Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham

advertisement
1
Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13
Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada
Perusahaan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia
Catur Kumala Dewi
Faculty of Economic
University 17 Agustus 1945 Samarinda
Jl. Ir. H. Juanda No. 80 PO BOX 1052 Indonesia Telp/Fax: 0541 743390
[email protected]
ABSTRACT
The interest rate affects the stock price at which the rising stock price will
affect the stock return. If interest rates rise, that will lead to interest rates on loan which
will affect the creditor or company. Companies which have high risk of interest rate will
affect the price of their shares because investors mark that company has no good
prospects. It is important to involve external factors to make the research more accurate.
External factors include inflation rate, gross domestic product, interest rate and
exchange rate. The exchange rate could be affected by inflation. Fluctuations of exchange
rate may result the changes in the company's cash flow in the future. The risk caused by
this fluctuation is the higher the fluctuation; the greater the risk received otherwise the
lower the fluctuation, the lower the risk. This risk will affect the stock returns.
Keywords: Inflation, Interest Rate, Beta Stock
PENDAHULUAN
Investasi merupakan suatu
hal
yang sangat
maknanya
adalah
pentingnya
penting untuk
membagi investasi tidak pada satu
dilakukan oleh masyarakat maupun
jenis investasi, akan tetapi dibagi
individu yang mempunyai kelebihan
dalam beberapa jenis. Masyarakat
pendapatan
awam pada umumnya mengenal
untuk
di
atas
konsumsi
pengeluaran
agar
dapat
investasi dalam bentuk harta tidak
meningkatkan kesejahteraannya di
bergerak, seperti emas, rumah, tanah,
waktu
deposito dan harta lainnya.
mendatang.
masyarakat
sangat
Kesadaran
untuk
Pada dasarnya, semua aset
berinvestasi karena masyarakat telah
riil yang diinvestasikan memiliki
mengerti
hal
risiko, yang perlu dijadikan bahan
tersebut. “Don’t put your eggs at one
pertimbangan bagi seorang pimpinan
basket”, ungkapan tersebut salah satu
sebuah perusahaan adalah seberapa
akan
tinggi
pentingnya
2
Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
besar
risiko
sehingga
untuk
yang
risiko
di
ditimbulkan
tersebut
tanggung
tersebut.
mampu
sanggup
risiko
ditanggung
para
investor.
perusahaan
Meminimalisasi
untuk
Para investor memerlukan
alat
investasi
yang
dapat
dapat dilakukan, akan tetapi tidak
memberikan penjelasan yang rinci
dengan
seperti
tentang suatu investasi dalam hal ini
halnya yang dijelaskan oleh Bodie et
adalah saham. Salah satunya adalah
al (2008:8).
dengan
menghindarinya
Investasi
di
bidang
menggunakan
property dan real estate merupakan
faktor–faktor
salah satu investasi jangka panjang.
berhubungan erat dengan laporan
Salah
tumbuhnya
satu
indikator
perekonomian
internal
analisis
yang
keuangan suatu perusahaan terkait
suatu
yaitu variabel-variabel fundamental.
negara yang sehat ditandai dari
Data keuangan yang tersedia adalah
pertumbuhan bidang property dan
data historis artinya data keuangan
real estate. Investasi dari property
yang telah lewat masanya, sehingga
dan real estate yang diharapkan
dapat diprediksi atau diramalkan
dapat memberikan keuntungan juga
arah selanjutnya dari suatu return
dapat
yang akan dihasilkan oleh suatu
memberikan
kerugian.
Keuntungan maupun kerugian yang
investasi.
di terima investor merupakan risiko.
Pada Tabel 1 disajikan rata-rata
Seperti ungkapan lain oleh
tingkat
inflasi
dari tahun 2008
Warren Buffet yaitu “Risk comes
sampai dengan tahun 2012. Tampak
from not knowing of what you are
bahwa inflasi sangat tinggi ada
dari
ditahun 2008 sebesar 11,06%, hingga
ketidaktahuan akan apa yang kita
akhirnya menurun dan bertahan di
lakukan. Pahamilah bahwa risiko
4,30% hingga tahun 2012. Lonjakan
merupakan
untuk
inflasi yang terjadi pada tahun 2008
cara
karena adanya krisis moneter yang
doing”.
berinvestasi
Risiko
lahir
kesempatan
dengan
memprediksi besarnya risiko yang
melanda
Indonesia
hingga
akan menjadi beban investor dan
melambungkan harga-harga barang
3
Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13
dan/jasa,
akibatnya
akan
menurunkan daya beli dan secara
tidak langsung akan mempengaruhi
pasar modal.
Tabel 1. Rata-rata tingkat Inflasi dari tahun 2008 s/d 2012
Tahun
Rata-rata tingkat Inflasi
2008
11.06
2009
2.78
2010
6.96
2011
3.79
2012
4.30
Sumber: http://www.bps.id
Estate
Pentingnya mengestimasi beta
saham dengan menggunakan faktor-
di
Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah untuk:
dan suku bunga, maka berdasarkan
1. Menguji
belakang
dikemukakan
yang
dapat
Efek
Indonesia?
faktor eksternal berupa tingkat inflasi
latar
Bursa
dan
menganalisis
telah
pengaruh langsung faktor tingkat
dirumuskan
inflasi terhadap beta saham pada
masalah sebagai berikut:
perusahaan Real Estate di Bursa
1.
Efek Indonesia.
Apakah faktor tingkat inflasi
berpengaruh
2.
langsung
dan
2. Menguji
dan
menganalisis
signifikan terhadap Beta Saham
pengaruh langsung faktor tingkat
pada perusahaan Real Estate di
suku bunga terhadap beta saham
Bursa Efek Indonesia?
pada perusahaan Real Estate di
Apakah faktor tingkat suku
Bursa Efek Indonesia.
bunga berpengaruh langsung
dan signifikan terhadap Beta
Saham pada perusahaan Real
Pasar modal merupakan salah
BAHAN DAN METODE
satu dari bagian lembaga pasar,
Pasar Modal
dimana setingkat dengan keberadaan
4
Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
pasar uang, pasar komoditas dan
Saham yang kita ketahui ada
pasar berjangka. Menurut Samsul
2 macam, yaitu saham yang beredar
(2006: 43) dalam bukunya Pasar
di pasar modal (Tambunan; 2010: 2):
Modal dan Manajemen Portofolio,
1.
Common stocks (saham biasa)
pasar modal adalah kegiatan yang
Coomon stocks merupakan surat
terdapat di emisi efek, perdagangan
berharga atas penyertaan modal
saham,
obligasi,
dengan return berupa deviden di
perdagangan bukti right dan warrant.
akhir tahun. Kepemilikan atas
perdagangan
Sesuai
dengan
pasal
1
saham biasa memiliki hak suara
Undang-undang Pasar Modal Nomor
dalam
8 tahun 1995, Burse Efek diartikan
(Tambunan; 2010).
sebagai berikut:
2.
“Bursa Efek adalah pihak
yang
menyelenggarakan
dan
RUPS dan RUPSLB
Preferred
stocks
(saham
istimewa)
Satu
hal
yang
pasti
menyediakan sistem dan/atau sarana
membedakan
untuk mempertemukan penawaran
dengan preferred stocks adalah,
jual dan beli Efek pihak-pihak lain
preferred stock tidak memiliki
dengan
hak suara dalam RUPS. Harapan
tujuan
memperdagangkan
Efek di antara mereka”.
common
yangn
stoks
untuk mendapatkan keuntungan
lebih hanya ada pada saat
meningkatnya harga saham di
Saham
Saham pada dasarnya adalah
bukti atas kepemilikan modal yang
pasar. Keuntungan yang di dapat
berupa capital gain.
diinvestasikan di suatu perusahaan.
Menurut Fahmi dan Hadi (2009: 68)
saham
yang
merupakan
bukti
kepesertaan dari kepemilikan modal
akan memberikan keuntungan dalam
bentuk deviden atau kerugian/loss.
Risiko
Investasi yang dilakukan oleh
para investor dalam keuangan pada
dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu
investasi
langsung dan investasi
tidak langsung. Investasi pada saham
termasuk dalam kategori investasi
5
Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13
langsung.
investasi
dengan yang diharapkan. Horne dan
yang
Wachowiz, Jr. mendefinisikan risiko
harapannya lebih besar daripada
sebagai variabilitas return aktual
investasi.
terhadap return yang diharapkan
adalah
Tujuan
dari
adanya
return
Keinginan
untuk
mendapatkan return tidak terlepas
(Suhartono dan Qudsi, 2009: 81).
dari risiko yang melekat pada tiap-
Amadeo (2012), menjabarkan
tiap investasi keuangan. Risiko yang
historical volatility atau disebut juga
melekat pada suatu jenis investasi
dengan volatilitas berdasarkan data
dapat
masa lalu. Sesuai dengan namanya,
diukur
dari
masing-masing.
karakteristik
Menurut
maka historical volatility adalah data
Samsul (2006: 285) membagi risiko
saham 12 bulan lalu. Jika harga
dalam 2 jenis yaitu:
saham berfluktuasi sangat tajam
1.
Risiko sistematik atau disebut
dalam
dengan (systematic risk)
terakhir, maka saham ini akan masuk
Jika risiko ini terjadi maka
kategori saham berisiko. Sayangnya,
semua jenis saham tidak akan
saham dengan volatilitas yang tinggi
mampu
dapat memberikan keuntungan jika
sehingga
2.
menghidarinya,
menempatkan lebih
para
kurun
waktu
investor
12
memilih
bulan
untuk
dari satu investasi dipastikan
menahan saham untuk beberapa
akan terkena dampak kerugian.
waktu sebelum harga saham kembali
Risiko
pada
tidak
sistematik
(unsystematic risk)
hargawajar
yang
dapat
memberikan keuantungan.
Risiko tidak sistematik disebut
juga
risiko
berdampak
spesifik
pada
satu
hanya
jenis
saham.
Dari pernyataan diatas, dapat
disimpulkan
bahwa
beta
adalah
pengukur risiko yang timbul dari
hubungan antara return saham dan
return pasar dimana risiko suatu
Beta
Risiko
sendiri
adalah
perusahaan
atau
deviasi
perpaduan faktor-faktor fundamental
standar dari return yang diterima
dari saham perusahaan. Ukuran dari
penyimpangan
itu
dari
harus
terukur
dari
6
Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
hubungan antara return pasar dan
return
saham
dapat
membantu
2. Suku Bunga
“Inflasi
berhubungan
dengan
mengetahui besaran beta sekarang
suku bunga, yaitu dengan inflasi
dan masa datang.
yang
semakin
tinggi
tanpa
diimbangi oleh kenaikan suku
Resiko Sistematis (Faktor-faktor
bunga, maka akan bisa terjadi
Eksternal)
keuntungan investasi terutama
Risiko
sistematis
dapat
di pasar uang menjadi tidak
berupa inflasi, fluktuasi nilai tukar,
menarik lagi sehingga ini dapat
fluktuasi
bunga,
menyebabkan melemahnya nilai
kebijakan fiskal, kebijakan lain yang
tukar” (Fahmi dan Hadi, 2009;
mengatur kegiatan suatu investasi.
26). Hal ini senada dengan
Hal tersebut telah diungkapkan oleh
penelitian yang dilakukan oleh
Suganda (2011) dalam jurnal MRA
Haryanto dan Riyatno dalam
Februari 2011.
jurnal Keuangan dan Bisnis
tingkat
suku
(2007).
1. Inflasi
Tingkat inflasi faktor utama
makro
yang
harus
Rancangan Penelitian
Rancangan
penelitian
yang
menguji
dan
dipertimbangkan dalam proses
dilakukan
investasi. Tingginya inflasi akan
menganalisis X1 yaitu faktor-faktor
mengakibatkan naiknya harga
sebagai berikut:
barang,
1. Tingat inflasi (X1)
akibatnya
menurunkan
secara
tidak
mempengaruhi
daya
akan
beli
langsung
pasar
dan
akan
adalah
2. Tingkat suku bunga (exchange
rate) (X2)
modal.
Faktor tingkat inflasi (X1)
Menurut Fahmi dan Hadi (2011:
dan tingkat suku bunga (X2) akan
21)
diuji dan dianalisis pengaruhnya
terhadap
beta
saham
(Y1)
masing-masing perusahaan.
dari
Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13
7
Definisi Operasional
Tabel 2. Definisi Operasional
No
Variabel
1
Beta saham
2
Inflasi
Definisi Operasional
Ukuran
Pengukur volatilitas
Tingkat inflasi tahunan yang diterbitkan oleh
-
Bank Indonesia
3
Exchange Rate
Nilai tengah dari kurs jual dan beli oleh Bank
-
Indonesia
Sumber: Diolah peneliti
Indonesia (BEI) selama kurun
Data Yang Diperlukan
Data dari penelitian ini adalah
waktu lima tahun yaitu dari
sebagai berikut:
tahun 2008 sampai dengan tahun
1.
2012.
Data inflasi dari tahun 2008
sampai dengan tahun 2012
2.
2.
Perusahaan emiten Real Estate
Data tingkat suku bunga dari
yang
menerbitkan
laporan
tahun 2008 sampai dengan 2012
keuangan selama periode tahun
2008 sampai dengan tahun 2012
dan di muat dalam ICMD
Populasi dan Sampel
Sedangkan sampel merupakan
(Indonesia
bagian dari populasi. Populasi dari
penelitian ini adalah perusahaan
Property
&
Real
Estate
Capital
Market
Directory) dan terpublikasi.
3.
Perusahaan Real Estate yang
yang
tidak melakukan delisting dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
likuidasi selama tahun 2008
dengan
sampai dengan tahun 2102.
pemilihan
menggunakan
metode
sampel
purposive
sampling, dengan kriteria sebagai
berikut:
1.
Saham emiten Real Estate yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
4.
Data-data
dianalisis.
tersedia
untuk
8
Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
lembaga yang sudah menyediakan
Sumber Data
Data yang digunakan dalam
data terkait dengan penelitian ini.
menunjang penelitian ini di dapat
Data yang digunakan merupakan
dari data sekunder yaitu data dari
data publikasi resmi dari ICMD
ICMD (Indonesia Capital Market
(Indonesia
Directory).
tersedia
Directory) yang memuat laporan
disortir sesuai dengan kebutuhan
keuangan perusahaan yang listing di
penelitian.
berupa
Bursa Saham Indonesia serta data
laporan keuangan perusahaan Real
dari situ resmi Bursa Efek Indonesia
Estate atau bidang property dimana
yaitu IDX. Data yang digunakan
terdapat batasan-batasan untuk data
adalah
yang digunakan.
dikelompokkan
Data
Data
yang
tersebut
Capital
data
Market
perusahaan
dalam
yang
bidang
property. Data ini sinkron dengan
Sumber data penunjang lain,
diperoleh dari Yahoo!Finance dan
pemilihan judul yang dilakukan oleh
peneliti.
website yang menunjang penelitian
Pengumpulan data dilakukan
ini. Data yang digunakan selama
dengan
research
library
kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu
pustaka), yaitu dengan mempelajari
dari tahun 2008 sampai dengan 2012.
buku-buku terkait penelitian. Data
Data dari ICMD dan data penunjang
lain dari peneliti sebelumnya dalam
lainnya, dapat dijadikan patokan data
bentuk
bagi peneliti-peneliti lainnya sesuai
dipublikasi,
dengan masing-masing variabel yang
menunjang data penelitian
jurnal-jurnal
yang
artikel-artikel
(studi
telah
yang
diteliti, serta dari IDX (Indonesia
Stock Exchange).
Asumsi-asumsi Penggunaan SEM
Pada
pengolahan
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
dilakukan
ini
dengan
data
bantuan program komputer yaitu
dilakukan dengan mengumpulkan
AMOS versi 6, merupakan salah satu
data
melalui
program yang handal untuk analisis
pencatatan langsung dari pihak atau
model kausalitas. Dengan jumlah
yang
pengumpulan
penelitian
diperoleh
9
Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13
sampel dalam penelitian ini >100
unik
maka teknik analisis yang dipilih
terlihat sangat jauh berbeda dari
adalah Structural Equation Model
observasi-observasi lainnya.
(SEM).
Bersadarkan
Maulidiani
pendapat
(2011)
Ghozali
Mely
mengutip
mengatakan
yang
dimilikinya
yang
4. Uji Multikolinearitas
Asumsi
multikolinearitas
mengharuskan
tidak
adanya
terdapat beberapa persyaratan atau
korelasi yang sempurna atau
asumsi yang harus dipenuhi oleh data
besar diantara variabel-variabel
penelitian sebelum diolah dengan
independen.
SEM, antara lain:
dapat dideteksi dari determinan
1. Uji ukuran sampel
matriks
Ukuran
sampel
yang
harus
Multikolinearitas
kovarian.
korelasi antar konstruk eksogen
dipenuhi dalam permodelan ini
<0,85
adalah minimum berjumlah 100
multikolinieritas.
ke atas (<100)
berarti
Pada
2. Uji Normalitas Data
Apabila
tidak
dasarnya
terjadi
SEM
merupakan kombinasi antara analisis
Distribusi data dikatakan normal
faktor, analisis regresi berganda, dan
pada tingkat signifikansi 0,01
korelasi.
jika
(CR),
Maulidiani (2011) yang mengutip
skewenes (kemiringan), atau CR
pendapat Ghozali mengemukakan
curtosis (keruncingan) tidak lebih
terdapat 7 (tujuh) langkah dalam
dari ± 2,58.
teknik analisis SEM yang dapat
3. Uji Outliers
dikembangkan dan dijelaskan dalam
Critical
Ratio
Masih
3.2.
menurut
berikut
yang
Mely
Outliers adalah observasi yang
Tabel
dapat
muncul dengan nilai-nilai ekstrim
digunakan untuk menguji kelayakan
karena kombinasi karakteristik
sebuah model:
10
Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
Tabel 3. Kriteria Goodness of Fit
Kriteria Indek Ukuran
Nilai Acuan
Kai Kuadrat (X2)
Sekecil Mungkin
p-value
≥0,05
CMIN/df
≤2,00
RMSEA
≤0,08
GFI
Mendekati 1
AGFI
Mendekati 1
TLI
Mendekati 1
CFI
Mendekati 1
Sumber: Panduan Teknik Statistik SEM & PLS dengan SPSS AMOS
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4. Hasil SEM Uji Hipotesis Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga
terhadap Beta Saham
C.R.
P
Nilai
Keterangan
Pengaruh
ZIR
<---
Suku Bunga
4.598
***
0.639 Signifikan
Z
<---
Tingkat Inflasi
3.197
0.001
1.123 Signifikan
Inflation
Sumber: Diolah peneliti
11
Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13
Pengaruh
faktor
tingkat
terjadinya krisis moneter tahun 2008
inflasi dan suku bunga jika ditinjau
maka investasi ke aset riil bagi
dari tabel diatas akan dilihat bahwa
sebagian
masing-masing
pengaruhnya
mendatangkan keuntungan. Untuk
signifikan dan variabel yang paling
pasar modal bidang real estate hal
signifikan adalah inflasi dan interest
ini merupakan kesempatan untuk
rate.
inflasi
mendapatkan modal dari masyarakat
barang
karena memberikan keuntungan yang
berakibat
optimal dengan risiko yang terukur
mempengaruhi kebijakan pemerintah
dan dapat ditanggulangi. Penelitian
untuk
tentang
Tingginya
melambungkan
dan/jasa
harga
yang
menaikkan
interest
rate.
masyarakat
hubungan
diyakini
antara
inflasi
Inflasi berhubungan dengan suku
dengan return saham seperti yang
bunga, yaitu dengan inflasi yang
dilakukan
semakin tinggi tanpa diimbangi oleh
Suyanto, 2007) menyatakan bahwa
kenaikan suku bunga, maka akan
makin tinggi inflasi akan semakin
bisa terjadi keuntungan investasi
menurunkan
terutama di pasar uang menjadi tidak
perusahaan.
menarik lagi sehingga ini dapat
perusahaan adalah informasi yang
menyebabkan
buruk bagi para trader di bursa
melemahnya
nilai
tukar (Fahmi dan Hadi, 2009; 26).
Penelitian
sebelumnya
bertolak belakang dengan penelitian
yang
ada,
Widjojo
tingkat
(dalam
profitabilitas
Turunnya
profit
saham dan dapat mengakibatkan
turunnya harga saham perusahaan
tersebut.
peneliti
Pada penelitian lain yang
mengambil sampel perusahaan real
dilakukan oleh Utami dan Rahayu
estate, maka faktor-faktor eksternal
(dalam Suyanto: 2007) membuktikan
yang berupa inflasi, interest rate dan
secara
exchange
terhadap
signifikan.
perumahan
mengingat
oleh
rate
tidak
bernilai
Kebutuhan
semakin
akan
meningkat
empirik
harga
pengaruh
saham,
inflasi
semakin
tinggi tingkat inflasi semakin rendah
return
saham.
Pada
waktu
diikuti dengan pertumbuhan jumlah
perusahaan
penduduk,
pemenuhan kebutuhan modal sangat
sehingga
setelah
merencanakan
12
Dewi: Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Beta Saham Pada Perusaan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
dipengaruhi oleh tingkat bunga yang
mempengaruhi kebijakan pemerintah
berlaku
untuk menaikkan interest rate.
saat
itu.
Apakah
akan
menerbitkan sekuritas ekuitas atau
hutang/obligasi.
Keadaan
demikian
Penerbitan
memberikan saran agar para investor
obligasi/penambahan hutang hanya
lebih fokus pada perubahan inflasi
dibenarkan jika tingkat bunganya
dan interest rate sehingga investasi
lebih rendah. Suku bunga yang
yang dilakukan pada real estate tidak
rendah akan menyebabkan biaya
jadi beban bagi para investor atas
peminjaman yang lebih rendah. Suku
return yang tidak menentu.
bunga yang rendah akan merangsang
investasi dan aktivitas ekonomi yang
DAFTAR PUSTAKA
akan menyebabkan harga saham
meningkat.
Dalam dunia property, suku
Amadeo, Kimberly. 2012. Volatility.
„http://useeconomy.about.com.
Diakses 07 November 2013.
bunga berperan dalam meningkatkan
aktivitas
ekonomi
berdampak
kuat
pada
sehingga
kinerja
perusahaan property yang berakibat
langsung pada meningkatnya return
saham. Hipotesis ini di dukung
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Suyanto (2007) bahwa nilai
tukar dan suku bunga berpengaruh
negatif
sedangkan
inflasi
berpengaruh positif.
SIMPULAN DAN SARAN
Pengaruh
faktor
tingkat
inflasi dan suku bunga signifikan.
Tingginya
inflasi
melambungkan
harga barang dan/jasa yang berakibat
Buku Pedoman Penulisan Tesis.
2013. Samarinda: Magister
Manajemen
Universitas
Mulawarman.
Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J.
Marcus.
2008.
Investasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Hadi, Yovi Lavianti Hadi.
2009. Teori Portofolio dan
Analisis Investasi, Teori dan
Soal
Jawab.
Bandung:
Alfabeta.
Haryanto, Dedi dan Riyatno. 2007.
Pengaruh
Suku
Bunga
Sertifikat Bank Indonesia dan
Nilai Kurs Terhadap Risiko
Sistematik Saham Perusahaan
di BEJ. Jurnal Keuangan dan
Bisnis Vol. 5 No. 1 hal 24-40
Maulidiani, Mely. 2011. Diskusi
Kuliah
SEM.
13
Research Journal of Accounting and Business Management Volume 1, No.1, June 2017: 1-13
http://www.scribd.com/doc/765
92699/Diskusi-Sem. Diakses
14 Februari 2014.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar
Modal
dan
Manajemen
Portofolio. Jakarta: Erlangga
2001-2005. Tesis. Semarang:
Program
Pasca
Sarjana
Universitas
Diponegoro.
Tambunan, Andy Porman.
2010. Menilai Harga Wajar
Saham. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Suganda, Tarsisius Renald. 2011.
Analisis
Risiko
Saham
Berdasarkan Beta Akuntansi:
Studi Pada Saham Sektor
Industri
Retail
Pedagang
Eceran. Jurnal MRA Vo. 1 No.
1 Februari 2011.
WBBA, Amanda dan Wahyu Ario
Suhartono dan Fadlillah Qudsi. 2009.
Portofolio Investasi dan Bursa
Efek. Yogyakarta: YKPN
Terdaftar pada Indeks LQ45.
Suyanto. 2007. Analisis Pengaruh
Nilai Tukar Uang, Suku Bunga
dan Inflasi Terhadap Return
Saham Sektor Properti di
Bursa Efek Jakarta Tahun
Pratomo.
2013.
Fundamental
Sistematik
Saham
Analisis
dan
Resiko
Terhadap
Harga
Perbankan
yang
(Online), Jurnal Ekonomi dan
Keuangan
Vol.
1
No.
3
(jurnal.usu.ac.id/index.php/edk/a
rticle/.../3170/153), diakses 24
September2013
Download