Pembentukan Etika Karyawan Melalui Sistem Informasi Manajemen

advertisement
Pembentukan Etika Karyawan
Melalui Sistem Informasi Manajemen “Ethic Call Center”
(Studi Kasus: PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.)
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc
Disusun Oleh:
Kelompok 5 – E49
A.M. Heri Saktiyanto – P056132632.49E
Febrianto Arif Wibowo - P056132742.49E
Fitriana Purnamasari – P056132762.49E
Harya Buntala Koostanto – P056132772.49E
Husnul Insan – P056132782.49E
Safitri Larasati – P056132922.49E
Yogi Syamriadi – P056132972.49E
Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis
Institut Pertanian Bogor
2014
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................................................. 1
BAB I Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang ................................................................................................. 2
1.2.
Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3.
Tujuan .............................................................................................................. 4
BAB II Landasan Teori
2.1. Etika Karyawan …………….................................................................................. 5
2.2. Sistem Informasi Manajemen …………................................................................. 5
2.3. Ethic Call Center ………………………………………………………………… 8
BAB III Gambaran Umum Perusahaan
3.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .................................................................. 9
3.2. Perkembangan Kepemilikian Perusahaan ............................................................. 11
3.3. Sumber Daya Manusia ………………………………………………………….. 11
3.4. Visi dan Misi Perusahaan ……………………………………………………….. 12
BAB IV Pembahasan
4.1. Ethic Call Center Sebagai Media Pengawasan Etika ........................................... 14
4.2. Ethic Call Center Sebagai Penerapan Good Corporate Governance ................... 15
4.3. Peta Jalan Penerapan Ethic Call Center ……........................................................ 17
4.4. Tahapan Dinamis Penerapan Ethic Call Center ………………............................ 19
4.5. Capaian Sosialisasi ……………………………………………………………… 21
4.6. Kendala Penerapan Ethic Call Center …………………………………………... 24
BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 26
5.2. Saran ..................................................................................................................... 26
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 27
1
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan keunggulan budi dan keunggulan karakter dari seluruh
pegawai yang terlibat dalam perusahaan tersebut akan menghasilkan kerja dan kinerja yang
unggul pula. Pegawai diharapkan mampu menghayati pekerjaan sebagai upaya menciptakan
keunggulan tersebut.. Etika merupakan salah satu elemen yang sangat menentukan kepuasan
publik sekaligus sebagai penentu keberhasilan perusahaan tersebut. Etos kerja dikatakan
sebagai faktor penentu dari keberhasilan individu, kelompok, institusi dan juga yang terluas
ialah bangsa dalam mencapai tujuannya.
Dalam suatu perusahaan etika memiliki peran yang sangat penting untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. Biasanya dimulai dari
perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan
konsekuen oleh perusahaan tersebut. Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika
oleh pegawai akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun
jangka panjang, karena mampu meningkatkan keunggulan bersaing dan tentu dapat
mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis
yang dilakukan oleh pegawai
akan memancing tindakan balasan
bagi perusahaan dari
konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan
pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya.
Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan yang
tentunya berpengaruh pada citra jangka panjang perusahaan. Sedangkan perusahaan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis seharusnya dapat pula mendukung pegawainya
untuk menjalankan etika di perusahaan. Pada umumnya perusahaan tersebut termasuk
perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila
perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem
remunerasi atau jenjang karier.
2
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan
karyawannya namun dengan tetap memastikan bahwa etika bekerja di seluruh pegawai yang
terlibat dapat terus dijalankan. Sebelum itu perusahaan harus dapat menetapkan serta
mensosialisasikan dengan baik dan benar kepada pegawainya seluruh kode etik yang
diterapkan serta sanksi bagi yang melanggarnya.
Setelah itu untuk dapat terus memonitor serta menjaga bahwa etika pegawai di
perusahaan tersebut selalu terjaga dan termonitor, maka diperlukan suatu sistem yang dapat
memudahkan manajemen dalam melakukan hal tersebut. Sistem tersebut dapat merecord
seluruh kegiatan – kegiatan pelanggaran dari seluruh pegawai yang terlibat dalam perusahaan
yang tidak sesuai peraturan kode etik pegawai yang diterapkan diperusahaan seperti
ketidakdisiplinan, menerima remunerasi dari vendor, pemalsuan dokumen dan lain
sebagainya. Sistem tersebut dapat berupa aplikasi sistem informasi yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam
sub unit organisasional perusahaan. Sistem tersebut menyediakan informasi bagi pemakai
dalam bentuk laporan dan output dari berbagai jenis out put yang diperlukan manajemen
terutama mengenai catatan/record pelanggaran – pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai.
Informasi yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi manajemen dalam
pengambilan keputusan terkait kepegawaian seperti penerbitan surat peringatan, mutasi atau
promosi pegawai serta dapat pula dijadikan sebagai salah satu pengukuran dalam pencapaian
Key Performance Indicator (KPI) pegawai tersebut, dan lain sebagainya.
Dari upaya pengawasan etika yang dilakukan oleh perusahaan terhadap karyawannya,
tentunya dibutuhkan sebuah sistem sebagai suatu asset yang dapat dijadikan investasi jangka
panjang bagi perusahaan. Sistem informasi harus dirancang menjadi sebuah sistem yang dapat
bersinergi dengan tujuan utama perusahaan dalam hal pengawasan etika karyawan. Maka dari
itu, dengan dukungan sistem informasi manajemen, hal tersebut dapat dengan mudah dan
terinci setiap kegiatan pengawasan etika yang dijalankan oleh perusahaan.
3
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat masalah yang dapat dirumuskan dari penulisan
makalah ini adalah:
“Bagaimanakah PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk melakukan pengawasan etika terhadap
karyawannya dengan basis sistem informasi manajemen?”
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk dalam melakukan
pengawasan etika karyawan.
2. Memahami peranan sistem informasi dalam melakukan pengawasan etika karyawan.
4
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1. Etika Karyawan
Menurut Drs. H. Burhanudin Salam etika merupakan cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. 1 Menurut
teori para etika profesi dalam pekerjaan adalah bagaimana seseorang dapat melakukan
penyesuaian terhadap norma yang telah terbentuk. Etika merupakan karir yang dilakukan sepanjang
hayat
serta
Memerlukan
latihan
khusus
dalam
jangka
waktu
yang
lama.
maka
mengatakan bahwa etika profesi seorang pegawai adalah suatu jabatan yang memiliki fungsi dan
signifikan yang menentukan.2
Dalam pengertian yang lebih luas etika adalah sesuatu dimana dan bagaimana cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standard an
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab.3
Etika dimulai ketika manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan kita. Kebutuhan akan refleksi tersebut akan dapat dirasakan, antara lain karena
pendapat etis kita tidak jarang menjadi pendapat yang berbeda dengan orang lain. Maka itulah
etika diperlukan, yaitu untuk mencari apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang karyawan
atau pegawai.
Secara metodologis, tidak semua hal dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan
sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi, karena itulah etika dikatakan
sebagai suatu ilmu. Sebagai sebuah ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.
Namun, berbeda dengan pendekatan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia lainnya,
pembelajaran tentang etika lebih bersifat normatif.
1.2. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi merupakan suatu tatanan yang terorganisasi dalam
pengaturan sumber daya yang ada yang meliputi pengumpulan data lalu mengolahnya
sehingga dapat dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal
1
http://yogapermana094.blogspot.com/
Ibid
3
http://muaramasad.blogspot.com/2013/03/pengertian-etika-profesi-dan.html
2
5
penyebarannya. Lebih jauh yang meliputi sumber daya meliputi: manusia, hardware,
software, data dan jaringan yang terdapat didalamnya (O’Brien, 2005).
Sedangkan, menurut Ricky W. Griffin, manajemen adalah sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang
ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.4
Banyak juga para ahli yang menyatakan bahwa manajemen adalah sebuah seni
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
terdapat seorang manajer yang bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi.
Jadi, berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
sistem informasi manajemen memiliki sebuah definisi sebagai bagian dari
pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen,
teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis
seperti biaya produk, layanan, atau sebuah strategi bisnis. Sistem informasi
manajemen merupakan sebuah sistem yang cukup kompleks, dimana sistem ini dapat
berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang baik,
sumber daya yang berkualitas, dan yang paling penting adalah sebuah komitmen
perusahaan. Sistem informasi manajemen berguna untuk mendukung fungsi operasi,
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem informasi
sendiri bertujuan menghasilkan informasi yang berguna untuk perusahaan. Kegiatan
ini mendukung proses bisnis perusahaan dan yang paling penting adalah kelanjutan
perusahaan. Oleh karena itu, komitmen perusahaan untuk menjalankan sistem
informasi manajemen haruslah sangat tinggi agar proses yang terjadio dilantai
produksi menjadi menguntungkan bagi perusahaan.
4
http://www.karodalnet.blogspot.com/2013/02/pengertian/manajemen/menurut/para/ahli
6
Dari paparan definisi sistem informasi manajemen diatas, selanjutnya dapat
kita lihat beberapa kegunaan atau fungsi sistem informasi manajemen, diantaranya
adalah sebagai berikut: 5
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi
pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif
4. Mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan
akan
keterampilan
pendukung
sistem
informasi.
5. Menetapkan investasi yang diarahkan kepada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem
informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktifitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem
8. Organisasi merupakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau
pelayanan perusahaan.
9. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada
tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
10. Sistem informasi manajemen untuk mendukung pengambilan keputusan.
11. Sistem informasi manajemen berdasarkan kegiatan manajemen.
12. Sistem informasi untuk pengendalian operasional.
13. Sistem informasi untuk pengendalian manajemen.
14. Sistem informasi untuk perencanaan strategis.
15. Sistem informasi manajemen berdasarkan fungsi organisasi.
Kegunaan-kegunaan dari sistem informasi manajemen, pada dasarnya adalah untuk
menjawab berbagai tujuan dari sistem informasi manajemen itu sendiri. Adapun, tujuan
umum dari sistem informasi manajemen, adalah:

Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok
jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen
5
http://nda-aping.blogspot.com
7

Menyediakan
informasi
yang
dipergunakan
di
dalam
perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan

Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan

Menyediakan informaasi yang efektif dan efisien terkait hal-hal yang bisa
membantu percepatan tanpa meningkatkan keakuratan, sehingga bisa
meningkatkan nilai jual perusahaan sehingga dapat memenangkan persaingan
di pasar.
Keempat tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya
perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana
cara menggunakannya.
Semua sistem informasi memiliki tiga kegiatan utama, yaitu (Ismail, 2004):

Menerima data sebagai masukan (input)

Memproses data dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsur data,
pemutakhiran perkiraan dan lain-lain

Memperoleh informasi sebagai keluaran (output)
Secara
sederhana
dapat
dikatakan
bahwa
sebuah
sistem
informasi
menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan
berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan terterntu dalam suatu
kegiatan manajemen. Menurut O’Brien (2007) sistem informasi manajemen
merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware, software, communication
network, dan data resources.
Dapat kita katakan bahwa nilai sebuah informasi lebih berharga dari sebuah
nilai investasi. Maka dari itu dalam alur perencanaan pembuatan jaringan sistem
informasi dibutuhkan sebuah proses yang hati-hati agar informasi-informasi yang
dihasilkan menjadi tepat dan akurat yang dapat menguntungkan perusahaan.
1.3. Ethic Call Center
Ethic Call Center adalah sebuah divisi yang khusus mengatur etika karyawan atau pegawai.
Hal ini diperlukan dikarenakannya harus terdapat sebuah kontrol terhadap karyawan agar kegiatan
operasional sehari-hari yang mereka jalankan tetap berada dalam koridor yang benar dan penuh asas
8
dasar etika yang benar. Ethic Call Center diciptakan oleh manajemen PT Indah Kiat Pulp and Paper
Tbk berbeda dengan fungsi tugas yang dijalankan oleh divisi Human Resources Department (HRD).
Secara khusus Ethic Call Center bertugas mengawasi seluruh perilaku karyawan yang bersinggungan
dengan etika.
Mekanisme Ethic Call Center berkaitan dengan bentuk konflik negatif yang terjadi
dalam perusahaan. Bentuk konflik pada awal mulanya terjadi karena terdapat penyelewenganpenyelewengan yang dilakukan oleh segelintir karyawan perusahaan. Hal tersebut merupakan
awal pengembangan pendekatan etis yang sampai saat ini berkembang secara teoritis maupun
empiris.
9
BAB III
Gambaran Umum Perusahaan
3.1.
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk didirikan pada tanggal 7 Desember 1976
dengan nama CV. Berkat dan berkedudukan di Jakarta dengan lokasi pabrik di
Tangerang, Provinsi Banten dengan Akta Notaris Ridwan Susilo S.H. No. 68 yang
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No.
Y.A.5/50/2 tanggal 9 Februari 1978, dan didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri
Jakarta No. 525 tanggal 14 Februari 1978, serta diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 1978 Tambahan No. 172, dengan status
Perusahaan Penanaman Modal Asing.
Nama Perusahaan kemudian diubah menjadi PT. Berkat Indah Agung. Pada
tahun 1986, nama Perusahaan diganti menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation
dan selanjutnya pada tahun 1996 menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation
Tbk. Sejak tahun 1998, nama Perusahaan menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
Pada tahun 1990, Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya (keduanya sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia).
Perusahaan mulai melakukan usahanya secara komersial dengan memproduksi
kertas woodfree sejak tahun 1978. Dengan semakin meningkatnya permintaan atas
produk kertas, Perusahaan mengantisipasinya dengan meningkatkan kapasitas produksi,
termasuk
perluasan/pendirian
fasilitas
pabrik
baru
serta
peningkatan
dalam
memproduksi berbagai macam kertas.
Saat ini, Perusahaan memiliki fasilitas produksi di tiga lokasi yaitu Perawang Riau, Tangerang dan Serang - Banten. Perusahaan memproduksi bubur kertas (pulp),
berbagai jenis produk kertas yang terdiri dari kertas untuk keperluan tulis dan cetak
(berlapis dan tidak berlapis), kertas fotokopi, kertas industri seperti kertas kemasan yang
mencakup containerboard (linerboard dan corrugated medium), corrugated shipping
containers (konversi dari containerboard), boxboard dan kertas berwarna. Kapasitas
produksi saat ini adalah 2.300.000 ton/tahun untuk pulp, 800.000 ton/tahun untuk kertas
dan 1.500.000 ton/tahun untuk kertas industri.
10
Indah Kiat merupakan salah satu perusahaan yang berada di Sinar Mas – Divisi
Pulp & Paper (Selanjutnya disebut dengan Sinar Mas Pulp & Paper Products).
Kepemilikan saham Perusahaan secara mayoritas dimiliki oleh Sinar Mas (milik
Keluarga Eka Tjipta Widjaja) melalui PT Purinusa Ekapersada dengan induk
perusahaannya Asia Pulp & Paper Co. Ltd. (“APP”). Sinar Mas itu sendiri merupakan
suatu group usaha yang memiliki 5 (lima) unit usaha, yaitu pulp & paper, agribisnis,
properti, jasa keuangan dan bisnis lainnya yang baru berkembang (seperti
telekomunikasi, pertambangan, rumah sakit, sekolah).
3.2.
Perkembangan Kepemilikan Perusahaan
Kepemilikan saham Perusahaan sejak Perusahaan melakukan penawaran saham
kepada masyarakat (Tahun 1990) terus mengalami perubahan, terutama adanya
peningkatan porsi saham yang dimiliki masyarakat/publik dan disisi lain terjadi
penurunan porsi saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Pendiri dan Pengendali.
Berdasarkan catatan Biro Administrasi Efek, PT. Sinartama Gunita, komposisi
pemegang saham Perusahaan per tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
1. PT. Purinusa Ekapersada (Sinar Mas Group) 52,72%
2. Masyarakat
47,28%
100,00%
3.3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah aset terpenting bagi PT. Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk (“Indah Kiat” atau “Perusahaan”). Perusahaan menyadari bahwa pengembangan
sumber daya manusia memiliki korelasi langsung terhadap pengembangan perusahaan.
Perusahaan menerapkan sistem sumber daya manusia yang terintegrasi, dimulai dari
perekrutan dan memberikan program pendidikan dan pelatihan baik internal maupun
eksternal. Saat ini, Perusahaan mempekerjakan secara langsung sekitar 15.500 karyawan
dengan perencanaan karir yang terprogram.
Program-program pengembangan yang dilakukan antara lain, melalui:
1.
Executive Development
2. Senior Manager Development
3. Management Development
11
4. Supervisory Development
Selain program pengembangan karyawan, untuk regenerasi sumber daya manusia
dan kesinambungan kepemimpinan di tingkat manajemen menengah, Perusahaan
menjalankan program Management Trainee, Talent Management dan Program Beasiswa.
Program beasiswa ini meliputi:
1. Tjipta Ahli Kertas yaitu program beasiswa yang diberikan kepada karyawan dan
masyarakat luas yang potensial untuk melanjutkan studi di bidang teknologi pulp &
kertas.
2. Tjipta Magister yaitu program beasiswa yang diberikan kepada karyawan yang
potensial untuk melanjutkan studi Strata Dua.
3. Tjipta Sarjana Bhakti Karyawan adalah program beasiswa yang diberikan kepada anak
karyawan yang potensial untuk melanjutkan studinya pada tingkat Strata Satu.
Untuk memotivasi karyawan dan membangun semangat dan budaya kompetisi
yang sehat di lingkungan perusahaan, Perusahaan juga mengadakan kegiatan-kegiatan
dalam lingkungan Perusahaan yang meliputi:
1. Employee Forum
2. Family Gathering
3. Pemilihan Best Employee
4. Counseling Center
5. Sosialisasi Good Corporate Governance
6. Pelayanan Kesehatan
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan semangat
kebersamaan dan menciptakan suasana kerja dan iklim produktivitas yang lebih kondusif.
Untuk memastikan tersedianya tenaga kerja yang berkualitas, Perusahaan bekerja
sama dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di dalam:
1. Career Day / Job Fair
2. Beasiswa Tjipta Sarjana Bangun Desa
3. Internship / Praktek Kerja Lapangan
4. Kuliah Umum
3.4. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan adalah menjadi produsen bubur kertas (pulp) dan kertas
nomor satu di dunia dengan standar internasional pada abad ke-21 yang berdedikasi
12
memberikan yang terbaik bagi para pelanggan, pemegang saham, karyawan dan
masyarakat.
Sedangkan, Perusahaan merumuskan misinya sebagai berikut:
1. Meningkatkan pangsa pasar di dunia.
2. Menggunakan teknologi mutakhir dalam pengembangan produk baru serta penerapan
efisiensi pabrik.
3. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan.
4. Mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan di semua kegiatan operasional.
13
BAB IV
Pembahasan
4.1. Ethic Call Center Sebagai Media Pengawasan Etika
Manajemen PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk merasa dibutuhkannya sebuah divisi yang
khusus mengatur etika karyawan atau pegawai. Hal ini diperlukan dikarenakannya harus terdapat
sebuah kontrol terhadap karyawan agar kegiatan operasional sehari-hari yang mereka jalankan tetap
berada dalam koridor yang benar dan penuh atas kejujuran.
Divisi Ethic call center ini diciptakan dengan fungsi tugas yang berbeda dengan bagian
Human Resources Development (HRD) dan tidak mengurus sesuatu hal yang berhubungan dengan
sistem kepegawaian. Divisi ini terbentuk guna membentuk karakter seluruh pegawai melalui
pengawasan etika yang diperhatikan secara ketat agar karyawan memiliki karakter yang kuat terutama
dalam hal kejujuran yang pada muaranya tidak akan merugikan perusahaan. Ethic Call Center ini
dibentuk dengan sebuah sistem informasi manajemen dimana didalamnya terdapat reward and
punishment yang telah dirancang untuk memberikan semangat karyawan untuk berbuat jujur.
Cara kerja Ethic call center ini adalah dengan menggunakan sistem scoring, dimana seluruh
kegiatan sehari-hari karyawan dipantau manual oleh officer Ethic call center untuk selanjutnya
dilakukan pencatatan melalui sistem informasi manajemen yang akan disimpan dalam sebuah database
yang mencakup seluruh karyawan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
Pengembangan sistem informasi manajemen dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru
untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Tahapan utama dalam siklus hidup Pengembangan Sistem informasi manajemen di divisi ethic call
center terdiri dari :
1. Perencanaan Sistem (Systems Planning)
2. Analisis Sistem (System Analysis)
3. Perancangan Sistem (Systems Design)
4. Seleksi Sistem (System Selection)
5. Perancangan Sistem (Systems Design)
6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation and Maintenance)
14
4.2. Ethic Call Center Sebagai Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
Pada dasarnya, Ethic call center terbentuk sebagai sebuah komitmen kuat perusahaan
dalam menerapkan sistem Good Corporate Governance, dimana seluruh sistem yang dijalankan
di perusahaan harus terintegrasi secara baik dan tidak ada celah sedikitpun untuk melakukan
sebuah tindakan tindakan tidak wajar yang dapat merugikan perusahaan secara keseluruhan.
Diawali dengan Forum Group Discussion (FGD) pada awal tahun 2008 yang dihadiri manajemen
perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit dan Internal Audit, FGD membuahkan
kesepakatan bahwa implementasi good corporate governance harus dikembangkan dan mendasari
semua pertimbangan dalam proses produksi di PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. FGD ini
ditindaklanjuti dengan workshop internal mengenai pengembangan good corporate
governance di Sinar Mas. Workshop internal ini perlu dilakukan untuk secara efektif
menyamakan persepsi tentang good corporate governance dan menggalang komitmen
untuk melaksanakan good corporate governance secara konsisten di perusahaan.
Workshop ini diikuti dari manajemen puncak, corporate secretary dan internal audit.
Elemen-elemen ini dipandang penting untuk menyebarkan gagasan good corporate
governance.
Salah satu hasil pembahasan yang ditindaklanjuti dengan segera adalah
pembentukan Ethic call center ini, dimana Penerapan Ethic call center tersebut dengan
menganut prinsip-prinsip TARIF yaitu transparency, accountability, responsibility,
independency dan fairness diyakini mampu mengakomodasi antara manajemen, budaya
kerja, etika, sistem dan proses untuk mencapai kinerja yang maksimal.
Pelaksanaan operasional Ethic call center ini didasarkan pada penggunaan sistem
informasi manajemen yang terintegritas antar cabang dengan menggunakan berbagai
piranti keras atau piranti lunak yang dapat menghubungkan sistem-sistem yang harus
terjalin diantara anak usaha. Dasar sistem informasi manajemen ini diterapkan dengan
tujuan untuk menghindari kesalahan data serta adanya unsur subjektifitas yang dapat
timbul antar individu yang memiliki kepentingannya masing-masing.
Sistem informasi merupakan suatu tatanan yang terorganisasi dalam pengaturan
sumber daya yang ada yang meliputi pengumpulan data lalu mengolahnya sehingga dapat
dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal penyebarannya. Lebih jauh
yang meliputi sumber daya meliputi: manusia, hardware, software, data dan jaringan
yang terdapat didalamnya (O’Brien, 2005).
Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu
kesatuan untuk mencapai sasaran.
15
 Komponen Input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan
media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen
dasar.
 Komponen Model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan
memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah
ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
 Komponen Output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
 Komponen Teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan
mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
 Komponen Hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem
informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah
dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja
dari sistem informasi.
 Komponen Software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang
diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
 Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu
dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak
untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya
informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk
efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
 Komponen Kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air,
debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan,
sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila
terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
16
 Komponen Jaringan
Untuk menghubungkan komputer-komputer perangkat keras dalam sebuah kesatuan
diperlukan media untuk menghubungi antara hardware dan software sistem informasi yang
digunakan di suatu perusahaan. Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software
jaringan. Hardware komponen jaringan berupa kartu penghubung jaringan (Network Interface
Card), media penghubung jaringan, HUB (konsentrator), repeater, bridge, dan router.
Komponen software jaringan berupa sistem operasi jaringan, network adapter drive, dan
protokol jaringan.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini dimana persaingan usaha menjadi
sangat terbuka dan tidak lagi terhambat oleh faktor waktu serta jarak, mau tidak mau dan
senang tidak senang, sebuah perusahaan diharuskan melakukan pengelolaan sebuah
sistem informasi yang baik. Hal ini dimaksudkan agar sebuah perusahaan dapat
mengelola usaha mereka menjadi sebuah aktifitas yang efektif dan efisien sehingga dapat
mempermudah perusahaan dalam pelaksaan aktifitas produksi, distribusi, kontrol, dan
penjualan produk akhirnya. Asumsinya adalah, jika sistem informasi dari sebuah
perusahaan tidak berjalan dengan baik, maka perusahaan akan tidak dapat bersaing dan
tertinggal jauh oleh perusahaan kompetitornya yang berasal dari satu negara atau negara
lainnya dan tidak memiliki daya saing yang kompetitif dalam penjualan produk akhir
mereka. Pengelolaan sitem informasi manajemen yang dilaksanakan oleh sebuah
perusahaan dijalankan dengan melakukan pemanfaatan berbagai sumber daya, baik dari
sisi sumber daya manusia, material produksi, dan kelengkapan data yang dapat
mendukung berjalannya sebuah sistem yang dijalankan oleh sebuah perusahaan.
Keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus saling terkait dan
menjadi sebuah sinergi yang positif yang saling mendukung dalam aktifitas perusahaan.
4.3. Peta Jalan Penerapan Ethic Call Center
Kick off untuk memulai pengembangan Ethic call center di Sinar Mas dilakukan
pada bulan Juli 2008 dengan mengikutsertakan semua unit bisnis di bawah Asia Pulp and
Paper yaitu PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (tiga mills di: Perawang, Serang dan
Tengerang), Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry
dan PT Pindo Deli (terdiri dari dua mills, Pindo Deli 1 dan Pindo Deli 2). Total karyawan
dari unit bisnis pulp dan paper ini mencapai hampir 43.000. Jumlah yang cukup besar
untuk mengembangkan sebuah divisi Ethic call center sebagai rangkaian pelengkap dari
sistem good corporate governance demi usaha yang berkelanjutan.
17
Pada tahap awal, penyamaan persepsi ini dilakukan untuk para eksekutif di
perusahaan karena top manajemen ini akan berperanan banyak dalam pengambilan
keputusan sehingga harus memahami benar prinsip-prinsip good corporate governance
dan implementasinya dalam rangkaian bisnis. Sebagai perusahaan yang sebagian dananya
dimiliki publik, transparansi pengelolaan bisnis menjadi salah satu keharusan.
Mengacu pada salah satu kerangka konseptual penerapan sistem ethic call center
sebagai bagian dari good corporate governance yang dikeluarkan oleh Lembaga
Komisaris dan Direksi Indonesia, disepakati skema sederhana penerapannya di Sinar Mas
sebagai berikut ini:
Roadmap Penerapan GCG
Kerangka konseptual :
Kinerja
saat ini
Kepatuhan
Kebijakan
Manajemen
Etika Korporasi
Budaya
GCG
Kinerja
Perusahaan
yang lebih
baik
1.1. Good
GoodBusiness
Businesstercapai
tercapaibila
bilaGCG
GCGtelah
telahmenjadi
menjadiPerilaku
Perilakuyang
yangmembudaya
membudaya
2.2. Pembentukan
PembentukanPerilaku
PerilakuGCG
GCGmelalui
melaluipendekatan
pendekatanKEPATUHAN
KEPATUHAN&&ETIKA
ETIKA
3.3. Praktek
PraktekKepatuhan
Kepatuhan&&Panutan
PanutanEtika
Etikasangat
sangatdiditentukan
tentukanoleh
olehTop
TopManagemet
Managemet
ROAD
ROADMAP
MAPOF
OFGCG
GCG
SISTEM
SISTEMDAN
DANMETODOLOGI
METODOLOGI
Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia
Mengevaluasi kinerja atau melakukan penilaian di ethic call center saat ini bukan
hal mudah untuk dilakukan. Tarik ulur berbagai kepentingan tetap sarat terjadi. Resistensi
juga muncul, karena meyakini bahwa Standar Operating Prosedur (SOP) yang dilakukan
masing-masing departemen atau bahkan masing-masing individu adalah yang terbaik saat
ini memerlukan cukup banyak waktu untuk mengevaluasi masing-masing SOP apakah
sudah sesuai dengan prinsip TARIF atau belum.
18
4.4. Tahapan Dinamis Penerapan Ethic Call Center
Pada tahap persiapan pengembangan ethic call center, evaluasi secara
menyeluruh dilakukan
untuk
memenuhi
kriteria-kriteria dasar
penerapan dan
pengembangan ethic call center di perusahaan. Dari evaluasi ini, disepakati untuk
membagi tiga tahapan besar yaitu:
Tahap Persiapan:

Inventarisasi kelengkapan Struktural ethic call center Sinar Mas
 Uraian Dewan Komisaris
 Uraian Direksi
 Komite Audit
 Komite – komite pendukung good corporate governance
 Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan
 Uraian mengenai pengawasan dan pengendalian intern
 Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan
 Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan
 Akses informasi dan data perusahaan
 Etika perusahaan

Sosialisasi ethic call center untuk kesamaan pandangan dan melihat tingkat
kepentingan pelaksanaan pengawasan etika

Sosialisasi dilakukan melalui dilakukan melalui workshop, seminar dan diskusi
kelompok di masing-masing unit bisnis dan departemen

Membuat self assesment

Analisa self assesment

Menyiapkan struktur ethic call center untuk Sinar Mas
Tahap Pelaksanaan :

Pernyataan integritas oleh owner, direksi, komisaris dan seluruh karyawan

Pembuatan panduan pedoman umum ethic call center Sinar Mas

Pembuatan manual untuk organ perusahaan maupun semua anggota perusahaan
seperti kebijakan ethic call center perusahaan, perilaku pegawai, komite audit, internal
audit dan sebagainya
19

Pembentukan komite-komite pendukung yang diperlukan

Sinkronisasi peraturan-peraturan dengan asas dasar good corporate governance

Pembuatan Standart Operating Procedure (SOP)

Penyusunan Key Performance Indicator (KPI) ethic call center bersama tim HRD
perusahaan

Menentukan mekanisme whistleblowing di perusahaan
Tahap Evaluasi:
Tahap awal,
dilalui dengan penelusuran sejumlah dokumen mengenai
kewenangan organ-organ perusahaan dan kewenangan masing-masing. Penelusuran
dokumen ini memerlukan waktu panjang karena dokumen yang berserak di banyak
departemen, serta harus melakukan klasifikasi sesuai pengelompokan yang dibuat.
Pembagian kewenangan ini merupakan prinsip dasar bagi pengelolaan perusahaan
terbuka, supaya jelas kewenangan masing-masing organ. Berlandaskan pada tiga prinsip
berikut ini, ethic call center di PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk berusaha untuk
diterapkan. Dengan struktur yang jelas, maka diharapkan akan efektif pengendalian
perusahaan dalam kesehariannya serta ada mekanisme pengecekan yang seimbang.
Sementara itu dalam proses yang transparan, diharapkan semua unit bisnis mengacu pada
prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Dengan langkah-langkah ini maka akan
didapatkan keuntungan dan keberlanjutan yang seimbang di masa depannya.
Governance
Structure
• Effective Board Structure
• Check & Balance Mechanism
• Dual Board System
Governance
Process
All business process should be
complied to GCG principles.
Governance
Outcome
Profitability & Sustainability
in ballance
20
Pelaksanaan tugas Direktur dan Komisaris dengan penuh tanggung jawab dan
itikad baik untuk kepentingan perseroan, hal ini mengandung 3 faktor penting:
a. merujuk pada kemampuan dan kehati-hatian,
b. merujuk pada itikad baik demi tujuan PT,
c. tidak mengambil keuntungan pribadi atas kesempatan milik perseroan.
Dalam jabarannya, kriteria ini diterjemahkan secara lebih rinci lagi termasuk
struktur, wewenang, tugas dan kewajiban, mekanisme pengangkatan dan pemberhentian,
penyelenggaraan rapat-rapat, kompetensi dan kapabilitas serta etika jabatan, yang
dituangkan dalam buku putih penerapan ethic call center di Sinar Mas.
Buku putih ini berisi segala sesuatu yang terkait dengan penyelenggaraan ethic
call center dan digunakan sebagai pedoman bagi unit-unit bisnis di bawah Sinar Mas
untuk implementasi good corporate governance. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk
meyakini bahwa penerapan ethic call center merupakan salah satu prasyarat
meningkatkan daya saing perusahaan dalam menghadapi era global.
Komite pendukung yang saat ini ada di Sinar Mas yaitu Komite Audit yang sudah
berperanan aktif untuk mengontrol kinerja. Komite Audit pula yang memiliki peranan
besar mendorong pengembangan ethic call center di setiap langkah perusahaan. Ke
depan, perusahaan mempertimbangkan untuk mengembangkan komite lain yang
mendukung jalannya bisnis seperti komite manajemen resiko.
4.5. Capaian Sosialisasi
Terkait dengan sosialisasi ethic call center, hingga saat ini sudah mencapai kurang
lebih 21.686 karyawan di bawah APP dengan berbagai level, dari top manajemen hingga
ke frontliner, dari target 43.000 karyawan.
PT Indah Kiat Pulp and Paper sendiri
melakukan sosialisasi sebanyak 7072 karyawan, dari total 14. 667 karyawan. Masih ada
separuh karyawan dari berbagai level perlu untuk mendapatkan sosialisasi ethic call
center. Seperti dalam tabel berikut ini:
21
Jumlah Karyawan yang telah mengikuti Sosialisasi
Good Corporate Governance, Whistle Blowing Program dan
Corporate Social Responsibility
10000
9185
9000
8000
7000
6000
5000
4123
4000
3015
3000
2030
2000
1000
1301
919
395
283
435
0
Tjiwi LPPPI IKPrw IKSrg IKTgr PINDO HQ
EMF BU 17
Perbandingan Peserta Sosialisasi
VS Jumlah Karyawan
3468
14000
12000
6494
10000
8000
6000
4000
3730
914
9185
1755
2000
0
2030
395
4123
187
3015
919
Tjiw i LPPPI IKPrw IKSrg IKTgr PINDO
240
492
1301
283
HQ
1389
435
EMF BU 17
Karyawan Belum Sosialisasi
Karyawan Sudah Sosialisasi
Dari skala 1-4 tingkat kepuasan karyawan terhadap penyelenggaraan sosialisasi
rata-rata mendapatkan angka di atas 3 bahkan untuk Indah Kiat Perawang indeksnya
cukup tinggi dibandingkan mills lain yaitu 3,81. Hal ini menunjukkan keseriusan dan
minat karyawan untuk mengetahui dan menerapkan etika yang sesuai dengan
semangat perusahaan ini cukup tinggi.
22
Tingkat Kepuasan Peserta terhadap pelaksanaan
Sosialisasi dan Penyampaian Materi oleh Fasilitator
3.90
3.81
3.81
3.80
3.70
3.60
3.5
3.40
3.30
3.5
3.48
3.50
3.37
3.27
3.25
3.26
3.20
3.10
3.00
2.90
Tjiwi LPPPI IKPrw IKSrg
IKTgr PINDO
HQ
EMF BU 17
Sedangkan di kantor pusat sendiri sudah dilakukan sosialisasi terhadap 1301
karyawan dan masih menyisakan 246 yang perlu mendapatkan sosialisasi. Tingkat
kepuasan sosialisasi di kantor pusat mencapai 3,81, sama dengan hasil yang didapat
di Indah Kiat Perawang.
Dari workshop awal sosialisasi pengawasan etika ini mendapatkan banyak
masukan antara lain seperti:
• Perlunya memperbanyak contoh-contoh di lapangan
•
Membuat kasus-kasus yang melibatkan peserta untuk mencari jalan keluarnya
• Penting dan bermanfaat diterapkan dalam pekerjaan
• Meminta pembicara dihadirkan lagi
• Perlu pendalaman untuk komite audit dan internal audit
• Perlu intesifkan komunikasi dua arah
• Masih terlalu sulit diterapkan dalam praktek
• Perlu transfer ilmu di lingkungan praktik kerja
• Mendapat informasi yang terus diperbaharui
• Perlu diimplemantasikan oleh Corporate Secretary
• Perlu diimplemantasikan oleh Sinar Mas
• Topik lebih banyak diarahkan pada top manajemen, padahal harusnya semua karyawan.
23
Penyelenggaraan sosialisasi ini dilakukan dalam satu paket untuk tidak menyita
waktu efektif bekerja terlalu banyak. Paket sosialisasi terdiri dari sosialisasi ethic call
center, sosialisasi Corporate Social Responsibility (CSR) dan Whistle Blowing
Programme (WBP). Khusus mengenai WBP, pengembangannya hampir serempak
dengan pengembangan ethic call center di Sinar Mas, yang ditangani langsung oleh
Internal Control Audit. Pembahasan mengenai WBP ini akan dilakukan tersendiri.
4.6. Kendala Penerapan Ethic Call Center
Kendala utama implemantasi ethic call center di perusahaan ini adalah
meyakinkan top manajemen bahwa penerapan pengawasan etika kerja dalam proses
bisnis merupakan keharusan yang tidak bisa ditunda lagi. Implementasi prinsip-prinsip
good corporate governance menjadi tuntutan pemangku kepentingan yang harus
dipenuhi.
Daniri (2008) menyatakan: secara global, penerapan good corporate
governance merupakan salah satu prasyarat meningkatkan daya saing Indonesia.
Pertanyaan yang jamak ketika berhadapan dengan top manajemen yaitu besaran
investasi agar dapat mengimplemantasikan ethic call center secara menyeluruh di
Sinar Mas. Hal ini seolah juga menjadi momok secara umum dalam hal investasi
sistem informasi manajemen di dalam suatu perusahaan yang berbiaya cukup besar.
Hingga akhirnya dicapai kesepakatan bahwa investasi ethic call center merupakan
investasi sosial yang nilainya tidak semata terdiri dari besaran nominal yang
dikeluarkan. Senada dengan corporate social responsibility, investasi nilai ini
diharapkan dapat menjembatani hal-hal yang dapat dinilai dengan uang.
Dengan komitmen manajemen yang kuat terhadap penerapan pengawasan etika,
hal ini menjadi landasan kuat bahwa manajemen berkeinginan kuat untuk
melaksanakan dan memberikan contoh implemantasi etika yang baik dalam praktik
bisnis keseharian.
Sebagai perusahaan besar, praktik-praktik pelaksanaan ethic call center
sebenarnya sudah dilakukan seperti misalnya penerapan electronic system dalam
banyak hal seperti perizinan, administrasi karyawan, mekanisme pembayaran dan lain
sebagainya. Pelaksanaan sistem elektronik ini merupakan salah satu penerapan dari
transparansi yang menjadi prinsip ethic call center.
24
Selain itu penerapan Key Performance Indicator untuk menilai kinerja karyawan
juga sudah lama diberlakukan di perusahaan untuk mengukur kinerja karyawan secara
transparan dan konsisten. Demikian juga dengan Employee Opinion Survey.
Pelaksanaan dan pembuatan Code of Conduct ethic call center yang berisi
prinsip-prinsip berkelanjutan, pedoman Direksi dan Komisaris, Pedoman Etika Bisnis
dan Etika Kerja, Sistem Audit dan Manajemen Resiko, Whistle Blowing Programme,
Procurement System, Pelestarian Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial ini
memerlukan kesungguhan dan kerja keras dalam pelaksanaannya.
Harus disadari pemahaman dan kelengkapan ethic call center di PT Indah Kiat
Pulp and Paper Tbk pada awalnya merupakan ketaatan terhadap regulasi yang
diterapkan oleh pemerintah.
Tetapi perlahan penerapan ethic call center ini memberikan nilai lebih pada
efisiensi dan daya saing yang pada gilirannya akan menjadikan perusahaan sebagai
sustainable company.
25
BAB V
Penutup
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diketahui bahwa sistem informasi manajemen
yang dijalankan oleh PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk terutama dalam divisi Ethic Call
Center dirasa telah berhasil dalam mengendalikan etika serta pemikiran dari karyawannya.
Sistem informasi manajemen dalam Ethic Call Center merupakan sebuah investasi besar yang
pada awalnya diragukan oleh top manajemen perusahaan. Namun pada akhirnya investasi ini
disetujui dan dikategorikan sebagai investasi sosial yang tidak disetarakan dengan keuntungan
materi yang dapat diperoleh oleh perusahaan.
Investasi yang dikategorikan sebagai investasi sosial inilah yang dirasa penting
sebagai investasi jangka panjang terhadap karyawan sebagai salah satu komponen aset
penting yang dimiliki oleh perusahaan, dimana etika dan perilaku karyawan harus dapat
terkontrol oleh manajemen yang pada ujungnya tidak merugikan perusahaan secara
keseluruhan.
5.2. Saran
Dalam hal ini saran yang dapat diberikan kepada manajemen PT Indah Kiat Pulp and
Paper Tbk adalah untuk tidak ragu dalam melakukan investasi di bidang sistem informasi
manajemen. Hal ini merupakan bentuk investasi jangka panjang yang akan menguntungkan
perusahaan secara inventaris. Sifat sistem informasi manajemen yang tidak mudah termakan
waktu dan dapat terus diperbaharui menjadi sebuah nilai tambah untuk dipertimbangkan
sebagai ajang investasi.
26
DAFTAR PUSTAKA
Indrajit, R.E. 2000. Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Ismail, M. 2004. Konsep Sistem Informasi Manajemen. http://www.library.usu.ac.id. Diakses
pada tanggal 8 November 2013, 23:30.
O’Brien, James A. 1999. Management Informasyion System: Managing Information
Technology In The Internet-Worked Enterprise. Edisi ke-4. McGraw Hill, New
York.
O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi
12. Terjemahan: Introduction to Information System, 12th ed. Salemba Empat,
Jakarta.
O’Brien, James A. 2007. Introduction to Information System. McGraw Hill, Boston.
http://karodalnet.blogspot.com/2013/02/pengertian/manajemen/menurut/para/ahli
http://muaramasad.blogspot.com/2013/03/pengertian-etika-profesi-dan.html
http://nda-aping.blogspot.com
http://yogapermana094.blogspot.com/
27
Download