1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejak diaktifkan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977, pasar modal Indonesia mulai
berkembang pesat sejak tahun 1989 hingga sekarang. Hal ini tercermin dari
jumlah perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia, aktifitas perdagangan
saham emiten, nilai perdagangan efek, perdagangan rata-rata perhari dan IHSG,
yang menunjukkan kemajuan yang pesat meskipun sempat mengalami penurunan
akibat krisis ekonomi. Jumlah emiten meningkat dari 378 emiten pada akhir tahun
2007 menjadi 467 Pada akhir tahun 2012. Perdagangan rata-rata harian meningkat
dari Rp 4.268 milyar pada tahun 2001 menjadi Rp 4.950 milyar pada tahun 2012.
Demikian juga dengan indeks harga saham gabungan yang berluktuasi dari
2.745,826 pada akhir akhir periode 2007 menjadi 4.316,687 pada akhir periode
2012 (Bursa Efek Indonesia,2012).
Kondisi umum pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2008 menunjukkan
IHSG BEI pada akhir perdagangan hari Jum’at tanggal 26 Desember 2008 ditutup
pada posisi 1.340,59 poin atau turun 51,17% dibanding dengan indeks penutupan
pada akhir perdagangan tahun 2007 yang berada pada posisi 2.745,826.
Pelemahan serupa juga dialami indeks utama beberapa bursa efek di kawasan
Asia Pasifik. Indeks Bursa Efek New York (Dow Jones Industrial Index)
mengalami pelemahan sekitar 36% dari 13.264,82 poin pada tanggal 31 Desember
1
2
2007 menjadi 8.468 poin pada akhir 26 Desember 2008 lalu (Badan Pengawas
Pasar Modal,2008).
Krisis global yang semakin menghantui pada minggu ketiga September
2011 dengan berbagai tekanan bursa regional. Hampir di sebagian besar bursa
regional mengalami penurunan yang signifikan bahkan bursa di Indonesia (IHSG)
disinyalir merosot paling tajam di kawasan Asia pada 22 September 2011.
Sementara Indeks LQ45 terporosok lebih dalam 65,184 pon atau sekitar 10,13
persen ke level 578,207 (Firmanzah,2011).
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi
dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas
investasi yang dilakukan. Salah satu return investasi adalahcapital gain (loss),
merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun
surat hutang jangka panjang) yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi
investor Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap return investasi, yaitu
faktor internal perusahaan dan faktor eksternal perusahaan (Tandelilin, 2010).
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 Tahun 2009,
pengguna laporan keuangan entitas berkepentingan untuk mengetahui bagaimana
entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat
umum dan tidak bergantung pada aktivitas entitas serta apakah kas dapat
dipandang sebagai produk entitas, seperti yang berlaku di lembaga keuangan.
Pada dasarnya, entitas memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun
terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan utama (revenueproducting activities). Entitas membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha,
3
melunasi kewajiban dan membagian dividen kepada investor. Oleh karena itu,
laporan arus kas merupakan bagian laporan keuangan yang dapat berpengaruh
terhadap perilaku investor, dimana return merupakan tujuan utama aktivitas
perdagangan para investor di pasar modal.
Menurut Tandelilin (2010), inflasi merupakan kecenderungan terjadinya
peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Inflasi yang tinggi
mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasi.
Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan maka hal ini
merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya resiko daya
beli uang dan resiko penurunan pendapatan riil. Oleh karena itu, Inflasi menjadi
pertimbangan investor yang mengharapkan return dari setiap keputusan
investasinya.
Penelitian yang dilakukan Adiwiratama (2012) menyatakan bahwa secara
simultan arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan berpengaruh
terhadap return saham. Namun secara parsial arus kas operasi berpengaruh
terhadap return saham sedangkan dan arus kas investasi dan arus kas pendanaan
tidak berpengaruh. Sedangkan Daniati (2006) menyatakan bahwa perubahan arus
kas dari aktivitas operasi berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.
Perubahan arus kas dari aktivitas investasi dan perubahan arus kas dari aktivitas
pendanaan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Survey dilakukan pada
industri textile dan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 19992004.
4
Dalam penelitian Surya (2013) tingkat inflasi berpengaruh tidak signifikan
terhadap perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008.
Nilai return saham ditentukan oleh perubahan harga saham yang terjadi dari waktu
ke waktu, namun perubahan harga saham selalu terjadi sebelum perubahan tingkat
inflasi terjadi sehingga kondisi tersebut dapat menjelaskan bahwa return saham
tidak mampu secara signifikan diprediksi oleh tingkat inflasi yang menggunakan
periode prediksi yang sama dengan observasi return saham. Sedangkan menurut
Nurhakim (2010) tingkat inflasi akan meningkatkan risiko yang harus investor
hadapi yang disebabkan oleh adanya penyesuaian tingkat daya beli masyarakat.
Sehingga perubahan inflasi berpengaruh signifikan terhadap return saham Jakarta
Islamic Index periode 2004-2008.
Indeks LQ45 merupakan saham-saham yang paling aktif diperdagangkan
dalam Bursa Efek Indonesia dan merupakan saham-saham ungulan yang dipilih
dari tiap-tiap sektor industry sehingga dapat lebih akurat dalam analisisnya secara
runtut waktu (time series).Saham LQ45 merupakan indeks kapitalisasi tertimbang
pasar yang menangkap kinerja 45 perusahaan paling liquid yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (Bursa Efek Indonesia, 2013).
Atas dasar latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
meneliti pengaruh arus kas dan inflasi terhadap return saham dengan
menuangkannya dalam sebuah judul skripsi:
“PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN INFLASI TERHADAP
RETURN SAHAM” (Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2012)
5
1. 2. Identifikasi Masalah
Investasi pada pasar modal adalah investasi yang bersifat jangka pendek
jika dilihat dari return yang diukur dengan capital gain. Bagi spekulator yang
menyukai capital gain, maka pasar modal bisa menjadi tempat yang menarik,
dimana investor bisa membeli pada saat harga turun dan menjual kembali pada
saat harga naik, dan selisih tersebut yang akan dihitung keuntungannya. Untuk
mencapai suatu efektivitas dan efisiensi dalam berinvestasi, diperlukan
pemahaman mengenai faktor yang mempengaruhi tingkat return. Penelitian
sebelumnya menghasilkan tingkat pengaruh yang berbeda antara variabel
komponen arus kas dan inflasi terhadap return saham sehingga diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh komponen arus kas dan inflasi terhadap
return saham.
Atas dasar uraian tersebut permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh komponen arus kas dan inflasi terhadap return saham
secara parsial.
2. Bagaimana pengaruh komponen arus kas dan inflasi terhadap return saham
secara simultan.
1. 3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mencari dan
mendapatkan informai sehubungan dengan pengaruh komponen arus kas dan
inflasi terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam
index LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
6
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan bukti empiris
mengenai:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komponen arus kas dan inflasi
terhadap return saham secara parsial.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komponen arus kas dan inflasi
terhadap return saham secara simultan.
1. 4.
Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini yang penulis laksanakan, penulis berharap agar
hasilnya dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:
1. Bagi penulis
Dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai
mekanisme penggunaan laporan arus kas dan inflasi untuk menilai
kinerja perusahaan sebagai salah satu dasar untuk pengabilan
keputusan dalam berinvestasi
2. Bagi investor
Investor dapat menyadari kegunaan analisis fundamental terhadap arus
kas dan inflasi baik secara parsial maupun keseluruhan sebagai salah
satu dasar untuk mengambil keputusan investasi.
3. Bagi pihak lain
Sebagai sumber informasi, referensi dan bahan pembanding untuk
membahas penelitian selanjutnya mengenai topik yang berkaitan.
7
1. 5.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian ini pada perusahaan-perusahaan terdaftar
dalam index LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian
diperoleh dari website www.idx.co.id. Dengan waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Februari 2014 sampai dengan selesai.
Download