bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemodelan molekul untuk mempelajari sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia
sistem molekul dengan perlakuan komputasi merupakan penelitian yang banyak
diminati. Pemodelan senyawa makrosiklik merupakan salah satu bidang kajian yang
telah banyak dikembangkan
oleh
para
peneliti, sejak ditemukannya senyawa
makrosiklik pertama oleh Pedersen pada tahun 1967. Kimia makrosiklik mengalami
perkembangan yang sangat pesat dan telah diakui kegunaannya dengan diberikannya
hadiah nobel bidang kimia pada tahun 1987 untuk tiga peneliti kimia makrosiklik,
yaitu Pedersen, Cram dan Lehn.
Eter mahkota (crown ether) termasuk dalam salah satu kelompok senyawa
makrosiklik. Eter mahkota dapat digunakan sebagai pereaksi pengompleks suatu
kation logam. Kemampuan eter mahkota sebagai pengompleks ion berhubungan
dengan jejari kavitas (cavity) eter mahkota dan diameter kation logam. Kajian
eksperimental tentang penggunaan eter mahkota sebagai pengompleks ion biasanya
juga didasarkan pada tetapan kesetimbangan atau tetapan kestabilan kompleks.
Kemampuan eter mahkota mengikat ion tertentu mendapatkan perhatian utama
karena dapat diterapkan untuk berbagai keperluan di bidang kimia, biologi, lingkungan
maupun pengobatan. Eter mahkota telah digunakan secara luas sebagai katalis transfer
fasa dalam sintesis polimer (Hiroya dkk., 1998) dan dalam sintesis organik (Pozzi dan
Fish, 2012).
Kemampuan eter mahkota mengikat kation secara selektif juga telah digunakan
untuk elektroforesis (Takayanage, 2004), meningkatkan selektivitas pemisahan dalam
kromatografi (Saari dkk., 2004) dan ekstraksi kation (Pavithran dan Reddy, 2004). Eter
mahkota juga dimanfaatkan sebagai komponen sistem kimia supramolekul (Diederich
dkk., 2008) dan penyusun membran elektroda selektif ion (Zareh dkk., 2007).
1
2
Luasnya aplikasi eter mahkota diberbagai bidang mengakibatkan penelitian
mengenai senyawa ini semakin meningkat baik secara eksperimen maupun teori.
Colton dkk. (1995) menyimpulkan bahwa di dalam larutan ada hubungan yang erat
antara stoikiometri kompleks logam, ukuran relatif kation logam dan kavitas eter
mahkota. Penelitian teoritis dengan pendekatan kimia komputasi ini penting untuk
menentukan kaitan antara struktur eter mahkota tersubstitusi dengan kemampuan eter
mahkota sebagai pereaksi pengompleks selektif untuk ion tertentu. Untuk mendapatkan
kejelasan teoritis tentang selektivitas suatu eter mahkota dalam mengkompleks ion
tertentu, maka data jarak ikat dan struktur kompleks yang terbentuk harus dapat
ditentukan. Jika telah didapatkan data bahwa ion tertentu dapat diikat secara baik oleh
suatu eter mahkota tertentu, maka pengetahuan ini dapat dilanjutkan ke penelitian
eksperimental. Tentu hal ini sangat bermanfaat untuk ekstraksi ion logam berbahaya
(logam berat) di lingkungan yang tercemar.
Pemodelan eter mahkota dalam mengikat kation telah dilakukan Pranowo dkk.
(2003) yakni pemodelan interaksi ion Li+ dengan eter mahkota Bz15C5, DBz16C5 dan
DBz18C6 berdasarkan metode semiempiris MNDO/d. Pranowo dkk. (2006) juga
melakukan pemodelan molekul kompleks [Mn+.DBz16C5], dimana M = Li+, Na+ dan
Zn2+ dengan Metode Semiempirik MNDO/d. Hasil yang diperoleh, yakni selektivitas
eter mahkota terhadap ion tertentu disebabkan oleh faktor kesesuaian antara besarnya
jejari ion dengan kavitas eter mahkota. Penambahan substituen berpengaruh terhadap
kemampuan eter mahkota dalam mengikat kation logam. Adanya gugus pendonor
elektron meningkatkan kemampuan eter mahkota dalam mengikat kation melalui efek
induksi, sedangkan gugus penarik elektron akan menurunkan selektivitas eter mahkota
dalam mengikat ion tertentu.
Keberadaan substituen pada eter mahkota mempengaruhi derajat kebebasan
struktur eter mahkota untuk menyesuaikan konformasinya ketika berinteraksi dengan
ion logam. Hal ini memberikan tantangan tersendiri agar dapat dirancang suatu struktur
eter mahkota tersubstitusi yang mampu secara selektif mengikat ion tertentu. Berkaitan
3
dengan penambahan substituen, Hadisaputra dkk. (2012) juga mempelajari
kemampuan ekstraksi 18-mahkota-6 tersubstitusi oleh gugus penarik dan pendonor
elektron. Analisis interaksi 18C6 terhadap Sr2+ dilihat dari segi parameter struktur,
energetika dan termodinamika dari eter mahkota menggunakan metode DFT/B3LYP
pada fasa gas dan larutan. Pada penelitian ini efek pelarut dimasukkan dengan
Polarized Continuum Model (PCM). Konstanta dielektrik yang digunakan untuk
pelarut air adalah 78,4.
Varadwaj dkk. (2012) juga telah melakukan penelitian mengenai kemampuan
eter mahkota 15C5 membentuk kompleks dengan ion logam divalen yakni logam Mn,
Fe, Co, Ni, Cu dan Zn dalam keadaan dasar (ground state) spin tinggi. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan B3LYP/ 6-311 G(d,p) dalam fase gas dan dalam
larutan yang disimulasikan menggunakan model terpolarisasi kontinum (PCM).
Boda dkk. (2012) dalam penelitiannya tentang eter mahkota membentuk
kompleks dengan kation Li+ dilakukan pada fasa gas dan fasa pelarut. Pada fasa gas,
dihasilkan adanya perubahan energi ikat disebabkan karena adanya efek induksi dari
penambahan gugus penarik dan pendonor elektron yang berkorelasi dengan nilai
pergeseran kerapatan elektron. Energi ikat pada fasa pelarut menurun karena adanya
molekul pelarut yang melemahkan ikatan ligan– logam.
Kajian tentang pengaruh pelarut terhadap energi interaksi kompleks juga
dilakukan oleh Rozaq (2012) menggunakan metode PCM. Data yang dihasilkan, yakni
semakin kuat interaksi pelarut dengan ligan karena polaritas yang meningkat,
menyebabkan energi interaksi pembentukan kompleks terhadap kation semakin
menurun, begitu pula sebaliknya.
Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa untuk sistem yang besar semacam
kompleks eter mahkota dengan kation logam, metode mekanika molekul dan
semiempirik lebih membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan menggunakan
ab initio dan DFT. Kecenderungan ini didukung oleh meningkatnya kemampuan
perangkat keras komputer yang digunakan dan algoritma yang lebih efisien. Bachrach
4
(2007) mengatakan bahwa pemakaian metode mekanika molekul dan semiempirik
akan menjadi berkurang dengan sendirinya karena perhitungan yang dilakukan dengan
metode ab initio dan DFT akan menghasilkan fungsi gelombang dan rapatan elektron
sehingga banyak aspek kimiawi yang dapat dijelaskan.
Yahmin dkk. (2012) telah melakukan penelitian mengenai kemampuan eter 15mahkota-5 membentuk kompleks dengan beberapa kation logam (Li+, Na+, K+, Zn2+,
Cd2+ dan Hg2+) menggunakan metode mekanika kuantum ab initio. Perhitungan ab
initio yang dilakukan dalam penelitian ini pada tingkat teori RHF/LANL2MB. Hasil
kajian menunjukkan bahwa selektivitas eter mahkota dalam mengikat kation logam
mengikuti urutan Li+ > Na+ > K+ >dan Zn2+ > Cd2+ > Hg2+.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka untuk mempelajari sifat-sifat
kompleks eter mahkota dengan kation logam perlu digunakan pendekatan DFT dengan
harapan dapat dicapai hasil yang lebih akurat. Penelitian yang dilakukan ini tentang
model interaksi eter mahkota Bz15C5 terhadap kation Zn2+ dan Cd2+ berdasar
perhitungan Density Functional Theory (DFT) pada tingkat RHF/LANL2MB. Dipilih
kation Zn2+ dan Cd2+ yang merupakan golongan logam transisi karena (i) konfigurasi
elektronnya penuh sehingga tidak ada kontaminasi spin dan perhitungannnya mudah
dilakukan, (ii) terletak dalam satu golongan dengan diameter yang semakin meningkat
sehingga dapat diungkap hubungan antara kestabilan kompleks dengan diameter kation
dalam satu golongan. Kation-kation tersebut dipilih juga berdasarkan kesesuaian
ukuran kation dengan jejari kavitas eter mahkota (Steed, 2001) sehingga diharapkan
dapat mengungkap salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan kompleks
antara eter mahkota dengan kation logam.
Secara
eksperimental,
penambahan
substituen
dimaksudkan
untuk
mempertahankan konformasi eter mahkota yang bersifat fleksibel agar dapat
mempertahankan satu bentuk tertentu sehingga kavitas eter mahkota relatif tetap.
Substituen-substituen tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan kerapatan elektron
di dalam rongga kavitas eter mahkota sehingga eter mahkota lebih kuat berinteraksi
5
dengan kation logam yang diikatnya. Penelitian pengaruh substituen ini diharapkan
mampu menghasilkan rancangan struktur eter mahkota tersubstitusi yang mampu
mengikat kation Zn2+ dan Cd2+. Substituen-substituen yang digunakan yakni –COOH,
-F, -CHCH2, -CH3, -OCH3, -OH dan -NH2. Dua substituen pertama diharapkan dapat
mewakili gugus penarik elektron, sedangkan lima gugus berikutnya diharapkan dapat
mewakili gugus pendonor elektron (Hadisaputra dkk., 2012).
Di dalam penelitian ini juga dilakukan mikrosolvasi terhadap kompleks eter
mahkota pada fasa gas. Mikrosolvasi yang dilakukan yakni pengikatan dua molekul air
pada kation logam dalam kompleks. Sistem ini dimaksudkan untuk mengetahui
interaksi kompleks dengan molekul air, sehingga dapat mendekatkan pemodelan
molekul eter mahkota dengan fakta eksperimental tentang pemanfaatan eter mahkota
untuk mengekstrak kation logam yang hampir dapat dipastikan terdapat pada sistem
larutan berair. Adanya bukti eksperimen yang menunjukkan bahwa molekul air
seringkali terikat pada ion logam yang telah membentuk kompleks dengan eter
mahkota sehingga terbentuk kompleks hidrat (Bryan dkk., 1999; Steed dkk., 2001; Hao
dkk., 2005; Sieler dkk., 2008; Siegler dan Stavitski, 2010; Yahmin dkk., 2012).
Pengaruh adanya pelarut air dalam sistem kompleks eter mahkota-kation logam
juga dimodelkan dengan PCM menggunakan konstanta dielektrik untuk pelarut air
yakni 78,4 (Hadisaputra dkk., 2012). Pemodelan dengan PCM ini akan dibandingkan
dengan sistem mikrosolvasi penambahan dua molekul air mengenai kestabilan
kompleks kation-eter mahkota yang terbentuk yang ditunjukkan oleh energi interaksi
yang dihasilkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter struktur, parameter
energetika, pengaruh mikrosolvasi dan pengaruh adanya pelarut air dengan metode
PCM. Kajian ini akan berkontribusi pada perencanaan ekperimen untuk mendesain
ligan eter mahkota untuk mengekstrak kation logam Zn2+ dan Cd2+ dengan
memodelkan mikrosolvasi dengan dua molekul H2O dan menghadirkan pelarut air
dalam sistem kompleks.
6
1.2
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari pengaruh substituen pada eter mahkota Bz15C5 terhadap
kestabilan struktur kompleks kation-eter mahkota
2. Mempelajari pengaruh molekul air terhadap selektivitas eter mahkota Bz15C5
tersubstitusi dalam mengikat kation Zn2+ dan Cd2+ melalui pemodelan
mikrosolvasi
3. Mempelajari pengaruh adanya pelarut air pada kompleks kation-Bz15C5
tersubstitusi dengan metode PCM
1.3
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat pada perencanaan ekperimen untuk mendesain ligan
eter mahkota untuk mengekstrak kation logam Zn2+ dan Cd2+ dengan
memodelkan mikrosolvasi dengan dua molekul H2O dan menghadirkan pelarut
air dengan metode PCM.
Download