Resume Materi 4 Pengawasan K3 Listrik

advertisement
PENGAWASAN K3 LISTRIK
RESUME
Evaluasi dan Penunjukan Calon Ahli K3
Oleh:
Herwiyanto
PT FREEPORT INDONESIA
TEMBAGAPURA PAPUA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB II PENGAWASAN K3 LISTRIK
4
A. Pengertian
4
B. Dasar Hukum
5
C. Ruang Lingkup
5
D. Potensi Bahaya Listrik
5
E. Sistem Pengamanan Listrik
7
F. Ketentuan Sistem Pendistribusian Listrik untuk Peralatan
dan Ruang Khusus
7
G. Bahaya Sambaran Petir
7
H. Sistem Proteksi Bahaya Pedir
8
I. Pengawasan Instalasi Listrik
8
BAB III PENUTUP
10
2
BAB I
PENDAHULUAN
Listrik
merupakan
salah
satu
energi
yang
paling
banyak
digunakan.
Pelanggaran terhadap panduan keselamatan selama menggunakan peralatan
listrik, misalnya: saat proses desain, praktek-praktek kerja, perawatan dan
perbaikan, dan pengabaian terhadap prosedur keselamatan listrik, sering
menyebabkan kecelakaan yang mengakibatkan cidera (bahkan kematian),
kerugian harta benda, atau terganggunya suatu proses produksi.
Dalam banyak hal, peralatan listrik dan elektronik didesain untuk keselamatan
dan efisiensi yang maksimal. Namun demikian, kondisi yang berpotensi
menimbulkan bahaya, seperti kontak dengan listrik karena kekuranghatihatian (mengabaikan), masih terjadi. Bahaya-bahaya itu dapat terjadi pada
saat
melakukan
analisis
engineering,
instalasi,
perbaikan,
pengetesan,
perawatan dan perbaikan peralatan listrik dan elektronik. Usaha menurunkan
potensi terpajan bahaya tidak sulit dan tidak mahal bila tindakan pengamanan
dan prosedur telah diberikan pada awal desainnya. Jika bahaya-bahaya
tersebut diabaikan, mungkin, kecelakaan serius bahkan kematian dapat
terjadi.
Banyak orang memiliki sedikit pengetahuan tentang listrik. Secara tidak sadar
mereka telah melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya sendiri maupun
orang lain. Jadi, mereka maupun orang lain rentan terhadap bahaya yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan, dan hal ini sebenarnya tidak perlu
terjadi.
Materi berikut ini memberikan uraian tentang pengawasan K3 untuk
mengurangi pekerja yang terpajan atau terpapar listrik.
3
BAB II
PENGAWASAN K3 LISTRIK
A. Pengertian
1. Instalasi Listrik adalah jaringan yang tersusun secara terkoordinasi
mulai dari sumber pembangkit atau titik sambungan supla daya
listrik
sampai
titik
beban
akhir
sesuai
maksud
dan
tujuan
penggunaannya.
2. Perlengkapan listrik adalah sarana yang diperlukan dalam rangkaian
instalansi listrik
3. Peralatan Listrik adalah semua jenis alat, pesawat, mesin dan
sejenisnya yang digerakkan dengan tenaga listrik atau sebagai
pengguna listrik
4. Besaran listrik: tegangan (volt), arus (ampere), frekuensi (Hertz), daya
(watt) dan resistensi (ohm)
5. Bahaya sentuhan listrik adalah sentuhan yang dapat membahayakan
manusia
6. Bahaya sentuh langsung adalah menyentuh pada bagian konduktif
yang secara normal bertegangan
7. Bahaya sentuh tidak langsung adalah menyentuh pada bagian
konduktif
yang
secara
normal
tidak
bertegangan,
menjadi
bertegangan karena adanya kebocoran isolasi
8. Bahaya sambaran petir adalah bahaya pada manusia, binatang,
bangunan atau peralatan karena dilalui oleh arus petir baik langsung
maupun tidak langsung
9. Lift adalah sarana transportasi vertikal untuk mengangkut orang
atau barang dengan tenaga penggerak motor listrik dan dikendalikan
secara otomatik melalui sistem kontrol elektrik
4
B. Dasar Hukum
1. Permenaker No. Per. 02/Men/1989, mengatur persyaratan mengenai
instalansi penyalur petir
2. Permenaker No. Per. 03/Men/1999, mengatur persyaratan mengenai
lift
3. Kepmenaker No. Kep. 407/M/BW/1999, mengatur lebih lanjut
tentang kompetensi teknisi lift
4. Keputusan Dirjen Binawas No. Kep. 311/BW/2002, mengatur lebih
lanjut mengenai sertifikasi kompetensi K3 bagi teknisi listrik
C. Ruang Lingkup
1. Pembangkit, jaringan transmisi Tegangan Ekstra Tinggi (TET),
Tegangan Tinggi (TT), Tegangan Menengah (TM)
dan jaringan
distribusi Tegangan Rendah (TR) sampai dengan setiap tempat
pemanfaatannya, khususnya tempat kerja.
2. Memperhatikan pasal 3 ayat (1) huruf q UU 1/70 tertulis : Dengan
peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat K3 untuk mencegah
terkena aliran listrik berbahaya
3. Menurut ketentuan PUIL 2000, listrik yang berbahaya adalah listrik
yang memiliki tegangan lebih dari 25 volt di tempat lembab atau 50
volt di tempat yang normal.
4. Ruang lingkup obyek pengawasan system proteksi petir sesuai
Permenaker No. Per. 02/Men/1989.
D. Potensi Bahaya Listrik
Kecelakaan akibat listrik dapat mengakibatkan :
1. Kecelakaan pada manusia
2. Kerusakan instalansi serta perlengkapannya
3. Kerugian
5
Pada dasarnya bahaya listrik yang menimpa manusia disebabkan oleh :
1. Bahaya sentuh langsung
Sentuh
langsung
adalah
sentuh
langsung
pada
bagian
aktif
perlengkapan atau instalansi listrik. Bahaya sentuh langsung dapat
diatasi dengan cara:
a. Proteksi dengan isolasi bagian aktif
b. Proteksi dengan penghalang atau selungkup
c. Proteksi dengan rintangan
d. Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan
e. Proteksi tambahan dengan Gawai Pengaman Arus Sisa (GPAS)
2. Bahaya sentuh tidak langsung
Sentuh tidak langsung adalah sentuh pada BKT perlengkapan atau
instalansi listrik yang menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi.
BKT perlengkapan atau instalansi listrik adalah bagian konduktif
yang tidak merupakan bagian dari sirkuit listriknya yang dalam
pelayanan
normal
tidak
bertegangan,
tetapi
dapat
menjadi
bertegangan. Pencegahan kegagalan isolasi :

Perlengkapan listrik harus dirancang dan dibuat dengan baik

Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang tepat

Instalansi listrik harus dipasang dengan baik
Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi gangguan) dapat
dilakukan dengan cara :
a. Pemutusan suplai secara otomatis
b. Penggunaan perlengkapan kelas II atau dengan isolasi ekivalen
c. Proteksi dengan lokasi tidak konduktif.
d. Proteksi dengan ikatan penyama potensial local bebas bumi
e. Separasi listrik
6
E. Sistem Pengamanan Listrik
1. Prinsip pengamanan instalansi listrik
a. Pengamanan kejut listrik baik langsung maupun tidak langsung,
b. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran
c. Pengamanan terhadap induksi medan magnet dan medan listrik
2. Macam system pengamanan instalansi listrik
a. Sistem isolasi pengaman terhadap bagian yang bertegangan
sehingga tidak mungkin orang tersentuh dengan tidak sengaja.
b. Sistem isolasi lantai kerja dan dinding
c. Sistem pembumian pengaman (PP) atau sistem TT
d. Sistem hantaran pengaman
e. Sistem pembumian netral pengaman (PNP) atau (TN)
f. Pengaman terhadap bahaya kebakaran (efek termal)
g. Pengamanan efek busur listrik
F. Ketentuan Sistem Distribusi Listrik untuk Peralatan dan Ruangan
Khusus
1. Distribusi suplai daya listrik untuk lift dan proteksi kebakaran
Lift dan motor pompa hidran dan springkler atau system pengaman
lainnya harus dapat mendapat suplai listrik pada saat suplai power
utama terganggu.
2. Distribusi suplai daya listrik di Rumah Sakit.
G. Bahaya Sambaran Petir
Petir adalah pelepasan muatan listrik dari awan kea wan atau dari awan
ke bumi.
Sasaran sambaran petir adalah objek yang paling tinggi.
Objek yang tersambar petir akan merasakan adanya arus petir sebesar
5000 – 10.000 A dan panas mencapai 30.000 oC.
Bahaya
yang
terbesar
bagi
manusia
dan
binatang
kebanyakan
ditimbulkan oleh sambaran kilat kilat tidak langsung:
7
-
kilat yang menyambar gedung atau pohon dapat mengambil jalan
parallel melalui orang yang berdiri dekat dengan objek yang
tersambar.
-
Kuat medan listrik dari sambaran kilat yang dekat dengan
seseorang dapat menginduksikan arus di dalam badannya yang
dapat menyebabkan kematiannya
-
Kilat
yang
sedang
berhubungan
dengan
tanah
dapat
menimbulkan gradient potensial pada seluruh permukaan tanah
di sekitarnya dengan arah melalui titik sambaran, kalau ada
orang yang berdiri dengan kedua kaki yang terpisah, maka orang
tersebut
akan
merasakan
beda
potensial
yang
dapat
membahayakan.
H. Sistem Proteksi Bahaya Petir
1. Sistem proteksi eksternal:
Proteksi terhadap sambaran langsung
dengan cara memasang konduktor di bagian atas objek yang
dilindungi disebut dengan instalansi penyalur petir.
2. Sistem proteksi internal: Sistem proteksi terhadap sambaran petir
secara tidak langsung:

Penempatan arrester pada saluran udara

Penempatan arrester pada instalansi konsumen
I. Pengawasan Instalasi Listrik
Dokumen perencanaan instalasi listrik meliputi :
1. Peta lokasi
2. Gambar instalasi
 Lay out perlengkapan dan peralatan listrik
 Rangkaian peralatan dan pengendaliannya
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci
5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan
7. Ukuran teknis
 Spesifikasi dan cara pasang
 Cara menguji
 Jadwal waktu
8
Test dan Commissioning: Pemeriksaan dan pengujian setelah pekerjaan
pemasangan instalansi listrik selesai dilaksanakan, sebelum diserah
terimakan kepada pemberi kerja.
Semua hasil pemeriksaan dan pengujian dicatat dan dianalisa, sehingga
dapat disimpulkan memnuhi syarat atau tidak. Terutama hal-hal yang
menyimpang harus disyaratkan dan dituangkan secara tertulis.
Pengendalian K3 Lift

Ijin pemasangan lift

Pemeriksaan dan pengujian lift
9
BAB III
PENUTUP
Melalui pembahasan materi pengawasan K3 listrik, para calon ahli K3 dapat
membekali diri dengan kemampuan serta mengembangkan perilaku dan sikap
yang diperlukan agar bisa mengawasi keselamatan listrik dalam usahanya
untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan listrik, sesuai tanggung jawab
dan tanggung gugat yang diembannya.
10
Download