam penelitiannya, Trinh et al. sempat menyinggung
mengenai relasi baik orang tua – anak membantu pendidikan seks
berjalan lebih baik. Dari sini peneliti tertarik melihat lebih jauh hal-hal
apa saja yang dipandang orang tua dapat membantu terjadinya
pendidikan seks oleh orang tua.
5. Konteks. Dengan melihat konteks, peneliti merasa dapat melihat situasi
dan kondisi yang menyelimuti terjadinya pendidikan seks oleh orang
tua. Topik ini dibahas oleh Trinh et al. (2009) dalam penelitiannya
sehingga peneliti terdorong untuk meneliti aspek ini juga di Indonesia.
6. Metode. Aspek ini mengungkapkan cara-cara yang digunakan oleh
orang tua dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Ha dan
Fisher (2011) serta Trinh et al. (2009) tampaknya kurang membahas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mengenai metode-metode yang digunakan orang tua dalam memberikan
pendidikan seks kepada anak, sehingga peneliti terdorong untuk
menggali aspek metode lebih dalam.
7. Pihak yang layak memberikan pendidikan seks. Dalam penelitianpenelitian sebelumnya sering muncul pembahasan mengenai pihak lain
yang juga memberi pendidikan seks kepada anak, misal lembaga sosial,
kakek-nenek, dan sekolah (Ha & Fisher, 2011; Walker 2004; Wamoyi
et al., 2010). Selain itu juga ada penelitian yang melihat mengenai
informasi seksual yang didapat anak dari beberapa sumber seperti
teman dan media (Diiorio, Kelley, & Hockenberry-Eaton, 1999; Epstein
& Ward, 2007). Pemilihan aspek ini adalah karena peneliti ingin
mengetahui pandangan orang tua mengenai pihak-pihak yang dianggap
layak memberi pendidikan seks kepada anak.
8. Kebutuhan pemberdayaan orang tua. Aspek ini penting untuk diteliti
karena dengan mengetahui kebutuhan pemberdayaan orang tua, maka
dapat dilaksanakan intervensi yang sesuai dan tepat sasaran.
Dengan menggali dan mengeksplorasi aspek-aspek pendidikan seks oleh
orang tua ini, diharapkan muncul pengertian dan pemahaman yang lebih
mendalam dan menyeluruh mengenai pendidikan seks oleh orang tua yang terjadi
di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konten pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia?
2. Apa saja yang menjadi sumber informasi seksual bagi orang tua?
3. Apa hambatan yang dialami orang tua di Indonesia?
4. Apa kemudahan yang dialami oleh orang tua di Indonesia?
5. Apa konteks pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia?
6. Metode apa yang digunakan orang tua dalam memberi pendidikan seks?
7. Siapa saja yang dipandang orang tua layak memberi pendidikan seks?
8. Pemberdayaan apa yang dibutuhkan oleh orang tua?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui konten pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia.
2. Mengetahui sumber informasi seksualitas bagi orang tua.
3. Mengetahui hambatan yang dialami orang tua di Indonesia.
4. Mengetahui kemudahan yang dialami oleh orang tua di Indonesia.
5. Mengetahui konteks pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia.
6. Mengetahui metode yang digunakan orang tua dalam memberi pendidikan
seks.
7. Mengetahui pihak yang dipandang orang tua layak memberi pendidikan seks.
8. Mengetahui pemberdayaan yang dibutuhkan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam ilmu
psikologi perkembangan, pendidikan dan keluarga, terutama terkait pendidikan
seks oleh orang tua di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
langkah awal untuk mengerti dan memahami secara lebih mendalam
pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia. Hal ini penting karena pendidikan
seks memiliki variasi yang beragam tergantung budaya.
2. Manfaat Praktis
Bagi orang
tua,
penelitian
ini dapat
menjadi
sarana
untuk
merefleksikan, mengevaluasi dan meningkatkan pendidikan seks yang mereka
lakukan. Bagi pasangan suami-istri yang belum mempunyai anak, hasil
penelitian ini dapat membuka wawasan dan membantu mempersiapkan
pasangan suami-istri tersebut untuk memberikan pendidikan seks di masa yang
akan datang. Bagi konselor keluarga, penelitian ini dapat meningkatkan
wawasan dan pemahaman konselor mengenai pendidikan seks oleh orang tua,
sehingga dapat memberikan bantuan yang lebih baik bagi konseli yang terkait.
Penelitian ini juga berguna bagi pemerintah, LSM, dan instansi pendidikan
agar dapat lebih baik lagi dalam memperlengkapi orang tua maupun dalam
menjadi mitra orang tua untuk memberikan pendidikan seks kepada anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Seks
1. Definisi
Merriam-Webster‟s Collegiate Dictionary (2003) mendefinisikan seks
sebagai bentuk individu sebagai laki-laki atau perempuan dilihat organ dan
struktur reproduksinya. Carrera (2008) mengatakan bahwa seks umumnya
dipahami sebagai aktifitas genital dan merupakan salah satu aspek kecil namun
yang sangat penting dalam seksualitas. Dalam International Technical
Guidance on Sexuality Education (UNESCO, 2009), pendidikan seks
merupakan sebagian aspek dari pendidikan seksualitas. Pendidikan seks
meliputi topik-topik seperti pertumbuhan manusia, perilaku seksual, serta
kesehatan reproduksi dan seksual. Sementara dalam It’s All One Curriculum
(International Sexuality and HIV Curriculum Working Group, 2009), pubertas,
organ reproduksi, proses reproduksi, kesehatan seksual termasuk juga penyakit
menular seksual dan HIV/AIDS merupakan bahasan terkait dengan seks.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
seks adalah proses pembelajaran mengenai laki-laki dan perempuan dilihat dari
organ dan struktur reproduksinya serta aktifitas genitalnya. Pendidikan seks
mencakup hal-hal seperti pertumbuhan manusia termasuk pubertas, perilaku
seksual, serta kesehatan reproduksi dan seksual.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Agen Pendidikan Seks
a. Keluarga
Orang tua adalah sumber pendidik seks bagi anak dalam keluarga
(Diiorio et al., 1999; Eisenberg et al., 2006; Epstein & Ward, 2007; Miller,
Kotchick, Dorsey, Forehand, & Ham, 1998; Pluhar & Kuriloff, 2004;
Walker, 2004; Walker & Milton, 2006; Wamoyi et al., 2010). Orang tua
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan sikap,
keyakinan, dan perilaku seksual, terutama sebelum mulainya masa remaja
(Dilworth, 2009; Jerman & Constantine, 2010; Kakavoulis, 2001). Peran
kunci dan utama ini karena orang tua mampu mengekspresikan nilai,
kepercayaan dan ekspektasi mereka, sembari memberikan informasi yang
disesuaikan dengan tahap pertumbuhan anak, termasuk dalam konteks sosial
dan kondisi hidup (Eisenberg et al., 2006). Kincaid, Jones, Sterrett, dan
McKee (2012) menyatakan bahwa dalam model seminal Bronfenbrenner,
orang tua terletak pada lingkaran pengaruh paling dalam. Hal ini karena
orang memberi pengaruh langsung melalui genetik, gaya pengasuhan dan
perilaku pengasuhan, serta memberikan ikatan emosional, batasan perilaku,
serta model dalam membangun relasi. Lebih jauh lagi Kakavoulis (2001),
menyebutkan reinforcement, imitation, identification, dan sosialisasi sebagai
media pembelajaran untuk anak dari orang tua.
Selain orang tua, anggota keluarga lain yang memiliki potensi dan
kesempatan memberikan pendidikan seks adalah saudara sebagai pendidik
seks sebaya dan kakek nenek (Walker, 2004, Walker & Milton, 2006;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Wamoyi et al., 2010). Pendidik seks sebaya memiliki interaksi yang lebih
informal seperti mampu terbuka dan menggunakan humor dan gurauan saat
menyampaikan informasi tentang seks. Sementara kakek dan nenek
umumnya merasa lebih nyaman membicarakan seks dengan cucunya,
dibandingkan orang tua ke anak (Walker & Milton, 2006; Wamoyi et al.,
2010).
b. Guru dan sekolah
Sekolah dan guru memiliki kesempatan untuk memberikan informasi
seksual kepada siswanya dengan memasukkan pendidikan seks dalam
kurikulum pelajaran (Eisenberg, Bernat, Bearinger, & Resnick, 2008;
Kakavoulis, 2001; Ha & Fisher, 2011; Walker & Milton, 2006). Meskipun
begitu ada hambatan dalam memberikan pendidikan seks yang memadai di
sekolah seperti jadwal pelajaran yang sudah padat, tidak ada panduan atau
silabus yang jelas, guru merasa tidak nyaman dan tidak menguasai topik
pendidikan seks (Nair et al., 2011; Ha & Fisher, 2011).
Walker (2004) menyebut orang tua dan sekolah sebagai dua pihak
yang dianggap sebagai pendidik seks utama. Meskipun masih ada
perdebatan mengenai pihak yang lebih utama, Walker dan Milton (2006)
menunjukkan bahwa ada usaha membangun kerjasama di antara kedua
pihak untuk memberikan pendidikan seks yang lebih baik.
c. Agen – agen lainnya
Sumber informasi dan pendidikan seks lain yaitu media massa
seperti koran, majalah, televisi, radio, dan internet (Davis, Blitstein, Evans,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
& Kamyab, 2010; Epstein & Ward, 2007; Ha & Fisher, 2011; Holzner &
Oetomo, 2004; Trinh et al., 2009). Teman sebagaimana saudara juga
memiliki potensi sebagai pendidik seks sebaya (Diiorio et al., 1999; Epstein
& Ward, 2007; Ha & Fisher; Walker, 2004). Pendidikan seks juga bisa
diberikan oleh instansi kesehatan melalui petugas kesehatan, atau
organisasi-organisasi masyarakat misalnya Youth Union (YU) di Vietnam
(Davis et al., 2010; Ha & Fisher; Walker & Milton).
3. Model Pendidikan Seks
SIECUS (tanpa tahun) mengatakan bahwa model pendidikan seks yang
diberikan kepada anak berbeda-beda tergantung keputusan dan kebijakan dari
agen pendidik. Model pendidikan seks ini merupakan sebuah kontinum dimana
berbagai pendidikan seks yang ada umumnya terletak di antara dua ujung
kontinum yaitu pendidikan seks berbasis abstinence dan pendidikan seks
berbasis comprehensive.
a. Pendidikan seks berbasis abstinence (berpantang)
Menurut SIECUS (tanpa tahun), model pendidikan seks ini
dirancang untuk mengedepankan nilai sosial konservatif bahwa perilaku
seksual hanya pantas secara moral dalam konteks pernikahan heteroseksual.
Pendidikan model ini ini jarang menyediakan informasi yang memadai,
bahkan pada topik yang paling dasar dalam seks manusia, seperti pubertas,
anatomi reproduksi dan kesehatan seksual. Model ini umumnya berfokus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pada pentingnya pernikahan dan memberi pesan bahwa perilaku seksual di
luar pernikahan adalah berbahaya.
Program ini memberi pesan negatif tentang seks, mendistorsi
informasi mengenai kondon dan PMS, memberikan informasi yang tidak
akurat dan bias mengenai gender, orientasi seksual, pernikahan, struktur
keluarga, dan pilihan kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan
seksualitas berbasis abstinence di sekolah hanya sedikit atau sama sekali
tidak memberikan dampak positif pada seksualitas anak muda (SIECUS,
tanpa tahun).
b. Pendidikan seks berbasis komprehensif
Model ini memberikan pendidikan seksualitas yang disesuaikan usia
dan informasi yang akurat secara medis mengenai kumpulan topik yang luas
terkait dengan seks (SIECUS, tanpa tahun).
Sama seperti pendidikan seks berbasis abstinence, pendidikan seks
berbasis komprehensif juga mendorong anak untuk menunda atau tidak
berhubungan seks. Perbedaannya adalah pendidikan seks berbasis
komprehensif mengajarkan berbagai topik lain terkait seks seperti kesehatan
reproduksi, kontrasepsi, dan tidak berfokus hanya pada berpantang saja.
Menurut SIECUS (tanpa tahun) mengajarkan anak muda hanya mengenai
berpantang adalah tidak memadai dan membuat anak muda tidak siap untuk
membuat keputusan terkait kesehatan seksualnya baik sekarang maupun di
masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4. Materi Pendidikan Seks
Rosenthal dan Feldman (1999) membagi materi pendidikan seks
kedalam 4 domain / bidang yaitu :
a. Developmental and Societal Concern
Domain ini meliputi hal-hal terkait perkembangan fisik yang dialami
dan topik-topik yang mendapat banyak sorotan oleh masyarakat, misalnya
aborsi dan kehamilan di luar nikah. Topik dalam domain ini meliputi
menstruasi, perkembangan fisik, aborsi, kehamilan, homoseksualitas, dan
seks pranikah.
b. Sexual Safety
Meliputi topik-topik yang menjadi sorotan saat ini terkait seks aman
(safe sex) dan pencegahan penyakit. Topik yang termasuk domain ini seperti
seks aman (safe sex), penyakit menular seksual (PMS), HIV/ AIDS, dan
jenis kontrasepsi serta cara mendapatkannya.
c. Experiencing Sex
Meliputi aspek psikologis dan interpersonal dari seks. Topik yang
termasuk dalam domain ini meliputi kencan atau berpacaran, bagaimana
mengatasi tekanan seksual tidak diinginkan, hasrat seksual (misal:
terangsang), kepuasan seksual (misal: orgasme), macam-macam aktifvitas
seksual (misal: seks oral), membicarakan kebutuhan seksual dengan
pasangan, memilih pasangan, dan peran kelompok sebaya dalam membuat
keputusan seksual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Solitary Sexual Activity
Domain ini meliputi dua hal saja yaitu masturbasi dan mimpi basah.
Dua hal yang dianggap sebagai aktivitas seksual pribadi, umumnya
dilakukan laki-laki, dan tergolong tabu untuk dibicarakan.
Dari bidang-bidang yang disebutkan ini, bidang Developmental and
Societal Concern dapat dibagi menjadi dua antara Developmental dengan
Societal Concern karena keduanya mengandung topik-topik yang berbeda.
Selanjutnya bidang Experiencing Sex juga dapat dipisah menjadi dua bidang
yaitu Sexual Relationship dan Sexual Norm. Bidang Sexual Relationship berisi
topik-topik terkait aktivitas seksual dan relasi romantis, sementara bidang
Sexual Norm berisi norma-norma perilaku dan berelasi dengan orang lain.
B. Pendidikan Seks oleh Orang Tua
1. Definisi Orang Tua
Merriam-Webster‟s Collegiate Dictionary (2003) memiliki 2 definisi
orang tua yaitu seseorang yang memperanakan atau melahirkan keturunan dan
seseorang yang membesarkan dan merawat seorang lain. Sementara Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2012) mendefinisikan orang tua sebagai ayah dan ibu
kandung. Lebih lanjut lagi Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan ayah
sebagai orang tua kandung laki-laki dan ibu sebagai perempuan yang pernah
melahirkan. Menurut Hoyer dan Roodin (2003) menjadi orang tua
membutuhkan komitmen sepanjang hidup, karena pasangan yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menjadi orang tua tidak bisa berhenti dari menjadi orang tua. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah laki-laki dan perempuan yang
memperanakan dan melahirkan keturuan dan atau membesarkan serta merawat
anak yang membutuhkan komitmen seumur hidup.
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengasuh anaknya.
Pengasuhan (parenting) adalah segala tindakan terkait dengan usaha
membesarkan keturunan (APA Dictionary of Psychology, 2007). Hoyer dan
Roodin (2003) menjelaskan bahwa masa pengasuhan anak dimulai dari anak
lahir sampai anak menjadi mandiri dan meninggalkan rumah. Setelah anak
meninggalkan rumah relasi orang tua anak berubah karena sekarang orang tua
dan anak sama-sama orang dewasa (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).
Ada beragam macam orang tua yang masing-masing memiliki kondisi
yang berbeda-beda terutama dalam hal dinamika pengasuhan yang terjadi.
Macam orang tua yang ada antara lain orang tua heteroseksual, orang tua tiri,
orang tua tunggal tidak pernah menikah, janda atau duda, orang tua gay dan
lesbian, orang tua adopsi (Berk, 2007; Kail & Cavanaugh, 2010).
2. Topik dan Isi Pendidikan Seks
Informasi seks dari orang tua kepada anak cenderung bermuatan
negatif. Orang tua paling sering mendiskusikan konsekuensi negatif dari
aktivitas seksual seperti kehamilan tidak terencana, PMS dan HIV/AIDS
(Eisenberg et al., 2006; Jerman & Constantine, 2010; Miller et al., 1998; Trinh
et al., 2009; Wamoyi et al., 2010). Diskusi ini pun sering berupa peringatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
saja (Trinh et al., 2009) bahkan Eisenberg et al. (2006) menemukan bahwa
orang tua jarang berbicara soal cara mencegah konsekuensi negatif tersebut.
Jerman dan Constantine (2010) menambahkan bahwa orang tua tidak
mengkomunikasikan
konsekuensi
positif
penggunaan
kontrasepsi
jika
seseorang aktif secara seksual.
Topik lain yang dibahas orang tua adalah mengenai moralitas seksual,
berpantang (abstinience), dan relasi heteroseksual (Epstein & Ward, 2007;
Miller et al., 1998; Trinh et al., 2009; Wamoyi et al., 2010). Rosenthal dan
Feldman (1999) menyatakan bahwa topik komunikasi seks orang tua berkisar
pada area keamanan seksual (kontrasepsi, HIV/AIDS, PMS, seks aman) dan
area perkembangan dan isu sosial (menstruasi, perubahan fisik, kehamilan,
aborsi) dan cenderung tidak menyentuh area pengalaman seksual (berpacaran,
dorongan seksual, kepuasan seksual, aktivitas seksual) dan area aktivitas
seksual sendiri (masturbasi, mimpi basah).
Meskipun begitu penelitian Miller et al. (1998) dan Trinh et al. (2009)
menemukan hasil yang bertentangan yaitu orang tua cenderung tidak
membicarakan soal perkembangan fisik dan seksual. Trinh et al. juga
menemukan bahwa topik homoseksual dan orientasi seksual lainnya tidak
dibahas orang tua.
Diiorio et al. (1999) menyatakan bahwa konten
pembicaraan orang tua-anak kurang berfokus pada hal-hal yang remaja perlu
ketahui untuk memahami dengan sepenuhnya bagaimana mereka berkembang
dan bertumbuh. Kemungkinan hal ini karena orang tua memandang seksualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
anak sebagai resiko, hal yang perlu ditunda dan dihindari (Epstein & Ward,
2007).
3. Waktu untuk Memulai Pendidikan Seks
Walker (2004) menemukan bahwa menstruasi pertama dijadikan
penanda oleh orang tua untuk bisa memulai pendidikan seks kepada anak
perempuannya. Sedangkan tiadanya perubahan yang bisa dijadikan penanda
dengan jelas pada anak laki-laki, menyebabkan orang tua kesulitan menentukan
waktu yang tepat untuk memulai pendidikan seks. Sementara dalam penelitian
Eisenberg et al. (2006), ditemukan bahwa orang tua menunggu anak terlibat
dalam relasi romantis sebelum memulai diskusi soal seks. Selanjutnya Wamoyi
et al. (2010) menyatakan bahwa orang tua menunggu terjadinya perubahan
perilaku yang diasosiasikan dengan remaja sudah berhubungan seks, lalu
kemudian memberikan pendidikan seks. Hal senada diungkapkan Bastien et al.
(2011) bahwa keputusan mendiskusikan seks didasarkan hasil observasi orang
tua terhadap perilaku anak, yang mengindikasikan keaktifan seksual anak. Ada
juga orang tua yang menunggu sampai anak „cukup umur‟. Ini ditandai dengan
anak yang mulai bertanya mengenai seksualitas (Walker & Milton 2006).
Menurut Walker (2004) adalah lebih baik untuk memulai pendidikan
seks saat usia sekolah dasar karena orang tua akan lebih mudah saat
membicarakan seks dan dapat membangun fondasi yang luas mengenai
seksualitas. Sebaliknya menunda sampai “usia pantas” meningkatkan resiko
prokrastinasi (penundaan) sampai pendidikan seks itu terlambat bahkan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pernah diberikan. Selain itu orang tua juga dapat “ketinggalan perahu” atau
melewatkan kesempatan untuk menjadi sumber informasi pertama, menunda
hubungan seks pertama pada anak, dan mendorong perilaku seksual yang lebih
aman (Walker & Milton, 2006; Eisenberg et al., 2006). Eisenberg et al. (2006)
menyoroti kesulitan mengubah perilaku beresiko tinggi (misalnya seks tanpa
pengaman) menjadi perilaku dengan resiko lebih rendah, saat remaja sudah
terlibat dalam relasi romantis. Sementara Wamoyi et al. (2010) mengatakan
bahwa relasi seksual memiliki sifat dasar disembunyikan sehingga menemukan
tanda-tanda keaktifan seksual anak sebelum memberi pendidikan seks akan
sulit, terlebih untuk anak-anak yang tertutup. Akibatnya ada resiko yang lebih
besar pada anak-anak yang tertutup untuk melakukan perilaku seksual
beresiko.
4. Hal yang Memudahkan Terjadinya Pendidikan Seks
a. Relasi orang tua - anak
Menurut Wamoyi et al. (2010), kedekatan orang tua-anak penting
untuk membangun komunikasi seks. Hal senada juga diungkapkan Trinh et
al. (2009) yang menemukan bahwa relasi orang tua-anak yang baik
memampukan dan mendorong orang tua menjadi guru yang memberi
informasi dan mendorong anaknya bertanya, namun juga teman yang
berbagi pengalaman hidup. Menurut Pluhar dan Kuriloff (2004) adanya rasa
nyaman dan empati menjadi kualitas afektif yang mendukung relasi orang
tua dan anak yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Gaya komunikasi
Menurut Rosenthal et al. (2001) komunikasi seks adalah bagian dari
kemampuan komunikasi secara umum sehingga saat orang tua memiliki
gaya komunikasi yang positif, keterampilan berkomunikasi ini dapat
diterapkan pada area spesifik, dalam hal ini komunikasi mengenai
seksualitas. Selanjutnya Pluhar & Kuriloff
(2004) mengatakan bahwa
mendengarkan adalah kompenen penting untuk membangun komunikasi
yang baik dan kedekatan.
c. Keterbukaan
Faktor lain yang mendukung berjalannya pendidikan seks adalah
keterbukaan dan penerimaan terhadap diskusi mengenai seks (Walker, 2004;
Walker & Milton, 2006). Keterbukaan berarti kemauan menjawab
pertanyaan seputar seks. Meskipun begitu orang tua juga diharapkan agar
tidak terlalu membesar-besarkan dan berfokus terus menerus (keep a
spotlight) pada topik seksual (Kirkman et al., 2005). Walker dan Milton
juga menambahkan bahwa penerimaan terhadap diskusi seks tidak hanya
diperlukan di dalam keluarga namun juga diperlukan secara kultural dan
sosial.
d. Model pengasuhan
Landor, Simons, Brody dan Gibbons (2011) mengatakan bahwa
model pengasuhan authoritative terkait dengan perilaku seksual beresiko
yang lebih rendah. Keterkaitan ini lebih kuat pada anak perempuan
dibandingkan pada anak laki-laki. Ini karena orang tua melakukan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
banyak pengawasan dan diskusi mengenai seks kepada anak perempuan
dibandingkan anak laki-laki.
e. Stimuli
Orang tua memandang penting adanya stimuli, atau pemicu untuk
memulai diskusi mengenai seks (Trinh et al., 2009; Walker, 2004). Stimuli
atau pemicu ini bisa berupa kasus tetangga yang meninggal karena
HIV/AIDS, adanya gadis desa yang hamil, acara TV atau radio, atau anak
pulang membawa selebaran dari sekolah (Trinh et al., 2005; Wamoyi,
2010).
5. Hambatan Memberikan Pendidikan Seks
Ada berbagai hal yang menghalangi dan menghambat orang tua dalam
memberikan pendidikan seks kepada anak-anaknya. Jerman dan Constantine
(2010), menemukan ada 9 kesulitan yang dihadapi orang tua untuk melakukan
komunikasi seksual.
a. Rasa malu dan tidak nyaman
Walker (2001) menemukan bahwa orang tua merasa malu dan tidak
nyaman membicarakan seks sehingga dengan sengaja dan sadar, mereka
membuat dirinya tidak terjangkau dan menghindari interaksi. Rasa malu
untuk membicarakan seks tidak hanya dialami oleh orang tua tetapi juga
oleh anak (Trinh et al., 2009). Ha dan Fisher (2009), mengindikasikan
bahwa di Vietnam, percakapan mengenai seks dianggap tidak sopan
sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Di Tanzania, Wamoyi et al.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(2010) menemukan adanya perasaan tidak nyaman saat menggunakan
termonologi seksual. Dalam menghadapi rasa malu terkait memberi
pendidikan seks, ada beberapa strategi yang dapat diambil orang tua dan
guru, yaitu (a) menerima bahwa mau tidak mau berbicara dengan anak soal
seksualitas memang menimbulkan rasa malu, (b) menyadari bahwa
kenyataannya tidak akan sememalukan yang dibayangkan, dan (c)
melakukan kegiatan lain saat memberi pendidikan seksualitas (Walker &
Milton, 2006).
b. Pengetahuan dan efikasi diri
Orang tua merasa bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan yang
memadai soal seks (Ha & Fisher, 2011; Trinh et al., 2009; Walker, 2004;
Walker & Milton, 2006). Kurangnya pengetahuan ini menyebabkan orang
tua merasa tidak mumpuni dalam mengajar mengenai seks dan memiliki
efikasi diri yang rendah (Bastien et al., 2011; Walker, 2004). Sebagaimana
diungkapkan oleh Walker dan Milton, orang tua mengalami kesulitan dan
kebingungan terkait materi yang harus diajarkan, cara mengatakan, dan cara
memulainya. Walker (2001) melihat pentingnya aksesibilitas bahan
pendidikan seks bagi orang tua agar orang tua dapat memiliki pengetahuan
yang memadai.
c. Pengaruh kultur dan sosial
Bastien et al. (2011) menemukan bahwa di beberapa bagian Afrika,
kekristenan
Eropa
menghasilkan pembatasan
dalam
membicarakan
seksualitas. Sementara ketidaknyamanan menggunakan terminologi seksual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
di Tanzania disebabkan norma seksual masyarakat menekan keterbukaan
tentang seks lintas gender dan generasi (Wamoyi et al., 2010). Sementara di
Vietnam, percakapan mengenai seks dianggap tidak sopan oleh moralitas
budaya (Ha & Fisher, 2009).
d. Pengaruh dan isu keluarga dan antar generasi
Orang tua yang tidak mendapat pendidikan seks dari orang tuanya
cenderung bingung dalam membicarakan seks dengan anaknya (Jerman &
Constantine, 2010). Menurut Walker (2001), pendidikan seks yang
diberikan orang tua sedikit banyak dipengaruhi oleh pendidikan seksyang
diterima orang tua dari orang tua (kakek – nenek).
e. Masalah komunikasi secara umum
Ha dan Fisher (2011) menemukan bahwa orang tua di pedesaan
Vietnam mengalami kesulitan memulai percakapan mengenai seks karena
mereka sibuk bekerja sehingga tidak punya waktu bercakap-cakap dengan
anaknya. Walker (2004) juga menemukan bahwa kemampuan komunikasi
yang rendah menyebabkan pendidikan seks lebih sulit. Gaya komunikasi
orang tua juga berpengaruh terhadap kelancaran pendidikan seks. Gaya
komunikasi yang searah, berbentuk instruksi, alur dikendalikan oleh orang
tua, dan penuh peringatan dan ancaman menjadi penghalang terjadinya
komunikasi yang baik (Bastien et al., 2011; Pluhar & Kuriloff, 2004).
f. Pengaruh dan kontrol orang tua
Trinh et al. (2009) menemukan bahwa orang tua merasa
membicarakan seks dengan anak akan mendorong anak melakukan seks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
sebelum mereka siap. Orang tua juga merasa mendiskusikan seks dapat
merusak anak muda. Anak menangkap gelagat ini sehingga mereka enggan
mendiskusikan seks dengan orang tua karena takut dianggap ingin atau
sudah aktif secara seksual (Bastien et al., 2011; Walker, 2004). Sementara
Wamoyi et al. (2010) menemukan adanya orang tua yang merasa tidak dekat
dengan anak sehingga merasa akan sia-sia membicarakan seks dengan
anaknya karena tidak akan didengarkan. Menurut Trinh et al. dalam
keluarga yang tidak memiliki relasi erat, anak cenderung enggan
membicarakan seks dengan orang tuanya.
g. Penerimaan orang tua atas seksualitas remaja
Trinh et al. (2009) menemukan bahwa orang tua merasa anak-anak
mereka belum cukup dewasa untuk belajar isu seksual, atau terlalu muda
untuk terlibat aktivitas seksual. Orang tua juga memiliki persepsi bahwa
anaknya tidak aktif secara seksual (Trinh et al., 2009; Wamoyi et al., 2010)
sehingga tidak perlu mendiskusikan seks.
h. Usia dan perkembangan anak
Orang tua dapat mengalami kesulitan dalam menentukan informasi
yang tepat terkait usia anak. Menurut Kirkman et al. (2005), jika informasi
diberikan saat anak terlalu muda, maka mereka mungkin tidak akan paham
atau ingat. Jika orang tua merasa anak terlalu muda untuk belajar suatu hal
maka orang tua tidak akan menjawab pertanyaan anaknya dengan penuh dan
jelas (Walker, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
i. Kesulitan orang tua dalam membicarakan topik-topik spesifik
Orang tua dapat mengalami dilema membicarakan topik tertentu saat
mereka memiliki nilai yang bertentangan. Misalnya membicarakan
penggunaan kondom saat berhubungan seks padahal mereka ingin anaknya
berpantang. (Jerman & Constantine, 2010).
Selain itu hal lain yang berpotensi menghambat terjadinya pendidikan
seks adalah merasa bahwa anak sudah memiliki sumber pengetahuan yang
memadai dan pendidikan seks merupakan tanggung jawab pihak lain, seperti
pasangan atau sekolah (Ha & Fisher, 2011; Walker, 2001, 2004).
6. Konteks Pendidikan Seks
Walker (2004) menemukan bahwa orang tua menggunakan pendekatan
oportunistik atau mengandalkan pada kehidupan sehari-hari untuk membentuk
proses pendidikan seks agar sesuai dengan perkembangan kesadaran seksual
pada anak. Komunikasi muncul secara spontan dan dipicu oleh program radio,
kematian warga karena HIV/AIDS, anak pulang sambil membawa selebaran
seks dari sekolah, adanya persepsi orang tua bahwa perilaku anak beresiko, dan
saat mereka melihat seseorang yang sangat kurus yang dipersepsikan positif
HIV (Wamoyi et al., 2010). Hal senada diungkapkan oleh Trinh et al. (2009)
bahwa kisah nyata yang terjadi di masyarakat adalah pemicu penting untuk
memulai diskusi mengenai seks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Diskusi mengenai seks umumnya terjadi sambil melakukan aktivitas
lain (on-the-fly), seperti saat makan bersama, menonton TV, saat anak
membantu orang tua melakukan aktivitas rumah tangga (Pluhar & Kuriloff,
2004; Trinh et al., 2009). Kadangkala diskusi juga dilakukan pada saat waktu
luang di akhir pekan atau sebelum tidur. Meskipun begitu Pluhar dan Kuriloff
(2004) menemukan bahwa orang tua menginginkan pendidikan seks dalam
komunikasi tatap muka secara fokus tanpa melakukan aktivitas lain.
7. Gaya Komunikasi
Pluhar dan Kurilofff (2004) mengatakan bahwa ada dua gaya
komunikasi yaitu didaktis dan interaktif. Dalam gaya komunikasi didaktis, ibu
mengontrol pembicaraan dan alur percakapan mengalir terutama dari ibu ke
anak. Sedangkan dalam gaya komunikasi interaktif, percakapan mengalir dari
ibu ke anak, dan anak ke ibu, berbentuk diskusi dan bukan pola pengajarpendengar. Menurut Pluhar dan Kuriloff, gaya interaktif lebih efektif dalam
membangun kedekatan yang berujung pada pendidikan seks yang lebih baik.
Meskipun begitu ada indikasi bahwa orang tua lebih cenderung menggunakan
gaya didaktis (Trinh et al., 2009).
Komunikasi mengenai seks umumnya dimulai oleh orang tua dan
jarang dari anak, serta memiliki karakteristik satu arah, berbentuk instruksi,
peringatan, dan ancaman bukan dialog dan diskusi, serta menggunakan
terminologi yang tidak akurat atau samar-samar (Bastian et al., 2011; Wamoyi
et al., 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
8. Gender dan Jenis Kelamin
Wamoyi et al. (2010) mengemukakan keterkaitan antara pendidikan
seks dengan gender. Pada anak laki-laki maskulinitas dikaitkan dengan
kehebatan seksual, sehingga secara tidak langsung ayah mendorong anaknya
untuk aktif secara seksual. Wamoyi et al. menggarisbawahi bahwa ayah seperti
ini bukanlah ayah yang baik sebagai teladan. Sedangkan feminimitas dikaitkan
dengan berpantang, sehingga ibu mendorong anaknya untuk berpantang seks
sampai menikah. Trinh et al. (2009) mengatakan bahwa ada pesan berbeda
yang diberikan kepada anak laki-laki dan perempuan. Pada anak perempuan,
orang tua memperingatkan anaknya dengan cerita gadis lain yang hamil dan
konsekuensinya. Sedang pada laki-laki, pendidikan seks lebih berfokus pada
aspek moral dari relasi seksual.
Walker (2004) menyatakan bahwa perempuan masih dipandang sebagai
caregiver utama dan dengan demikian pendidik kesehatan utama di rumah
termasuk soal seks. Ayah cenderung lebih jarang terlibat dalam memberikan
pendidikan seks. Frekuensi percakapan seks antara anak laki-laki dan
perempuan dengan ayah jauh lebih sedikit dibandingkan percakapan dengan
ibu (Diiorio et al., 1999; Miller et al., 1998; Rosenthal & Feldman, 1999).
Bastien et al. (2011) mengatakan bahwa anak lebih memilih ibu sebagai
komunikator seksualitas bagi mereka.
Meskipun begitu Walker (2004) mencatat bahwa ada indikasi anak lakilaki kehilangan atau kekurangan pendidikan seks. Walker (2001) menemukan
bahwa ibu merasa lebih nyaman berbicara seks dengan anak perempuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dibanding anak laki-lakinya karena ibu dapat menyambungkan percakapan
dengan pengalamannya sendiri dahulu. Kirkman et al. (2005) menyatakan
bahwa orang tua maupun anak cenderung memilih komunikasi sesama gender
tentang seks. Hal ini kemungkinan karena adanya pengetahuan terkait gender
(gender-linked knowledge).
C. Focus Group
Focus Group (FG) adalah sebuah metode penelitian dimana data yang
dihasilkan merupakan diskusi yang terjadi antar partisipan dalam suatu kelompok
yang percakapannya difokuskan pada topik tertentu. Morgan & Krueger (1998)
dengan sederhana menyebut FG sebagai wawancara kelompok. Dalam FG terjadi
diskusi kolektif yaitu setiap anggota kelompok berinteraksi satu sama lain (Frith,
2000). Dalam FG, setiap orang didorong untuk berbicara satu sama lain, bertanya,
serta menanggapi pengalaman dan sudut pandang partisipan lain (Kitzinger,
1995). FG bermanfaat untuk menggali pengalaman pribadi, nilai-nilai, sikap, dan
perasaan yang mendasari perilaku (Frith, 2000; Kitzinger, 1995).
Menurut Frith (2000), Kitzinger (1995), serta Morgan dan Krueger (1994),
FG memiliki beberapa kelebihan terutama bila digunakan dalam penelitian
mengenai topik seksualitas.
1. Dapat mengumpulkan beragam opini, pengalaman, dan sikap pada saat
yang bersamaan, dan diskusi yang terjadi juga dapat memunculkan
topik-topik baru. Peneliti juga dapat menemukan isu-isu yang dianggap
penting oleh partisipan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Dapat mengetahui bentuk-bentuk komunikasi dan bahasa yang umum
digunakan orang dalam topik tersebut, termasuk gurauan dan anekdot.
3. Interaksi antarpartisipan dapat memberikan gambaran dan penjelasan
yang lebih lengkap dan mendetail mengenai topik melalui argumen,
perdebatan, penjelasan tambahan, dan ilustrasi / cerita.
4. Dapat mengidentifikasi pengetahuan yang dimiliki bersama dan norma
atau nilai yang berlaku secara umum.
5. Menciptakan atmosfir yang aman dan nyaman karena adanya partisipan
lain yang memiliki pengalaman sama sehingga memungkinkan adanya
mutual support. Selain itu partisipan yang lebih terbuka dapat
mendorong partisipan yang lebih pemalu untuk dapat terbuka dan
bercerita.
Kelebihan-kelebihan FG di atas terutama terkait dengan proses dan
dinamika kelompok yang terjadi dalam FG. Meskipun begitu dinamika kelompok
yang juga dapat menjadi kelemahan yaitu adanya norma kelompok dapat
mematikan ketidaksetujuan atau pandangan yang bertentangan dari individu
(Kitzinger, 1995).
Sampai saat ini FG sudah digunakan untuk meneliti berbagai macam topik
yang terkait dengan seksualitas seperti komunikasi seksual, pengambilan
keputusan seksual, agresi seksual, pengambilan resiko seksual, evaluasi
pendidikan seks, sikap para profesional terhadap kontak seksual dengan pasangan,
perasaan mengenai pengujian HIV dan pemakaian kondom, dst (Frith, 2000).
Dalam mengeksplorasi pendidikan seks oleh orangtua, metode FG juga digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
oleh Ha dan Fisher (2011) serta Trinh et al. (2009) dalam penelitiannya di
Vietnam.
Metode FG cocok untuk digunakan dalam penelitian mengenai pendidikan
seks oleh orang tua karena topik penelitian ini termasuk topik yang sensitif,
cenderung tabu dan sulit untuk dibicarakan. Sementara FG memberi kesempatan
orang menjadi lebih terbuka dan mau bercerita dengan adanya diskusi yang
dilakukan oleh sekelompok orang yang memiliki kesamaan pengalaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode Grounded Theory. Tujuan metode Grounded Theory adalah bergerak
melampaui deskripsi semata menjadi menghasilkan dan menemukan teori, yaitu
sebuah skema analisis yang abstrak dari suatu proses, aksi atau interaksi (Strauss
& Corbin, 1998). Grounded Theory mendorong peneliti untuk mengumpulkan,
mensintesis,
menganalisa,
dan
menkonseptualisai
data
kualitatif
untuk
membentuk sebuah teori induktif (Smith, 2008). Argumennya adalah teori
bukanlah rangkaian konsep yang muncul sebagai hasil pemikiran atau spekulasi
ilmuwan tentang suatu hal, namun seharusnya didasarkan dari data partisipan
yang mengalami sendiri hal tersebut. Oleh karena itu, dalam Grounded Theory,
peneliti akan menciptakan kategori-kategori teoritis dan penjelasan umum
mengenai aksi, interaksi, dan proses, melalui kategori informasi yang saling
terkait, yang secara langsung berpijak (grounded) kepada data yang dikumpulkan
dari partisipan (Cresswell, 2007).
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi diri sampai pada menciptakan
kategori-kategori data. Pembatasan ini dilakukan terkait dengan keterbatasan
sumber daya peneliti dalam melaksanakan penelitian Grounded Theory. Meskipun
begitu data kualitatif ini dapat menjadi langkah awal untuk mengembangkan teori
terkait pendidikan seksualitas oleh orang tua.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
B. Partisipan Penelitian
1. Karakteristik Partisipan
Partisipan penelitian adalah orang tua yang memiliki anak berusia
remaja (SMP – SMA / 12 tahun – 17 tahun). Jenis kelamin partisipan laki-laki
dan perempuan. Alasan pemilihan subjek adalah orang tua yang memiliki anak
usia remaja adalah orang tua yang secara langsung sedang terlibat dalam
pemberian pendidikan seks. Hal ini karena usia remaja adalah masa
kematangan seksual mulai terjadi. Pemilihan orang tua berjenis kelamin lakilaki dan perempuan agar mendapatkan input yang seimbang dari orang tua
laki-laki dan orang tua perempuan. Partisipan dalam penelitian ini adalah orang
tua beragama Kristen, tinggal di area perkotaan di Yogyakarta, lulusan SMA
atau sarjana, serta umumnya termasuk kelompok ekonomi menengah ke atas.
2. Metode Pemilihan Partisipan
Peneliti
menggunakan
criterion
sampling,
dimana
peneliti
menggunakan kriteria partisipan seperti yang tertulis diatas untuk membatasi
pencarian partisipan. Peneliti juga berusaha agar
orang tua laki-laki dan
perempuan dari satu keluarga dapat mengikuti penelitian ini. Hal ini terkait
kemudahan mencari partisipan saja.
C. Instrumen Penelitian
1. Definisi Focus Group
Focus Group (FG), adalah sebuah metode penelitian dimana data yang
dihasilkan merupakan diskusi yang terjadi antar partisipan dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kelompok yang percakapannya difokuskan pada topik tertentu. Morgan &
Krueger (1998) dengan sederhana menyebut FG sebagai wawancara kelompok.
Umumnya partisipan memiliki suatu latar belakang yang sama, berdiskusi
dengan dipandu seorang moderator yang membawakan rangkaian topik diskusi
yang sudah ditentukan sebelumnya.
2. Kelompok dan Jumlah Partisipan
Dalam penelitian ini peneliti membuat 4 kelompok terfokus (FG).
Masing-masing FG diharapkan berisi antara 6 – 7 orang partisipan sehingga
total partisipan antara 24 – 28 orang. Pemilihan jumlah tersebut, karena peneliti
merasa partisipan memiliki keterlibatan tinggi dalam topik sehingga
diharapkan banyak hal yang dapat dibagikan dan dibicarakan oleh masingmasing orang. Dengan jumlah 6 – 7 orang per kelompok, diharapkan ada cukup
waktu untuk masing-masing partisipan berbagi.
3. Komposisi dan Struktur
Komposisi partisipan dalam FG yang dilakukan peneliti adalah 2
kelompok terdiri atas orang tua laki-laki dan 2 kelompok lainnya terdiri atas
orang tua perempuan. Pemisahan antara kelompok orang tua laki-laki dan
perempuan ini dilakukan agar diskusi berjalan lebih nyaman. Struktur
kelompok yang dibentuk adalah moderately structured group, dimana diskusi
kelompok diarahkan untuk menjawab set pertanyaan yang ada, namun juga
memberi tempat bagi partisipan untuk membagikan perasaan, pemikiran, dan
pengalamannya. Setiap FG akan dipandu oleh seorang moderator yang berjenis
kelamin sama dengan jenis kelamin partisipan dalam FG tersebut. Pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
moderator berjenis kelamin sama, dikarenakan perbedaan jenis kelamin
moderator
dan
partisipan
dapat
mempengaruhi
keterbukaan
dalam
membicarakan topik (Ha & Fisher, 2011).
4. Panduan pertanyaan
Dalam setiap FG, moderator akan membawakan pertanyaan yang sama,
dan sebisa mungkin dibawakan dalam urutan yang sama. Berikut disajikan
daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam FG.
Tabel 2
Daftar pertanyaan Focus Group
Sifat
Opening
Bentuk
Sebutkan nama anda dan usia anak-anak anda.
Intro-
Sekarang tuliskan dalam selembar kertas dihadapan anda, buatlah
duction
daftar hal-hal apa sajakah yang anda alami terkait pendidikan
seks? Boleh hal-hal yang anda ajarkan, hal-hal yang menjadi
hambatan buat anda, tantangan, hal yang memudahkan anda,
kapan anda melakukannya.
Key
Sekarang tuliskan dalam selembar kertas dihadapan anda, buatlah
daftar hal-hal apa sajakah yang anda alami terkait pendidikan
seks? Boleh hal-hal yang anda ajarkan, hal-hal yang menjadi
hambatan buat anda, tantangan, hal yang memudahkan anda,
kapan anda melakukannya.
Key
Hal-hal apa saja yang menghambat atau menghalangi anda
melakukannya (memberi pendidikan seks) ?
Key
Apa yang anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Key
Menurut anda hal-hal apa saja yang perlu diajarkan kepada anak
anda? Dan apa yang tidak?
Key
Bagaimana cara anda memberikan pendidikan seks kepada anak
anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Key
Pada waktu apakah, anda memberikan pendidikan seks? Kapan
anda memberikan pendidikan seks kepada anak anda?
Key
Hal-hal apa saja yang memudahkan terjadinya pendidikan seks?
Key
Menurut anda siapa sajakah yang sebaiknya memberikan
pendidikan seks kepada anak-anak anda?
Key
Andaikan ada organisasi membuat program untuk membantu
orang tua menjadi lebih baik dalam mendidik anak soal seks, hal
apa yang menurut anda penting diajarkan dalam program tersebut?
Ending
Merangkum. Apakah rangkuman ini telah menangkap dengan
benar pembicaraan kita hari ini? Adakah hal-hal penting terkait
pendidikan seks dan orang tua, yang terlewatkan dari pembicaraan
kita hari?
Perubahan urutan dapat terjadi menyesuaikan dengan dinamika
kelompok. Selain itu diskusi yang berlangsung dalam FG adalah antar
partisipan. Tugas moderator hanya mengatur dan memimpin arah diskusi.
Percakapan dalam diskusi akan direkam menggunakan recorder dan dicatat
oleh moderator dan notulis.
D. Prosedur Penelitian
1. Peneliti akan mencari partisipan yang sesuai dengan kriteria yang telah dibuat.
2. Saat peneliti menemukan calon partisipan maka peneliti akan mencoba
merekrut partisipan. Dalam proses rekrutmen itu penelitia akan menjelaskan
kepada partisipan mengenai (a) inti dan tujuan penelitian, (b) bentuk penelitian
yang dilakukan, dan (c) sifat penelitian dan hak partisipan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3. Apabila partisipan setuju untuk berpartisipasi, peneliti akan menawarkan
kepada partisipan jadwal FG yang sesuai dengan partisipan.
4. Bila jadwal sudah disepakati maka peneliti akan memberikan confirmation
letter (lihat lampiran) yang berisi informasi tentang FG yang akan diikuti,
informasi umum mengenai topik pembicaraan, aturan dan kesepakatan, serta
harapan peneliti agar partisipan bisa benar-benar datang pada waktu yang
sudah ditentukan. Bersama dengan confirmation letter ini dilampirkan lembar
persetujuan (consent).
5. Pada hari yang ditentukan partisipan yang berjumlah 6 – 7 orang akan
berdiskusi dengan ditemani seorang moderator yang memimpin jalannya FG.
Tugas moderator hanya mengarahkan diskusi dan alur pembicaraan, bukan
berpendapat atau ikut berdiskusi. Diskusi yang berlangsung hanya antar
partisipan. Setiap FG dilakukan pada hari dan jam yang berbeda.
6. Diskusi akan berlangsung sekitar 90 – 120 menit. Dalam FG, diskusi akan
direkam menggunakan recorder untuk keperluan pencatatan.
7. Setelah FG selesai, peneliti akan mendengarkan ulang rekaman FG dan catatan
moderator kemudian menyusun transkrip atau verbatim.
8. Prosedur ini dilakukan terus sampai seluruh FG sudah dilakukan.
E. Prosedur Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti akan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1. Memparafrasekan Data
Peneliti akan membaca data verbatim dengan seksama kemudian
memparafrasekan verbatim tersebut kedalam bentuk kalimat yang lebih baik
dan jelas. Parafrase dibuat sedekat dan semirip mungkin dengan verbatim tanpa
merubah makna kalimat.
2. Interpretasi
Dalam tahap ini peneliti membaca kembali parafrase yang sudah dibuat
kemudian membuat interpretasi atau menarik kesimpulan atau inti kalimat
dalam parafrase tersebut.
3. Membuat Kategori Informasi (Open Coding)
Pada tahap ini peneliti dan rekan peneliti mengelompokkan interpretasi
yang ada sesuai kategorinya. Peneliti berusaha menyaring sampai jenuh
(saturated) kategori yang ada dengan memasukan data-data yang ada, terus
mencari data baru sampai data baru tidak lagi memunculkan insight terhadap
pengkategorian. Hasilnya adalah berupa data kualitatif yang sudah dipilahpilah dalam kategori-kategori (Creswell, 2007; Strauss & Corbin, 1998).
4. Membuat Pengkategorian yang Lebih Tinggi (Axial Coding)
Pada tahap keempat ini, kategori yang sudah ada berusaha untuk
dikelompokkan kedalam kategori yang yang lebih luas. Selain itu peneliti
berusaha mencari hubungan antar kategori yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
F. Kredibilitas Penelitian
Untuk meningkatkan kredibilitas penelitian ini, peneliti menggunakan dua
metode yang digunakan untuk menguji validitas penelitian ini (Creswell, 2007;
Smith, 2008) :
1. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik validasi dimana peneliti mencoba melihat
analisis dari perspektif lain dengan cara mengajak orang lain atau rekan untuk
melakukan pemeriksaan terhadap analisis untuk menentukan apakah analisis
yang dihasilkan peneliti dari data juga ditemukan oleh peneliti lain. Dengan
demikian didapatkan berbagai perspektif yang memperkaya analisis. Dalam
Smith (2008) teknik ini disebut sebagai Comparing Research Coding. Dalam
penelitian ini rekan peneliti adalah dosen pembimbing, asisten dosen, dan
rekan mahasiswa yang tertarik meneliti seksualitas.
2. Paper Trail
Melalui teknik ini peneliti menyertakan seluruh data dari penelitian
yang berlangsung. Cara ini dilakukan agar peneliti lain dapat memeriksa atau
menguji ulang penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan
Agar pengambilan data dapat berlangsung dengan baik, peneliti
melakukan beberapa persiapan. Persiapan ini meliputi pembuatan draft pertanyaan
FG, pembuatan surat konfirmasi untuk partisipan dan panduan rekrutmen untuk
peneliti. Selain itu peneliti juga melakukan trial FG dengan rekan peneliti dan
asisten dosen pembimbing untuk menguji draft pertanyaan dan melatih dan
membiasakan peneliti dengan suasana diskusi kelompok. Berikut detail persiapan
pengambilan data yang dilakukan peneliti.
Tabel 3
Persiapan Pengambilan Data
Tanggal
4 Mei
2012
Kegiatan
Membuat draft
pertanyaan FG
Waktu
12.00 –
13.00
11 Mei
2012
Revisi draft
pertanyaan FG
13.00 –
13.45
14 Mei
2012
Menulis
pertanyaan FG
09.00 –
13.00
Tempat
Kampus
Paingan,
Sanata
Dharma
Catatan
Peneliti membuat daftar halhal apa saja yang ingin
ditanyakan, kemudian
menuliskan pertanyaan
tentang hal tersebut.
Kampus Draft pertanyaan diperiksa
Paingan, oleh dosen pembimbing dan
Sanata
rekan-rekan bimbingan.
Dharma Disarankan membuat
pertanyaan dalam bahasa
yang lebih informal atau
komunikatif.
Rumah
peneliti
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
30 Agustus 2012
Merancang surat
konfirmasi
08.00 12.00
Rumah
peneliti
7 Oktober 2012
Merancang
panduan
rekrutmen
09.00 –
11.00
Rumah
peneliti
10 Oktober 2012
Membuat surat
konfirmasi dan
panduan
rekrutmen
Trial FG
14.00 –
16.00
Kampus
Paingan,
Sanata
Dharma
Hall Lt.
III,
Kampus
Paingan,
Sanata
Dharma
31 Oktober 2012
Revisi surat
konfirmasi dan
panduan
rekrutmen
13.30 –
15.00
Kampus
Paingan,
Sanata
Dharma
7 November
2012
Revisi
pertanyaan FG
15.00 –
16.00
Kampus
Paingan,
Sanata
Dharma
29 Oktober 2012
14.00 –
16.00
Surat konfirmasi untuk
partisipan berisi penjelasan
mengenai tujuan, sifat
penelitian, waktu dan tempat
pelaksanaan, panduan
diskusi dan lembar
persetujuan mengikuti
penelitian.
Panduan rekrutmen berisi
prosedur atau langkahlangkah yang perlu
dilakukan peneliti dalam
mengkontak partisipan.
Trial dilakukan dengan
Mbak Haksi, Ade, Arisa,
Difka, Hembah, Lita, dan
Vincent. Peneliti masih
gugup dan kesulitan
memimpin alur diskusi.
Pertanyaan pembuka dirasa
kurang menarik dan overlap
dengan pertanyaan lain,
susunan pertanyaan dirasa
kurang memancing
keterbukaan partisipan.
Mengganti pertanyaan
pembuka dan mengubah
susunan pertanyaan agar
partisipan lebih tertarik dan
terbuka dalam diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Setelah persiapan dirasa cukup, peneliti mulai merekrut partisipan untuk
mengikuti FG. Peneliti terlebih dahulu menentukan waktu dan tempat pelaksanaan
baru kemudian merekrut partisipan. Rekrutmen dilakukan via telepon atau tatapmuka yang kemudian ditindaklanjuti dengan memberikan surat konfirmasi.
FG dilaksanakan dalam sebuah ruangan yang lapang. Di tengah ruangan
empat buah meja disusun membentuk kotak dan partisipan duduk disekelilingnya.
Pendokumentasian FG dilakukan secara auditif menggunakan recorder peneliti
dan tertulis oleh peneliti dan notulis.
Tabel 4
Pelaksanaan Focus Group
Tanggal Kegiatan Waktu
Tempat
14
FGD I
114
Ruang SD
Novemmenit
kelas 5,
ber 2012
belakang GKI
Ngupasan
22
Januari
2013
FGD 2
74
menit
Ruang SD
kelas 5,
belakang GKI
Ngupasan
31
Januari
2013
FGD3
94
menit
5
Februari
2013
FGD4
131
menit
Ruang SD
kelas 5,
belakang GKI
Ngupasan
Ruang SD
kelas 5,
belakang GKI
Ngupasan
Catatan
Partisipan adalah 6 orang
ayah. Mulai diskusi terlambat
setengah jam dari jadwal
semula (18.30 menjadi 19.00)
Partisipan R batal ikut karena
ada acara lain.
Partisipan adalah 7 orang ibu.
Mulai diskusi terlambat 10
menit dari jadwal semula
(18.00
menjadi
18.10).
Partisipan W terlambat 30
menit.
Partisipan adalah 7 orang ibu.
Diskusi dimulai tepat waktu
(18.30). Ibu H terlambat
kurang lebih 20 menit.
Partisipan adalah 7 orang
ayah. Mulai diskusi terlambat
20 menit dari jadwal semula
(18.00
menjadi
18.20),
partisipan R terlambat 1 jam
dari jadwal semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Setelah suatu FG selesai dilakukan, peneliti akan langsung membuat
verbatim dari FG tersebut. Hal ini dilakukan agar peneliti lebih mudah
memverbatim karena sifat pembicaraan FG yang cair dan ramai. Setelah
melakukan verbatim, peneliti memparafrasekan data dan membuat interpretasi.
Setelah itu peneliti bersama rekan peneliti membuat pengkategorian (open coding
dan axial coding). Proses pengkategorian ini dilakukan bersama-sama beberapa
kali.
Tabel 5
Pelaksanaan Analisis Data
Tanggal
20
November
2012
5
Desember
2012
Kegiatan
Menulis verbatim
FGD I
Waktu
12 jam
Tempat
Rumah
peneliti
Catatan
Konsultasi
verbatim FGD I
1 jam
Ada usul dari dosen
untuk merubah format
penulisan agar lebih
mudah dibaca
2 Januari
2013
membuat parafrase
dan interpretasi
FGD I
Menulis verbatim
FGD II
Menulis verbatim
FGD IV
Menulis verbatim
FGD III
membuat parafrase
dan interpretasi
verbatim FGD IV
membuat parafrase
dan interpretasi
verbatim FGD II
membuat parafrase
dan interpretasi
10 jam
Kampus
Paingan
Sanata
Dharma
Rumah
peneliti
6 Februari
2013
11 Februari
2013
16 Februari
2013
22 Februari
2013
28 Februari
2013
5 Maret
2013
9 jam
14 jam
12 jam
10 jam
Rumah
peneliti
Rumah
peneliti
Rumah
peneliti
Rumah
peneliti
8 jam
Rumah
peneliti
9 jam
Rumah
peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
16 April
2013
verbatim FGD III
Pengelompokan
Open Coding
19 April
2013
6 jam
Ruang
Observasi,
Pengelompokan
Open Coding
4 jam
Aula
Kampus
Mrican
20 April
2013
Pengelompokan
Open Coding
4 jam
Rumah
peneliti
23 April
2013
Pengelompokan
Open Coding
5 jam
Kampus
Paingan
25 April
2013
Membuat Axial
Coding
6 jam
Rumah
peneliti
3 Mei 2013
Membuat Axial
Coding
3 jam
Rumah
Difka
13 Mei
2013
Membuat visualisai
Axial coding
3 jam
Rumah
peneliti
20 Mei
2013
Pemeriksaan Axial
Coding
1,5 jam
Kampus
Paingan
28 Mei
2013
Membuat axial
coding
4 jam
Rumah
peneliti
Bersama rekan peneliti,
Arisa,
menghasilkan
pengelompokan awal
dari data
Bersama rekan peneliti,
Arisa
dan
Pritha.
Memasukkan
lebih
banyak data kedalam
kelompok, menemukan
kelompok-kelompok
baru.
Mencatat
kelompokkelompok yang ada,
menambah
beberapa
kelompok baru
Pemeriksaan kelompok
data oleh dosen dan
asisten dosen.
Mengkategorikan
kelompok-kelompok
yang ada (axial coding)
Bersama rekan peneliti,
Difka
dan
Pritha.
Memeriksa
ulang
pengelompokkan,
mencari nama yang
representatif
untuk
kategori dan kelompok
Merapikan
axial
coding,
pembuatan
visualisasi axial coding
Pemeriksaan
axial
coding dan visualisasi
oleh dosen dan asisten
Menyelesaikan
pengkategorian
dan
visualisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
B. Deskripsi Hasil
Penelitian ini menghasilkan gambaran atas berbagai aspek terkait dengan
pendidikan seks oleh orang tua. Adapun hasil tersebut meliputi materi pendidikan
seks, sumber informasi pendidikan seks, hambatan orang tua dalam memberi
pendidikan seks, kemudahan orang tua dalam memberi pendidikan seks, konteks
terjadinya pendidikan seks, metode pendidikan seks, pihak pemberi pendidikan
seks, dan kebutuhan pemberdayaan orang tua.
1. Materi Pendidikan Seks
Materi pendidikan seks oleh orang tua dapat dibagi menjadi 6 kategori
yaitu Developmental, Societal Concern, Sexual Safety, Sexual Relationship,
Sexual Norm, dan Solitary Sex Act.
Tabel 6
Kategori dalam Materi Pendidikan Seks
Development
Organ dan proses
reproduksi
Menstruasi
Perubahan fisik
Memakai pakaian
dalam
Ereksi
Sexual Relationship
Aktivitas seksual
Hubungan seksual
Relasi romantis
Ketertarikan dengan
lawan jenis
Usia pacaran
Societal Concern
pemerkosaan
pornografi
pembelaan diri
konsekuensi dari perilaku
seksual pranikah
keperawanan
Sexual Safety
kontrasepsi
PMS
Kesehatan
reproduksi
Sexual Norm
Rambu berperilaku untuk
anak perempuan
Cara berpakaian
Adengan TV yang tidak
boleh ditiru
Relasi dengan lawan jenis
Mencari teman yang baik
Solitary Sex Act
Masturbasi
Mimpi basah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Kategori Developmental berisi topik-topik yang berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan seksual anak. Topik yang masuk di dalam
kategori ini adalah fungsi organ dan proses reproduksi, menstruasi, memakai
pakaian dalam, ereksi dipagi hari, dan perubahan fisik (pubertas).
“… waktu itu dia sudah kelas 6 SD. „menstruasi itu apa sih ma?‟, gitu kan,
disitu ada, terus tak jelasin, menstruasi tu ini terus tak jelaskan …” (Ibu, FG2,
243-245)
“terus masa puberitas itu saya katakan, mungkin waktu kecil itu terjadi
perubahan - perubahan fisik itu memang kejadian. Jadi terlihat tonjolantonjolan atau berbulu itu mesti ....” (Ayah, FG1, 505-508)
Kategori kedua adalah Societal Concern. Kategori ini meliputi hal-hal
yang secara umum mendapat perhatian dan menjadi kekhawatiran masyarakat
luas. Topik-topik dalam kategori ini meliputi pemerkosaan, pornografi,
pembelaan diri, konsekuensi dari perilaku seksual pranikah, dan keperawanan.
“Nah saya bilang, „kamu gak boleh liat yang seperti itu [pornografi],
sepertiitu.‟ Jadi saya malah jelaskan sekalian karna itu akan jadi celah untuk
iblis, untuk merusak kamu. Tak kasi tau begitu.” (Ibu, FG2, 595-597)
“Kalau melakukan hubungan seksual ehh seperti suami istri sebelum menikah
nanti akibatnya apa, kita jelaskan.” (Ayah, FG1, 110-111)
Selanjutnya terdapat kategori Sexual Safety. Kategori ini berisi hal-hal
yang terkait dengan pencegahan penyakit menular seksual dan seks aman (safe
sex). Topik yang muncul yaitu kontrasepsi, PMS, dan kesehatan reproduksi.
“…. kalau saya belum belum memberi gambar, cuma memberi pengertian
penyakit siphilis, kencing nanah, trus herpes.” (Ayah, FG1, 439-440)
“Pada waktu dia bertanya soal kondom bahkan sampai terus bertanya ke spiral
pun saya harus jelaskan. Mau gak mau harus jelaskan.” (Ayah, FG1, 674-676)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Kategori keempat adalah Sexual Relationship yang meliputi topik-topik
terkait dengan relasi romantis dan aktivitas seksual dengan pasangan. Kategori
ini terdiri atas topik aktivitas seksual, hubungan seksual, relasi romantis,
ketertarikan dengan lawan jenis, dan usia pacaran.
“Akhirnya orang tua harus berani ngomong.Ngomong kalau misal pacaran ya
ditempat yang rame atau gak usah yang sepi-sepi.” (Ayah, FG1, 227-229)
“… ya saya, pokoknya gini, saya memberi rambu-rambu gini gini gini, orang
pacaran itu baru namanya penjajakan, …” (Ibu, FG3, 789-791)
Kemudian kategori kelima adalah Sexual Norm yaitu norma berperilaku
dan berelasi yang dianggap pantas dan layak oleh orang tua. Kategori ini berisi
rambu berperilaku untuk anak perempuan, cara berpakaian, adegan TV yang
tidak boleh ditiru, relasi dengan lawan jenis, dan arahan mencari teman yang
baik.
“… dalam arti menjelaskan, yang perempuan mungkin „tuh kenapa duduk
harus rapi.‟ atau misalkan „jangan mau diajak pergi orang yang tidak
dikenal.‟” (Ibu, FG2, 492-494)
“Jadi rambu-rambu yang harus diikuti oleh anak-anak saya, jangan nembak,
jangan dateng ke rumah cowok.” (Ayah, 779-781)
Kategori terakhir adalah Solitary Sex Act, terdiri atas dua hal yaitu
masturbasi dan mimpi basah. Dua aktivitas seksual yang terjadi tanpa
pasangan. Dua topik ini umumnya dipandang sebagai aktivitas laki-laki dan
cenderung tabu untuk didiskusikan.
“Nah setelah selesai keluar saya bilang „V, burungmu itu jangan selalu
dipegang-pegang, jadi kalo kamu pegang-pegang, kamu raba-raba terus itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
airnya bisa keluar, itu karna geli, papa pasti tau kamu pasti raba-raba burung
kamu.‟” (Ayah, FG1, 317-320)
“ketika mereka terus mimpi basah datengnya juga ke saya, „kog bisa ya ma?
Aku ngompol e ma.Maaf ya ma.‟, gitu lho, terus aku bilang, „oh itu bukan
ngompol.‟, terus tak jelaske gitu lho” (Ibu, FG3, 402- 405)
2. Sumber Informasi Pendidikan Seks
Dalam memberikan pendidikan seks, orang tua memiliki beragam
sumber yang digunakan untuk mendapatkan informasi seksual yang akan
diberikan kepada anaknya. Sumber informasi pendidikan seks bagi orang tua
dapat dibagi menjadi 3 sumber, yaitu pengalaman pribadi, pengalaman dan
interaksi dengan orang lain, dan media.
Tabel 7
Kategori dalam Sumber Informasi Pendidikan Seks
Pengalaman Pribadi
Pengalaman waktu
kecil
Sekolah
Seminar
Pengalaman Atau Interaksi
Dengan Orang Lain
Cerita dari anak
Tetangga
Teman sebaya orang tua
Media
TV
Internet
Buku, majalah,
koran
Pengalaman pribadi orang tua meliputi pengalaman orang tua waktu
kecil, pendidikan yang didapatkan di sekolah, ataupun kegiatan yang orang tua
lakukan untuk secara khusus mencari informasi seksual, seperti mengikuti
seminar.
“… dan juga kita sekolah dulu, sedik … setidak-tidaknya kita juga dapet.”
(Ayah, FG4, 1503-1505)
“waktu saya SD, waktu saya kecil, jaman cowok cowok cowoksaya juga
merasa ilmu saya itu bukan dari orang tua tapi dari lingkungan artinya
pengetahuan seks.” (Ayah, FG4, 712-713)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kategori kedua adalah informasi yang berasal dari pengalaman orang
lain atau interaksi orang tua dengan orang lain, seperti pengalaman tetangga,
cerita dari anak, dan obrolan dengan teman sebaya orang tua.
“Kalo saya dulu di apa ya, kadang liat ditetangga, terus nanti kasi tau gitu …..
Iyaa itu kan banyak informasi.” (Ibu, FG2, 542-544)
“Termasuk peer group sejak kita remaja sampai kemudian teman ting-tong
ting-tong pas kuliah sampe nyambut gawe, ya to? Teman nyambut gawe kan
biasane yo” (Ayah, FG4, 1529-1531)
Sementara kategori terakhir adalah media baik media cetak seperti
buku, koran, majalah, ataupun media elektronik seperti televisi dan internet.
“… cuma saya yang aktif dengar berita, dengar informasi, lha nanti informasi
ini saya pendekatan kepada anak-anak, saya tuangkan kesitu.” (Ibu, FG3, 310312)
“Juga rubrik-rubrik entah di Kompas, Femina, Kartini, itu memberi
pengetahuan yang luar biasa.Intisari dan sebagainya itu memberi rubrik-rubrik
khususnya luar biasa itu untuk memberi pengetahuan pada kita.” (Ayah, FG4,
1506-1509)
Meskipun internet menjadi sumber informasi bagi orang tua, namun ada
juga orang tua yang tidak menjadikan internet sebagai sumber informasinya.
Hal ini berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua menggunakan
internet.
“ [moderator bertanya apakah internet menjadi sumber informasi bagi orang
tua] Kalo jaman saya dulu kan belum ada, paling orang kaya yang punya.
Hahaa. [ibu lain menimpali] Ya itu takutnya kalo seperti saya kan jadul ya,
„wis mama iki jadul. Gak ngerti apa-apa.‟” (Ibu, FG2, 553-557)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Ada juga orang tua yang berhenti menjadikan buku sebagai sumber
informasi karena merasa informasi didalamnya tidak selalu pas dengan kondisi
nyata di lapangan.Orang tua ini kemudian mengikuti kata hatinya saja.
“Jadi dari kecil mungkin anak pertama, mulai baca-baca buku, cara
pendidikan seks yang begini gini gini ya, anak pertama ya, tapi terus ketika
saya pikir, wah belum tentu bisa diterapkan gitu lho, kan beda-beda, suasana
beda, tipikal anak beda, terus tipikal orang tua beda gitu lho. Jadi saya pake
hati gitu lho” (Ibu, FG3, 373-377)
3. Hambatan dalam Memberi Pendidikan Seks
Terkait dengan hambatan, ada dua macam hambatan yang dihadapi
orang tua, yaitu hambatan yang berasal dari internal dan dari ekstrenal.
Tabel 8
Kategori dalam Hambatan dalam Memberi Pendidikan Seks
Pola Pikir
Perbedaan
pemikiran orang
tua dan anak
Tabu atau tidak
nyaman
Hambatan Internal
Relasi
Sifat Orang tua
Tidak dekat
Sifat keras
dengan anak
orang tua
Hambatan Eksternal
Jarak geografis yang jauh
Waktu bertemu terbatas
Anak sudah tahu
Perbedaan jenis kelamin
Skill
Tidak tahu cara
memulai atau
memberikan
Proses
penyampaian
yang buruk
Sulit menilai
kesiapan anak
Tidak ada hambatan
Tidak ada hambatan
Hambatan internal yang dialami orang tua mencakup area pola pikir,
relasi, sifat orang tua, dan skill. Hambatan terkait pola pikir adalah adanya
perbedaan pemikiran orang tua dan anak sehingga orang tua harus berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menyamakan pemikiran dengan pemikiran anak agar pendidikan seks yang
diberikan dapat diterima anak.
“Nah disitu saya mulai menggiring. Saya bisa mulai tahu, oh dia siapnya
segini. Ya saya akan jawab seperti itu. Tapi kalau saya jawab dengan teori
yang saya tahu. Kacau nanti. Prinsipnya semacam itu. Dia belum pernah
praktek, saya sudah praktek berkali-kali kan gitu to? Ini yang jadi
persoalannya.” (Ayah, FG1, 994-999)
Hambatan lain terkait pola pikir adalah pandangan orang tua bahwa
seksualitas itu tabu. Akibatnya orang tua juga menjadi tidak nyaman untuk
membicarakan seksualitas dengan anak.
“jadi agak-agak beban bagi orang tua untuk membicarakan soal itu. tetapi kita
merasa itu penting ya bagaimana caranya mencari, tapi itu menjadi hambatan,
mikir-mikir, sok sok tertunda-tunda. Budaya, budaya jawa.” (Ayah, FG1,
1013-1018)
“… tapi saya sendiri kalo memang dari seks itu bagi saya masih tabu begitu.
Karena mungkin juga pendidikan orang tua saya seperti itu, dan saya juga
menganggap itu masih,… ” (Ibu, FG3, 488-491)
Selanjutnya
pada
hambatan
relasi
orang
tua
dengan
anak,
ketidakdekatan orang tua dengan anak membuat orang tua kesulitan untuk
berbicara dengan anak. Akibatnya orang tua berjarak dengan anak dan hanya
mengawasi anak saja.
“. Jadi saya pantau dari jauh, karena kebetulan saya sendiri gak begitu sering
dengan anak itu, tapi sekarang saya usahakan untuk deket dengan anak.” (Ibu,
FG3, 499-501)
Hambatan selanjutnya adalah sifat orang tua. Sifat ayah yang keras
membuat anak enggan untuk dekat dengan ayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
“… untuk hal-hal yang tertentu, mungkin „wah nek tak omongke bapak
mengko bapak nesu, gak boleh terus marah.‟ …. Jadi kadang-kadang saya
memang agak keras ya sama anak sendiri. Tapi ya belajar dari istri saya
mungkin, seperti ini [jadi lembut] akhirnya saya, anak-anak juga akan deket
saya, … ” (Ayah, FG4, 1270-1275)
Hambatan terakhir adalah berkaitan dengan skill atau keterampilan yang
dimiliki oleh orang tua. Masalah yang dihadapi orang tua adalah mereka tidak
paham cara memberikan pendidikan seks kepada anak. Salah satunya adalah
kebingungan untuk memulai percakapan mengenai seks.
“tapi saya memang kadang-kadang mau masuk kesitu juga masih bingung
caranya ngomong ya, cuman kadang cuman gimana.” (Ayah, FG4, 661-663)
“sebetulnya saya pengen, ingin menjelaskan banyak tapi saya juga jujur aja
bingung mau memulai.” (Ibu, FG2, 168-169)
Hambatan lain terkait skill adalah proses penyampaian informasi seks
yang buruk. Misalnya orang tua berbicara berputar-putar ataupun tidak
menjelaskan secara lengkap. Selain itu orang tua juga mengalami hambatan
terkait menilai kesiapan anak menerima informasi seksual. Hal ini membuat
orang tua kadang ragu-ragu untuk memberikan pendidikan seks kepada anak.
“Kesuwen gitu. Saya menyadari kesuwen, mubeng-mubeng trus terlalu mikir
sehingga kadang-kadang ditunda, itu saya sadari, itu hambatan, dan itu jelek,
tetapi itu yang terjadi.” (Ayah, FG1, 1049-1051)
“Itu yang mungkin bisa jadi hambatan saya, bagaimana saya berusaha untuk
tahu kesiapan dia untuk menerima jawaban.” (Ayah, FG1, 1001-1003)
Hambatan eksternal mencakup empat hal yaitu jarak geografis yang
jauh, waktu bertemu yang terbatas, anak sudah tahu, dan perbedaan jenis
kelamin. Hambatan pertama adalah jarak secara geografis yang jauh. Ini terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pada salah satu ibu yang anaknya bersekolah di luar kota. Hal ini menyebabkan
orang tua tidak bisa memberi pendidikan seks kepada anaknya.
“… dan anak-anak saya yang dua ini sesudah lulus SMP, mereka sekolah
dijogjasaya pada waktu itu masih diluar jawa ya, ….jadi saya tidak pernah
mendidikkan, mengadakan, eh memberikan pendidikan seks secara
transparan.” (Ibu, FG3, 205-227)
Hambatan lain adalah waktu bertemu yang terbatas dengan anak.
Sehingga orang tua harus mencuri-curi waktu yang seadanya untuk berusaha
membicarakan seks.
“kami hanya bisa waktu ketemu dirumah itu sangat terbatas, pagi kami sudah
berangkat, nanti ketemu sudah sore. … Jadi sangat terbatas, jadi kadangkadang ceritanya ya pelan-pelan sambil makan, sambil dimobil itu tanya, tadi
gimana, gimana.” (Ibu, FG3, 592-597)
Hambatan lain adalah saat anak merasa sudah mendapat pendidikan
seks mengenai suatu topik, maka anak akan menolak saat orang tua hendak
memberikan pendidikan seks mengenai hal itu.
“Ketika mungkin suatu ketika saya memegang buku misalnya, “kamu mau
gak mbaca buku ini. Bagus lho.”, ini soal pendidikan misalnya, “ahh sudah
pernah. Saya sudah pernah mendapatkan disekolah.” bilang gitu ….” (Ibu,
FG2, 320-322)
Perbedaan jenis kelamin antara orang tua dan anak juga dapat menjadi
hambatan dalam memberikan pendidikan seks. Orang tua merasa tidak percaya
diri dalam memberikan pendidikan seks. Salah satu kesulitan akibat perbedaan
jenis kelamin adalah orang tua tidak mengalami apa yang dialami oleh anak.
“kalau wanita saya sebenarnya gak begitu PD, kalau anak cewek sih.” (Ayah,
FG1, 1316-1317)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
“saya menjelaskan kalo dengan yang cewek, saya menjelaskannya dengan
kondisi yang saya tidak mengalami, saya pribadi. … Kesulitannya cuma
masalah itu aja.” (Ayah, FG1, 1330-1334)
Ditengah segala hambatan internal dan eksternal tersebut, terdapat
orang tua yang merasa tidak memiliki hambatan dalam memberikan
pendidikan seks kepada anaknya.
“[moderator menanyakan apakah tidak ada hambatan memberi pendidikan
seks]. Ya sampai detik ini belum. Untuk hal yang khusus seksualitas itu gak
ada.” (Ibu, FG3, 1374-1378)
4. Kemudahan dalam Memberi Pendidikan Seks
Dalam memberikan pendidikan seks, selain ada hal-hal yang
menghambat, terdapat juga hal-hal yang memudahkan terjadinya pendidikan
seks oleh orang tua. Kemudahan internal mencakup dua hal yaitu relasi dan
sifat orang tua, sementara kemudahan eksternal meliputi jaman yang terbuka,
anak sudah tahu, jarak geografis yang dekat, perbedaan jenis kelamin, anak
bertanya lebih dahulu, dan adanya pendidikan seks dari pihak lain.
Tabel 9
Kategori dalam Kemudahan dalam Memberi Pendidikan Seks
Kemudahan Internal
Relasi
- komunikasi dan kedekatan
- perilaku kasih sayang dari orang
tua
Sifat orang tua
- Sifat lembut
Kemudahan Eksternal
Jaman yang terbuka
Anak sudah tahu
Anak mendapat pendidikan seks dari
pihak lain
- Dari sekolah
- Dari internet
Jarak geografis dekat
Anak bertanya dahulu
Perbedaan jenis kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kemudahan internal yang pertama adalah relasi yang baik dengan anak.
Saat orang tua memiliki komunikasi yang intens dan kedekatan dengan anak
maka pendidikan seks oleh orang tua lebih mudah untuk diberikan. Hal lain
yang mendukung termasuk ketika orang tua mau mendengarkan anak sehingga
anak akan mendengarkan orang tua juga.
“Ini bicara mengenai komunikasi kog. Pada waktu komunikasi kita dengan
anak itu intens dan baik jadi mudah semuanya.” (Ayah, FG1, 1448-1450)
“saya anggep kuncinya mereka mau dengerin kita, karena kita mau dengerin
mereka. Akhirnya mereka jadinya juga denger gitu ketika kita ngomong.”
(Ibu, FG3, 499-501)
Perilaku orang tua yang penuh kasih sayang kepada anak akan
mendukung terbentuknya kedekatan sehingga anak akan terbuka kepada orang
tua. Perilaku afektif ini misalnya adalah pelukan dari orang tua.
“Waktu anak saya pulang dia marah, udah saya biarin, „mami tu lho gini.‟,
saya peluk, akhirnya tu mandek sendiri. Akhirnya dia malah, „ma sini ma,
deket aku ma.‟ dah gitu baru, baru mau bercerita.” (Ibu, FG3, 1001-1009)
Kemudahan internal berikutnya yaitu sifat orang tua. Sifat orang tua
yang lembut membuat anak mau terbuka dan dapat dekat dengan orang tua.
Selanjutnya kemudahan eksternal yang dirasakan oleh orang tua adalah
jaman yang terbuka sehingga lebih nyaman berbicara mengenai seks.
Kemudian anak juga sudah paham mengenai seks. Ini terkait dengan adanya
pendidikan seks dari pihak lain seperti sekolah maupun internet. Hal ini dirasa
membantu karena orang tua tidak perlu menjelaskan dari dasar. Bahkan
kadang-kadang anak sudah tidak lagi bertanya mengenai seksualitas kepada
orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
“jaman dah lebih terbuka lah sudah lebih vulgar.” (Ayah, FG1, 1249-1253)
“Tapi saya kira itu [anak mencari informasi seksual dari internet] kog,
meringankan sedikit, sedikit meringankan, kalo positifnya ya, karena tidak
mulai dari nol. [anak] sudah punya gambaran.” (Ayah, FG4, 1430-1435)
Orang tua juga merasa pendidikan seks lebih mudah diberikan apabila
anak yang memulai percakapan dengan bertanya.
“lebih mudah, pada saat anak itu bertanya.” (Ayah, FG1, 1457)
Kemudahan lain yang dirasakan adalah jarak geografis yang dekat. Saat
anak tinggal bersama orang tua, orang tua bisa mendampingi anak dengan lebih
baik.
“bedanya kalau anak saya yang nomer tiga itu selalu ada disisi orang tuanya,
nah jadi lebih aman ya.” (Ibu, FG3, 230-232)
Meskipun perbedaan jenis kelamin menjadi hambatan bagi beberapa
orang tua, salah satu ayah memandang perbedaan jenis kelamin sebagai hal
yang menguntungkan dalam hal pemberian pendidikan seks. Keuntungan ini
terutama dirasakan orang tua karena orang tua memiliki alasan untuk
membatasi diri berdiskusi terkait pengetahuan saja dan tidak menyangkut
kehidupan seksual pribadi. Akibatnya orang tua tidak merasa risih
membicarakan seks dengan anak.
“… karna kondisinya dengan seorang cewek, misal saya ngobrol dengan
seorang anak yang putri kan kondisinya saya akan bicara soal keputrian secara
teoritis yang saya tahu … Jauh lebih mudah dalam artian ndak bicara
mengenai ewuh pekewuh e tadi bisa disingkirkan. Karena yang berkaitan
dengan kenikmatan udah ilang dulu kan.” (Ayah, FG1, 1340-1344)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
5. Konteks Pemberian Pendidikan Seksualitas
Tabel 10
Kategori dalam Konteks Pemberian Pendidikan Seks
Konteks Waktu
Situasi atau kondisi
yang mendukung
Tidak ada waktu
khusus
Saat waktunya pas
atau ada kesempatan
Personal
Santai
Spontan
Sambil melakukan
aktivitas lain
Waktu kejadian
Belajar biologi
Dalam perjalanan
Menonton TV
Makan
Menonton film
Sebelum tidur
Memandikan anak
Online
Ngerokin anak
Pulang sekolah
Trigger
Ada berita kasus
seksual
Anak mengalami
menstruasi
Anak asyik dengan HP
Pertumbuhan payudara
anak
Melihat iklan porno di
internet
Muncul adegan
seksual di TV
Anak bertanya
Konteks Usia
Usia belum perlu
pendidikan seksualitas
Kelas 5-6 SD
Usia 14 tahun
Usia SMP
Usia perlu pendidikan seksualitas
Usia SMA
Kanak-kanak
Kelas 4 SD
Setelah mengalami menstruasi
Konteks Keimanan Orang tua
Berserah kepada Tuhan
Mengarahkan anak aktif di gereja
Nasihat dan peringatan terkait praktek dan nilai agama
Ada tiga konteks yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu konteks
waktu, konteks usia, dan konteks keimanan. Yang pertama dalam konteks
waktu, dalam memberikan pendidikan seks, ada berbagai situasi dan kondisi
yang mendukung. Yang pertama adalah orang tua tidak mengadakan waktu
khusus untuk berbicara mengenai seks. Dari empat FG tidak ada orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
yang mengusahakan adanya waktu khusus untuk berbicara mengenai seks
dengan anak. Menurut orang tua merencanakan waktu khusus justru membuat
orang tua menjadi tegang.
“… karna kalo kita usahain cari waktu tertentu kitanya sudah tegang dulu,
anaknya mungkin gak dong, tegang iki nek tak omongi ...” (Ayah, FG1, 692696)
“Spontan langsung gitu. Kalo ditata malah wagu gitu lho. Hahaha.” (Ibu, FG2,
695-698)
Selanjutnya adalah situasi yang personal. Pendidikan seks tidak
diberikan saat ada banyak orang tetapi secara pribadi.
“Tapi ngasi tau ya saya pribadi …” (Ayah, FG1, 213-214)
Kondisi yang santai juga dipandang ideal untuk terjadinya pendidikan
seks. Sebab ketika memberikan pendidikan seks saat terbeban, maka orang tua
merasa dapat salah berbicara. Oleh karena itu orang tua mencari suasana yang
santai saat memberi pendidikan seks. Selain itu pendidikan seks umumnya
diberikan saat melakukan aktivitas lain. Dengan demikian pendidikan seks
tidak menjadi satu-satunya fokus pada saat itu.
“iya kita bisa terbeban, pada waktu kita terbeban itu ngomong mbek anak
menjadi luput lho. Beda. Jadi kita cari tempat yang refresh, yang santai, yang
sama-sama santai, menikmati sesuatu, kita ngomong e lancar, dia
menerimanya juga lancar.…” (Ayah, FG1, 789-792)
Ada beragam waktu dimana pendidikan seks terjadi. Saat anak belajar
biologi, makan bersama, mengantar jemput anak dari sekolah, menonton TV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
atau film, sedang online, saat ngerokin atau memandikan anak, sebelum tidur,
dan di rumah sepulang anak dari sekolah.
“Aku terbiasa diskusi sama anak-anak jadi makan malem itu …” (Ibu, FG3,
464)
“saya juga pernah memberitahukan …. baik itu nonton film bersama atau di
TV ya kita terangkan …” (Ayah, FG4, 169-170)
Ada berbagai hal yang menjadi memicu orang tua untuk memberi
pendidikan seks kepada anaknya. Pemicu ini menciptakan sebuah kesempatan
atau momen untuk orang tua dapat memberikan pendidikan seks. Pemicu
tersebut seperti ketika muncul adegan porno di film atau TV. Kesempatan ini
dipakai orang tua untuk memberikan pendidikan seks kepada anak. Momen
lain adalah saat muncul berita mengenai kejahatan seksual.
“biasanya sih kita pas ada momen-momen kayak pas nonton TV bareng ada
orang ciuman, ya kan? Nah dari situ kita bisa masuk sedikit.…” (Ayah, FG4,
80-82)
“Eee, ketika terjadi kejahatan seksual di berita, itu sebetulnya kita bisa masuk
ya, dalam arti menjelaskan…” (Ibu, FG2, 491-492)
Selanjutnya saat anak mengalami menstruasi pertama atau orang tua
merasa payudara anak mengalami pertumbuhan, maka kejadian itu dipakai
orang tua untuk menjelaskan perubahan fisik yang terjadi.
“… pada waktu buah dada anak saya keluar, itu tumbuh, saya bilangadek
sekarang sudah besar, ini nanti buah dadanya …. Sayamemberikan pendidikan
seks kepada anak saya, …pada waktu dia tumbuh buah dada, dan pada
waktumenstruasi pertama kali, …” (Ibu, FG3, 195-230)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Orang tua juga terdorong memberikan pendidikan seks ketika melihat
anak asyik dengan HPnya. Selain itu munculnya iklan berbau seksual saat anak
sedang online juga dipakai sebagai kesempatan memberi pendidikan seks.
“Kalo saya sih malah saya kasi tau sekalian. Toh misalnya suka internet,
biasanya kan anak saya main game gitu ya, main game tapi terus kan memang
sering ditawarkan [konten porno] di ini [situs game] to.…” (Ibu, FG2, 591593)
“Kadang nek dikamar, nganu HP terus ngguya-ngguyu kan, kadang nganu, ya
itu saya masuk ngasi [pendidikan seksualitas] gitu” (Ibu, FG2, 700-701)
Pemicu yang terakhir adalah ketika anak menanyakan hal seks kepada
orang tua. Orang tua sering menunggu anak bertanya sebelum mulai memberi
pendidikan seks. Pertanyaan anak memberi orang tua kesempatan untuk dapat
menjelaskan seks secara mendalam. Selain itu ketika anak bertanya maka anak
membutuhkan jawaban. Menurut orang tua ini membuat pendidikan seks dari
orang tua dapat diterima anak dengan baik.
“tapi kalo anak-anak yang tanya itu mudah karena orang bertanya
membutuhkan jawaban, dan biasanya pada waktu dia menanti
jawaban,jawabannya kita jadi diterima cepat. …” (Ibu, FG2, 215-218)
“Nah saya diem aja, waktu dia tanya, „kog nikah ya bu ya?‟, baru tak kasi tahu
kenapa dia menikah …” (Ibu, FG3, 525-526)
Saat anak bertanya ada beragam respon yang diberikan oleh orang tua.
Ada orang tua yang berusaha menjawab sejujur mungkin sesuai kemampuan.
Ada orang tua yang menjawab sebagian saja dan justru mengajukan pertanyaan
kembali ke anak. Ini dilakukan agar orang tua dapat memahami maksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pertanyaan anak dengan baik. Selanjutnya saat menjawab pertanyaan anak,
anak diajak berpikir dan menemukan jawaban atas pertanyaannya.
“Kalau saya njawabnya tak balik, separuh tak jawab, separuh balik
nakoni.Jadi saya mau nggiring, dia maunya kemana sih.…” (Ayah, FG1, 213214)
“ …sehingga disitulah mulai menggiring sehingga dia tahu o menggauli itu
itu, saya tidak bilang menggauli itu adalah, langsung definisi itu gak. Biar dia
berpikir sendiri.” (Ayah, FG1, 912-914)
Kadang kala orang tua menunda menjawab pertanyaan anak. Ini
dilakukan bila anak bertanya pada saat yang tidak tepat, misalnya didepan
banyak orang. Ketika itu terjadi, orang tua mengalihkan pertanyaan anak
dengan memberikan humor.
“… tidak saya jawab, karna dia tanyanya ditempat terbuka. Jadi ada saya,
ibunya, ada orang-orang gitu … Itu jadi PR buat saya.Saya gak jawab.Diajak
guyon wae. Ya to tak ajak guyon yang lain …” (Ayah, FG1, 863-875)
Dari pengamatan orang tua, mereka menemukan masih ada orang tua
yang marah saat anak menanyakan hal seks. Orang tua-orang tua ini
mengenyahkan pertanyaan anak. Akibatnya anak lebih memilih bertanya
kepada teman. Hal ini tidak baik karena memberi kesan bahwa seksualitas itu
tabu. Orang tua ini biasanya masih ditemukan di kampung-kampung.
“kadang-kadang kita terus „wis kamu anak kecil belum ..‟, Nah itu kan malah
keliru, anak malah jadi merasa itu tabu.…” (Ayah, FG1, 845-847)
“„cah cilik ki tekon koyo ngono.‟ … Dikampung itu pak. Hohoho. … Minggu,
tetangga saya di Sono Pakis itu termasuk kampung itu, itu ya masih banyak.
… Iya, orang tua seperti itu masih banyak, „cah cilik ngerti opo!‟ bahasanya
itu sudah bahasa yang gak sehat itu.” (Ayah, FG4, 1304-1312)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Selanjutnya dalam konteks usia, bagi orang tua, usia anak menjadi
penentu apakah anak perlu mendapat informasi seksualitas atau tidak. Terkait
usia anak perlu menerima pendidikan seks, orang tua memiliki pandangan yang
berbeda-beda. Beberapa merasa pendidikan seks perlu dimulai dari SD kelas 4,
bahkan dari kanak-kanak. Namun ada juga yang memandang anak SD kelas 6
pun belum memerlukan pendidikan seks.
“Gak papa [memberikan pendidikan seksualitas], kelas 4 itu anak, anak tapi
dengan bahasa yang jangan vulgar ya.” (Ibu, FG3, 1203-1204)
“…belum umur kalo menurut saya, karena masih ya kelas 5 atau kelas 6 itu ya
masih kocak begitu lho ...” (Ayah, FG4, 124-126)
Dalam memberikan pendidikan seks, keimanan orang tua merupakan
satu hal yang berpengaruh kepada pendidikan seks orang tua. Pengaruh ini
tampak pada perilaku orang tua yang berserah kepada Tuhan dalam
memberikan pendidikan seks.
Alasan orang tua berserah kepada Tuhan adalah orang tua merasa
dirinya terbatas dalam memberikan pendidikan seks. Orang tua juga merasa
dirinya tidak bisa mengawasi pergaulan anaknya. Lokasi anak yang jauh dari
orang tua juga mendorong orang tua berserah kepada Tuhan untuk menjagai
anaknya. Alasan terakhir adalah orang tua merasa anak bisa tidak jujur kepada
dirinya.
“ … „Tuhan hanya ini yang bisa saya lakukan.‟, dalam arti sebagai ibu saya
sudah berusaha mereka, tapi diluar ada hal-hal yang diluar kemampuan saya.
…” (Ibu, FG3, 705-708)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Penyerahan kepada Tuhan ini diwujudkan dengan cara mendoakan
anak. Salah satu ibu juga memberikan kalung salib sembari mendoakan anak.
“… pada waktu anak saya mau berangkat, masing-masing saya kasi kalung
dengan liontin salib, saya kasi mereka sambil saya bilang, „Tuhan saya
serahkan, sertailah anak-anak saya didalam pergaulan dan didalam masa
depannya semuanya saya serahkan kepada Tuhan karena saya sebagai orang
tua, tidak bisa mengikuti anak saya untuk ke Jogja.‟ …” (Ibu, FG3, 211-216)
Selain berserah kepada Tuhan, keimanan orang tua tampak saat orang
tua juga mengarahkan anak-anaknya untuk aktif di gereja. Gereja dipandang
sebagai lingkungan pergaulan yang baik untuk anak.
“jadi saya punya pikiran „nek nggolek konco iki yo sing apik.‟, nah kemudian
memang istri saya kemudian mengarahkan diarahkan yang pertama gereja,
karena walaupun sakelek-elek e gerejo, memang gereja kan tidak selalu baik
ya, tapi sejelek-jeleknya orang yang ada digereja dia takut pada Tuhan,”
(Ayah, FG4, 714-720)
Selanjutnya orang tua juga mengkaitkan nasihat dan peringatan yang
mereka berikan dengan nilai dan praktek agama yang dianutnya. Misalkan saat
melarang anak beronani, orang tua mengingatkan bahwa menurut agamanya,
onani itu dosa.
“… pasti lemes karna itu [masturbasi] mengeluarkan energi yang besar, dan
itu pun tidak boleh. Dalam ajaran kita itu tidak boleh. Dosa.” (Ayah, FG1,
539-541)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
6. Metode
Tabel 11
Kategori dalam Metode
Berkomunikasi Tentang Seks Dengan Anak
Bentuk
Isi
Teknik
Diskusi atau
Informasi
Memakai bahasa sahabat
ngobrol
Larangan
Memakai humor
Ceramah
dan ancaman
Menyelipkan pendidikan seks dalam
Nasihat,
obrolan lain
arahan, dan
Storytelling
peringatan
Menyamakan pemikiran dengan anak
Menghubungkan dengan kegiatan anak
Membuka pembicaraan dengan topik lain
Memberi kepada banyak anak sekaligus
Sengaja memberi informasi tidak tepat
Menjelekkan anak
Bicara berputar-putar
Metode Tidak Langsung
Menjadikan anak
Membaca buku
Belajar dari
pendidik seks untuk
pendidikan seks
pengalaman langsung
saudaranya
Aktivitas seksual
Rambu berperilaku
Masturbasi
untuk anak perempuan
Hubungan seksual
Mimpi basah
Cara berpakaian
Relasi romantis
Adengan TV yang
Ketertarikan dengan
tidak boleh ditiru
lawan jenis
Relasi dengan lawan
Usia pacaran
jenis
Mencari teman yang
baik
Menggunakan metode
orang tua dulu
Beda anak, beda pendekatan
Memakai metode yang digunakan
Memakai pendekatan yang berbeda
orang tuanya dahulu
pada anak yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Metode paling utama dalam memberikan pendidikan seks adalah
berkomunikasi tentang seks dengan anak. Dilihat dari bentuknya komunikasi
yang terjadi dapat berbentuk diskusi ataupun ceramah. Diskusi merujuk pada
percakapan dua arah atau interaktif, sementara ceramah merujuk pada
percakapan satu arah.
“metodenya komunikasi dengan anak.” (Ayah, FG1, 936)
“metode ya kalau bicara metode ya metode pasti gak bicara tentang ceramah
kan? Kecuali nek nesu ya bicara soal ceramah.” (Ayah, FG1, 938-399)
Sementara bila dilihat dari isinya, pembicaraan bisa berbentuk
pemberian informasi, namun juga ada yang berbentuk larangan dan ancaman.
Selain itu juga ada yang berisi nasihat, arahan atau peringatan.
“iyaa ada larangan. Nah masih ada lagi selain larangan, orang tua juga
memberikan pengertian …” (Ayah, FG1, 429-430)
Ada berbagai teknik yang digunakan oleh orang tua dalam
membicarakan seks dengan anaknya. Pertama orang tua menggunakan bahasa
sahabat kepada anak. Bahasa yang penuh kasih namun blak-blakan dengan
anak.
“… kalau penanaman didalam rumah ya tetep pake bahasa ibu yang
memerankan sebagai sahabat.Seperti ibu ini penuh dengan kasih, dasar ibu,
tapi penyampaiannya tetep sabagai seperti sahabat, „teteknya sudah muncul.‟
Itu bahasa sahabat …” (Ibu, FG3, 333-337)
Selanjutnya orang tua juga dapat menggunakan humor dan gurauan
dalam pembicaraan mengenai seks. Ini dilakukan agar pembicaraan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
terkesan terlalu serius dan membuat anak berpikiran negatif. Tujuan lain adalah
agar anak tidak merasa malu dengan seksualitasnya.
“itu kalo diajarkan disekolah itu biasanya sambil guyon. Saya
sendiri pernah diajarkan seperti itu. Jangan terlalu serius. Kalo
terlalu serius, anak terus berpikiran negatif... ” (Ayah, FG1, 686-688)
Kemudian juga ada orang tua yang menyelipkan pendidikan seks ke
dalam obrolan orang tua – anak mengenai hal lain.
“…hanya kadang-kadang kita selingannya pas pergi bareng …” (Ayah, FG4,
674-675)
Teknik keempat adalah orang tua melakukan storytelling atau berbagi
cerita pengalaman kepada anak. Orang tua menjadikan pengalaman, baik
pengalaman pribadi orang tua maupun pengalaman orang lain seperti kasus di
pekerjaan, tetangga, ataupun pembantu, sebagai contoh untuk anak.
“… saya hanya justru malah meneladani dari tetangga kanan-kiri yang dia
MBA dulu sebelum … „buat kamu lihat itu dia sudah, itu contoh kalo kamu
tidak hati-hati masalah seks.‟” (Ibu, FG3, 757-761)
Selanjutnya teknik yang dilakukan orang tua adalah menyamakan
pemikiran dengan pemikiran anak. Ini dilakukan sehingga pendidikan seks dari
orang tua sesuai dengan tingkat kesanggupan dan pengetahuan anak.
“Bicara tadi mengenai apa tadi mimpi basah itu, wuishh ngomong susah sekali
... Itu say amulai mikir yang dia mimpikan sama gak dengan mimpi saya.J
ebul bedo kan lucu. Dia mimpinya cuma nguyuh terus metune kentel gitu tapi
kita mikir e dah beda. Ngomong e „opo sing tokpikiri?‟.” (Ayah, FG1, 13731378)
”alangkah bijaksana kita sebagai ortu memberikan pendidikan seks pada anak
kita sesuai porsi yang dibutuhkan … Sampe ke level mana pengetahuan si
anak itu tentang seks itu.” (Ibu, FG2, 987 – 995)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Orang tua juga berusaha menghubungkan pendidikan seks yang
dilakukannya dengan kegiatan sehari-hari anak. Dengan demikian pendidikan
seks tersebut dapat lebih dipahami oleh anak.
“… anak saya kegiatannya padat, jadi saya kasi pengertian, kalau kamu onani
nanti membikin badan lemes. Badminton kamu gak kuat.karna dia
kegiatannya badminton. … kalo kamu onani, kamu badmintonnya gak bakalan
bisa namplek, pasti lemes karna itu mengeluarkan energi yang besar.” (Ayah,
FG1, 531-540)
Teknik ketujuh terkait dengan memulai pembicaraan mengenai seks.
Untuk memulai pembicaraan, orang tua pertama-tama membicarakan mengenai
hal lain dahulu baru kemudian pelan-pelan masuk ke dalam pembicaraan
mengenai seks.
“… salah satunya yang saya masukkan agama dulu, biasanya agama,
pendahuluannya itu, takut akan Tuhan, pertama itu, terus masa pubertas itu
…” (Ayah, FG1, 503-505)
“… saya lebih suka mengikuti berita, nah dari berita itu nanti ada berita apa,
misal pemerkosaan ato apa, nanti saya cerita, „wah dik ini tadi ada
pemerkosaan.‟, „apa to bu perkosaan?‟, nah dari situ saya baru mengutarakan,
ini lho pemerkosaan itu seperti ini …” (Ibu, FG3, 285-289)
Teknik selanjutnya adalah memberikan pendidikan seks untuk banyak
anak sekaligus. Ini dilakukan agar orang tua tidak perlu memberikan
pendidikan seks berulang kali. Saat orang tua hendak memberitahu tentang
suatu topik, maka semua anak dikumpulkan untuk mendengarkan bersamasama.
“… itu rambu-rambu yang kita sisipkan, kita masukkan ke anak pertama, tapi
kan begitu kita cerita ke anak pertama kan anak kedua ketiga kan denger …
[anak] Dua tiga ikut, diajak. „kene kene rungoke.‟” (Ayah, FG4, 783-789)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Beberapa orang tua dengan sengaja memberikan informasi seksual yang
tidak tepat kepada anak. Teknik ini dilakukan untuk menakut-nakuti anak, atau
karena anak dirasa belum paham bila diberi informasi yang tepat.
“pembicaraan kasus memang akan diperdalam setelah tadi yang anak saya
tanya, misalnya eee, „lahir itu darimana? …tetapi kalo masih kecil dulu itu
[dijelaskan] kamu lahir dari puser ibunya.” (Ayah, FG4, 258-261)
Teknik berkomunikasi berikutnya ini mungkin kurang baik. Salah satu
ibu mengatakan anaknya jelek apabila memakai pakaian seksi. Ini dilakukan
agar anak tidak ingin berpakaian seksi.
“…„kalau kalian [penari di TV] sih nggak papa, kulitnya putih, kalau kamu
menakutkan.‟, saya bilang begitu, jadi kalau memang dari sisi baju, dari sisi
seperti itu kami sangat membatasi …” (Ibu, FG3, 587-589)
Teknik komunikasi terakhir adalah bicara yang berputar-putar atau
tidak to the point. Ini terjadi karena orangua merasa tabu. Meskipun begitu ada
orang tua yang melakukan ini agar pembicaraan mengenai seks terlepas dari
diskusi mengenai kenikmatan seksual dan hanya pada hal-hal ilmu saja. Selain
itu orang tua juga berpandangan bahwa memberi pendidikan seks dengan cara
ini membuat seks dipandang anak sebagai sesuatu yang sopan dan bersih
sehingga dengan demikian anak tidak ingin mencoba aktivitas seksual.
“buat saya yang tersulit tentang itu [kenikmatan seksual]. tapi begitu saya bisa
melepas itu, tak tinggal itu, ngomong enteng. Diskusi memang panjang untuk
melonggarkan itu saya berusaha seperti tadi pak, mubeng-mubeng, mubengmubeng koyo nggawe arum manis.” (Ayah, FG4, 1381-1385)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Selain melakukan pembicaaan terkait seks, pendidikan seks dari orang
tua dapat dilakukan dengan metode lain. Metode ini disebut metode-metode
tidak langsung. Penamaan ini karena pembicaraan terkait seks dari orang tua
kepada anak bukanlah sarana pembelajaran utama. Metode tidak langsung yang
ditemukan adalah membaca buku pendidikan seks, belajar dari pengalaman
langsung, dan menjadikan anak pendidik seksualitas bagi saudaranya.
Dalam menggunakan buku sebagai media pendidikan seks bagi anaknya
ada dua macam cara, yang pertama orang tua memberi buku pendidikan seks
kepada anak dan anak membaca secara mandiri. Sedangkan pada cara yang
kedua, orang tua mengajak anak membaca bersama-sama dan mendiskusikan
bacaan dengan anak.
“… dapat hadiah satu buku gitu ya, dari pembalut apa gitu, tentang ini
pendidikan seksual untuk anak gitu, lalu dia mulai buka-buka … „menstruasi
itu apa sihma?‟, gitu kan, disitu ada, terus tak jelasin, menstruasi tu ini terus
tak jelaskan …” (Ibu, FG2, 240-245)
Pada metode tidak langsung lain orang tua mengajak anak belajar dari
pengalaman langsung. Seorang ibu yang hamil percaya bahwa anaknya dapat
belajar menghadapi orang hamil karena telah mengalami mendampingi ibunya
yang hamil.
“Tuhan itu bener-bener baik, walaupun diusia tua itu pelajaran untuk anak ku
yang kedu, yang dua itu heeh. Jadi dari pertama aku hamil, mereka tu tahu,
sampe aku melahirkan, …jadi aku pikir, ahh ini dah gak usah diajari, besok
mereka punya istri udah, udah bisa menghadapi orang hamil” (Ibu, FG3, 467473)
Metode tidak langsung yang ketiga adalah orang tua menjadikan anak
pendidik seksual bagi saudaranya. Anak yang tertua atau lebih tua dididik oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
orang tua mengenai pendidikan seks. Setelah itu anak tersebut membantu
memberikan pendidikan seks kepada saudara-saudaranya yang lebih muda.
“… ilmu ini pertama diturunkan kepada kakaknya, karena kakaknya kan kita
anggep sebagai, adik-adiknya kan ngikutin apa yang diomongkan kakaknya.
Jadi saya lebih enteng semua dimasukkan ke kakaknya lebih dulu …” (Ayah,
FG4, 293-296)
Terkait dengan metode, salah satu orang tua memakai metode
pendidikan seks yang dilakukan atau dipakai oleh orang tuanya dahulu.
“… dan tampaknya metode yang dilakukan ibunya dulu, sekarang dia pake
eee diterapkan kepada anaknya.” (Ayah, FG4, 284-286)
Tampaknya dalam memberikan pendidikan seks orang tua tidak hanya
menggunakan metode tertentu saja namun orang tua menggunakan metode
yang berbeda-beda. Penggunaan metode yang beragam ini dikarenakan adanya
perbedaan antar anak sehingga orang tua perlu memberi pendidikan seksual
menggunakan pendekatan yang paling nyaman untuk setiap anak.
“Ketika memberi masukan,memberi informasi, memberi cerita itu
substansinya sama. Tetapi pendekatannya beda, karena ada anak yang nurut,
ada anak yang suka, suka apa, bukan suka melawan, tapi dikasi tahu terus
pengen njajal. Ada, sifat-sifat anak yang berbeda …. Jadi pendekatannya
memang substansinya cuma pendekatan memberitahunya beda.” (Ayah, FG4,
1221-1227)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
7. Pihak Pemberi Pendidikan Seks
Tabel 12
Kategori dalam Pihak Pemberi Pendidikan Seks
Orang tua
Diberikan oleh orang tua
berjenis kelamin sama
Anak lebih memilih ibu sebagai
pendidik seks
Pihak Alternatif
Internal
Eksternal
Kakak
Teman
Paman atau bibi
Gereja
Profesional di
bidang seks
Sekolah atau guru
Pendidikan seks yang diberikan oleh orang tua diberikan oleh orang tua
yang memiliki jenis kelamin sama dengan anak. Hal ini karena orang tua yang
memiliki jenis kelamin sama mengalami hal yang dialami oleh anak sehingga
bisa terhubung dengan anak. Selain itu anak mungkin malu membicarakan seks
dengan lawan jenis, sekalipun itu orang tuanya.
“Anak saya laki-laki sama laki-laki. Yang perempuan sama ibunya biasanya,
crita sama ibunya” (Ayah, FG1, 214-215)
“Terus papanya yang terus terang saya beri jatah untuk anak cowok, karena
saya merasa, yang dua cewek ini lebih dekat ke saya, karena kalau mereka
cerita papanya, ada rasa malu.” (Ibu, FG3, 670-673)
Meskipun begitu sebagian orang tua merasa bahwa anak lebih nyaman
mendiskusikan seks dengan ibu, termasuk juga anak laki-laki. Bahkan ayah
pun menganggap ibu sebagai pihak yang umumnya memberikan pendidikan
seks.
“Emm, anak saya kebetulan Tuhan beri laki semua ya itu, tapi kalau soal seks
eee mereka lebih cenderung ke saya daripada ke papanya,” (Ibu, FG3, 368370)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
“… hanya mungkin yang sempat lebih banyak [memberi pendidikan
seksualitas] mungkin istri, karena kelihatannya sih anak saya lebih nyaman
bicara itu dengan ibunya …” (Ayah, FG4, 111-113)
Ketidaknyaman yang dirasakan anak kemungkinan karena ayah terlalu
kaku dan berdasar logika, atau memiliki temperamen yang buruk. Penyebab
lainnya adalah ibu dirasa lebih mampu menjelaskan seks secara panjang lebar
dibanding ayah.
“Tapi herannya kalo ditanyain papanya kog gak mau ya? … Sifatnya [ayah]
suram e. hahaha. marah kui, kalau marah ya sudah.” (Ibu, FG2, 195-204)
“… karena papanya tipenya kalo kitanya satu kata, njawabnya satu kata gitu
lho, kan tipenya beda-beda, kalo saya satu kata bisa beribu-ribu kata, ya ibuibu ya jadi lebih cerewet..” (Ibu, FG3, 370-372)
Disamping dirinya sendiri, orang tua juga menyadari bahwa ada pihakpihak lain yang dapat memberikan pendidikan seks bagi anak-anaknya.
Pendidikan seks dari luar rumah ini dirasakan membantu tugas orang tua.
“…. jadi pendidikan seks tu sebenarnya sudah walaupun kita tidak
memberitahu tapi pendidikan seks diluar sudah ada.… Saya kira juga
membantu.” (Ayah, FG1, 573-581)
Pihak pemberi pendidikan seks alternatif ini dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu internal dan eksternal. Internal adalah orang-orang yang masih
termasuk keluarga, seperti kakak atau paman dan bibi. Kakak menjadi pilihan
yang baik karena dapat memberikan pendidikan seks yang lebih informal
kepada adik-adiknya.
“….ilmu ini pertama diturunkan kepada kakaknya, karena kakaknya kan kita
anggep sebagai, adik-adiknya kan ngikutin apa yang diomongkan kakaknya.
Jadi saya lebih enteng semua.” (Ayah, FG4, 293-295)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Selanjutnya pihak eksternal adalah pihak-pihak yang tidak termasuk
dalam keluarga. Pihak ini meliputi teman anak, gereja, profesional di bidang
seksualitas, dan guru atau sekolah.
“Guru, sekolah, kalo KTB ya KTB, kalo ada guru sekolah. | Guru sekolah
minggu. | Gereja.” (Ibu-Ibu, FG2, 956-958)
“Selain orang tua kalo menurut saya ya profesional, dalam arti entah itu
misalnya dari PKBI …” (Ayah, FG4, 1541-1542)
Sekalipun orang tua memandang teman sebagai pendidik seks alternatif,
orang tua juga merasa kurang nyaman apabila anak belajar seks dengan teman.
Ini karena orang tua merasa informasi seksual dari teman hanya membahas
kesenangan dan mungkin memiliki informasi yang salah juga.
“A pasti pengalaman ya, temen-temen pasti membicarakan soal seks pernah
to? Nah itu belajar dari temen-temen. Cuma kalo belajar dari temen-temen itu
resikonya ya itu, proteksi menjaga itu kadang-kadang gak ada. Cuma yang
wah wah gitu ya.” (Ayah, FG1, 252-254)
Orang tua dan guru dipandang sebagai pihak yang utama atau memiliki
peran paling besar dalam memberikan pendidikan seks kepada anak.
“Yang utama guru, orang tua ...” (Ayah, FG4, 1539)
Menurut orang tua pendidikan seks disekolah sudah dimulai dari kelas
5 SD. Pendidikan seks diberikan pada saat pelajaran biologi. Menurut orang
tua penyampaian materi disekolah perlu perencanaan terlebih dahulu.
Informasi seksual yang diberikan sekolah sudah memadai, namun sekolah tidak
mengajarkan kepada anak norma berperilaku seksual yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
“jadi sebenarnya dari sekolah gitu sudah memadai soal informasi yang
diberikan [kata-kata moderator]. |Yang kurang itu masalah etikanya saja, kalau
etika ditambahi kan lebih apik. ...” (Ayah, FG1, 1276-1279)
Selanjutnya ada yang berpendapat bahwa anak lebih malu bertanya
kepada guru, namun ada juga yang berpendapat anak lebih berani bertanya
kepada guru dibanding kepada orang tua.
“cuma dia mau bertanya dikelas tuh kadang-kadang anak tuh malu. Malu
dengan teman-temannya.” (Ayah, FG1, 681-682)
“ Kaloanak-anak itu biasanya memang terhadap orang tuanya itu memang
kadang-kadang malu, mau bertanya mau apa, tetapi dengan gurunya kadangkadang itu bertanya …” (Ibu, FG3, 725-728)
Bagi orang tua, pendidikan seks dari sekolah menjadikan anak memiliki
pengetahuan seks yang memadai. Ini membantu anak dalam memahami
pendidikan seks dari orang tua.
“Dia bisa paham itu [pendidikan seksualitas dari orangtu], tapi dia disekolah
kan dah dapet....” (Ayah, FG1, 679-680)
Menurut orang tua, guru memiliki tugas untuk membantu anak
mengenali perubahan didalam dirinya. Artinya orang tua menyadari peran
penting guru dalam memberi pendidikans seks kepada anaknya. Meskipun
begitu ada orang tua yang merasa pendidikan seks dari sekolah terlalu vulgar.
“Dalam pelajaran biologi itu komplit.Bukunya komplit. Kegunaan penis,
kegunaan payudara ..komplit ..bahkan kadang-kadang bahasanya vulgar.
Vaginauntuk (di)masukkan penis. Itu dipelajaran ...” (Ayah, FG1, 183-186)
Melihat banyaknya hal positif dari pendidikan seks, orang tua merasa
perlu ada kerjasama antara orang tua-guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
“Nah kan ada kaitannya dengan sekolah, tidak bisa lepas, kita sebagai orang tua
… Makanya kita perlu komunikasi sama guru, wali kelas, ada pendekatan
perkembangan anak kita.” (Ibu, FG3, 1338-1349)
8. Kebutuhan pemberdayaan orang tua
Dalam
memberikan
pendidikan
seks,
orang
tua
memerlukan
pemberdayaan agar dapat menjadi pendidik seks yang lebih baik. Dari hasil
diskusi ditemukan empat hal yang orang tua rasa perlu ditingkatkan.
Tabel 13
Kategori dalam Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua
Kebutuhan pemberdayaan orang tua
Kurikulum atau materi yang perlu disampaikan kepada anak
Cara memberikan pendidikan seks
Memasukkan nilai agama, moral, dan budaya dalam pendidikan seks
Membangun dan menjaga prinsip dan nilai seksualitas dalam keluarga
Yang pertama adalah terkait kurikulum atau materi yang perlu
disampaikan kepada anak. Orang tua cenderung mengalami kesulitan dalam
memberi pendidikan seks karena tidak tahu hal yang harus diajarkan. Oleh
karena itu orang tua butuh dididik tentang materi yang tepat untuk anak, dan
bukan hanya materinya tetapi juga pada jenjang usia yang manakah materi
tersebut tepat untuk diberikan.
“… yang kedua materi yang disampaikan untuk masing-masing anak karena
ada umur balita, itu kan beda dengan …” (Ayah, FG4, 1574-1576)
“Maunya itu ada panduan walaupun orang mungkin berbeda-beda, tapi ada
buku panduan. Umur sekian ki diajari iki iki iki …” (Ayah, FG1, 239-241)
Kebutuhan yang kedua adalah terkait cara memberikan pendidikan
seks. Orang tua merasa perlu diajari mengenai cara mengkomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
informasi seksual kepada anak. Orang tua merasa juga perlu belajar dari
pengalaman orang lain memberi pendidikan seks.
“Cara penyampaian yang bener tu kepiye. Metode penyampaian yang benar ke
anak.” (Ayah, FG4, 1570-1573)
“… mungkin yang perlu semacam ini kita ikut semacam apa …. pembicaranya
yang pengalaman dalam menyampaikan itu …. menyampaikan ke anak”
(Ayah-ayah, FG1, 1402-1406)
Kebutuhan ketiga adalah orang tua merasa perlu diajari tentang
memasukan nilai agama, moral dan budaya dalam pendidikan seks. Hal ini
dirasa perlu dimasukkan sebagai penguat materi pendidikan seks yang
diberikan dan sebagai acuan norma.
“Saya melihat itu nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya, itu saya kira juga
harus dimasukkan sebagai penguat materi karena ketika kita butuh bicara
rambu-rambu normatif tentang apa yang boleh dan tidak boleh, rujukan kita
kayaknya dua itu agama dan nilai-nilai budaya” (Ayah, FG4, 1583-1587)
Kebutuhan yang terakhir adalah terkait membangun dan menjaga
prinsip dan nilai seksualitas dalam keluarga. Orang tua perlu diajari agar tetap
teguh memegang nilai-nilai seksualitas yang ditanamkan didalam keluarga.
“Ada di situ komitmen, satu keluarga seperti ibu tadi, bu O kan komitmen,
„kamu harus punya harga diri.‟, itu komitmen dalam keluarga.” (Ibu, FG3,
1420-1421)
C. Pembahasan
Orang tua merupakan pihak yang potensial dalam mendidik seks kepada
anak (Dilworth, 2009; Jerman & Constantine, 2010; Kakavoulis, 2001; Kincaid et
al, 2012; Walker, 2004; Walker & Milton, 2006). Meskipun begitu, pendidikan
seks dari orang tua kepada anak masih belum memadai. Oleh karena itu perlu ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
usaha mengembangkan orang tua agar dapat menjadi pendidik seks yang baik.
Untuk itulah diperlukan pemahaman yang menyeluruh mengenai pendidikan seks
oleh orang tua.
Sayangnya penelitian mengenai komunikasi orang tua – anak mengenai
seks masih sedikit dilakukan diluar negara-negara Barat, terutama di negaranegara berkembang (Kaljee et al., 2011; Trinh et al., 2009). Meskipun pendidikan
seks memiliki dimensi yang universal, namun budaya, norma dan konteks lokal
dapat menciptakan variasi dan perbedaan (Bastien et al., 2011; Epstein & Ward,
2007; Kirkman et al., 2005; Walker & Milton, 2006). Berikut ini dibahas berbagai
aspek pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia.
1. Materi Pendidikan Seks
Tabel 14
Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Materi Pendidikan Seks
Hasil penelitian sebelumnya
Topik
Selaras
Bertentangan
Materi pendidikan seks yang
utama dari orangtua adalah
mengenai
rambu-rambu
berpacaran
dan
norma
berperilaku dan berelasi yang
pantas.
Doskoch (2011)
Trinh et al. (2009)
Ha dan Fisher (2011)
Raffaelli dan Green
(2003)
Regnerus (2005)
Orangtua membahas mengenai
pornografi dengan anak
Bastien et al. (2011)
Doskoch (2011)
Epstein dan Ward
(2007)
Ha dan Fisher (2011)
Trinh et al. (2009)
Tidak ada orangtua yang Bastien et al. (2011)
menyebutkan aborsi sebagai Doskoch (2011)
topik yang dibahas
Epstein dan Ward
(2007)
Wamoyi et al. (2010)
Trinh et al. (2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Topik Sexual Safety merupakan Wamoyi et al. (2010)
topik yang sangat jarang
didiskusikan orang tua – anak.
Jerman dan Constantine
(2010)
Miller et al. (1998)
Rosenthal dan Feldman
(1999)
Topik mengenai mastrusbasi Miller et al. (1998)
masih jarang dibahas
Wamoyi et al. (2010)
Rosenthal dan Feldman
(1999)
Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang.
Materi pendidikan seks oleh orang tua yang paling utama adalah pada
kategori Sexual Norm dan Sexual Relationship. Kategori Sexual Norm meliputi
norma berperilaku dan berelasi yang pantas, sedangkan Sexual Relationship
meliputi aspek relasi romantis dan aktivitas seksual dengan pasangan.
Meskipun begitu, konten yang dibahas oleh orang tua pada kategori Sexual
Relationship lebih menyorot pada aspek relasi romantis seperti rambu-rambu
berpacaran dibanding aktivitas seksual. Hanya ada beberapa orang tua yang
menjelaskan mengenai aktivitas seksual. Itupun terbatas pada ciuman dan
menyebutkan hubungan seksual kepada anak. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Doskoch (2011), Trinh et al. (2009), Ha & Fisher (2011), dan
Raffaelli dan Green (2003) yang menunjukkan bahwa aspek moralitas dan
kepantasan perilaku seksual merupakan hal yang terutama diajarkan kepada
anak.
Orang tua juga cukup banyak mendiskusikan hal-hal terkait
perkembangan dan perubahan pada anak, seperti pubertas, fungsi organ
reproduksi, dan menstruasi. Selanjutnya orang tua juga membicarakan
pornografi, pemerkosaan, dan keperawanan dalam kategori Societal Concern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Topik konsekuensi perilaku seksual pranikah merupakan topik yang banyak
dibahas dalam kategori ini. Dalam penelitian sebelumnya materi pornografi
tidak pernah muncul (Bastien et al., 2011; Doskoch, 2011; Epstein & Ward,
2007; Trinh et al., 2009). Topik pornografi sempat muncul pada diskusi
kelompok dalam penelitian Ha dan Fisher (2011), namun orang tua
memandang bahwa orang tua hanya perlu mengawasi anak agar tidak
mengakses pornografi namun tidak perlu mendiskusikan hal tersebut dengan
anak. Kemunculannya pada penelitian saat ini mungkin terkait dengan konteks
jaman dimana akses anak kepada pornografi termasuk mudah. Hal ini terutama
karena kemudahan informasi melalui internet. Hal ini disadari oleh orang tua
sehingga isu pornografi menjadi topik yang perlu dibicarakan dengan anak.
Sementara itu orang tua tidak menyebutkan aborsi sebagai topik yang
dibahas. Pada penelitian Trinh et al., (2009) topik aborsi merupakan salah satu
topik yang sering dibahas oleh orang tua. Sementara pada beberapa penelitian
lain (Bastien et al., 2011; Doskoch, 2011; Epstein & Ward, 2007; Wamoyi et
al., 2010,) topik mengenai aborsi tidak muncul dalam pendidikan seks dari
orang tua. Di Indonesia, kondisi ini kemungkinan karena secara hukum di
Indonesia, aborsi umumnya adalah tindakan melawan hukum (Fahroja, 2012)
sehingga orang tua merasa tidak perlu mendiskusikan aborsi dengan anak.
Kategori Sexual Safety merupakan kategori yang sangat jarang
didiskusikan orang tua – anak. Dalam penelitian ini tidak ada orang tua yang
membahas mengenai HIV/AIDS. Hanya ada satu ayah yang membahas
mengenai PMS. Ini bisa jadi karena kurangnya kesadaran orang tua tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
HIV/AIDS, atau merasa bahwa HIV/AIDS adalah topik yang jauh dari
kehidupan anak. Sementara materi kontrasepsi dibahas dalam salah satu
kelompok namun terbatas pada kondom saja. Hasil ini tidak konsisten dengan
penelitian Jerman dan Constantine (2010), Miller et al. (1998), Rosenthal dan
Feldman (1999), yang menunjukkan bahwa topik terkait Sexual Safety atau
keamanan seksual seperti kontrasepsi, HIV/AIDS, PMS, seks aman menjadi
topik yang paling banyak dibahas orang tua – anak. Apabila dibandingkan
dengan Wamoyi et al. (2010) maka terdapat hasil yang bercampur. Wamoyi et
al. menemukan bahwa orang tua memang jarang membicarakan mengenai
kontrasepsi dan kondom, namun cukup sering membicarakan mengenai
HIV/AIDS dan PMS.
Kondisi di atas kemungkinan karena orang tua memiliki ekspektasi agar
anak tidak aktif secara seksual (abstinence), sementara topik Sexual Safety
sedikit banyak terkait dengan berperilaku seksual yang aktif namun aman. Oleh
karena itu pembahasan kategori Sexual Safety pun menjadi kurang perlu.
Penelitian Wamoyi (2010) menunjukkan hasil serupa bahwa orang tua merasa
membicarakan kontrasepsi akan mendorong anak untuk aktif secara seksual
yang bertentangan dengan pesan orangtu mengenai abstinence.
Selanjutnya kondisi ini bisa jadi dipengaruhi juga dengan konteks
Indonesia dimana hubungan seksual pranikah masih sangat jarang dan belum
dipandang sebagai suatu hal yang „dapat diterima‟ dan lazim. Sementara di
negara-negara maju, hubungan seksual pranikah sudah lebih lazim. Hal ini
tampak dari perbandingan berikut bahwa di Amerika Serikat, antara 46 – 70%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
remaja dibawah usia 19 tahun sudah pernah berhubungan seksual sedangkan di
Indonesia hanya 30% remaja yang pernah berhubungan seks (Guttmacher
Institiute, 201216; Youth Risk Behavior Survileance, 200917; Muchtar, 201018;
Syn, 201119, 201220). Perbedaan inilah yang menyebabkan kategori Sexual
Safety banyak diberikan dinegara-negara maju agar remaja yang aktif secara
seksual menjadi aman sementara di Indonesia kategori Sexual Safety menjadi
tidak perlu karena remaja Indonesia cenderung belum aktif secara seksual dan
orang tua membatasi anak dengan memberi pendidikan seksual mengenai relasi
dan rambu-rambu berperilaku yang pantas.
Salah satu kelompok ayah juga membahas mengenai mimpi basah dan
mastrurbasi. Walaupun begitu secara umum, topik ini masih kurang disentuh.
Penemuan ini konsisten dengan berbagai penelitian lain dimana masturbasi
jarang dibicarakan, (Miller et al., 1998; Rosenthal & Feldman, 1999; Wamoyi
et al., 2010). Pembahasan mengenai masturbasi pun terbatas pada peringatan
dan nasihat untuk tidak melakukannya. Ini pun disertai informasi yang sifatnya
menakut-nakuti anak namun tidak akurat.
Melalui penelitian ini ditemukan bahwa konten pendidikan seks oleh
orang tua berfokus pada perilaku seksual yang pantas bagi anak. (rambu-rambu
berpacaran dan berelasi, mencari teman yang baik).
Hasil ini mendukung
pandangan Fisher dan Sanders dan Mullis (dalam Regnerus, 2005, hal. 80)
bahwa orang tua lebih membentuk sikap dan nilai anak mengenai seksualitas
daripada memberikan informasi dan fakta mengenai seksualitas. Hasil ini dapat
dijelaskan juga melalui temuan Regnerus (2005). Penelitian Regnerus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menemukan bahwa umumnya komunikasi mengenai seks dari orang tua
dengan tingkat religiusitas tinggi kepada anak, adalah mengenai nilai-nilai
seksual. Meskipun tidak ada pengukuran secara akurat, namun subyek pada
penelitian ini adalah orang-orang yang rutin bergereja sehingga bisa dikatakan
bahwa subyek pada penelitian ini memiliki tingkat religiusitas yang tinggi.
Dalam penelitian ini ditemukan beragam topik yang dibahas orang tua
dalam pendidikan seksnya. Meskipun begitu penelitian ini tidak dapat melihat
frekuensi orang tua dalam membahas topik-topik tersebut. Hanya dapat
dikatakan bahwa paling tidak orang tua pernah membahas topik tersebut.
2. Sumber Informasi Pendidikan Seks
Tabel 15
Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Sumber Informasi Pendidikan
Seks
Hasil penelitian sebelumnya
Topik
Selaras
Bertentangan
Media merupakan salah satu Wamoyi et al. (2010)
sumber informasi orang tua
Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang.
Sumber informasi seksual bagi orang tua terdiri atas tiga sumber yaitu
pengalaman pribadi orang tua, pengalaman orang lain dan media. Penelitian
sebelumnya (Bastien et al., 2011; Ha & Fisher, 2011; Trinh et al., 2009;
Walker, 2001) tidak membahas mengenai sumber informasi seksual bagi orang
tua. Meskipun begitu Wamoyi et al. (2010) mengindikasikan bahwa orang tua
menggunakan program radio mengenai kesehatan reproduksi sebagai sumber
informasi bagi dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Media tampaknya menjadi salah satu sumber informasi yang paling
besar bagi orang tua. Media meliputi media tulis seperti buku, majalah atau
koran, dan media elektronik seperti TV dan internet. Orang tua sepertinya lebih
mengandalkan TV sebagai sumber informasinya dibanding media lain, padahal
buku memiliki kesempatan memuat lebih banyak informasi. Meskipun buku
dapat memberikan informasi yang memadai, lengkap dan terperinci,
tampaknya buku belum menjadi sumber informasi yang utama bagi orang tua.
Masalahnya antara lain adalah orang tua memandang bahwa materi buku tidak
selalu kontekstual dengan kondisi di lapangan. Hal ini tentu terjadi karena
buku hanya memberikan gambaran umum dan orang tualah yang perlu
menkonteksualisasikan materi didalam buku dengan kehidupan masingmasing. Keengganan menggunakan buku juga bisa disebabkan kultur budaya
Indonesia yang masih berupa budaya lisan atau oral. Orang Indonesia masih
memiliki budaya membaca yang rendah (Laksmi, 2007; Mustafa, 2012) oleh
sebab itulah media TV menjadi salah satu sumber informasi seksual bagi orang
tua, karena TV merupakan pengganti budaya lisan (Mulya, 2008).
Sementara untuk internet walaupun memiliki potensi menjadi sumber
informasi yang kaya bagi orang tua, namun beberapa orang tua tidak
menjadikan internet sebagai sumber informasi karena orang tua tidak mahir
dalam menggunakan internet.
Penelitian ini mampu menunjukkan hal-hal yang dijadikan orang tua
sebagai sumber informasi mengenai seks. Meskipun begitu penelitian ini tidak
melihat sejauh mana orang tua mengandalkan sumber tersebut, serta informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengenai topik seksual apa yang dipelajari orang tua. Penelitian lebih lanjut
mengenai sumber informasi pendidikan seks diperlukan untuk melihat jenis
informasi yang diserap orang tua dan sumber yang paling dipercaya dan
diandalkan orang tua.
3. Hambatan dan Kemudahan dalam Memberikan Pendidikan Seks
Tabel 16
Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Hambatan dan Kemudahan
dalam Memberikan Pendidikan Seks
Hasil penelitian sebelumnya
Topik
Selaras
Bertentangan
Hambatan
internal
yang
signifikan bagi orang tua adalah
perasaan tabu atau tidak
nyaman dalam memberikan
pendidikan seks
Doskoch (2011)
Jerman dan Constantine
(2010)
Trinh et al. (2009)
Walker (2001)
Walker dan Milton
(2006)
yang Kirkman et al. (2005)
Hambatan eksternal
paling besar dialami orang
tua adalah perbedaan jenis
kelamin
Relasi yang baik antara orang Trinh et al. (2009)
tua dan anak memudahkan Wamoyi et al. (2010)
Pluhar dan Kuriloff
pendidikan seks
(2004)
Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang.
Hasil penelitian ini menunjukkan persamaan dengan penelitian
sebelumnya. Dalam penelitian ini hambatan orang tua paling besar adalah
terkait dengan kemampuan atau keterampilan orang tua (skill). Orang tua
merasa tidak mampu memberikan pendidikan seks karena tidak tahu cara
memulai atau memberikannya dan proses penyampaiannya buruk. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Walker dan Milton (2006), kesulitan orang tua terutama terkait tiga hal: materi
yang harus perlu diajarkan, cara mengatakan, dan cara memulainya.
Kesulitan yang dialami orang tua ini bisa jadi karena dahulu orang tua
tidak menerima pendidikan seks dari orang tua ataupun sekolah. Ketiadaan
contoh atau teladan ini membuat orang tua tidak dapat meniru atau belajar dari
pengalamannya dan harus membentuk pola dan caranya sendiri.Hal inilah yang
tidak mudah untuk dilakukan.
Ketidakmampuan orang tua ini pada akhirnya akan membuat orang tua
merasa tidak mampu dan tidak percaya diri dalam memberikan pendidikan seks
(Bastien et al., 2011, Walker, 2004). Akibatnya orang tua tidak memberikan
pendidikan seks kepada anak.
Selanjutnya kesulitan orang tua terkait menilai kesiapan anak menerima
informasi seksual dapat membuat orang tua menunda-nunda memberikan
pendidikan seks sampai merasa anak siap. Menurut Walker (2004) adalah lebih
baik untuk memulai pendidikan seks saat usia sekolah dasar. Karena orang tua
akan lebih mudah saat membicarakan seks dan ini membangun fondasi yang
luas soal seksualitas. Meskipun begitu orang tua perlu mengetahui informasi
yang cocok untuk diberikan pada usia tertentu. Sebab menurut Kirkman et al.
(2005), jika informasi diberikan saat anak terlalu muda, maka mereka mungkin
tidak akan paham atau ingat.
Hambatan internal lain yang cukup signifikan adalah perasaan tabu atau
tidak nyaman dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Hal ini sesuai
dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya dari Doskoch, (2011), Jerman dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Constantine (2010), Trinh et al., (2009), Walker (2001), dan Walker dan
Milton (2006). Penyebab adanya perasaan tabu dan tidak nyaman saat
membicarakan seks adalah didikan orang tua atau budaya misalnya karena
orang Jawa. Bastien et al (2011) menemukan bahwa budaya atau tradisi ini
membuat orang tua merasa tidak nyaman membicarakan seks bahkan
menghindarinya.
Rasa tabu dan tidak nyaman ini perlu dikikis dari pola pikir orang tua
agar orang tua dapat terbuka dan nyaman membicarakan pendidikan seks
dengan anak. Meskipun begitu Walker dan Milton (2006) berpendapat bahwa
penerimaan sosial dan kultural terhadap pendidikan seks mempengaruhi tingkat
keterbukaan dan kenyamanan membicarakan seks. Oleh karena itu agar
keterbukaan dan kenyamanan terjadi bukan hanya berfokus pada individu per
individu tetapi juga perlu membentuk pandangan masyarakat agar menerima
pendidikan seks.
Selanjutnya hambatan eksternal yang paling besar dialami oleh orang
tua adalah perbedaan jenis kelamin antara orang tua dan anak. Hambatan
serupa juga ditemukan pada penelitian Kirkman et al. (2005) dimana orang tua
lebih memilih memberi pendidikan seks kepada anak berjenis kelamin sama.
Hal ini karena orang percaya akan adanya pengetahuan berbasis gender
(gender-linked knowledge). Dalam penelitian ini pun kesulitan terkait
perbedaan jenis kelamin adalah orang tua tidak mengalami apa yang dialami
anak. Perbedaan jenis kelamin juga membuat orang tua enggan memberikan
pendidikan seks terlalu dalam. Hal ini dianggap sebagai hambatan namun ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
juga orang tua yang memandang ini sebagai kemudahan terkait memberikan
pendidikan seks.
Kemudahan ini terutama dirasakan orang tua karena pembicaraan
sebatas pengetahuan saja dan tidak menyangkut kehidupan seksual pribadi.
Akibatnya orang tua tidak merasa risih membicarakan seks dengan anak.
Relasi yang baik antara orang tua dan anak memudahkan pendidikan
seks oleh orang tua. Hal senada juga diungkapkan oleh Trinh et al (2009) dan
Wamoyi et al. (2010) bahwa relasi orang tua – anak yang baik mendorong
terbentuknya komunikasi yang baik. Apabila komunikasi baik maka
membicarakan seks pun lebih mudah. Hal ini didukung oleh pandangan dari
Pluhar dan Kuriloff (2004) bahwa seberapa besar komunikasi orang tua itu
berpengaruh pada anak itu bergantung pada sifat relasi dimana pembicaraan itu
terjadi. Apabila orang tua – anak dekat maka komunikasi lebih berdampak, dan
sebaliknya.
Bagi orang tua, kemudahan lain yang dirasakan adalah anak sudah
mendapatkan pendidikan seks dari pihak lain. Sekolah dan internet menjadi
sumber informasi seksual bagi anak. Ini membuat anak sudah lebih paham
mengenai seks. Selanjutnya hal ini memudahkan orang tua karena orang tua
tidak perlu menjelaskan seks dari hal-hal yang mendasar. Bahkan ada orang tua
yang merasa anak sudah memiliki informasi yang memadai sehingga peran
orang tua hanya mengarahkan, mengawasi, dan memberikan rambu-rambu
berperilaku saja. Pendidikan seks dari pihak lain dirasakan membantu atau
bahkan menggantikan peran orang tua memberi pengetahuan seks kepada anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4. Konteks Pemberian Pendidikan Seks
Tabel 17
Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Konteks Pemberian Pendidikan
Seks
Hasil penelitian sebelumnya
Topik
Selaras
Bertentangan
Orangtua
tidak Walker (2004)
mengkhususkan waktu untuk
membicarakan seks dengan
anak
Situasi
yang
dirasa Pluhar dan Kuriloff
(2004)
mendukung
terjadinya
pendidikan
seks
adalah Trinh et al. (2009)
situasi yang pribadi, santai,
spontan, dan atau sedang
melakukan kegiatan lain
Pluhar dan Kuriloff
(2004)
Trigger merupakan hal penting Bastien et al (2011)
untuk memulai pembicaraan Trinh et al. (2009)
mengenai seks
Wamoyi et al. (2010)
Walker (2004)
SES orangtua yang rendah Bastien et al. (2011)
mempengaruhi
perilaku Dorsckoch (2011)
orangtua yang meremehkan dan Wamoyi (2010)
marah saat anak bertanya
mengenai seks
Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang.
Dalam memberikan pendidikan seks orang tua memberikannya secara
informal dalam arti tidak mengkhususkan waktu untuk membicarakan seks
dengan anak. Orang tua lebih memilih untuk mencari situasi dan kondisi yang
tepat untuk membicarakan seks dengan anak dan tidak menjadwalkan waktu
untuk membicarakan seks. Walker (2004) menyatakan bahwa orang tua
menggunakan pendekatan oportunistik dalam memberikan pendidikan seks.
Pendekatan ini membantu agar topik pembicaraan tidak dipandang sebagai isu
besar dan menginvasi privasi anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Situasi lain yang dirasa mendukung adalah situasi yang pribadi atau
personal, santai, spontan, dan atau sedang melakukan kegiatan lain. Hal ini
senada dengan penelitian Pluhar dan Kuriloff (2004), dan Trinh et al. (2009)
dimana diskusi seks dilakukan sambil beraktivitas lain (on-the-fly) seperti saat
makan bersama, menonton TV, atau membantu orang tua melakukan aktivitas
rumah tangga. Pada penelitian ini pendidikan seks dari orang tua diberikan
pada beragam kejadian seperti. Saat menemani anak belajar biologi, makan
bersama, mengantar jemput anak dari sekolah, menonton TV atau film, sedang
online, saat ngerokin atau memandikan anak, sebelum tidur, dan dirumah
sepulang anak dari sekolah.
Hasil penelitian ini berbeda dari Pluhar dan Kuriloff (2004) dimana
orang tua menginginkan pendidikan seks dalam komunikasi tatap muka secara
fokus tanpa kegiatan lain. Keinginan dari orang tua dalam penelitian Pluhar
dan Kuriloff mengindikasikan adanya waktu khusus untuk berbicara mengenai
seks semata. Hal ini tampaknya belum diinginkan oleh orang tua dalam
penelitian ini, kemungkinan karena orang tua masih belum benar-benar
nyaman membicarakan seks dengan anak. Salah satu ibu bahkan menceritakan
bahwa saat dirinya memberikan pendidikan seks kepada anak, maka mereka
tidak saling berhadapan.
Terkait dengan memberikan pendidikan seks kepada anak, pemicu
obrolan (trigger) merupakan hal yang penting untuk memulai terjadinya
pendidikan seks. Beberapa pemicu yang ada seperti berita kasus seksual,
muncul iklan porno di internet, atau muncul adegan seksual di TV. Hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
mirip juga ditemukan Bastien et al (2011), Trinh et al. (2009) dan Wamoyi et
al. (2010) dimana trigger pembicaraan mengenai seks adalah munculnya
peristiwa terkait seks, misalnya melihat orang yang terkena HIV, atau
mendengar kabar perempuan hamil. Menurut Wamoyi, trigger menjadi hal
yang sangat penting untuk memulai diskusi. Wamoyi menemukan bahwa
keluarga yang tidak menemukan trigger mengalami kesulitan untuk memulai
obrolan mengenai seks.
Salah satu trigger lain adalah menstruasi dan pertumbuhan payudara
anak. Menurut Walker (2004), menstruasi dijadikan penanda oleh orang tua
untuk bisa memulai pendidikan seks kepada anak perempuan. Dalam penelitian
ini terungkap bahwa menstruasi dipandang sebagai tanda kedewasaan anak
sehingga anak mulai perlu pendidikan seks.
Pemicu yang dipandang penting oleh orang tua adalah saat anak
bertanya. Orang tua umumnya menunggu anak bertanya dahulu baru
memberikan pendidikan seks. Hal ini mengindikasikan pendidikan seks dari
orang tua cenderung bersifat reaktif bukan proaktif. Argumen orang tua bahwa
ketika anak bertanya berarti anak menginginkan informasi sehingga informasi
pasti diterima dengan baik, memang masuk akal. Namun bisa jadi anak tidak
bertanya bukan karena tidak ingin tahu tapi karena berbagai alasan lain, seperti
merasa malu, merasa orang tua tidak bisa ditanyai atau takut dianggap aktif
secara seksual (Trinh et al, 2009; Walker 2004). Oleh karena itu orang tua juga
perlu sesekali bersikap proaktif dan memulai diskusi mengenai seks lebih
dahulu. Sebagaimana diungkapkan oleh Kirkman (2005), memang tidak mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
untuk menyeimbangkan diri antara menunggu pertanyaan anak dan memulai
lebih dahulu.
Selanjutnya orang tua dari penelitian ini menunjukkan kemauan untuk
menjawab pertanyaan dari anak dengan jujur dan sesuai kemampuan. Menurut
Kirkman (2005), hal ini mendemonstrasikan keterbukaan orang tua dalam
membahas seks. Ketika anak mempersepsikan orang tua sebagai orang tua
yang terbuka, maka diskusi mengenai seks dapat berjalan lebih lancar (Walker,
2004).
Salah satu hasil menarik mengenai pertanyaan anak kepada orang tua
adalah, orang tua dalam diskusi mendiskusikan mengenai adanya orang tua
yang marah atau meremehkan pertanyaan dari anak. Menurut para orang tua,
orang tua semacam ini banyak ditemukan di kampung-kampung. Hal ini
kemungkinan berkaitan dengan SES (sosial economic status) dari para orang
tua di kampung, atau tingkat pendidikan yang mungkin secara rata-rata lebih
rendah. Menurut Bastien et al. (2011) dan Dorsckoch (2011), semakin tinggi
pendidikan orang tua maka semakin nyaman dan sering orang tua
membicarakan seks dengan anak, dan sebaliknya. Wamoyi et al. (2010)
berpendapat bahwa pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan orang tua
mengenai seks sehingga mengurangi hambatan orang tua. Selain itu pandangan
orang tua mengenai kesehatan juga menjadi lebih luas, sehingga mungkin lebih
terdorong untuk membicarakan seks.
Pembicaraan mengenai seks juga dipengaruhi oleh usia anak. Apabila
orang tua mempersepsikan anak belum cukup umur untuk mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
informasi seksual maka orang tua menunda memberikan informasi tersebut
atau memberikan informasi yang kurang tepat namun lebih mudah dipahami,
misalnya mengatakan bahwa “bayi lahir dari perut” kepada anak yang masih
kecil.
Dalam penelitian ini masalah usia layak terima pendidikan seks tidak
tergali secara mendalam. Hanya terdapat beberapa pandangan sekilas. Dari
hasil yang ada terdapat beragam pandangan. Ada yang merasa pendidikan seks
perlu dimulai sejak TK, sejak SD, bahkan baru diberikan saat SMA. Meskipun
begitu orang tua sepakat bahwa anak baru perlu tahu mengenai hubungan
seksual pada saat mereka sudah SMA. Meskipun begitu alasan orang tua
merasa materi hubungan seksual baru perlu diberikan saat anak sudah SMA,
tidak didalami lebih lanjut dalam penelitian ini. Namun hal ini bisa karena
orang tua takut membicarakan hal tersebut akan mendorong anak untuk ingin
melakukannya (Trinh et al, 2009).
5. Metode
Tabel 18
Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Metode
Hasil penelitian sebelumnya
Topik
Selaras
Bertentangan
Ada dua cara komunikasi, cara
interaktif dan didaktis
Komunikasi orangtua ke anak
lebih cenderung didaktis
Komunikasi orangtua ke anak
umumnya mengenai nasihat,
arahan, dan peringatan
Orangtua
memakai
teknik
storytelling dalam komunikasi
dengan anak
Pluhar dan Kuriloff
(2004)
Trinh et al. (2008)
Bastien et al. (2011)
Trinh et al. (2009)
Wamoyi et al. (2010)
Pluhar dan Kuriloff
(2004)
Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Dalam memberikan pendidikan seks, terdapat dua gaya berkomunikasi
dengan anak. Orang tua menyebutnya sebagai ngobrol dan ceramah. Ngobrol
merujuk pada cara bicara interaktif, dimana percakapan mengalir dari orang tua
ke anak, dan anak ke orang tua, berbentuk diskusi dan bukan pola pengajarpendengar. Sedangkan ceramah merujuk pada cara bicara satu arah dimana
orang tua mengontrol pembicaraan dan alur percakapan mengalir terutama dari
orang tua ke anak. Pluhar dan Kuriloff (2004) menyebut ngobrol sebagai gaya
interaktif sementara ceramah disebut gaya didaktis.
Pada penelitian ini, tampaknya orang tua lebih cenderung melakukan
pembicaraan didaktis kepada anak. Hal ini senada dengan penelitian Trinh
(2009) dimana orang tua terindikasi lebih sering mengkuliahi anak. Cenderung
melakukan gaya didaktis bukan berarti orang tua tidak melakukan pembicaraan
interaktif. Pada beberapa hal orang tua memakai gaya didaktis sementara pada
topik lain orang tua lebih interaktif. Misalnya saat orang tua mendiskusikan
mengenai usia boleh berpacaran maka ia menggunakan gaya interaktif,
sementara
saat
membahas
mengenai
rambu-rambu
berpacaran,
ia
menggunakan gaya didaktis.
Menurut Pluhar dan Kuriloff (2004), perubahan ini bisa jadi didorong
oleh keinginan untuk melindungi anak dari sisi negatif seks yang dilihat orang
tua. Akibatnya orang tua terdorong untuk mengambil posisi kontrol dan
mengarahkan jalan anak. Ini dilakukan karena orang tua ingin anak terhindar
dari sisi negatif seks. Gaya didaktis juga ditemukan pada ayah saat membahas
mengenai masturbasi dengan anak laki-lakinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Mengenai jenis isi pendidikan seks yang diberikan, ada tiga jenis isi
yang disampaikan yaitu informasi, larangan dan ancaman, dan nasihat, arahan,
serta peringatan. Dari hasil diskusi, peneliti menyimpulkan bahwa sebagian
besar isi pendidikan seks dari orang tua adalah mengenai nasihat, arahan dan
peringatan. Pada beberapa topik orang tua memberikan larangan juga, misalnya
melarang anak masturbasi, melarang anak bepergian dengan laki-laki,
melarang anak berpakaian yang seksi.
Hasil ini sama dengan penelitian
sebelumnya (Bastien et al., 2011; Trinh, 2009; Wamoyi et al., 2010) yang
menyatakan bahwa komunikasi dari orang tua umumnya berupa peringatan.
Dalam percakapan dengan anak, orang tua menggunakan berbagai
teknik agar pendidikan seks dapat berjalan baik. Humor dipandang sebagai
teknik yang baik untuk mencairkan suasana. Humor membantu membuat
diskusi lebih santai dan informal bukan serius dan kaku.
Storytelling merupakan teknik yang juga dilakukan oleh orang tua.
Mereka menggunakan pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain
(tetangga, pembantu, orang di TV) untuk mempersuasi anak. Hasil serupa juga
ditemukan oleh Pluhar dan Kuriloff (2004) dimana ibu menggunakan
storytelling dalam komunikasi mengenai seks dengan anak. Menurut Nwoga
(dalam Pluhar dan Kuriloff), storytelling merupakan cara yang efektif untuk
membangun empati, kedekatan dan pemahamam dengan anak. Hal ini terutama
bila kisah yang dijadikan contoh merupakan pengalaman pribadi orang tua
yang dijadikan pelajaran bagi anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Berikutnya salah satu pasangan orang tua memiliki cara yang cukup
unik. Saat dia memberikan pendidikan seks, maka dia mengumpulkan semua
anaknya dan memberikan pendidikan seks kepada semuanya sekaligus. Hal ini
dilakukan agar orang tua tidak memberikan pendidikan seks mengenai suatu
topik berulang-ulang kali.
Meskipun cara ini mempermudah tugas orang tua, cara ini beresiko
membuat beberapa anak tidak mendapat pendidikan seks secara maksimal.
Dalam keluarga ini anak tertua sudah kuliah sedangkan anak paling muda
masih kelas 4 atau 5 SD. Ada kemungkinan anak yang paling muda tidak
benar-benar paham dan memahami informasi seksual yang diberikan orang tua.
Sementara di sisi lain orang tua merasa sudah memberikan pendidikan seks
mengenai topik tersebut sehingga tidak memberikannya pada kesempatan lain.
Akibatnya anak yang paling muda beresiko kehilangan pendidikan seks yang
berharga.
Dalam memulai pembicaraan mengenai seks, orang tua memulai
pembicaraan dengan topik lain terlebih dahulu. Melalui topik lain tersebut,
baru pelan-pelan orang tua menggiring anak ke dalam pembicaraan mengenai
seks. Topik lain tersebut misalnya keimanan dan agama, berita di TV,
menanyai kegiatan pacaran anak, bahkan sampai menggunakan kebingungan
orang tua melihat iklan seks di internet. Meskipun orang tua menggunakan
topik lain sebagai pembuka, orang tua tampaknya memilih topik yang tidak
jauh dari hal yang ingin dibicarakan. Misalnya menanyai kegiatan pacaran
anak sebelum menasihati mengenai ciuman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Meskipun orang tua menggunakan beragam teknik yang baik dalam
memberikan pendidikan seks, beberapa orang tua menggunakan teknik atau
cara yang kadang kurang baik, entah disadari maupun tidak. Salah satu ibu
dalam usahanya membujuk anak agar tidak berpakaian seksi, mengatakan
bahwa anak tampak jelek bila memakai pakaian seksi. Hal ini dapat merusak
kepercayaan diri anak.
Orang tua lain dengan sengaja memberikan informasi yang kurang
bahkan tidak tepat kepada anak. Hal ini dilakukan baik karena anak dirasa
terlalu kecil maupun untuk menakut-nakuti anak. Hal ini dapat menjadi
kontraproduktif dengan pelaksanaan pendidikan seks dari orang tua.
Seandainya anak mengetahui informasi yang diberi orang tua ternyata salah,
anak dapat kehilangan kepercayaan kepada orang tua. Hal ini dapat
menyebabkan anak menjadi jauh dan tidak mau mendengarkan pendidikan seks
dari orang tua. Pada sisi lain, Wamoyi et al. (2010) mengatakan bahwa
informasi yang salah dari orang tua dapat membuat anak kebingungan, salah
menilai diri, dan terdorong melakukan eksperiman.
Selain berkomunikasi secara langsung dengan anak, orang tua juga
menggunakan beberapa metode tidak langsung untuk mendidik anak mengenai
seks. Beberapa orang tua memberi anak buku mengenai seks agar anak dapat
membaca beragam informasi seksual didalamnya. Meskipun begitu beberapa
orang tua beranggapan bahwa memberikan buku kepada anak justru
membebani anak. Kemungkinan ini terkait dengan budaya membaca orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Indonesia yang tergolong rendah (Laksmi, 2007; Mustafa, 2012), sehingga
buku belum dipandang sebagai metode yang efektif.
Metode lain adalah belajar dari pengalaman langsung. Salah satu ibu
menggunakan pengalamannya hamil sebagai media anak mengalami dan
mengobservasi kehamilan. Menurutnya anak juga dapat belajar menghadapi
orang hamil melalui kejadian ini.
Orang tua menyadari bahwa anak-anaknya berbeda satu sama lain, baik
dari segi usia maupun sifat anak. Oleh karena itu orang tua memilih
menggunakan pendekatan yang berbeda-beda kepada anak. Orang tua berusaha
mencari dan mengetahui pendekatan apa yang paling sesuai untuk anakanaknya.
6. Pihak Pemberi Pendidikan Seks
Tabel 19
Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Pihak Pemberi Pendidikan Seks
Hasil penelitian sebelumnya
Topik
Selaras
Bertentangan
Saudara merupakan salah satu Walker (2004)
pihak pemberi pendidikan seks
alternatif
Sekolah dipandang sebagai Eisenberg et al. (2008)
pihak alternatif utama dalam Kakavoulis (2001)
memberi pendidikan seks
Ha dan Fisher (2011)
Walker (2004)
Walker dan Milton
(2006)
Pendidikan seks umumnya Bastien et al. (2011)
diberikan oleh ibu
Miller et al. (1998)
IYARHS (2002, 2007)
Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Ada beragam pihak alternatif yang dirasa orang tua dapat memberikan
pendidikan seks kepada anak. Pihak tersebut dibagi menjadi internal (keluarga)
dan eksternal (luar keluarga). Dari pihak internal orang tua memandang paman,
bibi, dan saudara tua sebagai pihak yang cocok memberikan pendidikan seks.
Salah satu orang tua (suami-istri) bahkan secara khusus memang mendidik
saudara tua untuk juga memberikan pendidikan seks kepada adik-adiknya.
Menurut Walker (2004), saudara tua dapat menjadi pendidik sebaya (peer
educator) bagi anak. Pendidik sebaya dirasakan memiliki interaksi yang lebih
informal, seperti berbicara lebih terbuka dan bercanda.
Selanjutnya pihak eksternal meliputi teman, gereja, profesional di
bidang seks dan guru atau sekolah. Profesional yang dimaksud seperti PKBI
(Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) yang sering memberikan
penyuluhan mengenai seks di sekolah. Sekolah sendiri dipandang orang tua
sebagai salah satu pihak alternatif utama dalam memberikan pendidikan seks.
Pandangan ini didukung oleh Walker (2004) yang memandang sekolah dan
orang tua sebagai dua pendidik seks yang utama. Sekolah memiliki kesempatan
memberikan informasi seksual kepada siswa dengan memasukkan pendidikan
seks dalam kurikulum pelajaran (Eisenberg, Bernat, Bearinger, & Resnick,
2008; Kakavoulis, 2001; Ha & Fisher, 2011; Walker & Milton, 2006). Melihat
peran sekolah yang besar, orang tua perlu membangun kerjasama yang baik
dengan sekolah untuk mendidik seks kepada anak. Pandangan ini didukung
oleh Walker dan Milton (2006) yang menyatakan bahwa dibutuhkan kerjasama
antara orang tua dan sekolah untuk memberikan pendidikan seks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Meskipun ada banyak pihak alternatif yang dapat memberikan
pendidikan seks kepada anak, namun penelitian ini tidak dapat melihat
seberapa banyak pihak-pihak tersebut berperan aktif memberikan pendidikan
seks kepada anak. Dari penelitian ini hanya dapat dikatakan bahwa orang tua
menyadari adanya pendidikan seks dari pihak lain dan pihak-pihak yang
disebutkan diatas adalah pihak yang diakui orang tua layak untuk memberikan
pendidikan seks kepada anaknya.
Selanjutnya orang tua sebagai pendidik seks utama, orang tua berusaha
agar pendidikan seks diberikan oleh orang tua yang memiliki jenis kelamin
sama. Meskipun begitu orang tua (ayah-ibu) merasa anak lebih memilih ibu
sebagai pendidik seks bagi mereka. Oleh karena itu pendidikan seks umumnya
diberikan oleh ibu. Hal ini senada dengan hasil penelitian Bastien et al. (2011)
dan Miller et al. (1998). Hasil survei IYARHS (2002, 2007) pun menunjukkan
bahwa pemberian informasi perubahan fisik dari orang tua ke anak lebih
banyak dilakukan ibu daripada oleh ayah.
Tampaknya ibu dipandang lebih komunikatif dalam menyampaikan
pendidikan seks kepada anaknya (Rosenthal et al. 2001). Ini membuat anak
lebih nyaman membicarakan seks dengan ibu. Hal ini juga bisa disebabkan
oleh peran ibu sebagai caregiver utama dalam keluarga (Walker, 2004).
Dengan peran tersebut ibu lebih sering berinteraksi dengan anak, intensitas
interaksi yang lebih tinggi dapat membangun relasi dan kedekatan yang lebih
baik yang pada akhirnya membuat anak lebih nyaman dengan ibu. Penelitian
lebih lanjut diperlukan untuk benar-benar memahami kenapa pendidikan seks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
lebih banyak dari ibu daripada ayah. Penelitian Rosenthal (2001) menyarankan
adanya pengklasifikasian orang tua berdasar persepsi anak dan orang tua
terhadap kompetensi orang tua sebagai pendidik seks.
Meskipun ayah lebih jarang memberikan pendidikan seks kepada anak,
ayah tidak kemudian lepas tangan. Ayah berusaha mengimbangi peran ibu
dengan masuk ke dalam komunitas anak untuk mengawasi anak. Sekalipun
ayah tidak memberi pendidikan seks secara langsung, ayah tetap berperan
dengan cara memonitor dan mengawasi anak.
7. Kebutuhan Pemberdayaan Orang Tua
Tabel 20
Perbandingan Hasil Penelitian pada Aspek Kebutuhan Pemberdayaan
Orang Tua
Hasil penelitian sebelumnya
Topik
Selaras
Bertentangan
Orangtua butuh pemberdayaan Ha dan Fisher (2011)
mengenai kurikulum atau materi Wamoyi (2010)
yang disampaikan ke anak, dan
metode menyampaikannnya.
Catatan. Penelitan yang dicetak miring adalah penelitian di negara-negara berkembang.
Terkait kebutuhan pemberdayaan yang diperlukan, orang tua merasa
membutuhkan informasi mengenai kurikulum atau materi apa yang perlu
disampaikan kepada anak, dan metode memberikan pendidikan seks tersebut
kepada anak. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya (Ha & Fisher,
2011; Wamoyi et al, 2010) dimana orang tua merasa membutuhkan
pengetahuan lebih banyak dan peningkatan dalam kemampuan berkomunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Trinh et al. (2009) berpandangan bahwa kurangnya pengetahuan
menghambat komunikasi seks dari orang tua ke anak. Oleh karena itu,
persoalan pengetahuan mengenai seks dan kemampuan berkomunikasi dengan
anak merupakan hal yang perlu segera ditangani, karena kekurangan dalam
area ini menghambat terjadinya pendidikan seks oleh orang tua. Kaljee et al.
(2012), menemukan bahwa tidak memiliki cukup informasi menjadi salah satu
hambatan utama dalam terjadinya pendidikan seks. Oleh karena aksesibilitas
bahan pendidikan seks bagi orang tua adalah penting agar orang tua dapat
memiliki pengetahuan yang memadai (Walker, 2001).
Kebutuhan pemberdayaan yang lain adalah mengenai memasukkan
nilai agama, moral dan budaya kedalam pendidikan seks. Kebutuhan ini
mungkin muncul karena fokus orang tua dalam memberi pendidikan seks
adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianut. Oleh karena itu orang tua merasa
membutuhkan pemberdayaan ini agar dapat menguatkan pendidikan seks yang
mereka berikan.
8. Pembahasan Umum
Pendidikan seks oleh orang tua biasanya dilakukan oleh ibu. Hal ini
karena anak merasa lebih nyaman membicarakan seks dengan ibu dibanding
dengan ayah. Pendidikan seks lebih dilakukan oleh ibu dapat terjadi karena ibu
dipandang sebagai penanggungjawab atas urusan rumah tangga termasuk
masalah mendidik anak. Ayah umumnya lebih berperan sebagai pencari nafkah
bagi keluarga. Kondisi ini membawa resiko anak laki-laki kehilangan
pendidikan seks yang memadai dari orang tua. Hal ini karena sekalipun ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
menjadi pendidik seks utama dalam keluarga, ibu tetap merasa lebih nyaman
membicarakan seks dengan anak perempuan. Hal ini karena diskusi dapat lebih
mendalam dan orang tua dapat berbagi pengalamannya. Oleh karena itu ada
usaha untuk memberikan pendidikan seks dari orang tua yang memiliki jenis
kelamin sama.
Pendidikan seks oleh orang tua di Indonesia umumnya masih
membahas mengenai hal-hal yang terkait dengan moralitas dan kepantasan
perilaku seksual saja. Norma dan cara berperilaku menjadi topik yang paling
dibahas. Hal ini terjadi karena secara kultur di Indonesia, seks masih dipandang
sebagai sesuatu yang terlarang, tabu, dan perlu dihambat (Holzner & Oetomo,
2004). Oleh karena itu ekpektasi orang tua adalah anak tidak aktif secara
seksual. Selanjutnya keinginan orang tua melindungi anak dari sisi negatif seks
mendorong untuk mengambil posisi kontrol dan mengarahkan jalan anak
(Pluhar & Kuriloff, 2004). Akibatnya bentuk komunikasi dari orang tua pun
berupa komunikasi satu arah dan lebih banyak berisi nasihat, arahan dan
peringatan.
Pendidikan seks yang demikian cenderung kurang lengkap dan
komprehensif bagi anak. Orang tua dapat melewatkan informasi-informasi
seksual yang penting bagi kehidupan seksual anak. Padahal idealnya
pendidikan seks memampukan anak dengan kesadaran dan pengertian memilih
sendiri perilaku yang sesuai bagi dirinya (Roger, 1974). Oleh karena itu
pendidikan seks dari orang tua perlu memasukkan informasi dan pengetahuan,
bukan hanya nasihat dan arahan saja. Agar hal itu terjadi maka perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
pemberdayaan orang tua dengan meningkatkan pengetahuan orang tua
mengenai pendidikan seks.
Pembicaraan
mengenai
seks
dilakukan
secara
spontan
tanpa
perencanaan waktu secara khusus, diskusi berlangsung pada berbagai macam
waktu mulai dari makan, belajar, bersantai, maupun saat hendak tidur.
Hambatan terbesar orang tua untuk memanfaatkan waktu-waktu tersebut
adalah kemampuan komunikasi orang tua. Dengan meningkatkan kemampuan
komunikasi orang tua, waktu-waktu tersebut dapat digunakan secara lebih
maksimal. Peningkatan kemampuan komunikasi orang tua mengenai seks
dapat mendorong kualitas dan frekuensi pendidikan seks yang lebih baik.
Sampai saat ini tampaknya orang tua cenderung mengandalkan pertanyaan
anak untuk memulai diskusi mengenai seks. Ketika anak bertanya, orang tua
merasa bahwa anak benar-benar membutuhkan pendidikan seks sehingga
informasi yang disampaikan akan mudah diterima. Meskipun begitu orang tua
perlu proaktif agar tidak kehilangan kesempatan memberi pendidikan seks
yang memadai.
Cara orang tua memberikan pendidikan seks kepada anak umumnya
melalui komunikasi langsung dengan anak. Orang tua juga memiliki berbagai
teknik yang baik untuk berkomunikasi dengan anak seperti storytelling,
memakai humor, dan memulai percakapan dengan topik lain. Meskipun begitu
orang tua juga menggunakan beberapa teknik yang kurang baik seperti
memberikan informasi yang tidak tepat dan menjelekkan anak. Hal ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
kontraproduktif dengan pendidikan seks dan merusak anak sehingga sebaiknya
dihilangkan.
Selanjutnya kedekatan orang tua – anak dan anak sudah memiliki
pengetahuan seksual terlebih dahulu merupakan dua hal yang menjadi
kemudahan bagi orang tua terkait memberikan pendidikan seks. Meskipun
begitu kemudahan yang didapat orang tua dari anak yang berpengetahuan,
lebih terkait dengan meringankan beban orang tua bukan memperlancar
terjadinya pendidikan seks oleh orang tua.
Terkait sumber informasi, orang tua tampaknya mengandalkan TV
sebagai sumber informasi seksualnya. Hal ini karena budaya lisan masih kuat
dalam diri orang Indonesia dan TV merupakan bentuk budaya lisan (Mulya,
2008). Kondisi ini perlu dimanfaatkan dengan pengadaan program TV yang
memuat informasi mengenai seks.
Orang tua menyadari adanya pihak-pihak lain yang memberikan
pendidikan seks kepada anak. Pihak yang menurut orang tua layak memberikan
pendidikan seks kepada anak antara lain adalah anak tertua, paman dan bibi,
sampai dengan gereja dan sekolah. Dari beragam pihak lain tersebut, orang tua
memandang sekolah sebagai pihak alternatif yang utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seks dari orang tua di Indonesia memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan ini terkait konten yang umumnya terbatas mengenai moralitas dan
kepantasan perilaku seksual saja, serta metode komunikasi yang cenderung satu
arah dan berupa nasihat, arahan dan peringatan.
Meskipun begitu orang tua sudah memiliki berbagai teknik yang
digunakan dalam memberi pendidikan seks kepada anak seperti storytelling,
memakai humor, dan memulai percakapan dengan topik lain. Hal-hal ini menjadi
bekal penting agar komunikasi mengenai seks dapat berjalan baik. Walapun
begitu orang tua juga menggunakan beberapa teknik yang kurang baik seperti
memberikan informasi yang tidak tepat dan menjelekkan anak.
Dalam memberikan pendidikan seks kepada anak, orang tua tidak
menyediakan waktu khusus untuk berbicara kepada anak namun mencari
kesempatan dan waktu yang tepat saja. Pendidikan seks dilakukan secara spontan
yang seringkali disebabkan munculnya pemicu seperti adanya adegan seksual di
TV atau film dan anak mengajukan pertanyaan terkait seks.
Hambatan utama orang tua dalam memberik pendidikan seks adalah
terkait skill memberikan pendidikan seks kepada anak. Sementara kemudahan
utama adalah kedekatan orang tua – anak dan anak sudah berpengetahuan.
Meskipun begitu kemudahan yang didapat orang tua dari anak yang
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
berpengetahuan, lebih terkait dengan meringankan beban orang tua bukan
memperlancar terjadinya pendidikan seks oleh orang tua.
Orang tua merasa dirinya perlu pemberdayaan dalam empat hal yaitu (a)
terkait kurikulum atau materi yang perlu disampaikan kepada anak, (b) cara
memberikan pendidikan seks, (c) memasukan nilai agama, moral dan budaya
dalam pendidikan seks, dan (d) membangun dan menjaga prinsip dan nilai
seksualitas dalam keluarga.
Pendidikan seks oleh orang tua biasanya dilakukan oleh ibu. Hal ini karena
anak merasa lebih nyaman membicarakan seks dengan ibu dibanding dengan
ayah. Selanjutnya sekolah dipandang orang tua sebagai pihak alternatif yang
utama dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Selain sekolah, beberapa
pihak yang dipandang layak memberikan pendidikan seks kepada anak adalah
gereja, profesional di bidang seks, kakak, dan paman serta bibi.
B. Kekuatan
Kekuatan penelitian ini adalah pada metode FG yang digunakan. Melalui
metode ini peneliti dapat memperoleh data yang lebih lengkap dan rinci
dibandingkan metode survei.
Penggunaan metode ini juga menciptakan keterbukaan yang lebih baik
karena adanya kesamaan pengalaman sehingga muncullah mutual support. Hal ini
menjadi penting karena topik penelitian merupakan topik yang cukup sensitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kekuatan ketiga adalah pada jumlah kelompok dan partisipan yang cukup
banyak menyebabkan data yang dihasilkan cukup jenuh dan dengan demikian
menghasilkan data yang baik.
C. Kelemahan
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan. Yang pertama adalah variasi
partisipan. Walaupun partisipan dalam penelitian ini sudah memiliki variasi
demografis yang cukup beragam, (usia, pekerjaan, jumlah anak, usia anak),
namun beberapa variabel demografis yaitu tingkat pendidikan, status sosial
ekonomi, dan agama tampaknya cenderung homogen. Orang tua dalam penelitian
ini sebagian besar lulusan SMA ataupun sarjana, status ekonomi menengah
keatas, dan semuanya beragama Kristen. Padahal ketiga variabel tersebut dapat
mempengaruhi pendidikan seks oleh orang tua.
Keterbatasan lain adalah perbedaan usia moderator dan partisipan yang
jauh. Usia moderator yang masih muda membuat moderator kadang merasa
sungkan untuk memotong pembicaraan orang tua dalam FG. Akibatnya beberapa
bagian pembicaraan dari FG menjadi tidak fokus pada pertanyaan diskusi.
Keterbatasan lain adalah pengalaman moderator memimpin FG yang masih
terbatas. Hal ini mempengaruhi kemampuan dan kenyamanan moderator saat
menjadi moderator dalam FG. Menurut peneliti membawakan FG memerlukan
kemampuan interpersonal yang cukup baik.
Selanjutnya penelitian ini hanya melihat pendidikan seks oleh orang tua
dari sudut pandang orang tua saja. Lebih baik bila juga meneliti pendidikan seks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
oleh orang tua dari sudut pandang anak. Dengan demikian peneliti dapat
memverifikasi pandangan orang tua dan juga mendapat gambaran lebih detail
mengenai pendidikan seks oleh orang tua.
D. Saran
Berikut adalah beberapa saran peneliti untuk:
1. Orang Tua
Bagi orang tua baru dan pasangan yang belum memiliki anak,
disarankan untuk merancang dan mempersiapkan pendidikan seks seawal
mungkin karena pendidikan seks bukanlah hal yang mudah.
Peneliti juga mendorong orang tua untuk mengkritisi pola pikir tabu
membicarakan seks karena hal ini dapat menghambat terjadinya pendidikan
seks yang baik.
2. Sekolah dan Guru
Oleh karena orang tua menaruh harapan besar pada sekolah untuk
memberikan pendidikan seks kepada anak, peneliti menyarankan sekolah untuk
memasukkan pendidikan seks dalam kurikulum pendidikan. Selain itu peneliti
juga mendorong adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara sekolah
dan orang tua terkait materi pendidikan seks dan pengawasan anak di sekolah.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendiskusikan kurikulum pendidikan seks
dengan orang tua, menginformasikan perilaku anak di sekolah kepada orang
tua, dan memberi orang tua kesempatan menyampaikan saran maupun kritik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
3. LSM, Psikolog, dan Pemerintah
Peneliti menyarankan LSM dan psikolog untuk
mengadakan
pembinaan dan pemberdayaan untuk orang tua. Peneliti menyarankan diadakan
workshop atau pelatihan bagi orang tua mengenai materi yang perlu
disampaikan dan cara menyampaikan pendidikan seks kepada anak. Hal ini
berdasar kebutuhan pemberdayaan yang dirasakan orang tua dalam penelitian
ini. Selain itu hambatan terbesar orang tua adalah terkait kemampuan
memberikan pendidikan seks kepada anak.
Peneliti juga menyarankan psikolog untuk menyediakan layanan
konsultasi dan konseling bagi orang tua terkait memberikan pendidikan seks
kepada anak. Layanan ini agar orang tua dapat membicarakan kesulitankesulitan yang dihadapi terkait memberikan pendidikan seks seperti
ketidakmampuan, kepercayaan diri, atau perasaan tabu dan tidak nyaman yang
dihadapi. Peneliti juga menyarankan psikolog untuk mendorong orang tua
membangun relasi yang baik dengan anak, karena relasi yang baik dengan anak
merupakan kemudahan terbesar dalam memberikan pendidikan seks kepada
anak.
Selanjutnya peneliti mendorong pemerintah melalui instansi terkait
seperti BKKBN, kementerian Kesehatan atau kementerian Pendidikan bekerja
sama dengan akademisi untuk dapat membuat kurikulum pendidikan seks yang
komprehensif dan lengkap. Hal ini kemudian dapat ditindaklanjuti dengan
mensosialisasikan materi tersebut ke sekolah-sekolah. Selain itu pemerintah
dapat menuliskan kurikulum, materi dan informasi tersebut ke dalam leaflet,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
brosur, atau buku yang tersedia di puskesmas, rumah sakit, toko buku, kantor
BKKBN, bahkan di kantor kelurahan dan kecamatan. Hal ini agar orang tua
memiliki aksesibilitas yang lebih baik sehingga orangtua dapat memiliki
pengetahuan yang memadai untuk dapat memberikan pendidikan seks.
Peneliti
juga
mendorong
pemerintah
berperan
aktif
untuk
mensosialisasikan pentingnya pendidikan seks kepada masyarakat. Peran aktif
ini dapat dilakukan dengan memperbanyak iklan layanan masyarakat.
4. Media Massa
Melihat media terutama TV merupakan salah satu sumber informasi
bagi orang tua, peneliti mendorong pihak-pihak terkait untuk memberikan porsi
yang lebih besar, melalui program-program TV, mengenai pendidikan seks.
Dengan porsi yang lebih besar maka orang tua akan memiliki informasi yang
lebih memadai.
5. Peneliti Selanjutnya
Apabila peneliti selanjutnya ingin melakukan penelitian serupa,
diharapkan untuk memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada
penelitian ini. Untuk penelitian berikutnya peneliti menyarankan peneliti
selanjutnya untuk mengadakan FG dengan partisipan dari tingkat pendidikan,
status sosial ekonomi, agama maupun lokasi lain misalnya orangtua di daerah
pedesaan. Peneliti juga menyarankan agar peneliti selanjutnya meneliti orang
tua dengan beberapa kondisi yang berbeda seperti orang tua angkat dan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
tua tunggal. Peneliti mendorong peneliti selanjutnya untuk meneliti pendidikan
seks oleh orang tua menggunakan metode lain, misalnya observasi, survei,
maupun wawancara. Hal ini untuk mengkonfirmasi dan melengkapi hasil dari
penelitian ini.
Peneliti juga menyarankan peneliti selanjutnya untuk meneliti
pendidikan seks oleh orang tua dari sudut pandang anak, semisal mengenai
materi yang diterima, persepsi anak mengenai pendidikan seks dari orang tua,
atau hambatan dan kemudahan membicarakan seks dengan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS)-Statistics Indonesia and Macro International. (2004).
Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey 2002 - 2003. Calverton,
Maryland, USA: BPS and Macro International.
Badan Pusat Statistik (BPS)-Statistics Indonesia and Macro International. (2008).
Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey 2007. Calverton,
Maryland, USA: BPS and Macro International.
Bastien, S. Kajula, L. & Muhwezi, W. W. (2011). A review of studies of parentchild communication about sexuality and HIV/AIDS in sub-Saharan Africa
[Versi elektronik]. Reproductiove Health, 8(25). doi:10.1186/1742-4755-825
Berk, L. E. (2007). Development theough the life span (ed. ke-4). United States of
America : Pearson Education, Inc.
Candra, A. (2008, September 18). Bali gencarkan edukasi kesehatan reproduksi
remaja.
Kompas.
Dipungut
11
September
2012
dari
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/18/10003189/Bali.Gencarkan.Edu
kasi.Kesehatan.Reproduksi.Remaja
Carrera, M. (2008). Parents and their children‟s learning about sexuality.
Advocates
for
Youth.
Dipungut
29
Juli
2013
dari
http://www.advocatesforyouth.org/parents/165-parents
CDC. (2009). The Youth Risk Behavior Surveillance System. Dipungut 16 Mei
2012 dari http://www.cdc.gov/mmwr/pdf/ss/ss5905.pdf
Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry & research design: Choosing among
five approaches (ed-2). United States of America : Sage Publications, Inc.
Davis, K. C., Blitstein, J. L., Evans, W. D., & Kamyab, K. (2010). Impact of a
parent-child sexual communication campaign: results from a controlled
efficacy trial of parents. Reproductive Health 7(17),
1-12.
doi:10.1186/1742-4755-7-17
Dilworth, J. E. L. (2009). Parents as co-educators: Do effective sex education
programs include parents?. Family Science Review, 14, 58 – 66.
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Diiorio, C., Kelley, M., & Hockenberry-Eaton, M. (1999). Communication about
sexual issues: Mothers, fathers, and friends. Journal of Adolescent Health,
24, 181-189. http://dx.doi.org/10.1016/S1054-139X(98)00115-3
Doskoch, P. (2011). Parent-child discussion about sexuality are uncommon in
Vietnam. International Perspectives on Sexual and Reproductive Health
37(2), 103-104. http://www.jstor.org/stable/41229002 .
Eisenberg M. E., Bernat D. H., Bearinger L. H., & Resnick M. D. (2008). Support
for comprehensive sexuality education: Perspectives from parents of schoolage youth. Journal of Adolescent Health, 42, 352-359. doi:
10.1097/01.NMC.0000341268.31114.95
Eisenberg, M. E., Sieving, R. E., Bearinger, L. H., Swain, C., & Resnick, M. D.
(2006). Parents‟ communication with adolescents about sexual behavior: A
missed opportunity for prevention? Journal of Youth Adolescence, 35, 893 –
902. DOI 10.1007/s10964-006-9093-y
Epstein, M & Ward, L. M. (2007). “Always use protection”: Communication boys
receive about sex from parents, peers and the media. Journal of Adolescent
Youth, 37, 113 - 126. DOI 10.1007/s10964-007-9187-1
Fahroja. (2012, 13 April). Aborsi dalam KUHP dan UU no 36 tahun 2009. Dukun
Hukum.
Dipungut
11
Juni
2013
dari
http://dukunhukum.wordpress.com/2012/04/13/aborsi-dalam-kuhp-dan-uuno-36-tahun-2009/
Faturochman. (2012, Juli 29). Pendidikan seks di China, Amerika, & Indonesia
(perlukah?).
Islampos.
Dipungut
3
September
2012
dari
http://islampos.com/pendidikan-seks-di-china-amerika-indonesia-perlukah/
Frith, H. (2000). Focusing on sex: Using focus groups in sex research. Sexualities
3 (3), 275 – 297. DOI: 10.1177/136346000003003001
Furstenberg, F. F. Jr., Moore, K. A., & Peterson, J. L. (1985). Sex education and
sexual experience among adolescents. American Journal of Public Health,
75(11), 1331-1332. Dipungut dari http://ajph.aphapublications.org/
Gary R. Vanderbos, Ph.D (Ed.). (2007). APA dictionary of psychology.
Washington DC : American Psychological Association.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Guttmacher Institute. (2012, Februari). Fact on american teen’s sexual and
reproductive
health.
Dipungut
18
Mei
2012,
dari
http://www.guttmacher.org/pubs/FB-ATSRH.html
Ha, T. T. T. & Fisher, J. R. W. (2011). The provision of sexual and reproductive
health education to children in a remote mountainous commune in rural
Vietnam: An exploratory study of parent‟s views. Sex Education: Sexuality,
Society
and
Learning,
11(1),
47-59.
http://dx.doi.org/10.1080/14681811.2011.538148
Holzner, B. M. & Oetomo, D. (2004). Youth, sexuality, and sex education
messages in Indonesia: Issues of desire and control. Reproductive Health
Matters, 12(23), 40-49. Dipungut dari http://www.rhmjournal.org/home
Hoyer, W. J. & Roodin, P. A. (2003). Adult development and aging (ed. ke-5).
United States of America: McGraw-Hill.
Indra Suma, S. (2009). Hubungan antara pola pendidikan seksual dengan
pergaulan bebas pada remaja (Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Abstrak dipungut 18 Mei 2012, dari http://etd.eprints.ums.ac.id/5985/
Inilah Jabar. (2012, Juni 11). Pentingnya pendidikan seks bagi anak. Inilah Jabar.
Dipungut
3
September
2012
dari
http://www.inilahjabar.com/read/detail/1870529/pentingnya-pendidikanseks-bagi-anak
International Sexuality and HIV Curriculum Working Group. (2009) It’s all one
curriculum: Guidelines and activities for a unified approach to sexuality,
gender, HIV, and human rights education. New York, Population Council.
Jerman, P. & Constantine, N. A. (2010). Demographic and psychological
predictors of parent-adolescent communication about sex: A representative
statewide analysis. Journal of Youth Adolescence, 39, 1164 – 1174.
Kail, R. V. & Cavanaugh, J. C. (2010). Human development: A life span view (ed.
ke-5). Wadsworth: Cengage Learning.
Kakavoulis, A. (2001). Familiy and sex education: a survey of parental attitudes.
Sex Education, 1(2), 163-174. DOI: 10.1080/14681810120052588
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Kaljee, L. M., Green, M., Lerdboon, P., Riel, R., Pham, V., Tho, L. H., et al.
(2011). Parent–youth communication and concordance between parents and
adolescents on reported engagement in social relationships and sexually
intimate behaviors in Hanoi and Khanh Hoa province, Vietnam. Journal of
Adolescent Health, 48, 268-274. doi:10.1016/j.jadohealth.2010.06.021
Kamus Besar Bahasa Indonesia
http://www.kbbi.web.id/
Online.
(2012).
Dipungut
dari
Khan, S., and Mishra, V. (2008). Youth Reproductive and Sexual Health. DHS
Comparative Reports No. 19. Calverton, Maryland, USA: Macro
International Inc.
Kincaid, C., Jones, D. J., Sterrett, E., McKee, L. (2012). A review of parenting
and adolescent sexual behavior: The moderating role of gender. Clinical
Psychology Review 32, 177 – 188. doi:10.1016/j.cpr.2012.01.002
Kirkman, M., Rosenthal, D. A., & Feldman, S. S. (2005). Being open with your
mouth shut: the meaning of „openness‟ in family communication about
sexuality. Sex Education, 5(1), 49-66. DOI: 10.1080/1468181042000301885
Kitzinger, Jenny (1995) Introducing focus group. BMJ, 311, 299-302.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2550365/pdf/bmj006030031.pdf
Kohler, P. K., Manhart, L. E., & Lafferty, W. E. (2008). Abstinence-only and
comprehensive sex education and the initiation of sexual activity and teen
pregnancy. Journal of Adolescent Health, 42,
344-351.
doi:10.1016/j.jadohealth.2007.08.026
Kompas. (2008, Juli 26). Berikan pendidikan seks sejak remaja. Kompas.
Dipungut
3
September
2012
dari
http://nasional.kompas.com/read/2008/07/26/21523745/Berikan.Pendidikan.
Seks.Sejak.Remaja
Laksmi. (2007). The effectiveness of reading habit promotion in public libraries of
DKI Jakarta province. LISU, FCSIT, 155-162. Dipungut dari
http://staff.ui.ac.id/internal/079103002/publikasi/17INA_Laksmi1_OK1promotion.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Landor, A., Simons, L. G., Simons, R. L., Brody, G. H. & Gibbons, F. X. (2011).
The role of religiosity in the relationship between parents, peers, and
adolescent risky sexual behavior. Journal of Youth Adolescence, 40, 296 –
309. DOI 10.1007/s10964-010-9598-2
Lindberg, L. D. & Maddow-Zimet, I. (in press). Consequences of sex education
on teen and young adult sexual behaviors and outcomes. Journal of
Adolescent Health. doi:10.1016/j.jadohealth.2011.12.028
Lyons, E. & Coyle, A. (2007). Doing grounded theory. Dalam Analysing
Qualitative Data in Psychology. doi: 10.4135/9781446207536
Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya, Usaha Nasional.
Merriam-Webster’s collegiate dictionary. (2003). United States of America:
Merriam-Webster, Inc.
Miller, K. S., Kotchick, B. A., Dorsey, S., Forehand, R., & Ham, A. Y. (1998)
Family communication about sex: What are parents saying and are their
adolescents listening? Familu Planning Perscpective, 30(5), 218 – 222 &
235.
Morgan, D. L & Krueger, R. A. (1998). The focus group guidebook. United States
of America : Sage Publications, Inc.
Muchtar, B. (2010, Juni). Pendidikan seks di Indonesia sulit diwujudkan.
Dipungut
16
Mei
2012
dari
http://www.rnw.nl/bahasaindonesia/article/pendidikan-seks-di-indonesia-sulit-diwujudkan
Mulya, I. (2008, 3 Desember). Kenapa orang Indonesia tak suka baca?. Dipungut
16 Juni 2013 dari http://klipingbuku.blogspot.com/2008/12/kenapa-orangindonesia-tak-suka-baca.html
Mustafa, B. (2012, 22 April). Indonesian people reading habit is very low : how
libraries can enhance the people reading habit. Diunduh dari
http://www.consalxv.org/uploaded_files/pdf/papers/normal/ID_B_Mustafapaper-reading-habit.pdf
MZW. (2013, Februari 23). Orangtua tidak mengikuti perkembangan anak.
Kompas, halaman 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Nababab, R. T. (2011, Mei 19). Pendidikan seks sebagai upaya pengurangan
masalah seksual di Indonesia. Indonesia Media. Dipungut 3 September 2012
dari http://www.indonesiamedia.com/2011/05/19/pendidikan-seks-sebagaiupaya-pengurangan-masalah-seksual-di-indonesia/
Nair, M. K. C., Leena, M. L., Paul, M. K., Pillai, H. V., Babu, G., Russel, P. S., et
al. (2011). Attitude of parents and teachers towards adolescent reproductive
and sexual health education. Symposium On Adolescent Care Counseling,
S60 – S63. DOI 10.1007/s12098-011-0436-7
Niskala, S. (2011). Pendidikan seks untuk anak, harus! Dipungut 16 Mei 2012,
dari http://pendidikanseks.info/?p=306
Niskala, S. (2012). 35 persen remaja di 4 kota besar lakukan seks sebelum nikah.
Dipungut 16 Mei 2012 dari http://pendidikanseks.info/?p=554
Nurhayati. (2012, Mei 9). Kunlistiani: Siswa harus memahami pendidikan seks.
Kompas.
Dipungut
3
September
2012
dari
http://bangka.tribunnews.com/2012/05/09/kunlistiani-siswa-harusmemahami-pendidikan-seks
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development (ed.
ke-10). United States of America, McGraw-Hill.
Pistella, C. L. Y. & Bonati, F. A. (1999). Adolescent women‟s recommendations
for enhanced parent-adolescent communication about sexual behavior. Child
and Adolescent Social Work Journal, 16(4), 305 -315. Doi:
10.1023/A:1022339012742
Pluhar, E. I. & Kuriloff, P. (2004). What really matters in family communication
about sexuality? A qualitative analysis of affect and style among African
American mothers and adolescent daughters. Sex Education, 4(3), 303 –
321. DOI: 10.1080/1468181042000243376
Rachmawati, E. (2008, November 25). Pendidikan seks harusnya dimulai dari
keluarga.
Kompas.
Dipungut
3
September
2012
dari
http://nasional.kompas.com/read/2008/11/25/19591039/Pendidikan.Seks.Ha
rusnya.Dimulai.dari.Keluarga
Raffaelli, M., Green, S. (2003). Parent-adolescent communication about sex:
Retrospective reports by Latino college students. Journal of Marriage and
Family, 65(2), 474 – 481. DOI: 10.1111/j.1741-3737.2003.00474.x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Rathus, S. A., Nevid, J.S, & Ficher-Rathus, L. (2008). Human sexuality in a world
of diversity (ed. ke 7). United States of America : Pearson Education, Inc.
Regnerus, M. D. (2005). Talking about sex: Religion and patterns of parent-child
communication about sex and contraception. The Sociological Quarterly
46(1), 79-105. Dipungut dari http://www.jstor.org/stable/4120840
Risnawati, Ari. (2002). Hubungan antara pendidikan seks dari orang tua dengan
sikap remaja terhadap hubungan seks pranikah. Naskah yang tidak
diterbitkan, Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta.
Rogers, R. S. (Ed.). (1974). Sex Education: Rationale and reaction. London :
Cambridge University Press.
Rosdiansyah [editor]. (2012, Februari 2). Asyiik..PKBI usul pendidikan seks
masuk kurikulum. LensaIndonesia. Dipungut 3 September 2012 dari
http://www.lensaindonesia.com/2012/02/02/asyiik-pkbi-usul-pendidikanseks-masuk-kurikulum.html
Rosenthal, D. A., & Feldman, S. S. (1999). The importance of importance:
Adolescents‟ perceptions of parental communication about sexuality.
Journal
of
Adolescence,
22,
835-851.
http://dx.doi.org/10.1006/jado.1999.0279
Rosenthal, D., Senserrick, T., Feldman, S. (2001). A typology approach to
describing parents as communicators about sexuality. Archives of Sexual
Behavior, 30(5), 463 – 482. Doi: 10.1023/A:1010235116609
Rozema, H. T. (1986). Defensive communication climate as a barrier to sex
education in the home. Family Relations, 35(4), 531-537. Diunduh dari
http://www.jstor.org/stable/584514
Sari, D. Y. (2008, Maret 10). Pendidikan seks di sekolah, juga perlu. Kompas.
Dipungut
3
September
2012
dari
http://nasional.kompas.com/read/2008/03/10/1838186/Pendidikan.Seks.di.S
ekolah.Juga.Perlu
Sari, D. Y. (2008, Maret 10). Pendidikan seks untuk anak? Segera berikan!
Kompas.
Dipungut
3
September
2012
dari
http://nasional.kompas.com/read/2008/03/10/17342624/Pendidikan.Seks.unt
uk.Anak.Segera.Berikan
Santrock, J. W. (2007). Remaja (ed. ke-11). Jakarta: Penerbit Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Sarwono, S. W. (1989). Psikologi remaja. Jakarta : CV Rajawali.
SIECUS. (tanpa tahun). What are Abstinence-Only-Until-Marriage programs?
dalam Abstinence-Only-Until-Marriage Q & A. Dipungut 1 Oktober 2012
dari
http://www.siecus.org/index.cfm?fuseaction=page.viewpage&pageid=522&
grandparentID=477&parentID=523
SIECUS. (tanpa tahun). What‟s wrong with Abstinence-Only-Until-Marriage
programs? dalam Abstinence-Only-Until-Marriage Q & A. Dipungut 1
Oktober
2012
dari
http://www.siecus.org/index.cfm?fuseaction=page.viewpage&pageid=522&
grandparentID=477&parentID=523
SIECUS. (tanpa tahun). What does the research say about Abstinence-Only-UntilMarriage programs? in Abstinence-Only-Until-Marriage Q & A. Dipungut 1
Oktober
2012
dari
http://www.siecus.org/index.cfm?fuseaction=page.viewpage&pageid=522&
grandparentID=477&parentID=523
Smith, J. A. (2008). Qualitative psychology: A practical guide to research
methods (ed-2). Sage Publications, Inc.
Steinberg L. (2002). Adolescence (ed. ke-6). New York: McGraw-Hill.
Strauss, A. & Corbin, J. (1998). Basics of qualitative research: Techniques and
procedures for developing grounded theory (ed-2). Sage Publications, Inc.
Suryanto [editor]. (2012). Pendidikan seks harus masuk kurikulum. Dipungut 3
September
2012
dari
http://www.antaranews.com/berita/321421/pendidikan-seks-harus-masukkurikulum
Susanto, A. (2008, November 11). Mengkhawatirkan, pemahaman kesehatan
reproduksi remaja. Kompas. Dipungut 10 September 2012 dari
http://nasional.kompas.com/read/2008/11/11/22115046/mengkhawatirkan.p
emahaman.kesehatan.reproduksi.remaja
Tempo. (2007, 10 Agustus). Pendidikan seks diperjuangkan masuk sekolah di
Bali.
Tempo.
Dipungut
3
September
2012
dari
http://koran.tempo.co/konten/2007/08/10/108305/Pendidikan-SeksDiperjuangkan-Masuk-Sekolah-di-Bali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Trinh, T., Steckler, A., Ngo, A., & Ratliff, E. (2009). Parent communication about
sexual issues with adolescents in Vietnam: Content, contexts, and barriers.
Sex Education, 9(4), 371-380. DOI: 10.1080/14681810903264819
UNESCO. (2009). International technical guidance on sexuality education (Vol.
1). Paris, penulis.
UNESCO. (2009). International technical guidance on sexuality education (Vol.
2). Paris, penulis.
Walker, J. (2001) A qualitative study of parents‟ experiences of providing sex
education for their children: The implication for health education. Health
Education Journal, 60(32), 132 – 146. DOI: 10.1177/001789690106000205
Walker, J. (2004). Parents and sex education-looking beyond „the birds and the
bees‟. Sex Education: Sexuality, Society, and Learning, 4(3), 239-254.
http://dx.doi.org/10.1080/1468181042000243330
Walker, J. & Milton, J. (2006). Teachers‟ and parents‟ roles in the sexuality
education of primary school children: A comparison of experiences in
Leeds, UK and in Sydney, Australia. Sex Education 6(4), 415 – 428. DOI:
10.1080/14681810600982267
Wamoyi, J., Fenwick, A., Urassa, M., Zaba, B., & Stones, W. (2010). Parent-child
communication about sexual and reproductive health in rural Tanzania:
Implications for young people‟s sexual health intervention [Versi
elektronik]. Reproductive Health, 7(6). doi:10.1186/1742-4755-7-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 1. Panduan Rekrutmen Partisipan
1. Perkenalan diri dan penelitian
Halo, nama saya Yose Emeraldo Theofilus. Saya adalah mahasiswa Psikologi Universitas
Sanata Dharma, dan saat ini saya sedang dalam pengerjaan skripsi. Terkait dengan skripsi
dan penelitian saya, saya hendak mengadakan sebuah diskusi kelompok mengenai
pendidikan seks oleh orangtua, dan saya hendak mengajak bapak / ibu berpartisipasi.
Jadi penelitian saya adalah mengenai pendidikan seks oleh orangtua. Saya tertarik untuk
mengetahui segala hal terkait pemberian pendidikan seks orangtua kepada anak. Saya ingin
mengetahui berbagai macam pandangan dan pengalaman dari orangtua terkait hal ini.
Nah saya berharap bapak / ibu bisa ikut dan berbagi pengalaman dan pendapatnya. Apakah
bapak / ibu berminat untuk berpartisipasi?
2. Menjadwalkan sesi diskusi kelompok
Okay jadwalnya diskusi yang kami miliki adalah ..................... dan
........................
Manakah yang sesuai dengan jadwal anda?
Diskusi kelompok ini akan terdiri atas 7-8 orangtua lain, bersama saya sebagai moderator.
Diskusi yang berlangsung nanti adalah antara bapak/ibu dengan peserta lain. Diskusi ini
homogen, jadi bapak kumpul dengan bapak2, ibu dengan ibu2. Saya hanya akan memandu
jalannya diskusi saja.
Dalam diskusi kelompok nanti, saya akan merekam percakapan yang berlangsung. Agar
saya dapat memahami segala percakapan yang terjadi. Saya akan menyimpan rekaman ini
dengan baik-baik sehingga privasi anda akan terjaga.
Kami berharap agar bapak / ibu dapat datang tepat waktu karena bila anda terlambat maka
anda tidak dapat masuk dan terlibat diskusi ini. Apakah anda mungkin akan terlambat?
Oh ya, keterlibatan bapak / ibu dalam kegiatan ini bersifat sukarela, jadi anda bebas untuk
meninggalkan diskusi, kapanpun dan dengan alasan apapun.
3. Follow up + Penutup
Nah saya akan menelepon anda untuk mengingatkan akan diskusi ini sehari dan beberapa
jam sebelum sesi diskusi ini dimulai. Adakah nomor yang bisa saya hubungi?
Yang terakhir ini adalah surat konfirmasi yang menjelaskan hal-hal terkait diskusi
kelompok ini. Didalamnya juga terdapat lembar persetujuan. Saya mohon bapak / ibu dapat
mengisinya dan membawanya pada hari diskusi.
Setelah semua selesai ucapakan terimakasih dan berpamitanlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 2. Surat Konfirmasi Partisipan
Kepada :
Yogyakarta, 20 Januari 2013
Yth. .......................
Di tempat
Salam sejahtera,
Pertama-tama ijinkan saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan bapak / ibu untuk
berpartisipasi dalam diskusi kelompok yang saya adakan pada hari .............., ......... Januari 2013
pukul ...................... di Ruang SD 5, GKI Ngupasan. Adapun diskusi kelompok ini dilakukan dalam
rangka studi saya mengenai “pendidikan seks oleh orangtua”.
Sebagaimana sudah saya jelaskan tujuan dari diskusi kelompok ini adalah mendengarkan
pengalaman dan pendapat bapak / ibu terkait pemberian pendidikan seks kepada anak-anak anda.
Anda akan menjadi bagian dari kelompok berisi 7 -8 orangtua yang juga memiliki pengalaman
mengenai pemberian pendidikan seks kepada anaknya. Kami menyadari bahwa masing-masing
orangtua memiliki pengalaman dan pendapat yang berbeda-beda, oleh karena itu kami tertarik untuk
mendengar pengalaman dan pendapat bapak / ibu.
Diskusi ini akan berlangsung kurang lebih 2 jam. Saya menyadari bahwa waktu bapak / ibu
sangat berharga sehingga kami memohon kesediaan bapak / ibu untuk datang minimal 5 menit
sebelum jadwal yang ditentukan, agar diskusi dapat dimulai tepat waktu. Kami menyediakan snack
dan makan malam untuk partisipasi bapak / ibu dalam diskusi ini.
Demi kepentingan penelitian ini, saya akan merekam diskusi yang berlangsung sehingga saya
memiliki catatan yang memadai mengenai diskusi ini. Saya berjanji akan menjaga privasi bapak / ibu
sebaik mungkin. Hasil rekaman akan saya simpan dengan hati-hati dan hanya akan didengarkan oleh
saya dan dosen pembimbing saya yaitu Bapak C. Siswa Widyatmoko, M. Psi.
Bersama surat ini kami juga melampirkan panduan diskusi dan lembar persetujuan mengikuti
diskusi kelompok ini. Sebelum mengisi lembar persetujuan, kami menyarankan bapak / ibu membaca
panduan diskusi untuk lebih memahami diskusi ini.
Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan bapak / ibu untuk berpartisipasi dalam
diskusi ini. Tentu saja keberhasilan diskusi ini tergantung pada setiap anggotanya, sehingga kami
mengharapkan kehadiran anda. Jika anda berhalangan hadir karena alasan apapun, tolong hubungi
saya di 08562571717 sesegera mungkin.
Demikian surat dari saya, atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Tuhan
memberkati.
Peneliti
Yose Emeraldo T.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PANDUAN DISKUSI
1. Kontribusi pemikiran dan pengalaman bapak / ibu sangat berharga sehingga kami berharap bapak
dan ibu dapat membagikan pemikiran dan pengalaman anda secara terbuka.
2. Bapak / ibu bebas untuk berpendapat, bertanya, menimpali pendapat orang lain, ataupun untuk
tidak berpendapat.
3. Agar diskusi berjalan dengan baik, kami mengharapkan bapak / ibu memberi kesempatan juga bagi
partisipan lain untuk dapat berbicara
4. Kami mengharapkan bapak / ibu tetap menghargai pendapat dan pandangan partisipan lain
meskipun hal itu mungkin bertentangan dengan pendapat bapak / ibu.
5. Bila bapak / ibu merasa tidak nyaman dengan diskusi yang terjadi, bapak / ibu memiliki hak untuk
menarik keikutsertaan dalam diskusi dan meninggalkan ruangan saat itu juga.
6. Dalam diskusi akan disediakan makanan ringan / snack yang bisa dinikmati sambil berdiskusi
7. Diskusi akan direkam menggunakan sebuah alat recorder ditengah ruang. Kami mengharapkan
bapak / ibu bisa berbicara sejelas mungkin agar suara bapak / ibu terekam jelas.
8. Demi menjaga ketenangan dan konsentrasi dalam diskusi, mohon telepon genggam, tab, laptop,
dan peralatan komunikasi lain dimatikan / dipasang dalam mode getar.
9. Kami menyadari bahwa kami tidak dapat menjaga kerahasiaan diskusi ini seorang diri. Oleh karena
itu kami mengharapkan kerjasama dan partisipasi bapak / ibu untuk saling menjaga kerahasiaan
percakapan yang terjadi dalam diskusi ini.
Bila ada hal lain yang ingin ditanyakan dapat menghubungi : Yose / Aldo (08562571717)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya ..................................................... dengan ini menyatakan bahwa saya sudah
membaca, mengetahui, memahami, dan menyetujui informasi mengenai diskusi kelompok ini.
Oleh karena itu saya setuju untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok mengenai
pendidikan seks oleh orangtua, dengan sukarela dan kesadaran diri sepenuhnya.
Yogyakarta, .......................2013
Peserta,
(.................................................)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ------potong disini
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya ..................................................... dengan ini menyatakan bahwa saya sudah
membaca, mengetahui, memahami, dan menyetujui informasi mengenai diskusi kelompok ini.
Oleh karena itu saya setuju untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok mengenai
pendidikan seks oleh orangtua, dengan sukarela dan kesadaran diri sepenuhnya.
Yogyakarta, .......................2013
Peserta,
(.................................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG1
A:
B:
F:
T:
moderator
bapak, 3 anak putri (menikah, bekerja, SMA kelas 3)
bapak, 1 anak putra (SMP kelas 3), 1 anak putri (SD)
bapak. 1 anak putri (SMA kelas 1), 1 anak putra (SMP kelas 3)
No
Verbatim
1
A : ya makasih lho sudah pada dateng, nah nanti kita kan mau jadi
diskusi kelompok ya, lebih tepatnya mungkin bapak-bapak
yang saling berdiskusi, saya yang memoderatori disini gitu
seperti yang saya bilang kemarin kita topiknya tentang
pendidikan seksual oleh orangtua. Disinikan semuanya punya
anak remaja kan ya?
S : ya
F : pra remaja
A : ya pra remaja, remaja, paling gak pernah punya anak remaja
juga ada. Terus ini sudah saling kenal belum sih sebenarnya?
B : sudah kog.
K : sudah
M : sudah sudah
B : cuma bapak, pak?
T : pak T
B : ya pak T, pernah ketemu cuma baru ini lah gatek. Ini pak K,
terus ini pak F
A : ini pak M, dan itu pak Y
B : ya ini pak M dan pak Y sering ketemu juga.
A : ya sebelum kita mulai kita berdoa dulu?
5
10
15
K:
M:
Y:
X:
bapak, 1 anak putra (SMA kelas 3), 1 anak putri (SMA kelas 2)
bapak, 2 anak putri (kerja, SD), 1 anak putra (SMA kelas 3)
bapak, 1 anak putri (SMA kelas 1), 1 anak putra (SMP kelas 1)
Semua
Parafrase
Interpretasi
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
B :
A :
B :
25
A :
B :
30
A :
F :
A :
35
A :
A :
40
45
B :
ngenteni ini sek A, (suara adzan maghrib) terganggu e nek
doa. Ben ini selesai dulu.
oya nanti selama diskusi saya rekam ya. Buat catetanku aja
kog jadi biar ntar kalo ngobrol gitu, suk ak nyateti ne lagi
gampang.
A, ini kan topiknya mengenai pendidikan seksual, itu
dimunculkan mengenai itu terus kita berpendapat atau yang
baik itu mana, atau pengalaman kita?
ehhh, ya dua-duanya sebetulnya.
ya karna pengalaman kita belum tentu pas dengan bapak yang
lain.
ya itu malah gak papa sih sebenernya pak. Jadi saya ingin
belajar dari berbagai macam ...
saling melengkapi
iya, punya pengalaman apapun nanti bisa diceritakan
(adzan maghrib selesai)
nah ini sudah selesai kan ya. nah mari kita berdoa
(doa pembuka)
Ya ehhh kita ngomongin tentang pendidikan seksual gitu ya..
sebagai permulaan sih ...... mungkin untuk merefresh aja kan
kadang karna kita tahu-tahu masuk satu topik baru, saya mau
minta tolong bapak-bapak untuk menuliskan diselembar
kertas itu, apapun yang bapak-bapak ingat atau teringat ketika
membicarakan soal pendidikan seks, pendidikan seksual,
apapun. Mungkin bisa apa yang bapak ajarkan, atau hambatan
apa sih yang dialami, terus kapan waktunya, kapan biasanya
memberikan semacam itu, metode. Apapun bisa dituliskan
disitu.
Beri PR neh Aldo
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
A : hehehehe
(bapak-bapak menulis di kertas yang diberikan)
Y : (setelah selesai menulis) Duh A saya pamit dulu ya, mau
jemput P, mau ada rapat digereja katanya. nanti saya kesini lagi
A : oh iyaa om
55
(bapak Y meninggalkan ruangan)
F : sebenarnya pendidikan seks itu kalau kita memandang ke
belakang itu tidak ada pendidikan, seks bisa terjadi. Itu naluri,
itu naluri. Tapi karena perkembangan jaman dan kekhawatiran
orangtua, akhirnya ya kita harus ...
A : akhirnya anak perlu diajar
60
65
70
F : ya betul. Kalau naluri kan seperti, dalam tanda kutip, binatang
to, itu tidak perlu diajari. Jadi secara ...
K : tau sendiri
F : heeh, tau sendiri. Jadi secara biologis dia tahu sendiri, manusia
juga seperti itu ya pak ya?
K : heem
F : cuma karena teknologi yang canggih, ..
M : perkembangan jaman
F : keadaan sekitar, sangat berpengaruh, apalagi kalau kita melihat
buka internet. Kita kan gak bisa protect ..
M : Iya anak-anak itu ...
F : sepintar apapun kita protect tuh ..
A : anak tetap bisa buka
F : ya, kita tidak bisa menghindari hal seperti itu.
jika melihat ke masa sebelumnya,
tanpa pendidikan pun seks bisa
terjadi
seks adalah naluri
F memberikan pendidikan seks
karena perkembangan jaman dan
kekhawatirannya
secara biologis, manusia tahu
sendiri soal seks karena itu naluri,
sama seperti binatang
F merasa tidak bisa melindungi
anak dari keadaan sekitar yang
sangat berpengaruh, seperti internet
tidak bisa menghindari fakta bahwa
anak mengakses internet
Seksualitas adalah hal yang
alamiah dan naluriah
Alasan memberi PS :
perkembangan jaman dan
orangtua khawatir
Seksualitas adalah hal yang
alamiah dan naluriah
Kekhawatiran ortu:
Tidak bisa menghindarkan
anak dari mengakses
internet
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K : anak saya itu di hp, kayak gitu itu gak ada, karena terbuka
75
semua, orangtua bisa liat punya anak, anak bisa liat punya
orangtua, gak ada apa2, tapi seringkali pergi ke internet.
Kenapa? Alesannya download apa, ada tugas.
anak tidak menyimpan konten
negatif di hp
orangtua-anak dapat saling melihat
isi hp masing-masing
K cemas saat anak pergi ke internet
K tidak yakin / sangsi dengan
alasan anak pergi ke internet
Keterbukaan melihat isi
gadget antar orangtua –
anak membuat anak tidak
menyimpan konten negatif
Orangtua tidak
mempercayai anak dan
alasannya pergi ke warnet
M merasa media internet rawan
terkait konten negatif
Kekhawatiran ortu: internet
rawan berisi konten negatif
A : jadi memang media internet itu rawan untuk hal-hal begitu ya?
M : iyaa
80
85
90
F
M
F
M
F
K
A
B
:
:
:
:
:
:
:
:
Iya kita sebagai orangtua tidak bisa..
melarang (berbarengan dengan K)
protect terhadap anak, gak boleh buka. Gak bisa.
Itu dunia dia
Kamu sekarang sekolah SMP sudah buka laptop
SD uwis yo
oh anak SD sekarang sudah? wow
mungkin yang menjadi keinginan A itu begini ya yang saya
tangkap, maksudnya, mungkin lho ya jadi bagaimana keluarga
suami istri bisa menyiapkan, mendidik anak saat dewasa
sehingga sukses mengenai seksual. Jadi kita memberikan
pemahaman bagaimana, melalui masing-masing kita, kemudian
anak mempedomaninya. Antara lain juga termasuk keimanan,
kemudian dia bisa menghindari, dia kuat akan lingkungan
95
yang sedemikian bahayanya itu. Nah itu. Masalahnya orangtua
itu mempunyai visi gak saat kita kawin, mempunyai anganangan gak, gimana mendidik anak secara baik mengenai seks,
Ortu merasa tidak bisa melarang
anak membuka internet karena itu
dunianya
Anak SD dan SMP sekarang sudah
menggunakan laptop (dan internet)
ortu memberi pedoman berperilaku
seksual, termasuk keimanan
pedoman diberi agar anak dapat
menghindari dan kuat menghadapi
lingkungan yang berbahaya
saat menikah orangtua perlu punya
visi mengenai mendidik seksual
Orangtua merasa tidak
berdaya dalam membatasi
anak menggunakan internet
karena internet adalah
bagian hidup anak
Tujuan PS: memberi
pedoman dalam berperilaku
seksual agar anak tidak
melakukan perilaku seksual
yang tidak sesuai norma
Orangtua perlu
merencanakan dan
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kadang jalan begitu aja kan suami istri. Ada yang terlalu ideal
beli buku macem-macem, duduhke (tunjukan) anake, blunek
(overload).hehehe bisa gitu ya to. Nah kalo saya disitu saya
100
105
110
tulis pengalaman saya itu saat saya berkeluarga terus melihat
media itu, lho kog ada membicarakan tentang seksual, tadinya
saya juga tradisional sekali, saya gak begitu tau harus mendidik
anak bagaimana. Tahun 81 saya menikah. Kan jaman bahula.
Terus baca koran, majalah, mendengarkan melihat TV, itu
ternyata penting mendidik anak mengenai seksual. Nah terus
kita mereka-reka, membaca, kemudian saat anak dewasa, mulai
kita memberikan pendekatan, mulai melakukan pendekatan ke
dia, setiap saat misalnya ada TV yang porno, kita tanggapi „itu
terkadang tidak ada perencanaan
mengenai pendidikan seksual
memandang membeli berbagai
buku seks untuk dibaca oleh anak
sebagai terlalu ideal dan akan
membebani anak
B merasa dirinya dahulu
tradisional, tidak tahu cara
mendidik anak tentang seks
B mengetahui dari koran, majalah
dan TV tentang pentingnya
memberi pendidikan seksual
B merancang dan mencari
informasi terkait pendidikan seks
memberi pendidikan seks saat anak
sudah dianggap dewasa
tidak boleh‟ terus sampai dengan yang paling bahaya sendiri.
memberitahu anak bahwa adegan
porno di TV tidak boleh dilakukan
Kalau melakukan hubungan seksual ehh seperti suami istri
sebelum menikah nanti akibatnya apa kita jelaskan. Sama-sama
menjelaskan konsekuensi hubungan
seks pranikah
B memberitahu dan menjelaskan,
saat menonton TV bersama-sama
anak dan melihat adegan porno
saat di TV (nonton), melihat melakukan itu. Tapi saya tidak
punya teori harus begini-begini, bukunya begini, gak punya.
F : yang penting aman
B tidak memiliki teori dan buku
tentang pendidikan seks
Tidak apa-apa tidak memiliki teori
mempersiapkan PS bahkan
dari awal pernikahan.
Pemberian PS : memberi
banyak buku seksualitas ke
anak untuk dibaca akan
membebani anak
Koran, majalah, dan TV
dapat menjadi media yang
pas untuk menyadarkan
orangtua akan pentingnya
PS
Orangtua aktif mencari
materi untuk PS
PS diberikan saat anak
sudah dianggap dewasa
memberitahu anak adegan
di TV yang tidak boleh
ditiru / dilakukan
menjelaskan konsekuensi
hubungan seks pranikah
Kapan PS : saat bersamasama menonton TV dan
melihat adegan porno
Kapasitas Ortu : ada yang
tidak tahu teori dan tidak
membaca buku PS dalam
memberikan PS
Tujuan PS : agar anak
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
B : ya mudah-mudahan, saya gak tau anak saya. Yang satu udah ..
anak saya tiga ya .. saya takut juga seh hehe.yang nomer satu
sudah berkeluarga, katakanlah udah sukses lah sudah terlewati
mengenai seks, sudah beres. Yang nomer dua, ini cewek
semua, yang nomer dua dijakarta gimana saya mengawasinya?
120
Mudah-mudahan modal yang saya berikan saat itu, kemudian
iman yang selalu kita ingatkan setiap saat, mudah-mudahan
bisa. Yang satu lagi masih saya dampingi disini, sampai SMA
ini. Ya mudah-mudahan harapan kita juga bisa lancar. Itu aja
yang saya alami.
125
130
135
A : kalau jadi orangtua itu memang khawatir tentang anak gitu ya?
M : ya kalau udah dewasa ketika menginjak remaja itu, terutama
anak perempuan. Ya pak?
B : iyo
A : disini ini apa sih yang paling dikhawatirin kalau tentang anak?
B : hamil
T : hamil
B : iya hamil duluan. karna dirumah saja mungkin kita gak tahu
F : hamil dan menghamili diluar nikah
M : hamil dan menghamil
K : iya itu sama
B : iya hamil dan menghamili waahhh sama itu
pendidikan seks asalkan pendidikan
seks yang diberi tetap membuat
anak aman
berharap anaknya aman namun
tidak yakin
Anak pertama sudah berkeluarga
sehingga dianggap pendidikan seks
dari orangtua sudah terlewati dan
beres
anak berada di jakarta sehingga B
merasa sulit mengawasi
berharap pendidikan seks yang
sudah diberikan memadai sehingga
anak tidak melakukan hal negatif
anak terakhir masih tinggalbersama
B sehingga bisa didampingi
orangtua khawatir tentang anak saat
sudah remaja, terutama bila
anaknya adalah perempuan
Hal yang paling dikhawatir adalah
anak hamil atau menghamili diluar
nikah.
orangtua tidak benar-benar tahu apa
yang dilakukan anak dirumah.
hamil dan menghamili bobotnya
sama
aman, tidak melakukan
perilaku seksual yang tidak
pantas
Ortu tidak yakin apakah PS
yang diberikan memadai
saat anak sudah menikah
berarti tanggungjawab
orangtua untuk mendidik
tentang seks sudah selesai
Jarak jauh menyulitkan
pengawasan orangtua
Ortu tidak yakin apakah PS
yang diberikan memadai
Kedekatan lokasi
memudahkan
pendampingan orangtua
Kekhawatiran orangtua saat
anak mulai remaja adalah
anak hamil atau menghamili
diluar nikah
Orangtua tidak sepenuhnya
tahu apa yang dilakukan
anak bahkan saat dirumah
Hamil / menghamil
memiliki bobot yang sama,
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
145
M : cuma kan yang jadi persoalan kan nek wedok tu ketok bekas e
B : lanang ora ketok
M : iyo lanang ora ketok. Itu persoalan e. Nah sakjane gak perlu
kuatir nek anak e do kuat.
B jadi lebih fokus lagi bagaimana anak-anak kita melalu masa
dewasa sampai dengan dia berumah tangga itu jangan sampai
dia menyimpang. Nah gimana njagainya itu kan tidak
gampang.
A : salah satu ketakutan terbesare terutama kalau punya anak
perempuan itu hamil ya?
M : ya sama dua-duanya
B : sama, laki juga gitu
M :
150
B :
M :
155
F
A
F
B
:
:
:
:
A :
B :
tanda hamil/ menghamili tampak
pada perempuan sedangkan pada
anak laki-laki tidak tampak.
namun bedanya tanda hamil
tampak pada perempuan
dan tidak di laki-laki
ortu berusaha menjaga anak agar
tidak menyimpang sampai menikah
B merasa proses menjagai anak ini
tidak gampang
punya anak perempuan atau lakilaki, sama-sama cemas soal
masalah hamil / menghamili
laki-laki harus bertanggungjawab
kalo laki kan juga harus bertanggungjawab.
kalau menghamili
akibat dari harus bertanggungjawab
harus bertanggung jawab, sekolahnya belum selesai, amburadul adalah sekolah tidak selesai dan
amburadul
orang hamil/menghamili harus
kudu rumah tangga..
menikah
pasti berurutan kog
efeknya banyak
ada rentetan efek yang dihadapi
dari kejadian menghamili / hamil
iya efeknya banyak
padahal pengalaman kita yang sudah berumah tangga,, A sudah
pacaran sudah belum?
sudah
sudah, nah dari pacaran, seneng saking senengnya trus ciuman,
dari ciuman bisa bergairah, lupa
sampai berhubungan seks pranikah
ciuman trus bergairah, bisa jadi lupa, berhubungan seksual
Tujuan PS : menjaga anak
agar tidak hamil /
menghamili sebelum
menikah, karena ada
rentetan konsekuensi
negatif yang mengikuti
Aktifitas seksual ringan
(ciuman) bisa berlanjut
sampai aktifitas seksual
berat (hubungan seks)
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
165
170
seperti suami istri, itu yang bahaya. Nah bagaimana seorang A
dan pacarnya itu inget. Nah nek dikamar dewe ato lungo adoh
piye le ngawasi nek ora kuat anaknya
A : jadi gimana supaya anaknya bisa kontrol dirinya sendiri.
K : he em
M : iya
B iyaa memperkuat anak itu, melalui pemahaman-pemahaman
juga resiko-resiko kalau terjadi kalau kehamilan atau
menghamili.
A nah trus supaya kita bisa mencapai gitu ya, nah bener e kalau
dari pengalaman bapak-bapak tuh sebaiknya anak itu ... anak
itu perlu diajarin apa aja sih tentang seksualitas. Topik apa aja
gitu. Ini tadi beberapa sudah ada.
F sebetulnya ndak diajari. Kalau saya karna anak saya itu pra
remaja masuk SMA, gak diajari. Jadi kita tu saling mengerti.
175
180
anak perlu bisa kuat dan
mengontrol dirinya agar tidak
sampai melakukan hubungan
seksual pranikah
F merasa tidak mengajari anak
tentang seksualitas tapi berusaha
mengerti / memahami anak
Diajak ngobrol, „kenapa tumbuh rambut disekitar kemaluan‟,
mengajak ngobrol anak mengenai
perkembangan fisiknya
nanti berkembang „kenapa kog sampe mimpi basah‟, jadi si
ada tingkatan topik yang dibahas
anak sudah mulai bertanya, „Pa, kalo pacaran bagaimana?‟, ini
sudah menimbulkan pertanyaan bagi orangtua, anak yang
masih remaja, temennya sudah pacaran, timbul pertanyaan
yang berat bagi orangtua, ya kita harus memberitahu, hal-hal
anak bertanya mengenai pacaran
F bertanya-tanya saat anak yang
masih remaja bertanya soal pacaran
orangtua memberi tahu hal-hal
yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan dalam pacaran
F mengajak anak melihat buku
yang boleh dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
... Kalau saya tuh kepada anak saya tuh ya ayo kita lihat buku
Tujuan PS : agar anak bisa
mengontrol dirinya
sehingga tidak melakukan
hubungan seksual pranikah
PS bukan mengajari tentang
seksualitas namun berusaha
mengerti dan memahami
anak
Menjelaskan tentang
perkembangan fisik
Kasi PS : ada tahapan
materi yang dibahas
Orangtua curiga saat anak
remaja bertanya pacaran
Memberi rambu-rambu
dalam berpacaran
Metode PS : ortu mengajak
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelajaran biologi. Dalam pelajaran biologi itu komplit.
Bukunya komplit. Kegunaan penis, kegunaan payudara ..
185
komplit .. bahkan kadang-kadang bahasanya vulgar . Vagina
untuk (di)masukkan penis. Itu dipelajaran
190
195
200
205
A
K
B
K
F
:
:
:
:
:
K
A
F
K
F
K
:
:
:
:
:
:
T
F
K
F
K
F
:
:
:
:
:
:
ohh jadi dibuku ada ...
ada ada
kalo dulu jaman saya gak ada
iya, ada sekarang
kalo anak-anak membaca sepintas itu, kalo kita tidak
mendampingi, bahaya.
Bahaya
terlalu vulgar gitu ya
emmm kata-katanya itu tidak ...
tapi harus diberikan hehehe
nah heeh kita harus memberitahu
pendidikan itu harus masuk. Tapi gak papa emank itu
pendidikan ...
Pendidikan
eemm usia ...
usia dini mulai umur 12 ketoke, emm SD klas 6 udah masuk
SD klas 6 dah masuk pelajaran ya?
SD klas 6, klas 5 itu sudah ada di Biologi
kalau kita tidak rangkul, takutnya mencoba-coba, dari
mencoba-coba dicobai waaaa
K : sekarang yang keliatan tuh anak remaja, seperti anak saya tuh
pelajaran biologi saat belajar
seksual karena bukunya komplit
F menganggap bahasa dalam buku
biologi terlalu blak-blakan
anak membaca buku
pelajaran biologi karena
memiliki informasi yang
lengkap walaupun orangtua
merasa bahasanya terlalu
blak-blakan
saat ortu dulu sekolah tidak ada
materi seksual di buku biologinya
kalau anak tidak didampingi saat
membaca buku biologi akan
berbahaya
Orangtua merasa anak perlu
didampingi saat membaca
buku biologi karena
mengandung materi seksual
menurut K mau tidak mau ortu
harus memberikan materi seks
menerima adanya materi seks
dalam pelajaran karena itu bagian
dari pendidikan
Orangtua mau tidak mau
harus memberikan PS
karena itu adalah
pendidikan untuk anak
materi seks dalam pelajaran biologi
sudah ada sejak kelas 5 SD
PS disekolah sudah dimulai
dari kelas 5 SD
K curiga saat anak laki-lakinya
lama dikamar mandi
saat anak laki lama dikamar
mandi, ortu curiga, namun
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kalo dikamar mandi terlalu lama itu kenapa kog ... mungkin
kalau anak perempuan bisa melihat ya kondisi tubuhnya kayak
210
apa. Kalau anak laki-laki tu diam-diam gambar atau telfon ini
juga mempengaruhi, dengan pacarnya itu. Kalau anak saya ya
itu terus terang, dia itu sudah melakukan onani. Itu kan
berbahaya kalau saya gak ngasi tahu. Tapi ngasi tau ya saya
pribadi . Anak saya laki-laki sama laki-laki. Yang perempuan
215
sama ibunya biasanya, crita sama ibunya. Sampe begitunya,
anak saya itu malem belum tidur kasak kusuk itu kenapa.
Kadang-kadang itu „pintu gak usah ditutup‟ saya bilang begitu,
220
225
„kalau dikamar mandi ya ndak usah lama-lama‟. Lha itu tu
berbahayanya kalau kita ... untungnya ya saya itu punya anak
laki-laki kalau gak ke sekolah, kemana, ke gereja, mesti
digreja, kadang sampai jam 11 baru pulang Kalau saya tu ya
udah kalau memang gitu. Tapi kalau dirumah itu main internet
atau telfon tapi kadang-kadang menyendiri dia itu. Nah kalo ini
diteruskan, saya gak kasi tau, akhirnya dia mencapai suatu
keinginan, dengan keinginan oh ternyata kayak gini enak,
bagaimana kalau berhubungan. Nah saya kuatirnya sampai
menurut K kalau anak perempuan
lama dikamar mandi karena ingin
melihat bentuk tubuhnya
ada perbedaan penilaian ke anak
laki-laki atau perempuan yang lama
dikamar mandi
gambar dan komunikasi dengan
pacar mempengaruhi perilaku
seksual anak laki-laki
K mengetahui anak laki-lakinya
sudah onani dan merasa itu bahaya
saat K memberitahu anak soal
onani dilakukan secara pribadi
anak laki-laki berbicara dengan
ayah, anak perempuan dengan ibu
K berusaha mencegah anak onani
dengan tidak membiarkan anak
sendirian di tempat tutup dalam
waktu lama.
K merasa beruntung anaknya hanya
beraktifitas di sekolah dan gereja.
K kuatir anaknya mengenal
kenikmatan seksual lalu sampai
pada keinginan berhubungan seks.
bila anak perempuan yang
lama dianggap karena ingin
melihat bentuk tubuh (bias
gender)
Pengamatan ortu: gambar
dan komunikasi dgn pacar
mempengaruhi perilaku
seksual anak laki-laki
Ortu mengetahui anak onani
dan merasa itu bahaya
Memberi PS : dilakukan
secara pribadi personal
Memberi PS: jenis kelamin
anak sama dengan ortu
Pengawasan ortu :
mencegah anak onani
dengan tidak membiarkan
anak sendiri
Kekhawatiran ortu: anak
mengenal kenikmatan seks
dan ingin bersanggama
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disitu. Akhirnya orangtua harus berani ngomong. Ngomong
kalau misal pacaran ya ditempat yang rame atau gak usah yang
sepi-sepi. Seringkali kalau anak saya perempuan pergi sama
230
pacarnya, mamanya mesti nitip sesuatu barang, jadi biar gak
terlalu di tempat yang kegelapan. Jadi di toko ato apa, di mall.
Itu untuk mancing saja.
235
240
245
A
K
A
K
B
jadi kalau mau pergi pacaran, titip suruh beli apa gitu
iya jadi belikan bedak, ato minyak
jadi pacaranya pergi ke toko ato
iya pergi ke toko
jadi kalau saya setelah menjalani kehidupan kita ini ya, sampai
saya usia mau 60 ini. Pendidikan seks itu kan sudah disadari
penting. Maunya itu ada panduan walaupun orang mungkin
berbeda-beda, tapi ada buku panduan. Umur sekian ki diajari
iki iki iki sampe dengan piye carane kalo saya ya sebagai orang
jawa tu ada rasa tabu ngandani bocah mengenai seks itu
K : ya
M : ya
F : iya ini tabu
K memberanikan diri untuk
mengajak omong anak terkait seks
Ortu tidak nyaman
membicarakan sek dengan
anak, namun memberanikan
diri untuk bicara
K memberitahu kalau berpacaran
ditempat yang ramai dan tidak sepi
Isi PS : rambu berpacaran
saat anak pergi berpacaran, ibu titip
dibelikan sesuatu agar anak tidak
pergi ke tempat gelap tapi ke toko
atau mall
Trik ortu : anak yang
berkencan ditugasi beli
barang agar saat berkencan
tidak ditempat yang gelap
tapi di toko atau mall
:
:
:
:
:
B : anak saya umur TK, SD klas 1 ato 2 itu nanya, bayi itu lahirnya
lewat mana, ituu lewat perut, jadi dioperasi gitu. Takut kita
sebagai orang jawa ada rasa tabu
saat memberitahu anak tentang seks
Ortu membutuhkan buku
panduan PS tentang
kurikulum informasi
seksual dan cara
memberikan informasi itu
Hambatan PS : merasa tabu
karena orang jawa
saat anak tanya bagaimana bayi
lahir, B menjawab lahir lewat perut
melalui operasi, karena takut
memberikan jawaban yang benar
Ortu menahan informasi
yang benar karena menilai
anak belum cukup umur
untuk mendengarnya
orangtua merasa perlu ada buku
panduan mengenai hal yang perlu
diajarkan pada usia tertentu dan
cara memberikan informasi seksual
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
K : bagaimana bisa hamil?haha
B : heehh nah setelah agak besar, baru kita kasi tau pelan-pelan
disamping juga dari luar temen-temen pasti dia, emm A pasti
pengalaman ya, temen-temen pasti membicarakan soal seks
saat anak sudah besar, maka B
memberitahu fakta terkait kelahiran
Kekhawatiran orangtua:
merasa informasi seksual
dari teman hanya
membahas kesenangan
orangtua merasa informasi seks dari
tanpa usaha melindungi
teman cuma hal yang wah tanpa
anak
berusaha memproteksi anak
merasa perlu ada buku panduan
Remaja membutuhkan buku
pendidikan seks untuk remaja
panduan seksnya
B menyadari bahwa anak juga
pernah to? Nah itu belajar dari temen-temen. Cuma kalo belajar belajar seksualitas dari teman
dari temen-temen itu resikonya ya itu, proteksi menjaga itu
255
260
275
280
kadang-kadang gak ada. Cuma yang wah wah gitu ya. Nek ada
buku panduan untuk remaja Indonesia itu kan betapa bagusnya.
Dari adanya biologi tadi
F yaa
A jadi dirasa perlu jadi semacam buku panduan pendidikan seks
untuk mungkin supaya orangtua dipandu tentang memberi
pendidikan seks.
B he eh kan masyarakat kita yang berpendidikan kan lebih sedikit
dari yang gak to, nah yang gak ini yang perlu dipandu, kalo
yang berpendidikan mungkin sudah dengan rekayasa sendiri
tuh bisa, melalui anaknya.
K : suruh baca sendiri? Baca sendiri ya?
B : Ya setidaknya mandu, walaupun tidak secara tepat dilakukan
tapi oooo umur segini ki wis wayah e mengerti mengenai organ
tubuh wanita - laki-laki misalnya gitu, terus dan seterusnya ya.
Sampai dengan umur 17 harus tau hubungan suami istri itu
seperti apa, akibatnya apa harus tahu, kalau gak bahaya.
Kemudian yang saya secara pribadi khawatir, saya ngalami kan
pacaran, ciuman, meraba-raba itu bisa mengarah ke hubungan
seksual itu yang bahaya sekali, nah anak-anak sekarang
menurut B masyarakat dengan
tingkat pendidikan rendah perlu
panduan, sedangkan yang sudah
berpendidikan tinggi bisa sendiri
panduan mengenai informasi yang
harus diketahui di usia tertentu
usia 17 tahun harus sudah tahu
mengenai hubungan seksual
Menjelaskan mengenai
hubungan seks – materi
perlu dikuasai di usia 17
tahun
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
285
T :
290
295
M :
B :
T :
B
T
M
B
:
:
:
:
mungkin sebagian banyak tidak tahu akibat dari meraba-raba,
ciuman trus bisa ke arah sana gak tau, jadi gak mau
menghindari kan. Karna asiknya terus bablas, lha itu yang
bahaya
tapi sekarang anak muda ya suruh jangan ciuman, jangan rabaraba ya sulit. Sulit sekarang
ohh tidak bisa
gimana pak?
anak-anak sekarang kalau disuruh jangan mencium, jangan
meraba tu tidak bisa
wahhh sulit
sulit sekali, sulit banget itu
rasa ingin tahu
sekarang saya kan caranya, waktu anak saya kelas satu (SMA)
saya tanya, „kamu pernah cium pipi belum?‟, triknya gitu,
mosok belum sun pipi, ulangtahun kan dah pernah. Cium mulut
300
pernah belum, waa dia malu-malu, saya mbatin „waa pernah‟,
saya kasi tahu bahwa ciuman mulut itu mungkin tidak apa-apa
tapi bahaya, itu nanti begini-begini-begini akibatnya.
Disamping itu ludah kan mengandung kuman-kuman kalau dia
sakit kan gimana.
305
khawatir anak tidak tahu bahayanya
ciuman, rabaan yang bisa mengarah
ke hubungan seksual – terbawa asik
orangtua merasa anak muda
sekarang tidak bisa / sulit untuk
dilarang berciuman atau merabaraba karena rasa ingin tahu mereka
Kekhawatiran ortu :
keterangsangan anak dari
ciuman dan rabaan
membuat anak sampai
bersanggama
Kekhawatiran ortu: rasa
ingin tahun anak membuat
anak sulit untuk dilarang
berciuman atau meraba
Trik B untuk tahu pengalaman
Trik ortu: untuk mengetahui
anaknya berciuman, B mulai
pengalaman anak
dengan tanya pengalaman cium pipi
berciuman orangtua
kemudian tanya tentang cium bibir
bertanya, dan saat anak
saat anak malu-malu dilihat sebagai malu-malu dianggap sudah
tanda pernah berciuman bibir.
melakukannya.
B memberitahu anaknya bahwa
Ortu mengijinkan anak
ciuman mulut itu mungkin tidak
berciuman namun
apa-apa namun juga berbahaya
mengingatkan bahwa
kerena memiliki beberapa akibat,
berciuman memiliki resiko
salah satunya ludah mengandung
penyakit
kuman sehingga anak bisa jadi sakit
T : ya itu satu-satunya cara cumaa ..
B : ya mancingnya gitu, sudah pernah ciuman belum. Hehehe. Nah
orang jawa begitu bukan kasi tau „kamu ...!‟ hehehe
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
310
315
320
325
K
M
B
A
:
:
:
:
tidak boleh hahaha
pancing
pancing. Hehe
kalau yang lain bagaimana, kalau ngasi tau anaknya caranya
gimana?
T : ya contohnya anak saya ya, laki-laki si V, persis kalau mandi
lama juga, saya selalu titen, saya selalu perhatikan. Yang
perempuan mandi gak lama, yang laki kog air gak bunyi, kog
lama sekali. „V mandi apa apa‟, „iiya lagi gosok daki‟, ya saya
yo curiga Nah setelah selesai keluar saya bilang „V, burungmu
itu jangan selalu dipegang-pegang, jadi kalo kamu pegangpegang, kamu raba-raba terus itu airnya bisa keluar, itu karna
geli, papa pasti tau kamu pasti raba-raba burung kamu. Nanti
kalo raba-raba, airnya keluar, lama-lama kamu keterusan, kamu
besok-besok sulit punya anak.‟ Saya kan agak ini sedikit, „ntar
airnya itu abis, kering, besok-besok kamu gak bisa punya
anak‟.
B : hahaha saya gak punya anak laki-laki jadi gak tau
T : hahaha. Iya jadi digertak sedikit. „Jadi kalo bisa V jangan, kalo
tidur mimpi basah gak pa2‟. Ya to? Mimpi basahkan kita juga
gak mungkin menahan kan. Gak pa2. „Tapi kalo pegang burung
tu jangan sekali-kali.‟ Saya bilang begitu, nah mulai itu juga
330
ndak. Cuma bilang saja, „burung saya kog tiap pagi ngaceng?‟,
„ya itu normal‟ saya bilang begitu, „didiamkan saja, gak usah
pikirannya yang kotor-kotor‟ kalo blajar ya blajar, pikiran yang
T memperhatikan kebiasaan anak
mandi lama
T curiga dengan perilaku anak lakilakinya di kamar mandi
T menyimpulkan bahwa anak lama
dikamar mandi karena pegangpegang burung (onani?) kemudian
mengingatkan agar tidak
melakukannya dengan menakutnakuti akan habis maninya dan sulit
punya anak
T memberi peringatan yang sedikit
menggertak
setelah diperingatkan T untuk tidak
pegang-pegang burung, anak
berhenti onani
anak bertanya mengenai ereksi
yang dialami setiap pagi dan T
menjelaskan bahwa itu normal
T memberi saran agar anak
mengabadikan saja ereksi yang
Pengamatan ortu:
memperhatikan kebiasaan
anak laki-laki mandi.
Curiga saat anak laki-laki
mandi lama
Ortu menyimpulkan sendiri
bahwa anak lama dikamar
mandi karena onani.
Metode: peringatan dengan
informasi yang menakutkan
tapi tidak tepat dan
menggertak
Memberi larangan dan
peringatan apa yang terjadi
saat onani (tidak disebut
onani), mimpi basah
Anak bertanya soal ereksi.
Memberi penjelasan
mengenai terjadinya ereksi
di pagi hari
Ortu mengasosiasikan
ereksi dengan pikiran yang
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kotor-kotor jangan. Kalo bisa berdoa kepada Tuhan Yesus
gimana caranya menghadapi semua ini, ya cuma itu Jadi
335
kadang-kadang kan kepengen tau. dipegang-pegang kan lamalama geli trus bisa bahaya. Berjerawat, „kog aku sekarang
jerawat ya?‟, nah itu berarti kamu puber, didiamkan saja gak
usah pikiran apa-apa. Ke anak perempuan jarang, dia kan agak
sering sama ibunya ngobrol-ngobrol tentang seks juga . Jadi
340
gak tau saya . Kalo yang laki-laki emank agak sulit.
K
B
345
350
K
M
K
M
B
M
yang penting pergaulan diluar itu kita harus tahu juga. Siapa?
Bagaimana? Itu kita harus selalu emmm pantau.
jadi kita bisa membayangkan anak kita berada dimana,
temennya siapa. Itu kuncinya. Kalau gak lepas, bocah iki lungo
ning ndi, waa gawat. Kita harus tahu mbayangin, ini lagi lungo
ning kono, karo sopo. Saya tidak pernah lepas sama anak.
pergi sesama anak laki-laki pun juga berbahaya, pengaruh
pengaruh,
siapa temen laki-lakinya itu
kadang temen laki-laki lainnya itu yang gak baik, ngajak
ngajak, karna solider teman, lha itu.
saya punya saudara yang gak ngerti anaknya kemana, kepleset
kog, narkoba, meteng ndisik
temen gak dari satu sekolah tok, temen dari temennya temen
terjadi. T mengasosiasikan ereksi
dengan pikiran yang kotor
Berdoa untuk mencari solusi dalam
menghadapi ereksi.
T menyadari bahwa anak kadang
penasaran dengan penisnya
anak bertanya mengenai jerawat
T menjelaskan bahwa jerawat
adalah tanda anak sudah puber
kotor sehingga anak di
suruh mengabaikan ereksi
dan berdoa untuk mencari
solusinya
Pengamatan ortu: anak
penasaran dengan penisnya
T jarang bicara seks dengan anak
perempuan, karena anak perempuan
lebih sering ngobrol seks dengan
ibunya dan T tidak tahu apa yang
diobrolkan ibu dan anak perempuan
Pemberian PS: anak
perempuan mendapat PS
dari ibu dan ayahnya tidak
tahu apa yang
dibicarakannya
orangtua merasa perlu selalu
mengawasi pergaulan anak, tahu
keberadaan anak dan pergaulannya
pergaulan sesama laki-laki bisa
berbahaya karena teman bisa
mempengaruhi / mengajak anak
berbuat yang tidak baik
Menjelaskan jerawat ada
karena pubertas
Ortu merasa perlu
mengawasi pergaulan anak
karena teman dapat
mempengaruhi anak
berbuat yang tidak baik
B berbagi cerita: keponakan yang
tidak diawasi, hamil diluar nikah
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
355
A
M
K
B
360
365
F
A
B
M
K
370
375
380
B
K
B
T
M
K
waa itu juga bahaya
masalah pergaulan ya?
iya perlu diawasi
kita harus pantau
lha memang seperti kegiatan gereja untuk remaja pemuda
sehingga penuh, terus ada SMA seperti anak saya yang di SMA
3, dia ekstrakulikulernya padat sekali. Gitu memang supaya
anak tidak macem-macem. Jadi memang ada sementara
pemikiran sekolah seperti itu
bagus
jadi anak dikasi kegiatan yang padat supaya gak macemmacem?
iya gak macem-macem
fokusnya hanya ya itu kegiatannya-kegiatannya itu
itu kalau disekolah, kalau dirumah itu kita juga harus ngasi dia
kegiatan juga. Saya kadang-kadang kalau sibuk gitu ya.
Katakanlah ah cuma nggo iseng-iseng, „eh nak ayo ndandani
motor‟, mungkin ngencengi apa atau apa. Itu biasanya saya
lakukan.
dan menjadi pengalaman anak to?
iya,, dan biar gak terlalu pegang HP tu sekarang itu wah
sekarang itu kan penyakitnya itu pak.. mau tidur wahhh, dah
susah diingatkan.
disuruh apa-apa ndak mau to, HP terus
internetan
anakku sekarang kalo keluar di jam-i sama ibunya, misal
mengerjakan apa, diliat tugasnya apa, print – yang diprint apa.
Kalo dihp itu bersih, anak saya enggak.
B memandang kegiatan anak
disekolah yang padat itu baik agar
tidak melakukan macem-macem B
merasa sekolah memberi kegiatan
padat dengan tujuan agar anak tidak
macem-macem dan fokus pada
kegiatannya saja
orangtua juga perlu memberi anak
kegiatan dirumah, misal membantu
memperbaiki motor. Kegiatan juga
menjadi pengalaman bagi anak
Anak diberi kegiatan agar tidak
bermain HP terus karena sekarang
anak cenderung bermain HP terus
dan tidak mau melakukan hal lain
orangtua membatasi waktu anak ke
warnet, ibu memeriksa keperluan
anak ke warnet.
anak tidak menyimpan konten
pornografi di HP
Kegiatan yang padat
merupakan cara sekolah
untuk membuat anak tidak
melakukan aktivitas yang
negatif dan fokus pada
kegiatannya saja.
Trik ortu: memberi anak
kegiatan dirumah seperti
memperbaiki motor, agar
anak sibuk dan tidak
beraktivitas negatif, atau
terpaku dengan HP
Pengawasan ortu:
membatasi dan memeriksa
kebutuhan anak ke warnet
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
M
K
kalo anak saya tuh yo seneng e ke internet
anehnya, anak itu gak mau kalo diinternet ditemeni sama
orangtuanya itu gak mau.
M
iyaa, malu itu
K
tapi pernah kejadian itu sama adiknya,memang bener-bener dia
itu mbuka di situs-situs porno itu memang ada. Kita itu gak
bisa
gak bisa menghindarkan
tapi kan itu dialamat itu kan ketahuan buka apa
iya masih ada
ditawari itu ditawari. Kalo kita membuka apa gitu, google,
buka bahan fisika, itu disebelah kanannya sudah keluar disana
enggak maksudnya gini, kita bisa tahu anak itu mbuka apa gitu,
iya bisa
kan ada apa namanya ...
alamat
alamat itu kan ketahuan bekas yang dibuka itu
tapi kita gak bisa protect sedemikian
iya hooh gak bisa protect
kalo dirumah mungkin bisa, kalo diluar rumah ..
lebih pinter itu anak
karna mereka mbuka itu kita sebagai orangtua tu ya woohh,
jadi kita sebagai orangtua tuh ya ....
Jadi An, eh salah A, maaf mirip nama sama keponakan saya
An. Jadi yang terpenting tadi pendidikan ya, satu visi dengan
berbagai cara, yang kedua dari anaknya itu juga harus punya
kesibukan, nah kesibukan itu bisa tercipta dari sekolah bisa,
dari orangtua bisa, terus pengawasan orangtua. Ketiga hal itu
385
390
F
B
K
F
395
400
M
B
A
B
F
B
A
T
F
405
B
410
orangtua merasa heran anak tidak
mau ditemani ke internet
orangtua menganggap anak malu
bila ke warnet ditemani orangtua
pernah terjadi anak laki-laki dan
perempuan K ke warnet dan
membuka situs porno
orangtua tidak bisa menghindarkan
anak dari membuka situs porno
saat membuka bahan pelajaran, ada
penawaran situs porno yang muncul
Kekhawatiran ortu: tidak
bisa menghindarkan anak
dari membuka situs porno,
karena saat membuka bahan
pelajaran pun ada
penawaran situs porno
orangtua bisa tahu situs yang
dibuka anak dengan melihat alamat
situs
orangtua terkejut mengetahui anak
mereka membuka situs porno
dalam mendidik seks ke anak perlu
ada satu visi mendidik, anak punya
kesibukan dari sekolah atau
orangtua, dan orangtua melakukan
pengawasan
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
415
F
B
F
K
A
F
420
K
F
425
430
A
F
K
M
F
harus...
dan yang paling utama sebetulnya pendidikan ini
nah itu iyaaw
nomer satu itu
iyaa. Harus takut akan Tuhan. Kalau sudah gak takut sudah
hidup bebas.
jadi gak cuma informasi tentang seks tapi juga pendidikan
imannya perlu untuk dibangun juga
karena segala sesuatu itu pasti bertentangan dengan ajaran
agama kog itu
iyaa
sekarang ya onani bertentangan, hubungan seks bertentangan,
melakukan hal-hal yang diluar kewajaran juga bertentangan
semua dengan iman yang dipercayai.
jadi terkait antara ...
ya saling terkait
dasarnya itu agama
agama apapun itu
iyaa ada larangan. Nah masih ada lagi selain larangan, orangtua
juga memberikan pengertian hubungan seks masih usia dini itu
sangat berbahaya, bagi perempuannya juga sangat berbahaya
bisa pendarahan atau kemungkinan besar penyakit-penyakit ...
435
A menular?
K meninggal. Iya betul meninggal kan?
F : iya penyakit menular. Itu yang sangat ditekankan tuh disitu,
anak jadi rodo takut, kalau dilihat dari hal itu terus dilihatke
gambarnya penyakitnya ini ini gitu ketakutan dia.
yang terutama untuk mendidik seks
ke anak adalah adanya pendidikan
seks itu
menurut K takut akan Tuhan adalah
hal penting dalam diri anak agar
tidak hidup bebas (berperilaku seks
yang bebas)
segala perilaku seksual yang
menyimpang seperti onani,
hubungan seks diluar nikah dan
hal-hal yang diluar kewajaran
bertentangan dengan ajaran agama
agama adalah dasar dari kehidupan
seks yang baik
selain melarang orangtua juga
memberi pengertian dan penjelasan
mengenai konsekuensi hubungan
seks usia dini, yaitu pendarahan
buat anak perempuan dan
kemungkinan penyakit menular
seksual (PMS)
F memberi penekanan saat
menjelaskan PMS agar anak takut
F belum pernah menunjukkan
Keimanan adalah hal
penting dalam pendidikan
seks, agar anak tidak
berperilaku seks
menyimpang
Memberi PS: selain
larangan juga ada
pengertian dan penjelasan
Isi PS: konsekuensi
hubungan seks pranikah
Penjelasan mengenai PMS
ditekankan agar anak takut
Orangtua belum
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A : pernah nunjukin gambar-gambar gitu?
gambar penderita PMS ke anak
F : kalau saya belum belum memberi gambar, cuma memberi
440
445
M
F
T
F
M
:
:
:
:
:
pengertian penyakit siphilis, kencing nanah, trus herpes. Herpes
itu ...
diberitahukan penyakit
heeh
penyakit penyakit kelamin gitu ya
iya itu saya beri pengertian seperti itu
itu terjadi kenapa
F : iyaa, itu si anak jadi mikir. Kalau ada gambarnya anak lebih
450
455
460
F memberi penjelasan ke anak
mengenai siphilis, kencing nanah,
herpes
dijelaskan tentang bagaimana orang
bisa kena PMS
F memberi informasi mengenai
penyakit menular seksual, agar
anak mikir dalam berperilaku
takut lagi. Gambarnya mengerikan sekali
T : iyaa jarene gambarnya lebih sulit lagi.
yang kayak dibuku-buku itu ada gambarnya gitu ya?
A :
menurut F penggunaan gambar
PMS dapat membuat anak lebih
takut lagi karena mengerikan
F : iyaaa
B : ini yang dibutuhkan A itu pendidikan seks kepada remaja atau
termasuk remaja yang menginjak ke perkawinan? Yang
dibutuhkan
A : ehh ak fokusnya lebih ke orangtuanya sih sebenernya
Pengalaman orangtuanya sebetulnya
B : ohhh
A : nah mungkin kita bisa mbikin aja. Hal-hal apa aja yang perlu
diajarin ke anak gitu ya. Ini aku masih nyatetin yang tadi.
Mungkin kalo mau tambahin lagi, anak perlu diajarin soal apa
aja sih. Mungkin bisa kasi masukan. Tadi adakan tentang
materi pendidikan seks: kegunaan
menunjukkan gambar
penderita PMS saat
memberi PS ke anak
Menjelaskan tentang PMS –
siphilis, kencing nanah,
herpes
menjelaskan penyebab
individu terjangkit PMS
Pemberian informasi PMS
agar anak berhati-hati
dalam berperilaku
Penggunaan gambar
penderita PMS dapat
membuat anak lebih takut
karena mengerikan
Isi PS : kegunaan kelamin,
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kegunaan alat kelamin, terus penyakit menular seksual juga
trus tentang masturbasi
B : hubungan mesra bisa berakibat ke hubungan seks dan bisa
465
K
A
M
F
:
:
:
:
470
K :
F :
A :
475
K :
F :
B :
480
K :
F :
B :
485
T :
B :
F :
berbahaya akibatnya
kontrasepsi?
kontrasepsi perlu?
perlu
perlu tapi kalo anak saya belum menginjak sampai kesitu.
Karna masih kecil ya.
kadang-kadang di iklan itu banyak sekali sekarang. Itu kenapa
to?
sudah, sudah mengerti kog itu
kalau soal kontrasepsi gitu perlune diajarin apa, maksudnya tau
namanya atau ...
belum tuh, belum pernah memberikan
sudah, sudah mulai, dibuku sudah ...
anak saya sudah tahu e, hehehe. sejak klas siji (SMA) ngerti e,
diajari og mbek sekolahan.
lha mungkin sudah tau kemungkinan, cuma mungkin orangtua
gak ngerti karna sekarang pendidikan di sekolah
SMP sekarang sudah ada lhoo
tapi mungkin tau sebatas kondom ya, kalo yang obat itu belum
paham. Karna hp aja orang pada nyebut kondom og kalau mau
beli. Mau beli kondom. Biasa aja gitu. Saya tuh aduh, kupingku
ki ra penak.
haha bawa HP ke counter mau beli kondom gitu to?
enak aja, saya kaget og pertama kali denger itu. betul
jadi sekarang itu bahasa tuh agak-agak vulgar, sudah terbuka
alat kelamin , masturbasi, PMS
materi pendidikan seks: hubungan
mesra bisa berakibat hubungan
seksual dan punya akibat berbahaya
masturbasi, PMS
menjelaskan proses /
tahapan aktivitas seksual
dan konsekuensinya
materi pendidikan seksual:
kontrasepsi
anak belum diberi penjelasan
tentang kondom karena masih kecil
ortu heran dengan banyaknya iklan
kondom
Penjelasan mengenai kontrasepsi
sudah dijelaskan disekolah sejak
dari SMP
menurut B anak baru tahu
mengenai kondom, belum paham
yang obat-obatan, paham karena
kondom digunakan menyebut
sarung HP. B tidak nyaman dengan
penggunaan tersebut
bahasa sekarang itu lebih terbuka,
Menjelaskan tentang
kontrasepsi secara khusus
mengenai kondom, bukan
yang obat-obatan
Faktor usia menjadi penentu
apakah anak perlu
mendapat informasi tentang
kondom atau tidak
Terdapat banyak iklan
kondom yang bisa dilihat
oleh anak
Ortu kurang nyaman
dengan penggunaan istilah
kondom yang lebih terbuka
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
490
T
F
T
F
495
K :
500
:
:
:
:
T :
K :
A :
K :
iya terbuka
kalau dulu
malu heeh
mau ngomong kondom aja umpet-umpetan. Sekarang di konter
HP beli kondom.hehehe
kalau saya pada dasarnya kalao memberitahukan hal seks, itu
saya secara pribadi. Jadi jangan kita memberitahu didepan
orang-orang banyak. Dia malu. Menjadikan dirinya itu down
atau nganu ya
kecil hati?
kecil hati. ‟Woo bapak itu menganukan ditempat-tempat orang
banyak‟.
jadi dikasinya pribadi?
saya pribadi. Jadi diberi tahu secara pribadi, salah satunya yang
saya masukkan agama dulu, biasanya agama, pendahuluannya
505
510
515
itu, takut akan Tuhan, pertama itu, terus masa puberitas itu
saya katakan, mungkin waktu kecil itu terjadi perubahanperubahan fisik itu memang kejadian. Jadi terlihat tonjolantonjolan atau berbulu itu mesti ....
T : jakunnya kluar
K : sampai ke rangsangan, rangsangan membuahkan apa.
anak saya mungkin dalam hal coba-coba. Atau sebagai anak
remaja, coba-coba. Tapi ini mungkin dilakukan yang saya tahu,
dua sampai tiga kali. Kenapa kog begini lha akhirnya terus kog
gak manjur, yang saya katakan itu kog gak berubah. Akhirnya
saya deketi lagi. Tidur saya temenin misalnya itu ndak mau,
ndak mau Tapi tiap malem saya tengok terus, tengok terus.
padahal jaman dahulu malu-malu
menyebut kondom, sekarang tidak.
seperti untuk menyebut
sarung HP
memberikan informasi mengenai
seks secara pribadi, jangan didepan
banyak orang karena membuat anak
malu, down atau kecil hati
Metode: memberikan
informasi seks secara
pribadi, jangan didepan
banyak orang karena
membuat anak malu dan
kecil hati
sebelum K berbicara mengenai
seks, dimulai dengan berbicara
mengenai agama, mengenai takut
akan Tuhan
membicarakan perubahan fisik
dimasa pubertas yang terjadi pada
anak seperti terlihat tonjolan dan
bulu, dan muncul jakun, timbul
rangsangan dan hasilnya
K memandang anak remaja sedang
tahap coba-coba beronani.
saat orangtua tidak menemukan
perubahan dalam perilaku anak,
orangtua melakukan pendekatan
orangtua rutin menengok kekamar
Obrolan mengenai seks
dimulai dengan obrolan
mengenai keimanan dan
agama
menjelaskan perubahan
fisik masa pubertas –
munculnya tonjolan dan
bulu, keterangsangan
Pengamatan ortu: masa
remaja adalah tahap
eksperimen onani
Pengawasan ortu: untuk
merubah anak yang
beronani, maka saat malam
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karna dia tidur, saya belum lelap. ya itu sampai dia sekarang
dah gak gak melakukan itu lagi.
520
525
530
535
A : dimulainya dari ngomong agama terus diarahin ke situ
K : nah mungkin ada cara lain kita harus bagaimana
memperlakukan anak-anak yang onani atau bagaimana sikap
kita coba?
A : yang lain?
B : saya gak bisa komentar.hahaha
A : lha anaknya perempuan semua.hahaha
K : untungnya anak saya itu pacar gak ada, disini keliatannya gak
ada tapi diluar itu ada. Tapi bukan diluar jogja tapi di ...
A : disekolah mungkin?
K : temen di Jakarta waktu dulu itu diajak situ itu lho. Di jakarta
Emank telfon sampai berlama-lama. Lha itu.
F : ya kalo kebetulan anak saya kegiatannya padat, jadi saya kasi
pengertian, kalau kamu onani nanti membikin badan lemes.
Badminton kamu gak kuat.karna dia kegiatannya badminton.
Jadi dia pulang sekolah saya masukkan ke klub. Jadi waktunya
badminton. Kadang-kadang kalo ngobrol dirumah, „ Pa, kalau
anak laki-laki onani bagaimana?‟
K : oh pernah tanya gitu malah?
F : saya jawab ya anak yang nganggur mesti onani, tapi kalo kamu
onani, kamu badmintonnya gak bakalan bisa namplek, pasti
540
lemes karna itu mengeluarkan energi yang besar, dan itu pun
tidak boleh. Dalam ajaran kita itu tidak boleh. Dosa. Trus nanti
anak, mengecek apakah anak sudah
tidur belum atau beronani sampai
sekarang anak sudah tidak onani
hari, ortu rutin mengecek
anak dikamar tidur sampai
anak tidak beronani lagi
K merasa beruntung anak belum
punya pacar
karena anak kegiatannya padat
badminton, F memberi penjelasan
bahwa kalau anak onani maka tidak
akan kuat badminton karena lemas
anak pernah tanya mengenai onani
Penjelasan seks dari ortu
dihubungkan dengan
kegiatan anak. Contoh:
Onani mengeluarkan tenaga
besar sehingga membuat
anak lemas saat bermain
badminton
menjelaskan bahwa onani
mengeluarkan tenaga yang besar
sehingga anak akan lemas main
badminton
mengingatkan bahwa onani dosa dan Onani itu dosa dan dilarang
dilarang dalam ajaran agamanya
oleh ajaran agama ortu
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan menyebabkan penyakit kekeringan. „air mani kamu nanti
545
kering, keturunan kamu gak ada bagaimana?‟.
T : lha ya bener
K : jadi si anak
T : takut. Mikir. Iyaa urat-uratnya kalau putus gimana? Itu kan
semua tahu. Iya anak saya itu kadang saya bilang, „kamu sudah
pernah onani belum?‟ „Belum pernah. Cuma dipegang-pegang
550
555
F :
T :
F :
560
A :
M :
F :
565
kog geli.‟ „Nah kalo kamu pegang geli terus lama-lama airnya
keluar, jangan dipegang-pegang‟ „yo yo‟. Nah sekarang kalo
orang onani, lama-lama uratnya jadi besar, telurnya nanti jadi
bengkak satu itu repot, saya bilang gitu. Kan ada kan laki-laki
kan penyakit kan itu, telurnya satu bengkak satu kecil nah itu
bahaya. Makane jangan sering dipegang-pegang
biarkan jalan secara alamiah, mimpi basah gak papa
yaaa, kalo mimpi basah gak papa. Kalo mimpi basah ya udah
ganti. Jangan dipegang-pegang burungnya. Sampai sekarang
sudah gak pegang-pegang. Takut.
kalau anak saya perempuan itu masih kecil. Taunya itu
menstruasi, menstruasi tu apa? Hehehe. Belum dong.
belum diajari ya kalo yang kecil itu ya? Ya paling tentang
perempuan jenis kelaminnya beda ....
brapa taon? 10?
9 taon. Perempuan menstruasi, mengandung, punya anak. Itu
perbedaannya disitu. belum belum jauh. Paling tanyanya
menstruasi itu apa. 9 tahun itu hampir mendekati menstruasi to
pak?
F memberi informasi bahwa onani
menyebabkan air mani kering dan
tidak bisa punya keturunan
peringatan orangtua bertujuan
membuat anak takut dan berpikir
sebelum melakukan onani
T mengatakan onani bisa
menyebabkan urat putus
T menanyai anak mengenai
pengalaman onani
anak diperingatkan agar jangan
memegang-megang penisnya nanti
air maninya keluar dan onani juga
bisa menyebabkan urat penis
menjadi besar, kemudian buah
pelirnya bisa bengkak.
mimpi basah itu tidak apa-apa.
Kalau terjadi ganti celana saja
anak tidak pernah pegang-pegang
kelamin lagi karena takut
anak perempuan pak F yang kecil
baru diajari mengenai mengandung,
punya anak, dan menstruasi
Dalam larangannya, ortu
memberikan informasi yang
tidak tepat untuk menakutnakuti anak agar tidak onani
Orangtua memaklumi
terjadinya mimpi basah
Anak berhenti onani karena
takut
Menjelaskan tentang
menstruasi, kehamilan dan
kelahiran anak
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B : iyaa.kadang SD sudah. kelas 6, 12 tahun ya
M : ada yang sepuluh tahun, karna hormon sih ya sekarang.
570
K :
575
A :
K :
580
A :
585
Y :
590
ayah menjelaskan menstruasi kepada
anak perempuannya yang SD
apalagi anak-anak yang ikut ke greja itu pada dasarnya tu mesti K merasa anak yang ke gereja
ada pendidikan apa ya. Di greja kan kadang ada tema-temanya mendapat pengajaran tentang seks
Ortu menyadari bahwa anak
pernah saya lihat seks opoo oleh pak Gideon. O ya, jadi
orangtua menyadari bahwa diluar
memnerima PS juga dari
rumah sudah ada pendidikan seks
pendidikan seks tu sebenarnya sudah walaupun kita tidak
pihak diluar rumah seperti
memberitahu tapi pendidikan seks diluar sudah ada. Pernah
orangtua mengijinkan anak ikut
gereja atau seminar.
anak saya ikut seminar pendidikan seksual tu saya perbolehkan. seminar pendidikan seksual
(bapak Y kembali mengikuti diskusi)
Pendidikan seks dari luar
rumah membantu tugas
dari sekolah itu?
orangtua.
Peran ortu hanya
oh anak saya ikut PPA (lembaga orangtua asuh) ada. Jadi
K menyadari anak usia remaja sudah
anak-anak mulai umur 12 sampai remaja 16 – 17 gt mesti sudah menerima pendidikan seks dari luar mengawasi dan meluruskan
saat anak melakukan
diberi pendidikan seks dari luar. Saya kira juga membantu.
rumah dan hal ini membantu hanya
penyimpangan
ortu perlu mengawasi, bila ada yang
Selain itu kita tinggal ngawasi. Kalau ada yang menyimpang
menyimpang agar diluruskan
kita wajib meluruskan.
ini om, lagi pada berbagi tentang pengalamannya memberi
pendidikan seksual ke anaknya. Apa yang diajarin, caranya,
gitu-gitu tadi.
saya punya pengalaman tuh pulang dari apotik, anak saya yang
laki itu dia lihat kondom ....
iya iya diapotik banyak
anak bertanya mengenai kondom
„apa itu Pa?‟ Fiesta! Waduh ini, ya mau ndak mau akhirnya
yang dilihatnya diapotik dan Y mau
Saat anak bertanya seks,
saya jelaskan apa itu kondom. Waktu itu dia cuma „oh ya‟, dah tidak mau menjelaskan
orangtua mau tidak mau
perlu menjelaskan
anak meneriman penjelasan soal
lupa tapi kan saya selama ini cuma terbantu saja disekolahan
kondom dengan santai saja
sudah banyak mendengarkan, sudah banyak diajari, sudah
Y merasa terbantu dengan
Ortu terbantu dengan PS
F : saya jelaskan itu tentang menstruasi
M :
Y :
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
595
600
A
Y
605
610
K
F
S
K
B
A
F
A
615
B
F
620
banyak diajarin soal pendidikan seks, nah kita mengimbangi
saja Dia tahu apa itu sperma, dia tahu apa itu alat kelaminnya
dia, saya cuma lanjutkan tentang kondom fungsinya untuk ini,
modelnya kan minimal gt, kayak permen, nah saya jelaskan
modelnya gitu, itu untuk laki-laki, biar spermanya gak masuk
ke tempat cewek ya dikantongi semacam itu trus itu dibuang.
Ya saya crita semacam itu aja. Bicaranya ngobrol panjang lebar
itu karna liat diapotik waktu itu
liat diapotik, saya beli obat, dia liat itu, dia tanya „itu apa?‟
hehehe. Ya harus dijelaskan juga.
ya memang harus berani menjelaskan ya
tapi tapi memang harus dijelaskan itu kalau gak dijelaskan ntar
belinya di konter HP ya pak ya?
hahahaha
ya itu sama pelindung cuma untuk membatasi kehamilan
wis komplit kayak e tuh
wah masih banyak om
kurang apa yang perlu dibantu lagi
hmm sek bentar, dari tadi informasi apa sih yang perlu dikasi
ke anak, itu ada kegunaan alat kelaminnya, terus tentang
penyakit menular seksual, trus mimpi basah itu apa, masturbasi
itu kayak apa, terus kenapa gak boleh, hubungan mesra yang
nanti mengarah ke ... bentuk-bentuk ya berarti ya?
Ya kayak ciuman, rabaan, trus bisa menjurus ke hubungan
suami istri
yang anu itu ciuman bibir, itu kalau secara biologi itu
meningkatkan birahi, itu menjurus yang .. terus raba-raba itu
juga bahaya. Kalau dulu kan gak ya ngomong o ciuman bibir,
pendidikan seks dari sekolah
sehingga Y tinggal mengimbangi
anak sudah tahu tentang sperma
dan alat kelamin, sehingga saat
menjelaskan kondom, Y hanya
melanjutkan tentang fungsinya
kondom saja
pembicaraan panjang lebar
dari sekolah yang membuat
anak mengenali fungsi
kelaminnya
orangtua perlu berani menjelaskan
tentang seksualitas ke anak
Ortu perlu memberanikan
diri memberi PS ke anak
memandang ciuman bibir dan rabaraba itu berbahaya karena
meningkatkan birahi
memberitahu bahaya dari
ciuman dan raba-raba.
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
M
F
K
tabu ya. Kalo sekarang jangan, itu bahaya sekali.
okay terus kontrasepsi, anak perlu diajarin juga, jenis-jenis dan
kegunaannya gitu? Perlu gak sih jenis-jenis gitu?
ya terutama kondom itu, karna kondom itu kan ...
perlu terutama kondom itu
kalau untuk yang suntik atau apa gitu belum belum sampe
M
yang jadi persoalan tu anak salah menggunakannya tu lho,
A
625
karna tau kondom itu kan untuk mencegah, berarti nganggo iki,
630
635
640
645
ben aman, kan gitu. Itu kan perlu pendidikan agama tadi itu.
F : ada perlunya dijelaskan, kadang-kadang menjelaskan itu sulit
lho. Pemikiran orang dewasa sama anak-anak itu berbeda. Misal
kondom cara pemakaiannya begini lho dimasukkan disini
(memperagakan memasukkan ke jempol). Yang dimasukkan
jempolnya. Tetep jadi to.
M : hehe kayak mantri ngajari ning ndeso. Hahaha. Ngenten niki
lho pak sing ngagem, barang kui pake e ya gini, ya hamil lagi
istri. Lha kog?! Hahaha
Y : kira-kira ketika anak bertanya tentang hal seperti ini, kira-kira
pikirannya sama dengan kita gak? Ketika bicara tentang nafsu,
birahi. Waktu dia berbicara mengenai seksual, dia berpikir
seperti kita gak, misal tanggapannya pak M mengenai masalah
kondom, nanti dia berpikir ini aman. Apakah betul dia berpikir
seperti itu? Jadi itu berpikir kalo dah ada hawa nafsu to. Saya
pikir anak-anak tu masih polos lho belum ada pikiran semacam
itu. Anak saya tanya kondom, saya jelasin, dia gak mikir
ortu merasa anak perlu dijelaskan
mengenai kondom namun belum
tentang alat kontrasepsi lain
Menjelaskan kondom
namun alat kontrasepsi lain
tidak
Kekhawatiran ortu:
orangtua khawatir saat anak paham
pengetahuan anak tentang
soal kondom, akan disalahgunakan
kondom disalahgunakan
sebagai cara agar aman melakukan
anak agar aman saat
seks sehingga orangtua merasa perlu bersanggama sehingga PS
ada pendidikan agama juga
perlu disertai pendidikan
agama / moral seksual
merasa menjelaskan kepada anak
itu sulit karena pemikiran orangtua
dan anak itu berbeda.
Hambatan: pemikiran anak
dan orangtua berbeda
sehingga ada kesulitan saat
menjelaskan seks
Y mempertanyakan apakah
pemikiran anak saat bertanya
terkait seksualitas sama dengan
yang dipikirkan oleh orangtua
Y merasa bahwa saat anak bertanya
soal seksualitas mereka tidak
berpikir mengenai nafsu birahi –
masih polos
Pemikiran anak saat
bertanya tentang seksualitas
sekadar keingintahuan
(haus informasi) tidak
seperti yang dipikirkan
orangtua
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
650
macem-macem.
M : ya itu anak yang masih dalam kata lain masih dibawah 12. Tapi
kalau sudah menginjak sampai umur 15 tahun keatas itu pasti
dia berpikir, apa lagi kalau dah punya pacar. Ini kan yang perlu
kita beritahukan. Kalau yang anak-anak kecil mungkin belum
sampai kesitu ya.
Y : makanya ya kalau saya lihat dunia pendidikan sekarang,
banyak pendidikan seperti itu, dikelas pun diajarkan seperti itu.
655
Sudah mulai digiring kesana. Jadi saya pikir anak-anak ini
tidak akan semata-mata berpikir seperti kita waktu itu. Kalau
660
665
M :
Y :
F :
Y :
F :
M :
Y :
670
waktu itu terus terang di jamannya saya, saya kelahiran 61 jadi
saya kira-kira umur 15 tahun itu tahun 70an gitu. Itu gak ada
pendidikan seperti itu.
iya gak ada.
Ya jadi itu betul-betul orangtuaku menjadi tabu berbicara
masalah itu.
toh kebanyakan adanya teori karena ada yang pernah praktek.
betul
Ada yang diluar nikah SMP hamil nah itu karena kurang,
kurang paham soal itu
ya itu jadi contoh. Kita kasi contoh
kondisi ini yang perlu kita bangun kan ini. Saya sering
ngomong kan pendidikan ini, pendidikan ini kalau saya sering
mengikuti pendidikan anak-anak saya, pengetahuan mereka
tentang ini sudah cukup banyak disekolah. Kita tinggal ngikutin
aja menurut saya, dari pengalaman-pengalaman anak saya di
menurut M kalau anak masih
dibawah 12 tahun memang masih
Pandangan ortu: Usia anak
polos, tapi kalau sudah 15 tahun
mempengaruhi maksud dan
keatas dan punya pacar pasti berpikir tujuan pertanyaan seksual
kondom membuat hubungan seks
oleh anak
aman sehingga perlu diberitahu
Pendidikan seks saat ini
saat ini sudah banyak pendidikan
tidak hanya berisi informasi
seks yang dilengkapi agama
namun juga nilai agama /
sehingga anak tidak akan berpikir
moral sehingga anak tidak
semata-mata untuk kenikmatan diri
berpikir soal kenikmatan
seperti yang orangtua alami dulu
seksual saja
bercerita bahwa saat Y dulu remaja
tidak ada pendidikan seks
Y bercerita kalau dulu orangtuanya
tabu membicarakan seksualitas
memandang pendidikan seksual ada
karena pernah ada yang melakukan
aktivitas seksual yang diluar norma
Pendapat ortu: pendidikan
seksual ada karena ada yang
berperilaku seksual diluar
norma
anak sudah mendapat cukup banyak
pengetahuan seks dari sekolah,
orangtua hanya perlu mengikuti
saja
Anak memiliki informasi
seksual yang memadai dari
sekolah sehingga orangtua
hanya perlu mengikuti
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekolah mengenai hal seperti itu, kita tinggal ngikutin ngajarin
semacam itu. Pada waktu dia bertanya soal kondom bahkan
sampai terus bertanya ke spiral pun saya harus jelaskan. Mau
gak mau harus jelaskan. Dan saya gak, saya ngomong dengan
gambar segitiga di rahim ibu, dia tahu kog, jadi dia ngawang
didalam mobil, „jelasin aja Pah‟, oya, dia (spiral) njepat disitu,
675
F :
Y :
685
F :
K :
690
Y :
695
M :
Y :
T :
Isi PS : kontrasepsi –
kondom dan spiral
Kapan: dalam perjalanan
naik mobil
Kemudahan PS : anak bisa
paham PS dari ortu karena
sudah mendapat PS dari
disekolah kan dah dapet.
sekolah juga
sudah dapet cuma dia mau bertanya dikelas tuh kadang-kadang
Disekolah anak malu
F merasa anak dikelas malu tanya
bertanya soal seks karena
tentang seks karena teman-temannya
anak tuh malu. Malu dengan teman-temannya.
ada teman-temannya
ya itu penting itu tadi, waktu anak bertanya soal itu anak itu
menurut Y saat anak bertanya soal
seksualitas, belum berpikir aneh-aneh
pikirannya belum yang aneh-aneh
pemikiran anak hanya sebatas
betul ya cuma setingkat-tingkat pemikiran anak itu
tingkat usianya saja
itu kalo diajarkan disekolah itu biasanya sambil guyon. Saya
memberikan pendidikan seks
Metode: memberikan PS
sendiri pernah diajarkan seperti itu. Jangan terlalu serius. Kalo
dengan candaan dan tidak terlalu
dibarengi candaan dan tidak
serius agar anak tidak berpikiran
terlalu serius agar anak
terlalu serius, anak terus berpikiran negatif. Tapi kayak guru
negatif
tidak
berpikiran negatif
yang bisa menjelaskan tapi dengan ....
ya karna itu, saat berbicara dengan anak-anak soal hal-hal
Y mencari suasana santai dan gak
semacam itu, saya berusaha untuk mencari suasana yang santai, tegang saat berbicara soal seks
Kapan PS: saat suasana
paling gak tegang karna kalo kita usahain cari waktu tertentu
bila ortu mencari waktu khusus
santai dan tidak tegang,
kitanya sudah
untuk berbicara maka ortu akan
tidak mencari waktu khusus
tegang
tegang karena takut salah
karena membuat tegang
menjelaskan dan anak malah
tegang dulu, anaknya mungkin gak dong, tegang iki nek tak
terdorong untuk praktek
omongi nek salah malah praktek malah repot ....
kadang ada yang dimarahi, kamu kog tanya kayak gitu.
kadang ada yang memarahi anak
Ada yang memarahi anak
nyumpel, selesai, telur gak turun. Dia bisa paham itu, tapi dia
680
Y menjelaskan mengenai kondom
dan spiral saat berada didalam
mobil, dan anak membayangkan
(ngawang)
anak paham penjelasan Y mengenai
kontrasepsi, karena disekolah sudah
mendapat penjelasan
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Y : kalo ada kejadian kayak gitu misal di TV ya kudu dijelaske
700
705
710
B : ini A, tidak kalah pentingnya penjelasan mengenai akibat, jadi
kalau kita tidak memahami semua yang dicatat A barusan itu
terus kita kebablasan itu mungkin penjelasan antara lain kalau
anda kawin dini karna hamil, itu berakibat sekolahnya
terganggu, nanti masa depanmu bagaimana
F : membuat malu orangtua
B : heeh, orangtua malu itu harus dipahami anak
A : konsekuensi dari hubungan seks diluar nikah gitu?
K : seks dini diluar nikah itu
Y : seringkali pembicaraan seperti itu saya dengan istri saya tidak
pernah digabung pada waktu bicara mengenai pendidikan
seksualitas. Kita pisahkan betul-betul kita pisahkan. Ini bicara
seks beda dengan masalah sosial. Beda. Saya bedakan seperti
itu, jadi kalau saya bicarakan digandeng itu jelas soal nafsu
birahi. Jadi saya pisahkan, ini urusan accident mengenai
pernikahan dini itu urusan sosial bukan seksualitas semata-
715
mata. Kita pisahkan. Kita ngomong ketika ada suatu kejadian,
kita bicara bagaimana anda cari pilihan pacar, hubungan baik,
sampai ke pernikahan itu ada sesuatu jenjang yang dijalani.
Jenjang yang harus kita pelihara dengan baik. Pilihanmu kudu
jelas. Jangan semata menyerahkan segala sesuatunya untuk
saat bertanya soal seks
apabila anak melihat adegan seks di
TV, maka orangtua harus
menjelaskan
orangtua perlu menjelaskan akibat
perlikau seks, kebablasan sampai
hamil dan kawin dini yaitu sekolah
terganggu dan masa depan tidak
jelas
anak perlu paham kalau orangtua
merasa malu bila anaknya hamil
diluar nikah
saat anak tanya soal seks
Kapan PS: saat anak
melihat adaegan seks di TV
Menjelaskan konsekuensi
dari perilaku seks
menyimpang
Orangtua perlu membuat
anak paham kalau orangtua
malu saat anaknya hamil
diluar nikah
memisahkan obrolan mengenai
seksualitas dengan obrolan
mengenai masalah sosial
bila menggabungkan obrolan
tentang pendidikan seks dengan
masalah sosial berarti bicara soal
nafsu birahi
kejadian pernikahan dini itu urusan
sosial bukan seksualitas semata
sehingga dipisahkan dari obrolan
mengenai seksualitas
menjelaskan mengenai jenjangjenjang berelasi yang harus dijalani,
perempuan jangan menyerahkan
segala sesuatu ke laki-laki, dan
Diskusi mengenai
pernikahan dini adalah
masalah sosial dan perlu
dipisahkan dari obrolan
mengenai seksualitas
Menjelaskan mengenai
makna dan tahap-tahap
berelasi, serta rambu-rambu
berelasi bukan termasuk ke
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
720
laki-laki kalau kamu cewek, jangan sekali-kali melecehkan
cewek buat pacar-pacarmu nanti, sampai pada jenjang
pernikahan. Pacaran itu adalah sesuatu yang lebih serius untuk
masuk ke jenjang pernikahan. Pernikahan adalah sesuatu yang
suci, dia itu harus berpikir lebih, lebih pasti kesana. Pendidikan
seksualitas kita lepaskan dari itu, ngomong dewe tentang seks,
725
730
735
F :
740
Y :
F :
745
Y :
laki-laki jangan melecehkan
dalam PS
perempuan
mengajari anak mengenai makna
berelasi seperti pacaran dan
menikah
memisahkan pembicaraan antara
manusia sebagai mahluk seksualitas
betul-betul tentang seks, kita gak bicara tentang manusia
dengan pembicaraan mengenai seks.
apabila menggabungkan obrolan
PS perlu dipisah dengan
sebagai mahluk seksualitas Sebab kalau kita bicara ini kita
seksualitas dengan masalah soasial,
pembicaraan mengenai
gandeng itu bener-bener masuk ke jurus yang sama, bahwa
maka hamil dini bisa dikira anak
masalah sosial seperti hamil
seolah-olah kejadian hamil dini ini bicara soal seksualitas
sebagai seksualitas, padahal ada
dini, karena anak bisa
sedangkan mau bicara soal hamil dini atau hamil yang akan
kejadian hamil dini atau tidak,
menganggap seksualitas
datang, seksualitas tetap seksualitas Jadi kita pisahkan betul. Ini seksualitas tetap ada
terbatas pada masalah sosial
bicara soal hubungan sosial, bahwa laki-laki perempuan harus
pembicaraan mengenai hubungan
Pembicaraan mengenai
menikah, kita harus menikah itu berdiri sendiri. Kita memang
sosial, laki-laki perempuan perlu
relasi sosial (pernikahan)
menikah itu berdiri sendiri
terpisah dari PS
sepakat itu berdiri sendiri. Kalo digandeng saya pikir, emm
saya belum tau eksesnya seperti apa, cuma saya pikir kog ....
kalo saya yang nangkap kog gini, bkn digandeng tapi dari
Menurut F perilaku seksual yang
perilaku seksual sendiri yang menyimpang itu mengakibatkan
menyimpang menyebabkan
Pembicaraan mengenai
pernikahannya cacat
dalam pernikahannya cacat
seksualitas dan hidup
oo iya
beriman tidak bisa dipisah
jadi bukan jalan bareng-bareng gandeng bukan. Tapi kita bicara berbicara soal seks juga termasuk
karena perilaku seksual
yang menyimpang
perilaku seksual dan hidup beriman
tentang seks, itu yang perilaku seks yang sebenarnya dengan
menyebabkan pernikahan
hidup secara iman, ketemu. Kalau secara seks sudah amburadul, Menurut F pembicaraan mengenai
yang cacat
secara iman amburadul ya terjadi. Tapi kemungkinan besar tidak seksualitas dan kehidupan berdasar
keimanan tidak bisa dipisah
bisa dipisahkan. Dua hal itu gak bisa dipisahkan.
ya menurut saya masih bisa dipisahkan, karna komposisi
membicarakan pernikahan tidak
pernikahan adalah topik
semata-mata berbicara mengenai
yang berbeda dengan PS
semacam itu, dalam pernikahan memang betul ada, ada
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
750
B :
755
A
B
A
B
:
:
:
:
760
Y :
765
770
775
B :
hubungan seks ya ndak disalahkan memang ada. Tapi
pernikahan dan jiwa pernikahan kan gak semata-mata itu. Itu
saja prinsip saya cuma itu saja. Ini satu hal yang berbeda
dengan pendidikan seksualitas.
jadi mungkin A bisa pisahkan seperti kata pak Y tadi, bab
mengenai teori seksualitas sama sebab akibat seks.
tentang yang murni seks ...
murni seks itu seperti yang dimaksud pak Y tadi
satunya tentang sosial ..
jangan kita bicara seks seolah-olah tidak baik, itu juga keliru
Seks itu juga alamiah. Kayaknya memang kita agak terbawa
emosi ya tadi, didalam diskusi kita memang seolah-olah
hubungan seks yang menyimpang. Tapi memang tadi itu ingin
teori seks untuk anak itu bagaimana. Nah ini makin ditegaskan
sama pak Y.
karna seringkali gini ya, yang saya alami ya, temen-temen saya
bicara seksualitas kepada anak terutama yang terjadi
sebenarnya adalah ketakutan orangtua terhadap penyimpangan
ini muncul duluan. Kan salah to? Ini muncul duluan, kita gak
rasional, kita muncul emosinya dulu. Ini yang jadi persoalan
buat anak, ini termasuk pendidikan untuk anak, seringkali
pendidikan ke anak, emosi kita yang muncul duluan seolaholah ini lho yang bener, aku dah punya pengalaman. Buat saya
terbalik, harusnya biarkan dia bertumbuh, kita dorong dia mau
kemana, dengan cara bagaimana kalau dia salah ya kita tarik,
seringkali kita lupa. “sing bener ki iki lho.”. Seringkali seperti
itu.
jadi ada dua hal tadi, teori sama kalau ada penyimpangan. Nah
hubungan seks
pernikahan sesuatu yang berbeda
dengan pendidikan seksualitas
Menurut B memandang seks itu
tidak baik adalah keliru karena seks
itu hal alamiah
Memandang seks sebagai
hal negatif itu tidak tepat
karena seks itu alamiah
dalam mendiskusikan seksualitas
Problem Ortu: dalam
dengan anak, ketakutan orangtua
obrolan yang muncul
mengenai penyimpangan muncul
ketakutan orangtua tentang
duluan, dan ini adalah hal yang salah
penyimpangan
seringkali emosi orangtua muncul
dahulu dan langusung mengarahkan
apa yang benar, karena ortu merasa
Mendidik yang baik adalah
sudah punya pengalaman.
membiarkan anak
menurut Y mendidik anak harusnya
bertumbuh namun tetap
membiarkan dia bertumbuh, ortu
dipandu, bukan didikte
mendorong dia maunya kemana, dan
kalau salah ortu menarik, bukan
orangtua mendikte anak
ada dua hal yaitu teori seks dan
Pendidikan seksual meliputi
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tentang penyimpangan
tadi mengenai emosi tadi kan, seharusnya anak itu kan dibina,
anak perlu dibimbing untuk bisa
mengelola emosi
dibimbing sehingga bisa mengelola emosi, orangtua terlebih
begitu, mengelola emosi seperti yang dikhawatirkan pak Y, kita orangtua perlu bisa mengelola
emosi sehingga yang muncul bukan
hanya muncul kekhawatiran tetapi teori antisipasi jangan
kekhawatirannya saja
780
F :
B :
785
K :
B :
Y :
790
dihilangkan. Kita harus memprotek sesuatu yang akan terjadi.
Jangan sampai kita tidak tahu, bahkan tidak memprotek.
melepas begitu saja
melepas begitu saja, hanya teori tok, padahal pengalamanpengalaman, kejadian menunjukkan demikian gawatnya ya to?
Jadi kita pisahkan.
kalau dilarang biasanya anak pengen tahu
lha itu tadi yang digarisbawahi pak Y itu, emosi orangtua,
harus bisa mengelola.
iya kita bisa terbeban, pada waktu kita terbeban itu ngomong
mbek anak menjadi luput lho. Beda. Jadi kita cari tempat yang
refresh, yang santai, yang sama-sama santai, menikmati
sesuatu, kita ngomong e lancar, dia menerimanya juga lancar.
795
A : mending ngomongnya „janjian yuk kita kapan sediain waktu
ngomongin soal seks” atau ...
Y : gak perlu kalo menurut saya
A : gimana kalo bapak-bapak?
B : kalau saya ada situasi tertentu yang mungkin menurut kita
masuk, masuk. Jangan direncana
orangtua perlu melindungi anak
dengan mengantisipasi
anak jangan dilepaskan karena
pengalaman dan kejadian
menunjukkan kondisi seksual yang
gawat saat ini
bila bicara pada anak saat terbeban
maka akan salah bicara
pembicaraan dilakukan ditempat
dan kondisi santai, dan sedang
menikmati suatu hal bersama-sama
maka ortu akan lancar, anak juga
akan menerima dengan lancar
melakukan pembicaraan seks
melihat situasi, kalau ada yang
cocok ya lakukan pembicaraan,
jangan direncanakan
teori dan penyimpangan
Orangtua perlu mengelola
emosi sehingga saat
memberi PS yang muncul
bukan kekhawatiran saja
Orangtua perlu melindungi
anak dengan mengawasi
dan mengantisipasi perilaku
anak
PS saat terbeban akan
beresiko salah bicara
Kapan PS : dalam kondisi
yang santai dan disambi
melakukan hal lain
Kapan PS : melihat situasi,
saat ada yang cocok maka
dilakukan pembicaraan,
jangan direncanakan karena
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
800
805
Y
B
M
Y
M
B
A
:
:
:
:
:
:
:
B :
810
815
820
825
F :
A :
B :
K
B
F
A
F
:
:
:
:
:
Kalau direncana , beban
kalau direncana malah beban
bubar
kalau direncana malah tegang, tegang malah kacau dah
Yang mau disampaikan malah bisa diluar ...
itu poin penting lho itu
jadi bukan direncana „eh besok kita‟ kayak nek orang dolanan
itu kita pergi kemana ya, ini gak direncana?
kalau itu tadi bicara yang soal teori itu boleh, kayak di kelas,
sekolah itu boleh tetapi kalau itu misalnya kita kumpulkan
banyak orang yuk kita bicara soal seks, boleh. Tapi kalo
praktek kita hidup sehari-hari dalam satu keluarga itu kayaknya
sih lebih cocok kita ngambil saat tertentu yang menurut kita pas
gitu
momen yang pas
jadi cari momen yang pas gitu ya?
aplikasinya lho ya. Tapi kalau kita bicara soal kelas, soal teori
ya ada kurikulumnya to. Kalau kita merasa keluarga besar saya
ini anak remajanya ada dua puluh mungkin ada baiknya juga
bilang orangtua, kita bikin ya penjelasan soal seks, kita panggil
orang.
PPA itu seringkali ada
PPA itu terprogram
paling tepat pas pelajaran biologi
kalau disekolah?
disekolah. Kalau dirumah dia pasti tanya, pas belajar. Soalnya
sekarang vulgar sekali
B : lha itu berarti kan ngepasin belajar
merencanakan pembicaraan akan
menyebabkan orangtua terbeban
dan tegang sehingga yang
disampaikan berbeda dan kacau
perencanaan tepat bila
membicarakan teori seks di kelas
atau sekolah
dalam hidup berkeluarga seharihari lebih cocok untuk momen yang
pas untuk membicarakan seks
bila dalam keluarga besar terdapat
banyak anak remaja bisa
mengadakan pertemuan mengenai
seks dan memanggil pembicara
waktu yang pas untuk belajar
seksualitas di sekolah adalah saat
pelajaran biologi
anak pasti bertanya soal seks saat
belajar biologi dirumah karena
bahasa di bukunya blak-blakan
perencanaan membuat
orangtua terbeban dan
tegang sehingga beresiko
kacau
Kapan PS : perencanaan
untuk penyampaian materi
seksual di sekolah, sedang
dalam keseharian lebih pas
mencari momen /
kesempatan
Metode PS : dalam keluarga
besar terdapat banyak
remaja bisa mengadakan
pertemuan PS dan
memanggil pembicara
Kapan PS : pelajaran
biologi disekolah
Kapan PS : saat anak
belajar biologi dirumah
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K : kalau anak saya yang sudah remaja gak mau tanya
anak yang sudah remaja tidak mau
bertanya
830
F : sekarang dewe mbuka internet. Pelajaran seks buka internet,
biologi, buka jebret, gambar keluar, keterangan-keterangan
Kalau kita gak mendampingi ya .....
iki kalo seru bisa tekan jam 11 lho ki
B :
belajar mengenai seks bisa melihat
di internet, berisi gambar dan
keterangannya, dan orangtua perlu
mendampingi anak
835
S
A
B
A
B
F
A
840
845
hahahaha
kalau saya gak papa hahaha
waktune garek sitik maksud e.hahaha
iya tadi saya liat juga hahaha. Saya sih gak papa
hahaha
kurang apa lagi?
ini info materi apa saja yang perlu dipelajari sudah. ehh metode
mungkin? Metodenya mungkin, tadi kayak pak K sudah
menyinggung juga soal diberitahu secara pribadi, jangan
ditempat umum, terus mungkin dimulai dengan obrolan agama.
Mungkin ada metode lain? Buku atau apa gitu?
K : orangtua harus jujur, jadi misal anak tanya, itu orangtua jangan
:
:
:
:
:
:
:
membelokan atau ... harus menjawab yang pasti, apa yang
ditanyakan anak, kadang-kadang kita terus „wis kamu anak
kecil belum ..‟, Nah itu kan malah keliru, anak malah jadi
merasa itu tabu.
850
Anak yang sudah remaja
tidak mau bertanya
Di internet terdapat materi
PS berupa gambar dan
keterangannya yang bisa
diakses anak dan ortu perlu
mendampingi
Y : seringkali begini kebiasaan orangtua itu nek ditanya anaknya
seolah kita harus jawab sepenuhnya. Kalau saya njawabnya tak
balik, separuh tak jawab, separuh balik nakoni. Jadi saya mau
nggiring, dia maunya kemana sih. Saya ikutin, dengan bahasa
orangtua perlu menjawab secara
jujur pertanyaan anak dan tidak
mengalihkan pembicaraan
jangan meng‟enyah‟kan pertanyaan
anak karena memberi kesan ke
anak bahwa pembicaraan ini tabu
Y menjawab sebagian, kemudian
sebagian lagi balik bertanya
Metode PS : menjawab
secara jujur dan tidak
mengalihkan pembicaraan
Metode PS : tidak
mengenyahkan pertanyaan
anak karena memberi kesan
tabu
Metode PS : menjawab
sedikit / tidak lengkap lalu
balik bertanya. Tujuannya
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dia saya bisa jelaskan.
F : bahasa yang?
Y dengan bahasanya dia, saya bisa menjelaskan. Jadi kalau kita
855
Y menggiring, menggali apa yang
dimau anak sehingga bisa
menjawab total, dia tanya, jawab total, bisa habis itu. Bisa salah menjelaskan sesuai bahasa anak
persepsinya to, saya seringkali wah ki berbahaya. Tak rungoke, kadang Y merasa bercerita terlalu
banyak dan salah persepsi
tak rasa-rasake wah iki salah ki aku, kakehan. Hahaha
mengenai pertanyaan anak
B : kalau saya anak waktu masih SD kecil tanya yang saya cerita
tadi, lahir lewat apa. Operasi. Jawab saya kan bingung kan
860
lewat ini kan. Tapi suatu saat dia tahu sendiri, komplain ke
orangtua. „Nah kamu kan belum siap waktu kecil dulu,
sekarang dah tau to.”
865
870
Y : seperti kemarin, beberapa waktu yang lalu itu. Tidak saya
jawab, karna dia tanyanya ditempat terbuka. Jadi ada saya,
ibunya, ada orang-orang gitu, dia baca buku Stand Up Comedy
disitu ada bicara menggauli. Takon, „menggauli itu apa Pa?‟
waduh iki .hahaha
S : hahahaa
K : haha, anaknya umur brapa, gak, kelas brapa?
Y : kelas 1 SMP. Menggauli itu apa? Berarti kan saya harus
menjelaskan cukup runtut begitu. Gak mungkin
menjelaskannya langsung sak cuil. Saya kalau menjelaskan dari
awal sampai akhir. Dari pertama sampai akhirnya kan
membutuhkan waktu panjang. Itu jadi PR buat saya. Saya gak
saat anak bertanya soal lahir lewat
mana, B bingung menjelaskan lahir
lewat vagina sehingga dijawab lewat
operasi
memahami maksud anak
bertanya agar dapat
menjelaskan sesuai bahasa
anak.
Saat orangtua bingung cara
menyampaikan jawaban
maka orangtua bisa
memberi jawaban yang
tidak tepat (bohong)
saat anak tahu faktanya maka akan
komplain ke B, dan B berkilah
bahwa dahulu masih kecil sehingga
tidak diberi penjelasan yang benar.
saat anak bertanya tentang
menggauli didepan orang banyak
maka Y tidak menjawab
pertanyaan anak
untuk menjawab pertanyaan anak
soal menggauli, Y merasa perlu
memberi penjelasan yang runtut,
yang butuh waktu panjang
saat Y merasa waktunya tidak tepat
Ortu tidak menjawab
pertanyaan seksual anak
yang diajukan di depan
publik / orang banyak
Menjelaskan kata
menggauli perlu memberi
penjelasan yang runtut
Metode : mengalihkan
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
875
jawab. Diajak guyon wae. Ya to tak ajak guyon yang lain, tapi
belum tak jawab bener sampai sekarang, sampai hari ini belum
saya jawab Itu satu-satu harus saya jawab mulai dari proses
pernikahan sampai kepada hubungan seksual baru saya
880
885
890
ngomong. Baru menjawab satu kan? Menggauli. Misal kayak
tadi membicarakan mengenai anak lahir itu ada di StandUp
Comedy juga. Itu guyon saya bilang.Yang satunya itu „kalau
orang indonesia itu bisa melahirkan anak dari pusernya, begitu
dibandingin dengan negara-negara lain oh gak gak turun-turun
dikit lah‟ , gak masalah buat saya, oyaa sudah kalau gitu, kamu
sekarang tahukan kalo lahir itu dari situ. Kan gitu. Itu masalah
joke lah. Orang Amerika bicara masalah matahari trus dia
ngomong turun-turun dikitlah, dijawab orang indonesia lebih
hebat lagi lahir dari pusar. Tenane? Ya turun-turun dikit lah.
„Oke sekarang kamu tau ya lahir dari situ‟, dah ngerti posisi
situ, nah itulah yang terjadi .....
K : nanti kalau sudah waktunya tahu kan juga tahu sendiri
895
Y : heeh, kalau sudah bilang sampe menggauli itu kan harus
dijawab, pernyataan yang kata-kata yang guyon itu, nek podopodo gedene, mbek A ki ngomongo jelas. Bisa ngomong gitu.
Dengan anak segitu, kudu dijogo seko ngarep, butuh waktu
panjang itu, iso saksemester dewe masalah menggauli itu. Ya
itu beberapa hari yang lalu itu, ia pulang dari jalan gitu, pulang
ke rumah, di mobil tanya menggauli itu
K : tapi itu dibuku pelajaran ya?
untuk menjawab pertanyaan anak
maka orangtua mengalihkan
melalui guyonan.
Y merasa perlu menjelaskan dari
proses pernikahan sampai
hubungan seksual baru menjawab
apa itu menggauli
Anaknya pak Y mengetahui anak
lahir dari mana melalui guyonan
yang dibaca dibuku komedi
pertanyaan anak dengan
guyonan saat waktunya
tidak tepat untuk menjawab
Sumber info seksual :
guyonan dari buku komedi
K merasa anak akan tahu sendiri
anak lahir darimana saat sudah
waktunya
menjelaskan guyonan menggauli
kepada anak yang dewasa itu
mudah
berbicara mengenai seks dengan
anak yang masih SMP perlu dijaga
dan butuh waktu untuk menjelaskan
Membicarakan seksualitas
dengan anak SMP perlu
berhati-hati dan dijelaskan
secara lengkap
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
900
905
910
915
920
925
Y : bukan, dibuku, dia kan seneng baca StandUp Comedy itu lho.
Buku StandUp Comedy. Itu bukunya dia baca dimobil gitu
M : dagelan itu lho
Y : pas ada cerita begitu itu. lha itu takon nggauli iki opo? Waduh
hhahaha wah dowo ki critane.
A : jawabnya secara pribadi, njawabnya kadang separo gitu gak
dijawab semua
Y : dijawab cuma beberapa kali kan menjawab tadi masalah
menggauli kan, menjawabnya kan saya harus berusaha
mengajak bicara dia, membuat sesuatu yang gede, yang tuntas
tentang seksualitas
A : menjelaskannya lebih panjang.
Y : panjang, sehingga disitulah mulai menggiring sehingga dia tahu
o menggauli itu itu, saya tidak bilang menggauli itu adalah,
langsung definisi itu gak. Biar dia berpikir sendiri. Saya
menjelaskan mengenai suatu pekerjaan, suatu proses yang
panjang tentang pernikahan, sebuah hubungan seksualitas,
hubungan suami istri, baru bisa mengatakan itulah menggauli.
B : jadi A kalo tanya tentang metode, bisa tangkap dari pendapatpendapat kita tadi ternyata tidak sama semua tapi agak-agak
mirip, tapi tidak bisa metode itu seperti ini untuk kita atau
bahkan untuk banyak orang itu gak demikian. Tapi teori ya
teori ya, umur sekian harus tahu ini, adakan teori tapi kalau
realita itu masing-masing keluarga, orangtua itu beda-beda tapi
arahnya sama. Itu mungkin A bisa menyimpulkan
A : Gak papa kog beda-beda, sebenernya ben tau banyak macem
macem tu bagus juga sih soalnya.
B : lha tadi kan tanya metode, tidak ada metode yang semua,
metode masing-masing kita kan?
berbicara mengenai menggauli
perlu membicarakan hal yang lebih
luas dan tuntas mengenai
seksualitas terlebih dahulu
saat menjawab pertanyaan anak
soal menggauli, Y berbicara proses
tentang pernikahan dan hubungan
seksual dulu dan membiarkan anak
berpikir dan mendefinisikan sendiri
mengenai arti menggauli
metode setiap orang berbeda-beda
walaupun mirip
teori mengenai pengetahuan terkait
usia perlu namun penerapannya di
tiap-tiap keluarga akan berbeda
Metode : saat menjawab
pertanyaaan anak, anak
diajak ikut berpikir dan
menemukan jawaban
Perlu ada pengetahuan
mengenai informasi seksual
apa yang perlu dikuasai
pada jenjang usia tertentu,
walau implementasinya
dalam tiap keluarga
berbeda-beda
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
930
A : maksudnya gak bisa metode masing-masing kita
F : gak bisa dibakukan satu
A : gak bisa. Okay, itu metodenya oke
K : bisa buku, media.
935
940
945
950
Y : metode itu kalau dilihat semua kuncinya masalah komunikasi,
bagaimana komunikasi kita dengan anak
B : iya komunikasi
K : metodenya komunikasi dengan anak
M : iya
Y : metode ya kalau bicara metode ya metode pasti gak bicara
K
F
K
A
B
Y
B
Y
:
:
:
:
:
:
:
:
F :
K :
A :
memberi pendidikan seks bisa
melalui buku atau media
kunci dari pendidikan seks adalah
komunikasi orangtua dengan anak
metodenya adalah komunikasi =
ngobrol
berbicara dengan anak tidak
menggunakan cara menceramahi
tentang ceramah kan? Kecuali nek nesu ya bicara soal ceramah. kecuali saat memarahi
seminar seks, seminar seks kan juga metode kan pak?
mengadakan seminar juga metode
seminar
pendidikan seksual
ada to seminar
jadi orangtua perlu komunikasi yang baik dengan anak gitu ya?
kunci
Komunikasi yang baik adalah
kuncinya itu
faktor kunci keberhasilan
pendidikan seksual
faktor kunci keberhasilan
orangtua kan seringkali komunikasi dengan ceramah kan
orangtua seringkali lebih banyak
podo.hehehe. Okeh ceramah e timbang komunikasine.
menceramahi anak dibanding
ngobrol dengan anak
Retetetetetet (menirukan orang ngomong banyak). hehehe
dah itu sudah terjawab. Apalagi?
selak Suro ki
hehehe. Ehhh cari eh, itu sih tadi sebener e, waktu yang tepat,
kapan yang tepat gitu, tadi kan juga ada suasana yang santai,
pas nonton, pas dimobil ...
Komunikasi adalah kunci
PS dari orangtua ke anak
Metode : ngobrol
(pembicaraan duaarah) dan
bukan menceramahi
(pembicaraan satu arah)
Metode : mengadakan
seminar
Metode PS : menceramahi
anak (tidak tepat)
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
955
960
965
K : tidak dikeramaian
A
M
A
B
M
Y
:
:
:
:
:
:
K :
M :
A :
K :
970
975
980
985
pas belajar, tidak dikeramaian, bukan direncana tapi
spontan gitu ya, mungkin lebih spontan
ada lagi ndak?
disesuaikan dengan situasi,sikon
spontan juga harus disesuaikan situasi
kayak pertanyaan tadi kan spontan, tapi njawab e kan setengah
mati.hehe
spontannya liat situasi
kudu tepat
kalau pas malem mau tidur itu suasana yang tepat gak sih
sebenarnya?
emm karna kalau anak remaja itu sekarang kalau tidur
dibarengi itu dah gak mau jadi susah.
B : tapi kalau (anak) saya pengennya bersama, anak wanita saya,
ini suami istri, tengah itu dia. Tapi dia kan sudah full
kegiatannya, dia itu maunya tidur blek trus kelukupan semua,
lampu matikan, saya liat TV gak boleh. Jadi kalau liat TV saya
diluar karna dia sudah capek sekali belajarnya, capek kegiatan
sehari, dia gak mau ngobrol. Nah itu kalau saya masuk disitu
marah deh. Wong nonton TV wae ra entuk. Beda beda.
Mungkin kalau bapak-bapak yang lain dia masih ngobrol gitu,
tergantung sifat anaknya
A : oke kapannya sudah. Nah mungkin dari pengalaman bapakbapak apa sih hambatannya untuk memberikan informasi
kepada anaknya. Hambatan apa yang dialami, dirasakan, untuk
memberikan informasi seks kepada anak.
pendidikan seks tidak dilakukan
ditengah keramaian
Kapan PS : tidak ditengah
keramaian / banyak orang
obrolan berlangsung spontan tapi
juga mempertimbangkan situasi
dan kondisi
Kapan PS : PS dilakukan
spontan namun juga
memperhatikan situasi dan
kondisi
anak tidak mau tidur dibarengi
sehingga sulit ngobrol seks waktu itu
Anak enggan tidur bersama
ortu sehingga tidak bisa
memberikan PS waktu itu
anak pak B kalau tidur bareng
orangtua, namun langsung tidur
karena capek sehingga waktu mau
tidur bukan saat yang tepat
memberikan pendidikan seks
karena anak akan marah bila diajak
ngobrol saat itu
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
990
B : urut saja ben entuk bagian kabeh dan cepet.haha. mengko nek
ngene-ngene ra rampung-rampung.
A : dari siapa?
B : dari pak Y
Y : kalau saya itu masalah tadi, bertanya-tanya mengenai kesiapan
anak. Hambatannya adalah sudah siap belum dia menerima
jawaban-jawaban seperti ini. Dah siap belum pengetahuannya
dia mengenai ini? Cuma itu aja. Pertanyaan saya pada saat dia
995
spontan bertanya maka saya sering juga balas bertanya. Saya
jawab sedikit, saya tanya kembali. Nah disitu saya mulai
1000
M
1005 K
A
Y
A
1010 Y
:
:
:
:
:
:
menggiring. Saya bisa mulai tahu, oh dia siapnya segini. Ya
saya akan jawab seperti itu. Tapi kalau saya jawab dengan teori
yang saya tahu. Kacau nanti. Prinsipnya semacam itu. Dia
belum pernah praktek, saya sudah praktek berkali-kali kan gitu
to? Ini yang jadi persoalannya. Itu yang mungkin bisa jadi
hambatan saya, bagaimana saya berusaha untuk tahu kesiapan
dia untuk menerima jawaban.
kesiapan anak
kesiapan anak
kadang belum tahu anaknya siap e seberapa gitu ya
ya itu yang ....
sehingga susah untuk ...
iya heeh. Tapi dengan kembali bertanya kepada dia kita kan
bisa meraba, oya kira-kira dia sudah tahu kog segini. Jadi kita
hanya sampai strata itu.
B : kalau saya hampir seperti pak Y, tetapi dibebani lagi
dengan itu tadi, kalau orang jawa, tabu ...
hambatan Y adalah tidak
mengetahui tingkat kesiapan anak
menerima informasi seksual
Y bertanya balik saat anak bertanya
untuk mengetahui tingkat kesiapan
anak menerima informasi seksual
Y berusaha menjawab sesuai
tingkat kesiapan anak
Hambatan : tidak tahu
tingkat kesiapan anak
menerima informasi seksual
Ortu bertanya balik untuk
mengetahui tingkat
kesiapan anak menerima
informasi seksual
kalau Y menjawab dengan teori
yang dia tahu akan kacau karena Y
sudah praktek berkali-kali
sedangkan anak belum pernah
Kekhawatiran ortu adalah
saat menjawab dengan
pengetahuan yang
diketahuinya, anak bisa
tidak siap karena anak
belum berpengalaman
Y bertanya balik untuk meraba
kesiapan anak sehingga dapat
menjawab pertanyaan setingkat
dengan kesiapan anak itu sajaa
hambatan sebagai orang Jawa
adalah merasa tabu membicarakan
Hambatan : sebagai orang
Jawa merasa tabu
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1015 F
K
M
B
:
:
:
:
1020
K :
A :
1025 B :
K
1030 B
K
B
:
:
:
:
1035
A :
B :
1040
K :
B :
iya iya
iya tabu
iyaa
jadi agak-agak beban bagi orangtua untuk membicarakan soal
itu. tetapi kita merasa itu penting ya bagaimana caranya
mencari, tapi itu menjadi hambatan, mikir-mikir, sok sok
tertunda-tunda. Budaya, budaya jawa
budaya jawa, tabu bicara
tabu bicara itu trus jadinya gimana? Maksudnya, apa yang
dirasakan?
ya rodo menggok-menggok tidak to the point gitu. Mungkin
pak Y bisa to the po .. oh pak Y kayaknya tidak to the point,
bapak-bapak berdua (melihat pak F dan pak T) ini kayaknya to
the point, dengan ceritanya tadi
karna anaknya dah umur pak
makanya situasi beda-beda
sudah SMA kan sudah harus diberi penjelasan yang jelas
jadi kalau saya pribadi karena saya masih orang jawa, saya
masih diliputi masalah tabu tadi, sehingga aku mikir e,
bagaimana mengkomunikasikan dengan menurut saya pas.
Nah mubeng-mubeng kadang-kadang ora to the point gitu. Lha
itu yang menjadi hambatan. Harusnya ...
mubeng-mubengnya itu bagaimana pak? Misalnya ngomongin
yang lain dulu atau ...
ora misalnya tadi soal, eh kuwi tadi gek cilik, saiki wis SMA ya
soal eh hubungan seks kalau ciuman
dapat rangsangan
dapat rangsangan terus bisa berhubungan seks nek itu yo piye
mengenai seksualitas
adanya rasa tabu menyebabkan
orangtua menjadi banyak berpikir
dan kadang menunda memberikan
pendidikan seks, walaupun merasa
itu penting
membicarakan seksualitas
Tabu membuat ortu
menunda-nunda
memberikan PS
Tabu membuat
rasa tabu membuat B saat berbicara
pembicaraan mengenai seks
seks tidak langsung to the point tapi
tidak langsung (to the point)
berputar-putar
tapi berputar-putar
menurut K saat anak sudah SMA
Saat anak SMA maka
maka pembicaraan seks dapat to the pembicaraan seks perlu to
point
the point
tabu membuat B berpikir
bagaimana mengkomunikasikan
yang menurut dirinya pas
percakapan dimulai dengan bertanya
Metode PS : orangtua
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1045
bingung, terus takon e kamu pernah ciuman atau belum
Padahal kita pernah liat dia ciuman. Harusnya kan „kamu
ciuman ndak boleh lho‟. Bapak-bapak ini tadi lho yang to the
point. Onani trus langsung to tu. Kalau saya karna budaya jawa
tadi ora langsung kondo nek „onani ki ngene-ngene‟, tapi
„ketoke e sih nek ning kamar mandi ojo suwi-suwi lah‟.
Hahahhaa. Kesuwen gitu. Saya menyadari kesuwen, mubeng1050
mubeng trus terlalu mikir sehingga kadang-kadang ditunda, itu
saya sadari, itu hambatan, dan itu jelek, tetapi itu yang terjadi
A : akibatnya jadi kadang ditunda.
B : heeh ditunda
Y : tapi dengan metode semacam itu ada baiknya. Anak
1055
menerimanya juga dengan sopan gitu. Dia menerimanya
dengan sesuatu yang bersih. Gak da nafsu lagi. Buat saya lho
saya pikir, buat anak kan menerimanya juga dengan enteng
gitu. Tapi kalau to the point mikir e malah „nek dijajal piye‟
malah repot. Hoho. „Nek dicoba piye yo?‟ hehehe
1060 B : ya semua punya konsekuensi. Tapi tidak tahu emosi anak itu
seberapa jauh, masing-masing anak beda-beda to.
T : beda-beda
B : Ada anak yang emosi sekali terhadap rangsangan itu trus lanjut
mikir e macem-macem bisa besoknya dia pengen, lha bahaya
1065
itu. Kita yang punya feeling terhadap anak kita masing-masing,
anak ini bagaimana.
A : lanjut om F
F : hmm kalo saya beda dengan pak Y, kalau saya vulgar
anak pernah ciuman belum, padahal berpura-pura tidak tahu dan
orangtua sudah pernah melihat anak bertanya lebih dahulu, baru
ciuman, merasa seharusnya langsung setelahnya menegur dan
menegur tanpa pura-pura bertanya
memberi PS ke anak
dahulu
orangtua mengganggap cara bicara
yang berputar-putar itu lama dan
kadang menyebabkan pembicaraan
ditunda-tunda dan ini merupakan
hambatan pada dirinya
Cara bicara yang berputarputar itu lama dan kadang
menyebabkan pembicaraan
di tunda
bicara yang muter-muter dahulu
membuat anak menerima informasi
seksual sebagai sesuatu yang yang
sopan dan bersih dan diterima
dengan enteng
cemas kalau bicara to the point
menyebabkan anak ingin mencoba
aktivitas seksual yang dibicarakan
Bicara yang berputar-putar
membuat anak menerima
informasi seksual sebagai
sesuatu yang sopan dan
bersih sehingga tidak
menyebabkan anak ingin
mencoba aktivitas seksual
yang dibicarakan
Tiap anak berbeda-beda ada yang
sensitif terhadapa rangsangan
Saat memberi PS, orangtua
sehingga setelah diajak bicara akan perlu peka terhadap kondisi
berpikir macam-macam orangtua
anak, apakah mudah
yang perlu punya kepekaan terhadap
terangsang atau tidak
kondisi anak masing-masing
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B : haha ya to ini
1070 F : karena sudah menjadi tuntutan pendidikan, dan juga sudah
karena anak harus mengerti. Karena kalau tidak mengerti
ulangan biologi pasti jeblok. Kita sebagai orangtua, saya
sebagai orangtua mau menyampaikan itu tu seperti pak B
katakan itu tabu. Tapi itu tuntutan pendidikan.
1075 Y : sevulgar apa pak?
F : sevulgar pelajaran yang saya baca. Betul.
Y : tapi disitu mengenai kenikmatan gak muncul lho.
F : hm?
Y : kenikmatan gak muncul lho
1080 T : oh gak ada. Betul, kenikmatan gak ada
Y : kurang, kurang vulgar itu
F : tambahi pak
S : hahahahaha
Y : karena dibuku gak muncul itu, jadi itu mungkin gak masalah
1085 T : gak muncul, gak berani
Y : makanya saya sangat terbantu dengan pelajaran itu.
F : jadi kalau saya, siap gak siap anak harus tahu. Kalau saya
nunggu anak saya siap. Telat. ya kan? Melakukan seperti ini
kamu bisa melihat, kondisi seperti ini kamu bisa baca. Disitu
1090
lengkap sekali. Gambar-gambarnya lengkap, karena sekarang
pake internet to pelajarannya jadi begitu buka, biologi kelas
sekian tentang tubuh, fisik, perkembangan fisik, mulai
menonjol, mulai berbulu itu sudah diperlihatkan. Nah kita
menerangkannya bagaimana kalau kita gak mau memaksa anak
1095
harus tahu?
Y : kalau masalah itu gak masalah buat saya
B : jadi saya nambahkan kalau buat saya tadi itu soal prakteknya,
F berbicara blak-blakan karena
tuntutan pendidikan dan karena
anak harus mengerti, walau
sebenarnya F merasa itu tabu
blak-blakannya setaraf dengan
pelajaran yang dibaca
Y merasa karena point kenikmatan
tidak muncul di buku pelajaran
maka tidak masalah blak-blakan
bicara seks sesuai materi buku
pelajaran
anak harus tahu entah anak siap
atau gak siap
pelajaran biologi sudah mencakup
secara lengkap mengenai seks,
disertai juga dengan gambargambar, dan dapat dilihat dari
internet
F merasa perlu memaksa anak
untuk tahu
setuju pelajaran itu blak-blakan
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kehidupan kita, berhubungan sama laki-laki, kalau yang teori
saya sependapat vulgar seperti ini. Karena dia jalan sendiri
1100
sudah bisa. Itu sama temen-temennya memang seperti itu.
Yang saya maksud rodo pekewuh tadi itu tentang kalau
berhubungan sama pacarnya bagaimana ...
Y : dalam pergaulan ini yang tentang keterlibatan ini yang kita
gimana ..
1105
F : kita menekankan ke pendidikan.
M : kalau ini kan anaknya masih dalam usia pendidikan, maksud
saya masih remaja, pra kan? Beda dari pak B atau mungkin
F :
1110
T
1115 Y
F
A
:
:
:
:
F :
1120
M :
T :
F :
saya yang anaknya mulai hehe ada yang gede, ada yang kecil
itu sudah harus pelajaran menikmati. hahaha. kalau anak saya
belum siap, belum saatnya untuk pelajaran menikmati. Masih
dibawah umur. Dan itu yang kalau saya katakan diatas vulgar.
Kalau vulgar saya sesuai dengan usia anak saya ya to? Jadi
kita bicara tentang pendidikan biologi itu memang sangat ..
penting
membantu
penting, perlu
jadi hambatannya cuma itu ya mungkin kadang tabu atau susah
bicara soal
awalnya, awalnya tabu, tapi kalau kita sudah membaca
kurikulum yang harus sudah dikuasai yaaa
harus ya
mau tidak mau
vagina untuk apa , untuk dimasuki penis ada disitu. Untuk apa
karena itu teori dan anak bisa
belajar sendiri disana
rasa sungkan muncul saat
membicarakan seksualitas terkait
relasi anak dengan pacar
orangtua merasa kurang nyaman
dalam pembicaraan seks yang
terkait keterlibatan anak
merasa penekanan pembicaraan
seks adalah di area pendidikan
M merasa penekanan pembicaraan
di area pendidikan hanya bisa ke
anak usia pendidikan, kalau anak
sudah besar sudah tidak pas
kenikmatan seksual diajarkan saat
anak sudah bukan usia sekolah
blak-blakan disesuaikan dengan
jenjang usia dan pendidikan
orangtua awalnya merasa tabu tapi
karena itu kurikulum pendidikan
yang harus dikuasai jadi orangtua
mau tidak mau harus menjelaskan
di pelajaran biologi ada penjelasan
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk produksi anak. Jadi betul-betul dijelaskan seperti itu
1125 T : ada indung telur, ada sel telur, laki-laki masuk, semua ada,
sperma masuk, semua ada
F : kadang-kadang si anak sebetulnya masih risih lho. Vagina
dimasukin penis itu masih risih si anak. Tapi orangtua dituntut
memberi pelajaran seperti itu. Kurikulumnya seperti itu, jadi
1130
kita siap gak siap ya.
A : mengikuti
F : hahaha mengikuti. Lalu kalau sebetulnya kita menyadari,
belum waktunya ya pak ya pak T ya, pelajaran klas tiga itu
kalau membaca
1135 K : tiga?
B : tiga SMP ya?
T : tiga SMP
K : kalo SD terlalu adoh ya
T : seharusnya SMA sudah
1140 F : tapi ya sudah, karna .... ya sudah
T : karna sudah seperti gini mau gimana lagi ...
A : harus mengikuti
T : ya mengikuti saja
F : soalnya pelajaran waktu kita SMA itu sudah diajarkan di SMP
1145
sekarang
T : iya sekarang SMP dulu itu di SMA
F : coba dibuka, teori kita waktu SMA itu sama dengan pelajaran
SMP sekarang.
Y : buku ne dah ilang kabeh pak.hahaa yang bikin pelajaran juga
1150
dah ilang
A : ada hambatan lain lagi yang dialami selain tabu dan ini?
mengenai organ-organ reproduksi,
kegunaannya dan tujuannya
F merasa bahwa anak kadang
merasa risih membicarakan hal
seksualitas di pelajaran, namun ortu
dituntut memberi pelajaran begitu,
siap gak siap.
orangtua hanya bisa pasrah
mengikuti kurikulum pelajaran
disekolah walaupun sebenarnya
merasa pelajaran itu kurang pas
untuk usia anaknya, karena materi
SMA sudah diajarkan di SMP
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1155
1160
1165
1170
1175
F : kita tidak bisa mengontrol lama dengan sekarang itu mediamedia yang sudah, kita gak bisa ngontrol ya pak. Internet itu
kita ngontrolnya susah.
A : itu hambatan memberikan infonya?
F : ehhh nganu hambatan
M : ya kita kan umpamane mau ngelarang kan „jangan pergi ke
internet‟ umpamane, „ora warnetan terus‟, anak itu mesti „waa
mau ngerjake iki e ono soal.”
Y : tuntuntan itu
M : ya to dengan alasan seperti itu kita yo mosok gak boleh pergi
kesana? Nanti terus mesti nggowo koncone, sama temene. „iki
lho aku dienteni koncoku arep ngerjake soal‟. Gak bisa
mengekang secara anu ya
A : kesulitannya mengatur akses anak ke ...
M ya kita sih dalam artian curiga gak curiga, bener dia disana tu
ngerjake soal yo bener tapi kan mesti ya itu
K : nyambi
M : disamping soal itu kan ono sing diklik yang lain
T : nyambi nyambi hehe
A : antara percaya anaknya gitu tapi juga curiga anaknya ngerjain
yang lain
F : paling kecil-kecilnya itu dokter night L Tobing, ya to istilahnya
itu.
B : kalau saya mbayangke jaman saya dulu ada internet, tak kliki
kabeh kui
S : hahahaha
B : karena dulu saya liat BF, isih diputer kuine (menirukan
gerakan mengayuh), wah anakku ki kepiye ki saiki.
orangtua merasa kesulitan
mengontrol akses anak ke internet
Y merasa bahwa akses internet
adalah tuntutan jaman sekarang
kepada anak
bila orangtua melarang anak ke
warnet, anak beralasan perlu
mengerjakan soal-soal sehingga
orangtua mau tidak mau
mengijinkan
orangtua curiga anak mengerjakan
tugas tapi dibarengi membuka
situs-situs porno
B berpendapat bahwa bila pada
jamannya dahulu ada internet,
maka dia akan membuka semua
situs porno
Jaman dahulu konten porno hanya
ada di video dan majalah saja
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1180 M : kalau jaman saya dulu muda kan video gitu kan, kalo gak video
kan majalah. Adanya cuma itu.
K : tapi sebenarnya juga ndak papa sih. Ndak masalah bagi saya.
M : ya itu wajar aja bagi orang yang tau
K : karna itu wajar, seperti jamanku mbiyen, kalau kita sudah
1185
mempunyai iman yang kuat, kita tidak akan melakukan hal
yang, pikiran yang ...
B : tapi pak saya merasakan dulu itu saya ...
K : jadi kita harus tahu karakter anak kita itu bagaimana
kesehariannya.
1190 B : jadi ini mbayangke saya ya, saya dulu anaknya orang kristen,
keluarga kristen, kegereja tapi saya rasakan beda sekali dengan
sekarang, saya ikut Nit (kelas pendalaman iman di gereja) ,
saya melayani, semakin disini, dirangkap belakangnya tu
lengkap. Kalau dulu lapisan depan tok, kegreja, doa, lha
1195
sekarang konsekuensi doa, baca alkitab, pelajaran NIT harus
dipahami dan dilakukan. Kalo dulu kan ndak. Dulu itu kalo
begitu tingkat imannya sangat tipis, hanya sekadar menjalankan
begitu saja, nek dulu tu saya merasakan nek ndelok BF, nek
ora, peluangnya itu ada bisa bablas. Untungnya peluangnya gak
1200
ada. Saya beruntungnya disitu. Konco saya itu nakal-nakal dulu
waktu SMA.
K : sama pak samaa
B : nakal nakal, BF, tapi kog untungnya dulu tidak ada peluang
untuk lari yang lain itu. Kalau ada waduh saya nggak ngerti
1205
jadi orang ato gak. Hah, saya sekarang mbayangin anak-anak
saya itu.
K : yang jelas itu anak-anak sekarang itu kalau misal kelebihan
uang atau apa itu sing berbahaya
K merasa tidak masalah anak
melihat konten porno
bila iman anak kuat, karena anak
tidak akan melakukan hal yang
negatif
Ortu perlu tahu karakter dan
perilaku sehari-hari anak
B menbandingkan kondisi
keimanan yang dahulu hanya
sekadar menjalankan membuat
tergoda saat melihat konten porno,
B merasa beruntung dulu tidak
kebablasan karena tidak ada
peluangnya
membayangkan anak sekarang
menghadapi kondisi yang dihadapi
B dahulu
kelebihan uang menempatkan anak
pada resiko berperilaku seksual
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B
1210 K
B
K
:
:
:
:
1215 A :
M :
Y :
1220
M :
K :
1225
B :
K :
1230
A :
K :
A :
1235
B :
heem ya
untungnya kita itu dulu gak punya pak
nah betul.hahaha. tuku bakso wae ngenteni sewulan og.
untung saja dulu saya gak punya. Yang jadi masalah itu kalau
orang yang punya akan lari ke yang negatif. Untungnya kita
gak punya.haha
akses finansialnya ya itu?
iyaa
ato minimal begini saja, dari pengalaman-pengalaman kita
waktu anak-anak, kalau kita melihat anak-anak kita nakal, kita
bisa memaklumi gak? Prinsipnya kan itu, kita bisa
mengampuni dia, ya podo ndisik koyo ngono kui. „Luwih jahat
seko kowe nek‟ gitu kan bila kita marah kan.
cuma memberi arahan.
tapi bisa diliat waktu temen-temen saya sekolah di Solo waktu
itu, di SMA A1 itu, anaknya orang-orang kaya, itu yang punya
mobil, punya sepeda motor itu udah kayak gitu ya, mempunyai
pacar yang seringkali ganti-ganti. Atau anu, ketempat yang
nakal
diskotik
diskotik, itu juga pada waktu mau ujian itu temen saya yang
hamil. „hamil sama sapa?‟ „sama si itu‟ lha itu tu dulu.
kadang akses itunya
padahal yang perempuan yang gak punya padahal. Tapi yang
laki-lakinya dia orang mampu. Nah gitu itu.
okay, ada hambatan lain gak yang dirasakan dalam
memberikan pendidikan seksual ke anak? Ya okay. Duh dah
lebih ya, maaf ya
aku ket mau wis ndeloki jam terus lho A. hahaha
negatif
orangtua perlu bisa memaklumi dan
mengampuni anak yang nakal
karena dulu orangtua juga nakal
gitu, namun tetap perlu memberi
arahan
K bercerita bahwa dahulu ada
teman yang mampu, suka gantiganti pacar, ke tempat nakal, dan
akhirnya menghamili pacarnya
sebelum ujian
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A
Y
1247 B
Y
A
1245
:
:
:
:
:
ya maaf
mulainya dah lambat og
ya bapak. hahaha
hahaha mulainya dah lambat
nah itu tadi kan tentang hal-hal yang menghambat gitu kan,
maksudnya yang membuat kita, bapak-bapak kesulitan didalam
memberikan pendidikan seks ke anak. Nah kalau hal-hal yang
memudahkan jadi, ehh sehingga bapak-bapak bisa memberikan
pendidikan seks ke anak tu apa aja hal-hal yang memudahkan.
F : jaman
1250
M : dari buku pelajaran
kemudahan diskusi mengenai seks:
dibuku pelajaran sudah ada materi
seksualitas
F : sudah ada pendidikan
kemudahan diskusi mengenai seks:
ada pendidikan seksualitas formal
kemudahan PS: buku
pelajaran sudah berisi
materi seksualitas
kemudahan PS: adanya
pendidikan seksualitas
secara formal
M : dan sekarang sudah ...
Y : dah lebih terbuka lah sudah lebih vulgar
M : era ne tu yo anak-anak ngerti dari kita-kita. Jaman e kita rung
1255
ngerti, deen wis ngerti
K : kadang-kadang dah gak tanya. Udah gak tanya, perubahan dah
tau
M : dah gak mau tanya dia
F : diapusi pak B iki, lahir dari perut, sampe gede yo lahir dari
1260
perut. Hahahaa
B : hahahhaa
M : haha ora iso secara normal og jadi yo operasi.haha
A : dijaman terbuka itu membantu kita untuk ngomongnya lebih
kemudahan diskusi mengenai seks:
jaman sekarang lebih terbuka
kemudahan diskusi mengenai seks:
anak-anak sudah lebih mengerti
kadang anak sudah tidak bertanya
mengenai perubahan karena sudah
tahu
kemudahan PS: jaman
sekarang lebih terbuka
kemudahan PS: anak-anak
sudah paham lebih dahulu,
bahkan kadang tidak
bertanya lagi
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
enak, ada buku-buku pelajaran.
1265 B : sepertinya kita sekarang ini tinggal menegaskan, menguraikan
bahannya sudah ada, dia sudah ngerti duluan. Kita mungkin
memberikan lebih jauh penjelasan saja.
M : penjelasan dalam arti juga rambu-rambu ya pak. Mana yang
boleh, yang tidak boleh dilanggar.
1270 Y : kita cuma bicara mengenai itu aja. Semua sudah tau kog.
M : dah tau
Y : kayak yang dikatakan pak F ini dah sangat vulgar og,
pendidikan dah sangat vulgar. Tinggal kita kasi rambu-rambu
aja.
1275 M : kita kasi rambu-rambu
A : jadi sebenarnya dari sekolah gitu sudah memadai soal
informasi yang diberikan.
Y : yang kurang itu masalah etikanya saja, kalau etika ditambahi
kan lebih apik.
1280 B : dulu tuh mata pendidikan etika tuh apa to namane
Y : etika Kristen.
B : PKK ato opo
Y : PKK
B : PKK, sekarang kan gak ada
1285 A : iya sekarang dah gak ada
B : budi pekerti
M : budi pekerti
A : budi pekerti, iya sekarang dah gak ada
F : PMP ya pak?
1290 T : PMP sudah gak ada. PMP sekarang istilah e PKn
M : Sekarang istilah e tu Charather building ato apa gitu
A : okay, eh siapa saja yang sebaiknya memberikan. Kalo misalnya
merasa peran orangtua saat ini
hanya menegaskan dan
menjelaskan lebih dalam saja bahan
yang sudah ada, dan memberikan
rambu-rambu, mana yang boleh
mana yang tidak boleh, karena anak
sudah mengerti lebih dulu.
Peran orangtua dalam PS
saat ini adalah menegaskan
dan menjelaskan lebih
dalam bahan yang sudah
ada, dan memberikan
rambu-rambu dalam
berperilaku
merasa anak sudah memadai
mengenai informasi seksual hanya
kurang terkait etika
Anak sudah mendapat
informasi seksual yang
memadai namun masih
kurang mendapat informasi
mengenai norma
berperilaku seksual
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ada orang yang punya informasi tentang itu. sebaiknya siapa
saja yang berhak memberi info ke anak bapak-bapak gitu.
1295
Selain orangtua gitu.
M : guru
F : guru
B : guru terus dari kakak-kakaknya
A : yayasan kayak PPA atau gereja gitu juga iya ya?
1300 Y : lembaga yang berkompeten
B : itu dibagi pihak ekstern intern. Ekstern ada PPA, guru, gereja,
intern ki orangtua kakak mungkin om juga boleh, tante.
K :
asal orang-orang yang dipandang tidak menjerumuskan.
Kadang-kadang ada lho yang menjerumuskan.
pihak pemberi yang layak: guru
pihak pemberi yang layak: saudara
yang lebih tua
pihak pemberi yang layak: lembaga
yang kompeten
B membagi 2 pihak pemberi yang
layak: pihak ektern: guru, gereja,
PPA dan intern: orangtua, kakak,
om dan tante
pihak pemberi yang layak adalah
mereka yang dipercaya tidak akan
menjerumuskan
Pihak yang layak
memberikan PS: a) pihak
ekstern: guru, gereja,
lembaga yang kompeten
dan b) pihak intern:
orangtua, kakak, paman,
dan bibi
Pihak yang layak
memberikan PS: orang yang
dipercaya tidak akan
mengajari hal yang salah ke
anak
1305 A : ehh ada kesulitan gak, ini terkait jenis kelamin gitu ya, ini kan
bapak-bapak ada yang anaknya ada yang anaknya cowok, ada
yang mungkin anaknya cewek semua, ada yang anaknya cowok
dan cewek. Kalau, pengaruh gak sih jenis kelamin anak
terhadap, mungkin lebih susah menjelaskan ke anak yang
1310
cewek atau lebih gampang ke anak cowok atau sama aja atau
bagaimana? Dari pengalaman bapak-bapak.
B : ini orangtua yang punya anak komplit. Kalau aku wanita saja
pak B tidak ada masalah memberi
Jadi
pendidikan seksual kepada anakA : lha nek yang wanita aja bagaimana?
anak perempuannya
1315 B : gak ada masalah.
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K : kalau wanita saya sebenarnya gak begitu PD, kalau anak cewek
sih.
M : saya yang wanita pendekatannya lebih dekat ke ibu. Nek yang
cowok itu mungkin bisa ke pak e.
1320 K : masalah menstruasi gitu kan mesti ke ibunya
M : Ibunya
B : itu karena saya wanita, saya juga masuk kesitu pak.
kalo itu kan anaknya perempuan semua.haha
K :
B : oh gak masalah. gak papa. Dia juga terbuka sama saya. Cuma
1325
tadi, nek kiro-kiro rodo berbahaya ngopo ki mubeng e kui
lho.hehehe
K : cuma mengawasi pergaulan saja kalo saya, gak sampe masalah
masa pubernya
Y : sebenarnya sih hampir sama sih sebetulnya, cuma seringkali ya
saya menjelaskan kalo dengan yang cewek, saya
menjelaskannya dengan kondisi yang saya tidak mengalami,
saya pribadi. Saya pribadi gak mengalami cuma saya pribadi
tahu itu saja. Saya gak ngalami aja. Kesulitannya cuma masalah
itu aja. Ya kebetulan saya terbantu dengan pengetahuan1335
pengetahuan pelajaran tadi sehingga kalau sudah diskusi
dengan saya tu kan bicara sudah bukan sekedar mengenai mata
pelajaran. Sudah lebih dari itu. Dia itu kalau menjelaskan
1330
pak K tidak PD memberi
pendidikan seks kepada anak
perempuannya
anak perempuan pak M lebih dekat
ke ibu, yang laki-laki ke ayah
saat bicara menstruasi anak
perempuan pak K berbicara ke
ibunya namun pada pak B karena
semua anaknya perempuan, pak B
tetap masuk menjelaskan mens
tidak masalah berbicara dengan
anak beda jenis kelamin karena
anak tetap terbuka, cuma saat
berbicara
topik
sensitif,
B
bicaranya muter-muter
Hambatan : beda jenis
kelamin dengan anak bikin
ortu tidak PD kasi PS
Perbedaan jenis kelamin
tidak menjadi masalah
dalam membicarakan seks,
hanya saat berbicara topik
sensitif akan berputar-putar
pak K hanya mengawasi pergaulan
anak perempuan, tidak sampai
masalah masa pubernya
Ortu hanya mengawasi
pergaulan anak beda jenis
kelamin dan tidak memberi
PS mengenai masa puber
kesulitan pak Y berbicara dengan
anak perempuannya itu tidak
mengalami yang dirasakan anak
perempuannya
Kesulitan berbicara dengan
anak beda jenis kelamin
adalah tidak mengalami
yang dirasakan anak
berbicara dengan anak perempuan
bersifat teoritis sehingga tidak
merasa sungkan karena unsur
kenikmatan sudah hilang dari
Kemudahan berbicara
dengan anak beda jenis
kelamin adalah
pembicaraan terbatas pada
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1340
1345
1350
1355
1360
1365
cukup panjang dan akhirnya buat saya karna teori dengan teori
itu lebih mudah. Kan gitu, karna kondisinya dengan seorang
cewek, misal saya ngobrol dengan seorang anak yang putri kan
kondisinya saya akan bicara soal keputrian secara teoritis yang
saya tahu. Dia bertanya dengan teori juga nah diskusinya teori
dengan teori. Jauh lebih mudah dalam artian ndak bicara
mengenai ewuh pekewuh e tadi bisa disingkirkan. Karena yang
berkaitan dengan kenikmatan udah ilang dulu kan. dah teori
dengan teori sudah lebih gampang. Dengan yang laki-laki itu
saya bisa bicara lebih dalem ya. Cari perkoro gitu biasanya
saya longgarkan betul sehingga dia bisa menemukan sendiri
apa itu artinya. Kan soal e podo saya bisa ngerasakke dia juga
bisa ngerasakke. Laki-laki dengan sesama laki-laki. Mungkin
kalau seorang ibu dengan anak putri juga seperti itu mikirnya.
Karena apa? Dia kan ngerasain sebagai seorang ibu merasakan
sesuatu, kalau bicara mengenai hubungan seksual dia
merasakan sesuatu, dia ngomong kan katut emosinya katut.
Sedang kita bicara mengenai ini kan bicara kenikmatan sudah
dibuang dulu. Yang nikmat sudah dibuang sek sehingga kita
bicara betul-betul tetep longgar dari apa, kehidupan pergaulan
sehari-hari tapi dibatasan yang lebih. Karena problemnya kan
kuncinya disitu, saat kita bicara mengenai kenikmatan itu titik
balik tu. Wong nek sudah praktek kan gitu. Tapi selama itu gak
muncul kan kita enak aja kan ngomong. Nah kondisinya
semacam itu. jadi kalau kita bicara mengenai mudah, mungkin
lebih mudah ngomongnya dengan anaknya putri tapi
kondisinya adalah menjadi sulit ketika kondisinya adalah saya
tidak merasakan seperti apa yang dia rasakan nantinya. Kalau
dengan ibunya mungkin lebih enak. Buat saya mikirnya gitu.
pembicaraan sehingga terasa lebih
mudah
teori sehingga pembicaraan
lebih ringan, umum serta
tidak menyangkut
kenikmatan sehingga
pembicaraan nyaman dan
tidak tegang
kalau dengan sesama jenis kelamin
sama-sama merasakan hal yang
sama dan berbicaranya lebih dalam
diskusi pak Ydengan anak
perempuan menyangkut kehidupan
pergaulan sehari-hari namun di
batasan yang lebih umum
Pak Y dengan anak perempuan,
selama diskusi tidak menyangkut
masalah kenikmatan maka terasa
enak ngobrolnya
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1370
1375
A :
1380
Y :
1385
A :
1385
M :
tapi juga ada persoalan pada waktu emosinya muncul kan jadi
masalah juga. Beban e tambah. Komunikasi dengan anak pada
situasi yang paling krusial itu ada beban kog. Kalau kita bisa
melonggarkan beban itu tu enteng yang ngomong. Tapi begitu
kita punya beban dan beban yang paling berat kan masalah
kenikmatan tadi. Wah iki ngomong e wis angel banget. Bicara
tadi mengenai apa tadi mimpi basah itu, wuishh ngomong tu
susah sekali kalau beban itu sudah kita masukkan. Itu saya
mulai mikir yang dia mimpikan sama gak dengan mimpi saya.
Jebul bedo kan lucu. Dia mimpinya cuma nguyuh terus metune
kentel gitu tapi kita mikir e dah beda. Ngomong e „opo sing tok
pikiri?‟
jadi ortu juga terbeban ketika topiknya soal kenikmatan
seksualnya gitu ya?
buat saya yang tersulit tentang itu. tapi begitu saya bisa
melepas itu, tak tinggal itu, ngomong enteng. Diskusi memang
panjang untuk melonggarkan itu saya berusaha seperti tadi pak
mubeng-mubeng
mubeng-mubeng koyo nggawe arum manis
nah ini penutup, ini berandai-andai gitu ya, misal ada sebuah
organisasi yang mau membuat sebuah program untuk
membantu supaya orangtua menjadi pendidik seks yang lebih
baik lagi untuk anaknya. Nah kalau bapak ibu, eh bapak ibu,
gak ada ibunya ya. Kalau bapak-bapak ikut itu terus kira-kira
apa sih yang perlu diajarkan didalam program itu, apa sih yang
orangtua perlukan untuk membantu dirinya menjadi lebih baik?
Misal gereja gitulah mau ngadain program.
tentang seksual?
orangtua merasakan beban ketika
berbicara pada anak pada situasi
yang paling krusial
Berbicara dengan anak pada
situasi krusial memberi
beban ke ortu
beban paling berat adalah bicara
soal kenikmatan
PS terkait kenikmatan
adalah beban paling berat
berusaha meringankan beban
dengan menanyai diri sendiri,
apakah yang dipikirkan anak sama
dengan yang dipikirkan dirinya
Cara mengatasi kesulitan :
berusaha menyamakan
pikiran dengan pemikiran
berbicara mengenai kenikmatan
anak dan berbicara
seksual adalah kesulitan bagi Pak Y, berputar-putar adalah upaya
namun saat bisa melepas bagian
melepaskan diskusi dari hal
kenikmatan seksual, maka diskusi
terkait kenikmatan seksual
menjadi terasa ringan.
diskusi yang panjang dan berputarputar adalah untuk melonggarkan
hal ini
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1390 A : ini biar orangtua menjadi pendidik seks yang lebih baik, nah
apa sih yang perlu diajarin.
B : maksudnya orangtua belajar atau perlu materi untuk ngajari
Anak
A : Ehhh
1395 B : orangtua supaya kaya, cari program orangtua belajar teori-teori
mengenai itu atau pengalaman, atau orangtua ngajari anak?
A : ya tujuannya agar orangtua bisa ngajari anak dengan lebih baik
B : berarti perlu memperkaya orangtua kan?
A : memperkaya orangtua, memperlengkapi orangtuanya. Perlu
1400
diperlengkapi soal apa.
B : kalau saya melihat teori ataupun apa, eh informasi soal ini
sudah banyak sekali ya dari pelajaran, mungkin yang perlu
semacam ini kita ikut semacam apa, seminar atau apa lah ya
seminar kecil, pembicaranya yang pengalaman dalam
1405
menyampaikan itu
K : menyampaikan ke anak
B : emm dalam apa, pengetahuan mengenai itu tadi berbagai hal
dalam kaitan dengan seksualitas. Jadi mengikuti itu orangtuaorangtua itu. jadi bener PPA apa, saya belum pernah ikut. PPA
1410
itu diikuti oleh siapa?
K : oh enggak itu anak-anaknya
B : lha ini orangtua mengikuti, gereja ini mungkin mengadakan
seperti seminar, seperti PPA tapi untuk orangtua-orangtua yang
mungkin masih relatif muda-muda ya, yang baru punya anak
1415
SD. Bagaimana mempersiapkan, nyangoni anak-anak kita
menuju dewasa itu. nah ini diperlengkapi orangtuanya itu.
Gereja ini baik kalau mengadakan itu.
orangtua perlu belajar dari
pengalaman orang lain yang lebih
berpengalaman mengenai cara
memberikan pendidikan seks
Pembekalan PS untuk ortu :
belajar dari pengalaman
orang lain terkait cara
memberi pendidikan seks
orangtua yang masih muda, punya
anak SD yang perlu diperlengkapi
untuk membekali anak menuju
dewasa
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1420
1425
1430
1435
1440
1445
A : heeh lha itu. yang diperlengkapi tadi, satu, tentang cara
menyampaikan ?
B : iya memperkaya teori juga, terus mengkomunikasikan ke
anaknya.
K : kalau PPA ke orangtua dulu itu bukan masalah seks tapi
masalah mengajar anak.
B : ya seperti itulah tapi mengenai seks.
Y : ya saya kan kuncinya gini dalam artian, pertanyaan A tadi kan
berbicara mengenai berbicara mengenai seksualitas kepada
seorang anak. Itu rangkaiannya bukan parsial bicara mengenai
seks tok. Kita sendiri bicara mengenai komunikasi, komunikasi
dengan anak tu kan berbicara mengenai bagaimana kita bisa,
salah satu contohnya kan mengenai seksualitas, kita kan
berbicara mengenai kehidupan yang lebih panjang. Berbicara
mengenai sebuah kehidupan kan gitu kan. salah satunya bicara
mengenai seks. Tapi bicara mengenai kehidupan kan tidak satusatunya bicara mengenai seks ya to, bicara mengenai kehidupan
ini kan mulai bicara mengenai komunikasi, kita persiapkan
mereka hidup pada dunia yang lebih luas daripada sekadar
sebuah kamar didalam rumah. Gitu to? Nah ini yang
dibutuhkan adalah sebuah komunikasi, pada waktu kita mampu
mengkomunikasikan semua dengan baik, salah satunya adalah
seks termasuk didalamnya. Karena berbicara mengenai hidup
itu berbicara mengenai sesuatu yang gede. Secara holistik kita
bicara semua dengan mereka. Kita berusaha berkomunikasi
dengan mereka sebaik mungkin. Sama susahnya bicara
mengenai seks dan bicara mengenai sebuah pekerjaan bagi
seorang anak. Bagi orangtua bicara , sama susahnya lho. „kau
perlu belajar memperkaya teori dan
cara mengkomunikasikannnya ke
anaknya
topik mengenai mengajar anak
terkait seks
Pembekalan PS untuk ortu:
memperkaya pengetahuan
dan informasi seksual serta
cara mengkomunikasikan
ke anak
Pembekalan PS untuk ortu:
bagaimana mengajarkan
seks ke anak
berbicara tentang seksualitas
kepada anak bukan bagian terpisah
sendiri
komunikasi orangtua kepada anak
intinya mengenai mempersiapkan
anak menjalani hidup yang lebih
panjang kedepannya dan
seksualitas adalah salah satu topik
pembicaraan
orangtua berusaha berkomunikasi
sebaik mungkin dengan anak
mengenai semuanya, salah satunya
termasuk seks
komunikasi orangtua
kepada anak mengenai
mempersiapkan anak
menjalani kehidupannya
dan seksualitas adalah salah
satu topik pembicaraan
dalam komunikasi itu.
Membicarakan seksualitas
sama sulitnya dengan
membicarakan topik lain ke
anak
berbicara mengenai seks sama
susahnya dengan membicarakan
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1450
mau kerja apa nanti?‟ itu sama susahnya dengan tanya bicara
mengenai seksualitas. Ini bicara mengenai komunikasi kog.
Pada waktu komunikasi kita dengan anak itu intens dan baik
jadi mudah semuanya. Kita sekarang bicara mengenai
seksualitas, oke kita bisa ngomong susah tapi coba kita cek,
kita ganti bicara mengenai pekerjaan „kowe meh nyambut gawe
opo suk?‟ , podo mumet e lho coba.
K : kalau kita sudah dekat dengan anak, semua lebih mudah
1455
kita sibuk kerja, kerja, kerja, kadang-kadang anak tidak akrab
dengan kita.
Y : lebih mudah, pada saat anak itu bertanya
B : jadi intinya adalah komunikasi.
A : komunikasi dan kedekatan ya
1460 K : pendidikan untuk orangtua ya keseluruhan berarti dari
pendekatan anak sampai ke seks itu.
Y : wong njelaske orang loro wae setengah mati. „aku loro flu ki
opo?‟, waduh angel e .hahaha
K : menyakiti anak itu juga diajari, gak boleh itu. terbawa sampai
1465
dewasa. Jadi mukul gak boleh.
B : sudah A?
A : sudah pak ini sudah terakhir. Tapi kalau ada yang mau
menambahkan apa dulu sebelum diakhiri juga boleh lho.
B : kita jarang menyinggung iman tadi ya? Itu penting sekali.
1470
disamping itu jangan lupa, mengkuatkan iman anak-anak
sebagai fondasi.
topik lain ke anak, misalnya
pekerjaan
bila komunikasi ortu dengan anak
itu intens dan baik maka
komunikasi seks akan mudah
dilakukan
kedekatan dengan anak
memudahkan komunikasi
orangtua yang terlalu sibuk bekerja
mengakibatkan tidak akrab dengan
anak
komunikasi lebih mudah saat anak
yang mulai bertanya
menguatkan iman anak dipandang
penting sebagai fondasi kehidupan
seksualitas yang baik
Apabila komunikasi
orangtua-anak secara umum
itu baik dan intens maka
komunikasi dalam topik
seks akan lebih mudah
Kemudahan PS : kedekatan
ortu anak
Kesibukan orangtua dapat
membuat ortu-anak tidak
akrab
Diskusi seks lebih mudah
saat anak yang mulai
bertanya dahulu
Konten PS : keimanan
penting sebagai fondasi
kehidupan seksualitas yang
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
baik
1475
1480
1485
1490
Y : komunikasi mengenai Tuhan itu lebih susah lagi itu.
religiusitas. Ngobrol mengenai masalah itu, waduh. Seksualitas
menjadi lebih mudah itu.
A : dibanding mengenai religiusitas?
Y : iya dibanding dengan keimanan. „Kenapa? apa bedanya kita
dengan mereka?‟ wah ini apa bedanya.hahahah
F : saya membacanya point terakhir itu, A punya pemikiran akan
mengadakan suatu seminar seks untuk bapak-bapak, orangtua.
Itu itu saya hanya membaca.
A : Ehh
F : mau menyampaikannya cuma susah gitu to?
A : eh gak gak, sebenere gak berencana juga sih om cuma memang
maksudnya sebenarnya yang mau dicari orangtua tuh perlu
dibantu apa gitu. Tapi memang juga hal yang bagus kan itu?
F : bagus cuma seminar tentang seks judulnya tentang seks itu gak
ada peminatnya. Yang datang cuma panitia tok. Soalnya pada
merasa gimana gitu.
A : oh oke om. Ya begitu bapak-bapak, terimakasih atas
partisipasinya malam. ini, saya belajar banyak hal, saya
mendapat banyak hal dari diskusi malam ini. Saya berharap juga
bapak-bapak menemukan sesuatu yang berharga dari diskusi
malam ini. Sekali lagi terima kasih. Nah mari kita akhiri dalam
doa?
mengkomunikasikan mengenai
iman ke anak lebih sulit daripada
mengkomunikasikan tentang
seksualitas
bila mengadakan seminar mengenai
pendidikan seksualitas jangan
menggunakan kata seks pada judul
karena akan sedikit peminatnya
Seminar PS untuk orangtua
jangan menggunakan kata
seks pada judul karena akan
sedikit peminatnya
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG2
A:
N:
E:
L:
I :
moderator
ibu, 1 anak putri (SMA kelas 1), 1 anak putra (SMP kelas 3)
ibu, 1 anak putra (SMP kelas 3)
ibu. 1 anak putra (SMP kelas 3), 1 anak putri (SD kelas 4)
ibu, 1 anak putra (SMA kelas 3)
M : ibu, 1 anak putra (SMK kelas 3), 1 anak putri (SMK kelas 2)
W : ibu, 2 anak putri (kerja, SD), 1 anak putra (SMA kelas 3)
S : ibu, 1 anak putra (SMA kelas 2), 2 anak putri (SMP 3, SD)
X: Semuanya
No
Verbatim
1
A : Sebelum mulai ada baiknya kita berdoa dulu kali ya? Ada yang
mau mimpin doa?
L : Mari kita berdoa
Berdoa
Terimakasih ibu L. Iya seperti yang sudah dikemukakan sama
A dan ibu-ibu juga sudah menandatangani emm apa sih ini,
namanya surat pemberitahuan gitu, surat persetujuan itu ya hari
malam ini, kita tuh akan berdiskusi tentang pengalaman
orangtua, eh apa, memberikan pendidikan seksual terhadap
anak-anak gitu. Emm kalo saya boleh tau sebelumnya, emm
boleh tau gak sih jumlah anak-anak
N : Dua
I : Satu
A : Ibu dua. Remaja?
N : Remaja semua
L : 3 SMP dan 4 SD
A : Oh ada yang 4 SD. Ibu remaja?
I : SMA
A : SMA
5
10
15
Parafrase
Interpretasi
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
M
A
S
A
:
:
:
:
25
A :
30
35
I :
A :
40
45
E
A
I
A
L
A
L
:
:
:
:
:
:
:
SMK kelas 2 dan kelas 3
Oh berarti remaja. Ibu?
Remaja dua, yang SD satu
Oh remaja dua, SD satu. Nah kan kira-kira tuh anaknya pada
remaja-remaja semua jadi kira-kira topik ini mendekatilah ya
dalam kehidupan sehari-hari. Jadi sebelumnya untuk
pemanasan, emm jadi misalnya kalau ini saya membagikan
kertas masing-masing satu orang satu, jadi nanti emmm
(membagikan kertas)
Udah dapet semua? Nah … satu lagi ya? Jadi nanti dikertas itu
emm saya minta tolong ibu-ibu untuk menuliskan kira-kira
pengalaman ibu-ibu atau yang ibu-ibu ingat tentang pendidikan
seksual, hal-hal mengenai pendidikan seksual yang ibu-ibu ingat
atau yang ibu-ibu tahu itu mohon dituliskan dikertas itu gitu.
Jadi misalnya menurut ibu-ibu itu pendidikan seksual adalah bla
bla bla itu dituliskan disitu. Terus kalau pendidikan seksual itu
tuh susah disampaikan ke anak itu juga bisa dituliskan disitu,
apa saja yang ada di ingatan.
Kasi nama ya?
Terserah, dikasi nama boleh, kalau gak dikasi juga gak papa. Ini
ada yang butuh bolpen? Oh sudah.
Brapa menit?
Hehe. Gak ditentukan sih
Contoh-contohnya boleh?
Hahaha. Contoh-contohnya boleh. Ya kan ini ….
Apa digambar?
Hahahahaha. Ya diingat itu kira-kira tentang apa
Mbuka google ah.hehe
(ibu-ibu menulis dikertas yang diberikan)
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
55
60
65
70
75
I
A
M
A
L
A
M
A
E
A
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
N
A
L
E
A
:
:
:
:
:
L
A
L
N
L
A
:
:
:
:
:
:
L :
A :
L :
Sudah. Segini boleh to?
Boleh tante hihihihi boleh boleh boleh, itu sudah bagus
Saya kertasnya kurang.hehehe
Kayak ujian aja.hahaha
Curhat ato berpendapat
Kayaknya curhat ini.
Nduwur e tak tulisi dear diary. Haha
Hahahaha
Harusnya ini saya dikasi kertas lima, dalam waktu lima hari.
Dasar cewek-cewek ya.haha
(ibu-ibu melanjutkan menulis dikertas yang diberikan)
Wis sakmene wae
Kira-kira sudah?
Satu menit lagi. Selesai tidak selesai kumpulkan
Sudah. Tidak remidi.
Sudah. Okay. Hahaha. Coba periksa kembali jawabannya. Haha.
Emm sebelumnya ini ibu-ibu sudah pada saling kenal belum ya?
Apa?
Sudah pada saling kenal belum?
Oww suuuudah
Hahahaha
Sudah
sudah. Bagus. Emm keberatan gak, kalo ini kan tante-tan ehh
maaf ini kan ibu-ibu sudah menuliskan dengan amat sangat
panjang dan kayaknya oke punya, untuk membacakan secara
singkat saja.
Wow, gak bisa :P
Gak bisa ya.haha ya baca itu juga gak papa sih gitu
Sebenarnya tadi itu prolognya kurang lengkap sebenernya
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
85
90
95
100
A : Oh gitu. Gimana?
L : Pendidikan seks itu kan apa ya, maksudnya pada anak-anak itu
seperti apa? Apakah bentuknya? Apakah payudara bentuknya
seperti ini, kalo punya laki-laki seperti ini, kalau punya
perempuan seperti ini
A : Bentuk alat kelamin?
L : Heeh, kan itu bagian dari seks ya kan? Payudara, ada penis, dan
lain sebagainya. Atau seks dalam arti hubungan suami istri? Nah
karna anak saya baru kelas 4 SD gitu lho. Kalau menjelaskan
kepada mereka bahwa hubungan suami istri itu seperti apa
kayaknya yang laki mungkin sudah perlu, tapi yang kecil akan
susah gitu menerimanya gitu. Jadi tadi sebenarnya tadi yang
mau diminta untuk dituliskan itu kehidupan seks yang apa? Dari
yang sederhana sampe, sampe yang …
A : Heem, sampe yang kompleks gitu, ato yang bagaimana gitu?
L : Heeh
A : Emm gini, ini kan tujuannya untuk pengalaman untuk mendidik
emm misalnya untuk memberikan pendidikan seks gitu kan?
Nah pendidikan, em apa yang namanya seksualitas itu kan
tergantung dari pengertian ibu-ibu semua gitu, kalo misal
dibandingkan dari yang memang, apa, bentuk-bentuk tubuh,
perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki itu dianggap
sebagai seksual ya gak papa, okey gitu, tapi nanti bagaimana
kita ke anak-anak tu mengemukakan perbedaan itu. Sebenarnya
ini tu memang suatu hal yang kompleks.
M : Kalau yang saya tangkap ini tadi, emm Mbak A yaa?
A : Iya
M : Mbak A bicara seperti itu yang saya tangkap bagaimana
Seksualitas terdiri dari berbagai hal
mulai dari yang sederhana seperti
bentuk kelamin sampai ke yang
kompleks seperti hubungan seksual.
Menurut bu L anaknya yang
berusia SMP sudah perlu dijelaskan
mengenai hubungan seksual
sedangkan yang masih SD belum
perlu
Isi PS : hubungan seksual –
untuk anak SMP keatas
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
110
115
120
L
M
E
L
M
E
M
L
:
:
:
:
:
:
:
:
X :
L :
E :
L
125
A :
I :
130
orangtua mendidik pendidikan seks itu lebih ke penting apa
ndak. Kita masing-masing punya anak yang menginjak remaja
to? Jadi itu penting dari dari kita memancing tahu apa
enggaknya si anak itu kadang saya nunggu pertanyaan sampai
seberapa pengetahuan mereka tentang seks itu sendiri
Betul
Jadi kalo kita langsung ngasi tau ini ini ini …
Njur njegrak kaget
Waaaaa
Jadi kadang …
Kita liat kebutuhannya
Hoo
Jadi bukan terus, anak-anak yuk kita kumpul kayak mau les
Hari ini kita mau belajar mengenai sek…
Hahahahaha
Kita menunjukkan… haha
Gini lho kamu kalo besar besok begini .. hahaha
Enggak gitu, jadi memang betul dari pertanyaan ini diisi, misal
dari kasus pemerkosaan misalnya, „ma diperkosa itu apa?‟, nah
itu saya masuk, akibatnya apa, kenapa kog diperkosa nangis
gitu, kenapa diperkosa kog gambarnya itu diburemkan knapa,
nah itu masuk gitu.
Itu tadi dari ibu M dan ibu L, kalau dari ibu-ibu yang lain a
apakah begitu? Maksudnya nunggu dipertanyakan dulu gitu apa
Kalau saya itu sederhana sama kayak ibu M, nunggu mereka
bertanya kog. saya gak ngerti-ngerti seperti ini
M : Kadang-kadang karna lebih mateng cewek daripada cowok.
Anak saya kebetulan laki sama cewek ya, cewek sama cowok,
Bu M menunggu pertanyaan dari
anak untuk mengetahui tingkat
pengetahuan anak mengenai seks
Orangtua menunggu
pertanyaan dari anak untuk
mengetahui tingkat
pengetahuan anak
Tidak langsung memberitahu anak
berbagai hal soal seks karena anak
bisa kaget dan tidak siap. Orangtua
perlu melihat kebutuhannya
Orangtua perlu melihat
kebutuhan anak dahulu baru
memberikan PS sesuai
kebutuhan
orangtua tidak mengumpulkan
anak-anak untuk secara khusus
berbicara soal seks, seperti orang
akan les.
Kapan : tidak menyediakan
waktu khusus berbicara soal
seks
Setelah anaknya bertanya mengenai
pemerkosaan, ibu L memberi
penjelasan tentang pemerkosaan
Bu I juga menunggu anak bertanya
sebelum menjelaskan PS. Bu I
tidak paham cara memberi PS
Anak bu M itu laki-laki dan
perempuan, dan anak yang
Isi PS : pemerkosaan
orangtua menjelaskan hal
seksualitas setelah anak
bertanya tentang hal itu.
Orangtua tidak paham cara
memberi PS
Anak perempuan lebih aktif
bertanya kepada ibunya
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
yang besar yang cowok, yang kecil yang cewek. Yang lebih
perempuan lebih banyak bertanya.
sering tanya malah yang dari si anak ceweknya, kalau ini belum Bu M tidak tahu apakah ini karena
belum paham atau karena hal lain.
mudeng atau apa-apa, saya kurang tahu tapi pengertian seks
saya liat lebih ke anak perempuan saya yang suk tanya dewe
Saat anak laki-laki bu E berusia 12
tahun kebawah, anak ini sering
dibawah umur ke 12 tahun itu banyak nanya e, „ma kenapa sih
bertanya mengenai memiliki seks,
kog yang punya anak itu selalu yang sudah menikah? Kalau
anak dan pernikahan. Bu E
sudah menikah gitu-gitu kan mesti ada kamar pengantennya,
Orangtua mencoba
mencoba menjelaskan
kog habis itu punya anak kenapa?‟, waktu umur 12 tahun itu dia semampunya. Namun setelah
menjawab pertanyaan anak
semampunya.
tanya-tanya seperti itu terus ada contohnya lagi ehh kenapa ehh berumur 13 tahun anak itu tidak
apa artinya seks, saya menjelaskan sesuai kemampuan saya.
pernah bertanya lagi. Bu E menjadi Saat anak biasanya bertanya
Ketika umur dia sudah 13 tahun, itu tu saya itu menunggulalu berhenti bertanya
cemas apakah anaknya sudah
nunggu, deen ki og ora tau takon ki ngopo sih, wis ngerti po yo, membuka pornografi. Selain itu Bu
mengenai seksualitas,
orangtua menjadi khawatir
jadi saya jadi merasa duh opo deen wis ngintip-ngintip jadi kog E menjadi penasaran dengan
anak membuka pornografi
semakin jarang gitu lho, gak pernah tanya, jadi saya semakin
kehidupan seksual anaknya.
penasaran. Saya mau memulai masak yo meh tak wah nganu,
Awalnya Bu E ragu-ragu untuk
Orangtua ragu-ragu
memulai diskusi seks namun karena mendiskusikan seks namun
tapi saya juga merasa ahh ini juga perlu gitu, saya tanya „wah
hal itu dirasa penting maka bu E
akan mencoba melakukan
kamu sudah mimpi basah belum?‟, trus dia jawab „sudah‟,
mencoba.
Bu
E
bertanya
mengenai
karena hal itu penting.
„emank mimpi basah ngapa sih?‟, aku kan gak pernah ngerasain
pengalaman anak mimpi basah. Bu
mimpi basah itu kayak apa, rasanya gimana, trus dia cerita,
Orangtua heran saat anak
E heran ketika anak bisa
seperti ini gitu, trus dia bisa menjawab, kog yo tau gitu, trus
paham
soal mimpi basah.
saya juga nanya „wah kamu pernah gak naksir temen?‟ trus dia menjelaskan mengenai mimpi
basah. Bu E berusaha menjadi
bilang „pernah‟, „siapa?‟ trus kebetulan saya tau, „wah cantik
Orangtua berusaha menjadi
sahabat anaknya. Bu E bertanya
sahabat anak
juga ya‟. Saya mencoba untuk jadi sahabatnya gitu, terus saya
mengenai
pengalaman
anak
naksir,
juga bilang bahwa perasaan cinta itu anugerah dari Tuhan, itu
kemudian menjelaskan mengenai
betul-betul kita syukuri, untung kamu naksirnya cewek bukan
Isi PS : cinta dan cara
cinta sebagai anugerah yang patut
berelasi yang baik
cowok. Akhirnya dia bisa terbuka gitu lho, kalau kamu
disyukuri
dan
menjelaskan
sikap
naksirnya cowok kan itu bahaya gitu, kalo kamu naksirnya
E : Kalau saya punya pengalaman sedikit, jadi ketika anak saya itu
140
145
150
155
160
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cewek yo, tapi sambil dia nangis „mama marah gak?mama
marah gak?‟, „enggak. Seneng. Wong kamu naksirnya cewek.‟
Walau dalam hati saya, duh cah sakmene naksir gitu.hahaha.
Gitu.trus akhirnya ya saya bilang bahwa naksir itu anugerah,
terus sikapmu dengan umurmu yang sekian itu kamu harus
seperti ini, seperti ini, tapi saya ingin memulai untuk menanya-
165
nanyai seperti itu saya harus cari yang pas bener waktunya,
sebetulnya saya pengen, ingin menjelaskan banyak tapi saya
170
A :
175
M :
180
L
M
L
M
185
:
:
:
:
juga jujur aja bingung mau memulai.
Oh gitu, nah itu tadi kan pendidikan seksual itu penting lah ya,
untuk remaja itu penting, tapi kadang kan orangtua sendiri susah
untuk menyampaikannya gitu, kira-kira tante ehh hambatan apa
sih yang paling sering muncul gitu untuk mengkomunikasikan
tentang pendidikan seksual itu ke anak-anak?
Gini mbak, si anak itu dia lebih terbuka pada temennya, itu
catatan pertama, kadang saya mancingnya dulu tu gini, „kamu
dulu itu suka banget lho dimandiin mama, ya to, kog sekarang
gak mau‟, saya catet mulai sekitar kelas 6 masih saya mandiin,
nah itu dia sudah gak mau, otomatis sudah ada pertumbuhan
yang dia malukan, ya to?
Yang cewek apa yang cowok? Cowok?
Yang cewek donk
Oh yang cewek. Brarti buah dada udah ….
Heem yang cewek. Nah itu saya lebih lebih nganu, lebih
memperhatikan cewek soalnya riskan banget ya anak cewek ya.
ya to? Riskan banget. Jadi jadi sering saya kuatirkan sekarang,
lha itu mungkin mungkin dari sekitar SMP itulah dia sudah
yang baik saat berelasi di usia itu.
Dalam hatinya ibu E sebenarnya
tidak rela anaknya sudah mulai
naksir karena masih terlalu muda.
Menurut bu E, untuk bertanya
beragam hal itu perlu mencari
waktu yang tepat. Bu E juga ingin
memberi banyak pendidikan
seksual namun bingung untuk
memulainya.
Anak lebih terbuka kepada
temannya. Anak perempuan bu M
saat SD dulu masih mau
dimandikan ibunya namun
sekarang sudah tidak mau. Menurut
bu M karena anak sudah mengenal
kemaluannya sehingga merasa
malu. Anak juga lebih banyak
bercerita dengan teman sehingga
orangtua harus berusaha menjadi
teman dan memancing
pembicaraan. Ini agar anak mau
terbuka. Bu M lebih
Orangtua tidak rela anak
berelasi romantis karena
merasa anak masih muda
Saat bertanya mengenai
kehidupan seksual anak
perlu mencari waktu yang
tepat
Hambatan : bingung cara
memulai PS
Hambatan: anak lebih
terbuka dengan teman
sehingga orangtua perlu
menjadi teman bagi anak
dan memulai percakapan
agar anak terbuka ke
orangtua.
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
195
200
205
A
M
E
M
A
L
A
E
M
A
L
E
L
A
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
L :
210
A :
L :
215
A :
L :
mulai mengenal kemaluannya, mulai tumbuh apa itu, itu dah gak
mau, dah mulai malu dah gitu lho. Itu. Terus ceritanya sama
temen-temennya, jadi kadang si orangtua ya harus itu tadi
mancing-mancing supaya, apa kita seperti bu E, jadi friendnya
gitu lho.
Masuk di …
sering-sering… heeh itu biar terbuka
Tapi herannya kalo ditanyain papanya kog gak mau ya?
Oh iya
Oh gitu ada perbedaan?
Karna paka itu ngomongnya pake logika, gak pake ….
Walaupun cewek dan cowok, tante?
Iya
Iya
Maksudnya kalo ditanyaai papanya tetep gak …
Lha papa e tekon e piye?
Sifatnya suram e. hahaha . marah kui, kalau marah ya sudah
Haha.. hmm ya pendekatannya beda mungkin
Kira-kira ada hambatan apa lagi ya? Tadikan ee apa tadi itu
hambatannya lebih sering cerita ke temen jadi orangtua susah
untuk mengkomunikasikan, terus ada lagi? Yang menghambat
Kalau hambatan sih gak ada. Kalau kita yang suruh mulai dulu
itu hambatan
Oh jadi gak …
Jadi tiba-tiba gini, nah itu tiba-tiba sini-sini tak kandani ….
Waaa itu hambatan
Hahahaha itu hambatannya malah ya
Heeh, jadi waa kalo kita yang suruh mulai susah tapi kalo anakanak yang tanya itu mudah karena orang bertanya membutuhkan
memperhatikan anak perempuan
karena anak perempuan sangat
riskan.
Anak umumnya tidak mau
menjawab saat ditanyai ayah.
Menurut bu L karena laki-laki
bertanya menggunakan logika saja.
Sementara menurut Bu E ini karena
temperamen suaminya yang mudah
marah
Orangtua merasa susah kalau
memulai percakapan mengenai
seksualitas. Lebih mudah bila anak
bertanya dahulu karena saat anak
bertanya maka anak menantikan
jawaban sehingga penjelasan
orangtua lebih mudah ditangkap
dibanding bila orangtua yang tiba-
Orangtua lebih
memperhatikan anak
perempuan karena anak
perempuan lebih riskan
Anak tidak nyaman
mendiskusikan seksualitas
dengan ayah karena ayah
terlalu mengandalkan
logika atau memiliki
temperamen buruk.
Hambatan : memulai lebih
dahulu percakapan
mengenai seksualitas
Menurut orangtua, bila anak
yang bertanya berarti anak
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
X :
L :
A :
225
N :
230
235
240
jawaban, dan biasanya pada waktu dia menanti jawaban,
jawabannya kita jadi diterima cepat. Mosok yo pulang sekolah
…iiyaah …
Hehehehe
Iki ngopo mamaku ki ngopo
Kalo gitu materi apa sih yang dikasi ke anak-anak. Yang
biasanya diberikan kepada anak-anak itu. Materi yang terkait
dengan seksualitas?
Kalo apa, pengalaman saya sih lihat dari sejak kecil kan
kebetulan anak saya perempuan dan laki-laki, usianya hanya
terpaut 14 bulan gitu. Jadi sejak kecil tu mereka kan suka mandi
bareng, jadi mandi bertiga, maksudnya saya yang memandikan
mereka berdua gitu lalu sejak kecil kan mereka pastikan melihat
„wee itu kog punya, kog ak gak punya ma?‟, jadi itu mulai tahap
awal untuk saya apa memperkenalkan bahwa memang itu beda
gitu. Lalu kalau untuk selanjutnya biasanya itu juga seiring
dengan pelajaran yang mereka terima di sekolah. Di pelajaran
IPA kan ada biologi gitu. Lalu mereka biasanya juga bertanya.
Tapi kalo untuk saya, yang kadang saya mengalami hambatan
itu justru untuk anak laki-laki saya. Jadi mungkin dia juga
banyak ceritanya ke papanya gitu, karna mungkin dia merasa
kan yang ngalamin yang sama sama aku kan papa gitu. Hehehhe
Nah kalo yang Va memang sangat terbuka kan, karna dia
perempuan, ee kebetulan suatu saat tu saya beli pembalut lalu
dapat hadiah satu buku gitu ya, dari pembalut apa gitu, tentang
ini pendidikan seksual untuk anak gitu, lalu dia mulai bukabuka, waktu itu dia sudah kelas 6 SD. „menstruasi itu apa sih
ma?‟, gitu kan, disitu ada, terus tak jelasin, menstruasi tu ini
tiba memulai percakapan.
Anak laki-laki dan perempuan dari
kecil biasa dimandikan bersama
oleh bu N, sehingga semenjak kecil
sudah saling melihat bentuk tubuh
lawan jenis, dari situ bu N
memperkenalkan perbedaan lakilaki dan perempuan. Selanjutnya
saat menerima pelajaran biologi
dari sekolah mereka menanyakan
juga terkait seksualitas. Anak lakilaki bu N tidak banyak bercerita.
Mungkin lebih banyak cerita ke
ayahnya karena memiliki
pengalaman yang sama sebagai
laki-laki.
Bu N pernah membeli pembalut
lalu mendapat hadiah buku
pendidikan seksual. Buku itu
diberikan kepada anak
menginginkan jawaban
sehingga penjelasan
orangtua lebih mudah
ditangkap.
Mandi bersama dari kecil
membuat anak menyadari
perbedaan fisik laki-laki
dan perempuan
Isi PS: perbedaan fisik lakilaki dan perempuan
Anak menanyakan materi
seksualitas yang didapat
dari pelajaran biologi
Anak laki-laki mungkin
banyak bertanya hal seksual
kepada ayahnya karena
mengalami hal yang sama.
Metode : memberi anak
buku pendidikan seksualitas
Isi PS: menstruasi
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
250
255
260
275
280
A
S
E
S
:
:
:
:
terus tak jelaskan lalu ketika dia mulai kelas 1 SMP, kelas satu
akhir gitu dia mulai menstruasi, dia gak terlalu kaget karna
menurut pengalaman temen saya ada yang anaknya itu mulai
awal menstruasi ketakutan setengah mati karna tiba-tiba kog
berdarah gitu. Nah dari pengalaman itu lalu saya menceritakan
dulu kepada anak saya, tu anak saya udah kelas 6, temen-temen
sebayanya sudah banyak yang mens, lalu saya ceritakan dan
waktu dia ngalami dia hanya ngomong „ma kayaknya aku ini
sudah mulai menstruasi‟ lalu disitu saya jelaskan, lalu dia juga
nanya „lho ma kalo orang, kalo misalnya perempuan sudah
menstruasi itu kalo duduk deketan sama cowok itu bisa hamil
gak?‟, „ya enggak‟ nah darisitu bisa masuk pelan-pelan tapi ya
hanya sebatas sampai yang menurut saya masih belum terlalu
jauh gitu lho, hanya sebatas itu. Saya katakan ketika usianya
sudah 2 SMP eh kehamilan itu bisa terjadi melalui hubungan
seksual gitu. Nah hubungan seksual itu yang bagaimana, nah
saya bilang nanti saatnya kamu juga akan menerima pelajaran
itu, saya bilang gitu. Kalau sekarang kayaknya emm mungkin
belum waktunya untuk apa, kamu tahu lebih dalam, tapi nanti
pelan-pelan mama akan ceritakan ke kamu gitu, karena waktu
itu tu masih kelas 1 SMP jadi buat saya masih kayaknya masih
terlalu dini. Gak tau pendapat saya ini bener ato salah gitu.
Kalo pengalamannya ibu? Kayaknya tadi mau ngomong hehe
Udah dikompliti.hahaha
Idem.hahaha
Jadi sebetulnya hampir sama ya. Kalau saya, anak-anak itu
selalu saya perhatikan kenapa tidak banyak bertanya itu adalah
karena disekolah itu sudah dimulai dengan dapat pelajaran kalo
gak salah kelas 5 SD, kelas 6, terus kelas 3 SMP ya jadi emm
perempuannya untuk dibaca. Bu N
juga menjelaskan mengenai
menstruasi yang juga dibahas
dibuku itu juga. Karena sudah
mendapat penjelasan, saat pertama
kali menstruasi anak tidak terlalu
kaget atau takut.
Ibu menjelaskan materi
seksual yang dibahas di
dalam buku PS.
Isi PS : kehamilan terjadi
karena hubungan seksual
Anak juga pernah bertanya
mengenai hubungan menstruasi
dengan kehamilan. Dari pertanyaan
itu, bu N kemudian menjelaskan
kehamilan berawal dari hubungan
seksual. Namun bu N tidak
menjelaskan seperti apakah
hubungan seksual karena anak
waktu itu masih kelas 1 SMP. Ibu
memberi pengertian bahwa anak
masih terlalu muda untuk tahu dan
berjanji akan menjelaskan saat usia
anak dirasa sudah cukup.
Saat ibu merasa anak belum
cukup umur mendapat
informasi tertentu, ibu
menyampaikannya kepada
anak dan berjanji
menjelaskan saat anak
dirasa sudah cukup umur.
Menurut bu S, anak-anaknya jarang
bertanya karena disekolah sudah
mendapat pelajaran seksual ketika
kelas 5 dan 6 SD, dan 3 SMP.
Apabila anak sudah
memiliki pengetahuan
memadai peran orangtua
hanya mengarahkan dan
Kelas 1 SMP belum cukup
umur untuk mengetahui
tentang hubungan seksual
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
285
290
295
300
305
310
saya sebagai orangtua hanya mengamati anak-anak ini mengerti
gak. Dan mereka sebetulnya jarang bertanya kalo sama saya,
Cuma saya yang lebih banyak mengarahkan kepada mereka,
yang putri saya selalu bilang, tolong ya kalo duduk itu dijaga,
jadi duduk itu yang rapi dan kamu kan sudah istilahnya sudah
menstruasi artinya kamu sudah akil balig itu artinya tubuh kamu
tidak boleh dipegang oleh siapapun, bagian dada, bagian alat
kelamin itu tidak boleh dipegang oleh siapapun. Yang putra pun
saya demikian, saya katakan kepada dia pokoknya untuk tidak
main-main dengan anggota tubuhmu karena kamu sudah akil
balig. Untuk secara teori ee saya rasa mereka berpengetahuan,
ketika saya tanya „kamu tahu gak, pertama kog jadi kamu tuh
prosesnya seperti apa?‟, „ya tahu‟, „lho kog kamu tahu, kan
belum pernah tanya sama mama?‟, „tahu ma, karna disekolah
saya diajarin.saya diberi teori, saya tahu‟ dan kebetulan di SMP
pernah didatangkan sama pihak sekolah, LSM yang memberikan
penyuluhan. Anak-anak dikumpulkan diberikan penyuluhan
tentang seks jadi mereka ditempat saya lebih banyak dapet di
sekolah, jadi saya sebagai orangtua hanya menjaga dan
memberikan eeee memprotek aja, memberikan ini lho yang
boleh dila … yang jangan kamu … rambu-rambu lah. Jangan
kamu melanggar ini. Tapi mereka kalau secara aktif tanya tidak.
Mungkin atau karena ada emm teman, sekolah pendidikan
sekolah ya terus media, media itu kan bisa televisi koran
majalah ataupun yang lebih banyak, internet kali ya, google,
google itu lebih mudah kan, tidak seperti waktu saya 30 tahun
yang lalu ya udah gak tahu apa-apa. Itu dari saya.
A : Ya itu dari ibu S, ada yang mau menambahkan? Melengkapi?
Disekolah juga mendapat
penyuluhan dari LSM mengenai
seksualitas. Ibu S merasa anakanaknya memiliki pengetahuan
yang memadai, misal saat ibu S
bertanya tentang proses kelahiran,
anak sudah mengerti karena
mendapatkan ilmu dari sekolah.
Oleh karena itu Ibu S lebih banyak
memberikan rambu-rambu
berperilaku saja seperti menjaga
posisi duduk atau bagian tubuh
yang tidak boleh dipegang orang
lain. Peran orangtua hanya menjaga
dan memberikan rambu-rambu
kepada anak. Menurut bu S, selain
dari sekolah, anak mendapatkan
pengetahuan seksual dari teman
dan media seperti televisi, koran,
majalah, dan internet.
memberi rambu-rambu
berperilaku saja.
Isi PS : rambu-rambu
berperilaku seperti menjaga
posisi duduk, bagian tubuh
yang tidak boleh disentuh.
Anak tidak banyak bertanya
mengenai seksualitas
karena sudah mendapat
pendidikan seks disekolah
dan mendapat pengetahuan
dari teman, televisi, koran,
majalah, dan internet
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
315
320
325
330
335
340
I : Kalau saya karna bedanya, masing-masing ibu-ibu yang lain
punya anak dua dan tiga, dan kebetulan ada SMP atau SD, kalau
saya anak saya kan hanya satu, laki, dan itu sudah SMA, jadi
untuk memang untuk penjelasan seperti itu, saya tidak pernah
memberikan dan mereka mendapatkannya tetap disekolah dan
teman-teman dan mungkin juga dari luar, internet.
A : Dari sebelum SMA bu?
I : Ya, gak pernah, gak pernah menanyakan. Ketika mungkin suatu
ketika saya memegang buku misalnya, „kamu mau gak mbaca
buku ini. Bagus lho.‟, ini soal pendidikan misalnya, „ahh sudah
pernah. Saya sudah pernah mendapatkan disekolah.‟,bilang gitu,
jadi memang banyak memang mendapatkan disekolah dan
teman-teman.
(ibu W datang)
A : Ehh maaf dipause dahulu, ini ada ibu .. ibu siapa namanya?
W : Ibu W
A : Ibu W, oh iya. Emm kira-kira udah pada tahu, udah pada kenal
belum, ibu-ibu yang ada disini?
X : Sudah
L : Anaknya sekelas terus jadi ketemu
A : Oh gitu, ya ya, saya namanya A, yang memoderatorin ini, jadi
tadi kita sudah membicarakan tentang pendidikan seksual gitu.
Ini dilanjut dulu ya nanti kalo ibu mau memberikan pendapat
silahkan ndak papa. Okay itu dari ibu I. Jadi dengan cara
misalnya memberikan buku, karena meraka tu juga sudah tahu
dari sekolah gitu ya.
I : Iyaa saya kesulitan, waktu yang bagaimana bisa memberikan ke
seorang anak untuk pendidikan seksualitas, saya gak pernah
bisa, karena pada waktu remaja pun saya tidak pernah
Ibu I tidak pernah memberi
penjelasan kepada anak putra
tunggalnya karena anak sudah
mendapatkan PS dari sekolah dan
teman, dan mungkin juga internet.
Anak juga tidak pernah bertanya
hal seksual ke ibunya. Saat ibu I
pernah menawarkan buku PS
kepada anak, anak menolak dengan
alasan sudah pernah membaca
Kesulitan ibu I karena ketika remaja
tidak mendapat PS sehingga
kesulitan memulai PS dan
Ibu kesulitan memberi PS
kepada anak tunggal yang
berbeda jenis kelamin
Metode : memberi buku
untuk dibaca
Saat anak sudah mendapat
suatu topik seksual, anak
akan menolak untuk belajar
tentang topik itu lagi oleh
orangtua
Ibu kesulitan memberi PS
kepada anak tunggal yang
berbeda jenis kelamin
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menemukan waktu yang pas,
Hambatan : tidak pernah
terlebih lagi anaknya tunggal dan
mendapat PS sehingga
cuma anak tunggal, laki
laki-laki. Saat mencoba memberi PS, kesulitan memulai PS dan
Gak banyak-banyak ya bu ya
anak mengatakan ibu ketinggalan
menemukan waktu yang pas
Ibu merasa malu saat anak
Gak banyak-banyak, dan saya juga kalau membuka pembicaraan sehingga ibu merasa malu.
mengatakan dirinya
seperti itu dia, „ahh mama ketinggalan.‟. Kan malu saya hahaha
ketinggalan informasi
Hahahaha
Ahh mama cuma teori, aku sudah praktek hahaha
Orangtua cemas dan tidak ingin
Orangtua tidak ingin
Woo jangan gitu donk haha
anak aktif secara seksual sebelum
anaknya aktif secara seksual
Hahaha kecemasan orangtua
waktunya
sebelum waktunya
Anakku yo lanang siji og bu, ojo nganti ngono. Ojo praktik sikik
Saya boleh nganu pengalaman saya punya anak perempuan
Kapan : ketika anak awalmens, mens mens seperti itu, mens pertama itu ya. Itu malah
awal mengalami menstruasi
justru saya kog apa, eventnya apa pas gitu lho, pas dia itu
Anak perempuan bu M mengeluh
sakjane „kog ndadak nganggo mens barang to ma? Aku tu jijik.‟ mengenai menstruasi yang
biasa pas pertama-pertama, „ya nganu sini mau pa arep dicucike dialaminya. Dia mengetahui dari
Teman menjadi sumber
mama?‟, „gak ah, katanya temenku ..‟, lha berarti kan temennya teman bahwa saat menstruasi harus
informasi seksual bagi anak
dulu sing nganu itu harus dicuci dulu, ya iya sudah, terus suatu mencuci alat kelaminnya Dia
ketika kakaknya gitu itu, suatu ketika kakaknya tahu kalo
merasa jijik, kerepotan, dan malu
Orangtua menegur saat
adiknya sudah seperti itu malah „koyo aku lho nyantai‟ malah
dengan menstruasi. Sementara
anak putra mengolok-olok
kakak laki-lakinya mengolok-olok
gitu, „ huuu cewek itu repot.‟, nganu gitu gitu sering nganu,
anak putri karena
adiknya yang menstruasi karena
repot. Ya gak gitu, udah dari turunan seperti itu, terus kalo si
mengalami menstruasi.
cewek ini, „ndadak kayak gini barang to ma.repot ndadak nganu, dianggap repot. Bu M memarahi
anak laki-lakinya yang mengolokmbelikelah gini gini‟, suruh beli masih malu wee, masih malu
terus saya menerangkannya itu sudah, sudah ya apanya nantinya olok adiknya. Bu M kemudian
Isi PS : menstruasi takdir ya to? Sudah harus seharusnya begitu, „kalo sudah mens menjelaskan bahwa menstruasi
mengapa perempuan harus
mengalami menstruasi
berarti kamu sudah dewasa, sudah kenapa, kalau tidak mens itu berarti anak sudah dewasa, dan
menstruasi merupakan suatu kodrat,
jadi kamu. Mama itu kalau tidak mens ya jadi kamu, jadi mas
mendapatkan itu, jadi untuk memulaipun saya kesulitan karena
W:
I :
345
350
355
360
365
X
E
I
A
E
M
:
:
:
:
:
:
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
370
375
380
385
390
L
M
L
M
L
M
L
M
N
M
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
L
M
L
M
S
L
E
L
:
:
:
:
:
:
:
:
395
S :
Ri, makanya kamu ini kenapa disebut apa daging dan darahnya itu menunjukkan kemampuan untuk
orangtua, itu soalnya melebur jadi satu, kalau kamu gak seperti memiliki keturunan.
itu besok kamu gak, gak mempunyai anak.‟ Saya malah
menerangkannya seperti itu. Kan kalo gak mens kan ya iya to?
„Lha itu pertanda bahwa kamu memang untuk selanjutnya kamu
akan punya keturunan, nanti kalo ini mens, kalau berhenti kalau
kamu sudah punya suami, kalau berhenti ya jadi anak.‟ Saya
menerangkannya seperti itu.
Dulu mens pertama dirumah apa diluar rumah?
Saya ato …
Anake
Disekolah
Jadi pertamane kecret kecret?
Enggak enggak, tapi ada ada …
Oo flek ya?
Iya flek flek dulu
Sedikit kog itu
Nganu dia bingung, „nganu e celanaku itu kotor e padahal aku
nek pipis yo ndak seperti itu.‟ Oya udah nganu apa …
Umur berapa?
SMP
Kelas 1
Jadi anakmu mens umur?
SMP kelas satu
Ohh anakmu wedok kui wis SMP to?
Uwis to yo
Oh sek podo Av to yo? Seng sama Ve ki anak e sopo to yo? Lho
anakmu ada yang kecil satu?
Ada.
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
400
405
410
415
420
425
L : Itu belum to?
S : Belum. Hahaha
L : Oh yawis, makane tak bilangke, ingetku tu anakmu tu cowok,
cowok, cew … cowok, cewek, cewek?
S : Iya
L : Oh ya ya.
E : Tapi sekarang banyak yang SD, banyak ya kelas 6..
I : Kelas 6 ya
N : O iya hooh
S : Kebetulan kemarin ada peristiwa, temennya anak saya baru saja
Melahirkan
L : Ouduh
A : Umurnya tante?
S : Kelas 3
L : SMP?
S : Kelas 3 SMP
E : Kelas 3 SMP melahirkan?
S : Melahirkan. Dari situ saya bisa masuk untuk memberitahu ke
dia bahwa seks itu tidak untuk main-main. Karena yang
pertama, repot sendiri, harusnya, kamu aja masih seneng, masih
waktumu bebas mau kemana aja, kog punya anak bagaimana?
Disitu dia mikir. „iya e ma‟, berarti dia berpikir.
I : Kasihan itu
L : Tanggung jawab gak itu?
E : Aku diem tapi ngerti og, huahaha
L : Maksudnya, kan dikeluarkan tuh terus akhirnya maksudnya
yang menghamili bertanggung jawab?
E : Oh udah dewasa memang. Lebih dewasa
L : Apa sekelas?
Ada kejadian teman anak bu S yang
masih kelas 3 SMP melahirkan.
Kejadian itu digunakan bu S untuk
menasihati anak bahwa seks bukan
untuk main-main. Bu S mengajak
anak memikirkan kondisi bila
masih suka bermain namun harus
memiliki anak..
Metode : menggunakan
pengalaman teman anak
yang hamil untuk
menasihati anak.
Isi PS : seksualitas bukan
untuk main-main
Metode : Orangtua
mengajak anak
membayangkan kondisi dan
konsekuensi hamil muda
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
430
435
440
445
450
S : Nah gak tau ini kalau yang laki ini gak tau. Cuma saya cuma
dapet berita kalau temannya, „ma aku boleh gak nenggok sama
temen-temen yang lain? Temenku melahirkan.‟
M : Kaget ya?
S : Iyaa
A : Jadi berarti materi yang diberikan apa ya? Kalo misalnya selain
menstruasi, terus maksudnya ini kan ada yang 3 SMP sudah
melahirkan padahal mungkin menurut orangtua tu SMP
belumlah sampai hubungan seksual …
M : Rasa cinta mbak
A : Hah? Apa ibu?
M : Rasa cinta dulu, anak-anak segitu tu sudah mulai rasa cinta
nantikan selanjutnya, eem, mbak sendiri kalau cinta kan mesti,
terus, ya ini pengalaman kita-kita dulu untuk mengarah ke seks
kan ada cinta dulu. Ya to? Gak mungkin enggak cinta njuk,
misale aku karo Al gak cinta njuk tiba-tiba njuk
N : Gabrus. Hehehe
M : Gabrus, gak to? Mesti ada rasa dulu itu, hee to mesti? Anakanak tu seusia-usia itu tu nganu, ada ketertarikan pada lawan
jenis, itu. Itu permulaan dari hubungan, nanti itu berkelanjutan
ke, ke sex
E : Ya mungkin ya menerangkannya ya itu, hubungan sama lawan
jenis dulu
M : Hubungan sama lawan jenis dulu.
E : Anak saya kemarin, baru dua hari yang lalu ulangtahun kadone
seko cewek kabeh. Makin deg-degan aku, ini kog banyak , „kan
banyak fansnya.‟ Hahaha.
A : Ngetop tante berarti anaknya.hahaha
M : Sekarang baru dikasi coklat waktu valentine aja dia sudah deg-
Anak perlu diberitahu mengenai
hubungan dengan lawan jenis
seperti rasa cinta kemudian
bagaimana cinta itu dapat berlanjut
kepada aktivitas seksual. Anak
perlu belajar agar hubungan cinta
tetap di jalan yang lurus dan tidak
melakukan perilaku seksual
menyimpang. Menurut bu M,
orangtua memiliki kewajiban untuk
Isi PS : relasi dengan lawan
jenis – cinta dan
hubungannya dengan
aktivitas seksual.
Tanggungjawab untuk
menjaga relasi percintaan
tidak menyimpang
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
455
460
465
470
475
480
degan. haha lha itu, kan sudah ada cinta dulu apalagi kalo hmm
A : Berarti materinya cinta, hubungan lawan jenis, terus kemudian
perubahan-perubahan hormon
M : Terus harus menjaga rasa cinta itu. Harus menjaga supaya tetep,
tetep didalam, maksudnya cinta tetep harus kita sebagai anak
Tuhan ya harus dikoridor kita, kita kewajibannya ya neropong
sak sak nganu nek
L : Terus apa, punya anak perempuan itu jangan pasrah kalo pake
supir, jangan terlalu pasrah sama supir dah,
A : Oh gitu tante.hihihi. ini kecemasan orangtua
L : Kalo suamiku itu to ya, sesibuk-sibuknya dia atau saya, njemput
anak perempuan itu gak pernah nyuruh lho, „eh tulung lho, ak
baru di bank gini, gak.‟, mending anakku sing ngenteni nganti
awan, nganti ngelih tapi yang njemput aku atau suamiku. Itu
khusus yang perempuan. Karena sekarang kan, apalagi dititipi
tukang becak, kita becak langganan tu, anak SD sering dianter
tukang becak, dianter supir, dianter ojek, waa itu bisa menggok,
menggok. Jadii..
E : Wis anak e laki-laki wae wis.haha
L : Sebetulnya mungkin bukan kita itu memberikan penjelasan tapi
kita pengawasannya gitu lho. Seperti tadi itu lho, temennya terus
kalo terlalu pasrah sama supir, sama becak, sama ojek, ya
janganlah, jangan, kalo cewek jangan, kalo cowok gak papa sih.
Walaupun sebenarnya juga dalam tanda petik, sakjane yo ono,
tapi maksudnya persentasenya. Kalo saya sama suami saya
berprinsip dari dulu TK, bahkan sekarang SMP, mungkin SMA
nanti tetep akan dijemput. Entah saya atau suami saya, tetep
dijemput.
mengawasi hal itu.
Orangtua perlu mengawasi
anak dalam relasi cintanya
Menurut Bu L, orangtua perlu
mengawasi anak dengan baik. Bu L
merasa ketika memiliki anak
perempuan orangtua sebaiknya
jangan memasrahkan urusan antar
jemput kepada supir atau orang
lain. Bu L takut apabila
mempercayakan anak kepada orang
lain karena beresiko mengalami
pelecehan seksual. Bu L dan suami
berkomitmen untuk senantiasa
mengantar jemput anak samapi
SMA.
Orangtua mengawasi anak
dengan cara selalu
mengantar jemput anak
sehingga anak tidak
beresiko mengalami
pelecehan seksual oleh
supir antar jemput.
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
485
490
495
500
505
510
A : Ada tambahan lain?
M : Nek mikrolet ki sering tempat kayak gitu to? Nek bis ra
mungkin to yo?
L : Sumuk
X : Hahahahaha
M : Sing ning jakarta …
E : Akeh koncone nek bis …
M : Orang TJ wae sing naik … anak … jauh e
S : Eee, ketika terjadi kejahatan seksual di berita, itu sebetulnya kita
bisa masuk ya, dalam arti menjelaskan, yang perempuan
mungkin „tuh kenapa duduk harus rapi.‟ atau misalkan „jangan
mau diajak pergi orang yang tidak dikenal.‟, atau pergi dengan
teman itu jangan berduaan lawan jenis, rame-rame, itu saya
selalu terangkan seperti itu. Gak boleh berduaan. Pergi kemana
tu kalo rame-rame.
M : Ni apalagi minuman-minuman kayak gini ni ni
E : Suntik yo?
M : Pokoknya jangan mau kalo dikasi minuman aqua apa orang lain
jangan mau, dikasi apa-apa terus kita berontak tapi badan gak
kuat to? Udah kena bius dulu gimana?
L : Iki mau sing nyiapke Al lho bu?
X : Hahahaha
A : Ati-ati lho tante.hahahaha
E : Wis entek e aku.hahahha
N : Waduh.hahaha
M : Iki wis garek nunggu bu E sing wis entek.hahaha
E : Al! hahaha
A : Curiga ni.hahaha
L : Haha yang memanggil kita, Al, yang menghubungi, Al, yang
Menurut bu S ketika ada berita
kejahatan seksual bisa digunakan
orangtua untuk memberi penjelasan
mengenai rambu-rambu berperilaku
dan berelasi seperti cara duduk,
aturan kalau pergi dengan teman
Kapan : saat ada berita
kejahatan seksual
Isi Ps : rambu berperilaku
untuk anak perempuan
meliputi cara duduk, aturan
bepergian dengan teman.
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
515
520
525
530
535
540
mekso-mekso ya Al.haha
E : Tapi kalo melihat berita sekarang itu ya, yang namanya R itu ya
sing meninggal itu ternyata kan ayahnya
M : Ayahnya heem
S : Yang perkosaan itu
W : Lha iyo
L : Kandung?
E : Kandung
S : Oya yang sembilan tahun itu?
E : Terus yang uangnya 35 juta hilang itu.
L : 35 juta hilang ki opo?
E : Kan dia dapat santunan dari gubernur, dari menteri peranan
wanita itu, uangnya dikumpulin, 35 juta itu, dikasi orang dibawa
pergi.
L : Woooh.ckckckck kui durung melu Nitaskana mesti kui
E : hahaha
A : Okay okay, mengenai materi tadi, oya terus ini aku mau
bertanya gini, emm misalkan materi-materi itu, informasi yang
harus diberikan atau yang tidak diberikan itu tu kira-kira tuh
ibu-ibu dapat dari mana ya gitu itu? Misalnya kan ibu I,‟saya
dulu tu kan juga gak pernah kog‟ gitu kan diajarin, „yang pasti
kan bukan dari orangtua saya„ gitu. Tapi kira-kira emm tau
informasi itu darimana ya? Yang harus diberikan yang tidak
diberikan?
E : Majalah, terus ikut seminar kadang-kadang
Ibu E mendapat informasi seksual
A : Emm lagi banyak seminar tentang pendidikan seks ya
dari majalah dan mengikuti seminar
E : Biasanya tu dapet dari, gak tau dulu ee ngerti-ngerti disms karna
pendidikan seksual.
beli susu ato apa gitu, terus ditawari, ditelfon, lewat gitu itu.
A : Majalah, seminar, ada lagi?
Sumber : majalah
Sumber seminar
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
545
550
555
560
565
W : Kalo saya dulu di apa ya, kadang liat ditetangga, terus
nanti kasi tau gitu. Jadi dari …
A : Pengalaman orang lain gitu ya? Oh yaa gitu
W : Iyaa itu kan banyak informasi, banyak anak kost-kost yang udah
apa, uda mau lulus kuliahnya, kadang saya sok, pas waktu masih
remaja nanti ada buku-bukunya juga itu suruh mbaca, nanti kita
bisa ambil kesimpulannya gitu.
A : Oh gitu. Dari buku, majalah, informasi dari orang lain gitu, terus
ada lagi?
L : televisi
A : Oh iya televisi
L : Paling paling cepet ya TV itu, esuk nganti sore.
A : Ini internet gak masuk? Internet? hahaha
W : Kalo jaman saya dulu kan belum ada, paling orang kaya yang
punya. hahaa
I : Ya itu takutnya kalo seperti saya kan jadul ya, „wis mama iki
jadul. Gak ngerti apa-apa.‟
M : Jadul ki?
N : Gaptek.hahaha
I : Gaptek heeh, jadi saya juga khawatirnya disitu. Anak saya itu tu
membuka itu tu bener gak membuka yang bener. Kadang saya
intip, „lagi ngopo kowe?‟, „ahh mama, iki lho lagi buka ini ni
ni.‟, dan saya sering …
W : Tapi kadang sok sering diganti yo?
I : Ganti. Kan saya dibohongi juga gak ngerti wong memang saya
gak pernah ngerti, mbuka juga gak ngerti, megang .. hehe.
Seperti itu itu masih dalam ketakutan saya sampai detik ini.
Bener gak selama ini dia juga jujur. Nah jujur itu. Kalaupun dia
kepengen membuka seperti itu hanya untuk sekedar
Ibu W mendapat informasi seksual
dari mengamati tetangga dan anak
kost-kostnya
Sumber: pengalaman
tetangga dan anak kost
Bu W memberi anaknya buku PS
untuk dibaca kemudian nanti
menyimpulkan bersama-sama
metode : membaca buku
dan menyimpulkan bersama
Ibu L mendapat informasi seksual
dari televisi
Sumber : televisi
Internet tidak menjadi sumber
informasi seksual bagi orangtua
karena orangtua merasa gaptek dan
jadul.
Sumber : tidak internet
karena orangtua tidak mahir
menggunakan internet
Bu I merasa cemas dan takut karena
tidak mengetahui apakah anak lakilakinya membuka pornografi di
internet atau tidak. Bu I tidak
masalah bila anak membuka hanya
untuk tahu dan tidak
disalahgunakan.
Orangtua cemas saat tidak
tahu apakah anak membuka
pornografi di internet.
Orangtua memperbolehkan
anak membuka pornografi
bila sekadar ingin tahu saja
dan tidak disalahgunakan
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
570
M :
575
W:
580
585
590
595
A :
N :
A :
N :
pengetahuan, no problem bagi saya gitu. Jangan sampe disalah
gunakan gitu
Kadang cuman saya itu le ngasi tau sama nadanya itu nada
memohon gitu, yang anak saya kelas 3. Yang cowok, „mas boleh
buka internet sakkarepmu tapi jangan yang saru-saru ya.‟,
kadang video-video yang, kan mesti, kan saya nganu ditawarkan
kan video yang …
Berarti sama lho, sama anakku juga kelas 3 yang kelas, yang
nomer dua. Jadi yo mesti kadang mbuka gitu, kadang aku sok
pura-pura lewat kan, „mama mau ke kamar mandi ya lewat.‟,
melirik sedikit begitu to nanti anu, diganti langsung diganti,
nanti kalo umpama aku mau tak buka kan aku yo etok2men
tanya sama yang besar, gimana to kalo mbuka itu? Ini bu. „woo
nggak usah bu.‟ Dia tu cepet-cepet dihapus itu lho. Ini yang
nomer dua itu, ya cowok itu. Itu yo sampe malem, kadang aku
gak tidur, bangun lagi, „ngapa T?‟, „gak papa kog mung liat ini
kog bu.‟, tapi itu dah diganti itu.. hee, boleh. Saya tu ya ngasi
tau. Kamu tu nggak boleh, kamu tu masih pelajar, boleh liat tapi
jangan njuk keterusan seperti itu. Tapi ya dia masih fokusnya
dalam pelajaran.
Ada lagi? Kira-kira mau menambahkan?
Kalo saya sih malah saya kasi tau sekalian. Toh misalnya suka
internet, biasanya kan anak saya main game gitu ya, main game
tapi terus kan memang sering ditawarkan di ini to.
Heem
Nah saya bilang, „kamu gak boleh liat yang seperti itu, seperti
itu.‟ Jadi saya malah jelaskan sekalian karna itu akan jadi celah
untuk iblis, untuk merusak kamu. Tak kasi tau begitu. Jadi karna
memang itu kan dipelajaran mungkin di Nitaskana juga ada ya.
Bu M mewanti-wanti anak lakilakinya agar tidak membuka situs
porno di internet.
Bu W sering malam hari bangun
dan mengecek anak yang membuka
situs porno. Anak laki-laki
membuka situs porno secara
sembunyi-sembunyi. Saat bu W
lewat maka anak dengan segera
mengganti situs yang dibuka.
Meskipun begitu bu W tetap tahu
dan menasihati anak agar tidak
membuka situs porno dan fokus
belajar saja.
Bu N menggunakan kesempatan
adanya iklan porno di situs game
anak laki-lakinya untuk menasihati
anak agar tidak membuka situs
porno. Bu N menjelaskan bahwa
pornografi secara agama Kristen
menjadi celah iblis sehingga orang
tergoda melakukan hubungan seks
Orangtua menghimbau anak
agar tidak membuka situs
porno
Orangtua tidur larut malam
untuk mengawasi anak yang
membuka situs porno
Orangtua tahu anak
membuka situs porno dan
orangtua menasihati anak
agar tidak membuka situs
porno dan fokus belajar saja
Kapan : saat melihat iklan
porno di internet
Isi PS : pornografi – anak
dijelaskan mengapa secara
Kristen tidak baik melihat
pornografi
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
600
605
A :
610
L :
N :
A :
615
L :
A :
620
625
L :
X :
L :
A :
E :
Itu jadi celah bagi iblis untuk merusak anak-anak Tuhan gitu.
Jadi terus, „maksudnya celah itu piye to ma?‟, „celah itu pintu
gitu lho, jadi kalo Tuhan itu kan sudah mengkuduskan kita, tapi
kalau kita itu membuka celah untuk iblis, iblis bisa saja
membuat dan merusak kita nanti jadinya ya seperti itu, ada yang
terjadi misalnya hubungan seks diluar nikah dan sebagainya, itu
saya jelaskan seperti itu. Lalu untuk anak perempuan saya
memang mungkin seperti bu S juga, saya tekankan bahwa yang
namanya kesucian itu memang harus kita persembahkan pada
saat nanti pernikahan gitu lho yang saya anu disitu.
Tapi apakah sudah materinya, apakah materinya sudah sampai
hubungan suami- ee apa, kayak nanti kamu nikah, hubungan
suami-istri gitu-gitu.
Oh belum
Oh belum sih
Jadi baru sampai untuk hati-hati sama badannya dan hubungan
ke orang lain gitu ya..
iyaa
Oo kalo untuk mengkomunikasikannya itu biasanya saat-saat
apa ya? Misalnya apa pas saat santai nonton TV atau pas saat
makan bareng atau gimana ya?
Oh gak pernah makan
Eh hahaha
Maksudnya gak pernah kita makan terus ngomongin itu, karna
nafsu makanku hilang
Iya.hahaha. ini cuma misalnya. Misalnya misalnya.haha
Iya, pada saat suami saya biasanya pergi ke luar kota, otomatis
saya kan hanya memperhatikan dia, anak saya kan, jadi cuma
berdua. Saya kalo hanya berdua, tidurnya dia pasti sama saya,
diluar nikah.
Kepada anak perempuannya, bu N
menjelaskan mengenai pentingnya
menjaga kesucian sampai
pernikahan
Isi PS : keperawanan –
pentingnya menjaga
kesucian
Orangtua belum menjelaskan
mengenai hubungan seksual. Anak
usia SMP.
Isi PS : belum menjelaskan
mengenai hubungan seksual
ke anak usia SMP.
Bu L tidak membicarakan seks
pada saat makan bersama karena
membuat nafsu makan hilang.
Saat suami bu E pergi keluar kota,
bu E dan anaknya tidur bersama
karena anak menemani ibunya.
Kapan : tidak saat makan
bersama karena
menghilangkan nafsu
makan
Kapan : sebelum tidur, saat
ibu dan anak tidur berdua
karena ayah keluar kota.
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
630
635
L :
E :
L :
640
A :
L :
A :
L :
645
650
655
E :
L :
gak usah disuruh, „aku kan suruh nemenin mama.‟, gitu. Tidur
berdua, sebelum tidur gitu, ngobrol-ngobrol sama tiduran, tanpa
melihat matanya, dia juga gak pernah liat mata saya gitu, kog ini
kayaknya isin gitu ya. Jadi ngobrolnya gitu, kayaknya waktu
emas saya untuk ngobrol untuk masalah kayak gitu.
Nek ono bojomu tidur e terpisah?
Anak e kan kamar e terpisah.
Oo saya kasi tau ya, sampe sekarang ni saya, anaknya yang laki
kelas 3 SMP, yang cewek kelas 5 SD, kita tidur sekamar. Mandi
masih berempat lho. Sampe sekarang.
Oh gitu. Anaknya gak pernah nanya tante?
Kenapa? Gak pernah nanya …
Maksudnya mandi kan berempat bareng, maksudnya perbedaan
jenis kelamin dan segala macemnya itu
Oh enggak, ya yang nanya yang perempuan, „ihh punya mama
besar, punyaku belum.‟, terus itu membuat, kami kan dirumah
cuma berempat, gak ada pembantu. Jadi kadang-kadang kan
kalo suasana panas gitu, saya keluar kamar cuma pake BH sama
celana dalem dan gosok gigi. Karna gak ada orang lain, dan
anak saya biasa lihat saya seperti itu, jadi membuat dia tidak
penasaran atau tidak ingin melihat-lihat internet, „eh payudara
montok ki seperti opo to?‟
Mamaku nduwe og.haha
Jadi saya pernah mengintip ya, untungnya kita tidur sekamar
gitu ya atau misalnya pulang gereja begini, saya pelan-pelan
begitu, ya puji Tuhan, sampai sekarang saya tidak pernah
melihat dia membuka itu. Gitu lho. Atau dengan kemudian kaget
gitu gak pernah sampai sekarang, karena ya situasi rumah saya
ya seperti itu.
Pada kesempatan itu anak dan ibu
ngobrol-ngobrol sebelum tidur
mengenai seksualitas. Saat
berbicara bu E dan anak tidak
bertatap muka karena malu
Sampai saat ini ibu L sekeluarga
selalu mandi bersama dan karena
dirumah tidak ada pembantu, ibu L
kadang keluar kamar dengan hanya
mengenakan pakaian dalam saat
udara panas. Menurut ibu L ini
membuat anak tidak tertarik
membuka pornografi karena sudah
terbiasa melihat ketelanjangan
dirumah.
Saat membicarakan
seksualitas, orangtua-anak
tidak bertatap muka karena
malu
Ketelanjangan keluarga
membuat anak tidak ingin
tahu / penasaran membuka
pornografi karena sudah
mengetahui bentuk tubuh
lawan jenis
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
660
665
A : Jadi sudah biasa melihat perbedaan antara perempuan dan laki ..
E : Oh kalau itu saya sama juga. Dirumah itu kita itu misalnya kalau
panas ya, pake sama, semuanya pake tarzan juga biasa, hahaha,
karena juga cuman bertiga. Adanya anjing, anjing gak bisa
protes. Kadang anjingnya dateng, tingak-tinguk, „mama liat tuh
anjingnya bingung liat kita‟.hahaha
L : Kog yo ra klamben
E : Katanya mahluk sosial apa, mahluk Tuhan paling tinggi.haha
A : Hahaha gitu ya. Ada yang lain? Dari ibu-ibu yang lain?
W : Saya. Saya, kalo saya kan punya anak yang udah 23 tahun jadi
670
675
680
L
W
L
W
L
:
:
:
:
:
Saat panas, ibu E sekeluarga juga
sering mengenakan pakaian dalam
saja dirumah.
Anak tertua bu W yang berusia 23
tahun sering bertanya mengenai hal
kalo, apa, ngomong yang itu jadi bisa lebih mendalam gitu lho. seksualitas terutama terkait
pernikahan. Anak juga bertanya
Kalo dia kan tanya juga, „ibu dulu gimana?‟ kalo pas nikahnya mengenai pengalaman bu W
dahulu. Menurut bu W, diskusi bisa
gimana, trus kog bisa, maksudnya jarak anak ini sekian, ya nanti mendalam karena anak sudah
tak kasi tahu pas waktu dia liat pas liat TV, pas ada kejadian tu berusia 23 tahun.. Bu W kemudian
memberi PS saat melihat TV
nanti gak sengaja dia malah tanya, nanti tak terangke trus ya
bersama dan ada kejadian yang
sampe sekarang ini padahal kan kalo waktu kuliah kan dia
terkait dengan pernikahan
biasanya kan pulang malem ya saya percaya aja sama dia,
Bu W percaya anak bisa menjaga
pokoknya kamu berdoa, pulang malem gak papa, sek penting
diri walaupun teman-temannya
laki-laki dan sering pulang malam
kamu bisa jaga diri, umpama temennya cowok-cowok ya gak
dari kuliah
papa, sek penting kamu bisa jaga diri
Oh cewek, gek arep tekon anakmu ki lanang opo wedok.
Oh perempuan tadi kan aku bilang yang cewek
Oh ya terjawab.hahaha
Hoo yang anak pertama kan cewek, umurnya 23
Yang kedua? Umur?
Isi PS : pernikahan
diskusi seksualitas dengan
anak usia 23 tahun bisa
mendalam
Orangtua menceritakan
pengalaman seksualnya
dahulu ke anak
Kapan : saat melihat TV
dan ada kejadian yang
terkait
Saat anak sudah kuliah,
orangtua percaya anak bisa
menjaga diri
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
685
W
L
W
L
W
L
W
690
A
M
695
700
705
710
N
W
M
N
A
M
A
M
A
M
X
E
L
A
:
:
:
:
:
:
:
Yang kedua cowok, temennya ini (nunjuk ibu M)
Emmm tiga SMP?
Heeh tiga SMA
Sing ketelu?
Yang kecil 8 tahun.
O yang cewek itu ya?
Hooh yang Mel itu. Kalo yang besar itu tu kalo tanya lebih
mendasar gitu lho, pokoknya tentang berumah tangga,apa
gimana karena ya umur sekian ya.
: Okay heeh, ada lagi? Waktu membicarakan itu, kalo tadi kan
ibu-ibu udah biasa …..
: Kadang gak liat waktu apa, liat TV lha gitu terus muncul
pertanyaan
: Spontan langsung gitu
: Gak sengaja yo kadang itu
: Heem
: Kalo ditata malah wagu gitu lho.hahaha
: Hahaha misalnya „nanti dulu nih kita tunggu, nanti‟
: Kadang nek dikamar, nganu hp terus ngguya-ngguyu kan,
kadang nganu, ya itu saya masuk ngasi gitu, kasi apa gitu, kan
jadi gak harus waktu-waktu
: Tertentu gitu ya? Gak ada waktu khusus?
: Heeh
: Kebetulan kalo misalnya ada eventnya apa gitu ….
: Marilah kita saatnya membicarakan …
: Hahaha
: Buka internet
: Dengan judul …. Hahaha
: Hahaha okay okay, kira-kira tadi kan ada yang anaknya cewek
Anak paling tua menanyakan
seksualitas terkait hal berumah
tangga karena usianya sudah siap
menikah
Isi PS : hal berumah tangga
Memberikan PS secara spontan
karena kalau direncanakan malah
canggung
Metode : secara spontan,
bila direncanakan akan
canggung
Saat anak terlihat asyik sendiri
dengan HPnya, bu M masuk
memberi PS
Kapan : saat melihat anak
asyik dengan HP
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
715
720
725
730
735
sama cowok gitu ya bu, itu ada gak sih perbedaan dalam
memberikan pendidikan seks itu ke cewek sama ke cowok?
Gitu, apa maksudnya hambatannya misal lebih sulit ke cowok,
atau lebih sulit ke cewek, apa yang cewek lebih bisa menerima
apa gimana. Kira-kira ada perbedaan …..
W : Kalo saya sih lebih perhatikan cewek ya, soalnya kalo cewek
kan memang rawan sekali ya, terutama kalo gak dikasi tau
Orangtua lebih
Bu W lebih memperhatikan anak
memperhatikan anak
perempuan dibanding anak laki-laki
perempuan karena lebih
karena menurutnya anak
tentang seksual itu lho. Kalo pas waktu SMA itu dah tak kasi tau perempuan itu rawan sekali. Bu W
rawan
memberi PS saat SMA.
juga pokoknya dia lama-lama tahu sendiri sampe sekarang ini.
PS dberikan saat anak SMA
Kalo cowok sih mulai SMA lah itu, itu dia mulai sering bukaOrangtua meminta diajari
buka ya pokoknya diinternet, nanti ke warnet pulang langsung
anak cara memeriksa
masukke aja di komputer. Kadang saya tu sok tanya yang besar Anak laki-laki bu W sering
komputer dan mencari
membuka pornografi. Bu W
pornografi yang dibuka oleh
itu, tanya „gimana sih mbukanya itu kalo mau nyari.‟, „oh gini
bersama anak pertamanya untuk
anaknya yang lain.
bu‟, tapi waktu anak saya yang nomer dua itu sekolah. Terus
membantu
memeriksa
komputer
„oya coba buka.‟, tapi gak langsung saya tanya gitu lho sama
anak kedua untuk mencari
yang nomer dua itu. Nanti kalo dia pas asik didepan komputer
pornografi yang buka anaknya. Saat
trus kog kayaknya anteng gitu, aku ngampiri nek gak puramenemukan, bu W tidak langsung
puralah lewat gitu. Langsung itu, diganti, terus tak kasi tau, „Ti
menegur namun mencari waktu
kamu tu liat apa? Memangnya kamu gak blajar?‟, „gak bu gak
yang pas untuk menegur. bu W
ada itu kog, gak ada pelajaran.‟, tapi nanti kalo ada waktu yang
Ortu tidak langsung
mengingatkan agar anak keduanya
tepat gitu, kalo saya mengasi tahu jadi gak langsung tak kasi tau tidak membuka pornografi. Bu W
menegur anak saat
kayak gitu. Jadi kalo pas waktu dia apa ya, gak sengaja lah
membuka
pornografi
mengingatkan bahwa mereka punya
namun mencari waktu yang
pokoknya. Waktu, waktu gak kita tentukan gitu lho, itu dia pas adik perempuan kecil yang bisa
tepat.
gak sengaja liat TV ato apa, pas kumpul malah itu gak papa, itu membuka internet juga sehingga
ada bapaknya juga, saya tu bilang „kamu tu lho anak sekolah,
anak laki-laki ini diminta
Metode : mengingatkan
maune mung liat e kayak gini, liat gambar gini. Kamu kan
memikirkan adiknya juga
anak dengan mengajak anak
punya adek yang kecil, adek yang kecil itu kan bisa mbuka‟.
memikirkan saudaranya
Sekarang anak saya yang SD itu aja tau lho mbuka-mbuka e,
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
740
745
E
W
E
W
E
:
:
:
:
:
750
755
760
765
L :
W:
L :
makane nek aku tak suruh hapus itu nek aku. Dihapus kalo
udahan dihapus, aku bilang gitu. Sampe saya itu ya sampe capek
ngasi tau yang cowok itu.
Cowoknya itu yang SMA itu sekolahnya dimana itu?
SMK 3.
Oh negeri
Heeh SMK 3 di Jetis itu
Disekolah itu memang anu ya, apa namanya, pengaruh juga
lingkungan. Kalo selama ini yang di SMP BW itu kan ada KTB,
Kelompok Tumbuh Bersama, nah kebetulan saya ikut
membantu disitu didalam kelompok tumbuh bersama itu, jadi
setiap anak itu dikelompokkan, yang cowok kumpul yang
cowok, yang cewek pembimbingnya yang cewek. Sehingga
ketika kita berkelompok itu. Kan ada bahannya yang eee apa
namanya, dosa itu dibuahi akan, ehh apa ehh, godaan dibuahi
menghasilkan dosa, dosa maut dan segala itu, nah itu dibahas
tentang hal itu. Apa yang kamu lakukan, dosa-dosa apa. Dan
ketika itu anaknya sudah berapa kali pertemuan sehingga sudah
akrab dengan pembimbingnya, dan pembimbingnya walaupun
lebih tua, tapi menganggap kita masuk ke situ sebagai sahabat.
Jadi mereka cerita sama kita itu kayak sahabatnya. Mungkin
kalo orangtua yang anaknya sekolah di SMP BW,
pembimbingnya tahu anak ini sudah pernah melakukan apa saja
dia kayak mengaku gitu ya, terus nanti didoakan, terus
diingatkan bahwa hal-hal itu tu belum waktunya, nah jadi
lingkungan itu memang berpengaruh sekali menurut saya.
Kalo negri tu kan gak ada…..
Apalagi tempat e anak saya itu kan cowok semua.
Oh STM?
Menurut bu E lingkungan sekolah
itu membawa pengaruh bagi anak.
Bu E memberi contoh SMP BW
yang memiliki program KTB,
kelompok tumbuh bersama dimana
anak berkelompok dan belajar
firman Tuhan. Disitu terdapat
pembimbing kelompok yang
menjadi sahabat bagi anak-anak
SMP tersebut. Dalam KTB itu ada
firman mengenai godaan dosa. Dan
kemudian dikelompok, anak bisa
terbuka mengakui dosa-dosanya,
didoakan kemudian diingatkan agar
tidak melakukan dosa lagi.
Menurut orangtua
lingkungan sekolah
mempengaruhi anak
Orangtua merasa adanya
kelompok sebaya yang
belajar firman Tuhan
bersama-sama dan memberi
kesempatan anak terbuka
mengakui dosanya itu
berpengaruh baik untuk
anak.
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
770
775
780
M
W
L
M
W
L
M
W
S
M
W
M
A
M
785
X
A
M
790
795
L
X
E
M
: STM ya
: Heeh STM
: Woooo
: STM Jetis itu
: Hooh
: Yo sak sekolahan po karo nggonmu?
: Gak ada kalo mesin kan …..
: Nek cewek mosok kon mesin. Heee
: Kalo yang ini ada ee anaknya temen saya di STM Jetis tu cewek.
: Itu mereka tu juga ada komputer, trus AV, audio video itu
banyak cewek e
: Heeh banyak ceweknya, tapi kalo yang mesin tu nggak ada.
Cowok semua. Jadi ganas ganas.hahaha
: Misal ditanyakan caranya, antara cowok sama cewek tadi ya?
: Iya misalnya ada …
: Heeh, cara ngajar, ya jelas beda mbak, wong satu gawang satu
penyerang to?
: Hahaha
: Arahannya juga beda ya?hahaha
: Ya jelas beda to menerangkannya, gak mungkin saya
menerangkan cewek tak terapkan ke, „sesuk kowe nek nganu..‟
kecuali nek ini … haha ya to? Jadi yang nerangkan cewek kudu
ati-ati, iso jaga diri. Lha nek sing menerangkan karo cowok,
„kamu harus menghormati besok yang jadi pasanganmu, gak
boleh …‟
: Ojo asal ono gawang njur di ….
: hahahahha
: Sing hobine bal-balan yo.haha
: Ya jelas caranya jelas beda
Memberi PS ke anak laki-laki dan
perempuan itu berbeda. Bu M
menganalogikannya dengan
gawang (perempuan) dan
penyerang (laki-laki).
Perbedaannya terletak pada PS
yang diberikan. Anak perempuan
diarahkan untuk bisa menjaga diri
dan berhati-hati dalam berelasi,
sedangkan anak laki-laki diarahkan
menghormati pasangannya.
Ada perbedaan konten PS
untuk anak laki-laki dan
perempuan. PS untuk anak
perempuan mengenai
menjaga diri dalam berelasi,
sedangkan PS untuk anak
laki-laki adalah mengenai
menghormati pasangan.
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
800
805
810
815
820
A : Jelas beda ya
W : Kalo sama cowok tu gimana ya, kita kalo mau marah, malah dia Menurut bu W, memberitahu anak
laki-laki itu tidak bisa memarahi
gak anu, jadi kita yang harus tahu waktu yang tepat, terus
karena anak akan melawan. Perlu
dengan hatilah kita jadi penuh sayang gitu kalo ngasi tahu
mencari waktu yang pas dan
seperti itu
diberitahu dengan lembut.
L : Anak jaman sekarang itu beda, gak kayak jaman e dewe cilik yo.
W : Dibentak malah kayak disuruh
E : Dilarang malah …..
L : Hooh jadi caranya …
Orangtua merasa anak jaman
I : Jadi caranya memarahi
sekarang itu berbeda dengan
W : Nek dikon malah
mereka saat kecil dulu. Mereka
L : Jadi isinya larangan tuh malah biasanya dilakukan. Jadi
merasa anak jaman sekarang kalau
pendekatannya …
dimarahi dan dilarang itu justru
W : Ya itu tadi ya di apa ya? Dicolke tapi yo kayak digondeli
merasa diperintah dan melakukan
E : Kayak layangan hooh.
hal yang dilarang. Sehingga
W : Diulur …
pendekatan yang pas adalah tarik
L : Tarik ulur, tarik ulur.
ulur. Anak tidak dikekang namun
W : Hooh
tidak dilepaskan sepenuhnya.
A : Gitu. Jadi gimana tadi cara mengatasinya? Kayak ditarik ulur
gitu? Di ajak omong baik-baik?
W : Iya kita gak ngekang gitu. Kamu gak boleh gini gini tuk kan
juga gak boleh kan? Juga anak itu kan pengen tahu.
M : Tapi kalo….
Menurut bu L cara berbicara
L : Jangan pake tanda seru, kalo dalam bahasa indonesia ya. Jangan dengan anak itu dengan
memberitahu bukan memerintah /
tanda seru tapi titik aja. Kalimat berita aja jangan kalimat
melarang
perintah.
W : Umpamanya kalo kita melarang ini gak baik, ini gak bagus,
Menurut orangtua apabila mereka
Orangtua merasa bila
menasihati anak laki-laki
perlu mencari waktu yang
tepat dan penyampaian
yang lembut
Dalam mendidik anak
orangtua menggunakan
metode tarik ulur: tidak
mengekang anak namun
tidak melepas / membiarkan
anak
Dalam mendidik anak,
orangtua memberitahu anak
bukan melarang karena
anak yang dilarang akan
penasaran dan mencari tahu
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
825
I :
W:
830
A :
M :
W:
835
840
M :
L :
845
850
W:
M :
L :
kamu belum waktunya belum saatnya, teruuuusss kita ngomong
gitu, malah anak ini malah kepengin …
Pengen tahu pengen tahu
Diem aja ntar malah dia ndelik-ndelik gitu lho maksud e
kepingin ingin tahu, malah sekarang kan di HP ya bisa kan buat
kayak gitu juga. Pokoknya sekarang hissh rawan deh
Temen-temennya juga hiii lebih ganas temen-temennya
Terutama ya tau temen-temen terdekatnya to. Soalnya kita
orangtua harus tau temen-temen disekitarnya dia.
Sebetulnya anak saya itu yang cowok itu gak pernah pergi sama
temen-temennya cowok-cowok itu. Umpama temennya yang
cowok itu ngampiri dirumah, nanti pergi ampe brapa jam gak
pernah. Jadi dia kalo pergi ke sekolah aja, pulang terus sudah
dirumah, kalo paling keluar ke warnet atau kalo fotokopi. Cuma
itu aja jadi saya gak gak rodo kuatir banget. Nek nek aku soal e
anakku cowok kui isinan. Ning nek ning ngarep komputer ki
saiki bar SMA itu, ya iku, ya kadang, kadang ibune sok mlipir,
mlirik gitu wae
Jadi yang piknik ki kui ….. hahaha peduline sama sana
Kalau ini tadi dirumah ya? Pengalaman saya waktu saya muda,
orangtua saya itu kan bercerai, nah jadi mami saya tu
mengawasi saya, kalo ada yang cowok dateng itu mengawasinya
betul-betul seperti satpam, justru ketika orangtua seperti itu anak
tidak mau dirumah. „metu wae yo, metu wae yo‟ jadi kalau
anak anda perempuan itu diapeli, senenglah anda karena itu
masih dirumah ngono lo.
Iya heeh memang
Kita bisa ngawasi
Etok-etok e ndelik, raketang rodo ngene-ngene, hahaha ya
melarang anak macam-macam
maka anak akan menjadi ingin tahu
dan secara sembunyi-sembunyi
mencari tahu
Bu W merasa khawatir karena HP
sekarang bisa untuk membuka situs
porno
Menurut bu M, ortu perlu tahu/
kenal teman-teman anak
secara sembunyi-sembunyi
Orangtua khawatir anak
membuka situs porno
melalui HP
Orangtua perlu mengenal
teman-teman anak
Anak bu W tidak pernah pergi main
sama teman-temannya karena
anaknya ini pemalu sehingga lebih
banyak dirumah dan membuka
komputer saja.
Bu L berbagi cerita bahwa dahulu
saat dia muda, ketika ada pacar
yang datang ke rumah, ibunya
mengawasi dengan sangat ketat
seperti satpam, sehingga pacarnya
merasa tidak nyaman dan ingin
pacaran diluar rumah saja. Oleh
karena itu bu L berpesan kepada
ibu-ibu yang lain untuk merasa
senang dan bersyukur ketika anak
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
855
X :
L :
860
865
X
L
N
L
W
L
:
:
:
:
:
:
870
875
W
L
A
L
:
:
:
:
880
S :
N :
belajar ini kan jaman modern, misal e sing lanang lagi ngenengene sing wedok yo ra popo. Ojo njuk „baa!!‟
Hahaha
Jadi ora njuk koyo ning sinetron kae, wis mulai ngene ki, ini
masih wajar ngono lo, nek ra wajar ki nek wis mulai neng
njerone kene ki lho
Hahaha
Nek ngono kui yo etok-etok e liwat trus rasah di get-geti
Ehemm ehemmm
Utek utek utek
Wis ngerti kodene yo
Ya jadi eee, itu selalu saya nganu, soalnya dulu pacar saya,
„metu wae yo, metu wae‟, naah ketika diluar itu saya melihat ya
ampun koncoku sing ketoke alim ki jebule nek ning njobo ki
koyo ngono tha? Waa itu ternyata jadi pengalaman saya gitu,
saya punya satu anak perempuan, meskipun isih adoh banget
yo, kalo itu dipacari, diapeli, „wis ning omah wae‟, yowis puji
Tuhan kowe pacaran ning omah
Kita bisa mengawasi anaknya yo
Hooo, ya itu aja.
Emmm apa ada mau menambahkan lain? Kira-kira?
Oh satu lagi pengalaman. Kemarin Alv itu minta tolong, karna
mungkin dia capek ya, „ma, tulung ma ak dapet tugas, tolong
diprintkan, tugas‟, kon golek ning internet mengenai sejarah
opo. Saya buka internet, pelajaran lho iki, tentang opo ngono lali
kon ngumpulke. Pada waktu mau saya print, internet iki kan
iklan e …
Yaa
Heem
berpacaran dirumah, sehingga bisa
mengawasi. Namun mengawasinya
secara sembunyi-sembunyi saja.
Apabila anak berpacaran
dirumah merupakan hal
yang disyukuri orangtua
karena orangtua bisa
mengawasi anak saat
berpacaran.
Bu L menceritakan pengalaman
mencarikan bahan di internet untuk
tugas sekolah anaknya. Ketika bu L
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
885
890
895
900
905
910
L : Cling cling, pada waktu pas dicetak ki jreett, kaget.
M : Ono gambar?? Heheh
L : Dudu gambar. Ditengah-tengah ne, promosi: anda ingin penis
anda lebih besar
X : Hahahha
L : Lhoo? Lho kog iki sejarah ono penis e. Lho makane ki ak gek
ngeh, padahal sekarang SMP-SD bahkan, SD yo? SD-SMP ki
wis koyo ngono
E : Sudah pake internet
L : Ternyata iklan ki menyerang e ora ning anu, terus, „anda ingin
melihat‟, apa „klip disini akan muncul di HP anda‟, ngono ki
keprint kabeh. „Alv, iki nek tak kumpulke kiro-kiro‟,
„weh!jangan ma, jangan!‟. Sedangkan itu kalo iklan kan ora
ngerti to? Jreet ilang jreet ilang. Mesti angger pas ngeprint
„penis anda‟ hahaha. Iki piye le ngepaske?
S : Bisa ya keprint ya? Kog dipikir kog bisa keprint ya?
E : Disimpen dulu, berarti ini disimpen dulu.
L : Lha mungkin dipindah tangan,kalo saya langsung dari internet
kae lho. Jadi pas ngumpulke tugas kae ono Yahoo ne barang.
Lha le ngomong wis meh jam 11 wengi e. Kene yo wis arep
nganu, ahh wis metu, jadi saya ngeprint e memang print screen.
Jadi ada yahoo, ada apa apa. Yo piye, jrett itu bisa melihat …
M : Nyelo nyelo ngono yo ketoke iklan e
L : Padahal iki yo pelajaran lhoo. Marai ra iso turu aku. Duh aduh
E : Tentang internet tuh aku punya pengalaman juga, suatu kali tuh
saya ditelpon sama, waktu itu anak saya kelas 5 SD, saya
ditelpon malem-malem sama seorang ibu, ibunya temen anak
saya, „bu aku pengen nesu. Tapi aku ..‟, mungkin karena saya
sudah kenal yo, „yo piye iki aku carane nesu.‟, lha saya
menemukannya, dia langsung
mencetak halaman dari internet.
Ternyata hasil cetak tersebut
mengandung iklan berbau seksual.
Bu L merasa heran bagaimana
halaman internet mengenai
pelajaran bisa disisipi iklan berbau
seksual. Bu L khawatir dengan hal
tersebut karena anak sekarang dari
SD sudah menggunakan internet.
Orangtua merasa khawatir
karena di internet terdapat
iklan-iklan berbau seksual
bahkan di webpage
mengenai pelajaran,
padahal anak sekarang dari
SD sudah menggunakan
internet.
Bu E pernah mendapat laporang
dari ibu teman anaknya, bahwa
anaknya mengajari temannya itu
membuka situs porno. Kemudian
Ketika orangtua mendapat
laporan buruk mengenai
perilaku anak, orangtua
tidak langsung memarahi
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
915
920
925
930
935
940
„kenapa?‟, masih bingung, „anakku kui mbuka situs porno mau
ning omah.‟,‟lho kog iso bu?‟, „tak kandani, tak dedes sopo sing
ngandani, Js.‟, Js tu anak saya. Wah saya kemringet dingin itu,
„trus opo sing dibuka?‟, „mbuh ra ngerti.‟, tapi dia tidak bisa
menerangkan apa didalemnya. Dah gitu saya sore, waktu itu jam
5, „suami saya pengen ketemu ibu.‟, „oh ya boleh besok pulang
sekolah.‟, saya waktu itu terus saya ngajak Js keluar, kan
papanya ada. „Js, tak ajak yok beli maem keluar.‟, saya ajak dia
waktu itu keluar, terus saya duduk, saya golekke mi sing antrine
suwi. Jadi saya itu ngantri ne sing lama itu. „pak kulo mboten
kesusu, nek ajeng dianu mboten nopo-nopo.‟. saya duduk itu,
terus saya bilang, wah di di di sekolah itu, kan waktu itu saya
dirumah itu kan gak ada internet itu. Internet bisa dibuka itu
saya simpen gitu lho. Terus, „kalo disekolah itu buka internet tu
bebas gak sih Js?‟, „gak sih‟, terus ehh „kamu biasanya mbukambuka apa?‟, „ya biasa kalo gurunya minta apa ya dibuka.‟,
terus „kalo pengalaman kemarin kamu pelajaran ICT kapan to?‟,
„kemarin.‟, „ada gak pengalaman sing lucu-lucu sehingga semua
tertawa?‟, „oh ada ma, lucu.‟, lha iki ketemu ki ketemu. „mosok
to, kita kan buka di google tuh, saya ngetik nama si Pe,‟, Pe tuh
temen sekelasnya, „ohh keluarnya tuh Pe jenggoten lucu banget
tuh lho ma.terus semua ketawa, woii kamu tua gini. Terus
akhirnya aku ngetik lagi namanya Da‟,temennya, „Da,
keluarnya apa ma? Orang telanjang gitu.‟, „oyaa?‟, „hooh orang
telanjang, call saya di ini. Wooo semua ketawa, wee kamu kalo
gede kayak gitu itu.‟, gitu. Ya saya begitu pulang, ohh ini to
Masalahnya. Dah tanpa dia tahu, akhirnya saya buka lagi itu,
diinternet kog sudah gak ada? Sudah gak ada, saya ke sekolah,
saya pengen cek apa yang ada dikomputernya itu, saya bilang
suaminya hendak bertemu bu E
disekolah keesokan harinya. Bu E
sangat terkejut dan kebingungan.
Setelah itu bu E menanyai anak
mengenai kejadian di sekolah hari
itu. Bu E menanyakan adakah
pengalaman menarik di sekolah
hari ini. Anak kemudian bercerita
bahwa saat pelajaran ICT dia dan
teman-temannya iseng mengetik
nama teman di google, kemudian
keluar gambar orang, dan teman itu
diolok bahwa itu masa depannya
dia. Ternyata saat salah satu nama
teman ditulis yang muncul adalah
gambar perempuan telanjang. Bagi
anak dan teman-temannya hal itu
sangat lucu. Setelah itu bu E
mengecek hal tersebut ke guru ICT
kemudian memeriksa komputer
sekolah. Ternyata cerita anaknya
benar sehingga saat ayah dari
teman anaknya itu datang, bu E
bisa menjelaskan kepadanya apa
yang terjadi.
anak namun menanyai anak
untuk mendapat kejelasan
informasi dari sisi anak.
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
945
950
A :
955
E
A
L
E
L
A
:
:
:
:
:
:
960
M :
965
L :
X :
M :
970
A :
M :
guru ICTnya, dibuka lagi ternyata, saya takutnya kalo orang
bersetubuh ato bagaimana gitu ya, ternyata memang orang
telanjang, namanya si Da itu. Begitu sudah selesai, saya nunggu
bapaknya yang mau protes ke saya itu. Saya duduk diruang ICT
bersama gurunya. Terus ini saya sudah cek persoalannya seperti
seperti ini, terus bapaknya, „bapak sudah ngecek belum, apa
yang dilihat anaknya?‟, ternyata bapaknya juga belum ngecek,
terus itu ya gambarnya kayak gitu. Diliat, jadi dia gak jadi
marah-marah tapi itu membuat saya, guru dan saya jadi woo ini
kita harus hati-hati. Ternyata cuma diketik nama orang aja
keluar seperti itu juga bisa.
Jadi kira-kira yang menurut orangtua untuk, pantas untuk
memberikan pendidikan seks itu siapa ya?
Semua pihak kali ya
Ohh semua pihak ya, semua pihak itu siapa? Guru? Sekolah?
Guru, sekolah, kalo KTB ya KTB, kalo ada guru sekolah….
Guru sekolah minggu
Gereja. Tanggung jawab kita bersama.
Emm yang paling penting sih, tujuannya memberikan
pendidikan seksual itu apa kira-kira tujuannya? Kan menurut,
kan ini kan penting nih penting. Biar apa gitu?
Kalo ini tadi saya menulis, lha itu tadi ada sangkut pautnya ini
sek, saya bacakan
Halaman brapa bu?
haha
Soal e aku yo langsung kelingan. Karna, ada ini, menentukan,
pendidikan, untuk apa to tadi?
Iya heeh, tujuannya.
Penting bagi ortu, maupun bagi anak itu sendiri, sebab akan
Menurut orangtua pihak lain yang
layak memberi PS adalah guru,
sekolah, pembimbing KTB, guru
sekolah minggu, dan gereja
bu M memberi pendidikan seks
Pihak : guru, sekolah,
pembimbing KTB, guru
sekolah minggu, gereja
Tujuan PS : agar kehidupan
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
975
L :
M :
980
985
990
A :
995
M :
A :
M :
L
1000 E
A
L
I
:
:
:
:
:
menentukan masa depan kehidupan berumah tangga yang
langgeng dan bahagia, kalo dia ber-apa, mungkin diluar nikah,
atau apa itu bisa mempengaruhi …
Betul
Besoknya kan? Dan kelak akan diturunkan ke anak-anaknya
juga. Bagaimana seharusnya berperilaku dan melakukan seks
yang benar terhadap suami atau istrinya, sehingga
menumbuhkan rasa percaya diri, percaya terhadap pasangannya
ya iyo to, gak mungkin bojo, satu sama lain gak mungkin sama
orang lain. Gitu kan? Dan bahkan berpengaruh kepada
kepribadian anak yang ditimbulkan dari hubungan itu sendiri,
kalo kalo kita melakukan berdasarkan pendidikan yang bener,
itu kan anak yang dikandungan juga berpengaruh kan? Ini kayak
e mau kui bersambung og. Isih nggandul. Jadi alangkah
bijaksana kita sebagai ortu memberikan pendidikan seks pada
anak kita sesuai porsi yang dibutuhkan. Jadi gak semata-mata
langsung ke hubungan seksual, dan menunggu pertanyaan itu
tadi. Jadi ..
Jadi porsinya itu sesuai dengan pengetahuannya anak-anak
untuk bertanya gitu ya?
Sampe ke level mana pengetahuan si anak itu tentang seks itu
Yang ditanyakan itulah yang nanti diterangkan?
Itu kann, eemmm tur ketoke mbiyen ak yo ra diajari yo iso
Ibune dewe yo ….
Ibune dewe mbiyen mikir e kerjo hahaha
Mens barang dipikir dewe.hahaha
Ada lagi? Setuju sama bu M?
setuju
Iya setuju
karena itu menentukan masa depan
kehidupan berumah tangga agar
langgeng dan bahagia
PS yang diberikan pada anak
berpengaruh pada PS yang
diberikan anak kepada anaknya
juga dimasa datang. Kemudian juga
berpengaruh pada rasa percaya diri
dan kepercayaan kepada
pasangannya terkait perilaku dan
aktivitas seksual.
Orangtua perlu memberi
pendidikan seks sesuai dengan
tingkat pengetahuan anak. Selain
itu juga memberinya menunggu
anak bertanya
Menurut orangtua, dahulu mereka
tidak mendapatkan PS dari
orangtuanya namun mengerti juga
mengenai seksulaitas
rumah tangga anak dimasa
depan langgeng dan bahagia
Tujuan PS : anak memiliki
rasa percaya diri dan
kepercayaan terhadap
pasangannya terkait
seksualitas
Pendidikan seksual dari ortu
menyesuaikan tingkat
pengetahuan anak.
Pendidikan seks diberikan
apabila anak bertanya
Tanpa PS dari orangtua pun
anak bisa mengetahui soal
seksualitas.
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
M
1005 S
M
E
A
1010
:
:
:
:
:
N :
1015
L
A
M
1020 A
1025
1030
:
:
:
:
Setuju
heem
Tur nek dipikir-pikir Adam dan Hawa ki sopo sing ngajari? haha
Kog yo ngerti jalan e.hahaha
Hahaha oke oke. Ada lagi yang mau ditambahkan? Kalo tidak
mungkin saya bisa merangkum dari apa yang kita bicarakan
tadi. Gak ada?
Emm mungkin sedikit. Pendidikan agama itu juga ehh apa,
maksudnya untuk anak-anak kita juga harus kuat jadi supaya
didalam pendidikan seksual itu pun kan ketika kita memberikan
dasar agama yang kuat untuk anak-anak kita. Maka mereka
tidak akan menyalahgunakan itu.
Meskipun liat gambar porno tu, „ahh biasa aja‟
Ada lagi?
Wis setengah wolu.
Okay berarti tadi kalau saya boleh menyimpulkan bahwa
sebenarnya kalo hambatan, eh kalau pendidikan seksual itu
adalah perlu untuk para remaja gitu kan, nah untuk materinya itu
bisa mengenai antara perbedaan antara jenis kelamin pria dan
wanita atau misalnya yang hubungan antara pria dan wanita juga
sampai pada hubungan seksual tapi kalo misalnya dia hanya
bertanya eh dengan bertanya gitu baru dijawab. Untuk
hambatannya sendiri, mungkin tidak ada cuman bisa diatasi
dengan, ehh apa, untuk untuk, seperti ngomong dengan teman
atau seperti sahabat gitu bagi anak-anak, dan diomongkannya
pada waktu-waktu yang tepat dan event-event yang tepat gitu.
Jadi ada contohnya gitu. Terus kemudian untuk pendidikan
seksual anak laki-laki dan perempuan itu berbeda untuk cara
Menurut bu N anak perlu dididik
secara agama agar tidak
menyalahgunakan pengetahuan
seksual yang mereka miliki
Isi PS : dasar-dasar
keagamaan agar tidak
menyalahgunakan PS yang
diterima
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1035
1040
1045
menanganinya. Terus untuk menangani anak juga kira-kira ada
perbedaan bahwa diomongkan baik-baik, supaya anaknya bisa
lebih baik gitu. Terus memberitahunya juga memberitahu
konsekuensi kalau misalnya mereka melakukan hal-hal yang
dilarang. Terus untuk pihak-pihak yang berkewajiban memberi
tahu atau yang pantas, atau yang bisa memberikan pendidikan
seksual itu dirasa semua pihak dan tujuannya itu menentukan,
ehh tujuan untuk memberikan pendidikan seksual terhadap anak
itu untuk masa depan anak itu sendiri bila nanti berkeluarga atau
untuk turunannya. Begitu, ada tambahan? Ada yang terlewatkan
dari yang saya rangkumkan? Ada mau tambahan lagi? Gak?
Panjang ya.hahaha. emm terimakasih ibu-ibu yang sudah mau
hadir disini. Dan sudah berdiskusi . Menarik sekali diskusinya.
Heeh terimakasih atas partisipasinya gitu ya. Ini sudah selesai.
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG3
A
C
O
J
H
: moderator
: ibu, 1 anak putri (SMA kelas 3)
: ibu, 3 anak putri (kuliah, SMP, SD), 1 anak putra (SD)
: ibu. 2 anak putri (kuliah, SMA kelas 1)
: ibu, 2 anak putra (SMA kelas 2, 2 tahun)
No
1
5
Verbatim
A
O
A
O
A
O
A
O
A
O
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
A
O
A
B
:
:
:
:
10
15
S
B
I
X
: ibu, 1 anak putri (kuliah), 1 anak putra (SMA kelas 2)
: ibu, 3 anak putri (kerja, kerja, SMA kelas 3)
: ibu, 2 anak putri (SMA kelas 2, kelas 1), 1 anak putra (SMP )
: Semuanya
Parafrase
Interpretasi
Silahkan tante dari sebelah kiri saya
Oh saya ya?
Iya.hehehe. yang pertama
Nama saya O Ty
Siapa tante?
O Ty
O Ty dipanggilnya?
O saja
Oh tante O
Ehm anak saya 4, emm yang pertama semester emm semester 3
mau semester 4 nih. Yang kedua SMP, kelas 2, yang ketiga
kelas 6, yang keempat kelas 5.
Emm jadi udah kuliah, SMA …
SMP
Eh SMP, sama SD. Oh ya. Berikutnya?
Iya em nama saya bu B Sm, anak saya 3, sebetulnya saya juga
kurang pas ya disini ya, karena saya sudah bercucu, jadi kog
dipanggil untuk pendidikan seks remaja tu … tapi ya sudah
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
25
30
35
40
45
karna Al yang minta ya
A : Hihihi
B : Jadi anak saya 3, perempuan semua, cucu saya satu, memang
saya masih punya anak remaja, yang paling kecil, sekarang kelas
3 SMA. Ya mungkin yang dirujuk Al ya itu ya.
A : Heem, Bu B ya.
J : Okay, aku J, aku punya putri 2, yang satu mau semester 4
sekarang, yang satu SMA kelas 1.
A : Ohh hmm, SMA kelas 1
J : Dah tu. Itu dulu saja
A : Iya.hahaha tante J. terus kemudian?
S : Nama saya Sr biasa dipanggil Bu S ya. Anak saya 2, yang besar
cewek semester 7 mau ke semester 8, yang nomer dua cowok,
SMA kelas 1.
A : SMA kelas 1 ya. Oke, so terus kemudian tante?
I : Emm nama saya I, anak saya ada 2, eh 3. Hahaha
A : Hahaha
I : Kan lupa.haha. anak saya ada 3, yang pertama SMA kelas 2,
yang tengah SMA kelas 1, yang ketiga SMP kelas 1
A : Oh gitu. Siapa tadi, tante I ya?
I : Ibu I, heeh.
A : Lanjutnya.
C : Saya ibu C, saya diberi 1 putri, sekarang kelas 3 SMA
A : Oh 3 SMA. Baik, ehh hehe, seperti yang sudah disampaikan
sama Al sebelumnya, materinya kan tentang pendidikan
seksualitas, pengalaman orangtua memberikan pendidikan
Seksualitas bagi anak-anaknya gitu kan, terutama bagi remaja
tapi ini kan walo bu B sudah punya cucu hehehe kan pernah
mengalami anak yang remaja gitu kan, mungkin bisa
226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
55
60
65
70
J
C
X
A
J
A
J
A
:
:
:
:
:
:
:
:
J
A
J
A
J
A
:
:
:
:
:
:
J :
A :
J :
A :
75
disharingkan pengalamannya nanti gitu. Sebelumnya ehh
pembicaraan ini juga nanti tu yang penting-penting akan dicatat
sama temen saya juga sama temen Al disitu tu. Jadi dia mencatat
poin-poin pentingnya gitu. Kira-kira, kayak backupnya ini,
mempermudah pencatatan saja. Enggak, tempatnya memang
disitu tante. hahaha
Wis yo, setengah 8 bubar.haha
Mungkin bu B sudah pengalaman, diserahkan bu B semua saja
Hahaha
Hahaha kan ini bareng-bareng diskusi kelompok
Ayokk kita mulai yook biar cepet
Iya biar cepet.heeh. ini emm ….
Okeh okeh siapa?
Sebelumnya eh disini ada kertas, jadi ehh mohon satu orang
satu, jadi tante diminta menuliskan pengalamannya terkait, eh
menuliskan terkait tentang seksualitas bagi anak.
Saya kalo nulis nulis pusing, saya tak menceritakan saja lah
Oh jadi mau langsung saja? Oh yaa
Saya mending ngomong, kalo soal nulis-nulis itu mbaknya saja
Oh yaaa
Jadi dia juga ada fungsinya
Kan biasanya ada yang gak suka ngomong tu. Ini suka ngomong
semua?
Dibuka saja, kalo dibuka biar nanti dibuka kan ada satu, pingpong, kayaknya begitu, kalo ditulis gak perlu direkam
Iyahh, oke deh kalo gitu. Sip!
dah yok dari mana?
Baik ehh ya tentang materi pendidikan seksualitas terhadap
Ibu J bercerita pengalamannya
menangani anak jalanan yang
anak. Kira-kira ada yang mau bercerita gak tentang eee…
Ada orangtua yang sering
memberi PS kepada anak
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
85
90
95
100
J : Ya okay saya tak mbuka aja, crita, mungkin karna ini dari
pengalaman anak saya putri dua, kebetulan saya itu diluar
nangani sosial, nangani masalah ee anak jalanan. PIK KR
remaja, yang mana rentan dengan pergaulan bebas, seksual dan
sebagainya yang akibatnya nanti hamil diluar nikah, seperti
aborsi akibatnya ini ini ini. Saya itu sering sosialisasi tak setelin
film, itu anak-anak dikumpulin. Nah karena kita punya anak
putri, memang sekarang entah putri entah putra itu bukan
menjadi satu, ehhh, semua perlu dikuatirkan. Karena kalo putra
ya ada pemerkosaan lewat semacam sodomi dan macemmacem, apalagi putri rentan. Pengalaman cerita ya, saya sama
anak memang bukan hal yang tabu, memang harus diceritakan
ibu, cuma kita cara penyampaiannya harus tahu norma-norma,
cara untuk penyampaian ke anak tersebut. Nah paham kan, njih?
Disitu, kedua, saya kemarin nangani kasus ini anak SMA kelas
3, yang cowok SMP kelas 3, hamil tanpa bersetubuh, kog bisa?
Bisa. Pertamanya itu karna ya kumpul-kumpul biasa, akhirnya
mereka pacaran nah dalam pacaran itu, ehh, bisa dikatakan
bercumbu, ehh gimana bu ya, bercumbu, remaja gitu, lari ke ter
… semakin dalem ya, tapi mereka tidak sampai bersetubuh, saya
pertama juga heran, lho kog bisa? Saya ketemu langsung ke
korban, klien, ternyata, kita pihak perempuan itu pake celana itu
kan celana itu gak tebel koyo wesi bu, tetep ada pori-pori, nah
disitu, si , kita bukan vul, gak gak usah tabu ya, bukan vulgar
bukan apa, saya memang harus cerita apa adanya. Mereka itu
bercumbu itu yang cowok itu tetep dibuka celananya, dan dia
mengeluarkan satu sperma, sperma itu kan jumlahnya berjutajuta bu, nah dari berjuta-juta sperma itu ternyata meresep
menurutnya rentan dengan
pergaulan bebas. Dirinya sering
melakukan sosialisasi seksualitas
dengan memutarkan film
jalanan menggunakan
media film
Menurut bu J memiliki anak putra
maupun putri saat ini sama
rentannya terhadap pemerkosaan
Anak putra dan putri samasama rentan terhadap
pemerkosaan
Kepada anak orangtua tidak boleh
tabu membicarakan seksualitas
hanya dalam penyampaian harus
tahu cara dan norma yang pas.
Orangtua tidak boleh
merasa tabu membicarakan
seksualitas meskipun perlu
menyampaikan dengan cara
yang pas.
Bu J menceritakan kasus yang dia
tangani mengenai sepasang pacar,
perempuan kelas 3 SMA, laki-laki
kelas 3 SMP. Mereka pacaran dan
bercumbu, tidak bersetubuh namun
bisa terjadi kehamilan. Ini terjadi
karena laki-lakinya ejakulasi di
celana dalam perempuan sehingga
sperma meresap dan akhirnya
bertemu indung telur. Kasus itu
kemudian diserahkan kepada
BKKBN dan ditangani bersama
dengan dokter ahli, polisi, dan
Orangtua perlu waspada
bahwa kehamilan bisa
terjadi walaupun tidak
bersetubuh. Ini terjadi
melalui percumbuan yang
tidak wajar
228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
O
J
A
J
:
:
:
:
110
B :
J :
115
J :
120
125
130
dicelana itu, ketemu indung telur, akhirnya membuahkan satu
buah janin. Itu bisa, itu yang perlu …..
Itu masih gadis apa ….
Gadis bu, SMA kelas 3
Jadi selaput daranya masih ada
Itu yang menjadi bingung kita, akhirnya kita lari ke ke BKKBN,
ditangani, dibelakang kita juga ada dokter ahli, ada polisi, ada
hukum, itu akhirnya semua selesai, ya akhirnya tanggung jawab
karena hamil, kalo mau digugurin gak mungkin
Itu jadi masih perawan tapi sudah …
Iya, nah itu yang jadi suatu kewaspadaan kita. Kog bisa to gak
bersetubuh hamil? Itu fakta, dan itu terjadi di tengah-tengah
masyarakat ini gitu lho, yang yang semula hanya gojek-gojek.
Kalo aborsi, aborsi itu terjadi, jadi gini bu, di Jogja ini, malah
aku jadi bercerita, hahaha
Di Jogja ini, karena pengalaman, itu rentan, karena kita itu
setelah Bali, Jogja tertinggi masalah seksual, seks pergaulan,
seks yang bebas, seks bebas, nah itu kita perlu waspada tidak
harus laki-laki perempuan, putra putri kita, karena laki-laki pun
bisa semacam sodomi, pelecehan, itu saya kalo cerita merinding,
karena anak-anakku juga perempuan dan saya sebagai ibu
sendiri, merupakan satu PR yang besar, yang memang saya
tidak, merupakan hal yang tabu, memang saya harus bercerita ke
anak-anak, „gini lho, kalo bergaul harus begini, kamu kan sudah
menstruasi, kamu sudah menginjak dewasa.‟, itu memang harus
kita ceritakan, saya pribadi, saya pribadi, karena saya dilapangan
sering menemukan hal-hal seperti itu. Ya ngeri sekali, ngeri,
bahkan ee tante Ss juga minta ya, digereja ini, saya suatu saat
hukum. Pada akhirnya laki-lakinya
bertanggung jawab akan kehamilan
tersebut dan kandungan tidak
digugurkan. Orangtua perlu
waspada dengan kemungkinan
hamil tanpa persetubuhan ini.
Menurut bu J, Jogja merupakan
kota tertinggi kedua terkait masalah
seks bebas, sehingga menurutnya
orangtua perlu waspada terhadap
anak-anaknya. Bu J pun merasa
ngeri dan takut mendengar dan
melihat kasus-kasus yang ada,
sehingga bu J mengarahkan anak
mengenai cara bergaul yang baik
karena mereka juga sudah
menstruasi yang berarti sudah
dewasa
Bu J pernah diminta bu SS di gereja
Orangtua di Jogja perlu
waspada terhadap anaknya
karena Jogja adalah kota
dengan seks bebas tertinggi
kedua.
Isi PS : rambu-rambu
bergaul
Menstruasi dipandang
sebagai tanda anak sudah
dewasa
Orangtua memiliki film
229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
140
B :
J :
B :
J :
145
150
155
160
disuruh untuk sosialisasi, kan kadang saya nyetelin filmnya. Jadi
pertama gojek-gojek, terus merokok, lem, lem kayak aibon,
terus akhirnya nanti lari ke pergaulan bebas, aborsi, efeknya apa,
kayak aborsi efeknya apa dari aborsi nanti akan mengakibatkan
seperti apa, ada disitu semua. Jadi mengerikan memang, ibu.
Saya sendiri bener, gak habis pikir. Mungkin saya disitu dulu,
kalo saya banyak bercerita, mungkin ibu-ibu lain, mungkin itu
bisa jadi suatu bahan untuk kita diskusi sore hari ini. Ya itu
Kalo berkaitan dengan putri-putri ibu, gimana cara memberikan
pendidikan seks ini, kan tadi kan untuk
Diluar? Secara umum?
Secara umum.
Saya kadang ehh dimana saatnya saya akan menjadi teman,
dimana saatnya saya akan menjadi seorang ibu, kalau
penyampaian seperti ini, akan memerankan saya lebih dekat
sebagai sahabat, karena akan lebih terbuka, ada satu keterbukaan
saya bercerita, „non, mbak, dek, iki lho nek bergaul gini.‟, saya
cerita apa adanya, akhirnya mereka mengerti, „kamu sudah
menstruasi, kalo perempuan menstruasi itu harus begini begini.‟,
kita ceritakan saja, kalau bergaul harus begini begini tidak
bukan hal yang tabu. Kedua untuk mengantisipasi ini, kita
mengarahkan mereka berkegiatan yang positif tentunya, dikasi
wadah, jangan sampai anak ini terpengaruh lingkungan.
Dirumah dah sudah getol getol nih, udah di, carane wis,
dikencengi rante tapi diluar, ini yang sangat bahaya diluar,
bagaimana cara kita mantau? Kita harus sering ada komunikasi,
kita ajak keterbukaan. Itu memang susah bu, tapi kalo sudah
terbiasa, itu hal yang sangat mudah. Karena terbiasa, karena
namanya orang terbiasa, kita biasa nyium lem lem, udah
untuk memutarkan film mengenai
pergaulan yang buruk seperti
merokok, ngelem, seks bebas, dan
aborsi. Di film tersebut juga berisi
konsekuensi yang ditimbulkan.
Menurut bu J ada waktunya diri
berperan sebagai teman dan sebagai
seorang ibu. Saat menyampaikan
PS bu J menjadi seorang sahabat
agar terjadi keterbukaan. Bu J
mengarahkan bagaimana
seharusnya bergaul, menjelaskan
pengaruh menstruasi bagi
perempuan.
Bu J juga mengarahkan anak
berkegiatan yang positif agar anak
tidak terpengaruh lingkungan yang
buruk. Menurutnya orangtua tidak
bisa memantau anak diluar rumah,
sehingga perlu ada komunikasi
yang penuh keterbukaan dengan
anak. Dalam mendidik anak bu J
menggunakan strategi tarik ulur.
edukatif mengenai bentukbentuk pergaulan yang
buruk termasuk seks bebas
dan konsekuensinya.
Saat memberi PS, orangtua
berperan sebagai sahabat
agar ada keterbukaan.
menjelaskan pengaruh
menstruasi bagi perempuan
memberitahukan cara
bergaul
Orangtua mengarahkan
anak berkegiatan yang
positif agar tidak
terpengaruh lingkungan
yang buruk
Orangtua menyadari tidak
bisa memantau anak diluar
rumah, sehingga diperlukan
komunikasi yang terbuka
230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
kebiasaan kan susah untuk melepas, lah seperti itu juga, saya
caranya seperti itu, sampai detik inipun saya seperti itu. Dan
anak-anak memang dibawah, bener-bener pantauan yang ini …
emm gimana ya, kalo saya ibarat nggundo layangan, dimana
saya harus nggundoke layangan itu, saya ulur saya tarik
B : Tarik ulur
J : Tarik ulur saya pake. Dan disini share itu sangat penting banget
Menurutnya sharing dengan anak
itu sangat penting.
(Ibu H datang)
170
175
180
185
A : Okay sebelumnya, maaf, hehe selamat datang ibu, mohon
memperkenalkan diri dulu, namanya siapa sama jumlah anaknya
berapa, maaf ya dipotong dulu.
H : Saya H, anak saya laki semua 3
A : Itu kira-kira usianya?
H : Yang besar malah udah mau lulus kuliah, yang nomor dua,
SMA kelas dua, yang kecil ini bonus, 2 tahun
X : Hahaha
A : Disini lagi menceritakan pengalaman mengenai materi
pendidikan seksual kepada anak gitu. Jadi nanti silahkan untuk
gabung.hehe. nah tadi kan tante J aktivis sosial, dan karena tante
J tu udah merasa terbiasa untuk membicarakan hal seksualitas di
keluarga gitu terhadap anak-anaknya, kalau ibu-ibu yang lain
boleh sharing gimana gitu dikeluarganya, apakah sama atau
gimana?
B : Mungkin saya ya, saya rasa saya yang paling tua disini ya, hehe, Bu B merasa dirinya kurang dalam
kalo saya rasanya karena era saya lain dengan dek J ya, jadi ini memberikan PS kepada anaknya.
saya share sesuai dengan era saya mempunyai anak remaja, ya Dirinya tidak menganggap seks itu
dengan anak
Metode : tarik ulur
Metode : sharing
Orangtua memandang
sharing dengan anak itu
penting
Orangtua tidak menganggap
seksualitas itu tabu namun
orangtua tidak tega
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
195
200
205
210
jadi anak saya tiga, yang satu sudah menikah, yang satu bekerja,
yang satu kelas 3 SMA, jadi pada waktu saya memberikan
pendidikan seks ke anak saya yang nomer satu dan dua, karena
saya itu, saya tidak menganggap seks itu tabu, tetapi saya itu
tidak tegel kalo mau transparan kepada anak, jadi saya
memberikan pendidikan kepada mereka itu saya rasa juga
kurang ya untuk anak-anak masa sekarang ya, tapi waktu itu
saya hanya memberikan pendidikan secara terbatas. Pertama
pada waktu buah dada anak saya keluar, itu tumbuh, saya bilang,
„adek sekarang sudah besar, ini nanti buah dadanya akan
berkembang jadi besar lagi.‟, kemudian dari pake singlet, kaos
tabu namun dirinya tidak tega
untuk terbuka berbicara seks
dengan anak
membicarakan seksualitas
dengan anak.
Saat buah dada anak mulai tumbuh, Menjelaskan pertumbuhan
payudara
bu B menjelaskan bahwa payudara
anak akan semakin besar. Bu B juga
Orangtua mengganti
menganti pakaian dalam anak dari
pakaian dalam anak sesuai
dalem di dalemnya, saya ganti menjadi miniset, itu pertama.
singlet ke kaos dalam ke miniset
pertumbuhan payudara
Yang kedua, pada waktu anak saya menstruasi pertama kali, itu
Menjelaskan tentang
menstruasi
saya bilang,‟sekarang mbak sudah besar, mbak sudah
Saat anak menstruasi, bu B juga
menstruasi, berarti harus menjaga pergaulan khususnya kepada menjelaskan mengenai menstruasi
anak laki-laki, nanti kalo mbak salah didalam bergaul, mbak
dan menasihati anak agar menjaga
Mengarahkan anak menjaga
bisa hamil, bisa mempunyai anak padahal mbak masih sekolah.‟, pergaulan dengan laki-laki agar
pergaulan dengan laki-laki
agar tidak hamil
hanya itu yang saya berikan pendidikan seks secara transparan tidak hamil diluar nikah
yang saya sampaikan didepan anak-anak saya, dan anak-anak
saya yang dua ini sesudah lulus SMP, mereka sekolah dijogja,
Setelah anak pertama dan keduanya
saya pada waktu itu masih diluar jawa ya, jadi pada waktu anak, lulus SMP, maka mereka sekolah di
Orangtua tidak bisa
kebetulan anak saya yang nomer satu dan nomer dua itu
Jogja. Bu B merasa tidak bisa
mengawasi pergaulan anak
selisihnya hanya satu tahun, jadi hampir bersamaan itu mereka mengawasi pergaulan anak diluar
maka orangtua membekali
pergi ke jogja untuk mendaftar SMA. Ya karena saya kuno ya
kota sehingga saat melepas anaknya
anak dengan kalung salib
pada waktu anak saya mau berangkat, masing-masing saya kasi pergi, ia memberi mereka liontin
dan mendoakan mereka
salib dan menyerahkan anakkalung dengan liontin salib, saya kasi mereka sambil saya
bilang, „Tuhan saya serahkan, sertailah anak-anak saya didalam anaknya kepada Tuhan agar
pergaulan dan didalam masa depannya semuanya saya serahkan pergaulan dan masa depannya tetap Hambatan: Anak sekolah di
232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
220
225
230
235
240
A
O
A
O
:
:
:
:
kepada Tuhan karena saya sebagai orangtua, tidak bisa
mengikuti anak saya untuk ke Jogja.‟, saya hanya itu, kemudian
anak saya sekolah dijogja yang dua, sampe pak B pensiun saya
baru pindah ke jogja, dan anak saya semua sudah lulus dari
perguruan tinggi, jadi saya tidak mengerti, pada waktu anak saya
pacaran pertama kali bagaimana, bagaimana dia pergaulannya
dengan laki-laki khususnya ya, saya tidak tahu. Saya datang
kesini,anak saya sudah punya pacar, karena umurnya memang,
memang sudah cukup, anak saya meminta untuk kawin, kita
kawinkan, sudah semuanya berjalan seperti itu, jadi saya tidak
pernah mendidikkan, mengadakan, eh memberikan pendidikan
seks secara transparan. Kemudian kepada anak saya yang nomer
tiga, karena dia sekarang masih kelas 3 SMA, begitu juga saya
memberikan pendidikan seks kepada anak saya, hanya dua kali
itu, pada waktu dia tumbuh buah dada, dan pada waktu
menstruasi pertama kali, tetapi bedanya kalau anak saya yang
nomer tiga itu selalu ada disisi orangtuanya, nah jadi lebih aman
ya.. hooh, tapi anak saya yang nomer satu dua itu betul-betul.
semuanya saya serahkan kepada Tuhan.
Okay ada yang mau sharing lagi?
Ya mungkin saya ya..
Oke tante
Kalo saya kebetulan kan yang remaja dua ya, dan kedua anak ini
mempunyai karakter yang berbeda. Kalau saya sejak kecil itu
memang yang utama saya cuma mikirnya anak ini akan saya
jadikan teman. Saya harus deket dengan mereka supaya mereka
selalu terbuka dengan saya, dan semua itu saya arahkan dari
kecil dan dari kecil sudah saya masukkan ke gereja, saya
baik. Bu B tidak mengetahui
bagaimana pergaulan anaknya
selama di Jogja. Setelah pak B
pensiun, mereka baru bertemu
anak-anaknya yang sudah dewasa
yang sudah memiliki pacar bahkan
sudah meminta menikah
bu B hanya memberi PS dua kali
yaitu saat anak tumbuh payudara
dan menstruasi pertama, bahkan
untuk anak ketiga yang hidup
serumah sampai SMA. Bedanya
hanya anak ketiga tetap tinggal
serumah sehingga bisa diawasi
orangtua sehingga aman, sedangkan
anak pertama dan kedua, bu B
pasrah sepenuhnya pada Tuhan
Bu O berusah menjadi teman ke
anak agar dia dekat dengan anakanak dan mereka mau terbuka
kepadanya.
Sejak kecil, Bu O mengarahkan
anak-anaknya untuk ke gereja
luar kota sehingga tidak
bisa bertemu dan memberi
PS.
Memberi PS hanya saat
anak tumbuh payudara dan
menstruasi pertama
Orangtua merasa anak yang
tinggal serumah lebih aman
karena orangtua bisa
mengawasi
Orangtua menjadi teman
kepada anak agar ada
kedekatan dan keterbukaan
Orangtua mengarahkan
anak aktif digereja
233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
250
255
260
275
masukkan ke sekolah minggu, iya, dan saya jadi eh untuk anakanak saya yang lain, itu akhirnya kakaknya yang nuntun jadi
yang saya pokokkan yang pertama
J : Panutan
O : heeh jadi panutan, kemudian yang lainnya ngikut. Kalo untuk
anak yang pertama, itu modelnya saya cuma deket sama mereka,
deket dengan dia. Jadi kemanapun anak saya pergi, itu saya
ndampingi dan kalau untuk pelajaran seksual, saya mungkin
memang seperti ibu B ya. Saya lebih untuk vulgar saya belum
bisa cuma untuk masa dia mens, itu masa tumbuh susu segala
macem, saya deketin, terus saya ajarin gimana nganunya segala
macem, terus nanti kadang saya gojeki, jadi saat nganu, „dah
punya pacar belum?‟, kayak gitu tak gojeki, saya berbicaranya
pada anak saya yang pertama itu seperti teman gitu, iya. Jadi
sampai sekarang pun anak saya setiap kejadian apa cerita sama
saya, dan kemudian semua saya bicarakan sama suami, nanti
untuk hal-hal yang tentang cowok itu saya serahkan ke suami
saya. Saya cuma untuk yang bagian cewek-cewek gitu kan. Nah
kebetulan kalo yang kedua ini cenderung lebih kalo dilarang, dia
itu kan sepertinya pengen membuktikan gitu lho, si Sd, jadi saya
lebih cenderung pendekatannya beda. Jadi kalo saya yang ini,
kalo yang ini harga diri dia yang saya tonjolkan, yang saya
angkat supaya dia, makanya saya bilang, „kalau bisa sebelum
kuliah, jangan pacaran. karena apa? Kalo SMA kamu pacaran
itu sama-sama, sama-sama pikirannya emosi sehingga nanti
kalau terjadi apa-apa itu kamu tidak bisa, tidak bisa melanjut
sekolah, nah kalo kamu gak bisa ngelanjut sekolah, mau jadi
Bu O menjadikan anak pertama
panutan dan penuntun bagi adikadiknya.
Anak pertama dijadikan
orangtua sebagai panutan
untuk adik-adiknya
Bu O berusaha dengan anak
pertama, selalu mendampingi
anaknya pergi kemanapun. bu O
memberi PS saat anak tumbuh
payudara dan menstruasi, terkait
cara menghadapinya
Orangtua selalu
mendampingi anak
bepergian
Bu O bertanya mengenai status
pacaran anak dengan cara bercanda.
Bu O menjadi teman bagi anak,
sehingga anak selalu menceritakan
setiap kejadian yang dialami.
PS anak laki-laki adalah bagian
suami bu O sedangkan kalau
perempuan bagian bu O.
Anak kedua saat dilarang
cenderung melawan dan ingin
melanggar, sehingga bu O
menggunakan pendekatan yang
berbeda. Bu O menekankan
percakapan pada harga diri anak.
Menjelaskan bagaimana
menghadapi pertumbuhan
payudara dan menstruasi
Metode : bertanya dengan
bercanda
Metode : menjadi teman
sehingga anak mau
bercerita ke orangtua
Ada pembagian tugas
memberi PS antara suamiistri, berdasar jenis kelamin
Pada anak yang berbeda
orangtua menggunakan
pendekatan yang berbeda
Pada anak bandel dan ingin
melawan orangtua memberi
penekanan pada harga diri
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280
apa?‟, cuma itu, jadi pendekatan saya ke anak itu lebih ke
pendidikan ke depan, daripada ke seksualitas, dan saya benerbener sejak kecil saya pantau masalah film, jadi saya lebih suka
285
290
295
300
305
anak-anak saya nonton, jadi sampai sekarang pun sinetron pun
mereka gak suka. Tapi resikonya saya pun harus sama,saya gak
pernah ngikutin sinetron, saya lebih suka mengikuti berita, nah
dari berita itu nanti ada berita apa, misal pemerkosaan ato apa,
nanti saya cerita, „wah dik ini tadi ada pemerkosaan.‟, „apa to bu
perkosaan?‟, nah dari situ saya baru mengutarakan, ini lho
pemerkosaan itu seperti ini. Jadi jangan, jadi mungkin adek
dipegang teteknya secara paksa, itu pemerkosaan ato, saya jadi
cerita tapi tidak sampai yang dalem gitu kan, nah dari situ anak
saya mulai sedikit sedikit paham, yang besar. Kalo yang kecil
belum ya. Lha itu trus yang sekarang kebetulan yang baru puber
kan anak saya yang nomer dua, nah kalo, ini sama juga, jadi
cuma bedanya hanya saya lebih keras sama yang ini, sempat
kalo kayak HP apa segala saya, tapi tetep orientasinya saya ke
belajar, supaya dia tidak mengarah, mengarah ke cowok dan
kemudian saya arahkan cari teman yang baik, nah itu yang
pertama. Dan yang kedua, saya selalu meluangkan waktu,
jangan sampai saya terlambat njemput, mungkin bu S tau ya,
jadi mungkin setiap kali ada berita, jangan sampai terlambat
njemput. Mungkin saya kebangeten dalam hal nganu anak saya
ya tapi terus terang karena kondisi seperti ini saya tu takut
terlambat, nah dari situ dia melihat oh ibu saya kog sama saya
seperti ini, sehingga dia tidak tega untuk apa namanya, jadi apa
Menurut bu O dirinya memberi
pendidikan untuk masa depan
bukan seksualitas. Bu O mengatur
tontonan TV anak-anaknya dari
kecil dengan konsekuensi orangtua
juga harus mengikuti aturan itu.
Bu O lebih suka melihat berita
dibanding sinetron. Saat ada berita
pemerkosaan, ibu O menceritakan
ke anak, kemudian saat anak
meminta penjelasan tentang
pemerkosaan, bu O memberi
penjelasan walau tidak mendalam.
Bu O mengawasi anak kedua
dengan keras terutama terkait HP
agar orientasinya tetap ke belajar
dan bukan ke cowok. Selain itu Bu
O juga mengarahkan anak mencari
teman yang baik.
Bu O selalu meluangkan waktu
untuk menjemput anak tepat waktu.
Bu O takut terlambat menjemput
karena melihat berita yang tidak
baik. Bu O berharap saat anak
melihat ibunya mengasihi mereka,
maka mereka akan menuruti
Orangtua tidak memandang
PS yang diberikannya
sebagai PS tapi pendidikan
untuk masa depan
Orangtua mengatur
tontonan anak
Orangtua mengikuti aturan
nonton TV yang dibuat
untuk anak (konsekuen)
Memulai pembicaraan
mengenai PS dengan
membicarakan berita di TV
Menjelaskan tentang
pemerkosaan
orangtua ingin anak remaja
berfokus ke belajar
sehingga mengawasi
penggunaan HP anak.
Merngarahkan mencari
teman yang baik
Karena melihat berita yang
buruk, orangtua berusaha
selalu menjemput anak
tepat waktu karena takut
terjadi hal buruk pada anak
Orangtua berharap kasih
sayang mereka membuat
235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang saya utarakan ke mereka, mereka dengar begitu ya, jadi
nasihat-nasihatnya.
itupun sampai anak saya yang cowok, mereka kalau saya
ngomong, „dek begini.gak boleh begini, sekarang lihat ada anak
kayak tadi, berita mengenai narkoba ya.‟, jadi salah satu cara
310
315
320
325
330
cuma saya yang aktif dengar berita, dengar informasi, lha nanti
informasi ini saya pendekatan kepada anak-anak, saya tuangkan
kesitu. Ya puji Tuhan semuanya saya serahkan ke Tuhan juga
Karna saya juga tidak bisa berbuat apa-apa ya kan? Bisa saja dia
sembunyi-sembunyi dari saya mungkin les tapi dengan itu tadi,
harga diri yang saya tekankan ke dia, kebetulan saya juga kalo
di rumah kan ada pembantu mungkin kalau dia pacaran gini gini
sedang mau seperti itu. Darisini,‟kalo mbak seperti itu modelnya
seperti itu berarti mbak sepikir dengan itu.‟ Nah dengan begitu
dia langsung kan membatasi diri. Dia membatasi diri, dia tidak
akan seperti itu, lha mungkin seperti pengalaman anak saya, Sd
itu, sekalipun dia seneng kayak apa, hanya setiap saat saya
pantau aja. „kog seperti ini?‟, „maaf ya bu, besok lagi enggak.‟,
ya udah gak papa, jadi saya percaya mereka, tapi saya juga
membatasi mereka terus saya memasukkan hal-hal itu dengan
nanti ada masa-masanya misal saya denger berita, saya cerita,
nah pada saat dia bertanya, nah baru saya cerita, seperti itu. Kalo
kedepannya saya juga tidak tahu bagaimana ya, yang pasti saat
ini masih aman, kondisinya.
J : Nambahi sedikit boleh?
A : Iya silahkan tante
J : Saya akan nambahi tempat bu B tadi. Saya setuju banget. Jadi
saya menyampaikan tadi awal pembicaraan biar hangat tadi itu
crita secara umum tapi kalau penanaman didalam rumah ya tetep
Orangtua aktif mendengarkan
berita agar bisa memberi PS ke
anak
Bu O berserah kepada Tuhan
karena mungkin saja anak
sembunyi-sembunyi dari ortu
Bu O menekankan ke anak tentang
harga diri, selain itu bu O
menjadikan gaya pembantunya
berpacaran sebagai contoh buruk ke
anak, sehingga anak membatasi diri
Anak kedua bu O sering melanggar
aturan namun saat dia minta maaf,
ibu O memaafkan dan percaya ke
anak.
Bu O menceritakan berita yang
didengar ke anak, kemudian apabila
anak bertanya maka bu O
menjelaskan lebih lanjut
anak mau patuh.
Aktif mendengarkan berita
untuk mendapat informasi
PS untuk anak
Sumber PS : berita
Anak bisa saja berbohong
kepada orangtua sehingga
orangtua berserah ke Tuhan
Isi PS : harga diri
Metode: menggunakan
perilaku orang disekitar
sebagai contoh
Orangtua mau memaafkan
dan tetap mempercayai
anak yang meminta maaf
karena melanggar aturan.
Orangtua memberi
penjelasan PS apabila anak
bertanya
Bu J mengatakan bahwa dirinya
memberikan cerita yang vulgar dan
blak-blakan diawal percakapan
236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
335
340
345
350
A :
J :
355
360
A :
J :
A :
pake bahasa ibu yang memerankan sebagai sahabat. Seperti ibu
ini penuh dengan kasih, dasar ibu, tapi penyampaiannya tetep
sabagai seperti sahabat, „teteknya sudah muncul.‟ Itu bahasa
sahabat tapi peran disini ibu tetap tidak ditinggalkan, jadi saya
setuju. Saya pun dirumah gak seperti itu, tidak vulgar terus, „ini
lho kalo kamu bersetubuh ini ini.‟, itu e frontal, frontal, e jadi
dimana kita bicara penyampaiannya disitu kita bisa pake, bahasa
apa ya kita pake, jadi ada istilah e „desa mawa cara, negara
mawa tata‟, dimana kita harus memakai bahasa kasih, bahasa
ibu, bahasa sahabat itu bisa petak-petak. Jadi eh saya tambahin
lagi penyampaian awal kata biar suasana hangat, saya
memberikan contoh secara umum diluar, kegiatan, itu hanya
untuk mancing ibu-ibu biar terbuka wacananya, jadi „oh iya aku
mau ngomong.‟, kalo gak gitu ya mungkin, „aduh aku mau
gimana.‟. jadi ini saya meluruskan lagi dengan ibu B ataupun
ibu O, saya setuju, disini bahasa kasih ibu yang dipake, cara
penyampaiannya bahasa sahabat. Mungkin itu yang perlu …
Dibicarakan tapi tidak frontal ya
Lebih jelas. Tidak frontal, jadi kita memberikan pembahasan itu
secara tidak tabu memang karena itu bukan hal yang tabu. „itu
tetekmu mulai tumbuh.‟, itu bukan tabu, itu memang harus
disampaikan, nah tapi tidak frontal, sefrontal apa yang didepan
saya ngomong menghangatkan suasana, karna kan ngangkat
untuk menghangatkan suasana memang harus saya seperti itu.
Saya kira mancing, biarkan emosi muncul. Ini kan hanya taktik
aja memancing ibu-ibu biar emosinya muncul
Iya trimakasih tante hehehe
Tapi kan muncul juga, karna mbaknya kan belum mancing, hehe
Iya belom, kan ini tadi baru perkenalan
hanya untuk memancing ibu-ibu
yang datang untuk mau terbuka
berbicara mengenai seksualitas.
Sedangkan dirinya sendiri kalau
dirumah pun tidak berbicara vulgar
dan blak-blakan seperti itu.
Menurut bu J kalau menyampaikan
kepada anak, ibu perlu bersikap
seperti sahabat namun tidak
meninggalkan peran ibunya yaitu
penuh kasih.
Dalam memberi PS, ibu
perlu berperan sebagai ibu
sekaligus teman bagi anak
Dalam menyampaikan PS
sebaiknya tidak vulgar
namun menggunakan
bahasa kasih dan sahabat.
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
365
370
375
380
385
J : Iya mbak A ne gak mancing-mancing to, padahal waktunya kan
juga mepet. Saya kira saya itu aja. terimakasih
A : Oke ada ibu-ibu yang lain yang mau cerita lagi?
H : Mungkin saya aja karena memang ini yang kecil nangis katanya
X : Hahaha
H : Emm, anak saya kebetulan Tuhan beri laki semua ya itu, tapi
kalau soal seks eee mereka lebih cenderung ke saya daripada ke
papanya, karena papanya tipenya kalo kitanya satu kata,
njawabnya satu kata gitu lho, kan tipenya beda-beda, kalo saya
satu kata bisa beribu-ribu kata, ya ibu-ibu ya jadi lebih cerewet.
Jadi dari kecil mungkin anak pertama, mulai baca-baca buku,
Bu H memiliki anak laki-laki saja,
meskipun begitu terkait PS, anakanaknya lebih bertanya ke ibu,
karena ibunya menjelaskan dengan
panjang sedangkan ayah hemat
berkata-kata.
Awalnya bu H membaca buku
cara pendidikan seks yang begini gini gini ya, anak pertama ya, mengenai cara memberi PS, namun
kemudian berpikir bahwa tidak
tapi terus ketika saya pikir, wah belum tentu bisa diterapkan gitu semua hal dibuku bisa diterapkan
lho, kan beda-beda, suasana beda, tipikal anak beda, terus tipikal karena tipe anak dan orangtua kan
berbeda-beda sehingga akhirnya bu
orangtua beda gitu lho. Jadi saya pake hati gitu lho. Trus saya
H mengikuti kata hati saja.
prinsipnya gini, eee itu bukan hal yang tabu dari kecil tuh sudah
terbiasa, misal kita mandi bareng gitu lho, hooh, waktu masih
kecil ya, waktu umur-umur sekitar bawah lima tahun, „mandi
yuk, terlambat yuk cepet yuk cepet yuk mandi bareng.‟
Dari kecil bu H mengusahakan agar
J : Gawean e mama e yo wis gek rampung gitu kan?
seksualitas tidak menjadi tabu. Bu
H : Heeh.haha jadi mereka tuh sudah biasa, apalagi saya memang
H terbiasa mandi bersama dengan
anak-anak dan suami sehingga
prinsipnya gak ada pembantu dirumah gitu, jadi dari pertama
menikah memang prinsipnya gak pake pembantu, jadi kita bebas anak-anak sudah melihat perbedaan
antara laki-laki dan perempuan.
kan dirumah, jadi papanya itu ya kadang cuma pake handuk
Bahkan bertanya mengenai hal-hal
njuk mandi, „eh handuknya mbok tolong dibawake‟ jadi anaktersebut.
anak kan dah biasa gitu lho. Jadi mereka mungkin dah melihat
perbedaan antara wanita dan pria, mereka dah biasa. Mungkin
Anak laki-laki lebih
memilih ibu sebagai
pendidik seksual dibanding
ayah karena lebih mampu
menjelaskan secara lengkap
Orangtua menjadikan buku
sebagai sumber
pengetahuan namun
berganti mengikuti kata hati
saja, karena merasa materi
dibuku tidak selalu
kontekstual di lapangan
Keluarga terbiasa mandi
bersama sehingga anak
mengerti perbedaan fisik
laki-laki dan perempuan
Anak bertanya mengenai
fisik laki-laki
238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tanya, „kog begini ma?‟, „oh ya nanti kamu besar juga begitu.‟,
heeh, trus ketika mereka mulai dewasa, itu lebih susah saya
390
njawabnya, jadi saya harus tanya ke papanya dulu, nanti saya
baru nek mereka tanya, saya bisa njelaskan gitu lho. Ketika
395
400
J :
H :
X
H
O
H
:
:
:
:
405
S :
H :
410
415
X
H
J
H
:
:
:
:
pagi-pagi mereka bingung, „ma punyaku kog anu ya, bisa jadi ...
Ereksi
Hooh, „jadi besar ya ma.‟, saya bilang, „wah bagus itu normal,
aku bilang gitu, jadi kalo pagi-pagi kita guyon, „waduh ini
gantungan handuk semua ini.‟, karena laki semua ya.
Hahaha
Jadi mereka ndak ndak merasa
Ndak merasa malu
Heeh ndak malu gitu ya, ketika mereka terus mimpi basah,
datengnya juga ke saya, „kog bisa ya ma? Aku ngompol e ma.
Maaf ya ma.‟, gitu lho, terus aku bilang, „oh itu bukan
ngompol.‟, terus tak jelaske gitu lho
Dikasi penjelasan
Jadi kalo ketika mereka mimpi basah mesti ndatengi aku, „ma,
ma tolong diberesi ma.‟,‟oh ya udah nanti mama beresin gak
papa.‟, tapi terus mereka dewasa lagi terus punya pacar gitu ya,‟
aku prinsipnya tadi, „mbok nanti aja kalo sudah selesai kuliah
gek punya pacar.‟, trus mereka jawabnya, „ma, ma nanti kalo
selesai kuliah, aku gak dapet yang bagus-bagus, dapet sisa-sisa.
hahahahaha
Jadinya sekarang hahahaha
Maksudnya hahahaha
Iya bisa njawab gitu hahaha. Yang bagus-bagus wis entek
diambil orang katanya gitu, terus kita, aduh mau dilarang
Ketika anak lebih dewasa, sering
mengajukan pertanyaan yang sulit,
sehingga bu H harus bertanya ke
suami dulu baru bisa menjelaskan
Saat anak-anak bingung karena
mengalami ereksi dipagi hari, bu H
menjelaskan bahwa itu normal.
Bahkan sekarang hal ini menjadi
guyonan saat pagi hari, sehingga
anak-anak tidak merasa malu.
Saat anak bingung ketika
mengalami mimpi basah mereka
bertanya ke bu H yang kemudian
menjelaskan kepada mereka apa itu
mimpi basah.
Bu H awalnya memberi prinsip
agar berpacaran saat sudah kuliah
saja, namun anak-anaknya menolak
sembari bercanda bahwa nanti
perempuan yang cantik sudah
habis. Akhirnya bu H mengijinkan
daripada anak pacaran sembunyisembunyi. Bu H hanya meminta
Istri menanyakan kepada
suami, jawaban untuk
pertanyaan seksual yang
sulit dari anak.
Ibu menenangkan anak saat
bingung mengalami ereksi
dipagi hari. Bahkan
menjadikan hal itu guyonan
agar anak tidak malu
Menjelaskan tentang ereksi
dipagi hari
Menjelaskan tentang mimpi
basah
Aturan orangtua bisa
dikompromikan dengan
keinginan dan pendapat
anak, agar anak tidak
melanggar aturan yang ada
secara sembunyi-sembunyi.
239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
420
425
430
435
440
445
daripada nanti mereka backstreet to, diluar nanti
J : Trus mama e di hhmmm
H : Lha ya itunya juga hahaha. Jadi guyon, jadi serba guyon gitu
lho, „yaudahlah asal mama tau ya.‟,‟oya ma.‟, jadi mereka cerita,
jadi mereka suka, suka sama siapa tu mesti cerita, terus mereka
marah berantem tuh mesti cerita, cuma prinsipnya yang aku, aku
yang satu itu HP itu. Jadi kalo mereka tidur tu HP aku cek,
walaupun mereka gak tahu tu tak cek gitu lho. Tak ambil tu tak
buka, jadi aku tau ketika dia marah, ketika mereka terus
mencium pacarnya tu aku tau gitu lho. Jadi besoknya tu aku
nyampeke tapi pura-pura, jadi mereka gak tau kalo dibaca
HPnya gitu lho, jadi heeh, jadi prinsipnya arahkan tapi mereka
gak tersinggung gitu, „ohh mama baca HPku ya?‟, enggak, tapi
mereka mikir,‟kog mama pas ya ngasi taunya.‟, gitu. Jadi aku,
trus ketika ee musim internet ya terus aku gak nyalahke mereka
terus kepengen tahu pake internet, dari kawan-kawannya
mungkin juga terpengaruh ya. Terus ketika, ee apa, internetnya
terkena virus terus aku panggil, aku tau itu, tak tanya,‟kamu
mbuka, mbuka apa hayo?‟, mama tahu lho, mama bisa ngecek
dari sini, mama bisa buka aja, terus,‟maaf ya ma, aku jadi
pengen tahu e ma, soalnya temenku cerita gini-gini‟, jaman e
Ariel Peterpan itu to, heeh to? Terus,‟lha ini lho ada virusnya,
ini memang virusnya komputer tapi juga virus yang dari yang
dosa juga ada.‟, tak critake tapi gak menyalahkan mereka gitu
lho, heem, jadi mereka terus, „hooh ya ma, ndak baek ya, jadi
pikirannya terpengaruh sama yang jelek-jelek, gak baik ya.‟,
„hooh.‟, jadi prinsipku, aku ndak memarahi mereka, aku ndak
menghukum mereka, aku cuma ngasi tau, jadi ketika mereka ada
apa-apa tu langsung makwuss tau, „mama sini ma.‟, biasanya
agar anak selalu menceritakannya
kepada bu H. Anak-anaknya setuju
sehingga mereka selalu bercerita
sedang suka siapa, atau sedang
berkelahi juga diceritakan.
Bu H memeriksa HP anak-anak
saat mereka tidur, tanpa
sepengetahuan mereka. Bu H
mencari tahu apa yang dialami
anaknya. Kemudian besoknya bu H
berpura-pura tidak tahu kemudian
memberi nasihat yang pas dengan
kebutuhan anak.
Orangtua memeriksa HP
anak tanpa sepengetahuan
mereka untuk mengetahui
apa yang dialami anak
Ketika mulai masanya internet,
komputer rumah terkena virus
karena anak membuka video porno.
Bu H menanyai anak dan anak
mengaku dan minta maaf karena
membuka video porno. Bu H
menjelaskan mengapa tidak boleh
membuka video porno, sehingga
anak menyadari apa efek negatif
dari hal itu. Bu H tidak
menyalahkan dan menghukum anak
namun memberi penjelasan
sehingga anak tidak takut bercerita
kepada orangtua.
Saat anak membuka
pornografi orangtua tidak
menyalahkan dan
menghukum anak tapi
memberi pengertian kenapa
itu tidak boleh
memberitahuefek negatif
dari pornografi
Orangtua memilih memberi
penjelasan dibanding
menyalahkan dan
menghukum anak agar anak
tidak takut bercerita ke
orangtua
240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
450
455
460
465
470
yang nomer satu, memang beda-beda ya, anak-anak dua …
O : Beda iya
J : Anak-anak dua wedok wae ….
H : Yang pertama tu bawel jadi apa-apa cerita, „tadi aku gini lho ma,
tadi aku hampir putus. Aku sebel e.‟, cerita kan terus ya
dinasehati, kalau yang kedua itu lebih alim
O : Lebih diem
H : Pendiem, hooh, jadi kita yang ngorek terus, tanya terus,
tipikalnya beda
J : Iya karakternya memang beda sih
O : Anak saya yang nomer dua kalo ada apa-apa cuma mmmm.
J : Tapi itulah kita pinter dari mereka
H : Mereka heeh
J : Kalo mereka tidak punya karakter yang berbeda kita tidak akan
ngerti mereka, justru kita tambah ilmu, tambah pinter tuh dari
seperti ini, kita share, kita punya anak yang berbeda karakter, ini
kan kita beda semua.
H : Aku terbiasa diskusi sama anak-anak jadi makan malem itu
mereka cerita, dari berita apa, terus kita bahas rame-rame gitu,
terus Tuhan itu memang baik, aku dapet anak yang ketiga ini,
Tuhan itu bener-bener baik, walaupun diusia tua itu pelajaran
untuk anak ku yang kedu, yang dua itu heeh. Jadi dari pertama
aku hamil, mereka tu tahu, sampe aku melahirkan, mereka tu
tahu, waktu adiknya lahir terus belum dimandikan, taruh disini
tu mereka langsung masuk gitu liat gitu,‟oh ternyata begini to‟,
jadi aku pikir, ahh ini dah gak usah diajari, besok mereka punya
istri udah, udah bisa menghadapi orang hamil, orang melahirkan
J : Alamiah
Bu H menyadari anak-anaknya
memiliki karakter yang berbeda.
Anak pertama bu H itu bawel dan
banyak bercerita, sedangkan anak
kedua lebih kalem sehingga bu H
yang banyak bertanya.
Orangtua menyadari bahwa
anak-anaknya memiliki
karakter yang berbeda
Menurut bu J, perbedaan karakter
pada anak justru membuat orangtua
semakin kaya pengalaman karena
keberagaman yang dihadapi.
Orangtua memandang
keberagaman karakter anak
akan memperkaya orangtua
Bu H mendiskusikan seksualitas
dengan anak pada saat makan
malam bersama
Kapan : saat makan malam
Bu H bersyukur memiliki anak
ketiga walau diusia tua, karena itu
menjadi pengalaman bagi anak
pertama kedua menghadapi orang
hamil.
Anak remaja belajar
menghadapi orang hamil
melalui pengalaman
orangtua hamil adik.
Saat bu H marah-marah, anak
241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
475
480
485
490
495
500
H : Alamiah. Jadi kalo waktu mens, kadang suka marah gitu kan,
biasanya mereka nggoda, „lagi dapet ya ma?‟ hehehe
X : hahaha
J : „aku mau ke supermarket ni, mau titip ndak?, katanya gitu, haha,
maksudnya titip beli pembalut
O : Lha iya. haha
H : Jadi sudah terbiasa. Cara yang humor-humor saja.
A : Oke, tadi tante H dengan cara humor, apakah ibu-ibu yang lain
ada yang mau menambahkan atau mau bercerita atau setuju
dengan ini?
H : Urut .hehehe
A : Oh urut? Sip. silahkan
C : Saya karena anak satu, dan masih SMA, saya malah belajar dari
ibu-ibu semua terus terang itu, tapi saya sendiri kalo memang
dari seks itu bagi saya masih tabu begitu. Karena mungkin juga
pendidikan orangtua saya seperti itu, dan saya juga menganggap
itu masih, ya saya ngasi taunya pelan-pelan, jadi tidak langsung,
jadi waktu dia mulai seperti bu B, mbak O itu ngomongnya
pelan-pelan, „oh nanti kalo kamu dipegang gini tu kamu.‟, bukan
pas tiba-tiba diem, „kamu kog besar ya?‟, gak juga. Waktu dia
itu sakit kerokan gitu, atau memandikan gitu, pas ngelap gitu,
„nanti hati-hati kalo dipegang seperti ini sama laki-laki tu berarti
kamu dihina. Kamu mesti jaga diri.‟, kan anak saya kebetulan
badannya besar, jadi kalo badan besar itu gak jadi mudah bagi
kita untuk menolong dia. Jadi saya pantau dari jauh, karena
kebetulan saya sendiri gak begitu sering dengan anak itu, tapi
sering menggoda bahwa ibu
mungkin sedang menstruasi.
Kemudian saat anak ke
supermarket, anak menggoda mau
membelikan pembalut. Jadi dalam
keluarga bu H terbiasa bicara
seksualitas dengan nuansa humor.
Bu C merasa dirinya masih tabu
membicarakan seksualitas sebagai
hasil didikan orangtuanya
Ketika anaknya mulai bertumbuh
payudaranya, bu C pelan-pelan saat
mengeroki atau memandikan
mengingatkan anak agar tidak
membiarkan payudaranya dipegang
laki-laki karena itu penghinaan.
Anak diharapkan untuk menjaga
diri
Bu C tidak terlalu dekat dengan
anak sehingga memantau dari jauh
saja. Semenjak anak SD sudah ada
sekarang saya usahakan untuk deket dengan anak. Anak saya itu laki-laki yang membuntuti dan
kalo, misal mulai SD aja, sudah mulai dibelakang itu dibuntuti mendekati. Bu C kemudian
Dalam keluarga terbiasa
untuk membicarakan
seksualitas dengan bercanda
dan bergurau.
Orangtua tabu
membicarakan seksualitas
sebagai hasil didikan
orangtua
Kapan : saat ngerokin atau
memandikan
Mengarahkan anak menjaga
diri agar tidak sembarangan
disentuh laki-laki
Ketidakdekatan dengan
anak membuat orangtua
memilih memantau anak
dari jauh
Orangtua membangun
242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
505
510
515
520
525
laki-laki itu, nah saya biarkan dulu sampai suatu saat kalau
sudah agak, sudah mulai bisa saya deketi, „kamu tadi dideketi
laki-laki.‟, pertama dia gak tau, kemudian nanti yang kedua, dia
masih belum tahu, nah mulai ketiga keempat, „kenapa ya?‟, nah
dia mulai hati-hati. „kenapa kamu lari-lari?‟, „ada yang
menguntit saya.‟, jadi dari situ kita pelan-pelan ngasi tahu, „nah
kamu sudah mens, kamu sudah besar, hati-hati ketemu laki-laki,
apalagi dirumah kamu lebih banyak sepinya, sehingga pesan
kami hanya satu, kalau tidak ada orang dirumah, tidak boleh ada
laki-laki, jadi hanya itu. Temen laki-laki gak boleh masuk,
cukup diluar, kalau diluar ada tetangga yang memperhatikan,
didalem kita gak bisa. Jadi kalau misalnya ada acara apa mau
dijemput laki-laki, saya bilang, „Yah, kamu bisa nganterin gak
sih?‟, saya paksa suami saya untuk bisa nganter gak sih, kalo
gak bisa saya panggil keponakan saya, bisa gak nganter gitu,
bisa nganter gak gitu, kalo bisa oke sudah ada yang nganter,
selesai. „maaf ini kakakmu dah bisa nganter, jadi mungkin
temenmu besok lain kali aja. Kalau bener-bener kamu perlu‟,
jadi suatu saat seperti untuk, kenapa temen ada, yang hidup
dilingkungan muslim yang kolot kolot gitu jadi pendidikannya
agak berbeda, jadi dia sendiri, kog tiba-tiba kakak kelasnya itu
nikah, kan masih muda sekali. Masuk kuliah langsung nikah
gitu. Nah saya diem aja, waktu dia tanya, „kog nikah ya bu ya?‟,
baru tak kasi tahu kenapa dia menikah, untuk menghindari apa,
dan sebagainya itu pelan-pelan. Jadi untuk kasus ini memang
lebih deket ke ibunya, memang untuk yang lain lebih deket ke
bapaknya, tetep saya kira karena wanita ya, tapi saya sendiri
membangun kesadaran anak akan
ketertarikan laki-laki kepadanya
kesadaran anak akan
ketertarikan laki-laki
kepadanya
Saat anak sudah menstruasi, bu C
mengarahkan agar tidak boleh ada
teman laki-laki masuk rumah apabila
memberi rambu-rambu
anak sendiri dirumah,karena didalam berelasi dengan lawan jenis
rumah tidak bisa diawasi, sedang
diluar rumah bisa diawasi tetangga
Saat anak mau diantar oleh teman
laki-laki, bu C akan meminta suami
atau keponakan untuk mengantar
anak agar anak tidak dihantar teman
Suatu saat ada kakak kelas anak
yang menikah saat masuk kuliah.
Bu C tahu namun diam saja. Ketika
anak yang heran kemudian bertanya
kepada bu C, baru ia kemudian
menjelaskan kepada anaknya.
Dalam beberapa hal anak lebih
dekat dengan ibu, dalam hal lain
bisa lebih dekat ke ayah.
Orangtua tidak mau saat
anak bepergian dihantar
teman laki-laki sehingga
orangtua yang menghantar
sendiri.
Orangtua menunggu anak
bertanya baru menjelaskan
Isi PS : pernikahan muda
Dalam beberapa hal anak
lebih dekat dengan ibu,
dalam hal lain bisa lebih
dekat ke ayah.
243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
530
J :
C :
535
J :
C :
540
545
550
555
diuntungkan karena sekolah itu sangat care dengan anak, jadi
waktu SMP tu ada retret begitu dan diretret itu yang perempuan
disendirikan yang laki-laki sendiri
SMP mana bu?
SMP St Dg, nah kemudian diberitahu tentang kewanitaan, jadi
gimana pake baju …
Seperti di WB itu juga ada tu
Jadi memang diberi wawasan seperti itu, kemudian waktu
pulang cerita, „bu kemarin saya diberitahu ini, pake bra seperti
ini tu gak bener, pake bra seperti ini bener.‟, jadi terus dia
mengganti semua yang waktu itu dia seneng sekali, tiba-tiba
dengan ada pelatihan itu terus dia ngganti. Nah sampai disitu
akhirnya kita malah tahu cara gimana, „nah ini gak cocok dek.‟,
tapi saya usahakan memang untuk menghindari hal-hal yang
tidak baik karena dia, saya memang sangat hati-hati karena
selalu dibuntut orang itu, itu dulu pengalaman kami bener itu.
Jadi karena badannya memang besar jadi sudah berapa kali
dikuntit, saya bilang, „kalau sekolah, kalau pergi, usahakan
untuk pakai daleman. Kaos dalem itu. Kalo dirumah gak mau
pake ndak papa, tapi begitu keluar harus make kaos dalem
begitu. Jadi walaupun harus membelikan banyak ndak papa gitu
lho. Jadi saya pikir, saya sendiri kebetulan juga gak begitu pakai
baju yang aneh-aneh gitu, saya bilang,‟kalau pakai baju yang
aneh-aneh itu, bapaknya pokoknya kalau beli baju kamu gitu.‟,
nah dia sudah pakai baju yang sangat rapet begitu, saya protes,
„saya gak mau itu.‟, dia beli jeans gitu, gak cocok, kan sekarang
modelnya pensil pensil begitu nah saya bilang, „boleh pake ini.‟,
kalau dia maksa sekali, „tapi bajunya harus panjang di bawah
bokong.‟, saya bilang gitu, „kalau pakai ini sekali-kali, kamu
Bu C merasa diuntungkan dengan
sekolah yang peduli dengan
seksualitas anak. Saat SMP
anaknya mengikuti retret dan
diberitahu mengenai cara
berpakaian yang baik misalnya
tentang BH. Ketika anak bercerita
ke ibu, ibu kemudian dapat
membantu mengarahkan anak
dalam berpakaian.
Karena ada pengalaman dulu anak
dibuntuti laki-laki maka bu C sangat
berhati-hati dengan cara berpakaian
anak. Bu C mengarahkan anak untuk
selalu memakai kaos dalam saat
pergi keluar rumah. Bu C juga tidak
setuju kalau anaknya menggunakan
pakaian yang ketat. Saat anak
membeli celana jeans yang ketat, bu
C meminta anak untuk mencari
model lain atau mengenakan pakaian
yang menutupi pantat saat
menggunakan jeans ketat tersebut.
Orangtua merasa terbantu
dengan sekolah yang peduli
dengan seksualitas anak
Sumber PS : cerita anak
mengenai PS yang
diterimanya dari sekolah
Orangtua sangat ketat
kepada anak karena
pengalaman seksual buruk
yang pernah terjadi kepada
anak saat kecil (SD).
Isi PS : rambu-rambu
berpakaian
Orangtua mengatur dan
mengarahkan ke anak
mengenai model pakaian
yang boleh dipakai.
244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
560
565
I
J
O
C
:
:
:
:
570
H
C
J
C
575
580
585
:
:
:
:
niat pake segitu, ibu gak mau.‟, lha terus cari model yang lain,
‟kalau ini kamu pake segini, gak da papa, karena gak da yang
nganu.‟, jadi suatu saat kami pernah sangat marah, bener-bener
marah dalam artian tapi marahnya hati-hati, tetep hati-hati,
karena anak-anak sekarang itu kalau dikasi tahu defensenya …
Iyaa
Keras, argumentasinya sudah beda sama kita
Semakin kita keras semakin …
Karena anak saya memang kebetulan bagus sekali ngedance,
nah tapi kami berfikiran kalau dia ngedance pasti nilai gak akan
bagus, pertama sebenarnya itu, yang kedua adalah kami tidak
siap kalau suatu saat dia pake baju buka-bukaan
seksi
Seksi iya, karena itu mengundang …
Karena itu mengundang juga
Dan itu bener-bener mengundang, Dan itu bener-bener
mengundang, pelan-pelan ngasi tau sampai akhirnya protes.
Protes pun saya biarkan dalam arti dia suatu saat akan tahu
bahwa itu tidak, jadi waktu rame-rame di TV dan sebagainya,
„nah kamu lihat, dia ngedancenya, wanitanya pake apa? Suatu
saat kamu mengatakan, saya gak akan pernah pake begitu bu,
tapi koreografer itu kalo suatu saat kamu bekerja, gak bisa.‟,
kita bilang begitu, kemudian ada hal-hal misalnya seperti tenis
atau voli itu, ada yang pake, saya terus kemudian mereka yang
perempuan pada pake celana pendek-pendek, yang laki-laki
panjang, kemudian saya bilang, „kenapa ya yang laki-laki bisa
pake celana panjang yang wanita pake celana segini itu. Jadi
kalo pergi keluar lihat yang seperti ini, bajunya seperti ini,
ngapain sih, „kalau kalian sih nggak papa, kulitnya putih, kalau
Orangtua berhati-hati dalam
Bu C pernah suatu kali sangat marah
mengekspresikan
kepada anak namun
kemarahan ke anak karena
mengekspresikannya secara hati-hati
anak zaman sekarang sulit
karena anak sekarang sulit diberitahu
diberitahu.
Bu C tidak setuju anak ngedance
karena takut nilainya buruk dan
tidak siap kalau anak memakai
pakaian yang seksi. Saat dilarang
anak akhirnya protes, kemudian bu
C mengajak anak melihat acara di
TV yang ada penarinya. Bu C
kemudian menunjukkan para penari
yang berpakaian seksi dan
menjelaskan walau anak berkata
tidak akan berpakaian seksi namun
bila tuntutan pekerjaan maka anak
tidak akan bisa menolak.
Bu C juga mengatakan bahwa anak
tidak cocok menggunakan pakaian
yang seksi karena kulitnya hitam
maka akan menakutkan
Orangtua melarang anak
menari karena menari
menggunakan pakaian yang
seksi dan menggoda dan
orangtua tidak siap melihat
anak berpakaian seksi.
Orangtua menunjukkan
contoh penari di TV untuk
membujuk anak berhenti
menari
Orangtua mengatakan
bahwa anak jelek bila
berpakaian seksi agar anak
245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
590
A :
C :
595
600
605
610
615
A
S
A
J
I
:
:
:
:
:
kamu menakutkan.‟, saya bilang begitu, jadi kalau memang dari
sisi baju, dari sisi seperti itu kami sangat membatasi …
Concern
Karena kami sendiri memang gak bisa mengawasi sangat detail
diluar, kami hanya bisa waktu ketemu dirumah itu sangat
terbatas, pagi kami sudah berangkat, nanti ketemu sudah sore.
Udah saling capek sendiri, pulang dia tidur saya bangun, dia
bangun saya tidur. Jadi sangat terbatas, jadi kadang-kadang
ceritanya ya pelan-pelan sambil makan, sambil dimobil itu
tanya, tadi gimana, gimana, jadi keterbatasan kami begitu.
Ya itu ada lagi yang mau menambahkan atau …
Ibu, jangan lupakan saya hehehe
Setuju? Ohh sudah, sudah, heeh tante, ya silahkan
Ben ngarang ndisik
Iya hahaha, kalau bicara pendidikan seks untuk anak, saya tadi
mikir, apa ya yang saya lakukan karena saya mikir, selama ini
saya membiarkan sepertinya semua itu ya seperti air yang
mengalir. Karena gini, saya punya tiga anak itu, masing-masing
wataknya berbeda dan berbedanya itu seperti agak bertolak
belakang, jadi kalo saya terapkan ini pada yang pertama, itu gak
masuk, saya terapkan ke yang kedua, yang saya anggap itu pas
untuk yang pertama, gak masuk. Jadi saya selalu biarkan semua
itu mengalir dulu. Pada saat ada peristiwa yang mungkin bisa
saya kasih keluasan, bicara dengan mereka, mereka cerita, baru
saya masuk, tapi ee satu hal yang saya pegang selama ini, bahwa
saya akan, selalu saya akan berperan sebagai seorang teman,
ketika anak saya membutuhkan teman cerita, dan saya bersikap
dan berperan sebagai seorang ibu, ketika saya harus
mengarahkan atau mungkin melarang gitu, jadi saya mesti keras,
tidak berpakaian seksi
Bu C merasa tidak bisa mengawasi
anak dengan seksama karena
memiliki waktu terbatas untuk
bertemu dengan anak sehingga
memberi PS saat makan atau
dimobil bersama-sama
Terkait PS, Bu I merasa bahwa
selama ini dirinya membiarkan
semua mengalir saja baru ketika
ada peristiwa yang pas maka Bu I
masuk memberi PS. Ini karena
ketiga anak Bu I memiliki watak
yang sangat berbeda sehingga cara
yang diterapkan di satu anak tidak
cocok ke anak yang lain.
Bu I berprinsip bahwa ia akan
berperan teman ketika anak butuh
tempat bercerita, dan berperan ibu
ketika perlu mengarahkan atau
melarang anak
Hambatan : orangtua
memiliki waktu terbatas
untuk bertemu dengan anak
Kapan : saat makan atau
dimobil bersama
Orangtua tidak membuat
suatu alur PS yang jelas
karena anak-anaknya
memiliki watak berbeda
sehingga membutuhkan
cara yng berbeda terkait PS
PS diberikan saat ada
peristiwa yang pas
Orangtua dapat berperan
sebagai teman dan orangtua
sesuai kebutuhan anak
246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
620
625
630
635
jadi mungkin agak power saya akan saya liatkan. Itu yang
selama ini saya lakukan. Soalnya begini anak saya yang
pertama, dia justru sepertinya gak tertarik cowok, sampe kadang
saya harus mancing-mancing dia, karena dia lebih ke arah , dia
kan emang sainsnya, jadi pikiran dia itu kayaknya pelajaran, dan
kebetulan dia memang sering ikut lomba dan dia memang sering
menang gitu ya, olimpiade dia juga ikut, kayaknya tu gak sama
sekali kepikir, yang penting belajar, kalo kemarin dia komputer
liatnya saya tu ndesain-ndesain jadi kayaknya malah justru perlu
dipancing, karena dia gak bisa. Ya yang kedua, kasusnya, justru
dia udah mulai tertarik sama cowok sebelum, saya pikir sebelum
saatnya, karena saya juga garisin ke anak-anak kalo bisa kamu
kelas 2 SMA, dalam artian dah kan ya udah umurnya 17 tahun,
kalo bisa, kalo berteman sama cowok terserah, maksud saya
kalau sudah 17, udah mulai sedikit dewasa, temen-temen yang
mereka ajak juga sudah dewasa itu akan mengurangi apa ya,
kekanak-kanakan yang ngawur gitu lho. Walaupun memang
kadang yang kedua ini sudah mulai pacaran, dia juga cerita tapi,
SMP dia sudah, jadi saya lihat karakternya beda sekali, akhirnya
Anak pertama Bu I, perempuan,
sepertinya tidak tertarik kepada
laki-laki. Menurut Bu I anaknya
lebih tertarik kepada pelajaran
sains, atau membuat desain
dikomputer. Bu I perlu memancing
dulu agar anak berbicara mengenai
ketertarikan kepada laki-laki
Anak kedua, perempuan, justru
sudah tertarik pada laki-laki
sebelum umur 17 tahun. Umur 17
tahun adalah umur yang dianggap
bu I sudah cukup untuk berpacaran.
Bahkan waktu SMP anak sudah
pernah pacaran.
saya perlihatkan itu yang pertama ketika dia ini, cuek aja gitu.
640
Tadi teteknya besar cuek gitu, jadi saya harus pelan-pelan kasi
tau dia, „bajumu harus pake ini gini‟,‟ahh udahlah ma, gak enak
juga.‟,„gak bisa, orang akan tertarik lihat kamu gede badannya.‟,
itu saya masuk disitu. Nanti waktunya mens, saya arahi. Tapi
adiknya mau mens dia sudah cerita duluan, „ma ini gini gini
gini.‟, gitu. Dia lebih ekstrovert gitu. Saya masuk. Ketika saatsaat seperti itu saya merasa, ini anak gak bisa sama, karena yang
kedua justru, emmm, karena dia mungkin gak, gak terlalu ke
Anak pertama bu I, cuek dengan
seksualitasnya, misal saat
payudaranya mulai besar dan
menstruasi perlu diarahkan bu I
dahulu. Sedangkan anak kedua
bahkan sebelum menstruasi sudah
mulai bercerita lebih dahulu
Pada anak yang tidak
tertarik dengan relasi
romantis, orangtua proaktif
memancing percakapan
mengenai topik itu.
Menurut orangtua usia 17
tahun adalah usia minimal
berpacaran
Saat anak cuek dengan
seksualitasnya, orangtua
proaktif mengarahkan
Isi PS : mengapa
mengenakan BH
Isi PS : menstruasi
Anak kedua bu I, saat ini menjadi
247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
645
650
655
660
665
670
pelajaran. Sekarang dia malah fotomodel, nah itu yang saya
mulai, tanpa tedeng aling-aling ketika dia ikut model saya mulai
pelan-pelan saya arahin, baju yang bisa kamu pake, kemarin dia
juga jadi model, gek entes juga pake buat bannernya, buat emm
apa kalender itu, tapi selalu kan baju yang diminta agak terbuka,
itu saya arahin dia, jadi kemudian dia bisa mengerti dan dia
mulai pake baju yang biasa tapi mungkin, vestnya atau
assesoriesnya dia tambahin, saya merasa disitu saya agak
keberatan, dan dia mengerti saya gitu. Kemudian anak yang
ketiga karena anak cowok, itu terus terang kasusnya lain lagi,
kalau saya lihat ini, dia masih seperti anak-anak jadi kadang tautau peluk saya dari belakang, maksud saya, saya kan kadang
risih juga hehehe. Karena karena, maaf ya itunya kalau nyentuh
saya, bukan dia yang risih, saya yang risih.
S : Hahaha
O : Hehehe
I : „mama!‟, terus peluk kayak tadi saya berangkat di cup cup cup
cup, „waduh dek isin saya disini di cup cup.waduh dek‟, „mama
tu dipeluk anaknya gak mau.‟, „mau sih mau saya peluk.‟, tapi
kan maksud saya kan dia sudah mulai SMP, jadi saya harus
mulai kasi pengertian dia, nanti kalau dewasa gimana, katanya,
„belum belum ma.‟, „nanti kalau kamu bilang begitu, pacarmu
liat gimana?‟, „aku ndak mau punya pacar.‟, nah cewek lho, „aku
ndak mau punya pacar.‟, ‟yaudah sekarang adek bilang gitu ya,
ndak papa, suk kalo udah nanti ya mama akan ingetin lho.‟, gitu.
Jadi saya gitu gitu. Terus papanya yang terus terang saya beri
jatah untuk anak cowok, karena saya merasa, yang dua cewek
ini lebih dekat ke saya, karena kalau mereka cerita papanya, ada
foto model. Bu I mengarahkan anak
agar tidak memakai pakaian yang
terlalu seksi dan anak menurutinya
dengan memakai pakaian yang
lebih biasa. Anak memahami
keberatan ibunya.
Orangtua mengarahkan
anak agar tidak memakai
pakaian yang seksi
Anak ketiga bu I, laki-laki,
walaupun sudah SMP, menurut bu I
masih seperti anak-anak karena
masih suka memeluk dan mencium
ibunya. Bu I kadang merasa risih,
terutama saat dipeluk dan kelamin
anaknya mengenai Bu I.
Bu I memberi suaminya tugas
untuk memberi PS kepada anak
laki-lakinya. Sedangkan anak-anak
PS diberikan orangtua
dengan jenis kelamin sama
dengan anak
248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
675
680
685
690
695
700
rasa malu.
O : Sama-sama cewek.
I : Heem, pertama malu tapi, „ndak papa nak, seperti ini ini.‟, „malu
saya‟, „ndak papa wis umum, setiap wanita pasti mengalami.
Jadi artinya dia mulai sama papanya tapi itu harus saya giring
gitu lho. Nah, papanya sekarang ndeketi yang laki, jadi itu yang
saya bilang tadi diawal, semua saya biarin ya apa adanya dulu,
pokoknya ketika ada kesempatan bicara, saya akan bicara gitu,
tapi satu hal lagi yang selama ini saya lakukan setiap pagi, setiap
pagi saya akan berdoa untuk anak saya. Dalam arti saya merasa
saya terbatas. Seperti bu B, saya bener-bener merasa, ya itu yang
akan saya lakukan dikemudian hari ketika anak saya besar nanti
ya, karena saya gak, karena sekarang saya dah merasa, Tuhan,
ada saatnya saya tidak bisa gitu lho, memantau, saya secara teori
saya ingin gini, saya jemput, saya pakaian saya ini, tapi ada
saatnya mereka itu ada momen-momen yang saya tidak bisa
awasi, dan momen itu saya takut setan masuk ketika saat yang
tepat gitu lho, apa, dalam arti tepat untuk menjatuhkan anak
saya, karena saya denger cerita banyak ya, tadi bu J udah banyak
cerita anak yang sampe di ….
J : Oyaa soalnya saya ngene, membina anak jalanan jadi …
A : Luar biasa ya critanya
J : Saya membina anak jalanan, begitu buuuanyak karakter
B : Kadang kasusnya gini bu, orangtuanya baik waktu ndidik, ndak
tau sama sekali anaknya
J : Ya itu lingkungan tadi saya bilang. Lingkungan diluar itu
kadang lebih jahat, kita itu dah bikin rantai, dan bikin pagar
yang sangat kuat, tapi ya satu iman itu nomor satu memang
perempuan ke ibunya karena malu
bila bercerita ke ayahnya. Namun
Bu I juga mendorong anak agar
mau cerita ke ayah juga dan saat ini
mulai bisa bercerita ke ayahnya.
Ada pembagian tugas antara
suami istri
Orangtua mendorong anak
untuk bisa terbuka
mengenai seksualitas
dengan orangtua dari jenis
kelamin berbeda
Bu I selalu mendoakan anaknya agar
dilindungi Tuhan karena Bu I
merasa dirinya terbatas dalam
mendidik anak. Dalam hati ingin
selalu mendampingi dan memantau
namun menyadari bahwa ada waktuwaktu dimana bu I tidak mungkin
bisa mengawasi dan anak bisa
berbuat menyimpang disitu.
Karena orangtua merasa
terbatas dalam mendidik,
mendampingi dan
memantau anak maka
orangtua mendoakan anak
agar dilindungi Tuha
Menurut ibu-ibu, orangtua
terkadang sudah mendidik anak
dengan baik namun lingkungan
diluar rumah memberi pengaruh
buruk kepada anak. Oleh karena itu
anak perlu memiliki iman yang
kuat dan kedekatan dengan Tuhan
Iman menjadi bekal penting
anak dalam menghadapi
pengaruh lingkungan
249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
705
710
715
720
725
O : Iya nomor satu
J : Diluar itu aduh bener, pengaruh pengaruh itu sangat
O : Makanya yang saya tekankan cuma itu, deket sama Tuhan itu
dah aman dah. Aktivitas gereja gitu
I : Kalo saya kan yang jelas ya ya doa ibu itu, „Tuhan hanya ini
yang bisa saya lakukan.‟, dalam arti sebagai ibu saya sudah
berusaha mereka, tapi diluar ada hal-hal yang diluar kemampuan
saya, Allah menyerahkan mereka pada saya, heeh, saya anggap
itu suatu kepercayaan tapi tolong Tuhan bantu juga, itu yang
selalu saya serukan. Dan sampai saat ini ya saya ya seperti ini.
J : Berserah dan berusaha
A : Iya. Tante ada yang mau ditambahin?
S : Ya
J : Ya cantik hehe
S : Terimakasih kalo mendengar pendidikan seks, memang sangatsangat, apa ya, miris kalau boleh dikatakan, karena saya sebagai
seorang pendidik, SD, dan sekarang anak-anak SD pun sudah
pinter begitu dari mulai kelas 1. Anak-anak itu sudah saya amati
karena saya kan sering jaga di UKS ya, seperti yang saya, akhirakhir ini saya sering melihat apa yang, anak-anak itu sesak
nafas, ini dan itu, ini dan itu, saya mempelajari dari berbagai,
dari berbagai kasus anak-anak yang sering datang ke UKS, ini
kenapa, saya gitu, kemudian ini saya cerita dari anak-anak,
pendidikan, memang saya mulai mendidik dari anak-anak, itu
memang harus saya tanamkan untuk pendidikan seks. Kalo
anak-anak itu biasanya memang terhadap orangtuanya itu
memang kadang-kadang malu, mau bertanya mau apa, tetapi
dengan gurunya kadang-kadang itu bertanya seperti, „bu bu kalo
misalnya …‟, tanya, „emm orang misalnya laki-laki terus sudah
Bu I selalu berdoa agar Tuhan
menolong Bu I menjagai anakanaknya karena ada hal-hal yang
diluar kemampuan Bu I.
Orangtua mendoakan anak
karena merasa ada hal-hal
yang diluar kemampuan
orangtua.
Bu S adalah seorang guru SD dan
dia mengamati anak-anak, terutama
yang masuk UKS, karena bu S
sering tugas jaga di UKS.
Menurut Bu S, PS harus dimulai
sejak anak-anak. Menurutnya,
murid-muridnya sering malu
bertanya kepada orangtua namun
kepada gurunya, anak lebih berani
bertanya, misalkan bertanya
mengenai orang yang sudah mimpi
PS perlu dimulai sejak
masih kanak-kanak
Anak-anak lebih berani
bertanya kepada guru
dibanding kepada orangtua
250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
730
735
740
745
750
755
mengeluarkan ini, sudah mimpi basah itu bisa nganu ya bu, bisa
menghamili ya?‟, jadi jadi bisa lebih fair, nah saya juga cerita
seperti itu, terus saya tadi baru saja menemukan kasus, anakanak kesesek sek seperti ini, „udah kamu sesek sekali lagi di
UKS saya bawa ke rumah sakit.‟, akhirnya saya bawa kerumah
sakit, tak periksa di UKS, „jantungmu gak papa, paru-parumu
gak papa.‟, walaupun saya bukan, saya kan guru olahraga bu.
Jadi, „kamu tu ada apa?‟, saya bawa kerumah sakit dokternya
mengatakan gak papa tu, terus nah itu saya kasus, tementemennya yang ndeketin saya, saya tanyai kenapa to temenmu,
ternyata anak ini sudah punya rasa suka terhadap cowok nah ini
berantai, cowok ini berebut untuk banyak cewek ternyata, ini
dideketi ini, ini malah dideketi ini, ini dideketi ini,
X : Hahaha
S : Yang sesek itu, mereka berdua ini, lho kog ini mereka berdua ini
ada apa. Nah setelah saya, baru tadi saya ketemu, ooo berarti
intinya dia itu, dia ini nangis, tadi sore ini nangis, baru tadi sore
ini nangis. „kamu nangis kenapa?‟, padahal cowoknya ada
disitu, ini kelas 6 sama kelas 5, terus udah mens. Sudah, ini saya
juga mengenai mungkin karena guru-guru yang diatas itu bapakbapak ya mungkin mendekatinya kurang ke anak-anak sehingga
memang untuk anak-anak itu kurang untuk bertanyanya juga
malu mungkin gitu lho. Nah dengan saya itu tu yo saya sambil
ngobrol ya sambil cerita, „lha nek bu S dulu gimana?.‟, lha saya
cerita dari situ. Nah dari itu memang kalo saya lihat untuk anakanak saya, mengenai pendidikan seks itu memang seperti yang
ibu-ibu sampaikan itu memang tidak begitu vulgar banget tetapi
saya hanya justru malah meneladani dari tetangga kanan-kiri
yang dia MBA dulu sebelum.. nah itu saya mengatakan, saya
basah dapat menghamili.
Bu S menemui kasus anak
perempuan yang mengalami sesak
nafas, kemudian anak itu dibawa ke
rumah sakit namun ternyata baikbaik saja. Ketika ditanyai anak
mengaku baik-baik saja, namun
saat bu S bertanya ke temantemannya, mereka bercerita bahwa
anak perempuan menangisi teman
laki-laki yang disukainya, karena
laki-laki itu menyukai perempuan
yang lain.
Menurut bu S, guru-guru lain
kurang dekat dengan anak sehingga
anak enggan bertanya karena malu
Saat murid bertanya mengenai
pengalaman bu S terkait
seksualitas, maka kesempatan itu
digunakan untuk memberi PS.
Bu S menggunakan pengalaman
tetangganya yang hamil diluar
nikah untuk mengingatkan anak
Orangtua menggunakan
kesempatan kerjanya untuk
memberi PS walau bukan
ke anak sendiri
Menggunakan pengalaman
tetangga sebagai contoh
untuk anak
251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
760
765
770
775
780
785
J
S
A
J
S
:
:
:
:
:
bukan bukan mencela ini anak siapa dan siapa, „buat kamu lihat
itu dia sudah, itu contoh kalo kamu tidak hati-hati masalah
seks.‟, dan anak saya memang bener bu, saya memang melarang
anak saya karena saya sendiri dulu teman saya cowok semua,
dari saya tu SD sampai saya sekolah SPG, atau tingkat SMA itu
saya gak pernah punya temen cewek main, semua temen saya
cowok, jadi saya saya lebih enjoy dengan temen bermain,
temen-temen cowok, tapi saya yang saya pake ee untuk saya tu
gini, „kamu tidak boleh menganggap saya itu pacar. jadi saya
menganggap kalian sahabat, kalo diantara kalian itu
menganggap saya itu pacar, kamu harus keluar dari
persahabatan ini.‟, saya begitu. Jadi teman itu merasa tidak ada
yang …
Punya komitmen!
iya
hihi
Lho komitmen ini nanti
Jadi itu ada seperti itu, lha saya ke anak-anak, „sekarang kamu
lihat itu tetangga anak itu kog sampe belum lulus SMA ini dia
sudah dropout, besok itu harus kejar paket untuk lulus SMA.
Nah kamu harus melihat itu karena apa? Itu pergaulan.
Orangtuanya bilang anak itu baik-baik saja, ini ini ini, ternyata
diluar seperti itu, itu yang jangan dicontoh.‟, nah terus anak
saya, „kamu boleh pacaran kalo nanti sudah lulus SMA.‟, yang
anak saya yang pertama memang setelah lulus SMA terus dia
baru, „bu aku gak punya pacar sendiri, aku malu ni sebetulnya
gitu.‟, „lho aku tu sebetulnya pengen kamu punya pacar tapi
kalau sudah lulus SMA boleh.‟, ternyata lulus SMA dia dapet
cowok juga istilah e meminta kepada saya, „bu kalo saya dengan
akibat bila tidak hati-hati dengan
seksualitas.
Bu S semasa SD sampai SMA tidak
memiliki teman bermain
perempuan karena lebih nyaman
bermain dengan laki-laki. Namun
dalam pertemanan itu dia meminta
agar tidak ada yang mengganggap
dia pacar, hanya sahabat saja.
Bu S mengingatkan anak-anak
untuk menjaga pergaulannya. Dia
juga meminta anak untuk pacaran
setelah lulus SMA saja. Sewaktu
SMA anak pernah mengeluh malu
karena belum punya pacar namun
Bu S tetap memotivasi agar anak
menuggu sampai lulus SMA.
Ternyata setelah lulus SMA anak
pun mendapatkan pacar. Saat anak
punya pacar.
Isi PS : menjaga pergaulan
dengan lawan jenis
Usia minimum berpacaran
adalah lulus SMA
memberi rambu-rambu
berpacaran.
252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
790
795
I
H
J
S
800
805
810
815
J
S
A
J
S
J
S
J
S
putri ibu bagaimana?‟, ya saya, pokoknya gini, saya memberi
rambu-rambu gini gini gini, orang pacaran itu baru namanya
penjajakan, anak saya juga gitu, ya kalo besok jadi suami istri
kalo ndak? Karena pihak perempuan ini adalah pihak yang
paling dirugikan
: riskan
: Dirugikan
: Iya bener sekali
: Saya sudah sebutin, pihak perempuan itu pihak yang paling
dirugikan, begitu kalian kehilangan keperawanan itu adalah
sudah fatal seumur hidup dan tidak bisa diulang, saya begitu,
terus anak-anak saya jadi tahu istilah orang jowo, „penak e
sakdulit, rekasana saklangit.‟, itu juga yang saya tanamkan …
: Itu dulit e jentik po driji bu?
: Yo sakdulit yo sak mono
: Hahaha
: Nek jentik sitik e.
: Yo pokoke …
: sakdurung e sejentik wis
: Ya boleh
: Biar gak tegang lah. haha
: Sedulit gitu, tapi rekosone selangit. Nah karena, „wah nek gini tu
pengen e nikah muda ya?‟, apalagi nikah muda, banyak contoh
nikah muda itu akhirnya ditengah-tengahnya putus, cerai dan
sebagainya, ini yang agak membuat kita itu kadang-kadang,
beberapa anak tu kadang gak habis pikir lho, „kamu itu mau
menikah muda itu maunya apa?‟, saya juga nikah muda umur
21, tapi suamiku kan sudah tua ya, kacek 10 tahun sama suami
saya, dan itu sudah istilah e dewasa, saya gitu. „Saya ndak papa
Isi PS : pentingnya menjaga
keperawanan
Bu S menekankan pentingnya
menjaga keperawanan karena
kehilangan keperawanan
merupakan hal yang fatal dan tidak
bisa dikembalikan. Bu S juga
menasihati anak-anaknya bahwa
hubungan seksual pranikah hanya
„enak sebentar, menderita lama‟.
Bu S juga mengarahkan anak
mengenai resiko menikah muda
yaitu banyak yang cerai, kemudian
karena masih muda masih sulit
bertanggung jawab sehingga akan
merepotkan orangtua saja.
Orangtua memandang
kehilangan keperawanan
sebagai hal yang fatal
Orangtua memberitahu
anak bahwa kenikmatan
seksual hanya sebentar
namun konsekuensinya
lama.
Isi PS : menikah muda –
resiko dan kesulitannya
253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
820
825
830
835
840
845
og, wong sudah ada yang tanggungjawab.‟ saya gitu, „Tapi kalo
kamu masih masa-masa sekolah ndak ada yang tanggungjawab,
yang rekoso itu orang tua.‟, saya gitu ke anak-anak. Makane
tidak anak laki-laki tidak anak perempuan, saya menerapkan
sama tentang pendidikan seks, jadi pihak laki-laki pun kamu
juga gak boleh main-main sama anak perempuan orang, saya
gitu karena anak perempuan itu, yang saya titik berat, anak yang
paling dirugikan kalo sudah sampai jauh dalem gitu lho. Terus
ingat itu firman Tuhan bahwa mengatakan bahwa kalo kamu,
kalau bisa kamu jaga keperawananmu, kalo laki-laki ya
keperjakaan kamu tu kamu jaga sampai kamu diberkati di
gereja, itu paling aman dan itu paling membahagiakan, kalau
anak ini lahir dari hubungan yang belum kita inginkan, itu akan
menanggung dosa seumur hidup dan itu penyesalan yang tidak
bisa dibeli dengan apapun, saya cuma bilang begitu, jadi anakanak tahu. Jadi untuk anak-anak saya tidak begitu sering, tapi
untuk pakaian memang saya, kamu gak boleh pake pakaian ini
misalnya, sini ne ketok, kenene, kalo pakaian ya ke tempat mana
kamu mau ke tempat mana. Kalo mau ke renang kamu pake
pakaian renang ya yang baguslah, maksudnya ya yang kalo
kamu mau ini keliatan pahanya ya kamu pake celana street ato
apa tapi memang itu pakaian renang saya tidak papa, tapi untuk
berpakaian kamu nengon, menggon papan,
J : Empan papan
O : Dimana kamu harus bertampil, ya
S : Ngempan papan iya, dimana kamu harus tampil gimana, jadi
saya, anak saya itu memang kemana-mana, perempuan saya
punya yang pertama itu, saya tidak khawatir mengenai ee untuk
apa ya, pergaulan, saya cuma kasih ee karena saya di keluarga
Bu S menerapkan pendidikan seks
yang sama kepada anak terkait
menjaga relasi dengan lawan jenis.
Bu S mengingatkan bahwa bisa
menikah dan diberkati digereja
merupakan pengalaman yang
membahagiakan. Bu S juga
mengatakan bahwa anak yang lahir
dari hubungan yang belum
diinginkan akan menanggung dosa
seumur hidup dan penyesalan.
Orangtua memberikan PS
yang sama kepada anak
laki-laki dan perempuan
terkait relasi dengan lawan
jenis
Orangtua memandang bisa
menikah di gereja sebagai
pengalaman yang
membahagiakan
Anak dari hubungan seksual
pranikah akan menanggung
dosa dan penyesalan
Orangtua tidak ketat
mengatur cara berpakaian
anak
Mengenai pakaian anak, Bu S tidak
terlalu ketat mengatur. Bu S hanya
berpesan agar anak bisa
menempatkan diri dengan tepat.
Jadi tahu penampilan yang pas
untuk tiap kesempatan.
Bu S memberi arahan kepada anak
pertamanya yang perempuan,
Bu S mengarahkan anak
agar berpakaian yang sesuai
dengan tempat yang dituju.
Isi PS : cara membela diri
bila ada laki-laki yang mau
254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
850
855
O
J
A
O
:
:
:
:
860
S
J
X
S
:
:
:
:
865
870
875
ABRI, „kalo kamu mau dijahati orang, pertama kamu gak usah
teriak,‟, kalo teriak itu membuat orang semuanya kaget, „kalau
perempuan, yang kamu bisa, tendang bagian bawah.‟, cuma itu.
Biasane disikep tangan, ABRI ne dipake itu bu, itu, itu, itu, itu
harus kamu patuhi, dan itu melemahkan kaum laki-laki
Selalu bagian itu yang ditendang.
Itu memang kelemahannya.
Kelemahannya, ya ya.
Saya juga gitu, anak-anak saya yang SD saya kasi tau begitu,
„pokoknya kalo ada apa-apa ditendang gitu.‟, bagian itunya
Ya gitu, jadi ndak usah njerit ndak apa-apa
Pokoke nendang kui wis
hahaha
Jadi anak-anak saya ya udah kemana saja, pergi, „kemana
kamu?‟, „ke nananana.‟, „pokoknya saya sangu doa, iman saya
kepada Tuhan dan kamu ingat bahwa dosa seksual itu kalau
memang belum diberkati sama Tuhan itu dosa yang tidak bisa
diampuni.‟, istilahnya begitu, yo walaupun bisa diampuni tapi
itu untuk hati ini tu sampai kapanpun gak bisa tenang begitu,
jadi anak-anak sampai sekarang tu ya aman-aman saja. Tapi
anak yang cowok ini yang saya memang agak khawatir ya,
karena dia lain pergaulannya, dia pulang, kadang-kadang pulang
malam, gak ketemu sendiri sama saya, tapi saya selalu
mengatakan, „bu, percoyo o sama saya.‟, „ibu pokoknya ngasi
kebebasan pada kamu tapi bukan kebebasan dalam artian kamu
bergaul dengan anak-anak yang ini, terus kamu punya pacar,
punya ini, kamu punya pacar ya?‟, „nggak.‟, „cuma pokoknya
kamu manfaatkan masa anak-anak dan masa-masa remaja kamu
itu dengan sebaik-baiknya, jangan sampai masa-masa ini
bahwa bila ada laki-laki hendak
berbuat jahat kepadanya maka tidak
perlu berteriak tetapi tendang
bagian kemaluannya saja
berbuat jahat
Bu S mengingatkan anak-anaknya
bahwa dosa seksual itu tidak bisa
„diampuni‟ dalam arti hati tidak
akan pernah tenang.
Orangtua memandang
orang yang sudah
melakukan dosa seksual
tidak akan pernah tenang
Bu S agak khawatir dengan
pergaulan anak laki-lakinya, namun
bu S belajar mempercayai anaknya
dan menasihati anak agar
memanfaatkan masa remajanya
dengan baik
Orangtua khawatir dengan
pergaulan anak namun
mencoba percaya kepada
anak.
Isi PS: nasihat untuk
menggunakan masa remaja
dengan baik
255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
880
885
890
895
900
O : Hilang
S : Kamu hilangkan dengan kamu hanya senang sesaat. Jadi jangan
pesta seks dengan apa, minum.
O : Dan yang pasti saya tekankan kepada anak perempuan saya,
„jangan sekali-kali datang ke rumah cowok,‟, nah itu, „harga diri
kamu hilang.‟. Jadi makanya anak saya sampe sekarang sing
besar itu apapun dia disuruh temennya, dia gak mau, kecuali
kalo misalnya belajar kelompok. Dia itu kalo belajar kelompok
mesti tanya, karena sejak SD saya sudah terapkan itu, jadi kalo
belajar kelompok lihat, dirumah ada siapa, ada orangtuanya
ndak, ada ada, kalo ndak, sekalipun ada kakaknya, kalo cowok,
dia udah gak mau. Karena seringkan saya denger kasus yang dia
datang kesitu tau-tau orangtuanya itu, akhirnya yang diperkosa
bapaknya sama temen-temen itu kan.
J : Iya heem
O : Lha itu, saat-saat begitu saya munculkan, sehingga akhirnya dia
J : Kalau jaman sekarang memang ngeri, kita bicara seperti itu,
haduh, gak da habisnya, rentang …
A : Gak da habisnya ya kasusnya
O : Dan ini juga baru ini tadi saya denger, tujuh anak mahasiswa di
H : Pesta ganja di jogja
S : Pesta ganja
O : Pesta ganja dan nganunya gula digerenceng ya
J : dibungkus
O : Padahal anak saya kan baru pamit kemarin, „bu, ini nanti ..‟,
kebetulan kan dia punya, Gm tu kan punya kelompok dari SMA,
saya salut gitu. Jadi temennya itu satu kelompok itu hanya pergi
bareng itu tok terus, deket banget, jadi punya pacar ya cerita, lha
nanti dianya cerita, „bu ini tadi gini gini gini.‟, jadi dia selalu,
Bu O mengarahkan anak
perempuannya agar jangan pergi ke
rumah laki-laki, karena hal itu
menghilangkan harga diri. Anak
sampai sekarang tidak pernah main
kerumah laki-laki kecuali belajar
kelompok, dan itupun harus ada
orangtua temannya itu baru mau.
Bu O takut karena mendengar
berita-berita pemerkosaan
Anak perempuan bu O hendak
pergi ke semarang bersama dengan
teman-temannya, bu O mengijinkan
namun mengingatkan anak agar
Isi PS : anak perempuan
tidak boleh main kerumah
laki-laki
Berita pemerkosaan yang
didengar orangtua membuat
orangtua takut
Orangtua mengingatkan
anak agar tidak percaya
sepenuhnya kepada teman
karena teman bisa berniat
256
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
905
910
915
920
925
930
X
O
I
O
J
A
J
:
:
:
:
:
:
:
A :
J :
setiap perkembangan dia selalu kan cerita terus, entah cerita
sahabatnya ke saya, entah ini kan, ngerti semua kan. Dia baru
cerita, „bu ini saya mau ke Semarang bareng-bareng.‟, „oh ya
boleh, ndak papa, tapi inget satu.‟, „iya.‟, terus saya denger
berita, „Gm, ibu boleh, tapi inget kalo ada dikasi permen tu hatihati.‟. Karena apa, karena sekarang itu melalui teman, jadi kita
tidak boleh percaya penuh sekalipun itu sahabat, jangan percaya
penuh. „ibu tu gimana sih, dulu katanya namanya sahabat kan
begini.‟, „kita bisa percaya tapi jangan percaya penuh cuman itu,
karena sahabat pun itu manusia.‟, saya bilang gitu kan, „yang
saudara aja bisa benci, ya kan, apalagi teman.‟, saya bilang gitu
kan, jadi tetep hati-hati, saya bilang gitu. „oh iya bu.‟, akhirnya,
„yaudah ceweknya berapa?‟, „ceweknya tiga bu.‟, „cowoknya?‟,
„cowoknya empat.‟. Yaudah kalo ganjil gak papa
Eh? hahahha
Iya saya gitu hahaha kalo ganjil gak papa, saya bilang gitu
Kalo genep gak boleh. haha
Genep gak boleh
Soal e kalo genep kan pasangan-pasangan kan gitu
Lha ya itu.
Tapi saya mungkin menambahkan sedikit, ee bahwa kita juga
harus menyadari disini, ini saya bicara secara umum ya, kalo
anak-anak kita itu bukan anak-anak kecil lagi. Jadi cara
penyampaian kita pun mungkin harus juga dewasa
Cara penyampaiannya dewasa itu gimana?
Jadi kita juga memberikan satu kepercayaan ke anak. Karena
kalo anak diberi satu kepercayaan, maaf saya bukan kotbah,
saya hanya cerita pengalaman, kalo anak kita diberi satu
kepercayaan itu akan lain juga dengan kita mendoktrin, kowe ra
berhati-hati dan tidak percaya
sepenuhnya kepada teman. Saat
anak protes, bu O menjelaskan
bahwa teman kadang juga bisa
berniat jahat sehingga anak harus
berhati-hati. Bu O juga lega saat
tahu jumlah total yang pergi dengan
anaknya itu ganjil sehingga tidak
bisa berpasang-pasangan.
jahat juga.
Orangtua menganggap saat
anak bepergian dengan
teman dalam jumlah ganjil
itu aman karena tidak akan
berpasang-pasangan.
Menurut bu J saat anak-anak sudah
tidak kecil lagi maka orangtua perlu
memberikan kepercayaan kepada
anak, sebab bila orangtua terlalu
mengekang anak maka justru anak
akan memberontak. Dengan
Apabila anak sudah remaja
maka orangtua perlu
memberi kepercayaan
kepada anak dan tidak
mengekang agar anak tidak
memberontak
257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
935
S :
C :
J :
940
945
B :
J :
S :
950
955
J :
S :
J :
S :
O :
960
J :
O :
ngene, kowe ra ngono, itu akan fatal malahan dan akan 180
derajat yang akan terjadi. Itu sering terbukti
betul
Iya
Dan kasus-kasus diluar seperti itu, orangtua terlalu strict saking
le wedi, ati-ati nih, monitornya sangat wohh bener-bener
dipasung nih. Tapi justru diluar keingintahuannya gede banget si
anak itu. Jadi kita harus menyadari, oh yo anakku saiki wis
dewasa e, anakku wis remaja, anakku wis menginjak, jadi
dimana kita juga harus memberikan satu kepercayaan yang
mana anak itu nantinya akan, „orangtuaku memberikan suatu
kepercayaan berarti aku harus seperti ini.‟
Harus jaga
Anak saya dah pinter kog ya bu. Jadi tau tau,
buka internet juga gitu, „kamu buka internet macem-macem,
kamu tahu ee … „
Abang ijo itu dah tau, abang ijo kuning itu anak saya dah tau
„Itu memang gak tabu, lebih pinter tapi kamu pokoknya itulah
sebagai gambaran, dan itu boleh kamu lakukan besok.‟, saya
gitu, tapi saat ini cukup ngerti aja ooh seperti ini to.‟
Kembali ke iman tadi, kita kembalikan ke iman
Iya kembali ke iman. Sebenarnya seksual yang sehat itu seperti
apa to. Nahh
Jadi puji Tuhan, karena saya kebetulan intinya juga cuma satu,
anak ini kalau sudah dipegang Tuhan, dia akan aman
Dilindungi. Pasti iya
Dalam artian pola pikirnya. Kita sekalipun ngekengnya kayak
apa tapi kalo anak itu kita bebaskan tanpa deket sama Tuhan itu
akan sia-sia, saya mikirnya seperti itu
diberikan kepercayaan maka anak
akan menjaga kepercayaan yang
diberikan orangtuanya.
Saat anak diberi
kepercayaan maka orangtua
berharap anak akan
bertanggung jawab kepada
kepercayaan itu
Menurut ibu J dan S anaknya sudah
mengerti batasan-batasan dalam
berperilaku
Orangtua merasa bahwa tanpa
keimanan anak yang baik, sebaik
apapun orangtua mendidik maka
anak bisa terjerumus melakukan
perilaku seksual menyimpang.
Orangtua mengetahui
apabila anak sudah tahu
batasan berperilaku
Menurut orangtua keimanan
penting dimiliki anak agar
tidak berperilaku seksual
menyimpang
258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
965
970
975
980
985
990
995
J : Karena lepas kita juga kan
O : Iya bener, saya sekarang juga dinyamankan dengan itu tadi,
anak saya yang pertama yang saya pegang. Lha adik-adiknya
kan pada ngikut.
J : Tut wuri handayani
A : Haha
O : jadi saya ..
S : Dan biasanya contoh, contoh dari keluarga inilah yang sangat,
sangat sangat, saya soalnya single parent bu, saya single parent
dan memang anak saya itu „ibu gak boleh nikah lagi kalau saya
belum nikah.‟, nah itu saya terapkan, jadi saya yo, kadang ada to
seorang ibu yang sudah ditinggal bapak, terus cari lagi laki-laki,
mau masukkan ini juga sebagai contoh bu, kalo ibunya gak
macem-macem, anaknya akan ngikut, tapi kalau ibunya, saya
banyak melihat kasus, kalau ibunya macem-macem, anaknya yo
ra karu-karuan, ikut.
J : Ini bukan tut wuri handayani, nek ini tut ngetutke mburi
mbebayani.
S : Nah itu, jadi saya yo wis waduh yo, saya nurut anak. Benerbener saya gitu, gak boleh nganu, misal saya cuma diguyoni
digereja diapa ibu karo ini, „piye ibumu karo kae?‟, anak saya yo
cuma senyum aja, saya juga ngapain to dibuat stress saya gitu.
J : Karena dua peran, dimana harus menjadi seorang ayah, dimana
seorang ibu, seorang teman, asal tidak satu bu, seorang kapiten
X : hahahaha
J : Harusnya mbak A yang ngelucu, piye tha mbak A ki.hahaha
A : Lho saya cuma moderator haha. Kan ini sudah jalan
J : Moderator harusnya hidup
A : Hehehe ini sedang melihat ibu-ibu udah oke
Bu O merasa aman karena sudah
memegang anak pertama dan adikadiknya hanya perlu meneladani
saja.
Anak Bu S tidak mengijinkan
ibunya menikah lagi sebelum
anaknya menikah. Ibu S menuruti
permintaan anaknya karena
menurut pengamatan Bu S terhadap
keluarga single parent, bila ibunya
perilakunya aneh-aneh maka
anaknya pun akan berperilaku aneh.
Menurut Bu I teknik pelukan itu
Teladan baik dari orangtua
maupun saudara tua
membantu anak agar tidak
melakukan perilaku seksual
menyimpang
Pelukan orangtua
259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1000
1005
1010
1015
1020
1025
I : Eh eh yang selama ini saya rasakan sendiri banyak manfaatnya
itu teknik pelukan
B : iya
J : Pelukan kasih ya
I : Waktu anak saya pulang dia marah, udah saya biarin, „mami tu
lho gini.‟, saya peluk, akhirnya tu mandek sendiri
J : lilih
I : Akhirnya dia malah, „ma sini ma, deket aku ma.‟
J : Nangis. Pelukan
I : Dah gitu baru
O : Baru ngomong
I : Baru mau bercerita.
J : Iya memang gak bisa dikasar
O : Lho saya tu sampe sama anak yang Gm, kalo sama Gm, kalo
saya dah ngeliatin agak gimana gitu kan, dia kan juga pasti ada
perasaan seneng sama cowok, cowoknya juga ganteng gitu kan,
baru pendekatan tapi karena pertamanya saya sudah
menekankan harga diri tadi ya, sehingga dia juga, „pokoknya
kalo saya nduluin ya gak.‟, saya gak mau gitu kan. Jadi tetep ada
bates-bates kan gitu. Jadi kalo dia nanti dari belakang tak peluk
gini, akhirnya ya terus cerita
J : Ilmunya ini ilmu apa? Ilmu teletubbies. berpelukan
X : hahaha
J : Ilmu teletubbies, berpelukan kan gitu.hahaha
O : Dan kebetulan bapaknya, bapaknya itu ….
J : Aku seneng e, mirsani bu Bambang. hahaha Kalem
O : juga tipenya hampir sama. Itu apa namanya, kalo sama
bapaknya, ehh bapaknya kalo sama anak-anak juga gak malu-
banyak membantu dalam berelasi
dengan anak. Pernah anak pulang
dalam kondisi marah-marah
kemudian dipeluk bu I akhirnya
reda amarahnya dan menceritakan
isi hatinya.
menenangkan anak
sehingga anak merasa dekat
dan mau terbuka mengenai
kehidupannya
Bu O juga memiliki pengalaman
serupa dimana saat anak dipeluk
maka anak kemudian akan
menceritakan ketertarikannya
kepada laki-laki.
Suami bu O juga tidak malu-malu
dengan anak-anak bahkan sering
Saat orangtua tidak malu
menunjukkan afeksinya ke
anak, maka anak tidak akan
malu terbuka ke orangtua,
260
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
J :
1030 O :
J :
1035 S :
J :
1040
A :
1045 J :
A :
1050
C :
malu karena gak untuk mencari keuntungan, jadi sekalipun
sudah dewasa, dia sudah dewasa, karena kalo tidur kan kadang
dipeluk
dicium
Jadi dia juga terbuka, apapun yang dialami, itu dia gak malu
untuk cerita sama bapaknya.
Dan tidur pun saling berpamitan itu pun bagus, dan itu terjadi
juga saya sama anak-anak. Siapa yang mau tidur dulu pamit,
pamit, karena kita punya kamar sendiri-sendiri, jadi ini ini ….
Saya campur. haha
Ini artinya, ini lho bukan artinya saklek ini, „tidur duluan ya
ma.‟, „dek aku tak tidur duluan ya.‟, itu bagus karena itu untuk
menjalin suatu komunikasi. Dari yang kecil, ini dahsyat bu,
dahsyat magnetnya gede komunikasi seperti ini. Dahsyat banget,
dari yang kecil-kecil itu kalau kita terbiasakan, hal hal yang
kecil akhirnya pun yang besar tidak melebar gitu lho, tidak
menjadi suatu permasalahan yang gede. Kecil, „aku tak tidur
duluan ya.‟, aku pamit masuk kamar dulu‟ …
Berarti …
Kalo jawa, maaf kalo jawa apa bu B? kode etik. Didalam
keluarga juga harus ada kode etik. Kembali ke harga diri
Kalo tadi kan berarti menginikan komunikasi didalam keluarga
ya, menanamkan komunikasi? Untuk menceritakan ehh untuk
memberitahu tentang pendidikan seksual gitu. Kira-kira berarti
apakah ada hambatan gitu-gitu enggak ibu-ibu? Maksudnya …
Ya sebelum ditambahkan ya, atau ini kalo ini kita sebenarnya
seperti kami yang waktunya sangat terbatas itu adalah
membangun kepercayaan
memeluk juga anak-anaknya
sehingga anak pun tidak malu
bercerita kepada ayahnya
Menurut bu J, komunikasi dengan
anak itu dibangun dari hal-hal kecil
seperti berpamitan sebelum tidur.
Hal-hal kecil ini membantu
keluarga untuk terbiasa
berkomunikasi sehingga saat
mengkomunikasikan hal besar tidak
kesulitan.
walaupun berjenis kelamin
lain.
Orangtua perlu terbiasa
berkomunikasi dengan
anak, dimulai dari hal kecil
agar saat membicarakan hal
besar tidak canggung.
Bu C memiliki waktu yang terbatas
261
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
J : Ya itu membangun kepercayaan, perlu itu.
1055 C : Yang kita bangun adalah kepercayaan, jadi kalo suatu saat, kita
yakinkan kita itu gak bisa ndampingi, suatu saat hanya kita kasi
tau eh, kami kebiasaannya kalau habis mandi itu kami masuk
saat teduh, tapi walaupun masih sendiri-sendiri tapi lama-lama,
„ini kapan saat teduhnya?‟, jadi diingatkan terus, jadi
1060
membangun kepercayaan, sampai kembali ke pembinaan
imannya tanya aja, „saat teduhnya gimana?‟
O : Membahas. Mungkin itu yang paling dasar ya. Dasarnya itu
deket pada Tuhan.
J : Ya itu iman, kembali ke iman itu kan pas ya. Kalo dipetani, di
1065
onceki, bicara iman paling kita nginep disini dua hari gak
rampung, seminggu gak rampung. Jadi yang jelas kuncinya
iman, kepercayaan. Kesimpulannya hari ini kan gitu
C : Dan satu yang saya tekankan sama anak saya, kalo kamu dirayu
laki-laki entah sudah pacaran atau belum, pastilah laki-laki itu
1070
bilang papi sakit, mesti memaksa, kamu sendiri yang harus kuat.
Wanita yang harus kuat karena apapun yang akan disalahkan
perempuannya, dan setelah itu laki-laki biasanya lupa. Lupa,
jadi itu yang saya tekankan sama anak-anak. Jadi sama anak
saya, jangan sampai kamu kena rayuan. Walaupun dia bilang
1075
„sakit.‟, dan sebagainya. Nanti kalo kamu punya pacar ….
J : Lha iyo, penak e sakdulit, rekooosooone saaaaklangit.
A : Iya saya juga jadi belajar ini. hehe
J : Iya
C : Iya bu J bener ini. Itu terjadi pada pasangan muda yang
1080
sebenarnya pada waktu itu belum nikah, jadi memang tapi, jadi
memang tidak bersetubuh….
J : Bersetubuh itu ada
untuk bersama anaknya sehingga ia
berfokus pada membangun
keimanan anak. Hal ini dilakukan
dengan saat teduh bersama
sekeluarga
Orangtua yang memiliki
waktu terbatas dengan anak
akan berfokus pada
membangun keimanan anak
karena keimanan adalah
dasar.
Menurut bu O dan bu J, keimanan
merupakan hal yang mendasar
Bu C menasihati anaknya agar kuat
melawan rayuan laki-laki, karena
biasanya perempuan yang
disalahkan jika terjadi aktivitas
seksual yang menyimpang.
Isi PS : perempuan harus
kuat melawan rayuaan lakilaki
Bu C pernah menerima pengakuan
pasangan muda bahwa dirinya
hamil walaupun tidak bersetubuh.
Bahkan kelamin laki-lakinya tidak
262
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1085
1090
1095
1100
1105
1110
C : Minta maaf, memang tidak bersetubuh jadi akhirnya
pengakuannya, malah saya terkejut, pengakuannya ke saya
karena tiba-tiba harus nikah nanti. „kog bisa ya mbak C, kenapa,
saya tu gak bersetubuh lho tapi kog bisa hamil ya.‟, gitu, jadi
terus akhirnya malah pengakuannya ke saya, „yaudah kalo
begitu itu bisa terjadi.‟, bahkan dia tidak nempel dicelana bu,
minta maaf, jadi agak jauh dengan vagina begitu, tapi karena dia
terus tidur mungkin kakinya gitu, pas masuk
J : Pas masa subur
C : Yah jadi karena ….
J : Jadi pas masa subur, sperma …
A : Iya iya
O : Atau ini, katanya renang, renang itu bisa
C : Ya makanya saya bilang tadi, saya bilang sama…
S : Kalo renang
J : Kalo renang kayaknya enggak, karena renang udah …
I : Airnya udah …
J : enggak bu, kalo renang enggak. Sperma itu keluar mati
S : Sperma itu keluar, berapa detik atau berapa hari itu sudah mati
O : Soalnya misalnya kan itu pernah ada isu
J : Oh enggak kalo renang enggak.
S : Kecuali dia didalam renang dia melakukan
X : Hahaha
J : Bisa juga bu …
O : Soalnya kan sempat saya kan denger itu lho, makanya saya
J : Nah simpang siur
O : Simpang siur
J : Jadi saya pribadi sepengetahuan saya, ehh selama
pendampingan ini kalau renang gak papa, jadi sperma itu sudah
menyentuh celana. Namun ini
mungkin terjadi ketika tidur ada
sperma yang masuk.
Ibu-ibu berdebat apakah bisa hamil
jika ada sperma di kolam renang.
Akhirnya disepakati bahwa itu
tidak bisa terjadi kecuali
berhubungan seksual di kolam
renang karena sperma yang keluar
akan segera mati,
263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1115
1120
1125
1130
1135
1140
mati dalam waktu sekian detik
C : Kaporit semua itu
J : Kalau yang saya ceritakan awal yang , yang sering saya tangani
dan akhirnya terjadi seperti itu, iya, karena satu, si perempuan
itu di masa subur, kedua, namanya berjuta-juta sperma itu, satu
dimasa subur ketemu indung telur, udah pembuahan terjadi. Itu
tidak harus bersetubuh. Dan berarti sehat sekali.
O : Ya itu makanya saya bingungnya juga itu, kan sempat itu ada
yang hamil katanya renang tuh, trus satunya ada …
J : Berapa lama dikolam renang, dia melakukan itu hehe
S : Memang ekstrim
O : Terus ada heeh, artinya ada penjelasan lagi bahwa sperma itu
sebenarnya keluar dari itu sudah ….
J : Sudah mati
S : Itu baru ditanyakan anakku tadi disekolahan, bu nek renang, ya
renang itu kalo, woo ini kelas 4, kelas 5 ya bu, tanya
J : dah mens yo
S : Ya udah mens karena …
J : Sekarang dah pada mens lho
S : „aku tu kenapa to bu, kog kalo mau mens seperti ini, seperti itu.‟
tanyanya malah ke saya, „yo masing-masing orang itu bedabeda, itu kodrat wanita, kalau sudah sakit ya biasa, kamu jangan
dimanjakan badanmu, nanti kamu akan lemah terus.‟, saya
bilang begitu, „itu kodrat wanita, sampai kamu menopause nanti
akan mengalami seperti itu.‟, saya gitu. Nah itu tadi terus tanya
tentang kehamilan kehamilan gitu, „nek renang gimana bu?‟,
„lha sperma itu kan …‟, „sperma itu apa bu?‟, „lha laki-laki kalo
mengeluarkan mimpi basah ya gitu.‟, ya saya tak jawabi terus.
J : Ini bicara masalah mens, mungkin karena ibu disini punya putri-
Di sekolah, Bu S ditanyai muridnya
mengenai menstruasi. Ia
menjelaskan bahwa itu adalah
kodrat perempuan. Murid kemudian
juga bertanya mengenai kehamilan
saat berenang. Bu S kemudian
menjelaskan mengenai sperma.
Orangtua sebagai guru,
memberi PS kepada siwa
yang bertanya
Isi PS ke murid :
menstruasi, kehamilan saat
berenang, sperma
Orangtua perlu waspada
264
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C :
1145 J :
1150
A :
J :
1155
1160
1165
S :
J :
putri gak ada jeleknya kalau saya sampaikan. Jadi kalau ada
putri, entah itu kelas 5 SD, kelas 6 yang sudah mengalami
menstruasi.
Sudah mau dewasa
Mau mens sakit, tidak teratur mensnya, kita harus waspadai itu,
terus kita ke spesialis kandungan, kita cek, karena itu larinya ke
kista. Kemarin ada seperti itu, kelas 6 harus operasi kista, jadi
kista itu tidak menyerang ibu-ibu yang punya anak tok, enggak.
Tidak. Dan satu lagi yang perlu dipahami disitu adalah kanker
servik, nah misalnya anak-anak putri kita, ditempat umum
kamar mandi juga harus jeli kita pemberitahuannya, jadi tidak
hanya faktor seksual tok. Kesehatan itu juga
Kesehatan reproduksi
Karena seperti AIDS, karena saya juga lari ke situ ya bu, seperti
AIDS seperti itu, penularannya tidak harus bersetubuh. Di
kamar mandi umum pun bisa, lha itu yang kita harus hati-hati.
Kalau misalnya ada kloset duduk ya gak usah duduk, agak
berdiriin. Itu perlu kita tekankan ke anak-anak, karena ini faktor
kesehatan. Jadi kita membahas jangan hanya seksualnya tok,
sumber kesehatannya itu nomor satu juga. Semua penting
semuanya, misalnya ada keluhan „kog mensku gak lancar ya ma,
bu? Kog aku sekarang mens, besok enggak.‟, kita harus waspada
kita bawa ke spesialis kandungan. Kita beri penjelasan, „lho kog
ke spesialis kandungan?‟, iya karena yang nangani ini ini ini,
nanti seperti USG itu lho, kasi krim, kita lihat dilayar, nanti ini
ada kista apa gak.‟
Tapi kadang kalo anak perempuan justru kalo dikasi gitu dia
tambah stres bu.
Tinggal kita, PR orangtua cara penyampaian
bahaya kista bila anak
menstruasi tidak teratur dan
sakit
Bu J memberi saran kepada ibu-ibu
yang hadir untuk waspada apabila
anak perempuannya mens tidak
teratur dan sakit, karena bisa jadi
terdapat kista. Bu J juga menasihati
agar orangtua memberitahu anak
agar berhati-hati menggunakan
toilet umum karena beresiko kanker
serviks. Ia menyarankan agar saat
menggunakan toilet duduk, anak
sebaiknya tidak duduk dan agak
berdiri saja. Menurut orangtua
menjaga kesehatan reproduksi itu
penting diajarkan juga. Orangtua
juga perlu sigap membawa anak ke
dokter spesialis kandungan apabila
ada keluhan anak mengenai
menstruasi.
Orangtua perlu waspada
bahaya kanker serviks bila
tidak hati-hati
menggunakan toiket umum
Isi PS : bahaya penyakit
terkai alat kelamin dan
kesehatan reproduksi
Orangtua perlu sigap
membawa anak ke dokter
apabila anak mengeluhkan
menstruasinya.
Memeriksakan anak ke
dokter saat telat menstruasi
akan membuat anak
265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1170 S : Stressnya gini. Aduh aku gek ada penyakit ini ya, penyakit ini
ya. Kalau saya ya cuma gini. Ya karena saya mengalami ya jadi
saya bisa bercerita karena pengalaman saya. Pertama kali saya
mens, habis itu baru 6 bulan ato 7 bulan baru mens. Ya itu
siklusnya kita gak sama. „lho bu itu kog saya mens sebulan dua
1175
kali ya?‟, „kapan kamu mens?‟, „ini tanggal sekian, tanggal akhir
kemudian tanggal muda …‟, ehh, tanggal akhir, emmm, pokoke
gak teratur gitu. „itu kamu mengalami keluhan apa? Sakit gak?‟,
„enggak, ya biasa.‟, yaudah berarti itu gak papa, saya suka
kadang-kadang menenangkan anak dulu karena kadang-kadang
1180
anak-anak stress bu, anak saya itu stress, „wah aku kog gak gini,
nanti aku begini lho.‟
J : Lha PR kita
S : „lho kamu emank melakukan apa kog mau hamil?‟, „kalo orang
gak melakukan persetubuhan gak mungkin hamil.‟
1185 J : Karena belum tahu, anak SD belum tahu. Dulu gitu, jaman saya
kecil, tidak mens, takut, ya ampun stress, padahal kita tidak
melakukan hubungan seks, nah makanya kita bicara masalah
seksual, biar kita itu, ini bukan hal yang tabu, biar kita itu, ini
bukan hal yang tabu. Kalau tidak melakukan ini, ya maaf, kalo
1190
Bunda Maria ya iya ya. Kita gak perlu mengingkari ya, itu kan
Tuhan. Nah disini memang inilah pelajaran seks gunanya seperti
itu, kalau kecil saya, aduh gek telat, duh jangan-jangan saya
hamil, padahal kita ya gak ngapa-ngapain, tapi karena
kebodohan, bukan kebodohan, belum pengertian kita kesitu. Itu
1195
aja, sebenernya ini ini cara penyampaian, cara …..
S : Yang pokoke menjaga kebersihan, bahkan pembalut pun saya
juga sampai, kamu harus cuci bersih itu pembalut sebelum
dibuang.
Menurut bu S, bila memeriksakan
anak justru akan membuat anak
menjadi stres. Saat anaknya
mengalami mens tidak teratur, bu S
menenangkan saja agar anak tidak
stres. Menurut bu J hal itu
tergantung cara penyampaian oleh
orangtua saja.
menjadi stress
Orangtua menenangkan
anak saat mengalami
menstruasi tidak teratur
Anak bu S sempat takut hamil
karena telat menstruasi. Bu S
menegur bahwa hanya orang yang
bersetubuh yang bisa hamil.
Menurut bu J hal itu terjadi karena
sebagai anak kecil belum paham
mengenai menstruasi. Bu J saat
kecil juga memiliki pengalaman
serupa.
Ketidakpahaman anak soal
menstruasi membuat anak
strees saat telat menstruasi
karena takut hamil
Bu S mengajarkan anak menjaga
kebersihan dengan mencuci
pembalut yang akan dibuang.
Isi PS : mencuci pembalut
bekas pakai sebelum
dibuang
266
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1200
1205
1210
1215
1220
1225
A : Kira-kira usia berapa ya tante, misalnya untuk memulai
memberikan pendidikan seksual?
J : Semenjak mens
O : Sedini mungkin. Saat mens, kalo saya saat mens
J : Gak papa, kelas 4 itu anak, anak tapi dengan bahasa yang jangan
vulgar ya.
S : Ada yang udah mens lho
A : Oh kelas 4 sudah mens ya?
O : Ada,banyak
J : Anak sekarang, jangan salah, TK wae wis mbukai gini
O : Apalagi kalau kita sudah melihat ke sikapnya agak aneh. Itu kita
sudah mulai harus masuk. Karena setiap anak beda-beda ya.
Tergantung dia pergaulan diluarnya bagaimana
J : Dan itu hormon juga. Pengaruh hormon
O : Dan tergantung …
S : Pola makanan, fast food junk food wahhh
C : Selain makanan, juga TV, jadi suami saya suka marah-marah
karena pembantu kita yang ikut kami itu suka nonton sinetron
O : Oh ya
J : Psikis, pengaruh kejiwaan
C : Psikis pengaruh kejiwaan, jadi kemudian gak boleh lagi
sinetron, gitu, gak usah sinetron-sinetron, jadi kami sekarang
memang gak pernah nonton sinetron
H : Tapi TV ngeri semua e bu
O : Ngeri semua nek …
J : Nek gak sinetron, pembunuhan, narkoba, terus nonton opo?
I : Nyetel lagu aja bu
H : Radio. Haha
O : Saya tu sekarang sampai lagu aja, anak-anak saya milih, lagu
Pendidikan seks dimulai sejak
menstruasi pertama. Kira-kira kelas
4 SD
Memulai PS di usia kelas 4
SD / saat mulai menstruasi
Jika sikap anak agak aneh maka
orangtua perlu mulai memberi PS
Memulai PS bila sikap anak
tampak aneh
Orangtua membicarakan hormon,
pola makan, pergaulan dan
tayangan TV sebagai hal yang
mempengaruhi anak.
Hormon, pola makan,
tayangan TV, dan pergaulan
mempengaruhi proses
pertumbuhan fisik dan
psiskis anak anak
267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1230 J :
1235 O :
J :
H :
O :
1247 J :
S
1245 O
J
X
C
:
:
:
:
:
1250
A
O
J
S
1255 A
O
:
:
:
:
:
:
J :
apa yang dipilih. Nek dangdut udah sama sekali ndak, karena
apa, ya itu pertama harga diri yang saya pentingkan.
Karena imej maaf, dangdut bagian dari seni, ini obyektif ya
bukan fanatik. Dangdut itu adalah sebagian dari seni, mau gak
mau kita akui. Cuma kita orang, satu punya prinsip ya, seperti
harga diri, tapi disini imej masyarakat secara umum, dangdut itu
larinya ke negatif. Karena satu, cara berpakaian, …
Dan kedua kata-katanya
Gelem ra gelem kudu diakui nek ndangdut kui pakaian e seksi.
Ora seksi ora payu, ora ditanggap. Karena udah identik.
Gerakannya juga
Gerakannya
Gerakannya juga, nah ning pedukuhan durung weruh dukuh e,
terus diundang weseeehh
Ketiban sampur entuk sampan
Nah itu jadi
Entuk omah
Hahaha
Anak itu ketika sudah mulai dapat menstruasi ya, jadi sekarang
anak-anak itu kalau saya lihat ya, saya pernah ndampingi adikadik itu. Belum menstruasi, belum mens, mereka sudah mulai
Sudah mulai ….
Iya belum
TK aja udah pake main-mainan og
Pacar-pacaran
Pacok-pacokan
Jadi sejak pas sejak kita lihat perkembangan anak itu kayak apa
kalo sekarang
Sudah „ihiiiii, digandeng, niko mau digandeng lho bu.‟, itu anak
Anak-anak bu O memilih-milih
apabila mendengarkan lagu. Kalau
lagu dangdut tidak mau karena
imejnya buruk. Menurut ibu-ibu
imej buruk dangdut datang dari
pakaian yang seksi, gerakannya dan
kata-katanya.
Anak sekarang semenjak TK pun
sudah mulai pacar-pacaran dan
pacok-pacokan.
Anak TK sudah pacokpacokan
268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1260
O :
1265 J :
S :
A :
S :
1270
J :
O :
J :
1275 S :
J :
S :
J :
1280
A
J
H
J
1285 H
A
J
:
:
:
:
:
:
:
TK. Saya sering ngeMC di TK mbak, jadi kalo guru TK Jogja,
misalkan kalo, „mbak J, besok ada kumpulan guru-guru TK‟,
nah disitu kan aku sudah mbaca, hihi ini guru anak TK, jadi „sini
sayang, sini semua yaa.‟, nah itu harus pinter-pinternya kita gitu.
TK itu dah, TK lho itu …
Sudah seneng-senengan. Sudah, TK itu sudah mulai sir-siran lho
Ada pendidikan seks dari dini, cuma bahasanya ya bahasa TK
Simpel simpel ya mungkin cara berpakaian, cara kamu memakai
celana dalam
Oh gitu untuk materinya.
Ini penting juga, jangan sampai kelihatan orang lain. Nah itu kan
berarti sejak sedini mungkin, mungkin mulai dari kecil
Ya mungkin kalau kita bicara ….
Karena semua itu dengan kebiasaan ya sebenarnya
Kita bicara pakaian secara umum, maaf, tak pikir-pikir yo kalo
muslim itu
Rapat!
Ada benere, kita gak pake ditutupi, tapi bicara masalah untuk
keselamatan itu ya
Tapi justru, „wah dia itu berbahaya e.‟
Bukan bukan. Tapi jangan salah, kalo yang semua item itu
daleman gak pake, itu wudo lho itu, jangan salah.
Heeh tha?
Bener itu. Ayo buktiin, anger ora nesu
BH barang ora nganggo?
Gak pake
O ya, gak boleh memang?
Panas hmmm
Kita bicara yang normal normal saja, sebenernya muslim, kita
Di TK sudah ada PS sederhana
seperti cara berpakaian
Menurut para ibu-ibu gaya
berpakaian muslim moderat yang
menutupi tubuh itu baik karena
demi keselamatan perempuan.
Sudah ada PS di TK
walaupun sederhana saja
Orangtua berpendapat
bahwa cara berpakaian
perempuan muslim moderat
yang tertutup itu baik untuk
keselamatan perempuan
269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A
1290 J
C
J
A
J
1295
:
:
:
:
:
:
1300 S :
H :
S :
1305 J :
S :
C :
1310 S :
C :
S :
C :
1315
gak bicara fanatik, karena ini kita lepas, umum kan ini?
Iya silahkan
Muslim itu ada benernya. Untuk melihat ee satu faktor
Ini gimana ini, aman gak ini rekaman ini kita bicara ini?
Lha kan nanti bisa diedit bu
Ini, ini hanya untuk kalangan akademik
Dan dan ini kan untuk umum bu, bicara masalah seks. Seks itu
juga, karena di Indonesia ada 5 agama, semua ada seksnya. Gak
mungkin hindu gak mengenal seks, gak, islam semua mengenal
seks. Jadi kita bicara secara umum. Saya pikir ada benernya juga
didalam itu. Yang normal lho, bukan yang terus fanatik
kerudung-kerudung itu enggak.
Orang india itu agamanya apa? Budha. Dia pakainya, bintang
filmnya. Tapi kita melihat enjoy aja bu. Ketok udel e ketok inine
Dari pikirannya sendiri
Tapi kita enjoy, kenapa? Ora endra. Orang indonesia, kalau
melihat penyanyi dangdut yang gini, og orang sudah ter …
porno
Tapi kalo lihat film india beda
Itu adalah enjoy kita dari sisi kita. Jadi saya benar-benar
memperhatikan kalo orang muslim dan non muslim melihat kita
berpakaian seperti apa tu memang cara pandang tu berbeda kog.
Iya beda.
Cara pandangnya berbeda
Nek ndelokke wong india mbek karo ndelokke wong indonesia
kan beda to bu?
Tapi kalo menurut saya, saya pakai seperti ini, lebih saya tidak
akan menarik erotisme, daripada saya memakai sini kudung tapi
sini terbuka. Karena ada sisi yang terbuka, dan mereka
Bu J berpendapat bahwa 5 agama
yang ada di Indonesia pasti
mengenal seksualitas.
Setiap agama mengenal
seksualitas
Menurut bu S, pola pikir orang
indonesia yang terlalu porno saat
melihat hal-hal seperti penyanyi
dangdut seksi
Pola pikir orang indonesia
terlalu porno. (boleh ditulis
ngeres gak?)
Bu C dalam berpakaian memilih
tidak berpakaian yang erotis. Bu C
kemudian membandingkan cara
berpakaiannya yang tertutup
dengan cara berpakaian orang
muslim. Dirinya dahulu
mengenakan rok pendek namun
dirinya risih karena semua laki-laki
memperhatikan dirinya.
Orangtua merasa cara
berpakaian yang erotis akan
mengundang perhatian lakilaki dan membuat diri risih
270
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1320
J :
1325
1330
A :
1335
C :
H :
J :
1340 S :
J :
B :
S :
1345
mengakui. Jadi sebenarnya seperti ini tu kalo ini mau sampai
dibawah dengkul, dibawah dengkul saja, itu sudah sah, auratnya
tertutup. Tapi kalo saya orang muslim, saya pakai segini aja,
dulu sukanya pakai rok segini, tapi begitu pakai rok segini,
semua laki-laki kalau melihat, saya sendiri risih begitu. Jadi
memang seperti itu.
Berarti aku menyimpulkan bahwa apa yang dibicarakan masalah
pakaian tadi, sebenarnya begini ada hubungannya dengan
dangdut, akhirnya ke negatif, jadi sebenarnya kesimpulannya
gini kog. Apa, kembali ke diri kita, apa yang ada dipikiran kita
positif, energi yang keluar akan positif, dan apabila yang
dipikiran kita negatif, energi yang keluar pasti negatif. Jadi
kalau kita memandang pedangdut pake baju seksi tapi itu
melihat dari kacamata seni, dari kacamata artistiknya, okey,
karena kita positif. Tapi kalau kita negatif, nganggo jilbab
rangket, rangkap nek disini cuma seks, tetep pemerkosaan
terjadi. Dah itu saja kesimpulanku.
Kira-kira yang bisa memberikan pendidikan seks selain orangtua
siapa lagi ya? Pihak-pihak yang kira-kira bisa?
Dari sekolah
Ya sekolah guru
Nah kan ada kaitannya dengan sekolah, tidak bisa lepas, kita
sebagai orangtua ….
Sekolah karena panjang ya. Peran guru ini panjang.
Dari keluar rumah, dianter ke sekolah, sampe bubar sekolah,
ini peran guru. Setuju gak bu?
setuju
Karena disekolah anak bisa ndelik-ndelik bu. Ini, bisa ndelikndelik masuk kamar mandi, entah kemana lagi, perlu
Menurut bu J, semua kembali ke
pola pikir, bila pakaian seksi di
lihat secara artistik maka baik-baik
saja, namun bila pikiran diisi seks
saja, maka berjilbab pun bisa
diperkosa.
Orangtua berpendapat
bahwa pola pikir yang
menentukan cara orang
menyingkapi cara
berpakaian orang lain.
Pihak sekolah dan guru dianggap
layak memberi PS ke anak
Pihak lain : sekolah
Orangtua merasa tidak bisa
tanggungjawab mendidik anak ke
sekolah begitu saja. Harus ada
komunikasi antara orangtua dan
guru
Orangtua merasa orangtua
dan guru perlu bekerjasama
terkait mendidik anak
271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
J :
1350 S
O
S
J
:
:
:
:
1355
A
J
A
1360 J
X
A
J
S
1365 J
S
J
A
J
1370 A
S
H
J
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
pengawasan guru juga. Nah makanya, apalagi SMA SMP sampe
gurunya gak peduli, yo wis jadilah
Makanya kita perlu komunikasi sama guru, wali kelas, ada
pendekatan perkembangan anak kita.
Kalo masyarakat kurang anu ya, masyarakat hanya bisa mem..
melihat
Memang yang berperan itu adalah …
Masyarakat tu emang ndelok og, apik dirasani, elek tambah
dirasani, serba ora peneran, itulah masyarakat tapi itu ada
ditengah kita dan itu sangat kompleks permasalahannya, dan
kita orang memang harus bermasyarakat. Jadi kembali ke laptop
Orangtua melihat peran masyarakat
hanya sebagai pengamat dan
perbuatan baik maupun buruk pasti
tetap menjadi bahan pergunjingan.
Namun mau tidak mau itulah
kondisi masyarakat dan setiap
orang adalah bagian dari
masyarakat
Dalam hal pendidikan
seksual, orangtua
memandang peran
masyarakat hanya sebagai
pengamat
Hahaha
Jadi postifi negatif tergantung diri kita masing-masing, oke bu?
Oke
Baik karena sudah selesai, kita cukupkan saja sampai sekian
Hahahaha
Belum selesai tante
Haha ya kan gergeran
Masih ada pertanyaan yang mau ditanyakan
Sepertinya tante-tante sudah padaa ada acara kan?
Oohhh kalo masih ada pertanyaan ya gak papa
Gak papa, gak papa, masih ada waktu terus saja. Hahaha
Oh gitu hahaha ya oke
Gak terasa lho sudah jam 8. hahaha
Ya seru sekali pembicaraan kita
Gak jadi pamit, anak e nangis?
Dibawa bapake ke stasiun kereta api
Ohhh sejak nonton kereta ya .hahaha
272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1375
1380
1385
1385
1390
1395
A : Berarti e tidak ada hambatan, kira-kira tu tidak ada yang ibu-ibu
alami untuk hambatan gitu. Untuk memberikan pendidikan
Bu J dan O merasa tidak ada
seksual gitu kan?
hambatan dalam memberi PS
kepada anak
J : Ya sampai detik ini belum
O : Untuk hal yang khusus seksualitas itu gak ada
A : Yang penting itu hubungan seperti teman ya, untuk ke anaknya
J : Apa mau cari narasumber yang bermasalah? Tak cariin
A : Aduh tante, secara umum.
J : Lho tak cariin, kalo ini gak bermasalah ini
H : Contoh yang berhasil contoh yang deket
J : Aku mau tanya-tanya apa mau cari narasumber yang gak ini,
banyak klienku tak cariin
O : Mungkin di dalam gereja sendiri juga banyak
J : Oh banyak banyak , tapi kebetulan Al gak tau, tapi share seperti
ini lebih bagus kita tidak munafik dengan diri kita. Karena kalau
tidak munafik, justru kita ada satu permasalahan, di share ini
akan teratasi, kita saling memberi dan menerima kan? Jadi ya
ada saja jenenge manungsa gak di gereja gak dimana itu …
S : Sama, sama
J : Kembali ke manusianya
A : Tante ini misal, ada satu lagi pertanyaan, ini titipan dari Al,
yang harus ditanyakan, misalnya ini kayak ilustrasi cerita ya,
misalnya suatu hari itu UNICEF akan mengadakan suatu
pelatihan ke orangtua tentang pendidikan seks, tentang
pendidikan seksualitas terhadap anak gitu. Jadi pesertanya ibuibu semua, jadi ceritanya ibu-ibu wakilnya gitu dikumpulkan,
nah kira-kira apa yang bisa, maksudnya, kira-kira menurut ibuibu tu apa yang, eeee apa, materi yang sebaiknya disampaikan
dalam pelatihan tersebut gitu.
Ada orangtua yang merasa
tidak memiliki hambatan
dalam memberi pendidikan
seksual ke anak
273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S : UNICEF ini?
A : Iya, misalnya UNICEF yang …
1400 J : Kalo menurut aku, seperti yang disampaikan ibu-ibu tadi, itu
materi yang sangat bagus. Satu, disini ada iman, kehidupan kita
jalani secara mengalir, lho aku malah nulis e.
A : Dah menyimpulkan. Hahaha
J : Berserah. lha menulis ini perwakilan untuk ibu-ibu semua.
1405
„terima kasih ya bu J.‟
A : Hahaha
J : Terus yang pokok, iman jelas ya, pendidikan seks seperti tema
UNICEF apa yang akan disampaikan, karena ini pembekalan
ibu-ibu jadi tidak hanya anak terus yang dibekali, orangtua itu
1410
memang harus dibekali …
S : Dibekali
O : Perlu dibekali
J : Karena orangtua itu pendamping seumur hidup, udah punya
suami istri pun orangtua ora iso ditinggalke, gak bisa
1415 S : Yo putune genti sesuk.
B : Hahaha
S : Simbah ya
J : Terus komitmen. Komitmen ini seperti yang dibicarakan ibu I
dan ibu R, eh bu S, komitmen. Ada di situ komitmen, satu
1420
keluarga seperti ibu tadi, bu O kan komitmen, „kamu harus
punya harga diri.‟, itu komitmen dalam keluarga. Terus ada lagi
disini harga diri.
B : Satu lagi ya,
J : Apa bu, saya tuliskan
1425 B : Mungkin itu kalau saya, hanya berdasarkan pengalaman saya
selama ini ya. Karena saya sudah berumah tangga …
Orangtua merasa materi mengenai
keimanan baik untuk diadakan.
Need : keimanan
Orangtua perlu dibekali mengenai
hal apa yang perlu disampaikan
kepada anak terkait seksualitas.
Need : materi seksualitas
apa yang perlu disampaikan
kepada anak
Orangtua adalah pendamping anak
seumur hidup bahkan setelah anak
sudah berkeluarga.
Orangtua merupakan
pendamping anak seumur
hidup.
Hal lain yang perlu diberikan
adalah bagaimana orangtua
memegang teguh nilai / prinsip
dalam keluarga seperti harga diri.
Need : membangun dan
memegang teguh nilai /
prinsip seksualitas dalam
keluarga
Menurut bu B, teladan dari
orangtua adalah hal yang paling
Kemudahan : keteladanan
orangtua membuat anak
274
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1430
1435
1440
1445
1450
1455
J : Pengalaman ya
S : Contoh jadi contoh
B : Sudah 30 tahun lebih itu sebetulnya yang nomer satu itu adalah
teladan dari orangtua
J : Pengalaman dan teladan ya
B : Teladan itu nomer satu
S : Teladan orangtua
B : Kalau kita hanya selalu menasehati dengan kata-kata, tetapi
kehidupan kita sebagai suami istri, ayah dan ibu tidak
menunjukkan seperti itu, anak juga tidak akan mendengarkan
dan tidak akan mencontoh, jadi nomer satu adalah teladan, kalau
kita bisa menasihati anak, kita harus
J : Nyontoni
B : Lebih, lebih dari yang kita nasihatkan kepada anak itu, kelakuan
kita sebagai orangtua. Jadi satu, kalo kita mau membangun suatu
keluarga Kristiani ya kita semua ya yang damai sejahtera, satu
iman, dua teladan dari orangtua, dan yang ketiga kita harus emm
mempunyai kepercayaan kepada anak. Jadi jangan sampai kita
itu selalu tidak percaya kepada anak, sampai anak di „kamu mau
kemana? Kamu harus pulang jam segini.‟, terlalu protect kita
tidak bisa. Kita harus memberi kepercayaan kepada anak yang
bes, kepercayaan yang besar kepada anak, supaya anak juga
mempunyai tanggung jawab, „aku sudah diberikan kepercayaan
oleh orangtuaku, aku juga memberikan tanggung jawab.‟, dan
yang penting itu bahwa kita berserah kepada Tuhan. Anak
keluar dari rumah kita, jauh dari orangtua, siapa yang akan
menjaga? Hanya Tuhan yang jaga
O : Hanya Tuhan.
S : Itu mengingatkan kepada anak-anak, kalau memang kamu besok
penting dalam mendidik seksual
anak. Karena apabila orangtua
hanya menasihati dengan kata-kata
namun tidak menunjukkan, maka
anak tidak akan mendengarkan dan
mencontoh orangtua.
Menurut bu B, orangtua harus
memberi kepercayaan kepada anak.
Jangan overprotektif karena tidak
akan sanggup. Dengan anak diberi
kepercayaan anak akan
bertanggung jawab
Menurut bu B paling penting
adalah berserah kepada Tuhan
karena hanya Tuhan yang bisa
menjaga bila anak jauh dri orangtua
Bu S menasihati anak-anaknya agar
mau mendengarkan nasihat
orangtua
Orangtua sebaiknya tidak
overprotektif
Anak yang diberi
kepercayaan akan
bertanggungjawab kepada
kepercayaan itu
Saat anak jauh dari
orangtua maka orangtua
hanya bisa berserah kepada
Tuhan untuk menjagai anak
Isi PS : memilih pasangan
275
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
J
1460 S
J
S
:
:
:
:
1465
1470 J :
S :
B :
1475
S :
B :
1480
S :
B :
1485
mau berkeluarga itu, supaya tidak timbul masalah yang pertama
kali, carilah pasangan yang …
Seiman
Jelas itu penting sekali
Nomer satu itu. Kembali ke iman
Karena begitu dia itu mendapatkan pacar yang tidak seiman, ini
akan problem, itu akan dibawa sampai besok, ya kalau pacar
kita, „yowes aku ikut kamu.‟, maaf maaf, saya memang dari
keluarga muslim dulu. Saya ikut kristen karena suami, tapi
karena saya berkomitmen, „udah saya ikut, karena saya ingin
diselamatkan.‟, itu komitmen saya tapi ada beberapa orang yang
gak bisa, itu selalu kekeh dengan „aku menjalani punyaku, kamu
menjalani punyamu.‟
Keegoannya masing-masing kan kepercayaannya lain ya
Memang harus seiman. Kalau ini memang gak bisa, gak bisa,
misalnya kalau mengalami berbeda iman, salah satu gak bisa
mau mengalah, jangan dilanjutkan. Ya gitu.
Bu S, saya mau bercerita ya, saya dengan pak B, kalau bisa
dikatakan lain, sebetulnya tidak, karena semua sama-sama yang
kita pegang adalah Tuhan Yesus. Pak B kristen protestan, saya
katolik.
Itu seiman, istilah e masih …
Tetapi kita, iya seiman tapi gerejanya lain-lain, saya dengan
sekarang sudah bercucu, saya masih …
Sendiri-sendiri
Heeh sendiri-sendiri, saya di gereja katolik, pak B digereja
protestan. Tetapi karena ya itu tadi, ada suatu kemauan yang
kuat, bahwa saya akan membangun suatu keluarga yang damai
sejahtera tetapi saya tidak akan memaksa kamu untuk kamu ikut
mencari pasangan yang seiman,
sebab apabila mendapat pasangan
yang tidak seiman maka dapat
menimbulkan masalah ketika
masing-masing memegang
kepercayaannya. Bu S
menyarankan bila tidak ada yang
mau mengalah maka sebaiknya
hubungan itu jangan dilanjutkan.
agar yang seiman
Orangtua merasa pasangan
yang tidak seiman dapat
menimbulkan masalah
dalam relasi
Bu B menceritakan pengalamannya
menikah antara Kristen dan
Katolik, dan sampai saat ini bisa
jalan dengan keimanan masingmasing karena ada kemauan kuat
membangun keluarga rukun.
Sehingga saling menghargai
kepercayaan pasangannya.
276
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S :
1490
J :
S :
1495
1500
J :
S :
B :
1505
1510
S :
B :
saya, dan kamu ikut saya, tidak. Saya menghargai kamu, dan
kamu juga harus bisa menghargai saya.
Kalau berkomitmen seperti itu tidak apa-apa, cuma kalo
memang kekeh dengan ini lho, kadang anak-anak rebutan, waa
ini lho, kalo seperti ibu kan fine-fine aja bu, gak da masalah
walaupun berbeda, bapak tetep kesana, ibu tetep kesana tapi gak
papa, tapi kan ada yang …
Mungkin yang dipikirkan bu Suryani adalah keturunan?
Nah juga itu, nanti soal keturunannya ini lho. Kalo ibu kan
memang dasarnya sudah satu, salib Kristus, itu tidak masalah
bu, yang lain, yang lain daripada yang lain, ini kalau memang,
ya memang ada salah satu contoh yang rukun-rukun saja ada
tapi sebagian besar yang saya lihat, ribut wae, „anakku ki meh
melu sopo? anakku ki …‟, ada tetangga saya yang anak e wis iki
melu ning masjid akhire ditarik, akhirnya ini harus ikut ini, ikut
ini, nah ini jadi ribut, ya ….
Ya iya itu harus kita putuskan sebelum kita melamar
Makanya anak-anak itu …
Jadi jangan sampai „ahh nanti nek wis nduwe anak, baru milih
ikut bapake, ikut ibunya, tidak bisa. Sebelum kita
melangsungkan perkawinan. Itu harus sudah matang kita
putuskan, anak mau ikut siapa. Kebetulan eee didalam aturan
gereja katolik itu kalau suatu perkawinan campur ya, itu disitu
ee pihak yang non katolik itu harus menandatangani nanti
setelah anak-anak lahir harus dibaptis secara katolik. Nah disitu
aturan mainnya.
Hmm iya iya
Iya memang ada suatu aturan begitu, dan ya kebetulan pak B
mau tanda tangan, itu suatu pengorbanan yang begitu besar dari
Bagi Bu S yang bermasalah adalah
ketika menentukan anak harus
memeluk agama siapa. Kadang hal
itu menjadi permasalahan dalam
rumah tangga. Bu S melihat
tetangganya yang anaknya pergi ke
beberapa tempat ibadah karena
orangtua masih ribut mengenai
agama anak.
Menurut ibu-ibu, masalah agama
anak harus diputuskan sebelum
menikah
Bu B menceritakan bahwa di
Katolik, saat pernikahan campur
ada persyaratan agar anak di baptis
secara katolik. Bu B menceritakan
pengorbanan pak B yang mau
menerima persyaratan tersebut.
277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1515
J :
S :
1520 B :
1525
S :
1530 J :
O :
1535
J :
1540 O :
pak B, jadi saya juga eee apa, saya memberikan banyak kepada
pak B, sekarang itu pak B di gereja GKI sini menjadi majelis,
saya tahu tugas majelis itu tidak hanya tugasnya pak B.
Ini agak melantur sedikit ya?
Iya gak papa dari pendidikan seks kemudian malah kesitu
Ehh tugas majelis bukan hanya tugasnya pak B sendiri, tetapi
saya juga sebagai istri harus bisa mendukung, jadi saya juga
banyak kesitu, dan kita juga dicantumkan ya mbak ya bahwa
didalam katolik itu eee kalo soal pendalaman alkitab kita akui
kurang, jadi disitu saya bisa belajar dari pak B. Jadi disitu saya
melakukan perkawinan itu bukan perkawinan secara fisik saja
tetapi saya juga mengawinkan kepercayaan iman, kepercayaan
saya, jadi saya mengambil, apa yang kurang saya ambil dari pak
B, begitu juga sebaliknya.
melengkapi
Nah beda itu indah kan judulnya? Seperti kita ini yang berbedabeda, nah sampeke, kita semua berbeda tapi indah kan kita
berkumpul disini? Karena penuh kasih. Ya.
Kalau cerita berbeda, saya pun berbeda, karena dulu suami saya
kebetulan eee muslim waktu kecil, tapi kemudian simpatisan
katolik, tapi begitu, apa, anak saya sudah mulai umur lima tahun
ya. Jadi semua itu ya memang anak saya yang membawa ke
jalan, apa, untuk kedamaian itu memang anak saya, Gm, dia
yang nuntun semua
Dipakai Tuhan
Dipakai Tuhan untuk mempersatukan saya dengan bapaknya,
dan kemudian sekarang, jadi awalnya memang terus terang kata
ibu tadi bilang mulai keyakinan yang, kalo ibu kan satu iman ya,
sama-sama satu iman ….
Saat ini bu B membalas
perngorbanan pak B dengan
mendampingi pak B yang menjadi
majelis di gereja Kristen.
Bu O menceritakan pengalamannya
sebagai orang kristen dan suami
orang katolik. Bu O bersikeras
untuk anak masuk Kristen sehingga
akhirnya suami mengikuti
keinginan istri dan juga ikut masuk
Kristen. Menurut Bu O, kehadiran
anaknya yang pertama dipakai
Tuhan untuk mempersatukan
orangtuanya dalam satu agama.
278
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
J : Ya istilah e walaupun satu kristen satu katolik
1545 O : Tapi kalo mulai nganu, memang kejadian itu, apa, selalu ada
keinginan ini saya, ini saya, jadi selalu ada perselisihan hanya
karena ego yang ingin, „ini jadi milik saya, saya gak mau,
karena ini anak saya.‟, disisi lain saya juga iya, tapi kebetulan
saya orangnya keras, jadi saya putuskan, „kalau nganu, silahkan
1550
tapi dia tetep saya.‟, nah dari sini ya mungkin dia terus berpikir,
dan anak saya ini kebetulan dipake Tuhan untuk menyatukan
sehingga suami saya terus masuk ke …
S : Ya pokoknya biar aman ya cari yang seiman dulu. Belum tentu,
kadang-kadang dapat seiman aja yo ribut.
1555 J : Kita kembali ke UNICEF, bagus itu tadi seperti yang
ditambahkan bu B, bagus yaitu pengalaman dan teladan
orangtua.
O : Teladan orangtua
J : Karena orangtua itu merupakan satu kacamata anak yang paling
1560
dekat yang ada didepan anak-anak kita. Yang terakhir itu
memberikan suatu kepercayaan kepada anak, yang mana
kepercayaan itu pun tidak lepas dari pantauan kita sebagai
orangtua. Gitu. Kayaknya yang untuk UNICEF begitu, setuju
mboten niki bu, semua yang saya sampaikan?
1565 S : Setuju
A : Oke terimakasih bu Ajeng
J : Hahaha ini kog rangkuman jadinya semua saya.
A : Haha iya terimakasih bu Ajeng, terima kasih ibu-ibu yang sudah
bersedia hadir, semoga ini membawakan hal yang positif, untuk
1570
khususnya untuk Al dan untuk kita semua. Terima kasih atas
kehadirannya. Sudah selesai
279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6. Verbatim, Parafrase dan Interpretasi FG4
A
P
Q
V
R
: moderator
: bapak, 1 anak putri (SMA kelas 3)
: bapak, 3 anak putri (kuliah, SMP, SD), 1 anak putra (SD)
: bapak. 1 anak putra (SMP kelas 1)
: bapak, 1 anak putra (SMA kelas 2), 2 anak putri (SMP kelas 3,
SD kelas 5)
D
U
G
X
No
Verbatim
1
A : Ya eh terima kasih bapak-bapak sudah datang eh seperti saya
bilang, kita hari ini mau kumpul terus ee kita akan berdiskusi
mengenai pengalaman orangtua memberikan pendidikan seks
kepada anak-anaknya, kepada putra-putrinya . sebelum kita
masuk lebih jauh kita doa dulu saja? Untuk mengawali? Ya mari
kita berdoa.
doa pembukaan
A : Okay, ehh, ya mungkin kita berkenalan dulu aja ya, mungkin
walaupun kita berkenalan dulu aja ya, mungkin walaupun sudah
agak kenal, kita bisa memulai dengan sedikit perkenalan, ehh,
karena ini juga berkait dengan pendidikan seksual pada anak,
ehh saya mau minta perkenalkannya mungkin sebutkan nama
bapak-bapak terus sebutkan juga anaknya sekarang eee cewek
atau cowok, usia berapa. Gitu. Siapa mau mulai dulu?
V : Urut aja
A : ya pak D?
D : Ya nama saya D M, anak saya sudah tahu, A, dah besar-besar
5
10
15
: bapak, 1 anak putra (kuliah/kerja), 2 anak putri (kuliah/kerja,
SMA kelas 1)
: bapak, 2 anak putri (SMA kelas 2, SMP kelas 3)
: bapak, 2 anak putri (SMA kelas 2, kelas 1), 1 anak putra
(SMP)
: Semuanya
Parafrase
Interpretasi
280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
U :
25
V :
G :
30
35
P
Q
A
Q
A
Q
40
A :
Q :
A :
A
45
:
:
:
:
:
:
semua, yang kecil tinggal Anj, ya secara saya pribadi
sebetulnya, masalah itu, secara pribadi ya, belum pernah kami
menyampaikan. Cuma kadang-kadang kami bersama-sama ya
bicara masalah itu ya. Jadi ehmm bukan dalam arti khusus kita
melakukan pertemuan kepada anak, memberikan suatu
penjelasan, belum memang. Saya itu saja, monggo
Eh nama saya UH, anak saya putri dua-duanya satu 16 tahun,
adiknya 14 tahun
Ya nama saya VK, saya punya anak satu putra usia 14 tahun,
sekarang duduk dikelas 2 SMP. Ya cukup
Nama saya G, anak saya ada tiga cewek cewek dan cowok.
Yang cewek umur 17 tahun terus adiknya umu 15 tahun, yang
terakhir cowok itu 12 tahun.
Nama saya P, anak satu perempuan usia 17.
Ya nama saya QB, panggilan saya Q ya
Ya
Anak saya 4, yang tiga perempuan, gongnya laki-laki
Hahaha ya
Kemudian anak saya perempuan itu yang pertama sudah kuliah,
pertama kuliah, kemudian SMP, SD, jadi jauh, anak pertama
kedua jauh. Kuliah, SMP, SD, SD. Gitu aja.
Jauh yang pertama sama yang dua, tiga, empat ya
Iya
Ya okey, ee, ya untuk memulai diskusi kita, ee, eh untuk
mungkin mengingat kembali kita apa yang bisa kita bagikan, eee
silahkan diambil satu. Ada yang butuh bolpen?
Membagi kertas dan bolpen
Ya mungkin bisa dituliskan di selembar kertas itu, sedikit
mengenai pengalaman yang bapak ibu, ehhh bapak-bapak
Pak D hanya sesekali
membicarakan seksualitas dengan
anak namun itupun tidak dalam
konteks bercakap-cakap secara
khusus soal seksualitas
Merasa jarang memberi
PS ke anak
Kapan : Tidak
menyediakan waktu
khusus berbicara soal
seksualitas
281
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
55
60
65
70
miliki, bapak ibu ...
X : Hahaha
A : Hahaha, pengalaman bapak bapak terkait dengan memberikan
pendidikan seksual ke anaknya, mungkin ee mungkin kejadian
tertentu yang dialami, mungkin hal apa yang pernah diajarkan,
mungkin hambatan atau tantangan yang pernah ditemui, apa
saja terserah.
Bapak-bapak menulis
A : Apakah sudah semua? Pak D sudah?
D : Sudah. Sedikit lagi
A : Ya mungkin ada yang mau memulai duluan, menceritakan apa
yang ditulis, apa yang di ….
D : Ya urut saja ya. Saya yang pertama. Dalam hal ini kami akan
cerita sedikit tentang masalah anak-anak kami yang sekarang
sudah menginjak dewasa, dan ada juga yang baru mau
menginjak remaja. Karena dalam hal ini juga sebagai orangtua
tidak menutup kemungkinan bahwa hal itu bagi kami ya perlu
kita sampaikan dalam hal supaya anak itu biar mengerti dan tahu
tentang untung ruginya tentang hal semacam ini. Dalam hal ini
kami juga dengan istri kami terutama, ya kita perlu
penyampaian ini hati-hati karena tidak semua anak itu bisa
menyingkapi dengan cara yang baik. Ya dikatakan rawan ya
rawan, dikatakan tidak ya tidak bagi yang sudah siap, tapi bagi
yang belum siap mungkin dalam hal ini, apa ya, seperti orang
main-main ya, tapi bagi mereka yang sudah siap dan tahu, ini
juga ada hal-hal yang merugikan juga. Kami berdua masalah ini,
penting bagi kami, bagi anak-anak harus tahu dan mengerti
untung dan ruginya. Juga kita menjaga pada anak yang usia dini,
mungkin anak itu juga belum siap, kita juga kapan anak itu siap
Pak D merasa perlu memberi PS
agar anak mengetahui untung
ruginya aktivitas seksual
Dalam memberi PS bekerjasama
dengan istri
Dalam penyampaian PS, pak D
berhati-hati karena tidak semua
anak bisa menyingkapi dengan baik
Saat anak belum siap seksualitas itu
menjadi rawan dan terkesan mainmain, namun bila sudah siap maka
hal itu tidak lagi rawan
Pak D merasa sulit mengetahui
apakah anaknya sudah siap
Tujuan: anak tahu
konsekuensi aktivitas
seksual
Ada kerjasama suami istri
dalam memberi PS
Pemberian PS berhati-hati
disesuaikan kesanggupan
anak menyingkapi
Orangtua bingung menilai
kesiapan anak menerima
282
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
A :
U :
80
85
90
A :
95
U :
A :
U :
100
V :
U :
juga sulit ya, dikatakan siap tapi ternyata belum siap itu juga
pernah terjadi. Agar tidak panjang lebar, ini masih banyak.
Oya lanjut dulu saja, pak U?
Ehh kalo saya sama istri sih, kita, eeh, tidak pernah secara
khusus menyediakan waktu terus ngobrol sama anak soal
masalah ini. Tapi biasanya sih kita pas ada momen-momen
kayak pas nonton TV bareng ada orang ciuman, ya kan? Nah
dari situ kita bisa masuk sedikit, ehh, kenapa sih mereka kog
ciuman, trus nanti, eehh, buat mereka kapan mereka boleh
ciuman, nah disitu, dari situ, jadi secara gak langsung, gak gak
pernah ada satu waktu khusus ketemu mereka terus ngobrol.
Atau juga mungkin pas ehh mereka dapet pelajaran biologi
terutama dan mereka bertanya ke kita, „Pa ini sih? Apa sih apa
sih?‟, nah mungkin dari situ kita bisa masuk sedikit tapi intinya
sih kita tetap ngobrol eehh fungsi-fungsi seks, seksual itu apa
gitu kan, fungsi hubungan seks itu apa, jadi ruginya, ruginya
seperti pak anu bilang ruginya, ada ruginya dimana ehh, kalau
sebelum waktunya itu apa kerugiannya dan keuntungannya.
Berarti untung ruginya itu terkait ee menjadi mahluk seksual,
atau melakukan …
Ehh dalam hal ini melakukan …
Melakukan aktivitas seksual?
Iya. Dalam hal melakukan aktifitas seksual sebelum waktunya,
dan saya sih, ehh, buat saya sih eeh, sampai ke hubungan
seksual pasti dimulai dari suatu hubungan ya, suatu hubungan
yang, bukan hubungan itu tapi hubungan apa ya
Pacaran
Ya seperti pacaran itu, dan saya dari pertama memang dari
menerima PS atau belum
Pak U tidak menyediakan waktu
khusus bicara PS dengan anak, tapi
sesuai momen yang ada misal:
ada adegan ciuman di TV maka Pak
U akan menjelaskan ke anak
mengenai kenapa itu terjadi dan
kapan mereka boleh berciuman
materi PS
Kapan: Tidak ada waktu
khusus bicara PS, sesuai
momen saja,
Kapan : saat ada adegan
ciuman di TV
Isi PS: ciuman
Kapan : saat belajar biologi
Pak U menggunakan momen anak
belajar biologi untuk memberi PS
ke anak tentang fungsi-fungsi organ
seksual, seksualitas, fungsi
hubungan seksual, dan untung
ruginya melakukan hubungan
seksual dini
Pak U melihat terjadinya hubungan
seksual dini dimulai dari
berpacaran dahulu
Pak U tidak mengijinkan putri-
Isi PS: fungsi-fungsi organ
seksual, seksualitas, fungsi
hubungan seksual, dan
konsekuensi hubungan
seksual dini
Hubungan seksual pranikah
diawali dari adanya relasi
romantis.
Orangtua melarang anak
283
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
110
115
120
125
130
mereka mulai SMP saya sudah ngomong, saya tidak
mengijinkan mereka pacaran sebelum mereka kuliah, karena
SMP-SMA adalah waktunya mereka buat, buat eehh buat studi,
buat sekolah, setelah itu terserah mereka mau pacaran, saya
mengijinkan. Saya cukup dulu.
A : Pak V?
V : Mungkin secara detail atau apa belum, karena mungkin
mengingat usia masih 14 tahun gitu ya, jadi saya belum terlalu
banyak, hanya mungkin yang sempat lebih banyak mungkin
istri, karena kelihatannya sih anak saya lebih nyaman bicara itu
dengan ibunya, kalau dengan saya mungkin, bahkan sebetulnya,
saya gak tahu, pura-pura gak tahu karena anak saya gak pernah
ngomong gitu. Jadi dia pernah ngomong juga dengan istri saya
gitu, ehhh „wis punya pacar belum?‟, kalau saya tanyai gitu dia
pasti menghindar, „kamu dah punya pacar belum?‟, „apa sih ini
papa.‟. Ya gitu terus, tapi dia sudah pernah cerita sama
mamanya gitu, ya pernah punya sirsiran gitu, pernah ya,
mamanya yang cerita sama saya tapi kalau dia tidak mau cerita
putrinya berpacaran sebelum kuliah
karena SMP-SMA adalah waktunya
studi
berpacaran saat SMP-SMA
agar anak fokus kepada
studinya
Pak V tidak banyak memberi PS
karena usia anak masih 14 tahun
Usia 14 tahun dianggap
belum perlu PS
Anak laki-laki lebih
nyaman bicara PS dengan
ibu dibanding ayah
Karena anak merasa tidak
nyaman berbicara dengan
ayah maka saat ayah
bertanya masalah seksual
anak menghindar
Anak putra merasa lebih nyaman
berbicara dengan ibu sehingga PS
lebih banyak dilakukan ibu
Saat pak V menanyai anak maka
anak menghindar, sedangkan
kepada ibu anak mau bercerita,
sehingga ibu yang menceritakan ke
ayah mengenai anaknya. Namun
ke saya ya saya pura-pura tidak tahu. Mungkin masih belum
pak V berpura-pura tidak tahu.
banyak ya karena mungkin masih, saya melihat masih belum
Ayah belum banyak memberi PS
begitu eeh karena dia masih istilahnya, emm belum masuk
karena anak dianggap masih kocak,
terlalu banyak tentang hal itu, belum umur kalo menurut saya,
polos. Menurutnya kelas 5/6 SD
karena masih ya kelas 5 atau kelas 6 itu ya masih kocak begitu belum cukup umur untuk
mendapatkan PS
lho, masih kocak, pemikirannya masih kocak. Pernah tak
tanyain, „pernah mimpi basah belum?‟, pernah bertanya mimpi Ayah pernah menanyai anak
basah itu apa, „lha kamu pernah mimpi basah belum?‟, „lha
mengenai mimpi basah, namun
mimpi basah itu kayak gimana to?‟, „ya di celana kamu basah.‟, anak belum paham dan Ayah tidak
menjelaskan dengan lengkap
„oh pernah kog pernah sampai lantai.‟, ngompol ternyata.
Ayah ibu berbagi cerita
terkait seksualitas anak
Orangtua tidak memberi PS
ke anak yang dinilai masih
polos
Kelas 5 – 6 SD belum perlu
mendapat PS
Isi PS : mimpi basah
Orangtua tidak menjelaskan
topik seksual dengan jelas
sehingga anak salah paham
284
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
140
145
150
155
X : Hahaha
sehingga anak mengira mimpi
basah adalah ngompol
V : Jadi masih, masih belum, belum kesitu tapi kemarin, „coba
tanyao Yo ...‟, saya selalu minta istri, „kamu sudah mimpi basah Ayah menyuruh istri menanyai
anak terkait pengalaman mimpi
belum?‟, dia sudah ngomong, „ya sudahlah ma.‟, oh ya sudah.
basah
Dalam hal ini peran, peran saya masih belum begitu banyak,
Ayah merasa perannya belum
sama dengan pak U, mungkin hanya memberi, „kamu yo ojo
banyak, hanya terbatas memberi
pacaran sek lah, kamu gak usah pacaran dulu, punya teman baik himbauan agar anak jangan
boleh, tapi jangan kamu pacaran, kalau kamu pacaran sekarang berpacaran dulu waktu remaja
karena pacaran harus serius. Ayah
ini rugi.‟, saya bilang gitu, „kalau sekarang kamu, dan kamu
memberi contoh pengalaman
sudah pacaran ya jangan main-main.‟. Mungkin saya pernah
mencontohkan karena saya kan dengan istri tujuh tahun, pacaran pribadinya berpacaran dengan istri
yang cukup lama
dulu tujuh tahun, „saya sama mamam itu tujuh tahun lho
pacarannya, dan itu cukup lama.‟, „piye to pa kalo pacaran?‟, „ya Anak bertanya mengenai pacaran
jangan sekarang, kamu gak perlu tahu sekarang. Kamu anggap namun ayah tidak menjelaskan
karena merasa anak belum perlu
aja semua temenmu itu temen baik, kalau kamu sudah punya
tahu. Pak V hanya menyuruh anak
pacar berbeda nanti.‟, sebatas itu yang bisa saya sampaikan.
menganggap semua teman itu
A : Okay, pak G?
sahabat
G : Ya saya secara garis besar hampir sama dengan beberapa,
Pak G tidak punya waktu khusus
berbicara mengenai seksualitas
misalnya eee secara khusus gak punya waktu untuk itu,
Pada saat pelajaran biologi
misalnya pada waktu pelajaran biologi kan ada alat-alat
mengenai organ reproduksi, maka
reproduksi nah disitu mamanya masuk, karena lebih banyak
istri menjelaskan kepada putriuntuk anak cewek, mungkin lebih banyak mamanya ya
putrinya, pak G hanya ikut
menimpali saja. Sedangkan untuk
menerangkan disitu, paling ya saya ikut nimpali itu, misalnya,
PS anak laki-laki maka pak G yang
untuk anak cowok juga sama, saya lebih banyak mungkin,
lebih berperan dibanding istri.
misalkan dalam hal kelamin itu misalkan waktu itu saya tahu
Informasi seksual didapat dari
Isi PS : himbauan agar anak
jangan berpacaran dulu
Metode : memberi contoh
pengalaman pribadi
orangtua
Orangtua menentukan
kapan anak dirasa perlu
tahu soal materi PS dan
menyampaikan ke anak
bahwa anak belum perlu
tahu tentang suatu hal.
Kapan : tidak ada waktu
khusus berbicara seksualitas
Kapan : belajar biologi
Isi : organ reproduksi
PS diberikan orangtua yang
jenis kelaminnya sama
dengan anak. Pasangan
hanya nimbrung
Sumber : majalah sains
285
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ada majalah Sains Kuark, disitu diterangkan juga bagaimana
proses reproduksi, kemudian akil balig gitu, pertama-tama saya
menerangkan kalau sudah mulai M itu ya, itu kan sudah mulai
ini konsepnya apa, gimana gitu, lalu saya juga sempet iseng
160
165
170
175
majalah sains meliputi proses
reproduksi, akil balig, menstruasi
tanya sama Gc ya, hehe, tanya itu lho, „anak itu dari mana tha?‟, Pak G iseng bertanya kepada
anaknya mengenai asal bayi.
„papa itu lho, ya tahulah pa.‟, sudah gitu, „jadi harus hati-hati
Karena anak sudah tahu, kemudian
Pak G mengingatkan agar anak
dalam menjaga hubungan dengan sesama, ee dengan cowok,
menjaga diri dalam berelasi dengan
lawan jenis
dengan lawan jenis gitu.‟, terus mereka juga melihat eeh
misalkan dengan waktu kecil itu mereka sudah melihat peran
ayah, peranan saya sebagai ayah, peranan mamanya sebagai ibu
gitu, terus mereka melihat itu jadi mereka udah moga-moga itu
bisa membagi mereka punya identitas sebagai seorang cowok,
identitas sebagai seorang cewek gitu. Nah saya juga pernah
memberitahukan seperti film baik itu nonton film bersama atau
di TV ya kita terangkan itu tekanannya, kalau gak boleh ya
jangan, kita juga menekankan waktu pacaran misalnya ya SMA
Pak G berharap karena anak sudah
melihat peran ayah dan ibu dari pak
G dan istri maka membantu mereka
membangun identitas sebagai lakilaki dan perempuan
Saat nonton film, pak G juga
mengingatkan saat ada adegan yang
tidak boleh ditiru anak.
lah saya pikir gitu ya. Ternyata saya pesan pesan gitu ya pernah Pak G berpesan agar anak
berpacaran saat SMA saja namun
terjadi ya waktu SMP dah pernah pacaran, waktu SD juga
ternyata waktu SMP / SD anak
pernah gitu. Hehe, jadi ya akhirnya yang saya terangkan apa ya
pernah pacaran juga, sehingga
itu tidak saya lanjutkan. Udah gitu aja.
sekarang tidak berpesan itu lagi.
A : Ya makasi om G, pak P?
P : Ehhh anak saya perempuan, ehh secara kodrat biasanya memang Menurut pak P, secara kodrat
tugasnya ibu ya untuk urusan-urusan yang terkait dengan dunia adalah tugas ibu memberi PS ke
Isi PS : proses reproduksi,
akil balig, menstruasi
Orangtua mengecek
pengetahuan anak dengan
bertanya
Isi PS : menjaga diri saat
berelasi dengan lawan jenis
Metode : sebelum
menasihati anak, ayah
membuka percakapan
dengan menanyai
pengetahuan seksual anak
Berharap teladan peran
gender orangtua membantu
anak membangun identitas
gendernya
Kapan : saat nonton film
Isi PS: adegan film yang
tidak boleh ditiru anak
Isi PS : anjuran agar anak
tidak berpacaran sebelum
SMA.
Saat anak melanggar
anjuran orangtua, maka
anjuran itu dihentikan
Apabila anak perempuan,
maka ayah merasa bahwa
286
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
185
190
195
200
205
perempuan termasuk misalnya pas mens pertama, dan lain
sebagainya tentu komunikasinya dengan ibunya. Sehingga kalau
terkait dengan wilayah itu saya memang tidak bermaksud untuk
masuk ehh tapi ada, sambil lalulah, saya kan ojekers sejati, jadi
dalam batas tertentu saya punya keuntungan karena sering juga
sejak SD itu nganter anak-anak saya …
D : Nganter jemput gitu
P : Rombongan dengan teman-temannya pas acara ke pantai dan
lain sebagainya gitu. Dan mungkin mereka tidak sadar, bahwa
yang nyupir itu bapaknya temannya, bukan sopir biasa gitu, tapi
saya malah dapet keuntungan, saya bisa mengikuti pembicaraan
mereka eee dari soal nembak dan sebagainya, rasan-rasan sopo
kan muncul cerita-cerita mereka, ternyata itu cukup signifikan
perkembangannya, eee, SD itu yo masih lucu lah, pokoknya
saya pokoknya hiburannya kalau nyetir rodo adoh itu ya
celotehan anak-anak itu, anak-anak perempuan tentang, tentang
anak laki-laki jadi lucu-lucu. Dari SD, SMP, SMA tapi saya
justru mulai membatasi, dan kalau terkait pendidikan seks, saya
paling monitornya tidak langsung. Anak saya suka sekali
manga, manga, dan saya tahu tidak semua mangan baik, karena
manga berangkat dari kebudayaan Jepang, dan Jepang itu eee
tidak punya Tuhan, sederhananya gitu. Budaya jepang itu tidak
punya Tuhan. Ehh jadi norma baik buruk dan lain sebagainya di
sana itu memang sangat-sangat samar, ehh sehingga ke anak
saya, saya sedikit banyak juga mensensor mana manga yang
boleh dia baca dan mana yang tidak, karena beberapa yang
masuk kategori 17 plus itu, itu sudah sangat vulgar
penggambarannya dan saya heran kog boleh masuk di
anak perempuan, seperti saat mens
pertama sehingga pak P tidak ikut
memberi PS ke putrinya.
Pak P sering antar-jemput anaknya
dan merasakan keuntungan dari hal
itu yaitu dapat mengikuti dan
mendengarkan pembicaraan
anaknya dengan teman-temannya
mengenai anak laki-laki. Menurut
pak P perubahan percakapan anak
dari SD, SMP, dan SMA itu cukup
signifikan
Pak P memonitor seksualitas anak
dengan tidak langsung. Karena
anak menyukai komik Jepang maka
pak P menyaring komik yang boleh
dibaca anaknya karena beberapa
komik Jepang, yang dijual bebas,
dirasa penggambarannya terlalu
vulgar dan memiliki norma baik
buruk yang samar
itu tugas ibu untuk memberi
PS.
Tugas mengantar jemput
anak dimanfaatkan ortu
untuk dapat mengikuti
pembicaraan anak dengan
teman-temannya
Pengawasan secara tidak
langsung oleh orangtua
dengan cara menyaring
komik yang boleh dibaca
anak
Komik dengan
penggambaran vulgar dan
norma baik-buruk yang
tidak jelas tidak boleh
dibaca anak
287
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
215
220
225
230
Gramedia, dan dan dijual bebas.
Di Gramedia juga masuk?
Ada yang 17 plus, ya besok tak tunjukin
Hahaha. Dah 17 plus og ya
Lha iya. Itu sangat vulgar dan itu saya batasi lewat itu,
kemudian juga ya sambil ngojek itu juga saya sering, satu dua
kali kalau momentumnya pas ya saya jelaskan, mulai dari cara
berpakaian yang pantas dan patut. Saya bilang psikologi lakilaki itu lain dengan psikologi perempuan. Psikologi laki-laki itu
tergantung apa yang dilihat, sedangkan perempuan itu
tergantung sentuhan, ehhh makanya, saya pesan saya sederhana,
kalau ingin menjaga diri ya, ya ya, jaga apa yang bisa dilihat
laki-laki. Sederhana to? Kemudian kalo pingin aman juga ya
jaga dirimu dari sentuhan. Sederhana, tapi itu sebenarnya awal,
awal bencana juga kalau tidak hati-hati disitu, lebih lebih kalau
sekarang kan, saya tidak tahu ya tapi secara umum saya lihat
misalnya pas saya nganter rombongan piknik di Kyai Langgeng,
wis ra ndelok kiwo tengen ki ono opo, ki yo penak wae, padahal
dari usia mereka paling SMP SMA, ya yang sebenarnya saya
gak tahu ya kalo itu anak saya langsung saya tarik, kalau itu
anak saya, tapi kalau itu anak orang lain dan saya ndak kenal
saya tarik nanti ceritanya lain. Hahaha
X : Hahaha
P : Nanti gantian ditarik yo to. Hahaha. Jadi itu, jadi emm memang
ee ada hambatan-hambatan karena memang perspektif gender ya
ndak bisa saya masuk terlalu dalam tapi saya tahu, ehh ya saya
tetap monitor lah, apapun kan itu tetap anak sendiri. Saya kira
itu yang sudah saya tulis disini.
A
P
A
P
:
:
:
:
Kapan : saat antar jemput
Pak P menggunakan kesempatan
anak sekolah
mengantar jemput anak untuk
isi PS : cara berpakaian
mengarahkan anak tentang cara
yang sopan
berpakaian yang sopan. Pak P juga
menjelaskan laki-laki sensitif
Isi PS : jenis rangsangan
dengan rangsangan yang dilihat
yang sensitif bagi laki-laki
sedangkan perempuan rangsangan
dan perempuan
sentuhan, sehingga anak perempuan Isi PS : menjaga diri dengan
di minta menjaga diri dengan
menjaga apa yang dilihat
membatasi apa yang bisa dilihat
laki-laki dan menghindari
laki-laki dan menghindari sentuhan.
sentuhan
Saat ke Kyai Langgeng pak P
melihat banyak anak SMP SMA
pacaran di pinggir jalan, pak P
ingin menegur namun pak P diam
saja karena bukan anaknya dan juga
tidak kenal.
Saat melihat anak pacaran
sembarangan maka
orangtua ingin menegur,
namun tidak dilakukan
karena bukan anaknya dan
tidak kenal
Pak P merasa ada hambatan karena
perbedaan jenis kelamin sehingga
tidak masuk terlalu dalam dan
hanya memonitor saja
Hambatan : perbedaan jenis
kelamin membuat enggan
memberi PS lebih dalam
288
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
240
245
250
255
A : Okay baik …
Q : Ya langsung ya. Ya baik, ada beberapa hal yang mungkin bisa
saya sampaikan, pertama di keluarga saya itu saya selalu
diskusikan berbagai hal terkait dengan anak, dengan pendidikan,
termasuk dengan, terkait dengan pendidikan seks ya. Kemudian
yang kedua, karena tiga anak saya perempuan, sama seperti pak
V, pak U, dan pak ?
P : Pak P
Q : Pak P. Jadi tampaknya memang eehh, dia lebih deket dengan
ibunya, jadi untuk terkait pendidikan seks itu saya serahkan
sepenuhnya pada istri saya, dan sama seperti tadi pak D, kami
tidak pernah membicarakan secara khusus, misalnya anaknya
kumpul, kita omongkan itu gak ada. Nah strategi istri saya, saya
Pak Q selalu mendiskusikan
berbagai hal terkait dengan anak
termasuk mengenai pendidikan
seks
suami istri mendiskusikan
banyak hal terkait anak
termasuk juga pendidikan
seksual
Menurut pak Q, putrinya lebih
dekat dengan ibu sehingga PS
diserahkan sepenuhnya kepada istri
Pak Q tidak pernah mengumpulkan
anak untk khusus bicara seksualitas
Pak Q menyukai strategi PS
suka dengan istri saya, dia bicaranya per kasus, jadi misal ada
istrinya yaitu per topik, yang
ditanyakan anak, baru dibahas
kasus apa tanya baru itu didalami. Nah pendidikan seks itu yang
secara mendalam
Tugas memberi PS
diberikan kepada orangtua
yang lebih dekat ke anak
Kapan: Tidak ada waktu
khusus berbicara seksualitas
Metode : menunggu
pertanyaan anak baru
membahas topik yang
ditanyakan secara dalam
Timing : PS dimulai sejak
murni pendidikan seks itu biasanya dia mulai pada saat haid
menstruasi pertama
Pendidikan seks dimulai saat anak
pertama. Anak itu mens, nah dia dekati, kemudian dia ceritakan, haid pertama. Istri menjelaskan soal
Isi PS : menstruasi
mens itu apa artinya, karena dia lebih tahu, kan saya gak tahu ya haid. Pak Q tidak menjelaskan
Ayah tidak menjelaskan
karena punya pengalaman haid
A : Gak ngalami. Haha
menstruasi karena tidak
mengalami menstruasi
Q : Iya, dia bisa berdiri ditanah, di situ dia baru mulai masuk, „nah
kamu sudah mens jadi saat ini kamu sudah dewasa.‟, emm
Menstruasi menjadi tanda
Karena anak sudah menstruasi
anak sudah dewasa
larangan-larangan apa yang harus dihindari, apa yang boleh dan maka dijelaskan bahwa dirinya
tidak boleh dilakukan itu masuknya lewat sana. Kemudian
sudah dewasa dan diberi penjelasan
Isi PS : rambu-rambu
pembicaraan kasus memang akan diperdalam setelah tadi yang mengenai hal-hal yang boleh dan
berperilaku
tidak boleh dilakukan
anak saya tanya, misalnya eee, „lahir itu darimana? Kog saya
289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
275
280
285
bisa ada itu prosesnya gimana?‟, nah itu baru diperdalam, tetapi Sekarang anak bertanya proses
kalo masih kecil dulu itu kamu lahir dari puser ibunya.
kelahiran akan dijelaskan namun
dulu waktu kecil dijawab bahwa ia
X : Hahaha
lahir dari pusar
Q : Kemudian sama seperti bapak-bapak tadi, saya tidak, tidak
fokus diskusi langsung, yang biasa saya lakukan saya monitor,
monitor eee diskusi mereka, kadang-kadang nimpali. Kemudian
pengalaman saya gini, saya di keluarga itu ada dua pihak ya,
pengalaman saya, pengalaman istri saya. Pengalaman saya
waktu kecil, waktu nganu, saya gak pernah diskusikan dengan
orangtua, saya malu ngomong masalah seks, biasanya saya malu
dan saya banyak mendapatkan pengetahuan justru dari temen, ya
kan. Dari temen, dari pelajaran sekolah, kita banyak diskusikan
dengan teman waktu itu. Jadi saya tanya orangtua itu malu. Nah
pengalaman istri saya, dulu waktu kecil, dia mendapat
pengetahuan dari ibunya, dan tampaknya metode yang
dilakukan ibunya dulu, sekarang dia pake eee diterapkan kepada
anaknya. Karena dia merasa memang, dan saya lihat memang
bagus juga, artinya, ketika ada kasus didekati, sampai sekarang
Pak Q dan istri memiliki
pengalaman PS dari orangtuanya
yang berbeda. Pak Q malu
berdiskusi seks dengan ortunya dan
lebih banyak mendapat PS dari
teman-temannya, sedangkan istri
mendapat banyak pengetahuan dari
orangtua. Istri menerapkan metode
dari ibunya untuk memberi PS ke
anak-anaknya sendiri.
Orangtua menggunakan
metode yang digunakan
oleh orangtua dalam
memberi PS kepada anak
mata. Jadi ya waktu itu penjelasannya gak boleh nonton orang
Dahulu setiap ada adegan ciuman
di TV, anak ditutupi matanya,
sekarang anak menutup matanya
sendiri. Anak diberi penjelasan
bahwa tidak boleh menonton
adegan ciuman
Orangtua menyaring apa
yang boleh ditonton anak
dan apa yang tidak
Melarang anak melihat
adegan ciuman dengan cara
menutup mata dan memberi
penjelasan
ciuman. Nah kemudian terkait dengan perkembangan itu saya
amati, ilmu ini pertama diturunkan kepada kakaknya, karena
kakaknya kan kita anggep sebagai, adik-adiknya kan ngikutin
Dikeluarga pak Q, informasi
seksual pertama-tama diberikan
kepada anak paling tua, kemudian
Pemberi PS : kakak
anak saya itu belum, misalnya nonton TV ada orang ciuman,
290
Seperti bapak lainnya, pak Q tidak
banyak berdiskusi dengan anak
namun lebih memonitor
Saat anak kecil orangtua
menjawab pertanyaan
seksual anak dengan
informasi yang kurang tepat
namun mudah dipahami
Peran ayah lebih banyak
memonitor anak, buka
berdiskusi
dulu awal-awalnya kakaknya kita beri, tutupi matanya. Sampai
sekarang itu reflek ada orang ciuman mereka langsung nutup
290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
295
300
V :
Q :
305
P :
Q :
310
315
A :
Q :
320
apa yang diomongkan kakaknya. Jadi saya lebih enteng semua
dimasukkan ke kakaknya lebih dulu. Nah terus saya sering amati
setiap saat, gojek, sama seperti bapak ngamati di sisi mereka di
mobil, saya ngamati gojek-gojeknya anak pertama, kedua,
ketiga gitu kan. Sok sok ece-ecenan, poyok-poyokan, ket SD
dah kayak gitu. „Pa itu Rc gini lho.‟, SD, terus yang SMP sudah
Seneng seneng
Naksir naksir
Ya saya ngamati saja, tapi kan sudah diganjel sama yang
kakaknya. Kakaknya, dulu kami membatasi kakaknya, boleh
mulai pacaran, kuliah, sama seperti bapak. Jadi SMP SMA,
kami menyadari begitu mereka sudah mens, pasti sudah mulai
rangsangan-rangsangan itu sudah muncul ya.
Alamiah
Alamiah. Tapi ya kita hanya membatasi, „oke, tapi jangan
dituruti.‟, artinya biarkan itu berlalu, tapi kamu jangan deket-
anak paling tua diharapkan dapat
membantu orangtua untuk
mengajari dan mengarahkan adikadiknya
Saat anak sudah mens maka anak
akan mulai merasakan ketertarikan,
dan ini hal yang alamiah. Pak Q
menganjurkan anak agar
mengabaikan ketertarikan dengan
menjaga jarak. Pak Q juga
mengingatkan anak bahwa ia boleh
deket, biarkan rasa itu muncul, hanya kamu boleh pacaran nanti
pacaran saat sudah kuliah saja
kalau sudah kuliah. Artinya kita tidak strict dengan kakaknya,
kebetulan kan kakaknya sampai sekarang ya baru mulai tha,
Orangtua lebih tidak ketat dengan
baru mulai, nah untuk adik-adiknya kita sedikit lepas karena
anak kedua dan ketiga karena ada
sudah ada yang mengarahkan, kakaknya, kakaknya jadi satpam anak pertama yang membantu
menjagai. Orangtua hanya
Kakaknya ikut membantu gitu ya?
mengamati diskusi anak-anaknya
Kita hanya mengamati diskusi antar mereka saja. Untuk yang
laki-laki belum karena masih masih ya kelas 5 SD
A : Kelas 5 ya.
Q : Mungkin itu aja, saya setuju, saya memang melihat ternyata
Menurut pak Q komik anak
Metode : memberi
informasi seksual kepada
anak pertama, kemudian
anak pertama membantu
orangtua dalam mendidik
adik-adiknya
Boleh berpacaran saat
sudah kuliah
Orangtua memaklumi
munculnya perasaan tertarik
pada lawan jenis dalam diri
anak
Isi PS : mengabaikan
ketertarikan dengan
menjaga jarak dengan
lawan jenis
Anak pertama membantu
orangtua mengawasi dan
menjaga adik-adiknya,
sehingga orangtua tidak
mengawasi dengan ketat
dan hanya mengamati
diskusi anak-anaknya
Orangtua memandang
291
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A :
325
330
335
V :
A :
U :
Q :
340
A :
345
G :
A :
V :
komik-komik anak-anak sekarang itu khususnya yang keluaran
Jepang, komik-komiknya itu tidak layak untuk dilihat anakanak. Jadi mungkin itu dulu, kalau nanti ada lagi
Ya ya okay, ya dari yang tadi kita obrolkan gitu, selama ini eehh
bapak-bapak biasanya melakukannya tidak dicari waktu khusus
gitu ya, berarti eee sesuai momennya, bahwa mungkin biasanya
momem yang banyak apa, pas nonton TV atau pas nonton
bareng , lihat apa maksudnya, lihat film gitu ya maksudnya ya?
Terkait film
Berita?
Berita jarang menampilkan orang ehh itu, cuma kan mungkin
dari berita, ehh apa ya, kasus-kasus kayak si kasusnya ariel
begitu dipamerin, itu bisa dari situ, tapi kalau kebanyakan sih
nonton film, dan itu paling banyak biasanya.
Momennya itu kalau menurut saya mungkin dua ya, nonton film
kemudian ketika anak-anak pulang sekolah. Mereka cerita apa
yang didapat di sekolah, pasti karena kita terbiasa cerita ya
dirumah tu langsung cerita, nah itu momen yang penting juga
untuk membahas. Karena biasanya akan keluar, „oohh disana
tadi ini ngejar ini. Terus tadi si A nembak.‟, hehehe, „nembak
temennya.‟, nah itu, itu baru kita masuk.
Ya berarti waktu nonton film gitu, atau tadi pulang sekolah, atau
tadi ada juga pas pelajaran biologi. Jadi itu nemeni belajar gitu
ya?
ya
Jadi anaknya belajar, ditemeni gitu terus sekalian dijelaskan.
Ada momen lain yang biasa, waktu mungkin ya waktu, waktu
mau tidur atau apa ….
Waktu pulang sekolah itu biasanya
sekarang khususnya keluaran
Jepang tidak layak untuk dibaca
anak-anak
Acara berita dapat menjadi momen
memberi PS, namun hanya saat
membahas kasus-kasus seksual,
lebih banyak momennya saat
nonton film
Menurut pak Q, waktu yang tepat
untuk memberi PS adalah saat
nonton film dan anak pulang
sekolah kemudian bercerita
aktivitasnya seharian
komik anak sekarang tidak
layak untuk dibaca anak
Kapan : menonton berita
kasus-kasus seksual
Kapan : nonton film
Kapan : Saat anak pulang
sekolah dan menceritakan
aktivitasnya seharian
292
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
350
355
360
365
370
375
D : Nek saya, saya secara pribadi ini, jujur ini, saya jarang memberi
itu, tapi kadang-kadang saya cerita, ya mungkin bidang saya kan
banyak to. Ditempat saya ada macam-macam pengaduan begitu,
memang sering kami …
G : Oh ya
D : Cerita sama anak-anak, kami harus memberikan suatu motivasi
kepada anak supaya kamu lebih hati-hati, jangan seperti yang
pernah terjadi, yang pernah diajukan di kantor kami, itu memang
hampir setiap hari ada.
V : Hmmm
A : Laporan gitu gitu?
D : Iya. Jadi, tapi memang kadang-kadang kami cerita berita-berita
seperti itu, „tuh bapak tadi seperti ini, tolong kamu jaga baikbaik.‟, nah artinya kan dia sudah ngerti, karena anak saya sudah
dewasa semua udah gede-gede semua, yang Anj pun sekarang
sudah menginjak SMA ya sudah mulai ngerti. Karena kan kami
memang, kadang-kadang maaf lho bukan batas, tapi sempet
ngelengke …
Q : Ya mengarahkan
D : „jadi bolehlah kamu simpati sama orang itu wajar.‟, sehat kan,
kamu tu murni, opo, istilahnya kamu itu normal seperti itu.
Namanya orang simpati pada orang kan boleh.
Q : Ya
D : Saya gak akan melarang, tapi harus tahu batas-batas, conto saya
pernah maaf disekolahan, denger sendiri saya, anak saya mau
pulang, „Njas ndak usah pulang yuk, main aja.‟, seperti itu, itu
kan mungkin bagi kami juga ya perlu kami perhatikan apalagi
kalau tidak hanya sebatas ngomong, apa ….
A : Temannya cowok itu?
Pak D menceritakan laporan /
pengaduan kasus-kasus seksual
yang ditemui di pekerjaannya
(polisi) kepada anaknya. Tujuannya
memberi motivasi kepada anak agar
lebih berhati-hati dan menjaga diri
supaya tidak mengalami kejadian
seperti dalam kasus-kasus tersebut.
Pak D dalam mendidik anak tidak
membatasi dan melarang tapi
mengingatkan dan mengarahkan
anak agar tahu batas-batas dalam
bersimpati dan bergaul dengan
orang lain.
pak D memperhatikan saat ada
teman laki-laki anak yang
mengajak putrinya untuk tidak
pulang dan bermain saja, lalu pak D
menggoda anaknya untuk melihat
Metode : cerita kasus-kasus
seksual yang ditemui di
pekerjaan (polisi).
Tujuannya untuk
memotivasi anak menjaga
diri
Orangtua mengarahkan dan
mengingatkan anak untuk
tahu batas-batas cara
berelasi dengan orang lain
Orangtua memperhatikan
interaksi anak dengan
teman-temannya
293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
380
385
390
395
400
405
D : Iya cowok
A : Oooo
D : „wis rasah mulih, main aja.‟, nah itu kan, mungkin dia gak ngerti
kalau saya bapaknya, tapi saya ndak papa, „tuh temenmu tuh.‟,
„ahh, ckk, kayak gitu kog dipikirin, ihhh kayak …‟,
X : Hahaha
D : Iya dia malah dah ngerti, memang dia pernah ngomong sama
saya misalnya ya mungkin, „disekolahan itu kadang-kadang
anak-anak laki-laki itu lebih jorok kalau ngomong, lebih jorok
omongannya.‟ Lha jorok itu bagaimana mulainya itu saya
sendiri juga gak tahu. Karena dia sendiri sudah mengatakan
jorok. Kan berarti sudah melebih kapasitas yang tidak perlu
diomongkan, seperti itu. Jadi kami juga sebagai orangtua, bukan
kita istilahnya lepas atau kita mengerem, tapi kita ambil tengahtengah, ya kita harus memberikan waktu dan kita juga harus,
apa, ya jeli-jeli untuk apa, kita melakukan antisipasi anak.
Memang itu perlu, bagi saya.
A : Menjaga gitu ya? Menjaga anak ya?
D : Ya khususnya pada istri saya. Kalau istri saya memang pada
anak-anak itu kelet sekali ya. Dari anak saya yang laki, sampai
yang perempuan kecil tu, sudah kalau ibunya dirumah, bertiga
itu dikamar semua. Saya mungkin kadang-kadang duduk di luar
sendiri malah, atau saya mungkin nonton TV sendiri. Kadangkadang seperti itu. Memang agak lengket sekali sama anakanak, lebih dari saya sendiri. Jadi gak ada istilahnya ini anak, ini
ibu, jadi seperti
V : Teman
D : Iya sahabat seperti itu. Itu setiap hari pak, ini termasuk saya juga
pemahaman anak atas batas
bergaul. Ternyata anaknya sudah
mengerti batas-batas tersebut
Anak menilai omongan temanteman laki-lakinya disekolah itu
jorok, yang diartikan pak D sebagai
berkata-kata yang tidak pantas
dikatakan
Sebagai orangtua, pak D tidak
melepaskan anak atau membatasi,
namun mengambil jalan tengah
yaitu memberi anak kesempatan
namun dengan jeli, berjaga-jaga
untuk melakukan antisipasi
Istri pak D sangat dekat dengan
anak-anaknya baik laki-laki
maupun perempuan. Istri pak D
bertindak sebagai sahabat ke anakanak. Saat ibu di rumah, anakanaknya banyak ngobrol bersama
ibunya di kamar. Pak D akhirnya
tertarik untuk bergabung.
Orangtua menggoda
/mencandai anak untuk
mengecek pemahaman anak
mengenai batasan bergaul.
Orangtua tidak mengekang
atau membiarkan anak,
namun mengijinkan anak
kesempatan namun tetap
siap untuk mengantisipasi
Kedekatan orangtua kepada
anak bagaikan sahabat
sehingga anak nyaman
ngobrol dengan orangtua
294
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
410
415
420
425
A :
D :
A :
V :
A :
D :
P :
D :
P :
D :
430
A :
D :
P :
terus akhirnya terbawa kesana, tiduran yo bareng, ngobrolngobrol, yang gede kalau ngomong A, yowis bahas gitu anakanak. Tapi itu juga ada baiknya, karena kita sebagai orangtua
memang harus, paling tidak, paling tidak lho, mengerti kegiatan
anak, yang menjelang studinya seperti itu. Karena orang hanya
bisa mengerti lawan jenis ini memang kita sebagai orangtua gak
boleh tinggal diem, ya kita harus banyak mengantisipasi. Ya
antara lain seperti itu
Ya jadi sebagai orangtua memberi arahan …
Ya
Ehh bukan batasan ya, tapi mungkin kayak panduan berperilaku
gitu ya?
Rambu-rambu
Rambu-rambunya gitu
Rambu-rambu. Tapi kalau nanti kita cut, „kamu gak boleh lho.‟,
„wah bapak saya itu wah kolot.‟
Bisa saja reaksinya malah memberontak. Jadi ..
Iya akhirnya memberontak
Ehh jadi kalo dilarang itu kayak disuruh, itu ada periode itu
memang kalau kecil, tapi kan kalau kita tidak hati-hati dengan
itu bisa saja terjadi, iya kebablasen.
Dampaknya kan nanti, „ada apa to saya dilarang?‟, karena trus
kan itu tanda tanya besar buat anak, seperti itu.
Jadi bukan dilarang jangan, gak boleh, tapi diarahkan saja,
sebaiknya gini gitu ya?
Ya ya
Yang jelas gini, kalau saya melihat tantangannya kalau punya
anak perempuan dan laki-laki itu sekarang ini, kayaknya lebih
Menurut pak D, ortu perlu tahu
kegiatan anak-anaknya
Dalam relasi anak dengan lawan
jenis, Pak D mengantisipasi dengan
cara mengarahkan anak dan
memberikan rambu-rambu berelasi
Orangtua perlu tahu
kegiatan anak
Orangtua melakukan
antisipasi terkait relasi anak
dengan lawan jenis, dengan
memberikan rambu-rambu
berelasi
Isi PS : rambu-rambu
berelasi dengan lawan jenis
Orangtua merasa cara melarang
tidak tepat digunakan karena anak
malah akan bertanya-tanya dan
memberontak. Lebih baik
mengarahkan saja.
Metode : memberi arahan
bukan melarang karena
anak akan memberontak
bila dilarang
Dilihat dari tantangn yang dihadapi,
pak P merasa punya anak laki-laki
Dari segi tantangan yang
dihadapi, memiliki anak
295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
435
440
445
450
455
460
berat anak laki-laki, kayaknya lebih berat anak laki-laki.
Mungkin karena pengalaman saya sebagai laki-laki ya, ee saya
tahu dinasti dinasti tertentu yang pembelajarannya dari peer
grup. Dan ini saya melihat sekarang ini, dengan dunia SMS,
SMS itu, eee dulu yang menurut saya kultur yang hanya ada di
anak laki-laki itu mulai juga ada di di anak perempuan.
A : Kultur apa?
P : Jadi gini, ehh kalau dulu kan misalnya tentang seksualitas dan
sebagainya itu kan peer group ya, piye kowe kan ngene, sampai
apa ya, kalau ada ada lewat terus dinilai dan lain sebagainya
gitu, itu ternyata yang kayak gitu tu mulai juga eee apa, terbantu
dengan teknologi perempuan ya, eeeh, „kae piye kae, A kae
piye?‟, „wah ora jelas, nganggo bando, misal e gitu.‟, hehe,
seperti itu, jadi, tapi tetep itu kemudian itu kayaknya membuat
lingkaran-lingkaran dan saya mengikuti perkembangannya,
ketika SMA, sempet saya denger hal yang sebenarnya rodo rodo
ngeri dalam tanda kutip. Misalnya, „wae kae nekat e, wis dieleke
tetep nekat nginep karo pacare.‟, nginep karo pacare ditempat
saudarane. Woh lha yo wis, ternyata saya cuma bisa, yang saya
lakukan apa, ya mengingatkan, pilihlah teman yang sesuai,
karena masa-masa SMP-SMA itu yang memberi influenitas itu
ya teman. Seperti saya, istri saya itu relatif sebenarnya kan, apa
ya, jadi apa ya, masukan sponsor aja, dalam arti ya sekali-kali
nyempit polisi lah ya, tapi sebenarnya yang paling banyak,
lebih-lebih intensitas pertemanan sekarang dengan SMS, itu itu
saya kira, saya ndak tahu sudah diteliti atau belum, tapi saya
yakin sangat merubah, punya pengaruh merubah apa,
itu lebih berat daripada punya anak
perempuan
Dengan adanya SMS, kultur yang
ada di anak laki-laki itu mulai ada
di anak perempuan. Menurut pak P,
kalau dahulu komunikasi ngobrol
dengan teman sebaya tentang
seksualitas, seperti menilai lawan
jenis atau mempergunjingan cara
berpacaran teman lebih mungkin
dilakukan laki-laki, saat ini dengan
adanya SMS maka anak perempuan
pun bisa melakukannya. Akibatnya
saat ini komunikasi dengan teman
sebaya lebih kuat.
Sebagai orangtua pak P,
mengarahkan agar anak mencari
teman yang baik, karena pengaruh
teman sangat besar. Pak P merasa
pendidikan seks dari orangtua
kurang punya pengaruh bagi
anaknya dibandingkan informasi
seksual dari teman-temannya.
laki-laki lebih berat dari
memiliki anak perempuan
Orangtua memandang
anadanya teknologi SMS
membuat komunikasi teman
sebaya pada anak
perempuan menjadi lebih
kuat
Orangtua mengarahkan
anak mencari teman yang
baik karena pengaruh
pertemanan sangat kuat
Orangtua merasa bahwa
pendidikan seksual darinya
kalah berpengaruh di anak
dibanding informasi seksual
dari teman-teman anak
296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
465
Q :
V :
470
X :
V :
475
480
485
P :
V :
X :
V :
komunikasi soal-soal seksual, jadi komunikasi horizontal
mereka semakin kuat, peer groupnya. Dibanding dengan dulu
ya, dulu yang bisa ngerombol duduk gitu dipojokan jalan itu kan
laki-laki. Sekarang kan perempuan dikamar masing-masing …
ya
Mungkin kalau saya sih masih mengikuti perkembangan anak,
waktu anak saya mungkin SD, SD kelas satu itu sudah
menyeletuk dia, „pa aku dah punya pacar.‟, „sapa?‟, „si A, tapi
untuk berdua.‟ Hahahaha
hahaha
Lha berarti kan masih .. hahaha. kalo dikelas 5 tadi kan yang
tadi mimpi basah itu
Hee
Terus kalau yang SMP ya eee, „piye Js kamu sudah punya
pacar?‟, „ahh papa itu.‟, „itu lho Js karo si Sw itu.‟, „oh itu dah
punya pacar.‟, „pacare sopo?, „ohh kalah ganteng.‟, „kalah
ganteng tapi kamu kalah cepet.‟, „ya biarin, tapi tetep tak inceng
kog pa, besok SMA meh tak tembak.‟
hahahaha
Haha pernah ngomong gitu juga, terus, „lho kalo pacaran tu
mereka itu piye to pa?‟, kan ada temennya gitu, „itu pacarnya
itu.‟, „lho terus nek pacaran mereka blas gak dolan kemanamana?‟, „ya ndak.‟, „lha terus ngapain?‟, „ya cuma ketemu aja
disekolahan, paling ya ngobrol-ngobrol.‟, saya memantaunya
sebatas itu, masih memantaunya sebatas itu, dan kebetulan
mungkin untuk kelakuan di dalam rumah, kebetulan kami juga
hampir sama dengan pak D, bahkan kami sering tidur bertiga,
dan ya kebetulan karena kamar saya selalu terbuka untuk dia,
Pak V mengikuti perkembangan
anaknya, yang dari kelas satu
beberapa pernah bilang punya
pacar, namun pacar berdua.
Kemudian saat SMP anak
mengatakan mau menembak gadis
yang ditaksir saat SMA, walaupun
gadis itu sudah punya pacar. Anak
pernah bertanya mengenai apa yang
dilakukan saat berpacaran kepada
pak V. Ketika pak V balik bertanya,
ternyata anak belum sepenuhnya
paham.
Pak V banyak memantau kelakuan
anak di rumah dan sekolah. Sejauh
ini belum ada hal negatif yang
dilakukan anak. Anak juga
Waktu kecil sampai SMP,
anak sudah membicarakan
mengenai pacaranan namun
belum benar-benar paham
apa itu pacaran
Ayah memantau kelakuan
anak di rumah dan sekolah
297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
490
495
500
A :
V :
Q :
V :
505
A :
V :
P :
V :
510
U :
515
jadi dia selalu pengen kita tidur bertiga, tidur dikamar. Ya hanya
memantau aja, memantau, sekolah, saya masih masih sejauh
saya pantau belum ada hal-hal yang negatif yang, dan ini
kebetulan dia juga eh masih masih banyak ada kegiatan, yang
kegiatan olahraga basket itu cukup membantu, dia juga kalau
pulang lama disekolahan itu dia juga ada kegiatan basket atau
apa, lalu dan jadi dalam arti kata ini masih, masih belum terlalu
apa namanya, masih belum terlalu yang harus diawasi gitu ya,
ya mungkin masih usianya kan masih …
Bermain
Ya dan kebetulan dia punya temen akrab bertiga itu ya sebaya
gitu. Sebaya itu, disekolah itu dia laki-laki itu …
Geng
Gengnya itu, dan itu banyak membicarakan tentang basket atau
apa begitu. Kebetulan komik dia juga gak begitu suka
Suka e basket gitu ya? Jadi bertiga itu basketan bareng?
Iya jadi masih, masih ada kegiatan yang saya melihat masih,
masih, masih sibuk untukkkkkkk sibuk disitu
Menyita waktu energi ya?
Iya, misalkan sampai rumah juga dia, paling kalau BBan atau
SMSan itu ya dengan mereka bertiga, paling ya pacok-pacokan
itu, masih pacok-pacokan. Mungkin itu. Pak tadi mau
bicarakan?
Ya cuman ya saya ya eee kalau saya sih punya pengalaman gini
pak, pasti A kenal Cl dan Ck ya, mereka tu berdua punya sifat
yang sangat berbeda, kalau kakaknya itu orangnya pendiem,
(partisipan R datang)
pemalu, agak tertutup sedangkan adiknya orang yang boleh
dibilang terbuka banget gitu dia suka SKSD, sok kenal sok dekat
memiliki aktifitas basket bersama
teman-temannya sehingga sibuk
dan menyita waktu dan energi
sehingga tidak melakukan hal
negatif. Oleh karena itu pak V
merasa belum perlu mengawasi
secara ketat. Selain itu anak masih
SMP dan dipandang masih suka
bermain.
Anak laki-laki SMP belum
perlu diawasi secara ketat
karena masih suka bermain
saja
Menurut orangtua, kegiatan
anak cukup sibuk dan
menyita waktu sehingga
anak tidak melakukan hal
negatif
Anak dari pak U memiliki sifat
yang berbeda, anak pertama
298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
520
525
530
535
540
545
gitu jadi lebih aktif, dan selama ini mungkin kita bermain tarik
ulur, jadi usia-usia mereka kan usia-usia dimana mereka punya,
ehh sudah mulai berubah dari yang dulunya kalau kita ngomong,
„itu lho cowoknya ganteng.‟, „ahh enggak!‟, dan mereka sudah
mulai melirik cowok yang sesuai dengan yang
Q : Gambarannya dia
U : Gambarannya dia, idolanya dia, ya kan? Pasti kan berubah. Dia
juga punya beberapa idola eee waktu, eee saya inget waktu dia
SMP dia punya idola seorang eee anak sekolah lain, waktu itu
sudah SMA, pemain basket dan si Cl ini juga hobi basket, dia
juga sejauh ini juga main basket dan kita gak ngawasi streeng,
„jangan!‟, gitu ndak. Kita cuma ngeliat dari dari keseriusannya
sampai dimana, ya kita kan cuma ya oke, kita juga ikut,
maksudnya kalau dia ngobrolin, kita juga ikut ndengerin, kita
ikut nimpalin, kadang ikut guyon gitu. Dia mau nonton, „Pa aku
mau nonton si X main basket. ayo‟, nonton ya udah kita ajakin,
kita nontonin, lama-lama dia akan berganti lagi gitu lho, dia
pindah lagi. Idolanya pindah lagi. Kayak gitu terus jadi kita gak
langsung streeng tarik, begitu ada kejadian terus stop, enggak,
kita melihat dulu sampe gimana. Bahkan dia pernah juga
ditembak cowok, ditembak gitu dirumahku, dirumah, jadi
cowoknya dateng gitu terus nembakin dia disitu, tapi saya dah
bilang duluan, saya dah tau, dia cerita, kebetulan dia terbuka dia
cerita, „Pa, si ini mau dateng gitu lho.‟, ya udah aku bilang „gak
papa. Dateng aja silahkan gitu.‟, „kalau dia nembak aku
gimana?‟, „ya kamu ingetlah papa bilang apa. Kamu boleh
pacaran tapi setelah kamu SMA, kalau sekarang jangan dulu‟, ya
dia nurut sih, dan kayak pak V dan D, kita juga punya waktu,
malem terutama, saya malem, ngumpul bareng. Nah disitu kita
pendiam, sedangkan anak kedua
aktif dan terbuka. Anak-anaknya
sekarang dalam masa tertarik
dengan laki-laki yang sesuai
keinginannya. Pak U menggunakan
metode tarik ulur, misalnya saat
anak menyukai seorang laki-laki,
pak U mengikuti dan mengamati
keseriusannya dulu, saat anak
membahas hal itu, pak U
mendengarkan dan menimpali
namun tidak langsung
menghentikan, tidak boleh suka.
Pernah juga akan ditembak laki-laki
dirumah, namun pak U
mengingatkan bahwa anak tidak
boleh pacaran dahulu sebelum
SMA dan anak menuruti kata-kata
ayahnya.
Pada malam hari, Pak U punya
waktu kumpul keluarga dimana pak
Metode : tarik ulur:
membiarkan anak
bereksplorasi namun pada
titik tertentu mengingatkan
batasan-batasan yang perlu
ditaati.
Orangtrua bersikap sebagai
teman dan banyak
299
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
550
555
560
A :
U :
565
Q :
U :
570
575
P
A
U
A
:
:
:
:
juga bertindak bukan sebagai orangtua, kalau saya, sebagai
temen, jadi guyon apa terserah mereka mau ngobrolin apa saya
gak terlalu banyak ngobrol, saya banyak denger, dan karena
saya punya pengalaman dari kecil mereka ndak terlalu saya
perhatiin, sekarang saya coba merhatiin mereka, jadi setiap hari,
atau setiap malem itu saya pasti meluk mereka, cium mereka
gitu lho, karena saya baca, kalau mereka kekurangan kasih
sayang terutama dari papanya, dia akan cari di orang lain gitu,
dan saya biasa setiap malam mereka saya cium. Anak saya
pertama nolak lho, dulu waktu pertama-pertama gak mau dicium
itu bertahun-tahun, sudah hampir dua tahun ini, setiap hari saya
lakuin. Sekarang mereka sudah, sudah eeee pertama nolak itu ya
tapi udah …
Lebih biasa
Iya lebih biasa, bukan, ya walaupun kadang juga karena usianya
sudah mulai ini
Remaja
Kadang mereka udah merasa risih gitu lho. Tapi ndak papa, buat
saya suatu kemajuan, dan itu yang saya, apa, saya anggep
kuncinya mereka mau dengerin kita, karena kita mau dengerin
mereka. Akhirnya mereka jadinya juga denger gitu ketika kita
ngomong, kan ada orangtua yang anaknya gak mau dengerin
orangtua, saya punya temen, kasus kayak gitu tuh parah dan
salah melangkah. Jadi anaknya punya kesan orangtuanya tidak
mau, mengekang dia terus
Diktaktor
Diktaktor, jadi anaknya memberontak
Jadi itu memberontak, banget itu
Mari ada yang lain?
U bertindak sebagai teman, anakanaknya bebas bercanda atau
ngobrol apapun dan Pak U hanya
mendengarkan. Karena pak U
kurang memperhatikan anaknya
saat mereka kecil, maka sekarang
banyak memberi perhatian seperti
memeluk dan mencium karena
menurut yang dibaca pak U, anak
yang kurang kasih sayang dari ayah
akan mencarinya dari orang lain.
Awalnya anak menolak namun
sekarang sudah terbiasa walaupun
sebagai remaja sudah agak risih.
Menurut pak U kunci gar anak mau
mendengarkan orangtua adalah
orangtua yang mau mendengarkan
anak. Pak U punya teman yang
anaknya tidak mau mendengarkan
karena punya kesan ayahnya
diktator dan mengekang
mendengarkan anak
berbicara
Orangtua memberi banyak
perhatian ke anak karena
merasa kurang
memperhatikan saat anak
masih kecil. Orangtua
percaya bahwa anak yang
kurang kasih sayang dari
ayah akan mencari kasih
sayang ke orang lain.
Apabila orangtua mau
mendengarkan anak maka
anak juga akan
mendengarkan orangtua
300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
580
585
590
595
600
605
P
A
R
X
V
A
:
:
:
:
:
:
Yang belum?
Pak Rahmat boleh?
Bentar ini baru mendengarkan, belum gatuk. Hahaha
hahaha
Baru masih cari sinyal.
Ini tadi kita kan awal nulis dulu tentang apa saja sih
pengalaman, pengalaman yang dialami memberikan pendidikan
seksual ke anak gitu apa aja. Terus tadi bergiliran bercerita apa
yang ditulis, terus pengalamannya misal kapan dilakukan, terus
ehhh ya mungkin ada yang istrinya lebih banyak aktif, terus
selama ini jadi orangtua ngarahinnya gimana, jadi semacam itu
R : Ya kalau saya ini, kebetulan saya memang tipenya agak boleh
dikatakan kita awalnya agak diktator kadang-kadang sama anak
ya, karena kita takut sekali terhadap anak, sehingga kita dari SD
sampai mungkin yang besar itu sekitar SMP kelas 2 itu kita
selalu ingetin terus, ya kamu gak boleh gini, kamu harus gini,
kita selalu ngawasi terus dan mungkin kalau di gereja tahu kita
sampai sempet karena kita kepengen tidak terlalu jauh dari sini,
ehh banyak yang tahu kalau antar jemput walaupun pelayanan
apapun juga, walaupun laki-laki tetap kita antar jemput dulu.
Cuman kita situasi memang agak beda setelah dia di SMA kelas
1, kita baru mencoba untuk kita buka untuk, ya itu tadi
dikatakan, kita monitor dari jauh, istilahnya apa yang dilakukan
dia, ini kalau cerita yang anak pertama ya karena sudah SMA,
lha itu kebetulan kita juga hanya monitor saja, dia kita lepas,
walaupun memang sama-sama tahu misalkan kalo email ada
sama saya, di tempat saya ada emailnya dia, dia tahu gitu
posisinya, dan tapi saya gak pernah meng, apa istilahnya, saya
yang apa, ngungkit-ngungkit dia, walaupun ngapa email apapun
Pak R pada awalnya agak
mengekang anak dan memberi
banyak peringatan „tidak boleh
begini dan begitu.‟karena takut. Pak
R juga selalu mengantar jemput
anak dalam setiap hal. Namun
setelah anak pertama masuk SMA,
pak R mencoba memberi kebebasan
anak dan melakukan pengawasan
dari jauh saja
Email anak pertama jadi satu
dengan email pak R, dan kadang
teman-temannya mengirimkan
gambar atau video porno. Pak R
Orangtua bersikap
mengekang, banyak
memberi peringatan, dan
selalu mengantar jemput
anak karena takut
Saat anak sudah SMA,
orangtua memberi
kebebasan memilih kepada
anak dan hanya memantau
saja
Orangtua tahu anak
menerima email porno dari
teman namun orangtua
diam dan mengawasi saja.
301
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
610
615
A :
R :
620
A
R
P
R
:
:
:
:
V
R
A
R
X
P
R
:
:
:
:
:
:
:
625
630
juga ya udah saya diemkan. Tapi ya puji Tuhan, kalau beberapa
kali biasa ya anak SMP SMA kan email dari temen apalagi
SMA ya itu kan kadang-kadang gambar, kadang apa gitu sering
masuk ya, begitu ya, tapi saya bersyukur kalau anak yang
pertama ini kebetulan, gak tau karena sadar kalau itu dimonitor
sama saya atau bagaimana, dia biasanya kalau sudah sehari dua
hari berarti mungkin dia baru baca atau bagaimana, di hapus. Itu
yang gambar gambar seperti itu yang ….
Itu gambar-gambar porno gitu?
Ya gambar porno, video porno, ternyata temen-temennya itu
eksis begitu semua, kasi email itu temen-temennya
Oh dikirimi gitu ya?
Iya dikirimi
Laki-laki ya?
Laki iya, karena laki kebetulan anak saya kebetulan
sosialisasinya karena dia di Bosa, laki perempuan jadi tidak
selalu seperti itu ya, cuman temennya yang ngirimin memang
mereka orang DeBrito. Kalo DeBrito kan mungkin laki semua
dia lebih, lebih ini ya haha
loss
Lebih loss begitu ya. Haha.
(menoleh ke notulis)
Tapi ternyata …. Oh ini anak DeBrito ya?
hahaha
Keliatan og. haha
Gak papa. Haha. Cuma kog kebetulan yang saya lihat kog
ternyata dia tahu-tahu lepas sendiri seperti kadang, kadang juga
kalau BB, BB keluarga kadang-kadang keluarga saya itu kan BB
group dengan keluarga besar saya, kakak beradik itu, kita sering
membiarkan dan untungnya anak
pertamanya entah karena kesadaran
diri atau karena dimonitor orangtua
akan menghapus email itu sendiri.
Di grup BB keluarga besar pak R,
ada saudaranya yang sering
mengirim candaan dan gambar
yang cenderung porno, padahal di
302
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
635
640
X :
R :
645
650
A :
R :
655
G
X
V
R
A
:
:
:
:
:
ya maklum kakak saya itu kan dokter dan dokternya itu dokter
andrologi ya. Jadi andrologi kan kearah kandungan atau semi ke
bayi tabung kan, sehingga agak-agak mirip ya mungkin kayak
dokter Boyke jadi nyerempet-nyerempet ke agak saru-saru gitu,
hahaha, kadang-kadang share gambarnya BB group dia gak tahu
kalau BB group itu ada anak saya, tiga-tiganya juga disitu semua
Hahaha
Itu, tapi ya saya lihat kebetulan kan kalau yang kecil sendiri
karena dia gak donk ya, dia diem aja saya hapuskan, tapi kalau
yang apa, yang dua, yang laki sama yang perempuan, kita hanya
kita los saja karena dia sudah SMP SMA ya kita cuma mantau
aja. Tapi kog ternyata untuk masalah-masalah itu dia kadang,
mungkin risih sendiri ya, karena dia juga bingung kan posisinya,
akhirnya apa, itu sudah hilang, kadang setengah hari ada share
dari kakak saya gitu, buat lucu-lucuan tapi lucu-lucuan dia gak
sadar kalau disitu forumnya ada …
Lucu-lucuannya yang rodo saru
Lha karena ya mungkin dokter begitu memang hobinya begitu,
saya gak tau ya. Tapi kog kebetulan kog ya artinya …
Hiburannya cuma itu
hahaha
Tambah ilmu
Hahaha nambah ilmu
Tambah ilmu
Terkait memberikan pendidikan
seksual, pak R hanya memasukkan
saya seperti itu. Tapi kalau untuk pendidikan seksual itu sendiri sedikit ditengah obrolan. Pak R
ehh kita kadang-kadang cuma nyentil tapi saya memang kadang- bingung cara membicarakan
R : Kalau untuk masalah seperti itu yang yang saya lihat anak-anak
660
grup BB tersebut terdapat anakanak pak R. saat itu terjadi pak R
membantu menghapuskan pesan di
BB anak ketiga yang kecil,
sedangkan pada anak pertama
kedua yang SMA – SMP dipantau
saja karena dianggap bisa
mengambil keputusan sendiri dan
ternyata memang menghapus
sendiri karena risih.
Orangtua mensensor humor
seksual di HP anak yang
masih kecil dengan
menghapusnya
Saat anak sudah SMA –
SMP maka orangtua akan
memantau saja dan
membiarkan anak
memutuskan sendiri
menanggapi humor seksual
di HP
Metode : menyelipkan PS
didalam obrolan
Kesulitan : kebingungan
cara membicarakan
303
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
665
670
V
R
A
R
:
:
:
:
675
680
685
A :
R :
A :
kadang mau masuk kesitu juga masih bingung caranya ngomong
ya, cuman kadang cuman gimana. Kadang kita memang
walaupun sekarang akhir-akhir ini kita memang malah jadi
jarang sejak saya terus terang saja, dulu kita tiap malam kita
kumpul, ada semacam mezbah keluarga, kita renungan, doa
bersama tapi sejak ehh lebaran, sudah cukup lama berarti ya, itu
sempet mid semester berhenti dan sampai sekarang berhenti.
Hahaha. Ini yang yang saya gak tahu kenapa bisa berhenti, kita
berulang kali kita coba satu dua kali
Berhenti lagi
Berhenti lagi, ternyata godaannya terlalu luar biasa. hahaha
Sudah berhenti mulainya sulit sekali
Mulainya sulit sekali. Lha itu, artinya hanya kadang-kadang kita
selingannya pas pergi bareng, ngobrolnya memang ngobrol
bareng di mobil, gitu aja. Itu yang dari saya, sebagian mungkin
itu dulu. Gak tau cocok gak dengan temanya, tadi saya gak
denger semua. Hahaha
Cocok kog pak. haha
Cocok. haha
Ya itu tadi pak R, sempat menyinggung tentang, „kadang
bingung cara ngomongnya ke anak.‟ gitu ya. Itu mungkin kayak
hambatan atau tantangannya memberi pendidikan seksual ke
anak terus tadi pak D juga sempet ngomong, „kadang bingung
ini anaknya dah siap belum sih atau sebenarnya …‟, ternyata
ketika masuk ternyata pernah gak siap gitu anaknya, mungkin
yang lain punya hambatan atau tantangan yang sama, atau
tantangan lain yang berbeda, hambatan yang berbeda dalam
memberi pendidikan seks ke anaknya?
seksualitas dengan anaknya.
seksualitas ke anak
Dahulu pak R rajin renungan
malam bersama keluarga namun
sudah sejak lebaran tahun lalu
berhenti, dan setiap dicoba mulai
lagi sangat susah.
Saat pergi bersama, dalam
perjalanan akan ngobrol dan saat
itu pak R akan menyelipkan
pendidikan seksual.
Orangtua menyelipkan PS
saat ngobrol di mobil ketika
bepergian bersama.
304
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
690
695
700
705
710
715
Q : Eh mungkin mengulang yang tadi bahwa kita memberikan ilmu,
kalau saya, keluarga kami kan saya tadi sudah sebutkan kita
akan masuk ke anak yang paling gede, ya to? Karena ya anak
saya kan tiga cewek semua, yang kecil cowok bisa, belum tahu
apa-apalah, nah metodenya sama dengan pak D, pak V, dan pak
U ya, bahwa kita akan ngumpul suatu saat tertentu sambil di,
kan kalo nonton TV bareng di ruang itu, ubyuk gitu to, nonton
bareng kemudian nanti ehh kemudian kita pindah wis pokoknya
tergantung, kadang-kadang diruang A, kadang di ruang B, tapi
yang jelas ketika istri saya memberikan pengetahuan tentang
seks dan sebagainya biasanya ini anak pertama mau dikasi tahu,
adik-adiknya dipanggil, „kene kene rungoke, ehh besok kamu ya
koyo mbak Gm iki.‟, ini dimunculkan rambu-rambunya jadi ada
hal-hal yang terkait dengan perempuan ya, yang boleh dilakukan
oleh perempuan dan tidak, misalnya tadi „nek nyari temen tu yo
yang baik-baik.‟, karena kami percaya bahwa kami yakin bahwa
pengaruh buruk itu munculnya dari lingkungan ketika anak
walaupun dirumah dikasi pengetahuan apapun terkait hal hal
yang baik, tapi begitu dia masuk dalam lingkungan yang jelek,
pasti akan terpengaruh, dan pengaruhnya lebih besar karena,
saya tadi kan bilang waktu saya SD, waktu saya kecil, jaman
cowok cowok cowok, saya juga merasa ilmu saya itu bukan dari
orangtua tapi dari lingkungan artinya pengetahuan seks
P : Dari sebaya ya
Q : Heem, nah jadi saya punya pikiran „nek nggolek konco iki yo
sing apik.‟, nah kemudian memang istri saya kemudian
mengarahkan diarahkan yang pertama gereja, karena walaupun
sakelek-elek e gerejo, memang gereja kan tidak selalu baik ya,
tapi sejelek-jeleknya orang yang ada digereja dia takut pada
Dikeluarga pak Q, saat orangtua
(istri) memberikan pendidikan
seksual akan diberikan kepada anak
tertua, namun saat memberi
pendidikan ke anak yang paling tua,
saudara-saudaranya pun dipanggil
untuk ikut mendengarkan juga.
Sekeluarga akan berkumpul bersama
disuatu ruangan.
Pak Q dan istri memberikan ramburambu terkait hal-hal yang boleh
dan tidak boleh dilakukan
perempuan. Pak Q juga
menyarankan anak agar mencari
teman yang baik karena pak Q
percaya pengaruh lingkungan lebih
besar dibanding pengaruh dari
keluarga. Kepercayaan pak Q
berdasar pengalamannya saat kecil
yang mendapat pengetahuan seks
dari lingkungan / teman sebaya
Istri pak Q mengarahkan anakanaknya untuk mencari teman di
gereja, karena sejelek-jeleknya
orang gereja masih takut akan
Tuhan
Metode : saat memberi
pendidikan seks ke anak
tertua, anak lain diajak
berkumpul untuk ikut
mendengarkan juga.
Isi PS : rambu-rambu hal
yang boleh dan tidak boleh
dilakukan perempuan
Orangtua menyarankan
anak untuk mencari teman
yang baik karena pengaruh
lingkungan lebih kuat dari
keluarga
Sumber PS : pengalaman
orangtua saat kecil
Orangtua merasa gereja
merupakan lingkungan
yang cukup baik untuk
pergaulan anak-anaknya.
305
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
720
725
730
735
740
745
Tuhan to, daripada di kampung atau di
Hahahah
Tapi sak elek-eleke mesti yo omongan e digrejo kan hahha
Daripada ditantang kon kawin hahaha
Hahaha
Ya gimana-gimana di gereja berarti tetep kita takut sama Tuhan
Lha iya
Kalau enggak ya
Lha iya. Haha. Setidaknya walaupun, kan sering pendeta
ngomong kalau didalem gereja, wong diluar jadi orang jelek,
opo ra karuan tapi pas masuk gereja kan pasti alim, artinya
lingkungan itu, saya arahkan kami arahkan mbentuknya di
gereja, kemudian ada rambu-rambu yang harus, ya bukan harus,
tetep mereka nanti, kita tidak harus cuma kita ceritakan tapi kan
dengan cara berpikir mereka masing-masing mereka akan
menangkap apa yang harus dilakukan dan tidak. Misalnya ketika
istri saya memberi nasihat kepada anak saya, „jangan sekali-kali
dateng ke rumah cowok atau ke kos-kosan.‟, itu pantang
P : Tabu
Q : Tabu. Nah kemudian kenapa, dijelaskan, karena pengalaman,
istri saya kan sejak dulu, sejak dia dia dia apa dia kumpulkan
akhirnya buat kesimpulan bahwa temen-temennya, temen-temen
istri saya itu SMP SMA, temen saya juga, SMP SMA, cewekceweknya ketika ngomong ih ih ih tapi tau tau meteng ndisik,
kan sering. Saya dulu Bopkri, SMP 5, kemudian SDnya
Kanisius. SMP 5 masih SMP ada temen saya juga sudah hamil,
nah dari pengalaman itu kemudian pengalaman istri saya, istri
saya kan adek kelas saya, itu Bopkri jaman saya itu banyak,
yang ketika kita ngobrol-ngobrol mereka merasa jijik, ngadoh,
X
V
P
X
P
V
P
Q
:
:
:
:
:
:
:
:
Rambu-rambu dari pak Q bukan
keharusan namun pak Q berharap
anak-anaknya dapat berpikir dan
paham hal yang sbaiknya dilakukan
rambu-rambu dari orangtua
tidak mengikat namun
mengharapkan anak
memahami sendiri
Istri Pak Q menasihati anak
perempuan agar tidak berkunjung
ke rumah atau kos laki-laki karena
itu tabu. Saat anak menanyakan
alasannya, maka istri pak Q
menjelaskan bahwa saat perempuan
berkunjung itu membuka peluang
terjadi aktivitas seksual, sehingga
perlu dihindari. Penjelasan dari istri
pak Q disimpulkan dari
pengalaman pak Q dan istri saat
melihat teman-temannya hamil
Isi PS : larangan anak
perempuan berkunjung ke
rumah / kos laki-laki
Saat anak menanyakan
alasan nasihat orangtua
maka orangtua memberi
penjelasan
Sumber PS : pengalaman
suami dan istri melihat
teman-temannya
306
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
750
755
760
765
770
775
ngerti-ngerti dee sing meteng ndisik hoo tha, lha gitu. Nah
karena ditelusur telusur dulu itu dia diajak temennya itu diajak
ke kost, nah begitu perempuan datang ke tempat kost, itu sudah
menurut kami, itu sudah membuka peluang, karena kita kan
tujuannya kan menghambat peluang supaya jangan terjadi
sesuatu yang, tadi yang pertama di di hindari terkait dengan seks
ya, nah kemudian yang di, yang di nasihatkan istri saya kepada
anak-anaknya ya itu, karena perempuan ya khususnya adalah
menaikkan harga diri, dengan cara, ada banyak juga, „jangan
sekali-kali kamu nembak.‟, karena, mungkin saya termasuk
kolot ya, persepsi saya, perempuan itu ya perempuan sing
ditembak, bukan perempuan sing nembak, kan jaman sekarang
lain. Jadi saya selalu jelaskan dirumah, apa bedanya perempuan
dan wanita, „perempuan itu ya berasal dari kata empu dan per-an
jadi empu itu sesuatu yang di tinggikan, sesuatu yang dihargai,
jadi jadilah kamu perempuan. Sementara wanita, kan ada wanita
karir, kan gak da perempuan karir, wanita karir itu berasal dari,‟,
saya dapet ilmu dari guru saya, wanita itu merupakan perubahan
kata , proses ambioratif dari betina, batina, benita, kemudian jadi
wanita, jadi proses perubahan kata, jadi nek wanita saya
tekankan begitu saja, „ya wanita itu berasal dari kata betina,
betina itu kan …
U : biologis
Q : Biologis, nggo ngendok yo? Hehe. „Sementara perempuan itu
kan sesuatu yang di empukan, jadi kamu sebaiknya menjadi
perempuan. Nah perempuan yang baik itu adalah perempuan,
yang jaman dulu sampai sekarang itu gak akan berubah, dia gak
boleh nembak, walaupun sekarang jumlah perempuan lebih
banyak dari cowok tapi saya menganjurkan, „kamu itu berharga,
diluar nikah karena main ke kost
laki-laki.
Nasihat orangtua agar anak
tidak membuka peluang
terjadi aktivitas seksual
Istri pak Q menasihatkan anak agar
menaikan harga diri dengan cara
seperti tidak menyatakan cinta
(nembak) ke laki-laki
Pak Q menjelaskan arti kata
perempuan dan wanita. Wanita
merujuk kepada sifat biologis
perempuan, sedangkan perempuan
merujuk kepada seseorang yang
dimiliki dan dihargai.
Dari penjelasan itu pak Q
mengarahkan anaknya agar tidak
merendahkan diri dengan
menembak laki-laki atau
berkunjung ke rumah laki-laki.
Isi PS : perempuan harus
memiliki harga diri dengan
cara tidak menyatakan cinta
(nembak) atau berkunjung
kerumah laki-laki.
Penjelasan harga diri dilihat
juga dari perbedaan
arti kata wanita dan
perempuan
307
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
780
785
790
795
A
Q
A
P
A
Q
X
A
:
:
:
:
:
:
:
:
G :
800
805
nah makanya hargamu tinggi, jangan merendahkan harga dirimu
dengan mengoyak-oyak.‟, begitu. Jadi rambu-rambu yang harus
diikuti oleh anak-anak saya, jangan nembak, jangan dateng ke
rumah cowok, apalagi nanti kalau kuliah, kan kuliah kan banyak
kos-kosan, jangan sekali-kali kamu dateng ke kos-kosan untuk
apapun, gitu, itu rambu-rambu yang kita sisipkan, kita masukkan
ke anak pertama, tapi kan begitu kita cerita ke anak pertama kan
anak kedua ketiga kan denger, saya ohh besok kalau saya, dah
kuliah itu harapannya yang di nasihatkan ke anak pertama, dia
sudah paham.
Jadi pas ngomongi anak pertama itu, anak yang dua tiga empat..
Dua tiga ikut, diajak. „kene kene rungoke.‟
Ohh
Anu ini apa, emmm efisien. Hahaha. Sekali penuangan sudah.
Nek dewe-dewe nanti lain kali ngumpulke sendiri … haha
Susah waktunya gak nyandak. hahaha
hahaha
Direkam om, bikin video, pelajaran satu, dua, tiga, empat, haha.
Ya itu dari pak Q. Ada lain lagi yang mengalami apa mungkin,
tantangan atau hambatannya yang dihadapi dalam
menyampaikan pendidikan seksual ke anaknya?
Nah salah satu hambatan yang paling besar itu tidak bisa
melarang melakukan sesuatu. Sekarang itu kayaknya jauh lebih
susah, lebih susah, dengan adanya internet atau HP itu, kadang
kita denger kasus-kasus itu ngeri sendiri karena, dari facebook,
terus ketemu darat terus, ternyata tidak sesuai dengan itu,
didalam facebook kan kita bisa menulis yang baik-baik saja, jadi
kenalnya kenal yang baik-baik saja gitu. Kan kita butuh seleksi
kan, nulis status misalnya, status yang baik-baik atau gimana,
Pak Q memberi rambu-rambu
untuk diikuti anak perempuannya
yaitu jangan nembak dan jangan
datang kerumah laki-laki. Saat pak
Q memberikan rambu-rambu untuk
anak yang pertama, diharapkan
anak yang kedua dan ketiga yang
ikut
mendengarkan
akan
memahami juga. Cara ini dirasa
lebih efesien waktu daripada
memberi tahu satu-satu.
Pak G merasa hambatan terbesar
yang dihadapi adalah tidak bisa
melarang anak untuk berinteraksi
karena adanya HP dan internet.
Kasus-kasus kejahatan seksual
akibat dunia maya yang
Isi PS : rambu-rambu
berelasi untuk anak
perempuan: jangan nembak
dan jangan berkunjung ke
rumah laki-laki
Metode : saat memberikan
PS ke anak, saudara yang
lain diajak mendengarkan
sehingga tidak perlu
berulang-ulang
memberitahu satu persatu
Orangtua merasa tidak bisa
membatasi interaksi anak
melalui teknologi informasi
komunikasi (TIK)
Orangtua khawatir
mendengar kasus kejahatan
seksual di dunia maya.
308
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
810
A
G
P
G
:
:
:
:
815
820
825
P :
U :
P :
V :
P :
X :
P :
830
835
X :
P :
nah kemudian ketemu kog ketemu kadang sempet terjadi kasus,
banyak kasus kan …
Dibawa lari itu
ilang, diperkosa, atau diapain
Dimutilasi
Eh dimutilasi? Hehhe. Semacam itu kan ngeri sekali itu,
makanya yang kita tekankan itu internet itu pasti ada yang
jeleknya, pasti itu, kita tidak bisa menghalangi itu kan, makanya
kita tekankan bahwa itu „ada internet yang jelek bagaimana
kamu menjalaninya, kan risih sendiri kan?‟, kita tekankan itu,
„berarti kamu kan bisa memilih internet yang baik gitu.‟. soalnya
anak jaman sekarang kan mesti TIK pasti lebih, jauh lebih pinter
daripada kita. Nah itu tantangan paling besar yang saya rasakan.
Dan repotnya internet itu visual, itu yang lebih …
Cowok
beresiko itu cowok. Kalau perempuan saya kira tidak terlalu
tertarik dengan visual seperti itu.
jijik
Jijik, ya. Makanya saya membayangkan, ya dalam hal ini
bersyukurlah punya anak perempuan
Hahaha
Nek bocah lanang, ya mungkin kalau laki-laki, saya lebih
terbuka dan enjoy masuk ya, katakanlah nganti ngeyel, jak gelut
Hahaha
Tapi kan ehh tentu itu apa ya, saya tetap membayangkan lebih
berat, punya anak laki-laki jaman sekarang. Dulu pun juga lebih
berat, karena relatif dunia laki-laki kan tidak hanya domestik ya
tapi lebih sosial, sejak dulu, ndak didesa ndak dikota, desa itu
walaupun dipermukaan tenang, woo dunia malamnya lebih
didengarnya membuat pak G
khawatir.
Pak G merasa anak lebih pintar
mengenai teknologi informasi
komunikasi TIK sehingga orangtua
hanya bisa mengingatkan kepada
anak bahwa internet memiliki sisi
baik dan buruk sehingga anak perlu
memilih-milih mana yang baik.
Orangtua merasa tidak
menguasai TIK seperti
anak, sehingga hanya bisa
mengarahkan anak untuk
memilih internet yang baik.
Menurut pak P, internet lebih
berbentuk visual sehingga lebih
beresiko untuk anak laki-laki
Internet lebih beresiko bagi
anak laki-laki karena
berbentuk visual
Pak P merasa lebih terbuka dan
enjoy memberi PS kepada anak
laki-laki
Pak P merasa memiliki anak lakilaki lebih berat karena interaksi
anak laki-laki tidak terbatas
dirumah saja namun banyak diluar.
Pak P menceritakan bahwa di
Orangtua merasa lebih
nyaman memberi PS dngan
anak sejenis kelamin
Memiliki anak laki-laki
lebih berat karena interaksi
anak laki-laki tidak terbatas
dirumah saja
309
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
840
845
850
855
860
mengerikan. Di desa ya, yang saya tahu, katakanlah yang
sampai naik pelaminan masih perjaka itu bisa dihitung
diangkatan saya. Itupun yang selamat karena sekolah di kota,
jadi saya dan beberapa teman. Karena sekolah dikota, jadi keluar
dari lingkungan, kalau gak ada semacam inisiasi kog itu ada
V : Karena desa itu gak ada, hiburannya cuma itu
P : Enggak, enggak jadi kalau masih perjaka malah diolok, bukan
laki-laki, ini ndak terbayangkan ya? Dan teman saya yang
sosiologi pernah saya ajak main ke desa saya sana, wohh kaget,
ya saya tunjukkan, sampe saya ngikuti kelompok, kelompok
anu, kelompok mereka, tak jak gitu. „nyoh ada temen dari jogja,
pengen melu mlaku-mlaku gitu.‟, bener, wah kaget dia, wong
sampai warung itu pelosok sekali kog, jadi kayak masuk dunia
lain gitu lah, tau tau peteng ndedet trus byar gitu. Ada warung
dan sebagainya. „ada kayak ginian?‟, „lha kowe ki ilmuwan
kudune neliti koyo ngene ki ora mung ning kota.‟ Hahaha. Jadi
jadi memang yang dipermukaan itu bisa bisa lain sekali dengan
yang sesungguhnya terjadi. Saya tidak tahu kalau dinamika di
kota, tapi sejauh saya pantau itu ketika energi dan waktu itu
dihabiskan untuk hobi-hobi, entah robot entah apa itu saya
malah positif, memandang positif seperti itu, aktif di gereja dan
sebagainya itu positif, apapun, karena nek wis kesel ra iso opoopo. Jadi itu, sedangkan kalau masih banyak waktu luang dan
sebagainya, lebih-lebih kebetulan dapet peer group yang tidak
bagus, wah itu wis, lebih-lebih kalau ada kategori bukan lakilaki, masih perjaka, kayak gitu, mungkin baru denger seperti ini,
tapi itu ada seperti itu. Saya ndak tahu kalau dikota, mudahmudahan ndak ya, atau iya? hahaha
A : Tergantung mungkin om. hahaha
desanya laki-laki yang perjaka
sampai menikah itu sedikit karena
di desanya perjaka diolok-olok
tidak jantan. Yang bertahan tetap
perjaka sampai menikah adalah
mereka yang studi di kota sehingga
keluar dari lingkungan tersebut
Pak P pernah mengajak temannya
ilmuwan sosiologi mengikuti
dinamika kelompok laki-laki di
desanya tersebut. Ilmuwan tersebut
terkejut dengan dinamika yang ada.
Menurut pak P, apabila energi dan
waktu anak dihabiskan untuk hobi
maupun kegiatan yang positif,
contoh: aktif digereja, maka anak
tidak akan aneh-aneh karena sudah
capai. Namun apabila anak
memiliki banyak waktu luang dan
juga mendapat kelompok sebaya
yang tidak baik maka lebih
beresiko melakukan hal yang anehaneh.
Saat waktu dan enegi ank
dihabiskan untuk hobi dan
kegiatan positif maka anak
akan lelah dan tidak
berperilaku seksual
menyimpang.
Saat anak banyak nganggur
dan memiliki teman sebaya
yang buruk, anak lebih
beresiko berperilaku
seksual menyimpang
310
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
865
870
875
880
885
890
Q : Setau saya itu memang desa itu apa ya, sebetulnya orang
ngomong desa itu lebih sopan, lebih apa, enggak. Desa itu lebih
lebih cepet dewasanya dibandingkan yang kota, karena anakanak kota mainnya, apa namanya, ehhh PS gitu, sore itu paling
jagongan. Sementara di desa kan enggak ada kegiatan, gelap
A : anak kayak langsung masuk dewasa gak da remaja
Q : Dewasanya lebih cepet desa, makanya kan yang kawin muda
kan banyak orang desa.
D : Karena gini pak, kalo emm ya mungkin saya orang desa ya, saya
kalo ngamati di daerah itu terkadang gini, ada bahasa yang gak
enak ya, „wah sudah usia segitu og ya belum rabi.‟
Q : ya
D : Maaf begini, memang seringkali ada muncul-muncul seperti itu
P : Oh ya perempuan kalau usia berapa itu …
Q : 13 tahun itu …
P : Enggak katakanlah umur sekarang 17 ….
D : 17 tahun kog belum nikah, itu kan kadang-kadang menjadi anu
hambatan anak untuk melangkah ke depan to? Itu padahal
terutama orangtua sendiri.
Q : Iya
D : „Kamu arep nunggu opo? Sing arep tok goleki ki seperti opo?‟,
nah seperti itu.
R : memang orangtua seperti itu, di Wonosobo itu 16 tahun sudah
dinikahkan
Q : Iya 15 tahun juga
R : Karena saya punya karyawan gak bisa lebih dari 17 tahun,
karena kalau lebih dari itu orangtuanya yang marah. Sekarang
pulang dan dah nikah.
D : Kadang orangtua sendiri terus mendominasi, kalau anak umur
Menurut pak Q, anak didesa itu
lebih cepat dewasa dibanding anak
kota, karena tidak banyak hiburan
dan kegiatan seperti anak kota.
Tidak adanya hiburan dan
kegiatan yang memadai
didesa, membuat anak lebih
cepat dewasa
Di desa anak berusia 15 – 17 tahun
sudah mendapat tuntutan dan
tekanan dari orangtua untuk segera
menikah dan berkeluarga
Orangtua didesa menuntut
dan menekan anak untuk
segera menikah saat sudah
berusia 15 -17 tahun
311
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
895
X
D
V
D
:
:
:
:
900
905
910
X :
D :
915
P :
D :
920
segini kudu ndang nikah. Lha ini yang saya ndak suka, soalnya
terus untung saya lari ke kota ya.
Hahaha
Kalau saya dulu di desa ya, „kancamu wis berkeluarga.‟
Sudah mutu yo. haha
Saya pulang dari sini, termasuk orangtua saya sendiri, saudarasaudara, „kowe ki arep nunggu opo to? Orang wis nyambut
gawe, kog ora nikah-nikah? Lha itu temen-temenmu yang seusia
kamu tuh dah punya anak lho. Anaknya wis do sekolah gitu.‟,
lha mungkin kan pikiran saya gak sejalan dia, kan gitu. „Opo
anu po,‟, saya bilang ke bapak saya, „bapak kesusu pengen
nduwe putu to?‟, saya kan gitu, „suk ono wektune pak, suk nek
wis ono wektune lak yo aku nduwe bojo.‟, „usiamu kan sudah
32.‟, „ya 32 tapi kalo saya ya belum suka nikah.‟, sampe
orangtua saya bilang, „opo tak golekke ning kene?‟, „alah pak,
kowe ra percoyo anakmu iki bagus.‟
Huahahaha
Kalau saya tidak mau tuh kan berarti saya masih bisa, saya tuh
bener lho pak, saya pernah sama orangtua saya dilamarke orang,
wah kalo desa kan seperti ini ya, kalau didesa tuh, „pinter‟
nyambut gawe, ayu, anak e wong sugih, karo iki yo?.‟, nah saya
namanya anak, waktu itu masih lijang, iseng-iseng, saya
sukanya iseng-iseng, wiss tak nonton, lha tujuan saya cuma
melihat dan kepengin saya tuh, „koyo opo to sing ditawake aku.
Verifikasi. hahaha
Karena saya harus lihat orang dulu. Eh tidak tahunya bapak itu
sama anu itu sudah rembugan jadi ya saya mental. „Lho lho lho,
aku ki mrono ki tok tembungke opo mung kon nonton? Nek
nonton ki wong arep tuku kan nonton barang e sek. Nek aku
Pak D menceritakan
pengalamannya dituntut
orangtuanya untuk segera menikah
akrena sudah berkeluarga dan
berusia 32 tahun. Orangtua pak D
bahkan sempat mencarikan jodoh
namun ditolak oleh pak D karena
pak D merasa bisa mencari sendiri
namun memang saat itu belum
ingin menikah. Ayah pak D sampai
jenuh dan berhenti menuntut
anaknya segera menikah dan
membiarkan anaknya memutuskan
sendiri.
Menurut pak D orangtua di desa
bersikap sebagai penentu dan anak
diharuskan menuruti orangtua.
Menurut pak P orang desa terlalu
312
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
925
930
V :
D :
935
P :
D :
940
945
950
barang e gelem aku yo gelem. Aku durung reti wong e, piye
sensitif dengan apa yang dikatakan
oleh tetangganya.
awake, durung tau kenal kog wis kudu nikah karo dee, trus
landasan e apa?‟, kan model e wong kampung kan harus ada
rasa seneng dulu, saya kan gitu. Akhirnya, „ass sakkarepmu.‟,
tapi bapak saya, „yo saiki ngene pak nek sampeyan sing
rembugan kono yo tulung di balekke rembugan e, aku yo
emoh.‟, saya kan gitu, saya dah dijogja sini, „waduh aku ra
plong, wis pak aku rasah bali, wegah aku.‟
Hahaha
Wis saya sampai bilang gini, „sesuk nek aku mulih nggowo cah
wedok, kuwi bojoku sesuk.‟, kebetulan saya sama istri saya, „oh
yo iki calon bojoku sesuk.‟ Lha itu, jadi itu yang membedakan,
cenderung orangtua itu apa ya, ee istilahnya anak itu kudu
ngikuti omongan saya, seakan-akan dia penentu gitu lho …
Terus telinganya rata-rata tipis, artinya yo nek tetangga
ngomong opo gitu yowis hahahah panas
Tapi setelah saya, setelah itu ya pak, bapak saya dah ndak mau,
saya dah ngomong seperti itu gak mau, „udah aku tak golek
dewe, sesuk nek aku mulih nggowo cah wedok ya itu bojoku.‟,
bapak saya diam. Akhirnya nek saya pulang dah gak pernah
ditanya tetek bengek itu gak. Karena saya mungkin pesen ya.
Hahaha. Wah, ya memang jan e bapak saya itu tidak terlalu
kolot sebetulnya, cuma dia kan khawatir, „ngopo to kowe nganti
usia segitu belum kawin?‟, sebetulnya itu aja, Sekarang saya
tanyai, „nah sekarang saya dah punya istri, punya anak,‟ saya
pernah ngomong, „aku saiki wis nduwe bojo nduwe anak,
sampeyan yo wis ora tau niliki barang nduwe putu.‟, saya bilang
gitu. „pernah niliki? Waktu lahir tok to?‟, saya bilang gitu haha,
sampe sekarang ya ngurusi urusan e dewe, bener itu saya bilang
Orangtua desa menjadi
pengambil keputusan untuk
kehidupan anak.
313
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
955
960
A
D
P
Q
A
Q
:
:
:
:
:
:
A
Q
R
P
:
:
:
:
965
970
975
X :
P :
980
Q :
P :
seperti itu sama bapak saya. Nek sekarang mah wis diem aja,
sekarang malah nanyakan, „lha putune kapan?‟, „aishh ya ben
sek, durung waktune. Aku mbiyen yo ra kesusu, anakku yo ra
kesusu ra popo.‟, saya bilang gitu. Ya seperti itu kehidupan di
kampung, kalau dikota emang lebih enak kog.
Lebih santai, gak ditekan-tekan?
santai
Tekanan sosial memang relatif …
Relatif rendah
Tekanan untuk nikahnya tu ya?
Ndak kesusu. Dan sebetulnya kan dikota juga kalo disekolahsekolah kan juga dikasi tahu, bahwa batas, apa namanya, umur
tadi didalam biologi kemudian 17 tahun tu baru sweet
seventeen, kalau orang desa …
Ndak ada sweet seventeen.
Di wonosobo umur 15 tahun sudah minta pulang
Iya betul sekali
Nek jaman saya SMP kan paling surat-suratan, pernah tuh hari
senin upacara, masih dilapangan, semua gak boleh masuk,
ditahan. Woo ternyata guru-guru semua ngeledah tas-tas itu.
Wahh, surat tu dapet segini.
hahaha
Saya juga kena tapi Daima Ento, jilid 9, 10, 11, 12, pinjem
teman tuh. Padahal pinjem to, akhire ya harus ngadep guru BP,
minta buku itu. Daima Ento tapi mboh cah saiki bacaan e opo.
Itu komik cowok itu bahayane disitu ya, jaman saya itu Eni Ero,
Rick Carter …
Waaa Rick Carter itu hahaha
Pak D tidak menuntut anak untuk
segera menikah karena dirinya juga
dahulu tidak terburu-buru menikah.
Dikota tekanan sosial untuk
menikah tergolong relatif rendah.
Selain itu disekolah juga diberitahu
batas usia untuk menikah, salah
satunya juga dengan adanya budaya
sweet seventen untuk anak
perempuan.
Ketika bapak-bapak masih SMPSMA dahulu, bapak-bapak pernah
membaca komik dan novel yang
berbau seksual seperti Rick Carter,
Eni Ero, dan Buku Putih. Pak P
juga pernah menemukan novel
tersebut ada di perpustakaan
sekolahnya, namun di bagian
seksualnya, lembar buku itu
Orangtua dahulu tidak buruburu menikah, sehingga
orangtua juga tidak
menuntut anak segera
menikah
Tekanan sosial di kota
untuk segera menikah
relatif rendah. Ini didukung
pendidikan dan budaya
kota.
Ada beragam buku bacaan
yang agak berbau seksual
yang dikenal dan dibaca
oleh bapak-bapak saat SMP
dan SMA dulu.
314
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
V
A
V
P
Q
P
V
Q
P
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Q
P
X
V
P
1000 V
Q
:
:
:
:
:
:
:
985
990
995
P :
1005 Q :
P :
1010
X :
P :
Buku Putih, Buku Putih. hahaha
Itu apa sih? Komik gitu?
Komik
Itu novel detektif sebenarnya, novel spionase gitu
Heeh tapi bumbu-bumbunya itu
James bond lah james bond pasti ada
Cuma lebih banyak anu ne, bumbunya lebih dahsyat. hahaha
Bumbunya itu lebih dahsyat dari Playboy tha. hahaha
Tapi sing menarik, nek ning SMA yang saya amati, ya ada
novel-novel Isaa Tedi di perpus
Buku Putih?
Ora. Tapi pas nek kui ne, wis suwek
hahaha
Kalo yang bagian-bagian itu ya hahaha
Ora disensor gurunu tur mesti ono sing entuk
Sama Stan Stilan itu, ning terminal itu hahaha
Lha iya Stan Stilan, Buku Putih, istilahnya Buku Putih to Stan
Stillan.
Saya beruntung karena SMA saya SMA ndeso, jadi kayak Stan
Stillan itu ndak nyampe.
Ndak nyampe ya?
Ndak nyampe. Ini ni ya, jadi itu keterbukaan sekarang itu wow,
ya sensornya cuma dari dalam dan itu saya kira perlu apa ya, ya
model pendidikan yang beda. Pendidikan seks lebih-lebih. Kalau
kemudian nasihatnya, „koyo ngono yo ngono ning ojo lali
nggowo kondom.‟ , lha kui rusak.
hahaha
Ya kan ada batas-batasnya
disobek. Menurutnya ini bukan
sensor dari sekolah, tapi ada siswa
yang mengambil.
Ditengah keterbukaan jaman
sekarang, menurut pak P, hanya diri
sendiri yang bisa memberikan
sensor dan batasan. Selain itu
orangtua harus memberi PS yang
baik, jangan mengajarkan anak
aktif seksual namun membawa
Anak harus memiliki sensor
dan batasan sendiri dalam
menghadapi keterbukaan
saat ini
PS yang baik tidak
mengajarkan anak untuk
aktif secara seksual yang
315
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Q
1015 D
P
A
Q
:
:
:
:
:
1020
1025 A :
Q :
1030
D :
Q :
D :
1035
1040
iya
Lha itu ndak mendidik kalau gitu ….
Ndak, ngajari. hahaha
Mendorong
Oh iya, temen saya ada lho ada, temen saya tu sampe, kan selalu
diskusi juga, sharing ya, dia dosen, dia punya anak dah akil
balig ya, dah menjelang dewasa dan perempuan. Dia ngasi tahu
anaknya sampe kayak gitu, akhirnya dia muncul ketakutan trus
dia ngomong, „wis nek ngene carane suk aku mung nasihati
kowe nggowo kondom wae.‟. Itu sampe, sampe seperti itu,
saking khawatirnya
Saking takutnya
Saking takutnya dan merasa tidak bisa mengarahkan anaknya
to? Khawatir walaupun nanti disini diganjeli dikasi ramburambu, tapi kan melihat dunia luar tu dia pesimis ya untuk bisa
menganukan anaknya. Akhirnya, „yo wis suk nek anakku mulai
pacaran tak kon nggowo kondom wae.‟, sampe seperti itu tu.
Karena ya tidak pas, menurut saya lho ini
Lha iya. Lho ya menurut saya juga itu salah
Mungkin saya juga punya anak laki-laki, punya anak perempuan
kebetulan dah gede semua ya, itu saya sendiri malah gak pernah
mengatakan seperti itu, kondom dan lainnya, gak pernah saya
ngomongin itu. Cuma saya hanya mohon, hal-hal yang seperti
itu akibatnya akan seperti ini. Itu wajar, ngasi rambu-rambu gitu
aja. Kalo kamu ini belum waktunya, kamu tera, kamu langgar ya
itu resiko, jadi itu aja. Gak pernah kalo anak saya laki, kamu
ndak boleh lho begini, ndak ndak. Anak saya kan beda-beda,
nek nomer dua Ag kan dah, juga dah dewasa ya, dah ngerti.
Kalo kadang ngomongin itu, „aku dah ngerti og.‟, tau-tau seperti
kondom. Menurut orangtua, hal ini
tidak mendidik yang baik.
aman
Teman pak Q karena sangat takut
melihat pergaulan saat ini dan
merasa tidak mampu mengarahkan
anak perempuannya maka dia
berencana menyarankan anak untuk
membawa kondom apabila anaknya
sudah pacaran.
Orangtua yang takut
melihat kondisi jaman dan
merasa tidak mampu
mengarahkan anak,
akhirnya mengarahkan anak
membawa kondom
Pak D tidak pernah menjelaskan
mengenai kondom dan alat
kontrasepsi lainnya kepada anak
Isi PS : tidak menjelaskan
mengenai kondom dan alat
kontrasepsi
Pak D memberitahu anak-anaknya
akibat dan resikonya melakukan
aktivitas seksual sebelum
waktunya. Menurut pak D mereka
sudah dewasa sehingga sudah
paham.
Isi PS : konsekuensi dari
melakukan aktivitas seks
sebelum waktunya
316
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1045 A :
D :
P :
1050
1055
1060
Q :
A :
1065
1070
itu oh ya sudah syukur. Lha ini yang saya, masih saya anu yang
kecil ini. Kecil pun juga sudah …
Remaja
Iya. Sama ibunya, sama ibunya juga ngomong tek tek tek tek.
Saya kan cewek sama cewek gak ngerti, gak jadi masalah ya
Kalo saya kaitannya kayak gitu malah saya jelaskan di kuliah, di
mahasiswa, ya laki ya perempuan. Saya cuma memberi
kesadaran pada mereka bahwa kalian tuh secerdas apapun tetap
mamalia. Dan kelemahan mamalia itu ingin mengulang
kenikmatan yang pernah dirasakan. Makanya kalau tidak ingin
ambil resiko jangan coba-coba kenikmatan apapun, narkoba dan
apapun kan awalnya coba-coba. Dan kecenderungan mamalia
memang itu. Mengapa kog warung bisa laris, karena lidah sudah
merasa cocok jadi disimpan disini. Jadi ya udah ingin
mengulang-ulang. Walaupun jauh di ujung sana ya, tetep baleni
mrono meneh. Lha itu itu itu mamalia, dan itu penjelasannya
sangat, sangat valid. Makanya ya jangan coba-coba, kalau tidak
ingin mengambil resiko. Tapi ke mahasiswa, kalau ke anak saya
ya belum usianya ya.
Iya anak saya juga masih sama, masih indil-indil kan belum
nyandak.
Okay okay, ya tadi kita sudah bicara banyak tentang hal-hal
yang diajarkan, nah mungkin kita bisa, ehh apa, mungkin kayak
bikin daftar bersama, sebener e informasi seksual apa sih yang
cocok diberikan ke anak atau perlu diberikan ke anak terkait apa
aja. Tadi misal pernah ada menstruasi itu diajarkan, ramburambu berpacaran, bergaul dengan lawan jenis, nah apa hal
lainnya yang mungkin diajarkan, diinformasikan?
Pak D tidak paham memberi PS
kepada anak perempuan sehingga
dilakukan istrinya
Pak P saat memberikan kuliah
(dosen) menyisipkan pendidikan
seksual berupa peringatan
mengenai kelemahan mamalia yang
mengulang kenikmatan yang
dirasakan sehingga jangan mencoba
melakukan aktivitas seksual bila
tidak ingin mengambil resiko.
Orangtua tidak paham cara
memberi PS kepada anak
beda jenis kelamin
Orangtua menggunakan
kesempatan di
pekerjaaannya untuk
memberi PS walaupun
bukan kepada anak sendiri
Pak P tidak memberikan peringatan
yang sama kepada anaknya karena
masih dianggap belum cukup umur
317
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1075
1080
1085
1090
1095
U : Eh saya pengen nambahin yang tadi mungkin, kesulitan yang,
tantangan yang itu
A : Oh iya
U : Tapi mungkin ini berhubungan. Nah kita, saya merasa bukan
cuma saya tapi banyak orangtua merasa kesulitan menjelaskan
apa sih sebenarnya hubungan seksual itu ke anak secara bener
lho. Kalo kita disekolah, apalagi kita yang mungkin, saya udah
kepala empat ya jadi sekitar kelahiran tahun 70an. Kita kan gak
pernah dapet pelajaran seksual waktu kita mulai beranjak
dewasa, kan ini masalah mungkin, ini dimulai rame-ramenya
kan mungkin sekitar dua, dua puluh tahunan terakhir belakangan
ini. Tapi waktu jaman dahulu kan kita gak dapet tuh apa seperti
sebenarnya masalah. Nah kita juga kesulitan menjelaskan ke
mereka, apa sih hubungan seksual yang sebenarnya. Toh kalo
dipelajaran dibiologi kan paling dia, mereka dapetnya cuma
terjadinya pembuahan ini. Betul kan? Tapi kan gak secara
gamblang, apa sih yang itu, mereka kan pasti ngejar, „kayak apa
sih pak?‟, „kayak gitu lho.‟. Saya memiliki kesulitannya dan itu
yang perlu di …
A : Kesulitan menjelaskan hubungan seksual
P : Tapi dulu saya mungkin termasuk sedikit yang beruntung,
karena kelas 2 dan kelas 3, kelas 3 gurunya laki-laki, kelas 2 itu
dapet guru biologi, SMA kan dulu penjurusan e sudah sejak
kelas 1 semester 2, jadi nek IPA ya IPA tenan, nek IPS ya IPS
tenan dulu. Dulu saya kelas 2 dapet guru biologi itu gurunya
cantik dan kalau menjelaskan masalah seksualitas itu dengan
dingin, dengan dingin. Jadi ndak ada imajinasi yang apa itu, dan
saya beruntung dapet guru yang seperti itu. Jadi misalnya, apa to
sebenarnya ejakulasi, dan sebagainya, sampai yo pendekatan dia
Menurut pak U, dirinya dan banyak
orangtua kesulitan menjelaskan
secara jelas dan tepat mengenai
hubungan seksual kepada anak
karena pak U tidak mendapat
pendidikan seksual tentang
hubungan seksual saat dulu
sekolah. Sementara di pelajaran
biologi saat ini, anak hanya tahu
mengenai pembuahan secara
terbatas sehingga anak bertanya
mengenai hubungan seksual ke
orangtua. Pak U kesulitan
menjelaskan mengenai hubungan
seksual.
Saat pak P dulu SMA, mendapat
guru biologi yang cantik tetapi
dingin. Saat guru tersebut
bingung menjelaskan
hubungan seksual
Hambatan : saat remaja
dulu orangtu tidak
mendepat PS tentang suatu
topik, sehingga sulit untuk
menjelaskan
Kesulitan : sulit
menjelaskan secara tepat
dan gamblang mengenai
hubungan seksual
Orangtua merasa
memberikan pendidikan
seksual secara dingin
318
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1100
X
1105 Q
P
Q
P
:
:
:
:
:
1110
1115
Q :
P :
sangat dingin. Jadi misal e, ya coba kalian yang laki-laki itu
eksperimen, bisa bertahan tegang berapa menit dan sebagainya,
tapi dingin. Ekspresinya dingin, dan cantik gurunya. Mungkin
guru paling cantik di SMA ya.
Hahaha
SMA mana pak?
Magetan
Oh Magetan.
Jadi jadi gak ada imajinasi woohh, gak ada. Ra elok iki. Jadi
mungkin memang perlu pendekatan yang agak khusus memang,
yang itu dijelaskan memang ada proses-proses yang itu harus
dikenali. Makanya yang, ya tidak bisa secara langsung, tapi saya
berusaha ke anak itu untuk mengenali rasa dan perubahan apa
yang terjadi pada dirinya. Dan sebisa mungkin itu mengenali
dan kemudian mengendalikan itu tadi, karena kalau tidak itu
mungsut keluarnya cuma galau
Ya. Hahaha
Dan galau itu kalau tidak dapat saluran yang pas itu bisa
menjelaskan mengenai masalah
seksualitas maka pembawaannya
dingin sehingga pak P tidak
berimajinasi apa-apa Menurut pak
P cara memberi PS seperti ini baik.
(ilmiah, sebagai ilmu) itu
baik karena membuat anak
tidak berimajinasi seksual
saat diberi pendidikan
seksual
Pak P berusaha mengajak anak
untuk mengenali perubahan dan
perasaan yang muncul dan
mengendalikannya kalau tidak
munculnya adalah galau.
Orangtua mengajak anak
mengenali perubahan dan
perasaan yang muncul
dalam diri dan
mengendalikannya
Galau yang tidak disalurkan secara
berbahaya. Makanya itu guru yang baik, tugas BP, guru biologi, tepat dapat berbahaya
dan sebagainya sebenarnya membantu mengenali sebenarnya
Tugas guru adalah membantu anak
1120
apa yang terjadi di ... Oh itu ada kog sebenarnya. Tapi kalau
mengenali perubahan dalam diri.
sekarang saya kira medianya kan lebih kaya ya.
Q : Heem lebih banyak.
P : Lebih banyak. Cuma ya itu tadi, kalau dapat guru yang bisa
Seksualitas perlu dijelaskan secara
dingin
menjelaskan dengan dingin, ya itu
1125 Q : Karena biologi ada dua ya, yang fisik dilakukan terus yang hal Menurut pak Q, biologi terdiri atas
rasa. Itu gak bisa to di, harus sendiri-sendiri. Ada forumnya
fisik jasmani dan perasaan, dan
masing-masing berdiri sendiri
sendiri.
Perasaan negatif yang tidak
disalurkan dengan baik
akan berbahayan
Tugas guru adalah
membantu anak mengenali
perubahan dalam diri.
319
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1130
1135
1140
1145
1150
1155
R : Cuma kalau sekarang SMP tu mereka itu selalu ada pelajaran
khusus untuk seksual kan ada ya. Setau saya dua anak saya
dapet semua itu. Hooh, jadi ada acara khusus, terutama pada hari
tertentu ada khusus petugas, bimbingan konseling yang
menerangkan hal itu. Itu kedua anak saya dapat semua itu.
A : Penerangan seksualitas itu? Pelajarn khusus?
R : Ya jadi hari sabtu gak ada pelajaran tapi masuk aula khusus
nerangkan itu.
G : Iya
D : Memang ada itu, memang ada. SMP SMA dah mulai.
A : Dan itu cukup membantu orangtua?
R : Keliatannya cukup ya, agak agak lumayanlah, dalam arti dari
situ, ada begini ya …
P : Tidak harus mulai dari nol ya. Haha
X : hahaha
V : Kita nyantai ya, anaknya pinter. hahaha
Q : Membantu orangtua untuk menjawab, „iki piye pak?‟, „lha kowe
ning kono diwulang dikei opo?.‟
X : hahaha
Q : Takon gurumu kono. Haha
P : Kalau kateksasi pernikahan disini kan ada pohon ajaib. Masih?
A : Apa? Ehh gak tahu.
R : Belum pernah itu. hahaha
P : Oh belum. hahaha
X : hahaha
P : Dikateksasi pernikahan sini kan ada mesti diputer itu ya pohon
ajaib itu
R : Enggak e, kog saya gak ada ya?
P : Ohh?
Di SMP anak-anak pak R terdapat
pelajaran khusus pendidikan
seksual. Pada hari sabtu, siswa
dikumpulkan di aula dan mendapat
penyuluhan seksual dari petugas
PKBI
Orangtua memandang adanya
pendidikan seksual di sekolah
membantu orangtua sehingga tidak
harus menjelaskan seksualitas
kepada anak dari nol.
Pihak lain : penyuluh dari
PKBI
Ada SMP yang memberi
penyuluhan seks secara
rutin kepada siswanya
Kemudahan : adanya
pendidikan seksual dari
sekolah sehingga orangtua
tidak perlu menjelaskan
semuanya dari dasar
Pak P menceritakan
pengalamannya menjalani
katekisasi pernikahan menonton
video mengenai seksualitas.
320
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1160
1165
1170
1175
V : Film e wis rusak. haha
R : Aku mau minta pak SM. hahaha
P : Enggak, semula tu pake baju terus setelah lewat pohon itu jadi
telanjang gitu lho.
A : Ohh
P : Itu bagian akhir kog dari kateksasi pernikahan. Saya dulu
dengan pak SM sih.
A : Belum pernah
Q : Harus dicari tu, harus dilacak
A : Okey okey, ya itu tadi pak U nambahin hambatan atau
kesulitannya terkait menjelaskan hubungan seksual. Ya oke
terus, ya mungkin kesulitan lain, atau mungkin mau nambahin,
materi apa yang diajarkan atau di informasikan? Boleh yang
mana aja.
Q : Ya ya saya kira penting itu, mengajak anak untuk mengenali
perubahan yang terjadi pada diri mereka sendiri. Saya kira
penting. Saya gak tahu caranya tapi saya kira bisa, psikologi
sekarang kan lebih maju dari yang dulu.
A : Mengajak anak mengenali perubahan ?
P : Perasaan
Q : Rasa, lebih ke rasanya. Karena kalau dikelas-kelas, di biologi itu
kan gak pernah dibahas rasa. Karena mereka hanya membahas
pembuahan tadi. Biologi adalah ini ini ini, padahal dibalik itu
1180
Menurut pak Q adalah penting
untuk anak mengenali perubahan
perasaan dan emosi yang muncul
dalam dirinya. Karena di pelajaran
biologi hanya belajar mengenai
pembuahan sedangkan dibalik itu
terdapat perasaan yang
mempengaruhi itu.
kan rasa itu berpengaruh …
P : Liat bayangan kak A aja udah menggebu-gebu. Hahaha. Lha itu Saat anak tidak memahami
kan kalau mereka tidak bisa mengenali ini opo to janjane, sing
perasaan yang muncul dalam
kedadian ki opo, ya kan nanti malah malah salah urus ya. Seperti dirinya maka bisa jadi salah
Orangtua merasa anak perlu
mengenali perasaan dan
emosi dalam diri
Pelajaran biologi disekolah
hanya membahas aspek
fisik seksualitas padahal
seksualitas dipengaruhi oleh
perasaan
Anak yang tidak memahami
perasaannya bisa salah
dalam menanggapi perasaan
321
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
misalnya seperti itu.
1185 A : Okay, berarti mengajak anak mengenali perubahan emosi, terus
apa hal lain lagi yang mungkin perlu diajarkan?
V : Kalau saya kecenderungan sekarang ini masih memantau
gelagat anak ya. Lebih banyak melihat gelagat anak ya. Ya
mungkin dalam, dalam pola saya masih coba melihat, gelagat
1190
anak ini sejauh ini bagaimana. Itu ya yang bisa saya amati disitu
P : Ini gak perlu pake GPS, kemudian monitor dari satelit?
X : hahaha
V : Itu mungkin dari kegiatannya dia, dari tingkah lakunya dia, terus
dari dia ngobrol dengan teman-temannya. Itu kan kebetulan saya
1195
juga kadang bersama dengan temen-temennya dia. Jadi supir
dulu juga. Itu memang mengasyikkan. Ada celoteh-celoteh
begitu. Kalu gak ya, sahabatnya dia kadang saya juga ikut
masuk disana, menjadi sahabatnya anak saya juga. Ketika saya,
„ayo kapan temen-temenmu yuk jajan bareng, makan atau apa.‟,
1200
kadang itu. Maksud saya sih sebetulnya dibalik itu saya mau
melihat, mau melihat, anak saya itu seperti apa begitu. Dari situ
mungkin saya berharap mendapatkan sesuatu yang bisa, oh ini
sudah sejauh mana tho, sudah sejauh mana. Dan itu juga saya
sharekan dengan istri saya. Jadi istri saya juga deket dengan
1205
teman-temannya dia yang perempuan. Kebetulankan di SD BW
ya. Jadi kalau mungkin dipacokke sopo, atau dipacokke sopo,
itu malah dia minta facebooknya dia atau apa begitu, facebook
temennya dia begitu, jadi dia bersahabat dengan temantemannya banyak juga istri saya jadi, mungkin ya hanya apa ya,
1210
kita bisa memberi istilahnya rambu-rambu atau apa yang saya
pikir mungkin biarkan orang-orang, teman-temannya itu juga
menjaga. Teman teman itu juga menjaga karena kenal
menanggapinya
Pak V masih memantau saja
gelagat anak saja. Pak V
mengamati kegiatan, tingkah laku,
dan obrolann anak dengan temanteman. Cara melakukannya dengan
menjadi sahabat anak dan juga
mencari kesempatan untuk
mengenal teman-temannya,
misalnya mengajak jajan bersamasama.
Usaha bersahabat ini juga
diceritakan kepada istri, sehingga
istri juga berusaha bersahabat
dengan teman-teman perempuan
anak. Istri meminta alamat
facebook teman-teman anak yang
dijodoh-jodohkan dengan anaknya.
Pak V dan istri berharap dengan
mengenal teman-teman anak, maka
itu
Orangtua mengamai
kegiatan, tingkah laku, dan
relasi anak dengan temantemannya
Orangtua berusaha
mengenal dan bersahabat
dengan teman-teman anak
agar dapat mengamati
perkembangan anak dan
teman-temannya.
Usaha suami menjaga anak
diceritakn kepada istri
sehingga istri juga turut
terlibat
Orangtua berusaha
mengenal dan bersahabat
dengan teman-teman anak
Orangtua berharap temanteman anak ikut menjaga
322
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1215
A :
V :
1220 Q :
1225
A :
Q :
orangtuanya. Saya berharapnya begitu sih, saya berharapnya
begitu. Saya mengenalkan dia, teman-temannya dia, saya juga
berusaha kenal juga dengan teman-temannya. Mungkin salah
satu.
Jadi rambu-rambu berperilaku gitu ya tadi
Sama kita masuk ke temannya dia. Supaya dia tahu, ooh itu
orangtuanya ini, orangtuanya itu
Terus lagi tantangan dalam pendidikan ini ya, ehh yang saya
alami, untuk substansi itu pasti sama. Ketika memberi masukan,
memberi informasi, memberi cerita itu substansinya sama.
Tetapi pendekatannya beda, karena ada anak yang nurut, ada
anak yang suka, suka apa, bukan suka melawan, tapi dikasi tahu
terus pengen njajal. Ada, sifat-sifat anak yang berbeda itu dan
sebagainya, eksperimen. Jadi pendekatannya memang
substansinya cuma pendekatan memberitahunya beda.
Bedanya karena tergantung …
Sifat-sifat anaknya …
1230 G : Usia juga. Nek gek cilik di dongeng.
Q : Nek yang manut gitu gampang to. Nah biasanya karena anak
pertama saya manut, anak kedua itu suka melawan, bukan
melawan tapi dinasehati itu kayaknya dia ingin opo namanya,
melanggar ya. Ada sifat untuk melanggarnya, biasanya …
1235 A : Peraturan dibuat untuk dilanggar gitu ya?
Q : Dan saya minta bantuan anak pertama untuk memberi
penjelasan ke anak kedua. Jadi itu tantangannya.
A : Harus memberi pendekatan yang berbeda
Q : Pendekatannya beda untuk masing-masing anak, walaupun
1240
substansinya sama
teman-teman tersebut dapat
membantu menjaga anak karena
mengenal orangtuanya.
Informasi, masukan, dan cerita
mengenai seksualitas itu memiliki
isi yang sama, hanya dalam
penyampaian ke anak dapat
berbeda karena anak memiliki sifat
yang berbeda-beda. Misalkan pak
Q anak pertama cenderung penurut
sedangkan anak kedua cenderung
ingin melanggar aturan.
anak karena mengenal
orangtua anak
orangtua memberikan
informasi seksual yang
sama kepada anakanaknya. Hanya
penyampaian PS
disesuaikan dengan anak,
karena anak memiliki sifat
yang berbeda-beda
sehingga orangtua perlu
memberikan pendekatan
yang berbeda.
pendekatan yang berbeda
juga dipengaruhi oleh usia
anak
Menurut pak G usia juga
berpengaruh dalam perbedaan
penyampaian PS kepada anak.
323
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1245
1250
1255
1260
1265
1270
P : Jadi kasihan yang paling bawah ya? Sudah di gencet banyak
orang.
X : hahaha
A : Bapak ibunya, kakak-kakaknya gitu ya. hahaha
Q : Anak yang ke empat. hahaha
A : Hahaha. Ada lagi yang lain? Tadi pak V ngomong soal mimpi
basah itu njelasin juga ya? Sempet njelasin?
V : Sempat sempat, jadi sempat sedikit menjelaskan tetapi yang
lebih banyak saya suruh istri saya.
A : oww
V : Saya suruh istri saya
A : Jadi kalo pak V dirumah yang sering ngasi-ngasi istri gitu?
V : Ya. Untuk secara verbalnya ya
D : Tapi rata-rata memang ibu kog
Q : Ibu ya to
P : Nggak tinggal, ketinggalan lho, nanti ada peralihan.
V : Mungkin, mungkin kedepan. Kalo saya merasa saat ini,
mungkin lebih nyaman dengan dengan …
D : Ibunya
V : Ibunya. Cuma saya mengimbanginya saya masuk ke
komunitasnya dia
D : Ning suatu ketika, laki-laki itu juga akan sama bapaknya
P : Oh ya
V : Saya nunggu itu.
D : Anak saya itu mulai tuh sekarang. Ya ngobrol-ngobrol gitu.
V : Kalo mungkin dari kecil dulu juga deket dengan ibunya
D : Ya anak-anak saya tetep deket sama ibu, sama saya juga deket
tapi untuk hal-hal yang tertentu, mungkin „wah nek tak
omongke bapak mengko bapak nesu, gak boleh terus marah.‟,
Pak V dan menjelaskan mengenai
mimpi basah kepada anak.
Walaupun dalam memberi
pendidikan seks lebih banyak
diserahkan kepada istri
Tugas memberikan pendidikan seks
lebih banyak dilakukan oleh istri.
Bahkan seperti pak V, anaknya
lebih nyaman membicarakan
seksualitas dengan ibunya. Pak V
mengimbangi PS dari istri dengan
masuk ke komunitas anak.
Menurut pak D akan ada masanya
dimana anak laki-laki akan lebih
banyak berdiskusi seksualitas
dengan bapaknya.
Menurut pak D dulu anak-anaknya
tidak terlalu dekat dengan dirinya
karena sifatnya dahulu keras.
Namun sekarang dia belajar dari
Isi PS: mimpi basah
Memberikan pendidikan
seksual kepada anak lebih
banyak merupakan peran
dari istri. Disamping itu
anak juga lebih nyaman
membicarakan seksualitas
dengan ibu
Ayah mengimbangi peran
ibu memberi PS dengan
masuk ke komunitas anak
Ayah percaya ada waktunya
anak akan mendiskusikan
seksualitas dengan ayah
Sifat keras orangtua
membuat anak menjadi
jauh, sedangkan sifat
lembut membuat anak
324
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1275
V :
1280
1285
1290 Q :
V :
Q :
1295 R
U
Q
U
:
:
:
:
1300 V :
mungkin kan dulu saya masih cenderung apa ya, mengikuti
pekerjaan saya ya. Jadi kadang-kadang saya memang agak keras
ya sama anak sendiri. Tapi ya belajar dari istri saya mungkin,
seperti ini akhirnya saya, anak-anak juga akan deket saya,
karena saya juga belajar itu sama istri.
Karena prinsipnya saya ya mungkin sama, kalau ada hambatan,
ada hambatan saya, karena dari kecil, saya tidak punya sosok
ayah. Umur dua tahun saya sudah ditinggal ayah. Jadi untuk
pengalaman belajar tentang itu, sangat gak dapet. Begitu lho,
jadi mungkin saya mencari pola sendiri. Jadi mungkin kalo
sampai saat ini saya melihatnya menerapkan dengan apa yang
saya lakukan pada saat dulu, itu masih dalam batas-batas ehh
tidak membahayakan. Belum, tidak membahayakan. Jadi
mungkin saya ambil perannya kepada istri yang lebih dekat gitu.
Saya melihatnya belum, mungkin saya menunggu sampai ada
perubahan, ada sinyal begitu, atau mungkin dari, saya yakin,
anak saya nanti suatu saat akan tanya ke saya. Secara alami saya
menunggu itu.
Jadi mungkin kesimpulannya ada waktunya ketika dia pingin …
Untuk laki-laki ya
Sama ibunya, ada saat tertentu, entah waktu, entah umur, entah
apapun, ada yang dia pengen saatnya diskusi dengan bapak..
Juga ada waktu tertentu yang dia diskusinya dengan temen
iyaa
Dan itu yang bahaya
Saya dapatnya dengan temen
Itu yang bahaya, karena kalau mereka dapetnya informasi yang
ternyata salah, itu kan bisa …
Mungkin untuk hal-hal yang dia tanya orangtua dimarahi, dia
istrinya untuk bersikap lebih
lembut, sehingga anak sekarang
menjadi dekat ke ayah
menjadi dekat
Pak V ditinggal ayahnya saat usia 2
tahun sehingga tidak memiliki
sosok ayah sehingga tidak pernah
merasakan dididik ayah. Sehingga
saat pak V harus mendidik anak
maka dia harus menemukan pola
sendiri
Hambatan : ayah tidak
memiliki teladan seorang
ayah sehingga saat harus
berperan sebagai ayah
mengalami kesulitan
Saat ini masih mengandalkan istri
untuk memberi PS, namun pak V
berharap dan menunggu suatu saat
anak akan datang dan bertanya
kepadanya.
Ayah mengharapkan anak
mau menanyakan
seksualitas kepadanya
Ada waktunya untuk anak laki-laki
berdiskusi dengan ibu, dengan ayah
maupun dengan teman
Ada waktunya untuk anak
laki-laki berdiskusi dengan
ibu, dengan ayah maupun
dengan teman
Menurut pak U, anak mendapat
informasi seksual dari teman itu
berbahaya karena teman mungkin
memiliki informasi yang salah.
Saat anak bertanya masih ada
Orangtua khawatir saat
anak berdiskusi seksual
dengan teman karena
mungkin teman memiliki
informasi yang salah.
Orangtua yang meremehkan
325
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D
Q
D
1305 Q
D
V
D
:
:
:
:
:
:
:
1310 V :
D :
A :
1315 D :
A :
Q :
tanya temennya. haha
Memang benar pak itu ada
Lha iya saat saatnya pasti ada
„cah cilik ki tekon koyo ngono.‟
Karna diwangsuli gitu ya dia tanya temennya to? haha
Dikampung itu pak. hohoho
Di kampung itu justru orangtuanya yang memprovokasi
Minggu tetangga saya di Sono Pakis itu termasuk kampung itu,
itu ya masih banyak.
Transisi ya
Iya, orangtua seperti itu masih banyak, „cah cilik ngerti opo!‟,
bahasanya itu sudah bahasa yang gak sehat itu. Dirungoke aku
dewe, sekarang aku bisa ngrungoke gak enak
Keri, kupinge keri. haha
Iya
Ya oke terus kita mau lanjut ke cara atau metode yang bapakbapak lakukan dalam memberi pendidikan seksual ke anak. Tadi
sudah ada cukup banyak seperti misal tadi tarik ulur terus
ngobrol
1320 A : Ehh mungkin di diskusikan dengan istri, terus nanti istri yang
Mengomongkan ke anak
V : Heem iya.
orangtua yang meremehkan dan
memarahi sehingga anak memilih
bertanya kepada teman. Pak D
menemukan banyak orangtua
seperti ini dikampung dan
menurutnya ini bukan hal yang
baik.
pertanyaan anak membuat
anak lebih memilih
bertanya kepada teman
Orangtua yang meremehkan
pertanyaan anak banyak
ditemukan dikampung
(masyarakat dengan SES
rendah?)
Memberi PS dengan ngobrol
Mendiskusikan topik dengan istri,
kemudian istri yang menyampaikan
ke anak
Metode : ngobrol /interaktif
Metode : suami istri
mendiskusikan topik
bersama-sama, dan istri
yang menyampaikan ke
anak
A : Terus, oya tadi misal ada ngasi tahu anak yang pertama terus
anak yang lain ikut dikumpulin biar denger juga, cerita melalui
1325
kasus-kasus yang ditemukan atau dari liat film, terus mengajari
anak saat nemeni pelajaran biologi, terus ya apalagi mungkin?
Ada lagi? Ngobrol ketika njemput tadi juga ya?
326
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1330
1335
1340
1345
1350
1355
P : ya
A : Ngobrol ketika njemput, ya soal waktu dan tempat juga. Ada
lagi soal waktu, metode?
Q : Kayaknya cuma itu yang kalau dalam keluarga ya.
A : Mungkin ada yang pernah memberikan buku atau apa ke
anaknya untuk dibaca sendiri?
Q : Hahaha gitu kayaknya enggak
A : Enggak ya?
P : Kalau buku itu terlalu antropologi
A : Oke oke, ya kalo gak ada kita lanjut saja. Nah tadi kan sempet
ada tentang hambatan atau kesulitan dalam memberi pendidikan
seksual, nah ini yang sebaliknya, hal-hal apa saja sih yang
memudahkan terjadinya pemberian informasi ke anak? Apa
yang membantu bapak-bapak.
Q : Internet tadi. Ya to? Dengan adanya internet itu kan positif
negatif. Kan internet ada dampak positifnya juga dampak negatif
A : Internet memudahkan ya pak?
Q : Iya. Dampak positifnya sebelum dia tanya kan dia browsing
dulu. hahaha
A : Memudahkan karena anak bisa browsing dulu sebelum …
P : Well informed
Q : Ya, well informed
U : Sebaliknya internet juga bisa menyiksa kita sendiri. haha
Q : Ya kan kayak pisau
V : Plus minus
G : Pendidikan seks disekolahan tadi membantu gak?
A : Oh ya itu memudahkan. Adanya … oh jadi orangtua terbantu
G : Kurikulum, kurikulum baru ya
R : kurikulum
Orangtua tidak memberikan buku
berisi informasi seksual untuk
dibaca anak secara mandiri.
internet memudahkan pendidikan
seksual karena anak bisa browsing
informasi sebelum bertanya ke
orangtua. Anak menjadi lebih
berpengetahuan (well informed)
Orangtua merasa terbantu dengan
adanya pendidikan seksual di
sekolah. Kurikulum baru
memasukkan PS di sekolah
Metode : orangtua tidak
memberikan anak informasi
melalui membaca buku
mandiri.
Kemudahan memberi PS :
adanya internet sehingga
anak bisa browsing
informasi secara mandiri
sebelum bertanya ke ortu
Kemudahan : dalam
kurikulum baru sekolah
terdapat PS
327
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Q
R
Q
1360 P
:
:
:
:
V :
1365 R
Q
P
V
:
:
:
:
1370 R :
1375
1380
Kurikulum baru. SMP ya?
SMP, itu kalau gak salah kelas 2, sudah baru kelas 2 itu
Kelas 2 SMP ya.
Tapi jaman saya dulu secara umum kurikulum termasuk
lingkungan, namanya pendidikan seks, denger pendidikan seks
itu konotasinya masih negatif sekali. Jaman saya lho, saya SMA
Jaman saya SMA dulu tu cuman sering dari kepolisian, memberi
pendidikan tentang, tapi tidak di seksnya
Akibat-akibat
narkoba
Heeh pelanggaran
Disetelke film itu kalau pernah nganu, Metro 77 atau Metro 73.
gitu gitu, narkotik gitu, kalau era jaman kita dulu begini
Ning kalo saya lihat, memang internet itu juga kadang
membantu ya walaupun saya kadang mancing, saya biasanya
gini, karena saya juga biasanya jarang mbuka ya kalo misalkan
youtube itu kan ndadak, saya butuh namanya, ada lagu-lagu
yang untuk apa, karena akan saya pake, saya buka ya ternyata,
lho kog kanannya ternyata … , lagu rohani kog tengahnya, itu
karena itu kan ada macem-macem gambarnya, keluar semua.
Lha kita kan mejet yang lagu rohani pun ternyata pada saat saya
mau masuk login ke email saya, ke akun saya, besoknya saya
buka, ternyata dibawahnya sudah malah muncul sendiri yang
itu, anda patut ditonton atau apa, ada tulisannya gitulah. Lha
dibawah, saya bingung. Akhirnya saya tanya ke anak saya cuma
mancing aja anak saya gimana, „lho ini kog bisa keluar kayak
gini to?‟, saya cuma gitu ya, „ya memang keluar kayak gitu.‟.
Akhirnya saya cuma tanya, „ya kayak gini, kamu kayak gini yo
Di jaman pak P masih SMA,
pendidikan seksual memiliki kesan
negatif
Jaman dahulu PS memiliki
kesan negatif
Jaman pak V SMA hanya terdapat
penyuluhan dari kepolisian
mengenai narkoba
Jaman dahulu hanya ada
penyuluhan mengenai
narkoba
Pak R jarang menggunakan
internet, namun suatu hari perlu
membuka youtube untuk mencari
lagu rohani. Ketika membuka lagu
yang diinginkan terdapat iklaniklan seksual didalamnya. Ketika
itu terjadi pak R bertanya kepada
anak mengapa hal tersebut bisa
terjadi. Selain itu pak R juga
menanyakan apakah anak
membuka link iklan semacam itu.
Anak menjawab bahwa percuma
membuka iklan semacam itu karena
isinya tidak menarik. Secara tidak
langsung anak mengakui pernah
Orangtua menggunakan
kebingungnya terhadapa
iklan seks di internet untuk
mengetahui perilaku anak di
internet
328
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1385
X :
A :
R :
1385
1390
P :
1395
R
U
P
R
1400 U
P
:
:
:
:
:
:
R :
1405
A :
R :
kebuka, dibuka gak?‟, „ya dibuka percuma aja wong isinya cuma
gitu-gitu.‟, jawabannya gitu. hahaha
Hahaha
Berarti dah pernah mbuka. hahaha
„Lho gitu gitu kepiye to?‟, „ya itu to, pelajaran kayak gitu, sing
ditonton apanya.‟, dia cuman bilang gitu. Ya udah, akhirnya
saya cuma tanya, „lha ini cara matiin e gimana?‟, „ya gak tau
diemin aja Pa.‟, katanya gitu, ya udah, tapi ternyata dengan
seperti itu kita bisa pancing anak, dan ternyata kita mancing
yang satu, yang satunya juga saya tanya, karena saya memang,
saya sendiri risih, sampai sekarang pun saya mau mbuka jadi
risih, kenapa, mbuka di youtube kan juga gak enak dibawahnya
kog ada itunya, dikira orang, walaupun saya melihat, baca di
riwayat saya gak buka, bawahnya kadang-kadang …
Lho tapi kalo pake, IDM, internet download manager, yang ke
download yang di klik aja, gambar yang kita pilih.
Lho enggak …
Mungkin pas waktu browsingnya, waktu search kan …
Ohh
Iya search gitu
Kalo search kan ada …
Oh kalo search iya, tapikan kalo kita mau download itu kan kita
bisa pilih.
Kan search kita misalkan ini ya lagu, gampangane kita butuh
lagu Kasih Yesus, itu kan saya setel, ternyata kan gambar
campur masuk yang itu tu masuk semua di ini …
Ada iklan-iklannya
Lha cuma ditengahnya, kalo kepejet yang disitu kan yang
membuka iklan semacam itu. Pak R
bertanya bagaimana cara
mematikannya, namun anak
menyarankan agar hal seperti itu
dibiarkan saja. Melalui pertanyaan
semacam itu pak R merasa bisa
memancing reaksi anak dan
mengenal anak. Kejadian itu
membuat pak R risih sehingga
malas membuka youtube
Orangtua enggan membuka
internet karena risih dengan
keberadaan iklan seksual
Menurut pak P menggunakan
Internet Download Manager akan
menghilangkan iklan sehingga yang
disimpan hanya konten yang
diinginkan. Pak R menjelaskan
bahwa iklan muncul sejak dari
proses search bahkan sampai saat
memutar lagu.
Keberadaan iklan seks
diinternet terdapat di
berbagai situs namun
apabila pengguna teliti dan
jeli maka bisa
menghindarinya.
Pak R pernah mendapat sharing
329
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1410
1415
P :
R :
1420 P :
U
Q
P
1425 A
P
X
Q
:
:
:
:
:
:
:
1430 P :
A :
1435 P :
A :
kecampur sudah disitu semua, di gambar yang dilayarnya itu
lho. „Lho kog gini ya?‟, kita terus terang masih buta karena dulu
kan di, kalo kita tereus terang aja di sharing kelompok, waktu
kita di Nitas itu kan, memang ada yang ngomong, woo kalo
mbuka gini, makanya saya malah gak mau buka youtube, saya
biasane uwis daripada kegoda rasah dibuka, ternyata kemarin
saya butuh buka untuk searching lagu, ternyata wohh ternyata
memang betul. Ternyata kita pengennya yang ini, itu dah
muncul semua kan otomatis dibawahnya itu.
Kalo kopi alamat webnya, kita kopi yang diatas itu yang muncul
hanya yang kita inginkan, tapi ..
Kopi web?
Ya. Tapi kalo yang keklik itu yang gambar banyak itu ya, ya
terus jadi seri memang.
Khilaf hahaha
Ya ya begitu muncul
Cukup aman sebenarnya youtube itu cukup aman
Daripada yang diluar itu tu lebih banyak yang iklannya …
Kalau setan, memang diundang satu itu yang datang seribu
Hahaha
Lha iyo, tonggo-tonggo ne metu. Suk suk gak undang wae teko
yo?
Tapi saya kira itu kog, meringankan sedikit, sedikit
meringankan, kalo positifnya ya, karena tidak mulai dari nol.
Jadi membantu ketika nanti jatahnya orangtua menjelaskan,
anak sudah cukup tahu?
Sudah punya gambaran
Punya gambaran gitu ya. Ada hal lain lagi yang membantu
memudahkan dalam memberi informasi?
bahwa iklan seksual itu banyak
terdapat di youtube sehingga dia
menghindari membuka youtube.
Namun ketika kemarin terpaksa
perlu untuk mencari lagu ternyata
memang terbukti ada
Pak P menyarankan untuk menyalin
alamat web saja sehingga yang
terbuka hanya konten yang
diinginkan. Sebenarnya Youtube
tergolong lebih aman dibanding
situs-situs lainnya.
Menurut bapak-bapak, goodan itu
tanpa diundang pun banyak yang
akan muncul
Bagi pak P, adanya internet
meringankan beban PS dari
orangtua karena anak sudah punya
gambaran sehingga tidak perlu
dijelaskan dari nol
Kemudahan : Internet
membuat anak sudah
memiliki pengetahuan
seksual sehingga orangtua
tidak perlu menjelaskan dari
awal.
330
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1440
1445
1450
1455
1460
1465
P : Saya kira yang memudahkan kalau komunikasi dengan anak kita
juga memang tidak ada hambatan. Artinya ya anak cukup
percaya, cukup terbuka dengan kita
A : Punya komunikasi yang baik dengan anak.
P : Selama ini saya dan istri saya memang pegang pada komitmen,
jangan sampai untuk hal yang penting dan mendasar itu anak
lari dan tanyanya kepada orang lain. Kalau itu sampai terjadi
berarti rumah tangga ini gagal, saya bilang gitu. Karena sampaisampai kemudian ehh ada anak lebih-lebih perempuan lari dari
rumah, woo itu sudah sebenarnya masalah yang sangat besar.
Makanya jangan sampai kemudian, apa, ketika ada masalah itu
justru tidak lari ke kita tapi lari ke yang lain jangan sampai
seperti itu. Karena ya kebetulan kan saya juga ngajar metodologi
penelitian sosial, dan itu kan tidak hanya masyarakat yang baikbaik yang diteliti, seperti misalnya ngebong dan sebagainya.
Saya yang menarik setiap kali lewat situ tu pindah tempat ya?
A : Mana pak?
P : Yang semula diutara rel, sekarang pindah di selatan rel. Jadi
yang parkir di di pinggir jalan ramai tu, itu diteliti aja sana
Q : Dimana?
P : Dulu kan ngebong
Q : Ngebong, iya.
P : Nah ngebong kan dulu diutara rel
A : Ngebong tu?
D : Ngebong tu sampai sekarang masih
P : Sampai sekarang masih, kan kena yang utara, Mbah Wito cs itu
kan kena proyek rel ganda, nah itu sekarang kayaknya pindah
kidul. Dan itu yang parkir, parkir di pinggir jalan itu jadi, wohh,
saiki soyo …, ndihsik ki parkir e mlebu gang. Cerak rel, mburi
Menurut pak P hal yang
memudahkan terjadinya PS adalah
komunikasi yang baik dengan anak.
Anak cukup percaya dan terbuka
dengan orangtua. Pak P dan istri
berkomitmen agar anak mendapat
informasi penting dan mendasar
dari orangtua dan tidak lari
bertanya ke orang lain. Menurutnya
jika anak terlebih anak perempuan
lari dari rumah berarti terdapat
masalah besar.
Kemudahan : orangtua dan
anak memiliki komunikasi
yang baik sehingga anak
percaya dan mau terbuka
dengan orangtua
Orangtua merasa gagal
apabila anak memilih
menanyakan hal penting
dan mendasar ke orang lain
dan bukan orangtua
Pak P menceritakan mengenai
tempat bernama Ngebong di dekat
rel kereta api dimana dia pernah
membimbing mahasiswa KKN
disana.
331
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1470
1475
1480
1485
1490
1495
samsat itu. Masuk notok gang buntu.
Q : Wah ngeri itu.
P : Kog saya tahu, pertanyaannya itu. Karena saya pernah satu
semester mbimbing KKN disitu. Tapi mahasiswanya sudah saya
bekali, sudah saya beri gambaran komplit subkultur disitu itu.
Tapi saya ya juga titip dengan sesepuh situ yang kebetulan saya
kenal. Ternyata satu nenek moyang, jauh gitu. „titip lho pak, ojo
nganti ono opo-opo.‟. Tapi tapi anu apa,s aya kira itu penting
jadi komunikasi tetep, soal tipologi tentu tiap anak lain-lain ya,
ada yang bisa dikandani dengan guyon, ada yang bisa dikandani
dengan serius, tapi memang harus mengenali gitu saya kira
orangtua.
A : Menyesuaikan dengan sifat dan ….
P : Iya. Nek bocah ngeyelan yo opo yo ….
V : Kalo anak saya diajak serius dia malah gak nyaman
A : Gitu, lebih cocok ….
V : Kalau diajak ngobrol biasa itu dia akan keluar sendiri, dia akan
ngomong sendiri. Kalau terlalu ditanyai gitu malah dia
P : Di interogasi ceritanya. hahaha
V : Malah gak nganu dia
Q : Karena kerosone didakwa gitu yo? haha
P : Pesakitan. haha
V : Plesetke, „nek kae karo kae piye? Nek kamu piye?‟, itu baru
bisa, tapi kalau gak diawali dulu gitu, kalo langsung ditunjuk
gitu ya ….. ya mungkin ngobrol ya.
Q : Iya
A : Obrolan santai gitu ya
V : Masing-masing memang rodo unik
P : Gak, memang gak rodo, memang unik, setiap manusia itu unik
Tipe dan sifat anak berbeda-beda
sehingga ada yang bisa diberitahu
melalui candaan, ada yang bisa
diberitahu dengan serius, dan
orangtua perlu mengenali hal
tersebut. Pak V bercerita bahwa
anaknya tidak nyaman bila diajak
bicara serius dan lebih nyaman bila
diajak bicara santai dan bercanda
Orangtua perlu mengenali
sifat anak sehingga bisa
memberikan pendidikan
seksual dengan pendekatan
yang paling nyaman untuk
anak
332
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1500
1505
1510
1515
1520
A : Okey, ya selanjutnya tentang informasi atau materi yang bapakbapak berikan atau kasikan ke anak-anak itu dapet darimana sih
hal-hal seperti itu. Maksudnya bisa ngomong gini-gini, misal
ngajarin tentang mens itu apa terus mimpi basah itu apa. Nah itu
tahu tentang kayak gitu dari mana? Dapet informasinya.
U : Pengalaman pribadi
Q : Iyaa
U : Yang paling besar kan mungkin itu, dan juga kita sekolah dulu,
sedik … setidak-tidaknya kita juga dapet
R : SD kan juga ada yang pelajaran seperti itu
P : Juga rubrik-rubrik entah di Kompas, Femina, Kartini, itu
memberi pengetahuan yang luar biasa. Intisari dan sebagainya
itu memberi rubrik-rubrik khususnya luar biasa itu untuk
memberi pengetahuan pada kita. Termasuk bagaimana mendidik
anak
D : Iklan-iklan itu di TV-TV itu kan juga ada, iklan yang seperti itu
P : Kalo yang saya pribadi rasakan ya Intisari, Kartini, Femina,
kemudian di rubrik Kompas.
A : Pengalaman pribadi, terus rubrik di majalah, mungkin dulu
pelajaran yang diterima disekolah dulu. Ada lagi sumber
informasi?
Q : Ya program-program TV juga ada
U : Kalau saya juga banyak dapet dari internet. Buka twitter, Detik
itu kan banyak ada yang Detik Health, apa sing kesehatan itu
P : Viva, vivalife
A : Viva? Oh ya Viva
D : Awet ya hujannya
R : Awet ini, kalo tadi gak di sms tu saya lupa. hahaha
A : Aku tuh ngadain diskusi 4 kali hujan terus. hahaha
Informasi dari pengalaman pribadi
Sumber: pengalaman
pribadi
Informasi dari saat sekolah dahulu
Sumber : pendidikan di
sekolah
Informasi dari rubrik di Kompas,
Femina Kartini dan Instisari
memberikan pengetahuan yang
baik termasuk mengenai mendidik
anak
Informasi dari iklan di TV
Informasi dari program TV
Informasi dari twitter mengikuti
akun Detik Health
Informasi dari situs berita Vivalife
Sumber: majalah, koran
Sumber : iklan di TV
Sumber: program TV
Sumber : internet melalui
situs social network dan situ
berita
333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1525 R : Oh ya?
A : 4 kali dapet hujan terus. Hahaha. Okay ada lagi sumber
informasinya? Gak ada?
D : Yo pengalaman yo.
P : Termasuk peer group sejak kita remaja sampai kemudian.
1530
Teman ting-tong ting-tong pas kuliah sampe nyambut gawe, ya
to? Teman nyambut gawe kan biasane yo
Q : Iya sharing dengan temen
A : Okay. Ya ehh, menurut bapak-bapak, siapa sajakah yang bisa
dan layak untuk memberikan informasi seksual atau
1535
mengajarkan pendidikan seksual ke putra-putri bapak? Yang
dianggep layak gitu, yang boleh, orangtua. Nah selain orangtua
siapa lagi?
Q : Guru
P : Yang utama guru orangtua
1540 Q : Orangtua
P : Selain orangtua kalo menurut saya ya profesional, dalam arti
entah itu misalnya dari PKBI, kadang-kadang masuk ke
sekolahan ya? PKBI?
R : Lha itu PKBI yang saya maksud di sekolahan itu, disekolahan
1545
saya itu PKBI, saya tau mau ngomong dari tadi ora tekan. haha
P : PKBI yang belakang mana itu, belakang BP7 dulu itu lho
A : PKBI di itu kan sekarang ….
P : Perkumpulan Keluarga Berencana itu.
A : Heeh dulu aku ikut waktu SMA
1550 P : Itu yang rajin memberikan penyuluhan ke anak-anak, karena
mereka menyadari sepenuhnya sekarang ini pendidikan. Angka
kehamilan di Jogja perhari, sebaiknya tidak tahu. Hahaha. Itu
mengerikan. haha
Informasi didapat dari teman
sebaya orangtua saat remaja,
kuliah, ataupun bekerja.
Sumber : teman sebaya
orangtua
Pihak yang dianggap layak untuk
memberi pendidikan seksual
terutama adalah guru dan orangtua
Pihak lain : guru (utama)
Profesional dalam bidang
pendidikan seksualitas seperti
PKBI yang kadang memberi
penyuluhan ke anak-anak.
Pihak lain : Profesional
dalam bidang pendidikan
seksualitas seperti PKBI
334
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1555
1560
1565
1570
1575
1580
A : Gak bisa tidur nanti. Hahaha. Orangtua, guru, profesional seperti
PKBI, yang lain?
Q : Ya udah
A : Tadi kakak gitu membantu ya. Saudara yang lebih tua. Ada lagi?
A : Ada lagi yang mau ditambahkan soal pihak yang dianggap
layak? Sudah? Ini ada ilustrasi cerita gitu ya, ya suatu hari
UNICEF gitu kan, ingin mengadakan pelatihan untuk orangtua,
tujuannya melatih orangtua agar dapat menjadi pendidik
seksualitas yang lebih baik dan efektif untuk anaknya. Nah agar
pelathihan ini benar-benar bermanfaaat untuk orangtua,
UNICEF itu pengen tahu hal hal apa yang perlu dibawakan
didalam pelatihan ini. Nah ceritanya bapak-bapak ini ditunjuk
sebagai perwakilan orangtua di daerah Jogja ini, untuk memberi
masukan kepada UNICEF hal hal apa saja yang perlu dibahas
dalam pelatihan tersebut. Nah hal-hal apa saja yang mungkin
bapak bapak usulkan untuk dimasukkan dalam pelatihan ini?
U : Cara penyampaian yang bener tu kepiye
A : Cara penyampaian yang benar?
P : metode
U : Metode penyampaian yang benar ke anak.
Q : Terus selain cara penyampaian, yang kedua materi yang
disampaikan untuk masing-masing anak karena ada umur balita,
itu kan beda dengan …
U : Sesuai anak, sesuai umur-umur anak
Q : Yang harus remaja.
A : Sesuai jenjang usia gitu berarti ya?
V : Ya jenjang usia
Q : Materinya kan beda-beda. Nah UNICEF harus ngajari apa yang
harus diajarkan anak praremaja
Pihak lain : saudara tua,
kakak
Merasa perlu belajar tentang cara
dan metode menyampaikan
informasi seksual ke anak
Anak yang berbeda usia dirasa
memiliki kebutuhan informasi yang
berbeda. Orangtua merasa perlu
diberitahu materi yang tepat
berdasar jenjang usia anak
Need : cara dan metode
memberi pendidikan
seksual
Need: pengetahuan
mengenai materi yang
pantas berdasar jenjang usia
335
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1585
1590
1595
1600
1605
1610
P : Saya melihat itu nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya, itu
saya kira juga harus dimasukkan sebagai penguat materi karena
ketika kita butuh bicara rambu-rambu normatif tentang apa yang
boleh dan tidak boleh, rujukan kita kayaknya dua itu agama dan
nilai-nilai budaya, dan kita masih percaya budaya timur itu
relatif lebih menjaga keselamatan jiwa daripada rata-rata budaya
yang sangat terbuka misalnya di Eropa. Sekalipun timur pun
sekarang yang sebenarnya mengalami perubahan relatif
mendasar itu Jepang, Jepang dan Korea
A : Berubah ke arah barat?
P : Barat. Dan disana luar biasa sana. Kalau anak muda Jepang
sekarang bunuh diri itu, bunuh diri karena, dalam tanda petik
putus asa, bener. Karena sana depresinya luar biasa. Karena anu,
kalau tidak berprestasi merupakan aib, dan itu memicu depresi
berat. Ehh coba, bintang film mana yang paling banyak bunuh
diri?
A : Korea kayaknya
P : Korea. Jadi itu perlu diamati tapi menurut saya, jika kita
bercermin pada nilai-nilai budaya timur tradisional, saya kira
kita masih lebih banyak selamatnya daripada tidaknya. Soalnya
kalau UNICEF memang mau memprogramkan itu ee
A : Oh ini ilustrasi cerita kog om. Hahaha
P : Enggak tapi bener karena panggilan juga tiga tahun yang lalu
kan asosiasi psikologi asia kan mengingatkan asosiasi psikologi
amerika. Kalian buatlah kategori-kategorisasi yang jangan
ngikut kategori kami. Psikolog bilang gitu.
G : Saya kira budaya anu, gak bisa ditinggalkan
A : Jadi nilai agama dan budaya itu sebagai rujukan untuk ramburambu apa yang boleh atau tidak gitu ya.
Nilai agama dan budaya perlu
dibahas karena ketika
membicarakan rambu-rambu
mengenai hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan, agama dan nilai
budaya menjadi rujukan. Selain itu
ini memudahkan mengingatkan
anak akan rambu-rambu dari
orangtua karena tidak hanya
berdasar kata-kata orangtua namun
juga terdapat rujukan nilai agama
dan budaya
Need : nilai agama dan
budaya sebagai rujukan
dalam membentuk ramburambu bagi anak
336
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1615
1620
1625
1630
1635
1640
R : Lebih mudah mengingatkan anak akan rambu-rambu itu ya,
karena kalau tanpa rambu-rambu kan dikira kita yang ego, yang
kata-kata yang tanpa dasar kan. Kalau ada budaya dan agama
kan pagarnya ini lho dibudaya timur seperti ini, oh di agama tuh
gak boleh begini, bisa lebih masuk ya nek keliatannya
A : Okey, ada lagi? Ya sebagai penutup saja, eh mungkin secara
pribadi, eh ketika bapak-bapak memberikan, selama ini
memberikan rambu-rambu, memberikan berbagai macam
pendidikan seksual ke anak gitu tujuannya apa sih? Apa tujuan
bapak-bapak memberikan hal seperti itu.
Q : Ya supaya anak selamet. hehehe
V : Selamet. Hehe
Q : Selamet. Karena welcome to the jungle, ya to?
P : Iya, Gun n Roses, Welcome to the jungle. Itu to ya judul
lagunya? Jadi kalau saya yang saya omongkan sambil nyopir itu,
belum tentu ayah dan ibu bisa menunggui kamu ya sampai kamu
sungguh-sungguh siap atau mapan, ayah ibu gak tahu. Ayah
cuma bisa berpesan dan membekali kamu ya ini, tapi kamu
mulai sekarang pun harus siap nanti kamu akan hidup sendiri
tanpa ayah dan ibu. Dan itu ya tidak hanya sekali dua kali, itu itu
agak periodik itu selalu saya tekankan, karena …
Q : Mengingatkan ya
P : Karena apapun kan namanya rencana Tuhan kan kita tidak
semuanya tahu. Jadi ketika kemudian, ya sungguh-sungguh
kemudian harus welcome to the jungle itu ya mau gak mau anak
harus siap. Dan semakin lama …
A : Junglenya semakin parah
P : Semakin kejam. Lha itu pembacaan teori-teori sosial, ya
keadaan kedepan akan cukup menyedihkan. Nanti, sekarang ini
PS diberikan agar anak selamat
menjalani kehidupan. Orangtua
hanya bisa memberi bekal dan
pesan, dan anak harus siap akan
hidup sendiri tanpa orangtua.
Menurut pak P kondisi sosial
semakin sulit dan menyedihkan
karena keluarga inti semakin
menyusut dan ketahanan sosial
akan melemah.
Tujuan: membekali anak
agar anak selamat dan siap
menjalani kehidupan
337
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1645
D :
1650 P :
1655 Q :
P :
1660
A
P
X
A
:
:
:
:
1665
G :
kan keluarga inti ilang, dulu namanya keluarga inti itu kakek
nenek, ya to, sampai buyut itu. Jadi misalnya gak ada, jadi
mengapa dulu tu kita punya daya tahan yang luar biasa itu jadi
katakanlah melarat ki ora keroso nek melarat. Karena apa? Gak
ada orang kelaparan. Karena tetap ada suplai silang dan
sebagainya. Sekarang ini namanya keluarga inti itu menyusut,
tinggal ibu, bapak, anak. Dan itu kedepan berbahaya bagi
kerentanan, kerentanan apa …
Keluarga
Keluarga. Daya tahan bangsa pun sebenarnya terancam,
makanya, makanya kalau kemudian ehh digereja kalo menurut
saya harus punya tugas juga untuk mengembalikan ini. Ketika
keluarga inti yang sungguh-sungguh natural itu ilang ya
bagaimana kemudian diperluas lagi lewat gereja
Nek mbiyen kan simbah nggo tambah-tambah, simbok nggo
tombok-tombok. Tapi sekarang simbah nggo tambah-tambah
gak ada. Aku dewe yo nduwe masalah dewe
Lebih berat nanti, karena bener depresi itu yang menanggung
individu, bukan lagi kelompok, nek sing menanggung kelompok
ki jek enteng
Okay
Gak tau, mestinya pemerintah yang diurus kui jan e
Hahaha
Okay-okay, lanjut pak G, apa tujuan, maksudnya ada tujuan apa
memberikan pendidikan seks
Ya, sudah waktunya gitu lho, maksudnya harus dikasi tahu dari
orangtua sendiri karena mungkin kita ya tahu sumber-sumber
yang terpercaya gitu, mereka kalaupun gak tahu dari kita tahu
dari yang lain kan?
Menurut pak P, gereja memiliki
tugas membangun dan memperluas
dirinya menjadi keluarga inti yang
baru.
Menurut pak G anak diberi PS
karena memang usianya sudah
cukup untuk tahu sehingga perlu
diberi tahu orangtua , ang adalah
sumber terpercaya, dan tidak
mencari dari sumber lain. Selain itu
Gereja dipandang memiliki
peran menjadi keluarga inti
yang baru
Tujuan : agar anak tahu
karena sudah waktunya
untuk tahu
Tujuan PS: agar anak
mendapat dari sumber
338
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1670 A : Karena sudah waktunya juga, jadi sebaiknya diberikan
G : Takutnya gini, pernah kan anak saya waktu itu masih SD
ngomong ke saya gini, „woh Luna Maya itu cantik e ma.‟, „lho
kog kamu SD kelas 4 sudah tahu Luna Maya.‟, misalnya e gitu,
nah itu kan saya kaget sendiri. Oh mereka tuh jauh lebih cepat
1675
tahu. Perkembangan mereka itu
A : Okay, pak V?
V : Tujuan pendidikan seks untuk anak ya
A : Heeh untuk anak, tujuan memberikan.
V : Ya mungkin membekali tentang moralitas ya. Jadi memberikan,
1680
apa, eh kita kan bisanya orangtua ini kan membimbing aja.
Kepada anak untuk supaya dia mempunyai moralitas yang
standar lah. Ya setidaknya itu dalam arti kata kadang mungkin,
mungkin kan kekuatirannya kan karena, karena sebetulnya
orangtua, rasa malu orangtua. Ya kalau kita, mungkin kita balik,
1685
jadi pendidikan anak adalah pendidikan moralitas kepada anak
ini sehingga kalau anak ini kita berikan moralitas otomatis
orangtuanya terjagai. Kalau kita menjaga, menjaga egoisme
orangtua, itu mungkin moralitas anaknya malah, „jangan,
jangan, jangan, jangan.‟, ini malah efeknya malah gak baik,
1690
akan ada pemberontakan. Jadi ya metodelah sebetulnya kalau
kita kembali ke sana. Apa yang diperlukan untuk ilustrasi
UNICEF tadi ya bagaimana cara memberi pendidikan secara
seks untuk moralitas anak
A : Membangun moralitas anak
1695 V : Membangun moralitas anak. Itu kalau menurut saya
A : Oke pak V, jadi tujuan pak V membangun moralitas anak
V : Heem, kalau kita secara kristiani ya moralitas anak yang takut
akan Tuhan.
anak jaman sekarang lebih cepat
tahu
terpercaya dan tidak
mencari dari sumber lain
Anak jaman sekarang lebih
cepat tahu
Pak V memberi PS kepada anak
untuk membangun moralitas anak.
Anak perlu dididik agar memiliki
nilai moral yang baik. Kalau anak
hanya dilarang dan diatur oleh
orangtua saja maka moralitasnya
tidak terbentuk dan bisa
memberontak
Tujuan PS : agar anak
memiliki nilai moral yang
baik. Hanya melarang anak
tidak akan membuat
moralitas anak bertumbuh
Pada ilustrasi UNICEF tadi, yang
diperlukan adalah cara agar
informasi seksual dapat
digabungkan nilai-nilai moral
untuk membangun moralitas anak.
Need : cara dan metode
memberi informasi seksual
bersama dengan nilai moral
339
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A
1700 U
A
U
A
:
:
:
:
:
1705 D :
1710
Q :
D :
1715
A :
1720 R :
1725
Okay pak U
Saya apa ya, mungkin dah dijawab semua hahaha
Idem boleh berarti.
Wis komplit. Hahaha
Ya kalo gitu mungkin pak U atau pak D atau pak R ada hal yang
berbeda dalam tujuan?
Ya terutama tu nek bagi saya, untuk mendidik moralitas anak ke
depan lebih baik dan siap untuk menghadapi segala
kemungkinan yang akan terjadi, itu satu. Kedua kalinya, kita
tidak menutup kemungkinan terhadap kita selaku orangtua, kita
itu menghendaki anak-anak itu kedepan tu siap. Kalau hal-hal
yang demikian itu akan mengandung suatu bentuk resiko, dia tu
sudah siap.
Resiko yang dihadapi kalau terjadi …
Ya, jadi pada intinya saya punya anak, supaya anak itu kedepan
menghadapi hal-hal seperti itu sudah biasa, tidak punya rasa,
opo yo namanya, khawatir, takut, kalau dia berani melangkah,
berarti dia berani tanggungjawab. Kalau dia belum berarti dia
sudah siap, „wah aku durung wektune harus melangkah.‟. Saya
rasa seperti itu.
Okay pak R ada yang mau ditambah?
Ya kalau saya pribadi ya saya sama istri berikan seksual ini
lebih banyak mengarah, adalah suatu tanda untuk itu mereka
harus, apa, tahu mengerti bahwa ini rambu-rambu yang tidak
bisa dilanggar, karena itu untuk pertama dari keluarga itu
kehormatan keluarga. Dari konsekuensi yang ada kan, bukan dia
yang bertanggungjawab tapi keluarga ikut bertanggungjawab
akan hal itu. Yang kedua karena kita sebagai orang Kristiani ya
kita jangan sampai jadi batu sandungan bagi orang yang diluar
Tujuan pak D memberi PS adalah
membangun moralitas anak dan
mempersiapkan anak untuk
kehidupan seksualnya, mengenali
resiko sehingga dapat mengambil
keputusan yang bertanggung jawab
Tujuan PS : membangun
moralitas anak dan
mempersiapkan anak
mengambil keputusan yang
matang dan bertanggung
jawab untuk kehidupan
seksualnya
Pendidikan seksual untuk memberi
pengertian anak mengenai ramburambu perilaku seksual dan
pentingnya menjaga kehormatan
keluarga karena perilaku seksual
menyimpang seperti hamil diluar
nikah dipandang aib secara budaya.
Yang kedua adalah sebagai orang
Tujuan PS : anak mengerti
rambu-rambu perilaku
seksual dan dapat menjaga
kehormatan keluarga serta
menjadi menjadi orang
Kristiani yang dapat
diteladani
340
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1730
1735
1740
1745
1750
1755
non Kristiani, karena sementara ini anggapan kita kalo
hubungan seksual yang sampai nanti arahnya ke MBA dan
sebagainya itu sampai saat ini dibudaya timur ya secara budaya
itu sudah sangat-sangat aib sekali. Ya aib sekali ya? Itu yang
kita lebih banyak kenapa kog, istri atau saya kadang-kadang
kalau dijalan selalu ngomongnya ati-ati, ati-ati ya mungkin
seperti sama yang tadi dikatakan perempuan jangan sampai ke
tempatnya laki-laki, ke kost-kostan laki, kalo laki juga jangan
pernah coba-coba seperti itu walaupun temen-temen kamu. Lha
karena kalau saya notabene waktu itu pengalaman dari tementemen juga waktu saat di SMA itu kebetulan saya itu karena ibu
sudah dalam kondisi sakit, bapak juga sudah meninggal pas SD,
kalau ibu kan SMA kelas 2 itu mulai penglihatannya menurun
ke arah buta. Sehingga kan saya itu lebih banyak akhirnya tidak
bergaul di sekolah, dengan lingkungan sekolah, walaupun kelas
1 itu sudah hampir membawa saya ya ke arah sana tapi kita puji
Tuhan, waktu itu kita dipageri sama ada komsel juga, dan mau
gak mau saya ikut bertanggungjawab bantu ibu jaga warung,
karena untuk kehidupan saya sama ibu saya, ityu yang saya
lihat, temen temen kog ternyata, anak SMA ya lumrah kalau ke
tempat lokalisasi seperti itu, ternyata itu hal yang biasa, di SMA
saya lho, saya gak tau kalau di SMA lain ya, waktu itu di SMA,
mereka pernah ke lokalisasi, sampe dijemput pembimbingnya,
frater sampe njemput bawa pulang. Hahaha. Udah itu sampai
diruang dua kali, dua kali, karena dia orang luar pulau,
ditidurkan dipastori nunggu orangtuanya dipanggil. hahaha
P : Ra iso mbayar yo. Hahaha. Ra iso mbayar tinggalkan rumah
X : Hahahaa
R : Seperti itu, itu yang yang saya lihat kog mengerikan seperti itu,
Kristiani tidak menjadi contoh yang
buruk bagi orang nonKristiani.
Pak R menceritakan
pengalamannya saat SMA jarang
bergaul dengan teman-teman
karena harus banyak membantu
ibunya menjaga warung untuk
biaya hidup sehari-hari.
Pengalaman itu justru disyukuri
karena kegiatan teman-temannya
justru negatif seperti pergi ke
lokalisasi, dan seandainya dia tidak
membantu ibunya pasti terlibat
dalam pergaulan seperti itu.
341
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1760
1765
P :
R :
P :
1770
R :
P :
1775 X
P
Q
P
A
1780 P
D
P
A
:
:
:
:
:
:
:
:
:
1785 Q :
dan itu yang malu keluarganya, kadanga-kadang anaknya cuek,
tapi keluarganya yang kadang-kadang lebih malu. Nah itu yang
kita ngomong ke anak-anak, jangan, ini buat aib keluarganya
lebih banyak seperti itu apalagi dengan Tuhan. Itu yang kita
pageri, karena pengalaman saya waktu itu, ya puji Tuhan waktu
itu saya terbawanya ada rasa Tuhan itu baik sama saya pada saat
itu dengan kondisi ibu yang seperti itu ternyata saya bisa
ketahan. Mau gak mau dibawanya ke tempat yang berbeda kan,
gak ikut-ikutan dengan mereka begitu. Gitu aja
Gak ikut upacara inisiasi ya
Ya haahaha, karena itu yang dikatakan, ora lanang nek ora
mbrono
Saya punya keponakan, kebetulan kan keponakan banyak laki,
itu saya wanti-wanti jangan salah milih teman. Tidak semua
teman itu baik. Baik itu dalam arti bukan
Masih tanda petik ya pak
Bukan nganu, yo gelem nolong mbayari ngono, nah itu teman
baik tapi arep menjerumuske kowe
Hahahaha
„Lha piye to, nek ra nduwe duit tak bayari.‟, lho ada itu
Apik yo apikan
Apikan
Apikan tapi elek
Menjerumuskan. Ya memang
Lanang og ora wani ngombe, tak bayari, nahhh
Nah yo kayak gitu, tak bayari sek. Narkoba yo ngono, gratis sek
Okay ya begitu saja dari saya. Ada yang mau nambahin dulu
sebelum ditutup?
enggak
Pak P mengarahkan keponakan
laki-lakinya untuk mencari teman
yang baik dan tidak
menjerumuskan ke hal-hal negatif.
Suka mentraktir untuk hal yang
negatif itu bukan teman yang baik
karena menjerumuskan.
Orangtua juga menasihati
keponakan
Orangtua mengarahkan
keponakan untuk mencari
teman yang baik
Suka mentraktir belum
tentu teman yang baik
apabila mentraktir hal yang
negatif
342
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
U : Sudah cukup
A : Sudah cukup ya? Oke terima kasih bapak-bapak saya mendapat
banyak hal, mendapat banyak cerita, mendapat banyak, ya
sharing pengalaman dari bapak-bapak semoga berguna bagi kita
1790
semua. Terima kasih. Mari kita tutup doa dulu.
(doa penutup)
A : Terima kasih sampai jumpa lain kesempatan ya.
343
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7. Open dan Axial Coding
A. MATERI PENDIDIKAN SEKSUALITAS
A. 1. DEVELOPMENTAL
A. 1. 1. Materi PS: organ dan proses reproduksi
IV/
Menjelaskan tentang kegunaan kelamin,
Menjelaskan tentang organ reproduksi I/461
151
masturbasi, PMS
Menjelaskan tentang fungsi-fungsi organ
IV/
Menjelaskan tentang proses reproduksi,
seksual, seksualitas, fungsi hubungan
IV/89
157
akil balig, menstruasi
seksual, dan konsekuensi hubungan
seksual dini
Menjelaskan kepada murid mengenai
III/
menstruasi, kehamilan saat berenang,
1133
sperma
A. 1. 2. Materi PS : menstruasi
III/
Menjelaskan tentang menstruasi
640
II/244
IV/
251
Menjelaskan tentang menstruasi
Menjelaskan tentang menstruasi
Menjelaskan tentang menstruasi/
II/365 mengapa perempuan harus mengalami
menstruasi
IV/
157
Menjelaskan tentang proses reproduksi,
akil balig, menstruasi
III/
199
III/
148
Menjelaskan tentang menstruasi
Menjelaskan tentang pengaruh
menstruasi bagi perempuan
Menjelaskan tentang menstruasi,
I/559
kehamilan dan kelahiran anak
Menjelaskan kepada murid mengenai
III/
menstruasi, kehamilan saat berenang,
1133
sperma
III/
Menjelaskan tentang bagaimana
251 menghadapi pertumbuhan payudara dan
menstruasi
A. 1. 3. Materi PS : Perubahan Fisik
I/336 Menjelaskan jerawat ada karena pubertas II/229
Menjelaskan tentang perbedaan fisik
laki-laki dan perempuan
Menjelaskan tentang pertumbuhan
payudara
Menjelaskan tentang bagaimana
menghadapi pertumbuhan payudara dan
menstruasi
Menjelaskan tentang proses reproduksi,
akil balig, menstruasi
III/
195
I/506
Menjelaskan tentang perubahan fisik
III/
masa pubertas – munculnya tonjolan dan 251
bulu, keterangsangan
III/
IV/
Anak bertanya mengenai fisik laki-laki
387
157
A. 1. 4. Materi PS : memakai pakaian dalam
III/
Menjelaskan tentang mengapa
III/
Orangtua mengganti pakaian dalam
638
mengenakan BH
197
anak sesuai pertumbuhan payudara
A. 1. 5. Materi PS : Ereksi
III/
Memberi penjelasan mengenai terjadinya
Menjelaskan tentang ereksi dipagi hari I/330
400
ereksi di pagi hari
I/175 Menjelaskan tentang perkembangan fisik
344
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. 2. SOCIETAL
A. 2. 1. Materi PS : pemerkosaan
II/122
Menjelaskan tentang pemerkosaan
III/
289
Menjelaskan tentang pemerkosaan
A. 2. 2. Materi PS : pornografi
Saat anak membuka pornografi orangtua II/585
Orangtua tahu anak membuka situs
III/ tidak menyalahkan dan menghukum anak
porno dan orangtua menasihati anak agar
432 tapi memberi pengertian kenapa itu tidak
tidak membuka situs porno dan fokus
boleh
belajar saja
II/572 Orangtua menghimbau anak agar tidak
III/
Menjelaskan tentang efek negatif dari
membuka situs porno
439
pornografi
II/595 Menjelaskan tentang pornografi – anak II/735 Ortu mengingatkan agar tidak membuka
dijelaskan mengapa secara Kristen tidak
pornografi dengan mengajak anak
baik melihat pornografi
memikirkan saudaranya
A. 2. 3. Materi PS : Pembelaan diri
Menjelaskan kepada anak perempuan
III/
tentang cara membela diri bila ada laki845
laki yang mau berbuat jahat
A. 2. 4. Materi PS : konsekuensi dari perilaku seksual pranikah
I/110
Memberitahu konsekuensi hubungan
I/619 memberitahu bahaya dari ciuman dan
seks pranikah
raba-raba.
I/429
Menjelaskan tentang konsekuensi
I/699 Menjelaskan tentang konsekuensi dari
hubungan seks pranikah
perilaku seks menyimpang
Orangtua memberitahu anak bahwa
Orangtua perlu membuat anak paham
III/
kenikmatan seksual hanya sebentar
I/704 kalau orangtua malu saat anaknya hamil
800
namun konsekuensinya lama.
diluar nikah
Orangtua mengajak anak
Menjelaskan tentang konsekuensi dari
IV/
II/417
membayangkan kondisi dan
melakukan aktivitas seks sebelum
1036
konsekuensi hamil muda
waktunya
Menjelaskan tentang fungsi-fungsi organ
seksual, seksualitas, fungsi hubungan
IV/89
seksual, dan konsekuensi hubungan
seksual dini
A. 2. 5. Materi PS : keperawanan
III/ Menjelaskan tentang pentingnya menjaga
Menjelaskan tentang keperawanan –
II/605
792
keperawanan
pentingnya menjaga kesucian
III/
Orangtua memandang kehilangan
796
keperawanan sebagai hal yang fatal
A. 3. SEXUAL SAFETY
A. 3. 1. Materi PS : kontrasepsi
I/625 Menjelaskan tentang kondom namun
alat kontrasepsi lain tidak
I/466 Menjelaskan tentang kontrasepsi secara
khusus mengenai kondom, bukan yang
obat-obatan
I/674
Menjelaskan tentang kontrasepsi –
kondom dan spiral
IV/ tidak menjelaskan mengenai kondom dan
1031
alat kontrasepsi
345
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. 3. 2. Materi PS : PMS
Penjelasan mengenai PMS ditekankan
I/435
agar anak takut
Orangtua belum menunjukkan gambar
I/437
penderita PMS saat memberi PS ke anak
Menjelaskan tentang bahaya penyakit
III/
terkait alat kelamin dan kesehatan
1154
reproduksi
Menjelaskan tentang PMS – siphilis,
I/440
kencing nanah, herpes
A. 3. 3. Materi PS : Kesehatan Reproduksi
III/
Mengarahkan anak untuk mencuci
1195 pembalut bekas pakai sebelum dibuang
Menjelaskan tentang penyebab individu
terjangkit PMS
Pemberian informasi PMS agar anak
I/447
berhati-hati dalam berperilaku
Penggunaan gambar penderita PMS
I/448 dapat membuat anak lebih takut karena
mengerikan
Menjelaskan tentang kegunaan kelamin,
I/461
masturbasi, PMS
I/445
A. 4. SEXUAL RELATIONSHIP
A. 4. 1. Materi PS : aktivitas seksual
Aktifitas seksual ringan (ciuman) bisa
Menjelaskan tentang proses / tahapan
I/464
I/158 berlanjut sampai aktifitas seksual berat
aktivitas seksual dan konsekuensinya
(hubungan seks)
IV/83
Menjelaskan tentang ciuman
A. 4. 2. Materi PS : hubungan seksual
IV/
Bingung menjelaskan hubungan seksual I/279
Menjelaskan tentang hubungan seks
1074
Menjelaskan tentang fungsi-fungsi organ
Menjelaskan tentang kehamilan terjadi
seksual, seksualitas, fungsi hubungan
II/253
IV/89
karena ada hubungan seksual
seksual, dan konsekuensi hubungan
seksual dini
A. 4. 3. Materi PS : relasi romantis
Memberikan rambu-rambu dalam
Menjelaskan tentang hal berumah
I/180
II/690
berpacaran
tangga
Menjelaskan tentang cinta dan cara
I/229
memberikan rambu berpacaran
II/157
berelasi yang baik
Menjelaskan tentang relasi dengan lawan
jenis – cinta dan hubungannya dengan
Orangtua merasa pasangan yang tidak
III/
II/445 aktivitas seksual. Tanggungjawab untuk
seiman dapat menimbulkan masalah
1462
menjaga relasi percintaan tidak
dalam relasi
menyimpang
III/
III/
Menjelaskan tentang menikah muda –
Menjelaskan tentang pernikahan muda
526
811
resiko dan kesulitannya
Hubungan seksual pranikah diawali dari III/ Menjelaskan tentang memilih pasangan
IV/99
adanya relasi romantis.
1456
agar yang seiman
Orangtua melarang anak berpacaran saat
IV/
III/
Menjelaskan tentang rambu-rambu
SMP-SMA agar anak fokus kepada
102
784
berpacaran.
studinya
IV/
menghimbau agar anak jangan
Menjelaskan bahwa seksualitas bukan
II/415
135
berpacaran dulu
untuk main-main
346
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. 4. 4. Materi PS : ketertarikan dengan lawan jenis
Orangtua memaklumi munculnya
IV/
IV/
perasaan tertarik pada lawan jenis dalam
306
216
diri anak
Menjelaskan tentang mengabaikan
IV/
III/
ketertarikan dengan menjaga jarak
310
502
dengan lawan jenis
Anak yang tidak memahami
IV/
IV/
perasaannya bisa salah dalam
1181
1171
menanggapi perasaan itu
A. 4. 5. Usia pacaran
III/
Menurut orangtua usia 17 tahun adalah
III/
628
usia minimal berpacaran
781
IV/
IV/
Boleh berpacaran saat sudah kuliah
304
172
Menjelaskan tentang jenis rangsangan
yang sensitif bagi laki-laki dan
perempuan
Orangtua membangun kesadaran anak
akan ketertarikan laki-laki kepadanya
Orangtua merasa anak perlu mengenali
perasaan dan emosi dalam diri
Usia minimum berpacaran adalah lulus
SMA
menganjurkan agar anak tidak
berpacaran sebelum SMA.
A. 5. SEXUAL NORM
A. 5. 1. Materi PS : rambu berperilaku untuk anak perempuan
III/
IV/
Menjelaskan tentang rambu-rambu
Menjelaskan tentang harga diri
315
257
berperilaku
Menjelaskan tentang rambu berperilaku IV/
Menjelaskan tentang menjaga diri
II/495
untuk anak perempuan meliputi cara
219
dengan menjaga apa yang dilihat lakiduduk, aturan bepergian dengan teman.
laki dan menghindari sentuhan
III/
Mengarahkan anak menjaga diri agar
III/
Mengarahkan bahwa anak perempuan
495
tidak sembarangan disentuh laki-laki
879
tidak boleh main kerumah laki-laki
Menjelaskan tentang rambu-rambu
IV/
Menjelaskan tentang larangan anak
berperilaku seperti menjaga posisi
736
perempuan berkunjung ke rumah / kos
II/283
duduk, bagian tubuh yang tidak boleh
laki-laki
disentuh.
IV/
Menjelaskan tentang rambu-rambu hal
Ortu memberi penjelasan mengenai harga
IV/
702
yang boleh dan tidak boleh dilakukan
diri dilihat dari perbedaan
755
perempuan
arti kata wanita dan perempuan
III/
Menjelaskan tentang perempuan harus
1068
kuat melawan rayuaan laki-laki
A. 5. 2. Materi PS : cara berpakaian
III/
Menjelaskan tentang rambu-rambu
III/
Orangtua mengarahkan anak agar tidak
548
berpakaian
644
memakai pakaian yang seksi
III/
Orangtua mengatur dan mengarahkan
III/
Orangtua mengarahkan anak agar
553
ke anak mengenai model pakaian yang
836
berpakaian yang sesuai dengan tempat
boleh dipakai.
yang dituju.
IV/
menjelaskan tentang cara berpakaian
214
yang sopan
A. 5. 3. Materi PS : adegan TV yang tidak boleh ditiru
memberitahu anak adegan di TV yang
IV/
Menjelaskan tentang adegan film yang
I/109
tidak boleh ditiru / dilakukan
170
tidak boleh ditiru anak
A. 5. 4. Materi PS : Relasi dengan lawan jenis
III/
III/
Menjelaskan tentang rambu-rambu
memberitahukan cara bergaul
150
509
berelasi dengan lawan jenis
347
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
III/
126
memberikan rambu-rambu bergaul
III/
776
III/
201
Mengarahkan anak menjaga pergaulan
dengan laki-laki agar tidak hamil
III/
820
IV/
161
Menjelaskan tentang menjaga diri saat
berelasi dengan lawan jenis
Orangtua mengarahkan dan
IV/
mengingatkan anak untuk tahu batas365
batas cara berelasi dengan orang lain
Menjelaskan tentang perempuan harus
IV/
memiliki harga diri dengan cara tidak
754
menyatakan cinta (nembak) atau
berkunjung kerumah laki-laki.
Nasihat orangtua agar anak tidak
IV/
membuka peluang terjadi aktivitas
751
seksual
A. 5. 5. Arahan : mencari teman yang baik
III/ Orangtua mengingatkan anak agar tidak
901
percaya sepenuhnya kepada teman
karena teman bisa berniat jahat juga.
IV/ Orangtua mengarahkan keponakan untuk
1771
mencari teman yang baik
IV/
452
Orangtua mengarahkan anak mencari
teman yang baik karena pengaruh
pertemanan sangat kuat
IV/ Suka mentraktir belum tentu teman yang
1774 baik apabila mentraktir hal yang negatif
IV/
418
IV/
412
IV/
780
I/342
III/
297
IV/
705
III/
871
Menjelaskan tentang menjaga pergaulan
dengan lawan jenis
Orangtua memberikan PS yang sama
kepada anak laki-laki dan perempuan
terkait relasi dengan lawan jenis
Menjelaskan tentang rambu-rambu
berelasi dengan lawan jenis
Orangtua melakukan antisipasi terkait
relasi anak dengan lawan jenis, dengan
memberikan rambu-rambu berelasi
Menjelaskan tentang rambu-rambu
berelasi untuk anak perempuan: jangan
nembak dan jangan berkunjung ke rumah
laki-laki
Orangtua merasa bahwa teman dapat
mempengaruhi anak berbuat yang tidak
baik
Mengarahkan anak untuk mencari
teman yang baik
Orangtua menyarankan anak untuk
mencari teman yang baik karena
pengaruh lingkungan lebih kuat dari
keluarga
Menasihati anak untuk menggunakan
masa remaja dengan baik
A. 6. SOLITARY SEX ACT
A. 6. 1. Materi PS : masturbasi
Memberi larangan dan peringatan
I/318
mengenai apa yang terjadi saat onani,
mimpi basah
A. 6. 2. Materi PS : mimpi basah
IV/
Menjelaskan tentang mimpi basah
1248
III/
402
Menjelaskan tentang mimpi basah
I/461
Menjelaskan tentang kegunaan kelamin,
masturbasi, PMS
IV/
127
Menjelaskan tentang mimpi basah
I/318
Memberi larangan dan peringatan
mengenai apa yang terjadi saat onani,
mimpi basah
348
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. SUMBER INFORMASI PS BAGI ORTU
I/105
Orangtua aktif mencari materi untuk PS
B.1. PENGALAMAN PRIBADI
B.1.1. Pengalaman saat kecil
IV/
Sumber: pengalaman pribadi
1501
B.1.2. Sekolah
IV/
Sumber : pendidikan di sekolah
1503
IV/
711
pengalaman orangtua saat kecil menjadi
sumber PS
B.1.3 Seminar..
II/538
Sumber informasi ortu :seminar
B.2. PENGALAMAN ATAU INTERAKSI DENGAN ORANG LAIN
B.2.1. Cerita anak
B.2.2. Tetangga..
cerita anak mengenai PS yang
III/
Sumber informasi ortu: pengalaman
diterimanya dari sekolah menjadi sumber II/541
540
tetangga dan anak kost
PS bagi orangtua
B.2.3. Teman sebaya ortu
pengalaman suami dan istri, melihat
IV/
IV/
Sumber : teman sebaya orangtua
teman-temannya, menjadi sumber PS
1529
743
bagi suami istri
B.3. MEDIA
B.3.1. TV
IV/
Sumber: program TV
1517
III/
Aktif mendengarkan berita untuk
309
mendapat informasi PS untuk anak
II/550
Sumber informasi ortu: televisi
IV/
1511
III/
311
Sumber : iklan di TV
Sumber PS : berita
B.3.2. Internet
IV/
1518
Sumber : internet melalui situs social
network dan situ berita
B.3.3. Buku, majalah, koran
IV/
majalah sains menjadi sumber info
155
seksualitas bagi ortu
IV/
Sumber: majalah, koran
1506
Orangtua menjadikan buku sebagai
III/
sumber pengetahuan namun berganti
373
mengikuti kata hati saja
III/
Ortu merasa materi dibuku PS tidak
374
selalu kontekstual di lapangan
internet tidak menjadi sumber informasi
II/555 bagi ortu karena orangtua tidak mahir
menggunakan internet
III/
311
Sumber PS : berita
II/536
Sumber informasi ortu: majalah
I/113
ada orangtua yang tidak tahu teori dan
tidak membaca buku PS dalam
memberikan PS
349
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. HAMBATAN ORTU DALAM MEMBERI PS
C.1. HAMBATAN INTERNAL
C.1.1.Pola Pikir
C.1.1.a. Hambatan : perbedaan pemikiran orangtua dan ainak
I/997 Kekhawatiran ortu adalah saat menjawab I/631 pemikiran anak dan orangtua berbeda
dengan pengetahuan yang diketahuinya,
sehingga ada kesulitan saat menjelaskan
anak bisa tidak siap karena anak belum
seks
berpengalaman
C.1.1.b. Hambatan : tabu / tidak nyaman
Ortu tidak nyaman membicarakan seks
Hambatan PS : merasa tabu karena orang
I/227
I/242
dengan anak,
jawa
I/
sebagai orang Jawa merasa tabu
I/
Tabu membuat ortu menunda-nunda
1013
membicarakan seksualitas
1018
memberikan PS
III/ Orangtua tabu membicarakan seksualitas III/
orangtua tidak tega membicarakan
487
sebagai hasil didikan orangtua
185
seksualitas dengan anak.
C.1.2. Relasi
C.1.2.a. Hambatan : tidak dekat dengan anak
Ketidakdekatan dengan anak membuat
III/
orangtua memilih memantau anak dari
499
jauh
C.1.3. Sifat Orangtua
C.1.3.a. Hambatan : sifat keras membuat jauh
Sifat keras orangtua membuat anak
IV/
menjadi jauh, sedangkan sifat lembut
1268
membuat anak menjadi dekat
C.1.4. Skill
C.1.4.a. Hambatan : tidak tahu cara memulai / memberikan
II/130 Orangtua tidak paham cara memberi PS II/168
ortu bingung cara memulai PS
IV/
kebingungan cara membicarakan
Ortu kesulitan memulai lebih dahulu
II/210
660
seksualitas ke anak
percakapan mengenai seksualitas
ortu tidak pernah mendapat PS sehingga
ayah tidak memiliki teladan seorang ayah
IV/
II/341 kesulitan memulai PS dan menemukan
sehingga saat harus berperan sebagai
1277
waktu yang pas
ayah mengalami kesulitan
saat orangtua dulu berusia remaja, ia
IV/
IV/
sulit menjelaskan secara tepat dan
tidak mendapat PS tentang suatu topik,
1076
1085 gamblang mengenai hubungan seksual
sehingga sulit untuk menjelaskan
C.1.4.b. Hambatan : proses penyampaian yang tidak tepat
Cara bicara soal PS yang berputar-putar
Anak enggan tidur bersama ortu
I/
itu lama dan kadang menyebabkan
I/969
sehingga tidak bisa memberikan PS
1047
pembicaraan di tunda
waktu itu
IV/ Orangtua tidak menjelaskan topik seksual
128 dengan jelas sehingga anak salah paham
C.1.4.c. Hambatan : kesulitan menilai kesiapan anak
Orangtua bingung menilai kesiapan anak
Ortu merasa tidak tahu tingkat kesiapan
IV/73
I/990
menerima materi PS
anak menerima informasi seksual adalah
350
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hambatan
I/997 Kekhawatiran ortu adalah saat menjawab
dengan pengetahuan yang diketahuinya,
anak bisa tidak siap karena anak belum
berpengalaman
C.2. HAMBATAN EKSTERNAL
C.2.1. Hambatan : jarak geografis jauh
Hambatan: Anak sekolah di luar kota
Jarak yang jauh menyulitkan pengawasan III/
I/119
sehingga tidak bisa bertemu dan memberi
orangtua
214
PS.
C.2.2. Hambatan : waktu bertemu terbatas
C.2.3. Anak sudah tahu
Saat anak sudah mendapat suatu topik
III/ orangtua memiliki waktu terbatas untuk
II/321 seksual, anak akan menolak untuk belajar
590
bertemu dengan anak
tentang topik itu lagi oleh orangtua
C.2.4. Hambatan : perbedaan jenis kelamin
I/
beda jenis kelamin dengan anak bikin
IV/ Orangtua tidak paham cara memberi PS
1316
ortu tidak PD kasi PS
1045
kepada anak beda jenis kelamin
Kesulitan berbicara dengan anak beda
I/
IV/
perbedaan jenis kelamin membuat
jenis kelamin adalah tidak mengalami
1329
230
enggan memberi PS lebih dalam
yang dirasakan anak
Ibu kesulitan memberi PS kepada anak
Ibu kesulitan memberi PS kepada anak
II/312
II/338
tunggal yang berbeda jenis kelamin
tunggal yang berbeda jenis kelamin
III/
1374
C.3. TIDAK ADA HAMBATAN
Ada orangtua yang merasa tidak
memiliki hambatan dalam memberi
pendidikan seksual ke anak
D. KEMUDAHAN ORTU DALAM MEMBERI PS
D.1. KEMUDAHAN INTERNAL
D.1.1. Relasi
D.1.1.a. Komunikasi dan kedekatan
Apabila komunikasi orangtua-anak
Apabila orangtua mau mendengarkan
IV/
I/
secara umum itu baik dan intens maka
anak maka anak juga akan
566
1449 komunikasi dalam topik seks akan lebih
mendengarkan orangtua
mudah
Kedekatan orangtua kepada anak
IV/
I/
kedekatan ortu anak memudahkan
bagaikan sahabat sehingga anak nyaman
397
1454
memberi PS
ngobrol dengan orangtua
D.1.1.b. Ekspersi afeksi dari orangtua
Saat orangtua tidak malu menunjukkan
Pelukan orangtua menenangkan anak
III/
afeksinya ke anak, maka anak tidak
III/
sehingga anak merasa dekat dan mau
1022
akan malu terbuka ke orangtua,
996
terbuka mengenai kehidupannya
walaupun berjenis kelamin lain.
351
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D.1.2.Sifat Orangtua
D.1.2.a. Sifat lembut membuat anak dekat
Sifat keras orangtua membuat anak
IV/
menjadi jauh, sedangkan sifat lembut
1268
membuat anak menjadi dekat
D.2. KEMUDAHAN EKSTERNAL
D.2.1. Jaman yang terbuka
D.2.2. Anak sudah tahu / paham
I/
I/
anak-anak sudah paham lebih dahulu,
jaman sekarang lebih terbuka
1253
1254
bahkan kadang tidak bertanya lagi
D.2.3. Jarak geografis dekat
Orangtua merasa anak yang tinggal
Kedekatan lokasi memudahkan
III/
I/123
serumah lebih aman karena orangtua bisa
pendampingan orangtua
230
mengawasi
D.2.4. Anak bertanya dahulu
D.2.5. Berbeda jenis kelamin
Kemudahan berbicara dengan anak beda
jenis kelamin adalah pembicaraan
I/
Diskusi seks lebih mudah saat anak yang
I/
terbatas pada teori sehingga pembicaraan
1457
mulai bertanya dahulu
1334
lebih ringan, umum serta tidak
menyangkut kenikmatan sehingga
pembicaraan nyaman dan tidak tegang
D.2.6. Anak mendapat PS dari pihak lain
D.2.6.a.Ada PS dari sekolah
D.2.6.b. Adanya internet
IV/
adanya internet sehingga anak bisa
I/
buku pelajaran sudah berisi materi
1348
browsing informasi secara mandiri
1250
seksualitas
sebelum tanya ke ortu
IV/
Internet membuat anak sudah memiliki
I/
adanya pendidikan seksualitas secara
1430 pengetahuan seksual sehingga orangtua
1251
formal
tidak perlu menjelaskan dari awal.
IV/
dalam kurikulum baru sekolah terdapat
1352
PS
IV/ adanya pendidikan seksual dari sekolah
1136
sehingga orangtua tidak perlu
menjelaskan semuanya dari dasar
E. KONTEKS PEMBERIAN PS
E.1.KONTEKS WAKTU
Tidak ada waktu khusus
Orangtua tidak mencari waktu khusus
ortu tidak menyediakan waktu khusus
I/691
II/117
untuk kasi PS karena membuat tegang
berbicara soal seks
Tidak menyediakan waktu khusus
Tidak ada waktu khusus bicara PS,
IV/19
IV/78
berbicara soal seksualitas
sesuai momen saja,
IV/ tidak ada waktu khusus untuk berbicara IV/
Tidak ada waktu khusus berbicara
352
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
seksualitas
246
seksualitas
Perlu mencari waktu yang pas untuk bicara ke anak
Ortu tidak langsung menegur anak saat
Orangtua merasa bila menasihati anak
II/730 membuka pornografi namun mencari II/800 laki-laki perlu mencari waktu yang tepat
waktu yang tepat.
dan penyampaian yang lembut
Orangtua berhati-hati dalam
Untuk memberi PS perlu melihat situasi,
III/
mengekspresikan kemarahan ke anak
I/795
saat ada yang cocok maka dilakukan
561
karena anak zaman sekarang sulit
pembicaraan
diberitahu.
Saat bertanya mengenai kehidupan
III/
PS diberikan saat ada peristiwa yang pas II/165 seksual anak perlu mencari waktu yang
608
tepat
Menurut ortu penyampaian materi
seksual di sekolah perlu perencanaan,
I/807
sedang dalam keseharian lebih pas
mencari momen / kesempatan
E.1.1.Situasi / Kondisi yang mendukung
E.1.1.a. Personal
I/214
Orangtua memberi PS pribadi personal
I/955
tidak memberi PS ditengah keramaian /
banyak orang
E.1.1.b. Santai
Orangtua memberi PS saat suasana santai
Memberi PS dalam kondisi yang santai
I/690
I/791
dan tidak tegang,
dan sambil melakukan hal lain
Memberi PS saat terbeban akan beresiko
I/789
salah bicara
E.1.1.c. Spontan
Diskusi seksual dilakukan secara
jangan merencanakan obrolan PS karena
II/695
spontan, bila direncanakan akan
I/796 perencanaan membuat orangtua terbeban
canggung
dan tegang sehingga beresiko kacau
PS dilakukan spontan namun juga
I/957
memperhatikan situasi dan kondisi
E.1.1.d. Sambil beraktivitas lain
Memberi PS dalam kondisi yang santai
I/791
dan sambil melakukan hal lain
E.1.2. Waktu kejadian
E.1.2.a. Belajar biologi
PS diberi saat anak belajar biologi
I/825
dirumah
IV/
Memberi PS belajar biologi
150
E.1.2.b.Dalam perjalanan
Memberi PS dalam perjalanan naik
I/675
mobil
IV/
Orangtua menyelipkan PS saat ngobrol
674
di mobil ketika bepergian bersama.
IV/86
Memberi PS saat belajar biologi
III/
594
IV/
212
Ortu memberi PS saat makan atau
dimobil bersama
Memberi PS saat antar jemput anak
sekolah
353
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E.1.2.c. Menonton TV
Memberi PS saat anak melihat adegan
I/698
seks di TV
Memberi PS saat bersama-sama
I/112
menonton TV dan melihat adegan porno
Memberi PS saat ada adegan ciuman di
IV/81
TV
E.1.2.d. Saat makan
III/
Ortu memberi PS saat makan malam
464
III/
Ortu memberi PS saat makan atau
594
dimobil bersama
E.1.2.e. Nonton film
IV/
Memberi PS saat nonton film
169
E.1.2.f. Sebelum tidur
Ibu memberi PS sebelum tidur, saat ibu
II/625 dan anak tidur berdua karena ayah keluar
kota.
E.1.2.h. Sedang online
Orangtua memberi PS saat muncul iklan
II/591
porno di internet
E.1.2.i. Pulang sekolah
IV/
Memberi PS saat anak pulang sekolah
336 dan menceritakan aktivitasnya seharian
Memberi PS saat ada berita kejahatan
seksual
Memberi PS saat melihat TV dan ada
II/670
kejadian yang terkait
IV/ Memberi PS saat menonton berita kasus331
kasus seksual
II/491
II/620
tidak memberi PS saat makan bersama
karena menghilangkan nafsu makan
IV/
333
Memberi PS saat nonton film
E.1.2.g. Memandikan anak .
III/
492
Orangtua memberi PS saat ngerokin
atau memandikan anak
III/
492
ngerokin anak
Orangtua memberi PS saat ngerokin
atau memandikan anak
E.1.3. Pemicu terjadinya PS (trigger)
E.1.3.a Ada berita kasus seksual
Memberi PS saat ada berita kejahatan
IV/
Memberi PS saat menonton berita
II/491
seksual
331
kasus-kasus seksual
E.1.3.b Anak mengalami menstruasi
III/
Memberi PS hanya saat anak tumbuh
Memberi PS pada saat anak awal-awal
II/351
224
payudara dan menstruasi pertama
mengalami menstruasi
E.1.3.c.Anak asyik dengan HP
E.1.3.d. Payudara anak bertumbuh .
Ortu memberi PS saat melihat anak asyik III/
Memberi PS hanya saat anak tumbuh
II/700
dengan HP
224
payudara dan menstruasi pertama
E.1.3.e. Melihat iklan porno di internet
Orangtua memberi PS saat muncul iklan
II/591
porno di internet
E.1.3.f. Muncul adegan seksual di TV / Film
Memberi PS saat anak melihat adegan
Memberi PS saat ada adegan ciuman di
I/698
IV/81
seks di TV
TV
Memberi PS saat bersama-sama
I/112
menonton TV dan melihat adegan porno
E.1.3.g. Anak bertanya
II/991 Pendidikan seks diberikan apabila anak III/ Orangtua menunggu anak bertanya baru
354
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertanya
524
menjelaskan
orangtua menjelaskan hal seksualitas
III/ Orangtua memberi penjelasan PS apabila
II/125
setelah anak bertanya tentang hal itu.
324
anak bertanya
Menurut orangtua, bila anak yang
menunggu pertanyaan anak baru
bertanya berarti anak menginginkan
IV/
II/215
membahas topik yang ditanyakan secara
jawaban sehingga penjelasan orangtua
248
dalam
lebih mudah ditangkap.
Anak menanyakan materi seksualitas
II/231
yang didapat dari pelajaran biologi
E.1.3.g.1. Respon orangtua saat anak bertanya
E.1.3.g.1.a. Menjawab sejujurnya
E.1.3.g.1.b. Menjawab semampunya
Saat anak bertanya seksualitas, ortu
Orangtua mencoba menjawab
I/843
menjawab secara jujur dan tidak
II/140
pertanyaan anak semampunya.
mengalihkan pembicaraan
E.1.3.g.1.c. Menjawab tidak lengkap dan balik bertanya
Saat memberi PS, ortu menjawab sedikit / tidak lengkap lalu balik bertanya. Tujuannya
I/849
memahami maksud anak bertanya agar dapat menjelaskan sesuai bahasa anak.
E.1.3.g.1.d. Mengajak anak berpikir dan menemukan jawabannya
saat ortu menjawab pertanyaaan anak,
I/912 anak diajak ikut berpikir dan menemukan
jawaban
E.1.3.g.1.e. Tidak menjawab pertanyaan anak
E.1.3.g.1.e.a. bertanya didepan publik/banyak
E.1.3.g.1.e.b. Waktu tidak tepat
orang
Ortu tidak menjawab pertanyaan seksual
Ortu mengalihkan pertanyaan anak
I/863
anak yang diajukan di depan publik /
I/874
dengan guyonan saat waktunya tidak
orang banyak
tepat untuk menjawab
E.1.3.g.1.f. Marah / meremehkan pertanyaan anak
Menurut ortu tidak baik mengenyahkan
Ada yang memarahi anak saat anak tanya
I/845 pertanyaan anak karena memberi kesan I/697
soal seks
tabu
Orangtua yang meremehkan pertanyaan
IV/
IV/ Orangtua yang meremehkan pertanyaan
anak membuat anak lebih memilih
1300
1306
anak banyak ditemukan dikampung
bertanya kepada teman
E.1.3.g.2. Usia mempengaruhi maksud dan tujuan pertanyaan anak
Menurut ortu, usia anak mempengaruhi
I/648 maksud dan tujuan pertanyaan seksual
oleh anak
E.2. KONTEKS USIA ANAK
Faktor usia menjadi penentu apakah anak perlu mendapat informasi tentang kondom atau
tidak
E.2.1. Usia mulai perlu PS
E.2.1.a. SMA
I/
Saat anak SMA maka pembicaraan seks I/278
Anak perlu sudah paham mengenai
I/466
355
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1029
perlu to the point
hubungan seksual saat berusia 17 tahun
II/719
PS dberikan saat anak SMA
E.2.1.b. Kanak-kanak
E.2.1.c. Kelas 4 SD
III/
PS perlu dimulai sejak masih kanakIII/
Memulai PS di usia kelas 4 SD / saat
723
kanak
1201
mulai menstruasi
E.2.1.d. Setelah mengalami menstruasi
IV/
III/
Memulai PS di usia kelas 4 SD / saat
PS dimulai sejak menstruasi pertama
250
1201
mulai menstruasi
E.2.2. Usia belum perlu PS
E.2.2.a. 5- 6 SD belum perlu
E.2.2.b. 14 tahun belum perlu .
IV/
IV/
Kelas 5 – 6 SD belum perlu mendapat PS
Usia 14 tahun dianggap belum perlu PS
125
109
E.2.2.c. SMP belum perlu tahu hub seks
kelas 1 SMP belum cukup umur untuk
Belum menjelaskan mengenai hubungan
II/274
II/610
mengetahui tentang hubungan seksual
seksual ke anak usia SMP.
E.2.3. Kedewasaan
E.2.3.a. Diberikan saat anak dirasa dewasa
PS diberikan saat anak sudah dianggap
IV/ Orangtua tidak memberi PS ke anak yang
I/107
dewasa
122
dinilai masih polos
E.2.3.a.a. Menstruasi tanda kedewasaan
III/ Menstruasi dipandang sebagai tanda anak IV/
Menstruasi menjadi tanda anak sudah
128
sudah dewasa
255
dewasa
E.3. KONTEKS KEIMANAN ORANGTUA
E.3.1. Berserah kepada Tuhan
E.3.1.a. Bentuk perilaku
E.3.1.a.a. Mendoakan anak
III/
705
Orangtua mendoakan anak karena merasa
III/
ada hal-hal yang diluar kemampuan
206
orangtua.
E.3.1.a.b. Memberi anak kalung salib .
Orangtua tidak bisa mengawasi
pergaulan anak maka orangtua
membekali anak dengan kalung salib dan
mendoakan mereka
Karena orangtua merasa terbatas dalam
mendidik, mendampingi dan memantau
anak maka orangtua mendoakan anak
agar dilindungi Tuhan
Orangtua tidak bisa mengawasi
III/
pergaulan anak maka orangtua
206 membekali anak dengan kalung salib dan
mendoakan mereka
E.3.1.b. Alasan
E.3.1.b.a. Ada keterbatasan orangtua
E.3.1.b.a. Tidak bisa mngawasi pergaulan anak .
Orangtua tidak bisa mengawasi
Orangtua mendoakan anak karena merasa
III/
III/
pergaulan anak maka orangtua
ada hal-hal yang diluar kemampuan
705
206 membekali anak dengan kalung salib dan
orangtua.
mendoakan mereka
III/
681
356
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karena orangtua merasa terbatas dalam
III/ mendidik, mendampingi dan memantau
681
anak maka orangtua mendoakan anak
agar dilindungi Tuhan
E.3.1.b.c. Lokasi anak jauh dari orangtua
Saat anak jauh dari orangtua maka
III/
orangtua hanya bisa berserah kepada
1452
Tuhan untuk menjagai anak
E.3.1.b.d. Merasa anak bisa bohong pada ortu .
Anak bisa saja berbohong kepada
III/
orangtua sehingga orangtua berserah ke
312
Tuhan
E.3.2. Mengarahkan anak aktif di gereja
Orangtua merasa gereja merupakan
III/
Orangtua mengarahkan anak aktif
IV/
lingkungan yang cukup baik untuk
241
digereja
714
pergaulan anak-anaknya.
Orangtua merasa adanya kelompok
sebaya yang belajar firman Tuhan
II/750 bersama-sama dan memberi kesempatan
anak terbuka mengakui dosanya itu
berpengaruh baik untuk anak.
I/333
E.3.3. Nasihat dan peringatan dikaitkan dengan praktek dan nilai agama
anak di suruh mengabaikan ereksi dan
Mengingatkan bahwa onani itu dosa dan
I/541
berdoa untuk mencari solusinya
dilarang oleh ajaran agama
G. METODE
G.1. BERBICARA SEKS DENGAN ANAK
G.1.1. Bentuk
G.1.1.a. Diskusi / ngobrol
G.1.1.b. Ceramah .
Metode yang pas dalam PS adalah
Metode yang pas dalam PS adalah
I/936
I/936
ngobrol dan bukan menceramahi
ngobrol dan bukan menceramahi
IV/
menceramahi anak bukanlah metode
Metode : ngobrol /interaktif
I/947
1319
yang tepat dalam memberi PS
G.1.2. Isi
G.1.2.a. Pengertian / penjelasan / informasi
Memberi larangan dan penjelasan
selain memberi larangan ortu juga
I/429
I/318
mengenai apa yang terjadi saat onani,
memberi pengertian dan penjelasan
mimpi basah
Orangtua memilih memberi penjelasan
III/ dibanding menyalahkan dan menghukum
441
anak agar anak tidak takut bercerita ke
orangtua
G.1.2.b. Larangan
Melarang anak melihat adegan ciuman
IV/
selain memberi larangan ortu juga
dengan cara menutup mata dan memberi I/429
288
memberi pengertian dan penjelasan
penjelasan
I/542 Dalam larangannya, ortu memberikan I/318
Memberi larangan dan penjelasan
357
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
informasi yang tidak tepat untuk
menakut-nakuti anak agar tidak onani
Dalam mendidik anak, orangtua
memberitahu anak bukan melarang
II/820
karena anak yang dilarang akan
penasaran dan mencari tahu secara
sembunyi-sembunyi
G.1.2.c. Nasihat / peringatan
mengenai apa yang terjadi saat onani,
mimpi basah
IV/
421
Ortu memberi arahan bukan melarang
karena anak akan memberontak bila
dilarang
G.1.3. Teknik berbicara seks dengan anak
G.1.3.a. Memakai bahasa sahabat
Dalam menyampaikan PS sebaiknya
III/
tidak vulgar namun menggunakan bahasa
337
kasih dan sahabat.
G.1.3.b. Memakai candaan / humor
Ibu menenangkan anak saat bingung
Orangtua memberikan PS dibarengi
III/
mengalami ereksi dipagi hari. Bahkan
I/686
candaan dan tidak terlalu serius agar
394
menjadikan hal itu guyonan agar anak
anak tidak berpikiran negatif
tidak malu
Dalam keluarga terbiasa untuk
Orangtua menggoda /mencandai anak
III/
IV/
membicarakan seksualitas dengan
untuk mengecek pemahaman anak
474
381
bercanda dan bergurau.
mengenai batasan bergaul.
III/ ortu bertanya seksualitas ke anak dengan
254
bercanda
G.1.3.c. Menyelipkan PS dalam obrolan
IV/
IV/ Orangtua menyelipkan PS saat ngobrol di
ortu menyelipkan PS didalam obrolan
659
674
mobil ketika bepergian bersama.
G.1.3.d. Storytelling
III/
Ortu melakukan sharing terkait
III/
Ortu melakukan sharing terkait
167
seksualitas
167
seksualitas
G.1.3.d.a. Pengalaman pribadi
IV/
Ortu memberi contoh pengalaman
Orangtua menceritakan pengalaman
II/668
139
pribadi orangtua
seksualnya dahulu ke anak
G.1.3.d.b. Pengalaman orang lain .
III/
Orangtua menggunakan perilaku orang
III/
Menggunakan pengalaman tetangga
316
disekitar sebagai contoh cerita
756
sebagai contoh untuk anak
Orangtua menunjukkan contoh penari di
menceritakan kasus-kasus seksual yang
III/
IV/
TV untuk membujuk anak berhenti
ditemui di pekerjaan (polisi). Tujuannya
576
351
menari
untuk memotivasi anak menjaga diri
G.1.3.e. Menyamakan pemikiran dengan anak
I/
berusaha menyamakan pikiran dengan
Pemberian PS berhati-hati disesuaikan
IV/66
1373
pemikiran anak
kesanggupan anak menyingkapi
Pemikiran anak saat bertanya tentang
Pendidikan seksual dari ortu
seksualitas sekadar keingintahuan (haus
II/990
I/639
menyesuaikan tingkat pengetahuan anak.
informasi) tidak seperti yang dipikirkan
orangtua
358
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G.1.3.f. Menghubungkan PS dengan kegiatan anak
Penjelasan seks dari ortu dihubungkan dengan kegiatan anak. Contoh: Onani
I/531
mengeluarkan tenaga besar sehingga membuat anak lemas saat bermain badminton
G.1.3.g. Membuka dengan membicarakan topik lain
sebelum menasihati anak, ayah membuka
III/
Memulai pembicaraan mengenai PS
IV/
percakapan dengan menanyai
286
dengan membicarakan berita di TV
162
pengetahuan seksual anak
orangtua berpura-pura tidak tahu dan
Obrolan mengenai seks dimulai dengan
I/
I/503
bertanya lebih dahulu, baru setelahnya
obrolan mengenai keimanan dan agama 1042
menegur dan memberi PS ke anak
ortu menggunakan pengalaman teman
Orangtua menggunakan kebingungannya
IV/
II/410
anak yang hamil untuk menasihati
terhadapa iklan seks di internet untuk
1380
anak.
mengetahui perilaku anak di internet
G.1.3.h. Memberi PS untuk banyak anak sekaligus
saat memberi pendidikan seks ke anak
Apabila dalam keluarga besar terdapat
IV/
tertua, anak lain diajak berkumpul untuk I/815
banyak remaja bisa mengadakan
690
ikut mendengarkan juga.
pertemuan PS dan memanggil pembicara
saat memberikan PS ke anak, saudara
IV/ yang lain diajak mendengarkan sehingga
Memberi PS dengan mengadakan
I/940
786 tidak perlu berulang-ulang memberitahu
seminar
satu persatu
G.1.3.i. Dengan sengaja memberi informasi yang kurang tepat
Saat orangtua bingung cara
Saat anak kecil orangtua menjawab
menyampaikan jawaban maka orangtua IV/
pertanyaan seksual anak dengan
I/858
bisa memberi jawaban yang tidak tepat 260
informasi yang kurang tepat namun
(bohong)
mudah dipahami
Dalam larangannya, ortu memberikan
Ortu memperingatkan anak dengan
I/542
informasi yang tidak tepat untuk
I/318 informasi yang menakutkan tapi tidak
menakut-nakuti anak agar tidak onani
tepat dan menggertak
G.1.3.j. Menjelekan anak
Orangtua mengatakan bahwa anak jelek
III/
bila berpakaian seksi agar anak tidak
585
berpakaian seksi
G.1.3.k. Bicara berputar-putar
Tabu membuat pembicaraan mengenai
berbicara berputar-putar adalah upaya
I/
I/
seks tidak langsung (to the point) tapi
melepaskan diskusi seksualitas dari hal
1025
1374
berputar-putar
terkait kenikmatan seksual
Bicara yang berputar-putar membuat
anak menerima informasi seksual sebagai
I/
sesuatu yang sopan dan bersih sehingga
1054
tidak menyebabkan anak ingin mencoba
aktivitas seksual yang dibicarakan
359
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G.2. METODE TIDAK LANGSUNG
G.2.1. Membaca buku PS
G.2.1.a. Anak membaca sendiri
Ortu memberi anak buku pendidikan
Ortu memberi buku PS untuk dibaca
II/241
II/319
seksualitas
anak
orangtua tidak memberikan anak
IV/
memberi banyak buku seksualitas ke
informasi melalui membaca buku secara I/98
1333
anak untuk dibaca akan membebani anak
mandiri.
G.2.1.b. Membaca bersama orangtua dan mendiskusikannya
Ibu menjelaskan materi seksual yang
Anak diminta membaca buku PS
II/245
II/545
dibahas di dalam buku PS.
kenudian menyimpulkan bersama ortu
ortu mengajak anak membaca buku
I/183
pelajaran biologi karena memiliki
informasi yang lengkap
G.2.2. Mengajak anak belajar dari pengalaman langsung
Anak remaja belajar menghadapi orang
III/
hamil melalui pengalaman orangtua
467
hamil adik.
G.2.3.Menjadikan anak sebagai pendidik seks untuk saudaranya
Anak pertama membantu orangtua
memberi informasi seksual kepada anak
mengawasi dan menjaga adik-adiknya,
IV/
IV/
pertama, kemudian anak pertama
sehingga orangtua tidak mengawasi
313
295
membantu orangtua dalam mendidik
dengan ketat dan hanya mengamati
adik-adiknya
diskusi anak-anaknya
III/ Anak pertama dijadikan orangtua sebagai
243
panutan untuk adik-adiknya
G.3. MENGGUNAKAN METODE YANG DIGUNAKAN ORANGTUANYA DULU
Orangtua menggunakan metode yang
IV/
digunakan oleh orangtua dalam memberi
281
PS kepada anak
G.4. BEDA ANAK, BEDA PENDEKATAN
III/
Pada anak yang berbeda orangtua
IV/
pendekatan yang berbeda juga
262 menggunakan pendekatan yang berbeda 1230
dipengaruhi oleh usia anak
Pada anak bandel dan ingin melawan,
III/
III/
Orangtua menyadari bahwa anakorangtua memberi penekanan pada harga
275
447 anaknya memiliki karakter yang berbeda
diri
Orangtua tidak membuat suatu alur PS
Orangtua perlu mengenali sifat anak
III/ yang jelas karena anak-anaknya memiliki IV/
sehingga bisa memberikan pendidikan
602
watak berbeda sehingga membutuhkan 1474 seksual dengan pendekatan yang paling
cara yng berbeda terkait PS
nyaman untuk anak
orangtua memberikan informasi seksual
yang sama kepada anak-anaknya. Hanya
IV/
penyampaian PS disesuaikan dengan
1220 anak, karena anak memiliki sifat yang
berbeda-beda sehingga orangtua perlu
memberikan pendekatan yang berbeda.
360
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. PIHAK PEMBERI PS
I/215
I/338
I/
1320
II/235
II/131
II/196
III/
368
III/
369
H.1. ORANGTUA
H.1.1. PS diberikan oleh orangtua dengan jenis kelamin yang sama
Ortu memberi PS kepada anak yang
III/
PS diberikan orangtua dengan jenis
berjenis kelamin sama
670
kelamin sama dengan anak
Apabila anak perempuan, maka ayah
IV/
anak perempuan mendapat PS dari ibu
merasa bahwa itu tugas ibu untuk
177
memberi PS.
Perbedaan jenis kelamin tidak menjadi
PS diberikan orangtua yang jenis
masalah dalam membicarakan seks,
IV/
kelaminnya sama dengan anak. Pasangan
hanya saat berbicara topik sensitif akan 152
hanya nimbrung
berputar-putar
Anak laki-laki mungkin banyak bertanya
hal seksual kepada ayahnya karena
mengalami hal yang sama.
H.1.2. Anak lebih memilih ibu sebagai pendidik seks
Anak perempuan lebih aktif bertanya
IV/
Anak laki-laki lebih nyaman bicara PS
kepada ibunya
111
dengan ibu dibanding ayah
Anak tidak nyaman mendiskusikan
Karena anak merasa tidak nyaman
seksualitas dengan ayah karena ayah
IV/
berbicara dengan ayah maka saat ayah
terlalu mengandalkan logika atau
114
bertanya masalah seksual anak
memiliki temperamen buruk.
menghindar
Anak laki-laki lebih memilih ibu sebagai IV/ anak nyaman membicarakan seksualitas
pendidik seksual
1252
dengan ibu
Menurut anak laki-laki, ibu lebih mampu
menjelaskan seksualitas secara panjang
lebar dibandingkan dengan ayah
H.2. PENDIDIK SEKS ALTERNATIF
I/ Pihak yang layak memberikan PS: orang yang dipercaya tidak akan mengajari hal yang
1303 salah ke anak
I/575 Pendidikan seks dari luar rumah membantu tugas orangtua.
Ortu menyadari bahwa anak menerima PS juga dari pihak diluar rumah seperti gereja atau
I/571
seminar.
H.2.1. Intern
H.2.1.a. Kakak
H.2.1.b. Paman / Bibi .
Pihak yang layak memberikan PS: b)
IV/
saudara tua, kakak menjadi pihak
I/
pihak intern: orangtua, kakak, paman,
1557
alternatif pemberi PS
1296
dan bibi
IV/
Kakak juga memberi PS ke anak
293
Pihak yang layak memberikan PS: b)
I/
pihak intern: orangtua, kakak, paman,
1296
dan bibi
361
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H.2.2. Ekstern
H.2.2.a. Teman
H.2.2.b. Gereja .
Ada waktunya untuk anak laki-laki
IV/
Pihak : guru, sekolah, pembimbing KTB,
berdiskusi dengan ibu, dengan ayah
II/955
1290
guru sekolah minggu, gereja
maupun dengan teman
Orangtua merasa informasi seksual dari
Pihak yang layak memberikan PS: a)
I/
I/251
teman hanya membahas kesenangan
pihak ekstern: guru, gereja, lembaga
1296
tanpa usaha melindungi anak
yang kompeten
Orangtua khawatir saat anak berdiskusi
IV/
seksual dengan teman karena mungkin
1295
teman memiliki informasi yang salah.
H.2.2.c. Profesional di bidang seksualitas
Profesional dalam bidang pendidikan
IV/
IV/ penyuluh dari PKBI sebagai pemberi PS
seksualitas seperti PKBI adalah pihak
1541
1129
selain orangtua
alternatif pemberi PS
Pihak yang layak memberikan PS: a)
I/
pihak ekstern: guru, gereja, lembaga
1296
yang kompeten
H.2.2.d. Sekolah / Guru
IV/
1538
guru (utama) adalah pihak alternatif
pemberi PS
I/
1296
Pihak yang layak memberikan PS: a)
pihak ekstern: guru, gereja, lembaga
yang kompeten
Pihak : guru, sekolah, pembimbing KTB,
guru sekolah minggu, gereja
H.2.2.D.1. Kondisi
H.2.2.D.1.1. Diberikan saat pelajaran biologi
H.2.2.D.1.2. Dimulai sejak kelas 5 SD .
PS disekolah sudah dimulai dari kelas 5
I/822 PS diberi saat pelajaran biologi disekolah I/203
SD
H.2.2.D.1.3. Mendapat info seks yang memadai namun kurang tentang norma perilaku seksual
I/
Anak sudah mendapat informasi seksual yang memadai namun masih kurang mendapat
1278
informasi mengenai norma berperilaku seksual
H.2.2.D.1.4. Anak bertanya kepada guru
H.2.2.D.1.4.a. Lebih malu
H.2.2.D.1.4.b. Lebih berani .
Disekolah anak malu bertanya soal seks III/ Anak-anak lebih berani bertanya kepada
I/681
karena ada teman-temannya
726
guru dibanding kepada orangtua
H.2.2.D.2. Manfaat
H.2.2.D.2.1. Anak memiliki pengetahuan yang memadai
Anak memiliki informasi seksual yang
PS dari sekolah membuat anak
I/594
I/668 memadai dari sekolah sehingga orangtua
mengenali fungsi kelaminnya
hanya perlu mengikuti
H.2.2.D.2.2. Anak dapat memahami PS dari orangtua
anak bisa paham PS dari ortu karena
I/679
sudah mendapat PS dari sekolah juga
II/955
362
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H.2.2.D.3. Pandangan orangtua
H.2.2.D.3.1. Merasa terbantu dengan PS dari sekolah
Orangtua merasa terbantu dengan
III/
I/593
Ortu terbantu dengan PS dari sekolah
sekolah yang peduli dengan seksualitas
530
anak
H.2.2.D.3.2. Perlu ada kerjasama orangtua dan
H.2.2.D.3.3. Lingkungan sekolah
guru
berpengaruh pada anak
III/ Orangtua merasa orangtua dan guru perlu
Menurut orangtua lingkungan sekolah
II/746
1337
bekerjasama terkait mendidik anak
mempengaruhi anak
H.2.2.D.3.4. Bahasa dalam buku
H.2.2.D.3.5. Tugas guru : membantu anak
biologi terlalu vulgar
mengenali perubahan dalam diri
orangtua merasa bahasa dalam buku
IV/
Tugas guru adalah membantu anak
I/184
biologi terlalu blak-blakan
1119
mengenali perubahan dalam diri.
H.2.2.D.3.6. Penyampaian materi seksual disekolah perlu perencanaan
Menurut ortu penyampaian materi
seksual di sekolah perlu perencanaan,
I/807
sedang dalam keseharian lebih pas
mencari momen / kesempatan
I. KEBUTUHAN PEMBERDAYAAN ORTU
I/238
III/
1407
I/
1418
IV/
1570
I/
1418
IV/
1583
IV/
1691
I.1. Kurikulum / materi yang perlu disampaikan (berdasar jenjang usia)
Perlu ada pengetahuan mengenai
Ortu membutuhkan buku panduan PS
informasi seksual apa yang perlu
tentang kurikulum informasi seksual dan I/918
dikuasai pada jenjang usia tertentu,
cara memberikan informasi itu
walau implementasinya dalam tiap
keluarga berbeda-beda
Orangtua perlu dididik tentang materi
Orangtua perlu diajari tentang
IV/
seksualitas apa yang perlu disampaikan
pengetahuan mengenai materi yang
1574
kepada anak
pantas berdasar jenjang usia
Pembekalan PS untuk ortu: memperkaya
pengetahuan dan informasi seksual serta
cara mengkomunikasikan ke anak
I.2.Cara / metode memberi PS
Orangtua perlu diajari tentang cara dan
I/
Pembekalan PS untuk ortu: bagaimana
metode memberi pendidikan seksual
1422
mengajarkan seks ke anak
Pembekalan PS untuk ortu: memperkaya
Pembekalan PS untuk ortu : belajar dari
I/
pengetahuan dan informasi seksual serta
pengalaman orang lain terkait cara
1401
cara mengkomunikasikan ke anak
memberi pendidikan seks
I.3. Memasukkan nilai agama, moral, dan budaya dalam PS
Orangtua perlu diajari tentang nilai
agama dan budaya sebagai rujukan
III/
Orangtua perlu dididik tentang keimanan
dalam membentuk rambu-rambu bagi 1400
anak
Orangtua perlu diajari tentang cara dan
metode memberi informasi seksual
bersama dengan nilai moral
363
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I.4. Membangun dan menjaga prinsip dan nilai seksualitas keluarga
Orangtua perlu dididik tentang
III/
membangun dan memegang teguh nilai /
1418
prinsip seksualitas dalam keluarga
364
Download