Menanti Laporan Keuangan Emiten di Tengah Tingginya Valuasi

advertisement
Oktober 2016
Menanti Laporan Keuangan Emiten di Tengah Tingginya Valuasi IHSG
Perkembangan Ekonomi dan Pandangan Kami
Didukung oleh kondisi makro ekonomi yang lebih baik dan hasil amnesti pajak periode I yang
diatas perkiraan, IHSG saat ini berada di valuasi yang mahal. Saat ini IHSG berada di atas +1
standar deviasi rasio forward PER 5 tahun dan kami kira valuasi ini pantas dengan banyaknya
sentimen positif. Kami mencatat faktor pendukung tingginya valuasi ini sebagai berikut : 1.)
Berlangsungnya terus siklus suku bunga rendah, yang akan mengurangi biaya dana dan belanja
modal, dan selanjutnya mendorong pertumbuhan ekonomi dan rerating indeks. 2.) Terjaganya
eksekusi proyek infrastruktur dan dukungan anggaran, 3.) realisasi amnesti pajak yang lebih
baik dari perkiraan, 4.) terjaganya nilai tukar rupiah. Semua sentimen positif ini kami kira
dapat tetap terjaga di bulan Oktober ini jika diikuti rilis laporan keuangan kuartal III 2016 yang
sesuai ekpektasi. Namun risiko volatilitas indeks bulan ini cukup tinggi dari pengaruh faktor
global dan aksi profit taking.
Di tengah sentimen positif tersebut, kinerja IHSG tertekan di bulan September. Setelah 3 bulan
berturut-turut berkinerja positif, IHSG turun -0,4% MoM ke level 5364,8. Indeks sempat turun
di pertengahan bulan dan naik kembali setelah realisasi amnesti pajak yang diatas perkiraan
pasar dan diikuti penurunan suku bunga acuan BI. Namun di akhir bulan indeks terkoreksi
kembali dikarenakan dampak volatiltias pasar keuangan Eropa khususnya denda yang
dikenakan ke Deutsche Bank oleh otoritas AS. Berbeda halnya dengan pasar obligasi, ICBI
tumbuh positif sebesar 1,2% MoM, didorong oleh pemangkasan suku bunga BI dan kebijakan
bank sentral negara utama lainnya yang kurang akomodatif. Kurva imbal hasil obligasi bullish,
turun 11 basis poin ke level 7,06%. Kepemilikan investor asing atas SBN tumbuh Rp. 15,39
triliun selama bulan Agustus ini.
Kinerja rupiah yang terbaik di kawasan. Nilai tukar terhadap US dollar tumbuh 1,6% di bulan
ini, terbaik diantara negara di kawasan Asia. Solidnya nilai tukar ini didukung oleh suksesnya
realisasi amnesti pajak sebesar Rp. 3621 triliun deklarasi harta dan Rp. 97 triliun pinalti yang
mencerminkan 91% dan 59% dari target pemerintah serta dana repratiasi yang mencapai Rp.
113 triliun per 30 September 2016. Sukses ini diukur dari nilai pinalti terhdap PDB sebesar
0,7% PDB, yang diatas nilai amnesti pajak di Negara lain. Solidnya rupiah juga didukung oleh
masih positifnya neraca dagang yang menunjukkan sinyal pemulihan. Diakselerasi oleh
pertumbuhan volume ekspor yang tumbuh 7,5% YoY (vs -4,6% YoY di Juli 16) dan pertumbuhan
harga komoditas. Hal ini memberikan perkiraan yang lebih baik untuk defisit neraca dagang
terhadap PDB di 2016. Selain itu juga didukung dari faktor global, yaitu kebijakan moneter
negara-negara utama dunia yang kurang akomodatif. Tetapnya suku bunga FFR, belum
jelasnya stimulus lanjutan dari bank sentral Eropa membuat investor global mencari yield yang
lebih tinggi di negara berkembang seperti India, Indonesia, Philipina dan Vietnam.
Fokus Pada Rilis Laporan Keuangan Kuartal III 2016. Bulan ini akan indeks akan banyak
digerakkan oleh kondisi fundamental emiten, sebelum di 5 november diumumkannya PDB
kuartal III 2016. Secara keseluruhna kami melihat akan terdapat kenaikan signifikan pada level
EPS, yang didukung oleh keuntungan nilai tukar dari apresiasi rupiah (nilai tukar per 30 Sept 16
: Rp. 12.988 dan 30 Sept 15 : 14657). Sensitifitas analisis kami memberikan gambaran
peningkatan EPS jika terjadi apresiasi rupiah. Kami memperkirakan sektor peternakan,
infrastruktur dan telekomunikasi akan memberikan hasil yang baik. Beberapa saham disektor
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
1
Oktober 2016
konsumer yang mendapatkan keuntungan dari turunnya harga komoditas gandum juga kami perkirakan akan
memberikan hasil yang diatas perkiraan. Untuk sektor properti rilis laporan keuangannya diperkirakan belum akan
memberikan hasil sesuai harapan dikarenakan pengakuan pendapatan yang lebih lambat, namun kami tetap optimis
terhadap sektor ini untuk tahun depan.
Walaupun banyak terdapat sentimen positif, target indeks kami untuk akhir tahun 2016 masih konservatif di 5450.
Disebabkan karena masih adanya faktor risiko berikut : 1.) Domestik : terutama dari pengurangan anggaran pemerintah
yang menyebabkan penurunan proyeksi PDB, 2.) Regional : volatilitas pasar keuangan Eropa dan kebijakan bank sentral
negara utama dunia yang kurang ekspansif (kemungkinan tapering ECB). Untuk suku bunga Bank Sentral AS kami
memperkirakan belum ada kenaikan hingga bulan Desember 2016 disebabkan terdapatnya pemilihan presiden AS di 8
November 2016 dan masih belum tercapainya target inflasi. Kenaikan FFR cukup tinggi untuk pertemuan Desember
dengan tingkat probabilitas diatas 50%. Kami juga memperkirakan bahwa volatilitas secara global akan meningkat
khususnya menjelang Pemilihan Presiden AS.
Risiko pelemahan PDB dari pemotongan anggaran. Revisi kebawah pertumbuhan ekonomi dari lembaga ADB, BI dan
pemerintah memberikan kekhawatiran sementara. ADB memperkirakan pertumbuhan Indonesia di 2016 sebesar 5%
dari sebelumnya 5,2%, disebabkan pelemahan investasi swasta dan pemerintah. Dari BI juga memperkirakan
terdapatnya perlambatan yang disebabkan oleh pemotongan anggaran dan belum pulihnya investasi. Kami sendiri
berpendapat kekhawatiran pelemahan di sisi investasi dapat diimbangi oleh sisi konsumsi. Konsumsi akan menjadi
sumber pertumbuhan dengan tesis berikut : 1.) penurunan pada inflasi yang telah meningkatkan kemapuan daya beli
masyarakat, 2.) kebijakan moneter ekspansif melalui pemangkasan suku bunga, dan pelonggaran regulasi, 3.)
pemulihan pada beberapa harga komoditas seperti harga CPO dan batu bara. Data mikro juga mendukung yaitu
kenaikan konsumsi semen nasional ( 8M16 tumbuh 5,2% YoY) dan mulai pulihnya penjualan mobil.
Forward PE Band IHSG 5 Tahun
Sumber : Bloomberg
Kinerja Rupiah Terhadap USD Terbaik di Kawasan Asia
Sumber : Bloomberg
Perkembangan Reksa Dana dan Strategi Kami
Reksadana Saham Mega Dana Capital Growth (MDCG) bulan ini berkinerja lebih buruk dari indeks acuannya. Beberapa
saham yang kami overweight masih belum menunjukkan perbaikan harga. Kami menfokuskan pada beberapa saham
yang undervalued dengan prospek pertumbuhan yang baik. Kami memproyeksikan kinerja beberapa saham tersebut
akan membaik di semester II ini. Kami tetap menerapkan strategi dan rotasi sektor serta kedisiplinan dalam realisasi
keuntungan.
Konstruksi portofolio kami bulan ini mempertimbangkan tema utama berikut :
 Penurunan suku bunga acuan. Hal ini akan berdampak pada semua sektor, namun kami akan lebih
menfokuskan pada saham berkapitalisasi besar.
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
2
Oktober 2016


Saham yang sensitif terhadap nilai tukar. Kami memperhatikan emiten yang struktur biayanya banyak
bergantung pada nilai tukar rupiahdan nilaii hutang dalam USD yang besar. Apresiasi rupiah akan memberikan
ekspansi margin pada emiten ini.
Rilis laporan keuangan 2016. Sektor yang kami unggulkan telah disampaikan diatas.
Kami menyusun strategi investasi berdasarkan metodologi bottom-up serta diperkuat manajemen resiko top-down.
Beberapa sektor saham pilihan kami adalah sebagai berikut :

Sektor keuangan – netral. Walapun pertumbuhan kredit perbankan di bulan Agustus 2016 melambat ke lvel
6,75% YoY, kami masih melihat netral untuk sektor ini. Suksesnya amnesti pajak, perkiraan pertumbuhan
kredit yang lebih baik di 2017, dan normalisasi provisi kredit menjadi katalis positif sektor ini.

Sektor Infrastruktur sub Telco – overweight. Kemungkinan keluarnya aturan baru perihal transfer spectrum
menjadi katalis terbaru. Hal ini mendorong semakin terbuka konsolidasi operator telekomunikasi. Ke depan
Average Revenue Per User(ARPU) dapat ditingkatkan. Pertumbuhan data internet dan pertumbuhan pelanggan
serta pertumbuhan ARPU yang kuat menjadi kriteria pemilihan saham kami.
Sektor Konsumer sub rokok - netral. Ketidakpastian kenaikan cukai rokok telah mereda dengan kenaikan cukai
rata-rata tahun 2017 sebesar 10%, lebih rendah dari ekpektasi dan kenaikan tahun lalu sebesar 15%. Kami
melihat positif hal ini untuk mendukung pemulihan volume rokok tahun depan.

Rebalancing portfolio kami lakukan jika hasil rilis kinerja keuangan emiten kuartal III 2016 berada dibawah harapan.
Selain itu kami akan memperhatikan indikator mikro ekonomi (penjualan mobil dan motor, penjualan semen, penjualan
retail ) sebelum rilisnya PDB kuartal III 2016 di bulan November 2016.
Asset alokasi
Reksa Dana
Saham
Campuran
Pendapatan
Tetap
Pasar Uang
Bobot
UW-N-OW
Penjelasan
Saham : OW
Obligasi : Psr Uang : UW
Alokasi saham dalam porsi overweight. Strategi trading akan lebih diberatkan bulan
ini untuk saham di luar big caps. Mimic market cap indeks menjadi pilihan untuk
saham big caps.
Saham : OW
Obligasi : N
Psr Uang : N
Saham : Obligasi : OW
Psr Uang : N
Saham : Obligasi : Psr Uang: OW
Porsi Saham masih tetap besar dengan mengacu tema investasi diatas. Penempatan
obligasi dalam porsi overweight.
Aliran ke obligasi dalam porsi overweight dengan acuan durasi jangka menengah.
Penempatan aset difokuskan pada bank yang memberikan return optimal dan dengan
tingkat kesehatan Bank yang baik.
Overweight (OW) : bobot asset pada reksadana menuju level maksimal yang diperbolehkan
Neutral (N) : bobot asset pada reksa dana di level netral yang diperbolehkan
Underweight (UW) : bobot asset pada reksa dana menuju level minimal yang diperbolehkan
Disclaimer :
Informasi ini ditujukan sebagai tambahan informasi yang mungkin bermanfaat bagi nasabah. Informasi ini diperoleh dari berbagai sumber dan kami berusaha
menyajikan data tersebut dengan prinsip kehati-hatian, namun kami tidak dalam kapasitas untuk menjamin validitas, kebenaran, ketepatan penggunaan
informasi tersebut sebagai bagian pengambilan keputusan investasi oleh nasabah. Investasi memiliki risiko, dengan demikian nasabah harus melakukan
analisa terhadap setiap informasi terkait dengan suatu produk investasi, dan setiap keputusan investasi yang diambil merupakan keputusan individu. Material
ini bukan dimaksudkan untuk menawarkan dan/atau menyarankan suatu produk investasi dan didistribusikan secara terbatas hanya kepada pihak-pihak yang
memiliki hubungan dengan produk investasi yang diterbitkan oleh PT Mega Capital Investama.
3
Download