1 dampak kualitas komunikasi antara departemen front office

advertisement
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
DAMPAK KUALITAS KOMUNIKASI ANTARA DEPARTEMEN FRONT OFFICE
DENGAN HOUSEKEEPING TERHADAP TINGKAT KELANCARAN
OPERASIONAL KERJA DI HOTEL JW MARRIOTT SURABAYA
Airin Estri Utami
Sugiman, SE, MM
Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta
Abstrak
Komunikasi sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Begitu juga dengan di JW Marriott Surabaya, yang mana komunikasi sangat penting dilakukan
dalam kegiatan operasional bgai departemen Front Office dengan Housekeeping. Tujuan dari
penelitian adalah: (1) mengetahui faktor kualitas komunikasi antara departemen Front Office
dengan Housekeeping, (2) mengetahui pengaruh pesan yang diterima dalam berkomunikasi antara
departemen Front Office dengan Housekeeping, (3) mengetahui fungsi kedudukan berpengaruh
pada kualitas komunikasi departemen Front Office dengan Housekeeping, (4) mengetahui frekuensi
dalam menyampaikan pesan pada kualitas komunikasi departemen Front Office dengan
Housekeeping, (5) mengetahui cara menyelesaikan masalah yang terjadi ketika terjadi miss
komunikasi. Penelitian ini dilakukan di hotel JW Marriott Surabaya dengan jenis penelitian yang
digunakan penelitian kualitatif. Metode atau teknik pengumpulan data dengan menggunakan
populasi dan sampel, teknik pengukuran data (ordinal, studi pustaka, dan kuesioner), sumber
data(primer dan sekunder) dan teknik analisis data dengan data yang diperoleh dapat diketahui
bahwa kualitas komunikasi antara Front Office dengan Housekeeping terhadap tingkat kelancaran
operasional kerja di hotel JW Marriott Surabaya.
Berdasarkan variabel(x - y) dan beberapa teori yang digunakan dibuat hipotesis. Variabel x
adalah kualitas komunikasi antara departemen Front Office dengan Housekeeping dan y adalah
tingkat kelancaran operasional kerja. Kualitas komunikasi antara Front Office dengan
Housekeeping berpengaruh pada kelancaran operasional hotel berdasarkan responden yang
menjawab setuju 58% pada rekapitulasi hasil prosentase kualitas komunikasi, karena dengan
komunikasi yang baik maka dapat mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi dalam operasional
kerja di hotel JW Marriott Surabaya sehingga terjadi kelancaran kerja dalam operasional. Dalam
operasional hotel terjadi kelancaran dilihat dari responden yang menjawab setuju 67% pada
rekapitulasi hasil prosentase terhadap tingkat kelancaran operasional kerja. Namun dalam
operasional kerja sering terjadi hambatan dimana bisa diketahui dari responden yang menjawab
kurang setuju 23% dan yang menjawab tidak setuju 10%. Tingkat kelancaran operasioanal kerja
berupa kecepatan proses check in atau check out, keperluan tamu terpenuhi, target terpenuhi, dan
kemudahan dalam pelaksanaan kerja.
Kata kunci : komunikasi Front Office dengan Housekeeping, kelancaran operasional
kerja
pula dengan respon yang dilakukan sesuai
dengan pesan yang disampaikan sehingga
kelancaran operasional kerja yang diinginkan
dapat tercapai. Meski hotel mempunyai
fasilitas yang dilengkap teknologi modern
namun dengan kurangnya komunikasi antara
departement
Front
Office
dengan
Housekeeping timbul masalah yang dapat
menyebabkan pelaksanaan kerja terganggu
sehingga terjadi keluhan dari tamu.
Dari latar belakang masalah diatas penulis
bermaksud melaksanakan suatu penelitian di
Hotel JW Marriott Surabaya dengan judul
I.
PENDAHULUAN
Interaksi antar manusia sudah terjadi
pada awal kehidupan pra sejarah. Sebelumnya
Interaksi terjadi masih berupa komunikasi
secara non verbal, yang dimana proses
interaksi hanya menggunkan gerakan tubuh
dan masih belum mengenal adanya
tulisan(huruf). Di Hotel, setiap departemen,
karyawan, baik atas ke bawahan melakukan
kegiatan komunikasi dalam kelangsungan
pekerjaan mereka. Pesan yang disampaikan
saat komunikasi harus jelas supaya tidak
terjadi kesalahan dalam pekerjaan. Begitu
1
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
“Dampak Kualitas Komunikasi antara
Departemen
Front
Office
dengan
Housekeeping terhadap Tingkat Kelancaran
Operasional Kerja di Hotel JW Marriott
Surabaya”.
Perumusan Masalah
1.
Apakah faktor kualitas komunikasi
antara departemen Front Office dengan
Housekeeping berpengaruh terhadap
tingkat kelancaran operasional kerja?
2.
Bagaimana pengaruh pesan yang
diterima dalam berkomunikasi kerja
antara departemen Front Office dengan
Housekeeping
terhadap
tingkat
kelancaran operasioanl kerja di hotel JW
Marriot Surabaya?
3.
Apakah faktor saling pengertian atau
memahami dalam berkomunikasi antara
departemen
Front Office dengan
Housekeeping berpengaruh terhadap
tingkat kelancaran operasioanl kerja?
4.
Bagaimana frekuensi menyampaikan
pesan dalam berkomunikasi antara
departemen
Front Office dengan
Housekeeping berpengaruh terhadap
tingkat kelancaran operasional kerja?
5.
Apakah faktor tidak terjadi miss
komunikasi dalam berkomunikasi antara
departemen
Front Office dengan
Housekeeping berpengaruh terhadap
tingkat kelancaran operasional kerja?
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui faktor kualitas
komunikasi antara departemen Front
Office
dengan
Housekeeping
berpengaruh terhadap tingkat kelancaran
operasional kerja.
2.
Untuk mengetahui pengaruh pesan
yang diterima dalam berkomunikasi
antara departemen Front Office dengan
Housekeeping
terhadap
tingkat
kelancaran operasional kerja.
3.
Untuk mengetahui fungsi kedudukan
berpengaruh pada kualitas komunikasi
departemen
Front Office dengan
Housekeeping
terhadap
tingkat
kelancaran operasional kerja.
4.
Untuk mengetahui frekuensi dalam
menyampaikan pesan pada kualitas
komunikasi departemen Front Office
dengan Housekeeping terhadap tingkat
kelancaran operasional kerja.
5.
Untuk mengetahui cara menyelesaikan
masalah yang terjadi ketika terjadi miss
komunikasi antara departemen Front
Office dengan Housekeeping.
MANFAAT PENELITIAN
1.
Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan
wawasan serta dapat mengaplikasikan
ilmu yang diperoleh di dalam dunia
kerja.
2.
Bagi Mahasiswa
Sebagai referensi dalam penelitian
selanjutnya yang ingin meneliti tentang
kualitas komunikasi antar departemen
terhadap tingkat kelancaran operasional
kerja.
3.
Bagi Hotel, memberikan sumbangan
pemikiran atau masukan baik berupa
saran dan pertimbangan.
4.
Bagi Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid
Surakarta, sebagai penambah koleksi
perpustakaan stp Sahid dan sebagai
penambah referensi dan wawasan bagi
para pembaca
II. TINJAUAN TEORI
Definisi Hotel
Hotel
adalah
bangunan
yang
menyediakan kamar-kamar untuk menginap
para tamu, makanan, dan minuman, serta
fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan, dan
dikelola
secara
profesional
untuk
mendapatkan keuntungan (Rumekso, 2002:2)
DefinisiFront Office
Kantor
Depan
Hotel
merupakan
departemen yang bertanggung jawab atas
penjualan kamar hotel berdasarkan dengan
cara yang sistematis melalui reservasi hingga
penyerahan kamar kepada tamu hotel dan
memberikan pelayanan informasi kepada para
tamu selama mereka berada atau menginap di
dalam hotel(Trisno Tarmoezi & Heldin
Manurung, 2000, p.18).
Definisi Housekeeping
Housekeeping berasal dari kata House
yang berarti rumah dan keeping (to keep) yang
berarti memelihara, merawat, atau menjaga.
House Keeper adalah orang yang bertugas
menjaga, merawat, serta memelihara “rumah”
yang dalam hal ini adalah hotel.
2
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
adalah aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih, berupa aktivitas
menyampaikan dan menerima pesan, yang
mengalami distorsi karena adanya gangguan,
dalam konteks, yang menimbulkan efek dan
kesempatan untuk arus balik.
Teori Kualitas Komunikasi
Mengutip
Onong(2001),
istilah
komunikasi berasal dara kata Latin, yaitu
communication, yang berasal dari kata
communis yang berarti sama. Devito(1978)
memaparkan bahwa komunikasi merupakan
aktivitas yang luas. Menurutnya komunikasi
Kerangka Penelitian
VARIABEL INDEPENDEN
(V.BEBAS/TDK TERIKAT)
VARIABEL DEPENDEN
(V.TERGANTUNG/TERIKAT)
KualitasKomunikasi
antara Departemen Front
Office dengan Housekeeping (X)
Tingkat Kelancaran
Operasional Kerja
(Y)
X1=Pesan yang disampaikan
X2=Saling memahami/
mengerti
Gambar 1
X3=Frekuensi dalam
menyampaikan pesan
1. Kecepatan Proses check
in / check out
2. Keperluan tamu
terpenuhi
3. Target terpenuhi
4. Kemudahan dalam
pelaksanaan kerja
X4=Tidak terjadi miss
komunikasi
Dari kerangka tersebut adanya pengaruh dari
Variabel Independen
(X)
yaitu Kualitas
Komunikasi antara Departemen Front Office
dengan Housekeeping meliputi pesan yang
disampaikan,
kedudukan
saling
memahami/mengerti,
frekuensi
dalam
menyampaikan pesan, dan tidak terjadi miss
komunikasi berpengaruh terhadap Variabel
Dependen yaitu Tingkat Kelancaran Operasional
Kerja meliputi kecepatan proses check in/check out,
keperluan tamu terpenuhi, target terpenuhi dan
kemudahan
dalam
pelaksanaan
kerja.
kualitatif merupakan sebuah cara yang lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara
mendalam terhadap suatu permasalahan.
III. METODLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Menurut Soetrisno Hadi penelitian adalah
usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian
Populasi
3
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek-objek yang mempunyai
karakteristik tertentu yang terdiri atas objek-objek
yang mempunyai karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2005: 90).
Dari pengertian populasi di atas maka penulis,
mengambil populasi dari seluruh karyawan Front
Office dengan Housekeeping.
Studi pustaka merupakan pengumpulan
data dengan penelitian kepustakaan yang
bertujuan untuk mengetahui berbagai
pengetahuan dan karya yang pernah dicapai
oleh peneliti-peneliti yang terdahulu.
Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur
sikap
dari
responden
(wawancara dan angket) namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi (situasi, kondisi).
Sampel
Sampel penelitian adalah sebagaian dari
populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat dianggap mewakili seluruh populasi
(Nasution, 2006:131). Dalam penelitian ini penulis
mengambil sampel 20 karyawan dari departemen
Front Office dengan Housekeeping.
Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu
pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Husein
Umar, 2003:104). Peneliti menggunakan analisa
kualitatif untuk menganalisa data yang telah
diperoleh. Analisa kualitatif adalah aktivitas
intensive yang memerlukan pengertian yang
mendalam, kecerdikan, kreativitas,dan kepekaan
konseptual.Selanjutnya dari penelitian tersebut,
data akan diolah menggunakan metode porsentase,
dengan menggunakan rumus:
Sumber Data
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari
responden melalui kuesioner, kelompok
fokus, dan panel, atau juga data hasil
wawancara peneliti dengan nara sumber.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari majalah, buku, catatan atau
dokumentasi perusahaan berupa absensi,
gaji,
laporan
keuangan
publikasi
perusahaan, data yang diperoleh dari
majalah, dan lain sebagainya.
Keterangan:
P = Prosentase
n= Jumlah responden yang menjawab puas
tidaknya
N = Jumlah responden
Teknik Pengumpulan Data
Koesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan
daftar pertanyaan atau pernyataan kepada
orang lain yang dijadikan responden untuk
dijawabnya.
Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab, sambil bertatap muka
antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan
menyiapkan beberapa pertanyaan dan alat
perekam.
Studi Pustaka
IV. HASIL PENELITIAN
Hubungan Front Office dengan Housekeeping
Dalam kegiatan operasional hotel, setiap
departemen saling berkaitan satu dengan yang lain.
Termasuk Front Office maupun Housekeeping tidak
pernah independen. Mereka saling berkaitan dan
berhubungan karena meraka saling membutuhkan.
Perlunya kekompakan dan tanggung jawab agar
pekerjaan dapat diselesaikan dan hasil yang
diharapkan memuaskan. Sesuai realita, sering
terjadi konflik antar departmen. Dalam kegiatan
operasional Front Office melakukan kegiatan
sebagai berikut:
1. Mengirimkan data forecast occupancy yaitu
daftar kamar-kamar yang sudah dipesan,
atau jumlah kamar yang telah dipesan tamu
dalam satu periode, dapat berupa pesanan
4
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
dalam satu hari, mingguan, bulanan, tiga
bulanan bahkan data untuk satu tahun.
2. Mengirimkan EA rooms atau daftar kamar
yang sudah dipesan untuk hari ini.
3. Mengirim kamar yang diblok untuk VIP.
4. Memberitahukan setiap pergantian kamar.
5. Meminta pemasangan extra bed atau baby
box.
6. Memberikan Kamar xpected departure list
pada hari ini.
7. Melaporkan complaint tamu
tentang
kondisi kamar.
8. Membantu housekeeping untuk menagih
pembayaran barang-barang yang rusak atau
hilang dari kamar.
Sedangkan tugas dari Housekeeping adalah
sebagai berikut:
1. Mempersipkan dan membersihkan kamarkamar yang sudah check outsecepatnya
agar dapat dijual kembali.
2. Membuat laporan Room discrepancy.
3. Menyiapkam kamar-kamar yang EA, VIP.
4. Membuat Housekeeping report.
5. Memasang Extra bed atau baby box dan
menginformasikannya ke Front Office.
6. Me-release kamar-kamar
yang
sudah
dibersihkan dengan.
7. Memberitahukan
kamar-kamar
yang
status out of order akibat kerusakan
ataupun
karena
program general
cleaning dari Housekeeping.
8. Melaporkan penemuan barang tamu yang
tertinggal di kamar dan mencatatnya
pada Lost and Found log book.
9. Melaporkan barang hotel yang hilang dari
kamar untuk ditagihkan ke tamu tersebut.
2.
Deskripsi Permasalahan Penelitian
Komunikasi mengacu pada tindakan, satu
orang atau lebih, yang mengirim dan menerima
pesan yang terdistorsi oleh gangguan(noise), terjadi
dalam konteks tertentu, memberi pengaruh tertentu,
dan ada kesempatan melakukan umpan balik.
Kegiatan operasional yang kompleks tak hayal
timbul masalah sehingga menggangu kelancaran
kegiatan operasional tersebut. Berikut rumusan
masalah yang akan didiskripsikan oleh penulis:
1. Pengaruh faktor kualitas komunikasi
antara departemen Front
Office dengan
Housekeeping terhadap tingkat kelancaran
operasional kerja
Dalam kegiatan operasonal kerja misalnya
disaat Front Office menyampaikan pesan
bahwa ada tamu yang akan check, sedangkan
pada saat itu banyak tamu yang baru check
out. Pada saat itu juga Housekeepingberusaha
menyelesaikan kamar-kamar agar bisa di jual
kembali. Namun karena waktu yang
berdekatan antara proses check out dan check
in menuntut Houskeeping bekerja lebih cepat
dan tepat agar tamu tidak menunggu lama dan
dapat beristirahat dengan nyaman. Namun
apabila terjadi masalah seperti halnya terlalu
banyak tamu check in maupun check out
sehingga membuat Housekeeping kewalahan
akan menyebabkan tamu tidak puas dan
komplain.
Pengaruh pesan yang diterima dalam
berkomunikasi kerja antara departemen
Front Office dengan Housekeeping terhadap
tingkat kelancaran operasioanl kerja
Pesan yang disampaikan maupun yang
diterima mempunyai persepsi tersendiri oleh
pelaku. Apabila antara penyampai pesan dan
penerima pesan memiliki persepsi yang sama
maka proses komunikasi dalam penyampain
pesan tersampaikan. Hal tersebut berlaku juga
pada kegiatan operasional hotel ketika Front
Office
menyampaikan
pesan
pada
Housekeeping maupun sebaliknya.
Dalam operasional hotel masalah yang sering
timbul dan membuat persepsi yang berbeda
antara Front Office dengan Housekeeping
pada status kamar. Hal ini terjadi karena
terkadang ketika ada tamu check outFront
Gambar 2
Room Discrepancy Report
Office lalai untuk mengganti status kamar
menjadi Vacant Dirty sehingga dalam proses
pengerjaan
kamar
menjadi
tertunda.
Housekeeping pun terkadang ketika sudah
menyelesaikan semua kamar lalai akan
mengganti status kamar dari Vacant Dirty
menjadi Vacant Clean sehingga ketika Front
5
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
Office jumlah kamar yang seharusnya dijual
tidak sesuai dengan semestinya.
3.
Faktor saling pengertian atau memahami
dalam berkomunikasi antara departemen
Front
Officedengan
Housekeeping
berpengaruh terhadap tingkat kelancaran
operasioanl kerja
Hubungan simetris merupakan ketika dua
orang saling memberikan tanggapan dengan
cara yang sama. Ada kaitanya dengan saling
pengertian atau memahami ketika hubungan
simetris terjadi antara Front Office dengan
Housekeeping. Apabila timbul hubungan
komplimenter
dimana
komunikator
memberikan tanggapan dengan arah yang
berbeda dan menunjukan perilaku dominan
maka kegiatan operasional yang diharapkan
tidak berjalan lancar.
Ketika Front Office mendapatkan banyak
tamu check out dan datang tamu check in, dan
Front Office langsung memprosesnya tanpa
melihat operasional Housekeeping yang
mendapat banyak kamar yang harus
dibersihkan
membuat
Housekeeping
kewalahan sehingga kamar tidak dibersihkan
secara maksimal.
4. Frekuensi menyampaikan pesan dalam
berkomunikasi antara departemen Front
Office dengan Housekeeping berpengaruh
terhadap tingkat kelancaran operasional
kerja
Dalam penyampaian pesan beberapa kali
pengirim mengulangi penyampaian pesan agar
pesan dapat diterima oleh penerima. Dalam
operasional hotel Front Office memberi tahu
Housekeeping bahwa ada tamu dari kamar 701
yang memerlukan towel. Beberapa menit
kemudian
Front
Office
menghubungi
Housekeeping
kembali
apakah
sudah
dilaksanakan atau belum. Disaat Housekeeping
sibuk mengerjakan kamar terkadang pesan
tersebut terlewatkan sehingga Front Office
mengulangi kembali pesan dari permintaan
tamu dari kamar 701 tersebut.
5. Faktor tidak terjadi miss komunikasi dalam
berkomunikasi antara departemen Front
Office dengan Housekeeping berpengaruh
terhadap tingkat kelancaran operasional
kerja
Komunikasi manusia tidak selalu lancar
karena ada kalanya mengalami hambatan,
gangguan, atau distorsi sehingga terjadi miss
komunikasi. Komunikasi terjadi ketika pesan
disampaikan dari pengirim ke penerima,
apabila terjadi gangguan ketika penyampaian
pesan makan timbul ketidak pastian atau
persepsi berbeda dari penerima. Apabila
persepsi antara pengirim dan penerima sama
maka ada umpan balik dari proses komunikasi
tersebut.
Dalam kegiatan operasional ada kasus room
discrepancy yaitu perbedaan status kamar antara
Front Office dengan Housekeeping. Room
discrepancy terjadi karena:
1. Tamu
sudah
menyelesaikan
semua
pembayaran namun barang barangya masih di
kamar.
2. Tamu belum menyelesaian pembayaran namun
sudah tidak ada di kamar.
3. Tamu sudah meninggalkan hotel tanpa
menyelesaikan pembayaran (Skipper).
4. Tamu check in tanpa membawa barang
5. Kesalahan dalam pembuataan Room Report
oleh Housekeeping.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel 1
Pesan yang disampaikan N=20
TANGGAPAN
N
o
1
2
n
16
%
80
KURA
NG
SETUJ
U
N %
4 20
12
60
8
SETUJ
U
PERTANYAAN
Apakah Front Office dalam
mengintrusikan dengan bahasa yang jelas
Apakah Housekeeping selalu
menjalankan intruksi dari Front Office
6
40
TIDA
K
SETUJ
U
n %
0
0
N
20
%
100
0
20
100
0
TANGG
APAN
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
3
Dalam menyampaikan intruksi apakah
selalu mendapat respon/ feedback yang
seperti diharapkan
Nilai rata-rata %
8
40
12
60
0
0
20
100
12
60
8
40
0
0
20
100
Sumber : Hasil dari pengolahan data primer
Berdasarkan tabel 1, dari pertanyaan
pertama responden yang menjawab setuju
16 orang(80%), yang menjawab kurang
setuju 4 orang(20%), dan untuk yang
menjawab tidak setuju sebanyak 0%. Maka
dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
Front Office dalam mengintruksikan dengan
bahasa yang jelas. Dengan bahasa yang jelas
dalam mengintruksikan, pesan yang
disampaikan dapat tersampaikan sesuai
yang diharapkan. Pertanyaan kedua
responden yang menjawab setuju 12
orang(60%), yang menjawab kurang setuju
8 orang(40%), dan untuk yang menjawab
tidak setuju sebanyak 0%. Dari data tersebut
dapat disimpulkan tidak setiap intruksi dari
Front Office selalu dilaksanakan atau
dikerjakan
secepatnya
oleh
pihak
Housekeeping. Hal ini dikarenakan melihat
situasi, kondisi dan darurat tidaknya intruksi
tersebut harus dilaksanakan secepatnya.
Untuk pertanyaan ketiga responden yang
menjawab setuju 8 orang(40%), yang
menjawab kurang setuju 12 orang(60%),
dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
setiap intruksi yang disampaikan baik itu
dari pihak Front Office maupun dari
Housekeeping mendapatkan respon atau
feedback yang diharapkan. Karena baik
pihak Front Office maupun Housekeeping
mempunyai job desk masing-masing yang
harus mereka kerjakan agar kegiatan
operasional hotel dapat berjalan dengan
semestinya.
Tabel 2
Saling memahami atau mengerti N=20
TANGGAPAN
N
o
1
2
3
SETUJ
U
PERTANYAAN
KURAN
G
SETUJU
n
%
1
5
N
20
%
100
0
20
100
0
20
100
0
20
100
n
%
Dalam melakukan job desk masing-masing 19 95
apakah adanya kesadaran untuk melakukan
tanggung jawab masing-masing
departemen
Sangat eratkah hubungan kerja antara
18 90
2
10
0
Front Office dengan Housekeeping
Ada pengertian dari Front Office kepada
11 55
9
45
0
Housekeeping mempunyai pekerjaan yang
banyak
Nilai rata-rata %
16 80
4
20
0
Sumber : Hasil dari pengolahan data primer
Berdasarkan tabel 2, dari pertanyaan
pertama responden yang menjawab setuju
19 orang(95%), yang menjawab kurang
setuju 1 orang(5%), dan untuk responden
yang menjawab tidak setuju 0%. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
melaksanakan atau melakukan job desk
TANGG
APAN
TIDAK
SETUJ
U
n
%
0
0
setiap depatemen baik dari Front Office
maupun
Housekeeping
mempunyai
kesadaran dan tanggung jawab dalam
melaksanakan
pekerjaan
mereka.
Pertanyaan kedua, responden yang
menjawab
setuju
18
orang(90%),
responden yang menjawab kurang setuju 2
7
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
orang(10%), dan yang tidak setuju 0%.
Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa hubungan kerja antara departemen
Front Office dengan Housekeeping sangat
erat atau berpengaruh satu dengan yang
lain.
Tabel 3
Frekuensi dalam menyampaikan pesan N=20
TANGGAPAN
No
PERTANYAAN
1
Sangat seringkah departemen Front
Office dengan Housekeeping
melakukan koordinasi kerja.
Ada penekanan dari Front Office
dalam menyampaikan intruksi.
Dengan keadaan hotel yang ramai,
seringkah departemen Front Office
dalam mengulangi intruksi yang
sama,
Nilai rata-rata %
2
3
TIDAK
SETUJ
U
n
%
0
0
TANGG
APAN
N
20
%
10
0
10
0
10
0
n
16
%
80
KURAN
G
SETUJU
n
%
4
20
9
45
10
50
1
5
20
18
90
2
10
0
0
20
14
72
5
27
1
1
20
SETUJ
U
10
0
Sumber : Hasil dari pengolahan data primer
Dan untuk pertanyaan ketiga, responden
yang menjawab setuju 11 orang(55%), yang
menjawab kurang setuju 9 orang(45%), dan
responden yang menjawab tidak setuju 0%.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
tidak setiap waktu Front Office mengerti akan
situasi pekerjaan dari Housekeeping, seperti
Berdasarkan tabel 3, dari pertanyaan pertama
responden yang menjawab setuju 16
orang(80%), yang menjawab kurang setuju 4
orang(20%), dan responden yang menjawab
tidak setuju 0%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa koordinasi kerja antara
departemen
Front
Office
dengan
Housekeeping sangat penting dan sering
dilakukan. Pertanyaan kedua, responen yang
menjawab setuju 9 orang(45%), kurang setuju
10 orang(50%), dan responden yang
menjawab tidak setuju 1 orang(5%). Dari data
tersebut dapat disimpulkan adanya penekanan
ketika Front Office menyampaikan intruksi
kepada Housekeeping. Hal ini dapat terjadi,
seperti halnya ketika hotel high occupancy
8
halnya ketika hotel mengalami high
occupancy dimana pesanan kamar dari tamu
banyak dan proses tamu check out banyak
sehingga jumlah kamar yang harus dikerjakan
banyak
dan
hal
tersebut
menuntut
Housekeeping
kerja
lebih
cepat.
dimana banyak tamu check in dan check out
sehingga Front Office memerlukan kamar
yang siap dijual dan dalam menyampaikan
pesan tersebut adanya penekanan agar kamar
yang akan dijual sudah siap. Sedangkan
Housekeeping berusaha semaksimal mungkin
mengerjakan kamar kamar yang telah dipakai
dan kemudian akan dijual oleh Front Office.
Pertanyaan ketiga, responden yang menjawab
setuju 18 orang(90%), menjawab kurang
setuju 2(10%), dan yang menjawab tidak
setuju 0%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa ketika hotel high
occcupancy dari departemen Front Office
sering mengulangi intruksi yang sama. Hal ini
dapat terjadi karena banyaknya kamar yang
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
dikerjakan Housekeeping sehingga terjadi
adanya kamar yang terlewatkan. Supaya hal
tersebut tidak terjadi dan tidak mengecewakan
tamu Front Office mengulangi intruksi yang
sama.
Tabel 4
Tidak terjadi miss komunikasi N=20
TANGGAPAN
No
PERTANYAAN
1
Apakah masih sering terjadi miss
komunikasi antara departemen
Front Office dengan Housekeeping
Dalam terjadinya miss komunikasi
apakah selalu pihak Housekeeping
yang selalu menjadi pihak yang
disalahkan
Miss komunikasi lebih sering terjadi
pada tamu biasa dibandingkan tamu
VIP dikarenakan pelayanan yang
berbeda
Nilai rata-rata %
2
3
SETUJ
U
KURAN
G
SETUJU
n
%
10 50
TIDAK
SETUJ
U
n
%
1
5
TANGGA
PAN
N
20
%
100
n
9
%
45
0
0
9
45
11
55
20
100
4
20
14
70
2
10
20
100
4
22
11
55
5
23
20
100
Sumber : Hasil dari pengolahan data primer
Berdasarkan tabel 4, pada pertanyaan
pertama, responden yang menjawab setuju
9 orang(45%), yang menjawab kurang
setuju 10 orang(50%), dan responden
yang menjawab tidak setuju 1 orang(5%).
Pada data tersebut dapat disimpulkan
terkadang terjadi miss komunikasi antara
departemen
Front
Office
dengan
Housekeeping. Hal tersebut dapat terjadi
karena adanya berbagai faktor. Seperti
ramainya hotel, banyaknya pekerjaan
maupun human eror. Pertanyaan kedua
jumlah responden yang menjawab setuju
0%, responden yang menjawab kurang
setuju 9 orang(45%), dan yang menjawab
tidak setuju 11 orang(55%). Dari data
tersebut dapat disimpulkan terkadang
Housekeeping menjadi pihak yang
disalahkan ketika terjadi miss komunikasi.
Ketika hotel mengalami high occupancy
banyak
kamar
yang
dikerjakan
Housekeeping, sehingga adanya kamar
yang terlewatkan dan hal tersebut
membuat tamu yang nantinya akan
menginap di kamar tersebut menunggu
lama. Dan pertanyaan ketiga responden
yang menjawab setuju 4 orang(20%),
yang menjawab kurang setuju 14
orang(70%),
dan responden
yang
menjawab 2 orang(10%). Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya pelayanan yang berbeda anatar
tamu VIP dan tamu biasa, tidak adanya
miss komunikasi. Karena pelayanan yang
berbeda dan yang diutamakan resiko miss
komunikasi
dapat
diminimalisir.
9
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
Tabel 5
Kecepatan proses check in atau check out N=20
TANGGAPAN
SETUJ
U
No
PERTANYAAN
1
Apakah kecekatan Housekeeping
mempengaruhi proses check in/ check out
Persepsi yang berbeda dari Front Office dalam
penyampaian status kamar dari pihak
Housekeeping
Jumlah karyawan baik Housekeeping maupun
Front Office berperan dalam kecepatan proses
check in/ check out
Nilai rata-rata %
2
3
KURAN
G
SETUJU
n
%
4
20
TIDAK
SETUJ
U
n
%
2 10
TANGG
APAN
n
14
%
70
N
20
7
35
7
35
6
30
20
18
90
0
0
2
10
20
10
0
13
65
4
18
3
17
20
10
0
Sumber : Hasil dari pengolahan data primer
Tabel 6
Keperluan tamu terpenuhi N=20
TANGGAPAN
No
PERTANYAAN
1
Dalam memenuhi keperluan tamu
apakah Housekeeping selalu
menunggu intruksi dari Front Office
Dalam memenuhi kebutuhan tamu
apakah departemen Houskeeping
maupun Front Office
mengusahakannya dengan maksimal
Apakah departemen Housekeeping
telah men set-up fasilitas kamar
dengan lengkap sehingga tidak ada
keluhan dari tamu
Nilai rata-rata %
2
3
SETUJ
U
KURAN
G
SETUJU
n
%
13 65
TANGG
APAN
TIDAK
SETUJ
U
n
%
4
20
N
20
%
100
n
3
%
15
20
10
0
0
0
0
0
20
100
12
60
6
30
2
10
20
100
12
58
6
32
2
10
20
100
Sumber : Hasil dari pengolahan data primer
10
%
10
0
10
0
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
Berdasarkan tabel 5, pada pertanyaan
pertama, responden yang menjawab setuju
14 orang(70%), yang menjawab kurang
setuju 4 orang(20%), dan responden yang
menjawab tidak setuju 2 orang(10%). Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa
kecekatan
Housekeeping
dalam
melaksanakan pekerjaannya mempengaruhi
proses check in dan check out. Pertanyaan
kedua responden yang menjawab setuju 7
orang(35%), yang menjawab kurang setuju
7 orang(35%), dan yang menjawab tidak
setuju 6 orang(30%). Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa terjadi persepsi
Berdasarkan tabel 6, dari pertanyaan
pertama responden yang menjawab setuju
3 orang(15%), responden yang menjawab
kurang setuju 13 orang(65%), dan
responden yang menjawab tidak setuju 4
orang(20%). Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak setiap memenuhi
keperluan tamu Housekeepingmenunggu
intruksi dari Front Office. Pertanyaan
kedua responden yang menjawab setuju 20
orang(100%), yang menjawab kurang
setuju 0%, dan responden yang menjawab
tidak setuju 0%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa baik dari Front Office
maupun
Housekeeping
selalu
mengusahakan untuk memenuhi keperluan
yang berbeda dari Front Office dalam
menyampaikan status kamar dari pihak
Housekeeping. Dan pertanyaan ketiga
responder yang menjawab setuju 18
orang(90%), yang menjawab kurang setuju
0%, dan responden yang menjawab tidak
setuju 2 orang(10%). Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa jumlah karyawan
baik Housekeeping maupun Front Office
berperan dalam kecepatan proses check in
atau check out. Dengan jumlah yang cukup
saat shift bekerja pekerjaan dapat
diselesaikan tepat waktu tanpa ada kendala
tamu dengan maksimal. Dan pertanyaan
ketiga responden yang menjawab setuju 12
orang(60%), responden yang menjawab
kurang setuju 6 orang(30%), dam
responden yang menjawab tidak setuju 2
orang(10%). Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa Housekeeping selalu
menset-up fasilitas kamar dengan lengkap
sehingga tidak ada keluhan dari tamu.
Namun terkadang fasilitas kamar tidak di
set-up secara lengkap ketika hotel ramai,
membuat tamu menghubungi customer
service untuk mendapatkan amenitis
tambahan karena set-up yang tidak
lengkap.
Tabel 7
Target terpenuhi N=20
TANGGAPAN
No
PERTANYAAN
1
Dalam memenuhi target job desk
masing-masing apakah antara
departemen Front Office dan
Housekeeping saling membantu
Apabila target kerja terpenuhi,
departemen Front Office dan
Housekeeping mendapatkan reward
dari manajemen hotel
Kerjasama antara Front Office dan
Housekeeping dalam memberikan
apa yang menjadi kebutuhan tamu
sehingga target kepuasan tamu
terpenuhi
2
3
SETUJ
U
11
KURAN
G
SETUJU
n
%
5
25
TIDAK
SETUJ
U
n
%
1
5
n
14
%
70
13
65
5
25
2
18
90
2
10
0
TANGG
APAN
N
20
%
100
1
0
20
100
0
20
100
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
Nilai rata-rata %
15
75
4
20
1
5
20
100
Sumber : Hasil dari pengolahan data primer
Berdasarkan tabel 7, dari pertanyaan
pertama responden yang menjawab
setuju 14 orang(70%), responden yang
menjawab kurang setuju 5 orang(25%),
dan responden yang menjawab tidak
setuju 1 orang(5%). Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa Front Office
dengan Housekeeping saling membantu
dalam menyelesaikan job desk masing
masing. Karena pekerjaan mereka saling
terhubung
sehingga
perlunya
kerjasasama antara kedua belah pihak.
Pertanyaan kedua responden yang
menjawab setuju 13 orang(65%), yang
menjawab kurang setuju 5 orang(25%),
dan responden yang menjawab tidak
setuju 2 orang(10%). Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada reward dari
manajemen, seperti halnya di Front
Office apabila ada karyawan yang sering
melakukan
upselling
mendapatkan
bonus. Dan pertanyaan ketiga responden
yang menjawab setuju 18 orang(90%),
responden yang menjawab kurang setuju
2 orang(10%), dan responden yang
menjawab tidak setuju 0%. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya
kerjasama antara Front Office dengan
Housekeeping dalam memberikan apa
yang menjadi kebutuhan tamu sehingga
target
kepuasan
tamu
terpenuhi.
Tabel 8
Kemudahan dalam pelaksanaan kerja N=20
TANGGAPAN
No
1
2
3
SETUJ
U
PERTANYAAN
Apakah proses komunikasi antara
departemen Front Office dan
Housekeeping mempengaruhi
kinerja pada job desk masingmasing
Apakah sebelum melakukan job
desk masing-masing selalu
membuat list pekerjaan/skala
prioritas
Faktor high occupancy
mempengaruhi kelancaran
pelaksanaan kerja
Nilai rata-rata %
KURAN
G
SETUJU
N
%
0
0
TANGG
APAN
TIDAK
SETUJ
U
n
%
2
10
N
20
%
100
n
18
%
90
10
50
9
45
1
5
20
100
13
65
5
25
2
10
20
100
14
69
4
23
2
8
20
100
Sumber : Hasil dari pengolahan data primer
Berdasarkan tabel 8, dari pertanyaan
pertama responden yang menjawab
setuju 18 orang(90%), responden yang
menjawab kurang setuju 0%, dan
responden yang menjawab tidak setuju 2
orang(10%). Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa kelancaran proses
komunikasi sangat mempengaruh kinerja
12
Front Office dengan Housekeeping.
Apabila tidak adanya gangguan dan
terjadinya umpan balik yang diharapkan
maka kegiatan operasional tidak ada
kendala. Pertanyaan kedua responden
yang menjawab setuju 10 orang(50%),
yang menjawab kurang setuju 9
orang(45%), dan responden yang
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
menjawab tidak setuju 1 orang(5%). Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebagaian karyawan baik Front Office
maupun Housekeeping membuat list
pekerjaan mereka agar tidak ada yang
kelewatan. Namun ada juga yang tidak
membuat list dikarenakan terkadang
pekerjaan yang saharusnya mereka
kerjakan diganti oleh pekerjaan lain yang
lebih penting dan pekerjaan yang
biasanya dikerjakan bisa digantikan oleh
rekan kerja lain. Dan pertanyaan ketiga
responden yang menjawab setuju 13
orang(65%), responden yang menjawab
kurang setuju 5 orang(25%), dam
responden yang menjawab tidak setuju 2
orang(10%). Dari data tersebut dapat
disimpulkan
bahwa
faktor
high
occupancy mempengaruhi kelancaran
operasional. Dikarenakan banyaknya
permintaan dari tamu membuat porsi
pekerjaan bertambah pula sehingga Front
Office maupun Housekeeping bekerja
lebih keras dan cepat, terkadang ada yang
overtime agar pekerjaan tersebut dapat
diselesaika
Tabel 9
Rekapitulasi Hasil Prosentase Kualitas Komunikasi antara
Departemen Front Office dengan Housekeeping(Variabel X)
TANGGAPAN
N
o
1
2
3
4
INDIKATOR
SETUJU
KURAN
G
SETUJU
N
%
8
40
4
20
5
27
TIDAK
SETUJU
N
%
n
Pesan yang disampaikan(X1)
12 60
0
Saling memahami/ mengerti(X2)
16 80
0
Frekuensi dalam menyampaikan
14 72
1
pesan(X3)
Tidak terjadi miss komunikasi(X4)
4
22
11
55
5
Total
46 234 28 142
6
Nilai rata-rata %
11 58
7
36
2
Sumber : Hasil dari pengolahan data primer
Berdasarkan perhitungan tabel 9 di atas
dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
data diperoleh dari kuesioner diatas
sebanyak
58%
dari
responden
menyatakan Setuju, sebanyak 36%
menyatakan Kurang Setuju, dan 6%
menyatakan Tidak Setuju. Dari data
tersebut dapat dianalisa bahwa kualitas
komunikasi antara departemen Front
Office
dengan
Housekeeping
mempengaruhi kelancaran operasional
kerja di hotel JW Marriott Surabaya.
TANGGA
PAN
%
0
0
1
N
20
20
20
%
100
100
100
23
24
6
20
80
20
100
400
100
Kualitas komunikasi yang dimaksud
berupa pesan yang disampaikan, saling
memahami atau mengerti, frekuensi
dalam menyampaikan pesan, dan tidak
terjadi
miss
komunikasi.
Dalam
operasional kerja sering terjadi miss
komunikasi hal ini bisa kita lihat dari
data kuesioner dimana responden yang
menjawab kurang setuju 55% dan tidak
setuju 23% sedangkan yang menjawab
setuju 22% pada indikator tidak terjadi
miss
komunikasi
Tabel 10
Rekapitulasi Hasil Prosentase terhadap Tingkat Kelancaran
Operasional Kerja (Variabel Dependen Y)
TANGGAPAN
No
INDIKATOR
SETUJ
U
13
KURAN
G
SETUJU
TIDAK
SETUJ
U
TANGG
APAN
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
1
2
3
4
n
13
%
65
N
4
%
18
n
3
%
17
N
20
%
100
12
58
6
32
2
10
20
100
15
14
75
69
4
4
20
23
1
2
5
8
20
20
100
100
26
18 93
8
7
Nilai rata-rata %
13 67
5
23
2
Sumber : Hasil dari pengolahan data primer
40
80
400
10
20
100
Kecepatan proses check in/check
out(Y1)
Keperluan tamu terpenuhi(Y2)
Target terpenuhi(Y3)
Kemudahan dalam pelaksanaan
kerja(Y4)
Total
Berdasarkan perhitungan tabel 10 di atas
dapat disimpulkan bahwa kecepatan
proses check in atau check out, keperluan
tamu terpenuhi, target terpenuhi, dan
kemudahan dalam pelaksanaan kerja
merupakan
tingkat
kelancaran
operasional kerja. Dalam operasional
hotel
terjadi
kelancaran
dalam
operasional kerja dapat dilihat dari
responden yang menjawab setuju 67%,
namun terkadang terjadi gangguan
sehingga tidak terjadi kelancaran kerja
sesuai yang diinginkan. Hal tersebut
dapat dilihat dari responden yang
menjawab kurang setuju 23%, dan yang
menjawab tidak
Implikasi Penelitian
Berdasarkan penelitihan yang sudah
penulis lakukan di hotel JW Marriott
Surabaya
melalui
observasi,
dokumentasi,
studi
pustaka,
dan
penyebaran
kuesioner
dengan
mengkaitkan Variabel X yaitu Kualitas
Komunikasi antara Departemen Front
Office dengan Housekeeping terhadap
Variabel Y yaitu Tingkat Kelancaran
Operasional Kerja, diperoleh hasil
berikut:
Komunikasi merupakan kegiatan yang
sering dilakukan dalam kehidupan seharihariHal tersebut berlaku juga bagi
departemen Front Office maupun
Housekeeping.Dengan model komunikasi
dari Laswell yaitu Komunikator(who
say), dengan saluran atau pesan
disampaikan dengan bagaimana(what in
which chanel), komunikan(to whom), dan
umpan balik(with what effect) suatu
komunikasi berjalan sesuai yang
diharapkan. Namun apabila terdapat
14
54
gangguan atau masalah dalam model
tersebut timbul kesalah pahaman dalam
komunikasi sehingga.Adanya rasa saling
memahami atau mengerti dari kedua
belah pihak menjadikan pesan yang
diterima tidak sebagai tuntutan dalam
melakukannya
namun
sebelumnya
perlunya melihat seberapa penting pesan
tersebut untuk diutamakan dalam
pelaksanaanya. Selain itu dengan adanya
hubungansimetris antara staff dan
manajer sesuai yang diungkapkan oleh
Paolo Alto maka terdapat orang yang
berwenang dan memiliki kontrol sesuai
dengan tanggung jawabnya. Sehingga
jika terjadi miss komunikasi antara staff
seorang manajer dapat mengontrol dan
menyelesaikan masalah yang terjadi.
Jika umpan balik sesuai dengan
semestinya maka kegiatan operasioanal
berjalan, namun jika sebaliknya terjadi
gangguan sehingga menimbulkan miss
komunikasi dan menghambat dalam
proses
operasioanal.
Apabila
hal
terserbut terjadi perlunya peran manajer
atau pemimpin dalam departemen untuk
menyelesaikannya. Dengan ini tingkat
kelancaran operasional kerja bisa
berjalan kembali.
Dari implikasi hasil penelitian, kualitas
komunikasi antara departemen Front
Office dengan Housekeeping memberi
pengaruh tingkat kelancaran operasional
kerja. Tingkat kelancaran operasional
kerja yang diharapkan berupa kecepatan
proses check in atau check out,
kemudahan memenuhi keperluan tamu,
target terpenuhi dan kemudahan dalam
pelaksaan kerja.
HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 2 Nomor 2 Desember Tahun 2016
V. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan penelitian di
hotel JW Marriott Surabaya penulis
menarik kesimpulan bahwa:
1. Proses komunikasi berjalan lancar
apabila
faktor
terjadinya
komunikasi
tidak
mengalami
hambatan sesuai dengan responden
yang menjawab setuju 58% pada
rekapitulasi hasil prosentase kualitas
komunikasi antara departemen Front
Office dengan Housekeeping.
2. Perlunya pemahaman pesan agar
muncul persepsi atau pemikiran
yang sama antara Front Office
dengan Housekeeping sesuai dengan
responden yang menjawab setuju
80%
bahwa
Front
Office
mengintruksi dalam bahasa yang
jelas. Dengan pengaruh pesan yang
diterima dalam berkomunikasi antar
departemen Front Office dengan
Housekeeping tercapainya tingkat
kelancaran operasional kerja.
3. Adanya
fungsi
kedudukan
berpengaruh
pada
kualitas
komunikasi departemen Front Office
dengan Housekeeping terhadap
tingkat kelancaran operasional kerja.
Dengan
adanya
pemimpin
departemen Front Office maupun
Housekeeping mempunyai peran
penting dala departemen sebagai
penanggung jawab atau memberikan
solusi ketika terjadi kesalahan dalam
proses
komunikasi
disaaat
operasional kerja sedang terjadi.
4. Perlunya konfirmasi ketika pesan
disampaikan sehingga kepastian
pesan tersebut diterima dan atau
telah
dilaksanakan
sehinggai
frekuensi dalam menyampaikan
pesan tidak terlalu sering. Dengan
kepastian yang diberikan kegiatan
operasional
berikutnya
dapat
dilanjutkan dan tidak terhambat.
Saran
Dari hasil pengamatan dan penelitian di
hotel JW Marriott Surabaya penulis
menarik kesimpulan bahwa:
1. Antara departemen Front Office
maupun
Housekeeping
untuk
15
2.
berkumpul
semuanya
dan
mendiskusikan bagaimana pekerjaan
mereka dan hambatan-hambatan saat
kegiatan
operasioanl.
Dengan
intropeksi yang dilakukan tiap
departemen dan memberikan saran
maupun pesan sehingga terjadi
hubungan sosial antara keduanya
sehingga muncul rasa saling
membutuhkan dan hilanya rasa
mementingkan kepentingan masing
masing disaat bekerja dengan hal
tersebut
menjadikan
kegiatan
operaional berjalan lebih harmony.
Pada situasi hotel mengalami high
occupancy sering terjadi miss di
Housekeeping kerana banyak kamar
yang harus dikerjakan sehingga
Housekeeping sering menjadi pihak
yang disalahkan. Dalam kondisi ini
trainee di beberapa departemen
yang tidak terlalu sibuk bisa
membantu Housekeeping seperti
halnya
mengambil
sampah,
sheet,dan pillow case yang kotor
atau yang sudah dipakai di kamar.
Dengan bantuan dari trainee,
pekerjaan Housekeeping dalam
merapikan kamar lebih ringan.
Download