BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teoretis
2.1.1 Hakikat Kemampuan Menentukan Rumus Luas Jajar Genjang
dengan Pendekatan Persegi panjang
2.1.1.1 Pengertian Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang mempunyai arti dapat atau
bias. Kemampuan juga disebut kompetensi. Ada beberapa pengertian mengenai
kemampuan, diantaranya adalah kesanggupan, sanggup, dapat melakukan sesuatu,
memecahkan masalah. Sedangkan ditinjau dari bahasa Indonesia, kemampuan
merupakan kesanggupan seseorang untuk berinteraksi disuatu masyarakat. Dalam
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256046-pengertiankemampuan-siswa/#ixzz1q60g2nDP.
Kemampuan
didefenisikan
sebagai
kecakapan
seseorang
untuk
mempergunakan bahasa yang secara sosial dapat diterima dan memadai.
Sedangkan menurut Gagne (dalam wardani dkk 2000:69) kemampuan adalah
kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam kondisi yang telah
ditentukan. Apabila dikaitkan dengan pembelajar, tugas khusus yang dimaksud
adalah kemampuan sisiwa dalam menyelesaikan tugas dari guru, misalnya
kemampuan mengerjakan tugas kelompok (LKS) maupun tes individu (Evaluasi),
Dilihat dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004;12) kemampuan
didefinisikan sebagai perwujudan pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Dalam pembelajaran, kemampuan siswa
7
8
diwujudkan dengan nilai yang diperoleh siiswa untuk mengukur tingkat
psikomotornya. Dari beberapa pengertian kemampuan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan adalah kempetensi mendasar yang
perlu dimiliki siswa yang mempelajari lingkup materi tertentu dalam suatu
mata pelajaran pada jenjang tertentu
2.1.1.2 Pengertian Jajar Genjang
Menurut Tarigan (2006:63) jajar genjang adalah suatu bangun datar yang
terbentuk oleh segitiga dengan bayangannya jika diputar setengah putaran pada
salah satu sisi yang dimilikinya. Jajar genjang adalah segi empat yang setiap yang
sisi-sisinya sepasang-sepasang sejajar, atau segi empat yang memiliki tepat dua
pasang sisi yang sejajar.
Ada 2 pengertian dalam jajar genjang (dalam Http//bangun+datar
+jajargenjang.pff diakses tanggal 5 maret 2012).
1. Sebuah bangun yang mempunyai sepasang sisi yang sejajar
2. Sebuah bangun yang mempunyai tepat sepasang sisi yang sejajar
Dalam pengertian pertama jajar genjang dikatakan mempunyai sepasang
sisi yang sejajar, dalam arti jika sisi yang sejajar lebih dari 1 benda tersebut dapat
dikatakan jajar genjang. Sedangkan dalam pengertian kedua, jajar genjang
mempunyai tepat 1 sisi yang sejajar. Sehingga bangun hanya boleh mempunyai 1
sisi yang sejajar Jadi dalam arti yang kedua persegi bukanlah jajar genjang.
Pengertian jajar genjang adalah bangun datar yang diperoleh dari segitiga
dan bayangannya dengan cara memutar segitiga itu sebesar setengah putaran
terhadap salah satu titik tengah sisinya. Jajar genjang memiliki dua buah sisi yang
9
saling sejajar dengan sisi yang dihapannya. (dalam Http//bangun+datar
+jajargenjang.pff diakses tanggal 5 maret 2012)
Menurut Tarigan (2006:65) sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun datar
jajaran genjang adalah sebagai berikut :
1. Sudut-sudut yang saling berhadapan adalah sama besar.
2. Sisi-sisi yang saling berhadap-hadapan adalah sama panjang serta sejajar.
3. Sudut-sudut yang berdekatan bila ditotal berjumlah 180 derajat.
4.
Diagonal jajar genjang saling membagi dua sama panjang.
Sifat-sifat Jajar genjang adalah sisi yang berhadapan sejajar sama panjang,
sudut-sudut yang berhadapan sama besar, jumlah semua sudutnya 360 0, garis
diagonal saling berpotongan ditengah-tengah membagi dua sama panjang (dalam
Http//sifat+jajargenjanf.pff diakses tanggal 5 Maret 2012).
2.1.1.3 Pengertian Persegi Panjang
Persegi panjang adalah segi empat yang keempat sudutnya siku-siku atau
jajargenjang yang salah satu sudutnya siku-siku (dalam Http//persegi+panjang.pff
diakses tanggal 5 maret 2012).
Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua
pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya,
dan memiliki empat buah sudut yang kesemuanya adalah sudut siku-siku. Rusuk
terpanjang disebut sebagai panjang
dan rusuk terpendek disebut sebagai lebar
(dalam Http//persegi+panjang.pff diakses tanggal 5 maret 2012).
Luas persegi panjang adalah areal atau bidang yang ada di dalam bangun
persegi panjang. Sebenarnya sama saja pada intinya dengan persegi, namun
10
karena panjang rusuk-rusuknya ada yang berbeda maka diganti dengan panjang
dan
lebar.
Luas
persegi
panjang
=
panjang
x
lebar
(dalam
Http/luas+/persegi+panjang.pff diakses tanggal 15 maret 2012).
2.1.1.4 Rumus Luas jajar Genjang dengan Pendekatan Persegi Panjang
Rumus luas jajaran genjang ini didapat dari bentuk berikut
Perhatikan bahwa jika L3 dipindahkan ke kiri maka bentuknya menjadi
sbb:
Dari gambar terakhir ini jelas terlihat bahwa bentuknya menjadi sebuah
jajar genjang dengan panjang a dan lebar t, sehingga luasnya menjadi L = a x t
atau Luas = alas x tinggi.
11
2.1.2 Hakikat Metode Inquiry
2.1.2.1 Pengertian Metode Inquiry
Salah satu metode pembelajaran dalam matematika, yang sampai sekarang
masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inquiry.
Inquiry berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan (Trianto, 2007:135).
David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through Inquiry (dalam
Sutrisno, 2008:23) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak: inquiry
merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan
secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan
kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus
pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu.
Sund (dalam Trianto: 2007:136) menyatakan bahwa discovery merupakan
bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses discovery yang
digunakan lebih mendalam. Inquiry sebagai suatu proses umum yang dilakukan
manusia untuk mencari atau memahami informasi. Gulo (dalam Trianto,
2007:137) menyatakan strategi inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Alasan rasional penggunaan metode inquiry adalah bahwa siswa akan
mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai matematika dan akan lebih
tertarik terhadap matematika jika mereka dilibatkan secara aktif dalam
“melakukan” matematika. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan
12
tulang punggung metode inquiry. Investigasi ini difokuskan untuk memahami
konsep-konsep matematika dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah
siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir
ilmiah tersebut (Blosser dalam Sutrisno, 2008:25).
Haury (dalam Sutrisno, 2008:35) menyatakan bahwa metode inquiry yang
mensyaratkan keterlibatan aktif siswa terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar
dan sikap anak terhadap Matematika dan Sains. Dalam makalahnya Haury
menyatakan bahwa metode inquiry membantu perkembangan antara lain scientific
literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah, dan pemahaman konsep, berpikir
kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metode inquiry tidak saja
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam matematika saja,
melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa.
Selanjutnya, Sutrisno (2008:42) metode inquiry merupakan metode
pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri
siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar
ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran
dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru
adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan.
Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh
siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa
dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih
13
diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah
harus dikurangi, Sagala (2004:45).
Dengan demikian disimpulkan bahwa metode inquiry adalah metode
mengajar
dimana
siswa
merumuskan
masalah,
mendesain
eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data sampai mengambil keputusan sendiri
2.1.2.2 Tujun Penggunan Metode Inquiry
Pada proses pembelajaran metode Inquiry ini memiliki tujuan diantaranya:
a) Memberi pengalaman belajar seumur hidup
b) Memilih peserta didik menggali dan memanfatkan lingkungan
c) Mengurangi ketrgantungan peserta didik kepada guru
d) Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses
bahan pelajaran
Metode Inquiry digunakan dengan alasan sebagai berikut:
a) Perkebangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat
b) Belajar tidak hanya diperoleh dari sekolah tetapi juga dengan lingkungan
sekitar
c) Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran diri
d) Menanamkan kebiasaan untuk belajar seumur hidaup
2.1.2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Inquiry
Metode Inquiry memiliki kelebihan dan kekurangan. (Marzano, dalam
Widdiharto 2004:67) kelebihan dari Metode Inquiry adalah sebagai berikut:
1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
2. Menumbuhkan sekaligus menamkan sikap inquiry (mencari-temukan).
14
3. Mendukung kemampuan problem solving siswa
4. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru,
dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
5. Materi yang disajikan dapat mencapai tingkat kemampuan yang lebih tinggi
dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses
menemukannya.
Sementara itu kekurangannya (Widdiharto, 2004:70) adalah sebagai
berikut:
1) Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
2) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan
beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.
3) Tidak semua topik cocok disampaikan dengan metode ini. Umumnya topiktopik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan metode
Inquiry.
2.1.3 Penerapan Metode Inquiry dalam Menentukan Rumus Luas Jajar
Gejang dengan Pendekatan Persegi Panjang
Penerapan metode inquiry pada menentukan rumus luas jajar genjang
dengan pendekatan persegi panajang peneliti melakukan pembelajaran sebagai
berikut:
1.
Diskusi sebagai pengarahan sebelum siswa melakukan kegiatan.
Alat/bahan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam
melaksanakan kegiatan.
15
2.
Dari
data
yang
diberikan
guru,
siswa
menyusun,
memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan
guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya
mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui
pertanyaan-pertanyaan dalam LKS.
3.
Kegiatan metode inquiry oleh siswa berupa penyelidikan/percobaan untuk
menemukan rumus luas jajar genjang. siswa diminta membuat 2 jajar
genjang dengan ukuran yang sama kemudian menghitung luasnya dengan
menghitung persegi satuan
yang ada. Siswa kemudian diminta
menggunting salah satu jajar genjang yang telah mereka buat dan
mengubahya/menyusunnya kembali menjadi sebuah persegi panjang dan
menentukan luasnya. Selanjutnya siswa diminta membandingkan luas jajar
genjang dan persegi panjang tersebut serta membandingkan sisi-sisi
persegi panjang dengan sisi dan tinggi jajar genjang. Sehingga diperoleh
hubungan luas persegi panjang dengan jajar genjang
4.
Setelah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan
soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan
itu benar.
5.
Perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka, yang
mengarah pada kegiatan yang dilakukan siswa.
6.
Ada catatan guru yang meliputi penjelasan tentang hal-hal yang sulit dan
factor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil terutama kalau penyelidikan
mengalami kegagalan atau tak berjalan sebagaimana mestinya.
16
Cara pembelajarannya:
1. Siapkan selembar kertas, gunting dan lem
2. Gambarkan persegi panjang pada kertas dengan ukuran yang kamu
tentukan sendiri
3. Potonglah persegi panjang tersebut pada salah satu sudutnya seperti pada
gambar dibawah ini
4. Potongan persegi
panjang tersebut
ditempelkan pada sisi
yang
diseberangan
5. Jadi rumus luas persegi panjang sama dengan rumus luas persegi panjang
17
6. L uas
= PXL
ketrangan dalam bangun datar jajar genjang
panjang adalah alas (a) dan lebar adalah
tinggi(t)
Luas
2.2
=aX t
Kajian Penelitian yang Relevan
Tinjauan tehadap penelitian yang relevan sebagai pembanding untuk
menambah wawasan dan masukan dalam pengkajian penelitian. Hasil penelitin
yang relevan yaitu melalui Metode Inquiry dengan judul ” Peningkatan Hasil
Belajar Keliling dan Luas Bangun Datar Melalui Pendekatan Metode Inquiry
Siswa kelas IV SDN Tumpang 02 Talun Kabupaten Blitar” oleh Siti Nurjanah
(2010), Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mendiskripsikan pelaksanaan
pendekatan metode inquiry dengan menggunakan media papan panel dalam
upaya meningkatakan hasil belajar siswa tentang konsep keliling dan luas bangun
datar, (2) untuk mengetahui dan mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa
melalui pendekatan metode inquiry dengan menggunakan media papan panel.
Dengan hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa, hasil belajar siswa sudah
mengalami peningkatan baik secara individu maupun secara klasikal. Rata-rata
nilai hasil belajar yang menunjukkan ketuntasan individu sebesar 74,2 pada siklus
I , 76,2 pada siklus II dan 82,5 pada siklus III. Sedangkan untuk ketuntasan hasil
belajar secara klasikal pada siklus I mencapai 62,5%, pada siklus II mencapai
66,6% dan pada siklus III meningkat menjadi 79,1%.
Berdasarkan temuan di atas bahwa menggunakan metode inquiry pada
materi konsep keliling dan luas bangun datar terdapat perbedaan dengan penilitian
18
ini adalah 1) objek, yang menjadi tempat penelitian ini di SDN 1 Bululi, Kelas
jauh 2) Pembahasan. 3) tahap pelaksanaannya.
2.3
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan Kajian teori di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Jika
digunakan metode Inquiry, maka kemampuan menentukan rumus luas jajar
genjang dengan pendekatan persegi panjang pada siswa kelas IV SDN 1 Bululi
Kelas Jauh Kecamatan Asparaga Kabupaten Gorontalo akan meningkat”.
2.4 Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini apabila kemampuan siswa
menentukan rumus luas jajar genjang dengan pendekatan persegi panjang dapat
meningkat, yang ditunjukan dengan capaian presentasi dari 33% atau 5 siswa dari
15 siswa menjadi 75% atau 12 siswa dari 15 siswa dikenai tindakan memperoleh
nilai 70 keatas, maka penelitian dinyatakan berhasil.
Download