etika bisnis pada pt. frisian flag indonesia

advertisement
ETIKA BISNIS PADA PT. FRISIAN FLAG INDONESIA
Oleh
: Desy Dharmawati
S2 Magister Manajemen
Universitas Mercu Buana
2017
Abstrak
Etika secara umum dapat diartikan sebagai nilai-nilai normative, atau pola perilaku seseorang
atau sesuatu badan/lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang
baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan
dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang
etis atau tidak etis.
Etika bisnis adalah istilah yang biasanya berkaitan dengan perilaku etis atau tidak etis yang
kemudian dilakukan oleh Manajer atau pemilik suatu organisasi. Etika mempengaruhi perilaku
pribadi kita di lingkungan kerja.
Etika telah berkembang di kehidupan masyarakat di Indonesia saat ini. Jika kita dapat
mempergunakannya dengan baik maka etika kita akan memberikan dampak yang positif terhadap
bisnis kita, dan bisnis kita akan berjalan dengan baik. Karena dengan memiliki dan melaksanakan
etika kita dapat bersaing dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun. Jadi penegakan
etika bisnis penting artinya dalam menegakan iklim persaingan usaha sehat yang kondusif.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika bisnis pada PT. Frisian Flag
Indonesia.
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar belakang
Pengertian bisnis dalam ilmu ekonomi adalah suatu organisasi yang menjal barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya untuk mendapatkan laba.
Menurut Steinford (1979) “ Business is all those activities involved in providing the goods
and services needed or desired by people.” Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang
menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Banyak
perusahaan yang meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnisyang beretika yaitu bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah
etika sejalan dengan hokum dan peraturan yang berlaku.
Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk
beragam institusi, teknologi, transaksi, aktifitas, dan usaha yang kita sebut bisnis. Di Indonesia
penegakan etika bisnis dalam persaingan bisnis semakin berat, kondisi ini semakin sulit, dan
kompleks. Karena banyaknya pelanggaran tehadap etika bisnis oleh para pelaku bisnis itu sendiri.
Dalam bisnis akan terjadi persaingan yang sangat ketat kadang-kadang menyebabkan
pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk memenangkannya, sehingga yang sering terjadi
persaingan yang tidak sehat dalam bisnis. Persaingan yang tidak sehat ini dapat merugikan orang
banyak selain juga dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri.
Aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan yang
sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat menunjukkan bahwa peranan hukum dan etika
bisnis dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan sebagaimana semestinya.
Etika bisnis dibutuhkan karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh, dan
memliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value creation)
yang tinggi diperlukan satu landasan yang kokoh.
2
PT. Frisian Flag Indonesia sebagai salah satu perusahaan atau produsen yang menghasilkan
berbagai macam produk susu. Hingga kini PT. Frisian Flag Indonesia masih terus melanjutkan
komitmennya untuk membantu memperbaiki status gizi bangsa Indonesia melalui produk-produk
inovatifnya.
II.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
Apakah PT. Frisian Flag Indonesia menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya
selama ini
2.
Pelanggaran yang mungkin dilakukan PT. Frisian Flag Indonesia jika tanpa etika Bisnis
III. Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka penulis memberikan batasan
masalah pada etika bisnis di PT. Frisian Flag Indonesia yang beralamat di Jl. Raya Bogor KM.5
Pasar Rebo, Jakarta, 13760 Indonesia.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang
sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang
memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial,
dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis
(Muslich,1998:4).
Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agara prinsip dan perilaku ekonomi dan bisnis, baik
oleh perseorangan, instansi maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi dapat
melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan,
mendorong berkembangnya etos kerja konomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan daya saing
dan terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat
kecil melalui kebijakan secara berkesinambungan.
Etika ini mencegah terjadinya praktek-praktek monopoly, Oligopoly, kebijakan ekonomi
yang mengarah kepada perbuatan korupsi, kolusi dan Nepotisme, diskriminasi yang berdampak
negative terhadap persaingan sehat, dan keadilan serta menghindarkan perilaku menghalalkan
segala cara dalam memperoleh keuntungan.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar
yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis
seringkali kita temukan “grey-area” yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Teori Etika Bisnis
Ada empat macam teori etika yaitu :
1.
Teori Etika Teleologi
Istilah teleologi dikemukakan oleh Christian Wolff seorang filsuf Jerman abad ke-18.
Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan,
rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini
4
dicapai dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti umum, teleologi merupakan sebuah studi
filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah.
Dalam dunia etika, teleologi diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik
buruknya suatu tindakan dilakukan. Betapa pun salahnya sebuah tindakan menurut hukum, tetapi
jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik. Dengan demikian tujuan
yang baik harus diikuti dengan tindakan yang benar menurut hukum. Perbincangan “baik” dan
“jahat” harus diimbangi dengan “benar” dan “salah”. Ajaran teleologis ini dapat menciptakan
hedonisme, ketika “yang baik” itu dipersempit menjadi “yang baik” bagi diri sendiri.
Utilitarianisme.
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan
adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang
melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Contoh : Melakukan kerja bakti yang diadakan di lingkungan sekitar, sebagai upaya untuk
kebersihan lingkungan dan membuat tempat tersebut juga jadi nyaman dan sehat untuk
masyarakatnya.
2.
Teori Deontologi
Teori Deontologi yaitu berasal dari bahasa Yunani, “Deon” berarti tugas dan “Logos”
berarti pengetahuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak
secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau
tujuan baik dari tindakan yang dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai
baik pada diri sendiri. Dengan kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu
dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.
Contoh : Kewajiban seseorang yang memiliki dan mempercayai agamanya, maka orang tersebut
harus beribadah, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
5
3.
Teori Hak
Teori hak yakni merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena
itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Teori hak ini adalah pendekatan
yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
Contoh : asisten rumah tangga yang mempunyai hak untuk mendapatkan gaji bulanannya setelah
ia melakukan kewajibannya mengurus rumah dan sebagainya.
4.
Teori Keutamaan
Teori keutamaan yakni memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah
suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa
didefinisikan
sebagai berikut : disposisi watak
yang telah diperoleh
seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh :

Kebijaksanaan : seorang pemimpin yang memiliki sifat bijaksana dalam segala urusan.

Keadilan : mampu bersifat adil dalam menentukan pilihan.

Suka bekerja keras : mau terus berjuang dalam bekerja, sehingga pada akhirnya dapat
menikmati hasil jerih payahnya yang baik.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari
kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya
adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya
a)
Prinsip Otonomi
Yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang
baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil.
6
b)
Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran
merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam pelaksanaan kontrak,
kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain).
c)
Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan haknya masingmasing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
d)
Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula
untuk berbisnis
yangkompetitif.
e)
Prinsip Intergritas Moral
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha
bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan
perusahaan terbaik
Dari berbagai pandangan etika bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan
bahwa seseorang atau perusahaan telah mengimplementasikan etika bisnis antara lain adalah:
1.
Indikator Etika Bisnis menurut ekonomi adalah apabila perusahaan atau pebisnis telah
melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa
merugikan masyarakat lain.
2.
Indikator Etika Bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan indikator ini
seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku
bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
3.
Indikator Etika Bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hukum seseorang atau suatu
perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnis apabila seseorang pelaku bisnis atau
suatu perusahaan telah mematuhi segala norma hukum yang berlaku dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya.
7
4.
Indikator Etika Bisnis berdasarkan ajaran agama. Pelaku bisnis dianggap beretika bilamana
dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai-nilai ajaran agama yang
dianutnya.
5.
Indikator Etika Bisnis berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik secara individu
maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya.
6.
Indikator Etika Bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila masing-masing
pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan integritas pribadinya.
Antara Keuntungan dan Etika Bisnis
Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Keuntungan adalah hal yang pokok bagi
kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-satunya, sebagaimana dianut
pandangan bisnis yang ideal. Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk.
Bahkan secara moral keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Karena Keuntungan
memungkinkan perusahaan bertahan dalam usaha bisnisnya. Tanpa memeperoleh keuntungan
tidak ada pemilik modal yang bersedia menanamkan modalnya, dan karena itu berarti tidak akan
terjadi aktivitas ekonomi yang produktif demi memacu pertumbuhan ekonomi yang menjamin
kemakmuran nasional.
Keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan melainkan juga dapat
menghidupi karyawan-karyawannya bahkan pada tingkat dan taraf hidup yang lebih baik.
Ada beberapa argumen yang dapat diajukan disini untuk menunjukkan bahwa justru demi
memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan , sangat relevan, dan mempunyai tempat yang
sangat strategis dalam bisnis`dewasa ini. Pertama, dalam bisnis modern dewasa ini, para pelaku
bisnis dituntut menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Kedua dalam persaingan bisnis
yang ketat para pelaku bisnis modern sangat sadar bahwa konsumen adalah benar-benar raja.
Karena itu hal yang paling pokok untuk bisa untung dan bertahan dalam pasar penuh persaingan
adalah sejauh mana suatu perusahaan bisa merebut dan mempertahankan kepercayaan konsumen.
Ketiga, dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat netral tak berpihak
tetapi efektif menjaga agar kepentingan dan hak semua pemerintah dijamin, para pelaku bisnis
berusaha sebisa mungkin untuk menghindari campur tangan pemerintah, yang baginya akan
sangat merugikan kelangsungan bisnisnya. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan
8
menjalankan bisnisnya bisnisnya secara secara baik dan etis yaitu dengan menjalankan bisnis
sedemikian rupa tanpa secara sengaja merugikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait
dengan bisnisnya. Keempat, perusahaan-perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa
karyawan bukanlah tenaga yang siap untuk eksploitasi demi mengeruk keuntunga yang sebesarbesarnya. Justru sebaliknya, karyawan semakin dianggap sebagai subjek utama dari bisnis suatu
perusahaan yang sangat menentukan berhasil tidaknya, bertahan tidaknya perusahaan tersebut.
Bisnis sangat berkaitan dengan etika bahkan sangat mengandalkan etika. Dengan kata lain, bisnis
memang punya etika dan karena itu etika bisnis memang relevan untuk dibicarakan. Argumen
mengenai keterkaitan antara tujuan bisnis dan mencari keuntungan dan etika memperlihatkan
bahwa dalam iklim bisnis yang terbuka dan bebas, perusahaan yang menjalankan bisnisnya
secara baik dan etis, yaitu perusahaan yang memperhatikan hak dan kepentingan semua pihak
yang terkait dengan bisnisnya, akan berhasil dan bertahan dalam kegiatan bisnisnya.
Berikut ini merupakan manfaat etika bisnis yang baik dijalankan oleh perusahaan-perusahaan
maupun organisasi :
1.
Pengendalian diri
2.
Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
3.
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4.
Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
5.
Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.
Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak
tatanan moral
7.
Dapat mampu menyatakan hal benar itu adlah benar
8.
Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan
pengusaha lemah
9.
Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
10.
Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam tugas ini, penulis menggunakan Metode
pengumpulan data berupa studi kepustakaanan dengan cara mengumpulkan data dari beberapa
buku, referensi di internet dan jurnal yang mengkaji penelitian sejenis untuk mendukung
penelitian etika dalam bisnis.
10
BAB IV
DISKUSI DAN HASIL
I.
Profil Perusahaan
PT Frisian Flag Indonesia (FFI) adalah produsen produk-produk nutrisi berbasis susu untuk
anak-anak di Indonesia dengan merek Frisian Flag, yang juga dikenal sebagai Susu Bendera.
Frisian Flag telah menjadi bagian dari pertumbuhan keluarga Indonesia selama lebih dari 90
tahun. Selama itu pula, Frisian Flag selalu memberikan komitmennya untuk terus berkontribusi
membantu anak-anak Indonesia meraih potensinya yang tertinggi, melalui produk-produk
bernutrisi tepat.
Semua berawal di tahun 1922 ketika susu dengan merek Friesche Vlag mulai diimpordari
Cooperatve Condensfabriek Friesland yang kini telah menjadi Royal Friesland Campina.Koperasi
ini adalah koperasi terbesar di dunia yang berpusat di Belanda dan beranggotakan16 ribu
peternak yang tersebar di tiga negara, serta memiliki karyawan tak kurang dari 22 ribu orang
yang bekerja di 100 perusahaan di seluruh dunia.Sebagai bagian dari keluarga multinasional ini,
PT Frisian Flag Indonesiamengedepankan pengalaman global dan kerja sama jangka panjang
dengan para peternakIndonesia untuk tetap menjadi leader dalam menghasilkan produk-produk
bergizi berbasis susu. Hal ini dilakukan dengan memproduksi dan memasarkan aneka produk
termasuk susububuk, susu cair siap minum, dan susu kental manis dengan merek-merek Frisian
Flag, Yes!,dan Omela. Perusahaan ini memiliki dua buah pabrik berteknologi canggih yaitu di
PasarRebo dan Ciracas, Jakarta. PT Frisian Flag Indonesia juga menaungi 2500 karyawan
yangbekerja di seluruh penjuru Indonesia.PT Frisian Flag Indonesia berkomitmen untuk
senantiasa menghasilkan produk-produk susu bergizi yang dapat terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat. Selain itu, PTFrisian Flag Indonesia juga terus berupaya untuk meningkatkan
kesadaran gizi masyarakat melalui beragam program. Semua ini dilakukan sebagai wujud visi
perusahaan untuk turut berkontribusi terhadap perkembangan bangsa. Dalam memproduksi dan
mendistribusikan produk-produk berbasis susu, PT Frisian Flag Indonesia tidak hanya mengikuti
standarnasional
dan
internasional,
namun
juga
mengadvokasi
kepada
para
pemangkukepentingannya untuk senantiasa mendukung perkembangan holistik anak dan
mempromosikan ASI eksklusif sesuai dengan petunjuk WHO.
11
Pada tahun 2002, perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi PT Frisian Flag
Indonesia, dan pada tahun-tahun berikutnya, beberapa perusahaan ikut bergabung di bawah
bendera PT Frisian Flag Indonesia. Dan pada tahun 2010, Frisian Flag melakukan pembaharuan
identitas atau logo produknya.
II.
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Visi PT. Frisian Flag Indonesia yaitu:
1)
Menjadi perusahaan terkemuka dibidang nutrisi susu dengan menghasilkan produk dan
jenis produk susu yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia
2)
Menjadi perusahaan yang memperhatikan kesejahtraan karyawan dan memberikan gaji
yang bersaing serta kesempatan untuk mengembangkan diri bagi karyawan yang berbakat
Misi PT. Frisian Flag Indonesia yaitu
1)
Menjadi nomor satu dalam pasar susu secara keseluruhan
2)
Menstimulasi konsumsi produk susu secara aktif dan mencapai pertumbuhan lebih cepat di
bidang – bidang penting pada pasar produk susu dibandingkan dengan para competitor
dibidang tersebut.
3)
Memperkuat posisi “Merek yang lebih disukai” dipikiran para pelanggan susu diseluruh
SES (Segmen Ekonomi Sosial)
4)
Memiliki karyawan yang berkompetensi dan berdedikasi disemua tingkat serta memiliki
succession planning untuk memastikan agar perusahaan dapat berkembang
Tujuan PT. Frisian Flag Indonesia
PT Frisian Flag memiliki komitmen untuk memproduksi susu dengan kualitas yang baik dan
bernutrisi tinggi serta memberikan pelayanan bagi konsumen dan mitra usaha
III. Penerapan etika bisnis pada PT. Frisian Flag Indonesia
Perusahaan senantiasa mendorong kepatuhan terhadap standar etika dan berkomitmen
untuk mengimplementasikannya, serta mewajibkan seluruh pimpinan dari setiap tingkatan
bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pedoman perilaku dipatuhi dan dijalankan dengan
baik pada jajaran masing-masing.
12
Menurut (Psychologymania, 2013) pengertian Code of Conduct atau Pedoman Perilaku adalah merupakan
kode atau aturan atau tata tertib di dalam perusahaan. Code of Conduct adalah pedoman internal perusahaan
yang berisikan system nilai, etika bisnis, komitmen serta penegakan peraturan-peraturan
perusahaan bagi individu dalam menjalankan bisnis dan aktifitas lainnya serta berinteraksi
dengan Stakeholders.
Menurut sumber dari situs resmi PT. Frisian Flag Indonesia/FFI (Frisian Flag Indonesia,
2015) objektifitas frieslandCampina ialah memproduksi, mengolah dan memasarkan susu, buah
serta hasil olahannya sdedemikian rupa dengan maksud menciptakan suatu nilai yang dapat
dipertahankan dalam jangka panjang bagi konsumen, pelanggan, pemegang saham, karyawan,
rekan bisnis dan komunitas dimana Friesland Campina beroperasi. Untuk dapat menciptakan nilai
ini, prioritas FFI ialah menjadi suatu kegiatan yang menguntungkan dan meningkatkan kualitas
penjualan serta keuntungan dengan cara meningkatkan proporsi dari total penjualan dari produk
yang beragam, FFI menyadari bahwa mempertahankan loyalitas dan kepercayaan dari
stakeholders FFI merupakan hal yang amat penting dalam mencapai objektifitas diatas.
FFI berharap dapat meraih kepercayaan ini dengan cara berperilaku manajemen dengan baik,
Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh kjaryawan menyadari adanya ketentuanketentuan ini dan berperilaku sesuai dengan ketentuan tersebut. Reputasi perusahaan FFI
dibangun dari perilaku masing-masing karywannya, bersama-sama FFI membangun perusahaan
dairy milk ini dan untuk memastikan kelancaran usaha, diharapkan seluruh karyawan bersamasama mematuhi kode etik ini.
Pedoman Kode Etik Perusahaan ini digunakan sebagai landasan untuk membentuk dan
mengatur tingkah laku yang konsisten berdasarkan prinsip-prinsip berkesadaran etis (ethical
sensibility), berpikir etis (ethical reasoning), dan berperilaku etis (ethical conduct) sebagai
bagian upaya menumbuhkan integritas yang tinggi. Pada akhirnya, integritas tinggi yang
menyertai penerapan tata kelola yang baik akan menjamin perwujudan visi, misi, falsafah, nilainilai, dan budaya perusahaan.
Pokok-Pokok Kode Etik
Pedoman Kode Etik Perusahaan menjelaskan kebijakan perilaku perusahaan, jenis-jenis
pelanggaran, mekanisme pengaduan pelanggaran dan sanksi bagi pelanggaran yang terjadi.
13
Kebijakan perilaku mengatur hal-hal yang menjadi tanggung jawab Perseroan, individu jajaran
Perseroan maupun pihak lain yang melakukan bisnis dengan Perseroan, meliputi:

Etika Bisnis Perseroan.
Merupakan penjelasan tentang bagaimana sikap dan perilaku Perseroan sebagai suatu entitas
bisnis bersikap, beretika, dan bertindak dalam upaya
menyeimbangkan kepentingan Perseroan
dengan kepentingan stakeholder sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan nilainilai korporasi yang
sehat.

Etika Perilaku Individu.
Merupakan penjelasan tentang bagaimana individu jajaran perseroan dalam berhubungan,
bersikap, beretika dan bertindak sesuai kaidah-kaidah dan ketentuan yang berlaku.
Menyadari bahwa mempertahankan loyalitas dan kepercayaan dari stakeholder kami merupakan
hal yang amat penting dalam mencapai objektivitas di atas.
PT. Frisian Flag Indonesia berharap dapat meraih kepercayaan ini dengan cara berperilaku
manajemen bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh karyawan menyadari adanya
ketentuan-ketentuan ini dan berperilaku sesuai dengan ketentuan tersebut.
Reputasi perusahaan dibangun dari perilaku masing-masing karyawannya, bersama-sama kita
bangun perusahaan ini dan untuk memastikan kelancaran usaha kita, mari bersama – sama
mematuhi kode etik ini.
Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting. Tanggung jawab sosial adalah
sebuah konsep dimana sebuah perusahaan terhubung dengan sosial dan lingkungan sekitar dalam
hal proses bisnis dan interaksi perusahaan dengan stakeholdernya. Tanggung jawab sosial dunia
bisnis tidak saja berorientasi pada komitmen sosial yang menekankan pada pendekatan
kemanusiaan, belas kasihan, keterpanggilan religi atau keterpangilan moral, dan semacamnya,
tetapi menjadi kewajiban yang sepantasnya dilaksanakan oleh para pelaku bisnis dalam ikut serta
mengatasi permasalahan sosial yang menimpa masyarakat.
14
Dalam pandangan sempit perusahaan dianggap sudah dianggap melaksanakan etika bisnis
bilamana perusahaan yang bersangkutan telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya
Frisian Flag Indonesia tidak hanya memproduksi susu yang berkualitas tinggi namun juga
melakukan beragam kegiatan pengembangan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab kepada
konsumen, karyawan, peternak, pemegang saham, komunitas dan lingkungandalam segala aspek
operasional perusahaan.di Indonesia FFI Berupaya menunjukan komitmen tersebu dengan
menjawab tiga tantangan global. Yaitu ketahanan gizi dengan programnya (SEANUTS, Gerakan
Nusantara dan pembinaan lingkungan sekitar), dukungan terhadap peternak sapi perahdengan
programnya (FDOV, dairy Development Program, Concultancy pool dan farmer to farmer) dan
program keberlanjutan seperti waste water treatment.
Pelanggaran yang Mungkin Dilakukan PT. Frisian Flag Indonesia Tanpa Etika Bisnis
Dampak pencemaran lingkungan yang timbul akibat limbah pabrik PT. Frisian Flag Indonesia
tanpa adanya etika bisnis dalam tanggung jawab sosial :
1.
Dampak Pencemaran air
Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian terhadap manusia juga ekosistem yang
ada didalam air. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa :
Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, hal ini diakibatkan oleh air sudah
tercemar sehingga tidak bisa digunakan lagi apalagi air ini banyak manfaatnya seperti untuk
diminum, mandi, memasak mencuci dan lain-lain.
2.
Dampak Pencemaran Udara
Dengan dibangunnya pabrik di perkotaan asapnya dapat mengakibatkan polusi udara sehingga
menganggu kenyamanan bagi para pemakai jalan. Apabila udara telah tercemar maka akan
menimbulkan penyakit seperti sesak napas.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi pelanggaran antara lain:
1.
Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya. Individu yang
mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk menyatakan kebenaran
kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada keberanian baru untuk
menyatakan pendapat.
15
2.
Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan berdasarkan kedekatan
dengan atasan, melainkan kinerja.
3.
Pengelolaan sumber daya manusia harus baik.
4.
Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku organisasi.
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
PT Frisian Flag Indonesia telah menggunakan etika dalam melakukan bisnisnya.
2.
Pelanggaran-pelanggaran seperti pencemaran lingkungan dapat terjadi apabila PT Frisian
Flag tidak menggunakan etika bisnis.
3.
Berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada
perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban,
prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Saran
1.
Diharapkan PT Frisian Flag Indonesia konsisten dalam menjalankan etika bisnisnya agar
menghindari segala pelanggaran yang dapat terjadi. Dan mempertahankan serta
meningkatkan segala prestasi yang telah dicapai dan terus memberikan dampak yang positif
terhadap bisnisnya dan juga untuk masyarakat.
2.
Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sangsi. Apabila semua tingkah laku
salah dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Dengan berjalannya waktu norma
yang salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar aturan
ataupun norma etika bisnis, harap diberikan sangsi untuk memberi pelajaran kepada yang
bersangkutan atau kepada perusahaan tersebut.
17
Daftar Pustaka :

http://e-journal.uajy.ac.id/4487/3/2SOS03108.pdf

http://www.academia.edu/19876357/Laporan_Company_Visit_PT_Friesland_Campina_Indonesia

http://nengmahmudah14.blogspot.co.id/2016/03/teori-etika-dalam-bisnis.html

https://www.frisianflag.com/tentang-kami/frisian-flag-indonesia/
18
Download