BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tenaga kerja

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Tenaga kerja merupakan salah satu dari enam faktor produksi yang sangat
penting peranannya pada dunia usaha. Perusahaan memerlukan tenaga kerja untuk
menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Meskipun perusahaan telah
mempunyai dan menggunakan teknologi canggih, namun tetap diperlukan tenaga
kerja untuk mengoperasikannya.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan,
sumber daya manusia adalah salah satu faktor pendukung yang sangat dominan
mewujudkan keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan produktivitas serta
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Oleh karena itu, sumber daya
manusia perlu mendapatkan perhatian khusus dari pihak manajemen. Untuk
mengembangkan organisasi atau perusahaan perlu diimbangi dengan perubahanperubahan cara kerja, pola berpikir serta kualitas sumber daya manusia yang ada
di dalam perusahaan, dengan harapan terwujudnya keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuan.
Untuk menentukan karyawan yang berkualitas dapat dilihat dari prestasi
kerja karyawan tersebut dalam perusahaan. Prestasi kerja mencerminkan keahlian
dan kemampuan para karyawan dalam hal melaksanakan pekerjaannya, karena
prestasi kerja karyawan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
berjalannya kegiatan perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Dimana prestasi
kerja tersebut harus senantiasa ditingkatkan. Peningkatan sikap, pengabdian,
disiplin kerja, dan kemampuan profesional dapat dilakukan melalui serangkaian
pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas
karyawan dapat menjadi kenyataan.
Agar tujuan perusahaan tercapai, maka dibutuhkan tenaga kerja yang
berkualitas dan memiliki prestasi kerja yang tinggi. Oleh karena itu pihak
manajemen menggunakan fungsi pelatihan sebagai dasar untuk meningkatkan
kualitas tenaga kerja yang diinginkan oleh perusahaan, agar tujuan perusahaan
dapat tercapai.
Pelatihan merupakan salah satu usaha untuk menghilangkan terjadinya
kesenjangan antara unsur yang dimiliki tenaga kerja dengan unsur yang
dikehendaki
organisasi.
Usaha
tersebut
dilakukan
melalui
peningkatan
kemampuan kerja yang dimiliki tenaga kerja dengan cara menambah pengetahuan
dan keterampilannya. Bila pegawai dilatih untuk merealisasikan pekerjaannya
maka akan memperbaiki penguasaan cara kerja. Menurut Hani Handoko
(2001:107), meskipun para karyawan baru telah menjalani orientasi yang
komprehensif, mereka jarang melaksanakan pekerjaan dengan memuaskan.
Mereka harus dilatih dan dikembangkan dalam bidang tugas-tugas tertentu. Begitu
pula, para karyawan lama yang telah berpengalaman mungkin memerlukan latihan
untuk mengurangi atau menghilangkan kebiasaan-kebiasaan kerja yang jelek atau
untuk mempelajari keterampilan-keterampilan baru yang akan meningkatkan
prestasi kerja mereka.
PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang industri sepatu. Ada tiga jenis depatu yang diproduksi oleh
perusahaan ini yaitu: sepatu junior, sepatu wanita dan sepatu laki-laki. Masingmasing jenis sepatu tersebut memiliki tipe dan ukuran yang sangat beragam.
Banyaknya produk yang dihasilkan harus ditunjang dengan fleksibilitas yang
tinggi. Peran sumber daya manusia akan selalu ada pada setiap kegiatan
perusahaan. PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk memandang karyawannya
sebagai sebuah asset yang berharga. Oleh karenanya, perusahaan selalu berupaya
untuk memperhatikan prestasi kerja karyawannya.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, PT. Primarindo Asia
Infrastructure, Tbk menganggap bahwa karyawan merupakan asset perusahaan.
Pihak perusahaan sangat menginginkan karyawannya menjadi karyawan yang
berprestasi. Prestasi kerja di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk pada saat ini
sedang mengalami penurunan. Penurunan tersebut diakibatkan oleh beberapa
faktor, diantaranya bentuk pelatihan, karena kurangnya kemampuan keterampilan
karyawan dalam menyelesaikan tugasnya.
Bentuk pelatihan di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk terbagi
menjadi dua, yaitu In House Training dan Industrial Training. In House Training
lebih menekankan pada skill leader, sedangkan Industrial Training lebih
menekankan pada kemampuan praktek kerja langsung. Kaitannya dengan
penurunan prestasi kerja karyawan adalah bahwa dalam bentuk pelatihan
industrial training masih terdapat karyawan yang mengerjakan pekerjaan tidak
sesuai dengan target perusahaan. Menurut T. Hani Handoko, salah satu tujuan
utama pelatihan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan. Meskipun
usaha-usaha ini memakan waktu dan mahal, tetapi akan mengurangi perputaran
tenaga kerja dan membuat karyawan menjadi lebih produktif. Lebih lanjut,
pelatihan membantu mereka dalam menghindarkan diri dari keusangan dan
melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. Pada saat pelaksanaan pelatihan,
pihak perusahaan jarang mengunjungi peserta untuk memberikan pengawasan
kepada mereka. Sehingga jika ada pertanyaan mengenai pelatihan yang diberikan,
tidak mereka tanyakan. Hal ini menyebabkan mereka kurang serius dalam
mengikuti pelatihan. Dilihat dari metode lainnya yaitu rotasi, ternyata masih ada
karyawan yang kurang memahami instruksi dari pengajar. Ketidakseriusan dan
ketidakpahaman karyawan tersebut, mengakibatkan prestasi kerja mereka kurang
memenuhi standar.
Penurunan prestasi kerja di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk pada
periode 2010-2011 cukup signifikan yaitu mencapai rata-rata persentase sebesar
20,78% (Sumber HRD & Dept. Produksi).
Maka atas dasar pertimbangan diatas penulis tertarik untuk mengambil
judul tentang “Pengaruh Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada
PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk Bandung”.
1.2
Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penelitian
skripsi ini hanya akan ditujukan untuk mencari hubungan sebab akibat antara
pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan.
1.2.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pelatihan yang dilakukan di PT. Primarindo Asia
Infrastructure, Tbk Bandung.
2. Bagaimana prestasi kerja karyawan di PT. Primarindo Asia Infrastructure,
Tbk Bandung.
3. Berapa besar pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan PT.
Primarindo Asia Infrastructure, Tbk Bandung.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan yang dilakukan di PT.
Primarindo Asia Infrastructure, Tbk Bandung.
2. Untuk mengetahui prestasi kerja karyawan di PT. Primarindo Asia
Infrastructure, Tbk Bandung.
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja
karyawan di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk Bandung.
1.4
Kegunaan Penelitian
Penelitian diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Berguna bagi penulis untuk menambah wawasan pengetahuan tentang
pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan dalam suatu perusahaan.
2. Peneliti Lain
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi yang
berguna dalam melaksanakan penelitian, maupun studi lebih lanjut, serta
bahan rujukan dalam menyusun penelitian yang berkaitan dengan
pelatihan terhadap prestasi kerja.
3. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi perusahaan sehingga dapat
bermanfaat bagi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang.
1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang harus dicapai
bahkan merupakan salah satu ciri suatu organisasi. Tujuan ini dapat dicapai salah
satunya dengan pemanfaatan sumber daya manusia seoptimal mungkin. Sumber
daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting, karena sebagai suatu
penggerak utama kegiatan perusahaan.
Karyawan yang memiliki kemampuan kerja yang tinggi, baik dalam
pengetahuan dan keterampilan serta penguasaan pekerjaannya dengan tepat belum
tentu dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik, apabila tidak didukung dengan
kerja sama, kondisi dan minat terhadap pekerjaan serta disiplin yang tinggi.
Mereka baru bermanfaat dan mendukung tujuan perusahaan jika mereka bersedia
untuk berprestasi dalam bekerja dengan sungguh-sungguh. Ada berbagai cara
yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan dan mengembangkan
prestasi kerja karyawan, diantaranya dengan pelatihan.
Pelatihan sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan
relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik daripada
teori.
Pada dasarnya pelatihan terjadi pada karyawan baru maupun karyawan
lama. Pelatihan kepada karyawan baru merupakan kebutuhan yang mendasar,
karena pada umumnya terdapat perbedaan kemampuan yang terdapat pada
masing-masing karyawan tersebut. Pelatihan akan membuat karyawan baru
diperkenalkan dengan tugas-tugas yang akan dikerjakannya. Pelatihan juga akan
dapat menghilangkan perbedaan antara kemampuan yang dimiliki dengan
pekerjaan yang diberikan perusahaan, sehingga diharapkan dapat bekerja secara
efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
Sedangkan bagi karyawan lama, pelatihan diberikan sejalan dengan
perubahan-perubahan metode kerja, teknologi, pekerjaan, dan sebagainya yang
menuntut pula perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan dan kemampuan
karyawan tersebut akan meningkat.
Tujuan
pelatihan
memungkinkan
karyawan
untuk
meningkatkan
pelaksanaan kewajiban serta tanggung jawabnya yang lebih besar. Meskipun
kegiatan pelatihan dapat membantu karyawan untuk mengerjakan tugasnya yang
ada sekarang, manfaat kegiatan pelatihan dapat terus diperluas melalui pembinaan
karier.
Hal lain yang cukup dominan bagi pencapaian prestasi kerja yaitu disiplin
kerja. Disiplin yang tinggi mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab
seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong
gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, serta
masyarakat pada umumnya.
Menurut Saydam (2004), ada dua hal yang dapat ditempuh dalam
melakukan pembinaan disiplin pegawai. Pertama, penciptaan sarana pendukung
tegaknya disiplin. Yang termasuk dalam kategori ini: 1) Penyusunan peraturanperaturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan, 2) Memberikan sanksi bagi
pelanggar disiplin, 3) Melakukan pembinaan disiplin melalui pelatihan secara
berkesinambungan dan terus-menerus. Kedua, memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi disiplin. Pembinaan disiplin dipengaruhi pula oleh beberapa
faktor: 1) Besar kecilnya kompensasi, 2) Ada tidaknya keteladanan pemimpin, 3)
Ada tidaknya aturan yang dapat dijadikan pegangan, 4) Keberanian pimpinan
dalam mengambil keputusan, 5) Ada tidaknya pengawasan pimpinan, 6) Ada
tidaknya perhatian kepada para pegawai, 7) Diciptakannya kebiasaan-kebiasaan
yang mendukung tegaknya disiplin kerja pegawai.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
“Bila Pelatihan dilaksanakan dengan tepat, maka Prestasi Kerja karyawan
akan tinggi”.
1.6
Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis
dimana menurut Subana dan Sudrajat, dalam bukunya Dasar-dasar penelitian
Ilmiah (2001:89) :
“Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenan
dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian
berlangsung dan menyajikan apa adanya.”
Bentuk yang diamati berupa sikap dan pandangan yang menggejala saat
sekarang, hubungan antara variable, pengaruh terhadap suatu kondisi atau
perbedaan-perbedaan antar fakta.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data dan informasi, penyusunan menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Studi Literatur
Penulis melakukan pengumpulan data dengan mempelajari dan membaca
buku-buku literature serta sumber-sumber yang ada hubunganya dengan
objek penelitian.
b. PenelitianLapangan (field Research)
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian langsung pada objek
yang akan diteliti yaitu PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk.
1. Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
diteliti, dan juga mengetahui hal-hal dari responden.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.
3. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk,
yang berlokasi di Jln Raya Rancabolang No. 98 Gede Bage Bandung. Adapun
waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis dimulai dari bulan Mei sampai
dengan selesai.
Download