information literacy - E-Jurnal FISIP Universitas Lampung

advertisement
PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI
GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY)
(Studi di SMP Negeri 1 Jatiagung Lampung Selatan)
Oleh:
Sugiyanta
[email protected]
ABSTRAK
Sumber daya manusia dalam masyarakat informasi dapat diketahui dari tingkat
kesadaran, pemahaman, pengetahuan, dan pendayagunaan teknologi informasi dan
komunikasi yang disebut literasi informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, konsep-konsep literasi informasi mengalami penambahan
kompetensi yang ditekankan pada penggunaan teknologi. Perkembangan teknologi
dewasa ini, terutama internet, telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan. Sesuai dengan uraian terdahulu,
maka tujuan dari kegiatan penulisan ini adalah memberikan pemahaman kepada para
guru-guru SMP mengenai pentingnya keterampilan information literacy dalam
rangka menggunakan informasi untuk kepentingan pembelajaran. Berdasarkan tabel
di atas, secara keseluruhan focus observasi terhadap guru masih ada kekurangan dan
belum bisa dikatakan berhasil yang dilaksanakan dengan diklat pada hari pertama
atau atau tindakan I. guru masih malu-malu untuk mengajukan pertanyaan kepada
peneliti. Kriteria penilaian 70% hasil ini mununjukan bahwa aspek yang diamati
oleh penulis kepada guru belum di katakana baik karena pengamatan masih jauh dari
sempurna. Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan focus observasi terhadap
guru peserta diklat mulai menunjukan hasil yang diharapkan dan sudah menunjukan
hasil yang baik. Guru sudah mampu untuk memanfaatkan literasi informasi,
meskipun masih ada sedikit kekurangan, dari hasil observasi Tindakan II hasil 95 %
dapat disimpulkan diklat pemanfaatan literasi informasi sudah dapat dikatakan
mengalami kemajuan dan berhasil, karena hasil penelitian mengalami peningkatan
dari Tindakan pertama.
Kata kunci: Literasi informasi
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menjadi penentu utama
timbulnya konsep masyarakat informasi. Dengan berbagai kemajuan pada saat ini, sumber
informasi yang tersedia pun semakin banyak. Jika sebelumnya para pelajar lebih banyak
menggunakan buku teks sebagai sumber informasi utama, maka pada saat ini para pelajar
juga dapat menggunakan sumber informasi lainnya seperti media cetak maupun elektronik,
serta internet. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, konsepkonsep literasi informasi mengalami penambahan kompetensi yang ditekankan pada
penggunaan teknologi. Setelah Kementerian Pendidikan Nasional merancang kurikulum
nasional berbasis kompetensi untuk semua tingkat pendidikan, para guru mulai mendorong
para siswa untuk meningkatkan rasa ingin tahunya dan mencari jawaban dari berbagai
pertanyaan dengan menggunakan berbagai sumber informasi.
458 | PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016
Kurikulum baru tersebut memerlukan penerapan keterampilan information literacy.
Oleh karena itu Kementerian Pendidikan Nasional telah menyatakan dalam kurikulum
tersebut bahwa para siswa harus mempelajari ICT (information and communication
technology). Ernest Boyer (1977) menyatakan bahwa memberdayakan peran informasi
merupakan tujuan utama dari pendidikan. Dengan demikian pendidikan harus dapat
memberdayakan semua orang yang berkecimpung dalam dunia pendidiakan untuk mengubah
informasi menjadi pengetahuan baru.
Perkembangan teknologi mempunyai peran yang sangat penting bagi kemajuan dalam
dunia pendidikan. Pengetahuan yang berhubungan langsung dengan informasi sangat
dibutuhkan peserta didik untuk memenuhi kebutuhan dalam mendukung efektivitas belajar.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sebuah tindakan literasi informasi.
Pemanfaatan teknologi informasi adalah penggunaan computer dan perangkat lunak
untuk mengolah informasi. Untuk memenuhi kebutuhan informasi seseorang mencari
informasi dengan menggunakan berbagai media informasi, salah satunya melalui media
internet. Internet telah semakin luas digunakan dalam berbagai bidang, seperti kepentingan
bisnis dan ekonomi, pemerintahan, termasuk bidang pendidikan. Para siswa pun dapat
menggunakan internet untuk melakukan studi pustaka untuk mendukung kegiatan akademik
seperti rriengerjakan tugas sekolah ataupun sumber belajar. Di Indonesia pun internet telah
menjadi sumber informasi akademik yang banyak digunakan oleh para mahasiswa.
Keterampilan memilih dan menggunakan sumber informasi ini disebut sebagai
kemampuan information literacy, yang berarti pengguna informasi memiliki kemampuan
yang baik dalam menilai sumber informasi, dan bersikap kritis terhadap apa yang mereka
baca dari berbagai sumber informasi. Pada aldiirnya khalayak dapat mengambil manfaat
positif dari sumber-sumber informasi tersebut, dan meminimalkan dampak negatifnya.
Melihat kenyataan di atas, kami terpanggil untuk memberikan sumbangan pemikiran berupa
penulisan entang pentingnya para guru-guru SMP memiliki keterampilan information literacy
sehingga dapat memilih dan menggunakan berbagai sumber informasi dengan baik.
Seperti .telah diuraikan di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah banyaknya
informasi yang dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan mudah pada saat ini, namun
tidak semua informasi tersebut dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran bagi siswa
dan guru. Di sisi lain, masih terdapat guru-guru yang memiliki kemampuan information
literacy yang kurang memadai. Oleh karena itu para guru perlu diberikan pemahaman
mengenai pentingnya keterampilan information literacy ketika mengakses dan menggunakan
informasi sehingga mereka dapat memilih dan menggukan informasi secara lebih cerdas
untuk pembelajaran.
Sesuai dengan uraian terdahulu, maka tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah
memberikan pemahaman kepada para siswa dan guru mengenai pentingnya keterampilan
information literacy dalam rangka menggunakan informasi untuk kepentingan
pembelajaran.
Setelah kegiatan ini dilaksanakan, maka diharapkan terjadi perubahan-perubahan
yang lebih baik (positif) dalam hal keterampilan memilih sumber informasi, mengevaluasi
dan menggunakan informasi dari berbagai sumber bagi para siswa dan guru. Secara lebih
jelasnya, setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan para siswa dan guru akan
lebih memahami mengenai pentingnya memilih sumber informasi yang baik untuk
kepentingan pembelajaran.
Tinjauan Pustaka
A. Information Literacy
Menurut The Association of College & Research Libraries (ACRL), information
literacy didefinisikan sebagai: "the set of skills needed to find, retrieve, analyze, and use
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016| 459
information." Menurut defmisi tersebut, information literacy adalah seperangkat
keterampilan yang dibutuhkan untuk menemukan, menelusuri, menganalisis, dan
menggunakan informasi.
Konsep information literacy menurut Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
(http://perpuspedia.digilib.pnri.go.id/index.php/Information Literacy), information literacy
dapat diterjemahkan sebagai keberaksaraan informasi atau kemelekan informasi. Di dalam
bidang perpustakaan dan informasi, keberaksaraan informasi ini segera dikaitkan dengan
kemampuan mengakses dan memanfaatkan secara benar sejumlah besar informasi yang
tersedia di Internet. Prinsip kegiatan yang hendak dikembangkan melalui program-program
information literacy, yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat pengguna dalam:
• Menetapkan hakikat dan rentang informasi yang dibutuhkan
• Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien
• Mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis
• Menggunakan informasi untuk keperluan tertentu
Pada saat ini terdapat berbagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk
pembelajaran, selain sumber informasi yang konvensional seperti buku atau jurnal. Media
juga menjadi salah satu sumber informasi yang penting, termasuk di dalamnya media televisi,
radio, surat kabar, dan yang paling mutakhir adalah Internet. Terdapat hubungan yang erat
antara information literacy dan media literacy karena media literacy merupakan bagian dari
information literacy.
B. Media Literacy
Media literacy penting bagi semua kalangan khalayak media, dari anak-anak, remaja,
hingga orang dewasa. Akan tetapi, karena pada usia tertentu anak-anak mengalami kesulitan
membedakan dunia nyata dan dunia media, dan mereka juga rawan terhadap pengaruh media
terhadap perilakunya, maka kemampuan media literacy ini terutama penting bagi anak-anak.
Di sinilah pentingnya media literacy karena sebenarnya apa yang kita lihat dari media
bukan pesan yang sebenarnya. Media sering kali memberikan pesan yang tersembunyi (layers
of meanings). Jika kita sebagai khalayak menyadari hal ini, maka kita akan lebih mudah
mengontrol pesan yang kita inginkan.
Oleh karena itu, media literacy merupakan keterampilan informasi dan komunikasi yang
responsif terhadap perubahan sifat informasi dalam masyarakat.
Pada saat ini di media lebih banyak tefsedia acara-acara infotainment dan penurunan
nilai berita yang objektif, netral, dan reliabel. Oleh karena kecenderungan itu, warga negara
yang bertanggung jawab perlu memiliki kemampuan untuk mempertanyakan akurasi dan
otentisitas dari informasi dalam semua bentuknya, tidak hanya tercetak. Mereka perlu
memiliki kemampuan untuk membuat tanggapan kritis terhadap informasi yang mereka
terima. Namun media literacy tidak sekedar mengkonsumsi informasi. Individu yang media
literate mampu untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan
informasi dalam berbagai bentuknya termasuk cetak dan non cetak.
C. Ketrampilan Teknologi Informasi
Ada kesepakatan yang jelas dan luas dikalangan masyarakat dan pendidik bahwa semua
peserta didik harus mahir menggunakan computer atau literasi computer. Namun
menggunakan teknologi informasi menghabiskan banyak biaya. Situasi tersebut tampaknya
merupakan gagasan yang samar-samar agar literasi computer benar-benar terwujud.
Teknologi pendidikan menjelaskan apa yang harus ketahui dan yang mampu dilakukan
dengan teknologi. Mereka menganjurkan mengintegrasikan ketrampilan computer dan
menyatakan bahwa ketrampilan computer tidak harus diajarkan untuk menerapkan
ketrampilan computer.
460 | PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016
Mengajar ketrampilan teknologi informasi memerlukan sebuah pendekatan terpadu.
Pendekatan tersebut merupakan langkah penting yang membutuhkan pemecahan dan usaha
agar proses pengajaran dapat berjalan dan tujuannya tercapai. Ketramipan teknologi
informasi dapat diintegrasikan secara efektif apabila ketrampilan yang diajarkan berhubungan
dengan:
1. Konten kurikulum dan tugas kelas, dan
2. Suatu model informasi logis dan sistematis proses.
Literasi informasi terkait dengan kompetensi professional dan membekali ketrampilan
terhadap lulusan secara luas ke semua aspek kehidupan. Banyak peserta didik yang
mengandalkan internet untuk mencari berbagai sumber informasi, tanpa menggunakan
strategi penelusuran informasi. Literasi informasi merupakan ketrampilan yang diperoleh
untuk mempelajari, menyintesis, mempraktikkan, dan menerapkan.
Ketrampilan yang dibutuhkan merupakan kompetensi dasar yang diasumsikan dikuasai
setiap peserta didik. Peserta didik harus bertanggung jawab meningkatkan ketrampilan ini
jika merasa masih kurang atau belum memiliki. Jika dalam kelas-kelas teknologi informasi
ternyata diketahui belum memiliki ketrampilan dasar teknologi informasi, literasi informasi,
sangat mungkin peserta didik yang bersangkutan akan ketinggalan proses pembelajarannya.
D. Internet Sebagai Sumber Informasi
a. Sumber Informasi
Sumber informasi yang berupa dokumen dapat berbentuk buku, jurnal, majalah dan
hasil-hasil penelitian. Sementara itu sumber informasi mendokumen adalah manusia, yakni
teman, pustakawan, pakar, atau spesialis informasi. Sumber informasi terdapat pada manusia,
organisasi, dan literatur.
b. Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi adalah kesenjangan dalam pengetahuan seseorang yang dialami
pada tingkat kesadaran tertentu sebagai pertanyaan yang timbul untuk mendapatkan jawaban.
Ritz (2004). Untuk mengetahui kebutuhan informasi, seseorang hanya dapat ditemukan
melalui proses deduksi dari perilaku atau melalui laporan dari orang yang melakukannya.
c.
Internet sebagai sumber informasi
Dalam hal ini internet juga tidak lepas dari penggunaan computer sebagai alatnya.
Dengan demikian computer suadah mulai memengaruhi semua aspek yang ada khusunya di
bidang pendidikan.
Sedangkan situasi di Indonesia, dalam hal ini Kemenristek, sudah mulai menyediakan segala
fasilititas yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi di bidang informasi. dimana tingkat
konektivitas internet sudah cukup baik, dan akses terhadap internet melalui warnet pun
mudah dilakukan dengan biaya yang terjangkau oleh mahasiswa, dan tingkat penggunaan
internet yang cukup baik dapat menghasilkan temuan yang berbeda.
I.
Metode Kegiatan
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah mengenai kurangnya pemahaman para guru mengenai
manfaat keterampilan information literacy, maka perlu diadakan suatu penyuluhan.
Pendekatan yang akan kami lakukan adalah dengan memberikan pembelajaran atau
pengetahuan tentang manfaatnya lietrasi informasi, guru memiliki kemampuan melek
informasi, atau bersikap kritis terhadap sumber informasi. Dengan demikian, diharapkan para
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016| 461
guru akan dapat memilih dan menggunakan berbagai sumber informasi dengan lebih baik
untuk keperluan pembelajaran.
Dengan demikian, metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
1. Menyampaikan materi yang telah disiapkan dengan metode ceramah dan peserta diklat
mendengarkan serta menyimak materi yang diberikan.
2. Setelah memberikan ceramah untuk memperdalam materi yang telah disampaikan,
dilanjutkan dengan diskusi mengenai materi ceramah, yaitu peserta dipersilakan bertanya
mengenai materi yang telah disampaikan dan menanyakan tentang masalah-masalah yang
mereka alami, dan akan diberikan penjelasan.
B. Khalayak Sasaran
Pelatihan ini diberikan kepada para guru di SMP Negeri 1 Jatiagung Lampung
Selatan. Penting bagi para guru untuk memiliki keterampilan information literacy ini karena
pada saat ini terdapat begitu banyak sumber informasi. Akan tetapi tidak semua sumber
informasi tersebut dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Oleh karena itu para
guru perlu memiliki kemampuan untuk menilai berbagai informasi yang diperoleh dan dapat
memilih informasi yang berasal dari sumber yang dapat dipercaya kredibilitasnya.
Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah guru-guru semua mata pelajaran
dengan jumlah 20 orang yaitu guru laki-laki berjumlah 6 orang dan perempuan sebanyak 14
orang.
METODE
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode-metode berikut:Metode
ceramah, yaitu dengan memberikan penjelasan dengan berbicara, agar para guru memperoleh
pengetahuan wawasan tentang manfaat Literasi Informasi sebagi metode pembelajaran di
kelas. Metode inim digunakan untuk menyamapaikan materi pelatihan yang bersifat kognitif
seperti teori-teori, onsep-konsep, prinsip-prinsip serta langkah-langkah dalam pemanfaatan
literasi informasi. Dalam pelaksanaan metode ini digunakan waktu sebanyak 40% untuk
ceramah atau penyampaian materi, sedangkan sisanya 60% digunakan untuk praktek, diskusi
dan Tanya jawab.
Dalam metode ini, kegiatan utama yang dilaksanakan adalah pembimbingan dan
pelatihan,diskusi dan Tanya jawab kepada para guru-guru peserta untuk menerapkan atau
mengaplikasikan materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya. Kegiatan ini antara lain
berupa pemberian pemahaman tentang materi literasi informasi, dan praktek serta
pembimbingan pemanfaatan literasi informasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil test materi yang disampaikan kepada para peserta pelatihan
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Untuk kelompk mater secara keseluruhan hasil tes penguasaan materi terhadap para
peserta (guru) masih ada kekurangan dan belum bisa dikatakan berhasil yang
dilaksanakan dengan pelatihan pada hari pertama atau. guru masih malu-malu untuk
mengajukan pertanyaan kepada peneliti. Kriteria penilaian 70% hasil ini mununjukan
bahwa aspek yang diamati oleh peneliti kepada guru belum di katakan baik karena
pengamatan masih jauh dari sempurna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
proses pelatihan yang dilakukan pada hari pertama dengan materi pengertahuan
teknologi informasi masih banyak kekurangannya. Pada dasarnya guru masih terfokus
pada proses pembelajaran belum mengalpikasikan metode pembelajaran yang
mengaplikasikan dengan teknologi informasi. Oleh karena itu, untuk menghindari hal
yang sama pada pertemuan berikutnya, maka pelatihan harus diawali pembahasan
462 | PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016
materi dengan mengembangkan topik yang dapat menarik perhatian guru, menggali,
memunculkan dan mengembangkan konsep serta menggunakan teknologi yang
mudah dipahami oleh para guru.
Adapun kelemahan yang dialami oleh guru dalam penerapan literasi informasi, yaitu
guru sulit mengikuti, karena guru belum terbiasa dengan menggunakan teknologi
informasi. Karena pada dasarnya guru hanya ingin memanfaatakan apa yang ada di
ruang kelas saja, bukan mencari pengetahuan atau ilmu sendiri, guru masih malu
untuk mengakui bahwa dia tidak menguasai teknologi informasi.
2. Berdasarkan penguasaan materi, secara keseluruhan peserta diklat mulai menunjukan
hasil yang diharapkan dan sudah menunjukan hasil yang baik. Guru sudah mampu
untuk memanfaatkan literasi informasi, meskipun masih ada sedikit kekurangan, dari
hasil post test hari ke II hasil 95 % dapat disimpulkan diklat pemanfaatan literasi
informasi sudah dapat dikatakan mengalami kemajuan dan berhasil, karena hasil
penelitian mengalami peningkatan dari tindakan pertama.
Setelah dievaluasi yang dilakukan, maka kegiatan yang dilakukan pada diklat hari ke
II ini telah menunjukan adanya kemajuan dan peningkatan yang berarti bagi guru,
dalam proses belajar mengajar. Kemajuan atau peningkatan tersebut dapat dilihat dari
perubahan-perubahan cara mengajar guru yang mulai memanfaatkan teknologi
informasi dengan mengembangkan konstruksi relasi, yaitu mulai dari pemilihan topik
sampai mengangkat isu/masalah. Guru juga telah mampu menggunakan penelusuran
masalah melalui literasi informasi. Selain itu, kemajuan dapat dilihat pula dari
peningkatan keaktifan guru selama proses diklat berlangsung, baik aktivitas
menyimak, bertanya, dan menggunakan computer untuk menlusur informasi.
3. Untuk bagian materi yang bersifat penguasaan ketrampilan praktis, sampai
berkahirnya kegiatan ini belum dapat dikeathui secara pasti, karena untuk mengetahui
tingkat ketrampilan para peserta secara nyata dalam praktek dibutuhkan waktu
berulang ulang dan memakan waktu yang cukupa lama, karena menyangkut
kemampuan masing-masing peserta dalam menggunakan perangkat teknologi.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka diperoleh kesimpulan umum bahwa
dengan pemanfaatan literasi informasi bagi guru-guru SMP Negeri 1 Jatiagung Lampung
Selatan, dapat meningkatkan pengetahuan teknologim informasi, serta meningkatkan
aktivitas belajar siswa di kelas.
Disamping kesimpulan tersebut umum tadi, peneliti juga memberikan kesimpulan khusus
diantaranya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa:
1. Guru berusaha membangun suasana kelas yang demokratis, kondusif, aktif dan
menyenangkan, misalnya dengan memanfaatan teknologi dalam pembelajaran dikelas.
Maka dari itu guru berusaha lebih professional lagi dalam menggunakan teknologi karena
perannya sebagai fasilitator maupun sebagai guru di kelas.
2. Guru berusaha mendalami teknologi informasi untuk dipakai dalam metode pembelajaran
khususnya pemanfaatan literasi informasi. Hal ini dapat membuat guru termotivasi untuk
lebih mengembangkan pengetahuannya.
3. Guru berusaha aktif dalam memotifasi siswa untuk lebih terampil dalam menggunakan
teknologi. Selain itu memotivasi guru untuk menciptakan suasana kelas yang demokratis,
aktif, dan kondusif sehingga proses belajar mengajar menjadi menarik dan aktif. Dalam
hal ini guru berusaha meningkatkan kreatifitas terutama dalam hal pemilihan metode
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016| 463
mengajar maupun media yang berbeda dan menarik, sehingga guru lebih fokus dalam
penyampaian materi yang diberikan, proses belajar mengajar pun akan lebih
menyenangkan.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa saran yang mudahmudahan dapat bermanfaat, diantaranya yaitu:
a. Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas teknologi informasi, seperti jaringan
internet, computer; memperbaiki fasilitas/sarana dan prasarana karena hal tersebut
sangat menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar, agar proses pembelajaran
berjalan dengan baik.
b. Guru hendaknya berusaha membangun suasana kelas yang demokratis, kondusif, aktif
dan menyenangkan, misalnya dengan memanfaatan teknologi dalam pembelajaran
dikelas. Guru hendaknya berusaha lebih professional lagi dalam menggunakan
teknologi karena perannya sebagai fasilitator maupun sebagai guru di kelas. Guru
hendaknya berusaha mendalami teknologi informasi untuk dipakai dalam metode
pembelajaran khususnya pemanfaatan literasi informasi.
DAFTAR REFERENSI
Kriyantono, R. (2006), Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta.
Setiyadi, Mas Wigrantoro R. (2003), Promoting Internet Policy and Regulatory Reform in
Indonesia, Status of Information and Communication Technology Development in
Indonesia, Assesment Report, Februari 2003.
Singarimbun, M dan Effendi, S. (1989), Metode Penelitian Survei, Eedisi Revisi, LP3ES,
Jakarta.
Sulistyarini, D & Lestari, B. (2007), Pengaruh Technology Characteristics, Individual and
Group, Task Characteristics dan Sikap ketika Menggunakan Collaboration
Technology terhadap Penerapan Collaboration Technology Internet Content Filter,
Laporan Penelitian, Universitas Lampung.
Septiyantono, Tri (2014), Literasi Informasi, Universitas Terbuka, Jakarta.
464 | PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016
Download