kasus-kasus terkait permasalahan kewajiban

advertisement
KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH
YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)
No.
Kasus Generik
1.
Proyek infrastruktur strategis
1. Proyek infrastruktur sebagaimana diatur dalam
PBI No.16/21/PBI/2014 tentang Penerapan
Prinsip Kehatian-Hatian dalam Pengelolaan Utang
Luar Negeri Korporasi Nonbank
2. Dinyatakan
oleh
pemerintah
pusat
atau
pemerintah daerah sebagai proyek infrastruktur
strategis
yang
dibuktikan
dengan
surat
keterangan dari kementerian/lembaga terkait
kepada pemilik proyek dan
3. Persetujuan Bank Indonesia diberikan setelah
dilakukan asesmen.
2.
Contoh:
Proyek infrastruktur ketenagalistrikan, meliputi
pembangkit, termasuk pengembangan tenaga listrik
yang berasal dari panas bumi, transmisi atau
distribusi tenaga listrik.
Transaksi dengan Pihak Asing di Wilayah NKRI
Transaksi antara:
-­‐
penduduk dengan bukan penduduk;
-­‐
BUT dengan perusahaan di dalam negeri;
-­‐
Perusahaan perwakilan luar negeri dengan
perusahaan di dalam negeri;
-­‐
Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA)
dengan perusahaan di dalam negeri,
yang dilakukan di wilayah NKRI.
Prinsip PBI/SEBI Ekstern
Tanggapan
Pasal 10 ayat (3) huruf b
Perjanjian
tertulis
hanya
dapat
dilakukan untuk proyek infrastruktur
strategis dan mendapat persetujuan
Bank Indonesia
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Prinsip teritorial telah ditegaskan dalam
SEBI Ekstern.
Kewajiban menggunakan Rupiah berlaku untuk setiap
pihak yang bertransaksi di wilayah NKRI.
Status pihak yang melakukan transaksi (misal bukan
penduduk/BUT/perwakilan luar negeri/penanaman
modal
asing)
tidak
mengecualikan
kewajiban
penggunaan Rupiah.
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Mendapat rekomendasi kementerian/instansi terkait
Pemilik proyek menyampaikan pernyataan tertulis
bahwa proyek infrastruktur infrastruktur strategis
Telah terdapat perjanjian penjualan produk atau
jasa dari proyek infrastruktur strategis sejak awal
pembangunan proyek
Contoh:
-­‐
Pembelian avtur oleh maskapai asing di bandara.
-­‐
Jasa kepelabuhanan di terminal internasional
pelabuhan Indonesia.
-­‐
Transaksi barang/jasa turis luar negeri di
wilayah NKRI.
-­‐
Pembelian
bahan
baku
oleh
BUT
yang
melaksanakan proyek di dalam negeri.
-­‐
Pembelian bahan baku di dalam negeri oleh
Perusahaan PMA.
3.
Transaksi di Wilayah NKRI namun Pembayaran
Kewajiban
menggunakan
Rupiah
melekat
pada
1
KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH
YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)
No.
Kasus Generik
Prinsip PBI/SEBI Ekstern
Luar Negeri
Transaksi yang dilakukan di wilayah NKRI namun
dibayarkan ke/dari/di luar negeri.
4.
5.
6.
Contoh:
-­‐
Pembelian avtur oleh maskapai asing yang
dibayar dari kantor pusat maskapai asing.
-­‐
Pembayaran jasa kepelabuhanan dari kantor
pusat perusahaan pelayaran di luar negeri.
Transaksi di Wilayah NKRI melalui Agen
Transaksi perdagangan barang/jasa dari luar negeri
yang dilakukan melalui agen di dalam negeri.
Contoh:
-­‐
Pembelian barang antara perusahaan di dalam
negeri dengan importir/agen di dalam negeri.
-­‐
Pembelian tiket pesawat ke luar negeri melalui
travel agent.
-­‐
Pemesanan hotel melalui travel agent.
-­‐
Pembelian paket wisata/umrah melalui travel
agent.
Free Trade Zone/Kawasan Berikat
Transaksi dengan perusahaan yang berkedudukan di
kawasan
perdagangan
bebas
(free
trade
zone)/kawasan berikat (bonded zone).
Contoh:
-­‐
Transaksi perdagangan (misal bahan baku)
antara
sesama
perusahaan
di
kawasan
FTZ/kawasan berikat.
-­‐
Transaksi perdagangan (misal barang bahan
baku/hasil produksi) antara perusahaan di
kawasan
FTZ/kawasan
berikat
dengan
perusahaan di luar kawasan FTZ/kawasan
berikat.
Gaji Tenaga Kerja Asing/Ekspatriat
Gaji Tenaga Kerja Asing (ekspatriat) yang bekerja di
wilayah NKRI.
1. Hubungan kerja dan pembayaran gaji langsung
dari perusahaan dalam negeri.
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Prinsip teritorial telah ditegaskan dalam
SEBI Ekstern.
Tanggapan
transaksi yang dilakukan di wilayah NKRI.
Pembayaran dilakukan ke/dari/di luar negeri tidak
meniadakan kewajiban menggunakan Rupiah.
Pembayar dan/atau penerima pembayaran yang
melakukan transaksi di wilayah NKRI wajib
menggunakan
Rupiah.
Dalam
hal
terdapat
penggunaan valas maka dilakukan melalui konversi
kurs melalui sistem perbankan/nonperbankan.
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Perdagangan internasional terdiri atas
perdagangan barang (ekspor/impor) dan
jasa yang lintas batas negara (cross
border supply dan consumption abroad).
Prinsip teritorial telah ditegaskan dalam
SEBI Ekstern
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Pasal 4 jo. Pasal 8 ayat (1) PBI
Perdagangan internasional terdiri atas
perdagangan barang (ekspor/impor) dan
jasa yang lintas batas negara (cross
border supply dan consumption abroad).
Prinsip teritorial telah ditegaskan dalam
SEBI Ekstern.
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
1. TKA yang memiliki hubungan kerja dan pembayaran
gaji langsung dari perusahaan dalam negeri
merupakan transaksi di wilayah NKRI sehingga
wajib menggunakan Rupiah.
2. TKA yang bersifat penugasan merupakan transaksi
Transaksi antara pihak di dalam negeri dengan agen
di dalam negeri merupakan transaksi di wilayah
NKRI sehingga wajib menggunakan Rupiah.
Pengecualian kewajiban penggunaan Rupiah hanya
diberikan terhadap pihak yang terkait langsung
dengan kegiatan ekspor/impor.
Adapun transaksi antara agen secara langsung
dengan penjual/pembeli luar negeri diperbolehkan
menggunakan valas karena merupakan transaksi
perdagangan internasional.
Kewajiban menggunakan Rupiah berlaku untuk
setiap pihak yang bertransaksi di wilayah NKRI.
Kedudukan perusahaan di kawasan FTZ/Kawasan
Berikat tidak mengecualikan kewajiban penggunaan
Rupiah, karena kawasan tersebut masih merupakan
bagian dari wilayah NKRI sehingga tetap wajib
menggunakan Rupiah (asas teritorial).
2
KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH
YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)
No.
7.
8.
Kasus Generik
Prinsip PBI/SEBI Ekstern
Contoh kasus: Tuan A, warga negara asing,
bekerja di PT B di Indonesia dan gajinya
dibayarkan ke rekening Tuan A di Indonesia
(onshore account) atau di luar negeri (ofshore
account)
2. Hubungan kerja dan pembayaran gaji tidak
langsung dari luar negeri (penugasan).
Contoh: Tuan A ditugaskan oleh perusahaan XYZ
Ltd. (berkedudukan di Amerika Serikat) di PT B
dalam rangka penugasan selama 1 tahun.
Selama Tuan A ditugaskan di PT B, gaji Tuan A
dibayarkan oleh XYZ Ltd. ke rekening Tuan A di
Amerika Serikat.
Transaksi dalam rangka APBN menggunakan valas
1. Pungutan
atau
setoran
yang
dikenakan
Pemerintah dalam valas.
Contoh:
Pembayaran Visa on Arrival, setoran pajak dalam
valas, dan Dana Kompensasi TKA dalam valas.
2. Pembayaran pemerintah menggunakan dalam
rangka APBN.
Contoh:
-­‐
Pembayaran proyek pemerintah dalam valas.
-­‐
Pembayaran
biaya
kepesertaan
organisasi
internasional
melalui
cabang
organisasi
internasional tersebut di Indonesia.
Pembiayaan dalam valas di Wilayah NKRI antar
Perusahaan
Pemberian pinjaman dari perusahaan dalam negeri
kepada perusahan (nonbank) dalam negeri lainnya.
Contoh:
-­‐
PT A memberikan pinjaman kepada PT B di
wilayah NKRI.
-­‐
PT X (perusahaan PMA) memberikan pinjaman
kepada PT Y di wilayah NKRI.
-­‐
PT AA (perusahaan PMA) menerima pinjaman
dari PT Z di wilayah NKRI.
-­‐
Induk perusahaan di wilayah NKRI memberikan
Tanggapan
Pasal 4 jo. Pasal 8 ayat (1) PBI
Pengecualian kewajiban penggunaan
Rupiah,
yaitu
perdagangan
internasional
yang
terdiri
atas
perdagangan barang (ekspor/impor) dan
jasa yang lintas batas negara (cross
border supply dan consumption abroad).
Prinsip teritorial telah ditegaskan dalam
SEBI Ekstern
yang lintas batas wilayah negara (cross border
supply)
sehingga
tetap
dapat
dibayarkan
menggunakan valas.
Pasal 4 huruf a jo. Pasal 6 PBI
Transaksi
dalam
rangka
APBN
dikecualikan
dari
kewajiban
penggunaan Rupiah.
Transaksi dalam rangka APBN telah
ditegaskan dalam SEBI Ekstern
Transaksi dalam rangka APBN masuk dalam transaksi
yang dikecualikan dalam Pasal 4 huruf a PBI).
Beberapa contoh transaksi dalam rangka APBN
meliputi:
-­‐
pembayaran utang luar negeri;
-­‐
pembayaran utang dalam negeri dalam valuta asing;
-­‐
belanja barang dari luar negeri;
-­‐
belanja modal dari luar negeri;
-­‐
penerimaan negara yang berasal dari penjualan
surat utang negara dalam valuta asing; dan
-­‐
transaksi lainnya dalam rangka pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja negara, seperti
setoran pajak, visa on arrival, dan penerimaan
negara bukan pajak.
Pemberian pinjaman antara perusahaan (nonbank)
di wilayah NKRI bukan merupakan transaksi
pembiayaan internasional sehingga tetap wajib
dilakukan menggunakan Rupiah.
Status sebagai PMA tidak mengenyampingkan
ketentuan kewajiban penggunaan Rupiah, tetap
wajib dilakukan menggunakan Rupiah.
Pinjaman dari induk perusahaan bagi perusahaan
nonpenanaman modal tetap wajib dilakukan
menggunakan Rupiah.
Transaksi antara induk perusahaan (penanam
modal) kepada perusahaan penanaman modal
diperkenankan menggunakan valas sebagaimana
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Pasal 4 huruf e jo. Pasal 9 PBI
Pembiayaan internasional dikecualikan
dari kewajiban penggunaan Rupiah,
dengan ketentuan bahwa pemberi
pembiayaan atau penerima pembiayaan
salah satunya berkedudukan di luar
negeri.
3
KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH
YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)
No.
9.
Kasus Generik
pinjaman kepada anak perusahaan di wilayah
NKRI (status perusahaan non penanaman
modal).
-­‐
Induk perusahaan di wilayah NKRI memberikan
pinjaman kepada anak perusahaan di wilayah
NKRI (status perusahaan penanaman modal).
Hibah dalam valas di Wilayah NKRI
Hibah yang dilakukan oleh perusahaan penanaman
modal asing/perwakilan lembaga asing di wilayah
NKRI.
Contoh:
-­‐
Pembayaran CSR perusahaan PMA kepada panti
asuhan di wilayah NKRI.
-­‐
Bantuan dana kepada sekolah dari NGO
Internasional cabang Jakarta.
Prinsip PBI/SEBI Ekstern
diatur dalam Pasal 5 huruf c PBI jo. Pasal 8 ayat (3)
UU Mata Uang).
10.
Transaksi antar Pulau
Transaksi antar pulau dalam rangka ekspor/impor
menggunakan SKBDN.
Contoh:
-­‐
PT A di Batam membeli Sawit dari PT B di Dumai
menggunakan kapal laut.
11.
Pemberian Jasa Konsultasi kepada/dari Pihak di
Luar Negeri
Pemberian jasa konsultasi dari/kepada pihak di luar
negeri, yang hasil konsultasinya disampaikan melalui
Tanggapan
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Pasal 4 huruf b jo. Pasal 7 PBI
Hibah internasional dilakukan oleh
pemberi hibah/penerima hibah yang
salah satunya berkedudukan di luar
negeri.
Prinsip teritorial telah ditegaskan dalam
SEBI Ekstern.
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Pasal 5 huruf a PBI
Kegiatan usaha bank dalam valas
dikecualikan
dari
kewajiban
penggunaan Rupiah.
Pasal 4 jo. Pasal 8 ayat (1) PBI
Pengecualian kewajiban penggunaan
Rupiah,
yaitu
perdagangan
internasional
yang
terdiri
atas
perdagangan barang (ekspor/impor) dan
jasa yang lintas batas negara (cross
border supply dan consumption abroad).
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
Hibah dalam valas yang dilakukan di wilayah NKRI
wajib dalam Rupiah.
Status pihak pemberi/penerima hibah sebagai
perusahaan penanaman modal asing/perwakilan
lembaga asing di wilayah NKRI tidak mengecualikan
kewajiban penggunaan Rupiah (prinsip teritorial).
Produk SKBDN valas masuk dalam kategori
kegiatan kegiatan usaha bank dalam valas, sehingga
produk SKBDN valas dikecualikan dari kewajiban
penggunaan Rupiah.
SKBDN diterbitkan sesuai dengan underlying
dokumen transaksi (perjanjian) sehingga apabila
perjanjian tersebut disepakati dengan menggunakan
valuta asing (valas) maka SKBDN dterbitkan dalam
valas.
SKBDN
dalam
rangka
penerusan
kegiatan
perdagangan
internasional
(ekspor/impor)
diperbolehkan.
Pemberian jasa konsultasi dari/kepada pihak di luar
neeri, yang hasil konsultasinya disampaikan melalui
telepon, email, surat, dsb, merupakan bentuk
perdagangan internasional cross border supply.
4
KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH
YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)
No.
Kasus Generik
Prinsip PBI/SEBI Ekstern
telepon, email, surat, dsb.
12.
Contoh:
-­‐
Penggunaan jasa konsultan hukum Indonesia
oleh Perusahaan di luar negeri.
-­‐
Penggunaan jasa riset pasar dari peneliti ekonomi
di Indonesia oleh Perusahaan di luar negeri.
-­‐
Penggunaan jasa konsultan politik luar negeri
oleh politikus di dalam negeri.
Kegiatan Usaha Bank dalam Valas
Produk bank dan fee based income bank dalam valas.
Contoh:
-­‐
Tarif transfer dana bank dalam valas.
-­‐
Kredit valas, termasuk provisi dan
administrasi dalam valas.
-­‐
Fee L/C dalam valas.
13.
biaya
Kegiatan Reasuransi dalam Valas
1. Kegiatan reasuransi dalam valas dari perusahaan
asuransi di dalam negeri kepada perusahaan
asuransi di luar negeri.
Contoh:
Jasindo mereasuransikan pertanggungan asuransi
pesawat terbang milik Garuda Indonesia dalam valas
kepada perusahaan asuransi di luar negeri.
2. Kegiatan reasuransi dalam valas dari perusahaan
asuransi di dalam negeri kepada perusahaan
asuransi di luar negeri.
Contoh:
Bumi
Wiyata
mereasuransikan
pertanggungan
bangunan kantor milik PT. BBB dalam valas kepada
perusahaan asuransi di dalam negeri lainnya.
Tanggapan
tunai maupun nontunai.
Pasal 4 huruf c jo. Pasal 8 ayat (1) huruf
b PBI
Transaksi jasa internasional dapat
dilakukan secara cross border supply
atau consumption abroad (Pasal 4 huruf
c jo. Pasal 8 ayat (1) huruf b PBI).
Prinsip telah ditegaskan dalam SEBI.
Pasal 5 PBI
Kegiatan usaha bank dalam valas yang
dilaksanakan
berdasarkan
UU
Perbankan
dikecualikan
kewajiban
penggunaan Rupiah.
Kegiatan usaha bank dalam valas telah
ditegaskan dalam SEBI Ekstern.
Produk bank dan fee based income bank dalam valas
diperbolehkan menggunakan valas sesuai ketentuan
dalam UU Perbankan.
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Pasal 4 huruf c jo. Pasal 8 ayat (1) huruf
b PBI
Transaksi jasa internasional dapat
dilakukan secara cross border supply
atau consumption abroad (Pasal 4 huruf
c jo. Pasal 8 ayat (1) huruf b PBI).
Prinsip telah ditegaskan dalam SEBI.
Kegiatan reasuransi dari/ke luar negeri merupakan
kegiatan perdagangan jasa internasional. Risiko
yang ditanggung perusahaan asuransi dialihkan
kepada perusahaan lainnya ke/dari luar negeri
sehingga terjadi perpindahan risiko yang lintas
batas negara (cross border supply).
Adapun untuk reasuransi kepada perusahaan
asuransi lainnya di dalam negeri tidak masuk dalam
kategori perdagangan internasional, karena risiko
yang dialihkan masih terjadi di wilayah NKRI.
3. Kegiatan reasuransi dalam valas dari perusahaan
di luar negeri kepada perusahaan asuaransi di
dalam negeri.
Contoh: Perusahaan asuransi CCC Ltd di Vietnam
mereasuransikan pertanggungan bangunan pabrik
5
KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH
YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)
No.
14.
15.
16.
Kasus Generik
milik PT. XYZ di Batam dalam valas kepada Asuransi
Sinar Mas.
Pencantuman Harga Menggunakan Valas atau
Dual Quotation (Rupiah dan Valas)
Pencantuman harga menggunakan valas (single
quotation valas atau dual quotation Rupiah dan valas)
Contoh:
-­‐
Pencantuman harga valas dalam kontrak dalam
USD : misal 1 (unit) truck = 80.000 USD.
-­‐
Pencantuman harga valas dalam invoice (dual
quotation) misal: 1 unit mesin = IDR 13.500.000/
USD 1000.
Pencantuman Harga di Media Online
Pencantuman harga atas barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan di wilayah NKRI melalui media online
menggunakan valas dan/atau dual quotation.
Contoh:
-­‐
Pencantuman tarif kamar hotel di Indonesia di
website hotel.
-­‐
Pencantuman harga sewa apartemen di Indonesia
pada media iklan internet.
-­‐
Pencantuman
jasa
konsultasi
di
website
konsultan.
-­‐
Pencantuman harga jual mobil di Indonesia di
situs penjualan mobil.
Formulasi Harga Menggunakan Acuan Harga
Internasional yang Menggunakan Valas
Pelaku usaha mengatur harga suatu transaksi
berdasarkan formulasi dengan memperhitungkan
acuan harga internasional/valas, namun harga akhir
dan pembayaran dilakukan dengan menggunakan
Rupiah.
Apakah
hal
tersebut
melanggar
ketentuan
pencantuman harga hanya dalam Rupiah? Apakah
dianggap dual quotation?
Prinsip PBI/SEBI Ekstern
Tanggapan
Pasal 11 PBI
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah (single quotation Rupiah).
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah ditegaskan dalam SEBI.
Pencantuman harga barang dan/atau jasa hanya dalam
Rupiah, sehingga tagihan harus dalam Rupiah.
Pencantuman harga dalam valas atau dua kuotasi (dual
quotation) walaupun pembayarannya dalam Rupiah
tidak diperbolehkan.
Pasal 11 PBI
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah (single quotation Rupiah).
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah ditegaskan dalam SEBI.
Pencantuman harga barang dan/atau jasa hanya dalam
Rupiah juga berlaku atas penawaran barang dan/atau
jasa di Indonesia pada media online.
Pasal 11 PBI
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah (single quotation Rupiah).
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah ditegaskan dalam SEBI.
Pencantuman harga hanya dalam Rupiah yang
dimaksud dalam PBI dan SEBI adalah harga yang
digunakan dalam transaksi.
Penggunaan harga acuan dalam valas (misal MOPS)
dalam bentuk formulasi harga bukan merupakan
bentuk pelanggaran pencantuman harga, sepanjang
harga transaksi hanya dalam Rupiah.
Contoh kasus:
6
KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH
YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)
No.
Kasus Generik
-­‐
17.
18.
Prinsip PBI/SEBI Ekstern
Tanggapan
Perusahaan penjual BBM menyuplai BBM untuk
keperluan industri dengan mengacu pada
formulasi harga,sbb:
Price = MOPS (dalam mata uang SGD) * Margin *
Quantity * Kurs Acuan (SGD/IDR).
Perjanjian
Tertulis
mengenai
Transaksi
Menggunakan Valas yang Telah Ditandatangani
Sebelum 1 Juli 2015
Perjanjian tertulis mengenai transaksi menggunakan
valas yang telah ditandatangani sebelum 1 Juli 2015,
bagaimana pembayarannya setelah 1 Juli 2015?
Contoh kasus:
-­‐
Perjanjian jual beli 100 unit mesin pada tanggal 1
Juni 2015 antara PT A (Penjual) dan PT B
(Pembeli) dengan harga mesin USD 1000/mesin.
PT A mengiriman secara bertahap sebanyak 10
unit selama 10 bulan. PT B akan melakukan
pembayaran sesuai dengan jumlah yang telah
dikirimkan.
-­‐
Perjanjian sewa-menyewa gedung kantor pada
tanggal 1 Juni 2015 berdurasi 1 tahun.
Dokumen Pemesanan dan Tagihan Pembayaran
Dokumen
pemesanan
dan
perintah/tagihan
pembayaran yang mencantumkan harga dalam valas
Contoh kasus:
1. Purchase order pemesanan dalam valas.
Variasi kasus:
PO dibuat sebelum 1 Juli 2015, namun
pengiriman dan/atau pembayaran setelah 1
Juli 2015.
PO dibuat setelah 1 Juli 2015 tanda didasari
perjanjian sebelum 1 Juli 2015.
PO dibuat setelah 1 Juli 2015 yang isinya
mengacu sepenuhnya dengan isi perjanjian
yang ditandatangani sebelum 1 Juli 2015.
PO dibuat setelah 1 Juli 2015 yang isinya
mengacu sepenuhnya dengan isi perjanjian
Pasal 11 PBI
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah (single quotation Rupiah).
Pasal 21 PBI
Perjanjian menggunakan valas yang
telah disusun sebelum 1 Juli 2015 tetap
berlaku hingga berakhirnya perjanjian
tertulis
tersebut.
Perubahan
dan
perpanjangan
perjanjian
tersebut
disesuaikan dengan PBI.
Penegasan materi pencantuman harga
dan perjanjian tercantum dalam SEBI
Ekstern.
Pasal 11 PBI
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah (single quotation Rupiah).
Pasal 21 PBI
Perjanjian menggunakan valas yang
telah disusun sebelum 1 Juli 2015 tetap
berlaku hingga berakhirnya perjanjian
tertulis
tersebut.
Perubahan
dan
perpanjangan
perjanjian
tersebut
disesuaikan dengan PBI.
Penegasan materi pencantuman harga
dan perjanjian tercantum dalam SEBI
Ekstern.
Perjanjian tertulis yang telah memuat detil transaksi
menggunakan valas sebelum tanggal 1 Juli 2015
diperbolehkan tetap berlaku hingga berakhirnya
perjanjian tertulis tersebut.
Pembayaran yang dilakukan setelah 1 Juli 2015
atas perjanjian sebelum tanggal 1 Juli 2015, masih
diperbolehkan menggunakan valas.
Transaksi wajib disesuaikan dalam mata uang
Rupiah dalam hal terdapat perpanjangan dan/atau
perubahan perjanjian (mengenai subjek, objek,
kuantitas objek, dan/atau harga objek).
Dokumen
pemesanan
dan
perintah/tagihan
pembayaran
merupakan
salah
satu
bentuk
perjanjian tertulis (yang bersifat sederhana).
Perjanjian turunan yang dibuat setelah tanggal 1
Juli 2015 dari suatu perjanjian umum yang
ditandatangani sebelum tanggal 1 Juli 2015 tidak
dikecualikan dari kewajiban penggunaan Rupiah.
Apabila PO dan Invoice yang berdiri sendiri atau
mengatur hal baru (terkait harga, kuantitas, dsb)
dibandingkan perjanjian yang mendasarinya (yang
dibuat sebelum 1 Juli 2015) maka wajib dalam
Rupiah apabila ditandatangani setelah 1 Juli 2015.
Apabila PO dan Invoice sama persis dengan
perjanjian yang mendasarinya (yang dibuat sebelum
1 Juli 2015), maka hal dimaksud bukan merupakan
perjanjian baru.
7
KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH
YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)
No.
19.
Kasus Generik
Prinsip PBI/SEBI Ekstern
yang ditandatangani sebelum 1 Juli 2015,
namun memuat substansi baru terkait objek
dan harga.
2. Invoice tagihan dalam valas.
Varian kasus:
Invoice dibuat sebelum 1 Juli 2015 dan
dibayarkan setelah 1 Juli 2015.
Invoice dibuat dan dibayarkan setelah 1 Juli
2015.
Transaksi Investor/Penanam Modal dalam Valas.
1. Penyerahan deviden dalam valas.
Contoh:
PT A berstatus PMA membayarkan deviden
menggunakan valas kepada pemegang saham
2. Penyertaan/Pemberian modal dalam valas.
Contoh:
Tuan A selaku investor/penanam modal
memberikan suntikan modal dalam valas
kepada di PT B yang berstatus PMA.
3. Perolehan hasil penjualan saham PT PMA dalam
valas.
Contoh:
Saham milik Tuan A dijual sebagian kepada
Tuan B menggunakan valas.
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Transaksi menggunakan valas yang
dilakukan berdasarkan undang-undang
dikecualikan
dari
kewajiban
penggunaan Rupiah (Pasal 5 huruf c
PBI)
Tanggapan
Pembagian deviden, penyertaan, dan pemerolehan hasil
penjualan
perusahaan
penanaman
modal
boleh
menggunakan valas.
UU Penanaman Modal membolehkan kegiatan transaksi
dalam valas antara Penanam Modal dengan perusahaan
penanaman modal. Adapun ketentuan dalam Pasal 8
ayat (3) UU Penanaman Modal sebagai berikut:
Penanam modal diberi hak untuk melakukan transfer
dan repatriasi dalam valuta asing, antara lain terhadap:
a. modal;
b. keuntungan, bunga bank, deviden, dan pendapatan
lain;
c. dana yang diperlukan untuk:
1. pembelian bahan baku dan penolong, barang
setengah jadi, atau barang jadi; atau
2. penggantian
barang
modal dalam
rangka
melindungi kelangsungan hidup penanaman
modal;
d. tambahan dana yang diperlukan bagi pembiayaan
penanaman modal;
e. dana untuk pembayaran kembali pinjaman;
f. royalti atau biaya yang harus dibayar;
g. pendapatan dari perseorangan warga negara asing
yang bekerja dalam perusahaan penanaman modal;
h. hasil penjualan atau likuidasi penanaman modal;
i. kompensasi atas kerugian;
j. kompensasi atas pengambilalihan;
k. pembayaran yang dilakukan dalam rangka bantuan
teknis, biaya yang harus dibayar untuk jasa teknik
dan manajemen, pembayaran yang dilakukan di
bawah kontrak proyek, dan pembayaran hak atas
8
KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH
YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)
No.
Kasus Generik
Prinsip PBI/SEBI Ekstern
Tanggapan
l.
kekayaan intelektual; dan
hasil penjualan aset.
Ketentuan Pasal 8 UU Penanaman Modal tidak berlaku
untuk transaksi yang dilakukan oleh PT PMA kepada
perusahaan
lainnya
(selain
penanam
modal).
20.
21.
Pengenaan Sanksi PBI Kewajiban Penggunaan
Rupiah
1. Pelanggaran kewajiban penggunaan Rupiah tunai
Contoh kasus:
Toko A menjual laptop menggunakan valas
dan dibayar secara tunai oleh pembeli.
Restoran B mengenakan harga kepada
pelanggannya dan dibayar secara tunai.
Bagaimana sanksinya?
2. Pelanggaran kewajiban penggunana Rupiah
nontunai
Contoh kasus:
Toko X menjual alat berat kepada PT Y
dalam valas dan dibayar melalui transfer.
Hotel ABC mengenakan tarif dalam valas
kepada PT DEF yang menyewa kamar dan
ruangan untuk kegiatan seminar, dan
dibayar secara nontunai.
Bagaimana sanksinya?
3. Pelanggaran pencantuman harga
Contoh kasus:
Travel Agen XYZ mencantumkan harga paket
wisata menggunakan valas dalam iklan.
PT AA mencantumkan harga valas dalam
invoice
yang
disampaikan
kepada
pelanggannya.
Bagaimana sanksinya?
Pembukuan dalam Valas
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Pasal 11 PBI
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah (single quotation Rupiah).
Pasal 17 PBI
Pelanggaran
kewajiban
penggunaan
Rupiah secara tunai dikenakan sanksi
sesuai Pasal 33 UU Mata Uang
Pasal 18 PBI
Pelanggaran atas kewajiban penggunaan
Rupiah secara nontunai dikenakan
sanksi administratif berupa: teguran
tertulis, kewajiban membayar (1%dari
nilai transaksi atau maks.1%), dan/atau
larangan
ikut
dalam
lalu
lintas
pembayaran.
Pasal 19
Pelanggaran kewajiban pencantuman
harga dikenakan sanksi teguran tertulis.
Prinsip pengenaan sanksi ditegaskan
dalam SEBI Ekstern.
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
Pasal 1 angka 4 penanam modal adalah perseorangan
atau badan usaha yang melakukan penanaman modal
yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan
penanam modal asing.
terhadap
kewajiban
penggunaan
Pelanggaran
Rupiah secara tunai dikenakan sanksi pidana UU
Mata
Uang,
terhadap
setiap
pihak
yang
bertransaksi.
terhadap
kewajiban
penggunaan
Pelanggaran
Rupiah secara nontunai:
-­‐
Dikenakan sanksi sesuai Pasal 18 kepada setiap
pihak yang melanggar berdasarkan pengawasan
BI.
-­‐
Sanksi kewajiban membayar dilakukan secara
pendebetan pada rekening di BI (apabila
memiliki rekening di BI) dan/atau rekening BI
yang ditunjuk oleh BI.
-­‐
Larangan
lalu
lintas
pembayaran
dapat
diberikan seperti larangan transfer, penggunaan
cek dan bilyet giro, dsb.
-­‐
Pemberian
sanksi
berdasarkan
judgement
pengawas BI, dengan mengoptimalkan fungsi
pembinaan.
Pelanggaran terhadap kewajiban pencantuman
harga hanya dalam Rupiah dikenakan sanksi
teguran tertulis kepada pelanggar (pelaku usaha
yang mencantumkan harga dalam valas).
PBI ini mengatur penggunaan Rupiah pada
transaksi di wilayah NKRI dan tidak melarang
9
KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH
YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)
No.
Kasus Generik
Sesuai dengan ketentuan pemerintah, PT. A telah
mendapatkan
persetujuan
dari
Kementerian
Keuangan untuk dapat melakukan pembukuan
dalam bahasa asing dan mata uang selain Rupiah.
Apakah hal tersebut tidak bertentangan dengan PBI
ini?
22.
Kurs Acuan
Prinsip PBI/SEBI Ekstern
Kurs yang digunakan pelaku usaha untuk
menghitung harga Rupiah dari barang dan/atau jasa
yang semula ditawarkan dalam valuta asing.
23.
Kurs Acuan Apabila Transaksi dilakukan Pada Hari
Libur
Bagaimana untuk transaksi yang dilakukan pada
hari libur?
24.
Akses Informasi JISDOR
Dimanakah informasi tentang kurs JISDOR dapat
diperoleh, agar para pihak dapat mengonversi harga
dalam valas menjadi Rupiah setiap harinya?
25.
Pencantuman Informasi Referensi Kurs
Penantuman referensi kurs untuk konsumen luar
negeri agar dapat mengetahui besaran nilai valuta
asing yang ditawarkan dalam Rupiah.
Contoh:
-­‐
Tarif kamar hotel 1.300.000,-/malam*
Ket: berdasarkan referensi kurs yang berlaku
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Pasal 11 PBI
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah (single quotation Rupiah).
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Pasal 11 PBI
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah (single quotation Rupiah).
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Pasal 11 PBI
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah (single quotation Rupiah).
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Pasal 11 PBI
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah (single quotation Rupiah).
Pasal 2 jo. Pasal 3 PBI
Setiap pihak yang melakukan transaksi
di wilayah NKRI wajib menggunakan
Rupiah, baik yang dilakukan secara
tunai maupun nontunai.
Pasal 11 PBI
Pencantuman
harga
hanya
dalam
Rupiah (single quotation Rupiah).
Tanggapan
pembukuan menggunakan valas.
Pembukuan tidak masuk dalam kategori transaksi
atau pencantuman harga barang/jasa yang diatur
dalam PBI ini.
Perusahaan yang ada di Indonesia diperkenankan
melakukan pembukuan dalam valas dengan
mengacu pada ketentuan yang berlaku.
Kurs yang digunakan pelaku usaha untuk
menghitung harga Rupiah dari barang dan/atau
jasa yang semula ditawarkan dalam valuta asing
adalah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate
(JISDOR).
Transaksi yang dilakukan pada hari libur maka
menggunakan kurs JISDOR pada hari kerja
sebelumnya.
Website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Kurs
JISDOR diumumkan setiap hari kerja pada pukul
10.00 WIB.
Penyedia barang dan jasa dapat mencantumkan
informasi exchange rate yang digunakan yaitu
JISDOR.
Contoh klausul menggunakan JISDOR:
Tarif kamar hotel 1.300.000,-/malam*
Ket: berdasarkan kurs acuan JISDOR pada tanggal
penawaran. Harga dapat disesuaikan sewaktu-waktu
sesuai kurs yang berlaku.
10
KASUS-KASUS TERKAIT PERMASALAHAN KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH
YANG TELAH DIATUR DALAM PRINSIP PBI DAN SEBI (GENERIC CASES)
No.
Kasus Generik
Prinsip PBI/SEBI Ekstern
Tanggapan
pada
tanggal
penawaran.
Harga
dapat
disesuaikan sewaktu-waktu sesuai kurs yang
berlaku.
---o0o---
11
Download