POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI PT. ARGA

advertisement
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI PT. ARGA BANGUN
BANGSA ESQ LEADERSHIP CENTER
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Ika Solihah
NIM: 109051000037
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
Pola Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh
Ika Solihah
NIM: 109051000037
Pembimbing
Dr. Sihabuddin Noor, M.A
NIP. 19690221 199703 1 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1434 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Mei 2013
Ika Solihah
ABSTRAK
Ika Solihah
Pola Komunikasi Organisasi Di Pt. Arga Bangun Bangsa Esq Leadership
Center
ESQ adalah lembaga training sumber daya manusia yang menggabungkan
tiga potensi manusia. Komunikasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan.
Karena organisasi tanpa melakukan komunikasi dengan baik, maka tidak akan
tercapai tujuan bersama. Dengan hal tersebut, diperlukan pola komunikasi yang
efektif dan efesien. Komunikasi tidak hanya melalui lisan, tetapi dapat juga
dilakukan melalui tulisan.
Berdasarkan konteks diatas, maka tujuan tulisan ini adalah menjawab
pertanyaan bagaimana pola komunikasi organisasi yang diterapkan oleh PT. Arga
Bangun Bangsa ESQ Leadership Center dalam menyampaikan informasi?
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan
pendekatan kualitatif. Tahapan penelitiannya menggunakan pedoman wawancara
dan dokumentasi. Waktu penelitiannya adalah bulan Februari sampai Mei tahun
2013. Teknik pengumpulan datanya adalah data primer dan data sekunder.
Teori yang digunakan adalah pola komunikasi organisasi. Pola adalah
bentuk (struktur) yang tepat. Komunikasi adalah pesan yang disampaikan dari
komunikator kepada komunikan melalui lisan atau tulisan kemudian terjadinya
feedback. Organisasi adalah sejumlah individu yang diorganisasi untuk mencapai
tujuan tertentu. Pola komunikasi ini terbagi menjadi lima yaitu pola roda, rantai,
Y, lingkaran, dan bintang atau semua saluran.
Pola komunikasi organisasi yang digunakan oleh ESQ adalah pola bintang.
Komunikasi yang dilakukan tidak hanya pekerjaan, tetapi kedekatan emosional
dan spritual pun mereka lakukan. Media yang digunakan adalah bbm, e-mail,
group facebook, morning breafing, maupun secara langsung. Iklim komunikasi
yang terjadi sangat positif. Pimpinan sangat terbuka dengan para karyawan dalam
berkomunikasi. Hambatan yang terjadi adalah kurangnya karyawan dalam
mengupdate informasi melalui media online, bahasa, dan jarak. Konflik
antarpersonal tidak ada di dalam organisasi internal ESQ. Komunikasi sesama
karyawan pun sangat terbuka dan terjalin hubungan yang baik.
Kunci : Komunikasi, Organisasi, Pola, ESQ
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim
Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, Dialah Allah yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah memberikan nikmat Iman, Islam
dan Ikhsan kepada seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini. Dialah
Tuhan yang menciptakan akal sebagai mediator untuk berfikir dan merenung
tentang kekuasaan-Nya, untuk mempelajari lautan ilmu-Nya dan yang terpenting
untuk menyadari, mengetahui, mengingat dan menyaksikan akan eksistensi-Nya
setiap saat.
Bersama rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dan merupakan
kewajiban akademis di Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh pengikutnya
yang senantiasa istiqamah dalam mengikuti dan memegang teguh ajaran-Nya dan
menjalankan agama Allah SWT. Semoga uswatu hasanah yang beliau contohkan,
menjadikan penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya pengikut yang
senantiasa mengikutinya dalam kehidupan sehari-hari.
ii
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini
banyak mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan hingga terkadang rasa
putus asa dan bosan pernah dirasakan. Namun, berkat doa, bantuan, motivasi,
bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan,
perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Drs. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan Pembantu Dekan I Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan II
Bpk. Mahmud Jalal, M. Ag, serta Pembantu Dekan III Bpk. Study Rizal,
LK, M. Ag.
2. Drs. Jumroni, M. Si selaku Kepala Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
Umi Musyarrofah, MA selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam.
3. Dr. Sihabuddin Noor, M.A selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membimbing dan memberikan pengarahan serta motivasi yang terusmenerus seraya memberikan dukungan guna meraih masa depan yang
lebih baik. Penulis menganturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada beliau, semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan
kebaikan setiap saat kepada beliau beserta keluarga.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya
untuk Drs. Masran, M.A yang sangat berjasa dalam skripsi ini. Serta
iii
Semua Dosen Yang telah mengajarkan dan mendidik ilmu pengetahuan
serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan penulis untuk
mendapatkan berbagai refrensi dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Kedua orang tuaku, Kepada Ayah tercinta Jainal, almarhumah Mama
tersayang Barsih, dan Kakak tercinta Imas yang telah memberikan doa,
kasih sayang, semangat dan motivasi serta bantuan yang bersifat materiil.
Semoga kebahagiaan dan keberkahan akan selalu menyertai serta
mendapatkan balasan dari Allah SWT.
7. M. Syauqi selaku Supervisor ESQ dan karyawan ESQ yang telah banyak
memberikan dan membantu banyak mengarahkan, motivasi, semangat,
dan doanya sehingga terselesaikannya skripsi ini.
8. Seluruh karyawan PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center
selaku tempat penulis mencari data yang sangat membantu dan waktu
luangnya untuk memberikan banyak petunjuk
sehingga dapat selesai
dengan baik skripsi ini.
9. Teman-teman KPI angkatan 2009. Khususnya KPI B, Maulisa Sudrajat,
Siti Mahmudah, dan sahabat-sahabat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan nuansa persahabatan, kekeluargaan
selama akhir hayat. Terima Kasih buat kalian yang telah memberikan
motivasi dan do’a kepada penulis.
iv
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil
kepada penulis sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini.
Begitu besar ucapan terima kasih yang penulis sampaikan, semoga Allah
SWT membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta Amin Ya
Robbal Alamin.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak terlepas dari
kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan
dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Untuk itu penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat terutama bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.
Jakarta, 23 Mei 2013
Ika Solihah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................
5
D. Kajian Pustaka.......................................................................
6
E. Metodologi Penelitian ..........................................................
8
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 11
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Ruang Lingkup Komunikasi Organisasi ............................... 14
1. Pengertian Pola Komunikasi Organisasi ......................... 14
2. Macam-macam Pola Komunikasi Organisasi ................. 18
B. Media dan Iklim Komunikasi Organisasi ............................. 26
1. Media Komunikasi Organisasi ........................................ 27
2. Iklim Komunikasi Organisasi ......................................... 29
C. Hambatan-hambatan Komunikasi Organisasi ...................... 31
vi
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. ARGA BANGUN BANGSA ESQ
LEADERSHIP CENTER
A. Sejarah Berdirinya PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center ................................................................. 38
B. Visi Dan Misi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership
Center .................................................................................... 42
C. Struktur Organisasi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center ................................................................. 43
D. Tugas Dan Fungsi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center ................................................................. 46
E. Kegiatan PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center ................................................................. 54
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center ................................................................. 59
1. Pola Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun
Bangsa ESQ Leadership Center ...................................... 60
2. Teknik Komunikasi Antara Atasan, Bawahan, dan
Antar Karyawan .............................................................. 61
a. Komunikasi Antara Atasan dengan Bawahan ...... 61
b. Komunikasi Antara Bawahan dengan Atasan ...... 64
c. Komunikasi Horizontal ......................................... 66
vii
B. Media dan Iklim Komunikasi Organisasi di PT. Arga
Bangun Bangsa ESQ Leadership Center............................... 68
1. Media Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun
Bangsa ESQ Leadership Center ...................................... 68
2. Iklim Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun
Bangsa ESQ Leadership Center ...................................... 70
C. Hambatan-hambatan Dalam Komunikasi Organisasi di PT.
Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center............................ 73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 76
B. Saran ...................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 78
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel I
Kegiatan-kegiatan ESQ LC SejakTahun 2001 ........................... 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bermula dari sebuah mimpi kemudian dituahkan kedalam sebuah
buku yang di terbitkan dan dipromosikan oleh penulis buku yaitu Ary
Ginanjar
Agustian,
maka
berdirilah
sebuah
lembaga
yang
mentranformasikan sebuah penelitian sumber daya manusia yaitu ESQ
Leadership Center 165. ESQ adalah lembaga training sumber daya
manusia yang bertujuan membentuk karakter melalui penggabungan 3
potensi manusia yakni kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
ESQ telah menjadi salah satu lembaga penelitian sumber daya manusia
terbesar di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, ESQ juga telah tersebar di
seluruh mancanegara.1
ESQ memiliki visi dan misi dalam membangun karakter yang
positif. Visi ESQ adalah Indonesia emas. Sedangkan misinya adalah hidup
adalah pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa, memberikan kontribusi
dalam pembangunan moral bangsa melalui The ESQWAY 165,
menyebarkan konsep The ESQWAY 165 melalui karya tulis, pelatihan,
seminar, media cetak dan elektronik secara profesional, membangun
ikatan kekeluargaan seluruh alumni yang kuat dengan tujuan membangun
masyarakat sadar spiritual, berke-Tuhan-an, sebagai agen perubahan atau
1
Ary Ginanjar, “Your Partner in Character Building,” artikel diakses pada 7 Januari 2013
dari www.esqway165.com
1
2
teladan ditengah masyarakat, dan memberdayakan alumni di sektor
pendidikan, kebudayaan, sosial, ekonomi dan IPTEK. Selain itu ESQ juga
memiliki 7 nilai dasar yaitu jujur, tanggungjawab, visioner, disiplin,
kerjasama, adil dan peduli.2
Komunikasi merupakan suatu aktifitas manusia yang sangat
penting. Bukan hanya dalam suatu organisasi, tetapi dalam kehidupan
manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi, sepanjang nafas dan
detak jantung masih ada komunikasi sangat diperlukan. Tanpa komunikasi
kita tidak dapat berinteraksi dengan sesama manusia dan memahami apa
yang sedang dilakukan oleh manusia. Komunikasi tidak hanya melalui
lisan, tetapi dapat juga dilakukan melalui tulisan. Komunikasi menduduki
suatu tempat yang utama karena susunan keluasan dan cakupan organisasi
secara keseluruhan ditentukan oleh teknik komunikasi.3
Menurut William J. Seller dalam buku Komunikasi Organisasi oleh
Arni Muhammad, komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal
dan nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti. Hakikatnya
komunikasi merupakan pengiriman pesan yang akan diinterpretasikan oleh
si penerima pesan. Seperti model komunikasi yang dikemukakan oleh
Harold lasswell, dia menggunakan lima pertanyaan yang perlu
dipertanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who
2
Ginanjar, “Your Partner in Character Building.”
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006), h. 377
3
3
(siapa), says what (mengatakan apa), in which medium (melalui media
apa), to whom (kepada siapa), dan dengan what effect (apa efeknya).4
Dalam buku Komunikasi Organisasi Abdullah Masmuh, Schein
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan
sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian
pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggungjawab.
Organisasi memiliki karateristik yakni mempunyai struktur, tujuan, saling
berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada
komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi
tersebut. Organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktifitas dan
mencapai tujuan bersama.5
Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasi secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau
sekelompok tujuan. Organisasi itu ada untuk mencapai sesuatu. Sesuatu itu
adalah tujuan, dan tujuan tersebut biasanya tidak dapat dicapai oleh
individu-individu yang bekerja sendiri, atau jika mungkin, hal tersebut
dicapai secara lebih efesien melalui usaha kelompok.6
Dalam suatu organisasi diperlukan komunikasi yang efektif dan
efisien. Karena jika dalam suatu organisasi tidak melakukan komunikasi
kepada atasan maupun sesama pegawai, maka organisasi tersebut tidak
4
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi aksara, 2011), h. 4-5
Ibid, h. 23-24
6
Jusuf Udaya, Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Apikasi (Jakarta: Arcan, 1995), h.
5
4-5
4
dapat mengkoordinasi tugas yang harus dilaksanakan, tidak adanya
keterbukaan diantara para pegawai, dan tidak tercapainya tujuan bersama.
Komunikasi dalam organisasi menjadi sistem aliran yang menghubungkan
dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga
menghasilkan
sinergi.
Komunikasi
memungkinkan
orang
untuk
mengkoordinir kegiatan mereka untuk mencapai tujuan bersama, tetapi
komunikasi itu tidak hanya menyampaikan informasi atau mentransfer
makna saja.7 Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125 yaitu :

                 
          
 
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”.8
Dalam mencapai harapan di suatu organisasi, maka organisasi
tersebut harus membangun komunikasi yang efektif dan efesien didalam
internal organisasi tersebut. Komunikasi yang digunakan dalam training
sudah efektif, karena sebelumnya telah diteliti oleh Ratih Damayanti pada
tahun 2008 dengan judul pola komunikasi dalam tarining ESQ. Akan
tetapi untuk komunikasi organisasi didalam lembaga ESQ itu sendiri
7
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek,
(Malang: UMM Press, 2008), h. 4-7
8
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: PT. Tehazed, 2010), h.
383
5
belum terdapat penelitian terdahulu. Oleh karena itu sebuah organisasi
tidak terlepas dari adanya komunikasi. Tanpa komunikasi organisasi tidak
akan berjalan dengan baik dan sulit mencapai tujuan bersama. Maka dari
itu penulis tertarik mengambil judul “Pola Komunikasi Organisasi di
PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini difokuskan pada
pola komunikasi yang ada di PT. Arga bangun Bangsa ESQ
Leadership Center, baik itu komunikasi vertikal yaitu komunikasi
antara atasan terhadap bawahan (Down Ward Communication),
komunikasi bawahan terhadap atasan (Up Ward communication) dari
tingkat wilayah dan cabang ESQ maupun komunikasi horizontal atau
lateral antara sesama karyawan PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti merumuskan masalah
yang akan diteliti yaitu “Bagaimana Pola Komunikasi Organisasi yang
diterapkan oleh PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center
dalam memberikan informasi ESQ 165?”
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana pola
komunikasi organisasi yang diterapkan oleh PT. Arga Bangun Bangsa
ESQ Leadership Center?
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
sebagai tambahan referensi dalam perkembangan kajian keilmuan,
khususnya dalam bidang ilmu komunikasi.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya memiliki manfaat
secara akademis, tetapi juga secara praktis yakni penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi secara praktik khususnya
bagi praktisi-praktisi dalam perilaku organisasi dalam pola dan
tata cara berkomunikasi yang efektif dan se-efesien mungkin.
D. KajianPustaka
Sebelumnya, peneliti telah mengadakan tinjauan pustaka terhadap skripsi
dengan judul yang terdapat dalam beberapa buku dan hasil penelitian. Dari
tinjauan yang peneliti lakukan, peneliti mendapatkan bahwa kajian
mengenai komunikasi organisasi ini telah diteliti sebelumnya oleh
beberapa orang. Beberapa di antaranya adalah:
7
1. “Pola Komunikasi Organisasi Nur Mahmudi Sebagai Walikota Depok
dalam Implementasi kebijakan Publik” oleh Januar Azhari, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. Skripsi ini
berisi tentang pola komunikasi organisasi yang digunakan Nur
Mahmudi adalah pola lingkaran. Pola ini memungkinkan semua
anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui
sejenis sistem pengulangan pesan. Media yang digunakan Nur
Mahmudi melalui media lisan dan tulisan hingga ke teknologi berbasis
multimedia (internet). Perbedaan skripsi ini dengan yang saya akan
teliti adalah terletak pada objek penelitiannya.
2. “Pola Komunikasi dalam Training ESQ 165” oleh Ratih Damayanti,
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. Skripsi ini
menjelaskan tentang pola komunikasi yang digunakan dalam training
ESQ 165 adalah pola bintang. Peserta training dan trainer saling
berkomunikasi
menghancurkan
yang
bertujuan
kesombongan.
untuk
meleburkan
Training
ESQ
diri
dan
menggunakan
komunikasi dua arah, teknik ini bersifat informatif dan berisikan
bujukan serta memerlukan hasil. Perbedaan skripsi ini dengan yang
akan diteliti terletak pada subjek penelitiannya.
3. “Pola Komunikasi Organisasi di Balai Besar Meteorologi dan
Geofisika Wilayah II Kampung utan Tangerang” oleh Dini Novianti,
8
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009. Skripsi ini
menjelaskan tentang pola komunikasi dalam bidang data dan informasi
di BBMG wilayah II Kampung Utan adalah komunikasi ke bawah,
komunikasi keatas, komunikasi horizontal dan informal. Media yang
digunakan adalah melalui website, telepon, radio, fax, email, brosur
dan koran untuk pelayanan jasa. Perbedaan skripsi ini dengan yang
akan diteliti terletak pada objek penelitian.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan
pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berupaya menghimpun
data, mengelola, dan menganalisa secara kualitatif, dan manafsirkan secara
kualitatif. Data-data penelitian yang dikumpulkan dalam wujud konsepkonsep. Dengan jenis penelitiannya bersifat deskriptif, yakni berusaha
memberikan gambaran selengkapnya.
Dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif karya Lexy J.
Moleong terhadap pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor.
“metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.9
9
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: RemajaRosdaKarya,
2009), h. 4
9
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah organisasi internal di PT. Arga Bangun
Bangsa ESQ Leadership Center.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah bagaimana pola komunikasi yang
diterapkan oleh PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center
dalam menyampaikan informasi.
3. Tahapan Penelitian
a. Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan
oleh
peneliti
dalam
mengumpulkan
data
agar
penelitiannya lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga
mudah untuk diolah. Adapun yang menjadi instrument penelitian
adalah:
1)
Pedoman wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan
mengungkapkan
pertanyaan-pertayaan.
Dalam
hal
ini
penelitian mewawancarai pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi organisasi di lembaga ESQ 165.
2)
Dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai hal-hal
atau
variable
yang
berupa
catatan
,transkrip,
buku,
10
suratkabar, majalah, dan sebagainya. Metode ini digunakan
untuk mencari data yang sifatnya paten.
b. Teknik Pengumpulan data
Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti melakukan
pengumpulan data agar lengkap dengan melakukan beberapa
teknik, antara lain:
1)
Data Primer
a. Wawancara mendalam dilakukan guna menambah data
yang diperlukan melalui tanya jawab seputar topik yang
terkait dalam permasalahan ini. Kemudian yang akan
menjadi sumber data yakni Supervisor ESQ Leadership
Center dan pihak yang dapat mewakili yang dianggap
kompeten.
b. Observasi langsung untuk mengamati bagaimana pola
komunikasi yang dibangun dalam penyampaian informasi
dengan cara mengamati langsung dengan pihak ESQ 165.
2) Data Sekunder
Dokumentasi yaitu pencarian sumber data berupa catatancatatan resmi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership
Center menyangkut komunikasi organisasi dan buku-buku
atau foto-foto yang menyangkut dengan penelitian guna
mendukung data penelitian.
11
4. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah menganalisis proses berlangsungnya
suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas
terhadap proses tersebut dan menganalisis makna yang ada dibalik
informasi, adat, dan proses suatu fenomena sosial itu.10
Dari
data
yang
dikumpulkan,
kemudian
dianalisis
dan
diinterpretasikan. Adapun metode yang digunakan dalam menganalisis
data adalah menggunakan analisis deskriptif, maksudnya dengan cara
melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran
mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data
tersebut disimpulkan.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei
pada tahun 2013. Tempat pelaksanan penelitian ini adalah di ESQ
Center, Jln. Ciputat Raya No. 1B Pondok Pinang Jakarta Selatan
12310.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis penulisan
skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yang terdiri dari beberapa sub. Adapun
sistematika yang dimaksud sebagai berikut:
10
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2010), h. 153
12
Bab I
Pendahuluan
membahas latar belakang masalah, pembatasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II
Kerangka teori
Terdiri dari komunikasi organisasi, pengertian komunikasi
organisasi, macam-macam pola komunikasi organisasi,
dimensi
komunikasi
internal,
komunikasi
vertikal,
komunikasi horizontal, media dan iklim komunikasi,
hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi.
Bab III
Profil PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center
Terdiri dari sejarah berdirinya, visi dan misi PT. Arga
Bangun
Bangsa
ESQ
Leadership
Center,
struktur
organisasinya, tugas dan fungsi PT. Arga Bangun Bangsa
ESQ Leadership Center, program kerja PT. Arga Bangun
Bangsa ESQ Leadership Center.
Bab IV
Temuan dan analisis
Berisi tentang pola komunikasi yang diterapkan oleh PT.
Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center, pola
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi
horizontal, media dan iklim komunikasi, hambatan dalam
komunikasi, upaya dalam penghambatan komunikasi.
13
Bab V
Penutup
Membahas tentang kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka,
dan lampiran-lampiran.
14
DaftarPustaka
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana, 2010.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2000.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. cet. Ke-2, 2002.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2004
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Rosdakarya, 2007.
Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009.
Gibson, James L. dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga,
1993.
Ginanjar, Ary. “Your Partner in Character Building.” artikel diakses pada 7
Januari 2013 dari www.esqway165.com.
Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008.
15
Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek.
Malang: UMM Press, 2008.
Moleong,
Lexy
J.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif
.
Bandung:
RemajaRosdaKarya, 2009
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi aksara, 2011.
Novianti, Dini. “Pola Komunikasi Organisasi Di Balai Besar Meteorologi dan
Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu
komunikasi dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.
Pace, R. W, &Don F. F. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Bandung: Rosdakarya, 2006.
Partanto, Puis A, & M. Dahlan Al-barthy. Kamus Besar Bahasa Ilmiah Popular.
Surabaya: Arkola, 1994.
Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006.
Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta, 2009.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
Sarjan. Aku Bangga Menjadi Warga Negara. Solo: Platinum, 2012.
Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010.
Suprapto, Tommy. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: CAPS. 2011.
16
Susanto, Astrid S. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek Hubungan Masyarakat
dan Periklanan. Bandung: Binacipta, 1989.
Syauqi, M. Tugas Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Arga Bangun Bangsa, 2013.
Udaya, Jusuf. Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Apikasi. Jakarta: Arcan,
1995
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 2004
Wursanto, Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta: Kanisius, 1987.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Ruang Lingkup Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Pola Komunikasi Organisasi
Kata pola komunikasi berasal dari dua suku kata yakni pola dan
komunikasi. Sebelum kita membahas tentang pola komunikasi, maka
kita harus mengetahui apa itu pola dan apa itu komunikasi.
Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai bentuk (struktur) yang tetap.1 Sedangkan dalam kamus Ilmiah
Popular pola dapat di artikan sebagai model, contoh, pedoman
(rancangan).2
Diantara orang-orang yang berada dalam suatu organisasi akan
terjadinya saling pertukaran pesan, pertukaran pesan ini melalui jalan
tertentu yang dinamakan pola aliran informasi atau jaringan
komunikasi. Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan
oleh hubungan struktur antara satu individu lainnya dalam organisasi.
Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan
aliran informasi dalam jaringan komunikasi.3
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), cet. Ke-2, h.885
2
Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al-barthy, Kamus Besar Bahasa Ilmiah Popular
(Surabaya: Arkola, 1994), h. 605
3
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek
(Malang: UMM Press, 2008), h. 56-57
14
15
Adapun istilah komunikasi atau communication berasal dari
bahasa latin, yaitu Communicatus yang berarti berbagi atau menjadi
milik bersama. Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau
bersama-sama. Dengan demikian komunikasi menurut Lexicographer
(Fajar, 2009), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi
untuk mencapai kebersamaan. Sedangkan menurut Everett M. Rogers
dan Lawrence Kincaid dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik
oleh Marhaeni Fajar, menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu
proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya
terjadi saling pengertian yang mendalam.4
Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung
tujuan tertentu ada yang dilakukan secara lisan, tatap muka, atau
melalui media baik media massa dan media nonmassa. Jadi
komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional
(intensional), mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan
perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada
pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan
sasaran. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap,
4
31-32
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.
16
pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak
langsung melalui media.5
Organisasi berasal dari bahasa latin organizare, yang secara
harfiah berarti sistem dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling
bergantung. Organisasi adalah bentuk kelompok karena di dalamnya
ada orang-orang yang berkumpul. Organisasi didefinisikan sebagai
suatu kumpulan atau system individual yang melalui suatu jenjang dan
pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan.6
Organisasi merupakan bentuk perkumpulan antara dua orang atau lebih
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia, organisasi dimaknai sebagai kesatuan yang
terdiri atas bagian atau orang dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu
atau kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk
mencapai tujuan bersama.7
Menurut Devito (Bungin, 2007), organisasi adalah sebuah
kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Jumlah anggota organisasi bervariasi dari tiga atau empat sampai
dengan ribuan. Organisasi juga memiliki struktur formal maupun
informal. Dalam sebuah organisasi memiliki jabatan yang berbeda dan
5
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 3
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h.
6
178-179
7
Sarjan, Aku Bangga Menjadi Warga Negara (Solo: Platinum, 2012), h.
17
tanggungjawab yang berbeda pula, seperti pemimpin, staf pemimpin,
dan karyawan.8
Menurut
Redding
dan
Sanborn
(Muhammad,
2011),
komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi
dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini
adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan
pengelola, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi dari
bawahan kepada atasan, komunikasi dari orang-orang yang sama
tingkatnya dalam organisasi,
keterampilan
berkomunikasi
dan
berbicara, mendengar, menulis, dan komunikasi evaluasi program.9
Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia
(Human Communication) yang terjadi dalam konteks organisasi
dimana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling
bergantung satu sama lain. Dengan demikian, komunikasi organisasi
adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi antara
pemimpin dengan pegawai atau sesama pegawai untuk mencapai suatu
tujuan tertentu baik melalui media maupun face to face.10
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal
dari suatu organisasi. Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan
informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.
8
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), h. 273-274
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi aksara, 2011), h. 65
10
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, h. 274
9
18
Pesannya berupa cara kerja, produktivitas, dan pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi. Adapun komunikasi informal adalah
komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.11
Jadi, pola komunikasi organisasi adalah bentuk yang tetap
dalam menyampaikan pesan didalam suatu organisasi antara atasan
dengan bawahan ataupun sebaliknya dan sesame pegawai untuk
mencapai suatu tujuan tertentu baik melalui media maupun face to
face. Penyampaian pesannya tidak hanya dalam pekerjaan tetapi untuk
saling berbagi informasi dan mempererat silaturahmi.
Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah adalah:
a. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja.
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan.
c. Penyampaian
informasi
mengenai
peraturan-peraturan
yang
berlaku.
d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas adalah
penyampaian informasi tentang pekerjaan atau tugas yang sudah
dilaksanakan, persoalan-persoalan pekerjaan atau tugas yang tidak
dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran
11
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 54-55
19
perbaikan dari bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan
tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.12
2. Macam-macam Pola Komunikasi Organisasi
Terdapat lima pola aliran informasi yang dapat dijumpai di
umumnya kelompok dan organisasi, diantaranya sebagai berikut :13
1. Pola lingkaran
Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota
posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan
yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa
berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.
2. Pola Roda
Pola roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya
di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat
mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh
karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan
anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui
pemimpinnya.
3. Pola Y
Pola Y relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan pola
roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya.
Pada pola Y juga terdapat pemimpin yang jelas. Anggota ini
12
Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009), h. 111-112
13
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek
(Malang: UMM Press, 2008), h. 57
20
dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang
lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya
dengan satu orang lainnya.
4. Pola Rantai
Pola rantai sama dengan pola lingkaran kecuali bahwa para
anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan
satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat di sini. Orang
yang berada diposisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin
daripada mereka yang berada di posisi lain.
5. Pola Semua Saluran atau Bintang
Pola semua saluran atau bintang hampir sama dengan pola
lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya
juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi
anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran,
setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya
partisipasi anggota secara optimum.14
14
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 57-
58
21
Meskipun organisasi formal sangat mengandalkan proses
berurutan umum untuk menghimpun dan menyebarkan informasi,
pola khusus aliran informasi berkembang dari kontak antar persona
yang teratur dan cara-cara rutin pengiriman dan penerimaan pesan.
Katz dan Kahn (Wayne Pace, 2006) menunjukkan bahwa pola atau
keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa komunikasi
diantara para anggota sistem tersebut dibatasi. Sifat asal organisasi
mengisyaratkan pembatasan mengenai siapa berbicara kepada
siapa. Burgess mengamati bahwa karakter komunikasi yang ganjil
dalam organisasi adalah bahwa “pesan mengalir menjadi sangat
teratur sehingga dapat berbicara tentang jaringan atau struktur
komunikasi”. Ia juga mengatakan bahwa organisasi formal
mengendalikan struktur komunikasi dengan menggunakan sarana
tertentu seperti penunjukan otoritas dan hubungan-hubungan kerja,
penetapan kantor, dan fungsi-fungsi komunikasi khusus.15
Analisis eksperimental pola-pola komunikasi menyatakan
bahwa pengaturan tertentu mengenai “siapa berbicara kepada
siapa”
mempunyai
konsekuensi
besar
dalam
berfungsinya
organisasi. Dalam komunikasi organisasi berbicara tentang
informasi yang berpindah secara formal dari seseorang yang
otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih
rendah - komunikasi ke bawah, informasi yang bergerak dari suatu
15
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 174
22
jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang
otoritasnya lebih tinggi - komunikasi ke atas, informasi yang
bergerak di antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama
tingkat otoritasnya – komunikasi horizontal, informasi yang
bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak
menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya dan
mereka mereka menempati bagian fungsional yang berbeda –
komunikasi lintas saluran.16
Maka
komunikasi
yang
efektif
dan
terbuka
akan
memudahkan penjabaran kebijakan, sekaligus juga memberikan
fasilitas kelancaran kerja. Komunikasi juga menjadi sarana primer
untuk mengubah tingkah laku, dengan jalan mempengaruhi dan
menyakinkan para pengikut. Maka ada dua bentuk komunikasi
dalam kepemimpinan organisasi, yaitu komunikasi satu arah (one
way communication) dan komunikasi dua arah (two way
communication). Masing-masing bentuk komunikasi memiliki
kelebihan dan kelemahannya.17
Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi
vertikal dan horizontal, yaitu:
1. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah atau
sebaliknya, adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan
16
17
h. 138-139
Ibid., h. 174-184
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2008),
23
dan dari bawahan kepada pemimpin secara timbal balik. Dalam
komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan,
dan lain-lain kepada bawahannya.
2. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar,
antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama
karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi
vertikal yang sifatnya lebih formal. Mereka berkomunikasi satu
sama lain bukan pada waktu sedang bekerja, melainkan pada
waktu istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang
kerja.18
Menurut arah aliran informasi, komunikasi dapat dibedakan
menjadi lima bagian, yaitu :19
a. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas adalah komunikasi dari
bawahan kepada atasan. Tujuan komunikasi keatas adalah
untuk memperoleh informasi, keterangan tentang kegiatan
dan pelaksanaan tugas para pegawai pada tingkat rendah.
Bentuk-bentuk informasi yang dapat disampaikan oleh para
bawahan kepada atasan atau pimpinan adalah
laporan,
keluhan, pendapat dan saran.
18
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Rosdakarya,
2007), h. 122-124
19
Wursanto, Etika Komunikasi Kantor (Yogyakarta: Kanisius, 1987), h. 44-56
24
Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke
atas sama banyak dengan komunikasi ke bawah yang
diperlukan. Komunikasi ke atas yang efektif sangat sukar
dicapai, terutama dalam organisasi yang besar.20
b. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah mengalir dari pimpinan
kepada bawahan, dari manajemen puncak ke manajemen
menengah, manajemen yang lebih rendah terus mengalir
kepada para pegawai bawahan atau pekerja. Setiap
pimpinan dalam bidang dan tingkat apapun harus mampu
mengadakan komunikasi, memberikan informasi, ide-ide
kepada para bawahan, baik secara langsung maupun tidak.
Komunikasi ke bawah dimaksudkan agar para bawahan
mengetahui
yang
harus
dikerjakan,
bagaimana
pelaksanaannya dan bagaimana metode kerjanya serta apa
tujuannya.
Bentuk komunikasi ke bawah yang paling umum
ialah
instruksi
kerja,
memo
resmi,
pernyataan
kebijaksanaan, prosedur, buku pedoman dan publikasi
perusahaan. Dalam kebanyakan organisasi, komunikasi ke
bawah sering tidak lengkap dan tidak akurat.21
c. Komunikasi Horisontal
20
James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses (Jakarta: Erlangga,
1993), h. 110
21
James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, h. 110
25
Komunikasi horisontal disebut juga komunikasi ke
samping atau mendatar, yang berarti bahwa komunikasi
antar pegawai yang mempunyai kedudukan setingkat atau
sama. Komunikasi ini pada umumnya bersifat pemberian
informasi, keterangan-keterangan antarpemimpin satuan
unit organisasi yang berhubungan dengan pelaksanaan
kebijaksanaan pemimpin.
Mekanisme untuk menjamin adanya komunikasi
horisontal biasanya tidak ada dalam desain sebuah
organisasi, maka pelaksanaanya terserah kepada para
manajer. Komunikasi antar rekan sejawat sering diperlukan
untuk mengadakan koordinasi dan juga dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat.22
d. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang berlangsung
antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada
tugas atau fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai
wewenang langsung terhadap pihak lain. Komunikasi ini
merupakan saluran yang paling jarang dipakai dalam
organisasi, saluran ini penting dalam situasi dimana para
22
James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, h. 111
26
anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui
saluran lainnya.23
e. Komunikasi satu arah dan dua arah
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang
berlangsung dari satu pihak saja, yakni pihak komunikator.
Dalam
pihak
komunikan
tidak
diberi
kesempatan
memberikan reaksi terhadap pesan-pesan yang diterima dari
komunikator. Dalam hal ini dapat memberikan kesan
kepada pemimpin yang bersifat otoriter.
Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang
bersifat timbal balik baik dari pihak komunikator maupun
dari pihak komunikan. Dalam hal ini komunikan diberi
kesempatan untuk memberikan reaksi atau tanggapan
terhadap berita yang diterima dari komunikator.
Komunikasi individual lebih terbuka dan efektif dengan
orang-orang
di
lingkungannya,
serta
yang
mempunyai
kedudukannya lebih tinggi. Pertukaran informasi secara horisontal
antara organisasi yang sama kurang menimbulkan distorsi karena
adanya persamaan ciri-ciri antar pertemanan yang memiliki
kerangka pengalaman yang sama. Isi pesan yang dibawa oleh arus
horisontal lebih berhubungan dengan tugas informasi koordinasi.
Sedangkan arus informasi ke bawah dan ke atas menyediakan
23
James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, h. 111
27
umpan balik bagi hasil pelaksanaan organisasi. Hal ini berarti
bahwa arus komunikasi vertikal membawa pesan yang memiliki
potensi lebih bersifat mengancam, sedangkan arus informasi
horisontal lebih bersifat informal.24
B. Media dan Iklim Komunikasi Organisasi
1. Media Komunikasi Organisasi
Media
adalah
alat
atau
sarana
yang
digunakan
untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada
beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar
manusia, maka media yang dominan dalam berkomunikasi adalah
panca indera manusia seperti mata dan telinga. Untuk hubungan
perorangan, maka media yang tepat digunakan adalah kurir (utusan),
surat dan telepon. Sedangkan untuk berhubungan dengan khalayak
yang jumlahnya lebih dari 15 orang, maka media yang digunakan
adalah rapat, seminar dan konverensi.25
Salah
satu
media
komunikasi
yang
digunakan
dalam
menyampaikan informasi adalah media massa. Media massa selalu
menjadi pilihan dalam melakukan komunikasi atasan kepada bawahan,
bawahan kepada atasan, atau sesama pegawai. Komunikasi yang dapat
digunakan adalah komunikasi melalui lisan atau tertulis. Komunikasi
melalui lisan dapat menggunakan media, seperti telepon, e-mail, grup
24
Tommy Suprapto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Yogyakarta: CAPS, 2011), h. 108-109
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2000), h. 131-132
25
28
organisasi
dalam
media online, dan
lain-lainnya. Sedangkan
komunikasi melalui tertulis dapat menggunakan memo, surat, dan lainlainnya.
Dalam kegiatan komunikasi organisasi fungsi media massa yang
tampak adalah :26
a. Sumber informasi organisasi
Media massa di dalam melakukan fungsi sebagai sumber informasi
selalu menyajikan, menayangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi
berbagai belahan bumi.
b. Sebagai fungsi partisipasi
Fungsi partisipasi adalah unsur atau tayangan pesan-pesan
komunikasi baik media elektronik maupun media cetak harus
mampu menggugah masyarakat.
c. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
Sosialisasi
dan
pendidikan
untuk
meningkatkan
kualitas
masyarakat dalam menerima dan mempertahankan sistem nilai
yang ada.
d. Fungsi mengembangkan budaya organisasi
Mengembangkan budaya organisasi, yaitu membentuk pola
perilaku individu dalam organisasi.
Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, yakni :
26
Dini Novianti, “Pola Komunikasi Organisasi Di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika
Wilayah II Kampung Utan Tangerang,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu komunikasi dan Dakwah,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h. 23
29
a. Secara verbal (dalam bentuk kata-kata lisan maupun tertulis),
ataupun secara non-verbal (dalam bentuk isyarat, kode, tingkah
laku, dan lain-lain)
b. Secara langsung dan tidak langsung. Berbicara secara tatap muka,
berbicara melalui telepon atau menyampaikan informasi melalui
surat kabar dan lainnya.27
Pesan yang mengalir secara tatap muka, melalui telepon, ditulis
pada memo informal atau dalam bentuk laporan formal. Pesan dapat
dikirim
dan
dijawab
secara
langsung,
melalui
komputer,
berkomunikasi melalui konferensi jarak-jauh. Setiap anggota secara
stimulant dihubungkan dengan telepon, atau dengan video konferensi
jarak-jauh. Setiap anggota dapat melihat dan mendengar satu sama
lain meskipun mereka berada di tempat, kantor, bangunan, atau kota
lain.28
2. Iklim Komunikasi Organisasi
Taguri mendefinisikan iklim organisasi adalah kualitas yang relatif
abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggotaanggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan
dalam
istilah
nilai-nilai
suatu
set
karateristik
tertentu
dari
lingkungannya. Menurut Litein dan Stringers mengatakan bahwa iklim
organisasi dapat dipelajari dengan mengobservasi jumlah otonomi
27
28
Hj. Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 12
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 61-62
30
secara individual, kebebasan yang dialami oleh individu, tingkat dan
kejelasan struktur dan posisi yang dibebankan kepada pegawai,
orientasi ganjaran dari organisasi dan banyaknya pemberian serta
kehangatan yang diberikan kepada pegawai.29
Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi
suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku
manusia, respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan,
konflik-konflik antarpersona, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam
organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi,
iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan
peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam
organisasi.30
Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota
organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang
penuh
persaudaraan
mendorong
para
anggota
organisasi
berkomunikasi secara terbuka, rileks, dan ramah tamah dengan
anggota lainnya. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota
tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan kurangnya rasa
persaudaraan.31
Menurut Redding (Muhammad, 2011), terdapat lima dimensi
penting dari iklim komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu:
29
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek , h.
44-45
30
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, h. 147
31
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 85
31
1. “Supportiveness”, atau bawahan mengamati bahwa hubungan
komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun
keakraban dan menjaga perasaan diri.
2. Partisipasi membuat keputusan.
3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan menyimpan rahasia.
4. Keterbukaan dan keterusterangan.
5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.
Denis mengemukakan iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman
yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang
mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan
pesan dengan kejadian yang terjadi didalam organisasi.32
Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas
unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap
komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangan, dan
dikukuhkan secara berkesinambungan dengan anggota organisasi
lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusankeputusan dan tindakan-tindakan individu, serta mempengaruhi pesanpesan mengenai organisasi.33
32
33
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 86
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 183
32
C. Hambatan – Hambatan Dalam Komunikasi Organisasi
Komunikasi dalam organisasi tidak selalu berjalan dengan lancar
dan mulus seperti yang kita harapkan. Seringkali dijumpai dalam suatu
organisasi terjadi salah pengertian antara satu anggota dengan anggota
lainnya atau antara atasan dengan bawahannya mengenai pesan yang
mereka sampaikan dalam berkomunikasi. Menurut Robbins (Masmuh,
2008), ada beberapa hambatan komunikasi yaitu :34
1. Penyaringan
Hambatan ini merupakan komunikasi yang dimanipulasikan
oleh si pengirim sehingga nampak lebih bersifat menyenangkan
si penerima. Banyak manager melaporkan keadaan yang tidak
sebenarnya atau menutup-nutupi kebenaran hanya karena ingin
atasannya menjadi senang.
2. Persepsi selektif
Hambatan ini merupakan keadaan dimana penerima pesan di
dalam proses komunikasi melihat dan mendengar atas dasar
keperluan, motivasi, latar belakang pengalaman, dan ciri-ciri
pribadi lainnya. Sehingga pesannya tidak sama dengan apa
yang dilihat dan didengar oleh orang lain.
34
81-82
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek , h.
33
3. Perasaan
Hambatan ini merupakan bagaimana perasaan penerima pada
saat dia menerima pesan komunikasi akan mempengaruhi cara
dia menginterpretasikan pesan.
4. Bahasa
Kata-kata memiliki makna yang berbeda antara seseorang
dengan orang lain. Umur, pendidikan, lingkungan kerja dan
budaya adalah hal-hal yang secara nyata dapat mempengaruhi
bahasa yang dipakai oleh seseorang.
Sementara menurut Wursanto (Masmuh, 2008), bahwa hambatan
komunikasi dapat dibedakan menjadi 6 macam yaitu:35
1. Hambatan yang bersifat teknis
Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan oleh
organisasi, kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadi
komunikasi yang efektif, penguasaan teknik dan metode
berkomunikasi yang tidak memadai.
2. Hambatan perilaku
Hambatan ini dapat terjadi karena prasangka yang didasarkan
kepada emosi, suasana otoriter, ketidakmauan untuk berubah,
sifat yang egosentris.
3. Hambatan bahasa
35
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 82-85
34
Penggunaan bahasa oleh seorang pemimpin atau komunikator
dengan tanpa menghiraukan kemampuan bawahan atau orang
yang diajak berbicara akan menimbulkan salah pengertian
(miscommunication).
4. Hambatan struktur
Hambatan yang disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat dan
job dalam struktur organisasi. Kadang-kadang seseorang
bawahan merasa takut dan malu apabila berhubungan dengan
atasannya
atau
pemimpinnya,
apalagi
pemimpin
yang
bersangkutan seorang yang cukup berwibawa dan disegani.
5. Hambatan jarak
Hambatan seorang pemimpin yang jaraknya berjauhan dalam
berkomunikasi. Karena tidak semua anggota organisasi selalu
berkomunikasi langsung, setiap karyawan tidak selamanya
berada di suatu tempat tertentu. Komunikasi dalam organisasi
ini akan sulit jika tidak ditunjang dengan suatu peralatan
komunikasi yang memadai, yang mengakibatkan keterlambatan
berita yang disampaikan.
6. Hambatan latar belakang
Perbedaan latar belakang dapat menimbulkan hambatan dalam
komunikasi. Hambatan ini dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu latar belakang sosial dan latar belakang pendidikan.
35
Setiap organisasi atau perusahaan tidak hidup dan bekerja dalam
suatu ruang hampa, maka pekerjaan akan dapat dipengaruhi oleh
komunikasi (informasi) dari luar yang masuk ke dalam organisasi.
Komunikasi merupakan faktor yang menentukan dalam keberhasilan suatu
tujuan yang akan dicapai oleh suatu organisasi. Jika suatu komunikasi
tidak berjalan dengan baik, maka pertentangan dalam organisasi dapat
terjadi yang disebabkan oleh salah pengertian dalam pemberian dan
penerimaan argumentasi yang diberikan atau karena kekurangan
informasi.36
Saluran komunikasi antara atasan dengan bawahan sangat terbatas.
Banyaknya perintah dan pesan yang mengalir dari pimpinan ke arah
bawahan untuk dilaksanakan, maka dengan adanya hal tersebut
menimbulkan banyaknya perbedaan interpretasi yang mudah terjadi.
Selain itu biasanya pesan yang mengalir dari atasan bersifat biasa, tetapi
ketika disampaikan ke bawahan pesannya berubah menjadi pesan yang
mengalir bersifat keras.37
Komunikasi sukar diadakan dalam suatu organisasi besar, terutama
apabila terdapat kelompok-kelompok kerja yang jarang bertemu. Hal ini
disebabkan oleh faktor waktu yang sering tidak memungkinkan
komunikasi antaranggota organisasi. Karena bagian-bagian organisasi
36
Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek Hubungan Masyarakat dan
Periklanan (Bandung: Binacipta, 1989), h. 65-68
37
Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek Hubungan Masyarakat dan
Periklanan, h. 73
36
terpisah satu sama lain, maka sifat otonom atau menganggap bahwa
dirinya yang terpenting terdapat pada anggota organisasi. Hal ini dapat
mengakibatkan suasana dan jaminan kerja kurang, disorganisasi bahkan
desintegrasi dalam organisasi.38
Hohenberg
(Susanto,
1989)
mengatakan
bahwa
hubungan
komunikasi ke atas maupun ke bawah mengalami banyak kesukaran,
apalagi bila dalam suatu organisasi, komunikasi diadakan oleh orang yang
agresif atau kalau komunikasi hanya diadakan bila ada hal-hal yang luar
biasa. Maka dari itu, komunikasi ke atas harus dirangsang melalui
pendekatan HAM (Hubungan antar Manusia).39
Komunikasi ke atas penting bagi organisasi, namun sulit
dikendalikan. Karena pesan yang mengalir ke atas merupakan pesan yang
perlu didengar oleh hierarki yang lebih tinggi. Para pekerja sering enggan
mengirim pesan yang negatif, karena khawatir dianggap sebagai trouble
maker (pembuat kekacauan). Selain itu komunikasi antar sesama pegawai
pun terdapat masalah yaitu bahasa yang khusus dikembangkan oleh divisi
tertentu di dalam organisasi. Bahasa semacam itu seringkali sulit dipahami
oleh penerima pesan.40
Hambatan yang terjadi dalam suatu organisasi dapat juga
ditimbulkan karena karyawan itu sendiri yang membuat komunikasi tidak
38
Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek Hubungan Masyarakat dan
Periklanan, h. 74
39
Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek Hubungan Masyarakat dan
Periklanan, h. 86
40
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 63-65
37
lancar. Karena jika karyawan selalu berhubungan baik dengan karyawan
lainnya, maka komunikasi yang terjalin sangat baik dan adanya
keterbukaan antar pegawai dan tujuan yang ingin dicapai akan terwujud.
Selain itu, komunikasi juga didukung oleh penyediaan media untuk
menyampaikan informasi.
BAB III
GAMBARAN UMUM
PT. ARGA BANGUN BANGSA ESQ LEADERSHIP CENTER
A. Sejarah Berdirinya PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center
Bermula dari sebuah buku yang diterbitkan dan dipasarkan sendiri
oleh penulisnya, ESQ kemudian bertransformasi menjadi sebuah pelatihan
sumber daya manusia. ESQ Leadership Center adalah lembaga training
sumber daya manusia yang bertujuan membentuk karakter melalui
penggabungan 3 potensi manusia yaitu kecerdasan intelektual, emosional,
dan spiritual. Selama ini, ketiga potensi tersebut terpisah dan tidak
didayagunakan secara optimum untuk membangun sumber daya manusia.
Akibatnya, terjadi krisis moral dan split personality yang berdampak pada
turunnya kinerja. Lebih buruk lagi, mereka menjadi manusia yang
kehilangan makna hidup serta jati dirinya.1
Training ESQ adalah solusi untuk menjawab permasalahan
tersebut dengan menggunakan metode spiritual engineering yang
komprehensif serta berkelanjutan. Melalui training ESQ, ketiga potensi
manusia digabungkan dan dibangkitkan sehingga terbentuk karakter yang
1
Ary Ginanjar, “Your Partner in Character Building,” artikel diakses pada 7 Januari 2013
dari http://www.esqway165.com/about-us/
38
39
tangguh, kompetensi secara total dan peningkatan produktivitas sekaligus
melahirkan kehidupan yang bahagia dan penuh makna.2
Sejak 16 Mei 2000, ESQ LC telah menjadi salah satu lembaga
pelatihan sumber daya manusia terbesar di Indonesia. Setiap bulan
terselenggara rata-rata 100 even training di dalam maupun luar negeri, dan
menghasilkan alumni per bulan rata-rata 10.000-15.000 orang. Sampai
dengan saat ini, telah terselenggara lebih dari 5.000 training (data per
Nopember 2010) dengan total alumni lebih dari 1 juta orang (data per
Nopember 2010). Untuk melaksanakan itu semua, ESQ Leadership Center
saat ini didukung lebih dari 500 orang karyawan.
Sejak tahun 2006, mulai diselenggarakan training di luar negeri
seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Belanda, Amerika Serikat, dan
Australia. Tahun 2009, beberapa negara lainnya seperti Jepang, Dubai,
Mesir pun menunggu untuk terselenggaranya training ESQ. Khusus di
Malaysia, sejak bulan April 2007 secara resmi dibuka cabang ESQ di
Malaysia.
Training ESQ bukan hanya ditujukan bagi kalangan dewasa namun
juga bagi mahasiswa, remaja dan anak-anak, sebagai generasi penerus
masa depan yang harus diselamatkan. Menyadari akan tanggung jawab
sosialnya, ESQ LC bekerjasama dengan Forum Komunikasi Alumni ESQ
telah melaksanakan berbagai program bagi masyarakat dan salah satu
diantaranya adalah training cuma-cuma bagi 95.981 (data per Mei 2010)
2
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi (Jakarta: PT. Arga Bangun Bangsa, 2013), h. 7-8
40
guru di seluruh Indonesia. Tujuannya, agar para guru memiliki kecerdasan
emosional dan spiritual disamping kecerdasan intelektual dan membangun
ketiga kecerdasan tersebut pada para siswa. Program tersebut akan terus
digulirkan hingga target minimum 1 juta orang guru tercapai pada tahun
2020.3
Pada 19 Desember 2009, ESQ kedatangan tamu dari kedutaan
besar jepang yaitu Yasuhiro Sugata, sekretaris pertama seksi politik untuk
kedutaan besar jepang di jakarta. Ary Ginanjar sangat senang dengan
kedatangan beliau. Ary Ginanjar mengaku bahwa misi ESQ adalah
membangun karakter manusia yang jujur, disiplin, tanggungjawab, dan
nilai lainnya, seperti yang sudah diterapkan di Jepang. Banyak trainingtraining yang dia sampaikan dan bercerita tentang jepang karena
kedisiplinan , kejujuran, dan sebagainya. Dengan hal itu, Ary Ginanjar
turut
mengkampanyekan budaya
luhur nilai-nilai
jepang kepada
masyarakat, terutama di indonesia.4
Di balik keberhasilan ESQ yang fenomenal, tentulah berdiri
seorang tokoh yang inovatif dan kreatif. Tokoh pencetus ide sekaligus
pendiri ESQ Leadership Center adalah Ary Ginanjar Agustian. Ary
Ginanjar Agustian adalah seorang profesional yang telah berkecimpung di
dunia bisnis selama lebih dari 20 tahun. Melalui buku-buku yang
dipelajari, perenungan serta pengalamannya tersebut Ary Ginanjar menulis
sebuah buku yang sangat fenomenal “ESQ: Rahasia Sukses Membangun
3
4
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 7-8
ESQ Magazine, Jujur Membawa Berkah (Jakarta: PT. Arga, Januari 2009), h. 58
41
Kecerdasan Emosi & Spiritual”. Di dalam buku tersebut ia menyampaikan
sebuah konsep pembangunan karakter yang disebutnya The ESQ Way165.
Untuk menyampaikan konsep tersebut, Ary Ginanjar merancang metode
training yang menggunakan teknologi tinggi dan multimedia modern. Ia
kemudian mendirikan lembaga training pembangunan karakter yaitu ESQ
Leadership Center. Sampai saat ini jumlah trainer ESQ yang mendapatkan
lisensi dari Ary Ginanjar mencapai hampir 100 orang. Mereka telah
mendapatkan pembinaan dan pendidikan secara sistematis melalui
rangkaian training dengan sistem mentoring, computer based training
(CBT), dan sebagainya.5
Keberhasilannya dalam memberikan motivasi dan semangat
perubahan melalui buku serta training tersebut, membuat Ary Ginanjar
terpilih sebagai salah satu The Most Powerful People and Ideas in
Business 2004 oleh Majalah Swasembada. Ia juga terpilih menjadi Tokoh
Perubahan 2005 oleh Koran Republika serta didaulat menjadi Pengurus
Dewan Pakar ICMI periode 2005–2010. Pada Maret 2007, Ary Ginanjar
juga telah berhasil memperkenalkan ESQ di Oxford, Inggris. Dalam
sebuah pertemuan yang diselenggarakan oleh The Oxford Academy of
Total Intelligence tersebut Ary Ginanjar telah memukau sejumlah pakar
Spiritual Quotient (SQ) dari berbagai negara seperti Amerika Serikat,
Australia, Denmark, Belanda, Nepal dan India. Penghargaan serta
5
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 8
42
pengakuan atas konsep The ESQ Way165 sebagai metode pembangunan
karakter terus mengalir.6
Pada peringatan Sumpah Pemuda di tahun 2009, Ary Ginanjar
menerima penghargaan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)
yang bertajuk “ESQ Model sebagai Metode Pembangunan Karakter”.
Kemudian pada tahun yang sama Majalah Biografi Politik juga
menobatkan Ary Ginanjar sebagai Pemimpin Muda Berpengaruh 2009.
Sebagai penghargaan atas kontribusi ESQ dalam pembangunan karakter di
lingkungan Kepolisian RI maka di tahun 2010 Ary Ginanjar menerima
pula penghargaan dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Konsep The
ESQWay165 sebagai metode pem- bangunan karakter juga telah diakui
secara akademis melalui penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa oleh
Universitas Negeri Yogyakarta kepada Ary Ginanjar pada Desember 2007.
Ary Ginanjar juga mendapat kepercayaan untuk mengajar mata kuliah
“Strategi Pendidikan Karakter” di program pascasarjana Universitas
Negeri Yogyakarta.
B. Visi Dan Misi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center
ESQ Leadership Center memiliki 5 nilai dasar, yaitu :7
1. Integrity
Menjalankan setiap tugas dengan menjunjung tinggi kejujuran,
terbuka, dan penuh rasa tanggung jawab.
6
7
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 8-9
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 19-21
43
2. Loyalty
Taat patuh kepada pimpinan, menjaga kesatuan hati dengan pimpinan
serta karyawan lainnya dan memiliki kemampuan untuk melindungi
misi serta nilai.
3. Customer Oriented
Mencintai pelanggan baik internal maupun eksternal, memahami
harapan pelanggan serta memberi dari apa yang diharapkannya.
4. Innovative
Memiliki pandangan jauh ke depan, mampu mengeluarkan inisiatif
untuk menyelesaikan masalah dan antisipasinya, dan membuat ide baru
serta melakukan perbaikan terus menerus.
5. Passion To Excellence
Selalu memiliki semangat tinggi untuk mengeksekusi semua ide dan
program dengan berkualitas, cepat, akurat, penuh kegigihan serta
pantang menyerah.
VISI ESQ Leadership Center :
Terwujudnya Peradaban Emas dan kehidupan yang penuh arti bagi berjuta
manusia di dunia.
MISI ESQ Leadership Center :
Melakukan percepatan transformasi karakter dan budaya melalui ESQ
Way 165.8
8
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 19
44
C. Struktur Organisasi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership
Center
Susunan Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Alumni ESQ
Leadership Center
Ketua Umum
: Dr. (HC) Ary Ginanjar Agustian
Sekretaris Jenderal
: Hariyo Puguh Witjaksono
Bendahara Umum
: Luki Alamsyah Agustriana
Bidang-Bidang Dalam Kepengurusan
1. Bidang Sarana dan Prasaran
Ketua
: Djoni Rosadi
Wakil Ketua
: Ivan Garda
a.
Departemen Dukungan Menara 165
b.
Departemen Pengembangan Jaringan Komunikasi Alumni
c.
Departemen Pengembangan Kesekretariatan
2. Bidang Organisasi
Ketua
: Muhammad Fariza
Wakil Ketua
: Tendi Naim
a.
Departemen Pembinaan Nilai 165 dan 7 Budi Utama
b.
Departemen Pembinaan DPW & DPD FKA-ESQ
c.
Departemen Pembinaan Chapter FKA-ESQ
d.
Departemen Kaderisasi & Kepemudaan
e.
Departemen Pembinaan ATS
3. Bidang Hubungan Antar Lembaga
45
Ketua
: Iesye S. Latief
Wakil Ketua
: R. Koenarto
a.
Departemen Hubungan Instansi Pemerintah
b.
Departemen Hubungan Media Masa & Pers
c.
Departemen Hubungan Instansi Swasta & LSM
d.
Departemen Hubungan Lembaga Keagamaan
e.
Departemen Hubungan Internasional
4. Bidang Sosial Kemasyarakatan
Ketua
: Lea Irawan
Wakil Ketua
: Gufron Soemariyono
a.
Departemen UPZ-ESQ
b.
Departemen Peduli Pendidikan
c.
Departemen Peduli Kesehatan
d.
Departemen Peduli Dhuafa & Yatim Piatu
e.
Departemen Peduli Warga Binaan
f.
Departemen Peduli Ulama & Ustadz
5. Bidang Ekonomi
Ketua
: Aries Mufti
Wakil Ketua
: Tri Hardiyanto
a.
Departemen Keuangan & Investasi
b.
Departemen Perdagangan & Technopreunership
c.
Departemen ICT, Media & Kreatif
d.
Departemen Pengelolaan Sumber Daya Alam
46
e.
Departemen Pengembangan Tourisme & Tata Boga
f. Departemen Pendidikan & Kesehatan
D. Tugas Dan Fungsi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center
Training ESQ adalah sebuah metode training yang khusus dengan
beberapa kekhususan yang menjadi ciri khas tersendiri, seperti:
Penyampaian materi menggunakan pendekatan nilai-nilai spiritual
yang berlaku umum pada semua keyakinan. Pendekatan ini sangat efektif
dan telah diakui oleh sebagian besar alumni, yang sampai dengan saat ini
jumlah sudah melebihi 1 juta orang, baik dari dalam negeri maupun manca
negara.
Seluruh modul training menggunakan 100% modul berlisensi dan
bukan merupakan hasil duplikasi pelatihan lain dalam rangka menjaga
orisinalitas dan mutu pelatihan. Mengimplemetasikan metode Quantum
Learning dimana peserta menggunakan seluruh indera dalam menyimak
materi training, baik itu penglihatan, pendengaran maupun kinestetik.
Teknik training sangat beragam mulai dari role play, games, group
discussion, case study, project serta lecturing.
Dalam penyelenggaraan in house training, ESQ akan melakukan
penyesuaian materi (customization) agar materi training menjawab
permasalahan yang sedang terjadi dan sesuai dengan kebutuhan dari
Perusahaan banyak manfaat yang diberikan oleh ESQ kepada para peserta
47
maupun perusahaan yang menyelenggarakan in house training ESQ, antara
lain:9
1. Seluruh peserta training secara otomatis menjadi bagian dari
komunitas ESQ Membership dan dapat mengikuti berbagai
kegiatan yang diselenggarakan oleh ESQ Leadership Center
beserta afiliasinya di seluruh dunia.
2. Seluruh peserta training selanjutnya disebut sebagai ESQ
Members, dapat mengikuti re-training, pada tingkatan yang sama,
gratis selama 10 tahun di Menara 165.
3. ESQ juga memberikan program pembinaan ESQ Members kepada
Perusahaan yang sudah menyelenggarakan in house training,
secara gratis.
Setiap tingkat mempunyai fokus dan objektif masing-masing
sehingga seluruh materi akan tuntas apabila peserta mengikutinya hingga
tingkat ke-empat yaitu ESQ Total Action Training. Sebagai sebuah metode
pembangunan karakter yang komprehensif dan integratif, training ESQ
disampaikan secara berkelanjutan melalui beberapa tingkat. Setiap tingkat
mempunyai fokus dan objektif masing-masing sehingga seluruh materi
akan tuntas apabila peserta mengikutinya hingga tingkat ke-empat yaitu
ESQ Total Action Training.
Berikut ini adalah 4 Steps of Character Building dari ESQ Training :10
9
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi , h. 21-22
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 23-30
10
48
1. Character Building 1
Personal Transformation
Lebih penting lagi adalah membangun ikatan antara nilai
tersebut dengan suara hati manusia yang terdalam (inner voice)
sehingga setiap individu menjalankan nilai tersebut bukan karena
kewajiban, dalam tataran intelektual, juga bukan karena takut pada
pimpinan, dalam tataran emosional, melainkan sebagai sebuah
komitmen spiritual mereka kepada Sang Pencipta.
Bagi sebuah institusi, menanamkan nilai di dalam diri
setiap individu yang terlibat di dalamnya, sangatlah penting.
Seperti kita ketahui, sebagus apapun sistem yang berlaku namun
apabila individu sebagai pelaksana sistem berperilaku menyimpang
dan melanggar nilai tersebut maka akan menimbulkan kerugian.
Lebih penting lagi adalah membangun ikatan antara nilai tersebut
dengan suara hati manusia yang terdalam (inner voice) sehingga
setiap individu menjalankan nilai tersebut bukan karena kewajiban.
Dalam tataran intelektual, juga bukan karena takut pada
pimpinan dalam tataran emosional, melainkan sebagai sebuah
komitmen spiritual mereka kepada Sang Pencipta. Itulah salah satu
fokus dari ESQ Basic Training yaitu menjadikan pelaksanaan nilai
sebagai sebuah komitmen spiritual.11
11
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h.23
49
Selain itu, ESQ Basic Training juga akan mengubah
paradigma peserta akan arti sebuah kebahagiaan dan pekerjaan.
Jika selama ini makna kebahagiaan hanya sesuatu yang bersifat
materi dan emosional maka melalui training ini peserta akan diajak
menemukan kebahagiaan lain yaitu spiritual happiness, sehingga
hidup menjadi lebih bermakna dan bernilai (meaning & values).
2. Character Building 2
Mission & Character Building
Pentingnya sebuah penetapan misi yang terinternalisasi di dalam
setiap individu sehingga mampu mendorong sebuah keberhasilan.
Kemudian, setelah menetapkan Visi–Misi, harus dilakukan pembentukan
karakter sumber daya manusia yang diperlukan agar Visi–Misi tersebut
dapat diwujudkan.
Presiden Direktur perusahaan Coca Cola Amerika, Robert
Woodruff, pada 1923-1935, memiliki misi “Kapan saja, di mana saja,
minum Coca Cola”. Artinya, dimanapun Anda berada selalu minum Coca
Cola. Inilah yang memberikan kekuatan dan dorongan kepada jajaran
direksi, manajemen hingga ke tingkat karyawan terendah mereka untuk
merambah dunia. Contoh tersebut menunjukkan pentingnya sebuah
penetapan misi yang terinternalisasi di dalam setiap individu sehingga
mampu mendorong sebuah keberhasilan. Kemudian, setelah menetapkan
Visi – Misi, harus dilakukan pembentukan karakter sumber daya manusia
yang diperlukan agar Visi – Misi tersebut dapat diwujudkan. ESQ Mission
50
& Character Building menjadi solusi untuk melakukan internalisasi Visi –
Misi serta pembentukan karakter yang tangguh untuk mewujudkannya.
ESQ Mission & Character Building akan mengintegrasikan misi
kehidupan yang seringkali terpisah: antara pribadi dengan insitusi tempat
bekerja, antara dunia dengan akhirat, antara pribadi dengan pasangan dan
keluarga. Selain itu, training ini juga akan membentuk karakter yang
tangguh dengan cara mengubah paradigma dalam melihat sebuah masalah,
bukan lagi sebagai sebuah beban melainkan kesempatan untuk menempa
diri.
3. Character Building 3
Self Control & Collaboration
Kelemahan yang tidak terkontrol dapat menjadi sumber runtuhnya
sebuah institusi begitu pula dengan kekuatan yang tidak sinergis. Setelah
membangkitkan visi-misi dan membangun karakter, langkah selanjutnya
adalah mengelola kelemahan agar potensi yang dimiliki dapat dikeluarkan
serta membangun kolaborasi antar individu maupun antar bagian.
Mengapa pengelolaan kelemahan dan kekuatan serta kolaborasi menjadi
sangat penting? Karena kelemahan yang tidak terkontrol dapat menjadi
sumber runtuhnya sebuah institusi begitu pula dengan kekuatan yang tidak
sinergis.12
12
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi , h. 26-28
51
SQ Self Control & Collaboration Training akan membantu untuk
mendeteksi
kelemahan
yang
dapat
mempengaruhi
kinerja
serta
menyinergikan kekuatan setiap individu atau bagian.
4. ESQ Outbound
Kini ESQ Leadership Center menghadirkan program baru bernama
ESQ Outbound yang akan menjadi partner anda dalam pembentukan
karakter pribadi yang tangguh dan berkualitas dengan semangat
Experience The Nature of Spiritual Journey.
ESQ
Outbound
menyajikan
games
yang
menyenangkan,
menantang, menginspirasi dan dimaknai secara intelektual, emosional dan
spiritual. ESQ Outbound akan mengubah hidup anda menuju arah yang
lebih baik dan akan membantu anda meningkatkan kualitas sumber daya
manusia serta membentuk karakter pribadi yang tangguh dalam
lingkungan perusahaan, lembaga, organisasi, kampus, sekolah maupun
keluarga.
Materi Pelatihan dalam ESQ Outbond, yaitu :13
a. Energize dan Ice Breaking
Aktifitas yang dilakukan untuk mencairkan suasana dan memecah
kebekuan peserta sebelum masuk kepada Games Inti.
b. Fun, Smart and Inspirational Games
Games-games yang menarik dan menginspirasi yang memberikan
kesan mendalam kepada peserta. Tak hanya sekedar games, tapi
13
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 28-29
52
ada pemaknaan games secara intelektual, emosional, dan spiritual
dikaitkan dengan lingkungan keluarga ataupun perusahaan.
c. Out of Box Thinking and Problem Solving
Materi untuk memicu kreatifitas, inovasi dan memecahkan masalah
secara Out of Box dalam waktu yang terbatas serta target yang
ditetapkan tercapai.
d. Self Confidence and Building trust
Materi yang akan menumbuhkan rasa percaya diri dan belajar
untuk bisa mempercayai orang lain.
e. Vision and Mission
Materi untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya sebuah
visi dan misi dalam kehidupan serta membuat peserta berpikir jauh
ke depan dan mampu menetapkan misi kehidupan, tidak hanya
misi pribadi tapi juga misi bersama dalam sebuah kelompok.
f. Effective Communication
Materi untuk mebuat peserta memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif.
g. Team Building and Team Work
Materi untuk membangun kebersamaan dan cohesvienes sebuah
tim yang solid dan kompak serta membangun kerjasama antar
team.
53
h. Spiritual Meaning
Setiap aktifitas yang dilakukan akan dimaknai secara spiritual
sehingga peserta mendapatkan meaning dari setiap apa yang
dikerjakan.
Metode Pelatihan
Pelatihan dikemas dengan variatif, mengkombinasikan gamesgames yang menyenangkan tapi menginspirasi dan pemaknaan secara
intelektual, emosional dan spiritual. Agar menarik dan tidak
membosankan maka metodenya menggunakan:
a. Fun, Inspiring, and Spiritual Games (FIS)
b. Challenge Games
c. Adventure Games
5. ESQ Parenting
Mungkin tanpa disadari selama ini kita telah menghambat potensi
anak. Bukankah selama ini kita seringkali kesulitan dalam memahami
keinginan mereka, tidak tahu cara membantu anak mengelola emosinya,
tidak mampu memotivasi dan cenderung lebih sering menyalahkan si
anak? Dan Apakah kita mampu menanamkan nilai-nilai spiritual kepada
anak kita?
ESQ Parenting adalah training Parenting yang mengajarkan dan
menanamkan nilai nilai spiritual dan kecerdasaan emosional kepada
keluarga. Dengan ESQ Parenting, orangtua mampu menumbuhkan dan
54
mengelola potensi anak. Training ini penting untuk diikuti agar orangtua
dapat memahami kebutuhan emosi
anak dan membantu mereka
memenuhi tujuan spiritual kehidupannya.14
E. Kegiatan PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center
ESQ Leadership Center saat ini merupakan salah satu lembaga
pelatihan kepemimpinan terbesar di Indonesia. Salah satu tolok ukurnya
antara lain, bila pada 2001 ESQ Leadership Center hanya mempunyai 4
orang karyawan kini didukung lebih dari 400 orang karyawan. Jumlah
peserta pelatihannya dari hanya 25 orang, saat ini setiap training diikuti
oleh 500 orang, bahkan sempat mencapai sekitar 1.500 orang. Jika
awalnya ESQ Leadership Center hanya fokus pada pelaksanaan training
ESQ, saat ini telah dibentuk divisi-divisi baru yang bergerak di bidang
penerbitan, multimedia, retail, percetakan hingga ke tour dan travel untuk
menunjang kegiatan ESQ Leadership Center.
Berikut ini kegiatan-kegiatan penting yang telah dilalui oleh ESQ LC
sejak berdiri di tahun 2001 :15
Tabel I
Kegiatan-kegiatan ESQ LC Sejak Tahun 2001
No
1.
Tanggal
06-06-2001
Kegiatan
Peluncuran buku “ESQ” di Hotel Sahid
Jaya,
Jakarta
dan
kemudian diperingati
sebagai Ulang Tahun ESQ LC.
2.
23-06-2001
14
15
Ary
Ginanjar
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 30
Ibid., h. 9-11
pertama
kali
tampil
di
55
ANTEVE.
3.
21-09-2004
Penyelenggaraan “ESQ Leadership Forum”
serta peluncuran majalah.
4.
01-06-2005
Peletakan batu pertama GRAHA 165.
5.
25-09-2005
Temu Alumni ESQ pertama di Sasana
Budaya Ganesha, Bandung.
6.
01-10-2005
Ary
Ginanjar
tampil
di
RTM
(Radio
Televisyen Malaysia) Seminar “Boosting
Your Marketing Capabilities With ESQ.”
7.
16-12-2005
8.
31-12-2005
Pendirian ESQ UPZ Baznas.
Ary Ginanjar dinobatkan oleh REPUBLIKA
sebagai salah satu “Tokoh Perubahan.”
9.
03-01-2006
Peluncuran halaman khusus “ESQWay165”
di REPUBLIKA.
10.
14 sampai 15-01-2006
Temu Alumni Nasional Pertama di Istora
Senayan, Jakarta.
11.
25-02-2006
Seminar
“Change
Now
or
Lose,
On
Leading Change with ESQ” bersama Ary
Ginanjar dan Rhenald Kasali, di Hotel Grand
Melia, Jakarta.
12.
21 sampai 23-11-2008
Temu Alumni Nasional Ketiga dan Rakernas
FKA-ESQ di Makassar.
13.
8 sampai 10-08-2008
Training Perdana di Australia.
14.
11 sampai 13-10-2008
Training Perdana di Amerika Serikat.
15.
25 sampai 26-10-2008
Seminar ESQ oleh Ary Ginanjar di Jepang.
16.
15-09-2009
Training ESQ bagi 5000 Mahasiswa UI.
17.
September 2009
ESQ menjadi kurikulum SESPIM Polri.
18.
20-10-2009
Training ESQ untuk Angggota DPR & DPD
56
RI.
19.
24 sampai 25-10-2009
20.
17-11-2009
Training Perdana SCC di Menara 165.
DEPKUMHAM
Gandeng
ESQ
Tegakan
Moralitas.
21.
15-12-2010
ESQ
dirikan
Persaudaraan
Serumpun
Indonesia –Malaysia.
22.
2009
ESQ
Model
di
akui
sebagai
Metode
Pembangunan Karakter oleh Kementrian
Pemuda dan Olahraga, Republika Indonesia.
23.
2009
Ary
Ginanjar
Agustian
berkesempatan
mengisi “The Asia HRD Congress” Kuala
Lumpur Malaysia.
24.
31-08-2010
ESQ Menyelanggarakan Training bagi 8140
Mahasiswabaru Universitas Indonesia.
25.
2010
ESQ Berkontribusi “Program For Advanced
Leadership
&
Management
(PALM)”
Madinah – Saudi Arabia.
Program Corporate Sosial Responsibilty di PT. Arga Bangun
Bangsa (ESQ Leadership Center) digerakan dinamis oleh lembaga Forum
Komunikasi Alumni ESQ (FKA), yaitu forum silaturahmi Alumni ESQ
yang dibentuk dan didirikan oleh DEWAN PENDIRI dengan tugas
memberdayakan dan mengembangkan potensi Alumni ESQ sesuai dengan
garis-garis dan arah kebijakan ESQ Leadership Center.
57
Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ memiliki 5 bidang kegiatan,
antara lain yaitu:16
1. Pengembangan Sarana dan Prasarana
Untuk memfasilitasi tersedianya sarana dan prasarana bagi kegiatan
silaturahmi dan pembinaan alumni pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, maka ESQ menfasilitasi pembangunan Grha 165 dan
pengembangan sarana & prasarana dimasing-masing KORWILKORDA-KORCAM- CHAPTER, dsb.
2. Pengembangan Organisasi
Untuk meningkatkan kualitas anggota, baik secara pribadi maupun
kelembagaan dan organisasi FKA- ESQ, baik di tingkat Pusat maupun
wilayah, seperti :
a. Pembentukan KORWIL-KORDA-KORCAM-RANTINGCHAPTER
b. Pembentukan GEMA 165, FOSMA 165, SHOT 165
c. RAKERNAS
d. Temu Alumni
e. Alumni Training Support
f. Forum Kajian Alumni, dll
Untuk menjalin kerjasama dan mendorong peningkatan fungsi
intermediasi antara FKA-ESQ dengan lembaga-lembaga lainnya
16
M. Syauqi, Tugas Budaya Organisasi, h. 11-13
58
sehingga mempermudah, memperlancar & memperluas akses FKAESQ, seperti:
a. Lembaga Pers / Media Massa
b. Lembaga Ekonomi
c. Lembaga Pendidikan
d. Lembaga Sosial Kemasyarakatan
e. Lembaga Budaya, dsb
Untuk mengembangkan jiwa dan semangat berbagi di kalangan
Alumni maupun antara Alumni ESQ dengan masyarakat di sekitarnya,
dengan cara menyalurkan sumber daya yang dimiliki oleh FKA-ESQ
melalui kegiatan sosial dan kemasyarakatan, seperti:
a. ESQ Peduli Pendidikan
b. ESQ Program Kesehatan
c. ESQ Peduli Dhuafa
d. ESQ Peduli Anak Yatim
e. Unit Pengumpul Zakat ESQ, dsb
Untuk memfasilitasi peningkatan kapasitas usaha Alumni ESQ
pada khususnya serta perbaikan kondisi ekonomi masyarakat di
sekitarnya, dengan cara menyalurkan Alumni melalui kegiatan
ekonomi, seperti Lentera 165, Koperasi 165, dsb.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership
Center
1. Pola Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center
Pola yang digunakan oleh PT. Arga Bangun Bangsa
ESQ
Leadership Center dalam memberikan informasi pekerjaan ataupun
hal-hal lainnya adalah pola bintang atau pola semua saluran. Di mana
pola bintang itu sendiri merupakan semua anggota sama dan semuanya
juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota
lainnya. Dalam struktur semua saluran atau bintang, setiap anggota
dapat
berkomunikasi
dengan
setiap
anggotanya.
Pola
ini
memungkinkan adanya partisipasi anggota secara umum.
Jika anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain tidak ada
batasan. Semua anggota dapat berkomunikasi dengan siapapun sesuai
dengan keperluannya. Begitu juga pimpinan mereka sangat terbuka
jika karyawannya ingin menyampaikan pesan mengenai pekerjaan dan
masalah dalam pekerjaannya. Seperti yang disampaikan oleh Bapak M.
Syauqi yaitu “ Kita dapat melakukan komunikasi dengan siapapun jika
ada hal yang ingin disampaikan. Bahkan pak Ary Ginanjar sendiri pun
terbuka jika ada suatu masalah atau ide-ide dan kita pun memiliki
59
60
media online untuk mengupdate segala hal yang berkaitan dengan
ESQ”.1
Di dalam model ini semua tingkatan dalam jaringan tersebut dapat
melakukan interaksi timbal balik tanpa melihat siapa yang menjadi
tokoh sentralnya. Semua jaringan komunikasi antar tingkatan jenjang
hirarkinya tidak dibatasi dan setiap karyawan atau bawahan bebas
melakukan interaksi dengan berbagai pihak atau pimpinan atau
sebaliknya. Komunikasi seperti ini sangat efektif karena mereka dapat
berkomunikasi langsung tanpa harus melalui orang lain. Karena jika
ada batasan belum tentu apa yang kita sampaikan sampai kepada yang
dituju dan pesannya pun akan berbeda persepsi. Komunikasi yang
efektif dan terbuka akan memudahkan penjabaran kebijakan dan
memberikan fasilitas kelancaran kerja.2
Sebagai karyawan harus tetap profesional dalam bekerja.
Walaupun bebas dalam menyampaikan informasi secara langsung,
karyawan juga harus mematuhi aturan yang dibuat oleh sebuah
perusahaan. Setiap divisi memiliki atasan masing-masing, maka pesan
yang ingin disampaikan sebelum sampai ke pimpinan kita harus ke
atasan setiap divisi kita terdahulu. Sesuai yang diutarakan oleh Yuthi
Daradjatun, bahwa
“Kita harus profesional dalam bekerja begitupun dalam hal
menyampaikan informasi step by step. Ada 2 jalur yang digunakan
1
Wawancara Pribadi dengan Supervisor Human Capital, M. Syauqi, Jakarta, 23 April
2013.
2
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 174
61
yaitu pertama, informasi harus dikumpulkan terdahulu dari perorangan
oleh directorat masing-masing divisi, kemudian disampaikan kepada
supervisior kemudian ke manager. Kedua, dapat disampaikan langsung
kepada atasan jika supervisor mereka mengizinkan karena hal tersebut
mengenai keputusan pimpinan.”3
2. Teknik Komunikasi Antara Atasan, Bawahan, Dan Antar
Karyawan
a. Komunikasi Antara Atasan Dengan Bawahan
Komunikasi
antara
atasan
dengan
bawahan
berarti
komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan kepada karyawan atau
dari jabatan yang tinggi ke rendah. Biasanya pesan yang
disampaikan tentang pekerjaan, kebijakan, dan ide-ide kepada para
bawahan. Komunikasinya dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung. Komunikasi ini dimaksudkan agar
karyawan suatu perusahaan mengetahui yang harus dikerjakan,
bagaimana pelaksanaannya dan bagaimana metode kerjanya.
Komunikasi ke bawah di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center yaitu antara pimpinan dengan bawahan tidak
hanya menginformasikan tentang pekerjaan tetapi tentang individu
para karyawan, info perusahaan, dan ide-ide. Seperti yang
disampaikan oleh Syauqi bahwa Komunikasi dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Komunikasi
yang
bersifat
direct
(pekerjaan)
:
komunikasi tentang arahan-arahan dalam pekerjaan.
3
Wawancara Pribadi dengan Customer Service Ovisier (CSO) ESQ Tour, Yuthi
Daradjatun, Jakarta, 26 April 2013.
62
Setiap divisi harus terjalin komunikasi dengan baik
kepada atasan. Karena memang perusahaan kita
kordisisnya
di
training
dan
konsulting.
Seperti,
marketing yang harus menjalin komunikasi dengan baik
kepada divisi yang
berhubungan dengan kebutuhan
mereka. Marketing tugasnya adalah memperkenalkan
produk ESQ kepada perusahaan lain atau menjalin
kerjasama.
2. Komunikasi yang bersifat developh (informal) :
komunikasi tentang perbaikan dalam pekerjaan, ide-ide
yang ingin disampaikan, dan interpersonal para
karyawan.4
Komunikasi ke bawah merupakan hal yang sangat penting
dalam suatu organisasi, sebab komunikasi yang dilakukan
berorientasi menjalankan sistem koordinasi, informasi, evaluasi,
dan koreksi setiap permasalahan serta pengarahan pekerjaan,
komunikasi penyampaian pendapat oleh bawahan dan untuk
mengetahui rasa kepuasan kerja di dalam organisasi.
Pesan yang disampaikan dari pimpinan yaitu Ary Ginanjar
kepada bawahan tidak hanya berupa pekerjaan, tetapi Ary Ginanjar
juga memberikan informasi mengenai hal-hal yang kurang baik
4
2013.
Wawancara Pribadi dengan Supervisor Human Capital, M. Syauqi, Jakarta, 23 April
63
diluar kemudian disampaikan kepada seluruh karyawan bahwa kita
tidak boleh melakukan hal tersebut. Selain itu, Ary Ginanjar juga
membentuk karakter kepada para karyawan agar bertanggungjawab
dan jujur. Walaupun Ary Ginanjar jarang berada di kantor tetapi
beliau selalu update di media online yaitu grup facebook dan
seluruh karyawan dapat mengakses dan update informasi. Seperti
yang diuraikan Yuthi Daradjatun bahwa
“Di ESQ tidak hanya pekerjaan yang di komunikasikan,
tetapi tentang diri karyawan pun di informasikan seperti
pernikahan, ulang tahun, orang tua meninggal, dll. Kita itu lebih
kedekatan emosional dan pembentukan karakter. Pak Ary Ginanjar
pun jika melihat hal-hal yang kurang baik di luar kemudian
disampaikan kepada seluruh karyawan bahwa kita tidak boleh
melakukan hal tersebut.”5
Dengan demikian semua itu sesuai dengan Katz dan Kahn,
bahwa ada lima jenis informasi yang bisa dikomunikasikan dari
atasan kepada bawahan :
1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan
pekerjaan
3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik
organisasi
4. Informasi mengenai kinerja pegawai
5
Wawancara Pribadi dengan Customer Service Ovisier (CSO) ESQ Tour, Yuthi
Daradjatun, Jakarta, 26 April 2013.
64
5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas
(Sense of Mission).6
Sesuai dengan hal-hal tersebut diatas, komunikasi ke bawah
selain dilakukan untuk penyampaian hal-hal yang berhubungan
dengan pekerjaan, seorang pimpinan juga harus mampu menjalin
hubungan personal dengan bawahannya karena dengan adanya
aspek hubungan manusiawi tersebut dapat menunjang suasana dan
efektifitas lingkungan organisasi sehingga akan tercipta iklim kerja
yang kondusif.
b. Komunikasi Antara Bawahan Kepada Atasan
Komunikasi antara bawahan kepada atasan adalah pesan
yang disampaikan dari bawahan kepada atasan. Komunikasi ini
bertujuan untuk memperoleh informasi, keterangan tentang
kegiatan dan pelaksanaan tugas para karyawan pada tingkat rendah.
Bentuk-bentuk informasinya dapat berupa laporan, keluhan,
pendapat dan saran.
Supervisior Human Capital di PT. Arga Bangun Bangsa
ESQ
Leadership
Center
mengatakan
bahwa
kami
selalu
mengadakan morning breafing setiap hari senin-kamis pukul
07.30-08.00 WIB. Disinilah kami sharing dalam masalah pekerjaan
dan ide-ide atau masukan untuk membangun ESQ yang lebih baik.
6
R. Wayne Pace dan DON F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, h. 185
65
Selain itu, saya juga selalu membacakan visi-misi ESQ dan
pembacaan asmaul husna agar para karyawan selalu terjaga
tanggungjawabnya dalam bekerja, semangat, dan spritualnya.
“Saya selalu berkomunikasi dengan karyawan. Komunikasi
tentang pekerjaan itu sudah pasti. Selain itu, tentang ide-ide atau
input-input tentang pekerjaan. Kami juga selalu mengadakan
morning breafing setiap hari senin-kamis pukul 07.30-08.00 WIB.
Ary Ginanjar pun selalu mengadakan meeting setiap sebulan
sekali. Disinilah para karyawan memberikan informasi tentang
keluhan, saran, kritik, ide-ide, dll dalam pekerjaannya.”7
Komunikasi dilakukan dengan atasan cukup lancar, hal ini
dapat dilihat dari frekuensi pertemuan yang dilakukan setiap hari
oleh supervisior human capital. Selain itu, pimpinan ESQ juga
melakukan komunikasi melalui e-mail ataupun di grup facebook
ESQ juga berjalan sangat baik. Karena setiap karyawan boleh
berkomunikasi dengannya melalui media tersebut dan kemudian
dapat di komentar langsung oleh Ary Ginanjar langsung. Telah
tercipta komunikasi ke atas yang didasarkan atas komunikasi yang
bersifat timbal balik dan dua arah, karena hal tersebut harus mereka
lakukan untuk membicarakan mengenai hal-hal yang menyangkut
pekerjaan, berdiskusi mengenai adanya permasalahan yang muncul
serta tentang laporan kerja rutin.
7
2013.
Wawancara Pribadi dengan Supervesor Human Capital, M. Syauqi, Jakarta, 23 April
66
Komunikasi ke atas tidak hanya tentang laporan kerja,
tetapi juga informasi mengenai saran-saran. Dalam suatu organisasi
sangat diperlukan keterlibatan anggota di dalam unit kerjanya
masing-masing untuk menjaga kelancaran tugas organisasi yang
diberikan. Sebab apabila terdapat suatu pekerjaan yang tidak lancar
akan mempengaruhi kepada tugas-tugas lainnya.
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi
antar pegawai yang mempunyai kedudukan setingkat atau sama.
Komunikasi ini biasanya bersifat pemberian informasi, keteranganketerangan
antar
pemimpin
satuan
unit
organisasi
yang
berhubungan dengan pelaksanaan kebijaksanaan pemimpin. Selain
itu, pesan yang disampaikan sesama karyawan tentang koordinasi
pekerjaan dan bahkan bercerita tentang pribadi karyawan juga.
Seperti yang diutarakan oleh M. Syauqi bahwa
“Komunikasi antar karyawan yaitu komunikasi tentang
koordinasi pekerjaan. Seperti, marketing berhubungan dengan
finance dan operation. Marketing menawarkan kerjasama atau
produk ESQ kepada suatu perusahaan, kemudian proses tersebut
dibantu oleh admin suport lalu melakukan visit atau pertemuan
yang dibantu oleh bagian operasional untuk melakukan meeting.
Setelah closing, disiapkan draft untuk melakukan kerjasama dan
dibantu oleh tim legal kemudian melaksanakan training dan
67
mempersiapkan modul training, trainer, dan lain-lain. Jadi, semua
terjadi untuk melakukan koordinasi pekerjaan dan project untuk
mencapai semua yang diinginkan perusahaan.”8
Komunikasi antara bawahan di PT. Arga Bangun Bangsa
ESQ Leadership Center adalah pesan yang disampaikan berupa
koordinasi pekerjaan, pemecahan masalah, dan membina hubungan
dengan baik antara karyawan. Membina hubungan antara karyawan
itu juga sangat penting, karena dengan hal tersebut akan mudah
bekerjasama dan saling mengenal satu sama lain.
Dari
pernyataan
diatas
sesuai
dengan
fungsi
arus
komunikasi horizontal, yaitu :
1. Memperbaiki koordinasi tugas
2. Upaya pemecahan masalah
3. Saling berbagi informasi
4. Upaya memecahkan konflik
5. Membina hubungan melalui kegiatan bersama9
PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center memiliki
Forum Komunikasi Alumni (FKA) yang beranggotakan seluruh
para alumni yang mengikuti training ESQ. Mereka menjaga
komunikasi dengan baik dan selalu menginformasikan tentang
ESQ. Selain itu, mereka juga memiliki kegiatan yang bermanfaat,
8
Wawancara Pribadi dengan Supervisor Human Capital, M. Syauqi, Jakarta, 23 April
9
H. Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi, h. 112
2013.
68
seperti ESQ Peduli, temu alumni, ESQ peduli pendidikan, unit
pengumpulan zakat ESQ, dan lain-lainnya.
Forum
Komunikasi
Alumni
ini
selalu
memberikan
informasi dan memberikan ide-ide agar ESQ selalu menjadi yang
terbaik. Mereka memiliki Korwil (Koordinator Wilayah) mereka
masing-masing untuk mengupdate informasi tentang ESQ selain
melalui media online. Korwil ini yang mengintens seluruh para
alumni di indonesia. Kita juga melakukan meeting untuk
membahas agenda-agenda para alumni ESQ.
B. Media dan Iklim Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa
ESQ Leadership Center
1. Media Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center
Media adalah alat atau sarana yang digunakan dari komunikator
kepada khalayak untuk menyampaikan suatu pesan. Media yang dapat
digunakan adalah media massa. Media massa selalu menjadi pilihan
untuk berkomunikasi antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan
atasan, atau sesama karyawan. Komunikasi yang dapat dilakukan
adalah komunikasi melalui lisan atau tertulis. Komunikasi melalui
lisan dapat menggunakan media, seperti telepon, e-mail, grup
facebook, grup organisasi dalam media online, dan lain-lain.
Sedangkan komunikasi melalui tertulis dapat menggunakan memo,
surat, dan lain-lain.
69
Sarana atau media komunikasi sangat penting sebagai alat
menyampaikan informasi kepada seluruh karyawan. PT. Arga Bangun
Bangsa ESQ Leadership Center menyediakan sarana atau media untuk
mempermudah
karyawan
dalam
mengakses
dan
mendapatkan
informasi mengenai info perusahaan, pekerjaan yang harus dilakukan,
dan informasi tentang karyawan perusahaan.
Media yang digunakan oleh PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center dalam memberikan informasi adalah grup facebook,
e-mail, telepon, sms, dan bbm (Blackberry Messager). Selain
menggunakan media massa, PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership
Center juga melakukan komunikasi tatap muka yaitu diadakannya
morning breafing, rapat-rapat, dan tatap langsung ke personal.
Morning breafing adalah kegiatan breafing yang dilakukan setiap
pagi. Kegiatan ini dilakukan setiap hari senin sampai kamis pukul
07.30-08.00 WIB, biasanya diisi dengan pembacaan visi-misi, asmaul
husna, dan masalah yang dialami oleh karyawan dalam pekerjaan atau
ide-ide yang ingin disampaikan untuk memperbaiki pekerjaan yang
lebih baik. Seperti yang diuraikan oleh Riki Pajar bahwa
“Biasanya kita berkomunikasi melalui morning breafing, rapatrapat, email grup, bbm broadcast, group facebook, media sistem
internal, dan secara langsung ke personal.”10
Pimpinan kami yaitu Ary Ginanjar juga selalu berkomunikasi
dengan kami tentang apapun melalui grup facebook atau e-mail. Beliau
10
Wawancara Pribadi dengan Bagian Customer Develophment Directorat, Riki Pajar,
Jakarta, 29 April 2013.
70
memang sibuk diluar tetapi beliau selalu menjaga kedekatan kami
dengan beliau melalui status-status di grup facebook dan semua dapat
membacanya dan berkomentar. Selain itu, beliau juga menyempatkan
datang ke perusahaan untuk mengecek para karyawan dan pekerjaan.
Kadang seminggu sekali atau sebulan hanya beberapa kali dan beliau
juga selalu memberikan motivasi kepada para karyawan.
2. Iklim Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center
Iklim komunikasi merupakan persepsi-persepsi mengenai peristiwa
komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai terhadap pegawai
lainnya, harapan-harapan, dan konflik-konflik antarpersona.
Iklim
komunikasi ini biasanya tentang persepsi-persepsi mengenai pesan
yang terjadi dalam organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh
bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan
berkomunikasi.
Iklim komunikasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership
Center sangat baik, karena komunikasi yang terjalin sangat terbuka
baik antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan, maupun
sesama karyawan. Ary Ginanjar pun sebagai pemimpin perusahaan
selalu memberikan motivasi kepada karyawan agar selalu semangat
dalam bekerja dan tanggungjawab. Selain itu, para karyawan juga
diberikan kedekatan emosional dan spiritual.
71
Iklim komunikasi yang positif menjadikan anggotan-anggotanya
penuh persaudaraan dan berkomunikasi secara terbuka, rileks, dan
ramah tamah dengan anggota lainnya. Sedangkan iklim yang negatif
menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan
kurangnya rasa persaudaraan. Tetapi iklim komunikasi di PT. Arga
Bangun Bangsa ESQ Leadership Center adalah termasuk iklim yang
positif. Karena persaudaraan antar anggota sangat harmonis dan
komunikasinya pun terbuka.
Konflik yang terjadi antar anggota di PT. Arga Bangun Bangsa
ESQ Leadership Center tidak ada. Karena pimpinan selalu menegaskan
dalam setiap pekerjaan karyawannya tidak ada kata “saya kira....”
tetapi harus selalu memastikan bahwa pekerjaan itu telah selesai atau
tidak ada kekurangan lagi. Maka sedikit kemungkinan terjadi konflik
antar anggota.
Dari pernyataan diatas sesuai dengan pendapat Redding tentang
iklim komunikasi organisasi. Menurutnya terdapat lima dimensi
penting dari iklim komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu :11
1. “Supportiveness”, atau bawahan mengamati bahwa hubungan
komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun
keakraban dan menjaga perasaan diri.
2. Partisipasi membuat keputusan.
3. Kepercayaan, dapat dipercaya dan menyimpan rahasia.
11
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 85
72
4. Keterbukaan dan keterusterangan.
5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.
Komunikasi kepada pimpinan juga tidak mengalami rasa sungkan.
Pimpinan harus selalu berkomunikasi kepada bawahan dengan baik,
karena pimpinan sangat berkepentingan. Jika bawahan sungkan dengan
pimpinan, maka setiap pekerjaan akan terhambat dan tidak dapat
tercapai apa yang diharapkan perusahaan. Pimpinan harus selalu
terbuka dengan bawahan agar tidak terjadi kesungkanan. Seperti yang
diungkapkan oleh M. Syauqi bahwa
“Atasan berkepentingan dengan bawahan. Seandainya bawahan
sungkan untuk berbicara dengan atasan, maka tujuan yang ingin
dicapai tidak akan terlaksana. Seharusnya project dapat dilaksanakan
dalam waktu cepat, tetapi karna tidak ada keterbukaan dengan atasan
maka project tersebut tidak akan cepat terselesaikan. Atasan harus
terbuka kepada seluruh karyawan.”12
“Komunikasi di ESQ cukup terbuka antara atasan dengan bawahan
begitu pun sebaliknya antar karyawan juga. Tidak ada dinding
pembatas diantaranya. Selain keterbukaan didalam komunikasi secara
langsung, bisa juga menggunakan media online seperti group e-mail,
facebook, dan beberapa sistem yang menyediakan fasilitas untuk
komunikasi antar tim.”13
Maka dari itu iklim komunikasi yang bersifat positif perlu
diterapkan oleh sebuah perusahaan agar semua yang ingin dicapai
dapat terwujud. Selain itu, memberikan reward dan motivasi juga
diperlukan untuk karyawan. Dengan hal tersebut dapat memberikan
12
Wawancara Pribadi dengan Supervisor Human Capital, M. Syauqi, Jakarta, 23 April
2013.
13
Wawancara Pribadi dengan Bagian Customer Develophment Directorat, Riki Pajar,
Jakarta, 29 April 2013.
73
semangat bekerja dan selalu bersikap tanggungjawab terhadap
pekerjaannya.
Pemimpin
juga
harus
selalu
terbuka
dalam
berkomunikasi.
C. Hambatan-Hambatan Dalam Komunikasi di PT. Arga Bangun
Bangsa ESQ Leadership Center
Komunikasi dalam organisasi tidak selalu berjalan dengan lancer
dan mulus seperti yang kita harapkan. Seringkali dalam suatu organisasi
terjadi kesalahpahaman dalam pesan yang disampaikan baik antara satu
anggota dengan anggota lainnya atau antara atasan dengan bawahannya.
Begitu juga di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center
mengalami hal tersebut.
Hambatan komunikasi yang terjadi di PT. Arga Bangun Bangsa
ESQ
Leadership
Center
adalah
media
yang
digunakan
dalam
berkomunikasi karena tidak semua orang membuka media online untuk
mendapatkan informasi setiap saat, kemudian dalam penggunaan dan
persepsi bahasa karena bahasa yang digunakan dalam sms dan telepon
kadang berbeda dalam memahami. Selain itu, jarak juga sebagai hambatan
dalam berkomunikasi yaitu terkadang para karyawan di PT. Arga Bangun
Bangsa ESQ Leadership Center bekerja diluar ruangan. Dalam hal ini akan
sulit jika tidak ditunjang dengan media dan akan mengakibatkan
keterlambatan. Seperti yang diungkapkan oleh Yuthi Daradjatun bahwa
“Hambatan yang terjadi dalam komunikasi adalah hambatan dalam
media, bahasa, dan jarak. Karena tidak semua orang membuka media
online untuk mendapatkan informasi setiap saat, persepsi dalam
74
mengartikan dalam pesan yang disampaikan seperti saya kan menjabati
sebagai CSO ESQ Tour terkadang bahasa yang disampaikan melalui sms
dan telepon itu berbeda maka saya lebih baik putuskan komunikasi dari
pada saya lanjutkan kemudian akan terjadi kesalahpahaman, dan jarak pun
dapat menghambat informasi karena kita juga tidak semua bekerja didalam
ruangan.”14
Dari pernyataan diatas sesuai dengan pendapat Wursanto tentang
hambatan komunikasi. Menurutnya hambatan komunikasi dibedakan
menjadi 6 macam, yaitu :
1.
Hambatan yang bersifat teknis
2.
Hambatan perilaku
3.
Hambatan bahasa
4.
Hambatan dalam struktur
5.
Hambatan jarak
6.
Hambatan latar belakang
Hambatan yang sering terjadi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership
Center
adalah
Miss
Communication.
Seperti
kita
membutuhkan “A” tetapi yang diberikan “B”. Tetapi kita selalu mengatasi
hal tersebut dengan selalu memastikan apapun yang dibutuhkan oleh
karyawan minimal via telepon dan kalaupun bisa bertemu langsung. Para
karyawan tidak selalu berkerja didalam kantor terkadang diluar kantor.
Disinilah sulitnya para karyawan tidak mengetahui apa yang terjadi di
kantor, jika karyawan tersebut tidak mengupdate hal tersebut melalui
media online. Seperti yang diutarakan oleh Riki Pajar bahwa
14
Wawancara Pribadi dengan Customer Service Officier ESQ Tour, Yuthi Daradjatun,
Jakarta, 26 April 2013.
75
“Hambatan yang terjadi biasanya dari individu yang kurang aktif
dan update dalam membuka media komunikasi dan orang-orang di
lapangan yang jarang ke kantor. Biasanya masing-masing individu di
reminder oleh rekan timnya.”15
Komunikasi yang terjadi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center sudah sangat baik. Komunikasi yang terbuka dan
kedekatan antara anggota merupakan hal yang positif agar tidak adanya
hambatan dalam berkomunikasi. Hanya saja karyawan yang sering bekerja
diluar kantor yang tidak update informasi tentang ESQ menjadi hambatan
dalam berkomunikasi, tetapi hal tersebut diatasi dengan reminder oleh
timnya masing-masing sehingga mereka mengetahui informasi-informasi
tersebut.
15
Wawancara Pribadi dengan Bagian Customer Develophment Directorat, Riki Pajar,
Jakarta, 29 April 2013.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa pola komunikasi organisasi yang diterapkan oleh PT. Arga Bangun
Bangsa ESQ Leadership Center adalah pola bintang. Pola bintang yaitu
pola semua saluran, dimana para karyawan bebas melakukan komunikasi
dengan siapapun tanpa dibatasi oleh pihak lain. Sehingga komunikasi ini
dapat berjalan dengan baik dan keterbukaan antara atasan dengan
bawahan, bawahan dengan atasan, maupun sesama karyawan.Media
komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan informasi adalah
morning breafing, rapat-rapat, grup facebook, e-mail, bbm, sms, dan
telepon. Selain itu, komunikasi secara langsung juga dilakukan.
Komunikasi antara atasan dengan bawahan dilakukan untuk
penyampaian-penyampaian informasi berupa pelaksanaan pekerjaan,
kebijakan, dan info tentang perusahaan. Selain itu, informasi mengenai
kinerja pegawai juga disampaikan dengan diadakannya morning breafing
yang dilakukan setiap senin-kamis pukul 07.30-08.00 WIB dan
interpersonal karyawan juga.Komunikasi dari bawahan kepada atasan
dilakukan
untuk
menyampaikan
ide-ide,
masukan-masukan
dari
bawahannya. Selain itu juga untuk keluhan-keluhan yang dirasakan
pegawainya. Sedangkan Komunikasi horizontal yaitu komunikasi sesama
76
77
karyawan dilakukan untuk koordinasi kerja, masalah personil, dan tugastugas pokok. Selain itu, menjalin hubungan baik antara karyawan dan
saling berbagi informasi tentang perusahaan.
B. Saran
Dari uraian yang dikemukakandanfakta yang ditemukan.Maka saran-saran
penulissebagaiberikut:
1. Penulisberharap agar parakaryawan PT. ArgaBangunBangsa ESQ
Leadership Center selalu update tentang ESQ melalui media online
dandiberitahukanmelaluitulisanatausecaralangsung.
2. Dalam menyampaikan informasi tentang ESQ ataupun pekerjaan
kepada seluruh sebaiknya dilakukan melalui media tulisan juga, karena
jika hanya menggunakan media online dan tidak semua karyawan
selalu update membuka jejaring sosial yang digunakan.
3. Komunikasi dengan pimpinan harus selalu terjaga dengan baik dan
nyaman, karena pimpinan berkepentingan dalam segala hal di
perusahaan.
78
DaftarPustaka
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana, 2010.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.
Cangara, Hafied. PengantarIlmuKomunikasi. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada,
2000.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. cet. Ke-2, 2002.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2004.
Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya, 2007.
Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009.
Gibson, James L. dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga,
1993.
Ginanjar, Ary. “Your Partner in Character Building.” artikel diakses pada 7
Januari 2013 dari www.esqway165.com.
Kartono, Kartini. PemimpindanKepemimpinan. Jakarta: Raja GrafindoPersada,
2008.
Magazine, ESQ.Jujur Membawa Berkah. Jakarta: PT.Arga, Januari 2009.
Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek.
Malang: UMM Press, 2008.
Moleong, Lexy J. Metodologi
RemajaRosdaKarya, 2009.
Penelitian
Kualitatif
.
Bandung:
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi aksara, 2011.
Novianti, Dini. “Pola Komunikasi Organisasi Di Balai Besar Meteorologi dan
Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu
komunikasi dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.
79
Pace, R. W, &Don F. F. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Bandung: Rosdakarya, 2006.
Partanto, Puis A, & M. Dahlan Al-barthy. Kamus Besar Bahasa Ilmiah Popular.
Surabaya: Arkola, 1994.
Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006.
Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta, 2009.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
Sarjan.Aku Bangga Menjadi Warga Negara. Solo: Platinum, 2012.
Soyomukti, Nurani. PengantarIlmuKomunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010.
Suprapto, Tommy. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: CAPS. 2011.
Susanto, Astrid S. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek Hubungan Masyarakat
dan Periklanan. Bandung: Binacipta, 1989.
Syauqi, M. Tugas Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Arga Bangun Bangsa, 2013.
Udaya, Jusuf. Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Apikasi. Jakarta: Arcan,
1995
Wiryanto.PengantarIlmuKomunikasi. Jakarta: Grasindo, 2004
Wursanto, Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta: Kanisius, 1987.
Daftar Pustaka
Agama, Kementrian RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: PT. Tehazed, 2010.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana, 2010.
--------------------. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2000.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. cet. Ke-2, 2002.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2004.
-------------------. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya,
2007.
Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009.
Gibson, James L. dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga,
1993.
Ginanjar, Ary. “Your Partner in Character Building.” artikel diakses pada 7
Januari 2013 dari www.esqway165.com.
Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008.
Magazine, ESQ. Jujur Membawa Berkah. Jakarta: PT.Arga, Januari 2009.
Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek.
Malang: UMM Press, 2008.
Moleong, Lexy J. Metodologi
RemajaRosdaKarya, 2009.
Penelitian
Kualitatif
.
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi aksara, 2011.
78
Bandung:
79
Novianti, Dini. “Pola Komunikasi Organisasi Di Balai Besar Meteorologi dan
Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu
komunikasi dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.
Pace, R. W, &Don F. F. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Bandung: Rosdakarya, 2006.
Partanto, Puis A, & M. Dahlan Al-barthy. Kamus Besar Bahasa Ilmiah Popular.
Surabaya: Arkola, 1994.
Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006.
Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta, 2009.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
Sarjan. Aku Bangga Menjadi Warga Negara. Solo: Platinum, 2012.
Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010.
Suprapto, Tommy. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: CAPS. 2011.
Susanto, Astrid S. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek Hubungan Masyarakat
dan Periklanan. Bandung: Binacipta, 1989.
Syauqi, M. Tugas Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Arga Bangun Bangsa, 2013.
Udaya, Jusuf. Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Apikasi. Jakarta: Arcan,
1995
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 2004
Wursanto, Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta: Kanisius, 1987.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Struktur Organisasi PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center
Directorate Customer Development
Directorat Finance dan Admin
Directorate Operations
DIRECTORATE TRAINING
PT. Arga Tilanta
Download