1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bunyi merupakan gelombang mekanis longitudinal yang bisa didengar
manusia melalui sensor bunyi berupa gendang telinga. Manusia dapat
mendengarkan bunyi disebabkan sumber bunyi menggetarkan udara di sekitarnya,
getaran udara itu merambat sebagai gelombang longitudinal dan akhirnya getaran
udara tersebut menggetarkan gendang telinga.
Bunyi memiliki karakter yang berbeda satu sama lain. Karakteristik bunyi
dapat dinyatakan oleh parameter frekuensi nada dasar (prominent frequency) dan
warna bunyi (timbre). Frekuensi nada dasar suatu bunyi diidentitaskan dengan
panjang gelombang bunyi yang menjalar di medium yang tetap dan memiliki laju
penjalaran yang sama. Warna bunyi diidentitaskan dari sumber bunyi berupa
kombinasi bunyi asli dengan bunyi latar. Bunyi asli identik dengan frekuensi nada
dasar suatu bunyi. Bunyi latar identik dengan frekuensi harmonik yang
menentukan perbedaan karakter bunyi suatu sumber bunyi tertentu dengan sumber
bunyi lainnya (Murdaka E.J, 1998).
Sumber bunyi yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari beraneka
ragam. Alat musik adalah satu sumber bunyi yang sering dijumpai. Berbagai
macam bunyi dari berbagai alat musik dapat didengarkan melalui lagu yang
diputar setiap harinya dibanyak media. Setiap alat musik tersebut memberi
karakter bunyi yang khas dalam lagu yang dimainkan. Secara umum dari berbagai
alat musik tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori besar, alat musik modern
dan alat musik tradisional. Menurut Sutton (1993), alat musik modern lebih
merupakan musik yang mempunyai keteraturan dalam nada yang stabil, frekuensi
yang teratur, dan amplitudo yang tetap, alat musik tradisional lebih merupakan
musik yang dikenakan nada secara bebas dalam hal resonansi, warna nada,
amplitudo dan frekuensinya (dalam Suprapto, 2011).
Salah satu alat musik tradisional asli Indonesia yang menarik untuk dikaji
adalah gamelan. Gamelan yang lengkap terdiri dari 15 kelompok instrumen yang
1
2
mempunyai sekitar 75 alat. Setiap instrumen memiliki 1 oktaf nada. Kelompok
instrumen tersebut dimainkan secara bersama-sama atau sebagian saja menjadi
sebuah orkestra menghasilkan tempo dan irama tertentu dan teratur yang biasa
disebut gending untuk mengiringi sebuah nyanyian (Yudoyono, 1984). Gamelan
mempunyai keunikan dalam hal laras (tangga nada) yang membedakan dengan
tangga nada pada alat musik modern. Terdapat dua macam laras gamelan yaitu
slendro dan pelog. Laras slendro adalah sistem yang terdiri dari lima nada dan
laras pelog terdiri dari tujuh nada. Gamelan dibuat secara manual dan ditera oleh
pembuatnya dengan perasaan mereka sendiri berdasarkan pengalaman. Sebagai
akibatnya fluktuasi frekuensi di masing-masing instrumen gamelan tidak diatur
dengan benar.
Gamelan didominasi oleh instrumen yang terbuat dari logam yang
dimainkan dengan cara dipukul. Getaran pada logam menghasilkan bunyi nada
dasar yang diperkuat oleh rongga resonansi dari kayu yang umumnya diletakkan
di bawah bilah logam (wilahan) pada setiap instrumen. Stephen Pople (1993)
menjelaskan bahwa nada dasar yang dihasilkan sumber bunyi bergantung pada
tegangan, ukuran geometri sumber bunyi dan rapat logam yang bergetar, dan nada
dasar tersebut memiliki warna bunyi yang bergantung pada bunyi latar yang selalu
mengikuti nada tersebut (dalam Murdaka EJ, 1998).
Bunyi yang dihasilkan oleh suatu instrumen musik dapat ditampilkan
dalam domain waktu dalam bentuk gelombang (waveform) dengan menggunakan
perangkat lunak pengolah bunyi. Untuk memperoleh informasi tentang frekuensi,
bentuk gelombang dalam domain waktu ditransformasi ke dalam domain
frekuensi melalui Fast Fourier Transform (FFT), hasilnya berupa spektrum. Dari
spektrum ini akan diperoleh komponen penyusun bunyi (frekuensi nada dasar,
frekuensi harmonik, dan amplitudonya). Dengan memanfaatkan spektrum pada
ranah frekuensi ini dapat dikaji warna bunyi dari instrumen tersebut (Kuswanto,
2012). Perangkat lunak pengolah bunyi Sound Forge 6.0 yang di dalamnya
terdapat
fasilitas
FFT
dapat
digunakan
untuk
merekam
bunyi
mentransformasi bentuk gelombang yang dihasilkan ke domain frekuensi.
dan
3
Target yang dituju dalam penelitian ini adalah mengkaji secara ilmiah
tentang karakteristik bunyi gamelan, saron sanga laras slendro. Penelitian ini
memanfaatkan perangkat lunak Sound Forge 6.0 dengan analisis Fast Fourier
Transform (FFT) untuk mengukur frekuensi nada dasar dan warna bunyi dari
salah satu perangkat gamelan, Saron Sanga. Kajian ini juga melihat hubungan
antara ukuran geometri dari setiap wilahan dengan frekuensi nada dasar yang
dihasilkan. Dari hasil penelitian ini nantinya akan memperkaya pemahaman
ilmiah tentang keunikan alat musik tradisional asli Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian kali ini dapat
dirumuskan beberapa permasalahan yaitu :
12. Berapakah nilai frekuensi nada dasar setiap wilahan pada perangkat Saron
Sanga Laras Slendro?
13. Bagaimanakah pola komponen penyusun warna bunyi setiap wilahan
Saron Sanga Laras Slendro?
14. Bagaimanakah pengaruh ukuran geometri dari setiap wilahan saron sanga
terhadap frekuensi nada dasar yang dihasilkan Saron Sanga Laras Slendro?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Mengukur nilai frekuensi nada dasar setiap wilahan pada perangkat Saron
Sanga Laras Slendro.
2. Menganalisis pola komponen penyusun warna bunyi setiap wilahan Saron
Sanga Laras Slendro yang diidentitaskan dengan frekuensi nada dasar dan
frekuensi harmoniknya.
3. Menganalisis pengaruh ukuran geometri dari setiap wilahan saron sanga
terhadap frekuensi dasar yang dihasilkan.
4
1.4
Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui karakteristik spektrum frekuensi bunyi yang
dihasilkan setiap wilahan pada instrumen gamelan, saron sanga dan hubungan
antara frekuensi nada dasar yang dihasilkan setiap wilahan terhadap ukuran
geometrinya diharapkan dapat memperkaya pemahaman tentang keunikan
gamelan yang membedakan dari alat musik modern. Melalui penelitian ini
diharapkan juga dapat memberi suatu dorongan untuk mempelajari secara ilmiah
gamelan maupun alat musik tradisional Indonesia lainnya.
1.5
Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Penelitian dilakukan dengan perangkat lunak Sound Forge 6.0.
2. Obyek yang diteliti adalah Gamelan Jawa yaitu Saron Sanga Laras Slendro
3. Sampel obyek yang diteliti yaitu Saron Sanga Laras Slendro dari Balai
Budaya Minomartani.
4. Penelitian dilakukan menggunakan teknik penabuhan dengan pukulan
yang tetap di setiap wilahan.
5. Analisis warna bunyi dibatasi pada frekuensi nada dasar dan frekuensi
harmonik yang mengikutinya.
6. Ukuran geometri wilahan dibatasi pada ketebalan dan panjang wilahan.
1.6
Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa bab yang terbagi lagi menjadi
beberapa sub bab dengan susunan sebagai berikut :
Bab I : Berisi pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan pustaka mengenai penelitian terdahulu tentang spektrum
frekuensi bunyi pada berbagai instrumen gamelan dengan berbagai metode.
Bab III : Berisi teori-teori yang menjadi pendukung penelitian mengenai
gamelan, getaran logam, gelombang bunyi, karakteristik akustik pada alat musik,
dan analisis fourier pada perangkat lunak pengolah bunyi.
5
Bab IV : Berisi metode penelitian yang menjelaskan tentang sistematika
penelitian mulai dari sampel penelitian, peralatan yang digunakan, rangkaian alat,
tata laksana penelitian dan metode analisis data.
Bab V : Berisi hasil dan pembahasan mengenai frekuensi nada dasar dan
warna bunyi dari saron sanga laras slendro, serta pengaruh ukuran geometri
terhadap frekuensi nada dasar yang dihasilkan.
Bab VI : Berisi kesimpulan dan saran penulis setelah mengamati fenomena
yang terjadi selama proses penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
pengembangan penelitian selanjutnya.
Download