analisis makna kalimat prediksi “ ~hazu” dan “ ~kamoshirenai”

advertisement
ANALISIS MAKNA KALIMAT PREDIKSI “ ~HAZU” DAN “ ~KAMOSHIRENAI”
DALAM BAHASA JEPANG
JURNAL ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora
ZASKIA AYUNDA LUKIETTA
(0906535731)
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
UNIVERSITAS INDONESIA
2013
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
ANALISIS MAKNA KALIMAT PREDIKSI “ ~HAZU” DAN “ ~KAMOSHIRENAI”
DALAM BAHASA JEPANG
Zaskia Ayunda Lukietta
ABSTRAK: Dalam linguistik bahasa Jepang, terdapat berbagai macam
cara atau kombinasi kata untuk mengungkapkan sebuah kalimat prediksi.
Dalam memprediksi suatu hal, ada kalanya masyarakat Jepang
menggunakan dua bentuk kata yaitu “~hazu” dan “~kamoshirenai” yang
masing-masing mempunyai arti kata “seharusnya~” dan “mungkin~”.
Namun, penggunaan kalimat prediksi itu sendiri tidak terbatas dengan
hanya menggunakan dua kombinasi kata tersebut, tetapi juga bisa
menggunakan kata-kata lainnya untuk mendukung pengungkapan suatu
pernyataan. Artikel ini pembahasannya menekankan pada penggunaan
kombinasi “~hazu” dan “~kamoshirenai” yang mencakup pengertian
dan intensitas kepastian pembicara dari kedua kata prediksi tersebut.
Kata Kunci: linguistik bahasa Jepang, hazu, kamoshirenai, kalimat
prediksi
ABSTRACK: In Japanese linguistic, there are varies of way or
combinations for words to express a prediction sentence. In
predicting some things, there is some times Japanese people use two
kinds of words, and those are “~hazu” and “~kamoshirenai” that has
a meaning "it has to be~" and "probably~" in each words. However,
the use of that prediction sentence itself cannot be limited just by
using two combinations of those words, but we can also use another
words to support expressing a statement. This article's is
emphasizing the combination on “~hazu” and “~kamoshirenai” that is
including the meaning and the intensity of the certainty from the
speaker of those prediction words.
Keywords:
statement
Japanese
linguistic,
hazu,
kamoshirenai,
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
prediction
1.
PENDAHULUAN
Dalam bahasa Jepang, untuk mengatakan bahwa sesuatu yang “mungkin” akan terjadi
atau “mungkin” sudah terjadi, kita menggunakan kata “~kamoshirenai”, yang didahului dengan
bentuk biasa dalam bahasa Jepang (baik untuk kata kerja, kata benda, ataupun kata sifat).
Walaupun sebenarnya masih ada ungkapan “mungkin” lainnya seperti “tabun~”, “~darou”,
“~deshou”, dan lain-lain. Dalam bahasa Jepang, pembicara yang menggunakan kata
“~kamoshirenai”, mengungkapkan bahwa pembicara tersebut kurang dari 90% yakin atas
prediksinya tersebut, bahkan tingkat kepastiannya bisa diperkirakan hanya sekitar 50%. Begitu
juga dengan penggunaan “~hazu”, pada dasarnya penggunaan kata “~hazu” ini sendiri memiliki
arti “harus” atau “seharusnya”, sehingga pembicara yang menggunakan kata ini sekitar 90%
yakin akan prediksinya dengan menggunakan kata “~hazu” tersebut.
Penggunaan kedua kata “~kamoshirenai” dan “~hazu” ini cenderung memiliki makna
“menebak-nebak”, atau bisa dibilang pembicara tidak menjamin kata-katanya itu akan benarbenar terjadi atau tidak. Penggunaan kata “~kamoshirenai” memiliki unsur menebak, hanya
saja tingkat kepastian dari penggunaan kata “~kamoshirenai” yang diungkapkan lebih kecil
daripada “tabun”, dan lebih besar daripada “darou” juga “deshou”, dan biasanya pembicara
tidak atau belum mengetahui fakta yang sebenarnya saat dia menggunakan kata ini. Sedangkan
penggunaan “hazu” lebih seperti ungkapan perkiraan yang pembicara yakin akan prediksinya
itu akan terjadi, walaupun kadang kala hasilnya bisa saja berbeda. Kesalahan hasil atau
kesimpulan dari penggunaan kedua kata “~hazu” dan “~kamoshirenai” ini sudah biasa, karena
memang kedua kata ini dipakai saat orang hendak memprediksi sesuatu.
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
Dari penjelasan mengenai penggunaan kata “~hazu” dan “~kamoshirenai” ini, penulis
memilih untuk menganalisisnya karena kedua kata ini merupakan kata yang produktif, dan
biasanya jika orang Jepang berada dalam percakapan dalam jangka waktu yang panjang, kedua
kata ini pasti muncul saat mereka ingin memprediksikan sesuatu. Oleh karena itu, berdasarkan
penjabaran mengenai penggunaan “~kamoshirenai” dan “~hazu” diatas, pertanyaan penelitian
jurnal ini mencakup bagaimana intensitas kepastian pembicara dari penggunaan kata
“~kamoshirenai” dan “~hazu” dengan variasi kata adverbia prediksi lainnya seperti “kitto”, dan
tabun “tabun”. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar intensitas
kepastian pembicara saat mereka menggunakan kata-kata yang mengandung unsur prediksi
seperti “~kamoshirenai” dan “~hazu”.
Dalam upaya memperkaya data yang akan dianalisis, pengumpulan data penelitian
menggunakan teknik studi kepustakaan dengan mengambil acuan dari berbagai buku yang
berkaitan dengan semantic secara umum, dan juga dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada orang-orang Jepang melalui jejaring sosial.
2.
PENGGUNAAN KALIMAT PREDIKSI “~ KAMOSHIRENAI” DAN “~HAZU”
Linguistik menurut Edward Finegan adalah
Linguistics can be defined as the systematic inquiry into human language—
into its structures and uses and the relationship between them, as well as
into the development and acquisition of language. The scope of linguistics
includes both language structure (and its underlying grammatical
competence) and language use (and its underlying communicative
competence). (2008 : 22)
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
Berawal dari pengertian diatas, untuk memperdalam suatu bahasa asing, kita juga harus
memperdalam bagaimana seharusnya penggunaan bahasa asing tersebut dalam bahasa seharihari mereka, juga yang mereka aplikasikan ke dalam budayanya, karena bahasa merupakan
salah satu aspek dari budaya.
Finegan juga menjelaskan mengenai pengertian makna dalam kalimat, yaitu:
These observations illustrate that meaning is a multifaceted notion. A
sentence may be meaningful and true because it states a fact about the
world or because the speaker is telling the truth. Two sentences may be
related to each other because they mean exactly the same thing or because
one implies the other. Finally, when we feel that there is something wrong
with the meaning of a sentence, it may be because the sentence is
contradictory, anomalous, ambiguous, or merely vague. One purpose of
semantics is to distinguish among these different ways in which language
“means.” (2008 : 174)
Dari pengertian diatas dalam mempelajari bahasa asing, kita perlu mengetahui
dan mengerti maksud dari pembicara. Begitu pula dengan bahasa Jepang, yang memiliki
berbagai macam tata bahasa, seperti penggunaan kata “~kamoshirenai” dan “~hazu”
yang aka dijelaskan berikut ini.
Penggunaan kata “kamo shirenai” dalam suatu kalimat mengandung sebuah prediksi
yang diucapkan oleh si pembicara. Walaupun prediksi pembicara tidak sekuat penggunaan kata
“tabun”. Makna “~kamoshirenai” dalam kamus digital rakubiki jiten adalah 「約5割の確率で起
こると考えていることを表す。」yang dalam bahasa Indonesia penggunaan kata “~kamoshirenai”
adalah “mewakili sesuatu yang akan terjadi di masa depan dengan probabilitas sekitar 50%”.
Selain itu, makna lain “~kamoshirenai” adalah 「 疑 問 だ が 、 可 能 性 が あ る こ と を 表 す 。 」
Penggunaan kata “~kamoshirenai” mengungkapkan sebuah keraguan, namun masih ada
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
kemungkinan yang akan terjadi. Dalam buku A Dictionary Of Basic Japanese Grammar
menjelaskan bahwa kemungkinana dari suatu keakurasian yang diprediksi dengan kalimat
“~kamoshirenai” lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan kata “~darou” dan lebih
rendah lagi daripada “~ni chigainai” (175). Jadi, kesimpulan dari beberapa definisi mengenai
“~kamoshirenai” adalah untuk mengungkapkan suatu prediksi pembicara mengenai sesuatu,
walaupun si pembicara belum mengetahui keadaan yang terjadi sebenarnya.
Kata “~hazu” dalam kamus digital Rakubiki Jiten memiliki beberapa pengertian, yang
pertama adalah, 「ある道理や事情などから必然的に結論が導く出される意を表す。また、その結論
がそれらに基づく根拠ある推定である意味を表す。…に違いない。」 yang memiliki makna suatu
ungkapan yang “merepresentasikan suatu kesimpulan pasti yang terucap (keluar) berdasarkan
alasan juga keadaan. Lalu, kesimpulan itu juga mengungkapkan suatu perkiraan sebuah alasan
dari ucapan tersebut. Pasti.” Lalu makna “~hazu” yang kedua adalah 「現実が必然的な結論と食い
違っていることに対する不審の念を表す。」 yang maknanya adalah penggunaan kata “~hazu” ini
adalah untuk “mengungkapkan sebuah kesimpulan realitas yang pasti terhadap perasaan
ketidakpastian”. Selain itu, makna “~hazu” yang lainnya adalah 「事の真相を知って、現実が当然
に帰結として成立していることを納得する意を表す。」 yaitu, ungkapan saat kita mengetahui
suatu kebenaran, dan mengerti suatu kenyataan yang membangun sebuah kesimpulan yang
sebenarnya. Selanjutnya, pengertian “~hazu” dalam buku A Dictionary Of Basic Japanese
Grammar adalah, “A dependent noun which express the speaker’s expectation that something
will take place or took place or that someone/something is or was in some state” (1994 : 133).
Atau yang berarti sebuah nomina yang bergantung, yang mengekspresikan ekspektasi
pembicara tentang sesuatu yang akan atau telah terjadi, atau seseorang/sesuatu sedang dalam
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
mengucapkan sesuatu. Dari ketiga definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa penggunaan kata
“~hazu” adalah untuk mengekspresikan suatu prediksi yang sangat mudah atau jelas sehingga
kita yakin akan kebenarannya.
3.
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN ADVERBIA “KITTO” DAN “TABUN”
Dalam kamus digital rakubiki jiten, “kitto” memiliki beberapa pengertian, diantaranya
adalah「自分の推測が実現する可能性が高いと言う気持ちを表す。」”mengekspresikan spekulasi
kita mengenai suatu realitas yang kemungkinan terjadinya tinggi”. Selain itu, definisi lainnya
adalah 「 話 し 手 の 決 意 が 強 い さ ま 、 ま た 、 相 手 に 対 す る 要 望 が 強 い さ ま を 表
す。」 ”mengungkapkan bahwa keputusan pembicara kuat, selain itu, membuat pembicara
terlihat meyakinkan di depan lawan bicara.” Seperti contoh berikut:
a) 彼女はきっとうまくやりますよ。
b) きっと彼は降参するよ。
c) 彼はきっと冗談を言ってるんだ。
Dari ketiga contoh di atas, dapat memberikan suatu gambaran, bagaimana si pembicara
yakin atas ucapannya tersebut, oleh karena itu “kitto” biasanya digunakan dalam keadaan yang
seperti diatas tersebut (saat dimana kita mencoba untuk meyakinkan seseorang dengan katakata kita).
Pengertian “tabun” dalam kamus digital rakubiki jiten adalah 「 断定できないが、そうで
ある可能性が高いと言う話し手の気持ちを表す。」 yang berarti suatu ungkapan disaat pembicara
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
tidak bisa memutuskan (benar atau salah) suatu prediksi, tetapi ada kemungkinan yang tinggi
yang dirasakan oleh pembicara atas prediksinya tersebut.
Beberapa contoh penggunaan kata “tabun” adalah sebagai berikut:
a) 彼女は多分この本を読んでしまったんだろう。
b) 彼は多分明日はパリにいるだろう。
c) 多分彼は失敗するだろう。
Kata “tabun” ini hampir mirip dengan kata “kitto”, namun perbedaannya adalah kata
“tabun” cenderung kurang yakin dibandingkan dengan “kitto”. 副詞「たぶん」「きっと」とい
っちょうに用いられることが多く、やや可能性の高い推量を表します。
Banyak penggunaan adverb “tabun” dan “kitto” secara bersamaan, dan penggunaan kedua kata
ini mengungkapkan sebuah tebakan kemungkinan yang tinggi.
ANALISIS PENGGUNAAN “~HAZU” DAN “~KAMOSHIRENAI”
Dalam jurnal ini, disebarkan beberapa angket kepada beberapa orang Jepang melalui
jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, dan terdapat 13 orang Jepang yang ikut
berpartisipasi dalam penelitian ini. Dalam angket yang disebarkan, terdapat delapan buah
pertanyaan dengan tiga jawaban opsional yang telah disediakan. Berikut adalah hasil analisis
yang didapat dari angket yang sudah disebarkan.
1. 「最近、流行っている短編を一日だけやるシステムというものなら、きっと出来るのかもし
れませんが、トランスパンダは実質、ひとり劇団で運営も一人でやっているのです。」
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
“saikin, hayatteiru tanpen wo ichinichi dake yaru shisutemu to iu mono nara, kitto
dekiru kamoshiremasen ga, toransu panda ha jisshitsu, hitori gekidan de unei mo hitori
de yatte iru no desu.”
Arti: “Belakangan ini, jika saja dalam satu hari menggunakan sistem sketsa yang sedang trend,
mungkin pasti akan berhasil, tapi pada kenyataannya Trans Panda dapat mengelola gekidan
dengan dirinya sendiri.”
Dari pernyataan di atas, jawaban terbanyak yang diisi oleh 6 orang responden adalah
pembicara kalimat tersebut hanya “menebak-nebak” saja, atau kepasatian dari ucapan
pembicara tersebut tidak dapat dipercaya.
2. 「知った置けばきっと役に立つ…かもしれない、男女の心理的な違い。」
“shitta okeba kitto yaku ni tatsu … kamo shirenai, danjo no shinriteki na chigai.”
Arti: “Pasti akan lebih berguna jika kita tahu perbedaan psikologis antara laki-laki dan
perempuan… mungkin…”
Dalam kalimat diatas, sebanyak 7 orang responden Jepang menjawab bahwa pembicara
tidak terlalu yakin atas ucapannya tersebut. Walaupun seperti yang tertera diatas, si pembicara
lagi-lagi menggunakan kata “kitto”. Namun, jika kita menganalisis lebih jauh kalimat ini, terlihat
saat pembicara mengucapkan kalimat tersebut, terdapat jeda waktu antara “yaku ni tatsu” dan
“~kamoshirenai”.
3. 「彼女が欠席するかもしれない場合も考えておかなければならないよ。」
“kanojo ga kesseki suru kamoshirenai baai mo kangaete okanakereba naranai yo.”
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
Arti: “Dia harus memikirkan saat dia mungkin akan absen.”
Sebanyak 8 orang responden mengatakan bahwa pembicara dari kalimat ini yakin 100%
akan ucapannya tersebut.
4. 京都の劇団さんなので大阪の方はあまり馴染みがないかもしれないけど、他では観れない世
界観がお楽しみ頂けるかと思います。
“Kyouto no gekidan san na no de Oosaka no kata ha amari najimi ga nai kamo shirenai
kedo, hoka de mirenai sekaikan ga otanoshimi itadakeruka to omoimasu.”
Arti: “Mungkin karena orang-orang Oosaka tidak terlalu familiar dengan orang-orang Gekidan
Kyouto, menurut saya apakah bisa menikmati pandangan dunia yang tak terlihat?”
Sebanyak 61.5% responden menjawab bahwa pembicara yakin 100% atas ucapannya tersebut.
Dari keempat kalimat yang mengandung unsur kata “~kamoshirenai”, terdapat berbagai
macam variasi jawaban dari penutur asli bahasa Jepang itu sendiri. Bahkan ada jawaban yang
tidak kita duga-duga sebagai pelajar asing yang mempelajari bahasa Jepang. Seperti yang
tertera pada kalimat nomor 1 dan 2, dalam kalimat tersebut terdapat kata “kitto” yang memiliki
arti “pasti”. Jika kita menganalisis kata “kitto” ini, berarti kita tidak ragu akan apa yang kita
katakan, sedangkan hasil yang didapat justru kebalikannya. Penggunaan kata “kitto” yang
digunakan bersamaan dengan “~kamoshirenai” ternyata melesapkan arti “pasti” dari kata “kitto”
tersebut. Sehingga mayoritas responden angket ini, menyatakan bahwa pembicara kalimat
tersebut tidak terlalu yakin, bahkan hanya sekedar menebak-nebak saja.
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
Selain itu, pada pernyataan kalimat nomor 3 dan 4, juga menggunakan unsur
“~kamoshirenai” dengan variasi kata lainnya seperti menggunakan kata “~nakereba naranai”,
dan “~to omoimasu”. Dari kedua kalimat ini, mayoritas responden menyatakan bahwa
pembicara kedua kalimat ini yakin atas ucapannya tersebut. Hal ini dikarenakan penggunaan
kata “~nakereba naranai” dan “~to omoimasu” yang bersamaan dengan kata “~kamoshirenai”
sehingga mengubah
5. 「今宵はお客のはずなのに、いつのまにかグラス回収業務をやらされてました。相変わらず
男前です。」
“koyoi ha okyaku no hazu na no ni, itsu no ma ni ka gurasu kaishuu gyoumu wo
yarasaretemashita. Aikawarasu otoko mae desu.”
Arti: “Malam ini seharusnya dia menjadi tamu, tetapi entah sejak kapan dia disuruh untuk
berbisnis gelas. (Walaupun begitu) Tetap tampan seperti biasanya.”
Sebanyak 6 orang responden menjawab pembicara tidak terlalu yakin akan ucapannya
tersebut.
6. 「田中弘子さん、おかげで今年は何もしないはずだったのに再び新作を買うことが出来てよ
かったです。」
“Tanaka Hiroko san, okage de kotoshi ha nani mo shinai hazu datta noni futatabi
shinsaku wo kau koto ga dekite yokatta desu.”
Arti: “Terima kasih untuk Tanaka Hiroko san, berkat Anda saya yang seharusnya tidak
melakukan apa-apa, jadi bisa membeli produk yang baru lagi.”
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
Sebanyak 7 orang responden menjawab bahwa pembicara tidak terlalu yakin atas
ucapannya tersebut.
7. 「えびは芝居やってなかったら犯罪者になってたはず。」
“Ebi ha shibai yattenakattara hanzai-sha ni natteta hazu.”
Arti: “Jika Ebi tidak melakukan drama, seharusnya dia sudah menjadi kriminal.
Sebanyak 46.2% atau 6 orang responden memilih, bahwa pembicara hanya menebak-nebak
ucapannya saja.
8. 最後に笑うのは多分私ではないはずだけど...
“saigo ni warau no ha tabun watashi dehanai hazu dakedo. . .”
Arti: “Mungkin seharusnya sampai akhirnya yang tertawa bukan saya…”
Sebanyak 6 orang responden menyatakan bahwa kalimat ini mengandung
ketidakpastian pembicara dalam mengungkapkan prediksinya terhadap ucapannya tersebut.
Dari keempat pernyataan terakhir ini merupakan kalimat yang mengandung unsur kata
“~hazu”, dengan penggunaan variasi kata “tabun” dan “~noni”. Dari keempat pernyataan ini,
mayoritas responden menjawab bahwa pembicara tidak terlalu yakin atas ucapannya tersebut,
padahal arti kata “~hazu” yang kita ketahui selama ini memiliki kata “seharusnya”.
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
4.
KESIMPULAN
Penggunaan kata “~kamoshirenai” dan “~hazu” dalam mengungkapkan sebuah prediksi,
ternyata dapat menimbulkan beberapa perubahan makna, jika pada penggunaan kata-kata
tersebut ditambahkan dengan kata keterangan atau adverb seperti “kitto” dan “tabun”, dan
variasi kata lainnya seperti “~noni” dan lain-lain. Secara gramatikal, penggunaan kata
“~kamoshirenai” memiliki arti “mungkin”, namun saat penggunaan kata “~kamoshirenai” ini
bersamaan dengan penggunaan variasi kata lainnya, maka akan menimbulkan makna lain
seperti “pasti”, begitu pula yang terjadi dengan penggunaan kata “~hazu”. Selain itu,
penggunaan intonasi dan interval dalam mengucapkan suatu kalimat juga menentukan apakah
kalimat tersebut dapat menjadi patokan yang pasti atau tidak.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Finegan, Edward. 2009. Language Its Structure And Use. Thomson Wadsworth : California.
Makino, Seiichi., Michio Tsutusi. 1994. A Dictionary Of Basic Japanese Grammar. The Japan
Times : Japan.
http://human-dust.kdn.gr.jp/doujin/net/manner0_1.html
http://blog.livedoor.jp/transpanda/archives/2011-07.html
http://www.jpwind.com/JP/Grammar/20071013183508.html
Analisis makna ..., Zaskia Ayunda Lukietta, FIB UI, 2013
Download