Lampiran 1 - Litbang Pertanian

advertisement
REVITALISASI PERIKANAN
Kekayaan sumber daya alam merupakan modal kehidupan yang
dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, merupakan kewajiban seluruh
komponen bangsa Indonesia untuk mengelolanya secara
optimal dan berkelanjutan.
Pembangunan kelautan dan perikanan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2004-2009 salah satunya terkait dengan Agenda ke-3, yakni
Mewujudkan Indonesia Yang Lebih Sejahtera, yang terkait
dengan prioritas pembangunan : REVITALISASI PERTANIAN
dalam arti luas.
Arah kebijakan yang ditempuh sebagaimana tertuang dalam
RPJMN 2004-2009 adalah mendorong diversifikasi, peningkatan
produktivitas, dan nilai tambah produk pertanian, peternakan,
kehutanan, perkebunan, dan perikanan untuk perbaikan
kesejahteraan petani dan nelayan. Secara khusus uintuk
sektor perikanan, arah kebijakan yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan dan
penduduk pulau-pulau kecil, utamanya yang berada di
perbatasan negara. Peningkatan kesejahteraan ditempuh secara
holistik melalui keterpaduan kegiatan yang berfokus pada
penciptaan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.
Program Pembangunan yang terkait dalam RPJMN 2004-2009
dalam rangka REVITALISASI PERTANIAN secara keseluruhan
adalah Program Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya
Perikanan, yang bertujuan untuk eksplorasi, pemetaan,
pemanfaatan pengelolaan, pengembangan, dan pengkayaan
sumber daya perikanan secara optimal, adil, dan berkelanjutan
dalam rangka meningkatkan nilai tambah hasil perikanan serta
pendapatan nelayan, pembudidaya ikan dan masyarakat pesisir
lainnya.
I. DASAR REVITALISASI SEKTOR PERIKANAN
Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,8 juta km2 dengan
garis pantai sepanjang 81.000 km, dengan potensi sumberdaya,
terutama sumberdaya perikanan laut yang cukup besar, baik dari
segi kuantitas maupun diversitas.
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
I-1
Potensi lestari sumberdaya ikan laut Indonesia diperkirakan
sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan
wilayah Indonesia dan perairan ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia), yang terbagi dalam sembilan wilayah perairan utama
Indonesia. Dari seluruh potensi sumberdaya ikan tersebut,
jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,12 juta
ton per tahun atau sekitar 80 persen dari potensi lestari, dan
baru dimanfaatkan sebesar 4,4 juta ton pada tahun 2003 atau
baru 85,94% dari JTB. Sedangkan dari sisi diversivitas, dari
sekitar 28.400 jenis ikan yang ada di dunia, yang ditemukan di
perairan Indonesia lebih dari 25.000 jenis.
Di samping itu terdapat potensi pengembangan untuk (a)
perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta ha
dengan potensi produksi 0,9 juta ton/tahun, (b) budidaya laut
terdiri dari budidaya ikan (antara lain kakap, kerapu, dan gobia),
budidaya moluska (kerang-kerangan, mutiara, dan teripang), dan
budidaya rumput laut, (c) budidaya air payau (tambak) yang
potensi lahan pengembangannya mencapai sekitar 913.000 ha,
(d) budidaya air tawar terdiri dari perairan umum (danau,
waduk, sungai, dan rawa), kolam air tawar, dan mina padi di
sawah, serta (e) bioteknologi kelautan untuk pengembangan
industri bioteknologi kelautan seperti industri bahan baku untuk
makanan, industri bahan pakan alami, benih ikan dan udang,
industri bahan pangan.
Peluang pemanfaatan sumber daya perikanan meliputi:
1.
Pengendalian perikanan tangkap di daerah-daerah padat
nelayan dan daerah yang telah terindikasi mengalami
tekanan penangkapan ikan secara berlebihan
2.
Rasionalisasi dan relokasi kegiatan penangkapan ikan
dalam
rangka
mencari
keseimbangan
spasial
pemanfaatan sumberdaya perikanan.
3.
Pengembangan perikanan tangkap di daerah yang masih
rendah tingkat pemanfaatan sumberdayanya, termasuk
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEE Indonesia)
4.
Promosi, inisiasi, dan pengembangan pemanfaatan
sumberdaya perikanan di perairan internasional (high
sea), utamanya di Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik.
5.
Pengembangan pemanfaatan sumberdaya perikanan
budidaya, dengan penekanan pada jenis-jenis yang
memiliki nilai (harga) internasionak yang tinggi.
6.
Pengembangan budidaya perikanan jenis atau spesies
untuk kebutuhan domestik, lokal, dalam negeri.
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
I-2
7.
8.
Pengembangan industri pengolahan perikanan yang
diarahkan pada penciptaan nilai tambah dan penciptaan
produk yang dapat bersaing di pasar global
Pengembangan pemasaran ikan dan produk perikanan
untuk memenuhi konsumsi ikan dalam negeri serta
sebagai sumber devisa negara.
Pemanfaatan peluang pengembangan tersebut didukung
dengan jumlah tenaga kerja dibidang perikanan yang sampai
tahun 2004 mencapai kurang lebih 6,0 juta orang.
Dari sisi keterkaitan antar sektor, keberhasilan pembangunan
sektor perikanan masih tergantung pada kebijakan yang
dikeluarkan sektor lain. Saat ini dukungan sektor terkait belum
sepenuhnya menunjukkan keberpihakan, seperti dukungan
permodalan, jaminan keamanan dan kepastian hukum, penataan
ruang, pengendalian pencemaran, pembangunan infrastruktur,
serta urusan kepelabuhanan.
Saat ini, partisipasi sektor swasta dalam hal pengembangan
industri pengolahan dan pemasaran ikan secara magnitude
sangat berarti. Bahkan yang terjadi di beberapa lokasi,
pengembangan industri pengolahan ikan dilakukan secara
besar-besaran, melebihi kapasitas pemasokan bahan baku,
sehingga pada akhirnya mengakibatkan industri tersebut
beroperasi di bawah kapasitasnya. Contoh yang nyata adalah
beroperasinya beberapa pabrik pengolahan ikan di bawah
kapasitasnya di Bitung, Sulawesi Utara. Hal seperti ini bisa
terjadi di masa lalu karena pada saat pabrik didirikan dan industri
dikembangkan tidak terdapat koordinasi di antara lembaga
pemerintah yang bertanggung jawab dalam hal pengeluaran izin
pembangunan pabrik dan lembaga pemerintah yang
bertanggung jawab dalam pemasokan dan produksi bahan baku.
Disamping itu pula, ini bisa terjadi karena informasi bisnis yang
kurang lengkap serta manajemen sumberdaya perikanan yang
lemah.
Kelemahan ini adalah tantangan untuk diperbaiki dan diatasi
namun sekaligus merupakan peluang bagi pihak swasta untuk
mengembangkan industri ini.
Akan tetapi, di sisi lain, di banyak lokasi lain di Indonesia,
sumberdaya ikan yang tersedia serta produksi ikan yang dapat
didaratkan masih merupakan modal dasar dan daya tarik bagi
pengembangan industri pengolahan produk perikanan.
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
I-3
Mempertimbangkan potensi sumber daya kelautan dan
perikanan, keterkaitan antar sektor, serta menghidupkan kembali
aset ekonomi yang telah dimiliki, serta menggerakkan seluruh
potensi bangsa diperlukan upaya percepatan dan terobosan
melalui program REVITALISASI PERIKANAN.
Program
berskala nasional tersebut merupakan wujud dukungan politik,
ekonomi dan sosial untuk menjadikan pembangunan
perikanan sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi
nasional.
REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (RPPK) 2005
I-4
Download