i KARYA TULIS ILMIAH EKSTRAK IKAN GABUS UNTUK

advertisement
KARYA TULIS ILMIAH
EKSTRAK IKAN GABUS UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN
LUKA PASCA BEDAH SESAR PADA NY.D UMUR 29 TAHUN
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SURYATI
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan
Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
FITRIYANI
NIM : B1301057
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAHGOMBONG
TAHUN 2016
i
ii
iii
iv
KARYA TULIS ILMIAH
EKSTRAK IKAN GABUS UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN
LUKA PASCA BEDAH SESAR PADA NY.D UMUR 29 TAHUN
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SURYATI¹
Fitriyani², Adinda Putri Sari Dewi, S.ST., M. Keb³
INTISARI
Latar belakang: Ikan gabus memiliki kandungan protein albumin yang tinggi.,
protein albumin memiliki berbagai manfaat seperti untuk peyembuhan luka, baik
luka bakar maupun setelah operasi. Ibu pasca bedah sesar harus memperhatikan
asupan makanan tinggi protein untuk proses penyembuhan, misalnya dengan
mengkonsumsi ekstrak ikan gabus.
Metode: Penelitian deskriptif kualitatif desain penelitian studi kasus teknik
pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Pengolahan data
dengan cara reduksi data, penyajian data kemudian mnarik ksimpulan.
Tujuan: Mengetahui seberapa efektif pemanfaatan ekstrak ikan gabus untuk
mempercepat penyembuhan luka pasca bedah sesar di BPM Suryati Desa
Bumirejo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen.
Hasil: Setelah 6 hari mengkonsumsi kapsul Ekstrak ikan gabus didapatkan hasil
luka sembuh dalam waktu kurang dari 10 hari.
Kesimpulan: Pemberian kapsul ekstrak ikan gabus dapat membantu
mempercepat penyembuhan luka jika diberikan pada waktu dan dosis yang tepat.
Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor sesuai dengan kondisi
yang di alami oleh seseorang.
Keywords
Kepustakaan
Jumlah halaman
: ekstrak, ikan gabus, luka, bedah sesar
: 28 literatur (2004-2015)
: xi + 43 halaman
¹Judul
²Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan
³Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong
v
SCIENTIFIC PAPER
CHANNA STRIATA FISH EXTRACT FOR ACCELERATION OF WOUND
HEALING AFTER CESAREAN SURGERY OF
MRS. D, A 29 YEAR-OLD MOTHER
IN PRIVATE MIDWIFERY CLINIC OF MIDWIFE SURYATI
AT PURING, KEBUMEN¹
Fitriyani², Adinda Putri Sari Dewi, S.ST., M Keb³
ABSTRACT
Background: Channa striata fish has a high albumin protein, and has many
benefits. Thi kind of protein has some benefits, such as to heal burns and surgery
wounds, including post-caesarean wound. Post-caesarean mother must pay
attention the intake of high-protein food for the healing process. For example, by
consuming channa striata fish extract.
Method: This scientific paper is a qualitative descriptive with a case study
approach. The data was obtained by having interview and oberation. The data
analysis was done by redution, presentation, and conclusion.
Objective: This study was to find out the effectiveness of channa striata fish
extract in accelerating the wound healing after cesarean surgery in private
midiwifery clinic of Midwife Suryati at Bumirejo, Puring, Kebumen.
Results : After having capsules of channa striata fish extract for 6 days, the
wound was fine in less than 10 days.
Conclusion: Channa striata fish extract can help accelerate wound healing when
given at the right time and dose. The wound healing process is influenced by
several factors, in accordance with the conditions experienced by a person.
Keyword
: Channa Striata, fish extract , wound, caesarea surgery
Bibliography
: 28 literatures ( 2004-2015 )
Number of pages : xi + 43 pages
¹ Title
² Student of Diploma III Program of Midwifery Dept
³ Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah Subhannahu Wataala (SWT), yang senantiasa
melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Ekstrak Ikan Gabus untuk
Mempercepat Penyemubuhan Luka Pasca Bedah Sesar di Bidan Praktek Mandiri
Suryati” Desa Bumirejo Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen. Karya tulis
ilmiah ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar ahli madya kebidanan.
Selama penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat bimbingan,
masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Madkhan Anis S.Kep, Ners selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Muhammadiyah Gombong,
2. Hastin Ika Indriyastuti, S.Si.T.,M.P.H. selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong,
3. Adinda Putri Sari D, S,ST., M. Keb selaku pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini
4. Bidan Suryati, Amd. Keb selaku pembimbing lahan yang telah banyak
membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini,
5. Orang tua tercinta, keluarga dan seseorang yang telah hadir dan menemani
perjuangan ini, yang telah memberikan dukungan baik materil maupun moril,
dorongan semangat dan doa yang tiada henti,
6. Semua teman-teman seangkatan, yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini,
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Menyadari adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, baik
pengetahuan maupun pengalaman tentunya karya tulis ilmiah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah yang
tidak berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua (Aamiin).
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Gombong , Mei 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................
i
Halaman Persetujuan .....................................................................................
ii
Lembar Pengesahan ..................................................................................... iii
Lembar Pernyataan........................................................................................ vi
Halaman Inti Sari ..........................................................................................
v
Abstrak .......................................................................................................... vi
Kata Pengantar ............................................................................................. vii
Daftar Isi ....................................................................................................... viii
Daftar Tabel ................................................................................................. ix
Daftar Gambar ..............................................................................................
x
Daftar Lampiran ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Tujuan .........................................................................................
4
C. Manfaat .......................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .............................................................................
6
1. Konsep Dasar Masa Nifas ......................................................
6
2. Konsep Perawatan luka Jahitan Post SC ................................ 17
3. Konsep Dasar Proses Penyembuhan Luka ............................. 19
4. Kandungan dan Manfaat Ikan Gabus ..................................... 25
B. Kerangka Teori............................................................................ 31
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 32
B. Tempat dan Waktu ...................................................................... 33
C. Subjek.......................................................................................... 33
D. Instrumen .................................................................................... 33
E. Teknik Analisa Data.................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ............................................................................................ 36
B. Pembahasan ................................................................................. 37
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 41
B. Saran ............................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Asuhan Kunjungan Masa Nifas Normal .........................................
Tabel 2. Perubahan Uterus Masa Nifas .........................................................
Tabel 3. Penyembuhan Luka Berdasarkan Waktu ........................................
Tabel 4. Komposisi gizi per 100 gram beberapa ikan tawar dan payau .......
Tabel 5. Kandungan Ikan Gabus ...................................................................
ix
8
10
25
27
28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Teori ............................................................................
x
31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lembar Konsultasi
Informed Consent
Lembar Observasi
Lembar SOP
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) saat ini masih
menjadi prioritas program kesehatan di Indonesia. Bidan sebagai pemberi asuhan
kebidanan memiliki posisi strategis untuk berperan dalam upaya percepatan
penurunan AKI dan AKB. Kematian wanita usia subur disebabkan hal berkaitan
dengan kehamilan.
Berdasarkan data WHO (World Health Organisation) untuk tahun 2010 AKI
di Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih tinggi
dibandingkan Vietnam (59/100.000), dan Cina (37/100.000). Ini menempatkan
Indonesia sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi asia, tertinggi ke-3 di
kawasan ASEAN dan salah satunya adalah infeksi yang hampir 50% (KeMenKes,
2012).
Berdasarkan
Survei
Demografi
Kesehatan
Indonesia
(SDKI)
2012,
menunjukkan bahwa secara nasional AKI di Indonesia adalah 359 per- 100.000
kelahiran hidup. Berdasarkan hasil tersebut dapat diperkirakan 20 orang per-jam
atau sekitar 20 ribu ibu meninggal per-tahun saat hamil, melahirkan, dan nifas.
AKI Provinsi Jawa Tengah sebesar 114,42 per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan AKB sebesar 10,37 per 100.000 kelahiran (Dinkes profinsi Jawa
tengah (Jateng), 2009). Adapun AKI Kebumen yaitu 42,581 per 100.000 kelahiran
hidup sementara untuk AKB masih relatif tinggi yaitu 8,85/1000 kelahiran hidup
1
2
(Rakesda, 2013). Tingginya angka kematian di Indonesia disebabkan oleh
persalinan sebesar 30,5%, infeksi sebesar 22,5%, pre-eklamsia atau eklamsia
17,5% dan anatesi sebesar 2% (Saifuddin, 2002).
Dari data diatas menunjukan bahwa angka kejadian infeksi di Indonesia cukup
tinggi, infeksi ini bisa disebabkan karena luka yang didapatkan pada proses persa
linan, baik luka perenium maupun luka pada proses persalinan secara sectio
cesarea. Adapun untuk proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu nutrisi, mobilisasi, status merokok, pola istirahat, proses laktasi,
faktor psikologis, medis dan terapi, serta perawatan pasca operasi sectio cesaria.
Kebutuhan paling utama yang harus dipenuhi oleh ibu post partum dengan
adanya luka adalah nutrisi yang baik untuk sistem imun dan penyembuhan luka.
Hal ini dikarenakan ada beberapa zat gizi yang memang sangat diperlukan untuk
mendukung sistem imun tubuh serta berperan penting dalam proses penyembuhan
luka. Nutrisi secara spesifik diperlukan untuk meningkatkan kekuatan luka,
menurunkan dehisensi luka, menurunkan kerentanan terhadap infeksi dan sedikit
menimbulkan parut. Simpanan nutrisi yang baik juga akan mempercepat
penyembuhan dan menurunkan angka infeksi. Nutrisi yang baik sangat penting
untuk mencapai keberhasilan penyembuhan luka. Namun, nutrisi disini harus
mematuhi rekomendasi diet seimbang dan bergizi tinggi. Bahan makanan yang
terdiri dari empat golongan utama, yaitu protein lemak, karbohidrat, dan
mikronutrien (vitamin dan mineral) penting untuk proses biokimia normal, yang
juga dapat membantu tubuh dalam meningkatkan mekanisme pertahanan
3
tubuh(sistem imun), dan pada akhirnya akan membantu proses penyembuhan luka
(Hanifah, 2009).
Tingkat konsumsi gizi yang baik dan benar diperlukan untuk proses
penyembuhan luka. Pada akhirnya, dengan pola konsumsi serta tingkat konsumsi
gizi yang baik, diharapkan proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan
sempurna, serta terhindar dari masalah infeksi postnatal karena luka pasca bedah
sesar (Purwaningsih, 2010).
Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan yang banyak digunakan oleh
masyarakat untuk proses penyembuhan luka terutama luka pasca operasi, luka
bakar dan setelah persalinan, karena kandungan utama dalam ikan gabus adalah
protein atau albuminnya yang cukup tinggi dan juga albumin merupakan protein
terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total plasma protein dengan nilai
normal 3,3 – 5,5 g/dl albumin juga didapatkan pada ruang ekstrasel 40% terdapat
pada plasma dan 60% ekstrasel (Nurpudji, 2007). Sedangkan salah satu faktor
proses percepatan penyembuhan luka yaitu membutuhkan protein tinggi yang
terdapat pada ikan gabus. Referensi pendukung memperlihatkan kukusan ikan
gabus dapat juga menyembuhkan penderita hipoalbumin (rendah albumin) yang
diikuti komplikasi penyakit seperti hepatitis, TBC, diabetes. Setelah diberikan
konsumsi ikan gabus diharapkan dapat mempercepat penyembuhan luka post
sectio cesaria sebelum hari ke 10 agar tidak terjadi infeksi, sehingga penggunaan
ikan gabus dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat khususnya ibu post partum
wilayah kerja di BPS Suryati Amd.Keb Desa Bumirejo Kecamatan Puring –
Kebumen. Mengingat mahal dan tidak mudahnya untuk mendapatkan ikan gabus,
4
sekarang sudah dapat ditemukan pengolahan ikan gabus secara modern yaitu
dengan kapsul ekstrak ikan gabus sehingga memudahkan untuk dikonsumsi dan
lebih ekonomis. Namun sayangnya kepercayaan masyarakat desa Bumirejo
terhadap mitos mengenai ikan gabus ini masih kental sehingga pemanfaatan ikan
gabus ini kurang diminati.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis memilih penulisan karya ilmiah
dengan judul “Ekstrak Ikan Gabus Untuk Mempercepat Penyembuhan Luka Pasca
Bedah Sesar di Bidan Praktek Mandiri Suryati” Desa Bumirejo Kecamatan Puring
Kabupaten Kebumen pada pasien Ny.D umur 29 tahun post SC (section cesaria)
hari keempat.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Memberikan asupan kapsul ekstrak ikan gabus untuk mempercepat
penyembuhan luka pasca bedah sesar pada Ny. D.
2. Tujuan khusus
Mengetahui karakteristik yang ada pada Ny. D yang berhubungan dengan
penyembuhan luka meliputi :
a. Usia
b. Gizi, pengetahuan, sosial ekonomi, lingkungan, dan penanganan petugas.
5
C. MANFAAT PENULISAN
1. Teoritis
Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi khususnya di
bidang ilmu kebidanan tentang fungsi, kegunaan dan manfaat ikan gabus
sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi luka post SC (Sectio cesaria) dan
membantu proses penyembuhan luka post SC (Sectio cesaria) pada masa nifas.
2. Praktis
Penulis dapat lebih memahami masalah yang dikaji,
memberikan
masukan bagi ibu nifas tentang perawatan luka post SC (Sectio cesaria) dan
konsumsi ikan gabus sebagai terapi untuk mempercepat penyembuhan luka
pasca operasi bedah sesar sehingga penulis dapat memberikan pengetahuan ini
kepada khalayak umum, baik secara langsung ataupun tidak langsung, dapat
menambah kepustakaan bagi yang membutuhkan referensi dalam bidang
pengaruh konsumsi ekstrak ikan gabus terhadap percepatan penyembuhan luka
pasca bedah sesar.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, Riduwan. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung:
Alfabeta.
Andy Nur A. S. (2005). Virgin Coconut Oil. Jakarta: Media Pustaka.
Ariana, A. P. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi Yogyakarta: Nuha Medika.
Arif Mansjoer, K. T., dkk. (2006). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arisanty, I. P. (2014). Konsep Dasar Menajemen Perawatan luka. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Asfar M, AB Tawali, M Mahendratta. (2014). Potensi Ikan Gabus (Channa
Striata) Sebagai Sumber Makanan Kesehatan Review. Universitas
Hasanuddin.
Boyle, Maureen. (2009). Pemulihan luka. Jakarta: EGC.
Dinkes. (2009). Pofil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2009. diperoleh Maret
2016 10-17.
Elisa. (2014). Hubungan antara Status Gizi Terhadap Proses Penyembuhan Luka
Post Secsio Cesaria Di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang. Jurnal
Keperawatan Maternitas, 2(1), 20-26.
Elok Widjianingsih , B. W. (2013). Hubungan Tingkat Konsumsi Gizi dengan
Proses Penyembuhan Luka Pasca Operasi Sectio Cesarea. Media Gizi
Indonesia, 9(1), 1-5.
Eni Retna Ambarwati, D. W. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Nuha
Medika.
Hanifa. 2005 Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Harian Fajar, Nurpudji Astuti. (2007). Penemu pil dari ikan Gabus. Kolom pesona
Hal 26,22-04-2012.
Marmi. (2015). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas " peuperium care ".
Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Morison, Moya. J. (2004). Manajemen Luka. Alih bahasa Tyasmono. A.
F. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Prawirohardjo, S. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Purwaninsih, Endang. (2010). Damapak gangguan Gizi Sejak Awal Kehamilan
Dalam Terjadinya Penyakit di Usia Dewasa: 23-32.
Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes.
Kudus: Nora Media Enterprise.
Saifudin, A. B. (2004). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta : JHPIEGO.
Somantri. (2007). Perawatan luka. http://irmanthea.com/2007/07/definisi-lukaadalah-rusaknya.html. diakses 25 April 2016 jam 00.30 WIB.
Suhardjo. (2008). Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2012). Statistik untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Sulistyo. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Sumarno. (2012). Albumin Ikan Gabus (Snakeheads fish) dan Kesehatan jurnal
Ilmiah Agri Bios, 10(1), 60-63.
Suprayitno, E. (2014). Profile Albumin fish cork (Ophichepalus striatus) of
different ecosystems International Journal of Current Reseach and
Academic Reveiw, 2(12), 201-208.
Suzzane C. Smaltzer. (2004). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta: EGC.
LEMBAR OBERVASI
KONSUMSI KAPSUL EKSTRAK IKAN GABUS DAN MEDIKASI
NO
TGL
1
2
3
29 APRIL 2016
30 APRIL 2016
1 MEI 2016
P
√
√
√
JADWAL
S
√
√
√
4
5
2 MEI 2016
3 MEI 2016
√
√
√
√
6
7
4 MEI 2016
5 MEI 2016
√
√
√
√
MEDIKASI
HASIL
√
Jam 15.00
WIB
Luka sudah kering
sedikit masih ada
peradangan di ujung
tepi luka, ada ruam
sedikit bekas plaster,
tidak basah, tidak
ada
pengeluaran
cairan seperti nanah,
masih sedikit ada
nyeri tekan, dan
jahitan
belum
diangkat atau dilepas
√
Jam 16.00
WIB
Hasil
luka baik
sudah kering, tidak
ada ruam plester
tidak ada peradangan
pengeluaran cairan
seperti nanah dan
tidak
ada
nyeri
tekan, jahitan sudah
dilepas.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PEMBUATAN KAPSUL EKSTRAK IKAN GABUS
NO
PERSIAPAN PERALATAN
1
Bak atau baskom
2 buah
2
Talenan
1buah
3
Pisau
4
Panci kukus sesuai ukuran
5
Air
6
Temometer air
1buah
7
freeze drier
1buah
8
Mesin penggiling makanan disc meal.
1buah
9
Timbangan gram
1buah
10
Timbangan untuk takaran obat
1buah
11
Mangkok berukuran sedang
3buah
12
Corong pisah
1buah
13
ayakan halus
1buah
14
Sendok takar
1 buah
15
Kompor Gas dan tabung
1 buah
BAHAN - BAHAN
1
Ikan gabus segar ukuran 1 kg
2
Cangkang kapsul sesuai kebutuhan
3
Antioksidan BHT
1buah
NO
1
2
LANGKAH - LANGKAH
Bersihkan ikan gabus (dibuang sisik, isi perut, insang, sirip, dan
kepala)
Cuci ikan yang sudah dibersihkan pada air yang mengalir hingga
bersih tidak terdapat darah dan lender
3
Ikan yang telah dibersihkan, ditiriskan kemudian ditimbang
4
Masukan ikan kedalam panci kukusan
5
Ikan dikukus pada suhu 70-800 C selama 50 menit dengan perbadingan
antara ikan dan air dengan perbandingan berat : volume yaitu 1 : ⅓
6
Setelah dikukus, ikan didinginkan kemudian ditimbang lalu dipisahkan
dari kulit dan tulangnya
Daging ikan disuir-suir kemudian ditimbang
7
8
9
10
11
12
13
14
Air sisa pengukusan dicampurkan dengan suiran-suiran ikan lalu
diekstrak cairannya sampai adonan tersebut agak kering
Cairan yang keluar dari adonan tersebut dicampurkan dengan pelarut
heksan dengan perbandingan volume : volume yaitu 1 : ¼ untuk
memisahkan lemak kemudian dipisahkan dengan menggunakan corong
pisah
Tambahkan antioksidan BHT dengan perbandingan 0,02% dari volume
ekstrak ikan kemudian ditimbang
Keringkan dalam freeze drier selama + 24 jam
Adonan yang telah memadat dan benar-benar kering lalu
dihancurkan/digiling dengan menggunakan alat disc meal.
Ayak dengan ayakan halus (80 mesh) lalu ditimbang.
Siapkan cangkang kapsul kemudian masukan ekstrak ikan gabus yang
sudah diayak dengan takaran 500 gram per kapsul kedalam cangkang
kapsul
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PEMBERIAN KAPSUL EKSTRAK IKAN GABUS
1. Pengertian
Memberikan pengobatan dengan kapsul ekstrak ikan
gabus, guna mendapatkan hasil yang optimal
2. Tujuan
 Membantu mencukupi kebutuhan gizi
 Membantu mempercepat penyembuhan luka
 Sebagai acuan pemberian kapsul ekstrak ikan
gabus
3. Kebijakan
Klien yang memerlukan kebutuhan tinggi protein
albumin
4. Prosedur
PEPERSIAPAN
ALAT :
1. Obat kapsul ektrak ikan gabus,
2. Gelas dengan air minum
3. Lap bersih/tisu
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu klien
2. Menyiapkan obat
3. Mencuci tangan
4. Memeriksa kembali obat yang telah disiapkan
meliputi nama, dosis,aturan pakai dan tanggal
kadaluarsa
5. Memberikan langsung obat kepada pasien dan
ditunggu sampai obat tersebut betul-betul ditelan
habis oleh pasien
6. Observasi respon pasien
7. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
8. Mencuci tangan
Download