penerapan metode demonstrasi dengan media

advertisement
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MEDIA AUDIO
VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAKITAN
KOMPUTER DI KELAS X TKJ 2 SMK NEGERI 1 ABANG SEMESTER
GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015
1
I Gusti Lanang Agusdika J., 2Nym. Santiyadnya, 3Made Santo Gitakarma
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FTK
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
Email: {[email protected], [email protected],
3
[email protected] }
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil belajar siswa kelas X TKJ 2 SMK
Negeri 1 Abang melalui penerapan metode pembelajaran demonstrasi dengan
menggunakan media audio visual. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode tes hasil belajar siswa. Data dianalisis dengan
menggunakan teknik deskriftif kuantitatif.Hasil penelitian ini adalah (1) siswa yang
dinyatakan tuntas pada siklus I adalah 22 orang siswa (49,54%); (2) siswa yang tuntas
pada siklus II sebanyak 32 orang siswa (86,48%) dan (3) terdapat peningkatan hasil
belajar siswa dari siklus I ke siklus II baik dari aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Sehingga dapat diketahui bahwa penerapan metode demonstrasi dengan
menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar perakitan komputer
siswa kelas X TKJ 2 SMKN 1 Abang.
Kata kunci: metode demonstrasi, media audio visual, hasil belajar, perakitan komputer
ABSTRACT
The purpose of this research was to analyze students achievement in grade X TKJ 2
SMK Negeri 1 Abang through the application of demonstrate method by using audio
visual learning media. Subject in this research were students in grade X TKJ 2 SMKN 1
Abang. The data collection method that used in this research was students achievement
test. The data was analyzed by using quantitative description. The result of this
research were (1) students who passed in first cycle was 22 students (49,54%); (2)
students who passed in second cycle was 32 students (86,48%); and (3) the students
achievement in cognitive, afectif, and psicomotor from first until second cycle was
increase. From the result, it can be concluded that the application of demonstrate
method by using audio visual learning media can increase students achievement in
Perakitan Komputer subject at grade X TKJ 2 SMKN 1 Abang.
Keyword: demonstrate method, audio visual media, students achievement, perakitan
komputer
.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal
yang penting dan wajib didapatkan oleh
seluruh umat manusia, terutama anak-anak
sebagai generasi penerus bangsa. Hal ini
tertuang dalam Undang-undang (UU) No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa,
“Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”. Mengkaji
dari isi Undang-Undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bahwa
pendidikan
mampu
mengembangkan
potensi siswanya terutama menyiapkan diri
untuk bersaing di era globalisasi seperti
sekarang ini. Untuk mampu bersaing dan
berkembang di tengah kemajuan era
seperti sekarang, tentunya pendidikan
merupakan sebuah modal penting.
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)
dibangun guna mempersiapkan siswanya
untuk mudah terjun kedunia industri dan
teknologi
tanpa
harus
melanjutkan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal
tersebut
dikarenakan
oleh,
selain
memberikan ilmu pengetahuan umum yang
didapat di sekolah umum, SMK juga
memberi bekal skill atau keahlian kepada
siswanya sesuai dengan program keahlian
yang dipilihnya sesuai dengan minat dan
bakat yang dimiliki oleh masing-masing
individu. Salah satu program keahlian yang
ada di SMK yaitu TKJ (Teknik Komputer
dan Jaringan), dimana pada program
keahlian ini, para siswa diberikan
pengetahuan serta praktik
langsung
mengenai komputer beserta jaringannya.
Salah satu mata pelajaran yang
didapatkan pada program keahlian TKJ
yaitu perakitan komputer. Mata pelajaran
perakitan komputer di sekolah menengah
kejuruan merupakan salah satu mata
pelajaran yang mengedepankan hasil
belajar didalam membekali siswa untuk
berpikir kritis,
mampu memecahkan
permasalahan yang diberikan di sekolah
dan yang terjadi di lingkungan masyarakat,
serta mampu untuk bersaing dalam
mengembangkan potensi pada masingmasing siswa.Seorang guru hendaknya
mampu merancang pembelajaran di kelas
secara kreatif dan inovatif.
Tugas guru adalah sebagai manajer
dan membantu siswa agar mampu
mengkontruksikan pengetahuan sesuai
dengan situasi yang konkrit di dalam kelas
serta mampu mencari dan menciptakan
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan
menarik
sehingga
materi
dapat
tersampaikan dengan lebih mudah. Untuk
itu diperlukanlah metode pembelajaran
yang tepat untuk membimbing siswa lebih
mudah memahami pembelajaran di kelas.
Menurut Zakiyah Daradjat (2008:
1) mendefinisikan metode (method) adalah
suatu cara kerja yang sistematik dan
umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan.
Metode berasal dari bahasa Greeka, yaitu
metha berarti melalui atau melewati dan
hodos berarti jalan atau cara. Jadi, metode
adalah jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai tujuan tertentu (Karo-karo,
1979:3).Dengan demikian, metode dalam
rangkaian sistem pembelajaran memegang
peran yang sangat penting. Jadi, dapat
diartikan bahwa metode pembelajaran
berarti berbagai cara atau seperangkat cara
atau jalan yang dilakukan dan ditempuh
guru secara sistematis melakukan upaya
pembelajaran yang telah diolah.
Salah satu metode pembelajaran
yang digunakan ialah metode demonstrasi.
Beberapa pengertian metode menurut para
ahli, salah satu adalah menurut Muhibbin
Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan baru, adalah bahwa:
Metode secara harfiah berarti (cara). Dalam
pemakaian yang umum, metode diartikan
sebagai cara melakukan suatu kegiatan
atau cara-cara melakukan kegiatan dengan
menggunakan fakta dan konsep-konsep
secara sistematis. Dan menurut Muzayyin
Arifin (1987:100) pengertian metode adalah
cara, bukan langkah atau prosedur.
Selain
menggunakan
metode
pembelajaran yang tepat, guru juga
hendaknya
menggunakan
media
pembelajaran yang membimbing agar
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
siswa mampu dengan mudah memahami
materi pembelajaran. Media pembelajaran
sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil
penelitian para ahli, ternyata media yang
beraneka ragam itu hampir semua
bermanfaat. Namun, media pembelajaran
itu harus disesuaikan dengan materi
pembelajarn yang akan diajarkan kepada
siswa. Salah satu media pembelajaran yaitu
media audio visual. Media audio-visual
adalah media yang mempunyai unsur suara
dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik,
karena meliputi kedua jenis media yaitu
media audio dan media visual.
Adapun
hasil
KBM
yang
berlangsung yaitu berupa hasil belajar
siswa. Pengertian hasil belajar juga
dikemukakan oleh beberapa ahli. Ahli
menyebutkan
bahwa
“belajar
boleh
dikatakan juga sebagai suatu proses
interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya, yang mungkin berwujud
pribadi, fakta, konsep ataupun teori”
(Sardiman,A.M
2007:19).
Selanjutnya,
“hasil
belajar
adalah
kemampuankemampuan yang diperoleh siswa setelah
menerima pengalaman belajar” (Sudjana,
2005:21). Sardiman (2007:28) menyatakan
bahwa hasil belajar dapat dibagi menjadi
tiga yaitu (1) hal ihwal keilmuan dan
pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif);
(2) hal ihwal personal, kepribadian atau
sikap (afektif); (3) hal ihwal kelakuan,
keterampilan atau kelakuan (psikomotorik).
Pembagian hasil belajar diatas sesuai
dengan
teori
Taksonomi
Bloom.
Berdasarkan teori taksonomi bloom hasil
belajar terdiri dari tiga ranah, yaitu: kognitif,
afektif dan psikomotor.
Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara dengan guru bidang studi mata
pelajaran
perakitan
komputer
yang
diajarkan
oleh
Bapak
Drs.Bagas
Purwahono,M.Pd. di kelas X TKJ 2 SMK
Negeri 1 Abang hasil belajar siswa yang
dicapai masih kurang pada kelas tertentu.
Salah satunya yaitu pada kelas X TKJ 2
SMK Negeri 1 Abang khususnya pada mata
pelajaran perakitan komputer.
Adapun
permasalahannya
yang
ditemukan guru sebelumnya adalah (1)
berdasarkan
pengamatan
terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru TKJ 2 di SMK Negeri 1 Abang,
diperoleh hasil belajar siswa masih
tergolong rendah yaitu sekitar 70 % siswa
tidak tuntas; (2) model pembelajaran yang
bersifat sentralistik yang masih banyak
menitikberatkan pada metode ceramah
sehingga pembelajaran masih bersifat satu
arah, karena siswa masih menganggap
pusat pembelajaran pada guru. Hal yang
seperti ini akan berdampak pada rendahnya
pencapaian,
tingkat
kemampuan,
keterampilan siswa terhadap materi yang
diberikan; dan (3) kemampuan siswa yang
heterogen
terhadap
pelajaran
yang
diberikan, akan berdampak pada siswa
yang lain. Dimana siswa yang memiliki
kemampuan lebih akan jarang membantu
dan memberikan informasi, bekerja sama
bahkan enggan memberikan motivasi
kepada siswa lainnya.
Untuk
menyikapi
permasalahan
tersebut diperlukan suatu metode yang
tepat untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran perakitan
komputer. Melalui penelitian ini penulis
akan menerapkan dan mengembangkan
metode pembelajaran demonstrasi dengan
media audio visual untuk meningkatkan
hasil belajar perakitan komputer di kelas X
TKJ2 SMK Negeri 1 Abang. Metode
pembelajaran
dan
media
tersebut
merupakan, tipe pembelajaran yang
menggunakan video pembelajaran yang
berisikan langkah-langkah kegiatan/praktik
yang bisa diterapkan pada mata pelajaran
perakitan komputer yang dimana banyak
materinya menampilkan langkah-langkah
interkoneksi antar komputer.
Berdasarkan dari permasalahan di
atas dipandang perlu melakukan penelitian
tindakan kelas yang berjudul “Penerapan
Metode Demonstrasi Dengan Media
Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Perakitan Komputer Di Kelas X
TKJ 2 SMKN 1 Abang”.
Diharapkan penelitian ini dapat
meningkatkan hasil belajar dalam mata
pelajaran Perakitan Komputer dengan
menerapkan
metode
demonstrasi
menggunakan media pembelajaran audio
visual pada siswa Kelas X TKJ 2 SMK
Negeri 1 Abang.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Action Research
Design yang terbagi menjadi dua jenis yaitu
penelitian tindakan praktis (action research
practical) dan penelitian tindakan partisipan
(action
research
partisipatory).Tindakan
tersebut dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakan
mereka dalam melaksanakan tugas seharihari, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan, serta
memperbaiki kondisi dimana praktik-praktik
pembelajaran tersebut dilakukan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Abang Kabupaten Karangasem pada
semester genap tahun ajaran 2014/2015.
Subyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang
Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah
37 siswa
dengan 21 laki-laki dan 16
perempuan. Dipilihnya kelas X TKJ 2 SMK
Negeri 1 Abang, karena hasil belajar pada
mata pelajaran perakitan komputer masih
tergolong rendah dan belum memenuhi
Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Objek dari
penelitian tindakan kelas yang dilakukan di
kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang dengan
penerapan metode demonstrasi menggunakan
media audio visual untuk meningkatkan hasil
belajar perakitan komputer di kelas X TKJ 2
SMKN 1 Abang.
Variabel penelitian dari judul yang telah
dirumuskan oleh peneliti terdiri dari dua
variabel yaitu metode demonstrasi dengan
menggunaan media audio visual sebagai
variabel bebas dan hasil belajar perakitan
komputer siswa kelas X TKJ 2 sebagai
variabel terikat.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2
siklus, dengan tiap siklus mempunyai 4
tahapan, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan,
Observasi, Refleksi. Untuk
pelaksanaan
siklus
sangat
sesungguhnya,jumlah
bergantung kepada permasalahan yang perlu
diselesaikan. Apabila permasalahan terkait
belum terselesaikan dalam tiga siklus maka
perlu dilakukan siklus selanjutnya yang disertai
dengan tindak lanjut dari penyelesaian
masalah dari siklus sebelumnya.
Sebelum mengadakan penelitian ini,
peneliti akan melakukan observasi dan
wawancara kepada guru mata pelajaran yang
terkait. Dari hasil wawancara dan observasi
tersebut akan diperoleh data bagaimana
situasi pada saat siswa menerima pelajaran di
kelas sehingga diharapkan penelitian ini dapat
berjalan dengan lancar.
Penelitian
ini
dilaksanakan
pada
semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.
Penentuan waktu penelitian mengacu kepada
kalender pendidikan sekolah di SMK Negeri 1
Abang.
Penelitian
tindakan
kelas
ini
dilaksanakan di SMK Negeri 1 Abang.
Rancangan penelitian ini merupakan
rancangan penelitian tindakan berdasarkan
atas (1) orientasi awal dan observasi
penelitian, tampak bahwa mata pelajaran
perakitan komputer di kelas X TKJ 2 SMK
Negeri 1 Abang mengalami sejumlah
permasalahan
didalam
proses
belajar
mengajar; (2) pemilihan kelas di kelas X TKJ 2
SMK Negeri 1 Abang karena pada
kesempatan
ini
upaya
pengembangan
program mata pelajaran perakitan komputer
dengan menggunakan metode pembelajaran
demonstrasi dengan menggunakan media
audio visual lebih dimungkinkan, dalam hal ini
dilihat dari aspek perkembangan kognitif,
afektif, dan psikomotor siswa.
Setelah data terkumpul kemudian
dilakukan analisis data. Teknik analisis data
yang digunakan pada penelitian ini yaitu
mengunakan metode analisis deskriptif
kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan
berupa skor kemudian dianalisis dengan
menghitung rata-rata kelas, persentase ratarata, dan ketutasan belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang bersifat tindakan kelas atau
yang sering disingkat dengan PTK ini
dilaksanakan pada 20 April 2015 sampai
selesai. Subjek yang dipergunakan untuk
melaksanakan penelitian ini adalah kelas X
TKJ 2 yang berjumlah 37 siswa dengan 21
laki-laki dan 16 perempuan.
Dalam penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan data yang dikumpulkan yaitu
data mengenai hasil belajar siswa dimana
akan diterapkan dengan metode dan media
yang baru yakni metode demonstrasi dengan
media audio visual.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
Setelah melakukan penelitian pada
kelas X TKJ 2 SMKN 1 Abang melalui
penerapan metode demonstrasi dengan
menggunakan media pembelajaran audio
visual maka didapatlah hasil belajar siswa
pada siklus I. Berdasarkan tes hasil belajar
yang diberikan pada akhir siklus, diperoleh
rincian skor dan nilai hasil belajar secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran. Untuk
mengetahui skor hasil belajar siswa,
digunakan lembar tes dalam bentuk objektif
yang berjumlah 10 soal.Adapun hasil belajar
siswa dalam aspek kognitif dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Siklus I (Kognitif)
Rentangan
85-100
75-84
65-74
41-64
0-40
Kategori
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah
Dari tabel tersebut, hasil belajar siswa
yang tidak tuntas sebesar 40,54% dan yang
tuntas sebanyak 59,45% sehingga jika
dibandingkan dengan pedoman konversi hasil
belajar maka diperoleh jumlah siswa yang
berada pada kategori sangat kurang sebanyak
2 orang (5,40%), kurang sebanyak 3 orang
siswa (8,10%), kategori cukup sebanyak 10
Jumlah Siswa
5
17
10
3
2
37
Persentase
13,51%
45,94%
27,02%
8,10%
5,40%
100,00%
orang siswa (27,02%) kategori baik sebanyak
17 orang siswa (45,94%) dan kategori sangat
baik sebanyak 5 orang siswa (13,51%).
Untuk mata pelajaran Perakitan
Komputerdi SMK Negeri 1 Abang ditetapkan
KKM yaitu 75, maka jumlah siswa yang
dinyatakan tuntas dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Keterangan
Tuntas
Belum Tuntas
JUMLAH
Jumlah Siswa
22
15
37
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa jumlah siswa yang telah
tuntas dalam mata pelajaran perakitan
komputer dengan menerapkan metode
demonstrasi dengan media audio visual
sebanyak 22 orang siswa (59,45%) tuntas,
sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas
dalam mata pelajaran perakitan komputer
dengan menerapkan metode pembelajaran
demonstrasi dengan media audio visual
sebanyak
15 orang siswa (40,54%).
Berdasarkan data tersebut, penelitian ini
masih belum mencapai kriteria keberhasilan,
Persentase
59,45 %
40,54%
100,00%
karena ketuntasan klasikal belum mencapai >
85%.
Hasil belajar siswa tidak hanya diukur
melalui ranah kognitif
atau penilaian
berdasarkan hasil post-test siswa. Keaktifan
serta keterampilan siswa dalam melakukan
praktik mata pelajaran perakitan komputer
dengan menggunakan metode demonstrasi
dan media audio visual juga dinilai melalui
lembar hasil pengamatan afektif dan
psikomotor serta rubrik penilaian. Dari hasil
pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung, didapatlah hasil belajar siswa
dalam ranah afektif dalam tabel berikut.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I (Afektif)
Rentangan
85-100
75-84
65-74
41-64
0-40
Kategori
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah
Berdasarkan
hasil
pengamatan
tersebut, terdapat 9 siswa (24,32%) mendapat
predikat amat baik dan 28 siswa (75,67%)
mendapat predikat baik. Peneliti masih
menemukan siswa yang kurang antusias
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di
kelas.
Siswa
masih
enggan
dalam
Jumlah Siswa
9
28
-
Persentase
24,32%
75.67%
100,00%
melontarkan pendapat serta menanggapi
permasalahan teman sekelasnya.
Selain melakukan penilaian kognitif dan
afektif siswa, peneliti juga menilai dari aspek
keterampilan (psikomotor). Data hasil belajar
siswa dari aspek psikomotor dapat dilihat dari
tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Siklus I (Psikomotor)
Rentangan
85-100
75-84
65-74
41-64
0-40
Kategori
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah
Berdasarkan tabel hasil keterampilan
belajar siswa didapatkan sejumlah 20 orang
siswa (54,04%) mendapatkan nilai amat baik
dan 17 orang (49,54%) mendapatkan nilai
baik.
Setelah
proses
pembelajaran
berlangsung, peneliti melakukan penilaian
keterampilan
pada
saat
praktikum
berdasarkan rubrik penilaian dan tabel
pengamatan. Masih ditemukan siswa yang
belum begitu terampil dalam mengadakan
praktikum serta berdiskusi dengan teman
sekelompoknya.
Setelah melakukan pengamatan serta
beberapa observasi pada siklus I, pada tahap
berikutnya akan dilakukan beberapa perbaikan
agar didapat hasil hasil belajar yang
meningkat. Adapun beberapa upaya yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut: (1)
setelah mendapatkan hasil belajar yang
kurang maksimal, penulis yang di dampingi
oleh guru akan memasuki siklus II, dimana
dalam tahap ini, para siswa akan di bimbing
untuk menerapkan metode demonstrai dengan
Jumlah Siswa
20
17
-
Persentase
54,04%
45,94%
100,00%
media audio visual. Melakukan perbaikan
pada siswa yang mengalami banyak kesulitan
pada saat mengikuti proses pembelajaran.
Membuat situasi kelas yang aktif dan kondusif
dengan cara merangsang agar siswa mau
bertanya apabila ada materi yang belum
dimengerti
serta
mampu
menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun
membantu
teman
sekelasnya
dalam
memecahkan masalah dalam pembelajaran;
(2) siswa akan diberikan panduan dalam
pelaksanaan
metode
pembelajaran
demonstrasi dengan media audio visual
terlebih dahulu di siklus II ini, diharapkan hasil
belajar siswa mengalami peningkatan dalam
hasil
belajar 85 % siswa mencapai
ketuntasan; (3) menekankan pada semua
siswa bahwa setiap tindakan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung akan
diberikan point tertentu; (4) guru akan
memberikan pertanyaan kepada setiap
kelompok, dimana hal ini bertujuan agar
semua siswa yang terlibat dalam kelompok
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
menjadi lebih aktif dan hasil
belajar
meningkat; (5) memberikan gambaran umum
mengenai materi yang akan dibahas pada
pertemuan yang akan datang, agar siswa
dapat mempelajarinya terlebih dahulu di
rumah masing-masing; (6) memberikan
refleksi pada akhir kegiatan yang ditujukan
pada setiap siswa atau pada setiap kelompok
yang
dibentuk
sebelumnya;
dan
(7)
pembentukan kelompok dibentuk oleh guru
bersangkutan, agar tidak terjadi pemilihan
secara homogen dalam hal pembentukan
kelompok belajar.
Berdasarkan hasil tindakan siklus II
pada pembelajaran perakitan komputer bisa
dilihat pada hasil belajar siswa dengan tes
yang dilakukan setiap akhir siklus. Sebaran
hasil belajar siswa pada Siklus II seperti
nampak pada tabel berikut.
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II (Kognitif)
Rentangan
85-100
75-84
65-74
41-64
0-40
Kategori
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah
Berdasarkan analisis data pada tabel 5,
diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa
sebesar 80 sehingga jika dibandingkan
dengan pedoman konversi hasil belajar maka
diperoleh jumlah siswa yang berada pada
Dalam standar KKM mata pelajaran
perakitan
komputer
ditetapkan
standar
kelulusan yaitu 75, maka jumlah siswa yang
Jumlah Siswa
9
23
5
0
0
37
Persentase
24,32 %
62,16%
13,51 %
0,00 %
0,00 %
100,00%
kategori amat baik sebanyak 9 orang siswa
(24,32 %baik sebanyak 23 orang siswa
(62,16%), kategori cukup sebanyak 5 orang
siswa (13,51%).
dinyatakan tuntas dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa dalam Siklus II
Keterangan
Tuntas
Belum Tuntas
JUMLAH
Jumlah Siswa
32
5
37
Berdasarkan tabel 6 tersebut, dapat
diketahui bahwa jumlah siswa yang telah
tuntas dalam pembelajaran mata pelajaran
perakitan komputer dengan menerapkan
metode pembelajaran demonstrasi dengan
media audio visual sebanyak 32 orang
siswa (86,48 %), sedangkan jumlah siswa
yang belum tuntas dalam pembelajaran
metode demonstrasi dengan media audio
visual sebanyak 5 orang siswa (13,51%).
Persentase
86,48 %
13,51%
100,00%
Berdasarkan data tersebut, penelitian ini
sudah bisa dikatakan berhasil, karena
kriteria keberhasilan penelitian untuk
ketuntasan belajar mencapai 86,48 % atau
≥ 85%.
Adapun penilaian sikap serta
keterampilan siswa (afektif dan psikomotor)
yang dinilai melalui lembar pengamatan
dan rubrik penilaian siswa pada siklus II
dapat dilihat pada tabel berikut.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Pada Ranah Afektif Siklus II
Rentangan
85-100
75-84
65-74
41-64
0-40
Kategori
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah
Berdasarkan tabel 7 tersebut, hasil penilaian
sikap dan keterampilan siswa sudah baik.
Terdapat peningkatan jumlah skor siswa yang
mendapat predikat amat baik. Ditinjau dari
kegiatan pembelajaran, siswa lebih aktif,
disiplin dan antusisas dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Siswa sudah mampu
Jumlah Siswa
28
9
-
Persentase
75,67%
24,32%
100,00%
bertanya
dan
menanggapi
pertanyaan
temannya.
Siswa
mulai
teliti
dalam
memperhatikan materi pembelajaran yang
disampaikan.
Adapun
data
hasil
penilaian
keterampilan (psikomotor) siswa dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 8 Hasil Belajar Siswa Pada Ranah Psikomotor Siklus II
Rentangan
85-100
75-84
65-74
41-64
0-40
Kategori
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah
Berdasarkan hasil keterampilan belajar siswa
(psikomotor) pada sklus II, dinyatakan bahwa
seluruh siswa sebanyak 37 orang (100%)
mendapat nilai amat baik. Ini menandakan
bahwa siswa mengalami peningkatan hasil
keterampilan belajar dibandingkan dengan
siklus I. Siswa sudah lebih terampil dalam
menlaksanakan kegiatan praktikum dan lebih
aktif dalam diskusi kelompok.
Setelah melauli proses pembelajaran
siklus I dan siklus II, sudah dapat diamati oleh
penulis terjadinya peningkatan hasil belajar
serta keaktifan siswa, pemahaman teori siswa
terhadap bahan ajar sudah meningkat hal ini
dapat dibuktikan dengan peningkatan nilai
rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II. adapun
beberapa temuan pada pelaksanaan siklus II
adalah sebagai berikut: (1) hasil belajar pada
Jumlah Siswa
37
-
Persentase
100%
-
100,00%
-
pertemuan ini sudah meningkat dari pada
siklus I, siswa belum tuntas mencapai 13,51
%;(2) siswa dapat mengeksplor kemampuan
yang mereka miliki dengan lebih mudah, siswa
bisa mengimajinasikan pelajaran yang mereka
pelajari sesuai dengan apa yang mereka
pikirkan
tanpa
keluar
dari
konsep
pembelajaran; (3) tidak terdapat siswa yang
membuat masalah, sehingga suasana kelas
terjaga dan tenang; dan (4) guru lebih santai
saat mengajar, siswa mampu berdiskusi dan
bekerjasama dalam kelompok secara baik
serta dapat memecahkan masalah bersama.
Data hasil belajar siswa pada mata
pelajaran perakitan komputer yang diperoleh
setelah melakukan penelitian dalam dua siklus
dapat dilihat dalam tabel ketuntasan hasil
belajar siswa siklus I dan II sebagai berikut.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
Tabel 9. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
DATA HASIL BELAJAR
SIKLUS I
TUNTAS
JML
%
22
59,40%
TIDAK
TUNTAS
JML
%
15 49,54%
Dari tabel ketuntasan hasil belajar
siswa siklus I dan II dapat dilihat bahwa
terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas
dalam mata pelajaran perakitan komputer.
Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 22 orang (59,40%) sedangkan
pada siklus II sebanyak 32 orang (86,48%).
Dengan demikian, ketuntasan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan sebesar
27,08%.
Setelah
melakukan
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) melalui dua siklus
yaitu siklus I dan siklus II maka didapatlah
data ketuntasan hasil belajar siswa.
Ketuntasan hasil belajar siswa ditinjau dari
nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu
75. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila
sudah mencapai kriteria ketuntasan klasikal
sebesar ≥ 85%.
Pada siklus I jumlah siswa yang
dinyatakan tuntas ialah sebanyak 22 orang
siswa (59,40%) sedangkan jumlah siswa
yang belum tuntas ialah sebanyak 15 orang
siswa (40,54%). Bila ditinjau dari kriteria
ketuntasan klasikal maka siklus I ini
dikatakan belum berhasil karena masih
belum mencapai kriteria tersebut. Siklus ini
belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal
dikarenakan oleh siswa mengalami banyak
kesulitan pada saat mengikuti proses
pembelajaran dan siswa kurang paham
dengan apa yang sudah dipaparkan oleh
guru serta siswa enggan melontarkan
pertanyaan kepada guru jika siswa kurang
paham mengenai materi dengan metode
pembelajaran demonstrasi menggunakan
media audio visual. Ketika dilakukan
penarikan kesimpulan, siswa masih bersifat
pasif dan enggan membuat kesimpulan dari
materi pembelajaran sehingga masih
berpatokan pada guru mata pelajaran
tersebut. Maka dari itu masih terdapat siswa
yang kurang mengerti atau masih ragu-ragu
SIKLUS II
TIDAK
TUNTAS
TUNTAS
JML
%
JML
%
32 86,48% 5
13,51%
mengenai materi, sehingga hasil belajar
siswa menjadi tergolong rendah. Selain
melakukan penilaian kognitif, peneliti juga
melakukan penilaian sikap (afektif) dan
keterampilan melakukan praktik (psikomotor)
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Penilaian ini berdasarkan rubrik penilaian
afektif dan psikomotor siswa serta lembar
pengamatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung. Dari hasil
pengamatan tersebut, nilai afektif siswa
masih dipandang kurang memuaskan
karena peneliti masih melihat siswa kurang
aktif dalam pembelajaran di kelas. Siswa
masih merasa enggan dalam bertanya
apabila masih ada kesulitan dalam belajar
serta siswa cenderung kurang teliti dalam
meaksanakan tugasnya di kelas. Selain itu
nilai psikomotorik siswa juga masih
dipandang kurang. Siswa belum terlibat aktif
dalam kelompok belajarnya di kelas seperti
ketika teman ada yang bertanya, siswa yang
lain kurang merespon. Masih terdapat siswa
yang kurang tekun dan teliti dalam
mengerjakan tugasnya di dalam kelompok
ketika melakukan kegiatan praktik di kelas.
Untuk menyikapi kekurangan tersebut
maka strategi penyelesaian yang peneliti
lakukan dalam siklus berikutnya ialah
melakukan bimbingan bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar pada saat
mengikuti proses pembelajaran di dalam
kelas. Peneliti juga membuat situasi belajar
yang aktif, kondusif dan menyenangkan
dengan cara merangsang agar siswa mau
bertanya apabila siswa masih bingung atau
kurang paham mengenai materi pelajaran
tersenbut
serta
mampu
menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru
maupun membantu teman sekelasnya dalam
menyelesaikan permasalah dalam materi
pelajaran yang diajarkan. Siswa akan
diberikan point atau skor tertentu apabila
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
siswa mau aktif berpartisipasi didalam
kegiatan pembelajaran. Serta melakukan
kegiatan refleksi pada akhir kegiatan yang
ditujukan pada setiap siswa atau kelompok
belajar sehingga siswa dapat mengetahui
dan mengingat apa saja materi yang tekah
mereka pelajari dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas.
Setelah
dilakukan
kegiatan
pembelajaran pada siklus berikutnya yaitu
siklus II, maka diadakanlah kegiatan belajar
mengajar seperti yang telah direncanakan
pada tahap refleksi siklus I. Pada siklus ini,
(86,48%). Terjadi peningkatan jumlah siswa
yang tuntas yaitu sebesar 27,08%.
Penelitian pada siklus II dikatakan berhasil
karena pada siklus ini jumlah siswa yang
tuntas sebanyak 86,48% yaitu sesuai
dengan kriteria ketuntasan klasikl sebesar ≥
85%. Oleh sebab siklus II dikatakan berhasil,
maka peneliti tidak mengadakan penelitian
pada siklus berikutnya. Pada siklus II, siswa
sudah mengalami peningkatan keaktifan
serta keterampilannya dalam melakukan
praktik di kelas. Setelah melakukan penilaian
afektif dan psikomotor, didapatkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar afektif dan
psikomotor. Pada siklus ini, siswa sudah
terlibat
langsung
dalam
proses
pembelajaran. Siswa sudah bersifat aktif
yaitu dengan bertanya dan menanggapi
pertanyaan
siswa
lain.
Menunjukkan
antusiasme dan rasa ingin tahu yang besar,
Gambar 1. Siswa Menonton Tayangan
Video Pembelajaran Audio Visual
didapatlah data ketuntasan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran perakitan
komputer. Siswa yang tuntas adalah
sebanyak 32 orang siswa (86,48%).
Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas
adalah sebanyak 5 orang siswa (13,51%).
Dari data tersebut, dapat dilihat peningkatan
jumlah siswa yang tuntas dalam mata
pelajaran perakitan komputer. Jika pada
siklus I siswa yang dinyatakan tuntas hanya
sebanyak 22 orang siswa (59,40%), maka
pada siklus II siswa yang tuntas dalam mata
pelajaran ini ialah sebanyak 32 orang siswa
serta serius dalam mengamati media
pembelajaran yang sudah disiapkan oleh
peneliti. Aspek psikomotor (keterampilan)
siswa dalam melakukan praktik juga
mengalami peningkatan. Siswa mampu
mengamati hasil percobaan sesuai dengan
prosedur.
Tekun
dan
teliti
dalam
menyelesaikan
tugas
dengan
hasil
terbaiknya. Aktif dalam tanya jawab serta
mampu menghargai gagasan atau ide dari
siswa lain.
Berdasarkan hasil tindakan pada
paparan diatas, maka dapat dikatakan
bahwa penelitian ini berhasil. Penerapan
metode demonstrasi dengan menggunakan
media audio visual pada mata pelajaran
perakitan komputer siswa kelas X TKJ 2
SMK Negeri 1 Abang tahun ajaran
2015/2016 dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Gambar 2. Siswa Menjawab Posttest
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
Gambar 3. Siswa Mempresentasikan
Hasil Kerja Kelompok
SIMPULAN DAN SARAN
Setelah melalui beberapa tahapan
penerapan
metode
pembelajaran
demonstrasi dengan media audio visual,
serta analisis data yang didapat, maka dapat
ditarik simpulan bahwa penerapan metode
pembelajaran demonstrasi dengan media
audio visual dapat meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran perakitan komputer
pada siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1
Abang.
Berdasarkan simpulan yang sudah
ditarik penulis maka, dapat dikemukakan
beberapa
saran
yaitu
(1)
metode
pembelajaran demonstrasi dengan media
audio visual diharapkan bisa menjadi salah
siswa lebih memahami materi yang
diajarkan.
Gambar 4. Siswa Menjawab Posttest
satu alternatif bagi para pengajar, sehingga
para siswa tidak merasa jenuh dengan
model pembelajaran yang monoton; (2)
diharapkan pada Guru yang mengajar di
dalam kelas untuk menerapkan metode
pembelajaran demonstrasi dengan media
audio visual untuk meningkatkan hasil
belajar siswa sesuai dengan materi dan topik
yang diajarkan; (3) dalam penerapan metode
demontrasi dengan menggunakan audio
visual, hendaknya guru juga memperhatikan
keikutsertaan
siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas agar kegiatan belajar
mengajar menjadi kondusif dan membuat
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Muzayyin.
1987.
Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta: Balai
Aksara
A.M., Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Daradjat, Zakiah. 2008. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Karo-Karo, Ulihbukit. 1979. Suatu Pengantar
ke dalam Metodologi Pengajaran.
Salatiga: CV. Saudara
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Download