RINGKASAN PROPOSAL TESIS

advertisement
RINGKASAN PROPOSAL TESIS
Tema:
PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PABRIK KELAPA SAWIT UNTUK
BAHAN BAKAR ALTERNATIF SUMBER ENERGI LISTRIK
(Kajian di PT. Sawindo Kencana dan PT. Listrindo Kencana – Prov. Bangka Belitung)
Oleh:
Dewi Sri Kurniawati
NPM. 0806447570
Latar Belakang
Agroindustri, sektor pertanian umumnya dan sektor perkebunan kelapa sawit
khususnya memiliki peran yang penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
Namun tahap perkembangan teknologi di Indonesia dewasa ini pada umumnya
cenderung terbatas pada mengolah kekayaan alam yang dipergunakan sehingga sisa
bahan baku berupa limbah jarang diolah untuk dimanfaatkan kembali. Setiap
pemanfaatan sumber kekayaan alam, perlu dilandasi oleh kebijaksanaan yang
menyeluruh tentang sumber kekayaan alam tadi, dengan memperhitungkan
kelestariannya demi kebutuhan dimasa yang akan datang. Untuk itu setiap kegiatan
pembangunan perlu dilandasi oleh suatu penglihatan lingkungan.
Seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, dampak positif dari
perkembangan sektor industri umumnya dan perkebunan kelapa sawit khususnya,
juga diikuti oleh dampak negatif pada lingkungan akibat dihasilkannya limbah cair,
padat dan gas dari kegiatan Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Untuk
tindakan pencegahan dan penanggulangan dampak negatif dari PKS harus dilakukan
dan sekaligus meningkatkan dampak positifnya. Tindakan tersebut tidak cukup
dengan mengandalkan peraturan-perundangan saja tetapi perlu juga didukung oleh
pengaturan sendiri secara sukarela oleh para penanggung jawab usaha dan atau
kegiatan.
Saat ini agroindustri di Indonesia masih bertumpu pada menghasilkan produk utama
belum banyak berupaya untuk memanfaatkan limbah/hasil samping. Padahal limbah
padat yang dihasilkan pabrik kelapa sawit adalah serat dan cangkang sebanyak 230
kg dan 190 kg TBK (kadar air 65%). Potensi energi yang dapat dihasilkan dari
produk samping sawit dapat dilihat dari nilai energi panas (calorific value). Nilai
1
energi panas (calorific value) dari beberapa produk samping sawit ditunjukkan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Nilai energi panas (calorific value) dari beberapa produk samping
sawit (berdasarkan berat kering).
Limbah Padat Rata-rata calorific value (kJ/kg)
Kisaran (kJ/kg)
TBK
18 795
18 000 – 19 920
Serat
19 055
18 800 – 19 580
Cangkang
20 093
19 500 – 20 750
Batang
17 471
17 000 – 17 800
Pelepah
15 719
15 400 – 15 680
Sumber: Ma et.al. (2004)
Produk samping yang memiliki nilai energi panas tinggi adalah cangkang dan serat.
Cangkang dan serat (fibre) dimanfaatkan sebagian besar atau seluruhnya sebagai
pengurugan jalan dan bahan bakar boiler di PKS. Produk samping yang lain belum
banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi adalah tandan buah kosong/TBK. TBK
yang juga memiliki nilai energi panas cukup tinggi saat ini banyak dimanfaatkan
sebagai mulsa atau diolah menjadi kompos. Sebagian PKS masih membakar TBK
dalam tungku pembakar untuk mengurangi volume limbah TBK, walaupun sudah
dilarang sejak tahun 1996, seperti yang terlihat pada gambar 1.
Gambar 1. Pengelolaan TBK dibakar di tungku pembakar yang cerobongnya tidak
dilengkapi dengan alat pengedali debu
TBK adalah limbah biomassa yang potensial sebagai sumber energi terbarukan. TBK
dapat digunakan sebagai bahan bakar generator listrik. Sebuah PKS dengan
kapasitas pengolahan 200.000 ton TBS/tahun akan menghasilkan sebanyak 44.000
ton TBK (kadar air 65%)/tahun. Nilai kalor (heating value) TBK kering adalah 18,8
MJ/kg, dengan efisiensi konversi energi sebesar 25%, dari energi tersebut ekuivalen
dengan 2,3 MWe (megawatt electric).
2
Sebagai bangsa yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa,
Indonesia menghadapi masalah energi yang cukup mendasar. Sumber energi yang
tidak terbarukan (non-renewable) tingkat ketersediaannya semakin berkurang.
Sebagai contoh, produksi minyak bumi Indonesia yang telah mencapai puncaknya
pada tahun 1977 yaitu sebesar 1,7 juta barel per hari terus menurun hingga tinggal
1,125 juta barel per hari tahun 2004. Di sisi lain konsumsi minyak bumi terus
meningkat dan tercatat 0,95 juta barel per hari tahun 2000, menjadi 1,05 juta barel
per hari tahun 2003 dan sedikit menurun menjadi 1,04 juta barel per hari tahun
2004 (Tabel 2).
Tabel 2. Produksi dan Konsumsi Minyak Bumi Indonesia
Tahun Produksi (juta barel/hari) Konsumsi (juta barel/hari)
2000
1,4
0,9446
2001
1,3
0,9632
2002
1,2
0,9959
2003
1,1
1,0516
2004
1,125
1,0362
Sumber: Media Indonesia, 8 September 2004 dan Kompas, 27 Mei 2004.
Indonesia yang semula adalah tergolong net-exporter di bidang bahan bakar minyak
(BBM), sejak tahun 2000 telah menjadi net-importer jika produksi minyak mentah
Indonesia dikurangi dengan bagian kontraktor asing sebesar 35% produksi. Pada
tahun 2003, impor bersih BBM Indonesia mencapai 0,336 juta barel per hari atau
sedikit lebih kecil dari produksi bagian kontraktor asing. Impor bersih ini diperkirakan
akan terus meningkat dengan semakin menurunnya produksi ladang-ladang minyak
Indonesia dan meningkatnya konsumsi minyak penduduk Indonesia.
Hal tersebut di atas juga ditunjukkan dengan situasi dan kondisi kelistrikan yang
tidak seimbang antara permintaan dan suplai dari PT PLN yang ada. Salah satu
contohnya adalah kondisi kelistrikan di Provinsi Bangka Belitung. Menurut Edwin
Adrin (Deputi Manager Komunikasi PT PLN Cabang Bangka dalam Tribun BangkaBangka Pos (19 Juni 2009), situasi dan kondisi kelistrikan di Provinsi Bangka Belitung
sampai saat ini masih kurang,
daya mampu PT PLN Cabang Bangka untuk
menyuplai listrik seluruh daerah di Bangka hanya sebesar 48 MW sedangkan beban
sistem sebesar 56 MW. Pembangkit tenaga listrik berbahan bakar fosil yang dimiliki
PT PLN Cabang Bangka hanya ada empat unit, yakni PLTD Merawang (32 MW),
3
PLTD Mentok (4 MW), PLTD Toboali (2 MW) dan PLTD Koba (2 MW). Terjadinya
krisis pemasokan listrik tersebut karena tingkat pertumbuhan permintaan (demand)
yang semakin tinggi serta keterbatasan kapasitas pembangkit, khususnya saat waktu
beban puncak (WBP). Selain itu juga karena keterbatasan kemampuan pengadaan
investasi untuk pembangunan pembangkit baru, tarif yang belum mencapai tingkat
keekonomian, dan biaya bahan bakar yang relatif tinggi.
Energi dari bahan tambang seperti minyak bumi dan gas bumi diperkirakan akan
habis dalam waktu yang relatif singkat. Mau tidak mau Indonesia harus segera
mencari sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable energy) untuk
memenuhi kebutuhan energi di masa depan. Salah satu sumber energi terbarukan
yang belum banyak dimanfaatkan adalah energi dari biomassa. Ditjen Listrik dan
Pemanfaatan Energi telah menghitung potensi energi dari biomassa yang besarnya
mencapai 50.000 megawatt (MW), namun yang dimanfaatkan sampai saat ini hanya
sebesar 302 MW. Salah satu biomassa yang jumlahnya sangat besar dan belum
banyak dimanfaatkan adalah limbah perkebunan dan pabrik kelapa sawit (PKS) yang
jumlahnya mencapai ribuan ton.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis berpikir bahwa dari 15 Pabrik
Kelapa Sawit di Provinsi Bangka Belitung tersebut menghasilkan limbah padat
dengan jumlah yang besar sehingga sangat berpotensi digunakan sebagai bahan
bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara luas atau umum. Namun sangat
disayangkan, permasalahan yang terjadi adalah masih banyak PKS yang belum
memanfaatkan limbah padatnya sebagai bahan bakar pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) penghasil energi listrik secara luas atau umum.
Dari perumusan masalah yang ada, berikut ini adalah pertanyaan penelitian yang
diajukan untuk mengarahkan penelitian sebagai berikut:
a. Faktor-faktor apa yang menyebabkan belum dimanfaatkannya limbah padat PKS
sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara luas?
b. Bagaimana manfaat sosial pemanfaatan limbah padat PKS sebagai bahan bakar
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara luas?
c. Bagaimana manfaat ekonomi pemanfaatan limbah padat PKS sebagai bahan
bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara luas?
4
d. Bagaimana manfaat lingkungan pemanfaatan limbah padat PKS sebagai bahan
bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara luas?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menggiatkan penggunaan bahan bakar
biomassa khususnya limbah padat PKS sebagai sumber energi terbarukan sehingga
semakin
mendukung
pembangunan
yang
berkelanjutan.
Sedangkan
tujuan
khususnya adalah:
a.
Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan belum dimanfaatkannya
limbah padat PKS sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
secara umum.
b.
Menganalisa manfaat sosial pemanfaatan limbah padat PKS sebagai bahan
bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara umum.
c.
Menganalisa manfaat ekonomi pemanfaatan limbah padat PKS sebagai bahan
bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara umum.
d.
Menganalisa manfaat lingkungan pemanfaatan limbah padat PKS sebagai bahan
bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara umum.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengkayaan data dan informasi
bagi ilmu lingkungan secara umum dan secara khusus bagi:
1. Pemerintah Pusat dan Daerah
Memberikan penjelasan dan gambaran mengenai manfaat peningkatan sumber
daya dan energi listrik secara luas dari pemanfaatan limbah padat PKS.
2. Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit di Indonesia
Memberikan masukan yang obyektif mengenai manfaat dari limbah yang
dihasilkan apabila dikelola dengan benar sehingga tidak dianggap hanya
memerlukan biaya saja namun sebagai bahan baku suatu produk lain yang dapat
menghasilkan manfaat sosial, ekonomi maupun lingkungan
3. Masyarakat
Memberikan informasi mengenai manfaat limbah dari suatu industri yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar alternatif sumber energi linstrik.
Metode Penelitian
5
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif non eksperimental. Jenis penelitian ini tergolong deskriptif yang bertujuan
menggambarkan keadaan obyek yang diteliti dipaparkan sesuai fakta yang ada, yaitu
mengungkapkan kajian terhadap pemanfaatan limbah padat dari perkebunan dan
pabrik kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif untuk menghasilkan listrik. Sifat
penelitian ini adalah ex post facto, dimana peneliti mengamati perkebunan dan
pabrik kelapa sawit yang telah menggunakan bahan bakar limbah padatnya untuk
penghasil energi listrik secara luas.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pabrik Kelapa Sawit di Indonesia,
sedangkan populasi targetnya adalah 15 pabrik kelapa sawit yang ada di Provinsi
Bangka Belitung. Pemilihan sampel atau responden dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode purposive sampling dimana sampel atau responden dipilih
berdasarkan tujuan dan ciri tertentu, yaitu pada pabrik kelapa sawit yang sudah
melakukan pemanfaatan limbah padat untuk penghasil listrik secara luas yang tidak
lain adalah PT. Sawindo Kencana dan PT. Listrindo Kencana yang berlokasi di
Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung. Waktu
Penelitian direncanakan pada awal tahun 2010 selama kurang lebih 3 bulan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder
yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
Tabel 3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
No.
1.
Variabel
Penelitian
Jumlah limbah
padat
2.
Nilai kalori dari
limbah padat
3.
Reduksi
Methane (CH4)
4.
Reduksi
Karbondioksida
(CO2)
Definisi Operasional
Unit
Sifat Data
Jumlah atau volume limbah yang
dimanfaatkan sebagai bahan bakar
alternatif untuk menghasilkan
listrik yang digunakan secara luas
Nilai kalori dari limbah padat yang
dimanfaatkan sebagai bahan bakar
alternatif untuk menghasilkan
listrik yang digunakan secara luas
Penurunan emisi methan melalui
pembakaran biomassa yang
terkontrol dibandingkan apabila
limbah padat terdekomposisi secara
anaerobik
Penurunan CO2 dari pembakaran
biomassa dibandingkan dari
penggunaan bahan bakar fosil
untuk PLTU berbahan bakar fosil di
Bangka Belitung
Ton/tahun
Primer dan
sekunder
TJ/Ton
Primer dan
sekunder
t-CH4/tahun
Primer dan
sekunder
t-CO2/tahun
Primer dan
sekunder
6
No.
5.
6.
Variabel
Penelitian
Harga bahan
bakar fosil
Jumlah KK
yang mendapat
pasokan listrik
Definisi Operasional
Unit
Sifat Data
Harga dari bahan bakar fosil di
pasaran untuk menentukan nilai
ekonomi dari nilai kalori yang
dihasilkan dari pemanfaatan limbah
padat
Peningkatan jumlah masyarakat
(KK) yang mendapatkan pasokan
listrik dengan adanya pemanfaatan
limbah padat
Rupiah/TJ
Primer dan
sekunder
KK/tahun
Primer dan
sekunder
Tabel 4. Metode dan Analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian
No
1
2
4
5
Tujuan Penelitian
Metode
Mengetahui faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan belum dimanfaatkannya limbah
padat PKS sebagai bahan bakar pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) secara umum
Menganalisa manfaat sosial pemanfaatan limbah
padat perkebunan dan pabrik kelapa sawit (PKS)
sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU) secara umum
Menganalisa manfaat ekonomi pemanfaatan limbah
padat PKS sebagai bahan bakar pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) secara umum
Menganalisa manfaat lingkungan pemanfaatan
limbah padat PKS sebagai bahan bakar pembangkit
listrik tenaga uap (PLTU) secara umum
Wawancara, Studi kepustakaan
Wawancara, Studi Kepustakaan
Analisis dengan perhitungan
Analisis dengan perhitungan
---oo00oo---
7
Download