Pengelola Keuangan Negara Harus Berupaya Raih WTP Badan

advertisement
Ketua BPK: Pengelola Keuangan Negara Harus Berupaya Raih WTP
deuniv.blogspot.co.id
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menegaskan, pengelolah keuangan negara harus
berupaya memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP). Agar bisa memperoleh hal
tersebut, pengelolaan keuangan negara harus dilaksanakan secara terbuka, bertanggung jawab,
dan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.
"Pengelola keuangan negara harus berupaya meraih opini WTP atas laporan
keuangannya dan mengelola keuangan negara secara ekonomis, efisien, dan efektif," kata
Ketua BPK Harry Azhar Aziz, di Gedung DPR, Jakarta, Senin 5 Oktober 2015.
Harry Azhar Azis juga menyatakan bahwa efektivitas dari hasil pemeriksaan lembaga
tinggi negara itu akan tercapai jika laporan hasil pemeriksaan ditindaklanjuti oleh entitas yang
diperiksa.
Azhar Aziz menuturkan, telah terjadi perbaikan dengan meningkatnya opini WTP.
"Namun, perlu kami informasikan bahwa tantangan pemerintah pada 2015 adalah penerapan
basis akrual pada pelaporan keuangan sesuai PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah," ujar dia.
"Perubahan basis akuntansi dari kas menuju akrual ke akrual penuh ini dapat
berdampak pada kualitas akuntabilitas keuangan pemerintah. Oleh karena itu, perlu dukungan
DPR untuk kesiapan pemerintah dalam pelaporan keuangan berbasis akrual tersebut," tambah
Azhar Aziz.
Dalam rapat paripurna ini, Azhar Aziz memamerkan BPK telah ditunjuk sebagai
external auditor pada Badan Tenaga Atom Dunia di bawah PBB, pada Sidang Umum di Wina
Austria. Menurut dia, hal ini merupakan prestasi dalam sejarah BPK, karena untuk pertama
kalinya BPK ditunjuk sebagai eksternal auditor.
"Pengakuan internasional ini akan semakin memacu semangat kami untuk terus
menjalankan tugas-tugas pemeriksaan agar tetap menjadi lembaga yang kredibel dan
memberikan nilai serta manfaat bagi perbaikan pengelolaan keuangan negara," tandas Azhar
Aziz.
Sumber berita:
1. http://news.liputan6.com, Ketua BPK Pengelola Keuangan Negara Harus Berupaya Raih
WTP, Selasa 6 Oktober 2015.
2. http://finansial.bisnis.com, BPK Pengelola Keuangan Negara Harus Kejar Opini WTP,
Senin, 5 Oktober 2015.
Catatan Berita:
 Opini BPK merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria
yakni kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan
(adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas
sistem pengendalian intern.
 Terdapat empat jenis opini yang dapat diberikan oleh pemeriksa, yakni Wajar Tanpa
Pengecualian, Wajar Dengan Pengecualian, Tidak Wajar, dan Tidak Menyatakan Pendapat.
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (biasa disingkat WTP) adalah opini audit yang akan
diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah
saji material. Jika laporan keuangan diberikan opini jenis ini, artinya auditor meyakini
berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, perusahaan/pemerintah dianggap telah
menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada
kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan.
Selain opini WTP ada pula opini WTP Dengan Paragraf Penjelasan (biasa
disingkat WTP-DPP). Opini WTP-DPP dikeluarkan karena dalam keadaan tertentu auditor
harus menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporannya. Ada beberapa keadaan
yang menyebabkan ditambahkannya paragraf penjelasan. Keadaan itu, misalnya, adanya
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi, adanya keraguan tentang kelangsungan
hidup lembaga pengelola keuangan. Selain itu, bisa juga karena auditor setuju dengan suatu
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan atau adanya penekanan atas suatu hal. Dan bisa juga karena laporan audit yang
melibatkan auditor lain.
Peraturan yang dipakai dalam hal terkait opini BPK adalah:
1. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Pasal 16 ayat 1: Opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran
informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria
(i) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan
(adequate disclosures), (iii) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv)
efektivitas sistem pengendalian intern. Terdapat 4 (empat) jenis opini yang dapat diberikan
oleh pemeriksa, yakni (i) opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), (ii) opini
wajar dengan pengecualian (qualified opinion), (iii) opini tidak wajar (adversed opinion),
dan (iv) pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer of opinion).
2. Selain itu BPK telah mengatur lebih teknis pemeriksaan dalam peraturan BPK No. 1 Tahun
2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Download