TOLOK UKUR DAYA SAING ANTARA BUAH JERUK LOKAL DAN

advertisement
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
TOLOK UKUR DAYA SAING ANTARA BUAH JERUK LOKAL DAN BUAH JERUK
IMPOR DILIHAT DARI SIKAP KONSUMEN DI KOTA SEMARANG
Sri Puji Lestari
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Email: [email protected]
Muchayatin
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Email: [email protected]
Abstrak
Maraknya produk manca negara masuk ke Indonesia adalah salah satu dampak dengan
adanya globalisasi yang telah menimbulkan pasar bebas sehingga suatu negara bebas
memasarkan produknya ke seluruh negara yang ada di dunia. Hal ini juga yang
mengakibatkan membanjirnya produk buah jeruk impor ke Indonesia. Jika dibiarkan terus
menerus akan mengancam keberadaan produk buah jeruk yang dihasilkan petani di Indonesia.
Tulisan ini merupakan kajian tentang bagaimana produk jeruk lokal dapat bersaing dengan
jeruk impor dilihat dari indikator pengukuran nilai sikap konsumen terhadap atribut-atribut
buah jeruk tersebut. Populasi adalah konsumen yang mengkonsumsi baik buah jeruk lokal
maupun buah jeruk impor yang ada di Kota Semarang. Jumlah sampel sebanyak 100 orang.
Pengambilan sampel menggunakan Non Probability sampling. Agar memberikan hasil yang
baik maka teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dan Quota sampling.
Yang dianalisis adalah sikap konsumen dan bagaimana daya saing dari produk jeruk lokal
dan impor. Analisis data dengan menggunakan Analisis Sikap Konsumen dan Analisis daya
saing antara buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Dari hasil penelitian diperoleh hasil
bahwa Sikap konsumen terhadap atribut buah jeruk manis lokal yang lebih utama
diperhatikan konsumen adalah “kesegaran “ sedangkan pada buah jeruk impor atribut yang
paling utama diperhatikan konsumen adalah “warna“. Buah jeruk impor memiliki daya saing
yang lebih unggul bila dibandingkan buah jeruk lokal.
Kata Kunci : Daya Saing, Sikap Konsumen
Abstract
The rise of foreign products into Indonesia is one of the impacts of globalization which
has led to the free market so that a free country markets its products to all countries in the
world. This also resulted in a flood of imported orange products to Indonesia. If this is
allowed to be continued it would threaten the existence of orange products produced by
farmers in Indonesia. This study aims to determine the main attributes that is contained in
orange products (local and imported) that became the choice of consumers, to prove how the
competitiveness of the local orange products against imported orange in terms of attitude value measurement indicator of consumer trust in attributes of local or imported orange . The
population in this study is the consumers who consume both local and imported orange in the
city of Semarang. The total sample is 100 people . To gather the data the Non sample
Probability sampling is used. In order to give good results, the sampling technique used was
purposive sampling and Quota sampling . The data that we analyze are consumer attitudes
and how the competitiveness of local and imported orange products. From the research
results that attitude of consumers believe that the attributes of the local orange that caught
consumer attention is the "freshness" while on imported orange’s attribute that became the
main concern for consumers is its "color" . Imported orange have superior competitiveness
when compared to local orange.
Keywords : Competitiveness, Consumer Attitude
ISBN : 978-602-14119-2-6
203
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Maraknya produk manca negara
masuk ke Indonesia adalah salah satu
dampak dengan adanya globalisasi yang
telah menimbulkan pasar bebas sehingga
suatu
negara
bebas
memasarkan
produknya ke seluruh negara yang ada di
dunia. Apalagi didukung
jumlah
penduduk Indonesia yang sekarang ini
lebih dari 200 juta jiwa, menjadikan
Indonesia merupakan pasar yang potensial
bagi pemasaran barang dan jasa dari
berbagai merek yang ada di dunia.
Persaingan antar merek setiap
produk dari berbagai negara sekarang ini
dirasa semakin tajam dalam upayanya
merebut minat konsumen. Keadaan ini
tentu saja akan menguntungkan bagi
konsumen, karena dengan tersedianya
berbagai produk dan merek, mereka akan
bebas memilih produk dan merek yang
akan dibelinya. Keputusan membeli ada
pada
konsumen.
Konsumen
akan
menggunakan berbagai kriteria dalam
membeli produk dan merek tertentu. Tentu
saja nantinya konsumen akan membeli
produk yang sesuai kebutuhannya,
minatnya, seleranya, dan daya belinya.
Pilihan konsumen ada pada produk yang
bermutu lebih baik dan harga yang relatif
lebih murah sesuai dengan daya belinya.
Konsumen merupakan salah satu
komponen yang penting dalam sistem
agribisnis seperti yang dinyatakan oleh
Sumarwan (1999) tumbuhnya sektor
agribisnis akan ditentukan oleh seberapa
besar permintaan konsumen terhadap
produk-produk agribisnis. Memahami
perilaku konsumen buah-buahan merupakan informasi pasar yang sangat penting
bagi sektor agribisnis. Informasi ini
diperlukan sebagai bahan masukan untuk
perencanaan produksi, pengembangan
produk serta pemasaran
buah-buahan
dengan lebih baik.
Produk agribisnis seperti buahbuahan Indonesia misalnya menunjukkan
masih belum mampu bersaing dengan
produk buah impor khususnya dalam hal
204
kualitas (rasa dan tampilan), namun pada
saat krisis moneter tahun 1998 nilai dolar
AS telah mengalami apresiasi terhadap
rupiah sehingga menjadikan harga barang
impor menjadi semakin mahal dan tidak
terjangkau, konsumen pada umumnya
tetap rasional memilih harga buah yang
lebih murah.
Adanya krisis moneter yang berlangsung pada tahun 1998 juga telah
mempengaruhi tingkat pendapatan riil
masyarakat yang kemudian berpengaruh
pula terhadap pola konsumsi buah-buahan.
Hasil penelitian Lina (1999) dalam
Sumarwan (1999), menunjukkan bahwa
pada masa sebelum krisis 25 % responden
mengkonsumsi
buah–buahan
impor,
namun sewaktu krisis berlangsung jumlah
konsumen yang mengkonsumsi buah
impor turun hanya sebesar 4 %. Pada masa
krisis buah impor menjadi lebih mahal,
akibatnya daya beli konsumen cenderung
menurun, hal inilah
yang menjadi
penyebab konsumen beralih kepada buah
lokal dengan mengurangi konsumsi buah
impor.
Dari
fenomena
tersebut
memberikan implikasi penting bahwa
konsumen masih tetap mengkonsumsi
buah-buahan
meski
kondisi
krisis
sekalipun.
Ini
menunjukkan
arti
pentingnya buah-buahan bagi konsumen.
Pada saat harga terjangkau maka
konsumen akan mencari atribut lain berupa
kualitas maupun pemenuhan selera. Usaha
pemenuhan
kebutuhan
dan
selera
konsumen buah-buahan tercermin dengan
semakin membanjirnya buah impor baik
dari
ragam
jenis
buah
maupun
kuantitasnya. Menurut Sumarwan (1999)
membanjirnya buah impor pada saat
sebelum krisis moneter telah memojokkan
keberadaan buah-buahan lokal, adanya
persaingan yang datang dari luar serta
kebijakan Pemerintah yang kurang
kondusif menyebabkan banyak petani
yang semakin terpuruk. Namun adanya
krisis moneter menyebabkan buah impor
semakin mahal dan semakin berkurang
ketersediaannya di pasar. Sebaliknya pada
saat yang sama, buah lokal semakin
ISBN : 978-602-14119-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
banyak tersedia di pasar dengan harga
yang bersaing. Pada saat krisis moneter
tersebut seharusnya dapat menjadi
momentum
yang
tepat
untuk
merencanakan pengembangan buah lokal
sebagai komoditas unggulan baik untuk
kepentingan ekspor maupun konsumsi
dalam negeri.
Tugas pemasar antara lain harus
berusaha untuk memahami konsumen,
mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa
seleranya dan bagaimana
mereka
mengambil keputusan. Sehingga nantinya
pemasar dapat memproduksi barang dan
jasa yang sesuai dengan apa yang
dibutuhkan mereka. Pemahaman yang
mendalam terhadap konsumen akan
memungkinkan
pemasar
dapat
mempengaruhi keputusan konsumen,
sehingga mereka mau membeli apa yang
ditawarkan oleh pemasar. Persaingan yang
ketat antar merek dan produk telah
menjadikan konsumen memiliki posisi
yang semakin kuat dalam tawar-menawar
(Sumarwan, 2003).
Menurut Simatupang (1995) untuk
meningkatkan daya saing produk pertanian
dapat
dilakukan
dengan
strategi
pengembangan agribisnis dalam konsep
industrialisasi pertanian diarahkan pada
pengembangan agribisnis sebagai suatu
sistem keseluruhan yang dilandasi prinsipprinsip efisiensi dan keberlanjutan di mana
konsolidasi usaha tani diwujudkan melalui
koordinasi vertikal, sehingga produk akhir
dapat dijamin dan disesuaikan dengan
preferensi konsumen akhir. Kebutuhan dan
selera konsumen akan terpenuhi jika
tersedia produk di pasar dan masyarakat
juga mempunyai daya beli.
Berdasarkan pengamatan, salah
satu kategori produk yang sering dibeli
oleh masyarakat adalah produk buah segar,
antara lain jeruk, melon, apel, anggur,
semangka dan sebagainya. Pada awalnya
buah segar yang dipasarkan di Indonesia
adalah buah hasil pertanian masyarakat
(produk lokal). Namun penjualan produk
buah lokal
telah banyak mengalami
perubahan
selama
beberapa
tahun
ISBN : 978-602-14119-2-6
terakhir. Pada dasawarsa yang lalu,
produk buah impor adalah produk yang
hanya dapat dijumpai di supermarket atau
pasar swalayan. Namun saat ini produk
buah impor dapat dijumpai mulai dari
supermarket, pasar tradisional, hingga kios
atau lapak-lapak yang berada di pinggir
jalan dengan harga yang sangat
bersaing. Kondisi ini membuat pemasar
harus melakukan berbagai upaya untuk
dapat mempertahankan dan meningkatkan
penjualan produk buah lokal.
Untuk mengendalikan keberadaan
buah impor di Indonesia yang tidak
terbendung lagi, Kementrian Pertanian
telah mengeluarkan kebijakan yaitu
dengan
dikeluarkannya Permentan
No.90/2011 tentang pengurangan entry
point produk impor buah-buahan segar
(yang semula 8 pelabuhan), dimana pintu
masuk produk hortikultura hanya di 3
pelabuhan, yaitu Pelabuhan Belawan
(Medan), Tanjung Perak (Surabaya) dan
pelabuhan Makasar
serta 1 bandara
Soekarno-Hatta (Jakarta). Sebagai tindak
lanjut dengan dikeluarkannya Permentan
No. 89/ 2011 yaitu untuk menutup
beberapa pelabuhan impor utama buahbuahan di Indonesia, termasuk Tanjung
Priok yang menjadi sorotan dalam
Pertemuan
Formal
SPS
Measures
Committee di Jenewa pada tanggal 28-29
Maret 2012.
Kebijakan penutupan
beberapa pelabuhan entry point produk
buah-buahan segar ini tidak saja bertujuan
menghalangi masuknya impor buah tetapi
juga untuk melindungi konsumen dan
produsen lokal dari bahaya penyakit
eksotis yang dibawa oleh produk tersebut,
yang sebelumnya belum pernah ada di
Indonesia seperti misalnya di Pelabuhan
Tanjung Priok dengan alasan bahwa
pelabuhan tersebut telah terlalu padat dan
belum
dilengkapi
dengan
fasilitas
karantina dan laboratorium yang memadai
untuk mencegah masuknya penyakit
eksotis
dari
buah-buahan
impor.
Disamping itu juga sebetulnya dalam
upaya melindungi para petani dalam negeri
dan merupakan sebuah langkah awal bagi
205
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
kemajuan buah Indonesia dan hal ini
merupakan peluang yang baik bagi pelaku
usaha holtikultura dalam negeri untuk
meningkatkan kualitas maupun kuantitas
produk buah dalam memenuhi kebutuhan
dalam maupun luar negeri.
Masyarakat Indonesia seringkali
tertipu dengan penampilan buah impor
yang kelihatan indah dan rasanya
menyenangkan. Padahal buah-buah impor
tersebut ternyata kualitasnya rendah
sebagai akibat penyimpanan yang telah
dilakukan para petani itu sendiri sehingga
tidak laku di negaranya, kemudian dijual
di Indonesia. Buah jeruk sebagai salah satu
produk holtikultura banyak dikonsumsi
masyarakat di Indonesia, tidak saja untuk
buah kudapan tetapi digunakan untuk
sesaji, hiasan perkawinan dan sebagainya.
Banyak jeruk lokal yang dihasilkan petani
Indonesia mempunyai kualitas yang baik,
antara lain jeruk Pontianak, Jeruk Keprok,
Jeruk Bali dan sebagainya. Dengan
menggunakan varietas unggul rasanya
tidak kalah bersaing dengan jeruk impor.
Penelitian yang dilakukan Sudiyarto
dan Nuhfil Hanani (2005) pada daya saing
produk jeruk lokal dan impor di Surabaya
menunjukkan konsumen percaya bahwa
Produk jeruk manis lokal memiliki rasa
yang lebih manis bila dibandingkan
dengan jeruk impor. Harganya pun lebih
murah bila dibanding jeruk impor.
Sedangkan produk jeruk impor memiliki
keunggulan dalam daya saing (penampilan menarik).
Memperhatikan fenomena ini,
maka tujuan disusunnya penelitian ini
adalah untuk memperoleh gambaran teori
dan model untuk meneliti/ mengkaji
tentang perilaku konsumen dan produk
agribisnis impor ditinjau dari indikator
pengukuran nilai sikap konsumen terhadap
atribut-atribut
yang
terdapat
pada
komoditas buah lokal dan impor.
206
Rumusan Masalah
1. Atribut-atribut utama apa saja yang
terdapat pada produk buah jeruk (lokal
dan impor) yang menjadi pilihan
konsumen?
2. Bagaimana daya saing produk buah
jeruk lokal terhadap buah jeruk impor
ditinjau dari indikator pengukuran
nilai sikap
konsumen terhadap
atribut-atribut buah jeruk lokal
maupun impor?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Atribut-atribut
utama apa saja yang terdapat pada
produk buah jeruk (lokal dan impor)
yang menjadi pilihan konsumen.
2. Untuk membuktikan bagaimana daya
saing produk buah jeruk lokal
terhadap buah jeruk impor ditin jau
dari indikator pengukuran nilai sikap
konsumen terhadap atribut-atribut
buah jeruk lokal maupun impor.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada pihak yang
terkait, antara lain:
1. Pengembangan teori, terutama yang
berkaitan dengan Manajemen Pemasaran dan Perilaku Pasar, khususnya
untuk memahami Sikap Konsumen
terhadap
atribut-atribut
produk
agribisnis khususnya di Kota Semarang
dan di Indonesia pada umumnya.
2. Temuan penelitian ini juga diharapkan
dapat memberikan kontribusi praktis
untuk konsumen yang terkait dalam
menentukan Sikap konsumen terhadap
atribut-atribut produk agribisnis dan
juga Dispertan (Dinas Pertanian) agar
dapat menentukan kebijakan lebih
lanjut guna menekan masuknya produk
buah impor di tanah air dan diharapkan
produk buah lokal akan semakin dapat
bersaing dengan buah impor baik
dalam kualitas maupun kuantitas.
ISBN : 978-602-14119-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
TELAAH PUSTAKA
Teori Perilaku Konsumen
Model Perilaku Konsumen Engel,
Blackwell dan Miniard
Salah
satu
model
perilaku
konsumen adalah yang dikemukakan oleh
Engel, Blackwell dan Miniard (1994) yang
menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor
yang
secara
bersama-sama
akan
mempengaruhi
proses
keputusan
konsumen dalam membeli atau memilih.
Adapun faktor-faktor ini adalah :
1. Pengaruh
Lingkungan,
yaitu
lingkungan dimana konsumen berada
atau dibesarkan yang terdiri dari
budaya; kelas sosial; pengaruh
pribadi, keluarga dan situasi.
2. Perbedaan Individu, yaitu perbedaan
masing-masing individu konsumen
yang terdiri dari SDM konsumen,
motivasi, sikap, kepribadian dan
demografi.
3. Proses Psikologis yaitu proses yang
terjadi pada diri konsumen sebelum
membeli atau memilih yang terdiri
dari
pemrosesan
informasi,
pembelajaran,
perubahan
sikap/
perilaku.
Gambar 1 menggambarkan bagaimana pengaruh lingkungan, perbedaan
individu dan proses psikologis ini dapat
mempengaruhi
proses
keputusan
pembelian.
Teori Daya Saing
Menurut Teori daya saing pada
hakekatnya suatu komoditas dikatakan
akan memiliki daya saing apabila memiliki
kualitas yang baik dan harga jual yang
bersaing. Seperti yang telah dikemukakan
oleh Simatupang (1992), bahwa daya saing
merupakan suatu konsep yang menyatakan
kemampuan suatu produsen untuk
memproduksi suatu komoditas dengan
mutu yang cukup baik dan biaya produksi
yang cukup rendah, sehingga pada hargaharga yang terjadi di pasar internasional
dapat diproduksi dan dipasarkan oleh
produsen dengan memperoleh laba yang
mencukupi (layak) sehingga dapat
mempertahankan
kelanjutan
biaya
produksinya.
Keunggulan Bersaing (Competitive
Advantage)
Pada dasarnya pokok perumusan
strategi bersaing adalah menghubungkan
perusahaan dengan lingkungannya (Porter
1994). Keunggulan bersaing (competitive
advantage) menurut Porter (1994), pada
dasarnya berkembang dari nilai yang
mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan
untuk pembelinya yang melebihi biaya
perusahaan dalam menciptakannya. Nilai
adalah apa yang pembeli bersedia bayar,
dan nilai yang unggul berasal dari tawaran
harga yang lebih rendah dari pada pesaing
untuk manfaat yang sepadan atau
memberikan ‘manfaat unik’ yang lebih
dari pada sekedar mengimbangi harga
yang lebih tinggi. Pada gambar 2
menunjukkan adanya kekuatan-kekuatan
yang mempengaruhi persaingan industri.
PENGARUH LINGKUNGAN
Budaya, Kelas Sosial ,Pengaruh
Pribadi, Keluarga, Situasi
PERBEDAAN
INDIVIDU
SDM Konsumen,Motivasi,
Sikap,Kepribadian,
Demografi
PROSES
KEPUTUSAN
PROSES PSIKOLOGIS
Pemrosesan,Informasi,
Pembelajaran,Perubahan
Sikap/Perilaku
STRATEGI PEMASARAN
Produk,Harga,Promosi,Distribusi
Gambar 1. Model Perilaku Konsumen Engel, Blackwell dan Miniard (1994)
ISBN : 978-602-14119-2-6
207
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
PENDATANG BARU YANG POTENSIAL
Ancaman masuknya pendatang baru
PARA PESAING INDUSTRI
Kekuatan tawar menawar
Kekuatan tawar menawar
Pemasok
P
PEMASOK
pembeli
PEMBELI
PERSAINGAN
DI
ANTARA
PERUSAHAAN YANG ADA
Ancaman Produk / jasa Pengganti
PRODUK PENGGANTI
Gambar 2. Kekuatan-kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri menurut Porter (1994 )
Ada dua jenis dasar keunggulan
bersaing, yakni keunggulan biaya dan
diferensiasi. Konsep ini kemudian
dirumuskan oleh Porter (1994) dalam
bentuk konsep strategi yang disebut
dengan
‘Strategi-strategi
Bersaing
Generik’ atau lebih dikenal dengan nama
‘Strategi Generic’ yang terdiri dari:
1.Keunggulan
biaya menyeluruh,
2.Diferensiasi dan 3. Fokus.
Desain Penelitian
Perilaku
konsumen
produk
agribisnis di suatu kota dapat dianalisis
dengan mempelajari bagaimana perilaku
konsumen
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya. Menurut Engel et al
(1995), perilaku konsumen didefinisikan
sebagai tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk barang atau jasa
termasuk
proses
keputusan
yang
mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Jadi perilaku konsumen pada hakekatnya
adalah semua kegiatan, tindakan serta
proses psikologis yang mendorong
tindakan tersebut pada saat sebelum
membeli, ketika membeli, menggunakan
dan menghabiskan produk.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen di dalam
membeli produk (dalam hal ini produk
agribisnis) antara lain adalah faktor
208
budaya, sosial, pribadi (perbedaan
individu),
psikologis
dan
strategi
pemasaran (Kotler, 2000 dan Engel et al,
1995).
A. Faktor Pribadi (Perorangan)
Keputusan pembelian pada produk
agribisnis dipengaruhi juga oleh
karakteristik/ciri-ciri pribadi konsumen.
Menurut Kotler (2000), faktor Pribadi
yang terutama berpengaruh adalah
umur dan tahapan siklus hidup pembeli,
pekerjaannya, keadaan ekonominya,
gaya hidupnya, pribadi dan konsep jati
dirinya.
B. Faktor Sosial
Menurut Kotler (2000) pada
dasarnya perilaku konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
tertentu seperti kelompok referensi
(acuan), keluarga dan status sosial
seorang konsumen.
C. Faktor Budaya
Budaya dapat memotivasi orang
yang mengambil tindakan lebih jauh
bahkan untuk motif-motif yang
bermacam-macam seperti kebebasan,
kemampuan pendidikan dan lain-lain.
Unsur-unsur yang membentuk budaya
antara lain adalah : tata-nilai (value),
norma (Norms); kebiasaan (customs);
larangan
(Mores);
konventions
(konvensi);
mitos
dan
simbol
(Sumarwan, 2003).
ISBN : 978-602-14119-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
Pada
masyarakat
moderen
ternyata memiliki kesamaan budaya,
yaitu budaya populer. Menurut Mowen
dan Minor (2002) dalam Sumarwan
(2003) mengartikan budaya populer
sebagai budaya masyarakat banyak
atau budaya yang diikuti dan mudah
dipahami oleh sebagian besar anggota
masyarakat, mereka tidak memerlukan
pengetahuan yang khusus untuk
memahami budaya populer tersebut.
D. Faktor Psikologis
Dalam
membeli,
seorang
konsumen (agribisnis) akan dipengaruhi
empat faktor psikologis utama, yaitu
motivasi, persepsi, proses belajar, dan
sikap-kepercayaan. Dimensi-dimensi
psikologi meliputi motivasi, persepsi
dan pengetahuan seseorang akan
mempengaruhi perilaku konsumen
dalam pembelian produk agribisnis
(Kotler,
2000). Motivasi biologis
misalnya, yaitu seseorang mengkonsumsi produk agribisnis untuk
memenuhi kebutuhan, memenuhi tujuan
dan pengalaman memperoleh kesenangan. Persepsi berkaitan dengan
pandangan seseorang terhadap suatu
produk baik yang tampak, dirasakan
maupun kandungannya. Sedangkan
pengetahuan
adalah
menunjukkan
kemampuan/wawasan seseorang dalam
menilai produk agribisnis yang akan
dibelinya.
E. Strategi Pemasaran
Strategi
pemasaran
adalah
rancangan usaha untuk mencapai tujuan
/ sasaran pemasaran yang antara lain
dapat mempengaruhi konsumen untuk
membeli/ mengkonsumsi produk yang
dipasarkan. Tujuan pemasaran antara
lain berupa menarik minat konsumen
untuk
membeli
produk
yang
ditawarkan. Selanjutnya strategi akan
dijabarkan ke dalam program khusus
yang diterapkan secara efisien dan
diperbaiki jika gagal mencapai tujuan
(Kotler, 2000). Disamping itu juga
Kotler (2000) mengemukakan bahwa
ISBN : 978-602-14119-2-6
strategi pemasaran secara umum lebih
dikenal dengan bauran pemasaran
(marketing mix), yang lebih dikenal
dengan 4 P (Product; Price;
Promotion; Place).
F. Sikap Konsumen
Sikap konsumen merupakan faktor
penting yang akan mempengaruhi
keputusan konsumen. Menurut Mowen
dan Minor (2002) sikap sangat terkait
dengan konsep kepercayaan (belief) dan
perilaku (behavior). Istilah pembentukan sikap konsumen (consumer attitude
formation) seringkali menggambarkan
hubungan antara kepercayaan, sikap
dan perilaku. Kepercayaan, sikap dan
perilaku juga terkait dengan konsep
atribut produk (product attribute).
Atribut produk adalah karakteristik dari
suatu produk, konsumen biasanya
memiliki kepercayaan terhadap atribut
produk. Jadi sikap terhadap atribut
produk, menggambarkan perilaku/
selera konsumen terhadap produk itu.
Dalam menentukan pilihan terhadap
produk, kriteria pemilihan konsumen
dipengaruhi oleh atribut-atribut yang
melekat pada produk tersebut, model ini
sering disebut dengan Model Sikap
Multiatribut. Menurut Colman dan Young
(1992) dengan analisis atribut dapat
digunakan untuk mengetahui perilaku
konsumen, yang menyatakan bahwa
konsumen menderivatif utilitasnya bukan
dari produk yang dikonsumsi tetapi dari
karakteristik atau atribut yang melekat
pada produk tersebut. Multiatribut produk
agribisnis dapat dilihat berdasarkan
‘kriteria
mutu’
produk
agribisnis
(misalnya:
buah)
seperti
yang
dikemukakan oleh Poerwanto, Susanto dan
Setyati (2002), meliputi :1. Penampakan
(Mutu visual), 2. Rasa di mulut (Mouthful),
3. Mutu fungsional (Nilai Gizi & Zat
Berkhasiat), 4. Keamanan konsumsi, 5.
Kemudahan penanganan, dan 6. Sifat
mutu lainnya : Berdasar ‘kriteria mutu’
produk agribisnis di atas, maka dapat
dirumuskan bahwa indikator sikap
209
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
konsumen dalam memilih atribut produk
agribisnis (buah) yang dikehendaki
konsumen menurut Sumarwan 2003 dan
Poerwanto, dkk (2002) terdiri dari: 1.
Harga produk, 2. Rasa produk, 3. Ukuran
Produk, 4. Warna produk, 5.Kondisi
Kesegaran, 6. Aroma produk, 7. Tekstur
produk dan 8. Kandungan Gizi.
Sedangkan dalam penelitian ini
indikator sikap konsumen dalam memilih
atribut produk agribisnis (buah) yang
dikehendaki terdiri dari 9 kriteria: 1. Harga
Produk,
2.Rasa Produk, 3. Ukuran
Produk, 4.Warna Produk, 5. Kondisi
Kesegaran Produk , 6.Aroma Produk,
7.Tekstur , 8.Kandungan Gizi Vitamin)
dan 9. Keamanan produk, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 3.
SIKAP
Harga
Rasa
Ukuran
warna
Segar
Aroma
Tekstur
Vit
Aman
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Y9
Gambar 3. Indikator Variabel Sikap Konsumen terhadap Atribut Buah
(Dikembangkan dari penelitian Sumarwan, 2003 dan Purwanto, dkk, 2002)
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang,
kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai
karakteristik
tertentu
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Dalam
penelitian ini yang dijadikan populasi
adalah konsumen yang mengkonsumsi
baik buah jeruk lokal maupun buah jeruk
impor yang ada di Kota Semarang,
sedangkan pengambilan sampel dalam
penelitian ini dengan menggunakan Non
Probability sampling, yaitu pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi yang dipilih menjadi
sampel (Sugiyono, 2001).
Agar memberikan hasil yang baik
maka teknik sampling yang digunakan
adalah Purposive Sampling, yaitu teknik
sampling yang digunakan oleh peneliti jika
peneliti
mempunyai
pertimbanganpertimbangan tertentu di dalam pengam210
bilan sampel dan Quota sampling, yaitu
pengambilan sampel yang
ditentukan
jumlah sampelnya (Suharsimi Arikunto,
2002) yaitu sampel yang diteliti sebanyak
100 orang.
Jumlah responden sebanyak 100
responden, ditentukan dengan kriteria : 1).
Responden adalah orang yang senang
makan buah-buahan; 2). Responden
secara rutin membeli buah minimal satu
minggu sekali untuk dikonsumsi; 3).
Mewakili keluarga dan 4). Memiliki
penghasilan.
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari : 1) Data primer,
yaitu data yang diperoleh langsung dari
responden dan 2) Data sekunder yaitu data
yang diperoleh secara tidak langsung, baik
berupa
keterangan
atau
literatur
(Sugiyono, 2002). Metode pengumpulan
data untuk memperoleh data primer
ISBN : 978-602-14119-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
dengan cara wawancara yaitu pengajuan
pertanyaan langsung kepada responden
dibantu dengan alat bantu kuesioner untuk
memperoleh
data
mengenai
sikap
konsumen dalam pembelian buah impor
dan buah lokal. Sedangkan metode
pengumpulan data untuk memperoleh data
sekunder dilakukan dengan studi pustaka,
yang terdiri dari literatur yang mendukung
penelitian ((Sugiyono, 2002).
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Sikap Konsumen terhadap atribut
produk menggambarkan perilaku/
selera konsumen terhadap produk itu,
yang ditentukan oleh dua hal, yaitu: a).
Kepercayaan terhadap atribut yang
dimiliki
produk
atau
merek
(komponen bi) dan
b). Evaluasi
pentingnya atribut dari produk tersebut
(komponen ei).
Dalam penelitian ini indikator sikap
kepercayaan konsumen dalam memilih
atribut produk agribisnis (buah) yang
dikehendaki terdiri dari 9 kriteria: 1.
Harga Produk, 2.Rasa Produk, 3.
Ukuran Produk, 4.Warna Produk, 5.
Kondisi Kesegaran Produk, 6. Aroma
Produk, 7.Tekstur , 8.Kandungan Gizi
(Vitamin), 9. Keamanan produk
2. Daya
Saing suatu produk adalah
kemampuan suatu produk bersaing di
pasar karena memiliki harga jual yang
dapat bersaing dan kualitasnya baik.
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan alat
analisis yang didasarkan pada pola tujuan
penelitian yang dikembangkan, antara lain
adalah :
1. Analisis Sikap Konsumen
Analisis Sikap konsumen terhadap
atribut-atribut produk agribisnis dilakukan
yaitu dengan jalan mendeskripsikan hasil
analisis sikap konsumen dengan metode
Fishbein yang telah ditabulasikan.
Menurut Engel et al (1994), model
Fishbein menggambarkan bahwa sikap
ISBN : 978-602-14119-2-6
konsumen terhadap sebuah produk atau
merek sebuah produk ditentukan oleh dua
hal, yaitu :
1). Kepercayaan terhadap atribut yang
dimiliki
produk
atau
merek
(komponen bi)
2). Evaluasi pentingnya atribut dari
produk tersebut (komponen ei).
Model ini
sebagai berikut :
menggunakan
rumus
n
Ao = Σ bi ei
i =1
Dimana:
Ao = Sikap terhadap suatu objek
bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek
tersebut memiliki atribut I
ei = Evaluasi terhadap atribut I
n = Jumlah atribut yang dimiliki objek,
Macam Atribut yang Diamati
Dalam penelitian ini ada 9 macam
atribut yang diamati, yaitu :
A. Kekuatan Kepercayaan terhadap
produk agribisnis/ buah (bi)
Unsur kepercayaan terhadap produk
agribisnis terdiri dari: 1. Harga (Sangat
murah s.d Sangat mahal), 2. Rasa Buah
(Sangat manis s.d Sangat asam),
3.
Ukuran buah (Sangat ideal s.d Terlalu
besar/ kecil), 4. Warna buah (Sangat
kuning /matang) s.d Sangat hijau /mentah),
5. Kondisi kesegaran (Sangat segar s.d
Sangat kusam/ kisut), 6. Aroma buah
(Sangat harum s.d Sangat apek), 7. Tekstur
buah (Sangat Empuk s.d Sangat keras), 8.
Kandungan vitamin (Sangat banyak s.d
Sangat sedikit),9. Keamanan produk
(Sangat
aman
s.d
Sangat
tidak
aman/berbahaya).
B. Unsur Evaluasi produk agribisnis/
buah (ei)
Unsur Evaluasi kepentingan atribut
produk buah terdiri dari: 1. Harga (Sangat
penting s.d Sangat tidak penting), 2. Rasa
Buah (Sangat penting s.d Sangat tidak
211
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
penting), 3. Ukuran buah (Sangat penting
s.d Sangat tidak penting), 4. Warna buah
(Sangat penting s.d Sangat tidak penting),
5. Kondisi kesegaran (Sangat penting s.d
Sangat tidak penting), 6. Aroma buah
(Sangat penting s.d Sangat tidak penting),
7. Tekstur buah (Sangat penting s.d
Sangat tidak penting), 8. Kandungan
vitamin (Sangat penting s.d Sangat tidak
penting),9. Keamanan produk (Sangat
penting s.d Sangat tidak penting).
2. Analisis Daya Saing
Suatu
komoditas
dikatakan
memiliki daya saing apabila memiliki
harga jual yang dapat bersaing dan
kualitasnya baik. Menurut Porter (1994)
Keunggulan
bersaing
(competitive
advantage) pada dasarnya berkembang
dari nilai yang mampu diciptakan oleh
sebuah perusahaan untuk pembelinya yang
melebihi
biaya
perusahaan
dalam
menciptakannya. Nilai adalah apa yang
pembeli bersedia bayar, dan nilai yang
unggul berasal dari tawaran harga yang
lebih rendah dari pada pesaing untuk
manfaat yang sepadan atau memberikan
‘manfaat unik’ yang lebih dari pada
sekedar mengimbangi harga yang lebih
tinggi.
Analisis daya saing buah jeruk
lokal terhadap buah impor menggunakan
analisis
Model
Sikap-Kepercayaan
Terhadap Multi Atribut dari Fishbein.
Dalam
model
sikap
multiatribut
menjelaskan bahwa sikap konsumen
terhadap suatu obyek sikap (produk atau
merek) sangat ditentukan oleh sikap
konsumen terhadap atribut-atribut yang
dievaluasi. Model ini menggunakan
rumus:
dimana :
Ao = Sikap terhadap suatu objek
bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek
tersebut memiliki atribut i
ei = Evaluasi terhadap atribut i
n = Jumlah atribut yang dimiliki objek,
212
Selanjutnya nilai Ao buah lokal
dibandingkan dengan nilai Ao buah
impor, apabila : nilai Ao buah lokal >
(lebih besar) dibanding nilai Ao buah
impor maka berarti buah lokal lebih
unggul dibanding buah impor, demikian
sebaliknya. Nilai sikap atribut yang lebih
tinggi menunjukkan daya saing atau
memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang lebih tinggi, artinya
buah yang dikatakan lebih unggul atau
buah yang dinilai memiliki daya saing
adalah buah yang lebih diminati/dipilih
konsumen.
Deskripsi penelitian ini diarahkan
untuk dapat memahami daya saing dengan
cara membandingkan nilai perilaku (sikap)
konsumen, yang menjelaskan mana di
antara produk agribisnis misalnya : buah
jeruk lokal dan buah jeruk impor yang
memperoleh nilai sikap atribut yang lebih
tinggi. Nilai sikap atribut yang lebih tinggi
menunjukkan daya saing keunggulan
kompetitif (competitive advantage) yang
lebih tinggi, artinya produk agribisnis
(buah jeruk) yang dikatakan lebih unggul
atau yang dinilai memiliki daya saing
adalah yang lebih diminati/ dipilih
konsumen. Deskripsi ini menggunakan
metode tabulasi dengan menggunakan
bahan yang diperoleh dari hasil analisis
sikap kepercayaan konsumen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Responden
Pada penelitian ini yang dijadikan
sampel adalah konsumen yang membeli
jeruk baik lokal maupun impor di Kota
Semarang, yaitu sebanyak 100 responden.
Secara
rinci
responden
dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin,
usia, pendidikan.
Usia Responden
Dari penelitian dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden berusia
antara 30-39 yaitu sebanyak 45 orang (45
ISBN : 978-602-14119-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
%) dan mereka termasuk dalam golongan
usia produktif, sedangkan hanya sebagian
kecil saja yang berusia 50-59 yaitu
sebanyak 7 orang (7 %).
Pendidikan Responden
Sebagian besar responden berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 37 orang
(37 %) dan sebagian kecil berpendidikan
Pascasarjana yaitu sebanyak 12 orang (12
%). Penjelasan di atas memberikan
indikasi bahwa pendidikan yang tertinggi
responden adalah pascasarjana.
4.
5.
Jenis Kelamin
Sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 58
orang (58 %), dan hanya sebagian kecil
yang berjenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 42 orang (42 %).
6.
Pembahasan
Berdasarkan analisis sikap konsumen dan analisis evaluasi kepentingan
konsumen terhadap atribut produk buah
jeruk lokal dan impor diperoleh hasil
seperti pada Tabel 1.
Berdasarkan perhitungan nilai sikap
konsumen terhadap atribut produk buah
jeruk lokal dapat diketahui bahwa:
1. Sikap konsumen terhadap atribut
Harga
buah jeruk lokal bernilai
positif,
artinya
harga
akan
dipertimbangkan konsumen dalam
membeli buah jeruk lokal. Harga yang
relatif murah akan menarik perhatian
konsumen.
2. Sikap Konsumen terhadap Atribut
Rasa Buah bernilai positif, artinya
Rasa buah akan menjadi pertimbangan
konsumen dalam membeli buah jeruk
lokal. Konsumen cenderung memilih
buah jeruk dengan rasa yang manis.
3. Sikap Konsumen terhadap Atribut
Ukuran Buah bernilai positif, artinya
ukuran
buah
akan
menjadi
pertimbangan
konsumen
dalam
membeli buah jeruk lokal. Konsumen
cenderung akan membeli buah jeruk
ISBN : 978-602-14119-2-6
7.
8.
dengan ukuran yang besar karena akan
lebih puas menikmatinya.
Sikap Konsumen terhadap Atribut
Warna Buah bernilai positif, artinya
warna
buah
akan
menjadi
pertimbangan
konsumen
dalam
membeli buah jeruk lokal. Jeruk
dengan warna kuning akan lebih
menarik minat konsumen untuk
membelinya bila dibandingkan dengan
jeruk dengan warna hijau.
Sikap Konsumen terhadap Atribut
Kondisi kesegaran Buah bernilai
positif, artinya kondisi kesegaran
buah akan menjadi pertimbangan
konsumen dalam membeli buah jeruk
lokal. Penampilan yang menarik dan
terlihat segar dari buah jeruk lokal
akan menarik minat konsumen untuk
membelinya.
Sikap Konsumen terhadap Atribut
Aroma Buah bernilai positif, artinya
Aroma
buah
akan
menjadi
pertimbangan
konsumen
dalam
membeli buah jeruk lokal. Aroma
buah yang wangi akan menarik minat
beli dari konsumen.
Sikap Konsumen terhadap Atribut
Tekstur Buah bernilai positif, artinya
Tekstur
buah
akan
menjadi
pertimbangan
konsumen
dalam
membeli buah jeruk lokal. Buah yang
terlihat segar dan tidak kusut akan
menarik minat konsumen untuk
membelinya.
Sikap Konsumen terhadap Atribut
Kandungan vitamin Buah bernilai
positif, artinya Kandungan vitamin
buah akan menjadi pertimbangan
konsumen dalam membeli buah jeruk
lokal. Konsumen tertarik membeli
buah jeruk lokal karena manfaatnya
bagi kesehatan karena berbagai zat
gizi dan vitamin yang terkandung di
dalamnya. Gizi dan vitamin sangat
dibutuhkan bagi tubuh manusia untuk
mencegah berbagai penyakit. Hampir
tidak ada buah yang tidak bermanfaat
bagi tubuh manusia.
213
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
9. Sikap Konsumen terhadap Atribut
Keamanan produk bernilai positif,
artinya atribut keamanan produk akan
menjadi pertimbangan konsumen
dalam membeli buah jeruk lokal.
Buah jeruk lokal aman dikonsumsi
karena dihasilkan dari perkebunan
yang terlepas dari unsur radiasi
ataupun diolah dengan menggunakan
zat kimia berbahaya.
Hasil analisis “ Sikap Konsumen (ei
bi) yang merupakan gabungan antara “
Kepercayaan “ dan “ Evaluasi kepentingan
“ konsumen terhadap multi atribut produk
buah jeruk lokal menunjukkan bahwa
atribut “ Kesegaran buah “ memperoleh
skor tertinggi. Sedangkan yang paling
rendah adalah atribut harga, hal ini berarti
konsumen kurang begitu memperhatikan
harga dalam membeli buah jeruk lokal.
Sedangkan berdasarkan perhitungan
Nilai sikap konsumen terhadap atribut
produk buah jeruk impor dapat diketahui
bahwa:
1. Sikap konsumen terhadap atribut
Harga buah jeruk impor bernilai
positif,
artinya
harga
dipertimbangkan konsumen dalam
membeli buah jeruk impor.
2. Sikap Konsumen terhadap Atribut
Rasa Buah bernilai positif, artinya
Rasa buah akan menjadi pertimbangan
konsumen dalam membeli buah jeruk
lokal
3. Sikap Konsumen terhadap Atribut
Ukuran Buah bernilai positif, artinya
Ukuran
buah
akan
menjadi
pertimbangan
konsumen
dalam
membeli buah jeruk impor.
4. Sikap Konsumen terhadap Atribut
Warna Buah bernilai positif, artinya
warna
buah
akan
menjadi
pertimbangan
konsumen
dalam
membeli buah jeruk impor.
5. Sikap Konsumen terhadap Atribut
Kondisi kesegaran Buah bernilai
positif, artinya Kondisi Kesegaran
buah
menjadi
pertimbangan
214
6.
7.
8.
9.
konsumen dalam membeli buah jeruk
impor.
Sikap Konsumen terhadap Atribut
Aroma Buah bernilai positif, artinya
Aroma
buah
akan
menjadi
pertimbangan
konsumen
dalam
membeli buah jeruk impor.
Sikap Konsumen terhadap Atribut
Tekstur Buah bernilai positif, artinya
Tekstur buah menjadi pertimbangan
konsumen dalam membeli buah jeruk
impor.
Sikap Konsumen terhadap Atribut
Kandungan vitamin Buah bernilai
positif, artinya Kandungan vitamin
buah akan menjadi pertimbangan
konsumen dalam membeli buah jeruk
impor.
Sikap Konsumen terhadap Atribut
Keamanan produk bernilai positif,
artinya atribut keamanan produk akan
menjadi pertimbangan konsumen
dalam membeli buah jeruk impor.
Hasil analisis “ Sikap Konsumen (ei
bi) yang merupakan gabungan antara “
Evaluasi kepentingan “ dan “ Kepercayaan
“ konsumen terhadap multi atribut produk
buah jeruk impor menunjukkan bahwa
atribut “ Warna “ memperoleh skor
tertinggi. Sedangkan yang paling rendah
adalah atribut harga, hal ini berarti
konsumen kurang begitu memperhatikan
harga dalam membeli buah jeruk impor.
Hasil Analisis Daya Saing
Dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa buah jeruk impor mempunyai daya
saing yang lebih unggul dibandingkan
dengan buah jeruk lokal. Berdasarkan
analisis sikap kepercayaan konsumen
terhadap multi atribut produk buah jeruk
manis menunjukkan bahwa jeruk manis
impor memperoleh total skor yang lebih
tinggi (51,3712) dibandingkan dengan
total skor buah jeruk manis lokal
(34,5936). Hal ini memperlihatkan bahwa
buah jeruk manis impor mempunyai daya
saing yang lebih unggul dibandingkan
buah jeruk lokal. Hal ini sama hasilnya
ISBN : 978-602-14119-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
seperti penelitian yang telah dilakukan
oleh Sudiyarto dan Nuhfil Hanani (2005).
Dari hasil perhitungan memperlihatkan bahwa tujuh dari sembilan atribut
buah jeruk lokal kalah bersaing
dibandingkan buah jeruk impor. Namun
demikian atribut produk impor yang kalah
bila dibandingkan buah jeruk lokal adalah
atribut kesegaran, hal ini berarti bahwa
konsumen menilai buah jeruk lokal
kelihatan lebih segar bila dibandingkan
dengan buah jeruk impor. Salah satu yang
menyebabkan buah jeruk impor kelihatan
kurang kesegarannya karena telah melalui
waktu pengiriman dari negara asal buah
jeruk tersebut untuk sampai ke Indonesia
yang memakan waktu yang relatif lama.
Ditambah lagi setelah sampai ke Indonesia
belum tentu buah jeruk tersebut langsung
laku dan dibeli konsumen. Salah satu
upaya yang dilakukan agar buah jeruk
impor tersebut tetap segar dan awet sampai
ke negara tujuan (Indonesia) adalah
dengan melapisinya dengan lapisan lilin.
Sedangkan satu-satunya atribut yang
berskor sama antara buah jeruk lokal dan
impor adalah atribut rasa. Rasa antara buah
jeruk lokal dan buah jeruk impor relatif
hampir sama. Buah jeruk lokal juga ada
yang manis rasanya, demikian juga buah
jeruk impor juga ada yang berasa asam.
Sikap
kepercayaan
konsumen
terhadap produk buah jeruk impor juga
bersikap positif terhadap semua atribut
produk yang meliputi atribut harga, rasa,
ukuran, warna, kesegaran, aroma, tekstur,
kandungan vitamin dan keamanan produk.
Atribut produk yang mempunyai skor
paling tinggi adalah atribut warna. Hal ini
mengandung arti bahwa konsumen akan
lebih memperhatikan penampilan buah
jeruk yang terlihat dari warna buah dalam
membeli buah jeruk impor. Bila dilihat
dari daya saing maka dari hasil
perhitungan dapat diketahui bahwa buah
jeruk impor mempunyai daya saing yang
lebih bagus bila dibandingkan dengan
buah jeruk lokal, terutama dalam hal
penampilan (warna) yang menarik
sehingga konsumen tertarik untuk
ISBN : 978-602-14119-2-6
membelinya. Hal tersebut dapat dijadikan
dasar bagi pemerintah
agar dapat
menentukan kebijakan lebih lanjut guna
menekan masuknya produk buah impor di
tanah air dan diharapkan produk buah
lokal akan semakin dapat bersaing dengan
buah impor baik dalam kualitas maupun
kuantitas. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan oleh Dinas Pertanian adalah
dengan menemukan varietas unggul buah
jeruk, misalnya dengan penyilangan antara
buah jeruk lokal dan impor.
Dengan penemuan varietas unggul
tersebut diharapkan akan diperoleh buah
jeruk lokal yang mempunyai rasa manis,
penampilan yang menarik (warna kuning
yang menyala) dan harga terjangkau serta
aman dikonsumsi karena tanpa melalui
proses
pengawetan
yang
biasanya
menggunakan zat-zat kimia yang kurang
dapat dipertanggungjawabkan keamanannya. Dengan sistem pengolahan lahan dan
penanaman yang menggunakan Panca
Usaha pertanian diharapkan juga akan
menghasilkan kualitas buah jeruk yang
lebih baik dari buah Jeruk lokal yang
selama ini ada.
Penelitian ini memiliki beberapa
keunggulan, antara lain: Analisis daya
saing dalam penelitian tidak menggunakan
nilai
harga-harga
ekonomi
atau
penghitungan secara financial seperti yang
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu,
akan tetapi hanya menggunakan tolok ukur
“ Sikap Konsumen “. Dalam hal ini produk
buah jeruk dikatakan memiliki daya saing
apabila produk buah jeruk tersebut dipilih
ataupun diminati oleh konsumen (dilihat
dari skor tentang sikap konsumen itu
sendiri), artinya bahwa sekalipun produk
buah jeruk tersebut unggul secara financial
(harga ekonomi) hal ini tidak akan
mempunyai arti jikalau tidak diminati
oleh konsumen, sebaliknya meskipun
harga buah jeruk mahal tidak akan jadi
masalah asalkan konsumen bersikap
positif dalam membeli produk tersebut.
215
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
Tabel 1. Analisis Evaluasi Kepentingan Konsumen terhadap Atribut Produk Buah Jeruk
Lokal
Sumber: Data primer yang diolah (2017)
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Sikap konsumen terhadap atribut buah
jeruk manis lokal yang lebih utama
diperhatikan
konsumen
adalah
“ Kesegaran “ sedangkan pada buah
jeruk impor atribut yang paling utama
diperhatikan konsumen adalah “ warna
“
2. Buah jeruk impor memiliki daya saing
yang lebih unggul bila dibandingkan
buah jeruk lokal.
Saran
1. Pemberlakuan buah jeruk lokal agar
bisa menjadi tuan rumah di negeri
sendiri dengan cara peningkatan
varietas jeruk menjadi produk yang
unggul baik dalam rasa, penampilan
(warna) maupun harga.
2. Daya saing buah jeruk lokal agar
ditingkatkan melalui strategi pemasaran
dan peningkatan atribut produk dengan
pemilihan bibit yang berkualitas (bisa
juga dengan penyilangan antara bibit
buah jeruk lokal dengan buah jeruk
impor sehingga diperoleh bibit unggul
yang berkualitas).
216
DAFTAR PUSTAKA
Daya Saing Buah Unggulan Indonesia.
Bagian Proyek Pengembangan
Usaha
Hortikultura
Pusat.
Departemen
Pertanian.
Direktorat
Jenderal
Bina
Produksi Hortikultura. Jakarta.
Engel J.F, Blackwell R. D. dan P.W.
Miniard,
1995.
Perilaku
Konsumen. Translation of
Consumer
Behavior.
Six
Edition. The Dryden Press,
Chicago. Diterbitkan Binarupa
Aksara Jakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.
1999. Metodologi Penelitian
Bisnis, Yogyakarta : BPFE.
Kotler, P., 2000. Manajemen Pemasaran.
Translation
of
Marketing
Management
Analysis,
Planning, Implementation, and
Control.
Sevent
Edition.
Prentice Hall International Inc.
Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
Mowen, JC. dan M. Minor, 2002. Perilaku
Konsumen. Edisi Ke-lima. Alih
Bahasa : Lina Salim. Penerbit
erlangga, Jakarta.
ISBN : 978-602-14119-2-6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi
UNTAG SEMARANG
Porter, M.E., alih bahasa Maulana, A.,
1993.
Strategi
Bersaing.
Terjemahan dari Competitive
Strategy. Teknik Menganalisis
Industri dan Pesaing. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Porter, M.E., 1994. Keunggulan Bersaing
terjemahan dari Competitive
Advantage.Menciptakan
dan
Mempertahankan
Kinerja
Unggul. Alih Bahasa Tim
Penterjemah Binarupa Aksara.
Penerbit
Binarupa
Aksara.
Jakarta.
Poerwanto, R., Susanto S., dan S. Setyati,
H., 2002. Pengembangan Jeruk
Unggulan Indonesia. Makalah
Semiloka
Nasional
Pengembangan Jeruk Unggulan.
Bogor 10 – 11 2002.
Sumarwan, U., 1999. Mencermati Pasar
Agribisnis. Melalui Analisis
Perilaku
Konsumsi
dan
Pembelian
Buah-buahan.
Majalah
Agribisnis,
Manajemen dan Teknologi.
Volume 5-No.3 November
1999. Magister Manajemen
Agribisnis, Institut Pertanian
Bogor (IPB).
------------, 2003. Perilaku Konsumen,
Teori
dan
Penerapannya
Dalam Pemasaran. Penerbit
Kerja Sama : PT. Ghalia
Indonesia dengan MMA Institut
Pertanian Bogor.
------------, 2000. Analisis Sikap Multiatribut
Fishbein Terhadap Produk Biskuit
Sandwich Coklat. Media Gizi dan
Keluarga Tahun XXIV, No. 2
Desember 2000
Poerwanto, R., 2003. Peran Manajemen
Budidaya Tanaman Dalam
Peningkatan Ketersediaan dan
Mutu Buah-buahan. Orasi
Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu
Hortikultura.
Fakultas
Pertanian Bogor. Sugiyono,
2001. Metodologi Reseach.
Gramedia. Jakarta.
Sudiyarto, Nuhfil Hanani, 2005. Analisis
Daya Saing Buah Jeruk Lokal
Terhadap Buah Jeruk Impor
Melalui
Sikap
Konsumen
Terhadap Atribut Produk.
Makalah Seminar Nasional
Hortikultura. Malang
28-29
Nopember 2005.
Sugiyono, 2001. Metodologi Reseach.
Gramedia. Jakarta
------------, 2002, Metode Penelitian
Adminstrasi, Bandung, Alfabeta
Suharsimi, Arikunto, 2002, Prosedur
Penelitian, Gramedia, Jakarta.
ISBN : 978-602-14119-2-6
217
Download