PANITIA FARMASI DAN TERAPI - Ikatan Apoteker Indonesia

advertisement
PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN
DALAM CLINICAL PATHWAY
Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm
Panduan Praktik Klinis (PPK)
Pernyataan-pernyataan yang mencakup
rekomendasi, bertujuan untuk mengoptimalkan
perawatan pasien yang didukung oleh bukti
dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko
dari pilihan-pilihan pengobatan yang ada untuk
suatu kondisi klinik tertentu.
(Institute of Medicine, 2011)
Latar Belakang
➢ Pengobatan penyakit dilakukan dengan berbagai
pendekatan.
➢ Klinisi tidak tahu pasti pengobatan apa yang
terbaik
➢ Pengobatan yang paling efektif akan bermanfaat
bagi pasien dan sistem pelayanan kesehatan.
➢ Biaya perlu dipertimbangkan
Manfaat PPK
➢ Membantu klinisi dalam menegakkan diagnosis
dan memberikan terapi
➢ Membantu klinisi dalam pemilihan obat
➢ Membantu dalam memperkirakan kebutuhan
obat (pengadaan obat)
Masalah
➢ Penyusunan memerlukan sumber daya yang
besar (tenaga, waktu, dana)
➢ Perlu updating
➢ PPK tidak akurat dan tidak lengkap
➢ Pilihan terapi lebih menggambarkan apa yang
dilakukan sehari-hari, bukan berbasis bukti/best
practice
➢ Rekomendasi tidak mempertimbangkan keahlian
dan infrastruktur yang tersedia
Prioritas
➢ High cost
➢ High risk : terapi tidak optimal
➢ High volume
Tahapan
• Menetapkan kelompok kerja
• Menetapkan rencana kerja
• Menetapkan penyakit yang akan dibuat
pedoman terapinya
• Menetapkan terapi yang direkomendasikan
• Menetapkan isi informasi dalam PPK
• Meminta tanggapan
• Mengimplementasikan
• Merevisi
Rekomendasi
• Mempertimbangkan terapi non-obat.
• Menggunakan sesedikit mungkin obat
• Menggunakan obat-obat yang terdaftar dalam
formularium (kadang justru adanya PPK akan
memancing direvisinya formularium karena sudah
out-of-date).
• Menetapkan pilihan terapi lini pertama, kedua
dan kalau perlu ketiga.
Rekomendasi (…lanjutan)
• Menetapkan rejimen (dosis, durasi),
kontraiindikasi, ESO setiap obat yang
direkomendasikan.
• Mempertimbangkan: tingkat keterampilan
mendiagnosis para klinisi yang ada, fasilitas yang
tersedia, ketersediaan dan keterjangkauan obat
pilihan di pasaran.
Format PPK
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
Pengertian
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Prosedur Diagnostik
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
Tata Laksana
Edukasi
Prognosis
Tingkat Bukti Ilmiah (evidence)
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritis
Indikator
Kepustakaan
Joint Commission of Pharmacy Practitioners, 2014
Tatalaksana Asuhan Kefarmasian
1. Pengumpulan data pasien (subyektif dan
obyektif)
2. Identifikasi masalah terkait penggunaan obat
3. Rekomendasi terapi
4. Rencana pemantauan
5. Implementasi
6. Tindak lanjut
Format PAKf
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
Pengertian
Pengumpulan data subyektif dan obyektif
Asesmen Kefarmasian
Intervensi Kefarmasian
Informasi dan Edukasi
Monitoring dan Evaluasi
Indikator
Kepustakaan
Pengumpulan data pasien
Sumber data:
• Rekam medik.
• Profil pengobatan
pasien/pencatatan penggunaan
obat.
• Wawancara dengan pasien,
anggota keluarga, dan tenaga
kesehatan lain.
Asesmen Kefarmasian
(Identifikasi masalah terkait obat)
•
•
•
•
•
•
•
•
Ada indikasi tapi tidak diterapi
Pemilihan obat tidak tepat
Dosis terlalu rendah
Dosis terlalu tinggi
Efek samping obat
Interaksi Obat
Pasien tidak menggunakan obat
Tidak ada indikasi
Asesmen
(Cek pasien, cek obat)
• Telaah data subjektif dan objektif
• Gejala terkait interaksi obat/ ESO
• Terapi obat (termasuk obat non resep, herbal):
indikasi?, tepat obat? Tepat rejimen?
• Evidence based therapy
• Fungsi organ utama (ginjal, hepar)
• Reaksi alergi/hipersensitivitas
• Kepatuhan pasien
Sasaran Farmakoterapi
➢ Specific
➢ Measurable (qualitative, quantitative)
➢ Achievable (different settings: hospital vs
community)
➢ Relevant with the pharmacist’s responsibility
➢ Timely
Goals ≠ Plan
Rencana Perawatan/Care Plan
1. Pertimbangkan status klinik pasien, terapi obat
2. Pilihan terapi
3. Care plan:
- patient-focused (e.g.: patient education)
- drug-focused (e.g.: recommendation alteration of drug
therapy)
- do nothing (e.g.: monitoring)
Rekomendasi terapi
•
•
•
•
•
•
•
Ubah obat
Ubah dosis
Ubah rute pemberian
Ubah waktu pemberian.
Hentikan obat
Lakukan pemantauan (gejala klinis, uji laboratorium)
Edukasi pasien (cara menggunakan obat, modifikasi gaya
hidup)
Informasi dan Edukasi
➢ Memastikan pasien
memahami penyakit
dan obat-obat yang
digunakannya
➢ Mau dan mampu
menggunakan obat
secara benar
Rencana pemantauan
•
•
•
•
Menetapkan parameter pemantauan
Menetapkan sasaran terapi
Menetapkan frekuensi pemantauan
Menggunakan format: SOAP
Pemantauan
➢
➢
➢
➢
Efek terapeutik
Efek tidak diharapkan
Kepatuhan pasien
Hasil terapi
5. Tindak lanjut
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI
CLINICAL PATHWAY
Definisi
Multidisciplinary plans of best clinical practice
▪ Rencana perawatan yang proaktif dan
multidisipliner untuk diagnosis atau prosedur
tertentu.
▪ “Timeline” kegiatan perawatan pasien yang
digunakan oleh semua profesional kesehatan
terkait dalam perencanaan, implementasi dan
evaluasi perawatan.
Manfaat Clinical Pathway
➢ Meningkatkan kolaborasi interdisiplin.
➢ Mengurangi variasi yang tidak perlu dalam
perawatan dan hasil terapi pasien.
➢ Memberdayakan pasien dan pelaku rawatnya
➢ Alat untuk menyatukan panduan klinis lokal dan
nasional dalam praktik sehari-hari.
➢ Mengelola risiko klinis dan memenuhi
persyaratan tatakelola klinis.
Clinical Pathway mencerminkan perawatan yang:
• Terencana
• Baku
• Terstruktur
• Terdokumentasi
Clinical pathway: alat komunikasi
Clinical pathway dijadikan panduan:
▪ Pergantian shift
▪ Ronde
▪ Diskusi kasus
Varian (Simpangan)
Yang termasuk varian:
• Intervensi wajib tidak dilakukan
• Adanya temuan abnormal
• Outcome tidak terpenuhi dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan.
Pencatatan varian
➢ Petugas yang mengidentifikasi adanya varian harus
membuat catatan yang menguraikan dan penyebab
terjadinya varian, dan tindakan yang dilakukan.
➢ Petugas mengisi formulir monitoring varian.
Menganalisis varian
1. Mengidentifikasi critical pathway (jika tidak
dilakukan, berisiko membahayakan pasien
secara bermakna).
2. Hitung jumlah varian yang terjadi pada critical
pathway dengan menggunakan formulir
monitoring.
3. Lakukan RCA untuk menetapkan akar penyebab
varian.
4. Lakukan perbaikan
5. Lakukan monitoring dan catat apakah trend
varian menurun
Outcomes
➢ Outcome pasien diukur tiap interval waktu (tiap
hari, tiap shift)
➢ Anggota tim yang mengidentifikasi tidak
tercapainya outcome yang diharapkan dalam
interval waktu tersebut segera melaporkan ke
DPJP, sehingga dapat segera dilakukan tindak
lanjut (intervensi dimodifikasi, ditambahkan atau
dihentikan).
Kunci Keberhasilan CP
▪ Jadikan CP sebagai bagian dari program
peningkatan mutu pelayanan
▪ Adanya kolaborasi yang baik antar semua
anggota tim yang dipimpin DPJP dengan
leadership yang baik
▪ Tentukan kondisi medis yang sesuai untuk
dibuat CPnya.
▪ Susun CP berbasis bukti/ best practice.
▪ Kumpulkan dan analisis varian. Libatkan staf
untuk meminimalkan varian.
▪ Masukkan kepatuhan terhadap CP sebagai
komponen Indeks Kinerja Staf
Download