Penerapan Outsourcing Sistem Informasi di Perusahaan Studi Kasus

advertisement
Penerapan Outsourcing Sistem Informasi di Perusahaan
Studi Kasus : Telkom dan Infomedia
Disusun sebagai Tugas Ujian Akhir Triwulan Ke-1
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen : Dr. Ir Arif Imam Suroso, Msc (CS)
Disusun Oleh :
Widya Retno Utami
(P056132431.51)
Progam Magister Manajemen Bisnis
Institut Pertanian Bogor
2014
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
3
Latar Belakang
3
Perumusan Masalah
4
Tujuan
4
TINJAUAN PUSTAKA
5
Definisi Outsourcing
5
Kontrak Outsorcing dan Kategori Outsorcing
6
Ketentuan Mengenai Outsourcing
8
Perjanjian dalam Outsourcing
8
Alasan Melakukan Outsourcing dalam sistem informasi:
9
Risiko – risiko dalam Outsorcing
10
Kunci Utama dalam Kesuksesan Outsourcing
11
Masalah Umum Yang Terjadi Dalam Penggunaan Outsourcing
14
Indikator Keberhasilan Penerapan Sistem Outsorcing
14
Pro dan Kontra Outsourcing
15
Proses Melakukan Outsourcing
16
Bidang Outsourcing Sistem Informasi
17
Faktor-faktor Pemilihan Partner Outsourcing
17
PEMBAHASAN
19
Profil PT. Telkom Indonesia
19
Profil PT. Infomedia Nusantara
19
Business Process Outsorcing
20
Layanan Contact Center Infomedia
21
Mekanisme Outsourcing Telkom dan Infomedia
23
Keuntungan Outsorcing Bagi Telkom
23
Hak dan Kewajiban yang diperoleh dari Pihak Telkom
23
Hak dan Kewajiban yang Diperoleh dari Pihak Infomedia
24
Keuntungan dan Kelemahan dari Penggunaan Outsourcing
24
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
29
29
29
Hlm 2
PENDAHULUAN
Latar belakang
Persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan membuat perusahaan harus
berkonsentrasi pada rangkaian proses atau aktivitas penciptaan produk dan jasa yang
terkait dengan kompetensi utamanya. Dengan adanya konsentrasi terhadap kompetensi
utama dari perusahaan, akan dihasilkan sejumlah produk dan jasa memiliki kualitas yang
memiliki daya saing di pasaran. Dalam iklim persaingan usaha yang makin ketat,
perusahaan berusaha untuk melakukan efisiensi biaya produksi (cost of production). Salah
satu solusinya adalah dengan sistem outsourcing, dimana dengan sistem ini perusahaan
dapat menghemat pengeluaran. Pertimbangan pelaksanaan perjanjian kerja sama dengan
mekanisme outsourcing didasarkan atas dasar untuk meningkatkan daya saing dan
efektivitas, serta untuk lebih berkonsentrasi pada pengembangan bisnis perusahaan ke
depan, maka dipandang perlu untuk menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan/jasa
tertentu kepada perusahaan lain dan juga mengurangi dan mengendalikan biaya
operasional.
Pemilihan outsourcing memang membutuhkan biaya yang mahal pada awal
kontraknya, tetapi pertimbangan resiko yang akan ditanggung oleh perusahaan lebih kecil
dibandingkan dengan membangun sendiri dengan kemampuan kurang akan
mengakibatkan permasalahan di kemudian hari dan berdampak pada segi pembiayaan
perusahaan.
IT Outsourcing atau melimpahkan urusan TI kepada perusahaan spesialis TI
(vendor) ini cenderung meningkat. perusahaan ingin lebih banyak berhemat dengan
melakukan outsoucing untuk pengembangan software dan memanage sistem informasi
yang ada dalam perusahaan.
Perusahaan yang sehat adalah sebuah perusahaan yang memiliki idealisme untuk
selalu mengembangkan bisnisnya lebih baik dari waktu – waktu sebelumnya. Telkom
mengembangkan bisnisnya terhadap peningkatan layanan contact center yang dikelola
oleh PT. Infomedia. Tahun 1975 merupakan awal perjalanan usaha PT Infomedia
Nusantara menjadi perusahaan pertama penyedia layanan informasi telepon di Indonesia.
Layanan Outsourcing atau Business Process Outsourcing (BPO) didefinisikan
sebagai bisnis penyediaan jasa alih-daya (outsourcing) oleh pihak ketiga bagi perusahaan
untuk satu atau beberapa fungsi bisnis dalam jangka panjang (multi year contract), salah
satunya dengan PT. Telkom dalam memberikan produk dan layanan yang terbaik bagi
customer.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 3
Perumusan Masalah
Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, maka dalam paper ini penulis akan menjawab
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Alasan penerapan outsourcing dalam perusahaan
2. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam melakukan IT Outsourcing
3. Kerugian dalam melakukan IT Outsourcing
Tujuan
Tujuan dilakukannya penulisan paper ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui alasan mengenai penerapan outsourcing di dalam suatu
perusahaan.
2. Mengidentifikasi keuntungan yang diperoleh dalam melakukan IT
Outsourcing.
3. Mengidentifikasi kerugian yang dapat terjadi dari melakukan IT Outsourcing.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 4
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Outsourcing
Menurut Pasal 1601 b KUH Perdata, outsoucing disamakan dengan perjanjian
pemborongan pekerjaan. Sehingga pengertian outsourcing adalah suatu perjanjian dimana
pemborong mengikat diri untuk membuat suatu kerja tertentu bagi pihak lain yang
memborongkan dengan menerima bayaran tertentu dan pihak yang lain yang
memborongkan mengikatkan diri untuk memborongkan pekerjaan kepada pihak
pemborong dengan bayaran tertentu.
Outsourcing berasal dari kata out yang berarti keluar dan source yang berarti
sumber. Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat ditarik suatu definisi operasional
mengenai outsourcing yaitu suatu bentuk perjanjian kerja antara perusahaan A sebagai
pengguna jasa, dengan perusahaan B sebagai penyedia jasa, dimana perusahaan A
meminta kepada perusahaan B untuk menyediakan tenaga kerja yang diperlukan untuk
bekerja di perusahaan A dengan membayar sejumlah uang dan upah atau gaji tetap
dibayarkan kepada perusahaan B. Outsourcing adalah penggunaan pihak ketiga
atau vendor untuk membangun dan mengembangkan suatu paket Sistem Informasi yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Sehingga, pihak perusahaan cukup membeli beberapa paket
sistem aplikasi yang siap pakai, karena paket aplikasi tersebut dibuat oleh vendor yang
telah memiliki spesialisasi dibidang sistem aplikasi. Seperti yang kita ketahui adalah
menyerahkan sebagian pekerjaan kepada pihak ketiga yang dianggap kompeten, tetapi
masih dalam lingkup control organisasi. Tujuannya, tentu saja agar organisasi dapat lebih
berkonsentrasi kepada aktivitas inti bisnisnya dengan mepertimbangkan aspk investasi,
resiko, dan efesiensi.
Menurut Beaumont dan Sohal, mengatakan bahwa outsourcing merupakan trend
yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi.
Outsourcing merupakan perpindahan rutinitas usaha ke sumber daya yang ada di luar.
Dengan kata lain, outsourcing adalah upaya untuk mendapatkan barang atas jasa dari
supplier luar atau yang beroperasi di luar negeri dalam rangka memotong biaya. ada 3
komponen dari outsourcing : 1). IT, yang merupakan perkembangan dari teknologi
informasi, 2). Komunikasi, yang merupakan bagaimana bentuk dari kinerja suatu
perusahaan berdasarkan lancar tidaknya komunikasi yang terjalin, 3). Struktur organisasi
perusahaan.
Sehingga secara umum pengertian dari outsourcing adalah suatu pengalihan
aktivitas perusahaan baik barang atau jasa ke perusahaan lain yang memiliki 3 komponen
tersebut. Hubungan dalam dunia Information Technology, IT outsourcing adalah kontrak
tambahan dari sebagian atau keseluruhan fungsi IT dari perusahaan kepada pencari
outsourcing external. IT outsourcing merupakan pemanfaatan organisasi external untuk
memproduksi atau membuat ketetapan jasa teknologi informasi. Jasa IT yang biasanya di
outsourcing adalah jaringan, desktop, aplikasi dan web hosting. IT outsourcing kedalam 4
bagian, yaitu :
1. Total Outsourcing, yaitu sepenuhnya menyerahkan semuanya ke pihak lain, baik
hardware, software, dan brainware.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 5
2. Total Insourcing, peminjaman atau penyewaan sumber daya manusia yang
dimiliki oleh pihak lain yang di pakai dalam jangka waktu tertentu.
3. Selective Sourcing, perusahaan memilah-milah bagian mana yang akan di serah ke
pada pihak lain, dan bagian yang tidak di berikan tersebut akan dikelola oleh
perusahana sendiri.
4. De facto insourcing, menyerahkan semua yang menyangkut IT ke perusahaan lain
dikarenakan adanya latar belakang sejarah.
Outsorcing menjadi sebuah proses pemindahan tanggung jawab kerja dari
perusahaan induk atau utama ke perusahaan lainnya diluar perusahaan induk atau utama.
Maksudnya adalah pemindahan tanggung jawab bisa dalam bentuk ketenaga kerjaan yang
mendukung proses kerja yang tidak merupakan inti dari bisnis atau non-core business
atau juga secara prakteknya semua lini kerja di alihkan sebagai unit outsourcing.
Perusahaan lain tersebut bisa dalam bentuk vendor, koperasi, atau instansi yang
semuanya diaatur sesuai dengan ketentuan yang sudah di tetapkan. Namun dalam
pelaksanaannya outsourcing ini mengalami pro dan kontra juga antara lainnya adalah :
1. Pro-Outsourcing :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Dapat lebih fokus kepada core business yang sedang di jalankan.
Dapat mengurangi biaya.
Dapat mengubah biaya investasi menjadi biaya belanja.
Tidak dipusingkan jika terjadi turn over tenaga kerja.
Merupakan modernisasi dunia usaha.
Efektivitas manpower.
Tidak perlu membuang-buang waktu dan tenaga untuk suatu pekerjaan yang
bukan merupakan inti bisnis atau pekerjaan yang bukan utama.
Memberdayakan anak perusahaan.
Dealing with unpredicted business condition.
2. Kontra-Outsourcing :
•
•
•
•
Status ketenagakerjaan yang tidak pasti.
Adanya perbedaan kompensasi dan benefit antara tenaga kerja internal dengan
tenaga kerja outsourcing.
Career path dari outsourcing kurang terencana dan kurang terarah.
Para pihak pengguna jasa dapat memungkin untuk memutuskan hubungan
kerjasama dengan pihak outsourcing provider secara sepihak sehingga dapat
mengakibatnya status mereka menjadi tidak jelas.
Strategi outsourcing didefinisikan sebagai pelayanan jasa yang dilakukan oleh
perusahaan penyedia jasa kepada perusahaan klien atau tindakan mendelegasikan
sebagian atau keseluruhan dari teknologi perusahaan kepada pihak eksternal diluar
perusahaan. Outsourcing adalah fenomena di mana sebuah organisasi (klien)
menyerahkan properti atau pengambilan keputusan tentang infrastruktur IT pada
organisasi eksternal.
Kontrak Outsorcing dan Kategori Outsorcing
Bentuk kontrak outsourcing ini sendiri dapat berupa:
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 6
a. Menambahkan pengelolaan IT/IS dengan penambahan sumber daya dari pihak luar
b. Mengkontrakkan sistem secara utuh pada pihak luar
c. Mengkontrakkan hanya sistem operasional dan fasilitasnya.
Dari bentuk bentuk kontrak di atas outsourcing dapat dikategorikan menjadi 4
macam yang menurut The Computer Sciences Corporation (CSC) Index adalah sebagai
berikut:
a. Total outsourcing, outsourcing secara total pada seluruh komponen IT
b. Selective outsourcing, outsorcing hanya pada komponen-komponen tertentu
c. Transitional outsourcing, outsourcing yang fokusnya pada pembuatan sistem baru
d. Transformational outsourcing, outsourcing yang fokusnya pada pembangunan dan
operasional dari sistem baru .
Menurut O’Brien dan Marakas (2006) dalam bukunya “Introduction to
Information Systems”, istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah
barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang
dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan
TI,outsorcing digunakan untuk menjangkau fungsi TI secara luas dengan mengontrak
penyedia layangan eksternal. Ada beberapa jenis Outsourcing adalah sebagai berikut:
1. Contracting.
Merupakan bentuk penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga yang
paling sederhana dan merupakan bentuk yang paling lama. Langkah ini adalah
langkah berjangka pendek, hanya mempunyai arti taktis dan bukan merupakan
bagian dari strategi (besar) perusahaan tetapi hanya untuk mencari cara yang
praktis saja.
2. Outsourcing.
Penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan tujuan untuk
mendapatkan kinerja pekerjaan yang profesional dan berkelas dunia.
Diperlukan pihak pemberi jasa yang menspesialisasikan dirinya pada jenis
pekerjaan atau aktivitas yang akan diserahkan.
3. In Sourcing.
Kebalikan dari Outsourcing, dengan menerima pekerjaan dari perusahaan lain.
Motivasi utamanya adalah dengan menjaga tingkat produktivitas dan
penggunaan aset secara maksimal agar biaya satuannya dapat ditekan dimana
hal ini akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Dengan demikian
kompetensi utamanya tidak hanya digunakan sendiri tetapi juga dapat
digunakan oleh perusahaan lain yang akan meningkatkan keuntungan.
4. Co-Sourcing.
Jenis hubungan pekerjaan dan aktivitas dimana hubungan antara perusahaan
dan rekanan lebih erat dari sekedar hubungan Outsourcing. Contohnya adalah
dengan memperbantukan tenaga ahli pada perusahaan pemberi jasa untuk
saling mendukung kegiatan masing-masing perusahaan.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 7
Terdapat dua jenis pendekatan outsourcing, yaitu dengan menggunakan paying
agent (labor suplly) dan full agent (full outsource).
Paying agent adalah perusahaan outsource yang menyediakan tenaga kerja saja,
sedangkan Full agent selain menyediakan tenaga kerja dan juga mempunyai fasilitas
produksi sendiri. Dalam full agent ini yang akan dikerjakan lebih jelas karena semua
karyawan, peralatan, tempat, pengawas semua menjadi tanggung jawab perusahaan
outsource tersebut.
Dari kedua jenis perusahaan tersebut yang lebih banyak dipraktekkan di Indonesia
adalah yang pertama. Artinya perusahaan outsource hanya menyediakan tenaga kerja dan
mengurusi SDM serta administrasinya saja sedang tempat, pengawas dan semua alat
produksi berada di perusahaan pengguna. Sebagai contoh perusahan call center,
perusahaan tersebut mendapat bayaran misalnya Rp. 1000 per panggilan. Selanjutnya
semua menjadi tanggung jawab perusahaan outsource tersebut mulai dari penyediaan
tempat, peralatan, karyawan dan lain – lain.
Ketentuan Mengenai Outsourcing
Perjanjian outsourcing dapat disamakaan dengan perjanjian pemborongan
pekerjaan. Ketentuan outsourcing di dalam UUK 2003 diatur dalam Pasal 65, yaitu :
1.
2.
3.
4.
Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain
Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain sebagaimana
Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan; dan
Tidak menghambat proses produksi secara langsung.
Undang – undang yang membahas ketentuan Outsourcing juga dijelaskan pada
pasal 66. Selain itu, ketentuan lain mengenai outsourcing diatur di dalam Kitab Undang –
Undang Hukum Perdata buku ketiga bab 7A.
Perjanjian dalam Outsourcing
Perjanjian kerja antara karyawan outsourcing dengan perusahaan outsourcing
biasanya mengikuti jangka waktu perjanjian kerjasama antara perusahaan outsourcing
dengan perusahaan pengguna jasa outsourcing. Hal ini dimaksudkan apabila perusahaan
pengguna jasa outsourcing hendak mengakhiri kerjasamanya dengan perusahaan
outsourcing, maka pada waktu yang bersamaan berakhir pula kontrak kerja antara
karyawan dengan perusahaan outsource. Bentuk perjanjian kerja yang lazim digunakan
dalam outsourcing adalah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Bentuk perjanjian
kerja ini dipandang cukup fleksibel bagi perusahaan pengguna jasa outsourcing, karena
lingkup pekerjaannya yang berubah-ubah sesuai dengan perkembangan perusahaan.
Karyawan outsourcing walaupun secara organisasi berada di bawah perusahaan
outsourcing, namun pada saat rekrutmen, karyawan tersebut harus mendapatkan
persetujuan dari pihak perusahaan pengguna outsourcing. Apabila perjanjian kerjasama
antara perusahaan outsourcing dengan perusahaan pengguna jasa outsourcing berakhir,
maka berakhir juga perjanjian kerja antara perusahaan outsourcing dengan karyawannya.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 8
Hubungan Hukum antara Karyawan Outsourcing dengan Perusahaan Pengguna
Outsourcing
Dari hubungan kerja ini timbul suatu permasalahan hukum, karyawan outsourcing
dalam penempatannya pada perusahaan pengguna outsourcing harus tunduk pada
Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang berlaku pada
perusahaan pengguna oustourcing tersebut, sementara secara hukum tidak ada hubungan
kerja antara keduanya.
Alasan Melakukan Outsourcing dalam sistem informasi:
1. Penghematan, terutama dalam jangka panjang, karena perusahaan tidak
memerlukan investasi. Hal ini akan mengakibatkan ROI perusahaan menjadi baik.
2. Manajemen dapat fokus terhadap kegiatan utamanya, dimana bisnis perusahaan
berada
3. Dapat menggunakan tenaga kerja (staff) yang ada lebih fleksibel
4. Mendapatkan akses ke pasar global. Terutama jika penyedia jasa outsourcing
adalah worldwide company.
5. Dapat mengurangi biaya pemasaran
6. Meningkatkan fokus bisnis sehingga dengan outsourcing maka perusahaan bisa
lebih fokus pada bisnis utamanya dan membiarkan sebagian operasionalnya
dikerjakan oleh pihak lain.
7. Membagi risiko operasional sehingga dengan outsourcing maka risiko operasional
perusahaan bisa terbagi kepada pihak lain.
8. Sumber daya perusahaan yang ada bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan yang
lainnya sehingga dengan melakukan outsourcing, staf yang ada bisa dimanfaatkan
untuk kebutuhan yang lebih strategis atau yang lain.
9. Jika diserahkan kepada pihak lain, akan mengurangi headache, mengurangi
resiko, dan disertai harapan agar hasilnya lebih baik karena ditangani para mitra
yang merupakan spesialis dalam bidangnya. Dengan demikian perusahaan dapat
berkonsentrasi penuh untuk mengembangkan kompetensi inti (core competencies)
mereka.
10. Memberikan kelenturan dalam pekerjaan tertentu yang bebannya bersifat
fluktuatif, peningkatan kualitas, eningkatan kepauasan pelanggan dan pemindahan
biaya tetap (fixed costs) menjadi variable costs.
11. Meningkatkan fokus bisnis karena telah melimpahkan sebagian operasionalnya
kepada pihak lain
12. Membagi resiko operasional outsourcing membuat resiko operasional perusahaan
bisa terbagi kepada pihak lain
13. Sumber daya perusahaan yang ada bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan yang
lainnya
14. Mengurangi biaya karena dana yang sebelumnya digunakan untuk investasi bisa
difungsikan sebagai biaya operasional
15. Memperkerjakan sumber daya manusia yang berkompeten karena tenaga kerja
yang disediakan oleh perusahaan outsourcing adalah tenaga yang sudah terlatih
dan kompeten dibidangnya
16. Mekanisme control menjadi lebih baik.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 9
Risiko – risiko dalam Outsorcing
Sedangkan dalam penerapan outsourcing juga tak lepas dari risiko yang akan di
hadapi, risiko – risiko tersebut antara lain berkaitan dengan aspek :
1. Legal.
Salah satu komponen penting dalam outsourcing adalah kontrak. Didalam kontrak
dijelaskan mengenai layanan vendor kepada penyedia, diskusi financial, dan legal
issue. Ini akan dijadikan blueprint sebagai bentuk persetujuan mereka. Ada
beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan pembuatan kontrak yaitu
service level agreements, penalties for non-performance, contract length,
flexibility, post-outsourcing, dan vendor standart contract. Dan ini merupakan
resiko yang perlu di perhatikan dengan sebaik-baiknya, jika tidak maka IT
outsourcing akan menjadi masalah bagi perusahaan.
2. Informasi
Informasi merupakan aset berharga bagi perusahaan, jika tidak dikelola dengan
baik maka akan menjadi masalah bagi perusahaan tersebut.
3. Kebutuhan IT outsourcing
Dalam menetapkan strategi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan IT
outsourcing (outsourcing scope), yang meliputi total outsourcing dan selective
outsourcing.
4. Maintaining the relationship.
5. Loss of flexibility.
Jika menandatangani kontrak outsourcing yang berjangka lebih dari 3 tahun, maka
dapat megnurangi fleksibilitas. Seandainya ada kebutuhan bisnis yang berubah,
perkembangan teknologi yang menciptakan peluang baru dan adanya penurunan
harga maka klien harus meeundingkan kembali kontraknya.
6. Managerial Control Issue.
Tafti mengatakan bahwa pengambilan keputusan hanyalah di kendalikan oleh
sebagian kecil para eksekutif senior saja, sedangkan para departement IT yang
lebih mengetahui kebutuhan IT perusahaan dikendalikan oleh atasan saja.
7. Financial.
Ada biaya yang dikenal dengan hidden cost, yaitu biaya seperti biaya diluar jasa
standar, biaya pencarian vendor(melibatkan aktivitas yang mahal seperti riset,
wawancara, evaluasi dan kunjungan lokasi luar negri, dan pemilihan akhir suatu
penjualan), biaya transisi(transisi meliputi penyusunan, penarikan kembali dan
penampungan yang dilakukan oleh vendor), dan biaya post outsourcing.
Namun demikian berdasarkan survey yang dilakukan oleh KMPG, yang
merupakan anggota the Big Four auditors, mengidentifikasi bahwa terdapat beberapa
risiko yang dapat terjadi akibat outsourcing tersebut, yaitu :
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 10
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek hukum
Aspek ketergantungan
Aspek keamanan fisik Sistem informasi
Aspek logic sistem informasi
Aspek Sumber daya manusia
Dari ke lima aspek tersebut ternyata 3 risiko yang sering terjadi jika perusahaan
menggunakan outsourcing yaitu:
a. Keamanan Logika Sistem Informasi (Logical IS Security)
Keamanan yang berhubungan dengan akses yang tidak sah (unauthorized)
terhadap sistem informasi organisasi. Ketika organisasi menggunakan outsourcing, maka
sejumlah akses terhadap sistem informasinya akan bertambah, dimana pada kondisi
tertentu akan mempengaruhi sistem informasi. Lebih jauh lagi organisasi akan kehilangan
kontrol terhadap keamanan sistem informasinya. Dalam prosesnya, kemungkinan akan
terjadi akses, modifikasi, dan lainnya, yang digunakan oleh outsourcing. Perlu
diperhatikan, kemungkinan akses ini akan mencakup data – data yang sangat rahasia dan
strategis.
b. Ketergantungan (Total Dependence/Exit Barriers)
Makin banyak tingkat ketergantungan terhadap perusahaan outsourcing, maka
akan menjadi kendala bagi kita. Pada waktu kita mengikat kontrak dengan perusahaan
outsourcing, pada dasarnya kita “menyerahkan” semua kontrol atas sistem informasinya.
Sebagai akibat dari hal ini, fungsi – fungsi IT tdak dapat dilakukan atau merubah
teknologi yang telah dibuat oleh outsourcing, tapi kita melibatkan mereka. Oleh karena
itu, perlu kejelasan dalam kontrak, mengenai exit strategi jika proyek pembangunaan
ataupun pengembangan sistem informasi dengan perusahaan outsourcing.
c. Konsekuensi hukum (Legal Consequences)
Karena kegiatan outsourcing merupakan kerjasama diantara dua pihak, yang
secara umum bersifat komersial, maka akan terdapat konsekwensi hukum. Salah satu
yang terpenting adalah hak kepemilikan dan hak cipta. Dengan adanya kerjasama ini,
akan menambah kewajiban perusahaan terhadap pihak ketiga, seperti penggunaan
lisensi, Oleh karena itu, perlu sekali dibuat kontrak kerjasama yang jelas diantara kedua
belah pihak yang saling menguntungkan.
Kunci Utama dalam Kesuksesan Outsourcing
Kunci utama dalam kesuksesan outsourcing adalah pemilihan vendor yang tepat
(choose the right vendor) karena outsourcing merupakan kerjasama jangka panjang
sehingga penunjukkan vendor yang tepat sebagai mitra perusahaan menjadi sangat krusial
baik dari pertimbangan aspek teknologi, bisnis, maupun tujuan finansial. Berdasarkan hal
tersebut, perusahaan dituntut untuk dapat memahami dasar pertimbangan dalam
pemilihan vendor. Ada banyak pertimbangan dan alasan sebuah perusahaan mengambil
outsourcing sebagai strategi untuk operasional IT yang efektif. Selain pertimbangan biaya
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 11
tentunya, terdapat pertimbangan lain yang menjadi faktor pendorong terbesar seperti
penyesuaian antara strategi IT dan strategi bisnis perusahaan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan antara lain :
1.
Pengetahuan dan kemampuan dalam industri yang dibidanginya (industry
knowledge),
2. Kemampuan teknis,
3. Kemampuan keuangan dan kemampuan dalam menyampaikan infrastruktur
jasa yang dikelolanya.
4. Memahami maksud dan tujuan perusahaan.
5. Memiliki visi dan perencanaan strategis.
6. Memilih secara tepat service provider atau pemberi jasa.
7. Melakukan pengawasan dan pengelolaan terus menerus terhadap hubungan
antarperusahaan dan pemberi jasa.
8. Memiliki kontrak yang cukup tersusun dgn baik
9. Memelihara komunikasi yang baik dan terbuka dengan individu atau
kelompok terkait.
10. Mendapatkan dukungan dan keikutsertaan manajemen.
11. Memberikan perhatian secara berhati-hati pada persoalan yg menyangkut
karyawan
Menurut O’Brien dan Marakas (2006), beberapa pertimbangan perusahaan untuk
memilih strategi outsourcing sebagai alternatif dalam mengembangkan Sistem Informasi
Sumberdaya Informasi diantaranya:
1. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.
2. Resiko tidak kembalinya investasi yang dilkukan sangat tinggi.
3. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan.
4. Faktor waktu/kecepatan.
5. Reputasi yang baik dari pihak outsourcing provider.
6. Tenaga kerja yang dimiliki oleh pihak provider outsourcing sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh perusahaan.
7. Pihak provider perusahaan mengetahui bentuk dari kegiatan bisnis
perusahaan.
8. Pengalaman pihak provider outsource.
9. Eksistensinya dan lain-lainnya.
Sistem informasi dan organisasi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Sistem informasi harus disesuaikan dengan organisasi agar dapat menyediakan informasi
yang dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting pada organisasi. Pada saat yang
sama, organisasi harus waspada dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi supaya
mendapat keuntungan dari teknologi baru. Interaksi antara teknologi informasi dan
organisasi sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor mediasi yang besar, yaitu
struktur organisasi, SOP (Standard Operating Procedures), politik, kultur, lingkungan
sekitar, dan keputusan manajemen. Para manajer harus waspada karena sistem informasi
mampu mengubah kehidupan organisasi. Sistem informasi tidak bisa sukses merancang
sistem baru atau memahami sistem yang sudah ada tanpa memahami organisasi. Para
manajer perlu memutuskan sistem apa yang akan dibangun, apa yang akan dikerjakannya,
serta bagaimana pengimplementasiaannya.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 12
Lacity dan Willcocks (1998) melakukan investigasi empirik mengenai
praktik outsourcing IT terhadap 40 organisasi yang berada di Amerika dan Inggris
dengan mewawancara 145 partisipan. Dari investigasi yang dilakukan oleh Lacity dan
Willcocks dapat ditemukan lima praktek terbaik dalam kasus yang terjadi diperusahaan,
yaitu:
1. Keputusan outsourcing selektif mempunyai rata-rata keberhasilan dalam
pencapaian efektifitas fungsi IT yang lebih tinggi dibandingkan
dengan outsourcing total atau keputasan insourcing.
2. Eksekutif Senior dan Manajer IT yang membuat keputusan bersama mempunyai
rata-rata keberhasilan dalam pencapaian efektifitas fungsi IT yang lebih tinggi
dibandingkan dengan salah satu kelompok stakeholder yang melakukan sendiri.
3. Organisasi yang memakai kombinasi antara pemenuhan kebutuhan akan fungsi IT
secara internal, dan pemenuhan kebutuhan akan fungsi IT secara eksternal, akan
mempunyai rata-rata keberhasilan dalam pencapaian efektifitas fungsi IT yang
lebih tinggi dibandingkan dengan organisasi yang hanya memakai penawaran
eksternal saja.
4. Kontrak jangka pendek memperoleh rata-rata keberhasilan dalam pencapaian
efektifitas fungsi IT yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrak jangka
panjang.
5. Kontrak detail dengan membayar jasa outsourcing IT memperoleh rata-rata
keberhasilan dalam pencapaian efektifitas fungsi IT yang lebih tinggi
dibandingkan dengan membayar jasa tipe kontrak lainnya.
Critical succes factors pada outsourcing terdiri dari beberapa faktor yakni faktor
internal maupun faktor eksternal. Faktor internal antara lain kemampuan penanganan
informasi. Kemampuan penanganan informasi harus disesuaikan dengan harapan,
spesifikasi, kualitas serta perlu dilakuka perbaikan secara terus menerus. Kontrak
manajemen yang baik diperlukan untuk mendukung kedua belah pihak agar bekerja
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan manajemen, proses dan sumber daya manusia
yang tersedia. Faktor kepemimpinan diperlukan dalam menjamin hubungan yang kuat
antara anggota tim yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi melalui
pemahaman yang baik serta kepercayaan antar tim. Dalam menerapkan outsourcing maka
perlu memperhatikan kemampuan karyawan vendor. Vendor harus memiliki karyawan
yang berkualifikasi untuk memenuhi keinginan perusahaan yang bervariasi.
Faktor eksternal yang perlu diperhatikan antara lain pemahaman kepada
konsumen, perjanjian antar pihak, kemampuan pengawasan sistem, tingkat fleksibilitas,
komunikasi, keahlian teknis dan pelayanan yang saling terintegrasi. Pemahaman kepada
konsumen diperlukan oleh vendor agar dapat memberikan solusi yang tepat bagi
perusahaan dalam melakukan pengembangan sistem. Perjanjian antar pihak memerlukan
pemahaman yang sama mengenai tujuan yang akan dicapai oleh suatu perusahaan
mengenai pengembangan sistem informasinya, sehingga vendor dapat menerjemahkan
kebutuhan dan keinginan perusahaan dengan tepat.
Pengawasan terhadap pelaksanaan sistem perlu dilakukan oleh perusahaan agar
mampu mengatur dan menjamin bahwa proses dan data yang ada mampu menjamin daya
saingnya. Tingkat fleksibilitas mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
memodifikasi sistem informasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Komunikasi
diperlukan untuk menjembatani keinginan kedua belah pihak sehingga pengembangan
sistem informasi dapat dilakukan secara lebih efektif. Perusahaan harus memilikih vendor
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 13
yang memiliki pengalaman yang baik di bidang sistem informasi. Integrasi pelayanan
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan melalui pengawasan dan menjembatani
peraturan-peraturan yang harus dipenuhi oleh pihak vendor.
Masalah Umum Yang Terjadi Dalam Penggunaan Outsourcing
1. Penentuan partner outsourcing.
Hal ini menjadi sangat krusial karena partner outsourcing harus mengetahui apa yang
menjadi kebutuhan perusahaan serta menjaga hubungan baik dengan partner
outsourcing.
2. Perusahaan outsourcing harus berbadan hukum.
Hal ini bertujuan untuk melindungi hak-hak tenaga outsource, sehingga mereka
memiliki kepastian hukum
3. Pelanggaran ketentuan outsourcing.
Demi mengurangi biaya produksi, perusahaan terkadang melanggar ketentuan
ketentuan yang berlaku. Akibat yang terjadi adalah demonstrasi buruh yang menuntut
hak-haknya. Hal ini menjadi salah satu perhatian bagi investor asing untu mendirikan
usaha di Indonesia.
4. Perusahan outsourcing memotong gaji tenaga kerja tanpa ada batasan sehingga yang
mereka terima, berkurang lebih banyak.
Indikator Keberhasilan Penerapan Sistem Outsorcing
Ketika perusahaan melakukan outsourcing TI strategi, praktik bisnis perusahaan
mandat yang mempertimbangkan layanan penyedia layanan yang dapat menunjukkan
sebagai berikut:
1. Eksekutif manajemen yang kuat.
2. Pemahaman tentang ruang lingkup layanan yang dibutuhkan.
3. Sebuah catatan terbukti terkait kinerja dalam memenuhi ruang lingkup
tanggung jawab.
4. Kedalaman dan stabilitas keuangan.
5. Kedalaman jasa untuk memenuhi jumlah kebutuhan terbesar sebagai sumber
tunggal.
6. Teknis dan sumber daya manusia yang dapat diandalkan ketika terjadi
perubahan selera pelanggan atau pertumbuhan usaha.
7. Faktor pemahaman dari pihak penyedia jasa akan tujuan dari pihak klien.
8. Faktor pemilihan penyedia jasa yang tepat.
9. Faktor pemahaman yang jelas dari pihak klien tentang apa yang mereka cari
dalam penerapan strategi outsourcing yang mereka lakukan.
Faktor penentu keberhasilan memberikan pemahaman tentang jenis kebutuhan
outsource perusahaan saat ini dan masa depan kepada penyedia jasa untuk outsourcing
TI. Masing-masing sama pentingnya dengan dampak bisnis secara keseluruhan dan
kualitas layanan yang diberikan. Inti dari faktor-faktor tersebut diatas adalah harus
adanya kerjasama dan komitmen yang jelas antara kedua belah pihak agar outsourcing
dapat berjalan sebagaimana harapan yang keseluruhan perjanjian kerjasama tersebut
dinyatakan secara jelas dan terperinci di dalam kontrak outsourcing.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 14
Lembaga riset manajemen yang dilakukan oleh PPM, telah melakukan survey
terhadap 44 perusahaan dari berbagai industri yang mana lebih dari 50 persen perusahaan
di Indonesia menggunakan tenaga outsource sebesar 73 persen, sedangkan sisanya tidak
menggunakan tenaga outsource dalam operasional perusahaanya. Hasil survey
menunjukkan bahwa tingkat keberhasil dari penerapan outsourcing yang paling dominan
adalah komitmen masing-masing pihak yang terlibat, harus mendukung dan
bertanggungjawab untuk melaksanakan outsourcing. Faktor lain yang berpengaruh
lainnya antara lain detail aturan main outsourcing yang didefinisikan dalam kontrak kerja,
kejelasan ruang lingkup proses outsourcing yang ingin dilakukan, update perjanjian antar
pengguna dan penyedia tenaga outsource ada atau tidaknya prosedur formal dalam tender
calon perusahaan outsourcing, dan jangka waktu penyelenggaraan outsourcing.
Agar dapat memberikan efektivitas penerapan outsourcing dalam sebuah
perusahaan, diharapkan masing-masing pihak dapat melakukan beberapa hal diantaranya
komunikasi dua arah antara perusahaan dengan penyedia jasa outsource terkait dengan
kejelasan service level agreement , training pada tenaga outsource sehingga mereka
memiliki kemampuan / ketrampilan, dan memperhatikan hak dan kewajiban baik
pengguna outsource maupun tenaga kerja yang ditulis secara detail dan
menginformasikan apa yang menjadi hak-haknya.
Pro dan Kontra Outsourcing
Keberadaan tenaga kerja berstatus outsorcing pada gilirannya akan melemahkan
perjuangan kolektif tenaga kerja melalui serikat tenaga kerja, sebagai elemen pemaksa
bagi terpenuhinya hak-hak tenaga kerja. Sebab, tenaga kerja outsourcing bergerak
sebagai individu yang mengadakan hubungan kerja dengan perusahaan secara langsung,
atau tenaga kerja yang disalurkan oleh lembaga outsourcing (jasa penyalur tenaga kerja),
kepada perusahaan, para pihak yang terlibat dalam perjanjian dalam hal ini adalah jasa
penyalur tenaga kerja dan perusahaan, sementara tenaga kerja outsourcing sendiri berada
di bawah kendali jasa penyalur.
Persoalan yang dialami oleh tenaga kerja outsorcing sendiri, bisa disimpulkan :
1. Tidak ada kejelasan mekanisme dengan siapa tenaga kerja berstatus
outsourcing ini harus melakukan perundingan, apakah dengan pihak yayasan
yang menyalurkan, atau dengan perusahaan.
2. Posisi tenaga kerja
berstatus
outsorcing ini
lemah,
sebab
tidak memungkinkan baginya untuk melakukan perundingan bersama
atau terlibat dalam serikat tenaga kerja.
Maka dapat disimpulkan, imbas atas keberadaan tenaga kerja berstatus
outsourcing, terhadap serikat tenaga kerja, diantaranya:
a.
b.
c.
Melemahnya kekuatan serikat tenaga kerja. Sebagai akibat atas menurunnya
jumlah anggota serikat tenaga kerja.
Melemahnya collective bargaining.
Melemahnya perlindungan terhadap tenaga kerja, termasuk terhadap hak-hak
tenaga kerja.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 15
Proses Melakukan Outsourcing
Membuat keputusan outsourcing adalah bukan sesuatu hal yang mudah, keputusan
ini berpengaruh terhadap reputasi dan pencapaian dari suatu organisasi dalam waktu yang
sangat panjang. Seperti proses pengambilan keputusan penting, tahap pemilihan
outsourcing melalui siklus yang dijelaskan seperti di bawah ini :
1.
Objectives
Organisasi mendefinisikan sasaran dari bisnis mereka dan apa yang terbaik untuk
mereka melalui penggunaan teknologi informasi yang paling sesuai.
2.
Feasibility
Organisasi mempelajari alternative pilihan outsourcing yang ada, dengan cara
menjawab beberapa pertayaan seperti “Apa yang kita harus cemaskan?” dan ” Apa
yang terjadi jika..?”. Organisasi harus mendiskusikan hal-hal seperti : Pentingnya
aktivitas IT atau fungsi bisnis kepada organisasi secara keseluruhan.Dampak yang
mungkin terjadi pada reputasi organisasi terhadap pelanggan saat melakukan
outsourcing.Kemampuan outsourcing sesuai dengan biaya yang dikeluarkan dan
pengerjaannya tepat waktu
3.
Requirements
Pada langkah ini yaitu organisasi mengidentifikasi kebutuhannya untuk system
informasinya. Organisasi tidak hanya menggambarkan tujuan-tujuannya tetapi
mengidentifikasi kebutuhan input dan ouput yang ingin didapatkan.
4.
Selection of a service provider
Pada langkah ini, organisasi mengevaluasi kredibalitas dan kemampuan dari
penyedia outsourcing, sehingga dapat tercipta hubungan yang strategis dalam jangka
waktu yang lama.
5.
Transition
Proses ini adalah proses penyesuaian system informasi dalam suatu organisasi
sampai pada keadaan yang stabil. Untuk melakukan migrasi fungsi, peralatan dan
actor kepada outsourcing perlu membuat perencanaan yang sangat hati-hati dan
detail.
6.
Steady state
Proses ini adalah yang terpenting dimana sudah terjadi kestabilan system informasi
dengan fungsi dari organisasi. Pada proses ini masih perlu pengontrolan.
7.
Renewal/termination
Setelah semua terlaksana, pada keputusan terakhir suatu organisasi dapat memilih
mau diteruskan atau tidak perjanjian dengan outsourcing yang telah ada. Banyak
factor untuk memutuskan itu, diantaranya kepuasan terhadap jasa outsourcing,
kemampuan untuk memelihara dan melihat rencana masa depan dari organisasi itu.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 16
Bidang Outsourcing Sistem Informasi
Lingkup dari IT Outsourcing sangat luas, mulai dari IT Infrastructure
Management (termasuk Service Management, Data Center Management, Desktop &
Distributed Computing Services dan Network Infrastructure services) sampai ke
Application Management (termasuk Application Systems Maintenance (seperti ERP dan
payroll processing); Resource Management, Users Support, Maintenance and Upgrade
Systems) serta Business Process Outsourcing (seperti Customer Process Outsourcing,
HR/Payroll Administration, dan Data Entry Processing) yang banyak digunakan oleh
perusahan-perusahaan besar seperti industri perbankan dan telekomunikasi. Sebenarnya
outsourcing SI dapat meliputi semua layanan SI yang dibutuhkan perusahaan. Price
Waterhouse mencantumkan list pekerjaan yang dapat dioutsourcingkan antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Pemeliharaan aplikasi (Applications maintenance)
Pengembangan dan implementasi aplikasi (Application development and
implementation)
Data centre operations
End-user support
Help desk
Dukungan teknis (Technical support)
Perancangan dan design jaringan
Network operations
Systems analysis and design
Business analysis
Systems and technical strategy
Faktor-faktor Pemilihan Partner Outsourcing
1. Komitmen dalam memberikan kualitas.
Kualitas menjadi faktor menentukan bagi perusahaan dalam mencari vendor. Perlu
diketahui apakah vendor dapat memberikan kualitas seperti yang diharapkan. Saat ini
ada begitu banyak penyedia jasa outsourcing sehingga perusahaan harus selektif dalam
memilih.
2. Harga
Pihak perusahaan juga menentukan batasan kemampuannya terutama dalam hal biaya
bila menggunakan outsourcing. Tentunya tidak ingin bila ternyata biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam menerapkan outsourcing jauh lebih mahal sehingga
pihak vendor juga harus berkompetisi dalam harga.
3. Reputasi
Referensi atau reputasi vendor sangat berpengaruh bagi perusahaan yang ingin
menggunakan
jasa vendor. Suatu vendor yang
telah
terbukti
dalam
bidang outsourcingmaka akan menjadi incaran bagi perusahaan yang ingin mengelola
Sistem Informasinya.
4. Waktu kontrak yang bersifat fleksibel
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 17
Durasi penyelenggaraan outsourcing biasanya dibagi dalam tiga waktu yaitu jangka
pendek, menengah, dan panjang. Pihak perusahaan sangat memilih bila
kontrakoutsorcing lebih bersifat fleksibel dan tidak kaku guna menyesuaikan dengan
perubahan perusahaan maupun lingkungan yang tidak dapat diprediksi.
5. Sumberdaya yang tersedia
Sumberdaya yang dimiliki oleh pihak vendor akan mempengaruhi perusahaan.
Mengelola Sistem Informasi tentunya harus dijalankan oleh sumberdaya yang
kompeten dalam bidangnya sehingga menghasilkan kualitas dan hasil yang
memuaskan.
6. Persamaan Budaya
Pihak perusahaan akan menjalin kerjasama dengan vendor yang artinya diusahakan
memilih vendor yang memiliki budaya perusahaan yang sama sehingga lebih
memudahkan dalam beradaptasi dalam lingkungan kerjanya.
7. Hubungan yang lebih terbuka
Jalinan kerjasama yang lebih terbuka akan sangat diminati oleh perusahaan dalam hal
memilih vendor. Misalnya dalam mensikronkan antara harapan dan kebutuhan
perusahaan dengan sistem outsourcing sehingga terdapat keterbukaan pada kedua
belah pihak.
Sampai sejauh ini, sistem outsourcing telah mampu memberikan perkembangan
positif bagi perusahaan. Outsourcing dijadikan perusahaan sebagai strategi kompetisi
untuk fokus pada inti bisnisnya. Secara khusus, melalui sistem outsourcing maka sebuah
perusahaan dapat menekan biaya serendah-rendahnya.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 18
PEMBAHASAN
Profil PT. Telkom Indonesia
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan
penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainmet)
yang terbesar di Indonesia. Pengabdian Telkom berawal pada 23 Oktober 1856, tepat saat
dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam bentuk pengiriman telegraf dari
Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor). Selama itu pula Telkom telah mengalami
berbagai transformasi.
Transformasi terakhir sekaligus yang disebut dengan New Telkom Indonesia
adalah transformasi dalam bisnis, transformasi infrastruktur, transformasi sistem dan
model operasi dan transformasi sumber daya manusia. Transformasi tersebut resmi
diluncurkan kepada pihak eksternal bersamaan dengan New Corporate Identity Telkom
pada tanggal 23 Oktober 2009, pada hari ulang tahun Telkom yang ke 153.
Sejalan dengan lahirnya New Telkom Indonesia, berbekal semangat positioning
baru Life Confident manajemen dan seluruh karyawan Telkom berupaya
mempersembahkan profesionalitas kerja, serta produk dan layanan terbaik bagi pelanggan
dan stakeholders.
Sepanjang Tahun 2008, berbagai penghargaan dan sertifikasi telah diterima oleh
Telkom, baik dari dalam maupun luar negeri antara lain, Sertifikasi ISO 9001:2000 dan
ISO 9004:2000 untuk Divisi Enterprise Service dari TUV Rheinland International
Indonesia; Penghargaan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan
Kecelakaan Nihil 2008 dari Wakil Presiden RI; The Best Corporate Image category
dalam ajang Most Admired Companies Awards ke 8 dari Frontier Consulting Group;
Juara Umum 2007 Annual Report Award dari Menteri Keuangan RI; Juara Umum
Anugerah Media Humas 2008 dari Bakorhumas CIO of The Year 2008 dalam Hitachi
Data System IT Inspiration Awards; dan Penghargaan CEO dan Perusahaan Idaman dari
Majalah Warta Ekonomi.
Profil PT. Infomedia Nusantara
Tahun 1975 merupakan awal perjalanan usaha PT Infomedia Nusantara menjadi
perusahaan pertama penyedia layanan informasi telepon di Indonesia. Di bawah sub
divisi Elnusa GTDI dari anak perusahaan Pertamina, Infomedia telah menerbitkan Buku
Petunjuk Telepon Telkom Yellow Pages. Perkembangan yang tercatat selanjutnya adalah
berdirinya PT Elnusa Yellow Pages di tahun 1984 yang berubah nama di tahun 1995
menjadi PT Infomedia Nusantara pada saat PT Telkom Tbk menanamkan investasi.
Untuk mendukung implementasi Good Coorporate Governance dalam setiap
aspek kegiatan perusahaan, Infomedia telah mengeluarkan kebijakan pedoman tata kelola
perusahaan di tahun 2008 dan pada tanggal 30 Juni 2009 PT Telekomunikasi Indonesia
(Telkom) melalui PT Multimedia Nusantara (Metra), anak perusahaan yang 99,99 persen
milik Telkom (selanjutnya disebut TelkomGroup) telah menandatangani Shares Sales &
Purchase Agreement (SPA) untuk membeli 49 persen saham PT Infomedia Nusantara
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 19
(Infomedia) milik PT Elnusa Tbk (Elnusa), sehingga 100 persen saham PT Infomedia
Nusantara secara resmi dimiliki oleh Telkom Group.
Kini, sesuai dengan visi menjadi penyedia layanan informasi terintegrasi dan
solusi media digital yang utama di kawasan regional serta komitmen untuk senantiasa
memberikan layanan terbaik bagi penguna dan pelanggan, Infomedia telah melaksanakan
transformasi bisnis dari tiga Pilar Bisnis (Layanan Direktori, Layanan Contact Center dan
Layanan Konten) menjadi Layanan Contact Center & Outsourcing dan Layanan Digital
Media & Rich Content (DMRC).
Layanan Contact Center & Outsourcing Infomedia merupakan layanan
outsourcing seluruh proses bisnis perusahaan yang meliputi : Contact Center Services,
HR Services, IT Services dan Back Office Services.
Sedangkan DMRC Infomedia adalah layanan informasi berbasis direktori yang
dapat diakses melalui berbagai media, seperti : printed (Yellow Pages, WhitePages &
Direktori Khusus & Media Komunitas), mobile (mobile application, SMS Broadcast, QR
Code,Layanan 108, My Mobile Directory 108, myellowpages.co.id) dan online (online
ad, e-commerce, membership, online game, web development).
Keseluruhan produk dan layanan Infomedia merupakan komitmen perusahaan
dalam memberikan solusi layanan informasi dan komunikasi yang prima bagi pelanggan
dan masyarakat di Indonesia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan keberhasilan
Infomedia dalam meraih predikat The Best Contact Center 2012. Diraihnya penghargaan
merupakan bukti nyata kepiawaian Infomedia mengelola contact - contact center nasional
dan memotivasi dalam meningkatkan kualitas layanan contact center Infomedia.
Perusahan penerima jasa & pekerjaan (Infomedia) dapat berperan sebagai
perusahaan outsource yang memberi layanan-layanan sebagai berikut:
1. Administrative Expert; meliputi layanan yang terbaik melalui sistem yang
efektif, tepat waktu dan akurat dalam setiap proses.
2. Consultant, layanan opini profesonal serta alternatif solusi terhadap berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan rekrutmen dan seleksi.
3. Competency Expert, layanan yang melibatkan pemberi pekerjaan dalam
wawancara sebagai sumber yang paling mengetahui mengenai pekerjaaan yang
dilakukan seperti karakteristik serta kompetensi teknik (technical competensy).
4. Culture Builder, layanan terhadap semua yang diharapkan oleh setiap
karyawan; baik yang tertulis maupun tidak tertulis secara terbuka dan turut
serta memastikannya melalui wawancara oleh user ataupun pihak Human
Resources.
5. System Procedure Expert, layanan tentang prosedur tanggungjawab kedua
belah pihak yang akan tertuang dalam service level agreement.
Business Process Outsorcing
Saat ini, Infomedia, sesuai dengan visinya menjadi penyedia jasa layanan
informasi yang utama dikawasan regional telah melakukan berbagai upaya untuk
mewujudkan visi tersebut dengan mengoptimalkan kompetensi untuk mengambil
opportunity dalam pengembangan bisnis kedepan melalui transformasi bisnis dari tiga
Pilar Bisnis ( Layanan Direktori, Layanan Contact Center dan Layanan Konten ) menuju
Layanan Outsourcing atau Business Process Outsourcing ( BPO ) dan Layanan Konten
Digital atau Digital Rich Content ( DRC ).
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 20
Layanan Outsourcing atau Business Process Outsourcing (BPO) didefinisikan
sebagai bisnis penyediaan jasa alih-daya (outsourcing) oleh pihak ketiga bagi perusahaan
untuk satu atau beberapa fungsi bisnis dalam jangka panjang (multi year contract).
Bisnis Layanan Outsourcing (BPO) yang telah dijalani Infomedia saat ini berbasis
layanan voice yaitu layanan Contact Center baik untuk inbound maupun outbound dan
non voice seperti direct mail dan web development. Namun saat ini Infomedia telah
membagi bisnis Layanan Outsourcing (BPO) kedepannya dalam empat kelompok
berdasarkan basis layanan yaitu: Contact Center Services, HR Services, IT Services dan
Direct Mail.
Sedangkan pengembangan bisnis Layanan Konten Digital (DRC) didasarkan oleh
semakin berkembangnya kebutuhan informasi yang semakin cepat dan mobile, perubahan
gaya hidup dan perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Infomedia membagi bisnis DRC dalam tiga bagian, yaitu : printed (Yellow Pages,
White Pages & Special Directory) , mobile (mobile application, SMS) dan online (online
ad, e-commerce, membership). Keseluruhan produk dan layanan Infomedia merupakan
komitmen perusahaan dalam memberikan solusi layanan informasi dan komunikasi yang
prima bagi customer dan masyarakat di Indonesia.
Diwakili Eddy Kurnia selaku Direktur Utama PT Infomedia Nusantara
menyatakan saat ini sudah siap untuk masuk ke pasar Internasional karena sudah menjadi
dominant BPO player di dalam negeri dan berpengalaman lebih dari 10 tahun melayani
klien yang memiliki standar tinggi -seperti Garuda Indonesia, Telkomsel, CIMB Niaga,
termasuk di dalamnya pengalaman dalam memberikan layanan BPO voice berbahasa
Inggris.
Layanan Contact Center Infomedia
Customer Relationship Management (CRM) telah menjadi isu penting yang kerap
dibutuhkan oleh perusahaan. Hal ini merupakan jawaban atas terjadinya perubahan
perilaku konsumen yang dinamis, dimana konsumen mulai kritis dalam memilih
perusahaan yang mempunyai prioritas dalam hal pengelolaan layanan pelanggan. Tak
heran jika dewasa ini banyak perusaahaan mulai berlomba untuk membangun
infrastruktur CRM yang baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
tetap fokus pada core bisnis mereka. Salah satu strategi CRM yang kini marak digunakan
perusahaan-perusahaan adalah dengan menyelenggarakan layanan contact center.
Contact Center adalah generasi dari Call Center berikutnya, yang terdiri dari
multi akses dan multi layanan. Sehingga dapat menjangkau saluran-saluran yang lebih
luas seperti telepon, internet, surat-surat, e-mail, dll, atau dapat dikatakan bahwa layanan
ini dapat melampaui fungsi-fungsi dari call center yang berbasiskan telepon biasa.
Dengan kata lain, Contact Center dapat memberikan total solusi bagi kontak untuk
berbagai jenis interaksi pelanggan, seperti : penjualan, pemasaran, dukungan produk,
distribusi informasi, dan berbagai layanan lainnya yang dibutuhkan oleh pelanggan. Call
Center as Critical Touch Point . Pasar yang sangat kompetitif seperti sekarang ini,
menjadikan contact center hal yang sangat penting yang menghubungkan Telkom dan
pelanggan Telkom.
Dewasa ini layanan contact center telah berevolusi seiring dengan perubahan
zaman yaitu menjadi media interface yang tidak mengenal batas antara perusahaan
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 21
dengan pelanggannya. Intinya perusahaan menjadikan kepuasan dan loyalitas Pelanggan
sebagai sebuah prioritas yang berpengaruh pada peningkatan kinerja perusahaan.
Fenomena hubungan kerja dengan menggunakan mekanisme outsourcing juga
digunakan antara PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk sebagai perusahaan pemberi kerja,
PT. Infomedia Nusantara sebagai penyedia jasa pekerjaan dalam jasa layanan Contact
Center Telkom melalui perjanjian dengan mekanisme outsourcing.
Kompetensi PT Infomedia Nusantara (Infomedia) sebagai Telkom Group dalam
mengelola layanan contact center dengan standar world class tak diragukan lagi dengan
banyaknya penghargaan yang diterima sebagai pengakuan dunia internasional. Pada 13
Juli 2012 Infomedia kembali berhasil meraih penghargaan Top Ranking Performers in
The Contact Center World dari Contact CenterWorld.com.
Infomedia adalah market leader selama 12 tahun mengelola bisnis contact center.
Layanan Contact Center Infomedia telah menangani sejumlah klien besar dari berbagai
segmen industri dengan dukungan ribuan agen dan kapasitas seat terbesar di Indonesia
dengan jangkauan layanan terluas meliputi Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar,
Balikpapan dan Denpasar serta telah merambah hingga ke Laos sebagai konsultan dalam
bisnis layanan contact center.
Infomedia mengelola layanan contact center klien dalam berbagai segmentasi
industri antara lain : banking, financial & insurance, telecommunication, media &
technology, travel & transportation, food & beverages, retail & consumer product,
healthcare, government & education. Dalam setiap industri, Infomedia senantiasa
berupaya memenuhi harapan klien sesuai dengan karakter bisnis yang dimiliki, terutama
dalam mengelola hubungan perusahaan dengan pelanggan. Layanan Contact Center
Infomedia memiliki kualifikasi agen contact center yang disesuaikan dengan karakter
bisnis klien sebagai pelaku utama layanan contact center. Infomedia secara rutin
memberikan pelatihan dengan beragam modul (Achievement Training, Konsep Layanan
Contact center, Standar Teknik Pelayanan Contact Center, Positive Mental Attitude,
Achievement Performance Evaluation), bimbingan dan refreshment program serta
penghargaan pada bagi para agen contact center. Monitoring kinerja secara rutin pun
dilakukan oleh quality assurance & research, development department untuk menjaga
kualitas layanan contact center sesuai dengan service level yang disepakati bersama klien.
Layanan Contact Center Infomedia bersifat multi akses yang tidak hanya terbatas
pada basis suara, tetapi juga data, maupun gambar dengan jenis layanan inbound contact
center, yaitu aktifitas penanganan kontak masuk dari pelanggan, seperti : customer
services, phone banking, reservasi, delivery order, helpdesk, hotline services, dan layanan
outbound contact center yaitu aktifitas kontak kepada target pasar suatu perusahaan
seperti : telemarketing, telesales, telepromo, telecollection, telesurvey dan lain-lain.
Tak hanya itu, Infomedia juga memberikan solusi terhadap kebutuhan
penyelenggaraan contact center dengan nomor akses yang unik, yaitu 140XX, 0-800, 0804, 0-807, 0-809, 500-XXX dan Public Switched Telephone Network (PSTN) serta
layanan konsultasi untuk pengembangan contact center. Layanan Contact Center
Infomedia juga telah mendapatkan sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9000 : 2000
dari TUV Nord Indonesia yang sekaligus memberikan jaminan akan kualitas layanan
yang diberikan.
Penghargaan yang telah diraih ini merupakan bukti pengakuan atas kompetensi
Infomedia sehingga pantas saja jika Infomedia menjadi yang terbaik dalam outsourcing
layanan contact center.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 22
Mekanisme Outsourcing Telkom dan Infomedia
Mekanisme outsourcing merupakan mekanisme kerja yang terdapat tiga pihak
yaitu perusahaan pemberi pekerjaan (Telkom), perusahaan penyedia jasa pekerjaan
(Infomedia) dan tenaga kerja, masing-masing terikat oleh perjanjian yang dibuat dalam
rangka outsourcing.
Keuntungan Outsorcing Bagi Telkom
1. Meningkatkan fleksibilitas dalam mengembangkan produk baru dan penyesuaian
dengan perkembangan teknologi, sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi untuk
mengembangkan produk baru & teknologi.
2. Produk yang sudah stabil dan menggunakan teknologi lama bisa dikembangkan di
perusahaan mitra.
3. Meningkatkan daya saing perusahaan dengan efisiensi penggunaan fasilitas dan
teknologi yang berkembang pesat.
4. Dapat lebih konsentrasi/fokus pada core-business.
5. Dapat berbagi resiko kepada perusahaan yang dapat dipercaya.
6. Dapat memperkuat daya saing dengan jalan efisiensi; dan
7. Dapat menyerap tenaga kerja sekaligus mengurangi pengangguran di Indonesia
8. Memungkinkan terjadinya transfer of knowledge yang berarti peluang
untuk mengembangkan kompetensi sumber daya manusia.
Hak dan Kewajiban yang diperoleh dari Pihak Telkom
Hak yang diperoleh dari pihak Telkom antara lain :
1. Memperoleh layanan Contact Center bagi pelanggan Telkom sesuai dengan SLG
yang telah disepakati oleh Para Pihak.
2. Memperoleh laporan operasional setiap bulan dari Infomedia Melakukan evaluasi
atas performansi Infomedia dalam pelaksanaan Perjanjian ini.
3. Memperoleh seluruh pendapatan pulsa yang terkait dengan layanan Contact
Center Telkom.
4. Memasuki lokasi kerja Infomedia untuk kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
5. Memberikan teguran secara tertulis atas pelayanan yang diberikan oleh Infomedia
dalam pelaksanaan Perjanjian ini apabila diperlukan.
6. Berhak mendapatkan jasa pelayanan Contact Center Telkom dengan fasilitas
kantor pelayanan yang telah dilengkapi dengan perlengkapan dinas lainnya yang
diperlukan.
7. Berhak mendapat jaminan dari PT. Infomedia untuk menindak dan menyelesaikan
masalah apabila tenaga kerja melanggar peraturan perusahaan atau merugikan PT.
Telkom.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 23
Kewajiban yang dilakukan oleh Telkom, antara lain berupa :
1. Menyediakan data Pelanggan baik yang berupa soft copy maupun hard copy
dalam kondisi yang akurat.
2. Menyampaikan informasi perubahan atau penambahan data pelanggan secara rutin
kepada Infomedia.
3. Melakukan update produk knowledge dan layanan serta program yang dibutuhkan
oleh layanan Contact Center.
4. Membayar biaya atas pengelolaan Contact Center Telkom sebagaimana dimaksud
Pasal 9 Perjanjian ini.
5. Menyediakan sistem informasi 147, perangkat persambungan 100/105, 107 dan
link antar Contact Center serta saluran telepon untuk keperluan Outbond Call.
Hak dan Kewajiban yang Diperoleh dari Pihak Infomedia
Hak yang diperoleh oleh pihak Infomedia antara lain berupa :
1. Menerima pembayaran atas pengelolaan layanan Contact Center Telkom.
2. Memperoleh data Pelanggan beserta perubahannya dari Telkom baik berupa soft
copy maupun hard copy.
3. Memperoleh informasi produk Telkom serta perubahannya sehubungan dengan
pelaksanaan Contact Center Telkom.
4. Memperoleh izin untuk memasuki halaman atau ruangan milik Telkom untuk
melaksanakan instalasi, operasi, dan pemeliharaan perangkat Infomedia yang
berada di lokasi Telkom.
Sedangkan kewajiban yang dilakukan oleh Pihak Infomedia antara lain berupa :
1. Mengoperasikan layanan Contact Center sesuai dengan ruang lingkup kerjasama.
2. Menjaga kualitas layanan Contact Center TELKOM sesuai dengan SLG (service
Level Guarantee) dan konsep Commited to Service Excellent (C2SE).
3. Menyediakan dan memelihara sarana/ prasarana meliputi: PABX, Voice
Recording System (VRS), Perangkat Posisi, Gedung dan sarana penunjang,
sumber daya manusia dan sistim Informasi 108.
4. Melakukan pengkayaan konten dan up date informasi untuk kebutuhan layanan
Contact Center.
5. Membuat dan mengirimkan Laporan Performansi Layanan Contact Center kepada
Telkom secara berkala setiap bulan paling lambat tanggal 10 bulan N+ 1 dengan
menggunakan format seperti pada Lampiran III.
6. Meningkatkan kompetensi Agen melalui pelatihan/ training.
7. Bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul karena tidak ditaatinya
perjanjian ini.
8. Menjaga nama baik dan citra Telkom dalam pelaksanaan Perjanjian ini.
Keuntungan dan Kelemahan dari Penggunaan Outsourcing
Keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan sistem outsourcing dalam
perusahaan pada umumnya adalah :
1. Perusahaan dapat fokus pada core-business mereka.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 24
Perusahaan dapat lebih fokus pada hal yang lain, karena proyek telah diserahkan pada
pihak ketiga untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaharui
strategi dan merestrukturisasi sumber daya (SDM dan keuangan) yang ada. Perusahaan
akan mendapatkan keuntungan dengan memfokuskan sumber daya ini untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan, dengan cara mengalihkan pekerjaan penunjang diluar
core-business perusahaan kepada vendor outsourcing dan memfokuskan sumber daya
yang ada sepenuhnya pada pekerjaan strategis yang berkaitan langsung dengan
kepuasan pelanggan atau peningkatan pendapatan perusahaan.
2. Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan atau
organisasi lain dalam mengembangkan produk yang diinginkan.
Biasanya perusahaan outsource sistem informasi pasti memiliki pekerja IT yang
kompeten dan memiliki skill yang tinggi, dan juga penerapan teknologi terbaru dapat
menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource. Jadi dengan menggunakan
outsource, otomatis sistem yang dibangun telah dibundle dengan teknologi yang
terbaru. Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan
sendiri secara internal, outsourcer memang dispesialisasi dan ahli di bidang tersebut.
3. Teknologi yang maju.
IT sourcing memberikan kemajuan teknologi kepada organisasi klien dan pengalaman
personil. Suatu perusahaan memiliki kemajuan teknologi jika teknologi tersebut dapat
membantu perusahaan dalam menyelesaikan misinya, dan teknologi tersebut
tergantung kepada vendor sebagai penyedia IT outsourcing tersebut.
4. Fleksibilitas penggunaan Teknologi.
Outsourcing di pertimbankan sebagai langkah management resiko yang lebih baik,
sebab dengan begitu, segala resiko yang di hadapi di limpahkan kepada vendor yang
bertanggung jawab dalam memperbaharui teknologi.
5. Penghematan dan pengendalian biaya operasional.
Walaupun biaya untuk mengembangkan sistem secara outsource tergolong mahal,
namun jika dibandingkan secara keseluruhan dengan pendekatan in-sourcing ataupun
self-sourcing, out-sourcing termasuk pendekatan dengan cost yang rendah.
Salah satu alasan utama melakukan outsourcing adalah peluang untuk mengurangi dan
mengontrol biaya operasional. Perusahaan yang mengelola SDM-nya sendiri akan
memiliki struktur pembiayaan yang lebih besar daripada perusahaan yang
menyerahkan pengelolaan SDM-nya kepada vendor outsourcing. Hal ini terjadi karena
vendor outsourcing bermain dengan economics of scale (ekonomi skala besar) dalam
mengelola SDM. Sama halnya dengan perusahaan manufaktur, semakin banyak
produk yang dihasilkan, semakin kecil biaya per-produk yang dikeluarkan. Bagi
vendor outsourcing, semakin banyak SDM yang dikelola, semakin kecil juga biaya
per-orang yang dikeluarkan. Selain itu, karena masalah ketenagakerjaan adalah corebusiness, efisiensi dalam mengelola SDM menjadi perhatian utama vendor
outsourcing. Dengan mengalihkan masalah ketenagakerjaan kepada vendor
outsourcing, perusahaan dapat melakukan penghematan biaya dengan menghapus
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 25
anggaran untuk berbagai investasi di bidang ketenagakerjaan termasuk mengurangi
SDM yang diperlukan untuk melakukan kegiatan administrasi ketenagakerjaan.
6. Memanfaatkan kompetensi vendor outsourcing.
Karena core business-nya dibidang jasa penyediaan dan pengelolaan SDM, vendor
outsourcing memiliki sumber daya dan kemampuan yang lebih baik dibidang ini
dibandingkan dengan perusahaan. Kemampuan ini didapat melalui pengalaman
mereka dalam menyediakan dan mengelola SDM untuk berbagai perusahaan. Saat
menjalin kerjasama dengan vendor outsourcing yang profesional, perusahaan akan
mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan keahlian vendor outsourcing tersebut
untuk menyediakan dan mengelola SDM yang dibutuhkan oleh perusahaan
7. Perusahaan menjadi lebih ramping dan lebih gesit dalam merespon pasar.
Setiap perusahaan, baik besar maupun kecil, pasti memiliki keterbatasan sumber daya.
Dengan melakukan outsourcing, perusahaan dapat mengalihkan sumber daya yang
terbatas ini dari pekerjaan-pekerjaan yang bersifat non-core dan tidak berpengaruh
langung terhadap pendapatan dan keuntungan perusahaan kepada pekerjaan-pekerjaan
strategis core-business yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan,
pendapatan dan keuntungan perusahaan. Jika dilakukan dengan baik, outsourcing
dapat membuat perusahaan menjadi lebih ramping dan lebih gesit dalam merespon
kebutuhan pasar. Kecepatan merespon pasar ini menjadi competitive advantage
(keunggulan kompetitif) perusahaan dibandingkan kompetitor. Setelah melakukan
outsourcing, beberapa perusahaan bahkan dapat mengurangi jumlah karyawan mereka
secara signifikan karena banyak dari pekerjaan rutin mereka menjadi tidak relevan
lagi.
8. Mengurangi resiko.
Dengan melakukan outsourcing, perusahaan mampu mempekerjakan lebih sedikit
karyawan, dan dipilih yang intinya saja. Hal ini menjadi salah satu upaya perusahaan
untuk mengurangi resiko terhadap ketidakpastian bisnis di masa mendatang. Jika
situasi bisnis sedang bagus dan dibutuhkan lebih banyak karyawan, maka kebutuhan
ini tetap dapat dipenuhi melalui outsourcing. Sedangkan jika situasi bisnis sedang
memburuk dan harus mengurangi jumlah karyawan, perusahaan tinggal mengurangi
jumlah karyawan outsourcingnya saja, sehingga beban bulanan dan biaya pemutusan
karyawan dapat dikurangi.
9. Meningkatkan efisiensi dan perbaikan pada pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya
non-core.
Saat ini banyak sekali perusahaan yang memutuskan untuk mengalihkan setidaknya
satu pekerjaan non-core mereka dengan berbagai alasan. Mereka umumnya menyadari
bahwa merekrut dan mengkontrak karyawan, menghitung dan membayar gaji, lembur
dan tunjangan-tunjangan, memberikan pelatihan, administrasi umum serta memastikan
semua proses berjalan sesuai dengan peraturan perundangan adalah pekerjaan yang
rumit, banyak membuang waktu, pikiran dan dana yang cukup besar. Biaya teknologi
yang semakin meningkat, akan lebih murah jika perusahaan tidak berinvestasi lagi
tetapi menyerahkannya kepada pihak ketiga dalam bentuk outsourcing yang lebih
murah dikarenakan outsourcer dapat dibagi ke beberapa perusahaan.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 26
Selain keunggulan diatas, pendekatan out-sourcing juga memiliki beberapa
kelemahan, kelemahan-kelemahan itu antara lain:
1. Kurangnya pengetahuan mengenai siklus outsourcing secara utuh dan benar.
Kurangnya pengetahuan akan outsourcing secara utuh dan benar dapat mengakibatkan
proyek outsourcing gagal memenuhi sasaran dan bahkan merugikan perusahaan. Hal
ini terjadi karena perusahaan gagal memilih vendor yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan sehingga perusahaan kurang mengerti dalam penerapan teknik
sistem informasi agar bisa dikembangkan atau diinovasi di masa mendatang, karena
yang mengembangkan tekniknya adalah perusahaan outsource.
2. Permasalahan pada moral karyawan
Pada kasus yang sering terjadi, karyawan outsource yang dikirim ke perusahaan akan
mengalami persoalan yang penangannya lebih sulit dibandingkan karyawan tetap.
Misalnya terjadi kasus-kasus tertentu, karyawan outsource merasa dirinya bukan
bagian dari perusahaan pengguna.
3. Cara pengkomunikasian rencana outsourcing kepada seluruh karyawan.
Komunikasi harus dilakukan secara efektif dan terarah agar tidak muncul rumor dan
resistensi dari karyawan yang dapat mengganggu kemulusan proyek outsourcing.
Resistensi ini muncul karena:
a. Kekhawatiran karyawan perusahaan akan adanya PHK.
b. Adanya penentangan dari karyawan atau serikat pekerja.
c. Kekhawatiran outsourcing dapat merusak budaya yang ada.
d. Kekhawatiran akan hilangnya kendali terhadap pekerjaan-pekerjaan yang
dialihkan.
e. Kekhawatiran bahwa kinerja vendor dalam melakukan pekerjaan yang
dialihkan ternyata tidak sebaik saat dikerjakan sendiri oleh perusahaan.
4. Kurangnya komitmen, dukungan dan keterlibatan pihak manajemen dalam
pelaksanaan proyek outsourcing.
Tanpa keterlibatan dari pihak manajemen dalam mencapai tujuan jangka pendek
maupun jangka panjang proyek outsourcing, proyek outsourcing akan berjalan tanpa
arahan yang jelas dan bahkan menyimpang dari strategi dan tujuan awal perusahaan.
Sehingga menurunkan kontrol perusahaan terhadap sistem informasi yang
dikembangkan.
5. Terburu-buru dalam mengambil keputusan outsourcing.
Proses pengambilan keputusan untuk outsourcing harus dilakukan dengan hati-hati,
terencana dan mempunyai metodologi yang jelas dan teratur. Jika tidak, hal ini malah
menjadikan outsourcing sebagai keputusan yang beresiko tinggi. Misalnya jika
perusahaan tidak mengevaluasi penawaran dan kontrak secara hati-hati, akibatnya
adalah timbul perselisihan antara perusahaan dengan vendor terkait pelaksanaan
outsourcing. Outsourcing dimulai tanpa visi yang jelas dan pondasi yang kuat.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 27
Tanpa visi yang jelas dan pondasi yang kuat, tujuan dari proyek outsourcing tidak
akan tercapai karena:
a. Harapan perusahaan terhadap vendor tidak jelas.
b. Perusahaan tidak siap menghadapi perubahan proses.
c. Perusahaan tidak membuat patokan kinerja sebelum pengalihan kerja ke
vendor.
d. Peran dan tanggungjawab antara klien dan vendor yang tidak jelas.
e. Tidak adanya dukungan internal.
f. Lemahnya komunikasi atau manajemen internal.
g. Lemahnya manajemen proyek, keputusan diserahkan sepenuhnya kepada
vendor.
6. Memerlukan waktu
Koordinasi dan biaya dalam melakukan perubahan terhadap isi dari kesepakatan kerja
sebelumnya dan adanya kecenderunganoutsourcer untuk merahasiakan sistem yang
digunakan dalam membangun sistem informasi bagi pelanggannya agar jasanya tetap
digunakan.
7. Memungkinkan terjadinya pencurian atau hilangnya sistem dan data
Sehingga merugikan perusahaan dan Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap
aplikasi yang dioutsourcekan. Jika aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus
segera ditangani jika terjadi gangguan, perusahaan akan menanggung resiko
keterlambatan penanganan jika aplikasi ini dioutsourcekan karena kendali ada di
outsourcer yang harus dihubungi terlebih dahulu.
8. Ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang yang nakal.
Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh
pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal ini
akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang yang
nakal.
9. Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang dioutsourcekan.
Dalam kasus seperti bila aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang harus memerlukan
penanganan khusus dan cepat maka harus terlebih dahulu menghubungi pihak vendor
serta memiliki ketergantungan kepada pihak ketiga (pengembang dan pengelola)
sehingga cukup sulit bagi perusahaan untuk mengambil alih kembali sistem yang
sudah berjalan saat ini (memerlukan waktu dan tenaga). Terlebih lagi jika kekuatan
menawar ada di outsourcer perusahaan akan kehilangan banyak kendali dalam
memutuskan sesuatu apalagi jiak terjadi konflik diantaranya dan Perusahaan akan
kehilangan keahlian dari belajar membangun dan mengoperasikan aplikasi tersebut.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 28
PENUTUP
Kesimpulan
Outsorcing menjadi sebuah proses pemindahan tanggung jawab kerja dari
perusahaan induk atau utama ke perusahaan lainnya diluar perusahaan induk atau utama.
Maksudnya adalah pemindahan tanggung jawab bisa dalam bentuk ketenaga kerjaan yang
mendukung proses kerja yang tidak merupakan inti dari bisnis atau non-core business
atau juga secara prakteknya semua lini kerja di alihkan sebagai unit outsourcing.
Perusahaan lain tersebut bisa dalam bentuk vendor, koperasi, atau instansi yang
semuanya diaatur sesuai dengan ketentuan yang sudah di tetapkan. Telkom melakukan
kerjasama outsourcing dengan Infomedia dalam pelayanan contact center pelanggan
Telkom. Dalam menggunakan outsourcing maka secara tidak langsung perusahaan harus
bersiap dengan kemungkinan pengendalian system yang dialihkan serta pemilihan vendor
outsource yang memiliki kapabilitas dan kompetensi yang memadai.
Penggunaan dalam pendekatan outsorcing memiliki kelemahan dan keuntungan.
Oleh karena itu perusahaan dalam memilih alternatif tersebut harus memperhitungkan
kelemahan dan keuntungan penggunaannya bagi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Infomedia. http://www.telkomsolution.com/content/infomedia. Diakses
19 Maret 2014.
Anonim. 2012. Profil Infomedia. http://profil.merdeka.com/indonesia/i/infomedianusantara/. Diakses 20 Maret 2014
Anonim. Copyright 2014. http://www.infomedianusantara.com/news_detil.php?pid=28.
Diakses 19 Maret 2014
Anonim. Copyright 2014. Bisnis Kami. http://www.telkom.co.id/bisnis-kami-adalah-t-im-e-s.html. Diakses 18 Maret 2014.
Beaumont, N.B., & Sohal, A. 2004. Outsorcing in Australia. International Journal of
Operations and Productio Management. 24 (7), 688-700
Lacity, M.C., & Willcocks, L.P. 1998. An Empirical investigation of Information
Technology Sourcing Parctices : Lesson from experience. MIS Quartely.
McLeod, Raymond JR. 2006. Management
Hall.
Information System.
Edisi kedelapan,. Prentice
O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th Ed.,
McGraw-Hill/Irwin. New York.
Tugas Akhir SIM, Widya Retno Utami R51
Hlm 29
Download