BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan membutuhkan modal untuk dapat berkembang. Dalam
usahanya upaya untuk memperoleh modal, perusahaan harus memiliki daya tarik
berupa jaminan akan prospek perusahaan yang bagus di masa depan. Prospek
perusahaan tergambar dari laporan keuanganya, terutama laporan yang memuat
tentang informasi laba. Mengingat pihak manajemen sebagai pengelola
perusahaan mengetahui lebih banyak informasi internal dibandingkan para
pemegang saham maka informasi laba ini sangat rentan dimanipulasi.
Joosten (2012) menyatakan bahwa untuk menghindari penurunan harga
saham yang diakibatkan oleh tidak terpenuhinya harapan investor akan
pelaporan laba yang positif dan sesuai perkiraan analis, maka perusahaan akan
cenderung melakukan tindakan manajemen laba. Ini sesuai dengan penelitian
Graham et al (2005) yang menemukan bahwa perusahaan – perusahaan besar
melakukan manajemen laba agar target laba mereka terpenuhi.
Pendapatan perusahaan terdiri dari dua komponen yaitu cash flow yang
berasal dari kegiatan operasional dan akrual menjadikan perusahaan mempunyai
dua cara untuk melakukan manajemen laba. Cara pertama adalah dengan
melakukan manajemen laba berbasis akrual, yaitu dengan cara mengubah tingkat
akrual untuk mendapatkan level pendapatan yang dikehendaki (Healy dan
Wahlen, 1999). Cara kedua adalah dengan melakukan manajemen laba secara
riil, yaitu dengan cara mengubah timing atau struktur operasional perusahaan,
investasi maupun keputusan finansial seperti mengurangi dana untuk penelitian
dan pemasaran, meningkatkan penjualan dengan diskon harga serta mengurangi
investasi modal (Chen et al, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Leuz et al (2003), Yu (2008), Degeorge
et al (2013) dan Enomoto et al(2015) menunjukkan bahwa manajemen laba
berbasis akrual lebih sering dilakukan di negara – negara yang tingkat
perlindungan investornya lemah, sedangkan di negara – negara dengan tingkat
perlindungan investor yang kuat, perusahaan – perusahaan memilih manajemen
laba berdasarkan manipulasi aktivitas riil.
1
Menurut Joosten (2012), terjadi perubahan trend manajemen laba dari
manajemen laba berbasis akrual menjadi manajemen laba riil disebabkan oleh
semakin ketatnya pengawasan dan regulasi dalam pelaporan keuangan. Selain
itu manipulasi laba melalui aktivitas riil juga lebih sulit dideteksi oleh pemegang
saham daripada manipulasi laba secara akrual (Kothari, 2012).
Perubahan trend manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan juga
menimbulkan pergeseran penelitian menjadi fokus pada manajemen laba riil dari
sebelumnya manajemen laba berdasarkan akrual. Graham et al (2005),
Roychodwury (2006), Cohen et al (2008), dan Joosten (2012), menunjukkan
pentingnya memahami manajemen laba berdasarkan manipulasi aktivitas riil
selain manajemen laba berbasis akrual. Sementara penelitian yang dilakukan
oleh Yu (2008), Zang (2012), Degeorge et al (2013) dan Enomoto et al (2015)
menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya melakukan manajemen laba secara
akrual tapi juga secara riil tergantung pada berbagai kondisi yang dihadapi.
Manajemen laba yang dilakukan perusahaan menyebabkan terjadinya
kekaburan laba (earning opacity). Kekaburan laba mengandung arti bahwa
informasi laba perusahaan tidak dapat
menggambarkan laba ekonomi
sesungguhnya (Bhattacharya et al, 2003). Kemudian menurut Sunarto (2008),
apabila laba mengandung kekaburan, maka akan tercipta resiko informasi.
Untuk menutupi resiko informasi ini investor memperbesar tingkat
pengembalian yang disyaratkan (required rate of return). Peningkatan pada
required rate of return akan meningkatkan cost of equity.
Dechow et al (1996) melakukan penelitian terhadap semua perusahaan
di Amerika Serikat yang terkena Sanksi Securities Exchange Commission (SEC)
karena melakukan pelanggaran terhadap aturan pelaporan keuangan. Dechow et
al memperkecil sampel penelitianya menjadi perusahaan yang terkena sanksi
SEC karena melakukan manipulasi laba. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa
perusahaan yang mendapatkan sangsi dari SEC karena melakukan manajemen
laba, biaya modalnya lebih tinggi dibandingkan dengan sampel kontrol. Sampel
kontrol yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah perusahaan dengan
bidang usaha yang sejenis dan ukuran perusahaan yang relatif sama namun tidak
mendapatkan sanksi dari SEC. Dari uraian di atas nampak bahwa manajemen
laba mempunyai hubungan positif dengan cost of equity capital.
2
Ukuran perusahaan juga mempunyai korelasi dengan cost of equity
capital. Semakin besar ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total
asetnya, akan memilki resiko yang lebih kecil (Asbaugh dan Collins, 2008).
Menurut Banz (1981), investor akan menuntut tingkat return yang lebih tinggi
pada perusahaan yang memiliki resiko yang tinggi. Dengan semakin besarnya
tingkat return yang diharapkan oleh investor, maka cost of equity capital yang
dikeluarkan perusahaan juga akan semakin besar. Hal ini dikarenakan
perusahaan harus mengkompensasikan tingkat return yang diharapkan oleh
investor dengan memperbesar dividen yield.
Penelitian – penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap cost of equity capital. Annin (1997), Omran
dan Pointon (2004) serta Kien Pham, Suchard dan Zein (2005) mendapatkan
bukti empiris ukuran perusahaan berhubungan negatif dengan cost of equity
capital.
Likuiditas saham dan resiko merupakan pertimbangan penting yang
digunakan investor ketika menanamkan modalnya. Secara umum, suatu saham
dapat dianggap likuid ketika dapat dibeli atau dijual dengan segera, dalam
jumlah yang besar dan tanpa menggerakkan harga (Pastor dan Stambaugh,
2002). Foucault (2006) menyatakan bahwa likuiditas yang rendah akan
meningkatkan biaya transaksi. Ini mengakibatkan investor menginginkan
expected return yang lebih tinggi apabila bertransaksi saham yang tidak likuid.
Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian Acharyaa dan Pedersen (2005)
yang menemukan bahwa expected return akan membesar sejalan dengan tingkat
ilikuiditas market dan ilikuiditas saham perusahaan yang bersangkutan.
Peningkatan pada expected return berarti peningkatan pula pada cost of equity
capital yang dikeluarkan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memiliki ketertarikan untuk meneliti
hubungan manajemen laba riil, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap cost
of equity capital perusahaan yang masuk dalam indeks LQ-45 dan JII (Jakarta
Islamic Index).
3
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diungkapkan, penulis menetapkan tiga
rumusan masalah, yaitu:
1. Apakah manajemen laba riil berpengaruh terhadap cost of equity
capitalpada perusahaan yang tergabung di indeks JII dan LQ 45?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap cost of equity
capitalpada perusahaan yang tergabung di indeks JII dan LQ 45?
3. Apakah likuiditas saham berpengaruh terhadap cost of equity
capitalpada perusahaan yang tergabung di indeks JII dan LQ 45?
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini secara umum menganalisis pengaruh
manajemen laba riil, ukuran perusahaan, dan likuiditas saham terhadap cost of
equity capital. Namun secara spesifik tujuan penelitian ini meliputi tiga hal,
yaitu:
1.
Menganalisis pengaruh manajemen laba riil terhadap cost of equity
capital perusahaanyang terdaftar dalam indeks LQ 45 dan JII.
2.
Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap cost of equity
capital perusahaanyang terdaftar dalam indeks LQ 45 dan JII.
3.
Menganalisis pengaruh likuiditas saham terhadap cost of equity
capital perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 dan JII.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Investor,hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi.
2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan manajemen laba,
ukuran perusahaan, likuiditas dan cost of equity capital.
3. Bagi regulator, diharapkan hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai
dasar dalam pembuatan regulasi dan kebijakan untuk pasar modal yang
ada di Indonesia.
4
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
lima bab yaitu:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian;
manfaat penelitian; dan sistematika penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi uraian dari teori – teori manajemen laba, manajemen laba riil,
ukuran perusahaan, likuiditas, indeks syariah JII, indeks konvensional LQ 45,
penelitian terdahulu, perumusan hipotesis dan kerangka penelitian.
Bab III Metode Penelitian
Berisi mengenai desain penelitian, populasi dan sampel, sumber data, metode
pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel dan teknik
analisis yang digunakan.
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang hasil analisis data dan hasil pengujian secara
sistematis dan berurutan, serta pembahasan.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan dan saran berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan.
5
Download