MEKANISME REDAKSI LIPUTAN 6 DALAM MEMPERODUKSI

advertisement
MEKANISME REDAKSI LIPUTAN 6 DALAM MEMPERODUKSI
BERITA YANG LAYAK TAYANG
(Pada Program Liputan 6 Petang SCTV Periode Januari 2008)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
NAMA
: ANDIK MAFTUHIN
NIM
: 04103-091
JURUSAN
: BROADCASTING
BROADCASTING
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Judul Skripsi
: STRATEGI REDAKSI LIPUTAN 6 DALAM
MENENTUKAN BERITA YANG LAYAK TAYANG (Pada
Program Liputan 6 Petang SCTV Periode Januari 2008).
Nama
: Andik Maftuhin
Nim
: 04103-091
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Mengetahui
Jakarta, 24 Juli 2008
Pembimbing I
(Ponco Budi Sulistyo.,M.comn)
i
FAKULTAS ILMUKOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: ANDIK MAFTUHIN
Nim
: 04103-091
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi : Broadcasting
Judul Skripsi : Mekanisme Redaksi Liputan 6 Dalam Memproduksi Berita Yang
Layak Tayang (Pada Program Liputan 6 Petang SCTV Periode 2008)
Mengetahui
Jakarta, 5 Agustus 2008
1. Ketua Sidang
Nama : Heri Budiano., M.Si
(
)
(
)
(
)
2. Penguji Ahli
Nama : Feni Fasta., M.Si
3. Pembimbing I
Nama : Ponco Budi Sulistyo., M.Comn
ii
FAKULTAS ILMUKOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: ANDIK MAFTUHIN
Nim
: 04103-091
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi : Broadcasting
Judul Skripsi : Mekanisme Redaksi Liputan 6 Dalam Memproduksi Berita Yang
Layak Tayang (Pada Program Liputan 6 Petang SCTV Periode 2008)
Jakarta, Agustus 2008
Disetujui dan diterima oleh :
Pembimbing I
(Ponco Budi Sulistyo., M.Comn)
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
Ketua Bidang Studi Broadcasting
(Drs. Riswandi., M.Si)
iii
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BIDAMG STUDI BROADCASTING
Andik Maftuhin
Broadcasting (04103 091)
STRATEGI REDAKSI LIPUTAN 6 DALAM MENENTUKAN BERITA YANG
LAYAK TAYANG (Pada Program Liputan 6 Petang SCTV Periode Januari 2008 )
Bibliografi :1971-2006
ABSTRAKSI
Bahwa stasiun televisi saat ini saling bersaing untuk menyiarkan
berita-berita yang terkini dan dapat dipercaya kebenarannya. Maka diperlukan
kemampuan ekstra redaksi suatu stasiun televisi untuk melihat, menyeleksi dan
menafsirkan suatu isu atau peristiwa untuk dijadikan suatu berita, karena tidak setiap
isu dan peristiwa bisa diangkat menjadi suatu berita.Liputan 6 Petang adalah salah
satu program berita televisi yang popular di Indonesia dan yang masih
mempertahankan komitmennya sebagai stasiun berita yang menayangkan beritaberita yang aktual (baru) dan tidak menanyangkan berita-berita basi atau no up to
date, acara ini ditayangkan di SCTV setiap hari, dan menjadi program berita yang
diunggulkan. Dengan berita-beritanya yang berani dan aktual, Liputan 6 Petang terus
berusaha untuk menjadi program berita yang Aktual, Tajam, dan Terpercaya
tentunya hal ini sangat sesuai dengan slogan yang hingga kini masih digunakan.
Maka perumusan masalah untuk penelitian ini adalah bagaimana strategi redaksi
Liputan 6 SCTV dalam menentukan suatu berita yang layak diangkat dan tayang
dalam program Liputan 6 Petang periode Januari 2008. Adapun penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui strategi redaksi Liputan 6 dalam menentukan suatu
berita yang layak tayang dalam program berita Liputan 6 Petang di SCTV.
Adapun kerangka pemikiran yang digunakan adalah pengertian komunikasi,
komunikasi massa, televisi sebagai media komunikasi massa elektronik, berita, teori
agenda setting, gate keeping selektif, strategi dan perencanaan redaksi, manajemen
dan organisasi penyiaran, proses produksi berita televise
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi
kasus yaitu salah satu metode atau alat penelitian yang digunakan dalam ilmu-ilmu
sosial. Fokus penelitian ini ditujukan pada redaksi Liputan 6 SCTV dan program
berita Liputan 6 Petang yaitu perencanaan program, berapa banyak berita yang
disajikan setiap harinya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi,
planning on air, dan tahapan evaluasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi redaksi pemberitaan SCTV
dalam menentukan berita yang layak tayang, menitik beratkan kebijakan redaksi
terhadap program berita termasuk pada program Liputan 6 Petang secara umum ada
enam poin yaitu : tidak menimbulkan kontraversi, bertanggung jawab, valid (data
sebenarnya), tidak menimbulka sara, aktual, dan menarik.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan ridho, rahmat, serta hidayah dan karunianya dan taklupakan sholawat
dan salam saya panjatkan kehadirat Nabiyullah Mohamad SAW yang telah
membimbing kita dari jalan gelab gulita menuju jalan yang terang benerang yakni
addinil islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses
penyusunan skripsi, penulis sudah mengambil objek berita sebagai penelitian karena
latar belakang penulis adalah seorang kameraman berita. Sebagai salah seorang yang
bergelut dalam dunia Broadcating, maka diharuskan tau, cara kerja dunia
broadcasting dalam membuat paket berita dan penayangannya.
Akhirnya penulis memilih stasiun telivi SCTV, karena penulis mempunyai
pandangan SCTV adalah salah satu stasiu telivisi swasta yang bisa dibilang cukup
lama eksis dan memiliki kredibilatas yang telah diakui oleh masyarakat indonesia.
Penulis benar
benar menemukan judul yang singkron terhadap diri penulis yaitu
mengenai STRATEGI REDAKSI LIPUTAN 6 SCTV DALAM MENENTUKAN
BERITA YANG LAYAK TAYANG (Pada Program Liputan 6 SCTV Periode
Januari 2008)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan baik pengetahuan maupun pengalaman yang penulis miliki dan tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang memberi dorongan
moril maupun materil sampai selesainya proses penyusunan skripsi ini :
1. Ponco Budi Sulistyo S.sos. M.comn selaku pembimbing I penulis,
sekaligus orang yang selalu memberikan semangat, masukan-masukan
serta meluangkan waktunya untuk konsultasi skripsi. Terimaksih atas
kesabarannya dalam memberikan bimbingan kepada penulis.
2. Dra. Diah Wardhani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana.
v
3. Dra Agustina Zubair, M.Si selaku Wadek I Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana.
4. Riswandi, M.Si. Ketua Bidang Study Broadcasting Fakultas Ilmu
Komunikasi
Universitas
Mercu
Buana
yang
tidak
bosan-bosan
membubuhkan tanda tangan Acc pembuatan surat pengantar penulis.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
6. Teristimewa Bapak-ku dan Ibu-ku yang membuat penulis termotivasi
untuk menyelesaikan skripsi. yang selalu menanyakan kapan wisuda
ketika sedang pulang ke kampung halaman maupun sewaktu telpon,
mereka selalu memberikan semangat tersendiri untuk menyelesaikan
karya ilmiah ini juga
atas doa dan cinta mereka yang senantiasa
tercurahkan. Juga adik-ku Fajar Dwi Ariyanto dan Miftakhul Muslim,
mari kita wujutkan cita-cita kedua orangtua kita agar kita bisa Mikul
Duwur, Mendem Jero dan jangan pernah mengecewakan mereka Amin Ya
Allah.
7. Terimaksih untuk cak,imam dan mbak,suin sekeluarga. Atas kesabaran
dan segala bantuannya, termasuk komputernya untuk sekripsi. Semoga
tuhan membalas segala kebaikannya amin yaallah.
8. Untuk
Chayangku Wita
Anggraeni
yang
karena
omelan
dan
kehadirannya segingga bikin hidup lebih hidup dan penulis bisa
menyelesaikan
skripsinya,
thank
for
you
support,
pengorbanan,
pengertian, cinta dan kepercayaan yang kau berikan.You are the best my
gril.
9. Seluruh anggota Fikom Photography Club terus semangat dalam
berkariya.
10. Seluruh Kelurga Besar Fron Indonesi Semesta (FIS UMB), jangan lelah
untuk berjuang untuk rakyat demi tercitanya Indonesia Semesta (Satu
Tekat Tanpa Kompromu Menuju Revolusi Semesta).
vi
11. Para penghuni kost Topan, Bagio, Nippon, Dicky, Samsul, Iwen, Mamo,
David, Simas, Anyeng, Darma, Glen Uban dan seluruh anak Broadcasting
angkatan 2003 aku tunggu di JCC.
12. Teman-teman Devisi Pemberitaan SCTV makasih atas waktunya yang
diberikan untuk melakukan penelitian, Mas,Merdi, Mbak,Olif, Mas,agung,
Mas pathra,Mas,Nanang dan yang takmungkin penulis sebutkan satu
persatu. Dan tak lupa teman magangku, Joko,Riyan,Ami, Debo dan anakanak ruang kamera, Master kontrol atas tempat istirahnya dan Smoking
room yang sempit itu.
13. Jajaran HRD, SCTV atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan
penelitian, Bpk, Fauzan, Ibu,Sandini, Riska makasih untuk semuanya dan
ACC penelitiannya.
Serta semua pihak yang telah memberikan dorongan, bantuan, pengertian
dan kerjasamanya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan semua pihak yang berkepentingan, dan saya
mengharapkan saran serta kritik yang membangun, serta berharap semua
kebaikan yang telah diberikan akan mendapat limpahan berkah dan balasan
dari Allah S.W.T. Amin.
Jakarta 17 Juli 2008
Penulis
(Andik Maftuhin)
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ....................................... i
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPI.......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI................................. iii
ABSTRAKSI.................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI .................................................................................................
viii
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang .............................................................................
1
1.2
Perumusan Masalah.......................................................................
7
1.3
Tujuan Penelitian ..........................................................................
8
1.4
Signifikan Penelitian.....................................................................
8
1.4.1 Signifikan akademis......................................................................
8
1.4.2 Signifikan Praktis..........................................................................
8
II. KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Komunikasi ...................................................................................
9
2.1.1 Pengertian Komunikasi .................................................................
9
2.1.2 Tujuan Komunikasi ....................................................................... 10
2.1.3 Fungsi Komunikasi........................................................................ 10
2.1.4 Jenis Komunikasi .......................................................................... 11
viii
2.1.5 Proses Komunikasi ........................................................................ 12
2.2 Komunikasi Massa ........................................................................ 12
2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa ..................................................... 13
2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa.................................................. 15
2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa............................................................ 17
2.2.4 Efek Komunikasi Massa ............................................................... 17
2.3
Televisi Sebagai Media Massa Elektronik ................................... 18
2.3.1 Karakteristik Media Televisi ........................................................ 21
2.4
Berita ............................................................................................ 23
2.4.1 Nilai Berita.................................................................................... 25
2.4.2 Berita Televisi............................................................................... 27
2.4.3 Jenis-jenis Berita Televisi............................................................. 28
2.4.4 Format Berita Televisi .................................................................. 29
2.5
Agenda Setting.............................................................................. 31
2.6 Gate Keeping Selektif ................................................................... 33
2.7 Strategi dan Perencanaan Redaksi................................................. 35
2.7.1 Pengertian Strategi........................................................................ 35
2.7.2 Pengertian Perencanaan ................................................................ 38
2.8 Manajemen dan Organisasi Penyiaran .......................................... 38
2.8.1 Manajemen Penyiaran .................................................................. 39
2.8.2 Organisasi Penyiaran .................................................................... 41
2.8.3 Struktur Organisasi Televisi Umum ............................................. 42
ix
2.9 Mekanisme Produksi Berita Televisi ............................................ 43
III
Metode Penelitian
3.1 Sifat Penelitian ................................................................................. 45
3.2 Metode Penelitian............................................................................. 46
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 47
3.3.1 Data Primer................................................................................... 47
3.3.2 Data Sekunder............................................................................... 48
3.3.1 Nara Sumber ................................................................................. 49
3.3.2 Mekanisme Penelitian................................................................... 50
3.3.3 Rencana Analisis .......................................................................... 51
IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum SCTV ............................................................... 52
4.1.1 Sejarah Singkat SCTV................................................................... 52
4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan SCTV......................................................... 54
4.1.3 Target Audience ............................................................................ 54
4.1.4 Sejarah singkat Liputan 6 SCTV................................................... 54
4.1.5 Visi dan Misi Liputan 6 SCTV...................................................... 57
4.1.6 Makna Slogan Liputan 6 SCTV .................................................... 58
4.1.7 Struktur Organisasi P.T Surya Citra Televisi................................ 59
4.1.8 Struktur Organisasi Divisi Pemberitaan SCTV............................. 61
4.2 Mekanisme Perencanaan Liputan 6 SCTV.................................... 63
4.2.1 Rapat Redaksi................................................................................ 63
4.2.2 Strategi Redaksi Liputan 6 SCTV ................................................. 66
4.3 Proses News Gethering (peliputan) ............................................... 68
4.3.1 Persiapan Peliputan ....................................................................... 68
x
4.3.2 Pelipuatan Di Lapangan ................................................................ 70
4.3.3 Liputan Live (langsung) ................................................................ 72
4.4 Mekanisme Produksi Berita .......................................................... 75
4.4.1 Meng-Capture VTR....................................................................... 75
4.4.2 Pembutan Naskah .......................................................................... 76
4.4.3 Editting (penyuntingan) Naskah Berita ......................................... 78
4.4.4 Dubbing (pengisian suara) Narasi Berita ...................................... 79
4.4.5 Editting (penyuntingan gambar).................................................... 80
4.4.6 Penayangan (On Air) Program Liputan 6 SCTV .......................... 82
4.4.7 Evaluasi atau Paska Produksi ........................................................ 84
4.5 Pembahasan ................................................................................... 85
V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 92
5.2 Saran .............................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TENTANG PENULIS
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Media massa elektronik maupun cetak pada masa kini maupun dahulu, masih
menjadi suatu kebutuhan yang terpenting untuk mengetahui informasi. Dan dapat
dikatakan informasi dalam kehidupan moderen saat ini telah menjelma menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari manusia atau masyarakat itu sendiri. Karena
dengan informasi, manusia dapat mengetahui dan memperbarui selalu berbagai
macam peristiwa yang terjadi di sekitarnya, bahkan dari berbagai belahan dunia, dan
dapat juga menambah wawasan serta dapat memperluas pandangannya. Media massa
yang dituju disini adalah media massa moderen. Salah satu media komunikasi
pandang dengar yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan
gambar secara terbuka, teratur, dan berkesinambungan.
Menyebut media massa moderen. Diantaranya terdapat media penyiaran
(breoadcasting). Pengertian penyiaran yaitu kegiatan pemancarluasan siaran melalui
sarana transmisi di daratan, laut, atau di antariksa menggunakan spectrum frekuensi
radio melalui udara, kabel, atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak
dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.1
Sedangkan media yang dimaksud adalah media televisi dan radio, yaitu media
komunikasi massa yang menggunakan spectrum elektronik (frekwensi) dalam
menyampaikan informasi dengan bentuk gabungan gambar dan suara atau suara saja.
1
Pasal 1, butir 2, Ketentuan Umum Tentang Undang-Undang Nomer 32 Tahun 2002
2
Media massa moderen tersebut semakin berkembang seiring dengan berkembangnya
jaman. Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang
diketemukan dengan karakternya yang spesipik yaitu audio visual. Peletak dasar
utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari Jerman yang
dilakukan pada tahun 1884, dia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut
sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan
electrische teleskop atau televisi elektris.2
Menyampakan informasi atau berita merupakan salah satu tugas mulia yang
dilakukan oleh televisi pada masa kini. Seiring dengan lahirnya masyarakat informasi
di berbagai belahan dunia, informasi dan berita menjadi sesuatu yang penting. Hal ini
sangat terlihat jelas dengan banyaknya program berita yang hadir setiap harinya di
stasiun televisi, seperti Liputan 6 SCTV, Seputar Indonesia RCTI, Cakrawala ANTV,
Fokus Indosiar, Reportase Transtv, dan lain-lain. Program berita menjadi semacam
ciri khas sebuah stasiun televisi untuk menunjukkan keunggulannya dan menjadi
ujung tombak untuk mengangkat image sebuah stasiun televisi. Bila kita melihat
kembali sejarah pertelevisian, maka TVRI dapat dikatakan sebagai stasiun televisi
perintis lahirnya berita televisi, karena sejak TVRI menayangkan Dunia Dalam
Berita pda tanggal 22 Desember 1978, dan Dunia Dalam Berita pertama kali
menayangkan Asian Games IV.
Sejak itulah masyarakat mulai disuguhkan dengan berbagai informasi atau
berita mengenai peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi khususnya di Indonesia dan
saat itu pula masyarakat menyadari akan pentingnya suatu berita atau informasi untuk
2
Dedi iskandar Muda,Jurnalistik Televisi Menjadi reporter professional,PT.remaja rosda karya bandung 2003
3
diketahui dan diikuti, masyarakat juga mulai ketergantungan akan informasi atau
berita di televisi. Kehadiran program Dunia Dalam Berita ini pun selalu ditunggutunggu oleh segenap lapisan masyarakat, karena mereka ingin mengikuti setiap
peristiwa yang ada disekitarnya ataupun di luar daerah sekitarnya.
Masyarakat percaya bahwa informasi yang disiarkan melalui Dunia Dalam
Berita dapat dipertanggung jawabkan. Namun setelah lama menjadi primadona
akhirnya kejayaan Dunia Dalam Berita runtuh setelah beberapa stasiun swasta
muncul dan menayangkan suatu program berita yang sama, hal ini disebabkan karena
program berita yang dihadirkan oleh televisi-televisi swasta tersebut jauh lebih akurat
dan lengkap dibandingkan dengan program berita TVRI (Dunia Dalam Berita).
Saat itu RCTI pada tahun 1989 hadir dengan program beritanya Seputar
Indonesia, dan program berita ini pun sangat menarik perhatian para pemirsa televisi
khususnya pencinta tayangan berita, karena penyuguhan isi beritanya yang berbeda
dari Dunia dalam Berita. Demikian juga dengan SCTV yang saat itu baru mulai
berdiri sendiri karena sebelumnya masih bergabung dengan RCTI tidak mau
ketinggalan. Liputan 6 berusaha hadir menciptakan suatu pemberitaan yang sangat
berbeda dari pemberitaan yang lainnya. Dengan slogannya yang hingga saat ini masih
digunakan yaitu Aktual, Tajam dan Terpercaya , Liputan 6 SCTV benar-benar
berani mengambil langkah untuk memberikan suatu informasi atau berita secara
transparan kepada masyarakat dengan mengandalkan suatu segmen wawancara
studionya yang sangat berani.
Tidak lama setelah SCTV berdiri pada tahun 1990, muncul stasiun televisi
yang bernama TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) pada tahun 1991, dan TPI
4
langsung mengudara secara nasional pada pagi hari. Baru sejak 9 November 1992,
TPI mengudara pada petang dan malam hari secara lokal, dan TPI juga menayangkan
program berita yang serupa seperti pendahulunya, Lintas Peristiwa itu adalah nama
program beritanya.
Pada tahun 1992, ANTV mulai siaran nasional perdananya di Jakarta, karena
sebelumnya ANTV merupakan stasiun lokal yang berpusat di Bandar Lampung, dan
ANTV juga terkenal dengan Cakrawalanya. Setelah beberapa tahun kemudian,
perkembangan stasiun televisi swasta di Indonesia tumbuh ibarat jamur. Sejumlah
stasiun televisi swasta nasional yang mengudara kurang lebih 10 (sepuluh) stasiun
televisi muncul secara berturut-turut dan juga menyajikan program berita didalam
siarannya seperti Indosiar, Trans Tv, Metro Tv, Trans 7, Global Tv, dan Lativi.
Semua stasiun televisi tersebut seakan berlomba menyuguhkan berbagai bentuk
informasi berita kepada masyarakat sebaik dan semenarik mungkin, yang terangkum
dalam dalam suatu wacana produksi berita.
Seperti yang kita ketahui saat ini banyak sekali penayangan program berita di
televisi. Dalam sehari saja dapat mencapai lebih dari tiga atau bahkan empat kali
tayang, bahkan hanya dalam hitungan beberapa jam program berita dapat hadir untuk
menyampaikan perkembangan informasi atau berita yang terbaru. Hal ini terjadi
karena
berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang
memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat .3 Dan
dengan demikian dapat disimpulkan media telivisi atau audio visual merupakan
3
Mitchel V. Charnley dalam bukunya reporting edisi III (Holt-Reinhart & Winston), New York, 1975 halaman 44
5
media yang memberikan informasi terbesar bila dibandingkan dengan informasi yang
diberikan oleh media lainnya.4
Dengan melalui fenomena yang ada diatas, televisi sebagai media massa telah
menjalankan salah satu fungsinya dengan baik, yaitu sebagai media penyampaian
informasi dan berita kepada khalayak atau publik.5 Televisi merupakan salah satu
media massa elektronik yang lengkap, karena informasi atau berita yang disampaikan
diperkuat dengan gambar, dan hal ini sesuai dengan karakteristiknya yaitu audiovisual. Untuk dapat terus menjalankan fungsinya tersebut maka setiap stasiun televisi
haruslah berlomba-lomba menyediakan program berita yang terbaik, agar program
beritanya menjadi pilihan pemirsa, dan benar-benar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat yang haus akan informasi atau berita yang berkembang.
Untuk dapat menghasilkan program berita yang terbaik dan menjadi pilihan
pemirsa, maka setiap stasiun televisi dituntut lebih professional. Untuk itu, diperlukan
kemampuan ekstra para awak redaksi untuk melihat dan menafsirkan berbagai
peristiwa penting agar diketahui oleh publik, diperlukan kesigapan dan kecepatan
kerja dikejar-kejar tenggang waktu (deadline).
Proses pengolahan program berita di televisi merupakan proses panjang yang
melibatkan banyak orang dan perangkat teknologi pertelevisian yang harus dilampaui
dalam waktu yang cepat, relatif singkat peliputannya, pemprosesannya dan
penayangan berita televisi. Melalui beberapa tahapan yang panjang namun singkat
itulah kita dapat menyaksikan program-program berita di televisi.
4
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Telivisi,Duta Wacana University Press Hal: 5
5
Ibid 3, Hal 45
6
Dalam menanyangkan suatu progam berita, setiap setasiun televisi juga harus
memperhatikan nilai (News Value), yaitu berita harus aktual atau peristiwa yang baru
saja terjadi dan harus diinformasikan kepada masyarakat. serta penting untuk
diketahui penerapan nilai berita ini sangatlah tergantung kepada tim atau redaksi
suatu media televisi. Informasi yang mengandung unsur nilai berita yang paling
banyak maka akan dianggap yang paling layak untuk menjadi suatu paket berita dan
layak tayang dalam sebuah program berita. Dan berita yang diangkat harus dapat
memberikan informasi dan pengetahuan tambahan bagi masyarakat yang melihatnya.6
Maka tidak dapat dipungkiri, bahwa stasiun televisi saat ini saling bersaing
untuk menyiarkan berita-berita yang terkini dan dapat dipercaya kebenarannya. Maka
diperlukan kemampuan ekstra redaksi suatu stasiun televisi untuk melihat,
menyeleksi dan menafsirkan suatu isu atau peristiwa untuk dijadikan suatu berita,
karena tidak setiap isu dan peristiwa bisa diangkat menjadi suatu berita. Hal ini
bertujuan agar tidak terjadi kebohongan publik serta untuk menarik perhatian pemirsa
dengan menerapkan unsur serta nilai berita dalam setiap tayangannya. Karena saat ini
masyarakat sebagai pemirsa televisi sangatlah selektif dalam memilih program,
mereka hanya berminat melihat tayangan yang benar-benar terkini dan bukan
tayangan yang diulang terus-menerus.
Liputan 6 adalah salah satu program berita televisi yang popular di Indonesia
dan yang masih mempertahankan komitmennya sebagai stasiun berita yang
menayangkan berita-berita yang aktual (baru) dan tidak menanyangkan berita-berita
basi atau no up to date, acara ini ditayangkan di SCTV setiap hari, dan menjadi
6
JB Wahyudi, Dasar-Dasar Radio Dan Televisi, Pustaka Utama, Jakarta, 1966.
7
program berita yang diunggulkan. Dengan berita-beritanya yang berani dan aktual,
Liputan 6 Petang terus berusaha untuk menjadi program berita yang Aktual, Tajam,
dan Terpercaya tentunya hal ini sangat sesuai dengan slogan yang hingga kini masih
digunakan. hal ini bisa dilihat dari Share dan Reating AC Nilsen periode Januari
2008.7
Dibalik kesuksesan dan kepopuleran program Liputan 6 Petang ini pastilah
memerlukan tahapan-tahapan yang segala sesuatunya harus direncanakan, dicermati,
dan diperhatikan berbagai aspek yang terlihat di dalamnya. Ada banyak tahapan yang
harus dilakukan agar penayangan Liputan 6 Petang mendapat tempat di hati
pemirsanya.
Setiap tahapan-tahapan yang telah direncanakan haruslah disesuaikan dengan
Standard Operation Procedure (SOP) yang berlaku di stasiun telivisi yang
bersangkutan agar terlaksana dengan baik. Setiap tahapan yang ada pastilah buah
hasil dari pemikiran orang-orang yang profesional yang tergabung dalam suatu tim
yang solid. Karena proses produksi sebuah berita televisi yang terencana dengan baik,
pastilah akan menghasilkan program berita televisi yang baik pula tentunya.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah untuk penelitian
ini adalah bagaimana strategi redaksi Liputan 6 SCTV dalam menentukan suatu berita
yang layak diangkat dan tayang dalam program Liputan 6 Petang periode Januari
2008.
7
www.sctv.com
8
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi redaksi Liputan 6
dalam menentukan suatu berita yang layak tayang dalam program berita Liputan 6
Petang di SCTV.
1.4
Signifikansi Penelitian
Dalam bagian ini penulis ingin berupaya memberikan gambaran yang jelas
tentang kegunaan dari hasil penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini,
terdapat 2 (dua) macam signifikasi :
1.4.1 Signifikansi Akademis
Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan
dan referensi peneliti selanjutnya dan masyarakat pada umumnya yang ingin
memperkaya wawasannya tentang ilmu komunikasi, terutama dalam hal yang
berkaitan dengan dunia pertelevisian dan dari hasil penelitian ini diharapkan bisa
memberikan masukan atau referensi mengenai kegiatan redaksi dalam menentukan
berita yang layak tayang..
1.4.2 Signifikasi Praktis
Secara praktis dari penelitian ini, diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan
evaluasi bagi redaksi Liputan 6 Petang SCTV dalam menentukan berita yang layak
tayang.
9
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Komunikasi
Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia sehari-hari. Komunikasi sama pentingnya dengan fungsi pernafasan dalam
tubuh manusia sejak lahir. Manusia bukan hanya membutuhkan pertukaran udara
dari kelangsungan hidupnya, tetapi juga melakukan pertukaran pesan-pesan dengan
lingkungannya, terutama dengan lingkungan terdekat yang berlangsung secara tetap.8
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi sendiri berasal dari bahasa latin comunicar, yang
mempunyai arti berpartisipasi atau memberitahukan. Sedangkan kata comunis berarti
milik bersama atau berlaku dimana-mana, sehingga comunis opinion mempunyai arti
pendapat umum atau pendapat mayoritas. Sedangkan menurut Effendi, pengertian
komunikasi tidak hanya bersifat informatif, yaitu agar orang lain mengerti dan
mengetahui tetapi juga persuasif, agar orang lain bersedia menerima paham atau
keyakinan dan kemudian orang tersebut bersedia melakukan sesuatu perbuatan atau
kegiatan.9
Sedangkan menurut Harold D. Lasswell, komunikasi merupakan suatu proses
yang saling berkaitan, baik antar pembawa pesan maupun penerima pesan, selain
sebagai sarana yang digunakan untuk saluran dan efek yang dapat ditimbulkan. Teori
Harold D Lasswell ini dikenal dalam rumusan:10
Who Says What, In Which Channel, To Whom And With What Effect
8
9
NN, Jurnal ISKI, Komunikasi dan demokrasi, PT. Remaja Rosdakarya, Juli 1998, hal 64
Effendi, Onong Uchjana, Ilmu Kominikasi, Teori dan Peraktek, 1990, hal 12
10
Dennis Mc. Quail, Model model Komunikasi, Jakarta: Uni Prima, 1998, hal 13
10
2.1.2 Tujuan Komunikasi
Secara garis besar ada empat tujuan komunikasi menurut Devito, Joseph A.11
yaitu :
a.
Menemukan
Bila anda berkomunikasi dengan orang lain, maka secara tidak langsung anda
belajar mengenai diri sendiri dan juga tentang orang lain, sehingga kita bisa
memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak
bicara.
b.
Untuk Berhubungan
Salah satu tujuan komunikasi yang paling kuat adalah untuk berhubungan
dengan orang lain, membina dan memelihara hubungan dengan orang lain.
c.
Untuk Meyakinkan
Dengan berkomunikasi, kita bisa meyakinkan diri sendiri dan orang lain.
d.
Untuk Bermain
Dengan komunikasi, kita bisa bermain, menghibur diri sendiri dan orang lain.
Sedangkan menurut Wilbur Schramm, bila kita melakukan komunikasi maka
berarti kita telah mencoba membagikan informasi. Tujuannya adalah agar si penerima
pesan dan si pengirim pesan sepaham atas suatu pesan tertentu.12
2.1.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi menurut A.W Widjaja dapat dirumuskan sebagai berikut.
a.
Informasi : yaitu pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran,
berita, data, gambar, fakta, dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan
agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan
dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
11
Devito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia, Profesional Book, Jakarta 1997, hal 31-33
12
M.m Siahaan, Kominikasi pemahaman dan penerapan, Jakarta : BPK Mulia, 1991, hal 13
11
b.
Sosialisasi
:
yaitu
menyediakan
memungkinkan orang
sumber
ilmu
pengetahuan
yang
untuk bersikap dan bertindak sebagi anggota
masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat
aktif di dalam masyarakat.
c.
Motivasi : yaitu menjelaskan tujuan setiap masyarakat, baik jangka pendek
maupun jang panjang, mendorong orang menetukan pilihan dan keinginan
serta mendorong kegiatan individu.
d.
Diskusi : yaitu menyediakan dan saling menyebar fakta yang diperlukan untuk
persetujuan.13
2.1.4 Jenis Komunikasi
Dalam melakukan interaksi sosial, manusia melakukan komunikasi melalui
berbagai cara, baik langsung yaitu, individu melakukan komunikasi langsung
berhadapan dengan komunikan (personal maupun khalayak), maupun komunikasi
tidak langsung yaitu, komunikasi dilakukan dengan memanfaatkan media sebagai
penghubung seperti surat, poster, pamflet, spanduk, radio, televisi, film, koran,
majalah, dan sebagainya. Dalam penyampain pesannya, komunikan dan komunikator
biasanya menggunakan bahasa verbal (lisan atau tulisan) dan non verbal yaitu,
penyampaian isi pesan melalui kial atau bahasa tubuh dan gambar. Oleh karena itu,
individu dalam melakukan komunikasi mempunya sifat berikut, yaitu :14
a.
Tatap muka
b.
Bermedia
c.
Verbal secar lisan dan tulis
d.
Non verbal melalui bahasa tubuh dan gambar
13
14
AW Wijaya.Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara. Jakarta 1993. Hal 64
Effendi, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, 1990, hal 12
12
2.1.5 Proses Komunikasi
Komunikasi pada awalnya dianggap sebagai suatu proses linier yang dimulai
dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima. Komunikasi seperti ini
dianggap sebagai tindakan satu arah.15 Pemahaman komunikasi sebagai proses searah
ini disebut sebagai definisi beroreantasi-sumber
(source
oriented definition).
Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara
sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan dan membangkitkan
respons orang lain. Dalam hal ini, komunikasi dianggap sebagai suatu tindakan yang
disengaja untuk menyampaikan pesan demi
memenuhi kebutuhan komunikator.
Seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan
sesuatu.
Dalam perkembangannya, komunikasi merupakan dunia tanpa batas dan
berkembang sangat pesat. Komunikasi diartikan secara harfiah sebagai suatu proses
berbagi ( Share ) pesan dari satu pihak menjadi milik bersama. Komunikasi melalui
media massa pada dasarnya ditujukan kepada khalayak luas, heterogen, anonim,
tersebar serta tidak mengenal batas geografi kultural.16
Dari beberapa definisi mengenai proses dan pengertian komunikasi diatas,
penulis dapat
menyimpulkan
bahwa
komunikasi
merupakan
suatu
proses
penyampaian pesan dan pengiriman pesan dari sumber kepada penerima dengan
menggunakan saluran atau media.
2.2
Komunikasi Massa
Dalam prakteknya, penyebaran informasi dalam proses komunikasi massa
memanfaatkan media massa sebagai saluran. Begitu banya definisi yang dinyatakan
15
16
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Penerbit PT Remaja Rosda Karya, Bandung 2003
S Djuarsa Sendjaja. dkk, Materi Pokok Pengantar Ilmu Komunikasi, Universita Terbuka, 1998
13
oleh para pakar komunikasi,
mass communication is massage communicated
through a mass media to a large number of people
komunikasi massa adalah pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.17
2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut De Fleur dan Dennis dalam bukunya
Understanding Mass Communication
(1985), bahwa komunikasi massa adalah
suatu proses dimana sumber menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan
secara luas, dan terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara.
Sementara komunikasi massa menurut Janowitz (1968) :18
Komunikasi
massa terdiri dari lembaga-lembaga dan teknik-teknik dimana kelompok-kelompok
khusus menggunakan peralatan teknologi (Pers, radio, televisi, film, dan lain-lain)
untuk menyebarkan isi simbolik kepada audience yang banyak jumlahnya, heterogen
dan terpisah-pisah.
Sedangkan komunikasi massa, bila kita merujuk kepada Tan dan Wright,
dalam Liliweri (1991), merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,
berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan
menimbulkan efek tertentu.
Komunikasi massa adalah sebuah proses yang terjadi dari serangkaian tahapan
sebagai berikut :
17
18
Sunarjo dan Djoenarsih, Himbpunan Istilah Komunikasi, Liberty Yogyakarta, 1995, hal : 45
McQuail,Dennis,& Windahl, Sven, Model Model Komunikasi, Jakarta Uniperima 1988,hal 5
14
a.
Formula pesan oleh komunikator
b.
Peyebaran pesan dengan cara yang relatif cepat dan terus menerus melalui
media (cetak, elektronik, film, broadcasting).
c.
Pesan menjangkau khalayak dengan jumlah yang reltif besar dan beragam.
Kalayak ini mengakses media dengan cara selektif.
d.
Individu dari anggota khalayak mencoba menafsirkan pesan yang dikirim
komunikator sehingga memperoleh pemahaman yang sama sebagai mana
yang dikirim oleh komunikator.
e.
Sebagai hasil memahami pesan, maka selanjutnya anggota khalayak ini
sampai lefel tertentu akan terpengaruh oleh pesan tersebut.
Sumber komunikasi massa adalah suatu organisasi formal, bukan satu orang.
Sang pengirim pesan seringkali adalah sang komunikator professional. Pesannya
tidak unik, bersifat umum, serta dapat diperkirakan kemunculannya. Selain itu
tersebut seringkali diproses, distandarisasi dan diperbanyak.19
Sedangkan media sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat
mempunyai peranan yaitu :
a.
Media berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja
dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam
pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.
b.
Media telah menjadi sumber yang dominan bukan saja menjadi sumber untuk
individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi
masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan
penilian secara normatif dan dibaurkan dengan berita dan hiburan.
19
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga Jakarta 2002
15
c.
Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk menampilkan
peristiwa-pristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun
internasional.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa.
Media massa dapat dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu, media cetak dan
elektronik. Media cetak meliputi koran, majalah, bulletin dan sebagainya. Media
massa elektronik mencakup televisi, radio, film dan internet.20
Khalayak akan tertarik melihat dan menonton suatu program acara televisi,
membaca surat kabar/majalah atau mendengarkan siaran radio, apabila isi pesan dari
media tersebut mengandung karakter.21 Human Interest yaitu, setiap orang pada
dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan
orang lain. Gambar tentang kehidupan orang (human interest) dapat dikemas dalam
bentuk acara news, feature, beografi, esai foto dan berbagai bentuk acara deskriptif
lainnya.
2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut Dennis McQuail (1975) dalam buku sosiologi
komunikasi massa, mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.
Membuat organisasi formal yang kompleks untuk operasi produksi surat
kabar atau penyiaran televisi. Menyangkut penggunaan sumber modal dan
kemudian mengendalikan keuangan, juga memerlukan pengembangan
personil yang berketerampilan yang tinggi, lalu manajemen penerimaan dan
20
21
Sendjaja,S Juarsa,Ph.D dan Hasrullah,Drs, Komunikasi massa, UT, 1993,hal 159
ibid, Sendjaja, S Juarsa, hal 165
16
penerapan pengawasan normatif, dan untuk itu suatu mekanisme akuntabilitas
atau pertanggung jawaban terhadap otoritas eksternal dan khalayak yang
dilayani. Di dalamnya harus ada alokasi kewenangan, suatu struktur yang
menjamin kontinuitas dan kerjasama. Persyaratan seperti itu hanya bisa
dipenuhi dengan suatu organisasi formal. Dan dalam hal ini merupakan
sesuatu yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi informal,
yaitu tidak berstruktur dan bersifat antar pribadi.
b.
Komunikasi massa ditujukan kepada khalayak luas. Hal ini merupakan
kelanjutan dari penerapan teknologi yang dimaksudkan untuk produksi massa
dan desiminasi yang luas, serta ekonomi komunikasi massa. Ukuran yang
pasti dari khalayak atau kelompok pembaca yang menumbuhkan komunikasi
massa tidak dapat diterapkan, tetapi luas secara relatif dibandingkan dengan
khalayak sarana komunikasi yang lain.
c.
Komunikasi massa bersifat publik. Dalam arti isinya terbuka bagi semua
orang dan distribusinya relatif tidak tersetruktur serta bersifat informal.
d.
Komposisi khalayak komunikasi massa bersifat heterogen. Menurut Wirth
(1948), masa terdiri dari anggota yang heterogen dalam arti meliputi orang
yang hidup dalam kondisi yang berbeda, dengan budaya yang beragam,
datang dari masyarakat yang bervariasi, mempunyai pekerjaan yang berbeda,
sehingga mempunyai minat standar hidup tingkat prestige, kekuasaan dan
pengaruh yang berbeda-beda pula.
e.
Media masa dapat melakukan kontak yang simultan dengan orang dalam
jumlah besar dan jauh dari sumber, serta amat terpisah-pisah satu sama lain.
f.
Dalam komunikasi massa, hubungan komunikator dengan khalayak adalah
bersifat impersonal, karena khalayak anonim dituju oleh komunikator yang
dikenal hanya dalam peranan publik (public role) sebagai komunikator.
17
g.
Khalayak komunikasi massa merupakan suatu kolektipitas yang merupakan
keunikan masyarakat moderen dengan beberapa sifatnya yang distinktif.22
2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa
Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, komunikasi massa mempunyai
fungsi sebagi beikut.23 :
a.
Pengamatan lingkungan, peranan media yang membolehkan seseorang untuk
mengamati dan meperhatikan horizon untuk mengetahui peristiwa-peristiwa
yang lebih luas.
b.
Korelasi respons masyarakat terhadap peristiwa-peristiwa lingkungan,
umpamanya ketika media massa memberitakan seseorang bagaimana
menginterpretasikan beberapa berita. Di sini media membantu individu untuk
menyadari apa yang sedang terjadi di dunia ini.
c.
Penyebaran warisan budaya, sebagai mana anak-anak diajarkan sejarah
bangsanya, apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah, sebagai
mana mereka berbeda-beda dengan orang lain.
2.2.4 Efek Komunikasi Massa
Dalam segmen ini akan dibahas pengaruh komunikasi massa, selain memeliki
efek terhadap individu, media masa juga menghasilkan efek terhadap masyarakat dan
budayanya. Efek dalam pengertian ini umumnya mengacu pada suatu efek jangka
panjang yang tidak langsung. Efek juga bukan hanya merupakan pengaruh suatu
pesan tertentu, namun merupakan hasil dari keseluruhan sistem pesan.
22
23
Zulkarnain Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Universitas Terbukja, Jakarta 1993 hal 7
Bryson Lyman, ed, 1971, Kontrbusi Laswel Pada Seminar Komunikasi Rockfeller. Dikutip dari Google.com
18
Dari beberapa hal mengenai asumsi efek komunikasi massa, terdapat suatu
teori yang disebut Agenda Setting. Teori ini beranggapan bahwa media massa dengan
memberikan perhatian pada suatu isu tertentu dan mengabaikan isu yang lainnya,
akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Orang akan cenderung
mengetahui tentang hal-hal yang diberikan media massa dan menerima susunan
prioritas yang diberikan oleh media massa terhadap isu-isu yang berbeda.
2.3
Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Elektronik
Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa
Yunani) yang berarti jauh, dan visi ( videre bahasa Latin ) yang berarti penglihatan.
Dengan demikian, Televisi dalam bahasa Inggrisnya Television diartikan dengan
Melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan melihat materi gambar dan suara
yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi), dapat dilihat dari tempat lain
melalui suatu perangkat penerima (televisi set).
Televisi kalau diartikan secara cepat, melihat dari jauh , namun pengertian
tersebut terlalu sederhana karena sebenarnya ada dua bagian utama yaitu pancara
televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar (view)
bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal tersebut dapat diterima oleh
pesawat televisi pada jarak yang cukup jauh.
Siaran televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan
gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara, pancaran
sinyal ini diterima oleh antena televisi untuk kemudian diubah kembali menjadi
gambar dan suara. Untuk menyelenggarakan siaran televisi maka diperlukan tiga
19
komponen yang disebut trilogi televise, yaitu studio dengan berbagai sarana
penunjangnya, pemancar atau transmisi, dan pesawat penerima yaitu televisi.24
Televisi memiliki ciri sebagai berikut :
a.
Menggunakan teknologi rumit (complex technology) dalam peraktek
penyelenggaraan siaran. Diantaranya menggunakan transmisi, kamera, ruang
kontrol, microphone, pita kaset, telepronter, antena, satelit, dan sebagainya.
b.
Memiliki kecepatan (velo city). Dibandingkan dengan komunikasi langsung,
komunikasi menggunakan media televisi lebih cepat menjangkau khalayak,
juga tercepat dalam menyajikan informasi. Suatu kejadian yang tengah
berlangsung dapat dilaporkan langsung saat itu juga menggunakan media
televisi.
c.
Dalam jumlah besar (amplitude). Dalam penyelenggaraan komunikasi massa,
media televisi membutuhkan personil, dana, serta teknologi yang relatif lebih
besar dibandingkan dengan media massa lainnya. Hal tersebut dikarenakan
jumlah target khalayak yang di jangkau sangatlah besar.
Televisi sebagai media massa preodik, memiliki sifat yang disyaratkan :
a.
Publisitas, berarti dapat disebarluaskan kepada khalayak
b.
Universalitas, berarti isi pesannya bersifat umum atau universal yang berarti
dapat dibaca, didengar dan dilihat oleh siapa saja.
24
JB Wahyudi, Juarnalistik Televisi,Tentang dan Sekitar Siaran Berita TVRI, Bandung 1985
20
c.
Periodesitas, berarti disajikan kepada khalayak secara periodik atau tetap.
Disajikan disini berarti diterbitkan atau disiarkan.
d.
Kontinuitas, berarti berita yang disampaikan berkesinambungan, sampai fakta
dan pendapat yang mengandung nilai berita itu tidak lagi dinilai penting atau
menarik oleh sebagian besar khalayak.
e.
Aktualitas, isi pesan mengutamakan nilai kebaruan atau baru.25
Jika kita melihat saat ini banyak sekali informasi atau berita yang ditayangkan
di televisi dalam setiap harinya, maka hal itu merupakan suatu bukti bahwa media
televisi berperan sebagai media komunikasi massa. Dimana fungsi media televisi
selain berperan untuk menghibur (to intertin) khalayak ramai, televisi juga dapat
berfungsi menyebarkan informasi atau berita kepada khalayak luas, dan hal itu juga
yang menjadi definisi komunikasi massa, menyebarkan informasi kepada khalayak
banyak dengan menggunakan media, disini media tersebut adalah televisi. Televisi
merupakan benda elektronik, maka jika kita mengacu pada paparan di atas, maka
dapat dikatakan bahwa televisi adalah media komunikasi massa elektronik.
Televisi adalah media massa elektronik yang didalam pengembangannya
didukung oleh teknologi informasi dan telekomunikasi. Media televisi diarahkan agar
mempunyai 4 (empat) fungsi, yaitu : pemberi informasi, pendidikan,hiburan dan
mempengaruhi. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
media televisi sebagai media massa elektronik mempunyai fungsi memberikan
informasi yang bersifat informal, edukatif dan dapat memberikan informasi yang
25
JB Wahyudi, Dasar Dasar Radio dan Televisi , Pustaka Utama, Jakarta, 1966
21
bersifat hiburan, serta mampu mempengaruhi sikap, pandangan, dan persepsi para
pemirsanya.
Kehadiran media elektronik televisi kini benar-benar dijadikan sebagai media
komunikasi massa. Hal ini jelas terlihat dimana televisi dijadikan sebagai alat untuk
memperluas cakrawala terhadap pola pikir. Tetapi televisi juga dapat disebut juga
sebagai jendela dunia besar , karena realitas sosial yang berhasil ditayangkannya,
sehingga masyarakat tahu kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya bahkan di luar
daerahnya maupun negaranya. Untuk itulah media televisi menjawabnya dengan
model suara gambar yang bergerak dan mampu menyentuh aspek psikologi setiap
manusia manapun. Termasuk dalam menilai sesuatu dari apa yang didapatkan dari
tayangan televisi tersebut.
Setiap televisi berhak dan menayangkan berbagai program apapun yang
dikehendakinya, asalkan tidak melanggar UU penyiaran di Indonesia. Tetapai siaran
berita tetap merupakan program yang mengidentifikasikan suatu stasiun televisi
kepada pemirsanya. Program berita menjadi identifikasi khusus atau identifikasi lokal
yang dimiliki suatu stasiun televisi.26 Dengan demikian, stasiun televisi tanpa
program berita akan menjadi stasiun televisi tanpa identitas. Program berita juga
menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola televisi kepada masyarakat
yang menggunakan gelombang udara publik.27
2.3.1 Karakteristik Media Televisi
Media televisi terbagi menjadi beberapa karakteristik yang melengkapinya
seperti berikut :
26
27
Peter Herfrod, So you Want To Run a Tv Station, Media Development Loan Fund, NY.2000
Morisson, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ghalia Indonesia, 2004
22
a.
Medium elektronik
Televisi berkerja secara elektris, bermula dari sinar yang dikenakan pada
obyek/benda, terbentuklah sinar pantul sinar yang dilewatkan dengan sistem
lensa sehingga terbentuk gambar proyeksi, didalam pick up tube (tabung
penampilan gambar).
b.
Medium dinamis
Visual yang ditampilkan mengutamakan yang bergerak (moving effects) pada
film, gambar doproyeksikan dengan 24 frame/detik. Sedangkan pada video/Tv
diproyeksikan dengan 30 frame/detik. Dengan demikian gerak gambar pada
televisi lebih dinamis.
c.
Medium Audio Visual
Televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual secara singkron.
Pada berita televisi, tampilan gambar dilayar (visual) yang seiring dengan
laporan yang disampaikan (audio), begitu pula sebaliknya.
d.
Medium Terpadu
Visual yang disajikan televisi merupakan paduan dari berbagai sarana lain,
seperti ilustrasi/gambar, still photo, slide, film, dan sebagainya. Pada berita
televisi seringkali dalam penyajiannya menyertakan gambar peta, diagram,
atau pun lokasi.
e.
Medium Non Rinci
Televisi tidak dapat menyajikan isi pesan secara rinci. Karena sifat pesan atau
informasi televisi hanya lewat begitu saja (transistory).28
28
JB Wahyudi, Teknologi Informasi, Pustaka Utama, Grafitti, Jaata, Hal 120
23
Televisi sebagai media elektronik komunikasi massa, mempunyai peranan
yang sangat penting dalam menentukan daya tarik mata dan telinga audiencenya,
agar berita dan informasi yang ditayangkan dapat menarik untuk didengar dan dilihat.
Karakteristik yang dimiliki televisi memudahkan untuk memperoleh informasi
melalui indra mata dan telinga, yang merupakan informasi yang kongkrit dan
singkron. Sehingga mendapatkan informasi yang cukup jelas baik warna, bentuk,
serta ukuran. Media televisi sangat bermanfaat untuk mengkomunikasikan suatu
peristiwa atau kejadian dan gagasan.
2.4
Berita
Saat ini berita telah menjadi sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari manusia. Karena melalui berita kita dapat mengetahui
berbagai peristiwa yang telah terjadi, yang sedang terjadi, bahkan dapat menafsirkan
suatu peristiwa dari peristiwa yang telah terjadi. Berita merupakan sajian utama dari
sebuah media massa baik cetak maupun elektronik.
Dalam rumusan klasik jurnalistik disebutkan hal-hal yang berkaitan dengan
kelengkapan sebuah berita. Berita yang dianggap sudah lengkap dan layak tayang
bilamana didalam paket berita tersebut terdapat atau mengandung unsur 5W + 1H
(What, Who, Where, When, Whay, and How).
Menurut kamus Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwodarminta, berita
berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan
Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi
peristiwa yang hangat .
laporan mengenai kejadian atau
24
Sementara itu, pakar komunikasi JB Wahyudi mengemukakan, berita adalah
laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi
sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa
periodik. Dari pendapat JB Wahyudi dapat kita pahami dan simpulkan bahwa berita
bukan hanya kejadian penting atau peristiwa, tetapi juga pendapat yang memiliki nilai
penting, menarik dan aktual.
Sedangkan Freda Morris dalam bukunya Broadcast Journalism Techiques Of
Radio and TV News mengemukakan: News is immediate, the important, the things
that have impact on our lives . Artinya, berita adalah suatu yang baru dan penting,
yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia.
Menurut Paul De Maesenner (Here s The News- Unesco Associate Expert).
Berita adalah informasi yang baru tentang suatu peristiwa yang penting dan menarik
perhatian serta minat khalayak pendengar.
Lalu kalau kita mengacu pada pendapat Charnley & James M Neal, berita
adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi,
interprestasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan
kepada khalayak.
Kalau menurut Robert L Hilliard ( Writing For Televisi and Radio ), berita
adalah sebuah peristiwa yang nyata, penting dan mempunyai dampak bagi khalayak.
Sangatlah banyak pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para pakar ilmu
komunikasi tentang berita, sehingga jika kita simpulkan dari pendapat di atas, dapat
diambil sebagai berikut : Berita/News adalah informasi baru dari peristiwa yang
penting untuk segera diketahui, aktual, faktual, dan dapat mempengaruhi masyarakat.
25
Masyarakat membutuhkan berita untuk mendapatkan informasi tentang
peristiwa-peristiwa yang dapt mempengaruhi kehidupan mereka. Masyarakat
diperbudayakan dengan informasi yang disampaikan. Masyarakan menjadi lebih
paham dalam menangani masalah-masalah kehidupan, apabila mereka mendapat
informasi tentang perubahan-perubahan didalam masyarakat. Semua berita adalah
informasi, tetapi tidak semua informasi adalah berita. Karena berita adalah informasi
yang mengandung nilai berita yang telah diolah sesuai dengan kaidah- kaidah yang
ada pada ilmu jurnalistik, dan yang sudah disajikan kepada khalayak melalui media
massa periodik baik cetak maupun elektronik.29
Kredibilitas suatu stasiun televisi sebagian besar ditentukan oleh kualitas
berita yang ditampilkan. Berita-berita yang dikemas secara akurat pasti mendapatkan
kepercayaan pemirsa. Pemirsa akan menyimak saluran televisi tersebut untuk mencari
apa yang terjadi sesunggunya. Berita yang dikemas dalam paket berita yang bagus
dan menarik akan memperkuat image suatu stasiun televisi kepada khalayak.
2.4.1 Nilai Berita
Seperti dalam pemaparan definisi berita diatas, kita telah mengetahui bahwa
tidak semua peristiwa atau kejadian dan informasi dapat dijadikan sebagai sebuah
berita, suatau kejadian atau peristiwa dan informasi layak dijadikan menjadi suatu
berita apa bila memiliki nilai berita (newa value) yang telah ditentukan sebagai
berikut :
a.
Aktual, artinya baru atau hangatnya sebuah kabar. Semakin cepat peristiwa
atau pendapat tersebut disiarkan, maka semakin aktual berita tersebut.
29
JB WAhyudi , Dasar Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Gratiti, hal 29
26
b.
Menarik, suatu berita yang menarik biasanya berkaitan dengan peristiwa
besar (magnitude) yang dapat membuat orang iba, marah dan kagum.
c.
Berguna, Berguna tidaknya suatu berita sangat tergantung pada manfaat yang
diperoleh setelah menyaksikan sebuah berita. Umumnya masyarakat mencari
berita yang ada manfaat baginya.
d.
Kedekatan (proximity). Hubungan kedekatan sebuah berita dengan
masyarakat dapat diukur dengan jarak lokasi peristiwa dengan tempat tinggal,
hubungan profesi, hobi dan kaitan lainnya yang berhubungan langsung
dengan masyarakat. Semakin dekat hubungan masyarakat dengan tempat,
profesi dan hobi yang diberitakan semakin menariklah berita itu bagi mereka.
e.
Menonjol, Mencolok, Dikenal (prominent). Hal
hal yang menonjol atau
ihwal yang terkenal atau sangat dikenal oleh masyarakat, semakin terkenal
seseorang, tempat dan benda tersebut semakin menarik dijadikan berita.
f.
Pertentangan (Conflic). Segala sesuatu yang bersifat pertentangan menarik
untuk diberitakan, karena konflik adalah bagian dari kehidupan manusia. Baik
sedih, senang, dramatis menarik untuk disimak.
g.
Kemanusiaan (Human interest). Segala kisah yang dapat membangun emosi
baik sedih, lucu, dramatis menarik untuk disimak.
Semakin banyak pemirsa yang terkena dampaknya, maka akan semakin
penting berita tersebut. Semakin langsung dampaknya bagi pemirsa, semakin besar
pengaruh yang dimiliki berita tersebut. Parameter bagi sebuah berita layak diangkat
biasanya dikenal dengan istilah nilai berita (news value). Nilai berita adalah bobot
suatu peristiwa atau pendapat, apakah menarik, penting, dan actual sehingga pantas
untuk dipublikasikan.30
30
JB Wahyudi, Komunikasi sarana alih pengetahuan. TVRI Stasiun Surabaya. 1998
27
Alasan mengapa sebuah berita atau peristiwa ditayangkan adalah karena suatu
peristiwa memiliki nilai berita, sehingga redaksi memutuskan untuk mengemas dan
menayangkan peristiwa tersebut menjadi berita yang layak untuk ditayangkan.
Selain itu unsur obyektifitas mutlak diperlukan dalam membuat suatu berita
yang berimbang. Obyektifitas diperlukan untuk mempertahankan kreadibilitas, dan
tetap merupakan tujuan dari cita - cita yang diterapkan seutuhnya. Berita yang baik
adalah suatu berita yang obyektif, tidak memihak, dan tidak disusupi oleh
kepentingan pribadi maupun kelompok, dengan kata lain berita harus terpisah dari
opini.
2.4.2 Berita Televisi
Pengertian berita televisi pada hakekatnya sama dengan pengertian berita
secara umumnya, namun berita televisi memiliki cirri-ciri yang khusus yang berbeda
dengan media cetak.
Ciri-ciri berita televisi menurut Maury Green sebagai berikut :
a.
Berita memiliki batasan waktu, seperti batasan ruang dalam surat kabar.
Berita televisi rata-rata 5 sampai dengan 30 menit harus mampu memuat
banyak berita. Sementara surat kabar memiliki banyak ruang untuk berita.
Batasan waktu ini membuat berita televisi menjadi sangat selektif, artinya
harus dipilih topik yang paling pantas untuk diangkat dalam siaran berita.
b.
Berita televisi hanya bisa ditonton pada saat mengudara saja. Khalayak
dipaksa untuk memantau berita pada saat itu juga, tidak bisa kapan saja seperti
surat kabar. Karena itu berita televisi dikhususkan kepada kahalayak
potensial, yaitu mereka yang bisa menonton siaran berita pada jam
penayangannya, dan memiliki minat khusus pada berita.
28
c.
Singnal Area, bila surat kabar dapat diantar kemana saja, maka siaran berita
televisi tidak bias diterima oleh mereka yang berada diluar wilayah signal atau
transmisi televisi.
d.
Elemen Visual, Berita televisi mementingkan elemen visual, sehingga berita
yang dipilih sedapat mungkin memiliki visual yang terbaik dan memadai.
Gambar-gambar yang baik akan menarik dan mengikat penonton serta
mempermudah penafsiran pesan (berita) dan memudahkan mengikat pesan
(berita).
Berita televisi bukanhanya sekedar melaporkan fakta tulisan/narasi saja, tetapi
juga gambar (visual), baik gambar diam, seperti foto, gambar foto, gambar grafis,
maupun gambar peristiwa yang menjadi topik berita dan mampu memikat pemirsa.
Dalam berita televisi, gambar merupakan kebutuhan yang paling utama dari pada
narasi. Karena gambar sendiri mampu mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian
dengan khalayak yang menyaksikan berita itu sendiri.
2.4.3 Jenis
Jenis Berita Telvisi
Sama dengan berita pada media cetak, dalam berita televisi juga terdapat
beberapa jenis berita. Menurut JB Wahyudi : berita televisi dapat dibagi menjadi
dalam dua kelompok atau jenis, yaitu :
a.
Berita Terkini
Berita terkini adalah urian berita atau peristiwa dan pendapat yang
mengandung nialai berita dan terjadi pada setiap harinya (news of the day).
Berita terkini sendiri dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu :
29
a) Berita langsung (straight news) untuk berita kuat (hard/spt/soft news).
b) Berita mendalam (indepth news).
b.
Berita Berkala
Berita berkala adalah urian fakta dan pendapat yang sudah ada atau sudah
terjadi sehingga nilai aktualitasnya kurang kuat. Namun nilai menariknya
masih ada, sehingga penyajiannya kepada khalayak tidak terikat pada waktu.
Uriannya bersifat linier dan ekploratif. Yang termasuk dalam berita berkala
adalah :
a) Laporan Eksploratif
b) Laporan Khas (feature)
c) Berita Analisis
2.4.4 Format Berita Televisi
a.
Berita Copy
Berita copy, merupakan cara yang paling dasar dan sederhana dalam
menyampaikan berita ditelevisi. Berita ini dibuat jika peristiwanya sangat
penting, bisa dibuat dengan cepat, karenan tidak perlu persiapan yang terlalu
banyak. Tidak ada gambar, karena berita baru saja terjadi, bahkan mungkin
masih berlangsung. Bisa dilakukan dengan cara by phono (Presenter bisa
menelepon langsung reporter yang berada di lokasi kejadian). Jika memiliki
perangkat SNG (Satelite News Gathering), bisa ditayangkan langsung dari
tempat kejadian (on the spot). Reporter tampil dilayar membaca berita copy
secara utuh dari awal sampai akhir, dan lamanya berita copy berdurasi 30
detik.
45
30
b.
Reader / Grafis
Format ini digunakan jika sebuah peristiwa, baru saja terjadi dan reporter
belum memiliki akses untuk merekam gambar kejadian kedalam kaset video.
Presenter hanya tampil membacakan intro, diikuti dengan tayangan grafis
(data, angka, peta lokasi, still foto, dan lain-lain), dan presenter masih terus
membacakan berita, ketika gambar atau grafis tersebut ditayangkan. Akhir
dari berita readers/grafis, bisa di wajah presenter atau di gambar/grafis yang
ditayangkan. Layanan berita Readers/Grafis adalah 15
c.
30 detik.
Clips Only
Dalam format ini berita dibacakan presenter, disusul dengan Sync nara
sumber. Berita Clips Only akan dimunculkan jika narasumber merupakan
orang yang sangat penting atau sync dari narasumber menghebohkan . Intro
akan dibacakan oleh presentermaksimum 3 kalimat dan lamanya berita Clips
Only ini adalah 40-45 detik.
d.
OoV (Out of Vision)
Berita ini hanya dibacakan oleh Anchor tanpa Vois Over (VO), ketika
membacakan intro, Anchor muncul dilayar, disusul dengan gambar tanpa VO.
Ketika gambar sedang ditayangkan, Anchor masih tetap membacakan berita
OoV dan ketika gambar selesai, Anchor masih tetap membacakan berita.
Alasan dibuatnya berita OoV ini adalah karena tidak cukup waktu untuk
dibuat menjadi berita paket dan tidak cukup kuat dibuat jadi berita paket.
Lamanyan berita OoV adalah 45 detik.
31
e.
Berita Paket (Package)
Unsur penting yang harus ada dalam berita paket :
a) Intro ayang akan dibacakan Anchor
b) Sequences (gambar-gambar dari peristiwa berita)
c) sync (suara langsung narasumber atau pernyataan narasumber)
d) VO/voice over (narasi berita didubbing langsung oleh presenter)
f.
Stand - Up (Reporter tampil dilayar membacakan berita)
g.
Natural Sound / Natsound (suara alami di lokasi kejadian).31
2.5
Agenda Setting
Media
massa
memiliki
kemampuan
untuk
memberitahukan
kepada
masyarakat atau khalayak tentang isu-isu tertentu, yang dianggap penting dan
kemudian
khalayak
tidak
hanya
mempelajari
dan
memahami
isu-isu
pemberitaan,tetapi juga seberapa penting arti suatu isu atau topik berdasarkan cara
media massa memberikan penekanan terhadap isu tersebut. Jadi pada intinya, apa
yang dianggap penting dan menjadi agenda media maka itu pula yang juga dianggap
penting dan menjadi media bagi khalayak.
Agenda setting menggambarkan kekuatan pengaruh media yang sangat kuat
terhadap pembentukan opini masyarakat. Media massa dengan memberikan perhatian
pada isu tertentu dan mengabaikan yang lain, akan memiliki pengaruh terhadap
pendapat umum. Orang akan cenderung mengetahui tentang hal-hal yang diberitakan
media massa dan menerima sesuatu prioritas yang diberikan media massa terhadap
isu-isu yang berbeda.32
31
32
WWW. Google .com Jurnalisme TV, 2006
S. Djuarsa Sendjaja. Teori Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta. Hal 199.
32
Media melakukan seleksi sebelum melaporkan berita, kemudian melakukan
gatekeeping terhadap informasi dan akan membuat pilihan apa saja yang akan
diberitakan dan tidak. Apa yang diketahui oleh khalayak pada umumnya merupakan
hasil dari rekonstruksi media atau gatekeeping.
Teori Agenda Setting menjelaskan bahwa media dengan menyusun prioritas
topik akan mempengaruhi perhatian audience terhadap topik mana yang dianggap
lebih penting dari topik lainnya. dengan kata lain, dengan menyusun agenda
pemberitaannya media akan mempengaruhi audiencenya, meskipun hanya sampai
pada tataran kognitif.33
Teoritis Agenda Setting adalah Maxwell McCombs dan Donald Shaw. Mereka
menuliskan bahwa audience tidak hanya mempelajari
berita-berita dan hal-hal
lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting
yang diberikan pada suatu isu atau topik, dari cara media massa memberikan
penekanan terhadap topik tersebut.
Asumsi Agenda Setting memiliki kelebihan karena mudah dipahami. Dasar
pemikirannya adalah diantara berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang
mendapat lebih banyak perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi
pembacanya atau pendengarnya dan akan dianggap penting dalam suatu periode
tertentu, dan akan terjadi sebaliknya terhadap topik yang kurang mendapatkan
perhatian dari media.
Agenda setting menggambarkan pengaruh media yang sangat kuat dalam
pembentukan opini masyarakat. Media massa mempunyai kemampuan untuk
memilih dan menekankan topik tertentu yang dianggapnya penting sehingga menjadi
agenda publik.
33
S Djuarsa Sendjaja, Ph D. Teori Komunikasi,Universitas Terbuka, Mei 2002
33
Ada tiga tahapan proses Agenda setting yaitu media agenda, public agenda,
dan policy agenda. Berikut analisa isu tersebut menurut proses terjadinya Agenda
setting :
a.
Media Agenda : dimana isu-isu didiskusikan dalam media.
b.
Public Agenda : ketika isu-isu didiskusikan dalam media dan secara pribadi
sesuai dngan khalayak.
c.
Policy Agenda : proses ini berada pada saat para pembuat kebijaksanaan
menyadari pentingnya isu tersebut atau kebijakan publik.34
Jadi, media massa mempunyai kemampuan untuk memilih dan menekankan
topik tertentu yang dianggap penting, sehingga membuat publik berpikir bahwa isu
yang dipilih media itu penting.
2.6
Gate Keeping Selektif
Model komunikasi yang akan digambarkan ini adalah model gate keeping
selektif Galtung dan Ruge. Model ini mengembangkan salah satu aspek gate keeping,
yaitu kriteria yang digunakan dalam memilih berita.
Galtung dan Ruge mengemukakan kriteria dalam memilih berita seperti yang
digambarkan dalam model sebagai berikut :
Gambar 1.
Kriteria Pemilihan Berita
8
Kejadian
(Peristiwa)
Persepsi
Media
1
7
2
6
Citra Media
3
5
4
Sumber : Denis McQuail dan Sven Windah, Model-Model Komunikasi
34
www.wikipedia.org/kuiki/agenda-setting theory.tgl.21 Desember 2005.
34
Model diatas memperlihatkan proses dengan kejadian-kejadian di dunia ini
diubah oleh organisasi pemberitaan menjadi sebuah citra media, yakni gambaran
tentang dunia yang disajikan kepada Audience. Gambar/citra media ini ditentukan
oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan berita berikut. kriteria yang
mempengaruhi pemilhan berita :
a.
Timeliness
Timelines berarti waktu yang tepat. Artinya, memilih berita yang akan
disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat
pemirsa.
b.
Proximity
Proximity artinya kedekatan. Kedekatan disini maknanya sangat bervariasi,
yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi, pertalian ras, profesi,
kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan yang terkait lainnya.
c.
Prominence
Prominence artinya adalah orang yang terkemuka. Semakin seseorang itu
terkenal maka akan semakin menjadi bahan berita yang menarik pula.
d.
Consequnce
Pertimbangan yang keempat adalah konsukuensi atau akibat. Pengertiannya
yaitu, segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain
yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak,
merupakan bahan berita yang banyak.
e.
Development
Development (pembangunan) merupakan materi berita yang cukup menarik
apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan baik.
f.
Dissaster&Crimes
Dissaster (bencana) dan Crimes (kriminal) adalah dua peristiwa berita yang
pasti akan mendapatkan tempat bagi para pemirsa.
35
g.
Sport
Berita olah raga sudah lama memiliki daya tarik. Setiap stasiun televisi selalu
menempatkan sebagian waktunya untuk menyiarkan berita-berita olah raga.
h.
Human Interest
Kisah-kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia seperti lucu, sedih,
dramatis, aneh, dan ironis merupakan peristiwa menarik dari segi human
interest.
2.7
Strategi dan Perencanaan Redaksi
Strategi adalah pola keputusan dalam organisasi yang menentukan dan
mengungkapkan saran, maksud atau tujuan, yang menghasilkan kebijaksanaan utama
dan merencanakan untuk pencapaian tujuan-tujuan, serta perincian jangkauan dan
rencana yang akan dikejar oleh organisasi.35 Strategi memebantu organisasi untuk
memiliki prioritas yang lebih jelas, membantu mengarahkan kegiatan dan alokasi
sumberdaya, serta membantu upaya-upaya senergi secara sistematik.
2.7.1 Pengertian Strategi
Berbicara tentang strategi didalam sutu organisasi, akan ditemukan berbagai
macam pengertian yang dapat mendefinisikan strategi. Salah satu pendekatan tersebut
dikenal sebagai pendekatan tradisional dan pendekatan baru (Hill dan Jones, 1998).
Dalam pendekatan tradisional, strategi dipahami sebagai suatu rencana kedepan,
bersifat antisipasif (forward looking). Sedangkan dalam pendekatan yang baru,
strategi lebih dipahami sebagai suatu pola dan bersifat reflektif (Backward Looking).
35
Kenneth R,Andrews, Konsep Strategi Perusahaan,PT.Erlangga jakarata
36
Starategi mutlak diperlukan dalam suatu perencanaan suatu kegiatan. Akan
tetapi dalam perencanaan strategi tersebuit memiliki nilai-nilai keuntungan dan
kerugian. Menurut Mintzberg, ahlstrand, dan Lampel (1998) menulis bahwa
for
every advantage associated with strategy, there is associated drawback or
disadvantage
Misalnya, keuntungan-keuntungan yang berkaitan dengan strategi
adalah kejelasan arah,
penumpuan kegiatan, mendefinisikan identitas dan ruang
gerak organisasi, dan menjamin konsistensi. Namun disisi lain, strategi juga bisa
mengurangi fleksibelitas organisasi, membatasi kreatifitas, mengikat organisasi
kedalam satu janji (komitmen) dan stereotip yang membeban dan sebagainya.
Strategi yang sesungguhnya dilakukan oleh organisasi merupakan gabungan
dari dua jenis strategi, yaitu strategi yang dibuat secara terencana (deliberate) dan
strategi yang muncul secara spontan. Strategi yang dibuat secara terencana
mengandalkan aspek
pengendalian
(kontrol). Sedangkan strategi yang muncul
secara spontan menyadarkan diri pada aspek
belajar
(learning). Aspek kontrol
penting dalam strategi yang terencana dengan baik, karena suatu rencana yang
matang selalu mengandalkan banyak hal. Perubahan dari yang telah diperhitungkan
dikhawatirkan akan membuat rencana menjadi meleset. Oleh sebab itu diperlukan
kontrol terhadap hal-hal yang bisa berubah sewaktu-waktu.
Aspek belajar penting bagi strategi yang bersifat spontan. Dalam strategi
ini, intuisi dan insting dipandang penting. Perubahan lingkungan yang cepat,
membuat perhitungan terus-menerus berubah, hanya bisa dihadapi dengan
fleksibelitas (kelenturan) rencana. Hal-hal yang bersifat spontan harus dimungkinkan
untuk muncul.
37
5 (lima) strategi menurut Hendry Mintzberg didefinisikan sebagai berikut :
a.
Plan
A direction, a guide or course of action into the future, a path to get
from here to there .
Rencana adalah suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang akan
dilakukan, suatu yang memberi arah bagi tindakan dimasa depan.
b.
Pattern Consistency in behavior over time
Pola adalah perilaku konsisten antar waktu.
c.
Position
The determination of particular products in particular markets
Penentuan posisi dalam konteks persaingan.
d.
Perspective An organization s way of doing things
Perspektif adalah bagaimana suatu organisasi menjalankan kegiatannya.
e.
Play
A specific maneufer intended to outwith on opponent competitor
Permainan adalah kumpulan manufer untuk menjinakkan pihak lawan atau
suatu cara untuk mengecoh para pesaing.36
Sedangakan menurut Lawrence R. Jauch & Willian F.Gueck.37 Mengartikan
strategi sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh, dan terpadu yang mengaitkan
keunggulan strategi perusahaan dengan lingkungan dan yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh perusahaan.
36
Hendrawan Supratikno, Anton W Widjaja, Sugiarto dan Darmadi Durianto, Advance Strategic Management.
PT Gramedia pustaka Utama, Jakrta 2005
37
Lawrence R Jauch & William F Gueck, Manajemen Strategis & Kebijakan Perusahaan, PT.
Erlangga. JKT 1996 Hal 12
38
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi
adalah suatu rencana. Strategi dipandang sebagai satu yang dibuat untuk
mengamankan masa depan. Kata strategi berkonotasi antisipasi, prediksi, dan hakhak lain yang mengesankan sifat cerdas dalam menghadapi masa depan yang penuh
dengan ketidak pastian.
2.7.2 Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang akan
dilakukan, sesuatu yang akan memberi arah di masa depan.
siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat.
Di dunia pertelevisian, perencanaan merupakan unsur yang sangat penting,
karena Sedangkan perencanaan sendiri meliputi :
a.
Perencanaan produksi in house dan pengadaan materi siaran out house, serta
menyusunnya menjadi menjadi rangkaian mata acara sesuai dengan misi,
fungsi, tugas dan tujuan yang hendak dicapai.
b.
Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana (hardware).
c.
Perencanaan administrasi, termasuk didalamnya perencanaan dana, tenaga,
pemasaran dan sebagainya.38
Perencanaan menjadi pegangan bagi pimpinan dan pelaksana untuk
dilaksanakan. Dengan demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan
pandangan, sikap dan tindakan dalam pelaksanaan dilapangan.
2.8
Mananjemen dan Organisasi Penyiaran
Pada bagian ini, penulis akan membahas pengertian Mananjemen dan
Organisasi penyiaran serta dilengkapi dengan bagan dan penjelasan.
38
J.B Wahyudi, Dasar-Dasar Menajeman Penyiaran. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1994
39
2.8.1 Mananjemen Penyiaran
Banyak istilah yang terkait dengan organisasi penyiaran sebagaimana
disebutkan dalam Undang-Undang penyiaran yang berlaku saat ini, yaitu UndangUndang No 32 Tahun 2002 tentang penyiaran. Lalu apa yang dimaksud dengan
lembaga penyiaran menurut Undang-Undang penyiaran di Indonesia adalah tentang
penyelenggaraan penyiaran yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung
jawabnya berpedoman pada peraturan-peraturan perundang-undangan yang
berlaku.39
Manajemen penyiaran adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi
penyiaran, yaitu organisasi yang mengelolah industri siaran. Ini berarti, manajemen
penyiaran sebagai motor penggerak organisasi penyiaran dalam usaha pencapaian
tujuan bersama melalui penyelenggaraan penyiaran.40
Manajemen penyiaran juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi atau memanfaatkan kepandaian/keterampilan orang lain, untuk
merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan siaran dalam usaha mencapai
tujuanbersama .
Manajemen penyiaran dalam media televisi memiliki fungsi kerja masingmasing untuk melaksanakan proses produksi siaran. Cara kerja masuk kedalam
manajemen penyiaran untuk menentukan job description masing-masing dalam
organisasi penyiaran.
Dari Gambar 2 di bawah dapat dilihat bahwa ada impitan antara manajemen
dan penyiaran. Impitan ini terjadi diatas landasan rasa kebersamaan dan keterbukaan
39
40
pasal 1, butir 9, Ketentuan Umum, Undang-Undang No 32, Thun 2002
Ibid 31.
40
(asih-asah-asuh) untuk menciptakan siaran yang berkualitas, baik dan benar secara
normatif, edukatif, informatif, persuasif, dan komunikatif. Hubungan
antara
manajemen dan penyiaran di dalam manajemen penyiaran seperti digambarkan
sebagai berikut :
Gambar.2
HUBUNGAN ANTARA
MANAJEMAN DAN PENYIARAN
ORGANISASI PENYIARAN
( Mengelola Stasiun Penyiran )
MANAJEMEN
PENYIARAN
Mananjemen Penyiaran
Siaran ( Out pout )
Pendengar dan Pemirsa
TUJUAN
( Tergantung Status Stasiun Penyiaran )
IDIIL
Sumber : J.B Wahyudi. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. 1994.
MATERIIL
41
Penyiaran memiliki sifat-sifat khusus yaitu :
a.
Masa kerja penyiaran relatif 24 jam setiap hari.
b.
Siaran merupakan hasil kerja tim (kolektif).
c.
Siaran merupakan perpaduan antara kreatifitas manusia dan kemampuan
sarana/alat.
d.
Siaran memerlukan banyak tenaga profesiaonal.
e.
Siaran memerlukan dana relatif besar.
f.
Siaran mampu mengubah sikap, pendapat, tingkah laku manusia relatif lebih
cepat.
g.
Siaran merupakan out put dari medium radio/televisi.
h.
Pengelola siaran harus luwes/dinamis.
i.
Perlu dikembangkan sikap saling asih,asah,asuh.41
2.8.2 Organisasi Penyiaran
Organisasi penyiaran adalah tempat orang-orang penyiaran (Siaran-TeknikAdminitrasi) saling bekerja sama dalam merencanakan, memproduksi atau
mengadakan materi siaran, dan sekaligus menyiarkan dalam usaha mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.42
Organisasi penyiaran mengelola stasiun penyiaran yang didalamnya terdapat
perangkat keras yang dikelola orang-orang teknik dan perangkat lunak yang dikelola
oleh orang-orang untuk program dan keadministrasian atau ketatalaksanaan. Dalam
proses kerjasama ini diperlukan tindakan manajemen yang tepat, khususnya bagi
41
42
Ibit 32.
Ibit 32.
42
dunia penyiaran. Penerapan manajemen penyiaran secara professional akan
menghasilkan out put siaran yang berkualitas, baik dan benar sebagai hasil kerja
kolektif (kerja tim).
2.8.3 Struktur Organisasi Televisi Umum
Struktur organisasi stasiun televisi dalam dunia penyiaran sangat penting,
untuk menghindari tumpang tindihnya tugas dan kewajiban diantara kariyawan yang
terlibat dalam proses produksi siaran di televisi. Antara televisi yang satu dengan
yang lain ada perbedaan, namun pada ruang lingkup tanggung jawab kerjanya
memiliki kecenderungan yang sama.
Gambar.3
MODEL STRUKTUR ORGANISASI STASIUN
TELEVISI
Atasan
(Direktur utama / General Manager)
Pemasaran
Program
pemberitaan
Teknik
Keuangan / Traffic
Adminitrasi
Manager
Pemasaran
Direktur
Program
Staf
Pemasaran
Tidak ada staf
Derektur
Derektur Teknik
Pemberitaan Derektur Operasional
Jurnalis
Teknik
Juru Kamera Pemeliharaan
Editor Vidio
Sumber : Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhjir, 2004
Derektur
Keuangan
Staf Keuangan untuk
Adminitrasi dan Akademi
Traffic / Clerk
43
Kebutuhan stasiun televisi terhadap sumber daya manusia tidak berarti sama
antara satu stasiun televisi dengan stasiun lainnya. secara sederhana, pertimbangan
utama dalam menyusun struktur organisasi stasiun televisi biasanya ditentukan oleh
skala siaran stasiun televisi itu, apakah bersifat nasional atau lokal.43
2.9
Mekanisme Produksi Berita Televisi
Setiap stasiun televisi memiliki standar proses produksi berita yang hampir
sama. Sebagi berikut akan dibahas alur dan prosedur produksi berita dalam bagan
sebagai berikut :
Gambar. 4
PROSES PRODUKSI BERITA
Rapat Perencanaan Liputan
Kordinator Liputan
Eksekutif Produser/ Produser
Asistent Produser
Sekertariat Redaksi
Reporter / Presenter
Tugas Liputan
( Reporter/Juru Kamera)
Hasil Liputan
Cek
Eksekutif produser/
Produser
Script/vidio
Run Down
ON AIR
Sumber : Morisson, Jurnalistik Televisi Mutakhir, 2004
43
Ibid 24.
44
Rincian penjelasan gambar di atas adalah sebagai berikut :
a.
Tahap awal, adalah rapat perencanaan liputan yang dihadiri oleh koordinator
liputan, eksekutif produser / produser / assistant produser, skretariat redaksi,
dan reporter / presenter. Rapat biasanya dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali
dalam sehari atau disesuaikan dengan kondisi/porsi penayangan berita di
masing-masing televisi. Pada rapat perencanaan liputan, segala sesuatu dan
apa yang akan diliput dibicarakan pada pertemuan ini.
b.
Tahap kedua, adalah saat reporter dan juru kamera ditugaskan untuk
melakukan liputan ke lapangan. Penugasan ini dilakukan oleh korlip
(Koordinator Liputan) dengan berkoordinasi dengan bagian korkam
(Koordinator Kameraman), melalui jadwal tertulis.
c.
Tahap ketiga, adalah setelah reporter dan juru kamera kembali dengan
membawa hasil liputan sesuai dengan agenda rapat perencanaan.
d.
Tahap keempat, semua hasil liputan diproses. Informasi yang diperoleh diolah
kedalam bentuk naskah dan visualnya mengalami proses editing. Pada tahap
ini eksekutif produser atau produser/asistent
produser melakukan rapat
internal dengan tujuan menentukan berita apa saja yang akan diangkat,
dijadikan isu dan yang akan ditayangkan pada saat itu.
e.
Tahap kelima, seluruh hasil editing dimasukkan kedalam daftar urutan serta
susunan berita (Run Down).
f.
Tahap akhir, adalah pada saat berita tayang (On Air).
45
BAB III
METODOLOGI
3.1
Sifat Penelitian
Tipe penelitian adalah pilihan model penelitian yang di pakai oleh peneliti,
dalam melakukan sebuah penelitian yang bertujuan memberikan suatu gambaran
keseluruhan tentang tujuan penelitian. Tipe penelitian yang akan digunakan oleh
penulis dalam penelitian kali ini adalah Deskriptif Kualitatif.
Dalam penelitian dengan menggunakan teknik analisa secara deskriptif
kualitatif, bertujuan untuk menghimpun berbagai data dan informasi sesuai masalah
dan tujuan dari penelitian. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisa informasi data yang diperoleh selama melaukan penelitian. Penelitian
kualitatif diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitugan pada angka
atau kuantitas.44
Dalam pengertian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa penelitian ini akan
menggambarkan secara jelas dan sistematis berdasarkan fakta dari rumusan masalah
dan tujuan penelitian.
penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan situasi, setting
sosial atau hubungan yang spesifik. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi
atau peristiwa. Deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi.45
44
Prof. DR. Lexy J Moleong, M A. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya Bandung. 2006.
Hal : 3
45
Drs Jalalidin Rakhmat. Msc.Metode Penelitian Komunikasi.PT Rosada Karya Bandung. Hal 24
46
Penelitian deskriptif kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor (1975:5),
merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Menurut
mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik
(utuh). Karena itu, dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke
dalam variabel atau hipotensis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.
Dari penelitian deskriptif kualitatif, dimaksudkan untuk memberikan
gambaran secara empirik dari obyek penelitian berdasarkan karakteristik yang
dimiliki oleh media yang akan diteliti dan data yang diperoleh dari wawancara
mendalam (Indepth Interview), maupun berbagai informasi pendukung baik itu
informasi dalam bentuk tekstual maupun kontekstual, yang berhubungan dengan
program Liputan 6 Petang di SCTV. Selain teknik di atas, digunakan pula teknik
studi kasus dari perencanaan starategi komunikasi dalam redaksi SCTV.
3.2
Metode Penelitian
Dalam penelitian kali ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode studi kasus. Dari metode ini sendiri bertujuan untuk menghimpun berbagai
data dan informasi sesuai dengan tujuan penelitian.
Studi kasus adalah salah satu metode atau alat penelitian yang digunakan
dalam penelitian ilmu-ilmu sosial. Perlu diketahui, bahwa cara atau metode penelitian
dengan menggunakan studi kasus memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri, tetapi
hal itu semua tergantung dari tiga yaitu :
47
a.
Tipe penelitian.
b.
Kontrol yang dimiliki peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan diteliti.
c.
Fokus terhadap fenomena penelitian.
Secara umum dapat disimpulkan, studi kasus merupakan strategi penelitian
yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitiannya berhubungan dengan
how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol
peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak
pada fenomena konteporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.46
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut :
3.3.1 Data Primer
Data primer atau data utama, menurut Lofland dan Lofland (1987:47), adalah
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.47
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari narasumbernya, diamati
dan dicatat untuk pertamakalinya. Data primer diperoleh dengan mengadakan
wawancara langsung dan mendalam (Indepth Interview) melalui sesi tanya jawab
dengan pihak-pihak yang berkompeten dan terlibat langsung dalam hal ini. Yaitu
dengan narasumber utama yang berasal dari manajemen redaksi SCTV.
46
47
Robert K Yin. Prof. Dr. Studi Kasus, Desain & Metode. Rajawali Pers. Jakarta
Ibid 46
48
Wawancara (Interview) merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan
sesi tanya-jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistemetik dan berlandaskan kepada
tujuan penelitian. Fungsi wawancara diantaranya:
a.
Sebagai metode primer, jika menjadi satu-satunya alat pengumpulan data atau
mempunyai kedudukan utama.
b.
Sebagai metode pelengkap, jika hanya digunakan untuk mencari informasiinformasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain.
c.
Sebagai metode kriterium, dipergunakan untuk menguji kebenaran dan
kemantapan data yang diperoleh dengan cara lain, jadi sebagai alat
pertimbangan dalam memutuskan.48
Peneliti bebas untuk menyusun dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat dikembangkan lebih lanjut berdasarkan jawaban narasumber. Maka dengan
demikian akan dihasilkan data yang terinci dan lebih mendalam untuk dianalisis.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dapat dijadikan pelengkap guna
memperlancar proses penelitian. Data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan
untuk mendapatkan informasi dari literatur-literatur yang berhubungan dengan tema
penelitian. Literatur yang dapat digunakan tersebut antara lain buku pedoman, surat
kabar, majalah, kamus, artikel, internet, atau dokumen lainnya Dari sumber arsip itu,
peneliti bisa memperoleh informasi tambahan tentang subyek yang sedang diteliti.
Data sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya, artinya
melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri. Karena itu perlu ketelitian
dalam mengumpulan data. Bukan berarti bahwa data sekunder kalah bermutu
dibandingkan dengan data primer.
48
Drs Marzuki, Metodelogi Riset, BPFE UII. PT Prasetia Widia Pratama Yogyakarta. Mei 2000
49
3.4.
Narasumber
Narasumber utama atau primer yang menjadi sumber informasi dalam
penelitian ini adalah, orang yang mempunyai otoritas dan berkompetensi dalam
bidangnya. Diantaranya adalah :
a.
Bapak Andi Mangun Sara
Head of News Prodaction
Sebagai kepala atau pemimpim produksi pemberitaan SCTV, secara struktural
bertanggung jawab terhadap pengelolaan program-program berita (Reguler
Specia; Event), yang termasuk didalamnya adalah program berita Liputan 6
Petang.
b.
Merdi Sofansyah Executive Produser
Eksekutif produser bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang
program berita secara keseluruhan. Eksekutif produser juga melakukan
pengawasan terhadap kerja produser dan reporter, serta memastikan staf
redaksi mematuhi dan konsisten dengan aturan yang telah ditetapkan.
Pemegang keputusan akhir mengenai berita apa yang harus turun atau tidak
perlu disiarkan.
c.
Olivia Rosalia Produser
Penanggung jawab harian program Liputan 6 Petang. Salah satu penaggung
jawab dalam keputusan dan pengumpulan materi berita harian yang dianggap
layak untuk diangkat dalam program. Bekerja sama dengan bagian
koordinator liputan (nasional/daerah).
50
3.5.
Mekanisme Penelitian
Fokus penelitian ini ditujukan pada redaksi Liputan 6 SCTVdan program
berita Liputan 6 Petang. Adapun rincian fokus penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a.
Perencanaan (Plan) adalah suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang
akan dilakukan, yang memberi arah bagi tindakan dimasa depan. strategi
redaksi dalam menentukan berita pada program Liputan 6 Petang SCTV.
b.
Planing On Air atau penayangan berita. Format penayangan beritanya seperti
apa dan persiapan apa saja yang dilakukan sebelum penayangan program
tersebut.
c.
Berapa banyak berita yang disajikan setiap hari dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat akan informasi. Dan kriteria berita yang dianggap layak atau tidak
untuk diangkat dalam program liputan 6 petang SCTV itu seperti apa.
d.
Position
The determination of particular products in particular markets
Penentuan posisi dalam konteks persaingan.
e.
Perspective An organization s way of doing things
Perspektif adalah bagaimana suatu organisasi menjalankan kegiatannya.
f.
Play
A specific maneufer intended to outwith on opponent competitor
Permainan adalah kumpulan manuver untuk menjinakkan pihak lawan atau
suatu cara untuk mengecoh para pesaing.
g.
Evaluasi akhir pada program Liputan 6 Petang. Meneliti kendala-kendala
yang dihadapi, baik teknis maupun non teknis.
51
3.6.
Rencana Analisis
Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik yang digunakan oleh penulis
adalah dengan mendiskripsikan serta menganalisis semua data yang diperoleh secara
kualitatif melalui pengumpulan data primer maupun sekunder, wawancara mendalam
dan studi kepustakaan. Deskripsi disajikan dalam bentuk kualitatif sebagai hasil
olahan data dan wawancara mendalam dengan narasumber yang berkompeten.
Analisis deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini
tidak mencari atau menjelaskan hubungan , dan metode ini diartikan melukiskan
variabel satu demi satu.49
49
Ibid 39
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum SCTV
Berdasarkan dari hasil penelitian dan wawancara mendalam (Indepth
Interview) dengan narasumber dari jajaran redaksi Liputan 6 Petang SCTV , dibawah
ini akan dipaparkan beberapahasil penelitian dan pembahasan yang didapat.
Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan, yaitu selama bulan Mei 2008.
4.1.1. Sejarah Singkat SCTV
PT. Surya Citra Televisi atau yang lebih dikenal dengan SCTV, lahir pada
tahun 1990 di Surabaya, dan merupakan stasiun televisi lokal yang pertamakali
didirikan di Surabaya. SCTV diresmikan dengan izin beroperasi dari Departemen
Penerangan No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan Surat Keputusan Kerjasama No.
150/DIR/TV/1990.
Pemberian nama
Surya
dihubungkan dengan tempat SCTV beroperasi
untuk pertama kalinya yaitu di Surabaya. Surya adalah akronim dari istilah
Surabaya-Raya . Sedangkan Citra menandakan bahwa stasiun televisi ini pada
saat itu berada dalam kelompok perusahaan Bimantara Citra.
Pada awalnya, SCTV yang berpusat di ibu kota Jawa Timur itu direncanakan
sebagai stasiun televisi regional yang melayani Propinsi Jawa Timur dan Bali.
Namun, ketika SCTV memperoleh lisensi siaran nasional dan mulai mengudara
secara nasional pada tanggal 24 Agustus 1993, SCTV pindah ke Jakarta dan menjadi
salah satu stasiun televisi swasta pertama di Indonesia berkembang menjadi semakin
53
popular. Tercatat bahwa pada tahun 1997, jangkauannya telah meluas ke 33 kota dan
telah menjadi stasiun secara luas di Indonesia.
Pada tahun 1998, SCTV mulai menjalankan operasi di bawah satu atap
dengan seluruh kegiatan yang telah dikonsulidasikan di Jakarta sehingga
memungkinkannya untuk menjawab tantangan sebagai stasiun swasta nasional.
Sementara itu, untuk mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang kian
mengarah pada konvergensi media, SCTV mengembangkan multi medianya dengan
meluncurkan situs www.sctv.co.id, www.liputan6.com dan www.liputanbola.com.
Melalui ketiga situs tersebut, SCTV tidak hanya lagi bersentuhan dengan masyarakat
Indonesia di wilayah Indonesia, melainkan juga menggapai seluruh dunia. Dalam
perkembangan berikutnya, melalui induk perusahaan Surya Citra Media (SCM)
bidang multimedia diarahkan menjadi kesatuan yang kompak dengan bisnis media
televisi yang ditekuni oleh SCTV
SCTV menyadari bahwa eksistensi industri televisi tidak dapat dipisahkan
dari dinamika masyarakat. SCTV menangkap dan mengekspresikannya melalui
berbagai program berita dan feature produksi divisi pemberitaan Liputan 6 (Pagi,
Siang, Petang, dan Malam), Buser, Topik Minggu Ini, Sigi, dan sebagainya. SCTV
juga memberikan arahan kepada pemirsa untuk memilih tayangan yang sesuai. Untuk
itu, dalam setiap tayangan SCTV di pojok kiri atas ada bimbingan orang tua sesuai
dengan ketentuan Undang-undang Penyiaran No. 32/2003 tentang penyiaran yang
terdiri dari BO (Bimbingan Orang tua), D (Dewasa), dan SU (Semua Umur). Jauh
sebelum ketentuan ini diberlakukan, SCTV telah secara efektif menentukan jam
tayang programnya sesuai dengan karakteristik programnya.
54
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan SCTV
Untuk memantapkan langkahnya dalam industri media, SCTV mendasarkan
dirinya pada Visi, Misi, dan Tujuan yang telah dipastikan sebagai pedoman
perusahaan.
a.
Visi
Menjadi stasiun unggulan yang dapat memberikan kontribusi terhadap
persatuan dan kesatuan bangsa serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
b.
Misi
Membangun SCTV sebagai jaringan televisi swasta terkemuka di Indonesia
dengan menyediakan berbagai program kreatif, inovatif, dan berkualitas untuk
pemirsa berlandaskan prinsip Good Corperation Government.
c.
Tujuan
SCTV sebagai media informasi untuk berpartisipasi dalam program.
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan terus memberikan pelayanan dan
program yang berkualitas serta berkesinambungan.
4.1.3 Target Audience
SCTV hadir mengakrabkan keluarga, SCTV juga memperluas wawasan dan
pengetahuan semua anggota keluarga melalui program Liputan 6 SCTV. Target
pemirsa SCTV adalah keluarga Indonesia dari status sosial ekonomi menengah keatas
(A, B, C) dan berusia 5 tahun ke atas.50
4.1.4 Sejarah Singkat Liputan 6 SCTV
Pada mulanya, Liputan 6 SCTV merupakan sebuah gagasan yang sederhana.
Gagasan ini muncul setelah Seputar Indonesia, sebuah program berita berdurasi
50
HRD SCTV
55
setengah jam yang ditayangkan di RCTI. Dahulu program berita inidikelola bersama
antara RCTI dan SCTV, karena dulu kedua perusahaan televisi ini bernaung di bawah
PT. indo Citra Media sebagai Production House yang mengelola program informasi.
Sekitar tahun 1989/1990, sejumlah kariyawan direkrut oleh PT.Sindo Citra
Media, dan ditempatkan di dua Home Base yaitu di Jakarta (Komplek Stasiun RCTI,
Kebun Jeruk, Jakarta) dan di Surabaya (Komplek Studio SCTV, Darmo Permai III,
Surabaya). Home base pertama dipakai sebagai studio penyiaran, sedangkan Home
base yang kedua dipergunkan sebagai tempat produksi. Hasil dari produksi tersebut
biasanya dikirim melalui pesawat ke Jakarta.
Dalam peraktiknya, siaran seputar Indonesia wajib di-relay oleh RCTI dan
SCTV dari studio 5 di komplek RCTI pada petang hari, pukul 18.30-19.00. selain itu,
kedua stasiunj televisi suasta ini masih terikat pada peraturan pemerintah, yakni
keharusan untuk me-relay setiap siaran berita dari TVRI, dengan alas an bahwa
pemerintah masih meragukan televisi swasta dalam membuat berita.
Ketika Rancangan Undang-Undang (RUU) penyiaran tahun 1994 mewajibkan
semua produksi berita harus dibuat sendiri oleh setiap stasiun televisi, tanpa
melibatkanj Production House. Dalam hal ini, PT.Sindo Citra Media harus
melepaskan program berita Seputar Indonesia kesalah satu stasiun televisi ini, dan
akhirnya RCTI dipilih sebagai pemilik program ini.
Setelah kedua stasiun televisi ini terpisah, SCTV berdiri sendiri, dan akhirnya
tercetuslah sebuah gagasan untuk menghadirkan sebuah Newsroom bagi SCTV.
Gagasan itu tercetus oleh Sumita Tobing yang pada saat itu menjabat sebagai
pemimpin redaksi divisi pemberitaan SCTV dan berada di Jakarta. Alasan Sumita
56
ingin mendirikan Newsroom di SCTV karena dia ingin membuat televisi yang bisa
menempatkan keinginan publik sebagai titik pijar institute pemberitaannya. Sebab
didalam penggarapan suatu paket atau program berita selalu ada tanggung jawab
wartawan untuk berpikir dan bekerja demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan
berita yang perlu mereka ketahui.
Setelah itu, proposal pembentukan Newsroom itu disetujui dan mendapat
dukungan sepenuhnya dari salah seorang pemilik SCTV yaitu Pieter F.Gontha.
Panitia persiapan newsroom dibentuk dengan nama Liputan 6 SCTV pada bulan
Juli1994. Pada awalnya panitia ini hanya beranggotakan 12 orang, namun sampai
akhir tahun 1994 telah berkembang menjadi 26 orang.
Menurut Riza Primadi, yang pernah menjadi pemimpin redaksi divisi
pemberitaan SCTV, nama Liputan 6 itu terilhami dari nama-nama program
pemberitaan di Inggris atau Amerika, seperti Six O Clock Reports or Seven O Clock
Reports. Kebetulan pada saat itu pula alokasi slotnya berada pada jam 06.00 petang.
Salah satu alasan penting mengapa alokasi slotnya berada jam tersebut adalah karena
RCTI menayangkan Seputar Indonesia pada puykul 18.30. tidak dapat disangkal
bahwa disini terdapat semangat bersaing untuk memberikan pilihan lain kepada
publik dalam menyaksikan program pemberitaan televisi dan berkaitan dengan
semangat untuk bersaing dengan Seputar Indonesia.
Pada waktu itu, tim redaksi Liputan 6 yang telah terbentuk memilih gedung
Jamz di Jalan Panglima Polim, Blok M, Jakarta Selatan sebagai kantor pusat mereka.
Sementara itu, divisi SCTV lainnya berada di gedung AKR, Jalan Panjang, Kebun
Jeruk, Jakarta Barat. Sejak awal Liputan 6 dirancang sebagai sarana untuk
57
meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta kesadaran masyarakat atas berbagai isu
penting yang terjadi setiap hari, selain didesain untuk
mengalahkan
Seputar
Indonesia.
Upaya awal Liputan 6 dimulai dengan menciptakan news feature yang
diproduksi di Jakarta, antara lain Wakil Kita, Derap Hukum, Visi Warta, Usaha Anda,
Di Balik Berita, dan Potret. News feature ini menjadi program mingguan yang
diandalkan pada tahun 1994-1995. Setiap program itu berdurasi 30 menit (termasuk
iklan). Biasanya, kaset mingguan ini dikirim dengan menggunakan pesawat terbang
dari Jakarta ke Surabaya untuk disiarkan di Master Control di Surabaya. Hal
demikian berlangsung sampai bulan Mei 1996.
Program mingguan yang diproduksi oleh Liputan 6 itu boleh dikatakan
sukses. Kesuksesan ini pulalah yang menjadi stimulus bagi tim redaksi untuk
memproduksi program harian sebagaimana terdapat pada program Seputar Indonesia
yang disiarkan RCTI. Pada tanggal 20 Mei 1996, pukul 18.30, lahirlah Liputan 6
Petang sebagai sebuah program harian. Kemunculan Liputan 6 Petang yang telah
dirancang oleh sebuah tim sejak Januari 1996 ini, disadari atau tidak, telah
membuktikan pada semua pihak bahwa SCTV telah memiliki newsroom dan
memproduksi berita sendiri.
Dalam perjalannaya, apa yang telah dicapai oleh Liputan 6 tidak lepas dari
pengakuan publik. Dengan selogannya yang berbunyi
Aktual, Tajam, dan
Terpercaya , Liputan 6 maju sebagai Newsroom favorit pilihan pemirsa.
4.1.5 Visi dan Misi Liputan 6 SCTV
a.
Visi
58
a) Dengan berbagai macam informasi yang disampaikan, Liputan 6 ikut serta
dalam mencerdaskan masyarakat.
b) Liputan 6 SCTV menjadi bagian pemberdayaan civil society.
c) Liputan 6 SCTV menjadi bagian dari proses demokrasi
b.
Misi
Memposisikan diri sebagai media yang menjadi pilihan penonton dengan
tidak melakukan keberpihakan dalam pemberitaan, sehingga penonton
mendapatkan gambaran yang utuh.
4.1.6 Makna Slogan Liputan 6 SCTV
Liputan 6 SCTV memiliki slogan yang sangat popular Aktual, Tajam, dan
Terpercaya . Dari mulai kemunculan Liputan 6 di layer SCTV hingga saat ini slogan
tersebut masih digunakan. Slogan itu pun dijadikan sebuah keunggulan dari program
pemberitaan ini, karena slogan inilah yang memperkuat citra Liputan 6 SCTV. Makna
slogan tersebut adalah :
Aktual : Berbicara mengenai kecepatan. Maksudnya, berita yang didapat
dari redaksi Liputan 6 adalah berita yang paling aktual. Unsure kecepatan inilah yang
ingin ditonjolkan dalam Liputan 6, yang akan membuat Liputan 6 menjadi terdepat
dalam mendapatkan berita.
Tajam
: Menyangkut daya kritis. Daya kritis yang dimaksud adalah
melihat segala sesuatu secara berimbang.
Terpercaya
: Dapat dipercaya (credible), dimana setiap berita yang
disampaikan di Liputan 6 benar-benar dapat dipercaya, karena disitu terkandung cek
59
dan ricek dalam segala macam, sampai segala hal yang mendetail yang
melambangkan kredibilitas.
4.1.7 Struktur Organisasi PT. Surya Citra Televisi (SCTV)
Dalam menjalankan sebuah stasiun televisi dapat dibagi menjadi dua kategori
umum yaitu manajemen dan pelaksana operasi. Masing-masing kategori akan
membutuhkan suatu struktur dan tanggung jawab fungsional sendiri-sendiri, dapat
dilihat pada Gambar empat :
60
Gambar 4
Struktur Organisasi PT. Surya Citra Televisi (SCTV)
Sumber : HRD PT. Surya Citra Televisi
61
Untuk mendukung kegiatan operasinya, SCTV memiliki sedikitnya 1.248
karyawan yang dipimpin oleh seorang direktur utama dan dibantu oleh empat direktur
lainnya, yaitu :
Direktur Utama
: Fofo Sariatmadja
Direktur Keuangan
: Salusra Wijaya
Direktur Program
: Budi Sutjiawan.
Direktur Operasional
: Sumantri Slamet
Direktur Pemasaran dan Penjualan
: Lie Halim
4.1.8 Struktur Organisasi Divisi Pemberitaan SCTV
Dari hasil penelitian pustaka di dalam manajemen redaksi pemberitaan SCTV,
diperoleh data dan informasi mengenai urutan jabatan (Structure of Organization)
yang dapat dilihat pada Gambar Lima :
62
Gambar.5
Struktur Organisasi Divisi Pemberitaan SCTV
Sumber : HRD PT. Surya Citra Televisi
63
4.2
Proses Perencanaan Liputan 6 petang SCTV
4.2.1 Rapat Redaksi
Dalam proses pembuatan paket berita harian, diperlukan perencanaan yang
sangat matang, agar bisa menarik banyak perhatian audience, dan perencanaan
tersebut dilakukan dengan cara mengadakan rapat redaksi. Disamping itu semua,
tujuan dari diakannya rapat redaksi di dalam suatu organisasi media cetak maupun
elektonik, adalah untuk membahas dan memilah-milah berita mana yang layak tayang
dan berita mana yang tidak layak tayang. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang
penting bagi pengembangan dan peningkatan kualitas tayangan, berita, dan kenerja
dari suatu media berita yang bersangkutan.
Setiap stasiun televisi yang bersiaran secara nasional, kebanyakan memiliki 3
(tiga) atau lebih program berita dalam sehari, maka dalam sehari stasiun televisi
tersebut akan mengadakan rapat redaksi setidak-tidaknya 3 (tiga) kali dalam sehari.
Di departemen pemberitaan Liputan 6 SCTV sendiri, juga dilakukan rapat redaksi
sebanyak tiga kali dalam sehari.
Proses jadwal rapat redaksi di Liputan 6 SCTV sendiri, dilakukan pada pukul
09.00 WIB untuk persiapan Liputan 6 Siang, pukul 14.30 WIB untuk persiapan
Liputan 6 Petang, dan pukul 16.30 WIB untuk peersiapan Liputan 6 Malam dan
begitu seterusnya. Dalam rapat redaksi ini, dibahas dan dibicarakan masalah jualan
berita atau materi berita yang didapatkan hari itu, baik dari koordinator liputan pusat,
maupun koordinator liputan daerah, untuk diangkat atau ditayangkan di program
Liputan 6 SCTV.
64
Rapat redaksi ini akan dihadiri oleh manager peliputan, eksekutif produser,
produser harian, koorlip (koordinator liputan), koorkam (koordinator kameraman),
koorda (koordinator daerah), perwakilan sekret(sekertaris) dan para pembaca berita
(ancor). Biasanya rapat akan dipimpin oleh eksekutif produser dan produser harian
akan mempresentasikan seluruh materi berita yang masuk hari itu ke redasi dan
membacakan listing berita yang telah disusunnya, untuk dibahas dihadapan peserta
rapat dan menentukan berita-berita mana yang akan ditayangkan dan masuk kedalam
rundown (susunan acara berita).
Rapat redaksi di Liputan 6 SCTV seperti yang disampaikan oleh Bapak Merdi
Sofansyah sebagai Eksekutif Produser :
Dalam suatu redaksi pemberitaan harus ada rapat redaksi, karena
bertujuan untuk menentukan berita mana yang layak tayang dan tidak layak tayang.
Di SCTV sendiri ada tiga kali rapat redaksi, Pagi pukul 09.00 WIB, Sore pukul
15.00WIB, Malam pukul 19.00 WIB. Rapat redaksi ini biasanya dipimpin oleh
minimal Produser Eksekutif, terkadang Pemred dan Wapemred. Hal itu terjadi
apabila ada kejadian atau kasus-kasus besar tertentu. Misalnya Pada waktu kasus
mantan penguasa orde baru soeharto sewaktu sakit dan maupun sewaktu wafatnya,
redaksi Liputan 6 SCTV harus sangat cermat dalam menyikapi kasus ini dan dalam
menentukan materi berita yang masuk, karena hal ini mempermudah redaksi dalam
menentukan berita mana yang layak tayang, berita yang dipending dan berita mana
yang tidak layak tayang. Tentunya hal ini diambil berdasarkan kebijakan bersama
dalam rapat redaksi.
Dalam rapat redaksi, sering terjadi perdebatan-perdebatan dalam menentukan
jualan berita atau materi berita apa yang akan ditayangkan dalam program Liputan 6
Petang hari ini. Hal ini terjadi biasanya, pada saat seorang koorlip (koordinator
liputan) menawarkan semua berita yang telah masuk kedalam meja redaksi / berita
yang telah diliput oleh tim peliputan (reporter dan kameraman) di lapangan kepada
produser dan peserta rapat. Biasanya mereka menyebut rapat ini dengan istilah jual-
65
beli (budgeting), koorlip menjual berita-berita hasil liputan dan produser yang
betugas hari itu akan membelinya. Apabila produser dan peserta rapat lainnya setuju
dengan materi berita yang telah ditawarkan oleh koorlip, maka produser akan
memasukkan berita tersebut kedalam listing berita Liputan 6 Petang.
Setelah produser harian mendapatkan semua listing berita yang akan masuk
kedalam program acara Liputan 6 Petang SCTV, baru pimpinan rapat redaksi akan
membicarakan berita mana saja yang masuk kedalam segman 1, 2, 3 dan berita mana
yang tidak layak tayang. Tentunya hal ini harus didukung dengan pasokan berita yang
cukup baik dari Jakarta maupun daerah, biasanya rata-rata dari pagi sampek petang,
berita yang masuk keruang redaksi baik dari Jakarta maupun daerah sebanyak 20-30
item berita.
Berita-berita tersebut langsungsung disaring atau diseleksi menjadi 10-15
item berita untuk ditayangkan di program liputan 6 petang. karena program Liputan 6
Petang hanya terbagi menjadi 3 segman dan tidak mungkin memasukkan semua
berita yang masuk keredaksi kedalam program Liputan 6 Petang. Tentunya dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu dan keputusan bersama.
Menurut Bapak Merdi Sofansyah selaku Produser Eksekutif Liputan 6 Petang,
berita yang di angkat kedalam Program Liputan 6 Petang SCTV berita-berita yang
sebagai berikut :
Liputan 6 Petang SCTV banyak mengangkat berita-berita yang bermuatan
politik, tetapi bukan berarti mengesampingkan berita-berita lain seperti : Kesehatan,
Sosial, Ekonomi, bahkan berita-berita ringan. Tetapi berita-berita itu tidak sering
66
muncul di program Liputan 6 Petang SCTV, karena Liputan 6 Petang dalam
mengangkat berita, selalu melihat dari hasil tabulasi / survay dan potensi-potensi
yang ada dalam Liputan 6 Petang. Dari hasil survay itu dapat disimpulkan, bahwa
penonton Liputan 6 Petang banyak didominasi oleh laki-laki dan perempuan,
golongan A,B,C,D,E, pendidikan rata-rata di atas SMA, dan Usia 30+ thn. Ini
berdasarkan survay yang dilakukan di 4 kota (Jakarta, Surabaya, Bandung,
Yogyakarta) oleh SCTV-R&D / Product Developmant Dept, Sabtu 10 Mei 2008.
4.2.2 Strategi Redaksi Liputan 6 Petang SCTV
Setiap institusi / kantor pemberitaan dimanapun berada, pasti mempunyai
strategi-strategi sendiri dan berbeda, dalam mengemas dan menanyangkan beritaberitanya. Hal itu bertujuan untuk menarik sebanyak mungkin simpati penontonton,
agar tetap menonton berita-berita yang ditayangkan oleh televisi tersebut. Sehingga
program tersebut mampu bersaing dengan kompetitornya dan selalu mendapatkan
ruang di hati pemirsanya. Di Redaksi Liputan 6 sendiri, mempunyai 3 strategi sebagai
berikut :
a.
Stategi Jangka Pendek
Strategi jangka pendek ini, biasanya digunakan dalam operasional atau
eksekusi program sehari-harinya, jika terjadi kendala dan sebagai barometer
program Seperti :
a) Apa bila ada masalah dalam penayangan program, maka seorang
Eksekutif Produser atau minimal Produser yang bertugas hari itu, harus
mengambil keputusan secepatnya dan harus dijalankan pada saat itu juga
dan tidak perlu menunggu lama atau merapatkan terlebih dahulu dalam
menangani kendala yang ada dalam acara tersebut.
67
b) Apabila program tidak lagi mendapat ruang di hati pemirsa, maka rekdasi
harus mencari dimana hal yang membuat penonton merasa tidak simpati
dengan acara tersebut, dengan melakukan eksekusi secepatnya dan
mengantisipasinya dalam program berikutnya.
c) Redakasi berpatokan pada Ratting, karena dengan melihat Retting redaksi
bisa melihat, apakah program ini makin bagus atau makin menurun. Jika
hari ini Ratting bagus, maka kedepannya redaksi harus mempertahankan
tayangan program minimal seperti hari ini atau lebih baik dari hari ini.
b.
Strategi Menengah
Strategi jangka menengah ini, biasanya digunakan oleh redaksi Liputan 6
SCTV untuk mengkonsep atau membidik peristiwa-peristiwa apa yang akan
terjadi tiga (3) atau empat (4) bulan kedepan. Karena program seperti ini
adalah program khusus dan banyak membutuhkan materi berita dari History,
Ilustrasi serta Referensi dari kasus-kasus yang akan diangkat. Sehingga pada
saatnya tiba, redaksi tidak lagi kerepotan atau terburu-buru untuk
menayangkan program tersebut, sehingga hasilnya sempurna atau maksimal.
Contoh :
a) Redaksi Liputan 6 SCTV sudah menyiapkan satu (1) bulan sebelumnya,
paket berita mengenai peringatan 100 tahun hari kebangkitan nasional
bangsa Indonesia
b) Seperti dalam kasus program in memorial Soeharto. Redaksi Liputan 6
SCTV sudah mempersiapkan paket berita, semenjak pertama kali Soeharto
terdengar kabar sakit atau dirawat di RSPP Jakarta.
68
c.
Strategi Jangka Panjang
Bila kita berbicarakan strategi jangka panjang, hal ini lebih Kompleks lagi.
Karena dalam strategi ini terdapat kombinasi antara strategi jangka pendek,
dan menengah. Strategi ini sendiri bertujuan untuk menjaga pemirsa yang
melihat tayangan program tersebut, tidak cepat merasa bosan dan terkesan
program tersebut monoton. Disamping itu juga, redaksi harus terus mengikuti
perkembangan teknologi, sehingga program tidak terlihat monoton dan kalah
bersaing dengan program berita televisi lainnya.contoh :
a. Perubahan desain studio
b. Perubahan pergerakan kamera
c. Backgron, dan itu semua biasanya dilakukan perubahan satu atau dua
tahun sekali.
Menurut Bapak Merdi Sofyansyah selaku Eksekutif Produser : Redaksi
tidak boleh lengah dan lambat dalam memberitakan sesuatu yang mempunyai
dampak luas bagi masyarakat, dan sedapat mungkin redaksi harus pintar
menempatkan berita, berita mana yang mempunyai daya jual tinggi, mana
yang sedang dan mana yang tidak layak tayang. Sehingga pemirsa selalu
menonton Liputan 6 Petang dan tidak mengalihkan ChanelnyaI ke TV lainya.
Hal ini semua bisa terjadi jika redaksi mengetahui atau memahami apa yang
menarik dan dibutuhkan oleh pemirsanya dan harus segera meresponnya
tentunya harus didukung dengan pasokan berita yang cukup, baik dari daerah
maupun Jakarta .
4.3
Proses News Gathering (Peliputan)
4.3.1 Persiapan Peliputan
Redaksi Liputan 6 SCTV memiliki beberapa desk pemberitaan, Yaitu Sosmas
(Sosial Masyarakat), Ekbis (Ekonomi Bisnis), dan Polkam (Politik Keamanan). Isi
berita program Liputan 6 SCTV, setiap harinya selalu diisi dengan Desk-desk seperti
di atas.
69
Dalam perakteknya proses peliputan atau pencarian materi berita di
Jagodetabek, tim redaksi Liputan 6 SCTV menurunkan beberapa reporter dari seluruh
desk pemberitaan yang dimilikinya. Sedangkan untuk berita daerah, redaksi Liputan 6
SCTV mengandalkan pasokan berita dari kontributor daerah atau dari biro SCTV
Surabaya.
Setiap desk dikoordinir oleh seorang koorlip (koordinator liputan), sedangkan
kontributor daerah akan dikoordinir oleh seorang koorda (koordinator daerah).
Nantinya koorlip dan koorda yang mengatur semua jalannya kegiatan peliputan,
sedangkan masalah eksekusinya dilakukan oleh tim liputan (Reporter,Kamera man,
dan Driver).
Koorlip dan koorda mengurusin semua masalah Liputan, dari masalah siapa
reporter dan kamera man yang akan meliput, kemana tim liputan harus meliput, apa
materi berita yang akan mereka liput, dan siapa narasumber yang harus dimintai
keterangan / pernyataan untuk melengkapi dan memperkuat suatu paket berita, semua
itu telah tertulis dalam suatu Ploting (jadwal penugasan). Ploting dibuat oleh koorlip
dan koorda berdasarkan materi-materi berita yang diminta oleh produser.
Begitu reporter tiba dikantor, hal pertama yang dilakukan adalh melihat
ploting dari koorlip masing-masing sesui dengan desk pemberitaannya. Dalam ploting
atau jadwal semua sudah tertulis dengan rinci hal-hal yang diinginkan oleh koorlip
dan yang harus dilakukan tim liputan dilapangan (reporter, kamera man), kemana
reporter itu meliput, apa yang diliput, siapa narasumber yang harus dimintai
keterangannya, nomor kontak narasumber, bahkan sampai pertanyaan-pertanyaan
yang wajib ditanyakan oleh reporter dalam suatu peristiwa.
70
Setelah itu reporter akan memprint jadwal tersebut, dan apabila saat itu
koorlip yang bersangkutan berada di tempat, maka reporter akan berdiskusi dengan
koorlipnya mengenai berita yang akan diliput. Reporterpun akan membekali dirinya
dengan mencari informasi di internet tentang masalah tersebut, agar reporter lebih
memahami masalah yang akan diliputnya. Terkadang reporter harus menghubungi
narasumbernya terlebih dahulu atau menghubungi orang terdekat narasumber agar
reporter mengetahui dimana dan kapan narasumber dapat dimintai keterangannya.
Dalam perjalanan menuju tempat liputan, reporter akan memperhatikan print
ploting atau jadwal peliputan kepada kamera man dan mereka akan berdiskusi
mengenai apa yang mereka akan liput. Hal ini bertujuan agar kamera man mengetahui
apa yang akan dilakukan dilapangan nanti, gambar seperti apa yang akan dibutuhkan,
dan SOT (sound and tape) atau yang dapat disebut juga dengan istilah sync
(pernyataan narasumber) seperti apa yang harus di-record (rekam).
4.3.2 Peliputan di Lapangan
Setelah sampai di tempat peliputan, reporter segera mencari narasumber yang
akan dimintai keterangannya, apabila sebelumnya reporter telah membuat janji
dengan narasumber tersebut maka reporter akan langsung menemui narasumber dan
langsung melakukan wawancara. Berbeda halnya bila reporter belum membuat janji
terlebih dahulu dengan narasumber yang akan dimintai keterangannya, maka reporter
akan bekerja lebih keras lagi, untuk melakukan wawancara dengan narasumber
tersebut.
Perlu kita ketahui karakter setiap narasumber tentunya berbeda-beda,
terkadang ada narasumber yang sulit untuk diwawancarai dan banyak juga yang
71
sangat mudah untuk diwawancarai. Apabila dalam melakukan peliputan dilapangan,
reporter mendapatkan kasus yang narasumbernya susah untuk diwawancarai atau
membuat janji, maka biasanya reporter akan melakukan doorstep (wawancara depan
pintu).
Dalam melakukan wawancara yang sifatnya doorstep, seorang reporter
dituntut harus sigap, tanggap dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperlunya
yang sifatnya to the point (langsung pada pokok permasalahan). Langkah-langkah di
atas itu juga harus dilakukan seorang kamera man, jangan sampai pada saat
narasumber lewat, tetapi kamera man tidak mendapatkan gambar atau pernyataan dari
narasumber (SOT). Karena televisi adalah media yang menggunakan gambar, sebesar
apapun beritanya bila tanpa gambar itu tidak berarti apa-apa.
Teknik wawancara doorstep ini, biasanya lebih banyak digunakan dalam
peliputan berita Polkam (politik, keamanan), karena kebanyakan narasumbernya
adalah orang-orang penting yang sibuk dan sangat susah untuk dimintai wawancara
secara khusus, apa lagi bila narasumber tersebut terkait langsung dengan
permasalahan yang sedang diliput.
Pada saat reporter dan kameraman sedang meliput kelapangan, koorlip
biasanya akan selalu memantau jalannya liputan. Koorlip biasanya selalu melakukan
koordinasi dengan reporter melalui telepon, dan koorlip juga selalu memberikan
arahan dan informasi tebaru menyangkut peristiwa yang sedang diliput oleh tim
liputan di lapangan.
72
Setiap saat koorlip akan selalu menelepon reporter untuk menanyakan sejauh
mana perkembangan di lapangan dan akan selalu mengingatkan reporter tentang
berita yang sedang diliput tersebut akan ditayangkan jam berapa (dead line).
Koordinasi seperti ini sangatlah dibutuhkan dalam setiap redaksi pemberitaan, karena
melalui koordianasi seperti ini, bisa membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapai tim
liputan yang sedang meliput di lapangan.
4.3.3 Liputan Live (Langsung)
Dalam peliputan suatu peristiwa atu berita dapat dilakukan secara Live
(Langsung), yaitu reporter melaporkan langsung dari tempat kejadian perkara dan
disiarkan secara langsung.
Live report atau laporan langsung dari tempat kejadian, biasanya dilakukan
oleh stasiun televisi pada suatu isu atau peritiwa-peristiwa yang sifatnya besar,
mempunyai dampak luas terhadap masyarakat, dan tentunya berita tersebut ingin
segera diketahui oleh masyarakat luas. Tujuan stasiun televisi melakukan liputan
secara live (langsung)
sendiri adalah agar masyarakat luas mengetahui secara
langsung keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan secara actual, disiarkan secara
langsung dan sekaligus media tersebut ingin menunjukkan kredebilitasnya sebagai
salah satu stasiun televisi berita.
Dalam liputan live (langsung), tim liputan yang akan meliput persiapannya
tidak akan seperti liputan biasa, karena dalam liputan live (langsung) diperlukan
peralatan-peralatan teknis, yaitu SNG (Satellite News Gathering). SNG adalah sebuah
73
peralatan yang digunakan oleh stasiun televisi dalam melakukan siaran langsung dari
berbagai lokasi dan daerah di luar studio. Di Liputan 6 SCTV tim siaran langsung
atau live (langsung) terdiri dari dua divisi yaitu divisi content (Program
Director,Reporter, Cameraman, and audioman) dan Divisi Teknis (teknisi SNG dan
OB-VAN)
Persiapan untuk melakukan siaran langsung (live) sangatlah rumit, terlebih
dalam hal mempersiapkan SNG (Satellit News Gathering). Ketika tim liputan siaran
langsung (live) tiba di lokasi, langkah pertama yang harus dilakukan oleh tim adalah
memper siapkan SNG (Satellit News Gathering), disini divisi teknik mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menempatkan SNG. Karena jika salah dalam
penempatan SNG, maka tim akan kesulitan dalam mencari frekuensi atau koordinat
letak satelit dan bila tidak menumukan titik koordinat satelit, maka tidak bisa
melakukan siaran langsung (live).
Setelah SNG (Satellite News Gathering) ditempatkan ditempat yang strategis,
maka langkah pertama yang dilakukan oleh teknisi adalah membuka penutup
parabola dan langsung dilanjutkan dengan melakukan Pointing yaitu proses pencarian
frekuesi atau koordinat satelit dengan menggunakan SNG dan lama proses pointing
kurang lebih memakan waktu 15 menit. Proses pointing sendiri ada dua macam yaitu:
a.
Secara otomatis yaitu teknisi SNG hanya menekan remot control parabola dan
parabola akan memutar dengan sendirinya mencari frekuensi atau koordinat
satelit secara otomatis.
b.
Secara manual yaitu teknisi SNG harus memutar secara manual parabola
dalam mencari frekuensi atau koordinat satelit yang diinginkan.
74
Apabila sinyal atau koordinat satelit telah ditemukan, maka SNG (Satellit
News Gathering) akan menembakkan sinyal tersebut atau menghubungkan dengan
master control studio utama Liputan 6 SCTV. Salah stau cara untuk mengetahui
apakah sinyal yang ditembakkan oleh SNG sudah diterima atau belum oleh master
control studio utama SCTV adalah dengan melihat monitor yang terdapat dalam
mobil OB-VAN (Outdoor Broadcasting Van), apabila dimonitor OB-VAN sudah
terlihat gambar dan terdengar suara siaran acara yang sedang disiarkan oleh master
controlk studio utama SCTV saat itu, maka SNG dan master control studio utama
SCTV telah terhubung.
Setelah sinyal yang dikirimkan oleh SNG (Satellit News Gathering) dapat
diterima oleh master control studio utama, maka langkah berikutnya yang dilakukan
tim adalah mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis, seperti mempersiapkan
penempatan kamera, dan pencahanyaan (lighting). Setelah semua itu selesai, maka
giliran kameraman melakukan persiapan dengan mengecek kamera, seperti mengecek
baterai, audio,fokus kamera, mengecek kabel dan mic yang akan digunakan oleh
reporter. Dan persiapan terakhir yang dilakukan kameraman adalah melakukanW/B
(White Balance) yang bertujuan, agar kamera
dapat merekam gambar yang
sebenarnya atau warna sebenarnya tidak berbeda dengan warna yang direkam oleh
kamera.
Sedangkan alat komunikasi atau alat untuk koordinasi dalam siaran langsung
(live) antara PD, kameraman, dan Reporter. Alat yang digunakan selama proses
siaran langsung (live) adalah bodypack dan earphone. Bodypack adalahsuatu alat
75
yang berfungsi untuk berkomunikasi yang disambungkan ke earphone sehinggasetiap
anggota tim dapat saling berkomunikasi dan berkoordinasi secara langsung.
Setelah persiapan di atas selesai, maka tim liputan akan melakukan persiapan
terakhir yaitu mengecek audio untuk memastikan apakah suara dilapangan terdengar
jelas oleh PD yang berada di dalam OB-VAN dan memastikan juga apakahsuara dari
OB-VAN dapat diterima oleh master control studio utama Liputan 6 SCTV.
Selama siaran langsung (live) berjalan, seluruh kendali dan instruksi dipegang
oleh PD master control studio utama Liputan SCTV dan PD yang berada di OB-VAN
atau di lapangan mengkoordinasikannya keseluruh tim liputan yang berda di
lapangan. Lima belas menit sebelum siaran langsung (live) dimulai, seluruh tim yang
bertugas harus stand by ditempatnya masing-masing sesuai dengan tugasnya. PD dan
Audioman berada di dalam OB-VAN, sedangkan kameraman, lightingman, dan
reporter stand by menunggu instruksi dari PD yang berada di OB-VAN.
4.4
Proses Produsi Berita
Suatu tayangan berkualitas tentunya diperoleh melalui proses perencanaan
produksi yang cermat. Hasil dari produksi tersebut dapat dicapai apabila semua pihak
yang terlibat dalam penayangan program menyadari bahwa perencanaan yang baik
dan matang merupakan hal yang penting.
Dapat disimpulkan bahwa suatu proses produksi mempunyai pengaruh
terhadap kualitas dan mutu suatu program acara. Semakin baik hasil produksi, maka
semakin baik pula kualitas dan mutu program tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa kendala-kendal, teknis dan nonteknis akan tetap muncul dalam setiap proses
produksi.
76
4.4.1 Meng-Capture VTR
Setelah selesai meliput dan sampai di kantor, maka reporter dan kameraman
akan menuju ruang redaksi, dan setibanya di ruang redaksi, reporter langsung menuju
meja ingest untuk meng-capture VTR (Video Tape Recorder). Ingest adalah proses
mentrasfer gambar dari VTR ke seluruh komputer yang ada di meja ruang redaksi (ke
program Avid Media Meneger).
Ingest ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah atau membantu reporter
dalam membuat naskah berita, karena dengan membuka program Avid Media
Managerreporter dapat sekaligus menulis naskah sambil memutar gambar hasil
liputan, dan melihat SOT (Sound On Tape) atau pernyataan narasumber yang akan
dimasukkan dalam paket berita.
4.4.2 Pembuatan Naskah
Setelah proses ingest selesai dilakukan oleh reporter, maka selanjutnya
reporter menuju komputer-komputer yang tersedia di meja ruang redaksi dan
membuka program Inews. Program Inews adalah suatu program komputer yang
digunakan untuk menulis naskah dan menyimpan data-data pemberitaan yang
menggunakan internet khusu dan hanya digunakan atau di akses oleh pihak SCTV
saja, melalui program ini juga reporter, koresponden yang berada di luar Jakarta
ataupun yang berada di luar negeri mengirim naskah beritanya melalui program Inews
ini.
Hal pertama yang dilakukan oleh reporter dalam penulisan naskah dalam
program Inews adalah dengan membuat slug naskah tersebut. Slug adalah sebuah
folder judul singkat dari suatu berita yang telah diliput oleh reporter. Biasanya nama
77
slugnya sama seperti slug video yang terdapat pada Avid Media Manager, setelah
slug diketik, maka selanjutnya reporter langsung membuat judul naskah berita
tersebut.
Setelah langka-langkah di atas telah dilakukan, barulah reporter membuat
naskah dan dimulai dari menentukan Lead berita yang akan dibuatnya. Lead berita
sendiri adalah inti dari sebuah berita itu sendiri. Untuk menandakan bahwa lead ini
akan dibacakan oleh anchor pada saat siaran, maka penulisan lead menggunakan
warna tulisan normal (hitam). Bersamaan dengan penulisan lead berita tersebut,
reporter juga membuat Chargent untuk judul berita tersebut, yang bertujuan agar
memudahkan editor dalam penyuntingan gambar suatu paket berita.
Setelah reporter menulis lead berita pada naskah, maka selanjutnya rporter
langsung menuliskan isi dari berita tersebut sesuai dengan format berita yang telah
ditentukan oleh koorlip. Karena isi berita ini akan di dubbing oleh reporter sebagai
narasi berita. Dalam penulisan isi berita seorang reporter tak lupa menuliskan
chargent yaitu berupa judul berita dan tempat peristiwa kejadian, serta memberikan
keterangan visual apa yang akan dimunculkan untuk memperkuat berita tersebut.
Contoh :
Korban Banjir Bingung Hendak Tinggal Dimana
Jakarta
(Visual: Tempat Pengungsian Korban Banjir)
78
(PKG)
SITUASI
DITEMPAT
KUNJUNGAN
PENGUNGSIAN
TERAKHIR
DALAM
SD
SANTA
KEADAAN
MARIA
LEMBAB/
PADA
SEHINGGA
BANYAK ANAK-ANAK MUDA BANYAK TELIHAT BERSANTAI DI PINGGIR
JALAN/ SEMENTARA PARA ORANGTUA DAN BAYI KEBANYAKAN
MEREKA TETAP TINGGAL DI BAWAH TENDA-TENDA DARURAT//
4.4.3 Editting (Penyuntingan) Naskah Berita
Setelah reporter selesai menulis naskah tersebut, maka reporter akan
menyerahkan naskah yang telah dibuatnya kepada koorlip atau produser untuk di
edit. Tujuan dari pengeditan naskah tersubut adalah untuk mengoreksi naskah yang
dibuat oleh reporter agar tidak terjadi kesalahan.
Dalam pembuatan paket berita, durasi naskah harus sama dengan durasi
gambar yang telah ditentukan. Jadi naskah yang baik adalah naskah yang singkat,
jelas dan namun padat, karena berita dalam media televisi terbatas oleh waktu atau
durasi. Biasanya dalam pengeditan naskah, koorlip maupun produser hanya
memeriksa naskah, menambahkan atau bahkan mengganti kata-kata yang dianggap
tidak penting atau kata-kata khiasan yang tidak tepat untuk digunkan yang bertujuan
agar pemirsa bisa mengerti dari isi berita tersebut.
Dalam penulisan naskah berita seorang reporter harus bisa memahami isi
berita dari hasil liputan tersebut, dan harus pandai-pandai dalam penempatan angle
berita. Hal terpenting dalam penulisan naskah berita televisi adalah penulis harus bisa
mengungkap fakta yang paling penting dari suatu berita, dapat menguraikannya, dan
dapat menyesuaikan naskah berita dengan gambar durasi yang telah ditentukan.
Bahasa dalam penulisan berita televisi harus benar-benar diperhatikan, karena melalui
79
bahasa penulisan itulah pemirsa dapat menilai kredibilitas program berita di suatu
stasiun televisi.
4.4.4 Dubbing (Pengisian Suara) Narasi Berita
Setelah naskah yang dibuat oleh reporter telah diedit oleh koorlip atupun
produser, maka tugas reporter selanjutnya adalah untuk dubbing (Merekam suara
sebagai narasi berita). Proses dubbing di departeman pemberitaan Liputan 6 SCTV
sendiri, dilakukan dengan cara yaitu reporter merekam suara terlebih dahulu, barulah
dilakukan penyuntingan gambar.
Sebelum memulai dubbing, sebaiknya seorang dubber (pengisi suara) atau
reporter hendaklah membaca dan mempelajari naskah terlebih dahulu, hal ini bisa
disebut sebagai latihan ringan sebelum melakukan dubbing (merekam suara) agar
bisa menguasai dan tau dalam hal mengatur tempo, intonasi dan artikulasi suara pada
saat membaca naskah tersebut. Sehingga pada saat dubbing (merekam suara)
dilakukan, tidak sering melakukan kesalahan atau bahkan cara membacanya terlalu
membosankan.
Pada saat dubbing, reporter akan didampingi oleh editor dan nantinya editor
itulah yang akan memandu reporter selam proses dubbing berlangsung. Proses
dubbing tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Editor memasukkan kaset kosong kedalam VTR recorder.
b.
Setelah kaset tersebut masuk, maka editor akan merekam terebih dahulu
selama tiga detik (blank record), dan pada saat editor me-record kaset
reporter diam terlebih dahulu dan menunggu aba-aba dari editor.
80
c.
Biasanya editor memberikan aba-aba dengan melambaikan tangannya, karena
bila dilakukan dengan suara, maka suara tersebut akan ikut terekam.
d.
Setelah ada aba-aba barulah reporter membacakan naskah narasi beritanya dan
editor merekamnya.
e.
Setelah reporter selesai merekam suaranya, biasanya editor dan reporter akan
mendengarkan hasil rekaman suara tersebut, bila masih ada kekurangan, maka
akan dilakukan take ulang.
Untuk pengisian suara (dubbing) dalam narasi suatu berita dibutuhkan suara
reporter (dubber) yang memang memiliki karakter. Biasanya suara yang cempreng,
melengking, pecah dan cadel bukanlah jenis suara yang layak dubbing. Terkadang
pengisian suara dalam narasi berita tidak dilakukan oleh reporter yang meliput berita
tersebut. Di departemen pemberitaan Liputan 6 SCTV sendiri, seorang koorlip dan
produser merangkap tugas sebagai seorang dubber jika reporter yang meliput berita
tersebut memiliki suara yang tidak layak dubbing.
4.4.5 Editing (Penyuntingan Gambar)
Setelah reporter melakukan dubbing, proses produksi berita selanjutnya
adalah editing (penyuntingan gambar). Di sini seorang editor ditemani oleh reporter
yang meliput berita, dan reporter menyampaikan alur cerita berita yang diliputnya,
juga memberitahukan gambar-gambar apa saja yang akan digunkan dan
memberitahukan SOT mana yang akan digunakan kepada seorang editor. Hal ini
bertujuan untuk menghindari perbedaan alur cerita dalam naskah dengan gambar
yang dipilih olehseorang editor.
81
Setelah melihat naskah berita dan mendengarkan apa yang telah disampaikan
oleh reporter, maka langkah selanjutnya editor melihat stok gambar-gambar hasil
liputan yang telah diambil oleh kameraman pada saat peliputan.
Dengan berkembangnya teknologi, proses editing dalam program Liputan 6
Petang SCTV menggunkan teknik Editting Non Linier (digital). Teknik ini bisa
dikatakan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan teknik Editing Linier (analog
atu VTR). Karena proses pengerjaannya menggunakan computer, adapun langkahlangkanya sebagai berikut :
a.
Reporter menentukan gambar dan narasi yang digunakan dalam paket berita,
sementara editor menitik beratkan pada kelayakan gambar yang dilihat dari
segi komposisi gambar, Natural sound, intensitas cahaya (under or over), dan
kualitas fokus gambar.
b.
Editor membuka slug visual berita yang akan diedit melalui sofwer Avid
Media Manager.
c.
Setelah itu editor akan mempelajari naskah berita dan selanjutnya melakukan
editing. Biasanya dalam pembuatan program paket berita, teknik yang dipakai
editor cenderung menggunakan teknik cat to cat. Yakni penyambungan
gambar dari gambar satu ke gambar yang lainnya tanpa menggunakan efek
transisi tertentunya harus menjaga singkronisasi antara gambar dan suara agar
tetap satu fream.
d.
Apabila kegiatan editing telah selesai dilakukan, maka sebaiknya reporter
melakukan preview terlebih dahulu seblum di kirim ke sever untuk
ditayangkan. Hal ini bertujuan untuk melihat paket berita yang sudah diedit
apakah sudah sesuai dengan alur cerita atau belum.
82
4.4.6 Penayangan (On Air) Pogram Liputan 6 SCTV
Dalam tahapan ini, seluruh paket berita yang telah disiapkan oleh tim redaksi
Liputan 6 petang SCTV sudah berada dalam sever dan siap untuk ditayangkan. Berita
yang mendominasi program Liputan 6 Petang SCTV yaitu berita yang mempunyai
muatan politik, tetapi tidak menyampingkan berita-berita lain seperti kesahatan,
sosial, ekonomi, bahkan berita-berita yang sifatnya ringan.
Untuk Liputan 6 Petang SCTV seluruh paket berita harus sudah selesai
diproses paling telat pada pukul 17.00 WIB, karena waktu penayangan Liputan 6
Petang adalah pukul 17.30 WIB. Seluruh kerabat kerja Liputan 6 Petang harus
mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan pada saat peneyangan nanti, oleh karena
tu tim Liputan 6 Petang mempersiapkan segalanya baik persiapan di studio maupun
persiapan di master control satu jam sebelum waktu penayangan.
Setelah seluruh persiapan di studio dan master control serta anchor pun sudah
siap, berarti program sudah siap on air. Saat penayangan program Liputan 6 Petang,
tim yang berada dalam studio hanyalah empat orang kameraman dan seorang anchor.
Sedangkan yang berada dalam master control adalah :
a.
Tiga orang produser yang bertugas untuk mengoprasikan telepronter (suatu
alat untuk membaca naskah di studio oleh anchor yang ditempelkan di depan
kamera), memantau rundown, dan yang mengoprasikan cargent sesuai dengan
komando dari PD.
b.
Program Director (PD) yang memegang kendali di master control dan studio
selama On Air Liputan 6 Petang, semua instruksi di studio ataupun master
control berasal dari PD.
83
c.
Switcherman orang yang bertugas mengatur dan menayangkan gambar
berdasarkan instruksi dari PD ke On Air selama program berjalan.
d.
Audioman orang yang bertugas mengatur suara dan selalu memastikan audio
selama program berjalan tidak ada masalah.
Biasanya detik-detik mendekati waktu penayangan, bumper-in akan disiapkan
di monitor stanby oleh switcherman dan di dalam studio anchor mendengarkan abaaba dari PD di master control Liputan 6 Petang SCTV dan ketika suara bumper mulai
terdengar maka anchor harus siap-siap untuk membacakan opening teaser.
Sedangkan di master control PD akan mengintruksikan switcherman untuk
memasukkan gambar-gambar opening teaser tersebut keprogram On Air beserta
dengan audionya dan mempersiapkan kameraman agar melakukan pengambilan
gambar anchor dengan format Zoom In untuk Opening dan MCU (Medium Close up)
pada saat membaca berita.
Setelah opening teaser selesai, maka PD akan memberikan aba-aba pada
anchor untuk langsung opening dan mengarahkannya untuk melakukan opening pada
satu kamera, setelah itu beberapa detik kemudian chargent anchor (nama presenter)
akan dikeluarkan dan setelah itu sebagai penanda anchor akan membacakan berita
pertama, maka PD akan menginstruksikan switcherman untuk mengeluarkan kembali
bamper (logo acara). Setelah bamper selesai, barulah anchor membaca berita pada
segmen pertama.
Setiap segmen akan diberikan jedah dengan memgunakan comersial break
(iklan), dan comersial break ini akan diatur oleh PD yang berada pada master control
pusat SCTV. Jadi pada saat sebelum penayangan ataupun saat penayangan Liputan 6
84
Petang SCTV, pihak master control Liputan 6 SCTV haruslah berkoordinasi dengan
pihak master control SCTV.
Pada awalnya Liputan 6 SCTV menggunakan empat segman, tetapi sekarang
tinggal tiga segman. Karena dengan empat segman durasi program akan terpotong
oleh tiga kali comersial break, sedangkan bila tiga segman hanya dua kali durasi
program terpotong oleh comersial break. Sehingga tayangan program Liputan 6
Petang bisa lebih lama dan luas dalam menservis pemirsanya dibandingkan sewaktu
masih menggunakan empat segman.
4.4.7 Evaluasi atau Paska Produksi
Dalam redaksi Liputan 6 SCTV, rapat evaluasi biasanya dilakukan pada saat
rapat budgeting atau pada saat rapat redaksi program berikutnya. Contoh : rapat
evaluasi program Liputan 6 Petang SCTV, dibahas pada saat rapat budgeting program
Liputan 6 Malam.
Dalam rapat evaluasi, biasanya membahas masalah-masalah teknis selama
program berjalan, seperti : promter tidak jalan, audio tidak keluar, gambar prise dan
lain-lain. Terkadang rapat evaluasi tidak bisa diselesaikan sendiri dengan tim redaksi
Liputan 6 SCTV, seperti bilamana terjadi kendala pada peralatan, secara otomatis
redaksi Liputan 6 harus berkerja sama dengan departeman teknis Support untuk
mngatasi masala-masalah tersebut.
Tujuan diadakannya rapat evaluasi sendiri adalah untuk memonitor, menjaga
mutu dari Output yang dihasilkan dari program itu sendiri dan melalui rapat evaluasi
juga, redaksi dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari program tersebut baik
masalah teknis maupun materi berita yang belum lengkap. Tahapan ini merupakan
85
rangkaian akhir dalam pembuatan dan penayangan berita dalam program Liputan 6
Petang SCTV, rapat tersebut wajib diikuti oleh reporter, kameraman, asisten
produser, produser, koordinator daerah, koordinator liputan, hingga produser
eksekutif yang bertugas saat itu.
4.5
Pembahasan
Produksi program berita adalah suatu proses kerja jurnalistik yang melibatkan
berbagai macam profesi dan peralatan-peralatan teknologi canggih serta koordinasi
antar individu yang mempunyai kepekaan jurnalistik dan estetika untuk
mengkomunikasikan informasi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi kedalam suatu
pakek berita kepada pemirsa.
Seperti yang telah dibahas di atas, dalam memperoduksi sebuah program
berita televisi terdiri dari tiga unsure penting yaitu, gambar, naskah, dan audio atau
suara. Redaksi Liputan 6 SCTV menekankan dalam setiap paket berita yang layak
tayang haruslah mempunyai gambar yang baik sesuai dengan kreteria yang telah
ditentukan oleh redaksi, karena gambar merupakan unsur yang paling mendapat
perhatian dari pemirsa, hal ini dikarenakan sifat dari media televisi itu sendiri yaitu
media pandang dengar.
Perlu untuk diketahui, bahwa didalam sebuah gambar itu sendiri terdapat pula
nilai-nilai berita yang lebih. Gambar yang eksklusif dari sebuah peristiwa penting
tentu saja memiliki nilai yang tinggi yang dapat dijadikan nilai plus dalam jualan
sebuah program berita. Sebuah gambar yang baik yaitu sebuah gambar yang tentunya
sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik seperti angle, komposisi, pencahayan,
fokus,dan warna sesuai dengan standar broadcast.
86
Untuk memperkuat gambar dalam sebuah paket berita televisi dibutuhkan
sebuah naskah. Fungsi dari naskah itu sendiri adalah untuk memberikan informasi,
data dan fakta tambahan yang tidak terdapat dalam sebuh gambar berita sehingga
dimasukkan dalam sebuah naskah yang dibacakan untuk dijadikan menjadi sebuah
narasi. Ada beberapa panduan bagi seorang reporter televisi dalam membuat dan
menyusun naskah berita seperti yang dikemukakan beberapa pakar.
Rosiana Anwar mengemukakan beberapa pedoman dalam menulis berita
televisi seperti dalam bukunya Bahasa Jurnalistik dan Komposisi.51 :
a.
Menulis harus dalam gaya percakapan atau conversation style
b.
Menulis harus dengan kalimat pendek dan lugas atau to the point
c.
Menulis harus menghindari kalimat terbalik
d.
Menulis harus mengusahakan supaya subyek dan predikat berdekatan
letaknya.
Dalam teknik penulisan berita dikenal pula struktur berita. Secara umum,
struktur penulisan berita dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu :
a.
Bentuk Piramida
Penulisan berita dilakukan dengan mengetengahkan informasi yang kurang
penting tetapi berkaitan menuju kearah yang paling penting. Adapun klimaks
penulisan itu berada pada bagian penutup. Isi berita yang disajikan tidak
terikat dengan waktu atau timeless. Uraian berita yang disajikan dengan teknik
piramida ini termasuk dalam berita berkala atau news magazine.
51
Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, P.T Pradiya Paramita, Jakarta, 1984, Hal: 88
87
b
Bentuk Kronologis
Penyajian berita secara kronologis, tidak terpaku pada mana yang penting dan
mana yang kurang penting, karena setiap bagian memiliki bobot yang sama.
Biasanya bentuk penulisan kronologis dipakai untuk bahasa sain, teknologi,
kedokteran dan sebagainya. Oleh karena memiliki bobot yang sama maka
teknik penulisan kronologis haruslah runtut dengan data dan fakta yang ada.
c
Piramida Terbalik
Teknik penulisan ini biasanya digunakan untuk menyajikan berita yang
memiliki nilai berita yang tinggi dan penyajiannya sangat terikat dengan
waktu. Cara penyajiannya adalah dari yang penting menuju yang kurang
penting. Dengan kata lain pemirsa sudah langsung memperoleh isi berita yang
paling inti. Adapun jenis berita yang disajikan dengan struktur penulisan
piramida terbalik adalah berita yang masuk kategori news bulletin seperti hard
news, soft news.52
Di redaksi Liputan 6 SCTV sendiri lebih banyak menggunakan struktur berita
piramida terbalik dalam penulisan berita khususnya pada program berita Liputan 6
Petang. Namun dalam hal pembuatan paket berita soft news atau feature lebih banyak
menggunakan perpaduan antara teknik struktur piramida terbalik dan struktur
kronologis.
Unsur yang terakir adalah unsure suara atau audio. Sifat media televisi yang
merupakan media pandang dengar jelas membuat unsur suara menjadi unsur yang
sangat penting. Bagai mana mungkin informasi yang disajikan oleh media televisi
52
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, Hal : 41
88
tanpa menggunakan audio yang baik. Bila hal tersebut sampai terjadi, maka dapat
dipastikan informasi yang ingin disampaikan oleh media tersebut tidak akan dapat
diterima dengan baik oleh khalayak atau pemirsanya.
Perlu diketahui, dalam penulisan berita atau penayangan berita di program
Liputan 6 petang harus sesuai dengan kebijakan redaksi. Karena kebijakan redakasi
merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media massa untuk memberitakan atau
menyebarluaskan suatu berita melalui media massanya. Kebijakan redaksi juga
merupakan sikap redaksi disuatu lembaga media massa, terhadap masalah aktual yang
sedang berkembang pada saat itu.
Menurut Sudirman Tebba dalam bukunya Jurnalistik Baru53, kebijakan
redaksi itu penting untuk menyikapi suatu peristiwa karena dalam dunia pemberitaan
yang penting bukan saja peristiwa, tetapi juga sikap terhadap peristiwa itu sendiri.
Kalau suatu media tidak mempunyai kebijakan redaksi, maka dapat dipastikan
beritanya tidak akan konsisten karena ia tidak mempunyai pendirian dalam
memberitakan suatu peristiwa, ia seperti keranjang sampah yang memuat apa saja.
Jika suatu media massa yang beritanya tidak konsisten itu tidak akan
mendapatkan kredibilitas dimata khalayak atau pemirsaya. Padahal besar tidaknya
pengaruh suatu media massa tidak semata-mata pada jumlah oplah atau banyaknya
pemirsanya, tetapi juga kredibilitasnya.
Masih menurut Tebba, ada beberapa pertimbangan mendasar dalam
menentukan kebijakan redaksi sebuah lembaga media massa antara lain adalah
pertimbangan yang bersifat idiologis, politis, dan bisnis. Pertimbangan idiologis suatu
53
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, Kalam Indonesia, 2005, Hal : 150
89
media massa biasanya ditentukan oleh latar belakang pendiri atau pemiliknya.
Pertimbangan idiologis tidak semata-mata tentang kepercayaan atau agama,
melainkan juga nilai-nilai yang dihayati, seperti kemanusiaan, kebangsaan, dan
sebagainya. Setiap kali terjadi peristiwa yang terkait dengan nilai-nilai tersebut, maka
hal itu menjadi dasar pertimbangan untuk menyiarkannya.
Pertimbangan yang berdasarkan sifat politis juga merupakam hal yang sangat
diperhatikan dalam menentukan sebuah kebijakan redaksi. Kehidupan pers tidak
pernah lepas dari masalah politik, sebab kehidupan pers merupakan indikator
demokrasi pertimbangan lain dalam menentukan kebijakan redaksinya adalah
pertimbangan yang bersifat ekonomi atau bisnis.
Pada saat ini tidak ada satupun media massa yang tidak mempunyai
kepentingan bisnis. Media massa saat ini merupakan sebuah industri bisnis dimana
sebagai industri media massa mencari keuntungan atau profit oriented untuk terus
membangun roda perusahaannya. Oleh karena itu pertimbangan yang bersifat bisnis
menjadi pertimbangan bagi media massa dalam menentukan kebijakan redaksinya.
Secara umum kebijakan redaksi pemberitaan Liputan 6 SCTV terdiri dari
enam poin seperti yang diungkapkan oleh Merdi Sofansyah, Produser Eksekutif
Liputan 6 SCTV54. Keenam poin tersebut adalah :
a.
Tidak menimbulkan kontroversi
Kebijakan redaksi pemberitaan Liputan 6 SCTV menetapkan bahwa berita
yang disiarkan atau ditayangkan redaksi pemberitaan SCTV, isi beritnya tidak
menimbulkan perdebatan atau kontroversi hingga mengakibatkan keresahan di
tengah-tengah masyarakat.
54
Merdi Sofansyah, Produser Eksekutif, Liputan 6 SCTV.
90
b.
Valid (Data yang Sebenarnya)
Isi berita yang terdapat di program berita Liputan 6 SCTV berisikan fakta dan
data yang aktual. Tidak dibuat berdasarkan informasi yang tidak benar,
mengada-ngada atau bahkan hanya sebuah karangan sang reporter belaka.
c.
Berimbang
Setiap berita yang tayang diwajibkan untuk berimbang atau tidak berat
sebelah. Hal ini sangatl ditekankan oleh redaksi Liputan 6 SCTV. Dalam
menampilkan suatu permasalahan yang melibatkan dua pihak, maka reporter
SCTV wajib meminta konfirmasi kedua belah pihak sehingga laporan yang
akan dibuat reporter berimbang.
d.
Tidak menimbulkan SARA
Unsur SARA merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam
menulis sebuah naskah berita sebelum berita tersebut ditayangkan. Karena hal
tersebut sangat berdampak kepada masyarakat.
e.
Aktual
Nilai aktual, tajam dan terpercaya adalah nilai berita yang menjadi landasan
dasar bagi kebijakn redaksi Liputan 6 SCTV dalam menyiarkan sebuah berita
dalam program berita SCTV.
f.
Menarik
Menarik disini bukan hanya dalam artian sebagi nilai berita, tetapi menarik
disini adalah menarik sebagi pilihan informasi dan komunikasi, menarik
dalam pengemasan dan penampilan, serta menarik bagi pemirsa dan
pemasang iklan untuk berpromosi di program berita tersebut.
91
Lebih lanjut, Merdi juga mengatakan bahwa pertimbangan lain dalam
menentukan kebijakan redaksi pemberitaan SCTV adalah pemilik lembaga media
massa yang bersangkutan. Pemilik lembaga media massa memiliki berbagai
kepentingan yang harus dijaga, seperti kepentingan bisnis, politik, serta kepentingan
lainnya.
Terkadang ada suatu kasus atau peristiwa yang mengandung nilai berita yang
tinggi, tetapi tidak dapat disiarkan karena bertentangan dengan kepentingan pemilik
lembaga media massa yang bersangkutan. Begitu pula sebaliknya, ada peristiwa atau
berita yang tidak penting atau menarik tetapi harus ditayangkan karena pemilik media
massa tersebut mempunyai kepentingan atau mendukung kepentingan pemilik media
massa tersebut.
Oleh karena itu, strategi redaksi pemberitaan SCTV dalam menentukan
susunan materi berita serta menayangkan berita pada program Liputan 6 Petang,
sangatlah berpatokan kepada kebijakan redaksi pemberitaan SCTV yang telah
ditentukan tersebut.
92
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Sebagai salah satu media elektronik yang mempunyai kredebilitas dimata
pemirsanya, dan demi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi,
redaksi pemberitaan SCTV terus berusaha melakukan trobosan-trobosan dan inovasi
teknologi televisi guna memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Redaksi
pemberitaan membuat beberapa program berita dimanan salah satunya adalah
program Liputan 6 Petang.
Berkembang pesatnya media elektronik pada saat ini juga berdampak pada
persaingan program-program acara yang ada di setiap media elektronik tersebut tak
kecuali program beritanya. Oleh karena itu redaksi pemberitaan SCTV menerapkan
strategi-strategi tertentu termasuk pada proram berita Liputan 6 Petang dalam
bersaing dengan program sejenis demi mendapatkan ruang dihati pemirsanya.
Dalam skripsi ini, penulis mengambil judul Strategi Redaksi Liputan 6 Dalam
Menentukan Berita Yang Layak Tayang Pada Program Liputan 6 Petang SCTV. Dari
hasil penelitian yang dilakukan penulisan yang seperti diuraikan didepan, maka dapat
diambil kesimpulasn sebagai berikut :
a.
Strategi redaksi Liputan 6 SCTV dalam menentukan berita yang layak tayang
pada program Liputan 6 Petang adalah berdasarkan keputusan rapat redaksi
dengan memperhatikan nilai berita yang terkandung dari setiap berita.
93
b.
Nilai berita terpenting, menarik dan aktual adalah nilai berita yang
diutamakan oleh redaksi Liputan 6 SCTV selain juga memperhatikan nilai
berita lainnya dan memprieoritaskan berita lokal, nasional dan internasional
dalam menentukan susunan materi berita.
c.
Liputan 6 Petang SCTV banyak mengangkat berita-berita yang bermuatan
politik, tetapi bukan berarti mengesampingkan berita-berita lainnya.
d.
Proses bembuatan sebuah program berita termasuk didalamnya program
Liputan 6 Petang SCTV dari awal hingga tayang melalui tiga tahap penting
yaitu : pra produksi, produksi, paska produksi.
e.
Dalam menghadapi persaingan antara program berita Liputan 6 Petang SCTV
dengan program brita yang sejenis dan dengan jam tayang yang sama, maka
redaksi pemberitaan SCTV menerapkan strategi jemput bola yaitu dengan
cara : cepat memahami dan merespon keinginan pemirsanya.
f.
Redaksi pemberitaan SCTV dalam menentukan berita yang layak tayang,
menitik beratkan kebijakan redaksi terhadap program beritanya termasuk pada
program Liputan 6 Petang secara umum ada enam poin yaitu : tidak
menimbulkan kontroversi, bertanggung jawab, valid (data sebenarnya), tidak
menimbulkan SARA, aktual, dan menarik.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap strategi redaksi Liputan
6 dalam menentukan berita yang layak tayang pada program Liputan 6 Petang, maka
dapat kiranya penulis ajukan beberapa saran sebagai berikut :
94
a.
Redaksi Liputan 6 SCTV diharapkan dapat meningkatkan koordinasi antar
semua lini dari mulai news gathering, news production, hingga tim studio
sehingga dapat meminimalisisir kesalahan atau kendala-kendala yang sifatnya
teknis maupun non teknis yang sering terjadi dalam penayangan program.
b.
Membagi tugas dan tanggung jawab bagi setiap kerabat kerja di redaksi
SCTV sesuai dengan porsinya, tepat, dan tegas sehingga tidak terjadi tumpang
tindih tugas dan tanggung jawab yang dapat mengganggu proses kerja
produksi program berita Liputan 6 Petang.
c.
Redaksi pemberitaan SCTV diharapkan terus mengembangkan teknologi yang
digunakan serta meningkatkan dan menambah sumberdaya manusianya
disemua lini, sehingga dapat membentuk program yang solid dalam
memproduksi program berita Liputan 6 Petang.
d.
Jika redaksi pemberitaan SCTV sudah mengetahui kelemahan dan kekurangan
dalam
pembuatan
program
berita,
maka
sebaiknya
segera
diatasi
permasalahan tersebut. Sehingga redaksi tidak kehilangan momen atau
peristiwa yang aktual yang hanya disebabkan oleh faktor kekurangan
sumberdaya manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihan, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. PT. Pradiya Paramita,
Jakarta, 1984
Bryson Lyman, Bryson. Kontrbusi Laswel Pada Seminar Komunikasi Rockfeller.
1971.
Charnley, Mitchel V. Reporting Edisi III (Holt-Reinhart & Winston). New York.
1975.
Devito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia, Profesional Book. Jakarta. 1997.
Djoenarsih dan Sunarjo. Himbpunan Istilah Komunikasi. Liberty. Yogyakarta.
1995.
Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Mandar Maju.
Bandung. 1990.
Herfrod, Peter. So you Want To Run a Tv Station. Media Development Loan
Fund.New York..2000.
Iskandar Muda, Dedi. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Professional.
PT.Remaja Rosda Karya. Bandung. 2003.
Kenneth R,Andrews, Konsep Strategi Perusahaan,PT.Erlangga. Jakarta.
K Yin, Robert Prof. Dr. Studi Kasus, Desain & Metode. Rajawali Pers. Jakarta
Lexy, J Moleong,Prof. DR. M A. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja
Rosda Karya Bandung. 2006.
Marzuki. Metodelogi Riset. BPFE UII. PT Prasetia Widia Pratama. Yogyakarta.
2000.
Mc Quail, Dennis. Model
model Komunikasi. Uni Prima. Jakarta. 1998.
McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa. Erlangga. Jakarta. 2002.
Morisson. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Ghalia Indonesia. 2004.
Mulyana, Dedi. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosda Karya.
Bandung. 2003.
NN, Jurnal ISKI. Komunikasi dan demokrasi. PT. Remaja Rosdakarya. 1998.
Rakhmat, Jalaludin Drs. Msc. Metode Penelitian Komunikasi. PT Rosada Karya.
Bandung.
R Jauch, Lawrence & William F Gueck. Manajemen Strategis & Kebijakan
Perusahaan. PT. Erlangga. Jakarta.1996.
Muda, Dedy Iskandar, Jurnalistik Televisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2003
Sastro, Darwanto. Produksi Acara Telivisi. Duta Wacana University Press.
Sendjaja,S Juarsa,Ph.D dan Hasrullah,Drs. Komunikasi massa.UT. 1993.
Sendjaja, S Djuarsa dkk. Materi Pokok Pengantar Ilmu Komunikasi. Universitas
Terbuka. 1998.
Sendjaja, S Djuarsa. Teori Komunikasi.Universitas Terbuka. Jakarta. 2002.
Siahaan, M.m. Kominikasi
Jakarta.1991.
Pemahaman
dan
Penerapan.
BPK
Mulia.
Supratikno, Hendrawan, dkk. Advance Strategic Management. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta. 2005
.
Tebba, Sudirman, Jurnalistik Baru, Kalam Indonesia, 2005
Wahyudi, JB. Dasar-dasar Radio dan Televisi. Pustaka Utama, Jakarta. 1966.
Wahyudi, JB. Juarnalistik Televisi,Tentang dan Sekitar Siaran Berita. TVRI.
Bandung. 1985.
Wahyudi, JB. Dasar-dasar Menajeman Penyiaran. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. 1994.
Wahyudi, JB. Komunikasi Sarana Alih Pengetahuan. TVRI Stasiun Surabaya..
1998.
Wahyudi, JB. Teknologi Informasi. Pustaka Utama Grafitti. Jakarta.
Wahyudi, JB. Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Grafitti. Jakarta.
Wijaya, AW. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara. Jakarta
1993.
Zulkarnain Nasution, Zulkarnain. Sosiologi Komunikasi Massa. Universitas
Terbuka. Jakarta. 1993.
Sumber lain :
Merdi Sofansyah. Eksekuti Produser, Liputan 6 SCTV.
HRD.SCTV
www.sctv.com slogan sctv.
www.wikipedia.org/kuiki/agenda-setting theory.tgl.21 Desember 2005.
www.google.com Jurnalisme TV, 2006.
PEDOMAN WAWANCARA
Produser
1. Nama dan jabatan saudara / anda ?
Olivia Rosalia, jabatan Produser.
2. Tugas dan fungsi anda pada jabatan tersebut ?
Bertanggung jawab atas atayangan program tersebut, akan diisi apa dengan
target yang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Apakah di SCTV ada rapat redaksi ?
Dalam suatu redaksi pemberitaan harus ada rapat redaksi, karena hal itu
bertujuan untuk menentukan dan menyeleksi berita mana yang layak tayang
dan mana yang tidak layak tayang.
4. Kapan saja rapat redaksi dilaksanakan ?
Di redaksi Liputan 6 SCTV sendiri, rapat redaksi dilakukan sebanyak tiga
kali. Yaitu : pagi jam sembilan, siang jam setengah tiga, dan malam jam
setengah tuju malam.
5. Siapa yang berwenang memimpin rapat redaksi ?
Biasanya rapat redaksi dipimpin minimal oleh seorang Eksekutif Produser.
Tetapi terkadang Pemred dan Wapemred langsung yang memimpin jalannya
rapat redaksi, tetapi hanya dalam kasus-kasus besar tententu. Misalnya :
seperti kasus suharto sakit dan sewaktu wafat, redaksi haruslah cermat dalam
menentukan berita-berita mana yang layak tayang, penfing, dan mana yang
tidak layak tayang tentunya berdasarkan kebijakan bersama.
6. Siapa saja yang terlibat dalam rapat redaksi ?
Rapat redaksi bisanya dihadiri oleh manager peliputan, eksekutif produser,
produser harian, koordinator liputan, koordinator kameraman, koordinator
daerah, perwakilan dari sekret, dan pembaca berita (ancor).
7. Apa saja yang dibahas dalam rapat redaksi ?
Tentunya membicarakan masalah jualan berita yang didapat hari itu baik
dari koolip maupun koorda. Dalam rapat redaksi ini, dibicarakan beritaberita mana yang layak di segmen 1,2,3 dan berita yang tidak layak tayang
tentunya hal itu berdasarkan keputusanbersama dan kebijakan redaksi liputan
6 petang. Biasanya berita-berita yang mempunyai dampak luas untuk
masyarakat dan memiliki gambar-gambar yang dramtis dimasukkan kedalam
segmen 1, karena media televisi adalah media pandang dengar. Jadi berita
harus disertai dengan gambar yang bagus agar mudah dicerna oleh
masyarakat, apapun itu beritanya. Sebesar apapun isu atau kasusu tersebut,
tanpa gambar yang bagus berita tersebut tidak akan tayang.
8. Definisi berita menurut anda sendiri itu seperti apa ?
Sesuatu yang dibutuhaklan masyarakat dan mempunyai pengaruh terhadap
masyarakat.
9. Bagaimana kreteria berita yang baik dan yang layak tayang menurut anda ?
Pastinya berita yang nilainya seimbang, akurat, yang mempertimbangkan
nilai-nilai obyektifitas dan tidak terpengaruh pada subyek yang melekat pada
berita itu sendiri.
10. Apakah unsure 5W+1H sangatlah berpengaruh dalam pembuatan sebuah
berita ?
Itu adalah sebuah pedoman atau keharusan yang harus dimiliki reporter,
kameraman, dan koresponden yang meliput suatu peristiwa, tetapi itu semua
juga harus melihat pada kebutuhan program itu sendiri. Bila program
tersebut tidak mempunyai durasi yang cukup panjang, maka produsernya
hanya meminimalkan atau memasukkan unsur 5W+1H itu menjadi beberapa
unsur saja, sedangkan sisanya bisa dimasukkan dalam aitem berikutnya.
11. Jenis berita apa saja yang diangkat dalam program liputan 6 petang ?
Liputan 6 Petang SCTV banyak mengangkat berita-berita yang bermuatan
politik, tetapi bukan berarti mengesampingkan berita-berita lain seperti
kesehatan,sosial, ekonomi, bahkan berita-berita ringan. Hal itu dikarenakan
Liputan 6 Petang melihat dari hasil tabulasi atu surevay potensi pemirsa yang
ada dalam liputan 6 petang, maka kita menyimpulkan penonton liputan 6
petang adalah penonton yang lebih banyak didominasi kaum laki-laki,
golongan A<B<C dan rata-rata pendidikannya di atas SMA.
12. Siapakah yang bertugas membuat rundown ?
yang bertugas adalah produser on line atau harian, dan dibantu oleh
produser-pduser lainnya yang bertugas hari itu sesuai dengan jadwal yang
dibuat atas dasar kesepakatan bersama antara produser.
13. Ada berapa produser yang terlibat dalam program Liputan 6 Petang SCTV ?
Ada tiga orang yaitu : Kemal, Olivia Rosalia, dan rieke amru. Masingmasing mempunyai produser on laine sesuai dengan jadwal yang mereka
tentukan sendiri.
14. Ada berapa segmen dalam program Liputan 6 Petang SCTV dan 1 paket berita
memakan waktu berapa menit ?
Dulu liputan 6 petang SCTv terbagi menjadi 4 segmen tetapi sekarang
menjadi 3 segmen. Kebijakan ini kita ambil dengan pertimbangan, jika
dengan 4 segmen durasi akan terpotong tiga kali iklan, sedangkan dengan 3
segmen durasi hanya terpotong dua kali iklan. Sehingga tayangan berita bisa
lebih lama dan pemirsa liputan 6 petang lebih puas dibandingkan dengan
sewaktu masih menggunakan empat segmen. Rata-rata kebanyakan satu
menit.
15. Berita-berita yang penting dan menarik dimasukkan pada segmen berapa ?
Pertimbangannya seperti apa ?
pastinya berita tersebut akan dimasuk kedalam segmen pertama, karena
berita-berita tersebut mempunyai daya jual yang tinggi dan mempunyai
dapkak luas bagi masyarakat, sehingga dapat menarik perhatian penonton.
16. Bagaimana strategi redaksi dalam menentukan headlines dalam program
Liputan 6 Petang SCTV setiap harinya ?
kita sering melihat permainan competitor, jadi competitor menayangkan
berita apa, jadi harus lebih kreartif dari competitor dan bila berita tersebut
mmiliki dampak yang luas, maka mau gak mau kita harus head to head
dengan competitor, kare bila kita tidak melakukan hal itu maka kita akan di
tinggal oleh pemirsa pindah ke chanal lain.
17. Apakah berita-berita yang ada dalam segmen 1 pada program Liputan 6
Petang SCTV menjadi berita headlines, pertimbangannya seperti apa ?
berita headlines tak selalu harus ada pada item pertam segmen, tetapi lagilagi kita harus melihat competitor kita.
18. Apakah pernah terjadi, rundown Liputan 6 Petang SCTV yang telah siap
tayang tiba-tiba posisi rundown tersebut berubah ? Persoalan seperti apa yang
menyebabkan hal itu terjadi ? Lalu bagaimana anda menyikapi hal tersebut ?
Langkah apa yang anda ambil ?
rundown atau susunan acara sudah beberapa jam disiapkan sebelum acara,
di dalam randown kita sudah mengatur mana yang harus tayang di segmen
awal tengah dan terakhir. Rundown yang telah dibuat bukan harga mati,
apabila ditengah jalan, meskibun beberapa menit sebelum siaran, tiba-tiba
terjadi sebuah peristiwa yang luar biasa, maka semua rundown yang telah
disiapkan harus diubah dan berita baru tersebut, karena memiliki dampak
yang luas bagi masyarakat. Strategi yang kita gunakan adalah : tidak boleh
lengah dalam memberitakan sesuatu yang mempunyai dampak luas bagi
masyarakat.
19. Apakah flexibilitas dalam penentuan berita berlaku Liputan 6 Petang SCTV,
pertimbangannya seperti apa?
IYA, sambil berita berjalan, ketika kontributor menayangkan berita di
segmen-segmen terakhir misalnya, tetapi ditayangkan duluan kita mungkin
mengalah dan mensejajarkan dengan TV lain atu apa yang sedang terjadi
pada saat itu. Meskipun setengah detik sebelum program tayang, apabila
harus terjadi perubahan akan kita lakukan, karena dengan pertimbangan
tetap menyervis penonton agar tetap menonton program kita dan tidak
mengalihkan ke chanel lain.
20. Bagaimana strategi redaksi dalam penentuan topik atau permasalahan dengan
mendatangkan narasumber yang kompeten untuk topik tersebut ?
Dulu kita punya habit dan setiap hari harus ada 1 tamu apapun masyalahnya
kita harus mendatangkan narasumber untuk berdialog di studio atu by phon.
Hanya saja ketika kita melihat ke ratting tidak selamanya tamu bisa membuat
ratting yang segnifikan pada program ini, tetapi hanya tamu-tamu tertentu
yang bisa menaikan ratting ayitu tamu yang kontraversial. Jadi sekarang kita
sangat selektif dalam memilih seorang tamu supanya penonton tidak lari dari
tayangan liputan 6 petang. Jadi hanya tamu yang berkompeten, mempunyai
kredebilitas dan yang bersangkutan langsung dengan masalah tersebut yang
hanya kita dating kan ke studio karena orang seperti inilah yang bisa
menaikkan retting.
21. Siapakah yang menentukan narasumber untuk topik permasalahan pada saat
tersebut dan apakah juga dibahas pada rapat redaksi ? pertimbangan seperti
apa dalam penentuan narasumber tersebut ?
pertimbangannya yang seperti saya sebutkan di atas dan masalah ini
tentunya dibahas dalam rapat redaksi dulu.
22. Apabila narasumber tidak dapat datang atau tidak dapat dikontak, langkah
apakah yang anda lakukan sebagai produser dan strategi apa yang anda
gunakan ?
apabila tamu tidak bisa dating, kita menimal mendapatkan suaranya atau
sering disebut dengan telewicara, jika telewicarapun tidak bisa dilakukan,
maka kita mengambil kutiban wawancara orang tersebut dan menuliskan
naskahnya lalu ditampilkan di layer TV. Itu sudah cukup mewakili pihak yang
tidak bisa dating.
23. Bagaimana proses koordinasi sewaktu ada live dari Jabodetabek, daerah,
ataupun dari luar negeri ?
Produser berkoordinasi dengan PO (produser oprasional) siaran luar
karena PO lah yang menjadi penghubung anatara studio dan kru yang ada di
lapangan. Itu juga terjadi bila sedanga ada liputan Live dari daerah.
Sedangkan untujk masalah liputan Live dari luar negeri, biasanya kita
berkerja sama dengan VOA atu dengan melakukan koordinasi dengan pemilik
satelit setempat.
24. Dalam pelak sanaan On Air produser berkoordinasi dengan siapa saja ?
biasanya produser akan berkoordinasi dengan korlip dan asisten produser
atau produser lainnya.
25. Apakah ada koordinasi sebelumnya antara produser dengan orang-orang yang
terlibat dalam On Air tersebut ?
Iya, biasanya itu terjadi bilamana terjadi siaran yang diluar format siaran
biasanya, seperti sewaktu ada tamu di studio atau ditenga segmen akan
laporan live dari daerah.
26. Apakah ada mekanisme evaluasi dan siapa yang berwenang melakukan
evaluasi ?
Ada, yang terlibat tentunya orang-orang yang terleb at pada saat rapat
redaksi.
27. Tujuan dari evaluasi itu sendiri apa dan hasilnya digunakan untuk apa ?
ya tentunya mengkoreksi hasil dari program yang kita tayngkan tadi.
Apabila pada saat program itu berjalan dan ada kendala, maka kita harus
mengatasinya secepat mungkin agar tidak terjadi di dalam program
berikutnya.
Catatan : Pertanyaan selalu berkembang karena berpatokan pada jawaban
narasumber.
PEDOMAN WAWANCARA
Eksekutif Produser
1. Nama dan jabatan saudara / anda ?
Merdi Sofansyah, jabatan Eksekutif produser
2. Tugas dan fungsi anda pada jabatan tersebut ?
Mengkoordinasikan dan menjombatani antara kebutuhan satu program
dengan program yang lain, sehingga tidak terjadi tumpang tindih
kepentingansehimgga program bisa berjalan dengan lancar. Dan disamping
itu juga, seorang eksekutif produser bertugas memined atau manegeral
produser lainnya.
3. Apa definisi berita menurut anda ?
Suatu informasi yang ingin diketahui oleh orang lain, tetapi orang tersebut
belum bisa mendapatkannya. Sehingga media disini ingin mengetahui atau
mencari apa yang diinginkan oleh masyarakat dan media ingin
menyajikannya dalam bentuk berita seperti yang diinginkannya.
4. Bagaimana kreteria berita yang baik dan yang layak tayang menurut anda ?
Pastinya berita yang nilainya seimbang, akurat, yang mempertimbangkan
nilai-nilai obyektifitas dan tidak terpengaruh pada subyek yang melekat pada
berita itu sendiri.
5. Apakah unsur 5 W + 1H sangat berpengaruh dalam pembuatan sebuah berita ?
Itu adalah sebuah pedoman atau keharusan yang harus dimiliki reporter,
kameraman, dan koresponden yang meliput suatu peristiwa, tetapi itu semua
juga harus melihat pada kebutuhan program itu sendiri. Bila program
tersebut tidak mempunyai durasi yang cukup panjang, maka produsernya
hanya meminimalkan atau memasukkan unsur 5W+1H itu menjadi beberapa
unsur saja, sedangkan sisanya bisa dimasukkan dalam aitem berikutnya.
6. Jenis berita apa saja yang ditayangkan dalam program liputan 6 petang?
Liputan 6 Petang SCTV banyak mengangkat berita-berita yang bermuatan
politik, tetapi bukan berarti mengesampingkan berita-berita lain seperti
kesehatan,sosial, ekonomi, bahkan berita-berita ringan. Hal itu dikarenakan
Liputan 6 Petang melihat dari hasil tabulasi atu surevay potensi pemirsa yang
ada dalam liputan 6 petang, maka kita menyimpulkan penonton liputan 6
petang adalah penonton yang lebih banyak didominasi kaum laki-laki,
golongan A<B<C dan rata-rata pendidikannya di atas SMA.
7. Apakah di Liputan 6 Petang SCTV ada rapat redaksi ?
Dalam suatu redaksi pemberitaan harus ada rapat redaksi, karena hal itu
bertujuan untuk menentukan dan menyeleksi berita mana yang layak tayang
dan mana yang tidak layak tayang.
8. Kapan saja rapat redaksi dilaksanakan ?
Di redaksi Liputan 6 SCTV sendiri, rapat redaksi dilakukan sebanyak tiga
kali. Yaitu : pagi jam sembilan, siang jam setengah tiga, dan malam jam
setengah tuju malam.
9. Adakah strategi redaksi untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang
untuk meningkatkan mutu tayangan berita?
Setiap institusi pemberitaan mempunyai strategi-strategi yang berbeda
dalam mengemas dan menayangkan berita agar bisa menarik simpati
penontonnya atau audience. * strategi jangka pendek: kita bisa berpatokan
kepada retting karena sudah jelas dilehat dari retting tersebut, jika hari ini
rattingnya bagus, maka kedepannya kita minimal harus mempertahankan
seperti ini atau bahakan lebih baik. Tetapi jika rattingnya jelek, maka kita
harus segera mencari dimana hal yang buat penonton tidak simpati dengan
acara tersebut dan kita harus mengeksekusi secepatnya dan mengantipasinya
agar tidak terjadi dalam program berikutnya. Jadi kita harus mengambil
keputusan pada saat itu juga dan tidak perlu harus menunggu lama dalam
menanggulangi kendala yang ada dalam acara tersebut.* Strategi jangka
menengah : strategi ini biasanya kita gunakan untuk membidik peristieaperistiwa apa yang akan terjadi tiga atau empat bulan kedapannya, dan hal
ini harus kita siapkan dari sekarang. Sehingga pada saatnya tiba kita tidak
akan kelabakan pada saat menayangkan atau membuat semacam history atau
ilustrasi rewferensi dari kasus-kasus tersebut. Contoh : kita sudah
menyiapakan sebulan sebelumnya paket cerita mengenai 100 tahun hari
kebangkitan nasional, apabila paket berita seperti ini disiapkan sehari
sebelum waktu tayangnya, maka hasilnya tidak akan maksimal.* Strategi
jangka panjang :strategi ini lebih komplek dan biasanya dilakukan atau
terjadi satu sampai dua tahun sekali, biasanya ini menyangkut permasalahan
seperti: perubahan desain studio, pergerakan kamera, plasma, backround,
bumper dll. dengan perubahan tersebut diharapkan agar penonton liputan 6
petang akan selalu setia, maka dari itu kita akan selalu dan terus melakukan
perubahan dan mengikuti perkembangan yang ada, sehingga orang menilai
kita tidak monoton. Itulah yang kita lakukan dalam strategi jangkja panjang.
10. Siapa yang berwenang untuk memimpin rapat tersebut ?
Biasanya rapat redaksi dipimpin minimal oleh seorang Eksekutif Produser.
Tetapi terkadang Pemred dan Wapemred langsung yang memimpin jalannya
rapat redaksi, tetapi hanya dalam kasus-kasus besar tententu. Misalnya :
seperti kasus suharto sakit dan sewaktu wafat, redaksi haruslah cermat dalam
menentukan berita-berita mana yang layak tayang, penfing, dan mana yang
tidak layak tayang tentunya berdasarkan kebijakan bersama.
11. Siapa saja orang-orang yang terlibat dalam rapat redaksi ?
Rapat redaksi bisanya dihadiri oleh manager peliputan, eksekutif produser,
produser harian, koordinator liputan, koordinator kameraman, koordinator
daerah, perwakilan dari sekret, dan pembaca berita (ancor).
12. Apa sajakah yang dibicarakan dalam rapat redaksi ?
Tentunya membicarakan masalah jualan berita yang didapat hari itu baik
dari koolip maupun koorda. Dalam rapat redaksi ini, dibicarakan berita-
berita mana yang layak di segmen 1,2,3 dan berita yang tidak layak tayang
tentunya hal itu berdasarkan keputusanbersama dan kebijakan redaksi liputan
6 petang. Biasanya berita-berita yang mempunyai dampak luas untuk
masyarakat dan memiliki gambar-gambar yang dramtis dimasukkan kedalam
segmen 1, karena media televisi adalah media pandang dengar. Jadi berita
harus disertai dengan gambar yang bagus agar mudah dicerna oleh
masyarakat, apapun itu beritanya. Sebesar apapun isu atau kasusu tersebut,
tanpa gambar yang bagus berita tersebut tidak akan tayang.
13. Siapakah yang membuat rundown ?
yang bertugas adalah produser on line atau harian, dan dibantu oleh
produser-pduser lainnya yang bertugas hari itu sesuai dengan jadwal yang
dibuat atas dasar kesepakatan bersama antara produser.
14. Ada berapa produser dalam program Liputan 6 Petang SCTV ?
Ada tiga orang yaitu : Kemal, Olivia Rosalia, dan rieke amru. Masingmasing mempunyai produser on laine sesuai dengan jadwal yang mereka
tentukan sendiri.
15. Strategi apa yang digunakan redaksi agar program liputan 6 petang SCTV
mampu bersaing dengan kompetitornya dan agar selalu mendapatkan ruang di
hati pemirsanya ?
Sedapat mungkin redaksi harus pintar-pintar menempatkan berita-berita
yang dijualnya, jadi redaksi harus tau berita-berita apa saja yang diingin kan,
yangdio tonton sehingga pemirsa selalu menonton Liputan 6 petang dan tidak
mengalihkan ke chanel TV lain. Bagai mana caranya, yaitu kita harus tau apa
yang mereka butuhkan, dengan cara redaksi harus cepat memahami dan
merespon keinginan pemirsanya, tentunya harus didukung dengan pasokan
berita yang cukup baik daridaerah maupun Jakarta.
16. Apa yang membedakan program berita liputan 6 petang dengan program
berita TV lainnya?
Liputan 6 Petang SCTV banyak mengangkat berita-berita yang bermuatan
politik.
17. Apakah ada kebijakan redaksi dalam menentukan sebuah berita yang layak
tayang ?
Secara umum bisa dibilang kebijakan redaksi Liputan 6 SCTV meiliki enam
kebijakan dalam menentukan berita-berita yang layak tayang yaitu : *berita
tidak boleh menimbulkan kontraversi atau perdebatan hingga mengakibatkan
keresahan di tengah-tengah masyarakat.* berita harus valid atau sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan dan tidak boleh dibuat
berdasarkan informasi yang tidak benar atau bahkan hanya sebuah karangan
reporter belaka.* berita yang tayang diwajibkan harus berimbang atau tidak
berat sebelah dalam menayangkan berita yang melibatkan dua belah pihak.*
tidak menimbulkan unsur sara karena haltersebut sangat memiliki dampak
yang sangat besar terhadap masyarakat* aktual tajam dan terpercaya adalah
nilai berita yang harus ada dalam menyiarkan sebuah berita dalam program
berita SCTV.* menarik, menarik disini bukan hanya dalam artian sebagai
nilai berita tetapi menarik disini adalah menarik sebagai pilihan informasi
dan komunikasi, menarik dalam pengemasan dan penampilan, serta menarik
bagi pemirsa dan pemasang iklan.
18. Ada berapa segmen dalam program Liputan 6 Petang SCTV ?
Dulu liputan 6 petang SCTv terbagi menjadi 4 segmen tetapi sekarang
menjadi 3 segmen. Kebijakan ini kita ambil dengan pertimbangan, jika
dengan 4 segmen durasi akan terpotong tiga kali iklan, sedangkan dengan 3
segmen durasi hanya terpotong dua kali iklan. Sehingga tayangan berita bisa
lebih lama dan pemirsa liputan 6 petang lebih puas dibandingkan dengan
sewaktu masih menggunakan empat segmen.
19. Berita-berita yang penting dan menarik dimasukkan pada segmen berapa ?
Mengapa atau alasannya ?
pastinya berita tersebut akan dimasuk kedalam segmen pertama, karena
berita-berita tersebut mempunyai daya jual yang tinggi dan mempunyai
dapkak luas bagi masyarakat, sehingga dapat menarik perhatian penonton.
20. Apakah pernah terjadi, rundown Liputan 6 Petang SCTV yang telah siap
tayang tiba-tiba posisi rundown tersebut berubah ? Persoalan seperti apa yang
menyebabkan hal itu terjadi ? Lalu bagaimana anda menyikapi hal tersebut ?
Strategi yang anda gunakan ?
rundown atau susunan acara sudah beberapa jam disiapkan sebelum acara,
di dalam randown kita sudah mengatur mana yang harus tayang di segmen
awal tengah dan terakhir. Rundown yang telah dibuat bukan harga mati,
apabila ditengah jalan, meskibun beberapa menit sebelum siaran, tiba-tiba
terjadi sebuah peristiwa yang luar biasa, maka semua rundown yang telah
disiapkan harus diubah dan berita baru tersebut, karena memiliki dampak
yang luas bagi masyarakat. Strategi yang kita gunakan adalah : tidak boleh
lengah dalam memberitakan sesuatu yang mempunyai dampak luas bagi
masyarakat.
21. Apakah flexibilitas dalam penentuan berita berlaku di SCTV dan
pertimbangannya seperti apa ?
IYA, sambil berita berjalan, ketika kontributor menayangkan berita di
segmen-segmen terakhir misalnya, tetapi ditayangkan duluan kita mungkin
mengalah dan mensejajarkan dengan TV lain atu apa yang sedang terjadi
pada saat itu. Meskipun setengah detik sebelum program tayang, apabila
harus terjadi perubahan akan kita lakukan, karena dengan pertimbangan
tetap menyervis penonton agar tetap menonton program kita dan tidak
mengalihkan ke chanel lain.
22. Bagaimana strategi redaksi dalam penentuan topik atau permasalahan dengan
mendatangkan narasumber yang kompeten untuk topik tersebut ?
Dulu kita punya habit dan setiap hari harus ada 1 tamu apapun masyalahnya
kita harus mendatangkan narasumber untuk berdialog di studio atu by phon.
Hanya saja ketika kita melihat ke ratting tidak selamanya tamu bisa membuat
ratting yang segnifikan pada program ini, tetapi hanya tamu-tamu tertentu
yang bisa menaikan ratting ayitu tamu yang kontraversial. Jadi sekarang kita
sangat selektif dalam memilih seorang tamu supanya penonton tidak lari dari
tayangan liputan 6 petang. Jadi hanya tamu yang berkompeten, mempunyai
kredebilitas dan yang bersangkutan langsung dengan masalah tersebut yang
hanya kita dating kan ke studio karena orang seperti inilah yang bisa
menaikkan retting.
23. Siapakah yang menentukan narasumber untuk topik permasalahan pada saat
tersebut dan pertimbangannya apa ? apakah juga dibahas pada rapat redaksi ?
pertimbangannya yang seperti saya sebutkan di atas dan masalah ini
tentunya dibahas dalam rapat redaksi dulu.
24. Apabila narasumber tidak dapat datang atau tidak dapat dikontak, langkah
apakah yang anda lakukan sebagai eksekutif produser dan strategi apa yang
anda gunakan ?
apabila tamu tidak bisa dating, kita menimal mendapatkan suaranya atau
sering disebut dengan telewicara, jika telewicarapun tidak bisa dilakukan,
maka kita mengambil kutiban wawancara orang tersebut dan menuliskan
naskahnya lalu ditampilkan di layer TV. Itu sudah cukup mewakili pihak yang
tidak bisa dating.
25. Apakah seorang eksekutif produser dapat dikatakan sebagai gate keeper untuk
tayangan berita menurut hekmat anda ?
IYA, karena semua yang dilakukan, apapun perubahan dan perkembangan
yang sedang terjadi didalam program, itu semua dilaporkan ke eksekutif
produser dan eksekutif produser akan menentukan semuanya itu, tentunya
tidak mengesampingkan saran dari oaring lain.
26. Biasanya anda berkoordinasi dengan siapa dalam menentukan keputusan ?
Minimal dengan produser atau orang yang berkompeten dalm bidang itu.
Tetapi bila masih tidak menemukan jalan, tidak menutup kemungkinan untuk
berkordinasi langsung dengan wapemred atau bahkan pemred langsung.
27. Apakah ada evaluasi untuk program liuputan 6 petang ini dan siapa saja yang
terlibat dalam evaluasi ?
Ada, yang terlibat tentunya orang-orang yang terleb at pada saat rapat
redaksi.
28. Tujuan dari diadakannya evaluasi untuk apa dan hasil dari evaluasi itu sendiri
bagaimana ?
ya tentunya mengkoreksi hasil dari program yang kita tayngkan tadi.
Apabila pada saat program itu berjalan dan ada kendala, maka kita harus
mengatasinya secepat mungkin agar tidak terjadi di dalam program
berikutnya.
29. Apa menurut anda kekurang dan kelebihan dari program Liputan 6 Petang
SCTv ini?
* Kelebihan program ini adalah sudah lam berdiri sekitar sudah 12 tahun,
orang sudah mengenal brend liputan 6 petang. Jadi program ini lebih dikenal
oleh public dibandingkan dengan program berita lainnya yang baru berdiri
apa Tv lain. Dan kebetulan stasiun TV SCTV menurutsurvay yang dilakukan
AGB nielsen shar dan ratting berada pada nomor satu, jadi bagaimanapun
program berita kita akan terbawa. * Kekurangan : kita mempunyai kendala
dari segi SDM kita (cruw), kita sudah lama eksis tetapi SDMnya masih kurang
dibandingkan Tv lain. Hal ini akan berpengaruh terhadapa pasokan berita
yang masuk ke meja redaksi. Bila kita mau jujur di SCTV masih kekurangan
SDM seperti : kontributor, kameraman, reporter, maupun produser sendiri.
Tetapi untuk saat ini kita masih bisa berjalan meski dalam hitungan yang
sangat minim, tapi bagai manapun itu semua akan terus kita coba atasi.
Mungkin selama ini ada suatu peristiwa yang tidak bisa kita dapatkan secara
cepat, itu adalah imbas dari kita kekurangan cruw yang bertugas di
lapangan.
Catatan : Pertanyaan selalu berkembang karena berpatokan pada jawaban
narasumber.
Andik Maftuhin, lahir di Lamongan, Jawa timur 14 September
1983, di tempat kelahirannya akrap disapa Andik dan tempat
tinggalnya serta di tempat melanjutkan pendidikannya di Jakarta,
akrab disapa dengan nama Mas,Dandik.
Mulai mengenal dunia pendidikan di kota Lamongan, pada tahun 1991
bersekolah di MI Maindu Lamongan. Dan pada tahun 1997 terdaftar di MTsN
Babat Lamongan dan melanjutkan pendidikan di SMU Panca Marga 1 Lamongan.
Pria yang lahir dari pasangan Mandrim dan Sipik ini, semasa kuliah
dikenal aktif dalam berorganisasi kemahasiswaan baik formal maupun non
formal, mulai dari tingkat jurusan dengan bergabung di Himpunan Mahasiswa
Broadcasting (HMB) sebagai Litbang pada periode 2003-2004 dan lalu menjadi
utusan BEM Fakultas untuk menduduki posisi Menteri Luar Negeri di BEM
Universitas pada periode 2004-2005 dan juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa
yang tergabung didalam paguyupan Fikom Photografer Club (FPC).
Selain aktif di Lembaga formal, peria ini juga aktif dalam gerakan
mahasiswa dan aktifis kampus yang tergabung dalam Fron Indonesia Semesta
(FIS UMB), selain aktif di internal kampus juga aktif di luar kampus diantaranya
ikut tergabung dan membentuk Aliansi Mahasiswa yang di sebut Lima Jaya
(Lingkar Mahasiswa Jakarta Raya) pada tahun 2005 dan hingga sekarang masih
aktif di gerakan mahasiswa.
Download